27
ODONTEKTOMI Definisi Menurut Archer : Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigidan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs. Modifikasi Sistem Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi Maksila Sistem klasifikasi untuk impaksi gigi M3 maks ila pada dasarnya sama d e n g a n impaksi gigi M3 mandibula. Meskipun demikian beberapa perbedaan dan penambahan harusdibuat untuk menjadikannya lebih akurat dalam prosedur perawatan.Berdasarkan angulasinya, tiga tipe impaksi untuk M3 maksila adalah (gbr. 9- 39) :1. vertical impaksi2. distoangular impaksi3 . mesioangular impaksiVertikal impaksi terjadi pada hampir 63% kasus, distoangular impaksi terjadi 25%,mesioangular impaksi terjadi pada 12% kasus. Posisi yang lain namun terjadi hanya kurangdari 1% seperti : transverse, inverted, dan horizontal. Impaksi vertikal dan distoangular lebihmudah diekstraksi sementara mesioangular lebih sulit. Mesioangular impaksi lebih sulitkarena tulang yang diatas gigi imnpaksi y ang harus dibuang atau diekspansi terletak di posterior dari gigi (lebih sulit dibandingkan distoangular atau vertikal impaksi).Posisi M3 maksila dalam arah bukopalatal juga menentukan tingkat kesulitanekstraksi. Kebanyakan M3 maksila menyudut ke bukal aspek dari alveolar prosesus, yangmembuat tulang diatas area tersebut tipis dan menjadikannya mudah untuk diekstraksi ataudiekspansi. Terkadang impaksi gigi M3 maksila

ODONTEKTOMI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

odontektomi

Citation preview

ODONTEKTOMIDefinisi Menurut Archer: Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigidan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs.

Modifikasi Sistem Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi MaksilaSistem k las i f ikasi  untuk  impaksi  g ig i  M3 maksi la  pada dasarnya sama denganimpaksi gigi M3 mandibula. Meskipun demikian beberapa perbedaan dan penambahan harusdibuat untuk menjadikannya lebih akurat dalam prosedur perawatan.Berdasarkan angulasinya, tiga tipe impaksi untuk M3 maksila adalah (gbr. 9-39) :1. vertical impaksi2. distoangular impaksi3. mesioangular impaksiVertikal impaksi terjadi pada hampir 63% kasus, distoangular impaksi terjadi 25%,mesioangular impaksi terjadi pada 12% kasus. Posisi yang lain namun terjadi hanya kurangdari 1% seperti : transverse, inverted, dan horizontal. Impaksi vertikal dan distoangular lebihmudah diekstraksi sementara mesioangular lebih sulit. Mesioangular impaksi lebih sulitkarena  tu lang yang d iatas g ig i   imnpaksi  yang harus d ibuang atau d iekspansi   ter le tak  d iposterior dari gigi (lebih sulit dibandingkan distoangular atau vertikal impaksi).Posisi M3 maksila dalam arah bukopalatal juga menentukan tingkat kesulitanekstraksi. Kebanyakan M3 maksila menyudut ke bukal aspek dari alveolar prosesus, yangmembuat tulang diatas area tersebut tipis dan menjadikannya mudah untuk diekstraksi ataudiekspansi. Terkadang impaksi gigi M3 maksila menyudut ke aspek palatal dari prosesusalveolar. Hal ini membuat gigi lebih sulit untuk diekstraksi, karena sejumlah besar tulangharus dihilangkan untuk mendapatkan akses ke gigi.The Pell dan Gregory mengklasifikasikan impaksi berdasarkan hubungannya denganoklusal plane menjadi A, B, dan C. (gbr 9-40).Kelas Apermukaan oklusal M3 sejajar dengan permukaan oklusal M2.Kelas Bpermukaan oklusal dari M3 terletak diantara oklusal plane dan cervikal line M2.Kelas Cpermukaan oklusal M3 dibawah cervikal line M2.Faktor  yang mempersul i t  ekst raksi  g ig i  M3 maksi la  

