14
TKEN ANGKA KEMATIAN BAY1 DAN ANGKA KEMATIAN ANAK BA1,ITA DI INDONESIA Joko ~rianto', Soeharsono ~oernantri', Tin ~fifali' TREND OF CHILDHOOD MORTALITY IN INDONESIA (NSES DA TA 1995,1998 AND 2001) Abstract. Cl1iltll1ootl niortulity rtitc ~ / h i c l ~ iriclutle lrlfulrt Mo/*tulitj* Rule (IMR) erlrrl ('/lilt/ Mortulitt: Rute (CMR) huve heerr tlsecl us soci~rl welfilre'.~ irltlicutor. 'livo upprouche.~ ,for cstiniating the rutes can be er)zplo,vetl, i.e. clirect urid ir1clirec.t ~nethods. 111 the uhsencc of udeyuute vittrl registr-utiorzsystem. un indirect method is ustlally used us altenative upprouch to estirtzute c.11ilrlI~ood nzortulity rates, using Brusstype techniques applied to survey data. Nutiorzul Soc'iul untl Ecorzo~~zic Szirvey (NSES) is orle ofperiotlic survey that provide dutu of izunzher of children ever born u11t1 surviving by age (?/' nzother, as the hasic ji)r Brus.st.vpe tec4rriyue estirrzution. Sttlcty on trerlcl of childhood niortality was hnsetl or1 NSES tlciter of1 995. 1998 t~r~tl 2001. Tlre .stuc(y ainzecl at e.xp1ori trend of' IMR urzrl CMR ,fi,c.rr.setl on tlro varitrtion ,ji)r resiclential, regiorlal and social econornic characteri.stic.s. E.stilriution of' chiltlhoocl nio/.tulit~. rutes enlployetl Trussel Techniqlle of' West-Rqionul lifb ttrhle nod el. 7'he firrdirrg sho~:ecl thut,fi,r hoth IMR a ~d CMR, regionul/tlorrlicile vclriutiorr still persist, Izigk ill r11ral elreus (rr~d iri errsterll purt c!f'hirlone.siu.IMR and CMR is lower,fbrthose with high level of' c~tli~c'trtio~~ or 1ligll quurrtile of' 1~ou.seholcl ~~~~~~~~~~~~e tlron ,fi)r tlrose irr 1014: Ievrl of' ctluctrrion crnrl low' t / ~ ~ ~ i / l t i l e . Tl1c stuclIy inrlicatcs t l ~ l t IMR or C'MRJbr- II~~~I~CJS~LI i.s SILI~IILIIII (it level (?f'~rroi~~~tl 50 per 1000, fi)r IMR and 20 per 1000, fOr* CMR. Angka keniatian merupakan indi- kator yang diakui sangat sensitif untuk menilai keberhasilan penibangunan kese- liatan. Angka kematian yang biasa dipakai sebagai indikator status kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB) dan angka keniatian anak Balita (AKA). AKB sering dianggap sebagai indikator umum dari pembangunan sosial dan secara khusus se- bagai indikator status kesehatan. Sedang- kan AKA niencerminkan kondisi kese- hataii lingkungan yang langsung mempe- iigaruhi kesehatan anak'. Angka kematian bayi dan angka ke- matian anak Balita dapat dipergunakan se- bagai dasar untuk niembuat proyeksi pen- duduk. Sedangkan AKB dan AKA me- nurut karakteristik, misalnya menurut stra- ta ekonomi, distribusi menurut daerah, da- pat dimanfaatkan untuk mengetahui perbe- daan proporsi keniatian pada riiasing-ma- sing kelompok sehingga dapat dirancang program penurunan angka keniatian pada 'Puslitbang Ekologi Icesehatan, Badan Litbangkes

of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

TKEN ANGKA KEMATIAN BAY1 DAN ANGKA KEMATIAN ANAK BA1,ITA DI INDONESIA

Joko ~rianto', Soeharsono ~oernantri ' , Tin ~ f i f a l i '

TREND OF CHILDHOOD MORTALITY IN INDONESIA (NSES DA TA 1995,1998 AND 2001)

