90
OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN BERBASIS SEKOLAH DI SMA YAPENDA JAKARTA UTARA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: MOCHAMMAD FAJAR FAJRIN 103018227374 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMANBERBASIS SEKOLAH DI SMA YAPENDA JAKARTA

UTARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MOCHAMMAD FAJAR FAJRIN

103018227374

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 3: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 4: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 5: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

ABSTRAK

Mochammad Fajar Fajrin, Nim: 103018227374, Optimalisasi PelaksanaanManajeman Berbasis Sekolah di SMA Yapenda Jakarta Utara. Skripsi. ProgramStudi Manajemen Pendidikan. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta2010.

Penelitian dilakukan di SMA Yapenda Jakarta Utara. Adapun tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen kurikulumdan program pengajaran, pelaksanaan manajemen ketenagan/personel, pelaksanaanmanajemen anggaran/biaya pada penerapan manajemen berbasis sekolah dalampeningkatan mutu pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah guru yangberjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk gurudengan 4 alternatif jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah, Komite Sekolah,dan Kepala Tata Usaha SMA Yapenda Jakarta Utara.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian inimenggunakan variabel tunggal yang mana akan dipecah menjadi beberapa sub variabel.Variabel tunggal dalam penelitian yang berjudul Optimalisasi Pelaksanaan ManajemanBerbasis Sekolah di SMA Yapenda Jakarta Utara. Pendidikan adalah penerapanmanajemen berbasis sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan dengan sub variabelmanajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen ketenagaan/personel, danmanajemen anggaran/biaya.

Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif persentase.Kontribusi Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dalam kemandirian, keterbukaanmanajeman sekolah, dan profesional sumberdaya manusia dalam keadaan baik (76,41%),artinya pelaksanaan telah berjalan baik dan mempunyai kontribusi positif dalamkemandirian, keterbukaan manajeman sekolah, dan profesional sumberdaya manusiadalam mengelola sekolah. Implikasi pelaksanaan Manajeman berbasis sekolah dalampengambilan keputusan, cukup (75,75%), artinya pelaksanaan MBS mempunyaiimplikasi dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Usaha Komite Sekolahdalam Pelaksanaan Manajeman bembasis sekolah, belum maksimal (60%), artinya usahakomite sekolah belum optimal dalam pelaksanaan MBS. Jadi, Partisipasi Orang tua danMasyarakat dalam Pelaksanaan Manajeman berbasis sekolah, baik (68,51%), artinyaorang tua dan masyarakat telah berpartisipasi dengan cukup baik dan mendukungpelaksanaan MBS. Akuntabilitas dalam pelaksanaan manajeman berbasis sekolah baik(70,37%), artinya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS terhadap stekholder mampudipertanggung jawabkan kepada warga sekolah. Hal ini berarti bahwa Pelaksanaanmanajeman berbasis sekolah di SMA Yapenda upaya memperbaiki kinerja sekolah agardapat mencapai tujuan secara optimal, efektif dan efisien.

i

Page 6: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan 1) kepada guru untuk lebihmemperdalam dan menguasai konsep manajemen berbasis sekolah dalam peningkatanmutu pendidikan serta harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen pengajaran. 2)kepada kepala sekolah untuk memiliki perencanaan dan pandangan luas tentang sekolahdan pendidikan, melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkanpendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

ii

Page 7: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan puja syukur penulis panjatkan kepada Allah

S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sholawat dan salam tak lupa pula penulis curah limpahkan kepada junjungan

kita, suri tauladan yang baik, Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah membawa kita

dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan

dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai

harganya dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini selesai dengan baik.

Tidak ada yang bisa penulis berikan, melainkan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan laporan penelitian ini khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, baik

secara edukatif maupun administrasi sejak awal hingga akhir perkuliahan.

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Pd. M.Phil Ketua Jurusan Kependidikan Islam, yang telah

menyediakan sarana kepada penulis.

3. Drs. Muarif Sam, M.Pd Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan, yang telah

memberikan dan meluangkan waktunya untuk melayani mahasiswa/ mahasiswi

Manajemen Pendidikan.

4. Drs. Mudjahi Ak, M.Sc., Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima

kasih penulis haturkan.

5. Dosen dan seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan keramahtamahan dalam melayani kebutuhan penulis dalam rangka

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

iii

Page 8: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

6. Petugas perpustakaan utama dan perpustakan fakultas yang melayani penulis dalam

mencari bahan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMA YAPENDA Jakarta Utara yang bersedia untuk meluangkan

waktu untuk penulis wawancarai, serta kesedian beliau untuk menyediakan segala

kebutuhan penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini.

8. Para guru di SMA YAPENDA Jakarta Utara, yang menyempatkan diri untuk mengisi

angket penulis sebarkan di sela-sela kesibukan.

9. Komite Sekolah yang bersedia untuk meluangkan waktu untuk penulis wawancarai,

serta kesedian memberi informasi.

10. Kepada ayahanda penulis, Bapak H. Abdul Manaf dan Ibu Hj. Sitti Nurjaya, terima

kasih telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu lebih

banyak lagi di perguruan tinggi. Tanpa usaha dan doa kedua orang tua, penulis belum

tentu bisa menyelesaikan pendidikan dan menjadi seorang sarjana..

11. Kepada sahabat- sahabatku di Manajemen Pendidikan : Defri Hamdani, Pribadi

Muslim Prima, Sofa Yunari, Indah Sumaya, M. Nur, M. Arif.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini

banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik

sangat penulis butuhkan.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2011

Penulis

iv

Page 9: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Penulis

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Panitia Ujian

Abstrak....................................................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................................... v

Daftar Tabel ............................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajeman Berbasis Sekolah ....................................... 7

1. Konsep Dasar Optimalisasi Manajeman Berbasis Sekolah............. 7

2. Tujuan Optimalisasi Manajeman Berbasis Sekolah........................ 13

3. Optimalisasi Kepala Sekolah Dalam MBS .................................... 20

4. Upaya Partisipasi Masyarakat dalam Mengoptimalkan MBS ........21

5. Akuntabilitas ................................................................................ 23

6. Langkah-langkah Manajeman Berbasis Sekolah............................26

B. Kerangka Berpikir............................................................................... 36

v

Page 10: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 38

B. Sumber Data ....................................................................................... 38

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39

D. Teknik Analisis Data........................................................................... 39

E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian............................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang SMA Yapenda Jakarta Utara ..................... 45

1. Gambaran Umum SMA Yapenda ................................................. 45

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ...................................................... 46

3. Keadaan Sekolah SMA Yapenda...................................................47

4. Keadaan Siswa SMA Yapenda...................................................... 48

5. Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 48

B. Analisis Data Dan Penyajian Hasil Penelitian ..................................... 49

C. Interpretasi Data.................................................................................. 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 66

B. Saran................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

Page 11: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas

pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai factor penentu keberhasilan

pembangunan pada tempatnya kualitas sumber daya manusia ditingkatkan

melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan

terarah berdasarkan kepentingan yang memacu kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan.