diantaranya adalah bentuk  individual akar dari M3. akar yang fusi lebih mudah diekstraksi dibandingkan akar yangerratic (menyebar). Folikel yang mengelilingi gigi impaksi juga mempersulit ekstraksi. Jikafo l ike l   luas g ig i   leb ih  mudah diekstraksi  d ibandingkan j ika pol ike l   t ip is  atau  idak ada.Densitas tulang juga mempersulit ekstraksi gigi M3. pasien muda lebih dense dan elastik.Hubungan dengan M2 juga mempengaruhi kesulitan ekstraksi gigi M3.Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan ekstraksi M3 maksila dibandingkanmandibula adalah kehadiran sinus maksilaris. Jika akar M3 berkontak dengan maksilari sinus,ekstraksi  g ig i  M3 akan menghasi lkan kompl ikasi  s inus maksi lar i  sepert i  s inusi t is  atauoroantral fistula. Terakhir, ekstraksi dari gigi M3 maksila dapat membuat tuberositas maksilamenjadi fraktur.Impaksi Gigi LainnyaSetelah M3 mandibula dan maksila, gigi lain yang terkadang impaksi adalah Canine.Jika gigi terletak diatas dalam kelas B atau C dan menyudut ke labial aspek. Penanganannyadapat dilakukan dengan prosedur flap dan orthodontic appliances. Teknik flap yangdigunakan adalah dengan insisi anterior, inferior, dan posterior mukosa. Kemudian flapdiangkat dan diretraksi ke apical (apically repositioned flap). Tulang yang ada dibersihkandengan chisel atau bur dan f lap d i posis ikan ke apikal la lu d i jahi t . Sete lah i tu d iber ikanperiodontal pack sampai proses healing terjadi. Setelah 7-10 hari orthodontist dapatmelakukan pemasangan bracket pada gigi untuk menariknya kearah yang diinginkan. (Gbr. 9-42)Langkah-langkah dasar dalam merencanakan prosedur operasi :1. Pelajari hasil rontgen fotoTidak ada penajaman atau pemendekan gambar Bentuk gigiJumlah serta lenkung akar Letak / posisi gigi2. Klasifikasi gigi impaksi3. Pelajari posisi gigi impaksi secara klinis4. Lakukan palpasi disekeliling daerah operasiProsedur Operasi :1 .   R e n c a n a k a n   o u t l i n e   f l a p   y a n g   a k a n   d i g u n a k a n   ,  s e h i n g g a   s e t e l a h   o p e r a s i   n a n t i diharapkan terjadi penyembuhan yang baik 2. Tentukan bagaimana cara mengeluarkan gigi

Dengan pembelahan gigiHanya dengan pengangkatan tulangKombinasi pemngangkatan tulang dan pembelahan gigi3. Perkirakan pembukaan tulang sehingga dapat memberikan ruangan yang cukup untuk mengeluarkan gigi impaksi4. Rencanakan dengan metode yang logis dan instrumen yang tepat.Komplikasi pada waktu operasi M31.  Perdarahan2. Fraktur akar gigi M33. Kerusakan gigi M24. Fraktur mandibula5. Fraktur tuberositas maksilaPROSEDUR BEDAH ODONTEKTOMI :Prinsip dan langkah-langkah untuk menghilangkan gigi impaksi sama dengan surgicalextraction lain. Ada 5 teknik dasar :1. Mendapatkan exposure yang cukup ke area gigi impaksiini berarti pengangkatanf lap  jar ingan  lunak harus member ikan d imensi  yang cukup bagi  operator  untuk melakukan pembedahan yang perlu.2. Mendapatkan akses yang diperlukan untuk pembuangan tulang agar gigi terlihat untuk dilakukan pemotongan atau pengangkatan.

 3.  Membelah/membagi  g ig i  dengan bur  atau chisel   (p isau bedah)  agar  ekstraksi  g ig idapat dilakukan tanpa pembuangan tulang berlebihan.4. Mengangkat potongan gigi dari prosesus alveolar dengan elevator.5. Pembersihan dengan irigasi dan pembersihan mekanis dengan kurettase dan ditutupdengansimple interrupted suture.Meskipun pendekatan bedahnya mirip dengan ekstraksi dengan bedah gigi lainnya, namunperlu diingat bahwapengangkatan gigi memerlukan pembuangan tulang, kadang memerlukan pembelahan gigi, dan karena tulang yang dibuang relative keras maka alat danteknik melakukannya harus sangat baik.Gigi sebenarnya bisa diangkat tanpa dilakukanpembelahan namun harus dengan membuang sejumlah besar tulang. Hal ini akanmemper lama penyembuhan dan melemahkan rahang.  Namun pemotongan gig i  menjadibanyak bagian juga tidak terlalu baik karena akan memperlama waktu operasi. Jadi buanglahtulang dan potonglah gigi sesuai dengan kebutuhan untuk menyingkat waktu bedah danproses penyembuhan.

