49
Ontogeni Pharynx Pada mulanya, ujung cranial foregut (usus sederhana bagian depan) berhubungan langsung dengan ectoderm pada dasar stomodeum yang membentuk sebuah selaput yang disebut membrana buccopharyngealis. Dalam minggu keempat, selaput ini pecah, sehingga terjadilah hubungan terbuka antara stomodeum sederhana dengan foregut. Dengan demikian tractus digestivus (saluran pencernaan) berhubungan dengan rongga amnion sehingga air tuban dapat masuk ke dalam usus. Selama perkembangan minggu keempat dan kelima pharynx membentuk sejumlah penonjolan ke luar yang disebut saccus pharyngeus (kantong pharynx). Saccus pharyngeus ini timbul sepanjang dinding lateral pharynx, dan berangsur-angsur menembus mesenchym di sekitarnya. Menjelang minggu kelima muara-muara saccus pharyngeus nampak dari luar sebagai celah-celah yang dikenal sebagai sulcus pharyngeus. Sebagai akibat terbentuknya sulcus pharyngeus dari luar dan saccus pharyngeus dari dalam, jaringan mesoderm di sekitar pharynx terdesak ke samping dan terbentuk sejumlah balok-balok

Ontogeni Pharynx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ontogeni Pharynx

Ontogeni Pharynx

Pada mulanya, ujung cranial foregut (usus sederhana bagian depan) berhubungan

langsung dengan ectoderm pada dasar stomodeum yang membentuk sebuah selaput yang

disebut membrana buccopharyngealis. Dalam minggu keempat, selaput ini pecah,

sehingga terjadilah hubungan terbuka antara stomodeum sederhana dengan foregut.

Dengan demikian tractus digestivus (saluran pencernaan) berhubungan dengan rongga

amnion sehingga air tuban dapat masuk ke dalam usus.

Selama perkembangan minggu keempat dan kelima pharynx membentuk

sejumlah penonjolan ke luar yang disebut saccus pharyngeus (kantong pharynx).

Saccus pharyngeus ini timbul sepanjang dinding lateral pharynx, dan berangsur-angsur

menembus mesenchym di sekitarnya. Menjelang minggu kelima muara-muara saccus

pharyngeus nampak dari luar sebagai celah-celah yang dikenal sebagai sulcus

pharyngeus. Sebagai akibat terbentuknya sulcus pharyngeus dari luar dan saccus

pharyngeus dari dalam, jaringan mesoderm di sekitar pharynx terdesak ke samping dan

terbentuk sejumlah balok-balok mesenchym yang dikenal sebagai arcus pharyngeus

yang kelak akan membentuk leher.

Perkembangan arcus pharyngeus

Waktu embryo berumur empat hingga lima minggu, arcus pharyngeus yang

dipisahkan oleh sulcus pharyngeus turut menentukan bentuk luar embryo. Pada

perkembangan selanjutnya mesoderm tiap-tiap arcus akan membentuk unsur-unsur:

cartilago, otot, pembuluh darah dan saraf masing-masing.

Page 2: Ontogeni Pharynx

Arcus Pharyngeus I

Arcus pharyngeus I dikenal juga sebagai arcus mandibularis terdiri dari bagian

dorsal yang dikenal sebagai processus maxillaris yang meluas ke depan di bawah daerah

mata, dan bagian ventral disebut processus mandibularis (cartilago Meckeli). Pada

perkembangan selanjutnya processus maxillaris dan cartilago Meckeli mengalami

penyusutan dan menghilang, kecuali dua bagian kecil pada ujung-ujung dorsal yang tetap

ada dan masing-masing membentuk Incus dan Malleus. Mandibula dibentuk secara

secunder oleh penulangan intramembranosa jaringan mesenchym di sekitar cartilago

Meckeli. Sebagian cartilago Meckeli mengalami perubahan menjadi berserabut

membentuk ligamentum sphenomandibularis, dan lig. anterior malleus. Otot-otot

arcus mandibularis akan membentuk otot-otot pengunyah (m. temporalis, m. masseter,

dan m. pterygoideus), m. digastricus venter anterior, m. mylohyoideus, m. tensor tympani

dan m. tensor palatini. Semuanya diinnervasi oleh n. mandibularis cabang dari n.

trigeminus (n.V).

Arcus pharyngeus II.

Cartilago arcus pharyngeus II disebut juga cartilago Reichert atau Arcus

hyoidea. Dari cartilago ini terbentuk stapes, processus styloideus ossis temporalis, lig.

stylohyoideus dan pada bagian ventralnya membentuk cornu minus ossis hyiodei dan

bagian atas corpus ossis hyoidei. Otot-otot yang terbentuk dari arcus hyoid ialah m.

stapedius, m.stylohyoideus, m. digastricus venter posterior, platisma dan otot-otot wajah

yang dipersarafi oleh n. Facialis (n.VII).

Page 3: Ontogeni Pharynx

Arcus pharyngeus III

Cartilago arcus ini membentuk bagian bawah corpus ossis hyoidei dan cornu

majus ossis hyoidei. Susunan otot terbatas pada m. stylopharyngeus dan otot ini

dipersarafi oleh n. Glossopharyngeus (n.IX). Oleh karena sebagian lidah juga berasal

dari lengkung ketiga, maka sebagian persarafan sensoriknya diperoleh pula dari n. IX.

Arcus pharyngeus IV dan VI

Unsur-unsur cartilago arcus- arcus ini bersatu membentuk cartilago thyreoidea,

cartialgo cricoidea, cart. arytaenoidea, cart. corniculata dan cart. cuneiforme. Otot-otot

dari arcus pharyngeus IV ialah m. cricothyreoideus, m. levator velipalatinus, mm.

constrictor pharyngei, dan palatum molle). Persarafannya diperoleh dari n. Vagus. (n.X).

Arcus pharyngeus V

Menghilang.

Perkembangan saccus pharyngeus

Embryo manusia mempunyai 5 pasang saccus pharyngeus. Pasangan yang

terakhir tidak khas dan sering dianggap sebagai bagian dari saccus keempat. Epithel

entoderm yang melapisi saccus ini menghasilkan sejumlah organ-organ penting, dan

perkembangan saccus-saccus ini berbeda-beda.

Saccus pharyngeus I

Saccus pharyngeus I memebntuk sebuah kantong memanjang yang mempunyai

bagian yang menyerupai tangkai yang disebut Recessus tubotympanicus yang

bersentuhan dengan epitel yang membatasi sulcus pharyngeus I. Bagian distalnya yang

Page 4: Ontogeni Pharynx

lebih lebar meluas menjadi bangunan seperti kantong yang disebut Cavum Tympani

Primitivum, sedangkan bagian proximalnya tetap sempit membentuk tuba auditiva

(Tuba Eustachii). Entoderm yang melapisi cav. tympani kelak akan turut membentuk

membrana tympani.

