44
Obstruksi Saluran Napas Atas Leliana Saleh Wasobirin

Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Obstruksi Saluran Napas Atas

Leliana SalehWasobirin

Page 2: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Anatomi Saluran Pernapasan

Page 3: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 4: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Obstruksi saluran napas atas

• Kegagalan sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas sering menyebabkan gagal napas.

Page 5: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Gejala dan tanda obstruksi saluran nafas atas

• Suara berkumur• Suara nafas abnormal (stridor)• Pasien gelisah karena hipoksia• Bernafas menggunakan otot nafas tambahan / gerak dada

paradoks – retraksi trakea/ dinding dada• Kesulitan bernafas• Sianosis• Penurunan kesadaran• Tersedak

Page 6: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Obstruksi hidung1. Kelainan struktural : Kelainan septum, polip,

hipertrofi adenoid2. Alergi: rinistis alergi3. Tumor hidung4. Trauma hidung5. Benda asing di hidung

Page 7: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Polip hidung

• Massa lunak yg mengandung banyak cairan di dlm rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, terjadi akibat inflamasi mukosa.

• Biasanya tumbuh dari KOM• Pertumbuhan polip : polip

koana, polip antero-koana• Gejala: rinore jernih-

purulen, nyeri pd hidung & kepala bagian frontal, PND, suara sungau

• Stadium : 1. Terbatas di meatus medius2. Sudah keluar dari meatus medius

tp blm memenuhi rongga hidung3. Polip masif

• PF: hidung tampak mekar, rinoskopi anterior massa berwarna pucat & mudah digerakkan

• PP: foto polos sinus paranasal, TK, Ct scan

• Tata laksana: medikamentosa, polipektomi

Page 8: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Kelainan septum1. Deviasi septum

– penyebab: trauma, ketidakseimbangan pertumbuhan

– Bentuk deformitas: krista, spina, sinekia– Gejala: hidung tersumbat, nyeri kepala &

sekitar mata, gangguan penciuman– PF: rinoskopi anterior: deformitas septum

sesuai bentuk– Tatalaksana: koreksi septum.

2. Hemtoma septum– akibat trauma– Gejala: sumbatan hidumg, nyeri– PF: bentuk bulat, licin, berwarna merah– Tatalaksana: drainase (pungsi) insisi

tampon, antibiotik

3. Abses septum– Penyebab: trauma,

komplikasi dari hematoma septum

– Gejala: hidung tersumbat progresif, nyeri berat, demam, sakit kepala

– PF: pembengkakan septum, permukaan licin

– Tatalaksana: drainase, insisi, antibiotik, analgetik

Page 9: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

hipertrofi adenoid

• Pembesaran jaringan limfoid pd dinding posterior nasofaring & termasuk dlm cincin waldeyer.

• Normalnya: Resolusi spontan usia 18-20 th

• Gejala: sumbatan koana & sumbatan tuba eustaschius

• PF: rinoskopi anterior tertahannya gerakan velum palatum mole pd saat fonasi. Rinoskopi posterior

• Tatalaksana: adenoidektomi

Page 10: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Rinitis alergi• Penyakit inflamasi yg disebabkan oleh

reaksi alergi pd pasien atopi yg sebelumnya sudah tersensitasi dgn alergen yg sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulang dgn alergen spesifik trsbt.

• Gejala: bersin berulang, rinore (encer & banyak), hidung tersumbat, hidung &mata gatal, kadang lakrimasi.

• PF: Allergic shiner, allergic salute, allergic crease. Rinoskopi anterior: mukosa edema, basah, livid, sekret encer & banyak. Dinding post faring tampak granuler & edem, dinding lateral faring menebal, lidah seperti gambaran peta.

• PP: in vitrohit eosinofil & IgE normal/meningkat, ELISA. In vivoSET, IPDFT.

• Tatalaksana: menghindari kontak dgn alergen, medikmentosa,operatif.

• Komplikasi: polip,OME, sinus paranasal

Page 11: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Tumor Hidung

• Tersering: papiloma• Tumor jinak di kavum nasi

scr klinis bersifat destruktif ke jaringan sekitarnya perlu penanganan seperti tumor ganas.

• Gejala: mirip polip nasi, lbh keras, padat, tdk mengkilat. Umumnya tumbuh di dindinglateral hidung.

• Pembedahan luas, radiasi tdk dianjurkan.

Page 12: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Trauma hidung• Berdasarkan waktunya:

trauma baru (kalus blm terbentuk), trauma lama (akhir minggu ke2 trauma)

• Berdasarkan hub dgn dunia luar: trauma terbuka dan tertutup

• Arah trauma: dari lateral, frontal, inferior

• Tanda: deformitas, deviasi, kelainan bentuk, edema, hematoma, nyeri, luka robek, dll.