Pendidikan mempunyai karakteristik pokok yang tidak berbeda dengan

kegiatan inovasi dalam bidang social, menurut Santoso S. Hamiddjojo, Suatu

perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan

sengaja diusahakan untuk meningkatkan kiemampuan guna mencapai tujuan

tertentu dalam bidang pendidikan.1 Upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa

dan bernegara menjadi tanggung jawab pendidik, terutama dalam

mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang bertakwa kepada tuhan

1 Din Wahyudin, Supriadi, dan Ishak Abduhak, Pengantar Pendidikan, Universitasterbuka, h 8.5

1

Page 12: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, demokratis, dan professional pada

bidangnya masing-masing.

Di era persaingan global dan pasar bebas, manusia dihadapkan pada

perubahan-perubahan yang tidak menentu, untuk menentukan arah mutu

pendidikan dalam menguragi permasalahan pendidikan, maka mengakibatkan

hubungan yang tidak linear antara pendidikan dengan kerja, karena apa yang

terjadi di lapangan tidak sesuai dengan konsep pendidikan yang ada.

Dasar yuridis, penerapan MBS di jamin UU dan peraturan pemerintah

Sisdiknas No 20 Tahun 2003 memberikan landasan hukum yang kuat untuk di

terapkannya MBS atau “School Based Management” dan pendidikan yang

berbasis masyarakat atau “ Community Based Education” sebagai sebuah

inovasi pendidikan untuk mencapai pendidikan yang lebih sempurna dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia bukti empiris yang menunjukan

bahwa manajeman berbasis pusat merupakan salah satu yang menyebabkan

kurang optimalnya kinerja sekolah sehingga perlu diterapkanya MBS.

Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan serta relevansi dan

efisien manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntunan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu

dilakukan perubahan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan. Bahwa undang-undang No 2 tahun 1989 sistem pendidikan

nasional tidak memadai lagi dan perlu iganti serta perlu disempurnakan agar

sesuai dengan amanat perubahan Undang-undang Negara RI tahun 1945. 2

MBS diarahkan untuk memperbaiki kinerja sekolah dengan

memposisikan sekolah sebagai institusi yang relative otonom, sekolah

2 Undang –undang sisdiknas , No 20 ( Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam 2006 ), h.4

2

Page 13: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

memiliki kewenangan dalam mengelolah dan pengambilan keputusan secara

mandiri yang tidak tergantung kepada birokrasi3

MBS memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik

untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah

kurikulum, pembelajaran, manejerial yang di miliki, perlibatan masyarakat

dalam dewan sekolah di bawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah

lebih terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang

lebih luas member kemungkinan kepada kepala sekolah untuk dapat

menemukan jati dirinya dalam membina peserta didik, guru, dan petugas lain

yang ada di lingkungan sekolah. Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan

desentralisasi yang ditempuh oleh pemerintah, tanggung jawab sekolah akan

meningkat, termasuk dalam manajeman pendidikan. Sekolah diharapkan untuk

meningkatkan kemampuan dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan,

pelaksanaan, sampai pemantauan atau monitoring di sekolah masing-masing

sejalan dengan kebijakan pendidikan nasional yang digariskan pemerintah

kota/ kabupaten.

Dalam rangka inilah MBS tampil sebagai paradigma baru

pengembangan pendidikan yang berorentasi pada kebutuhan sekolah dan

masyarakat serta kebutuhan daerah masing-masing. MBS merupakan kebijakan

yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kemampuan sekolah dan

daerah dalam bottom-up planing policy, yaitu kebijaksanaan pendidikan yang

diprakarsai oleh setiap sekolah dan daerah, khususnya mengenai masalah-

masalah yang dihadapi sekolah dan daerah yang bersangkutan serta ditindak

lanjuti oleh setiap tingkatan manajeman diatasnya sampai tingkat pusat.

Melalui konsep ini, kemandirian sekolah diwujudkan melalui upaya-

upaya maksimal para guru, kepala sekolah, dan partisipasi masyarakat

(stakeholders) yang merasa ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

pendidikan.

3 Nanang Fatah &Muhammad Ali, Manajemen Berbasis Sekolah, (Universitas Terbuka), hal 312

3

Page 14: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

SMA Yapenda dalam memasuki era desentralisasi pendidikan, ikut

berbenah diri dalam pengelolaan sistem pendidikan dan administrasi

pendidikan yang selama ini masih bersifat sentralistik. Oleh karena itu, sangat

penting bagi sekolah ini sebagai langkah awal adalah melaksanakan pemetaan

potensi sumberdaya kependidikan yang ada pada sekolah tersebut dengan

tujuan sejauh mana efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Sejak tahun 2007 SMA Yapenda berkomitmen untuk menerapkan

Manajeman Berbasis Sekolah. MBS dipandang salah satu upaya

memperdayakan sekolah dalam mengelolah sumberdaya manusia..Pendekatan

melalui MBS ini bertujuan agar seluruh sumberdaya dapat dioptimalkan secara

efektif, efisien, kreatif dan inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Upaya perbaikan mutu yang berkelanjutan memerlukan perubahan

sikap, komitmen dan profesionalisme seluruh personel sekolah. Strategi yang

harus dilakukan adalah peningkatan manajemen secara bertahap, perubahan

budaya, hubungan internal, huibungan sekolah dengan stekholder, dan

pemecahan masalah internal.