Langkah 1 :Pengangkatan Flap yang Cukup untuk Aksesbilitas. Untuk mendapatkan akses ke areadan pengl ihatan  yang ke  tu lang,  surgeon harus melakukan mukoper iosteal   f lap.  Adateknik melakukan flap :envelope flapdanthree-corner flap.Envelope flap merupakanfavorite karena mudah ditutup dan proses penyembuhan lebih cepat, sedangkan three-corner flap dilakukan untuk mendapatkan akses yang lebih dalam ke area akar gigi. Flapenvelopedirefleksikan dari leher M1 dan M2 tetapi dengan perluasan distal kea rahlatera l atau bukal ke dalam region M3 ( t r igonum ret romolare) . F lap mandibula yang paling sering digunakan adalah envelope tanpa insisi tambahan,oEnvelope flapins is i d imula i dar i mesia l papi la M1 melewat i leher g ig isampai  ke sudut  d is tobukal  M2 dan kemudian  terus lurus kebelakang kesamping anterior border mandibula (gbr 9-43). Insisi kebelakang harus dalamgaris lurus dan tetap diatas tulang. Insisi kebelakang tidak boleh masuk kesubl ingual  space karena d isana b isa mencederai   l ingual  nerve yang dekatdengan area M3 mandibula.  Kemudian  f lap d iangkat  ke eksternal  obl iquer idge dengan elevator .  Retraktor  d i le takkan d i  buccal  shel f ,  hanya padaeksternal obliq ridge dan distabilisasi dengan memberikan tekanan ke tulang.Retractor Austin dan Minnesota biasa digunakan.oThree-corner flapinsisi berjalan dari belakang, dari distobucal line angleM2 melewati leher gigi kemudian kedepan ke arah apikal M1. (gbr 9-44)oAspek lingual mandibula dihindari untuk mencegah cedera pada N. lingualis.Flap serupa digunakan pada lengkung rahang atas, tetapi diletakkan di atastuberositas sedangkan peluasan distalnya tetap ke lateral atau bukal

 elastis. Secara umum impaksi gigi dimanapun berada, pemotongan biasanyadilakukan pada servikal line. Hal ini akan memudahkan pengambilan bagian mahkota,mendorong bagian akar ke ruang yang ditempati bagian mahkota, kemudianmengangkat bagian akar. Pada kasusmesioangular yang cenderung sulit,pemotongan dilakukan pada bagian distal setengah mahkota gigi sampai ke bawahcervical line dari aspek distal. Setelah bagian distal diangkat, small straight elevator disisipkan ke purchase point pada mesial aspek M3, dan gigi diangkat dengan gerakanrotasi dan lever dengan elevator (gbr 9-46). Pada kasushorizontal impaksisetelahtu lang yang d i inginkan d iambi l ,  g ig i  d ipotong  tepat  d i  serv ikal   l ine,  kemudianpengangkatan bagian gigi sama dengan pengambilan gigi secara umum (gbr 9-47).Pada kasusvertical impaksigigi dipotong menjadi bagian mesial dan distal (gbr 9-48).Langkah 4 :Pengambilan Potongan Gigi dengan Elevator.Setelah tulang dibersihkan dan gigid ipotong,   langkah selanjutnya adalah mengangkat  potongan gig i  dengandental elevator.Pada mandibula elevator yang biasa digunakan adalah straight elevator, thepaired Cryer elevator, dan Crane pick. Perbedaan pengambilan gigi impaksi denganekstraksi biasa adalah pada pengambilan gigi impaksi hampir tidak diperlukan luksasigigi untuk tujuan ekspansi bucal or linguocortical plate. Karena tulang telah dibuangdan gigi telah dipotong. Pemberian tekanan yang eksesive malah akan membahayakangig i  M2 sebelahnya dan keseluruhan mandibula.  Elevator  d idesain  bukan untuk memberikan tekanan berlebih pada gigi akan tetapi untuk mencungkil gigi atau akar gigi kearah yang diinginkan dengan tekanan yang sesuai.Langkah 5 :Debridement of Wound and Wound Closure.

Setelah gigi impaksi diangkat, langkahberikutnya adalah pembersihan wound (soket) dari semua debris yang mungkin adadar i  pecahan  tu lang dan  la innya.  Pembers ihan denganirigasi salin steriledan pembersihan mekanis dengan periapikal kuretase.Tulang hasil kuretase harus halusdan pinggirannya tidak tajam. Sebuah mosquito hemostat dapat digunakan untuk mengambil sisa dental folikel.Penutupan insisi adalah penutupan yang dilakukan pertama kali. Jika disain flap baik dan tidak traumatized maka flap akan dengan mudah dikembalikan ke tempat asalnya.Penjahitan awal dibuat melalui attach tissue / perlekatan jaringan pada aspek posterior dari M2, jahitan tambahan dilakukan ke belakang dari posisi tersebut dan kedepan

 mela lu i  papi la  pada s is i  mesia l  dar i  M2. Biasanya 3-4  jahi tan d iper lukan untuk menutup flap bedah.Teknik Odontektomi (SUMBER DIKTAT)1. Pembuatan Mukoperiosteal Flap•Untuk kelas I dan kelas II posisi A dan B : insisi dimulai dari ¾ inci dari sisidistal M3 sebelah lingual linea oblique eksterna ke pertengahan dari sisi distalM3 kemudian mengelilingi M3 bagian bukal sampai interproksimal M3 danM2 la lu turun ke arah muccobukal fo ld dengan sudut 45 derajat ke arah mesial.•Untuk kelas I dan II posisi C dan kelas II posisi A, B, C : insisi ¾ inci darid is ta l  M2 sebelah  l ingua obl ique eksterna ke per tengahan s is i  d is ta l  M2kemudian mengelilingi M2 bagian bukal ke interproksimal M2 dan M1 laluturun dengan sudut 45 derajat ke arah mukobukal fold.2. Pengambilan TulangDapat dilakukan dengan : bor, pahat, atau kombinasi bor dan

