Upload
rio-firmansyah
View
235
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Al Islam
Citation preview
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Nama : Octafrieanna Ayu Putri
NIM : 2010437017
Jurusan : Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta
Mata Kuliah : Al- Islam III
Dosen : Drs. Didi Sunardi
1. Konsep keluarga sakinah menurut Islam ( pengertian sakinah mawaddah
warahmah, memilih calon pendamping, tujuan perkawinan, hak dan
kewajiban suami dan istri ).
Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial. Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga
terpenting dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal
Islami khususnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang
dimainkan oleh keluarga, yaitu mencetak dan menumbuhkan generasi
masa depan, pilar penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat
bagi negara.
Penggunaan nama sakinah pasti diambil dari al Qur’an surat 30:21,
litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi
manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam
bahasa Arab, kata sakinah didalamnya terkandung arti tenang, terhormat,
aman, penuh kasih sayang,mantap dan memperoleh
pembelaan. Pengertian ini pula yang dipakai dalam ayat-ayat al Qur’an
dan hadis dalam kontek kehidupan . Jadi keluarga sakinah adalah kondisi
yang sangat ideal dalam manusia kehidupan keluarga, dan yang ideal
biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi
ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta
butuh waktu serta pengorbanan.
Diantara simpul-simpul yang dapat mengantar pada keluarga sakinah tersebut adalah :
1. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah
adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan “nggemesi”,
1
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan
siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin
kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan
menumbuhkan mawaddah.
2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan,
seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum
libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu (a) menutup
aurat, (b) melindungi diri dari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami
terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal
tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak
menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit,
suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga
sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga
harus tampil membanggakanisteri, jangan terbalik di luaran tampil menarik
orang banyak, di rumah“nglombrot” menyebalkan.
3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial
dianggap patut (ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil
ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya
harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan
oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.
4. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza
aradallohu bi ahli baitin khoiran dst); (a) memiliki kecenderungan kepada
agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi
yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.
5. Menurut hadis Nabi juga, empat hal akan menjadi faktor yang
mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i), yakni
(a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), (b) anak-anak yang berbakti,
(c) lingkungan sosial yang sehat , dan (d) dekat rizkinya.
Allah SWT telah berjanji di dalam kalamnya bahwa dia menciptakan
manusia ini dengan berpasang-pasangan sebagai mana. Firman Allah
SWT (Surah An Najm Ayat 45-46) ط�ف�ة�� ن من� �ى �ث و�األن �ر� الذ�ك �ن ي و�ج� الز� ل�ق� خ� �ه� �ن و�أ
�م�ن�ى ت ذ�ا إ
2
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
45. Dan sesungguhnya, Dialah Yang menciptakan pasangan (lelaki &
perempuan) 46. Dari air mani ketika dipancarkan (kedalam rahim)
Pada ayat ini dapat kita difahami bahwa setiap manusia ada
jodohnya masing masing. jadi janganlah risau jika kita itu tidak akan
mendapat jodoh di dunia, maka allah akan menggantinya kelak di akhirat.
Didalam mencari pendamping rasullullah telah bersabda :
“Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, baginda bersabda, “Perempuan
itu dinilai karena empat perkara Yaitu karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya dan agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama
niscaya kamu bahagia (Muttafaqun Alaihi). Dari hadis diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa mencari calon pendamping itu harus di perhatikan dulu
dan di lihat bagaimana pendamping (pasangan) itu menjalankan
kehidupannya sehari-hari dalam menjalankan aktivitasnya.pergaulan, tutur
katanya, pendidikannya kehormatannya, dan keturunannya.
maka dari itu coba kita perpikir sejenak apakah kreteria yang menjadi
pendamping (pasangan)kita sesuai dengan yang di anjurkan oleh agama?
mari kita selidiki bersama.
1. Jika seorang itu mencari pendamping karna hanya melihat dari pada
hartanya niscaya allah akan menghilangkan hartanya karena harta itu bisa
lenyap kapan saja tanpa kita ketahui.dan rasullulah bersabda yang
artinya:
**barang siapa yang menikahi perempuan karna hartanya niscaya allah
akan melenyakan harta dan kecantikannya dan barang siapa yang
menikahi karna agamanya niscaya allah akan memberi karunia dengan
harta dan kecantikannya.(alhadis)
2.Jika seorang itu mencari pendamping karna keturunannya maka ia akan
bertambah hina dan di hinakan, karena kebangsawan dari seorang
pendamping tidak akan berpindah kepada orang lain.
rasullullah bersabda :
3
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
**barang siapa menikahi seorang karna kebangsawanannya , niscaya
allah tidak akan menambah kecuali kehinaan.(alhadis)
3. Jika seorang itu mencari pendamping karna kecantikannya maka hal ini
agak sedikit lebih baik dari pada yang yang mencintai harta dan
kebangsawanannya, karna cinta kepada harta dan kebangsawanan akan
cepat lenyap, sedangkan kecantikan akan sedikit bertahan sampai tua,
jika dia tiada sombong dan angkuh,tapi rasul juga bersabda tentang
bahayanya mencintai karna kecantikan :
**janganlah kamu menikahi perempuan itu karna kecantikannya, mungkin
kecantikannya itu akan membawa kerusakan bagi mereka sendiri, dan
janganlah kamu menikahi mereka karna mengharap harta mereka,
mungkin karna hartanya itu akan menyebabkan mereka sombong,tapi
nikahilah mereka karna dasar agama, karna bahwasanya hamba sahaya
yang hitam lebih baik , asal ia beragama(HR=baihaqi)
4. jika seorang itu mencari pendamping karna agama dan budi perkerti
inilah yang paling sempurna dan baik,dan inilah yang patut untuk di
jadikan panutan atau pedoman hidup dalam mengarungi pernikahan,dan
dalam pergaulan.serta dapat menjadi dasar kerukunan dan kebahagian di
dalam berumah tangga. dalam alqur’an dan alhadist kita banyak
menjumpai anjuran untuk memilih agama yang paling utama, jadi sudah
sepatutnyalah kita untuk menerapkan dan melaksanakan perintah agama
yang telah h di gariskan dalam syariat islam.karna tiada yang lebih baik
hukum (undang-undang) selain dari pada syari’at islam.semoga allah
memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua dan memberi
kefahaman akan agamanya.
Tujuan Perkawinan dalam Islam
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi. Perkawinan
adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan
ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang perkawinan), bukan dengan
cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara orang sekarang ini
4
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain
sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.
2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
Sasaran utama dari disyari'atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya
ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji,
yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang
luhur. Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai
sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan
melindungi masyarakat dari kekacauan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda : "Artinya : Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara
kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih
menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan
barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum),
karena shaum itu dapat membentengi dirinya". (Hadits Shahih Riwayat
Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya Thalaq
(perceraian), jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-
batas Allah, sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut :
"Artinya : Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan
kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya
tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah
hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa
yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang
dhalim". (Al-Baqarah : 229).
Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari'at Allah. Dan
dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan
batas-batas Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah
lanjutan ayat di atas : "Artinya : Kemudian jika si suami menthalaqnya
(sesudah thalaq yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya
5
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
hingga dikawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang
pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan
dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah,
diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui ". (Al-Baqarah:230).
Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri
melaksanakan syari'at Islam dalam rumah tangganya. Hukum
ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syari'at Islam adalah WAJIB.
Hak Bersama Suami Istri
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan
rahmah.(Ar-Rum:21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing
pasangannya.(An-Nisa’:19-Al-Hujuraat:10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
Adab Suami Kepada Istri
- Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam
menjalankan agama. (At-Taubah: 24)
- Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan
Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
- Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang
sholehah. (AI-Furqan: 74)
- Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar,
Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya
dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
- Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan
berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c)
Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) …
‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan
6
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
kepada Allah.
- Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik
akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
- Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan
anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
- Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
- Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga.
Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka,
ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
- Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya.
(Abu Ya’la)
- Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh
kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
- Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya
pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak
berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
- Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada
istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-
Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
- Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
- Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
- Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
- Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami
wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun
secara paksa. (AIGhazali)
7
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
- Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat
terlebih dahulu kepada istrinya.
Adab Isteri Kepada Suami
- Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum
laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
- Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat
lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
- Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’:
39)
- Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun
sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
- Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk
menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan
melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
- Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt.
mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak
suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
- Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal
dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah,
TIrmidzi)
- Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi
saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan
perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
- Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
- Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan
suami(Thabrani)
8
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
- Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di
belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
- Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2)
Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan
Al-Bashri)
- Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya
selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
- Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka
dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
Sumber :
http://wordskripsi.blogspot.com/2010/02/konsep-keluarga-sakinah-
menurut.html
http://mubarok-institute.blogspot.com/
https://akramul.wordpress.com/2010/08/13/memilih-calon%C2%A0pendamping/
http://www.hendra.ws/hak-dan-kewajiban-suami-isteri-dalam-islam/comment-page-2/
2. Pandangan Islam terhadap Perkawinan Beda Agama ( Pengertian, hukum
perkawinan beda agama )
Masalah pernikahan berbeda keyakinan ini sebenarnya terbagi dalam 2
kasus keadaan, antara lain:
Kasus 1: Pernikahan antara laki-laki non-muslim dengan wanita muslim
Kasus 2: Pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita non-muslim
Pada kasus 1 kedua pihak ulama sepakat untuk mengharamkan
pernikahan yang terjadi pada keadaan seperti itu, seorang wanita muslim
9
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
haram hukumnya dan pernikahannya tidak sah bila menikah dengan laki-
laki non-muslim Al-Quran menjelaskan Dalam surat Al-Baqarah 221 Dan
janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran. (Surat Al-Baqarah Ayat 221)
Sedang pada kasus ke-2. Seorang laki-laki muslim dilarang
menikah dengan wanita non-muslim kecuali wanita ahli kitab, seperti yang
disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 5 Pada hari ini dihalalkan bagimu
yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab
itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan
dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan
di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan
maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang
siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam)
maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang
merugi.(Al-Maaidah Ayat 5)
Pada surat Al-Baqarah ayat 221 terang di jelaskan bahwa :Baik
laki-laki ataupun perempuan memiliki larangan untuk menikahi atau
dinikahkan oleh seorang musyrik.. dan dalam surat Al-Maidah di jelaskan
kembali bagi seorang laki-laki ,boleh menikahi AHLI KITAB. Namun
terdapat beberapa pendapat bahwa ahli kitab di sini bukanlah penganut
injil,ataupun taurat yang ada pada saat ini.Ahli kitab yang dimaksudkan
disini ialah mereka yang bersyahadat Mengakui adanya ALLAH akan
tetapi tidak mengakui adanya Muhamad.