Dalam kontek di atas, MBS dipandang akan mendorong sekolah

mampu menciptakan program-program yang lebih baik karena pemikiran dan

sumber daya sekolah dapat diolah secara langsung sesuai dengan kebutuhan

murid yang dilayani. Demikian juga kondisi keterlibatan pihak-pihak yang

berkepentingan memungkinkan lahirnya keputusan-keputusan yang lebih baik

dalam pengelolaan sekolah. MBS diharapkan dapat meningkatkan mutu

komunikasi di antara berbagai pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian dengan judul

“OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN BERBASIS

SEKOLAH SMA YAPENDA JAKARTA UTARA”

4

Page 15: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis

mengidentifikasi masalahan sebagai berikut :

a. Apakah MBS memiliki peran penting dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan di SMA Yapenda ?

b. Dalam bentuk apa saja peran MBS mewujudkan untuk meningkatkan

mutu pendidikan ?

c. Bagaimana peran Komite sekolah dalam pelaksanaan MBS ?

d. Bagaimanakah bentuk hubungan sekolah, Masyarakat dalam

meningkatkan mutu pendidikan ?

e. Bagaimana Kepemimpinan Kepala sekolah dalam Pelaksanaan MBS ?

f. Bagaimana Pelaksanaan MBS di SMA Yapenda ?

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian lebih terarah dan mengena serta tidak

melebar pembahasanya, maka penulis membatasi pada “ Optimalisasi

Pelaksanaan MBS di SMA Yapenda Jakarta Utara ”

3. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan kompleksitas masalah, untuk memudahkan

penulis akan merumuskan masalah penulisan karya ilmiah ini sebagai

berikut :

a. Bagaimana konsep dasar MBS

b. Bagaimana peran Kepala sekolah dalam MBS di SMA Yapenda

c. Upaya apa yang dilakukan oleh sekolah dalam melaksanakan dan

meningkatkan mutu pendidikan melalui MBS

d. Bagaimana peran Komite sekolah dalam Pelaksanaan MBS

e. Bagaimana Akuntabilitas Pelaksanaan MBS pada SMA Yapenda

5

Page 16: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep dasar MBS

2. Untuk mengetahui pelaksanaan MBS di SMA Yapenda

3. Untuk mengetahui peran Kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di SMA Yapenda

4. Untuk mengetahui peran Komite sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Secara akademik, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang

pelasanaan MBS di SMA Yapenda Jakarta Utara. Selain itu hasil

penelitian sebagai prasyaratan dalam menyelesaikan proses perkuliahan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan

bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mengenai pelaksanaan

MBS dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3. Secara pragmatis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi kepala

sekolah dan tenaga pengajar di SMA Yapenda

6

Page 17: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

a. Pengertian Optimalisasi Manajemen Berbasis Sekolah

Untuk memahami manajeman sekolah, terlebih dahulu perlu ada suatu

pengertian yang oprasional sebagai suatu pedoman dalam mengelolah

sekolah. Untuk sampai pada pengertian manajeman berbasis sekolah (MBS),

terlebih dahulu pengertian optimalisasi, manajeman dan sekolah.

Optimalisasi adalah metode yang digunakan untuk menentukan efektif dan

efisien di dalam proses pelaksanaan4.

Kata manajeman berasal dari bahasa latin, yaitu kata manus yangberarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabungmenjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managemant yangditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen ataupengelolaan.5 Marry Parker (Stoner & Freeman) ialah seni melaksanakanpekerjaan melalui oreang lain, Lutrher Gulick berpandangan suatu bidang

4 Thomas F. Edgar, David M. Himmelblau, Optimization of Chemical Process,(Departemant of Chemical Engineering University of Texas at Austin) Second Edition, hal 4

5 Husaini Usman, Manajemen ( Teori praktek & Riset Pendidikan), Bumi Aksara), Cet Ke-2hal 4

7

Page 18: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa danbagaimana orang bekerja sama.6

Sedangkan pengertian kata sekolah juga mempunyai beberapa definisi, antara lain:

a) Sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang danberkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajarmengajar ( Undang-undang No.20 tahun 2003).

b) Menurut Peter salim dalam kamus besar bahasa Indonesiakontenporer “Sekolah adalah bangunan atau lembaga untukbelajar-mengajar atau tempat menerima pelajaran.7

Pengertian manajeman adalah proses mencapai hasil dengan

mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif. 8 Dengan

pengertian ini kita dapat mengacu manajeman sebagai seni atau kiat, sebagai

ilmu, sebagai sekelompok orang, sebagai disiplin atau sebagai proses.

Manajeman adalah proses prncanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.9

Menurut Gaffar dalam bukunya “Perencanaan Pendidikan Teori dan

Metodologi”, sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa mengatakan “

Manajeman pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama

yang sistematik. Sistimik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.10

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan, bahhwa

manajeman pendidikan merupakan proses keseluruhan dari kegiatan-

kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di

dalam tugas-tugas pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan,

6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Remaja Rosdakarya Bandung), hal 17 Peter Salim, dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta: Modern

English press, 1999, cet. Ke-1, hal. 13548 Pusdiklat Pegawai Depdiknas,Manajeman Sekolah, 2005, h 879 James A. F. Stoner, Managemant, Pretice/ Hall Internasional, Inc, Englewood Chiffs,

New York, 1982, hal 810 E. Mulyasa, Manajeman berbasis sekolah (MBS), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2003), cet. Ke-3, hal. 19

8

Page 19: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

karena manajeman pendidikan merupakan komponen integral dan tidak

dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan sebab tanpa

manajeman tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara

optimal, efektif, dan efesien.

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjamahan dari

“School Based Management” sebagai model manajemen sekolah yang

memberikan otonomi kepada sekolah dan mendorong pengambilan

keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah

dan masyarakat (stake holder) yang dilayani.11 Manajeman berbasis

sekolah (MBS) merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan

yang memberi otonomi kepada Kepada sekolah untuk mengatur

kehidupan sesuai potensi, tuntutan dan kebutuhannya. Otonomi dalam

manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan

kinerja para Tenaga kependidikan dan meningkatkan kepahaman

masyarakat terhadap pendidikan.