pahat.Pengambilan tulang pada kelas I & II posisi A / B di bagian distal dan bukal. Padakelas I & II posisi C dan kelas III posisi A, B, C pengambilan tulang pada bagiandistal, bukal, dan korona.3. pengeluaran GigiDapat secara intoto atau dengan separasi.•Intoto (secara utuh)tulang merupakan fulcrum (titik tumpu)gigi diangkatkeatas lalu didorong ke distal.•Separasigigi dipecah lebih dahulu, lalu diambil sebagian-sebagian(splinting teknik)Tindakan sesudah pencabutan gigiSesudah gig i   impaksi  berhasi l  d ike luarkan dengan baik,  s isa-s isa   fo l ike l  d ibers ihkanseluruhnya. Kegagalan untuk melakukan hal ini bisa mengakibatkan penyembuhan yanglama atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikeldibersihkan, alveolus diirigasi dengan saline dan diperiksa dengan teliti. Pada rahang atasterutama perhatikan adanya kemungkinan perforasi sinus. Yang penting berkenaan denganpembedahan impaksi gigi bawah adalah kondisi bundle neurovascular alveolari inferior yang sering terlihat pada kedalaman alveolus. Semua potongan gigi atau serpihan tulangjuga serpihan periosteum dan mukosa harus dihilangkan. Tepi-tepi tulang dihaluskandengan bur dan kikir tulang. Penjahitan dilakukan terutama untuk menstabilkan jaringan

 terhadap prosesus alveolaris dan terhadap efek distobukal M2 di dekatnya. Foto sinar Xsegera sesudah operasi dibuat untuk kasus-kasus yang sulit di mana ada kemungkinanter jadi   f rakt i r  menadibula   /  cedera st ruktur  seki tarnya (permukaan akar) .  Kemudiandiletakkan tampon di atas bekas operasi dan pasien dianjurkan untuk tetap menggigitnyapaling tidak 1- 1½ jam.Instruksi pasca-bedahTekankan per lunya minum analgesic  sebelum rasa saki t  t imbul ,  sepert i   juga apl ikasidingin untuk mengontrol

pembengkakan. Puncak rasa sakit sesudah pembedahan impaksiadalah selama kembalinya sensasi daerah operasi sedangkan pembengkakan maksimalbiasanya terjadinya 24 jam pasca-pencabutan.Tindak lanjutControl dijadwalkan pada waktu melepas jahita, baisanya hari keempat / kelima sesuahoperasi. Pada kunjungan ini daerah yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu mengenaipenutupan mukosa dan keberadaan beku darah.  Yang hampir  se la lu   ter jadi  adalahkebersihan mulut yang jelek karena penyikatan gigi masih sakit. Tekankan anjuran untuk menggunakan  larutan kumur secara efekt i f ,  sedangkan penggunaan alat  pulsasi  a i r  sebaiknya ditunda karena dikhawatirkan dapat melukai atau melepas bekuan darah.PERIOPERATIVE PASIEN MANAGEMENT

  

Pengambi lan  g ig i   impaksi  M3 dengan prosedur  bedah sela lu  berhubungan denganbesarnya rasa takut pasien. Terlebih lagi dalam prosedur bedah nanti akan terdengar suaradan sensasi yang tak mengenakkan. Olah karena itu, para praktisi badah mulut kadangmerekomendasikan pasien mereka dengan beberapa tipe pengontrol ketakutan yang dalamseperti general anastesik atau deep intravenous sedation.Teknik  yang k i ta  gunakan  juga harus member ikan kenyamanan bagi  pasien sebaik  mungkin. Agar surgeon dapat bekerja secepat dan seefektif mungkin serta meminimalkanpengalaman pasien pada efek yang tidak menyenangkan. Meskipun general anastesi dandeep intravenous sedative telah diberikan, kebanyakan surgeon meminta pasienmelupakan pengalamannya. Sehingga pasien hanya mempunyai sedikit memori mengenaiprosedur bedahnya.Untuk mengontrol rasa sakit dan ketakuatan, beberapa obat diperlukan untuk mengontrolhal yang tak diinginkan pasca bedah. Surgeon harus meresepkan oral analgesik yangpoten untuk setiap pasien. Diberikan selama 3-4 hari. Kombinasi dari Codein, dan Codeincongeners, dengan aspirin atau acetaminophen biasanya digunakan. Analgesik non-steroidal antiinflamasi dapat diberikan untuk beberapa pasien.Untuk mengontrol pembengkakan setelah pembedahan, beberapa surgeon memberikanparenteral steroid. Intravenous administration dari sejumlah kecil glucocorticoid steroidcukup untuk member ikan efek ant i   in f lamasi  pasca bedah.  Beberapa surgeon  jugamemberikan 8 mg dexamethasone sebelum pembedahan karena memberikan efek antibengkak yang lama pasca bedah.Antibiotik tidak mesti diresepkan. Jika riwayat pasien baik dan tidak ada indikasi sistemik untuk antibiotik dan kehadiran lokal infeksi, antibiotik biasanya tidak diberikan.Antibiotik pasti diberikan selama beberapa hari ketika sebelumnya terjadi pericoronitis.