Saccus pharyngeus II

Bagian terbesar saccus ini menutup. Epithel yang melapisi bagian sisanya

tumbuh dan membentuk tunas-tunas yang menembus ke dalam mesenchym sekitarnya.

Tunas-tunas epithel ini kemudian disusupi jaringan mesenchym, sehingga membentuk

primordium tonsilla palatina. Selama bulan ketiga hingga kelima tonsil berangsur-

angsur disusupi jaringan getah bening.

Saccus pharyngeus III

Tanda khas kantong ketiga ialah adanya perluasan yang disebut ala ventralis dan

ala dorsalis pada ujung distalnya. Pada perkembangan minggu kelima epithel ala dorsalis

berdiferensiasi menjadi glandula parathyroidea, sedangkan ala ventralisnya membentuk

primordium thymus. Pertumbuhan thymus dan jaringan para thyroidea selanjutnya

menyebabkan tertutupnya rongga kantong ini, dan pada minggu keenam ke dua primordia

ini terputus hubungannya dengan dinding pharynx dan thymus kemudian bermigrasi ke

arah caudal dan medial sambil menarik kelenjar parathyreoidea. Sementara itu bagian

utama thymus bergerak dengan cepat ke tempat tujuannya di dalam cav. thoracis, di mana

ia akan bersatu dengan pasangannya dari sisi yang lain. Bagian caudalnya menjadi tipis

dan memanjang dan akhirnya terpecah-pecah dalam kepingan-kepingan kecil. Kepingan-

kepingan ini biasanya menghilang, tetapi kadang-kadang dapat menetap dan terbenam di

dalam kelenjar thyreoidea, atau sebagai sarang-sarang thymus yang terpisah. Jaringan

Page 5: Ontogeni Pharynx

parathyreoidea kantong ketiga akhirnya berhenti pada bagian dorsal kelenjar thyroid dan

pada orang dewasa membentuk gld. parathyreoidea inferior.

Saccus pharyngeus IV

Seperti pada saccus phryngeus III, juga terbentuk ala ventralis dan ala dorsalis.

Epithel ala dorsalis kantong ini membentuk glandula parathyreoidea superior.

Sekalipun nasib bagian ventral kantong ini tidak pasti, diduga bahwa pada manusia dapat

menghasilkan sejumlah kecil jaringan thymus, yang menghilang kembali segera setelah

pembentukannya. Ketika Kel.parathyreoidea terlepas dari dinding pharynx, ia melekatkan

dirinya pada glandula thyreoidea yang bermigrasi dan akhirnya ditemukan pada

permukaan dorsal gld. thyreoidea sebagai gld. parathyreoidea superior.

Saccus pharyngeus V

Ini adalah kantong pharynx terakhir yang berkembang dan biasanya dianggap

sebagai bagian dari saccus pharyngeus yang keempat. Saccus ini membentuk Corpus

Ultimobranchyalis, yang kelak bergabung pada gld. thyreoidea. Pada orang dewasa, sel-

sel corpus ultimobranchyalis kadang-kadang dapat dibedakan sebagai kelompok sel-sel

pucat yang besar, akan tetapi hingga kini nasibnya belum jelas.

Lidah

Lidah mulai nampak pada embryo umur empat minggu dalam bentuk dua

tonjolan di bagian lateral yang disebut tuberculum linguae laterale, dan sebuah tonjolan

di bagian medial yang disebut tuberculum impar. Ke tiga tonjolan ini berasal dari

proliferasi mesoderm pada bagian ventral arcus mandibula. Tonjolan medial kedua

disebut copula. (eminentia hypobranchyalis) dibentuk oleh mesoderm arcus pharyngeus

Page 6: Ontogeni Pharynx

II, III dan sebagian IV. Akhirnya suatu tonjolan medial ketiga yang dibentuk oleh bagian

posterior arcus pharyngeus IV, menandakan perkembangan epiglottis. Tepat di belakang

tonjolan ini terdapat alur yaitu sulcus tracheobronchialis (aditus laryngis) yang diapit

oleh tonjolan-tonjolan arytaenoidea.

Sebagai akibat proliferasi dan penyusupan mesoderm di sekitarnya ke dalam

tonjolan-tonjolan tuberculum linguae, tonjolan ini bertambah besar dengan cepat,

melebihi pertumbuhan tuberculum impar dan bergabung satu dengan lainnya, membentuk

duapertiga bagian depan lidah. Oleh karena selaput lendir yang meliputi corpus lidah

berasal dari arcus pharyngeus I, persarapannya diperoleh dari ramus mandibularis n V.

Duapertiga bagian depan atau corpus lingua dipisahkan dari sepertiga bagian posterior

oleh sebuah alur yang berbentuk huruf V, disebut sulcus terminalis. Bagian belakang

atau radix linguae berkembang dari arcus II, III dan sebagian IV. Oleh karena pada

jaringan orang dewasa persarafan sensorik bagian selaput lendir lidah ini terjadi melalui

N.Glossophryngeus, sangatlah mungkin bahwa pertumbuhan jaringan Arcus III

melebihi pertumbuhan jaringan arcus II. sebagian kecil arcus phayngeus II turut

membentuk dua pertiga bagian depan lidah sehingga pada orang dewasa persarafan

sensorik dua pertiga bagian depan lidah diperoleh dari N. Facialis. (melaui chorda

tympani).

Bagian lidah yang paling belakang dan epiglottis dipersarafi oleh n. laryngeus

superior (cabang N.X). Hal ini membuktikan bahwa alat-alat ini berkembang dari arcus

pharyngeus IV. Beberapa diantara otot-otot lidah mingkin mengalami diferensiasi

setempat, tetapi yang lain diperkirakan berasal dari myoblas-myoblas yang berasal dari

somit-somit occipital. Hal ini didukung oleh fakta bahwa susunan otot lidah dipersarafi

oleh N. Hypoglossus.

Page 7: Ontogeni Pharynx

Glandula Thyreoidea

Glandula Thyreoidea mulai nampak pada minggu keempat sebagai suatu

pertumbuhan epithel pada dasar Pharynx antara tuberculum impar dan copula pada

tempat yang kelak ditandai sebagai foramen caecum. Selanjutnya primordium gld.

thyreoidea menenbus mesoderm yang terletak di bawahnya dan bergerak turun di depan

pharynx sebagai diverticulum yang mempunyai dua lobus. Selama perpindahan ini

kelenjar tersebut tetap berhubungan dengan dasar pharynx melalui sebuah saluran sempit

yang disebut sebagai Ductus Thyreoglossus. Saluran ini kemudian menjadi padat dan

akhirnya menghilang.

Pada perkembangan selanjutnya, gld. thyreoidea bergerak turun di depan os

hyodeum dan cartilago-cartilago larynx. Ia memcapai kedudukan tetapnya di depan

trachea pada minggu ke tujuh. Pada saat ini gld. thyreoidea sudah terdiri dari ithmus

kecil di tengah dan dua buah lobus di kanan dan kirinya.