Abstract. Cl1iltll1ootl niortulity rtitc ~ / h i c l ~ iriclutle lrlfulrt Mo/*tulitj* Rule (IMR) erlrrl ('/lilt/ Mortulitt: Rute (CMR) huve heerr tlsecl us soci~rl welfilre'.~ irltlicutor. 'livo upprouche.~ ,for cstiniating the rutes can be er)zplo,vetl, i.e. clirect urid ir1clirec.t ~nethods. 111 the uhsencc of udeyuute vittrl registr-utiorz system. un indirect method is ustlally used us altenative upprouch to estirtzute c.11ilrlI~ood nzortulity rates, using Brusstype techniques applied to survey data. Nutiorzul Soc'iul untl Ecorzo~~zic Szirvey (NSES) is orle ofperiotlic survey that provide dutu of izunzher of children ever born u11t1 surviving by age (?/' nzother, as the hasic ji)r Brus.st.vpe tec4rriyue estirrzution. Sttlcty on trerlcl of childhood niortality was hnsetl or1 NSES tlciter o f 1 995. 1998 t~r~t l 2001. Tlre .stuc(y ainzecl at e .xp1ori trend of' IMR urzrl CMR ,fi,c.rr.setl on tlro varitrtion ,ji)r resiclential, regiorlal and social econornic characteri.stic.s. E.stilriution of' chiltlhoocl nio/.tulit~. rutes enlployetl Trussel Techniqlle of' West-Rqionul lifb ttrhle nod el. 7'he firrdirrg sho~:ecl thut,fi,r hoth IMR a ~ d CMR, regionul/tlorrlicile vclriutiorr still persist, Izigk ill r11ral elreus (rr~d iri errsterll purt c!f'hirlone.siu. IMR and CMR is lower,fbr those with high level o f ' c~tli~c'trtio~~ or 1ligll quurrtile of' 1~ou.seholcl ~~~~~~~~~~~~e tlron ,fi)r tlrose irr 1014: Ievrl of' ctluctrrion crnrl low' t /~~~i / l t i l e . Tl1c stuclIy inrlicatcs t l ~ l t IMR or C'MRJbr- I I ~ ~ ~ I ~ C J S ~ L I i.s S I L I ~ I I L I I I I (it

level ( ? f ' ~ r r o i ~ ~ ~ t l 50 per 1000, fi)r IMR and 20 per 1000, fOr* CMR.

Angka keniatian merupakan indi- kator yang diakui sangat sensitif untuk menilai keberhasilan penibangunan kese- liatan. Angka kematian yang biasa dipakai sebagai indikator status kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB) dan angka keniatian anak Balita (AKA). AKB sering dianggap sebagai indikator umum dari pembangunan sosial dan secara khusus se- bagai indikator status kesehatan. Sedang- kan AKA niencerminkan kondisi kese-

hataii lingkungan yang langsung mempe- iigaruhi kesehatan anak'.

Angka kematian bayi dan angka ke- matian anak Balita dapat dipergunakan se- bagai dasar untuk niembuat proyeksi pen- duduk. Sedangkan AKB dan AKA me- nurut karakteristik, misalnya menurut stra- ta ekonomi, distribusi menurut daerah, da- pat dimanfaatkan untuk mengetahui perbe- daan proporsi keniatian pada riiasing-ma- sing kelompok sehingga dapat dirancang program penurunan angka keniatian pada

'Puslitbang Ekologi Icesehatan, Badan Litbangkes

Page 2: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Kcsellatan, Vol. 3 1, No. 4, 2003: 107-210

skala prioritas yang tepat. Selain itu data yang menerangkan adanya kecenderungan baik secara nasional maupun wilayah dapat digunakan untuk menilai dampak interven- si2

Angka kematian bayi dan Balita di Indonesia sampai saat ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan. Namun penurunan tersebut belumlah menggeni- birakan bila dibandingkan dengan angka kematian di negara ASEAN lainnya3.

Di Indonesia perliitungan angka ke- niatian tidak dapat rnengandalkan data ru- tin, karena beluni memadainya sisteln re- gistrasi keniatian yang ada, sehingga per- hi t~~ngan deligall nienianfaatkan data sur- vei sanipel merupakan altenatif untuk mendapatkan angka kematian4. Sekarang ini Indonesia telakn~eniiliki data dari ber- bagai survei yang berbasis masyarakat yang dapat diliianfaatkan untuk nienghi- ticng angka kematian.

Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei berskala besar yang mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia. Rancangan Susenas dapat memberikan perkiraan AKB dan AKA. Data yang terkandung dalam Susenas memungkinkan untuk dikaji guna mernperoleh AKB maupun AKA di Indo- nesia.

Berdasarkan variabel yang terdapat pada Susenas disertai pemahaman terhadap metode yang akan digunakan untuk meng- hitung angka kematian bayi dan anak Ba- lita, selanjutnya dilakukan analisis AKB dan AKA dari tiga data Susenas (1995, 1998 dan 2001 ). Metode perhitungan AKB yang diperkenalkan Brass yang ke- mudian dikembangkan oleh Trusell meru- pakan teknik perhitungan yang niemadai

untuk mendapatkan AKB dan AKA serta sesuai untuk digunakan di Indonesia. Ana- lisis terhadap kecenderungan angka kema- tian tersebut, khususnya menurut waktu terakhir saiigat berguna untuk meramalkan kecenderungan angka kematian pada masa yang akan datang.

Tulisan ini ber t~~juan untuk menyam- paikan besaran AKB dan AKA di Indo- nesia periode tahun 1995, 1908 dan 2001, serta bagaimana kecenderungannya pada masa datang menurut daerah tempat ting- gal, kawasan, tingkat pendidikan dan stra- ta ekonorni dan meliliat hubungan sebab serta rancangan intervensi.

BAHAN DAN METODA

Sim~ber data untuk perhitungan AKB dan AKA adalah data Susenas 1995, 1998, dan 200 1. Karena ada perbedaan tentang cakupan wilayah studi dari niasing-masing sumber data, maka dalani analisis ini di- saniakan cakupan wilayah penelitiannya. Perhitungan AKB dan AKA mengguna- kan cara tidak langsung, yaitu mengguna- kan informasi tertentu yang tidak berhu- bungan langsung dengan data kematian misalnya struktur uniur penduduk, jumlah anak yang lahir hidup dan jumlah anak yang niasih hidup, yang kemudian dikon- versikan dengan metode yang dikenibang- kan oleh 'Trusell.

Jumlah anak yang dilaliirkan hidup (ALH) dan anak yang masih hidup (AMH) ditabulasikan rata-ratanya menurut wanita berumur 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35- 39, 40,44, dan 45-49 tahun. Dasar perhitungan AKB (0-1 1 bulan) dan AKA (1-4 tahun) adalah rata-rata AI,H dan rata AMH pada kelonipok umur wanita ter-

Page 3: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Tren Angka Kematian Bayi .............. .(Irianto et.al)

sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5.

Variabel data yang digunakan adalah umur ibu, jumlah anak lahir hidup dan jumlah anak yang niasih hidup, karak- teristik kepeiidudukan (pendidikan ibu, strata pengeluaran rumah tangga menurut quintile) dan keadaan geografi (daerah tempat tinggal dan kawasan). Daerah tem- pat tinggal dibagi dalam daerah perkotaan dan daerah pedesaan sedangkan kawasan dikelompokkan dalam Kawasan Sumatera, Kawasan Jawa Bali dan Kawasan Timur Indonesia.

Perhitungan angka kematian bayi dan anak Balita tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut ":

1. Proporsi keniatian anak, Di= I - (Si)/(Pi) S(i) = rata-rata anak masih hidup dari kelonipok wanita uniur i

P(i) = rata-rata anak yang dilahirkan hidup dari kelonlpok wanita umur I'

2. Probabilitas keniatian, Q =Di x Ki, dimana Ki = ai + bi x PI/P2 + ci x P2/p3 PI = rata-rata anak lahir hidup kelonipok wanita umur 15- 19 taliun Pr = rata-rata anak laliir hidup kelonipok wanita umur 20-24 tahun P3 = rata-rata anak lahir hidup kelompok wanita uniur 25-29 tahun a, b.c = koefisien regresi

Analisis persentase dan angka ke- matian ditampilkan dalam tabel dan grafik. Untuk mendapatkan AKB(ql) dan AKA ( 1 q4) dengan menggunakan formula yang tersedia dalam program Q-Jive.