Kemudian secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

berasal dari tiga kata, yaitu Manajemen, Berbasis, dan Sekolah.

Manajemen adalah proses menggukan sumber daya Secara efektif

untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata “basis”, yang berarti

“dasar” atau “asas”. Sekolah adalah tempat untuk belajar dan

mengajar serta tempat menerima dan memberikan pembelajaran.12

Selain itu secara lebih luas dikemukakan oleh Wohlstter dan mohrman

yaitu, “secara luas MBS berarti pendekatan politis untuk mendesain

ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan

kekuasaan kepada partisipan sekolah.13

Sedangkan dalam buku pedoman Manajemen Berbasis

Madrasah/ sekolah,pengertian Manajemen Berbasis Sekolah adalah

11 Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Model Pengelolaan Sekolahdi Era Otonomi Daerah), hal 30

12 Nurkholis, Manajeman berbasis sekolah (MBS), (Jakarta: PT Gramedia Widia SaranaIndonesia 2003), cet. Ke-1, hal.1

13 Nurkholis, Manajeman berbasis sekolah. . . , hal. 3

9

Page 20: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

suatu ide tentang pengambilan keputusan pendidikan Yang diletakkan

kepada posisi yang paling tepat dengan pembelajaran, yakni sekolah

MBS Juga merupakan suatu stategi untuk mewujutkan sekolah yang

efektif dan produktif. Dengan Adanya pemberian otonomi yang luas

pada sekolah, dimaksudkan agar sekolah lebih leluasa Mengelola

sumber daya ,sumber dana,sumber belejar ,dan mengalokasikanya

sesuai dengan Prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap

kebutuhan setempat.

Dari beberapa definisi di atas, walaupun perumusannya

berbeda-beda tetapi di dalam terdapat unsur-unsur yang sama, dan

dapat dirumuskan, MBS merupakan model pengelolaan sekolah

dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat

sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung, dari hal

tersebut terjadi karena pergeseran kekuasaan dari pemerintah pusat

atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam penggelolaan

sekolah. Jadi, Manajeman berbasis sekolah (MBS) merupakan sebuah

strategi untuk memajukan pendidikan dengan menstranfer keputusan

penting member otoritas dari Negara dan pemerintah daerah kepada

individual pelaksana sekolah.

b. Karakteristik Manajeman berbasis sekolah (MBS)

Manajeman berbasis sekolah (MBS) memiliki prinsip yang perlu

dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya, prinsip tersebut

merupakan ciri khas yang dimiliki sehingga membedakan dari sesuatu

yang lain. Manajeman berbasis sekolah (MBS) memiliki prinsip

sebagai berikut:

a) Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah

b) Keterlibatan, pendidikan yang efektif yang melibatkan semua pihak

c) Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagipendidikan yang efektif.

10

Page 21: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

d) Kepemimpinan (kepala sekolah) yang demokratis dan professional

e) Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memilikikemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana

f) Adanya team work yang tinggi,dinamis dan profesional.14

Karakteristik manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.

(MPMBS) dapat dilihat pula melalui pendidikan system. Hal ini

didasari oleh pengertian bahwa sekolah merupakan “sebuah system

sehingga penguraian karakteristik MPMBS berdasarkan berdasarkan

pada input,proses dan output”.15

1) Input Pendidikan

a) Dalam input pendidikan ini meliputi:

b) Memiliki kebijakan,tujuan, dan sasaran mutu yang jelas,

c) Sumber daya yang tersedia dan siap,

d) Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi,

e) Memiliki harapan perestasi yang tinggi, dan

f) Focus pada pelanggan.

2) Proses

Dalam proses terdapat sejumlah karakter yaitu :a) PBM yang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi,

b) Kepemimpinan sekolah yang kuat,

c) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib,

d) Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif,

e) Sekolah memiliki buduya mutu, dan

f) Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis.

14 Husaini Usman, Manajeman, Teori, praktek, dan Riset Pendidikan, h 49815 Depdiknas, MPMBS, Sekolah sebagai Sistem, ( Jakarta: Depdiknas dirjen direktorat

SLTP, 2007), h 9

11

Page 22: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

3) Outputyang diharapkan

Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan

melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada

umumnya output dapt diklarifikasikan menjadi dua yaitu output

berupa prestasi akademik yang berupa NEM, lomba karya

ilmiah remaja, cara-cara berfikir Kritis, Kreatif, Nalar,

Rasinalog, Induktif, Deduktif dan Ilmiah. Dan output non

akademik, berupa keingintahuan yang tinggi. Harga diri,

kejujuran, kerjasama yang baik, tolearansi, kedisiplinan, prestasi

olahraga, kesenian dari para peserta didik dan sebagainya.

Karakteristik Manajeman berbasis sekolah (MBS) bisadiketahui juga antara lain dari bagaiman sekolah dapatmengoptimalkan kinerja organisasi sekolah. Proses belajarmengajar pengelolaan sumber daya manusia, dan pengelolaansumber daya admistrasi.16

Sementara itu, menurut Depdiknas fungsi yang dapat

didesentrasasikan ke sekolah adalah sebagai berikut :

a) Perencanaan dan evaluasi program sekolah

Sekolah diberi kewenangan untuk melakukanperencanaan sesuai dengan kebutuhannya, sekolah jugadiberi kewenangan untuk melakukan evaluasi khususnyaevaluasi internal atau evaluasi diri.

b) Pengelolaan kurikulum

Sekolah dapat mengembangkan, namun tidak bolehmengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasionalyang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Sekolah jugadiberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatanlocal.

c) Pengelolaan proses belajar mengajar

Sekolah diberi kebebasan untuk memilihstategi,metode, dan teknik pembelajaran dan pengajaran

16 Veithzal Rivai & Sylviana Murni, Education Management, (Analisis Teori & Praktek), hal156

12

Page 23: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

yang efektif sesuai dengan karakteristik matapelajaran,karakteristik guru dan kondisi nyata sumber dayayang tersedia di sekolah.

d) Pengelolaan ketenagaan

Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisiskebutuhan perencanaan, rekrutmen, pengembangan,penghargaan dan sanksi. Hubungan kerja hingga evaluasikinerja tenaga kerja sekolah dapat dilakukan oleh sekolahkecuali guru pegawai negeri yang sampai saat ini masihditangani oleh birokrasi di atasnya.

e) Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian ataupengunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah.Sekolah juga harus diberi kebebasan untuk melakukankegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan,sehingga sumber keuangan tidak semata-mata bergantungpada pemerintah.

f) Pelayanan Siswa

Pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru,pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatanuntuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki duniakerja sehingga penggurusan alumni dari dulu telahdidesentralisasikan. Yang perlu diperlukan adalahpeningkatan intensitas dan ekstentitasnya.

g) Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalahuntuk meningkatkan kepedulian, kepemilikan, dandukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral danfinancial yang dari dulu telah didesentralisasikan. Yangdiperlukan adalah peningkatan intensitas dan eksentitanya.17

2. Tujuan Optimalisasi Manajeman Berbasis Sekolah (MBS)

Manajeman berbasis sekolah (MBS) di Indonesia yangmenggunakan istilah manajeman peningkatan mutu berbasis sekolah(MPMBS) muncul karena beberapa alasan, antara lain yang pertama

17 Nurkholis, Manajeman Berbasis Sekolah, Teori dan Praktek. ( Jakarta: Rosdakarya2004), h 28

13

Page 24: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagidirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber dayayang tersedia untuk memajukan sekolahnya, kedua, sekolah lebihmengetahui kebutuhannya, ketiga, keterlibatan warga sekolah danmasyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan transparansidan demokrasi yang sehat.18

Manajeman berbasis sekolah (MBS) merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan

ilmu dan teknologi, yang diyatakan dalam GBHN. Hal tersebut diharapkan

dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia

yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro maupun mikro.

Manajeman berbasis sekolah (MBS) yang ditandai dengan otonomi

sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap

gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan

efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisensi, antara

lain diperoleh melalui keluesan mengelola sumberdaya partisipasi

masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu

dapat diperoleh, antara lain, melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah,

fleksibel pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru

serta kepala sekolah. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui

peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih

berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada

sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap

sekolah.

Sementera itu baik berdasarkan kajian pelaksanaan di Negara-

negara maju, dalam kebijakan pemerintah tentang UU sisdiknas No. 20

tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal 55 ayat 1:

Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan pendidikan berbasis

masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan

kekhasan agama, lingkungan social, dan budaya untuk kepentingan

masyarakat. Berkaitan dengan pasal tersebut setidaknya ada empat aspek

18 Nurkholis, Manajeman berbasis sekolah . . . h. 21

14

Page 25: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

yaitu: Kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efisien dan efisien, serta

akuntabilitas.

1) Manajeman berbasis sekolah (MBS) bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengelola dan memberdaya sumber daya yang tersedia, dengan tolak

ukur penilaian pada hasil output dan outcome bukan pada metodologi

atau prosesnya. Mutu dan relevansi ada yang memandangnya sebagai

satu kesatuan substansi, artinya hasil pendidikan yang bermutu

segaligus yang relevan dengan berbagai kebutuhan dan konteknya.

Bagi yang memisahkan keduanya, maka mutu lebih merujuk pada

dicapaikanya tujuan spesifik oleh siswa (lulusan), seperti nilai ujian

atau prestasi lainya, sedangkan relevansi lebih merujuk pada manfaat

dari apa yang diperoleh siswa melalui pendidikan dalam berbagai

lingkup/tuntutan kehidupan (dampak) termasuk juga ranah pendidikan

yang tidak diujikan.

2) Manajeman berbasis sekolah (MBS) bertujuan menjamin keadilan

bagi setiap anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu

di sekolah yang bersangkutan. Dengan asumsi bahwa setiap anak

berpotensi untuk belajar, maka manajeman berbasis sekolah (MBS)

memberikan keleluasaan kepada setiap sekolah untuk menangani

setiap anak dengan latar belakang social ekonomi dan psikologi yang

beragam untuk memperoleh kesempatan dan layanan yang

memungkinkan semua anak dan masing-masing anak berkembang

secara optimal. Sungguhpun antara sekolah harus saling memacu

prestasi, tetapi setiap sekolah harus melayani setiap anak (bukan

hanya yang pandai), dan secara keseluruhan sekolah harus mencapai

standar kompetensi minimal bagi setiap anak yang diluluskan.

Keadilan ini begitu penting sehingga para ahli sekolah efektif

meningkatkan tujuan sekolah efektif hanya mutu dan keadilan atau

“quality dan equity”

15

Page 26: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

3) Manajeman berbasis sekolah (MBS) bertujuan Meningkatkan

efektifitas dan efesien. Efektifitas berhubungan dengan proses,

prosedur, dan ketepat-gunaan semua input yang dipakai dalam proses

pendidikan di sekolah, sehingga menghasilkan hasil belajar siswa

seperti yang diharapkan (sesuai tujuan). Dengan menerapkan

manajeman berbasis sekolah (MBS) diharapkan setiap sekolah, sesuai

kondisi masing-masing, dapat menerapkan metode yang tepat (yang

dikuasai) dan input lain yang tepat pula (sesuai lingkungan dan kontek

social budaya), sehingga semua input tepat guna dan tepat sasaran.

Sementara itu efisien berhubungan dengan nilai uang yang

dikeluarkan atau harga (cost) untuk memenuhi semua input (proses

dan semua input yang digunakan dengan proses) dibandingkan atau

dihubungkan dengan hasilnya (hasil belajar siswa).

4) Manajeman berbasis sekolah (MBS) bertujuan meningkatkan

akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake holders.