Tractus Respiratorius

Ketika Embrio berumur kira-kira tiga minggu primordium tractus respiratorius

nampak sebagai suatu pertumbuhan entoderm dinding ventral foregut tepat sebelah

caudal dari eminentia hypobranchialis. Oleh karena itu tractus respiratorius berasal dari

entoderm. Pada mulanya diverticulum respiratorius mempunyai hubungan terbuka yang

luas dengan foregut, tetapi segera akan terpisah dari foregut karena tumbuhnya septum

oesophagotrachealis, kecuali pada tempat masuknya ke larynx, dimana primordium

respiratorius tetap berhubungan dengan foregut melalui aditus laryngicus. Dengan

demikian terbagi menjadi bagian ventral akan menjadi primordim respiratorius, dan

bagian dorsal menjadi oesophagus.

Page 8: Ontogeni Pharynx

Kelainan-kelainan congenital.

1. Kista branchialis (kista cervicalis lateralis)

Pada perkembangan arcus phayngeus II akan tumbuh ke arah caudal

melampaui arcus III dan IV dan bersatu dengan rigi epicardium. Dengan demikian

sulcus phayngeus II, III akan ditutupi oleh arcus II tadi. Apabila hal ini tidak terjadi,

terdapat sisa-sisa celah tersebut yang dikenal sebagai sinus carvicalis yang tetap

berhubungan dengan permukaaan melalui saluran sempit yang dikenal sebagai

fistula branchialis. Fistula seperti ini letaknya pada permukaan lateral leher di

sebelah depan m. sternocleidomastoideus.

2. Syndroma arcus Pertama

Syndroma ini terjadi atas sejumlah kelainan sebagai akibat hilangnya atau

perkembangan yang tidak wajar dari berbagi unsur arcus pharyngeus I. Misalnya

yang dikenal sebagai Syndroma Treacher-Collins (Dysostosis mandibulofacialis),

ditemukan kelainan berupa : telinga luar abnormal, kelainan-kelainan pada telinga

tengah dan dalam, hypoplasia mandibula dan pipi, dan kelainan-kelainan palpebra

inferior.

3. Kista dan Fistula Thyreoglossus

Kelainan ini tidak lain adalah terdapatnya sisa yang berupa kista dari ductus

thyreoglossus yang pada embryo menghubungkan gld. thyreoidea dengan dasar

pharynx. Kadang-kadang kista ini berhubungan dengan dunia luar melalui sebuah

saluran disebut fistula thyreoglossus. Gld. Thyreoidea yang ectopic dapat

ditemukan di mana saja di sepanjang jalan turunnya gld, tersebut.

Page 9: Ontogeni Pharynx

4. Fistula oesophagotrachealis dan atresia oesophagus.

Kelainan ini berupa bagian proximal oesophagus berakhir sebagai kantong

buntu, sedangkan bagian distalnya berhubungan dengan trachea melalui sebuah

saluran kecil tepat di atas percabangan trachea.

Page 10: Ontogeni Pharynx

ONTOGENI WAJAH

Pada akhir minggu keempat pusat perkembangan yang membentuk wajah

dibentuk oleh suatu lekuk octoderm yang dikenal sebagai stomodeum, yang dikelilingi

oleh sepasang arcus pharyngealis I. Pada waktu embrio berumur empat setengah minggu

dapat dikenal lima tonjolan di sekitar stomodeum yang dibentuk oleh pertumbuhan

jaringan mesenkim.

1. Dua tonjolan mandibula (Processus Mandibularis) terletak di sebelah caudal

stomodeum.

2. Dua tonjolan maxilla (Processus Maxilla) terletak di sebelah lateral.

3. Satu tonjolan frontal (Processus Frontalis) terletak di sebelah cranial.

Selain tonjolan-tonjolan tersebut terdapat pula dua penebalan ectoderm di sebelah kanan

dan kiri tonjolan frontal yaitu nasal placode (lempeng hidung). Dalam perkembangan

selanjutnya terbentuk lagi tonjolan di sekitar nasal placode yaitu di sebelah lateral disebut

processus nasalis lateralis dan di sebelah medialnya terdapat processus nasalis medialis.

Selanjutnya lempeng hidung akan membentuk lubang hidung. Processus nasalis lateralis

akan membentuk cuping hidung, sedangkan processus nasalis medialis akan membentuk

segmen antar maxilla.

Sementara itu processus maxilaris akan mendekati processus nasalis medialis dan

lateralis, akan tetapi tetap terdapat alur-alur yang jelas. Kira-kira pada minggu ketujuh

bentuk wajah akan berubah banyak sekali. tonjolan-tonjolan maxilla terus bertumbuh ke

arah medial dan mendesak processus nasalis medialis, selanjutnya akan bertemu dengan

tonjolan maxilla kanan dan kiri. Oleh karena itu labium superior dibentuk oleh kedua

processi nasales, kedua tonjolan maxilla. Pertemuan ini terjadi secara sempurna sehingga

Page 11: Ontogeni Pharynx

dalam keadaan normal tidak akan ditemukan celah sebagai bekas pertemuan tonjolan

kanan dan kiri.

Dulunya dianggap bahwa pertemuan antara processus maxillaris dan processus

mandibularis bersatu sedikit dan membentuk pipi. Akan tetapi hasil-hasil penelitian

menunjukkan bahwa pipi berkembang oleh perubahan letak lidah, dasar mulut dan

perluasan mandibula. Kemudian pipi dan bibir dimasuki jaringan mesenkim arcus

pharyngealis II, dan mesenkim ini akan membentuk otot-otot pipi, dan bibir yang akan

diinnervasi oleh N.VII (N.Facialis).

Pertemuan antara processus maxillaris dan processus nasalis lateralis mula-mula

dipisahkan oleh suatu alur yang disebut sulcus nasolacrimalis. Ectoderm pada dasar

sulcus ini membentuk tali-tali epitel yang padat, yang melepaskan diri dari ectoderm di

sekitarnya dan kemudian mengalami canalisasi dan ternetuklah ductus nasolacrimalis.

Kemudian processus maxillaris dan processus nasalis lateralis saling melekat dan bersatu.

Selanjutnya kedua processus nasalis medialis tidak hanya bersatu pada permukaan, tetapi

juga pada tingkat yang lebih dalam. Penyatuan kedua tonjolan tadi membentuk bangunan

yang disebut Segmen antar maxilla. Segmen ini terdiri dari:

1. Komponen bibir yang berbentuk Philtrum

2. Komponen maxilla mengandung keempat gigi incisivus.

3. Komponen palatum membentuk palatum primer yang berbentuk segi tiga.

4. Sebagian kecil bagian tengah luar hidung.

Palatum secunder

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa palatum primer berasal dari

segmen antar maxilla, akan tetapi bagian utama palatum dibentuk oleh dua penonjolan

dari processus maxillaris yang menyerupai daun. Kedua penonjolan ini (palatine shelves)

Page 12: Ontogeni Pharynx

nampak pada minggu keenam yang mula-mula miring ke bawah pada sisi kanan dan kiri

lidah. Akan tetapi, pada minggu ke tujuh daun-daun palatum tadi akan naik hingga

mencapai kedudukan horizontal di atas lidah dan kemudian bersatu dengan lainnya

membentuk palatum secunder.