Limitasi

Susenas menyediakan data untuk mencari angka kematian bayi dan anak Balita. Pertanyaan dalam survei yang ber- hubungan dengan angka kematian bayi dan Balita yang ditanyakan kepada wanita per- nah kawin adalah7, tentang jumlah anak yang pernah dilahirkan, tentang jumlah anak yang meninggal, dan tentang jumlah anak yang masih hidup. Perhitungan de- ngan cara tidak langsung (Q-five pvogvcrnz. Tvusell equution, West nzo~lel) merujuk keadaan 2- 3 tahun sebelum survei.

Keterbatasan yang ada ketika meng- gunakan cara tidak langsung untuk meng- hitung perkiraan angka kematian adalah sebagai berikut 4.

Tingkat keniatian bayi dan anak yang ibunya telali meninggal iiiungkin le- bill besar dibandingkan anak yang di- lahirkan dari ibu yang masih hidup saja. Sehiiigga angka kematian bayi dan anak yang lianya berdasarkan in- forniasi dari ibu yang masih hidup saja cenderung lebih rendah dari yaiig seharusnya. Bias estiniasi kematian juga dipengaruhi proses sensoring (khususnya estimasi untuk periode lampau).

Responden cenderung lupa melapor- kan kelaliiran/kematian anak dan sa- lah melaporkan tanggal kelahiran anak dan uniur meninggal. Hal-ha1 tersebut mempengaruhi perkiraan ang- ka kematian.

Beberapa kelemahan di atas dapat di- antisipasi dengan menyimpulkan perkira- an AKB dan AKA dari rata-rata qo yang

Page 4: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Kesehata~l. Vol. 3 1, No. 4. 2003: 107-2 10

dihitung berdasarkan qz, q 3 , dan q~ dari L[fb Tnhle Model West '.

HASIL

Analisis data yang dilakukan meli- puti seluruh Provinsi yang ada di Indonesia kecuali Provinsi Nangroe Aceh Darus- salam, Maluku, dan Papua. Setelah dilaku- kan inflasi terhadap populasi maka yang dianalisis yaitu wanita usia 15-49 tahun sejumlah sebagai berikut; Susenas 1995

sebanyak 48.686.950, Susenas 1998 seba- nyak 53.158.902, dan Susenas 2001 seba- nyak 54.460.669.

Gambar 1 menunjukkan rata-rata anak lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak masih liidup (AMH) dibandingkan dengan penduduk wanita menurut kelonipok umur. Grafik tersebut menunjukkan semakin meningkat kelompok uinur wanita semakin nieningkat pula rata-rata ALH dan AMH.

Ket: - ALH AMH

Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata ALH dan AMH Menurut Penduduk Wanita 5-49 Tahun, Susenas 1995, 1998 Dan 2001

Page 5: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Tren Angka Kematian Bayi.. . . . . . . . . . . . . .(hianto et.al)

Cambar 2. Yerbedaan ALH dan AMH Menurut Penduduk Wanita 15- 49 Tahun, Susenas 1995,1998 dan 2001

Page 6: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Hul. Penel. Kesehatan, Vol. -3 l , ho.4. 2003: 1 i0 -210

AKB AKA

Gambar 3. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak (AKA) di Indonesia, Susenas 1995,1998 dan 2001

Page 7: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Tren Angka Kematian Bayi.. . . . . . . . . . . . . .(Irianto e t . 4

Gambar 4. Angka Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal dan Kawasan, Susenas 1995,1998 Dan 2001.

AKB dan AKA menurut perkotaanlperdesaan

AKB dan AKA menurut kawasan

I

I

29

rGuJsw~s5 1 a H U . ~ i 9 9 8 i S i % i ~ -- - - - -

- - - - /OSusenasl995 OSusenasl998 USusenas2001 ] - - -

Page 8: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Kcsehafan, Vol. 3 I . No.4. 2003: I 70-2 10

I AKB Perkotaan

Sumatera Jabal KT1

- - . .- . . . - - -- AKA Perkotaan

Sumatera Jabal KT1

AKB Perdesaan

I Sumatera Jabal KT I

AKA Perdesaan

Sumaterr Jabal KT I

1 USusenas I995 asusenas I998 WSusenss 2001 1

Gambar 5. Angka Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal dan Kawasan, Susenas 1995,1998 Dan 2001.

