112
KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT RT 001 RW 010 KELURAHAN PONDOK CABE ILIR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN

MASYARAKAT RT 001 RW 010 KELURAHAN PONDOK CABE ILIR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ninna Aristyaningsih

NIM 1110015000127

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 3: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

ii

Page 4: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:NamaNIM

: Ninna Aristyaningsih:1110015000127

Junrsan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialAlamat : Jl. Legoso Selatan 2 No. 44 RT 0011002 Pisangan, Ciputat,

Tangerang Selatan 15419

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Kontribusi Industri Kecil Tahu dalamPeningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga di LingkunganMasyarakat RT 001 RlV 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah benar hasilkarya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama pembimbingNIPJurusary'Program Studi

: Prof. Dr. Rusrnin Tumanggor, MA: 19471 1419851 0 1 10

: Pendidikan IPS/Geografi

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karyasendiri.

Jakarta, Desember 2014Yang menyatakan,

Ninna Aristvaninssih

iii

Page 5: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

iv

KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN

MASYARAKAT RT 001 RW 010 KELURAHAN PONDOK CABE ILIR

Oleh:

NINNA ARISTYANINGSIH

1110015000127

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi industri kecil tahu dalam

peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga pekerja serta untuk

mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat kelangsungan industri kecil

tahu. Penelitian ini dilaksanakan di industri kecil tahu Poncol yang berlokasi di

Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motode

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan membuat

deskripsi atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau

daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Sampel penelitian berjumlah 8

orang pekerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan industri kecil tahu Poncol

memberikan kontribusi cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan keluarga

para pekerja industri kecil tahu Poncol. Tingkat kesejahteraan keluarga pekerja

industri berada pada tingkat Keluarga Sejahtera III (KS III) yang artinya para

pekerja telah memenuhi kebutuhan dasar atau basic need, kebutuhan psikologis

atau psychological needs dan kebutuhan pengembang atau developmental needs.

Kata Kunci: Industri Kecil, Kesejahteraan Sosial, Ekonomi Keluarga

Page 6: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

v

Contribution of Small Industry Tofu in Improving the Socio-Economic Welfare

of the Family in Society RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir

By:

NINNA ARISTYANINGSIH

1110015000127

ABSTRACT

The research aims to determine the contribution of small industry tofu in

improving the socio-economic welfare of worker families and to investigate the

supporting factors and inhibiting factors of small industry tofu. The research in

small industry tofu Poncol located in Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

The method used in the research is descriptive qualitative methods.

Descriptive qualitative research aims to make the description about facts and

characteristic of a population or a specific area in a systematic, factual and

accurate. The sample included 8 workers in this research.

The results of the research showed that the presence of small industry tofu

contributed enough to the improvement of the welfare of the families workers of

small industry tofu. The level of the family welfare according to the BKKBN, the

families of workers are at level 3 family welfare according to the BKKBN which

means a prosperous family workers have needs like basic needs, psychological

needs and last but not least development needs.

Keyword: small industry, social walfare, family economic.

Page 7: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaan nirrahiim

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia

pertolongan-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sosok

teladan umat dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup

di dunia dan akhirat.

Penulisan skripsi ini adalah didasarkan pada hasil penelitian di industri kecil

tahu Poncol sebagai kajian mendalam dengan judul “Kontribusi Industri Kecil

Tahu dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga di Lingkungan

Masyarakat RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir”. Penyelesaian skripsi

ini terwujud atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan

segala hormat dan ungkapan bahagia, penyusun mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.

4. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA selaku dosen pembimbing yang begitu

telaten dan sabar dalam membimbing, memberikan pengarahan dan

masukan dalam penulisan skripsi ini, serta sudah meluangkan banyak

waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, nasihat, serta saran dari awal

hingga akhir penulisan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang telah diberikan,

semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

6. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,

Perpustakaan Universitas Indonesia dan Perpustakaan Nasional yang telah

memfasilitasi dalam melengkapi literatur penelitian dari awal penelitian

hingga penelitian ini selesai.

7. Pemilik industri kecil tahu Poncol, para pekerja, masyarakat sekitar dan

petugas kelurahan yang telah membantu dalam melakukan penelitian dan

penyelesaian penelitian ini.

8. Mama tercinta Sri Handayani, Tante dan Adikku yang telah memberikan

dukungan baik secara moril maupun materil, serta doa yang selalu

dipanjatkan sehingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas segalanya

yang terbaik serta kesabaran yang tak terhingga

Page 8: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

vii

9. Para sahabat, Mega Prastika, Siti Humairoh Balqis, Karami Balfas dan

Nadia Annisa yang setia mendengarkan keluh kesah dan terus memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman di Pendidikan IPS, khusunya Denara Nurul Titian Kasih,

Triastuti Aviani, Muhrya Mansyur, Risyda Azizah, Destia Loveacna,

Geografi 2010 dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih teman-

teman atas kebersamaan selama 4,5 tahun ini.

11. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi, terima kasih

atas semua dukungan dan semangat yang diberikan. Semoga Allah

membalas kebaikan kalian.

Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan semua

kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik sebagai sumber referensi maupun

sumber acuan para pembaca. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon

maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan

penulisi dan bermanfaat bagi semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, Januari 2015

Page 9: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................. iv

Abstract ............................................................................................................. v

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................... viii

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Gambar ................................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ................................................................................................10

1. Kontribusi Industri Kecil Tahu ............................................................10

2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga ........................19

3. Lingkungan Masyarakat .......................................................................34

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................35

C. Kerangka Berpikir .......................................................................................35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................37

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................................37

Page 10: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

ix

C. Populasi dan Sampling ................................................................................38

D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................38

E. Teknik Analisis Data ...................................................................................41

F. Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................................42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .............................................................................................46

1. Kondisi Daerah Penelitian ...................................................................46

2. Kesejahteraan Pekerja Industri Kecil Tahu...........................................48

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Kelangsungan Industri Tahu ......56

B. Pembahasan .................................................................................................58

1. Kesejahteraan Sosial Ekonomi Pekerja ...............................................59

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Kelangsungan Industri Tahu .......60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................62

B. Saran ..........................................................................................................63

Daftar Pustaka ....................................................................................................64

Lampiran ...........................................................................................................67

Page 11: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet ...........................................13

Tabel 4.1 Penghasilan pekerja per hari ...............................................................48

Tabel 4.2 Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan pengrajin ..............................49

Tabel 4.3 Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang .............................................50

Tabel 4.4 Tingkat pemenuhan kebutuhan papan ................................................51

Tabel 4.5 Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga ......................................52

Tabel 4.6 Keluarga berencana ............................................................................52

Tabel 4.7 Pengetahuan dan pendidikan ..............................................................53

Tabel 4.8 Tingkat kebutuhan rohani ..................................................................53

Tabel 4.9 Anggota keluarga yang memiliki penghasilan ....................................54

Tabel 4.10 Upaya dalam hidup bermasyarakat ...................................................55

Tabel 4.11 Upaya pekerja dalam memperoleh informasi ...................................55

Page 12: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..........................................................................36

Page 13: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai amanat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, tujuan negara

adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial. Tujuan bernegara ini diwujudkan dalam landasan idiil

sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pencapaian tujuan negara tersebut dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan

yang melibatkan seluruh masyarakat. Untuk mendorong partisipasi masyarakat

dalam pembangunan diperlukan kondisi yang mendukung produktivitas

masyarakat yang salah satunya diwujudkan dengan adanya pihak yang berperan

dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di suatu daerah.

Pada saat ini industri kecil sangat berkembang pesat di masyarakat, seiring

kemajuan teknologi dan permintaan pasar yang besar pada jenis-jenis barang

tertentu. Perkembangan manusia yang pesat, memunculkan kebutuhan pangan

yang meningkat. Terutama jenis lauk pauk yang memiliki protein tinggi seperti

tempe dan tahu.

Industri kecil salah satu wadah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial

ekonomi di kalangan pekerjanya. Dengan adanya industri kecil ini dapat

menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar industri kecil.

Industri kecil tahu Poncol adalah salah satu industri kecil tahu yang berada di

Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Industri ini menyerap tenaga kerja yang berasal dari

lingkungan sekitar. Industri ini memproduksi tahu sebagai olahan utama lalu susu

kedelai dan oncom yang terbuat dari sisa ampas tahu, kemudian hasil produksi

tersebut didistribusikan langsung kepada konsumen atau melalui perantara.

Harga kedelai yang tidak stabil di pasaran, tidak membuat industri tahu

Poncol ini gulung tikar. Industri ini tetap bertahan lebih dari 40 tahun. Pemilik

Page 14: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

2

menggunakan cara lain seperti memperkecil ukuran tahu agar kegiatan produksi

tetap berjalan seperti biasa.

Menurut data Kementrian Pertanian, produksi kedelai lokal hanya 700 ribu

ton per tahun sedangkan kebutuhan kedelai mencapai 2,2 hingga 2,5 juta ton per

tahun. Untuk menutupi kekurangan tersebut pemerintah membuka keran impor

kedelai. Harga kedelai lokal Rp 7.500 per kilogram tapi di pasaran bisa di beli

dengan harga Rp 7.800-Rp 8.100 per kilogram.1

Menurut Undang-Undang No.9 tahun 1995 usaha kecil adalah usaha

produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling

banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit

dari bank maksimal di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).2

Kemunculan industri kecil dipandang menjadi salah satu indikator penting

bagi perkembangan positif kemajuan industri di Indonesia. Sebagaimana dapat di

lihat berbagai industri kecil dan menengah banyak bermunculan di lingkungan

masyarakat dinilai sebagai langkah awal untuk memajukan kesejahteraan sosial

terutama kesejahteraan sosial masyarakat di lingkungan sekitar Industri.

Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi

nasional. Pembangunan ekonomi untuk jangka panjang disuatu negara membawa

perubahan terutama dalam struktur ekonomi negara tersebut. Perubahan itu

bermula dari perkembangan ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada

sektor pertanian ke sektor ekonomi yang lebih modern yang didominasi oleh

sektor industri sebagai roda pembangunan nasional.

Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi

dalam penggunaannya. Oleh karena itu, industri merupakan bagian dari proses

produksi. Bahan-bahan industri dapat diambil secara langsung maupun tidak

1 http://m//tempo.co/read/news/2014/01/31/090549777/Pengrajin-Tahu-Kualitas-Kedelai-Lokal-

Bagus-Tapi 2 http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm

Page 15: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

3

langsung, kemudian bahan tersebut diolah, sehingga menghasilkan barang yang

bernilai lebih bagi penggunanya. Kegiatan proses produksi dalam industri biasa

disebut perindustrian.

Karena industri merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang

jadi, begitu pula dengan industri tahu yang mengolah kacang kedelai mentah

menjadi tahu yang memiliki nilai jual. Dalam setiap kegiatan industri selain

menghasilkan barang atau produk efek samping dari kegiatan tersebut juga

menghasilkan limbah. Limbah industri tahu berupa limbah padat dan limbah cair.

Limbah tersebut jika dibuang tanpa diolah terlebih dahulu maka akan

menyebabkan pencemaran lingkungan.

Lalu ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997, banyak sekali

usaha besar yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Tidak sedikit usaha besar

yang merugi atau bahkan gulung tikar. Sejak saat itu peranan usaha besar

menurun drastis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan

karena harga bahan impor meningkat secara drastis, biaya cicilan meningkat

sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar menurun. Sektor perbankan

yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan.

Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat

bunga yang tinggi.

Pada saat krisis ekonomi tersebut, tidak semua usaha mengalami

kebangkrutan bahkan gulung tikar. Masih ada beberapa industri yang dapat

bertahan ditengah krisis ekonomi yang melanda yaitu UMKM (Usaha Mikro

Kecil dan Menengah). Karena salah satu keunggulan UMKM sendiri adalah

memiliki ketahanan terhadap krisis. Inilah beberapa faktor yang membuat UMKM

tahan dari krisis ekonomi, diantaranya:

Pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang

dekat dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, pelaku usaha UMKM umumnya

memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu untuk sumber daya manusia, modal,

bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian besar kebutuhan UMKM tidak

Page 16: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

4

mengandalkan barang impor. Ketiga, umumnya bisnis UMKM tidak ditopang

dana dari pinjaman bank melainkan dana sendiri.3

Hal itulah yang membuat UMKM tetap eksis walaupun banyak sekali usaha-

usaha besar yang tumbang diterjang badai krisis ekonomi. Kini UMKM telah

diakui mempunyai peranan penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi. UMKM di negeri ini sangat penting terutama sebagai sumber

pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan. Fakta ini menunjukkan bahwa

kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut lebih banyak

menyerap tenaga kerja dan tahan terhadap krisis dibandingan dengan usaha besar.

Saat ini bangsa-bangsa di dunia mempunyai tingkat perkembangan ekonomi

yang berbeda-beda, yang diutarakan dalam pendapatan domestik bruto dan

pendapatan rata-rata per kapita dari bangsa-bangsa tersebut. Meskipun ukuran ini

tidak memberikan gambaran yang sempurna mengenai kesejahteraan masyarakat

dari bangsa-bangsa tersebut, semuanya berusaha untuk meningkatkannya.

Produktivitas buruh dalam suatu perusahaan dihitung dengan nilai penjualan per

pekerja, dan industri yang produktif ialah yang mempunyai produk domestik

tinggi yang dihitung per satuan penduduknya. Tergantung dari industrinya, maka

beberapa industri mempunyai produktivitas yang tinggi dan ada yang tidak terlalu

tinggi.

Tidak semua industri menghasilkan nilai tambah per pekerja yang tinggi,

karena industri semacam ini juga memerlukan penerapan IPTEK yang tinggi.

Negara-negara yang lebih maju dalam industri teknologi tinggi biasanya

mempekerjakan tidak sampai 3 persen dari tenaga kerjanya dalam kegiatan ini

memberikan sumbangan yang besar kepada produk domestik bruto negara

tersebut.4

Tidak hanya itu, UMKM juga memiliki peran dalam penyerapan tenaga kerja.

UMKM memiliki peran meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memiliki

potensi, diantaranya: (1) Jumlah dan penyebarannya; (2) Penyerapan tenaga kerja;

(3) Penggunaan bahan baku lokal; (4) Keberadaannya disemua sektor ekonomi;

(5) Ketahanan terhadap krisis.

Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan

kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai

elemen penting dari kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan

menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Apabila kegiatan-

3 Ester Meryana, Tiga Hal yang Buat UMKM Tahan Krisis, 2014,

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/28/11093274/Tiga.Hal.yang.Buat.UMKM.Taha

n.Krisis) 4 Hotmatua Daulay dan Mulyanto, Membangun SDM Dan Kapabilitas Teknologi Umat, (Jakarta:

ISTECS, 2001), Cet. 1, h. 58-59.

Page 17: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

5

kegiatan ekonomi perkotaan tidak mampu menyerap para pendatang tersebut,

jumlah pengangguran akan meningkat, dan akan muncul banyak masalah soosial

di perkotaan. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian di pedesaan,

terutama industri, selalu diharapkan bisa berfungsi sebagai sumber penyerapan

kelebihan penawaran tenaga kerja ke sektor pertanian, sehingga bisa membatasi

arus migrasi ke perkotaan dan dalam hal ini UMKM di pedesaan dapat

memainkan peran krusial.5

Namun keberadaan Industri tahu Poncol yang telah beroperasi kurang lebih

40 tahun ini masih memiliki kekurangan seperti kondisi pekerja yang belum

sejahtera terlihat dari penampilan luar para pekerja, tidak bertambahnya jumlah

pekerja di industri kecil tahu Poncol, bangunan industri yang kumuh, sarana dan

prasarana yang tradisional dan faktor-faktor yang membuat usaha ini tetap

bertahan walaupun banyak masalah yang datang seperti dari modal, bahan baku,

teknik pembuatan, tenaga kerja, pengelolaan tahu dan pemasaran produk tahu.

Menurut Kemensos, Salim Segaf Al Jufri, peningkatan taraf kesejahteraan

sosial berkaitan erat dengan mata pencaharian dan kemampuan ekonomi keluarga.

Pemerintahan kabupaten atau kota perlu memberikan perhatian yang serius

terhadap kehidupan sosial ekonomi para warganya. Karena pada saat ini baru ada

tiga kabupaten dan dua kota dari 450 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia

yang bisa dijadikan percontohan terwujudnya daerah sejahtera.6

Sehingga dengan adanya UMKM atau industri kecil lainnya ditengah

masyarakat, maka secara tidak langsung akan menjadi mempekerjakan

masyarakat disekitar. Oleh karena itu, industri kecil dapat membantu dalam

mewujudkan keluarga yang sejahtera baik secara ekonomi maupun sosial.

Pada negara kita, konsep kesejahteraan ini dapat dilihat dalam Undang-

Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan sosial7. UU tersebut berbunyi:

Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang

diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

5 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting, (Jakarta:

LP3ES, 2012), Cet. 1, h. 2. 6 Djibril Muhammad, Mensos: Kesejahteraan Sosial Perlu Menjadi Perhatian Bersama, 2014,

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/26/mk9yne-kemensos-kekurangan-

pekerja-sosial) 7 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan

Sosial

Page 18: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

6

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban

manusia sesuai dengan pancasila.

Kesejahteraan merupakan cita-cita sosial yang tidak hanya diangankan untuk

dimiliki, tetapi juga harus diusahakan. Tanpa usaha dan kerjasama diantara

berbagai macam pihak, kesejahteraan sosial hanyalah fatamorgana.

Sebagaian pakar menyatakan bahwa kesejahteraan sosial yang digambarkan

oleh Al-Qur’an tercermin dari surga yang dihuni oleh Adam dan istrinya, sesaat

sebelum turunnya mereka menjalankan tugas kekhalifahan mereka di muka bumi.

Keadaan Adam dan istrinya di surga merupakan bayang-bayang impian manusia

akan kehidupan yang nyaman, tercukupinya pangan, sandang dan papan, dalam

artian tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan. Tercukupinya kebutuhan

Adam selama di surga merupakan unsur pertama dan utam kesejahteraan sosial.

Keadaan Adam dan istrinya yang tercukupi kesejahteraan sosialnya selama di

surga dapat kita lihat dalam firman Allah surst Thaha (20), ayat 117-119.

“Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu,

maka sekali-kali jangna sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga,

yang akibatnya engkau akan bersusah payah. Sesungguhnya engkau tidak

akan kelaparan di sini (surga), tidak pula akan telanjang, dan sesungguhnya

engkau tidak akan merasa dahaga maupun kepanasan.”

Berdasarkan ayat di atas, tergambarlah bahwa kehidupan di surga merupakan

kehidupan yang aman, sentosa dan makmur. Kesejahteraan yang ada di surga

merupakan sesuatu yang given akan tetapi sesuatu yang harus diusakan, dicari dan

diperjuangkan untuk dimiliki dan dinikmati.8

Alasan mengapa industri kecil tahu Poncol di RT 001 RW 010 Kelurahan

Pondok Cabe Ilir ini menjadi tempat penelitian karena industri tahu ini sudah

melakukan proses produksi lebih dari 40 tahun dan walaupun harga kedelai tidak

stabil di pasaran, industri ini tetap melakukan proses produksi. Apakah industri

tahu ini telah memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan sosial

ekonomi keluarga para pekerjanya? Dan apa faktor penghambat dan pendukung

8 Misbah Ulum, Zulkifli Lessy, dkk. Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam: Perspektif

Normatif Filosofis dan Praktis. (Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2007), h.34-35

Page 19: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

7

kelangsungan industri tahu Poncol di RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe

Ilir ini?

Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian ini, dengan mengajukan judul “KONTRIBUSI INDUSTRI

KECIL TAHU DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

EKONOMI KELUARGA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT RT 001 RW 010

KELURAHAN PONDOK CABE ILIR” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis mengerucutkan masalah yang

ada guna menjadikan penelitian ini lebih terarah. Masalah-masalah tersebut

adalah:

1. Tidak stabilnya harga kedelai di pasaran.

2. Rendahnya kesejahteraan sosial ekonomi pekerja.

3. Faktor penghambat dan pendukung dalam kelangsungan industri kecil

tahu.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, supaya penelitian lebih terarah

sesuai dengan judul dan tujuan dilakukannya penelitian, maka penulis

memberikan batasan permasalahan ini hanya pada kontribusi industri kecil tahu

terhadap kesejahteraan sosial ekonomi para pekerja serta faktor penghambat dan

pendukung kelangsungan industri kecil tahu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi permasalahan yang ada, dan agar penelitian

lebih terarah dan fokus, maka perumusan masalah yang disampaikan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi industri kecil tahu terhadap kesejahteraan

sosial ekonomi keluarga pekerja?

Page 20: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

8

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam kelangsungan industri

kecil tahu Poncol?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kesejahteraan pekerja industri kecil tahu Poncol

2. Untuk mengkaji faktor penghambat dan pendukung kelangsungan

industri agar dapat menemukan solusi yang tepat agar industri tetap

bertahan dan semakin berkembang.

F. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang keberadan industri kecil

dan hubungannya dengan kesejahteraan pekerja dan dapat dijadikan

bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya.

a. Untuk Masyarakat

Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat dapat mengetahui

arti penting keberadaan industri di sekitar tempat tinggal dan terpacu

untuk berinovasi membangun sebuah usaha dari skala rumahan.

b. Untuk Peneliti

Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah

pengetahuan dan wawasan dalam ilmu pengetahuan sosial yang

nantinya ilmu tersebut bisa manfaat bagi orang lain dan semoga

peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam belajar dan meneliti.

c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu

pengetahuan sosial.

Page 21: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

9

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan informasi tentang keberadaan industri kecil di sekitar

serta bagaimana kontribusi industri dalam kesejahteraan pekerja.

a. Untuk Masyarakat

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat terutama mengenai pentingnya keberadaan industri kecil

sebagai penopang ekonomi di sekitar lokasi industri.

b. Untuk Peneliti

Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti juga tidak sekedar

mengetahui teori namun juga bisa mempraktikannya dalam kegiatan

sehari-hari.

c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah

Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran dan

contoh dalam kontribusi industri tahu dalam peningkatan

kesejahteraan pekerjanya.

Page 22: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kontribusi Industri Kecil Tahu

a. Pengertian Kontribusi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari kontribusi

adalah uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagianya); sumbangan;

ber.kon.tri.bu.si v mempunyai kontribusi (sumbangan dan sebagainya);

mempunyai andil.9

Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan.

Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang

dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif

maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang membuka

lapangan pekerja dengan mendirikan sebuah pabrik tahu di daerah tempat

ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat

diantaranya dengan terbukanya lowongan pekerjaan sebagai pengrajin

tahu, semakin mudah mendapatkan produk olahan dari kedelai. Dengan

kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan

efisisensi dan efektivitas hidupnya. Kontribusi dapat diberikan dalam

berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme,

finansial, dan lainnya.

Berdasarkan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka

dapat diartikan bahwa kontribusi industri kecil tahu adalah keterlibatan

yang dilakukan oleh industri kecil tahu di RT 001 RW 010 Kelurahan

Pondok Cabe Ilir yang memberikan dampak kesejahteraan sosial

ekonomi bagi para pekerja dan masyarakat sekitar.

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),

Cet. 1, Ed. 4, h. 730

Page 23: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

11

b. Pengertian Industri

Secara sederhana dalam kamus besar ekonomi dijelaskan bahwa

definisi industri adalah kegiatan ekonomi dengan memproses atau

pengolah bahan-bahan atau barang dengan menggunakan sarana dan

peralatan, seperti mesin, untuk menghasilkan barang jadi atau jasa.10

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2008 industri mempunyai dua

pengertian. Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan

kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian secara

sempit, industri hanyalah mencakup industri pengolahan yaitu suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang

dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang

setengah jadi dan atau barang jadi, kemudianbarang yang kurang nilainya

menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian

akhir.

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi dalam

mengolah atau memproses serta menghasilkan barang dan atau jasa

dengan menggunakan sarana tertentu sehingga nilai guna (utility) dari

barang tersebut meningkat.

Industri dapat diartikan dengan seluruh kegiatan manusia yang

produktif. Jadi disini industri meliputi juga industri pertanian, industri

peternakan, industri pertambangan dan sebagainya. Yang dimaksud

dengan industri disini adalah setiap usaha yang merupakan satu unit

produksi yang membuat barang atau yang mengerjakan suatu barang

untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Jadi bila usaha tersebut

berpindah-pindah atau tidak memiliki tempat yang tetap untuk

melakukan usaha, belum bisa disebut industri.

10

Sigit Winarno, Sujana Ismaya. Kamus Besar Ekonomi. (Bandung: Pustaka Grafika, 2007),

H.252

Page 24: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

12

c. Pengertian Industri Kecil

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2002 Industri di Indonesia

dapat digolongkan ke dalam beberapa macam kelompok. Industri

didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan,

yaitu industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih,

industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,

industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang dan

industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang.

Definisi yang senada dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2008

mengelompokkan industri kedalam tiga kategori, yaitu:11

1) Industri mikro

yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00.

2) Industri kecil

yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp

500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

sampai dengan paling banyakRp 2.500.000.000,00.

3) Industri menengah

yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih

dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00.

11

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129

Page 25: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

13

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan menggunakan tabel yang

tergambar di bawah ini.

No Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Industri mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

2 Industri kecil >50 juta- 500 juta >300 juta – 2,5

milyar

3 Industri menengah >500juta-10

milyar

>2,5 milyar- 50

milyar

Sumber: www.depkop.go.id

Tabel 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

Industri kecil tahu kuning memiliki 12 orang tenaga kerja yang

terdiri dari 7 orang yang bertugas mencetak tahu, 3 orang menggiling, 2

orang mengatur perebusan tahu di dalam tempat perebusan. Dari segi

asset berkisar 50 juta, sedangkan omzet mencapai lebih dari 300 juta.

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka

industri tahu kuning menurut kriteria menurut asset dan omzet termasuk

kedalam industri kecil dan menurut kriteria tenaga kerja termasuk ke

dalam industri kecil.

d. Kelebihan dan Kelemahan Industri Kecil

UKM memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, padat karya, berbasis

sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar.

Sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan beberapa kekuatan dan

kelemahan UKM sebagai berikut:

1) Skala usaha kecil

Salah satu karakter penting dari UKM adalah skala usahanya

yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil adalah

dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya

sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta.

Page 26: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

14

2) Padat karya

Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat karya.

Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai

konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri

hand made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan

keterampilan tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya

aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi.

3) Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam

UKM lebih kepada production oriented, memproduksi sebaik

mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada

ketersediaan sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis UKM

seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang komparatif

pada masing-masing wilayah. Kesinambungan usaha yang berbasis

sumberdaya alam tentu sangat rentan, manakala UKM terlibat dalam

aktivitas produksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang

tidak terbaharui.

4) Pelaku banyak

Pada aktivitas bisnis UKM hampir tidak ada barrier to entry,

baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak

intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk masuk ke

dalam industri yang digeluti oleh UKM.

5) Menyebar

Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir diseluruh pelosok

tanah air serta diberbagai sektor. Dengan demikian, bila UKM dapat

mengembangkan jaringan yang efektif, maka konsep global

production dapat dipenuhi. Dengan kata lain produk UKM yang

sejenis sangat mudah diperoleh masyarakat dimana saja dan kapan

saja.

Page 27: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

15

e. Peran Industri Kecil

Peran industri kecil dan rumah tangga sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri kecil dan rumah tangga

perlu dikembangkan karena terdapat tiga alasan, yaitu:12

1) Industri kecil dan rumah tangga mampu menyerap tenaga kerja.

Kecenderungan menyerap banyak tenaga kerja umumnya

membuat banyak IKRT intensif pula dalam menggunakan

sumber daya alam lokal, sehingga akan menimbulkan dampak

positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan

jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan,

dan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.

2) Industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memegang peranan

penting dalam ekspor non migas, meskipun jika dibandingkan

dengan industri besar kontribusinya masih jauh lebih kecil.

3) Pengembangan industri skala kecil merupakan cara yang dinilai

besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur.

Beberapa dampak positif industri yang juga menjadi peranan industri

kecil dalam kehidupan masyarakat, antara lain:

1) Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan

kemakmuran.

2) Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat

dan untuk mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri.

3) Memperluas lapangan kerja dan memberi sumbangan devisa

bagi negara.

4) Merangsang masyarakat memperluas kegiatan ekonomi dan

meningkatkan pengetahuan industri dan kewirausahaan

12

Mudrajad Kuncoro. Ekonomika Industri Indonesia. (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 363

Page 28: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

16

f. Pengertian Industri Kecil Tahu

1) Pengertian Tahu

Tahu merupakan salah satu produk makanan berbahan baku

kedelai yang sudah sangat familiar dan dikenal sejak lama di

Indonesia. Tahu banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena

memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi dan harganya

terjangkau. Tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi antara

lain protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin

B-kompleks seperti: thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12,

kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya

kerangka tulang). Tahu juga banyak mengandung asam lemak tak

jenuh dan tidak banyak mengandung kolestrol sehingga sangat aman

bagi kesehatan jantung.

Tahu merupakan produk makanan asal china, tepatnya di daerah

Tiongkok, yang berkembang sejak zaman Dinasti Han sekitar 2.200

tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) seorang bangsawan,

cucu dari Kaisar Han Gaozu yang mendirikan Dinasti Han. Tahu

selanjutnya dibawa oleh para perantau China, hingga makanan ini

tersebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, dan akhirnya ke seluruh

dunia. Di Indonesia, industri tahu berkembang sangat pesat. Di

samping pasarnya cukup luas, industri tahu juga bisa dikerjakan

dalam skala rumahan sehingga tidak membutuhkan investasi tinggi.

Saat ini, industri tahu telah tersebar hampir di seluruh Indonesia,

baik di kota maupun di desa. Berkembangnya industri tahu telah

mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membuka

lapangan bagi masayarakat Indonesia. 13

13

Emil Salim, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Jakarta, Lily Publisher, 2011, h. 6-

7.

Page 29: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

17

Proses pembuatan tahu dilakukan dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a) Sortasi kedelai

Sortasi dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran

b) Perendaman

Kedelai yang sudah disortasi kemudian direndam dengan

menggunakan air bersih selama kurang lebih 7 jam.

c) Pencucian

Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan lendir dan

sifat asam.

d) Penggilingan

Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi

bubur kedelai. Bubur kedelai tersebut siap untuk direbus.

e) Perebusan

Bubur kedelai direbus dengan menggunakan tungku berbahan

bakar kayu. Perebusan dilakukan sampai mendidih. Lakukan

pengadukan terus-menerus dan dibuang buihnya.

f) Penyaringan

Kemudian disaring dengan menggunakan kain halus.

Lakukan pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai

dapat terpisahkan kemudian pisahkan ampasnya.

g) Penggumpalan

Proses penggumpalan menggunakan limbah cair proses

produksi tahu yang telah didiamkan kurang lebih 2 hari

sebelumnya.

h) Pencetakan

Pencetakan dilakukan dengan teknik pengepresan

menggunakan cetakan. Kemudian sari kedelai dituangkan ke

cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut hingga hampir

penuh. Cetakan paling atas diberi pemberat.

i) Pengukusan tahu

Pengukusan ini dilakukan hingga tanak sehingga tahu lebih

menjadi tahan lama. Jika kita menghendaki tahu berwarna

kuning, tahu direbus dengan menambahkan bahan kunyit

yang ditumbuk hingga halus.14

g. Pengertian Industri Kecil Tahu Poncol

Industri kecil tahu Poncol ini berada di dalam RT 001 RW 010

Kelurahan Pondok Cabe Ilir memiliki 12 orang tenaga kerja. Yang

bertugas menggiling, menguapi, dan menyaring sebanyak 3 orang. Yang

bertugas untuk mencetak sebanyak 7 orang. Yang bertugas untuk

14

Emil Salim, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Lily Publisher, (Jakarta: 2011), h.

10-19

Page 30: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

18

mengaturnya dalam kaleng-kaleng besar sebelum akhirnya direbus

sebanyak 2 orang. Di dalam ruangan tersebut peralatan yang digunakan

dapat dibilang sederhana dan masih sangat tradisional.

Dalam sehari industri kecil tahu kuning Poncol dapat memproduksi

kurang lebih 2,5 kwintal kacang kedelai yang akan dijadikan tahu

kuning. Tahu kuning ini berbentuk segiempat yang tiap sisinya 4 cm x 4

cm. Tahu ini pun nantinya akan didistribusikan kepada konsumen secara

langsung maupun tidak langsung atau melalui pengecer.

h. Dampak Industri Kecil Tahu Poncol

Kebaikan dan keburukan dapat dirasakan oleh pemilik industri kecil,

para pekerja industri kecil, masyarakat disekitar lokasi industri kecil serta

lingkungan. Dampak-dampak tersebut dapat dirasakan jangka pendek

maupun jangka panjang, diantaranya:

1) Dampak positif pembangunan industri

a) Terbukanya lapangan kerja

Dengan adanya industri kecil tahu Poncol, maka membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum memiliki

pekerjaan sehingga memperoleh pekerjaan.

b) Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat

Industri tahu menghasilkan produk olahan kacang kedelai

selain tahu kuning dan susu kedelai dalam usaha untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

c) Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat

Masyarakat yang awalnya belum memiliki pekerjaan,

dengan adanya industri tahu Poncol, masyarakat tersebut

menjadi memiliki pekerjaan.

d) Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat mengembangkan dan

termotivasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Page 31: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

19

e) Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri

Dengan adanya industri tahu Poncol menjadi peluang usaha

untuk para penjual makanan jadi seperti warteg, rumah

makan nasi uduk untuk memberdayakan produk yang

dihasilkan oleh industri kecil tahu yang letaknya dekat

dengan pemukiman warga.

2) Dampak negatif pembangunan industri

a) Terjadi pencemaran lingkungan

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi menjadi

masalah yang harus dipikirkan kedepannya. Karena limbah

tersebut selain memiliki bau yang tidak sedap juga dapat

mencemari lingkungan disekitar lokasi industri.

b) Konsumerisme

Karena hasil produksi yang dekat dengan masyarakat

sehingga memudahkan masyarakat untuk menikmati hasil

produksi tersebut, maka masyarakat menjadi konsumtif.

c) Terjadinya permukiman kumuh

Tidak jauh dari lokasi industri, banyak rumah warga yang

terlihat kumuh karena saling berdekatan antara rumah satu

dan rumah lain, tidak memiliki pagar atau pembatas

sehingga motor milik warga parkir tidak rapi dan terlihat

kumuh.

2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

a. Pengertian Kesejahteraan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sejahtera berarti

aman, sentosa dan makmur. Terlepas dari segala macam gangguan.

Page 32: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

20

Sedangkan kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan, ketentraman,

kesenangan hidup, dan kemakmuran.15

Terdapat beragam pengertian mengenai kesejahteraan, karena lebih

bersifat subjektif dimana setiap orang berpedoman, tujuan dan cara

hidupnya yang berbeda-beda akan memberikan nilai-nilai yang berbeda

pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor yang menetukan tingkat

kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang

diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima.

Namun demikian tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan

sesuatu yang bersifat relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan

yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut.

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,

material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk

mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan

sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.

b. Pengertian Sosial

Menurut Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan

ditetapkan dalam interaksi sehari-hari.

Menurut Keith Jacobs, sosial adalah sesuatu yang dibangun dan

terjadi dalam sebuah situs komunitas.

Menurut Paul Ernest, sosial lebih dari sekedar jumlah manusia

secara individu karena mereka terlibat dalam kegiatan bersama.16

c. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang

melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh

lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk

mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan

15

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangna Bahasa, Departement Pendidikan

Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet 1, h. 794 16

Definisi Sosial Menurut Para Ahli, 2014,

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html)

Page 33: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

21

masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan

masyarakat. Sedangkan menurut rumusan UU RI No 6 Tahun 1974

tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 1 ayat 2,

adalah: “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan

penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin, yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.17

Walter Friedlander mengemukakan rumusan kesejahteraan sosial

sebagai berikut:

“social welfare is the organized system of social servicesxand

institutions, design to aid individuals and group to attain satisfying

standards of life and health”

(kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari

institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk membantu individu

ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan

yang lebih memuaskan).18

Menurut UU No. 11 tahun 2009 pasal 1: “Kesejahteraan Sosial

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”19

17

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan

Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 1-2 18

Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Pengantar pada Pengertian dan

Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), Cet 2, h.16 19

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._11_Th_2009_ttg_Kesejahteraan_Sosial.pdf

Page 34: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

22

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut beberapa Ahli:20

1) Menurut Segal dan Brzuzy: Kesejahteraan sosial adalah kondisi

sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi

kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagian dan kualitas hidup

rakyat.

2) Menurut Midgley: Suatu keadaan sejahtera secara sosial

tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Pertama, setinggi apa

masalah-masalah sosial dikendalikan. Kedua, seluas apa

kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan terakhir, setinggi apa

kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini

berlaku bagi individu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-

komunitas dan bahkan seluruh masyarakat.

3) Menurut Perserikstan Bangsa-Bangsa: Suatu kegiatan yang

terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik

antar individu-individu dengan lingkungn sosial mereka. Tujuan

ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-

metode dengan maksud agar supaya memungkinkan individu-

individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas

memenuhi kebutuhan- kebutuhan dan memecahkan masalah-

masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola

masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk

memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial.

Definisi-definisi di atas mengandung pengertian bahwa

kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk

meningkatkan taraf hidup manusia manusia, baik itu di bidang fisik,

mental, emosional, sosial, ekonomi dan spiritual. Selain itu kesejahteran

sosial dianalogikan sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat dari empat

sudut pandang yaitu sebagai keadaan, ilmu , kegiatan, dan gerakan.

Sangatlah mungkin untuk mendefinisikan kesejahteraan sosial

dengan istilah-istilah konseptual dan definisi-definisi yang telah banyak

dirumuskan pada masa lalu. Kesejahteraan sosial diciptakan atas

kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial ini

diatur. Kedua, sejauh mana kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan ketiga,

sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat

disediakan. Ketiga elemen ini selanjutnya dapat bekerja pada level sosial

yang berbeda dan harus diaplikasikan ketika sebuah masyarakat secara

20

Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006),

h. 5-8

Page 35: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

23

menyeluruh ingin menikmati apa yang dimaksud dengan kesejahteraan

sosial.21

Semua manusia, keluarga, komunitas dan masyarakat memiliki

kebutuhan sosial yang harus dipenuhi agar manusia dapat mencapai

kesejahteraan sosial. Kebutuhan-kebutuhan itu merujuk kepada

kebutuhan biologis dasar untuk kelangsungan hidup seperti nutrisi, air

yang dapat diminum, tempat berteduh dan keamanan. Komunitas dan

masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mengalami apa

yang dimaksud dengan kesejahteraan bersama.

Akhirnya kesejahteraan sosial terjadi pada komunitas yang dapat

menciptakan kesempatan sosial bagi penduduknya untuk meningkatkan

dan merealisasikan potensi-potensi yang ada. Masyarakat yang tidak

mendapatkan kesempatan kerja, memperoleh pendidikan, dan

kesempatan bagi rakyat untuk merealisasikan potensi mereka seringkali

memiliki angka-angka kriminalitas dan kekerasan yang tinggi karena

banyak orang mencari jalan keluar lain dengan cara ilegal agar dapat

memperbaiki kedudukan sosial mereka.

Kesejahteraan sosial ekonomi merupakan suatu kondisi dan tata

kehidupan sosial ekonomi yang sejahtera, yaitu yang memungkinkan

setiap orang, kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

jasmani dan rohani yang dikenal sebagai dasar manusia dengan sebaik-

baiknya.

Secara singkat kesejahteraan sosial mengandung dua pengertian,

pertama adalah segala aturan atau tatanan untuk memudahkan seseorang

atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidup jasmani, rohani, dan

sosial, sedangkan yang kedua adalah kondisi atau keadaan yang dapat

mempermudah seseorang, kelompok, atau masyarakat memenuhi

kebutuhan hidupnya meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan,

kesehatan, sosial, dan lain sebagainya. Jadi untuk menilai kesejahteraan

21

James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial,

Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Ditperta Islam) Depag RI, 2005, h. 21

Page 36: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

24

sosial seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada tatanan yang berlaku

dalam masyarakat serta kondisi masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan

kesejahteraan sosial yang berkeadilan sosial yang tertuang dalam UUD

1945, Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: ”Tiap-tiap warga negara berhak

atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, maka

mengatasi pengangguran merupakan prioritas utama dalam pembangunan

nasional, sehingga kesejahteraan sosial ekonomi dapat terwujud.

Oleh karena itu dengan berdirinya industri kecil di lingkungan

masyarakat diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat

khususnya para pekerja yang tinggal di lingkungan sekitar agar dapat

mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera lahir dan batin.

1) Ruang Lingkup Kesejahteraan

Dalam pandangan sistem, kesejahteraan dapat diposisikan

sebagai hasil dari sebuah proses pengelolaan input (sumber daya)

yang tersedia, dimana kesejahteraan sebagai output pada suatu titik

dapat menjadi sumber daya untuk diproses menghasilkan tingkat

kesejahteraan keluarga pada tahap berikutnya. kesejahteraan

keluarga pada hakikatnya mempunyai dua dimensi yaitu dimensi

material dan dimensi spriritual.

Kesejahteraan keluarga juga dapat dibedakan menjadi

kesejahteraan ekonomi yang diukur dari pemenuhan input keluarga

(misalnya diukur dari pendapatan, upah, asset, pengeluaran keluarga)

dan kesejahteraan material yang diukur dari berbagai bentuk barang

dan jasa yang diakses oleh keluarga. Pengukuran kesejahteraan

material ini dapat dilakukan dengan mengukur tingkat pendapatan.

Menurut Santamarina terdapat enam kategori kesejahteraan yaitu: 1)

fisik, 2) psikologis, 3) tingkat kemandirian, 4) sosial, 5) lingkungan,

6) spiritual

d. Pengertian Ekonomi

Secara umum ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang

pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan

ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada

melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.

Page 37: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

25

Berikut adalah pengertian ekonomi menurut para ahli:22

1) Adam Smith: ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan

sebab adanya kekayaan negara.

