Upload
dhanty-widyanisita
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 OHIP 49
1/6
OHIP memiliki kepanjangan Oral Health Impact Profile. OHIP merupakan
sociodental indicators yang menggunakan indeks yang telah diberi bobot, untuk mengukur
dampak sosial dari kelainan rongga gigi dan mulut. Tujuan dari Oral Helath Impact Profile
(OHIP) (Slade dan Spencer, 1994), adalah untuk memberikan ukuran dampak gangguan
kesehatan mulut terhadap kehidupan sosial dan menggambarkan kaitan gangguan kesehatan
mulut terhadap kehidupan sosial secara teoritis. (Kelly 2000)
Masalah kesehatan mulut dapat menyebabkan rasa sakit dan penderitaan tidak perlu,
menyebabkan berkurangnya kesejahteraan individu, secara signifikan mengurangi kualitas
hidup dan meningkatkan beban masyarakat.
Indeks OHIP ini memuat tujuh skala penting antara lain: (Sita, 2011)
a. keterbatasan fungsional (misalnya: pengurangan kemampuan mengunyah)
b. nyeri fisik (nyeri pulpitis)
c. ketidak nyamanan psikososial (misalnya: kebingungan)
d. ketidakmampuan fisik (misalnya : penolakan makanan)
e. ketidak mampuan psikis (pengurangan konsentrasi)
f. ketidak mampuan sosial ( menolak interaksi sosial )
g. handicap (ketidakmampuan untuk bekerja)
Bagan mekanisme suatu gangguan mulut dapat menyebabkan Keterbatasan
(Impairment), Ketidakmampuan (Disability)dan Handicap. (Locker, 1988).
7/30/2019 OHIP 49
2/6
Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mempengaruhi penampilan, dan dapat
menciptakan rasa rendah diri sehingga berpengaruh pada kehidupan sosial dan pekerjaan
mereka nantinya. Sehingga edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
merupakan investasi yang sangat berguna. Contoh-contoh di dalam kehidupan sehari-hari
dari gangguan kesehatan mulut terhadap kehidupan sosial seseorang antara lain: (Slade,
1994)
1. Karies dapat meyebabkan rasa sakit ketika makan dan berbicara.
2. Bau mulut atau halitosis, merupakan salah satu gangguan yang muncul jika lalai
memperhatikan kebersihan gigi dan rongga mulut.Hal ini dapat menyebabkan hubungan
sosial terganggu karena seseorang cenderung menghindar ketika ditemui berhadapandengan orang dengan bau mulut.
3. Gigi yang berubah warna menjadi kekuningan (discolorisasi gigi parah) dapat
menyebabkan kepercayaan diri menurun. Sebaliknya dengan memiliki gigi putih bersih
dapat meningkatkan rasa percaya diri.
4. Banyaknya gigi yang hilang dapat mempengaruhi bentuk wajah. Hal ini berhubungan
pula dengan tingkat kepercayaan diri seseorang dalam berinteraksi sosial.
OHIP adalah socio dental indicators yang menggunakan indeks yang telah diberi
bobot, untuk mengukur dampak sosial dari kelainan rongga gigi dan mulut. Indeks ini
memuat 7 skala penting, yaitu : (Locker, 1993)
1. Keterbatasan fungsional, misalnya: pengurangan kemampuan mengunyah2. Nyeri fisik, misalnya: nyeri pulpitis3. Ketidak nyamanan psikososial, misalnya: kebingungan4. Ketidakmampuan fisik , misalnya : penolakan makanan
5.
Ketidak mampuan psikis, misalnya: pengurangan konsentrasi
7/30/2019 OHIP 49
3/6
6. Ketidak mampuan sosial , misalnya: menolak interaksi sosial7. Handicap (ketidakmampuan untuk bekerja).
OHIP (Oral health Impact Profile) terdiri dari 4
9 butir pertanyaan sehingga
keseluruhan pertanyaan terdiri dari 49 butir. Tujuh dimensi tersebut adalah keterbatasan
fungsi, rasa sakit, ketidaknyamanan psikis, disabilitias fisik, disabilitas psikis, disabilitas
sosial dan handicap yang urutannya menurut hierarki. Alat ukur ini berupa lima skala
liker, yaitu 1= sangat sering; 2 = sering; 3 = kadang-kadang; 4 = sangat jarang; 5 = tidak
pernah.1,2
Tabel 1.