Akuntabilitas adalah pertanggung jawab atas semua yang dikerjakan

sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya. Selama ini

pertangung jawaban sekolah lebih pada masalah administrative

keuangan dan bersifat vertical sesuai jalur birokrasi. Pertanggung

jawaban yang bersifat teknis edukatif terbatas pada pelaksanaan

program sesuai petunjuk dan pedoman dari pusat (pusat dalam arti

nasional, maupun pusat-pusat birokrasi di bawahanya), tanpa

pertanggung jawaban hasil pelaksanaan program.19

Manajeman berbasis sekoah bertujuan untuk mendirikan atau

memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi)

Kepala sekolah, pemberian fleksibelitas yang lebih besar kepada sekolah

untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga

sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Lebih

19 Umaedi, Hadiyanto, dan Siswantari, Manajeman Berbasis Sekolah, Universitasterbuka, 2008, hal 48

16

Page 27: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

rincinya Download, menyebutkan bahwa manajeman berbasis sekolah

(MBS) bertujuan untuk :

a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian.Fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerja sama, akuntabilitas daninisiatif sekolah dalam pengelola, memanfaatkan, dan memperdayakansumberdaya yang tersedia.

b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalampenyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.

c) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakatdan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan

d) Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah dengan mutupendidikan yang akan dicapai.20

3. Optimalisasi Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan MBS

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dengan melihat daristatus dan cara pengangkatan termasuk ke dalam status leader atau formalleader, yang kedudukannya memainkan peranan sebagai pemimpinpendidikan pada sekolah yang menjadi tanggung jawab dalammenjalankan tugas sebagai kepala sekolah mampu berkomunikasi, dengananggota dan mampu membuat keputusan yang tidak mengganggu strukturketerlibatan individu dalam organisasi. ”.21

Optimalisasi kepala sekolah dalam manajeman berbasis sekolah

(MBS), Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalam

mengkoodinasikan, mengerakkan, dan menyelesaikan semua sumberdaya

pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan

salah satu factor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan

visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala

sekolah dituntut memiliki kemampuan manajeman dan kepemimpinan

yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif/prakarsa

untuk meningkatkan mutu sekolah. Secara umum, kepala sekolah harus

20 Departeman Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, PelaksanaanManajeman Berbasis Madrasah, 2004, h. 7

21 Nanang fatah & Muhamad Ali, Manajemen berbasis Sekolah, ( Universitas Terbuka,2007), cet Ke- 8, hal 85

17

Page 28: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

memiliki kemampuan mobilisasi sumberdaya sekolah, terutama

sumberdaya manusia, untuk mencapai tujuan sekolah.

Optimalisasi Kepala Sekolah dalam kaitanya dengan manajeman

berbasis sekolah (MBS) adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil

yang dapai dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan

manajeman berbasis sekolah (MBS) di sekolahnya untuk mewujudkan

tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Sehubungan dengan itu,

kepemimpinan Kepala sekolah yang efektif dalam manajeman berbasis

sekolah (MBS) dapat dilihat berdasarkan criteria berikut :

1) Mampu memperdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif

2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktuyang telah ditetapkan

3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakatsehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangkamewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan

4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengantingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah

5) Bekerja dengan tim manajeman

6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produkif sesuaidengan ketentuan yang telah ditetapkan22

4. Komite Sekolah Dalam Manajeman Berbasis Sekolah (MBS)

Komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai

forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang

menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah. Anggota Komite ini terdiri

dari perwakilan stake holder mereka terdiri dari :

22 Nanang fatah & Muhamad Ali, Manajemen berbasis Sekolah, ( Universitas Terbuka,2007), cet Ke- 8, hal 86

18

Page 29: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

1) Kepala sekolah,

2) Perwakilan guru,

3) Perwakilan murid,

4) Perwakilan orang tua murid,

5) Perwakilan tokoh masyarakat setempat yang menaruh kepedulianterhadap kemajuan pendidikan di wilayahnya,

6) Perwakilan dari unsure pengendali mutu pendidikan.23

Dalam hal ini diwakili oleh pengawas sekolah. Perwakilan murid dapat

dilihat dari pengurus OSIS, perwakilan guru dipilih dan ditetapkan oleh dewan

guru ; bisa guru senior, koordinator mata pelajaran, wali kelas, atau unsure

pembantu kepala sekolah, perwakilan orang tua dipilih dan ditetapkan sendiri

oleh orang tua murid.

Struktur organisasi komite sekolah menggambarkan tugas-tugas

yang akan menjadi kepedulian komite sekolah. Komite sekolah terdiri dari

ketua, sektetaris, bendahara dan kelompok anggota yang menangani

urusan-urusan khusus; misalnya urusan anggaran sekolah, sarana dan

prasarana sekolah, kurikulum dan layanan belajar, disiplin, kriteria

sekolah, dan lainya.

a. Tujuan Komite Sekolah

Secara prinsipil komite sekolah dilihat dari konsepnyamaka mengacu pada sebuah lembaga yang mandiri yangmewadahi kontribusi dan peran serta masyarakat dalam rangkameningkatkan mutu pendidikan pada unit satuan pendidikan.Tugas komite sekolah antara lain:1) Merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan

pengelolaan sekolah.

2) Mengembangkan program sekolah,

3) Memonitoring pelaksanaan kegiatan pendidikan sekolah,dan

23 Boedjo Sujanto, Manajeman Pendidikan Berbasis Sekolah, Model Pengelolaan Sekolahdi Era Otonomi Daerah, (Jakarta: Rajawali Press), h 59

19

Page 30: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

4) Pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah secarademokratis dan tranparan.24

Uraiaan di atas mengisyaratkan bahwa komite sekolah adalah

Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan dan program pendidikan, meningkatkan

tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan, menciptakan suasana dan kondisi yang

tranparan akuntabel, demokratis dalam penyelenggaraan dan layanan

pendidikan yang bermutu.

b. Dasar Yuridis Komite Sekolah

Partisipasi masyarakat melalui komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan khususnya jalur sekolahberazaskan pada Pancasila dan diatur sesuai dengan Undang-undang Dasar No. 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, bagian Ketiga, pasal 56, mengisyaratkan bahwa:

1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayananpendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, danevaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikankomite sekolah

2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk danberperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikandengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungantenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikanpada tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten/kota yangtidak mempunyai hubungan hirarkis

3) Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk danberperan dalam peningkatan mutu pelayanan denganmemberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan padatingkat satuan pendidikan

4) Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dankomite sekolah, madrasah sebagaimana dimaksud dalam

24 Nanang Fattah, dan Mohammad Ali, Manajeman berbasis sekolah, (UniversitasTerbuka), hal 19

20

Page 31: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.25

c. Optimalisasi Komite Sekolah dalam MengimplementasikanManajeman Berbasis Sekolah (MBS)

Dalam menyusun dan melaksanakan program sekolah,

maka masyarakat harus dilibatkan, sehingga dapat berperan

mempromosikan kepada masyarakat luas. Secara lebih

operasional, kepala sekolah dapat menggalang partisipasi

masyarakat melalui komite sekolah. Komite sekolah

merupakan suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka

pelaksanaan manajeman berbasis sekolah (MBS). Pada

hakekatnya komite sekolah dibentuk untuk membantu

mensukseskan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah,

baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun

penilaian. Sehingga apa yang dilaksanakan di sekolah selaras

dan sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Jalinan semacam ini dapat membangun hubungan yang saling

menguntungkan.

Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan

sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan kunci

keberhasilan yang harus menaruh perhatian terhadap apa yang

terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan

orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah

dituntut senantiasa berusaha dan mengembangkan hubungan

kerjasama yang baik antara sekolah yang efektif dan efisien.

Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:

Thomas (1979) melihat efektifitas pendidikan dalam

kaitannya dengan produktivitas,berdasarkan tiga dimensi

berikut ini.

25 Undang-undang dan Peraturan RI, Pendidikan, ( Dirjen Pendidikan Islam 2006), h 36

21

Page 32: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

The administrator production function; fungsi ini

meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran

administratif, yaitu seberapa besar dan baik layanan yang dapat

diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru,

kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.

The psyclogist s production funtion; fungsi ini melihat

produktivitas dari segi keluaran, perubahan perilaku yang

terjadi pada peserta didik, dengan melihat nilai-nilai yang

diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi

akademik yang telah di capainya dalam periode belajar

tertentu di sekolah.

The economic s production funtion; fungsi ini melihat

produktivitas sekolah ditinjau dari segi keluaran ekonomis

yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di

sekolah. Hal ini mencakup harga layanan yang diberikan

(pengorbanan atau cost) dan perolehan (earning) yang

ditimbulkan oleh layanan itu atau di sebut peningkatan nilai

yang baik .26

Dapat disimpulkan bahwa efektifitas dapat dijadikan

barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan antara

lain:

a) Saling pengertian antara sekolah dan masyarakat, lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja

b) Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karenamengetahui manfaat dan pentingnya peran masing-masing

c) Kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihakyang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga sertaikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.

26 E. Mulyasa, Manajeman Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan implementasi, h. 83

22

Page 33: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

5. Upaya Partisipasi Warga Sekolah dalam Mengoptimalkal MBS

a. Arti Partisipasi

Partisipasi adalah proses dimana stakeholders (warga sekolah

dan masyarakat ) terlibat aktif baik secara individual maupun kolektif,

secara langsung maupun tidak langsung, dalam pengambilan

keputusan.27

Di harapkan, partisipasi dapat mendorong warga sekolah dan

masyarakat sekitar untuk menggunakan haknya dalam menyampaikan

pendapat dalam proses pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengevaluasian yang

menyangkut kepentingan sekolah , baik secara individual maupun

kolektif, secara langsung maupun tidak langsung.

b. Tujuan Partisipasi

Tujuan utama peningkatan partisipasi adalah untuk: (1)

meningkatkan dedikasi/kontribusi stakeholders terhadap

penyelenggaraan pendidikan disekolah, baik dalam bentuk jasa

pemikiran/intelektualitas,keterampilan),moral, finansial, dan

material/barang; (2) memberdayakan kemampuan yang ada pada

stakeholders bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional; (3) meningkatkan peran stakeholders dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik sebagai advisor,

supporter, mediator, controller, resource linker, and education

provider, dan (4) menjamin agar setiap keputusan dan kebijakan yang

diambil benar-benar mencerminkan aspirasi : stakeholders sebagai

panglima bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

27 Direktorat PSMP, Manajeman Berbasis Sekolah, 2007, hal 46

23

Page 34: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Keberhasilan peningkatan partisipasi stakeholders dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat diukur dengan beberapa

indikator berikut :

a) Kontribusi/dedikasi stakeholders meningkatkan dalam haljasa (pemikiran,keterampilan), finansial, moral,material/barang.

b) Meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada kepalasekolah, terutama menyangkut kewibawaan dan kebersihan.

c) Meningkatnya tanggung jawab stakeholders terhadappenyelenggaraan pendidikan di sekolah

d) Meningkatnya kualitas dan kuantitas masukan (kritik dansaran) untuk meningkatkan mutu pendidikan.

e) Meningkatnya kepedulian stakeholders terhadap setiaplangkah yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkanmutu.

f) Keputusan-keputusan yang di buat oleh sekolah benar-benar mengekspresikan aspirasi dan pendapat stakeholdersdan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.28

6. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah Pertanggungjawaban atas semua yang

dikerjakan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya.29

Pertanggung jawaban penyelenggaraan sekolah merupakan akumulasi

dari keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi sekolah

yang perlu disampaikan kepada publik/stakeholders. Akuntabilitas

kinerja sekolah adalah perwujudan kewajiban sekolah untuk

mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan

rencana sekolah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

28 Direktorat PSMP, Manajeman Berbasis Sekolah . . .h. 4829 Umaedi, Handiyanto, Siswantar, Manajemen Berbasis Sekolah, Universitas Terbuka,

2008, hal 49

24

Page 35: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Akuntabilitas meliputi pertanggungjawabkan penyelenggaraan

sekolah yang diwujudkan melalui transparansi dengan cara

menyebarluaskan informasi dalam hal:

a) tentukan tujuan program secara jelas dan nyatakan siapa yang

bertanggung jawab,

b) tujuan dijabarkan secara spesifik sehingga dapat diukur,

c) tentukan garis otoritas,

d) tentukan secara spesifik kondisi tempat tanggung jawab, dan

e) penilaian dilakukan untuk menentukan akuntabilitas seseorang.30

Menurut jenisnya, akuntabilitas dapat di kategorikan menjadi 4

: (1) akuntabilitas kebijakan, yaitu akuntabiltas pilihan atas kebijakan

yang akan dilaksanakan,(2) akuntabilitas kinerja (product/quality

accountability), yaitu akuntabiltas yang berhubungan dengan

pencapaian tujuan sekolah, (3) akuntabilitas proses, yaitu akuntabilitas

yang berhubungan dengan proses, yaitu akuntabilitas yang

berhubungan dengan proses, prosedur, aturan main, ketentuan,

pedoman,dsb. Dan (4) akuntabilitas keuangan (kejujuran) atau sering

disebut (financial accountability), yaitu akuntabilitas yang

berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran uang (cash in and

cash out). Sering kali istilah cost accountability juga di gunakan untuk

kategori akuntabilitas ini.