Page 9: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Tren Angka Kematian Bayi ............... (lrianto et.al)

60

50

40

30

20

10

0

TTI SD SLTP SMU+

AKB Susenas 1995,1998,2001

TT/ SD SLTP SMU+

AKA Susenas 1995,1998,2001

OSusenas 1995 BEl Susenas 1998 mSusenas ZOO1

Cambar 6. Perbandingan AKB dan AKASecara Nasiona! Menurut Pendidikan, Susenas 1995,1998 dan 2001

Gambar 7. Perbandingan AKB dan AKA Secara Nasional Menurut Quintile Pengeluran Rumah Tangga dan Pengumpulan Data Susenas

AKB menurut quirttile

73

Q 1 Q2 4 3 Q4 Q5

asusenas 1995 WSusenas 1998 HSusenas 2001

AKA menurut quintile

3 I

Q1 Q2 4 3 Q4 Q5

OSusenas 1995 WSusenas 1998 HSusenas 2001

Page 10: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Keschatan, Vol. 3 1 , Ko.4, 2003: 179-2 10

Tren 1: AKB sejak tahun 1965-2000 --- - --

1 I

- -. -. --

Tren 3: ARB sesudah 1990-2000

Keterangan *) SP 1960, 1970, 1990, SDKl 1991, 1994

Tren 2: AKB sesudah 1985-2000

Tren 4: AKB sesudah 1994-2000

Gambar 8. Kecenderungan AKB menurut berbagai sumber*)

Page 11: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Trerl Angka Kcmatla11 Bayi.. . . . . . .. ... .. .(Irianto el.cll)

Tabel 1. Tren Angka Kematian Bayi Berdasarkan Tahun Proyeksi

Tahun Trend I Trend I1 Trend 111 Trend IV (sejak'65) (sejak185) (sejak'90) (sejak'94)

Pada tahun 1998 menunjukkan rata-rata ALH maupun AMH yang lebih rendah dibandingkan tahun 1995, tahun 1995 ALH masih di atas 4,5 sedangkan pada tahun 1998 sudah di bawah 4,5, sedangkan tahun 2001 turun lagi menjadi sekitar 4,O. Perbedaan rata-rata ALH dengan AMH terlihat semakin tua kelompok umur wa- nita semakin lebar perbedaan antara rata- rata ALH dan AMH, dengan kata lain seniakin meningkat kelompok umur wanita maka semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan, tetapi juga seniakin banyak yang meninggal.

Penurunan angka rata-rata ALH dan AMH antara data tahun 1995 hingga tahun 1998 dan dari data tahun 1995 hingga ta- hun 2001 relatif sama. Terlihat pada Gam- bar 2, garis perbedaan rata-rata ALH dan AMH untuk tahun 1998 dan 2001 ber- impit. Hal ini menunjukkan sudah semakin sulit untuk menurunkan kematian pada pada rentang waktu tiga tahun sebelum survei 1998-200 1, jika dibandingkan de- ngan tiga tahun sebelum survei 1995- 1998.

Perhitungan AKB dan AKA di Indonesia menurut sumber data 1995, 1998 dan 2001 berturut-turut adalah 60 per- seribu, 49 per seribu dan 51 per seribu. Sedangkan AKA di Indonesia berturut-

turut adalah 22 perseribu, 15 perseribu dan 17 perseribu (Gambar 3).

Perkiraan AKB dan AKA menurut daerah tempat tinggal menunjukkan bahwa AKB dan AKA di perdesaan lebih besar dari pada diperkotaan. Sedangkan AKB dan AKA menurut kawasan bervariasi dan menunjukkan pola kecenderiingan yang berbeda (Gambar 4). Diantara tiga ka- wasan tersebut AKB dan AKA di KT1 menunjukkan angka yang paling tinggi dari ketiga sumber data yang di analisa.