Surgeon juga harus memberitahukan hal-hal yang wajar pasce pembedahan kepada pasienmengenai pembengkakan yang akan terjadi selama 3-4 hari di area sekitar pembedahan.Pembengkakan akan hilang sekitar 10 hari. Pasien juga akan mengalami rasa sakit 2-3hari didaerah operasi. Pasien yang diangkat M3 mandibulanya, umumnya mengalamimild-to-moderate trismus dan akan sedikit sulit membuka mulut dibandingkan biasanya.Namun itu semua akan kembali normal dalam 10-14 hari.PEMOTONGAN TERENCANA (SEPARASI)Impaksi mesioangular Pemotongan terencana dari impaksi gigi molar ketiga hanya membutuhkan pemotongntulang yang lebih sedikit dan mengakibatkan trauma yang kecil untuk mendapatkan arahpengeluaran yang baik. Suatu contoh klasik adalah pemotongan bagian distal mahkotaatau separuh bagian distal gigi bawah yang impaksi mesioangular. Sesudah pembuatan

 pari di sekitar gigi, bur fisur diletakkan pada garis servikal dan dengan gerakan sepertimenggergaji atau menyikat, gigi dipotong ke aksial dari 2/3 atau ¾ menembus dari lingualke bukal. Elevator lurus yang kecil digunakan untuk menyelesaikan pemisahan bagian-bagian gigi, mematahkan bagian distal mahkota atau memcah gigi menjadi dua dari daerahbifurkasi. Sesudah mahkota bagian distal dikeluarkan, sisa gigi impaksi didoron ke arahcelah yang terbentuk sebelumnya dengan menggunakan elevator lurus atau elevator cranepick #41 yang diinsersikan pada bagian mesio-bukal atau pada tempat yang sama denganpengeluaran bagian distal. Gaya ini melepaskan gigi dari linggir distal M2.Impaksi Distoangular Pemotongan standar untuk gigi bawah dengan impaksi disto-angular adalah mengambilsebanyak mungkin bagian akar atau mahkota gigi sebelah distal. Pada teknik ini yangsangat penting adalah mempertahankan bagian mesial mahkota gigi atau akar, karenabagian tersebut menjadi pegangan untuk pergeseran ke distal dari sisa potongan gigi. Jikasegmen ini hilang, pengambilan hanya bisa dilakukan dengan membuat jalan masuk bukalyang besar dengan eksisi tulang tambahan.Impaksi HorizontalRencana pemotongan untuk impaksi horizontal tergantung pada pengambilan awalmahkota dan diikuti pergeseran akar baik satu

persatu atau langsung seluruhnya kea rahruang yang terbentuk dari pengambilan mahkota. Biasanya mahkota lebih baik diambildengan 2 tahap. Pemotongan pertama adalah melintang pada garis servikal, sedang tahap 2(aksial atau longitudinal) adalah sejajar sumbu panjang gigi. Belahan mahkota lingualdipatahkan dan diungkit kea rah lingual dengan menggunakan elevator, sedangkan sisamahkota yang tertinggal digeser ke arah ruang yang ada dan dikeluarkan. Akar superior terdedah dan d ibuat   t i t ik  ka i tan pada permukaan super ior .  E levator  d i insers ikan dankemudian ditarik ke anterior (mesial). Hal ini cenderung menggeser akar ke anterior kearah ruang yang seblumnya di tempt i o leh mahkota. Apabi la akar t idak b isa bergerak  sebagai satu unit, maka akar superior dipisahkan dari yang inferior, dan kemudian akandikeluarkan satu per satu.Impaksi melintangPemotongan pada g ig i   impaksi  mel intang mengikut i  cara yang mir ip  dengan yangdilakukan pada gigi impaksi horizontal. Sekali lagi kuncinya adalah mahkota dikeluarkandahulu. Pada keadaan ini, mahkota dipisahkan, kemudian dipatahkan dengan elevator dandiungkit ke lingual seluruhnya. Titik kaitan dibuat pada akar superior dan tekanan kea rahl ingual  d iapl ikasikan  untuk menggeser  akar  ke dalam ruang yang  tadinya d i tempat imahkota.