10
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Perkawinan beda Agama menurut hukum Negara:
Perkawinan di Indonesia diatur oleh UU No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan. Berdasarkan UU tersebut perkawinan di definisikan sebagai
ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karenanya
dalam UU yang sama diatur bahwa perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu
serta telah dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendapat tentang Perkawinan beda Agama:
Seorang guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof.
Dr. Muhammad Daud Ali (alm.) menjelaskan dalam bukunya yang bejudul
“Perkawinan Antar Pemeluk Agama Yang Berbeda“.Perkawinan antara
orang-orang yang berbeda agama adalah penyimpangan dari pola umum
perkawinan yang benar menurut hukum agama dan Undang-undang
Perkawinan yang berlaku di tanah air kita. Untuk penyimpangan ini,
kendatipun merupakan kenyataan dalam masyarakat, tidak perlu dibuat
peraturan tersendiri, tidak perlu dilindungi oleh negara. Memberi
perlindungan hukum pada warga negara yang melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan Pancasila sebagai cita hukum bangsa dan kaidah
fundamental negara serta hukum agama yang berlaku di Indonesia, pada
pendapat saya selain tidak konstitusional, juga tidak legal.
Prof. HM Rasjidi, menteri agama pertama RI, dalam artikelnya di
Harian Abadi edisi 20 Agustus 1973, menyorot secara tajam RUU
Perkawinan yang dalam pasal 10 ayat (2) disebutkan: “Perbedaan karena
kebangsaan, suku, bangsa, negara asal, tempat asal,
agama, kepercayaan dan keturunan, tidak merupakan penghalang
perkawinan.
Pasal dalam RUU tersebut jelas ingin mengadopsi Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia pasal 16 yang menyatakan: “Lelaki dan
wanita yang sudah dewasa, tanpa sesuatu pembatasan karena suku,
kebangsaan dan agama, mempunyai hak untuk kawin dan membentuk
11
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
satu keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dengan hubungan
dengan perkawinan, selama dalam perkawinan dan dalam soal
perceraian.” khusus tentang pasal 16 tersebut, Hamka menulis
kesimpulan yang sangat tajam: “Oleh sebab itu dianggap kafir, fasiq, dan
zalim, orang-orang Islam yang meninggalkan hukum syariat Islam yang
jelas nyata itu. lalu pindah bergantung kepada “Hak-hak Asasi Manusia”
yang disahkan di Muktamar San Francisco, oleh sebagian anggota yang
membuat “Hak-hak Asasi” sendiri karena jaminan itu tidak ada dalam
agama yang mereka peluk.
Pernikahan Beda Agama yang ada pada saat ini:
Meskipun sudah dilarang, perkawinan beda agama masih terus
dilakukan. Berbagai cara ditempuh, demi mendapatkan pengakuan dari
Negara. ada beberapa cara yang populer ditempuh pasangan beda
agama agar pernikahannya dapat dilangsungkan.
1. Pagi menikah sesuai agama laki-laki, siangnya menikah sesuai dengan
agama perempuan.
2. Salah satu dari calon pengantin baik laki-laki ataupun perempuannya
mengalah mengikuti agama pasangannya.lalu setelah menikah dia
kembali kepada agamanya.
3. Menikah diluar negri
Untuk perkawinan beda agama yang ada pada saat ini, mantan
Menteri Agama Quraish Shihab berpendapat agar dikembalikan kepada
agama masing-masing. Yang jelas dalam jalinan pernikahan antara suami
dan istri, pertama harus didasari atas persamaan agama dan keyakinan
hidup. Namun pada kasus pernikahan beda agama, harus ada jaminan
dari agama yang dipeluk masing-masing suami dan istri agar tetap
menghormati agama pasangannya. “Jadi jangan ada sikap saling
menghalangi untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya
Pendapat berbeda disampaikan pengajar hukum Islam di UI Farida
Prihatini. Farida menegaskan bahwa MUI melarang perkawinan beda
12
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
agama. Pada prinsipnya, bukan hanya agama Islam. “Semua agama tidak
memperbolehkan kawin beda agama. Umatnya saja yang mencari
peluang-peluang. Perkawinannya dianggap tidak sah, dianggap tidak ada
perkwianan, tidak ada waris, anaknya juga ikut hubungan hukum dengan
ibunya. Farida jg menilai Pemerintah tidak tegas. Meskipun UU tidak
memperbolehkan kawin beda agama, tetapi Kantor Catatan Sipil bisa
menerima pencatatan perkawinan beda agama yang dilakukan di luar
negeri. Padahal,Kantor Catatan Sipil merupakan produk negara. Dengan
demikian, seharusnya yang dicatat KCS adalah sesuai dengan hukum
Indonesia. “Secara hukum tidak sah. Kalau kita melakukan perbuatan
hukum di luar negeri, baru sah sesuai dengan hukum kita dan sesuai
dengan hukum di negara tempat kita berada. Harusnya kantor catatan sipil
tidak boleh melakukan pencatatan,
Sumber : Salma Zuhriyah/blog/perkawinan beda agama
3. Konsep Gender menurut Islam ( Kedudukan laki-laki dan perempuan,
relevensi tanggung jawab, pembagian tugas dan kepemimpinan ).
Gender artinya suatu konsep, rancangan atau nilai yang mengacu
pada sistem hubungan sosial yang membedakan fungsi serta peran
perempuan dan laki-laki dikarenakan perbedaan biologis atau kodrat, yang
oleh masyarakat kemudian dibakukan menjadi ’budaya’ dan seakan tidak
lagi bisa ditawar, ini yang tepat bagi laki-laki dan itu
yang tepat bagi perempuan. Apalagi kemudian dikuatkan oleh nilai
ideologi, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya. Atau dengan kata lain,
gender adalah nilai yang dikonstruksi oleh masyarakat setempat yang
telah mengakar dalam bawah sadar kita seakan mutlak dan tidak bisa lagi
diganti. Jadi, kesetaraan gender adalah suatu keadaan di mana
perempuan dan laki-laki sama-sama menikmati status, kondisi, atau
kedudukan yang setara, sehingga terwujud secara penuh hak-hak an
potensinya bagi pembangunan di segala aspek kehidupan berkeluarga,
berbangsa dan bernegara. Islam mengamanahkan manusia untuk
memperhatikan konsep keseimbangan,
keserasian, keselarasan, keutuhan, baik sesama umat manusia maupun
13
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
dengan lingkungan alamnya. Konsep relasi gender dalam Islam lebih dari
sekedar mengatur keadilan gender dalam masyrakat, tetapi secara
teologis dan teleologis mengatur pola relasi mikrokosmos
(manusia), makrosrosmos (alam), dan Tuhan. Hanya dengan demikian
manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah, dan hanya
khalifah sukses yang dapat mencapai derajat abid sesungguhnya.
Di dalam ayat-ayat Alqur’an maupun sunnah nabi yang merupakan
sumber utama ajaran islam, terkandung nilai-nilai universal yang menjadi
petunjuk bagi kehidupan manusia dulu, kini dan akan datang. Nilai-nilai
tersebut antara lain nilai kemanusiaan, keadilan, kemerdekaan,
kesetaraan dan sebagainya. Berkaitan dengan nilai keadilan dan
kesetaraan, Islam tidak pernah mentolerir adanya perbedaan atau
perlakuan diskriminasi diantara umat manusia. Berikut ini beberapa hal
yang perlu diketahui mengenai kesetaraan Gender dalam Al-quran.
1. Apa yang Dimaksud dengan Istilah "Gender"?
Gender adalah pandangan atau keyakinan yang dibentuk
masyarakat tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan atau laki-
laki bertingkah laku maupun berpikir. Misalnya Pandangan bahwa seorang
perempuan ideal harus pandai memasak, pandai merawat diri, lemah-
lembut, atau keyakinan bahwa perempuan adalah mahluk yang sensitif,
emosional, selalu memakai perasaan. Sebaliknya seorang laki-laki sering
dilukiskan berjiwa pemimpin, pelindung, kepala rumah-tangga, rasional,
tegas dan sebagainya.
Singkatnya, gender adalah jenis kelamin sosial yang dibuat
masyarakat, yang belum tentu benar. Berbeda dengan Seks yang
merupakan jenis kelamin biologis ciptaan Tuhan, seperti perempuan
memiliki vagina, payudara, rahim, bisa melahirkan dan menyusui
sementara laki-laki memiliki jakun, penis, dan sperma, yang sudah ada
sejak dahulu kala.
14
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
2. Apakah Al-quran mengatur tentang kesetaraan Gender?
Ya, dalam alquran surat Al-Isra ayat 70 yang berbunyi ( ditulis
alqurannya dalam buku perempuan sebagai kepala rumah tangga hal 41)
Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia yaitu laki-laki dan
perempuan dalam bentuk yang terbaik dengan kedudukan yang paling
terhormat. Manusia juga diciptakan mulia dengan memiliki akal, perasaan
dan menerima petunjuk. Oleh karena itu Al-quran tidak mengenal
pembedaan antara lelaki dan perempuan karena dihadapan Allah SWT,
lelaki dan perempuan m
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/8162328/KOnsep-Gender-dalam-Pemahaman-
Islam
4. Konsep Mawaris dalam Islam ( Harta waris, sebab waris mewarisi, ahli
waris dan haknya ).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya
perpecahan, bahkan pertumpahan darah antara sesama saudara atau
kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris. Sehubungan dengan
hal itu, jauh sebelumnya Allah telah mempersiapkan dan menciptakan
tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil dan baik. Hamba
Allah diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek
kehidupan. Barang siapa membagi harta waris tidak sesuai dengan hukum
Allah akan menempatkan mereka di neraka selama-lamanya. Firman Allah
swt. Artinya:” Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkan ke
dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang
menghinakan ” (Q.S. An Nisa: 14).
A. Ketentuan Mawaris
Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-
cara
15
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
pembagian harta waris. Mawaris disebut juga faraidh karena mempelajari
bagian-bagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga ahli waris
tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan. Adapun hukum
mempelajarinya ialah fardhu kifayah.
1. Sebab-sebab seseorang menerima hartawarisan
menurut Islam ialah sebagai berikut:
a. Adanya pertalian darah dengan yang meninggal (mayat) baik
pertalian ke bawah ataupun ke atas.
b. Hubungan pernikahan, yaitu suami atau isteri.
c. Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang
kara, lalu meninggal maka harta waris masuk baitul mal.
d. Karena memerdekakan budak.
2. Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah sebagai
berikut
a.Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah
swt. berikut. Lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya: ” Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba
sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap
sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki yang baik dari Kami,
lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan
secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji
hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui”
( Q.S. An-Nahl:75).
b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta
dari yang dibunuh. Sabda Rasulullah SAW.
Artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang
dibunuhnya” (H.R. Nasai)
c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara
pewaris atau yang mati, murtad salah satunya.
3. Syarat berlakunya pewarisan ada tiga:
a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukmi.
b. Adanya harta warisan.
c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan.
16
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
B. AHLI WARIS
Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, ditinjau
jenisnya dapat dibagi dua, yaitu zawil furud dan ashobah.
Ahli ada dua jenis lelaki dan perempuan
1. Ahli Waris lelaki terdiri dari:
1. Anak laki-laki
2.Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
3. Ayah
4. Kakek sampai keatas garis ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung sampai kebawah.
13. Anak paman seayah sampai kebawah.
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan
2. Ahli Waris wanita terdiri dari
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan sampai kebawah dari anak laki-laki.
3. Ibu
4. Nenek sampai keatas dari garis ibu
5. Nenek sampai keatas dari garis ayah
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan seayah
8. Yang Saudara perempuan seibu.
9. Isteri
10. Wanita yang memerdekakan
17
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
C. Harta yang harus dikeluarkan sebelum dibagikan kepada ahli waris:
1. Biaya jenazah
2. Utang yang belum dibayar
3. Zakar yang belum dikeluarkan
4. Wasiat
D. Hajib dan mahjub
1. Nenek dari garis ibu gugur haknya karena adanya ibu.
2. Nenek dari garis ayah gugur haknya karena adanya ayah dan ibu
3. Saudara seibu gugur haknya baik laki-laki ataupun perempuan
oleh
4. Saudara seayah baik laki-laki/perempuan gugur haknya oleh :
i. Ayah
ii. anak laki-laki kandung
iii. cucu laki-laki dari garis laki-laki
iv. Saudara laki-laki kandung
5. Saudara laki-laki/perempuan kandung gugur haknya oleh:
a. anak laki-laki
b. cucu laki-laki dari garis anak laki-laki
c. Ayah
6. Jika semua ahli waris itu laki-laki yang dapat bagian ialah.
a. Suami
b. Ayah
c. anak laki-laki
7. Jika semua ahli waris itu semuanya perempuan dan ada semua,
maka yang dapat warisan ialah:
a. Isteri
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan
d. Ibu
e. Saudara perempuan kandung
8. Urutan pembagian antara saudara laki-laki kandung/ saudara
laki-laki seayah sampai kebawah dan urutan paman kandung /
paman seayah sampai kebawah.
18
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
a. Saudara laki-laki kandung menggugurkan saudara
seayah( L/P )
b. Saudara laki-laki seayah menggugurkan anak lk saudara
kandung
c. Anak laki-laki saudara kandung menggugurkan anak lk
saudara seayah
d. Anak laki-laki saudara seayah menggugurkan cucu lk
saudara kandung.
e. Cucu laki-laki saudara kandung menggugurkan cucu lk
saudara seayah dts
f. Cucu laki-laki saudara seayah menggugurkan Paman
kandung
g. Paman kandung menggugurkan paman seayah
h. Paman seayah menggugurkan anak laki-laki paman kandung
i. Anak laki-laki paman kandung menggugurkan anak lk paman
seayah
j. Anaklaki-laki paman seayah menggugurkan cucu lk paman
kandung
k. Cucu laki-laki paman kandung menggugurkan cucu lk paman
seayah. demikian seterusnya.
E. Warisan dalam UU No 7 Tahun 1989
Hukum waris dalam Islam ialah berasal dari wahyu Allah dan
diperjelas oleh rasulNya. Hukum waris ini diciptakan untuk
dilaksanakan secara wajib oleh seluruh umat Islam. Semenjak
hukum itu diciptakan tidak pernah mengalami perubahan, karena
perbuatan mengubah hukum Allah ialah dosa. Semenjak dsahulu
sampai sekarang umat Islam senantiasa memegang teguh hukum
waris yang diciptakan Allah yang bersumber pada kitab suci Al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah. Dalam Undang undang no 7 Tahun
1989, hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis dalam 5 bab
yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut:
Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum.
Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris
19
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya bagian ahli
waris
Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan rad.
Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat
Demikianlah selayang pandang tentang Undang-Undang no 7
tahun 1989, Prinsipnya sama dengan hukum yang bersumber
dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Sumber : http://orangjawasunda.blogspot.com/2009/10/mawaris.html
5. Jelaskan bagaimana konsep Sosial Politik dan budaya dalam Islam.
(Demokrasi dan musyawarah dan hak asasi manusia ).
Pengertian Demokrasi :
Istilah ‘demokrasi´ berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan
di Athena k u n o p a d a a b a d k e - 5 S M . N e g a r a
t e r s e b u t b i a s a n y a dianggap sebagai contoh awal dari sebuah
sistem yang berhubungandengan hukum demokrasi modern. Kata
demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
d a n kratos/cratein yang berarti pemerintahan, seh inggadapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kitakena l
sebaga i pemer in tahan dar i rakya t , o leh rakya t dan un tuk
rakyat.. Sedangkan Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan
maksud mencapai keputusan atau penyelesaian bersama. Dalam ilmu
ushul fiqh , musyawarah disebut ijmak.Ini merupakan metode
untuk mengetahui pendapat yang benar untuk diambil kata sepakat yang
dijadikan pedoman untuk ditaati bersama.
Prinsip Dasar Musyawarah:
a) M e m e l i h a r a a m a n a h A l l a h dengan sebaik-baiknya,
menyampaikan hak kepadaahlinya, dan mengakui segala hak dengan
penuh.
20
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
b) Menegakkan kead i lan da lamsegala urusan social,
politik,ekonomi baik kepada dirisendiri, keluarga ataupunmasyarakat.
c) Taa t dan pa tuh pada undang-undang yang telah ditetapkan
Sebagai muslim yang tinggal dimayoritas dalam musyawarah
bukanlah tolok ukur kebenaran yang mut lak menuru t konsep
Is lam, karena d a l a m b e r b a g a i a y a t d a n s u r a h d a l a m
A l - Q u r a n j e l a s t i d a k m e m b e n a r k a n a s u m s i
b a h w a s u a r a m a y o r i t a s mutlak kebenarannya.
Melainkan dalam model teokrasik e b e n a r a n m u t l a k
a d a d i t a n g a n A l l a h .
S e m e n t a r a d e m o k r a s i s e b a g a i i d i o l o g i a d a l a h
k o n s e p s i p r o d u k m a n u s i a y a n g m e r e l a t i f k a n
p a n d a n g a n d o g m a t i f s e r t a abso lu te dan senan t iasa
mengansums ikan p roses tawar menawar secara horizontal
antara sesama manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok manusia yang
dibawasejak lahir sebagai anugrah Tuhan yang Maha Esa, bukan
pemberian manusiaatau penguasa. Hak ini sifatnya sangat
mendasar bagi hidup dan kehidupanmanusia yang bersifat kodrati yakni ia
tidak bisa terlepas dan dalam manusia.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap
manusia yangda lam penerapannya berada pada ruang
l i ngkup hak persamaan dan hak kebebasan yang te rka i t
dengan in te raks inya an ta ra ind iv idu a tau dengan instansi. Hak
juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dankeberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakananugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi olehnegara , hukum, pemer in tah dan se t iap o rang ,
demi kehormatan ser ta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Ciri Pokok Hakikat HAM
HAM t idak per lu d iber i kan , d ibe l i a taupun d iwar is i .
HAMadalah bagian dari manusia secara otomatis.
21
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
HAM ber laku un tuk semua o rang tanpa memandang
jen iske lamin , ras , agama, e tn is , pandangan po l i t i k a tau
asa l -usu l sosial dan bangsa
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hakuntuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetapmempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukumyang tidak melindungi
atau melanggar HAM (Mansyur Fakih,2003).
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/47447618/ISLAM-DAN-ISU-ISU-
KONTEMPORER
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Wasiat dan Hibah. ( Aturan wasiat,
aturan hibah serta hikmahnya )
Wasiat yang berisi hibah (Hibah Wasiat)
Pada pasal 957 memberikan keterangan sebagai berikut: hibah
wasiat adalah suatu penetapan yang khusus didalam suatu testament,
dengan mana yang diwasiatkan memberikan kepada seorang atau
beberapa orang: a)beberapa benda tertentu, b)barang-barangsatu jenis
tertentu, c) hak pakai hasil dari seluruh atau sebagian, dari harta
peninggalannya
Pencabutan dan gugurnya wasiat , Diantara pencabutan dan
gugurnya wasiat terdapat perbedaan: Pencabutan :suatu
tndakan, pewaris yang meniadakan suatu testament Gugur tidak ada
tindakan pewaris tetapi wasiat itu tidak dapat dilaksanakan, karena ada
hai- hal yang diluar kemauan dari pewaris
Pencabutan suatu wasiat adalah suatu hal yangin h a eren
dengan sifatnya wasiat sebagai pernyataan yang paling akhir dari pewaris.
Mengenai pencabutan wasiat secara tegas ketentuan-ketentuan telah
dinyatakan pada pasal 992. Suatu wasiat dapat dicabut dengan : a) surat
wasiat baru, b) akta notaris khusus. Sedangkan untuk gugurnya suatu
22
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
wasiat dapat dilihat dari pasal 997-998 KUHPer yaitu disebutkan jika suatu
wasiat memuat suatu ketetapan yang bergantung kepada peristiwa yang
tak tentu: maka jika si waris atau legataris meninggal dunia, sebelum
peristiwa itu terjadi, wasiat itu gugur jika ditangguhkan itu hanya
pelaksanaan saja, maka wasiat itu tetap berlaku kecuali ahli waris yang
menerima keuntungan dari wasiat itu.
hibah adalah suatu persetujuan dengan nama si penghibah,
diwaktu hidupnya dengan cuma- cuma dan dengan tidak dapat ditarik
kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah
yang menerima penyerahan itu. apabila seseorang memberikan harta
miliknya pada orang lain maka berarti sipemberi itu menghibahkan
miliknya itu.
wasiat ialah memberikan hak secara suka rela yang dikaitan
dengan keadaan sesudah mati, baik diucapkan dengan kata-kata atau
bukan
rukun dari hibah ialah:
Pihak si penghibah
Pihak penerima hibah
Benda yang dihibahkan
Ijab Qabul (transaksi)
Menurut isinya ada dua jenis wasiat: (Ali Afandi, 1997, 16)
- Wasiat yang berisi ”Erfstelling” atau wasiat yang berupa pengangkatan
waris.