Di sebelah anterior daun-daun palatum bersatu dengan palatum primer yang

membentuk segitiga dan foramen incisivum dapat dianggap sebagai tanda batas tengah

antar palatum primer dan palatum secunder. Bersamaan dengan penyatuan daun-daun

palatum, sekat hidung tumbuh ke bawah dan bersatu dengan permukaan atas palatum

yang baru terbentuk.

Pembentukan rongga hidung

Selama minggu keenam lekuk-lekuk hidung makin bertambah dalam, sebagian

karena pertumbuhan tonjolan hidung di sekitarnya dan dan sebagian karena

penembusannya ke dalam mesenkim di sekitarnya. Pada mulanya, membrana oronasalis

memisahkan lekuk-lekuk itu dari rongga mulut (cav.oris) sederhana, tetapi setelah selaput

ini robek rongga hidung bermuara ke dalam cav.oris melalui lubang-lubang yang baru

terbentuk yang disebut Choanae sederhana. Choanae ini terletak pada sisi kanan dan

kiri garis tengah dan tepat di belakang palatum primer. Di kemudian hari setelah

terbentuknya palatum secunder dan perkembangan selanjutnya dari rongga hidung,

choanae tetap (choanae definitif) terletak pada peralihan antara cav.nasi dan pharynx.

Rongga-rongga sinus di sekitar hidung berkembang sebagai kantong-kantong dinding

hidung lateral dan meluas ke dalam os maxilla, ethmodalis, frontalis dan os sphenoidalis.

Rongga-rongga sinus ini mencapai luas maximalnya pada masa akil-baliq. Rongga-

rongga sinus ini dikenal sebagai sinus paranasalis.

Page 13: Ontogeni Pharynx

Kelainan-kelainan congenital.

Labioschisis dan palatoschisis

Menurut Stark, foramen incisivum merupakan petunjuk pembagian antara

kelainan sumbing depan dan sumbing belakang. Sumbing yang terletak di depan dari

foramen incisivum terjadi karena gagalnya mesoderm menembus sebagaimana mestinya

kedalam alur-alur pemisah, dan penghancuran jaringan di dalam alur antara processus

nasalis medialis dan processus maxillaris. Kelainan sumbing depan meliputi :

Sumbing bibir (labioschisis) lateralis, maxiloschisis, palatoschisis (sumbing langitan)

yang terletak anatara palatum primer dan palatum secunder. Kelainan sumbing yang

terletak di belakang foramen incisivum disebabkan karena gagalnya daun-daun palatum

bersatu dan hal ini meliputi Palatoschisis (sumbing palatum) secunder dan sumbing uvula

(uvuloschisis). baik sumbing depan maupun sumbing belakang dapat bermacam-macam

tingkatnya, mulai dari kelainan yang hampir tidak tampak pada bibir hingga yang meluas

sampai ke hidung. Keadaan yang lebih berat lagi sumbing dapat meluas ke tingkat yang

lebih dalam sehingga terbentuk sumbing pada maxilla dimana maxilla terbelah antar gigi

incisivus lateralis dan gigi caninus. Keadaan dimana terjadi sumbing dari bibir sampai

pada palatum disebut labio-palatoschisis.

Labioschisis medialis

Ialah keadaan dimana terjadi celah pada daerah philtrum, ini disebabkan karena

penyatuan kedua processus nasalis tidak terjadi. Kelainan seperti ini sangat jarang terjadi.

Celah wajah miring

Keadaan ini disebabkan karena penyatuan antara processus maxillaris dengan

processus nasalis lateralis yang tidak terjadi. Kelainan ini disebut Cheilognatho-

Page 14: Ontogeni Pharynx

Prosoposchisis. Apabila hal ini terjadi, ductus nasolacrimalis biasanya terbuka dan

nampak dari luar.

Macrostomia dan Microstomia

Processus maxillaris dan processus mandibularis dapat gagal bersatu yang akan

menyebabkan macrostomia, atau dapat bersatu berlebihan sehingga lobang mulut terlalu

kecil, suatu keadaan yang dikenal sebagai microstomia.

Faktor-faktor penyebab dari kelainan-kelainan tersebut di atas dapat besifat herediter

(faktor keturunan) dan dapat pula karena faktor lingkungan terutama faktor obat-obatan

yang diminum oleh seorang ibu yang sementara hamil, misalnya obat-obat anti kejang,

kortison dan lain-lain. Pada berbagai penelitian telah berhasil ditimbulkan palatoschisis

pada anak tikus dengan barbagai zat teratogenik (zat yang dapat menyebabkan kalainan

congenital) a.l. : Kortison, Hipervitaminosis A, defisiensi pterouglutamic acid, zat

mercuri chlorida.

Page 15: Ontogeni Pharynx

ONTOGENI SUSUNAN SARAF PUSAT

Susunan saraf pusat embryo manusia timbul pada permulaan perkembangan

minggu ketiga yang merupakan penebalan octoderm yang disebut neural plate (lempeng

saraf). Pinggir-pinggir lateral lempeng ini segera meninggi dan membentuk lipatan-

lipatan yang disebut plica neuralis, daerah yang rendah di antara lipatan tadi dikenal

sebagai neural groove (alur saraf). Pada perkembangan selanjutnya, plica neuralis makin

meninggi dan saling mendekati garis tengah dan akhirnya bersatu. Dengan demikian

terbentuklah neural tube (tabung saraf). Persatuan ini mulai di daerah somit ke 4 dan

segera meluas ke arah cranial dan caudal. Akan tetapi pada ujung-ujung cranial dan

caudal embryo penyatuannya terlambat sehingga tetap terbuka dan disebut neuroporus

anterior dan neuroporus posterior.

Penutupan Neuroporus anterior terjadi pada tingkat 18 – 20 somit (+ hari ke 23),

sedangkan neuroporus posterior menutup pada tingkat somit 25 (+ hari ke 25). Akhirnya

susunan saraf pusat membentuk sebuah tabung tertutup dengan bagian caudal yang

panjang yang kelak akan menjadi medula spinalis, dan bagian cranial yang lebih besar

yang akan menjadi otak (Enchepalon).