Impaksi vertikal

 Pencabutan impaksi vertical, khususnya apabila terletak di tempat yang sangat dalam,biasanya diperlancar dengan pengeluaran mahkota terlebih dahulu. Ini dikerjakan denganmembuka garis servikal dan denga menggunakan bur untuk memotong melalui dua pertigaatau  t iga perempat  mahkota  ke bukal   /   l ingual ,  d i ikut i  dengan mematahkan mahkotamenggunakan elevator. Titik kaitan dibuat di sebelah bukal akar, kemudian akandikeluarkan kea rah superior dengan menggunakan elevator crane pick. Jika akar sulitdigeser, akar dipisahkan pada bifurkasinya dan dicabut satu per satu.PENDEKATAN DARI LINGUALDi inggris dan daerah tertentu di benua eropa sering dilakukan pemotongan tulang lingualatau teknik pengeluaran lingual untuk gigi molar ketiga bawah yang impaksi. Cara inimempunyai  keuntungan karena  tu lang sebelah  l ingual  

leb ih   t ip is ,  cacat  yang  ter jadisesudah pencabutan lebih kecil dan crista oblique externa tetap terpelihara. Untuk cara inid igunakan suatu  ret ractor   l ingual  yang d idesain  khusus untuk  ret raksi   l idah dan  f lap lingual serta melindungi n.lingualis. pemotongan vertical dari tulang kortikal sebelahdistal dan mesial ketinggiannya mencapai tepat dibawah perluasan inferior dari gigi yangimpaksi .  Jadi  dataran  l ingual   tu lang  tersebut  d ipatahkan dengan di tekan dar i  bukalmenggunakan osteotom atau e levator .  Gig i  yang  impaksi  kemudian dengan mudahdidorong kea rah lingual dengan menggunakan osteotom / elevator dari arah bukal. Teknik pemisahan tulang lingual ini biasanya dilakukan dengan bantuan anestesi umum.PENCABUTAN GIGI IMPAKSI YANG LAINDidasarkan pada lokasinyaC atas yang impaksi agak sukar dicabut. Baik vertical atau horizontal, problem awalnyaadalah menentukkan lokasi dari mahkotany apakah di palatal atau fasial. Ini dilakukansecara klinik atau radiografis. Mahkota mungkin tampil dengan penonjolan yang mudahdiraba pada daerah vestibulum fasial atau tonjoloan yang serupa bisa terlihat atau terabapada daerah rugae palatum. Petunjuk yang lebih jelas adalah kecondongan insisivus laterald i dekatnya kea rah l ingual . Hal in i mungkin d isebabkan o leh tekanan ke fas ia l dar i mahkota kuspid yang impaksi horizontal terhadap akar gigi tersebut.Lokasi RadiografisTeknik   radiograf is  yang d igunakan untuk menentukkan lokasi  mel iput i   teknik   t ruemaxillary occlusal, lateral ekstraoral atau tangential dan schift shot. True occlusal viewdibuat dengan menempatkan konus pada linger dahi dan meyerongkannya agak ke depan,sejajar dengan sumbu panjang gigi anterior atas. Cara ini akan memperlihatkanpenampang melintang gigi-gigi anterior dan posisi gigi impaksi pada hubungansesungguhnya. Dengan menempatkan tongue blade terhadap film occlusal dapat diperoleh

 gambar  ekstra  ora l  yang memuaskan.  Pasien memegang sendir i   tongue b lade untuk stabi l isas i   f i lm pada posis i  yang d iharapkan d i  daerah d i  dekat  g ig i  yang impaksi .Pemaparan tangential dibuat yang dapat memperlihatkan lokasi mahkota. Teknik Schiftshot menggunakan 3 film periapikal yang ditempatkan pada tempat yang tetap dan posisikonus terhadap daerah impaksi yang berbeda-beda, satu