- Wasiat yang berisi hibah (hibah wasiat) atau Legeat
Pada dasar diatas memang hibah tidak dapat dicabut, Namun hibah tetap
dapat dicabut kembali ketika:
- Tidak terpenuhinya Syarat-syarat yang mana hibah telah dilakukan
23
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
- Si penerima hibah telah bersalah melakukan atau membantu melakukan
kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah;
- Apabila si penerima hibah menolak memberikan tunjangan nafkah si
penghibah, setelah si penghibah jatuh dalam kemiskinan
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/47447618/ISLAM-DAN-ISU-ISU-
KONTEMPORER
7. Jelaskan konsep Jual Beli dan Utang Piutang. ( Pengertian, syarat dan
rukun, riba dan bunga bank )
Riba dalam pandangan agama
Riba bukan cuma persoalan masyarakat Islam, tapi berbagai
kalangan di luar Islam pun memandang serius persoalan riba. Kajian
terhadap masalah riba dapat dirunut mundur hingga lebih dari 2.000 tahun
silam. Masalah riba telah menjadi bahasan kalangan Yahudi, Yunani,
demikian juga Romawi. Kalangan Kristen dari masa ke masa juga
mempunyai pandangan tersendiri mengenai riba.
Riba dalam agama Islam
Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan
berupa riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah
Al-Baqarah ayat 275 : ...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.... Pandangan ini juga yang mendorong maraknya
perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat
dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank
konvensional, karena menurut sebagian pendapat (termasuk Majelis
Ulama Indonesia), bunga bank termasuk ke dalam riba. bagaimana suatu
akad itu dapat dikatakan riba? hal yang mencolok dapat diketahui bahwa
bunga bank itu termasuk riba adalah ditetapkannya akad di awal. jadi
24
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
ketika kita sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka
kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. berbeda dengan prinsip bagi
hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi deposannya.
dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya. yaitu bila
akad ditetapkan di awal/persentase yang didapatkan penabung sudah
diketahui, maka yang menjadi sasaran untuk menutupi jumlah bunga
tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal dan apapun yang
terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. berbeda dengan
bagi hasil yang hanya memberikan nisbah tertentu pada deposannya.
maka yang di bagi adalah keuntungan dari yang didapat kemudian dibagi
sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah pihak. contoh
nisbahnya adalah 60%:40%, maka bagian deposan 60% dari total
keuntungan yang didapat oleh pihak ban.
Jenis-Jenis Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu riba hutang-
piutang dan riba jual-beli.Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba
qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl
dan riba nasi’ah.
Riba Qardh
o Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berhutang (muqtaridh).
Riba Jahiliyyah
o Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
Riba Fadhl
o Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu
termasuk dalam jenis barang ribawi.
Riba Nasi’ah
25
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
o Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi
yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba
dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan,
atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang
diserahkan kemudian.
Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang
Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan mem-bungakan
uang. Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi hingga makna
masing-masing.
1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena
berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan
kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung
risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan
tetap.
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif.
Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan
melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas,
menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi
karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti
dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-gantung kepada
hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai
mudharib atau pengelola dana.
Dengan demikian, bank Islam tidak dapat sekadar menyalurkan
uang. Bank Islam harus terus berupaya meningkatkan kembalian atau
return of investment sehingga lebih menarik dan lebih memberi
kepercayaan bagi pemilik dana.
26
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Perbedaan Hutang Uang dan Hutang Barang
Ada dua jenis hutang yang berbeda satu sama lainnya, yakni
hutang yang terjadi karena pinjam-meminjam uang dan hutang yang
terjadi karena pengadaan barang. Hutang yang terjadi karena pinjam-
meminjam uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan alasan yang
pasti dan jelas, seperti biaya materai, biaya notaris, dan studi kelayakan.
Tambahan lainnya yang sifatnya tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi
dan deflasi, tidak diperbolehkan. Hutang yang terjadi karena pembiayaan
pengadaan barang harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh atau
disebut harga jual. Harga jual itu sendiri terdiri dari harga pokok barang
plus keuntungan yang disepakati. Sekali harga jual telah disepakati, maka
selamanya tidak boleh berubah naik, karena akan masuk dalam kategori
riba fadl. Dalam transaksi perbankan syariah yang muncul adalah
kewajiban dalam bentuk hutang pengadaan barang, bukan hutang uang.
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Sekali lagi, Islam mendorong praktik bagi hasil serta
mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi
pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata.
Perbedaan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bunga : Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi
harus selalu untung
Bagi Hasil : Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada
waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
Bunga : Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal)
yang dipinjamkan
Bagi Hasil : Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
27
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Bunga : Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi
Bagi hasil : tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila
usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.
Bunga : Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”
Bagi hasil : Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
Bunga : Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh
beberapa kalangan
Bagi hasil : Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), ‘Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba,’ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan
amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
28
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba)
maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. al-Quran 2 : 275 – 278
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang
disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul,
supaya kamu diberi rahmat.”al-Quran 3 : 130 – 13
Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik dari Nafi’bahwa beliau
mendengar ‘Abdullah ibn ‘Umar berkata,“Jika seseorang meminjamkan
sesuatu, biarkan kondisi satu-satunya yang dilunasi.” Al-Muwatta Imam
Malik : 31.44.94
Malik meriwayatkan kepadaku bahwa beliau mendengar ‘Abdullah
ibn Mas’ud pernah berkata, “Jika seseorang membuat pinjaman, mereka
tak boleh menetapkan perjanjian lebih dari itu. Meski hanya segenggam
rumput, itu adalah riba.” Al-Muwatta Imam Malik : 31.44.95
Abdullah ibn Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah salallaahu
alayhi wasallam melaknat mereka yang menerima, yang membayar, yang
menyaksikan, dan yang mencatat riba. Sunah Imam Abu Dawud: 16.1249.
Riba secara harfiah berarti “kelebihan” dalam bahasa Arab. Qadi
Abu Bakar ibnu al Arabi, dalam bukunya ‘Ahkamul Qur’an’ memberi
definisi sebagai: ‘Setiap kelebihan antara nilai barang yang diberikan
dengan nilai-tandingnya (nilai barang yang diterimakan).’
Kelebihan ini mengacu pada dua hal:
1.Tambahan keuntungan yang berasal dari peningkatan yang tidak dapat
dibenarkan dalam bobot maupun ukuran, dan
29
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
2. Tambahan keuntungan yang berasal dari penundaan (waktu) yang tidak
dibenarkan.
Pengertian riba menurut Islam secara lebih rinci diuraikan Ibn
Rushd (al-hafid) seorang fakih, dalam kitabnya Bidaya al-Mujtahid, Bab
Perdagangan. Ibn Rushd memaparkan beberapa sumber riba ke dalam
delapan jenis transaksi:
1. Transaksi yang dicirikan dengan suatu pernyataan ’Beri saya
kelonggaran (dalam pelunasan) dan saya akan tambahkan (jumlah
pengembaliannya)
2. Penjualan dengan penambahan yang terlarang;
3. Penjualan dengan penundaan pembayaran yang terlarang;
4. Penjualan yang dicampuraduk dengan utang;
5. Penjualan emas dan barang dagangan untuk emas;
6. Pengurangan jumlah sebagai imbalan atas penyelesaian yang cepat;
7. penjualan produk pangan yang belum sepenuhnya diterima;
8. atau penjualan yang dicampuraduk dengan pertukaran uang. Perlu
diketahui bahwa Ibn Rushd menuliskan Bidayat al-Mujtahid dengan
menganalisis berbagai pendapat para imam dari keempat madhhab
utama. Dua aspek ini telah mendorong para ulama mendefinisikan dua
jenis riba. Ibnu Rusyd mengatakan : ‘Para hakim secara ijma mengatakan
tentang riba dalam buyu’ (perdagangan) dalam dua jenis yaitu penundaan
(nasi’ah) dan kelebihan yang ditentukan (tafadul)
Jadi, ada dua jenis riba:
1. Riba al-fadl adalah Penambahan dalam utang-piutang
Dapat dijelaskan sebagai berikut, transaksi sewa-menyewa melibatkan
kedua unsur, baik penundaan maupun penambahan nilai hanya dapat
dilakukan atas benda-benda tertentu saja seperti bangunan, kendaraan,
30
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
binatang, dan sejenisnya; dan tidak atas benda-benda lain yang habis
terpakai dan tidak bisa dimanfaatkan bagian per bagiannya – seperti
makanan dan benda yang dipakai sebagai alat tukar, yakni uang. Sewa-
menyewa uang berarti merusak fitrah transaksi, dan menjadikannya
sebagai riba. Dalam hal ini riba yang terjadi adalah riba al-fadl, karena
menyewakan uang serupa dengan menambahkan nilai pada utang-
piutang.
Transaksi utang-piutang mengandung penundaan (selisih) waktu, tapi
tidak ada unsur penambahan. Seseorang meminjamkan anda uang Rp
500.000, dan peminjam melunasinya, setelah tertunda beberapa waktu
lamanya, dalam jumlah yang sama, IDR 500.000. Penundaan waktu
dalam utang-piutang ini dibenarkan dan hukumnya halal, tetapi
penambahan atasnya tidak dibenarkan dan hukumnya haram.
Penambahan dalam utang-piutang adalah riba al-fadl.
Riba al-fadl mengacu pada jumlah (kuantitas). Riba an-nasiah mengacu
pada penundaan waktu. Riba al-fadl sangat mudah untuk dipahami.
Dalam peminjaman, riba al-fadl merupakan bunga yang harus dibayar.
Namun pada umumnya riba ini mewakili peningkatan tambahan terhadap
nilai tanding yang diminta oleh satu pihak.
2. Riba an-nasiah adalah kelebihan karena penundaan
Memahami riba an-nasiah lebih pelik. Riba ini merupakan kelebihan dalam
waktu (penundaan) yang secara artifisial ditambahkan pada transaksi
yang berlangsung. Penundaan ini tidak dibolehkan. Hal ini mengacu pada
benda nyata (‘ayn) dan benda tidak nyata (dayn), medium pembayaran
(emas, perak dan bahan makanan – yang digunakan sebagai uang).