2) Abraham Maslow: ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian

yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas

kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber

ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu

dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

3) Hermawan Kertajaya: ekonomi adalah platform dimana sektor

industri melekat di atasnya.

e. Pengertian Keluarga

Adapun keluarga adalah suatu satuan kekerabatan yang juga

merupakan satuan tempat yang ditandai oleh adannya kerja sama

ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi atau

mendidik anak dan menolong serta melindungi yang lemah khususnya

merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.

Dalam bentuk yang paling sederhana, keluarga terdiri dari seorang

laki-laki dan perempuan ditambah dengan anak-anak mereka yang

tinggal dalam satu rumah yang sama. Bentuk keluarga yang demikian

dalam antropologi dinamakan sebagai keluarga inti.

Keluarga inti dapat berubah menjadi keluarga luas oleh adanya

tambahan anggota dari sejumlah orang lain, baik kerabat maupun yang

bukan secara bersamaan hidup dalam satu rumah dan menjadi anggota

dalam keluarga inti.23

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk

dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal

yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun

ciri-ciri dari sebuah keluarga di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Unit terkecil dari masyarakat.

2) Terdiri atas 2 orang atau lebih.

22

Citra Wulani, pengertian ekonomi secara umum, 2014, (www.citrawulani.wordpress.com) 23

Pengertian Ekonomi Keluarga, 2014,

(http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2178148-pengertian-ekonomi-keluarga/ )

Page 38: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

26

3) Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.

4) Hidup dalam satu rumah tangga.

5) Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.

6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

8) Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.

Fungsi keluarga merupakan wahana untuk memelihara kelangsungan

hidup bagi setiap anggota, agar mampu melaksanakan peran fungsinya

berdasarkan kesetaraan. Keluarga berfungsi sebagai pengatur seksual,

reproduksi, sosialisasi, afeksi, penetuan status, perlindungan, serta

ekonomi. Jika salah satu fungsi tidak dijalankan dengan baik, maka

keluarga rentan mendapatkan masalah, sehingga keluarga tidak sejahtera.

Apabila keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi karena

tidak punya pekerjaan dan penghasilan, maka keluarga tidak dapat

menjalankan fungsinya dengan baik, seperti tidak mampu memenuhi

kebutuhan pangan, sandang, papan, perlindungan, pendidikan,

kesehatan,dan sosial.24

f. Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera dalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar

keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 52 tahun 2009).

24

Lilik siswanta, “Kontribusi Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi

Keluarga (Studi Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri)”, vol. 2, 2008, h. 2

Page 39: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

27

Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima)

tahapan, yaitu:

1) Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)

Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)

indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan

dasar keluarga” (basic needs).

2) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)

Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan

KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator

Keluarga Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis”

(psychological needs) keluarga.

3) Tahapan Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator

tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi

salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),

atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari

keluarga.

4) Tahapan Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator

tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS

III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga

Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self

esteem) keluarga.

Page 40: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

28

5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6

(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima)

indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.

g. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera.

1) Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau

indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs), dari 21

indikator keluarga sejahtera yaitu:

a) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari

atau lebih. Pengertian makan adalah makan menurut

pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, seperti

makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai

makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu

bagi mereka yang biasa makan sagu dan sebagainya.

b) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di

rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian pakaian

yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya

satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai

pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda

beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau

beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah

atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan

sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian

(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah

ibadah dan sebagainya).

c) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan

dinding yang baik. Pengertian rumah yang ditempati

keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal keluarga

mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang

Page 41: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

29

layak ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari

segi kesehatan.

d) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan

modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poli

Klinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat

obatan yang diproduksi secara modern dan telah mendapat

izin peredaran dari instansi yang berwenang (Departemen

Kesehatan/Badan POM).

e) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi. Pengertian Sarana Pelayanan

Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan KB,

seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter

Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan

pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD,

MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada

pasangan usia subur yang membutuhkan. (Hanya untuk

keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).

f) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak

7-15 tahun dari keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-

15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9 tahun.

Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu

terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD

atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.

2) Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator

”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21

indikator keluarga sejahtera yaitu:

Page 42: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

30

a) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau

bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat

tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran

masing masing agama/kepercayaan.

b) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga

makan daging atau ikan atau telur. Pengertian makan

daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan atau

telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi

keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk

keluarga vegetarian.

c) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru dalam setahun. Memperoleh pakaian layak

pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah

dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain,

yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh

masyarakat setempat.

d) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap

penghuni rumah. Keseluruhan luas lantai rumah, baik

tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur,

kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang apabila

dibagi dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang

tidak kurang dari 8 m2.

e) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga

dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Kondisi

kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam

batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak harus

dirawat di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal di

rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama

jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota

Page 43: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

31

keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya

sesuai dengan kedudukan masing masing di dalam keluarga.

f) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan. Memperoleh penghasilan

adalah keluarga yang paling kurang salah seorang

anggotanya yang sudah dewasa memperoleh penghasilan

berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang

dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat memenuhi

kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus.

g) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca

tulisan latin. Keluarga dapat membaca tulisan huruf latin

dan sekaligus memahami arti dari kalimat kalimat dalam

tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga

yang tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60

tahun.

h) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih

menggunakan alat/obat kontrasepsi. Keluarga yang masih

berstatus Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua

atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat

kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan,

Kondom, MOP dan MOW.

3) Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator

”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), dari 21

indikator keluarga sejahtera yaitu:

a) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan guru

mengaji atau guru agama bagi anak anak, sekolah madrasah

bagi anak anak yang beragama Islam atau sekolah minggu

bagi anak anak yang beragama Kristen.

b) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang

atau barang. Sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan

Page 44: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

32

untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang

(misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang

perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan

berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp.

500.000,-

c) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang

seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

Kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama

sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat

digunakan untuk komunikasi membahas persoalan yang

dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan

bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.

d) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan

tempat tinggal. Keikutsertaan seluruh atau sebagian dari

anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya

yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong,

ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK,

kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.

e) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/

radio/tv/internet. Tersedianya kesempatan bagi anggota

keluarga untuk memperoleh akses informasi baik secara

lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui

media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau

media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media

massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli

sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga

yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain,

ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.

4) Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau

indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator

keluarga, yaitu:

Page 45: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

33

a) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan

sumbangan materiil untuk kegiatan sosial. Keluarga yang

memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan

sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan

sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi

kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu,

rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk

membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun,

Desa dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk

sumbangan wajib.

b) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus

perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat. Keluarga

yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan

bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus

untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi

pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti

pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga,

keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus

RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).25

h. Pengertian Ekonomi Keluarga

Ekonomi sebagai pemenuhan kebutuhan dalam keluarga karena

keluarga merupakan unit terkecil di lingkungan masyarakat yang dapat

menjalankan fungsi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga agar

tercapainya kesejahteraan dalam keluarga. Fungsi ekonomi memegang

peranan penting dalam sebuah keluarga karena merupakan faktor

mendasar untuk menunjang kebutuhan fisik keluarga.26

25

http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx 26

Anita Rahman, Akses dan Kontrol Perempuan Terhadap Ekonomi Keluarga: dalam Ruh Islam

dalam Budaya Bangsa. (Jakarta: Kanisius, 1996), h. 212

Page 46: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

34

3. Lingkungan Masyarakat

a. Pengertian Lingkungan Masyarakat

Lingkungan merupakan kombinasi anatar kondisi fisik yang

mencakup keadaan sumber daya alam seperti air, tanah, energi surya,

mineral serta flora dan fauna. Serta meliputi ciptaan manusia seperti

keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut, dengan

kata lain masyarakat juga memiliki pengertian yang penulis uraikan.

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal

dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal

dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam

istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling

berinteraksi.27

Di dalam lingkungan masyarakat pada dasarnya mencakup

sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung

dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, masyarakat dapat

merupakan suatu kesatuan bangsa ataupun kesatuan kelompok

kekerabatan disuatu desa dalam suatu marga. Masyarakat dalam arti luas

pada umumnya lebih abstrak apabila dibandingkan dengan masyarakat

dalam arti sempit.

Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama antara lain:

a) Ada interaksi antar warga-warganya.

b) Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-

norma hukum dan aturan-aturan yang khas.

c) Ada rasa identitas kuat yang mengikuti pada warganya.

27

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h.115

Page 47: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Mohamad Khoirul Anam tentang Analisis Kontribusi Peran

Industri Kecil Terhadap Perekonoman Lokal (Studi Kasus Industri Tikar

dan Tampar Mendong Kabupaten Malang di Desa Blayu Kecamatan

Wajak), Prodi S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan, Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang pada tahun

2012

2. Jurnal oleh Lilik Siswanta yang berjudul Kontribusi Home Industry

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi

Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri), AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008

3. Jurnal oleh Sunit Agus Tri Cahyo yang berjudul Kontribusi Kerajinan

Besek terhadap Ekonomi Keluarga Miskin

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritis diatas, maka kerangka konseptual atau kerangka

pikir yang dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah keberadaan industri

kecil tahu yang berada di lingkungan masyarakat.

Dengan adanya industri kecil di lingkungan masyarakat maka industri

tersebut memiliki potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut mencakup jumlah dan

penyebarannya industri, tenaga kerja yang diserap oleh industri, bahan baku lokal

yang digunakan untuk proses produksi, industri yang berada disetiap sektor

ekonomi dan ketahanan industri terhadap krisis yang terjadi.

Tak hanya itu keberadaan industri di lingkungan masyarakat juga memiliki

dampak baik dan dampak buruk. Kebaikan dan keburukan dapat dirasakan oleh

pemilik industri, pekerja industri, masyarakat disekitar lokasi industri serta

lingkungan.

Dampak-dampak tersebut dapat menjadi faktor kelangsungan industri kecil

tahu. Dengan adanya dampak buruk, akan menjadi faktor kemunduran industri

tahu dan dengan adanya dampak baik akan memperkokoh industri hingga dapat

bertahan lama. Kelangsungan industri tersebut dapat menciptakan kesejahteraan

sosial terutama bagi pemilik dan pekerja industri.

Page 48: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

36

a) Kerangka berpikir:

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Keberadaan industri

Potensi industri

Jumlah dan

penyebarannya

Tenaga kerja

Bahan baku lokal

Ada disetiap

sektor ekonomi

Tahan terhadap

krisis

Dampak buruk

Dampak baik

bagi

pekerja

Bagi

pemilik

Bagi lingkungan

masyarakat

Kelangsungan industri

kecil tahu

Kesejahteraan sosial

ekonomi keluarga

Page 49: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

37

BAB III

METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : berlokasi di Jalan Talas I, Gang Enin Endon RT 001

RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kecamatan

Pamulang.

Waktu Penelitian : Agustus 2014 – Oktober 2014

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat unutk

mencapai tujuan.28

Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan membuat deskripsi

atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah

tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-variabel yang diteliti terbatas

atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara meluas pada suatu populasi di daerah

tersebut. Pada penelitian ini sasaran yang hendak dicapai adalah mendeskripsikan,

memahami, memaknai pengaruh industri kecil dalam peningkatan kesejahteraan

sosial ekonomi keluarga.

28

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 2, h. 41

Page 50: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

38

C. Populasi dan Sampling

1. Populasi

Dalam penelitian kualitatif populasi biasa disebut dengan situasi sosial.

Situasi sosial dalam penelitian kualitatif dapat dalam bentuk orang, tempat

dan aktivitas. Populasi pada penelitian ini adalah para pekerja industri kecil

tahu Poncol yang berlokasi di Jalan Talas I RT 001 RW 010 Kelurahan

Pondok Cabe Ilir yang berjumlah 12 orang. Terdapat 3 orang yang bertugas

merendam, menggiling, menguapi dan menyaring adalah Ruri (42 tahun),

Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun). Terdapat 7 orang yang bertugas

mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45 tahun), Ramini (60

tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun), Miti (43 tahun), dan Irah (50

tahun). Terdapat 2 orang yang bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi

(75 tahun), dan Naim (68 tahun).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengambilan sampel dipilih dan diambil dengan sengaja

berdasarkan pertimbangan tertentu (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria)

dengan menggunakan purposive sampling. Sampel yang diambil adalah para

pekerja tahu yang memiliki tugas berbeda dalam industri kecil tahu Poncol,

minimal 20 tahun bekerja dan pemilik industri. Sampel tersebut adalah Ruri

(42 tahun), Rikus (50 tahun), Lismiyati (45 tahun), Ramini (60 tahun), Sumi

(54 tahun), Adah (38 tahun), Parsomi (75 tahun), dan Naim (68 tahun).

D. Teknik pengumpulan data

Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka penulis akan mengumpulkan

data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data

sekunder, yaitu data-data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat dokumen. Data ini meliputi laporan-laporan

kependudukan Kelurahan Pondok Cabe Ilir, laporan-laporan penelitian, dan buku-

buku yang relevan dengan pokok bahasan.

Page 51: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

39

Adapun untuk mengolah dan menganalisis data yang diperlukan digunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi, peneliti menggunakan observasi partisipatif, yang berarti

peneliti ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan

diobservasi yaitu pekerja industri kecil tahu Poncol. Dalam hal ini peneliti

juga harus membina hubungan yang baik (good rapport) kepada para

responden yang dijadikan objek penelitian.

2. Wawancara, merupakan pembantu utama dalam teknik observasi yang

bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia

dalam suatu masyarakat. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan

seperangkat pedoman wawancara agar dapat merumuskan pertanyaan dengan

sempurna sehingga apa yang ditanyakan tidak menyimpang dari pokok-pokok

yang menjadi inti wawancara. Wawancara dilakukan kepada pekerja yang

dianggap dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan data yang

diinginkan. Berikut adalah kisi-kisi wawancaranya:

a. Butir-butir test observasi

1) Pemilik industri kecil tahu.

2) Pekerja industri kecil tahu.

3) Tempat pembuatan tahu.

4) Jam kerja industri kecil tahu.

5) Kebersihan sarana dan prasarana.