MEDULA SPINALIS

Teori-teori sebelumnya mengatakan bahwa dinding neural tube terdiri dari 3

lapisan yang berbeda yaitu: lapisan ependym, yang paling dalam; lapisan mantel di

tengah; dan lapisan marginal yang paling luar. Akan tetapi dengan perkembangan

elektron microskop, menunjukkan bahwa dinding neural tube yang baru menutup hanya

terdiri dari satu jenis sel yang disebut sel-sel neuroepitel. Sel-sel ini tersebar di seluruh

Page 16: Ontogeni Pharynx

dinding yang tebal dan membentuk epitel berlapis semu (epitel pseudostratified) yang

tebal.

Selama phase interfase, dimana terjadi syntesa DNA, sel-sel yang berbentuk biji

dengan bagian cytoplasma lebar yang mengandung inti menempati bagian luar dinding

neural tube, dan bagian cytoplasma yang ramping meluas ke arah bagian dalam. Segera

setelah sintesa DNA, inti mulai bergerak ke arah rongga.

Selama metaphase sel-selnya bulat dan berhubungan luas dengan rongga, sel-sel

neuroepitel membelah dengan cepat sehingga terbentuk sel-sel neuroepitel dalam jumlah

yang lebih banyak. Epitel pseudostratified yang tebal yang dijumpai pada neural tube

disebut lapisan neuroepitel = neuroepithelium.

Setelah neural tube tertutup, sel-sel neuroepitel membentuk sejenis sel yang lain

yang ditandai oleh inti yang besar yang bulat dengan plasma pucat dan nucleolus yang

berwarna gelap. Sel-sel ini disebut neuroblast (sel saraf sederhana). Sel-sel ini

membentuk sebuah lapisan yang mengelilingi lapisan neuroepitel dan dikenal sebagai

lapisan mantel yang kelak membentuk lapisan substantia gricea medulla spinalis.

Lapisan paling luar medulla spinalis mengandung serabut-serabut saraf yang

keluar dari neuroblast pada lapisan mantel dan dikenal sebagai lapisan marginal. Oleh

karena kemudian serabut-serabut saraf ini tampak berwarna putih sehingga disebut

substantia alba medulla spinalis.

Lamina Basalis dan Lamina Alaris

Sebagai akibat bertambahnya terus-menrus neuroblast-neuroblast pada lapisan

mantel tiap-tiap sisi neural tube memperlihatkan penebalan ventral dan dorsal. Penebalan

ventral disebut lamina basalis mengandung sel-sel motorik medula spinalis; sedangkan

Page 17: Ontogeni Pharynx

penebalan dorsal disebut lamina alar, membentuk daerah sensorik. Sebuah alur yang

memanjang disebut sulcus limitans, terdapat di kedua sisi permukaan neural tube dan

merupakan batas antara daerah motorik di depan dan daerah sensorik di belakang.

Sebagai akibat pembesaran neuroblast-neuroblast yang terus menerus, lamina

basalis menonjol ke arah ventral pada sisi kanan dan kiri garis tengah, sehingga

membentuk sebuah alur memanjang yang dalam pada permukaan ventral medula spinalis.

Alur ini disebut Fissura Anterior. Lamina Alaris terutama meluas ke arah medial sambil

menekan bagian dorsal rongga neural tube, setelah kedua lamina alaris bersatu

terbentuklah septum mediana posterior. Sementara itu pertumbuhan jumlah neuron-

neuron di antara lamina alaris dan lamina basalis menyebabkan pertumbuhan cornu

intermedius. Cornu ini terutama mengandung neuron-neuron motorik susunan saraf

otonom. Pada saat itu medulla spinalis telah memperoleh bentuk yang tetap dengan cornu

anterior (motorik), cornu psterior (sensorik), cornu intermadius (cornu lateral), dan

rongga kecil disebut canalis centralis.

Perubahan Letak Medulla Spinalis

Pada perkembangan bulan ke 3, apabila panjang crownramp (dari ubun-ubun

sampai pantat) embryo + 30 mm, medulla spinalis terbentang di seluruh panjang embryo

di dalam columna vertebralis, dan saraf-saraf spinalis berjalan melalui foramen

intervertebralis setinggi segmen asalnya.

Akan tetapi dengan bertambahnya usia, columna vertebralis dan duramater

memanjang lebih cepat dari neural tube sehingga ujung caudal medulla spinalis lambat

laun bergeser ke tempat yang lebih tinggi. Ketika lahir, ujung ini terletak setinggi ruas L3.

Keadaan ini disebut ascensus medullae. Sebagai akibat petumbuhan yang tidak

Page 18: Ontogeni Pharynx

seimbang ini, saraf-saraf spinal berjalan miring dari segmen asalnya di medulla spinallis

menuju ke segmen columna vertebralis yang sesuai. Duramater tetap melekat pada

columna vertebralis di tingkat coccygeus. Pada orang dewasa, medulla spinalis berakhir

setinggi L2. Di sebelah caudal dari tempat ini susunan saraf pusat hanya diwakili oleh

filum terminale yang merupakan bukti penyusutan medulla spinalis. Serabut-serabut saraf

di bagian caudal medulla spinalis secara keseluruhan dikenal sebagai cauda equina (ekor

kuda).

Apabila cairan liqour cerebro spinalis disadap pada punksi lumbal, jarum ditusukkan

pada daerah antara L2 dan L3, untuk menghindari tertusuknya medulla spinalis.

N. Spinalis

Neuroblast-neuroblast secara khusus dibentuk oleh pembelahan sel-sel

neuroepitel. Neuroblast-neuroblast cornu anterior terbentuk lebih dahulu dan setelah

sebagian besar sel-sel ini telah bermigrasi ke lapisan mantel baru dimulai pembentukan

sel-sel saraf lamina alar.

Dikenal 3 macam neuroblast :

1. Neuroblast apolar , yaitu neuroblast yang berbentuk bulat dan tidak

mempunyai tonjolan.

2. Neuroblast bipolar , mempunyai dua tonjolan sitoplasma, pada sisi badan sel

yang berlawanan.

3. Neuroblast multipolar, mempunyai banyak tonjolan sitoplasma. Tonjolan

pada satu sisi memanjang dengan cepat membentuk axon sederhana (neurit),

sedangkan tonjolan pada ujung lain memperlihatkan sejumlah percabangan

Page 19: Ontogeni Pharynx

sitoplasma, yang disebut dendrit sederhana. Pada perkembangan selanjutnya

menjadi sel saraf dewasa yang disebut neuron.

Akson-akson neuron sensorik pada cornu posterior mempunyai pola gerak yang

berbeda dengan akson-akson neuron motorik pada cornu anterior. Akson-akson neuron

sensorik menembus lapisan marginal medulla spinalais dan lapisan ini berjalan naik

hingga satu tingkat yang lebih tinggi atau turun hingga satu tingkat yang lebih rendah;

sehingga disebut neuron assosiasi. Sebaliknya axon-axon motorik lain membentuk radix

ventralis n. spinalis.