‘Ayn (nyata) merupakan barang dagangan yang nyata, sering disebut
sebagai tunai. Dayn (tidak nyata) merupakan janji untuk membayar atau
hutang, atau apa saja yang pembayarannya atau pelunasannya ditunda.
Menukar (safar) dayn untuk ‘ayn dari jenis yang sama disebut riba an-
nasiah. Menukar dayn untuk dayn juga haram. Dalam penukaran, yang
boleh dipertukarkan hanya ‘ayn dengan ‘ayn.
31
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Riba an-nasiah secara khusus mengacu pada penggunaan dayn dalam
pertukaran (safar) jenis benda yang serupa. Tetapi pengharaman ini
diperluas sampai perdagangan umum jika dayn (sesuatu yang yang tidak
nyata) mewakili uang yang melampaui fungsi sebenarnya dan
menggantikan ‘ayn (sesuatu yang nyata) sebagai alat pembayaran umum.
Memahami riba an-nasiah amat sangat penting agar mampu mengerti
kedudukan kita berkenaan dengan uang kertas. Alasan mengapa kaum
ulama modernis mengambil pandangan yang menyimpang tentang riba
pada akhirnya adalah secara senagaja dan tidak adalah untuk mensahkan
sistem perbankan (uang kertas dan bunga) yang sebetulnya tidak bisa
diterima. Kegagalan ulama modern dalam memahami teknik kapitalis ini
mengakibatkan pembenaran dikemudian hari yang menjelma menjadi
perbankan Islam atau perbankan syariah. Prinsip darurat digabung
dengan penghapusan riba an-nasiah telah memungkinkan mereka
membenarkan penggunaan uang kertas dan pada gilirannya
membenarkan perbankan dengan cadangan uang (fractional reserve
banking) yang merupakan basis sistem perbankan hari ini yang
dimampankan dalam sistem demokrasi.
Pertama-tama kita diperintahkan untuk meninggalkan riba, setelah itu
anda boleh berjihad fisabilillah. Nabi secara jelas menyebutkan kedua
pihak yang terlibat dalam transaksi ribawi sebagai periba. “‘Abdullah bin
Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa
sallam melaknat yang memungut maupun yang membayar riba. Saya
bertanya bagaimana dengan yang mencatat transaksi dan dua saksinya.
Maka beliau (periwayat hadis) menjawab, ‘Kami sampaikan yang kami
dengar.’” (Al-Muslim, Bab DCXXVII)
“Jabir berkata bahwa Rasulullah sallallahu‘alayhi wa sallam melaknat
pemungut maupun pembayar bunga, pencatat transaksi, dan dua
saksinya, kemudian beliau bersabda, ‘Mereka semua sama saja.’” (Al-
Muslim, Bab DCXXVII, 3881)
Dengan melihat hal tersebut di atas, seharusnya tak hanya bank yang
dianggap sebagai biang kerok riba tapi kita pun bisa dipersalahkan jika
32
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
menerimanya riba yang bukanlah sesuatu yang jauh disana yang seolah
asing bagi kita. Untuk menyelesaikan urusan jaman riba ini, sadarilah
bahwa riba sebagai bagian cara berniaga kita sehari-hari. Kita dibuat
begitu tergantung pada amalan riba ini dan jalan keluarnya adalah
ubahlah cara berniaga kita sehari-hari hingga tak lagi bergantung pada
riba. Inilah kewajiban kita bersama dalam mentaati Allah dan rasulNya.
Beberapa orang yang katanya ‘pintar’ atau orang-orang yang sudah apatis
menyangka bahwa kita tidak mungkin meninggalkan uang-kertas dan
perbankan. Padahal, meninggalkan riba bukanlah perkara yang mustahil,
melainkan inilah yang termudah. Dimulai dengan kembali kepada dinar
dan dirham. Sebab Allah subhanahu wa ta`ala tidak membebankan
kewajiban pada setiap manusia di luar kemampuannya. Allah subhanahu
wa ta`ala memberikan jalan keluar yang harus dikerjakan oleh muslim hari
ini di Nusantara yakni meninggalkan riba dan memerangi para lintah darat
(periba).
Meninggalkan riba berarti menciptakan (mengembalikan) cara berniaga
(jual-beli) yang halal diantara kita, dimulai dengan di gunakannya kembali
Dinar-Dirham. Dan memerangi periba (harb) adalah dengan mengamalkan
kembali segala cara hidup yang sesuai dengan tuntunan syari’ah yang
secara otomatis akan menghancurkan sarana ribawi mereka. Keduanya
hal ini harus dikerjakan secara bersamaan, karena kurang bijak jika kita
menyeru dan mengajak muslim dan umum untuk meninggalkan sistem
ribawi bila di saat yang sama tiada pilihan lain yang ditawarkan, dan
alhamdulillah dalam hal ini di Indonesia telah beredar dinar dirham yang
telah dicetak oleh muslim indonesia melalui Pelopor Pencetakan
dinardirham Mandiri dari Islamic Mint Nusantara (2000), Mobile dinar
dirham yang disebut Dinarfirst dan Titipan Dinarfirst, Jaringan
Perdagangan Muslim dan Pasar Terbuka dalam Saudara (Saudagara
Nusantara). Inilah tugas kita bersama yang ada di hadapan Muslimin hari
ini. Ketaatan kepada Allah dan rasulNya adalah kunci kemenangan.
Dengan kita telah memahami pengertian riba di atas yang telah dijelaskan
oleh Ibn Rusd yang mengacu kepada empat Ulama Madhab, maka kita
33
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
melihat Islam hari ini jadi jelas apa posisi pembaharu islam yang berusaha
mengislamkan kapitalis yaitu sistem riba dan uang kertas, maka
menciptakan Bank Islam atau bank Syariah, para pembaharu ini dengan
sengaja atau tidak telah mengabaikan aspek pengertian riba dan uang
kertas dengan meredefinisi pengertian riba dengan tujuan untuk
memasukan sistem ekonomi modern atau kapitalisme yang sepenuhnya
berdasarkan riba melalui demokrasi kedalam kehidupan muslim hari ini.
Mari kita tinggalkan riba dan uang kertas, Mari kita gunakan dinar dan
dirham, tunggu apalagi. Bismillah.
Sumber : http://islamhariini.wordpress.com/2007/11/14/pengertian-riba/
http://id.wikipe Sumber: Bidayatul Mujtahid/ Islam Hari Ini
8. Jelaskan Konsep Makanan dan Minuman menurut Islam. (Makanan dan
minuman yang halal dan haram )
Selama ini umat Islam hanya mengetahui apa yang halal itulah
yang harus dimakan, padahal konsep Islam tidak sesederhana itu. Sangat
disarankan bagi seorang muslim untuk memahami konsep makanan
dalam Islam agar di tengah budaya konsumerisme ini umat Islam lebih
berhati-hati dalam mengonsumsi makanan.
Sekarang ini sangat banyak makanan yang masih kabur
kehalalannya, atau masih dipandang halal padahal mengandung dampak
yang serius.Tidak jarang sebagian dari kita menempatkan makanan
sebagai sesuatu persoalan yang dianggap tabu untuk dibicarakan.
Pandangan masyarakat terhadap masalah makanan tersebut, menjadi
benar karena selama ini banyak kalangan melihat makanan lebih pada
tinjauan yang kurang proporsional. Makanan sering dihadapkan dengan
pentingnya menjaga kebersihan diri dengan puasa yang bisa
mengantarkan pelakunya sebagai pribadi yang suci.
Tidak jarang orang yang sering membicarakan masalah makanan
dijuluki Abdul Butun alias abdi perut, sedangkan orang yang sering puasa
dijuluki Ahli Tarikat karena selalu mengosongkan perutnya.Kalaupun
34
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
menyinggung masalah makanan hanyaditekankan pada perlunya mencari
makanan yang halal atau etika menyantapnya. seperti sebelum makan
membaca basmalah dan mengaklrinya dengan bacaan hamdalah, bukan
pada kajian apa makna di balik makanan halal atau apa hubungan antara
makanan yang halal dan yang thoyyibah (bergizi) dengan kesehatan
jasmani dan rohani.
Untuk itu kajian terhadap dalil-dalil yang berkaitan dengan makanan
pun seringkali hanya pada kulitnya saja. Sedangkan tinjauan non Zahiri
belum atau tidak disentuh secara utuh. Makanya masyarakat mudah
sekali menkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak atau
kolesterol terbesar.Islam melihal makanan sebagai faktor yang amat
penting dalam kehidupan manusia, di samping ibadah-ibadah yang lain.
Sebab makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam ajaran
Islam banyak peraturan yang berkaitan dengan makanan, dari mulai
mengatur makanan yang halal dan haram, etika makan, sampai mengatur
satu peraturan yang terpenting ialah larangan mengkonsumsi makanan/
minuman yang haram.
Mengkonsumsi yang haram atau yang belum diketahui
kehalalannya akan berakibat serius, baik di dunia maupun di akhirat kelak,
sebagaimanahadis Nabi Muhammad SAW.Hadis Nabi menyatakan artinya
"Setiap daging tumbuh yang diperoleh dari kejahatan (jalan haram), maka
neraka lebih layak baginya." (HR Imam Ahmad).Kalau diteliti secara
seksama, lebih dari tiga puluh ayat al-Quran menyebut perintah
pentingnya umat Islam menjaga dan memperhatikan makanan. Belum lagi
didukung hadis-hadis Nabi yang mengupas persoalan tersebut, baik yang
menyangkut substansi (zat) produk maupun cara memperolehnya.
Berkaitan dengan pentingnya memperhatikan produk makanan
dalam sebuah hadisnya. Nabi sendiri pernah memberikan pelajaran bagi
umat Islam bagaimana caranya agar seorang pedagang (produsen)
makanan tidak mengelabui terhadap pembelinya dengan sistem auditing
makanan yang akan dijual.Semangat yang bisa kita ambil pelajaran dari
35
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Nabi adalah bagaimana antara produsen makanan dan konsumennya
harus saling memberikan perlindungan terhadap makanan yang akan
dikonsumsi. Lebih-lebih masalah ini menjadi persoalan yang sangat
krusial di tengah pesatnya teknologi pangan, yaitu produsen makanan
tidak transparan dengan konsumen muslim yang senantiasa dituntut oleh
ajarannya agar selalu memperhatikan makananny
Sumber : http://bataviase.co.id/node/219538
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ekonomi Islam. (Pengertian, tujuan
dan manfaat ekonomi islam, ciri dan ruang lingkup ekonomi islam, etos
kerja islami).
Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh tegas mengenai
masalah-masalah ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi adalah
salah satu bidang perhatian Islam. "(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata
kepada mereka (penduduk Aikah): 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?'
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang telah mendapatkan
kepercayaan untukmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atilah
aku. Aku sama sekali tidak menuntut upah darimu untuk ajakan ini,
upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa seluruh alam. Tepatilah
ketika kamu menakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-orang yang
merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan
hak-hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan
kerusakan di muka bumi." (Qs.26:177-183)
Prinsip-prinsip Ekonomi
Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah
berpisahnya aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas
yang boleh dikatakan sama halnya dengan keberadaan manusia di muka
bumi ini, sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu keinginan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
36
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Prinsip ekonomi adalah langkah yang dilakukan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan sistem ekonomi ada
berbagai macam, di antaranya:
Sistem Ekonomi Kapitalis
Prinsip ekonomi kapitalis adalah:
- Kebebasan memiliki harta secara persendirian.
- Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
- Ketidaksamaan ekonomi.
Sistem Ekonomi Komunis
Prinsip ekonomi komunis adalah:
- Hak milik atas alat-alat produksi oleh negara.
- Proses ekonomi berjalan atas dasar rencana yang telah dibuat.
- Perencanaan ekonomi sebagai rencana / dalam proses ekonomi yang
harus dilalui.
Sistem Ekonomi Sosialis
Prinsip ekonomi sosialis adalah:
- Hak milik atas alat-alat produksi oleh koperasi-koperasi serikat pekerja,
badan hukum dan masyarakat yang lain. Pemerintah menguasai alat-
alat produk yang vital.
- Proses ekonomi berjalan atas dasar mekanisme pasar.
37
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
- Perencanaan ekonomi sebagai pengaruh dan pendorong dengan
usaha menyesuaikan kebutuhan individual dengan kebutuhan
masyarakat.
Indonesia memiliki sistem ekonomi sendiri, yaitu sistem demokrasi
ekonomi, yang prinsip-prinsip dasarnya tercantum dalam UUD'45 pasal
33.
Adakah Ekonomi Islam?
Sistem kapitalis yang saat ini banyak dipergunakan telah menunjukkan
kegagalan dengan mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi. Sistem
ekonomi Islam sebagai pilihan alternatif mulai digali untuk diterapkan
sebagai sistem perekonomian yang baru. Bagaimanakah sistem ekonomi
Islam itu? Sistem ekonomi Islam mempunyai perbedaan yang mendasar
dengan sistem ekonomi yang lain, dimana dalam sistem ekonomi Islam
terdapat nilai moral dan nilai ibadah dalam setiap kegiatannya.
Prinsip ekonomi Islam adalah:
- Kebebasan individu.
- Hak terhadap harta.
- Ketidaksamaan ekonomi dalam batasan.
- Kesamaan sosial.
- Keselamatan sosial.
- Larangan menumpuk kekayaan.
- Larangan terhadap institusi anti-sosial.
- Kebajikan individu dalam masyarakat.
Konsep Ekonomi Islam
38
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang
ekstrim (kapitalis dan komunis) dan mencoba untuk membentuk
keseimbangan di antara keduanya (kebendaan dan rohaniah).
Keberhasilan sistem ekonomi Islam tergantung kepada sejauh mana
penyesuaian yang dapat dilakukan di antara keperluan kebendaan dan
keperluan rohani / etika yang diperlukan manusia. Sumber pedoman
ekonomi Islam adalah al-Qur'an dan sunnah Rasul, yaitu dalam:
- Qs.al-Ahzab:72 (Manusia sebagai makhluk pengemban amanat Allah).
- Qs.Hud:61 (Untuk memakmurkan kehidupan di bumi).
- Qs.al-Baqarah:30 (Tentang kedudukan terhormat sebagai khalifah
Allah di bumi).
- Hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran
Islam tersebut diperoleh ketentuannya dengan jalan ijtihad.
Dasar-dasar Ekonomi Islam:
Dasar-dasar ekonomi Islam adalah:
1) Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia
dan di akhirat, tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik
jasmani maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun
masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas dicapai secara optimal dengan
pengorbanan tanpa pemborosan dan kelestarian alam tetap terjaga.
2) Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara
halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
3) Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.
4) Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu
meminta, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai
pembagian rizki.
5) Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.
6) Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
39
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
6) Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang
menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi
Islam adalah sebagai berikut:
Nilai dasar sistem ekonomi Islam:
1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.
2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3) Keadilan antar sesama manusia.
4) Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1) Kewajiban zakat.
2) Larangan riba.
3) Kerjasama ekonomi.
4) Jaminan sosial.
5) Peranan negara.
Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:
1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.
2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan
pengembangannya berlangsung terus-menerus.
Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
1) Landasan aqidah.
2) Landasan akhlaq.
40
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
3) Landasan syari'ah.
4) Al-Qur'anul Karim.
5) Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan
urf.
Ekonomi Islam dan Tantangan Kapitalisme
Perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi yang lain
adalah:
Asumsi dasar / norma pokok maupun aturan main dalam proses ataupun
interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi
Islam asumsi dasarnya adalah syari'ah Islam, diberlakukan secara
menyeluruh baik terhadap individu, keluarga, kelompok masyarakat,
usahawan maupun penguasa/pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik untuk keperluan jasmaniah maupun rohaniah.
Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam.
Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat
selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.
Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis
tidak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya
bunga yang oleh sebagian ulama dianggap sebagai riba yang diharamkan
oleh al-Qur'an.
Manfaat uang dalam berbagai fungsi baik sebagai alat penukar, alat
penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari sistem barter ke
sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi
riba mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam
perekonomian.
Sistem bunga dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh
sebagian ahli sebagai faktor yang mengakibatkan semakin buruknya
41
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor penggerak
investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji
bukan satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat.
Larangan riba dalam Islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi
yang menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya,
dan tidak ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan
diri pada resiko sama sekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan
perang terhadap riba dan ummat Islam wajib meninggalkannya (Qs.al-
Baqarah:278), akan tetapi Islam menghalalkan mencari keuntungan lewat
perniagaan (Qs.83:1-6)
Krisis Ekonomi: Agenda Penyelesaian Ekonom Muslim
Krisis ekonomi disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:
- Menurunnya kualitas moral/mental, bisa dikatakan sebagai faktor yang
paling penting.
- Keadilan yang tidak merata (kolusi).
- Tidak adanya keterbukaan/transparansi oleh pemerintah dalam berbagai
hal.
- Merebaknya sistem perekonomian yang menggunakan sistem riba.
Di samping hal-hal tersebut di atas, masih banyak faktor lain yang
mendorong terjadinya krisis ekonomi, misalnya suasana politik yang tidak
stabil, persaingan yang tidak sehat, krisis kepercayaan, dan ada satu hal
yang saat ini sedang banyak dibicarakan oleh para ekonom, yaitu bahwa
sistem ekonomi yang ada sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan,
sehingga adanya suatu sistem perekonomian dengan formula yang baru.
Adapun konsep pelaksanaan kegiatan ekonom Muslim dalam mengatasi
krisis (terutama yang terjadi di Indonesia), secara garis besar dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan moral/mental mutlak harus ditingkatkan, baik dari tingkat
orang-per-orang, rumah tangga, masyarakat, maupun negara. Dan
42
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
nuansa moral inipun harus dapat selalu didengungkan dalam setiap
kegiatan baik dalam berpolitik, berekonomi, berbudaya, dan lain
sebagainya.
2. Keadilan yang merata meliputi berbagai bidang, di antaranya: Pemerataan
peningkatan sumber daya manusia, pemerataan keadilan dalam
pelaksanaan hukum, dalam arti bahwa setiap pelanggar harus
mendapatkan sanksi yang tegas.
3. Adanya transparansi/keterbukaan dalam setiap kegiatan yang
menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Melacak sumber yang menyebabkan krisis (tegantung krisis apa).
5. Menerapkan sistem ekonomi Islam dan menghapus praktek pembungaan
uang.
(Pendapat Dumairy, MA - dosen dan pengamat ekonomi Islam - 1998)
Perekonomian sebagai salah satu sendi kehidupan yang penting bagi
manusia, oleh al-Qur'an telah diatur sedemikian rupa. Riba secara tegas telah
dilarang karena merupakan salah satu sumber labilitas perekonomian dunia.
Al-Qur'an menggambarkannya sebagai orang yang tidak dapat berdiri tegak
melainkan secara limbung bagai orang yang kemasukan syaithan.
Hal terpenting dari semua itu adalah bahwa kita harus dapat mengembalikan
fungsi asli uang yaitu sebagai alat tukar / jual-beli. Memperlakukan uang
sebagai komoditi dengan cara memungut bunga adalah sebuah dosa besar,
dan orang-orang yang tetap mengambil riba setelah tiba larangan Allah,
diancam akan dimasukkan ke neraka (Qs.al-Baqarah:275). Berdirinya Bank
Muamalat Indonesia merupakan salah satu contoh tantangan untuk
membuktikan suatu pendapat bahwa konsepsi Islam dalam bidang moneter
dapat menjadi konsep alternatif.
Sumber : http://bimcrot.tripod.com/global/isnom.html
10.Jelaskan bagaimana konsep Penciptaan Manusia menurut Al Quran.
(Pengertian, isyarat al-Quran, Bayi tabung, Cloning)
43
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Penciptaan Manusia dan Tujuannya Dalam Hidup Ini
Sebelum memasuki pembahasan tentang pensucian jiwa manusia,
sebaiknya kita memahami terlebih dahulu kejadian penciptaan manusia
dan tujuannya dalam kehidupan di dunia ini. Dengan merujuk kepada
ayat-ayat Al-Qu’an maka kita akan mendapatkan penjelasan yang rinci
tentang fase-fase penciptaan manusia.
Fase-fase penciptaan manusia
Al-Qur’an mengawali penjelasan tentang penciptaan manusia dari ayat ini
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia
itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
(Al-Furqan : 54)
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di
antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).(Al-Ghafir : 67)
Jadi jiwa manusia terbentuk dari dua unsur yaitu air dan tanah dan keduanya
merupakan unsur yang amat dominan dalam pembentukan jiwa manusia.