6) Lingkungan dan masyarakat di sekitar industri kecil tahu.

b. Butir-butir test wawancara

1) Pemilik industri kecil tahu.

a) Latar belakang berdirinya industri kecil tahu

b) Tahun berdiri

c) Lokasi

d) Jumlah pekerja

e) Jumlah produksi

f) Keadaan sarana dan prasarana

g) Keadaan pekerja

Page 52: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

40

h) Masalah industri kecil tahu, faktor penghambat, faktor

pendukung dan pemecahan masalah

2) Pekerja industri kecil tahu.

a) Identitas pribadi (nama, usia, agama, pendidikan, status

pernikahan)

b) Lama bekerja di industri kecil tahu

c) Upah

d) Jam kerja

e) Kondisi pekerja

f) Pemenuhan kebutuhan makan

g) Pemenuhan kebutuhan pakaian

h) Status kepemilikan rumah

i) Pendidikan terakhir anak

j) Pertolongan pertama jika ada anggota keluarga yang sakit

k) Hubungan anggota keluarga dan masyarakat

l) Pemenuhan kebutuhan agama

m) Upaya dalam hidup bermasyarakat

n) Tabungan

o) Kepemilikan kendaraan bermotor

3) Masyarakat sekitar.

1) Keberadaan industri kecil tahu

2) Manfaat dan kerugian keberadaan industri kecil tahu

3. Dokumen, studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari

seseorang. Dokumen gambar merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Hasil dari obervasi atau

wawancara, akan lebih dipercaya kalau didukung oleh gambar berupa foto-

foto yang diambil oleh peneliti dengan responden pada saat observasi maupun

saat wawancara berlangsung.

Page 53: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

41

E. Teknik Analisis Data

Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus

dilakukan yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan

identitas pengisi.

b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa

isiinstrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan

lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).

c. Mengecek macam-macam isian data29

.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan30

.

Data yang diperoleh merupakan data terkait kontribusi industri tahu

dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga, kemudian

disederhanakan dan disajikan dengan memilih data yang relevan, kemudian

menitik beratkan pada data yang paling relevan, selanjutnya mengarahkan

data pada pemecahan masalah dan memilih data yang dapat menjawab

permasalahan penelitian. Reduksi data berlangsung terus menerus selama

proses penelitian berlangsung dan berlanjut terus sesudah penelitian

lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

3. Penyajian Data

29Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN Malang Press, 2008) h.13

30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(

Bandung: Alfabeta, 2012)h.338

Page 54: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

42

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga

akan semakin mudah dipahami31

.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel32

.

Kesimpulan penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan

tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai.

Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu

dengan yang lainya sehingga muda ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari

setiap permasalahan yang ada.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data merupakan teknik yang digunakan untuk memeriksa

dan membandingkan keabsahan data. Berikut langkah-langkah untuk menguji

keabsahan dari hasil analisis penelitian ini:33

1. Credibility

Credibility atau Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan

menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak pada

keberhasilanya dalam mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,

proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Uji kredibilitas

antara lain dilakukan dengan:

31

Ibid. h.341 32

Ibid. h. 345 33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(

Bandung: Alfabeta, 2012) h.368-378

Page 55: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

43

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti melakukan kembali pengamatan dan mewawancarai kembali

narasumber yang pernah ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini

berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab

sehingga tidak ada jarak lagi dan semakin terbuka, dan tak ada informasi

lagi yang ditutup-tutupi.

b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c. Triangulasi

Diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai

cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu

1) Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek

data yang diperoleh melalui berbagai sumber

2) Triangulasi teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

3) Triangulasi waktu

Dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik

lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

4) Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti.

5) Analisis kasus negatif

Page 56: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

44

Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan

dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang

berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka

peneliti mungkin akan merubah temuannya. Hal ini sangat

bergantung seberapa besar kasus negative yang muncul tersebut.

6) Member check

Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data.

2. Transferability atau transferbiliti (keteralihan) pada dasarnya merupakan

validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan

derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi

dimana sampel tersebut diambil. Nilai ransfer ini berkaitan dengan dengan

pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan

dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang lain dapat memahami hasil

penelitian sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian

tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian

yang jelas, rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Dependability

Dalam penelitian kualitatif dependability disebut reliabilitas. Suatu

penelitain dikatakan reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau

mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian.

4. Konfirmabillity

Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabillity mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Menguji konfirmabillity berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

konfirmabillity. dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi

hasilnya ada.

Page 57: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini akan dipaparkan fokus dari penelitian ini yaitu

kesejahteraan pekerja industri tahu Poncol. Dimana penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan

apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data, bukan

sebagaimana yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya

yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan sumber data.

Dengan melakukan penelitian dengan pendekatan deskriptif maka peneliti

harus dapat menjelaskan, menggambarkan dan mendeskripsikan data yang telah

diperoleh oleh peneliti melalui observasi, dan wawancara yang mendalam

dilakukan dengan para informan.

1. Kondisi Daerah Penelitian

a. Letak Geografis

Secara administratif luas wilayah Kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah

425 hektar. Kelurahan Pondok Cabe Ilir memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pisangan Ciputat

Timur

2) Sebelah timur berbatasan dengan Kali Pesanggrahan Cinere

Depok

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Cabe

Udik

4) Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cipayung Ciputat

Page 58: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

46

b. Kependudukan

Jumlah penduduk pada awal tahun 2013 sebanyak 33.665 jiwa yang

terdiri dari 16.998 laki-laki dan 16.667 perempuan. Jumlah kepala rumah

tanggga sebanyak 7.764 dan rata-rata 6 orang per kepala rumah tangga.

Kelurahan Pondok Cabe memiliki 12 RW dan 54 RT.

Dari 1.273 penduduk pekerja, terdapat 450 PNS, 213 TNI/polri, 70

pensiunan TNI/polri/PNS, 55 pedagang, 75 angkutan/supir, 150 orang

bekerja sebagai buruh industri, 245 buruh bangunan, 5 orang sebagai

pengrajin, petani penggarap/buruh tani sebanyak 8, dan 2 sebagai petani

pemilik.

Menurut tingkat pendidikan terdapat 1.684 jiwa yang belum sekolah,

120 jiwa tidak tamat SD, 753 jiwa tamat SD/sederajat, 775 jiwa tamat

SLTP/sederajat, 1.520 jiwa tamat SLTA/sederajat, 1.120 tamat

akademi/sederajat, dan 520 jiwa tamat perguruan tinggi/sederajat.

Berdasarkan agama sebanyak 98,1% beragama Islam, sebanyak

1,5% beragama Khatolik, sebanyak 1% beragama Protestan, 0,3%

beragama Hindu dan sebanyak 0,3% beragama Budha.

Jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan pada tahun 2011

sebanyak 841 termasuk keluuarga pra sejahtera, sebanyak 6.461 keluarga

sejahatera I, sebanyak 10.461 keluarga sejahtera II, sebanyak 8.961

keluarga sejahtera III, sebanyak 3.961 keluarga sejahtera III plus.

Prenstase bangunan rumah berdasarkan kualitas pada tahun 2013

sebanyak 40 % rumah permanen dan 30 % bukan permanen.

c. Agama dan Sistem Kepercayaan

Penduduk yang beragama Islam sebanyak 98,1 %, beragama Katolik

sebanyak 1,5 %, beragama Protestan sebanyak 1 %, beragama Hindu 0,3

%, beragama Budha sebanyak 0,3 %. Karena mayoritas penduduk

Kelurahan Pondok Cabe Ilir beragama Islam, maka terdapat 10 mesjid

dan 26 mushalla. Namun tidak ada tempat peribadatan agama lain di

Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Page 59: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

47

d. Profil industri tahu

Pendiri : H. Darun dan Hj. Karsih

Pemilik : H. Manan dan istrinya Hj. Rohaya

Pekerja : 12 orang

1) Bertugas merendam, menggiling, menguapi dan menyaring

adalah Ruri (42 tahun), Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun)

2) Bertugas mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45

tahun), Ramini (60 tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun),

dan Miti (43 tahun)

3) Bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi (75 tahun), dan

Naim (68 tahun)

Walaupun rata-rata usia pekerja adalah 51 tahun dan usia-usia

tersebut bukanlah usia yang produktif, namun keadaan fisik pekerja

masih kuat dan sehat. Tidak sedang menderita penyakit yang

mengakibatkan kesehatan terganggu. Sehingga walaupun usia tak lagi

muda, namun tetap semangat bekerja.

Kedelai yang di produksi tiap hari kurang lebih 2,5 kwintal.

Sehingga dalam satu kali produksi bisa menghabiskan modal Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000. Apabila harga kedelai di pasaran naik, maka

produksi pun berkurang dan ukuran tahu pun di kecilkan. Ukuran tahu

standar 5 cm x 5 cm dengan ketebalan kurang lebih 2 cm. Dalam satu

hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 papan tahu, setiap papan

berisis kurang lebih 100 tahu. Harga tahu Rp 500 per buah. Omzet

perhari kurang lebih Rp 3.500.000.

Page 60: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

48

2. Kesejahteraan Pekerja Industri Kecil Tahu

Tabel 4.1 Penghasilan pekerja per hari

No Jenis Pekerjaan Penghasilan F Persen (%)

1 Menggiling,

menguapi, menyaring

tahu, mengatur

perebusan (tenaga

kasar)

Rp 50.000,00 4 50,0

2 Mencetak tahu

(terampil)

Rp 60.000,00 4 50,0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Tabel 4.1 diatas menggambarkan penghasilan pekerja dari tenaga kasar

atau buruh yang belum terampil rata-rata setiap hari sebanyak Rp 50.000,00

dan terdapat 4 orang (50,0%) untuk tenaga kerja yang sudah terampil,

penghasilan sehari rata-rata Rp 60.000,00, jumlah tenaga kerja terampil ada 4

orang (50,0%). Melihat penghasilan pekerja yang cukup baik, dan untuk

memenuhi kebutuhan hidup akan pangan, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan, dan sosial memerlukan biaya, maka dapat dimaknai bahwa

keberhasilan pekerja tersebut dapat memperbaiki kesejahteraan sosial

ekonomi keluarga pekerja.

Untuk mengetahui kondisi kesejahteraan sosial ekonomi keluarga pekerja

industri tahu, akan digambarkan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan

hidupnya meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan

sosialnya. Selanjutnya akan diuraikan tentang pemenuhan kebutuhan pangan

dari keluarga pekerja industri tahu pada Tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan pengrajin

No Tingkat pemenuhan kebutuhan

pangan

F Persen (%)

1 Makan bersama minimal seminggu

satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

0 0

2 Makan dengan daging/ ikan/ telur

sekali seminggu (tidak berlaku untuk

8 100

Page 61: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

49

vegetarian)

3 Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis

makanan pokok sesuai domisili

0 0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan

pangan dari keluarga pekerja industri tahu 100,0 % sudah memenuhi

kebutuhan pangan yang baik, mereka sudah mampu menyediakan makan

sehari 3 kali dengan makanan yang bergizi, baik menggunakan lauk dari

protein hewani seperti daging ayam, telur, kambing, sapi, maupun protein

nabati seperti tempe dan sayuran. Hal tersebut dimungkinkan karena keluarga

mempunyai penghasilan yang tinggi dari hasil pekerjaan. Namun semua

pekerja jarang sekali makan bersama anggota keluarga lain. Ada beberapa

faktor diantaranya adalah rumah yang tidak terlalu luas untuk memiliki meja

makan dan kesibukan anggota keluarga menjadi penyebabnya. Jadi, kondisi

pemenuhan kebutuhan pangan yang baik dari keluarga pekerja menunjukkan

bahwa tingkat kesejahteraan keluarganya juga baik.

Selanjutnya akan diuraikan tentang tingkat pemenuhan kebutuhan

sandang dari keluarga pengrajin pada Tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang

No Tingkat pemenuhan kebutuhan sandang f Persen

(%)

1 Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun 8 100,0

2 Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan 0 0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawncara 2014

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas, dapat dimaknai bahwa pekerja

dapat memenuhi kebutuhan sandang dengan sangat baik, mereka sudah

mampu berpakaian sesuai dengan kebutuhannya, seperti pakaian untuk

bekerja, pakaian harian, pakaian ibadah, dan pakaian untuk menghadiri acara

formal. Mereka juga memperhatikan unsur kerapian dengan menyeterika

Page 62: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

50

pakaian serta memberi pengharum pakaian, sehingga penampilannya sudah

baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan pekerja sudah baik

dan termasuk keluarga yang terpandang di masyarakat. Momen hari raya

lebaran menjadi momen yang tepat untuk mendapatkan atau membeli pakaian

baru setiap tahunnya. Selanjutnya akan dikemukakan kondisi rumah tempat

tinggal keluarga pengrajin seperti pada Tabel 4.4, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tingkat pemenuhan kebutuhan papan

No Kondisi papan pengrajin f Persen

(%)

1 Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah 3 37,5

2 Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai

dengan perlindungan dan kesehatan

5 62,5

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa mayoritas keluarga pengrajin sebanyak

5 keluarga atau 62,5% sudah memiliki rumah tempat tinggal yang baik, yaitu

sudah permanen dan memenuhi unsur kebersihan dan kesehatan, seperti

jendela, pintu, ventilasi udara yang cukup banyak, serta MCK (Mandi, Cuci,

Kamar kecil) yang baik. Disamping sudah memenuhi unsur kesehatan, juga

sudah memenuhi unsur keindahan serta pengecatan dinding rumah yang

indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga

pengrajin sudah baik, karena untuk membangun dan memelihara rumah

tempat tinggal yang baik, bersih, sehat, dan indah memerlukan biaya yang

banyak, sehingga perlu dukungan ekonomi atau penghasilan yang banyak

pula. Sebanyak 3 keluarga atau 37,5% sudah memenuhi standar rumah yang

baik yaitu luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah. Jadi kondisi

rumah yang memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, dan keindahan

menunjukkan bahwa kesejahteraan keluarga pengrajin termasuk kategori

baik.