• PP: radiologi anteroposterior dan lateral

• Tatalaksana: periksa sumbatan jalan napas, reposisi hidung.

Page 13: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Benda asing di hidung• Sering ditemukan pada anak-anak sebagai

penyebab sumbatan hidung• Benda asing lazimnya manik-manik,

kancing, karet penghapus, kelereng, kacang polong dll.

• Gejala yang lazim adalah Obstruksi Unilateral. Sekret mukopurulen dan sekret yang berbau.

• Gejala:Stadium 1: batuk-batuk hebat secara tiba-tiba,

rasa tercekik, tersumbatStadium 2: gejala stadium permulaan diikuti

oleh interval asimtomatik, krn benda asing tersangkut, refleks melemah dan gejala akut menghilang

Stadium 3: obstruksi, erosi atau infeksi akibat benda asing : batuk-batuk, hemoptisis.

• Bahaya benda asing tersebut adalah nekrosis, Infeksi Sekunder dan Aspirasi Saluran Napas

• PF: tampak mukosa hidung edem dan inflamasi unilateral

• Tatalaksana: benda asing permukaan kasar menggunakan forsep, bila bulat & licin menggunakan pengait yg ujungnya tumpul.

Page 14: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Obstruksi faring

1. Infeksi : tonsilitis, abses leher dalam2. Benda asing3. Tumor: karsinoma nasofaring

Page 15: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Tonsilitis

• Peradangan tonsil palatina

• Virus:– Gejala: seperti common

cold & nyeri tenggorokan– PF: tergantung kuman

penyebab, luka-luka kecil pd palatum, tonsil sangat nyeri, pembesaran tosil

– Tatalaksana: istirahat, minum cukup, analgetik & antivirus (bila diperlukan)

• Bakteri– Gejala: nyeri tenggorok,

nyeri menelan, demam, lesu, nyeri sendi, nafsu mkn menurun, otalgia.

– PF: tonil membengkak, hiperemis, detritus +, pembesaran kelenjar submandibula, nyeri tekan.

– Tatalaksana: antipiretik, antibiotik.

Page 16: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Benda asing di orofaring dan hipofaring

• Dapat tersangkut antara lain di tonsil, dasar lidah, valekula, sinus pirifoemis yang menimbulkan odinofagia

• Tatalaksana: – Benda asing di tonsil : menggunakan pinset

atau cunam– Benda asing didasar lidah : menggunakan

cunam dg bantuan kaca tenggorok yg besar

Page 17: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Karsinoma nasofaring• Gejala & tanda:

– Gejala telinga tinitus, otalgia, & penurunan pendengaran,

– Gejala mata dan syaraf Diplopia & neuralgia trigeminal

– Gejala nasofaring epistaksis ringan / sumbatan.

– Gejala metastasis ke leher benjolan pada leher

• Histopatologi Karsinoma Nasofaring (WHO)

1. Karsinoma sel skuamosa berkeratin

2. Karsinoma tidak berkeratinisasi3. Karsinoma tidak berdiferensiasi

Etiologi: Epstein-Barr virusFaktor lain : letak geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, lingkungan, kebiasaan hidup nitrosamin, sosial ekonomi

Page 18: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Lanjutan KNF

Diagnosis:Pemeriksaan radiologi konvensional foto tengkorak potongan antero- postorior lateral, dan posisi watersPemeriksaan tomografi, CT Scan nasofaring, paling dipercaya untuk menetapkan stadium tumor dan perluasan tumorPemeriksaan serologi, berupa pemeriksaan titer antibodi terhadap virus Epsten-Barr ( EBV )Diagnosis pasti biopsi nasofaring: biopsi dari hidung atau mulutPemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal untuk mendeteksi adanya metatasis.

• Penatalaksanaan:Stadium I : RadioterapiStadium II dan III : KemoradiasiStadium IV dengan N < 6 cm: KemoradiasiStadium IV dengan N > 6 cm: Kemoterapi

dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi

Terapi:• Utama : radioterapi• Pengobatan tambahan

• diseksi leher• pemberian tetrasiklin• factor transfer• Interferon• Kemoterapi• Seroterapi• vaksin • anti virus.

Page 19: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Staging The AJCC/UICC classification system is as follows:

• Primary tumor (T)– TX –tumor primer tidak dapat dinilai– T0 – tidak tampak tumor– Tis - Carcinoma in situ– T1 –tumor terbatas di nasofaring– T2 –tumor meluas ke jaringan lunak

• T2a –perluasan tumor ke orofaring/rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring

• T2b –disertai perluasan ke parafaring– T3 –tumor menginvasi struktur tulang

dan/sinus paranasal– T4 –tumor dengan perluasan

intrakranial dan/atau terdapat keterlibatan saraf kranial,fosaa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator.