Pada fase ini penciptaan manusia berhubungan dengan penciptaannya yang
pertama Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud (AL-hijr : 29)
Peniupan ruh yang sempurna memberikan manusia beberapa keistimewaan
dibanding makhluk lain di dunia ini berupa
1. Fitrah yang baik berupa keimanan kepada Allah SWT
44
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
2. Pengetahuan yang Allah berikan melalui akal
3. Kebebasan memilih jalan hidupnya
4. Tanggung jawab atas pilihan tersebut
Tujuan penciptaan manusia
Ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa tujuan penciptaan manusia di
dunia ini adalah untuk menguji mereka. Allah berfirman
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami
telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang
kafir. (AL-Insan : 2-3)
Allah SWT telah menciptakan manusia dari setetes mani dan
menghimpunnya menjadi sesosok manusia dan menganugerahinya kelebihan
berupa fikiran dan nafsu untuk memberi mereka ujian yang sesungguhnya di
dunia ini.
Adapun kedudukan manusia setelah menempuh ujian ini ada dua macam,
dia dapat menjadi pribadi yang selalu bersyukur atau justru menjadi seorang
yang kufur, dan masing-masing di antara keduanya akan mendapat balasan
atas pilihan mereka.
Tujuan lain diciptakannya manusia adalah melaksanakan perintah Allah
dan mengemban perintah syariat sebagai beban mereka dalam menempuh
kehidupan. Allah berfirman
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Adz-Dzariyat : 56)
45
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Salah satu pengagungan yang didapat manusia atas beban tersebut
adalah perintah Allah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam AS. Dan
sujud menunjukkan kepatuhan malaikat kepada Allah dalam membantu
manusia memikul tanggung jawab di dunia.
Maka kita telah mengetahui tujuan dari penciptaan manusia. Allah tidaklah
menciptakan sesuatu kecuali memiliki maksud dan tujuan khusus begitupula
dengan penciptaan manusia yang tidak diciptakan sia-sia.
Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
kami? (Al-Mukminun : 115)
Jiwa dan Fitrah
Salah satu hikmah diciptakannya manusia adalah untuk memahami
hakikat Rabbnya, bahwa hanya Dialah yang wajib diibadahi. Allah berfirman
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Al-
A’raf : 172)
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa keimanan kepada Allah merupakan
fitrah pada jiwa manusia, dan fitrah tersebut berawal sejak kita mengambil
perjanjian dengan Allah dalam kandungan
Allah tidaklah melepas manusia dengan fitrahnya melainkan juga
mengutus seorang rasul pada zamannya yang menyerukan kepada petunjuk
yang lurus dan mengarahkan mereka kepada manhaj yang sesuai dengan
fitrah. Hal ini disebabkan karena jiwa tersebut dapat berubah sewaktu-waktu
akibat lingkungan yang sesat, taqlid buta dan juga mengikuti setan. Ketika
46
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
fitrah tersebut rusak maka jiwa akan mengikuti hawa nafsu dan
penyelewengan terhadap tujuan awal penciptaan manusia.
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar)
di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah
bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan
angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai,
dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka
yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada
Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka
berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini,
pastilah Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat
kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada
Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Yunus : 22-23)
Ayat ini menunjukkan bahwa fitrah manusia akan menunjukkan mereka
kepada keimanan ketika manusia berada pada posisi sulit (musibah), dan
ketika musibah itu hilang maka sebagian dari mereka kembali kepada
kekafiran.
Jiwa Serta Hubungannya Dengan Ruh, Akal dan Qalb
Sebagaimana penjelasan tentang jiwa dan dalil-dalinya dalam Al-Qur’an,
maka kali ini saya akan mencoba membahas makna tiga kata yaitu qalb
(hati), aql (akal), dan ruh serta hubungan ketiganya terhadap jiwa manusia.
Qalb (hati)
Ada begitu banyak lafazh qalb yang ditunjukkan dalam Al-Qu’an,
diantaranya menjelaskan bahwa qalb adalah sebagian dari bagian tubuh
manusia. Peran hati bagi seluruh anggota badan ibarat raja bagi para
47
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
prajuritnya dan semua bekerja berdasar perintahnya, karena perintah hatilah
muncul istiqamah dan penyelewengan. Adapun sifat dari qalb itu adalah :
1. Hati sebagai ilmu dan pengetahuan serta keyakinan yang kokoh.
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah:
"Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-
Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Hujurat : 14)
2. Hati sebagai pemahaman dan pintu hidayah
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya. (Qaaf : 37)
Hati yang hidup adalah hati yang mampu berzikir dan mendapatkan
pelajaran di dalamnya, hati yang sehat ibarat pintu yang terbuka ketika
mendengar kebaikan dan menutup ketika mendengar keburukan.
3. Hati sebagai indra perasa
dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun
dan kasih sayang (Al-Hadid : 27)
Aql (akal)
Kita sering mendengar bahwa hati adalah perasaan dan akal adalah
kemampuan berfikir dan ketika hati seseorang bergerak maka akalnya tidak
berjalan, tetapi perkataan ini tidak memiliki alasan dan dalil dalam nash Al-
Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an terkadang menjelaskan tentang sifat dan zat dari
akal, dan terkadang juga menerangkan bahwa manusia dapat berada antara
sisi logis dan sisi perasaannya, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara keduanya.
48
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(Al-Hajj : 46)
Ayat di atas menerangkan hubungan keduanya bahwa hati yang dimaksud
dalam ayat ini adalah berakal, tetapi bukan makna akal secara zat melainkan
berarti berfikir.
Lebih lanjut kita dapat membagi hati menjadi tiga macam, yaitu
1. Hati yang sehat, adalah hati yang terbebas dari syahwat, syubhat, dan
segala keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah.
2. Hati yang sakit, adalah hati yang terkadang cenderung pada keburukan.
3. Hati yang mati, adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya dan
selalu berjalan atas nafsu dan syahwat serta tidak peduli terhadap
kemurkaan Allah.
Ruh
Muncul sebuah pertanyaan dalam pembahasan ini, apakah ruh dan jiwa
satu kesatuan atau merupakan dua hal yang berbeda ? terkait hal ini, Imam
Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ar-Ruh menjelaskan makna keduanya dan yang
dimaksud ruh disini adalah kehidupan manusia dan ketika ruh ini ini keluar
maka akan terjadi kematian.
Secara ringkas kita dapat mengatakan bahwa ruh adalah penopang jiwa,
jika jiwa seseorang condong pada dunia dan syahwat maka ruh akan
mengajak untuk kembali pada orientasi akhirat. Dari penjelasan ini kita dapat
menarik benang merah hubungan antara ruh dan jiwa meskipun hal itu
terbatas karena ruh merupakan ilmu yang hanya dimiliki Allah sebagaimana
firmanNya
49
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"
(Al-Isra’ : 85).
Fisik dan Kondisi Jiwa Manusia
Pada pembahasan kali ini saya akan membaginya menjadi dua bagian
meliputi sifat jiwa manusia dan kondisi jiwa tersebut.
Sifat jiwa manusia
Al-Qur’an yang Allah turunkan merupakan petunjuk bagi jiwa manusia
dan ayat-ayat tersebut telah menyingkap beberapa rahasia jiwa manusia dan
sifatnya baik yang terpuji maupun yang tercela. Adapun sifat-sifat jiwa
manusia diantaranya adalah
1. Memiliki kecenderungan terhadap kebaikan dan keburukan
Allah telah menjelaskan secara spesifik bahwa jiwa manusia mampu
memahami hal yang baik dan buruk, membedakan keduanya dan memilih
antara keduanya pula. Allah berfirman
7. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. (Asy-Syams : 7-8)
3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kafir. (Al-Insan : 3)
Sayyid Quthb mengatakan, secara sunnatullah jiwa manusia tercipta
dengan memiliki dua kecenderungan yang berlawanan. Hal itu dikarenakan
dua unsure yang mempengaruhi proses penciptaannya yaitu tanah dan ruh.
Maka manusia memiliki kemampuan yang sama untuk melakukan atau
memilih kebaikan dan keburukan. Adapun risalah dan nasehat hanya
berfungsi sebagai pengingat dan pembangkit kekuatan bukan sebagai
pembangkit kekuatan.
50
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
2. Memiliki bentuk dalam penerimaannya
Salah satu keajaiban pembentukan manusia adalah adanya bentuk
penerimaan dalam jiwa, hal ini dapat berbentuk ketakutan dan pengharapan,
kecintaan dan kebencian, dan lain sebagainya. Allah berfirman
6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada
Tuhannya,
7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
8. Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta
(Al-Adiyat : 6-8)
3. Mampu mengetahui sesuatu yang bertentangan
Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan kemampuan jiwa secara
ilmiah untuk memahami pertentangan yang terjadi, hal itu ditunjukkan dengan
keyakinan atau keraguan. Contoh keyakinan seseorang adalah sebagaimana
kondisi Fir’aun dan kaumnya terhadap ayat yang datang pada mereka
meskipun secara zahir mereka menolaknya.
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan
(mereka) Padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
(An-Naml : 14)
Adapun contoh keraguan seseorang adalah kondisi orang munafik ketika
perang badar
sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri,
mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan
jahiliyah (Ali Imran : 154)
Sifat jiwa yang memiliki dua kecenderungan mendorong mereka untuk
melakukan kebaikan (tazkiyah) atau keburukan (tadsiyah) dan atas dasar itu
mereka akan dihisab kelak di hari kiamat.
51
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
4. Mampu menyembunyikan keinginan
Sifat lain dari jiwa manusia adalah kemampuannya menyembunyikan
keinginan sebagaimana firman Allah
mereka Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka
terangkan kepadamu (Ali Imran : 154).
Ayat ini menunjukkan bahwa ketika jiwa tersebut menyembunyikan
keinginannya maka sesungguhnya Allah mengetahui perkara itu.
Kondisi jiwa manusia
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kondisi jiwa
manusia maka kita dapat membaginya menjadi tiga bagian
1. Nafsu ammarah bi as-suu’ (Jiwa yang memerintahkan kejahatan)
Ketika jiwa dibiarkan bebas maka ia akan menghindari fitrahnya dan
menuju kepada keburukan sebagaimana firman Allah
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Yusuf : 53)
Al-Jurjani menyebutnya sebagai jiwa yang selalu mengikuti tabiat dan
syahwat, sedangkan Ibnu Qayyim mengatakan bahwa jiwa ini adalah
sahabatnya setan yang selalu menggodanya.