Alat ukur dimensi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan
mulut (Oral H ealth I ndex Profi le -49Slade GD)
NO DIMENSI KUALITAS
HIDUP
BUTIR PERTANYAAN
. Keterbatasan fungsi Sulit mengunyah
Sulit mengucapkan kata-kata
Menyadari ada yang salah pada gigi dan
mulut
Merasa wajah kurang menarik
Nafas bau
Makanan sangkut
Tidak dapat mengecap dengan baik
Pencernaan terganggu
Gigi palsu tidak pas
7/30/2019 OHIP 49
4/6
2.
3.
4.
Rasa sakit fisik
Ketidaknyaman psikis
Disabilitas fisik
Sakit yang sangat di mulut
Sakit di rahang
Sakit kepala
Gigi ngilu
Gigi sakit
Gusi sakit
Tidak nyaman mengunyah
Sakit di titik tertentu
Gigi tiruan tidak nyaman
Khawatir
Merasa rendah diri
Tegang
Merasa sangat menderita
Tidak nyaman dengan penampilan
Bicara tidak jelas
Tidak dapat merasakan enaknya
makanan
Tidak bisa menyikat gigi dengan baik
Menghindari makanan tertentu
Diet kurang memuaskan
Menghindari tersenyum
Terhenti makan karena gigi sakit
Salah paham dengan orang lain
7/30/2019 OHIP 49
5/6
5.
6.
7.
Disabilitas psikis
Disabilitas sosial
Handikap
Tidak dapat makan (denture)
Tidur terganggu
Merasa kesal
Sulit merasa relaks
Depresi
Sulit berkonsentrasi
Merasa malu
Menghindari keluar rumah
Cepat marah
Sulit bersama orang lain
Mudah tersinggung
Sulit mengerjakan pekerjaan sehari-hari
Kesehatan memburuk
Keuangan memburuk
Tidak mampu beramah-tamah
Hidup terasa kurang memuaskan
Sama sekali tidak dapat berfungsi
Tidak dapat bekerja
7/30/2019 OHIP 49
6/6
Oral Health Impact Profile (OHIP) adalah salah satu instrumen yang sering digunakan
untuk mengukur kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup. OHIP yang dikembangkan
oleh Slade GD dan Spencer AJ pada tahun 1994, terdiri dari 49 butir pertanyaan yang
berhubungan dengan tujuh dimensi, dimana tujuh dimensi tersebut merupakan dampak akibat
kelainan gigi dan mulut yang nantinya akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuh dimensi
tersebut yaitu :
1. Keterbatasan fungsi.2. Rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan
psikis, ketidakmampuan sosial dan handikap. OHIP ini memiliki lima skala likert
yaitu : 0 = tidak pernah, 1 = sangat jarang , 2 = kadang kadang, 3 = sering, dan 4 =
sangat sering.31 18
Tahun 1997, Slade GD menyederhanakan OHIP yang terdiri dari 49 butir pertanyaan (OHIP-
49) menjadi OHIP dengan 14 butir pertanyaan (OHIP-14). Penelitian ini dilakukan di
Autralia Selatan dan menggunakan 1217 sampel. OHIP-14 ini juga berhubungan dengan
tujuh dimensi (keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan
fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial, dan handikap) dimana setiap dimensi
terdiri dari dua pertanyaan, dan munggunakan lima skala likert yaitu : 0 = tidak pernah, 1 =
sangat jarang, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, dan 4 = sangat sering.32 Total skor yang tinggi
menunjukkan kualitas hidup yang rendah begitu pula sebaliknya.