Selama pembentukan plica neuralis, sekelompok sel-sel tertentu nampak jelas di

sepanjang tepi kanan dan kiri neural groove. Sel-sel ini berasal dari ectoderm, dan

dikenal sebagai sel-sel crista neuralis. Sel-sel ini membentuk lapisan antara ectoderm

permukaan dengan neural tube. Lapisan ini terbentang dari mesencephalon hingga ke

tingkat somit-somit caudal, dan kemudian membelah menjadi dua bagian. Di sini sel-sel

crista neuralis membentuk serangkaian kelompok sel yang menghasilkan ganglion

sensorik saraf - saraf spinalis ( ganglion spinalis ) dan saraf - saraf otak untuk N. 5,

7, 9 dan 10.

CACAT BAWAAN

Spina bifida; suatu kelainan dimana terjadi kegagalan bagian dorsal vertebra

untuk bersatu. Pada keadaan seperti ini medulla spinalis dan pembungkus-

pembungkusnya bisa ikut bersama-sama keluar sehingga nampak seperti kantong yang

tertutup oleh kulit. Keadaan ini disebut meningomyelocele. Kalau selaputnya saja yang

keluar disebut meningocele.

Page 20: Ontogeni Pharynx

Apabila terjadi kegagalan penutupan neural groove sehingga jaringan saraf nampak

terbuka dari luar, keadaan ini disebut myelocele atau rachischisis.

E N C H E P H A L O N

Dalam perkembangan neural tube pada ujung cranialnya segera menampakkaan 3

pelebaran yang nyata yang disebut Primary Brain Vosiscles (gelembung-gelembung otak

sederhana) yaitu :

1. Prosencephalon (anterior)

2. Mesenchephalon (tengah)

3. Rhombencephalon (posterior).

Bersamaan dengan timbulnya vesicles ini neural tube melengkung ke arah ventral sambil

membentuk dua lekukan yaitu :

a. flexura cervicalis terletak antara Rhombencephalon dan medulla spinalis.

b. flexura cephalica yang terletak di daerah mesencephalon.

Ketika embryo berumur 5 minggu, perkembangan otak telah berlangsung dengan pesat

sekali, sehingga dapat dibedakan 5 bagian yaitu:

Procencephalon terbagi dua yaitu : bagian anterior disebut Telencephalon, dibentuk oleh

bagian tengah yaitu lamina lateralis dan dua penonjolan lateral yang disebut Hemisphera

cerebri sederhana. Bagian posterior disebut Diencephalon yang ditandai oleh

pembentukan gelembung-gelembung mata (optik vesiscle).

Mesencephalon hanya mengalami sedikit perubahan dan dipisahkan dari

Rhombencephalon melalui alur yang disebut isthmus Rhombencephali.

Rhombecephalon juga terbagi atas dua bagian yaitu bagian anterior disebut

Metencephalon yang kelak membentuk Pons dan cerebellum; bagian posterior disebut

Page 21: Ontogeni Pharynx

myelencephalon yang akan menjadi medulla Oblongata. Batas antara kedua bagian ini

ditandai oleh sebuah lekukan yang dikenal sebagai flexura pontis.

Rongga medulla spinalis yaitu canalis centralis beralih ke dalam rongga gelembung-

gelembung otak sehingga memungkinkan cairan otak beredar secara bebas antara

hemispheria cerebri dan bagian paling caudal medulla spinalis.

Rongga Rhombencephalon dikenal sebagai ventrikel IV. Rongga diencephalon sebagai

ventrikel III dan rongga-rongga hemispheria cerebri sebagai ventrikel lateralis.

Ventrikel III dan IV mulanya dihubungkan oleh rongga mesencephalon yang lebar,

kemudian menjadi sempit sekali dan dikenal sebagai Aquaductus cerebri sylvii.

Ventrikel-ventrikel lateralis berhubungan dengan ventrikel III melalui foramina

interventricularis Monroi.

Myelencephalon

Myelencephalon, adalah bagian otak yang paling caudal terbentang dari n.

spinalis I hingga ke flexura pontis dan membentuk medulla oblongata. Medulla oblongata

berbeda dari Medulla Spinalis karena dinding lateralnya berputar ke luar. Akibatnya

lempeng atap menjadi teregang dan terdiri dari satu lapis.

Akan tetapi susunan dinding lateral myelencephalon sangat menyerupai susunan medulla

spinalis, dan lempeng alaris serta lempeng basalis dipisahkan oleh sulcus limitans yang

dapat dengan mudah dikenali.

Lempeng Basalis Motorik

Lempeng basalis myelencephalon serupa dengan lempeng basalis medulla spinalis

mengandung inti-inti motorik. Akan tetapi pada myelencephalon inti-inti ini dibagi atas 3

kelompok:

Page 22: Ontogeni Pharynx

1. Kelompok medial yaitu somatik eferen

2. Kelompok tengah yaitu visceral eferen

3. Kelompok lateral yaitu visceral eferen umum.

Kelompok I mengandung neuron-neuron motorik yang mempersarafi otot-otot corak

yang berasal dari myotom-myotom di daerah kepala. Dengan jalan ini terbentuklah

lanjutan sel-sel cornu anterior di daerah kepala. Oleh karena kelompok somatik eferen

melanjutkan diri ke arah rostral melalui metencephalon ke dalam mesencephalon,

kelompok somatik ini disebut batang motorik somatik eferen. Pada Myelencephalon

batang ini diwakili oleh neuron-neuron N.XII yang mempersarafi otot-otot lidah.

Pada Metencephalon dan Mesencephalon diwakili oleh neuron N. III, N. IV dan N. VI.

Kelompok II, kelompok visceral eferen khusus yang terbentang hingga ke metencephalon

membentuk batang motorik visceral eferen yang mengandung neuron motorik yang

mempersarafi otot-otot corak yang berasal dari mesenkim arcus pharyngeus.

Pada myelencephalon batang ini diwakili olen neuron-neuron N. XI, X, IX. Pada orang

dewasa neuron-neuron motorik saraf ini dibentuk oleh nucleus ambiquus dan nucleus n.

accessorius pars bulbaris.

Kelompok III mengandung neuron-neuron yang axonnya timbul sebagai serabut-serabut

preganglonic untuk bersambung pada ganglion para simpatik yang mempersarafi otot-

otot polos dinding tract. Digestivus, trac. Respiratosius dan jantung. Selain itu juga untuk

kelenjar-kelenjar liur. Pada myelencephalon diwakili oleh nucleus dorsalis n. vagus dan

nucleus salivatorius inferior, melaui n. IX untuk kelenjar parotis.

Page 23: Ontogeni Pharynx

Lempeng Alaris Sensorik

Lempeng alaris mengandung inti-inti penghubung sensorik yang seperti pada

lempeng basalis terdiri dari 3 kelompok.

1. Kelompok somatik aferen, menerima rangsang dari telinga dan permukaan kepala

melalui N. VIII dan N. V (pars bulbospinalis).

