20
Olahraga panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang rentan cedera. Cedera dalam olahraga panjat tebing dapat dikategorikan menjadi dua yaitu cedera yang berat seperti patah tulang dan cedera ringan seperti memar. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan cedera diataranya adalah karena pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah dalam melakukan gerakan olahraga. . Kasus cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin meningkatkan tahap latihan. Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti. Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke dokter). 1.2 Rumusan Masalah

Olahraga panjat tebing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rock climbing

Citation preview

Page 1: Olahraga panjat tebing

Olahraga panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang rentan cedera. Cedera dalam

olahraga panjat tebing dapat dikategorikan menjadi dua yaitu cedera yang berat seperti patah

tulang dan cedera ringan seperti memar.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan cedera diataranya adalah karena

pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah dalam

melakukan gerakan olahraga. . Kasus cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para

pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin meningkatkan

tahap latihan.

Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior.

Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya

ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.

Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis

cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga,

akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan

untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah,

bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri

ke dokter).

1.2 Rumusan Masalah

            Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah ini hanya pada pengertian cedera,

macam- macam cedera pada olahraga panjat tebing, cara pencegahan cedera dan cara pengobatan

cedera.

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

pencegahan dan perawatan cedera olahraga, untuk mengetahui pengertian cedera, untuk

mengetahui macam-macam cedera olahraga pada olahraga panjat tebing, untuk mengetahui cara

pencegahan dan pengobatan cedera.

1.4 Metode Penulisan Makalah

Dalam penulisan makah ini penulis menggunakan metode daftar pustaka.

Page 2: Olahraga panjat tebing

1.5 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

           1.1 Latar Belakang

           1.2 Rumusan Masalah

           1.3 Tujuan Penulisan Makalah

           1.4 Metode penulisan Makalah

           1.5 Sistematika Penulisan Makalah

BAB II : “CEDERA PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING”

                    2.1 Pengertian Cedera Olahraga

               2.2 Macam-Macam Cedera Pada Olahraga Panjat Tebing.

2.3  Cara Pencegahan Cedera Olahraga

2.4 Cara Pengobatan Cedera Olahraga.

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

CEDERA PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Olahraga adalah segala jenis aktifitas fisik yang dilakukan dengan menggunakan otot

besar yang dilakukan secara berkesinambungan dan untuk tujuan tertentu. Pengertian panjat

menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menaiki (pohon dsb) dengan kaki dan tangan.

Menurut DEPDIKBUD (1997:6)  panjat tebing adalah aktivitas yang menumbuhkan kemampuan

fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan tekhnik untuk menempatkan kaki dan

tangan pada permukaan dinding, kemampuan untuk mengatur strategi dan menentukan jalur dan

Page 3: Olahraga panjat tebing

kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan yang cepat, guna mencapai tempat yang lebih

tinggi.

2.1 Pengertian Cedera Olahraga

“Cedera Olahraga” adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat

menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Dalam

pengertian lain cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau

sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya

ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.

Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan dilimpahkan

pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan

dan tidak dapat menyesuaikan diri.

Harus diingat bahwa setiap orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan

olahraga, biarpun kita telah berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapibila kita berhati-hati kita

akan bisa mengurangi resiko celaka tersebut.

Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan

gangguan atau  keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun

melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti

istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya.

Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang

multidisipliner.

Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :

a.    Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot,

luka, “stram” otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang

belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak

atas dan bawah.

b.  Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use syndromes), yang lebih spesifik yang

berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow swimer’s shoulder,

jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.

2.2 Macam-Macam Cedera Pada Olahraga Panjat Tebing.

Page 4: Olahraga panjat tebing

Olahraga panjat tebing merupakan salah satu olahraga ekstrim yang rentan akan cedera.

Adapun cedera-cedera yang biasa dialami oleh pemanjat diantara nya adalah Memar

(Contusio), . Cedera pada Otot atau Tendo dan Ligamen, . Dislokasi, Patah Tulang (Fraktur),

kram, luka dan lain sebagainya. Berikut ini adalah penjelasan dari macam-macam cedera

tersebut.

a. Memar (Contusio)

Memar adalah keadaan cedera yang terjadi pada jaringan ikat dibawah kulit. Memar

biasanya diakibatkan oleh benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit

rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan

sekitarnya. Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit.

Memar pada olahraga panjat tebing biasanya disekitar lutut dan sikut.

b. Cedera pada Otot atau Tendo dan Ligamen

Menurut Van Mechelen (2004) cedera pada ligamentum dikenal dengan istilah sprain

sedangkan cedera pada otot dan tendo dikenal sebagai strain.

1) Sprain

Sprain adalah cedera pada ligamentum hal ini terjadi karena stress berlebihan yang

mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.

Sprain pada olahraga panjat tebing biasanya pada daerah jari, lengan dan betis.