Untuk melihat faktor pendidikan ibu dan status ekonomi rumax tangga dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6. Menurut pendidikan ibu, dikelompokkan menjadi; ibu yang pendidikan maksimum SD, ibu berpendidikan SLTP dan ibu berpendi- dikan SLTA+. Hasil perhitungan me- nunjukkan adanya variasi angka AKB dan AKA menurut tingkat pendidikan ibu.

AKB menurut tingkat pendidikan menunjukkan, ibu yang berpendidikan maksimal SD mempunyai kecenderungan yang sama dengan AKB dan AKA na- sional. Demikian pula dengan ibu yang berpendikan SLTP dan SLTA menun- jukkan kecenderungan AKB dan AKA yang sama, yaitu menurun dan kemudian stabil pada tahun yang sama. Angka ke-

Page 12: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 3 1. No. 4. 2003: 107-210

matian bayi pada ibu berpendidikan SLTP, data tahun 1995 adalah 44 per seribu kemudian menurun pada data tahun 1998 menjadi 35 per seribu dan stabil pada 35 per seribu untuk tahun 2001 (Gambar 5). Pada AKA, menurut pendidikan ibu me- nunjukkan kecenderungan yang sama de- ngan nasional yaitu menurun dari data tahun 1995 ke 1998 kemudian ada kenai- kan pada data tahun 200 1.

Status ekonomi ruinah tangga di- gambarkan dari variabel rata-rata pe- ngeluaran rumah tangga yang dibagi dalam quintile. Quintilr 1 menunjukkan strata ekonomi yang paling rendah (miskin), quintile 5 merupakan status ekonomi pa- ling tinggi (terkaya). Gambar 7 menunjuk- kan bahwa ada variasi AKB dan AKA menurut quintile strata ekonomi. Pola ke- cenderungan A ~ B dan AKA menurut semua sumber data menunjukkan bahwa AKB dan AKA paling tinggi dijumpai pada strata ekonomi miskin.

PEMBAHASAN

Terjadi penurunan rata-rata jumlah ALH pada kurun waktu tahun 1995-1998 maupun tahun 1 998-200 1, terlihat penu- runan rata-rata jumlah ALH tahun 1995- 1998 lebih besar dari pada penurunan rata- rata jumlah ALH tahun 1998-2001 (Gam- bar 1). Salah satu pendorong terjadinya penurunan ini yaitu berhasilnya program keluarga berencana8

Secara umum kecederungan AKB dan AKA terdapat sedikit kenaikan untuk estimasi AKB dan AKA antara tahun 1998 dan 200 1 . Jika menengok ke belakang, dalam tiga dekade terakhir menunjukkan adanya penurunan AKB dan AKA. Misal- nya AKB dapat diturunkan secara nyata

dari 132 per seribu pada akhir tahun 1960 menjadi 90 per seribu pada 19809, dan 50 per seribu pada estimasi tahun 1998. Tren angka kematian bayi sejak tahun 1965 me- nunjukkan penurunan yang cepat, pada Gambar 8 terlihat penurunan yang cepat terjadi sebelum tahun 1998, tetapi setelah tahun tersebut laju penurunan semakin lambat. Dari angka R* menunjukkan, sejak tahun 1965 sebesar 97% fenomena penu- runan AKB tersebut dapat dijelaskan, se- sudah 1985 dapat menjelaskan 82%. Namun sesudah tahun 1990 dan 1994 hanya dapat menjelaskan kurang dari 50% dari fenomena yang ada.lO. Hal ini me- ngindikasikan bahwa tren AKB akhir-akhir ini sulit untuk diturunkan, bila tidak diwas- padai kemungkinan akan meningkat.

Data internasional menunjukkan AKB yang bervariasi antarnegara, kece- patan penurunan juga bervariasi antar negara. Secara global, terdapat indikasi bahwa angka kematian bayi menurun se- cara cepat pada dasawarsa tujuhpuluhan, tetapi sesudah tahun 1980-an, penurunan AKB di beberapa negara mulai melambat terutama di negara yang sangat belum berkembang' I .

Di Indonesia keadaan ini terjadi pada era tahun 1990-an, dan indikasi adanya peningkatan terjadi pada tahun 1998 serta 2001. Peningkatan angka tersebut terjadi pada tahun ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997.