2. Kelompok visceral aferen khusus, menerima rangsang dari lingua, palatum,

oesopharynx dan epiglottis. Neuron-neuron ini kemudian membentuk nucleus tractus

salitarius.

3. Kelompok visceral aferen umum diwakili oleh nucleus sensorik dorsalis n. vagi,

menerima rangsang interoseptive dari tr. digestivus dan jantung.

Sel-sel lain lempeng alaris bermigrasi ke bawah hingga terletak ventro lateral terhadap

lempeng basalis. Di sini membentuk kelompok nucleus olivarius.

Metencephalon

Metencephalon berkembang dari bagian Rhombencephalon dan terbentang dari

flexura pontis hingga ke isthmus Rhombencephali. Berbeda dengan Myelencephalon,

pada metencephalon dibentuk dua unsur khusus baru :

1. Bagian dorsal yaitu cerebellum yang berfungsi sebagai pusat koordinasi untuk sikap

dan gerakan.

2. Bagian ventral yaitu pons yang berperan sebagai jalan lintas serabut-serabut saraf

antara medulla spinalis dan cortex cerebri serta cortex cerebelli

Page 24: Ontogeni Pharynx

PONS

Lempeng Basalis

Seperti pada myelencephalon, setiap lempeng basalis mengandung tiga kelompok

neuron motorik:

1. Somatik eferen mengandung inti N. VI

2. Visceral eferen khusus mengandung inti-inti N. V dan N. VII.

3. Visceral eferen umum mengandung nucleus salivatorius superior.

Lapisan marginal lempeng basalis metencephalon sangat melebar dan berperan sebagai

jembatan bagi serabut-serabut saraf yang menghubugngkan cortex cerebri / cortex

cerebelli dengan medulla spinalis. Selain serabut-serabut saraf, pons mengandung init-inti

pons yang berasal dari lempeng alaris metencephalon dan myelencephalon. Axon-axon

inti-inti ini tumbuh menuju ke cerebellum dan membentuk Pedunculus cerebelli media.

Lempeng Alaris

Perkembangan lempeng alaris metencephalon agak rumit. Bagian ventromedial

mengandung 3 kelompok inti sensorik.

1. Somatik aferen yang mengandung neuron-neuron N. V dan sebagian kecil kelompok

vestibulo cochlearis.

2. Visceral aferen khusus diwakili bagian cranial nucleus tractus salitarius.

3. Visceral aferen umum diwakili bagian paling cranial nucleus sensorik dorsal n. vagus.

Bagian dorsolateral lempeng alaris ke arah medial membentuk labium rhomboidea.

Labium ini sebagian menonjol ke dalam rongga ventrikel IV dan sebagian di atas

perlekatan lempeng atap membentuk cerebellum.

Page 25: Ontogeni Pharynx

Cerebellum

Pada bagian caudal metencephalon, labium rhomboidea terpisah sangat jauh,

tetapi tepat di bawah mesecephalon labia ini saling mendekati di linea mediana. Sebagai

akibat makin mendalamnya fleksura pontis. Labium Rhomboidea terdesak ke arah

cephalocaudal membentuk lempeng cerebellum. Pada embryo 12 minggu lempeng ini

menampilkan satu bagian kecil di linea mediana yaitu vermis dan dua bagian lateral yang

disebut hemispherium cerebelli.

Mesencephalon

Pada potongan melintang lempeng basalis dan lempeng alaris yang dipisahkan

sulcus limitans mudah dikenali.

Tiap-tiap lempeng basalis mengandung dua kelompok inti-inti motorik.

1. Somatik eferen diwakili oleh N. III dan N. IV.

2. Visceral eferen umum yang diwakili oleh nucleus Edinger westphal.

Lapisan marginal tiap-tiap lempeng basalis sangat besar dan membentuk basis pedunculi

dan crus cerebri. Crus ini berperan sebagai jalan untuk serabut-serabut yang berjalan dari

cortex cerebri menuju pusat-pusat yang di bawahnya yaitu pada pons medulla obloga dan

medulla spinalis. Pada orang dewasa serabut-serabut ini dikenal sebagai tractus

corticopontinus, tractus cortico bulbaris dan tractus cortico spinalis.

Lempeng Alaris

Pada mulanya lempeng alaris mesencephalon nampak sebagai dua peninggian

memanjang yang dipisahkan oleh lekukan dangkal di tengah. Dalam perkembangan

selanjutnya sebuah celah melintang membagi tiap-tiap peninggian menjadi colliculus

superior (anterour) dan colliculus inferior (posterior) yang berperan sebagai tempat

Page 26: Ontogeni Pharynx

penghubung sinoptik untuk refleks-refleks pendengaran, sedangkan colliculus superior

berperan untuk pusat/penghubung refleks penglihatan.

Diencephalon

Bagian otak ini berkembang dari bagian medial procencephalon, dan diduga

terdiri dari lempeng atap dan dua lempeng alaris tetapi tidak mempunyai lempeng lantai

dan lempeng basalis. Ke arah posterior bagian ini dibatasi oleh bidang datar yang berjalan

di belakang corpus pineale dan corpus mammilare, sedangkan batas anteriornya dibentuk

oleh bidang datar yang berjalan rostral terhadap chiasma opticum dan melingkari

foramen Monroi.

Lempeng atap diencephalon terdiri dari satu lapisan tunggal ependym yang

diliputi oleh mesenkim yang banyak mengandung pembuluh darah. Keduanya bersama-

sama membentuk plexus choroideus ventrikel III. Bagian paling caudal lempeng atap

tidak ikut serta dalam pembentukan plexus choroideus, tetapi berkembang menjadi

corpus pineale (epiphyse). Corpus pineale ini pada mulanya tampak sebagai penebalan

epitel di garis tengah, tetapi menjelang minggu ke tujuh mulai tumbuh menonjol ke luar.

Akhirnya berubah menjadi sebuah alat yang padat terletak pada mesencephalon. Selain

itu, lempeng atap mungkin pula membentuk Epithalamus, suatu kelompok inti-inti yang

terletak pada sisi kiri dan kanan garis tengah dekat corpus pineale.

Daerah epithalamus semula agak luas, tetapi kemudian menjadi daerah yang amat

kecil dimana nucleus Habenulare ditemukan. Inti-inti ini merupakan mata rantai pada

jalan saraf-saraf n. olfactorius dan dihubungkan satu dengan lain oleh sekelompok

serabut-serabut saraf yang menyilang garis tengah dan secara keseluruhan dinamakan

commissura Habenulare. Commissura lain yang ditemukan tepat caudal terhadap tangkai

Page 27: Ontogeni Pharynx

corpus pineale yang disebut commissura posterior menghubungkan dua daerah inti-inti

pada sisi kanan dan kiri garis tengah.

Lempeng alaris membentang membentuk dinding lateral maupun lateral diencephalon,

pada sisi yang menghadap ke rongga terlihat sebuah alur memanjang. Alur ini disebut

sulcus hypothalamicus, yang membagi lempeng alaris menjadi bagian dorsal dan bagian

ventral, masing-masing sebagai thalamus dan hypothalamus.