• Regional lymph nodes (N)– NX –pembesaran KGB tidak dapat dinilai– N0 –tidak ada pembesaran– N1 –metastasis KGB unilateral, dengan

ukuran terbesar ≤ 6 cm, diatas fossa supraklavikula

– N2 - metastasis KGB bilateral, dengan ukuran terbesar ≤ 6 cm, diatas fossa supraklavikula

– N3 - metastasis KGB bilateral, dengan ukuran >6 cm, atau terletak didalam fossa supraklavikula• N3a –ukuran > 6 cm• N3b –di dalam fossa supraklavikula

• Distant metastasis (M)– MX –metastasis jauh tidak dapat dinilai– M0 – tidak ada metastasis jauh– M1 – terdapat metastasis jauh

Page 20: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 21: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 22: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

• Follow up– Perlu follow up

setidaknya 10 tahun karena terdapat risiko terjadinya rekurensi

• Pencegahan – Pemberian vaksinasi – Migrasi penduduk dari

daerah resiko tinggi– Penyuluhan

• Prognosis

Page 23: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 24: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Kelainan laring

Page 25: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

1. Kelainan kongenital

a. Laringomalasi • Epiglotis melemah

inspirasi epiglotis tertarik kebawah dan menutup rima glotis bila bernafas bernafas berbunyi (stridor).

• Tanda: cekungan (retraksi) didaerah suprasternal, epigastrium, interkostal, dan supraklavikular.

• Penatalaksanaan: intubasi endotrakea

Page 26: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

b. Stenosis subglotik• Etiologi:

1. Penebalan jaringan mukosa dengan hiperplasia kelenjar mukus dan fibrosis

2. Kelainan bentuk tulang rawan krikoid dengan lumen yang lebih kecil

3. Ukuran tulang rawan krikoid yang lebih kecil

4. Pergeseran cincin trakea• Tanda: cekungan (retraksi) didaerah

suprasternal, epigastrium, interkostal, dan supraklavikular.

• Penatalaksanaan: dilatasi dengan laser CO2, pembedahan.

Page 27: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

c. Selaput dilaring• Tumbuh didaerah glotis, supraglotis, subglotik• Terdapat gejala sumbatan laring• Penatalaksanaan: bedah mikro laring untuk

membuang selaput

d. kista kongenital• Tumbuh dipangkal lidah• Mengangkat kista dengan bedah mikro

Page 28: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

e. Hemangioma• Tumbuh di daerah subglotik• Gejala: hemoptisis disertai sumbatan laring• Penatalaksanaan: bedah laser, kortikosteroid.

f. Fistel laringotrakea-esofagal• Kegagalan penutupan dinding posterior

kartilago krikoid• Terdapat gejala pneumonia dan terdapat gejala

sumbatan laring• Penatalaksanaan: aspirasi cairan dari esofagus

Page 29: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

2. Peradangan laringa. Laringitis akut• Etiologi: bakteri atau virus• Gejala & tanda: demam, malaise,

disfoni, nyeri menelan atau bicara, serta gejala sumbatan laring.

• Pf: mukosa laring hiperemis, membengkak

• Penatalaksanaan: istirahat bicara 2-3 hari, menghirup udara lembab, menghindari iritasi,.

Antibiotik (bila peradangan dari paru)

sumbatan laring: pemasangan pipa endotrkea atau trakeostomi

Page 30: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

b. Laringitis kronik• Etiologi: sinusitis kronik, deviasi septum,

polip hidung, bronkitis kronik• Gejala: suara purau, rasa tersangkut

ditenggorok, sering mendehem.• Pf: mukosa menebal, permukaan tidak rata dan

hiperemis,• Tatalaksana: mengobati peradangan hidung,

faring serta bronkus.

Page 31: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

c. Laringitis kronik spesifikLaringitis tuberkulosis• Secara klinik terdiri dari 4 stadium:

1. Stadium infiltrasi

2. Stadium Ulserasi

3. Stadium perikondritis

4. Stadium fibrotuberkulosis

gejala : rasa kering, panas dan tertekan, suara purau, hemotisis, nyeri menelan.

• Tatalaksana: obat anti tuberkulosis primer dan skunder, istirahat suara

Page 32: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Laringitis leutika • Radang laring menahun yang stadium tertier-

nya terjadi pembentukan guma (menyerupai keganasan laring)

• Gambaran klinik: guma pecah ulkus yang dalam perikondiritis

• Gejala: suara parau, batuk kronik, dan disfagia.• Tatalaksana: penisilin dengan dosis tinggi,

pengangkatan squester, bila terdapat sumbatan laring dilakukan trakeostomi

Page 33: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

3. Lesi jinak laringa. Nodul pita suara• Etiologi: penyalah gunaan

suara dalam waktu yang lama• Gejala: suara purau, kadang

disertai batuk• Pf: nodul dipita suara sebesar

kacang hijau atau lebih kecil berwarna keputihan

• Tatalaksana: istirahat bicara, bila dicurigai keganasan dilakukan bedah mikro.