Terdapat keterkaitan antara dampak kesehatan pada pembangunan ekonomi dan sebaliknya dampak pembangunan ekonomi pada kesehatan. Preston 1995 menyatakan bahwa faktor sosial ekonomi lebih do- minan untuk menerangkan penurunan ke- matian pada periode 1965- 1969 sampai

Page 13: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Tren Angka Kematian Bayi .... ...... . . .. .(Irianto et.al)

1975-1 97912. Berbagai bukti secara epi- demiologis memberikan dukungan bahwa terdapat keterkaitan antara derajat per- kembangan ekonomi suatu negara dengan tingkat kematian. Penunman pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mempenga- ruhi derajat kesehatan masyarakatnya, yang ditandai dengan perlambatan penuru- nan atau bahkan meningkatnya angka ke- matian'? Secara tidak langsung, krisis eko- nomi akan memperburuk status gizi karena mahalnya harga pangan dan obatan-obatan sehingga penduduk kelaparan dan rentan terhadap kesakitan dan kematian. Mem- buruknya kondisi ekonomi dapat disertai dengan memburuknya sanitasi lingkungan karena terganggunya fasilitas infrastruktur yang akan meningkatkan penyakit infeksi dan penyakit menular lainnya. Hal ini juga tampak pada Gainbar 6 dan 7 dimana ibu dengan tingkat pendidikan rendah dan ke- lompok rumah tangga miskin menunjuk- kan AKB dan AKA yang paling tinggi

Bila dilihat menurut kawasan, da- erah yang paling terpengaruh oleh adanya krisis adalah kawasan Jawa Bali baik per- kotaan maupun perdesaan dan daerah perkotaan KTI. Sedangkan untuk daerah Sumatera (perkotaan dan pedesaan) serta daerah perdesaan KT1 menunjukkan pola yang berbeda yaitu meskipun kecil namun menunjukkan adanya penurunan. Namun secara umum AKB dan AKA di KT1 me- rupakan yang tertinggi dibandingkan de- ngan kawasan lainnya. Demikian pula AKB dan AKA menurut pendidikan ibu maupun quirltile strata pengeluaran me- nunjukkan keragaman yang sama. Hal ini selaras dengan analisis yang dilakukan oleh Soemantri dkk bahwa mekipun ber- bagai upaya mempercepat ketinggalan KT1 telah dibuat namun secara umum KT1

masih belum dapat mencapai keterting- galannya dari kawasan lainnya (Jawa Bali

I4 dan Sumatera) . Keragaman kecende- rungan AKB dan AKA menurut kawasan memerlukan perencanaan intervensi yang berbeda pula dengan disesuaikan kemam- puan yang ada pada kawasan tersebut.

Untuk selanjutnya prospek AKB ti- dak dapat dilihat dengan cara yang bia- sanya dipakai dalam proyeksi, yaitu dari tren I yang niemakai dasar kecenderungan sejak dekade akhir tahun 60an. Alternatif lain yaitu dengan melihat kecenderungan angka kematian AKB dari tren I1 atau sesudah tahun 1985, kecenderungan ini merupakan kecenderungan yang optimistik dengan harapan dapat menurunkan AKB rata-rata 4% per tahun. Penurunan AKB seperti kecenderungan sesudah tahun 1990 (tren 111) sepertinya lebih realistik untuk dilaksanakan, yaitu dapat menurunkan AKB rata-rata 3% per tahun, tetapi bila yang terjadi adalah kecenderungan seperti sesudah tahun 1995 (tren IV), maka akan terjadi AKB dan AKA yang tidak di- harapkan, yaitu akan menaikkan AKB rata- rata 2,5% per tahunI5, Gambar 8 dan Tabel 1.