2) Strain

Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan

yangberlebihan ataupun stress yang berlebihan.

Strain pada olahraga panjat tebing biasanya pada jari, lengan dan tungkai.

c. Dislokasi

Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempatnya yang seharusnya. Dislokasi

yang sering terjadi pada olahraga panjat tebing adalah dislokasi di bahu, angkle (pergelangan

kaki), lutut dan panggul. Faktor yang meningkatkan resiko dislokasi adalah ligamen-ligamennya

yang kendor akibat pernah mengalami cedera, kekuatan otot yang menurun ataupun karena

Page 5: Olahraga panjat tebing

faktoreksternal yang berupa tekanan energi dari luar yang melebihi ketahanan alamiah jaringan

dalam tubuh (Stevenson et al. 2000). Dislokasi pada olahraga panjat tebing biasanya terjadi pada

pergelangan tangan, sikut, lutut dan engkel.

d. Patah Tulang (Fraktur)

Patah tulang adalah suatu keadaan yang mengalami keretakan, pecah atau patah, baik

pada tulang maupun tulang rawan. Bahr (2003) membagi fraktur berdasarkan continuitas

patahan, patah tulang dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Patah tulang komplek, dimana tulang terputus sama sakali.

2. Patah tulang stress, dimana tulang retak, tetapi tidak terpisah.

Sedangkan, berdasarkan tampak tidaknya jaringan dari bagian luar tubuh, Bahr (2003) membagi

patah tulang manjadi:

1. Patah tulang terbuka dimana fragmen (pecahan) tulang melukai kulit diatasnya dan tulang

keluar.

2. Patah tulang tertutup dimana fragmen (pecahan) tulang tidak menembus permukaan kulit.

Patah tulang pada olahraga panjat tebing biasanya didaetah lengan dan tungkai.

e. Kram Otot

Kram otot adalah kontraksi yang terus menerus yang dialami oleh otot atau

sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah,

kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju kotot

sehingga menimbulkan kejang.

Kram pada olahraga pnjat tebing biasanya pada daerah betis, lengan dan telapak kaki.

h. Luka

Luka didefinisikan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya

yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Pada olahraga panjat

tebing, bagian tubuh yang terkena luka diantaranya adalah jari tangan. Luka pada olahraga panjat

tebing biasanya dialami pemanjat pada bagian telapak tangan, lutut dan sikut.

Page 6: Olahraga panjat tebing

2.3 cara pencegahan cedera olahraga

Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini tetap merupakan kaidah yang harus

dipegang teguh. Banyak cara pencegahan tampaknya biasa-biasa saja, tetapi masing-masing

tetaplah memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan.

1.    Pencegahan lewat keterampilan

Pencegahan lewat keterampilan mempunyai andil yang besar dalam pencegahan cedera itu

telah terbukti, karena penyiapan atlit dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu para

atlit sangat perlu ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap wjar atau relaks. Dalam

meningkatkan atlit tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk

daya pikir, membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko. Pelatih

juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya, serta harus dapt mengurangi

dosis latihan sebelum resiko cedar timbul.

a)    Mengurangnya antusiasme atau kurang tanggap

b)   Kulit dan otot terasa mengembang

c)    Kehilangan selera makan

d)   Gangguan tidur, sampai bangun masih terasa lelah

e)    Meningkatnya frekuensi jantung saat istirahat

f)     Penurunan berat badan

g)    Melambatnya pemulihan

h)    Cenderung menghindari latihan atau pertandingan

2.    Pencegahan lewat Fitness

Fitness secara terus menerus mampu mencegah cedera pada atlit baik cedera otot, sendi

dan tendo, serta mampu bertahan untuk pertandingan lebih lama tanpa kelelahan.

a.    Strength

Otot lebih kuat jika dilatih, beban waktu latihan yang cukup sesuai nomor yang

diinginkan untuk. Untuk latihan sifatnya individual, otot yang dilatih benar-benar tidak mudah

cedera.

b.    Daya tahan

Page 7: Olahraga panjat tebing

Daya tahan meliputi endurance otot, paru dan jantung. Daya tahan yang baik berarti tidak

cepat lelah, karena kelelahan mengundang cedera.

c.    Pencegahan lewat makanan

Nutrisi yang baik akan mempunyai andil mencegah cedera karena memperbaiki proses

pemulihan kesegaran diantara latihan-latihan.

Makan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlit sehubungan dengan latihannya.

Atlit harus makan-makanan yang mudah dicerna dan yang berenergi tinggi kira-kira 2,5 jam

sebelum latihan atau pertandingan.

Pencegahan lewat Warming up ada 3 alasan kenapa warm up harus dilakukan :

         Untuk melenturkan (stretching) otot, tendon dan ligament utama yang akan dipakai.