pemotretan dari akan, satu tegak lurus dan satu dari kiri, interpretasi tergantung pada fakta bahwa objek yang dekat dengankonus Nampak bergerak menjauh,  sedangkan yang lebih   jauh dar i  kunus,  bergerak mendekati konus.Kuspid atas impaksi palatalSebagian besar mahkota kuspid terletak di palatal baik impaksi ini horizontal / vertical.Pendektakan dari palatum adalah dengan menggunakan flap envelope yang diangkat darileher gigi-gigi di sebelahnya. Jika diperlukan jalan masuk tambahan, maka bisa ditambahdengan insisi serong anterior. Insisi tambahan posterior sebaiknya dihindari untuk melindungi n. palatinus mayor. Tulang diambil dengan bur atau chisel menggunakantangan langsung. Rencana pemotongan gigi adalah mengambil mahkotanya dahulukemudian menggeser akar ke ruang bekas mahkota. Gigi pada mulanya dipotong padagaris servikal dan kemudian mahkota dipatahkan. Apabila mahkota tidak bisa dikeluarkan,dilakukan pemecahan lagi dalam arah memanjang sejajar dengan sumbu gigi. Titik kaitandibuat pada permukaan akar dan kemudian digunakan elevator dengan kekuatan tekananarah antero-inferior. Apabila akar tidak dapat terungkit dan mentok ke dinding anterior makan dilakukan pemotongan lagi dan dibuat lubang kaitan yang baru. Mentoknya akar tersebut disebabkan karena akar terlalu panjang atau karena kurvatur akar. Pertimbangananatomis  yang  terutama di  dalam pencabutan kaninus atas  impaksi  adalah kedekatan letaknya dengan sinus. Seperti pencabutan impaksi lainnya, sesudah pengeluaran gigidaerah tersebut diirigasi dengan larutan saline, diamati dan tepi-tepi tulang dihaluskan.Kuspid yang impaksi di fasialKuspid atas yang impaksi di labial dicabut melalui flap envelope semilunar atau retangular fasial. Biasanya mahkotanya menonjol dan pengambilan tulang bukal dilakukan denganmenggunakan elevator lurus yang kecil yang fungsinya seperti pencungkil tulang. Impaksiin i  d iungki t  dengan menggunakan  tekanan baj i  e levator  yang d i terapkan sepanjangpermukaan akar gigi. Pemotongan akar gigi diperlukan apabila arah pengeluaran terblokir oleh insisivus yang sudah erupsi, atau karena akarnya dilaserasi.Premolar atas impaksiPremolar yang impaksi di sebelah palatal sangat jarang terlihat, karena molar susu jarangtanggal secara premature. Pendekatan untuk pencabutan gigi impaksi ini srupa dengan gigikaninus impaksi yang

terletak di palatal. Flap envelope dibuat dan dibuka dari leher gigi.Mahkota dibuka dengan menggunakan elevator lurus sebagai pencungkil tulang.

 Pengunkitan gigi dilakukan dengan tekanan baji elevator. Apabila diperlukan pemotongan,harus dibuat rencana yang mirip dengan kuspid. Mahkota dikeluarkan dahulu dan akar digerakan ke bagian yang kosong bekas tempat mahkota. Seperti pada kaninus,keberadaan sinus maksilaris perlu pertimbangkan dalam menggunakan instrument. Jugaharus diperhatikan a. palatine mayor karena arteri ini terlibat dalam flap.Premolar bawah yang impaksiPremolar bawah yang impaksi mungkin menimbulkan masalah penentuan lokasi sepertikaninus atas. Pada awal perkembangannya gigi sering terletak di bukal, tetapi denganpenyempurnaan pembentukan akar ,  mahkotanya terdapat  pada bagian  l ingual .  Padakeadaan apapun,  g ig i  su l i t  d ike luarkan.  Pendekatan dar i   l ingual  menggunakan  f lapenvelope yang dibuka dari leher gigi. Pada kasus ini lidah membatasu visualisasi. Padawaktu dikeluarkan kea rah bukal dnegan flap envelope, bundle neuromuscular mentalisser ing  ter letak  d i  dalam atau d i  dekat  daerah pembedahan.  Pert imbangan  la in  dalampencabutan gigi premolar impaksi adalah kedekatannya dengan akar gigi di dekatnya. Jikaarah pengeluaran yang tidak terhalang tidak didapatkan, mahkotanya biasanya dipotongdan celah yang didapat dipergunakan untuk tempat pergeseran akar.Gigi terpendam lainnyaPencabutan gigi-gigi impaksi dan terpendam menggunakan prinsip-prinsip yang sudahdiuraikan. Apabila gigi supernumerary yang terpendam terlihat dengan sinar X sebelumerupsi gigi geligi permanent, maka pencabutannya sering ditunda sampai sesudah erupsijika mungkin, karena membedakan antara gigi normal dengan gigi ekstra pada waktupembedahan sulit atau tidak mungkin dilakukan. Gigi supernumerary meliputi mesiodens,dan disto atau para molar, menimbulkan kendala jalan masuk dan cara pengeluarannya.Pendekatan inovatif didasarkan pada prinsip yangPencabutan gigi-gigi impaksi danterpendam menggunakan prinsip-prinsip yang sudah diuraikan. Apabila gigisupernumerary  yang  terpendam ter l ihat  dengan s inar  X sebelum erupsi  g ig i  gel ig ipermanent, maka pencabutannya se

ring ditunda sampai sesudah erupsi jika mungkin,karena membedakan antara gigi normal dengan gigi ekstra pada waktu pembedahan sulitatau tidak mungkin dilakukan. Gigi supernumerary meliputi mesiodens, dan disto ataupara molar, menimbulkan kendala jalan masuk dan cara pengeluarannya. Pendekataninovatif didasarkan pada prinsip yang tepat sering dapat menyelamatkan keadaan. Denganrasio risiko / manfat yang tidak menguntungkan, tidak melakukan apa-apa kadang-kadangmerupakan tindakan yang tepat. Mengorbankn gigi yang erupsi sebagian akibatpencabutan gigi terpendam atau impaksi tidak dapat dibenarkan.