SIMPULAN

Angka kematian bayi dan angka ke- matian anak Balita meskipun pada awal- nya rnenunjukkan penurunan yang tajam pada era 60 dan 70an, namun selanjutnya penurunan tersebut berjalan lambat dan menunjukkan kecenderungan stagnan. Ter- dapat berbagai faktor yang mempengaruhi pola tersebut, seperti sosial ekonomi dan pada masyarakat di daerah tersebut, dan pendidikan. Keragaman pola AKB dan AKA menurut kawasan memerlukan pe-

Page 14: of' ~~~~~~~~~~~~erepository.litbang.kemkes.go.id/1216/1/2069-1352-1-PB.pdfTren Angka Kematian Bayi ..... .(Irianto et.al) sebut di atas yang kemudian dikonversi- kan5. Variabel data

Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 3 1, No. 4, 2003: 197-2 10

rencanaan intervensi yang berbeda sebagai upaya menurunkan AKB dan AKA serta perlu memperhatikan keragaman daerah. Upaya menumnkan AKB dengan melihat kecenderungan pada tren I11 akan realistik dengan kondisi yang ada.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Titiek Setyowati, MSi yang telah memberikan masukan yang sangat berharga dalam penulisan ini.

DAFTAR RUJUKAB

1. Soemantri, Soeharsono, Mortalitas, Morbiditas

dan HIVIAIDS di Indonesia. 2002

2. Soemantri, Soeharsono, Tehnik Demografi Sebagai Pendekatan Mengukur Kematian BaiIAnak, Disajikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian Pet~~gas kesehatan Provinsi di

Puslitbang Pelayanan kesehatan, 8-20 Feb- ruari 1993.

3. E. Sastrasuanda, Toto, dkk. Source and Methodologies Applied in Estimating Child Mortality in Indonesia: Population Cencus. lntercelsal population Survey. SusenasISKRT and SDKl dalam Proceeding of National Seminar: Maternal. Infant and Under Five

Mortality in Indoncsia. Biro Pusaat Statistik

and UNICEF, 1995

4. Soemantri. Soeharsono, Kecenderungan Mor-

talitas dan Penyebab Kematian dalam: Ke- cederungan dan faktor penent~i fertilitas dan mortalitas di Indoneia. Kantor Menteri Negara KependudukanIBKKBN. Jakarta, 1995

5. WHO, Man~~al X: Indirect techniques for

demographic estimation, UNFPA, New york. 1983

6: Brass, William, 1975, Method for Estimating

Fertility and Mortality From Limitted and

Defection Data, Laboratories for Population on Statistics on Occasional Publication.

7. Soemantri, Soeharsono, Pola Perkembangan

dan Perbandingan Antar Daerah Angka Ke- mat~an Bayi di Indonesia, Seminar T~ngkat Kematian Bayi di Indonesia. 1-3 Februari 1983,

Jakarta. BPS

8. UNICEF, Situsi anak-anak di dunia. UNICEF,

Jakarta 1995

9. Soemantri, Soeharsono, Angka Kematian Anak. Bayi dan Maternal. BPS, Jakarta 1995

10. Badan Litbangkes. Laporan data Susenas 200 1 : Status kesehatan, Pelayanan Kesehatan, peri-

laku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungaan, Surkesnas 200 1

11. Agus Wilopo, Siswanto, Dampak Resesi

Ekonomi Pada Penurunan Kematian dan Peningkatan Angka Harapan Hidup di Indo- nesia, Kertas Kerja yang disampaikan pada

Acara Seminar Sehari lkatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia di Jakarta, 1998; 4

12. Agus Wilopo. Siswanto, Dampak Resesi Ekononii Pada Pcn~~runan Kematian dan Pc- ningkatan Angka Harapan Hidup di Indonesia. Kertas Kerja yang disampaikan pada Acara Seminar Sehari lkatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia di Jakarta. 1998; 10

13. Agus Wilopo, Siswanto, Dampak Resesi Ekonomi Pada Penurunan Kematian dan

Pcningltatan Angka Harapan Hidup di lndo-

nesia. Kertas Kerja yang disampaikan pada Acara Scniinar Sehari lkatan Peminat dan Ahli

Demografi lndonesia di Jakarta. 1998; 2

14. Soemantri, Soeharsono, dkk, Kajian Awal kesehatan di Kawasan Timur Indonesia. 2002; 31.

15. Soemantri. Soeharsono, Trend Kematian Ibu

dan Bayi Kaitannya dengan Angka Kelahiran. Round Table Discussion tentang Trend Kematian Ibu dan Bayi Kaitannya dengan

Angka Kelahiran, BKKBN, 16 April 2003.