         Untuk menaikkan suhu terutama bagian dalam seperti otot dan sendi.

         Untuk menyiapkan atlit secara fisik dan mental menghadapi tugasnya.

d.    Pencegahan lewat lingkungan                                                                        

Banyak terjadi bahwa cedera karena lingkungan. Seorang atlit jatuh karena tersandung

sesuatu (tas, peralatan yang tidak ditaruh secara baik) dan cedera. Harusnya memperhatikan

peralatan dan barang ditaruh secara benar agar tidak membahayakan.

e.       Peralatan

Peralatan yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat

sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah

satu bagian peralatan dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-

masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri.

f.      Medan

Medan dalam menggunakan latihan atau pertandingan mungkin dari alam, buatan atau

sintetik, keduanya menimbulkan masalah. Alam dapat selalu berubah-ubah karena iklim, sedang

sintetik yang telah banyak dipakai juga dapat rusak. Yang terpenting atlit mampu menghalau dan

mengantisipasi hal-hal penyebab cedera.

g.       Pencegahan lewat pakaian

Pakaian sangat tergantung selera tetapi haruslah dipilih dengan benar, seperti kaos, celana, kaos

kaki, perlu mendapat perhatian. Misalnya celana jika terlalu ketat dan tidak elastis maka dalam

melakukan gerakan juga tidak bebas. Khususnya atletik, sehingga menyebabkan lecet-lecet pada

daerah selakangan dan bahkan akan mempengaruhi penampilan atlet.

Page 8: Olahraga panjat tebing

h.       Pencegahan lewat pertolongan

Setiap cedera memberi tiap kemungkinan untuk cedera lagi yang sama atau yang lebih berat lagi.

Masalahnya ada kelemahan otot yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi,

ketidakstabilan tersebut penyebab cedera berikutnya. Dengan demikian dalam menangani atau

pemberian pertolongan harus kondisi benar dan rehabilitasi yang tepat pula.

i.         Implikasi terhadap pelatih

Sikap tanggung jawab dan sportifitas dari pelatih, official, tenaga kesehatan dan atlitnya sendiri

secara bersama-sama. Yakinkan bahwa atlitnya memang siap untuk tampil, bila tidak janganlah

mencoba-coba untuk ditampilkan dari pada mengundang permasalahan. Sebagai pelatih juga

perlu memikirkan masa depan atlit merupakan faktor yang lebih penting.

Menurut Stevenson (200), beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera

olahraga antara lain adalah:

1. Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga untuk menentukan ada tidaknya

kontraindikasi dalam berolahraga

2. Melakukan olahraga sesuai dengan kaidah baik, benar, terukur dan teratur

3. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga yang dipilih

4. Memperhatikan kondisi prasarana olahraga

5. Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu dan kelembaban udara sekelilingnya

.  2.4  Pengobatan cedera olahraga

Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui

dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak, fruktur tulang (patah tulang) dan

sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan

dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.

.       Penanganan pertama

Pulihnya atlit dan mampu aktif  kembali sangat tergantung dari keputusan yang dibuat saat

terjadi cedera, serta pertolongan yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih

harus memutuskan sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku.

Page 9: Olahraga panjat tebing

Pelatih harus mampu memutuskan apakah atlit terus atau berhenti, untuk cedera yang berat

keputusannya sangat mudah diambil, tetapi untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi

sangat sulit. Bila ragu istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan

praktis fungsional dilapangan.

     Penanganan rehabilitasi medik

Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi medik yang sering digunakan adalah :

1.    Pelayanan spesialistik rehabilitasi medik

2.    Pelayanan fisioterapi

3.    Pelayanan alat bantu (ortesa)

4.    Pelayananpengganti tubuh (protesa)

Penangana rehabilitasi medik harus sesuai dengan kondisi cedera.

a.    Penanganan rehabilitasi medik pada cedera olahraga akut.

Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam. Yang paling penting adalah penangananya.

Pertama adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada

keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada  tindakan pertama harus berupa

penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut

telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu RICE :

R – Rest          : diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk

mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

I – Ice  : terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.

C – Compression : penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan

jaringan dan pendarahan lebih lanjut.

E – Elevatin : peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema

(pembengkakan) dan rasa nyeri.

b.    Penanganan rehabilitasi pada cedera olahraga lanjut

Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa :

      Pemberian modalitas terapi fisik

Terapi dingin :

Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :

1.    Kompress dingin

Page 10: Olahraga panjat tebing

Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada

bagian yang cedera.

Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.

2.    Masase es

Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat

diulang dengan tenggang waktu 10 menit.

3.    Pencelupan atau peredaman

Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur

dengan es. Lamanya 10-20 menit.

4.    Semprot dingin

Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.