Page 34: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

b. Polip pita suara• Etiolog: Proses radang menahun dari

subepitel pitasuara (merokok, penggunaan suara berlebihan)

• Gejala: suara purau• Polip mukois berwarna keabu-abuan• Polip angiomatosa berwarna merah

tua• Tatalaksana: bedah mikro laring dan

pemeriksaan PA

c. Kista pita suara• Kista retensi kelenjar liur minor

laring tersumbatnya kelenjar• Etiologi: iritasi kronik, infeksi,

refluks esofageal• Gejala: suara purau• Bedah minor laring

Page 35: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

4. Kelumpuhan pita suara

• Etiologi: trauma kepala pada saat lahir, keganasan, trauma leher.

• Gejala: suara purau, stridor, kesulitan menelan.

• Tatalaksana: terapi suara, bedah pita suara

Page 36: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Penaggulangan sumbatan laring • Menghilangkan penyebab sumbatan dengan cepat

atau membuat jalan nafas baru yang dapt menjamin ventilasi.

• Gejala dan tanda:

1. disfoni

2. Dispneu

3. stridor

4. Cekungan di suprasternal, epigastirum supraklavikula dan interkostal.

5. Gelisah

6. Pucat

Page 37: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

4 stadium sumbatan laring beserta tanda dan gejala menurut jackson

1. Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu inspirasi dan pasien tenang

2. Cekungan pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi cekungan di epigastrium, stridor waktu inspirasi dan pasien tampak mulai gelisah

3. Cekungan didaerah suprasternal epigastrium, infraklavikula, dan interkostal. Stridor saat inspirasi dan ekspirasi, pasien tampak sangat gelisah dan dispneu

4. Cekungan-cekungan diatas bertambah jelas pasien sangat gelisah tampak sangat ketaukutan dan sianosis

Page 38: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Intubasi endotrakea• Indikasi:

1. Untuk mengatasi sumbatan saluran nafas bagian atas

2. Membantu ventilasi

3. Memudahkan mengisap sekret dari traktus trakeo-bronkial

4. Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

Page 39: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 40: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Trakeostomi

• Indikasi:

1. Mengatasi obstruksi laring

2. Mengurangi spasi ruangan disaluran nafas atas seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring

3. Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus

4. Untuk memasang respirator

5. Untuk mengambil benda asing dari subglotik

Page 41: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso
Page 42: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

krikotirotomi

Page 43: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

Daftar pustaka

• Kaufman JA, Bellafsky PC. Infectious and inflammatory diseases of the larynx. In: Snow JB jr, Ballenger JJ eds. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Sugery 16th ed. BC Decker inc 2003: p.1185-217

• Ludlow CL, Mann EA. Neurogenic and functional disorders of Larynx. In: Snow JB jr, Ballenger JJ eds. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Sugery 16th ed. BC Decker inc 2003: p.1218-53

• Lusk RP. Congenital anomalies of the larynx. In: Snow JB jr, Ballenger JJ eds. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Sugery 16th ed. BC Decker inc 2003: p.1048-72

• Adams GL, Boies LR, Paparella MM. Tracheostomy. In Adams GC, Boies LR, Hilger PA. Fundamental of otolaryngology. 6th ed. Philadelphia, WB Saunders Co, 1989: p.705-16

• Ballenger JJ. Tracheostomy. Diseases of the nose, throat, ear, head and neck 14th ed. Lea Febiger, Philadephia, London, 1991: p.543-7

• Tambunan KL, Ahmadyah I, Iskandar N, Madjid AS, Sastro Satomo H. Buku panduan gawat darurat jilid 1. keadaan darurat yang mengancam nyawa, Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 1990: h.111-2, 119-20

Page 44: Obstruksi Saluran Napas Atas Ana Waso

feedback• OSNA pada kegawatdaruratan• Faringitis: bikim obstruksi napas tp bkn kasus emergency (lihat

gejala&tanda obst)• Sesak: kemungkinan hidung atau orofaring. Klo oro kaya org mkn kentang

panas, klo laring: suara serak.• Perbedaan:

– OSNA inspirasi: hidung, faring, laring– Ekspirasi: sal napas atas (trakhea, bronkhitis, dll)– Sadar buruk: buat orang tenang dulu – OSNA orang sadar lbh baik dr yg gak sadar soalnya yg sadar msh bs buka mulut– Emergency, tenangkan pasien, pasang oksigen, tentuin dari hidung/oro atau

laring (pd laring hati2 klo ada tumor laring)• Heimlich untuk sumbatan total• Headtilt chinlift: untuk sumbatan hidung dan oro