Salah satu indikator kesejahteraan sosial yang dapat mengukur miskin

dan tidak miskinnya suatu rumah tangga dapat dilihat dari kepemilikan,

Page 63: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

51

kualitas dan bahan baku rumah. Gambaran umum kondisi kehidupan pekerja

industri tahu dapat dilihat dari fakta-fakta fisik rumah berupa kualitas rumah,

kepemilikan rumah dan perabot rumah tangga. Gambaran upaya menjaga

kesehatan pekerja industri tahu pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

No Upaya mengatasi kesehatan F Persen

(%)

1 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak

kehilangan fungsinya

6 75,0

2 Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan 2 25,0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak

6 orang atau 75,0%, dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat, tidak sakit,

tidak dirawat di rumah sakit atau menjalankan terapi khusus. Sebanyak 2

orang atau 25,5% pekerja apabila sakit maka akan dibawa ke saran kesehatan

untuk oenyembuhan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga pekerja industri

tahu sudah memperhatikan masalah kesehatan dan berpikir secara rasional

dalam mengatasi penyakit. Kondisi tersebut juga menunjukkan tingkat

kesejateraan keluarga pengrajin yang baik pula. Karena pada saat ini biaya ke

Puskesmas tidak mahal dan dapat terjangkau oleh semua kalangan. Jadi,

upaya yang ditempuh oleh keluarga pengrajin dalam menjaga kesehatannya

menunjukkan tingkat kesejahteraan keluarga.

Tabel 4.6 Keluarga berencana

No Program KB (Keluarga Berencana) F Persen

(%)

1 Pasangan usia subur telah menggunakan KB 2 25,0

2 Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana

kesehatan

0 0

3 Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak

muda lagi

6 75,0

Jumlah 8 100,0

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Page 64: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

52

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 sebanyak 2 orang pekerja atau 25,0%

termasuk pasangan usia subur. Mereka mengetahui program KB dan

menggunakan KB. Penggunaan KB agar dapat mengatur jarak kelahiran atau

menunda untuk memili anak. Karena mayoritas pekerja sudah berusia lanjut,

maka 6 pekerja atau 75,0% tidak menggunakan KB. Namun mereka

mengetahui fungsi dari mengikuti KB. Selanjutnya untuk mengetahui

pengetahuan dan pendidikan pekerja dapat dilihat dari Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Pengetahuan dan pendidikan

No Tingkat F Persen

(%)

1 Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu

membaca tulisan latin dan memahami

8 100,0

2 Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah 0 0

Jumlah 8 100,0

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Menurut data pada Tabel 4.7 semua pekerja yang memiliki anggota

keluarga yang berusia dari 10 tahun sampai dengan 60 tahun mampu

membaca tulisan latin dan mampu mengerti makna dari tulisan tersebut. Lalu

apabila pekerja memiliki anggota keluarga yang berusia 7 tahun sampai

dengan 15 tahun mereka sedang bersekolah atau menempuh pendidikan.

Semua anak pekerja sedang bersekolah dan ada yang telah tamat sekolah.

Pendidikan anak pekerja jauh lebih baik daripada pendidikan orang tua

mereka yang hanya sebatas tamat sekolah dasar atau sederajat. Artinya,

kesadaran pekerja akan arti pendidikan sudah tumbuh dan diaplikasikan

kepada anak-anak mereka. Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tolak

ukur atau ciri-ciri keluarga sejahtera. Selanjutnya untuk mengetahui

hubungan pekerja dengan Tuhan maka dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Tingkat kebutuhan rohani

No Tingkat kebutuhan rohani F Persen

(%)

1 Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti 8 100,0

Page 65: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

53

pengajian, sekolah madrasah bagi agama islam dan

sekolah minggu

2 Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan

kepercayaan agama masing-masing

0 0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Lokasi yang berdekatan dengan Mushola menjadikan pekerja menjadi

warga yang religius dengan mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di

Mushola tersebut. Kegiatan berupa pengajian harian atau mingguan. Karena

dari 8 sample yang diambil beragama islam semua oleh sebab itu semua

pekerja atau 100% selalu mengikuti kegiatan keagamaan yang biasa

dilaksanakan pada malam hari. Jadwal pengajian untuk para wanita pada

Kamis malam atau yang biasa disebut pengajian malam Jumat. Dan jadwal

pengajian untuk para pria biasa dilakukan pada Minggu malam atau yang

biasa disebut pengajian malam Senin. Selanjutnya untuk mengetahui anggota

keluarga pekerja yang telah berusia di atas 15 tahun telah memiliki

penghasilan tetap atau belum, data dijelaskan pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

No Anggota keluarga yang memiliki penghasilan F Persen

(%)

1 Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun

berpenghasilan tetap

8 100,0

2 Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

0 0

Jumlah 8 100,0

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Menurut data pada Tabel 4.9 semua pekerja yang memiliki anggota

keluarga di atas 15 tahun telah memiliki penghasilan tetap. Anak pekerja

yang telat tamat sekolah minimal SLTA sederajat, mereka telah memiliki

pekerjaan. Walaupun pekerjaan yang mereka tekuni bukan lah pekerjaan yang

memiliki penghasilan besar, namun daripada mereka menjadi pengangguran

mereka lebih memilih bekerja dan berusaha untuk membantu perekonomian

keluarga dan meringankan beban orang tua. Selanjutnya untuk mengetahui

Page 66: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

54

upaya pekerja dalam hidup bermasyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10 Upaya dalam hidup bermasyarakat

No Upaya dalam hidup bermasyarakat F Persen

(%)

1 Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di

masyarakat

6 75,0

2 Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat 2 25,0

Jumlah 8 100

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Beraneka ragam kegiatan di masyarakat diantaranya seperti posyandu

dan siskamling. Lalu sebanyak 2 orang warga atau 25,0% yang mengikuti

kegiatan yang ada di masyarakat tetapi belum mampu memberikan

sumbangan dalam bentuk keuangan atau materi. Lalu sebanyak 6 orang atau

75,0 % yang mengikuti kegiatan dan mampu memberikan sumbangan baik

tenaga, pikiran ataupun materi. memberikan sumbangan berkelanjutan,

misalnya sumbangan untuk perbaikan masjid, sumbangan untuk kegiatan

yang bersifat sosial lainnya karena telah berhasil memenuhi kebutuhan dasar,

sosial, psikologis maupun pengembangnya. Namun tidak ada pekerja yang

menjadi pengurus kegiatan tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui upaya

pekerja dalam memperoleh informasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

No Upaya pekerja memperoleh informasi F Persen

(%)

1 Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/

radio/tv/internet

8 100,0

2 Tidak memperoleh informasi dari media manapun 0 0

Jumlah 8 100,0

Sumber: data primer hasil wawancara 2014

Menurut data pada Tabel 4.11 semua pekerja atau 100,0% pekerja

memperoleh informasi melalui surat kabar atau majalah atau radio atau

televisi atau internet. Media yang paling sering digunakan pekerja untuk

Page 67: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

55

memperoleh informasi adalah televisi. Karena semua pekerja telah memiliki

televisi di rumah masing-masing. Untuk media seperti surat kabar atau

majalah, pekerja tidak berlangganan media tersebut. Untuk media radio,

perlahan mulai ditinggalkan dan untuk media internet para pekerja tidak

paham atau mengerti cara menggunakan internet karena usia mereka yang

tidak muda lagi dan tidak memahami penggunaan gadget.

3. Faktor penghambat dan pendukung kelangsungan industri kecil

tahu

Pada dasarnya ada beraneka ragam faktor penghambat dan pendukung

yang mempengaruhi kelangsungan industri kecil tahu. Hasil wawancara

dengan pemilik industri tahu fakor penghambat diantaranya berupa

keterbatasan modal usaha, ketersediaan bahan baku, rendahnya kualitas SDM,

teknik pembuatan dan pengelolaan sampai distribusi dan pemasaran produk.

Sebaliknya faktor pendukung diantarnya adalah sudah dikenalnya produk

tahu di masyarakat luas.34

a. Masalah bahan baku.

Masalah yang utama adalah bahan baku. Produksi tahu

membutuhkan bahan baku utama kacang kedelai. Harga kacang kedelai

sering tidak stabil. Kacang kedelai lokal tidak dapat memenuhi produksi

dalam negeri. Sehingga pemerintah harus melakukan import dari

Amerika. Dan apabila dollar tidak stabil maka harga kedelai di pasaran

pun ikut tidak stabil. Hal tersebut menjadi faktor penghambat proses

produksi. Sehingga produk tahu harus diperkecil agar dapat terus

melakukan proses produksi.

b. Masalah modal

Modal merupakan komponen penting. Tanpa memiliki modal maka

proses produksi tidak dapat berjalan karena tidak dapat membeli bahan

baku, membayar gaji pegawai, membayar listrik dan lain-lain. Dari dulu

hingga kini modal berasal dari dana pribadi. Pemilik tidak melakukan

34

Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014

Page 68: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

56

pinjaman atau kredit usaha dari pihak manapun. Sehingga apabila ada

kebutuhan mendadak dan membutuhkan uang banyak maka dapat

menghambat proses produksi. Biasanya gaji pegawai tertunda untuk

dibayarkan.

c. Masalah teknik pembuatan

Sarana dan prasarana yang ada di industri kecil tahu Poncol masih

sangat tradisional. Misalnya seperti proses pemasakan atau perebusan

masih menggunakan bahan bakar yang berasal dari kayu. Selain

menghemat biaya produksi, dengan menggunakan kayu maka proses

perebusan menjadi lebih cepat. Kayu tersebut biasa didapatkan dari

puing-puing bangunan tidak terpakai. Walaupun menggunakan kayu

sebagai bahan bakar menyebabkan bangunan pabrik menjadi hitam.

Namun kayu menjadi bahan bakar paling cocok karena harga minyak

tanah yang cukup tinggi di pasaran.35

Selain itu air yang menjadi komponen penting dalam kegiatan

produksi juga berasal dari sumur. Untuk menggunakan air pekerja perlu

menimba terlebih dahulu. Alasan penggunaan air sumur adalah agar tidak

menggunakan listrik. Sehingga mengurangi modal dan juga antisipasi

apabila listrik sedang mati agar proses produksi bisa berjalan setiap hari

dari pagi hingga sore.36

Teknik pembuatan dan alat-alat produksi masih sangat tradisional.

Karena itu terlihat kumuh dan tidak higienis terutama drum perebusan

tahu, alat pencetak tahu dan lain-lain.

d. Masalah tenaga kerja dan produksi

Proses produksi sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Apabila

ada pekerja yang kurang sehat maka akan menganggu proses produksi

pembuatan tahu. Seperti dalam pencetakan tahu, dibutuhkan kecepatan,

keuletan dan ketepatan. Dalam proses pencetakan tahu, bubur kedelai

harus dalam keadaan panas dan masih berbentuk cair. Para pekerja yang

35

Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014 36

Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014

Page 69: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

57

bertugas mencetak tahu tangannya telah kebal terhadap panas dari bubur

kedelai. Mereka juga harus cepat dalam proses pencetakan karena bubur

tahu yang sudang dingin tidak bisa dicetak.

Dalam proses perebusan, pekerja harus memiliki tangan yang kuat.

Karena pekerja harus mengaduk dan membuang buih-buih hasil

perebusan. Badan pekerja menjadi panas karena harus berada lama di

depan alat pembakaran. Pekerja yang mencuci kedelai harus berkali-kali

mengangkat air dari sumur menggunkan katrol.37

e. Masalah pengelolaan tahu

Pengelolaan tahu dikelola langsung oleh pemilik dan para pekerja

yang bekerja di industri kecil tahu Poncol. Pendidikan pekerja yang

rendah tidak mempengaruhi kegiatan produksi pembuatan tahu. Namun

perlunya penyuluhan dari pihak terkait yang berhubungan dengan proses

pengelolaan agar pengelolaan dapat berjalan dengan baik dan efisien.38

f. Masalah pendistribusian dan pemasaran produk

Sebagian besar proses pendistribusian masih melalui perantara.

Misalnya melalui tukang sayur atau pedagang pengecer. Namun banyak

juga masyarakat di sekitar lokasi industri yang membeli langsung ke

pabrik. Apabila tahu poncol dikemas dengan baik dan diberi merek

dagang, maka produk tahu kuning poncol ini akan lebih meluas dan dapat

masuk ke dalam supermarket dan meningkatkan harga jual tahu itu

sendiri. Sepertinya industri kecil tahu kuning Poncol ini telah puas

dengan apa yang ada sekarang. Industri kecil tahu kuning Poncol ini tak

pernah sepi pembeli.39

37

Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014 38

Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014 39

Wawancara dengan H. Manan, tanggal 14 Oktober 2014

Page 70: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

58

B. Pembahasan

Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah

dilakukan peneliti selama kurun waktu Agustus-Oktober 2014 dengan pemenuhan

persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin penelitian. Dan

penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif

tentang, seberapa besar kontribusi industri kecil tahu dalam peningkatan

kesejahteraan sosial ekonomi keluarga. Dan berikut pembahasan yang akan

diinterprestasikan sesuai instrumen penelitian dan hasil penelitian lapangan.

1. Kesejahteraan sosial ekonomi pekerja

Keberadaan industri kecil di lingkungan masyarakat memiliki manfaat-

manfaat seperti menyerap tenaga kerja di lingkungan masyarakat,

menghasilkan produk yang dibutuhkan dan mengembangkan kreativitas.

Salah satu manfaat keberadaan industri yakni menyerap tenaga kerja maka

secara tidak langsung industri memberikan kesempatan seseorang untuk

meningkatkan taraf hidup.

Kesejahteraan sosial diciptakan atas kompromi tiga elemen. Pertama,

sejauh mana masalah-masalah sosial ini diatur. Kedua, sejauh mana

kebutuhan-kebutuhan dipenuhi. Ketiga, sejauh mana kesempatan

meningkatkan taraf hidup dapat disediakan.40

Selaras dengan teori di atas dan indikator kesejahteraan sosial pekerja

menurut BKKBN para pekerja industri telah melawati fase Keluarga

Sejahtera II (KS II) karena setiap pekerja telah memenuhi kebutuhan dasar

atau basic needs dan psychological needs dan beberapa pekerja telah

memenuhi indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) seperti telah

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama anggota keluarga masing-masing

dan berusaha meningkatkan kebutuhan peningkatan agama. Makan minimal 2

kali sehari dengan daging/ ikan/ telur minimal sekali seminggu. Telah

memiliki pakaian berbeda untuk setiap kegiatan atau aktivitas berbeda dan

40

James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial,

Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI, 2005, h.21

Page 71: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

59

membeli atau memiliki pakaian baru minimal 1 stel setiap tahunnya.