D. PenatalaksanaanWisdom Tooth(Gigi Geraham Bungsu) Rahang Bawah(Internet)1.Pre Operatif Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum melakukan operasipencabutanwisdom toothrahang bawah: (John E Griffin, Jr. DMD, 2004)•Pasien perlu menentukan jadwal operasi dengan dokter gigi terlebih dahulusebelum melakukan operasi.•Pasien dan dokter gigi membahas tentang resiko-resiko yang dapat timbulakibat operasi sebelum pelaksanaan operasi dilakukan dan pasien perlumenandatanganiinformed consent .•Pasien tidak dianjurkan untuk mengemudi setelah selesai menjalankan operasikarena efek samping (rasa sakit) yang dirasakanpost operasi dapatmengganggu konsentrasi pasien saat mengemudi.•Pasien dianjurkan untuk tidur yang cukup pada malam hari sebelum operasi.•Pasien t idak d ianjurkan untuk makan dan minum sete lah tengah malam dimalam sebelum melakukan operasi .  J ika pasien per lu  minum obat ,  pasiendianjurkan untuk minum dengan sedikit air.

•Pasien dianjurkan untuk tidak memakaicontact lensdan pakaian yang tidak nyaman. 2.Operatif 2.1. PencabutanPencabutanwisdom toothrahang bawah yang impaksi dapat dilakukan antaraumur 12-18 tahun atau sete lah g ig imolar kedua tumbuh. Persiapannya dilakukanrontgenfoto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan biasa dilakukan dengan caraodontektomiatau operasi pengangkatan gigi. Pencabutan gigi geraham bungsu padausia  12-18  tahun d ikenal  dengan pencabutanpreventif dan  in i  sangat  d ianjurkanmengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasidan mempercepat  waktu penyembuhan dan menghindar i   terkenanya saraf  padarahang. (drg. Djoko Micni,SpBM,FICOI dan drg.Yeanne Rosseno, 2010).Gambar II.9(a): Akar GigiWisdom ToothRahang Bawah yang Masih Pendek 

 Gambar II.9(b):Wisdom Tooth

Rahang Bawah yang Mulai Tumbuh2.2 ProsedurOdontektomi Prosedur odontektomiyang umumnya dilakukan pada pencabutanwisdomtoothrahang bawah sebagai berikut: (Nurul Fadilah Rery, dkk., 2010)a.AnestesiAnestesiyang d igunakan dapat  berupaanestesil o k a l   ( p a d a   p a s i e n   y a n g memiliki keadaan umum baik atau normal dan keadaan mental yang baik) atauanestesiumum (pada pasien yang gelisah).b. Teknik operasi1) Membuat insisi untuk pembuatanflap- Harus membuka daerah operasi dengan jelas-Insisiterletak pada jaringan yang sehat- Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran darah keflapcukup baik.2) Pengambilan tulang yang menghalangi gigi3) Pengambilan gigiPengambilan gigi dapat dilakukan secara :-Intoto(utuh)Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehinggadidapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkanelevator di bawahkorona. Kemudian denganelevator tersebut dilakukan gerakanmengungkit gigi tersebut.-In separasi(terpisah)Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan denganmembuang sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengancara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu).4) Pembersihan luka

 Setelah gigi dikeluarkan,socket harus benar-benar dibersihkan dari sisa-s isa  tu lang bekas pengeboran.Folikel d a n   s i s aenamel organharusdibersihkan atau diirigasi dengan air garam fisiologis 0,9% karena jikamasih tertinggal dapat menyebabkankista residual.5)Flapdikembalikan pada tempatnya dan dijahit.3.Post Operatif (Perawatan)Setelah operasiwisdom toothrahang bawah, pasien akan mengalamipembengkakan 3-4 hari yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir karena pembengkakan yang tidak disertaidemam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpameninggalkan bekas. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno,2010)Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapatantibiotika,analgetik atau penahan saki t dan obatanti inflamasi

atau anti radang.Selama pembengkakan, pasien dapat makan (lunak), beraktivitas sehari-hari sepertisekolah atau bekerja. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudahdapat dihentikan. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno, 2010)Dengan demikian pencabutanwisdom toothrahang bawah merupakantindakan yang bijaksana untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk dankekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yangtepat. (drg. Djoko Micni, SpBM, FICOI dan drg. Yeanne Rosseno, 2010)Narasumber OM: “hal yang harus dipelajari: harus menentukan tahapapanpemeriksaan, anamnesa. Asma dan gangguan pembekuan darah: definisi,patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, rujukan. Pada penderita asmajangan sampai menimbulkan STRESS selama perawatan. Mengapa nerkumur denganair garam hangat bias mengurangi rasa sakit: > menurut penelitian dapat melepaskanperlekatan bakteri dan meningkatkan aliran darah.