2. Nafsu lawwamah (Jiwa yang selalu mencela)
Allah telah bersumpah atas jiwa ini sebagaimana Dia telah telah
bersumpah atas hari akhir di ayat sebelumnya, Imam Qurthubi menukil
pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, dan Hasan bahwa yang dimaksud
adalah jiwa seorang mukmin yang selalu merasa kurang atas amalnya,
sedangkan Imam Ghazali berpendapat bahwa itu adalah jiwa yang
52
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
sering berubah keadaaanya maka Ibnu Qayyim menengahi dengan
berkata “semua pengertian di atas benar”.
Dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri)
(Al-Qiyamah : 2)
3. Nafsu muthmainnah (Jiwa yang tenang)
Yaitu apabila jiwa tenang dan tentram dengan zikrullah, tunduk
padaNya, dan rindu berjumpa denganNya, ini merupakan tingkatan
tertinggi sebuah jiwa. Beberapa ulama terdahulu banyak
mendefinisikan maknanya, Ibnu Abbas menyebutnya sebagai jiwa
yang benar sedangkan Ibnu Qatadah menyimpulkan sebagai “jiwa
mukmin yang tenang dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT”.
Hai jiwa yang tenang. (Al-Fajr : 27)
Pandangan para Filosof dan Sarjana Psikologi Modern Mengenai
Jiwa Manusia
pada pembahasan kali ini penulis mencoba membaginya menjadi dua
bagian. Pembahasan pertama terkait pendapat para filosof mengenai jiwa
manusia sedangkan pembahasan kedua menyangkut pendapat psikologi
modern terhadap jiwa.
Pendapat para filosof mengenai jiwa manusia
Saat ini para filosof terlalu berlebihan dalam membahas jiwa dan sebagian
besar berdasarkan metode yang salah. Mereka menggambarkan jiwa
menurut akal mereka berdasarkan teori dan itu menyebabkan banyaknya
perbedaan diantara mereka.
Para filosof berargumen dengan akal mereka terhadap penetapan bentuk
jiwa padahal Raghib Al-Ashfahani telah membantahnya dengan mengatakan “
sesungguhnya bentuk jiwa dalam diri manusia itu adalah perkara jelas yang
53
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
tidak membutuhkan dalil karena jiwa adalah hasil dari perbuatan, perasaan,
dan pengetahuan”
Contoh lain adalah perselisihan mereka dalam menentukan apakah jiwa
dan badan merupakan satu kesatuan. Sebagian filosof mengatakan bahwa
keduanya adalah satu kesatuan sedangkan sebagian yang lain berpendapat
sebaliknya. Kenyataannya sebagaimana yang diisyaratkan dalam nash Al-
Qur’an bahwa jiwa memiliki kondisi, sifat serta keistimewaannya namun
bukan berarti ada keragaman jiwa dalam satu wadah melainkan hanyalah
perubahan kondisi jiwa itu sendiri.
Adapun metode Islam secara gamblang menjelaskan bahwa hakikat jiwa
itu ghaib dan kita tidak dapat mengetahuinya kecuali dengan nash-nash yang
ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah, yang diperbolehkan adalah mempelajari
kondisi, cara mengatur, dan mengobati jiwa tersebut.
Pandangan sarjana psikologi modern mengenai jiwa manusia
Ilmu kejiwaan telah berkembang pesat seiring perkembangan zaman saat
ini, jika dahulu lebih tertuju pada ruh berdasar pengetahuan nasrani maka
saat ini lebih mengarah pada perasaan dan naluri. Dari sini muncul
permasalahan mendasar bahwa mereka menganggap manusia bukan
sebagai individu sempurna melainkan sebagai bagian dari suatu zaman yang
akan berubah.
Freud, pendiri instansi kejiwaan membagi jiwa menjadi tiga bagian.
Pertama, al-haw yang merupakan naluri dasar manusia. Kedua, al-ana yang
merupakan kondisi manusia yang selalu merasa kurang atas perbuatannya.
Ketiga, al-ana al-a’la yang merupakan perasaan puas atas agama dan
lingkungan mereka.
Hal mengagumkan dari pembagian ini adalah bahwa Al-Qur’an telah
menjelaskannya empat bekas abad yang lalu. Al-haw dapat disebut nasf al-
ammarah bi as-suu’, al-ana dapat digolongkan nafs muthmainnah, sedangkan
al-ana al-a’la sejenis dengan nafs al-lawwamah.
54
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Oleh karena itu ilmu jiwa yang benar adalah ilmu yang dilandasi atas asas
Islam yang membahas tentang sifat, keistimewaan, kondisi, serta
pengobatannya sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
Pandangan Agama-Agama Mengenai Jiwa Manusia dan Pendidikannya
Ada begitu banyak agama-agama yang tersebar di dunia ini selain Islam
dan kesemuanya telah tercampur kebatilan di dalamnya. Kali ini saya akan
mencoba membahas pandangan agama lain mengenai jiwa dan pendidikan di
dalamnya dengan sedikit penjelasan mengenai penyelewengannya.
Mesir Kuno
Mesir Kuno memiliki satu Tuhan yang disebut Aatun dan membuatkannya
patung kemudian generasi sesudahnya juga membuat berhala lain sehingga
setiap kota memiliki tuhan dan tempat peribadatannya.
Mereka beranggapan bahwa ruh itu terbagi menjadi tiga. Pertama, ruh
yang ada di dunia. Kedua, ruh yang bersemayam di langit. Ketiga, ruh yang
ada dalam firaun (raja) yang mati dan ruh tersebut akan hilang jika jasad
firaun rusak.
Kita dapat menyimpulkan kepercayaan ini tercampur syirik yang amat
kental yang telah merusak tatanan martabat manusia dengan pengagungan
berlebihan. Allah berfirman terkait pengagungan mereka terhadap firaun
Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan Perkataan itu) lalu mereka
patuh kepadanya. karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.
(Az-Zukhruf : 54)
Brahmana
Brahmana memiliki tuhan yang disebut Brahma dan kitab suci Weda,
agama ini adalah agama orang India Kuno yang mengajarkan tentang
penyiksaan diri dan menjauhkan diri dari hawa nafsu.
55
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
Mereka berkeyakinan jiwa itu tersembunyi dan jika datang kematian maka
jiwa yang suci akan kekal di surga sedangkan yang kotor dikembalikan ke
dunia. Mereka juga meyakini bahwa jiwa itu kekal dan berpindah dari satu
badan ke badan yang lain, apabila mereka jahat maka akan dipindahkan
setelah kematian pada hewan untuk menebus kesalahan.
Oleh karena itu mereka mengelompokkan manusia menjadi tiga yaitu
bangsawan, kesatria dan jelata. Dan tujuan akhir kesemuanya adalah
nirwana yang merupakan terbebasnya jiwa dari jasad dan kesusahan dunia.
Hindu
Agama Hindu memiliki kesamaan dengan Brahmana dan merupakan
agama mayoritas orang India saat ini. Mereka tidak menyembah berbagai
tuhan tetapi menyembah sejenis sapi yang dibuat oleh Samiri yang dianggap
lebih suci daripada ibu mereka karena selalu member rizki berupa susu.
Mereka meniadakan arwah tetapi mempercayai reinkarnasi yaitu
keluarnya ruh dari jasad menuju alam lain dalam bentuk yang lain pula. Allah
berfirman terkait perbuatan mereka ini
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia
ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
(Al-Kahfi : 103-104).
Yahudi
Dalam kitab perjanjian lama yang terbagi menjadi tiga puluh Sembilan dan
lima bagian pertama dipercaya berasal dari Musa, mereka meyakini beberapa
poin mengenai pensucian jiwa.
56
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
1. Dasar pensucian jiwa adalah beriman kepada Sang Pencipta,
tetapi orang yahudi menyelewengkannya dengan menyebut mereka
sebagai anak Tuhan.
2. Rasul merupakan teladan dalam pensucian jiwa, tetapi mereka
malah menentang utusan Allah tersebut.
3. Sifat jiwa adalah condong terhadap kebaikan atau keburukan,
tetapi mereka beranggapan bahwa jiwa hanya condong pada
kejahatan sehingga menjadikan kebaikan sebagai perbuatan yang
sulit dilakukan karena tabiat jiwa adalah jahat.
Nasrani
Orang Nasrani meyakini cara pensucian jiwa adalah dengan mengikuti
kerahiban yaitu menjauhkan diri dari keduniawian dengan cara menyendiri ke
gunung, mencela harta, tidak menikah serta hidup dalam kemiskinan,
sebagaimana yang disebutkan dalam injil “ jika kamu ingin menjadi sempurna
maka juallah hartamu dan bagikan pada fakir lalu ikutilah Aku “.
Hal ini amat bertentangan dengan tabiat jiwa yang Allah ciptakan melalui
naluri manusia, dan membebani mereka untuk mengurus dunia, dan
memimpin dunia. Semua ini menunjukkan kelemahan injil-injil mereka karena
bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak sejalan dengan kondisi dunia
saat ini.
Bayi Tabung
Teknologi kedokteran modern semakin canggih. Salah satu tren yang
berkembang saat ini adalah fenomena bayi tabung. Sejatinya teknologi ini telah
dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada tahun 1977. Hingga kini banyak
pasangan yang kesulitan mempunyai anak mencoba menggunakan teknologi
bayi tabung.
Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in-vitro. Ini adalah sebuah
teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah
57
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal,
pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam
sebuah medium cair.
bagaimana hukum bayi tabung
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di tanah air telah
menetapkan fatwa tentang bayi tabung / inseminasi buatan. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma
dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab,
ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Namun para ulama
melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami istri yang
dititipkan di rahim perempuan lain. ” Itu hukumnya haram”papar MUI dalam
fatwanya karena dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah berkaitan
dengan warisan.
Cloning
Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan maupun manusia.
Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapata dilakukan
dengan cara mengambil sel tubuh atau somatik dari tubuh manusia, kemudian
diambil intinya (nukleusnya) dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum)
wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan sutau metode yang mirip
dengan proses pembuahan (inseminasi) buatan.
Proses kloning manusia diharamkan menurut hukum islam dan tidak boleh
dilaksanakan. Allah SWT berfirman mengenai perkataan iblis terkutuk yang
mengatakan: ” ...dan akan aku (iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),lalu
benar-benar mereka mengubahnya ” (QS. An nisaa: 119). Menurut ayat tersebut
fitrahnya dalam kelahiran dan berkembangbiaknya manusia adalah dengan
58
Octafrieanna/2010437017/ AL ISLAM III
adanya laki-laki dan perempuan yang sah. Sehingga jika melalui kloning
bukanlah termasuk fitrah.
Sumber : http://maulana2008.multiply.com/journal/item/179
www. republika.co.id/berita/ensiklopedia
www. konsultasi-islam.com
59