Memiliki rumah dengan atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan, dalam indikator kesehatan apabila ada pekerja

yang sakit maka dirujuk ke sarana kesehatan terdekat, para pekerja pun dalam

3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

sehingga dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Lalu ada pekerja pasangan

usia subur telah menggunakan KB. Semua pekerja yang memiliki anggota

keluarga yang berusia 10 tahun sampai 60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami tulisan tersebut. Paling kurang 1 orang anggota keluarga

pekerja di atas usia 15 tahun berpenghasilan tetap karena telah memiliki

pekerjaan tetap. Pekerja juga mengikuti kegiatan masyarakat di lingkungan

masyarakat serta secara teratur dan sukarela memberikan sumbangan di

masyarakat apabila sedang ada kegiatan seperti pembangunan masjid dan

bersih-bersih lingkungan. Para pekerja memperoleh informasi dari media

televisi saja karena keterbatasan pengetahuan tentang media internet

2. Faktor penghambat dan pendukung kelangsungan industri

Pada dasarnya ada beraneka ragam faktor penghambat dan pendukung

yang mempengaruhi kelangsungan industri kecil tahu. Menurut wawancara

pemilik industri kecil tahu masalah-masalah yang dihadapi industri tahu

diantaranya berupa keterbatasan modal usaha, ketersediaan bahan baku,

rendahnya kualitas SDM, teknik pembuatan dan pengelolaan sampai

distribusi dan pemasaran produk. Sebaliknya faktor pendukung diantarnya

adalah sudah dikenalnya produk tahu di masyarakat luas.

a. Masalah modal

Prospek faktor pendukung, diantaranya adanya keinginan untuk

menambahkan modal agar dapat memproduksi tahu lebih banyak

lagi dan untuk keberlangsungan proses produksi.

Saran pemecahan masalah, diantaranya perlunya kredit usaha mikro

sesuai dengan kebutuhan industri kecil tahu misalnya pinjaman

bergulir atau simpan pinjam.

Page 72: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

60

b. Masalah bahan baku

Prospek faktor pendukung, diantaranya pengendalian harga kacang

kedelai lokal maupun import oleh pemerintah melalui Kementerian

Pertanian RI khususnya di Badan Ketahanan Pangan.

Saran pemecahan masalah, diantaranya Memberdayakan lahan

kosong atau lahan tidak punya nilai guna dan petani di Indonesia

untuk menanam kacang kedelai yang berkualitas baik agar Indonesia

tidak perlu melakukan import kacang kedelai.

c. Masalah teknik pembuatan

Prospek faktor pendukung, diantaranya sarana prasarana yang lebih

modern yang akan menunjukkan kecepatan dan teknik dalam

memproduksi tahu serta beraneka ragam jenis tahu yang ada di

pasaran tetapi juga susu kedelai yang mulai diminati banyak orang.

Saran pemecahan masalah, diantaranya penggunaan mesin-mesin

modern akan memudahkan dan mempercepat proses pruduksi. Selain

itu penggunaan mesin modern juga bisa menjaga kualitas kebersihan

dan kuantitas produksi.

d. Masalah tenaga kerja dan produksi

Prospek faktor pendukung, diantaranya keberadaan mesin-mesin

atau alat modern dapat meminimalisir hambatan proses produksi

apabila ada tenaga kerja yang kurang sehat.

Saran pemecahan masalah, diantaranya pembinaan dan pelatihan

pengembangan SDM, perencanaan dan pengelolaan usaha serta

manajemen waktu industri tahu secara profesional.

e. Masalah pengelolaan tahu

Prospek faktor pendukung, diantaranya pembinaan dari pemerintah

atau instansi terkait.

Saran pemecahan masalah, diantaranya kegiatan dikelola bersama

dan diawasi oleh instansi terkait dan melakukan kerjasama dengan

forum kemitraan sesama industri kecil tahu.

f. Masalah pendistribusian dan pemasaran produk

Page 73: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

61

Prospek faktor pendukung, diantaranya penyediaan stand khusus di

pasar umum atau bazar keliling untuk pemasaran hasil produksi tahu.

Saran pemecahan masalah, diantaranya meningkatkan produktifitas

dan kualitas serta belajar memasarkan produk tidak hanya dalam

bentuk tahu kuning biasa tetapi juga meningkatkan kreativitas

menjadi produk olahan.

Page 74: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana kontribusi industri

kecil tahu Poncol dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga.

Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dilakukan analisis, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keberadaan industri tahu sejak puluhan tahun memberikan peningkatan

kesejahteraan para pekerja. Kesejahteraan dalam arti terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya. Kebutuhan hidup yang meliputi rohani, pangan, sandang,

papan, pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya. Jadi untuk

menilai kesejahteraan sosial seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada

tatanan yang berlaku dalam masyarakat serta kondisi masyarakat. Para

pekerja industri kecil tahu berada dalam fase Keluarga Sejahtera III (KS

III) yang artinya telah terpenuhi basic needs atau kebutuhan dasar,

pyshological needs atau kebutuhan psikologis dan development needs

atau kebutuhan pengembangan diri.

2. Bertahannya industri tahu dari berbagai masalah yang menimpa

merupakan suatu keberhasilan. Adanya masalah membuat industri ini

mencari berbagai solusi untuk menyelasaikan masalah yang menimpa

dan membuat industri kecil tahu tetap bertahan hingga sekarang. Namun

keterbatasan pengetahuan pemilik dan pekerja serta kurangnya peran

aktif dari pihak-pihak terkait guna perluasan dan kelangsungan industri

kecil tahu Poncol agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak,

memberdayakan masyarakat sekitar, dan memperluas pendistribusian

produk olahan kedelai ini.

Page 75: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

63

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis ajukan kepada pihak terkait yaitu pemilik,

pekerja, pemerintah dan masyarakat:

1. Kepada pemilik industri kecil tahu, agar memperhatikan lingkungan

sekitar bangunan industri tahu. Mengikuti pelatihan bagaimana cara

mengolah limbah tahu. Agar limbah tahu tidak langsung dibuang yang

dapat menyebabkan bau tidak sedap dan banyak lalat.

2. Mengadakan pembinaan dan pelatihan pengembangan SDM,

perencanaan dan mengelola usaha serta manajemen waktu. Agar industri

kecil tahu dapat berkembang lebih baik lagi.

3. Pemerintah atau instansi terkait harus mendukung keberadaan industri

misalnya dengan bantuan kredit usaha tanpa agungan sesuai dengan

kebutuhan agar proses produksi dapat berjalan lancar. Serta pemerintah

pusat menjaga stabilitas kacang kedelai dan harga kacang kedelai di

pasaran.

4. Masyarakat lebih pro aktif terhadap industri kecil tahu apabila ada

pelanggaran yang dilakukan industri kecil tahu yang merugikan

masyarakat disekitar lokasi industri.

Page 76: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

64

DAFTAR PUSTAKA

Adi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Pengantar pada

Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta: FISIP UI Press. Cet. 2,

2005.

Adi, Rukminto, Isbandi. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial: Dasar –dasar Pemikiran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.

Arsyad, Lincoln. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN, 2004.

Bintarto. Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia, 1997.

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007.

Daulay, Hotmatua dan Mulyanto. Membangun SDM Dan Kapabilitas Teknologi

Umat. Jakarta: ISTECS. Cet. 1, 2001.

Faisal, Sanafiah. Format-Format Penelitian Sosial Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: CV Rajawali Pers, 1989.

Husaini, Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Cet. 1, 2008.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia,

1983.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.

Midgley, James. Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam

Kesejahteraan Sosial. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Ditperta

Islam) Depag RI, 2005.

Moleong, J. Lexy. Metode peneltian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000.

Mudrajad, Kuncoro. Ekonomika Industri Indonesia. Yogyakarta: Andi, 2007.

Page 77: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

65

Rahman, Anita. Akses dan Kontrol Perempuan terhadap Ekonomi Keluarga:

dalam Ruh Islam dalam Budaya Bangsa. Jakarta: Kanisius, 1996.

Rahman, Anita. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Depdikbud, 1985

Salim, Emil. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. Jakarta: Lily

Publisher, 2011.

Siswanta, Lilik. Kontribusi Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di Desa Wukirsari, Imogiri), vol. 2,

2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. 1, 2012.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Sunarti, Euis. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi,

dan Berkelanjutannya. Naskah Akademik, 2006.

Suud, Mohammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2006.

Syarodhi Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2007.

Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu

Penting. Jakarta: LP3ES. Cet. 1, 2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangna Bahasa, Departement

Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka. Cet. 1, 1998.

Ulum, Misbah, Zulkifli Lessy, dkk. Model-Model Kesejahteraan Sosial Islam:

Perspektif Normatif Filosofis dan Praktis. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi

Aksara, 2007.

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kesejahteraan Sosial

Page 78: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

66

Winarno, Sigit, Sujana Ismaya. Kamus Besar Ekonomi. Bandung: Pustaka

Grafika, 2007.

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._11_Th_2009_ttg_Kesejahteraan_So

sial.pdf

http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sosbud_kesejateraan_sosial_ke

sejahteraan_masyarakat

http://m//tempo.co/read/news/2014/01/31/090549777/Pengrajin-Tahu-Kualitas-

Kedelai-Lokal-Bagus-Tapi

http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm

Meryana, Ester. Tiga Hal yang Buat UMKM Tahan Krisis, 2014.

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/28/11093274/Tiga.Hal.ya

ng.Buat.UMKM.Tahan.Krisis)

Muhammad, Djibril. Mensos: Kesejahteraan Sosial Perlu Menjadi Perhatian

Bersama, 2014.

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/26/mk9yne-

kemensos-kekurangan-pekerja-sosial)

Page 79: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 80: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 81: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 82: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 83: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Pedoman Observasi

Identifikasi dan pahami variabel penelitian, adapun beberapa variabel penelitian

yang akan diteliti adalah : 1). Kontribusi Industri Kecil Tahu, 2). Kesejahteraan

Sosial Ekonomi, 3). Lingkungan Masyarakat

Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan

terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.

Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu :

1. Kontribusi industri kecil tahu

Amatilah secara mendalam kontribusi industri kecil tahu!

a. Amati lokasi industri kecil tahu (sarana dan prasarana)

b. Mencari tahu profil industri tahu

2. Kesejahteraan sosial ekonomi

Amatilah kegiatan pekerja!

a. Identifikasi keadaan pekerja industri kecil tahu

b. Mencari tahu kondisi para pekerja

c. Amati kegiatan pekerja industri tahu

3. Lingkungan masyarakat

Amatilah lingkungan masyarakat!

a. Amati lingkungan masyarakat disekitar industri kecil tahu

b. Sebutkan keuntungan dan kerugian masyarakat akibat adanya industri

kecil tahu

Page 84: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

PEDOMAN WAWANCARA

Assamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi/siang/sore. Saya Ninna Aristyaningsih, mahasiswa

pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang tengah melakukan penelitian skripsi tentang “Kontribusi Industri

Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga Di

Lingkungan Masyarakat RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir.”

Untuk keperluan tersebut, dengan segala hormat saya meminta kesedian

Bapak/Ibu sebagai pemangku kepentingan di wilayah Pondok Cabe Ilir ini untuk

saya wawancarai.

Data Responden

Nama responden terpilih :

Umur :

Jenis Kelamin :

Tempat :

Wawancara

A. Kontribusi Industri Kecil Tahu

1. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

2. Berapa upah perhari?

3. Berapa jam bekerja dalam sehari?

4. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

B. Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

1. Pemenuhan kebutuhan pangan

a. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi

antar anggota keluarga

b. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku

untuk vegetarian)

c. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai

domisili

2. Pemenuhan kebutuhan sandang

Page 85: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

a. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

b. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

3. Pemenuhan kebutuhan papan

a. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

b. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

4. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

a. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan

fungsinya

b. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

5. Keluarga berencana

a. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

b. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

c. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

6. Pengetahuan dan pendidikan

a. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca

tulisan latin dan memahami

b. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

7. Tingkat kebutuhan rohani

a. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti

pengajian, sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah

minggu

b. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan

kepercayaan agama masing-masing

8. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

a. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun

berpenghasilan tetap

b. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

9. Upaya dalam hidup bermasyarakat

a. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

Page 86: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

b. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

10. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

a. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

b. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Demikianlah wawancara yang saya lakukan ini. Terima kasih atas

kesediaannya Bapak/Ibu dalam memberikan informasi, dan atas waktu serta

kerjasamanya. Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Page 87: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Observasi

Identifikasi dan pahami variabel penelitian, adapun beberapa variabel penelitian

yang akan diteliti adalah : 1). Kontribusi Industri Kecil Tahu, 2). Kesejahteraan

Sosial Ekonomi, 3). Lingkungan Masyarakat

Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan

terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.

Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu :

4. Kontribusi industri kecil tahu

Amatilah secara mendalam kontribusi industri kecil tahu!

c. Amati lokasi industri kecil tahu (sarana dan prasarana)

Lokasi berada di Jalan Talas I RT 001 RW 010 Kelurahan Pondok

Cabe Ilir. Lokasi industri berada tidak jauh dari jalan utama.

Kondisi lokasi industri tahu adalah pemukiman padat penduduk.

Sarana dan prasarana produksi tahu pun sangat tradisional jauh dari

modern. Industri kecil tahu ini masih menggunakan sumur menggunakan

katrol dan penerangan seadanya. Bangunan yang berwarna hitam karena

proses pembakaran menambah kesan kumuh. Serta lantai yang masih

berupa tanah sehingga terkesan becek. Di tanah tersebut dibuat jalan untuk

air mengalir ke selokan. Dan hal tersebut membuat bangunan industri kecil

tahu menjadi agak berbau tidak sedap dan banyak lalat.

d. Mencari tahu profil dan sejarah industri tahu

Pendiri : H. Darun dan Hj. Karsih

Pemilik : H. Manan dan istrinya Hj. Rohaya

Pekerja : 12 orang

1) Bertugas merendam, menggiling, menguapi dan menyaring

adalah Ruri (42 tahun), Rikus (50 tahun), dan Yono (47 tahun)

Page 88: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

2) Bertugas mencetak tahu adalah Parni (40 tahun), Lismiyati (45

tahun), Ramini (60 tahun), Sumi (54 tahun), Adah (38 tahun),

dan Miti (43 tahun)

3) Bertugas mengatur perebusan adalah Parsomi (75 tahun), dan

Naim (68 tahun)

Walaupun rata-rata usia pekerja adalah 51 tahun dan usia-usia

tersebut bukanlah usia yang produktif, namun keadaan fisik pekerja

masih kuat dan sehat. Tidak sedang menderita penyakit yang

mengakibatkan kesehatan terganggu. Sehingga walaupun usia tak lagi

muda, namun tetap semangat bekerja.