Terapi panas :

Pada umumnya toleransi yang baik pada terapi panas adalah bila diberikan pada fase subakut dan

kronis dari suatu cedera, tetapi panas juga dapat diberikan pada keadaan akut. Panas yang kita

berikan ketubuh akan masuk atau berpenetrasi kedalamnya. Kedalam penetrasi ini tergantung

pada jenis terapi panas yang diberikan seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 : Pembagian terapi panas menurut kedalaman penetrasinya.

Penetrasi Macam Contoh

Dangkal

(superfisial)

Dalam(Deep)

Lembab/

Basah

Kering

Diatermi

Kompres kain air panas

“Hydrocollator pack”

Mandi uap panas

“Paraffin wax bath”

Hydrotherapy

Kompres botol air panas

Kompres bantal pemanas tenaga listrik

Lampu merah infra

Diatermi gelombang pendek

Diatermi gelombang mikro

Page 11: Olahraga panjat tebing

Diatermi suara ultra

Secara ringkas efek pemberian panas secara lokal dapat dilihat pada tabel no 2.

Table 2 : Respon fisiologis terhadap panas

1.      Panas meningkatkan efek vaskulatik jaringan kolagen.

2.      Panas mengurangi dan menghilangkan rasa sakit

3.      Panas mengurangi kekakuan sendi

4.      Panas mengurangi dan menghilangkan spasme otot

5.      Panas meningkatkan sirkulasi darah

6.      Panas membantu resolusi infiltrate radang, edema dan eksudasi

7.      Panas digunakan sebagai bagian dari terapi kanker

Terapi air (Hydroterapy)

Pada sebagian kasus pemberian terapi air akan banyak menolong. Terapi air dipilih karena

adanya efek daya apung dan efek pembersihan. Jenis terapi ini dapat kita berikan dengan

memakai bak atau kolam air. Teknik lain terapi air adalah “contrast bath” yaitu dengan

menggunakan dua buah bejana. Satu buah diisi air hangat suhu 40,5-43,3 C dan satunya lagi diisi

air dingin dengan suhu 10-15 C. anggota gerak yang cedera bergantian masuk ke bejana secara

bergantian dengan jarak waktu.

Perangsangan listrik

Perangsangan listrik mempunyai efek pada otot yang normal maupun otot yang denervasi. Efek

rangsangan listrik pada otot normal antara lain relaksasi otot spasme, re-edukasi otot,

mengurangi spastisitas dan mencegah terjadinya trombloflebitis. Sedang pada otot denervasi

efeknya meliputi menunda progrese atropi otot, memperbaiki sirkulasi darah dan nutrisi.

Page 12: Olahraga panjat tebing

Massase

Dengan menggunakan masase yang lembut dan ringan, kurang lebih satu minggu setelah trauma

mungkin akan dapat mengatasi rasa nyeri tersebut. Dengan syarat diberikan dengan betul dan

dengan dasar ilmiah akan efektif untuk mengurangi bengkak dan kekakuan otot.

      Pemberian terapi latihan

Waktu untuk memulai terapi latihan tergantung pada macam dan derajat cederanya. Pada cedera

otot misalnya terjadi kerusakan atau robekan serabut otot bagian central memerlukan waktu

pemulihan 3 kali lebih lama dibandingkan dengan robeknya otot bagian perifer. Sedangkan

cedera tulang, persendian (ligament) memerlukan waktu yang lebih lama.

Terapi latihan yang dapat diberikan, berupa :

1.   Latihan luas gerak sendi

2.   Latihan peregangan

3.   Latihan daya tahan

4.   Latihan yang spesifik (untuk masing-masing bagian tubuh)

      Pemberian ortesa (alat Bantu tubuh)

Pada terjadinya cedera olahraga yang akut ortesa terutama berfungsi untuk mengistirahatkan

bagian tubuh yang cedera, sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan dan

melindungi dari cedera ulangan. Pada fase berikutnya ortesa dapat berfungsi lebih banyak, antara

lain : ortesa leher, dan support pada anggota gerak bawah. Mencegah terjadinya deformitas dan

meningkatkan fungsi anggota gerak yang terganggu.

      Pemberian protesa (pengganti tubuh)

Protesa adalah suatu alat Bantu yang diberikan pada atlit yang mengalami cedera dan mengalami

kehilangan sebagian anggota geraknya. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggantikan bagian

tubuh yang hilang akibat dari cedera tersebut.

Page 13: Olahraga panjat tebing

  

BAB III

KESIMPULAN

Panjat tebing adalah salahsatu olahraga ekstrim yang rentan akan cedera. Cedera Olahraga

adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan

rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh

 Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan cedera diataranya adalah karena

pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah dalam

melakukan gerakan olahraga. . Kasus cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para

pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin meningkatkan

tahap latihan.

Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior.

Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya

ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.

       Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis

cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga,

akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan

untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah,

bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional.

Page 14: Olahraga panjat tebing