Sekalipun sulcus hypothalamicus telah dibandingkan dengan sulcus limitans, sifatnya

berbeda karena sulcus hypothalamicus tidak merupakan garis pemisah antara daerah

sensorik dan motorik. Thalamus selanjutnya mengalami pertumbuhan yang tinggi

sehingga menonjol ke dalam rongga diencephalon dan akhirnya daerah thalamus kiri dan

kanan bersatu di garis tengah membentuk massa intermedia.

Daerah-daerah inti thalamus akhirnya membentuk dua kelompok inti-inti yang nyata:

1. Kelompok thalamus dorsal yang penting untuk penerimaan dan penghantar

rangsang-rangsang penglihatan dan pendengaran.

2. Kelompok thalamus ventral yang terutama berperan sebagai jalan lintas dan

stasiun penghubung.

Hypothalamus berdifferensiasi menjadi kelompok-kelompok inti-inti terpisah,

akan tetapi daerah-daerah ini berperan sebagai pusat pengatur fungsi-fungsi gaib seperti

tidur, pencernaan, suhu tubuh dan perilaku emosional.

Salah satu kelompok inti ini membentuk sebuah tonjolan yang disebut corpus

mammilare.

Hypophyse

Hypophyse berkembang dari dua bagian yang berlainan sama sekali.

Page 28: Ontogeni Pharynx

1. Sebuah kantong ectoderm stomodeum di depan membrana buccopharyngea yang

dikenal sebagai kantong Rathke.

2. Perluasan diencephalon ke bawah yaitu infundibulum.

Ketika embryo berumur + 3 minggu, kantong rathke tampak sebagai suatu pertumbuhan

stomodeum yang tumbuh ke arah infundibulum. Selama perkembangan selanjutnya

jumlah sel-sel di dinding anterior kantong rathke meningkat dengan cepat dan

membentuk lobus anterior hypophyse (adenohypophyse).

Dinding posterior kantong rathke berkembang menjadi pars intermedia yang pada

manusia tidak memegang peranan penting. Pada orang dewasa rongga kantong rathke

menutup, tetapi kadang-kadang dapat dijumpai sebuah celah yang sempit.

Infundibulum membentuk tangkai pars nervosa atau lobus posterior hypophyse

(neurohypophyse).

Sebuah kantong rathke yang sering dijumpai ialah Crianiopharyngioma = tumor

kantong rathke.

Telecenphalon

Telecenphalon merupakan gelembung otak yang paling rostral terdiri dari dua

kantong lateral yaitu hemispherium cerebri dan satu di bagian medial disebut lamina

lateralis.

Rongga-rongga hemispheria disebut ventrikel lateralis berhubungan dengan

rongga diencephalon melalui foramen interventriculare Monroi.

Hemispherium Cerebri

Hemispherium cerebri timbul pada awal minggu ke 5. Pertumbuhan sel-selnya

terutama terjadi pada lapisan neuroepithel dan terbentuklah sejumlah neuroblast untuk

Page 29: Ontogeni Pharynx

lapisan mantel. Dengan pertumbuhan lapisan mantel ini tampak daerah yang bergaris-

garis dan dikenal sebagai corpus striatum. Corpus striatum yang merupakan dinding

hemispherium meluas ke arah posterior dan terbagi menjadi dua bagian:

1. bagian dorso medial yang membentuk nucleus caudatus

2. bagian ventrolateral berkembang menjadi nucleus lentiformis.

Pembagian ini terjadi karena terus bertambahnya axon-axon aferen dan eferen yang

berjalan menuju dan datang dari cortex cerebri yang menembus inti-inti corpus striatum.

Serabut-serabut ini disebut Capsula interna. Nucleus lentiformis kemudian terbagi

menjadi Putamen di bagian lateral dan globus pallidus di bagian ventral.

Pertumbuhan hemispherium cerebri berlangsung terus ke arah anterior, posterior dan

inferior menghasilkan pembentukan lobus frontalis, lobus temporalis dan lobus

occipitalis. Akan tetapi karena di sekitar corpus striatum terhambat pertumbuhannya

maka daerah antara lobus frontalis dan lobus temporalis menjadi tertekan dan dikenal

sebagai insula. Daerah ini kemudian menjadi tertutup oleh lobus-lobus sekitarnya.

Selama bagian akhir kehidupan janin permukaan hemispherium cerebri nampak banyak

tonjolan-tonjolan disebut gyri yang dipisahkan oleh alur-alur yang disebut fissura dan

sulcus.

Bagian lain dinding hemispherium untuk sementara tetap tipis dan disebut pallium yang

kelak menjadi cortex cerebri. Pallium ini dapat dibagi dua bagian:

1. Archipallium, disini sel-sel membentuk lapisan inti-inti yang tipis yang

berperan sebagai satasiun penghubung rangsang-rangsang penciuman.

2. Neopallium yang merupakan sisa permukaan hemispherium antara

hypocampus dan archipallium.

Page 30: Ontogeni Pharynx

Pada orang dewasa belahan-belahan hemispherium kanan dan kiri dihubungkan oleh

sejumlah berkas serabut-serabut yang disebut commissura. Dikenal beberapa

commissura:

1. Commissura anterior

2. Commissura hippocampi (commissura fornicis)

3. Corpus callosum

4. Commissura hebenulare

5. Commissura posterior.

Cacat Bawaan

Penyebab utama cacat pada perkembangan encephalon ialah karena kelainan

pembentukan tulang pada acranium. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan

pertumbuhan pars squamosa ossis occipitalis, sehingga sering terdapat lubang yang

berhubungan dengan foramen magnum.

Apabila lubang ini hanya kecil maka hanya selaput-selaput otaklah yang menonjol keluar

disebut meningocele. Apabila lubangnya besar sehingga sebagian otak dan bahkan

sebagian ventrikel dapat menerobos keluar, keadaan ini disebut masing-masing meningo

encephalocele dan meningohydro-encephalocele.

Anencephali

Suatu keadaan dimana terjadi kelainan karena tidak menutupnya bagian atas

neural tube, sehingga tidak terbentuk otak dan sebagai gantinya otak didapati massa

jaringan tidak sempurna yang menonjol pada permukaan. Kelainan ini hampir selalu

disertai medulla spinalis yang terbuka di daearah leher. Calvaria cranii tidak terbentuk.

Page 31: Ontogeni Pharynx

Hydrocephalus

Suatu keadaan dimana jumlah cairan otak yang banyak sekali di dalam ventrikel

sehingga bayi lahir dengan kepala yang besar. Hal ini diduga disebabkan karena terjadi

penyumbatan aquaductus cerebri sylvii. Sehingga menghalangi pengaliran cairan otak

dari ventrikel III menuju ventrikel IV.