Kedelai yang di produksi tiap hari kurang lebih 2,5 kwintal.

Sehingga dalam satu kali produksi bisa menghabiskan modal Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000. Apabila harga kedelai di pasaran naik, maka

produksi pun berkurang dan ukuran tahu pun di kecilkan. Ukuran tahu

standar 5 cm x 5 cm dengan ketebalan kurang lebih 2 cm. Dalam satu

hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 papan tahu, setiap papan

berisis kurang lebih 100 tahu. Harga tahu Rp 500 per buah. Omzet

perhari kurang lebih Rp 3.500.000.

5. Kesejahteraan sosial ekonomi

Amatilah kegiatan pekerja!

d. Identifikasi keadaan pekerja industri kecil tahu

Keadaan para pekerja sangat sederhana. Pakaian yang mereka gunakan

pun bukan pakaian dalam kategori rapi. Usia para pekerja pun tidak lagi

muda. Namun kondisi kesehatan mereka cukup baik. Tidak ada yang

menderita penyakit kronis.

Rumah pekerja berada tidak jauh dari industri kecil tahu. Rumah yang

mereka tinggali pun sederhana namun sudah bangunan permanen.

e. Mencari tahu kondisi para pekerja

Page 89: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

(wawancara mendalam kepada setiap pekerja sesuai dengan indikator

kesejahteraan keluarga menurut BKKBN)

f. Amati kegiatan pekerja industri tahu

Terdapat 3 pekerja yang bertugas merendam, menggiling, menguapi

dan menyaring kedelai yaitu Ruri, Rikus dan Yono. Merendam

dilakukan hari sebelumnya. Terdapat 7 pekerja yaitu Parni, Lismiyati,

Ramini, Sumi, Adah, Miti dan Irah yang bertugas mencetak tahu.

Adonan tahu yang akan dicetak sangat panas. Namun para pekerja

yang terdiri dari para ibu ini sudah terbiasa dengan panas tersebut dan

dapat melakukan pencetakan dengan cepat. Terdapat 2 pekerja yaitu

Parsomi dan Naim yang bertugas mengatur perebusan. Terdapat dua

tahap perebusan, perebusan yang pertama dilakukan setelah tahu di

cetak. Setelah itu perebusan kedua, tahu direbus dengan bumbu yang

terdiri dari kunyit dan garam.

6. Lingkungan masyarakat

Amatilah lingkungan masyarakat!

c. Amati lingkungan masyarakat disekitar industri kecil tahu

Lingkungan masyarakat di RT 001 RW 010 sangat rukun dan

kekeluargaan. Karena rumah mereka yang saling berdekatan dan tidak

memiliki pagar yang akan membatasi gerak mereka untuk

bersosialisasi.

d. Sebutkan keuntungan dan kerugian masyarakat akibat adanya industri

kecil tahu

Keuntungannya mereka mudah mendapatkan tahu yang masih fresh

atau baru di produksi. Masyarakat pun bisa menjual kembali tahu

kuning yang di produksi industri tahu dengan berjualan tahu goreng

keliling atau dalam bentuk yang belum di goreng.

Page 90: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

PEDOMAN WAWANCARA

1. Sejarah berdiri industri tahu.

a. Tahun berdiri

Sekitar tahun 1970-an

b. Lokasi

Di jalan Talas I Gang Masnan Endon RT 001 RW 010. Ini

merupakan lokasi awal industri tahu berdiri. Karena permintaan

tahu semakin banyak dan tempat kurang memadai untuk

melakukan produksi yang lebih, maka lokasi di pindah ke jalan

Talas I Gang Enin Endon. Lokasi baru tidak jauh letaknya dari

lokasi yang lama. Hanya berbeda gang saja.

c. Pemilik

Pemilik industri kecil ini awalnya adalah H. Darun. Oleh karena itu

dahulu orang mengenal tahu kuning dengan nama tahu kuning H.

Darun. Karena usia yang tak lagi muda akhirnya usaha tahu kuning

ini diserahkan kepada anak H. Darun yaitu H. Manan.

2. Jumlah produksi tahu perhari.

Kedelai yang digunakan untuk produksi tahu setiap harinya kurang lebih

adalah 2,5 kwintal. Sehingga dalam satu kali produksi menggunakan modal

Rp 1.000.000-Rp 2.000.000. karena tidak stabilnya harga kedelai, para

penjual tahu biasanya mengubah ukuran tahu apabila harga kedelai sedang

naik di pasaran. Dalam satu hari 12 orang pekerja mampu membuat 60 buah

papan tahu atau lebih. Setiap papan kurang lebih berisi 100 tahu. Harga tahu

perbuah adalah Rp 500. Omzet perhari kurang lebih Rp 3.500.000

3. Keadaan sarana dan prasana industri tahu.

Sarana prasarana dalam industri tahu masih jauh dari kata modern. Air

yang mereka gunakan untuk merendam dan mencuci kedelai, untuk merebus

kedelai diambil langsung dari sumur menggunakan katrol. Air sumur tersebut

sangat bersih. Karena apabila air tidak bersih maka proses pembuatan tahu

akan mengalami kegagalan.

Dalam proses mencetak tahu digunakan alat untuk mencetak yang

berbentuk kotak dan kain. Kain tersebut dicuci ketika proses pencetakan

adonan tahu telah selesai semua.

Alat untuk perebusan tahu menggunakan drum bekas yang telah

dibersihkan. Untuk pembakarannya menggunakan kayu bakar. Dengan

menggunakan kayu bakar proses perebusan lebih cepat karena api nya besar.

Dahulu menggunakan minyak tanah agar tidak polusi. Namun minyak tanah

mulai langka dan mahal di pasaran sehingga kayu bakar menjadi bahan bakar

Page 91: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

alternatif. Kayu bakar di dapat dari ranting-ranting pohon atau kayu puing

bangunan yang telah tidak terpakai.

4. Faktor pendukung dan penghambat kelangsungan industri tahu.

a. Modal

b. Bahan baku

c. Teknik pembuatan

d. Tenaga kerja dan produksi

e. Pengelolaan

f. Pendistribusian dan pemasaran

No Masalah Faktor

Penghambat

Prospek Faktor

Pendukung

Saran Pemecahan

Masalah

1 Modal Investasi atau

modal usaha kecil

dan berasal dari

modal sendiri.

Adanya keinginan

untuk

menambahkan

modal agar dapat

memproduksi tahu

lebih banyak lagi

dan untuk

keberlangsungan

proses produksi

Perlunya kredit usaha

mikro sesuai dengan

kebutuhan industri kecil

tahu misalnya pinjaman

bergulir atau simpan

pinjam.

2 Bahan baku Kualitas kacang

kedelai lokal yang

kurang baik dan

tidak stabilnya

harga serta

pasokan kacang

kedelai import

menjadi salah

satu faktor

penghambat

proses produksi

tahu.

Pengendalian harga

kacang kedelai

lokal maupun

import oleh

pemerintah melalui

Kementerian

Pertanian RI

khususnya di

Badan Ketahanan

Pangan.

Memberdayakan lahan

kosong atau lahan tidak

punya nilai guna dan

petani di Indonesia untuk

menanam kacang kedelai

yang berkualitas baik

agar Indonesia tidak

perlu melakukan import

kacang kedelai.

3 Teknik

pembuatan

Masih dikelola

secara tradisional

dengan

menggunakan

sarana dan

prasarana yang

tradisional juga

jauh dari mesin-

mesin modern.

Dan terbatas

Sarana prasarana

yang lebih modern

yang akan

menunjukkan

kecepatan dan

teknik dalam

memproduksi tahu

serta beraneka

ragam jenis tahu

yang ada di pasaran

Penggunaan mesin-mesin

modern akan

memudahkan dan

mempercepat proses

pruduksi. Selain itu

penggunaan mesin

modern juga bisa

menjaga kualitas

kebersihan dan kuantitas

produksi.

Page 92: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

hanya pembuatan

tahu kuning saja.

tetapi juga susu

kedelai yang mulai

diminati banyak

orang.

4 Tenaga kerja

dan produksi

Proses produksi

sangat

mengandalkan

tenaga manusia

sehingga apabila

ada pekerja yang

kurang sehat

maka akan

menghambat

proses produksi.

Keberadaan mesin-

mesin atau alat

modern dapat

meminimalisir

hambatan proses

produksi apabila

ada tenaga kerja

yang kurang sehat.

Pembinaan dan pelatihan

pengembangan SDM,

perencanaan dan

pengelolaan usaha serta

manajemen waktu

industri tahu secara

profesional.

5 Pengelolaan

tahu

Dikelola dan

dikerjakan sendiri

oleh para pekerja.

Pembinaan dari

pemerintah atau

instansi terkait.

Kegiatan dikelola

bersama dan diawasi oleh

instansi terkait dan

melakukan kerjasama

dengan forum kemitraan

sesama industri kecil

tahu.

6 Pendistribusi

an dan

pemasaran

produk

Sebagaian besar

pendistribusian

hasil produksi

masih melalui

perantara.

Misalnya

perantara tukang

sayur atau ke

pedagang

pengecer.

Penyediaan stand

khusus di pasar

umum atau bazar

keliling untuk

pemasaran hasil

produksi tahu.

Meningkatkan

produktifitas dan kualitas

serta belajar memasarkan

produk tidak hanya

dalam bentuk tahu

kuning biasa tetapi juga

meningkatkan kreativitas

menjadi produk olahan.

Page 93: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Ruri (1)

Usia : 42 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Merendam, menggiling, menguapi dan menyaring kedelai

B. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

20 tahun

B. Berapa upah perhari?

Rp 50.000,00

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Baik-baik, sehat terus

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 94: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 95: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Adah (2)

Usia : 38 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : mencetak tahu

B. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

20 tahun

B. Berapa upah perhari?

Rp 60.000,00

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Baik ya kayak begini

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 96: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 97: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Rikus (3)

Usia : 50 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Merendam, menggiling, menguapi dan menyaring

Tempat : di industri kecil tahu Poncol

A. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

30 tahun

B. Berapa upah perhari?

Rp 50.000,00

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Sehat aja nih

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

Page 98: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

C. Pemenuhan kebutuhan papan

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 99: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Lismiyati (4)

Usia : 45 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mencetak tahu

Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

25 tahun.

B. Berapa upah perhari?

Rp 60.000,00.

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam.

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Baik aja.

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 100: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 101: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Ramini (5)

Usia : 60 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mencetak tahu

A. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

35 tahun.

B. Berapa upah perhari?

Rp 60.000,00.

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam.

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Baik-baik.

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 102: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 103: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Parsomi (6)

Usia : 75 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mencetak tahu

A. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

35 tahun dari awal pabrik tahu dibikin.

B. Berapa upah perhari?

Rp 50.000,00.

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam.

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Kadang capek, kalo capek ya duduk-duduk.

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 104: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 105: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Sumi (7)

Usia : 54 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mencetak tahu

A. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

35 tahun.

B. Berapa upah perhari?

Rp 60.000,00.

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam.

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Baik.

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 106: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 107: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

Hasil Wawancara

Pekerja Industri Kecil Tahu Poncol

A. Profile Responden dan Keterangan Waktu

Nama : Naim (8)

Usia : 68 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mengatur perebusan

A. Hasil Wawancara

Kontribusi Industri Kecil Tahu

A. Berapa lama anda bekerja di industri kecil tahu?

35 tahun.

B. Berapa upah perhari?

Rp 50.000,00.

C. Berapa jam bekerja dalam sehari?

12 jam.

D. Bagaimana keadaan anda selama bekerja di industri kecil tahu?

Sehat walafiat, kuat terus.

Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga

A. Pemenuhan kebutuhan pangan

1. Makan bersama minimal seminggu satu kali untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga

2. Makan dengan daging/ ikan/ telur sekali seminggu (tidak berlaku untuk

vegetarian)

3. Makan 2 kali sehari atau lebih, jenis makanan pokok sesuai domisili

B. Pemenuhan kebutuhan sandang

1. Memperoleh pakaian baru minimal 1 stel dalam setahun

2. Pakaian berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan

C. Pemenuhan kebutuhan papan

Page 108: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,

1. Luas lantai 8 meter2 untuk setiap penghuni rumah

2. Mempunyai atap, dinding dan lantai yang baik sesuai dengan

perlindungan dan kesehatan

D. Upaya menjaga kesehatan anggota keluarga

1. 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat dan tidak kehilangan fungsinya

2. Jika ada yang sakit dibawa ke sarana kesehatan

E. Keluarga berencana

1. Pasangan usia subur telah menggunakan KB

2. Pasangan usia subur menggunakan KB melalui sarana kesehatan

3. Tidak mengikuti program KB karena usia sudah tidak muda lagi

F. Pengetahuan dan pendidikan

1. Anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun mampu membaca tulisan

latin dan memahami

2. Anak usia 7-15 tahun sedang bersekolah

G. Tingkat kebutuhan rohani

1. Berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Mengikuti pengajian,

sekolah madrasah bagi agama islam dan sekolah minggu

2. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan

agama masing-masing

H. Anggota keluarga yang memiliki penghasilan

1. Paling kurang 1 orang anggota keluarga di atas 15 tahun berpenghasilan

tetap

2. Memiliki anggota keluarga di atas 15 tahun namun belum

berpenghasilan tetap

I. Upaya dalam hidup bermasyarakat

1. Secara teratur, sukarela memberikan sumbangan di masyarakat

2. Keluarga mengikuti kegiatan masyarakat

J. Upaya pekerja dalam memperoleh informasi

1. Memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet

2. Tidak memperoleh informasi dari media manapun

Page 109: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 110: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 111: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,
Page 112: Oleh Ninna Aristyaningsih NIM 1110015000127repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27188/1/NINNA... · sifat-sifat suatu populasi atau . daerah tertentu secara sistematik,