b. Tujuan akuntabilitas

Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk mendorong

terciptanya akuntabilitas kinerja sekolah sebagai salah satu persyarat

untuk terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Penyelenggaraan

sekolah harus memahami bahwa mereka harus mempertanggung

30 Nanang Fattah, Mohammad Ali,Manajeman Berbasis Sekolah, Universitas Terbuka,2007, hal 336

25

Page 36: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

jawabkan hasil kerja kepada publik. Selain itu, tujuan akuntabilitas

adalah untuk menilai kinerja sekolah dan kepuasan publik terhadap

pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, untuk

mengikutsertakan publik dalm pengawasan pelayanan pendidikan, dan

untuk mempertanggung jawabkan komitmen pelayanan pendidikan

kepada publik.

Untuk mengukur kinerja mereka secara obyektif perlu adanya

indikatir yang jelas. Sistem pengawasan perlu di perkuatdan hasil

evaluasi harus dipublikasikan dan apabila terdapat kesalahan harus

diberi sanksi. Sekolah dikatakan memiliki akuntabilitas tinggi jika

proses dan hasil kinerja sekolah dianggap benar dan sesuai tinggi jika

proses dan hasil kinerja sekolah dianggap benar dan sesuai dengan

rencana yangtelah di tetapkan sebelumnya.

Keberhasilan akuntabilitas dapat diukur dengan beberapa

indikator berikut: (a) meningkatkan kepercayaan dan kepuasan publik

terhadap sekolah, (b) tumbuhnya kesadaran publik tentang hak umtuk

menilai terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, (c)

berkurangnya kasus-kasus KKN di sekolah, dan (d) meningkatnya

kesesuian kegiatan-kegiatan sekolah dengan nilai dan norma yang

berkembang di masyarakat.

7. Langkah-langkah Manajeman berbasis sekolah (MBS)

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajeman

berbasis sekolah (MBS) akan berhasil melalui strategi-strategi berikut ini :

Pertama, Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal, yaitudimilikinya otonomi dalam kekuasaan dan kewenangan, pengembanganpengetahuaan dan ketrampilan secara berkesinambungan, akses informasike segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap yang berhasil

Kedua, Adanya peran serta masyarakat secara aktif, dalam halpembiayaan, proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum. Sekolahharus lebih bayak mengajak lingkungan dalam mengelola sekolah karenabagaimanapun sekolah adalah bagian dari masyarakat luas.

26

Page 37: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Ketiga, Kepala sekolah harus menjadi sumber inspirasi atas pembangunandan pengembangan sekolah secara umum. Kepala sekolah dalammanajeman berbasis sekolah (MBS) berperan sebagai designer, motivator,fasilitator. Bagaimanapun kepala sekolah adalah pimpinan yang memilikikekuatan untuk itu, pengangkatan kepala sekolah harus didasarkan ataskemampuan manajerial dan kepemimpinan dan bukan lagi didasarkan atasjenjang kepangkatan.

Keempat, Adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalamkehidupan dewan sekolah yang aktif. Dalam pengambilan keputusankepala sekolah harus mengembangkan iklim demokratis danmemperhatikan aspirasi dari bawah. Konsumen yang harus dilayani kepalasekolah adalah murid dan orang tuanya, masyarakat dan para guru. Kepalasekolah jangan selalu menegok ke atas sehingga hanya menyenangkanpimpinannya namun mengorbankan masyarakat pendidikan yang utama.

Kelima, Semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnyasecara bersungguh-sungguh. Untuk bisa memahami peran dan tanggungjawabnya masing-masing harus ada sosialisasi terhadap konsepmanajeman berbasis sekolah (MBS) itu sendiri. Siapa kebagian peran apadan melakukan apa sampai batas-batas nyata perlu dijelaskan secara nyata.Keenam, Adanya guidelines dari departeman pendidikan terkait sehinggamampu mendorong proses pendidikan di sekolah secara efesien danefektif. Guidelines itu jangan sampai berupa peraturan-peraturan yangmengekang dan membelenggu sekolah. Artinya tidak perlu lagi petunjukpelaksanaan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan manajeman berbasissekolah (MBS), yang diperlukan adalah rambu-rambu yang membimbing.Ketujuh, Sekolah harus memiliki transparasi dan akuntabilitas yangminimal diwujudkan dalam laporan pertanggung jawabanya setiaptahunya. Akuntabilitas sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolahterhadap semua stakeholder. Untuk itu sekolah harus dijalankan secaratransparan, demokratis, dan terbuka terhadap segala bidang yangdijalankan dan kepada setiap pihak terkait.

Kedelapan, Penerapan manajeman berbasis sekolah (MBS) harusdiarahkan untuk pencapaiaan belajar siswa. Perlu dikemukakan lagi bahwamanajeman berbasis sekolah (MBS) tidak bisa langsung meningkatkankinerja belajar siswa namun berpotensi untuk itu. Oleh karena itu, usahalebih terfokus pada pencapaian prestasi belajar siswa.

Kesembilan, Implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsepmanajeman berbasis sekolah (MBS), identifikasi peran masing-masingpembangunan kelembagaan capacity building mengadakan pelatihanpelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran

27

Page 38: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

evaluasi atas pelaksanaan dilapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.31

Manajeman berbasis sekolah merupakan salah satu upaya

permberdayaan sekolah. Dalam MBS, pengambilan keputusan untuk

sebagian besar berbasis pada kemampuan internal sekolah dan pada

potensi masyarakat lokal. Kepala sekolah dan guru diizinkan dan diberikan

ruang gerak membuat keputusan dan menyusun perencanaan yang dipilih

dalam bentuk atau gaya yang dianggap layak untuk dipergunakan dalam

peningkatan mutu pendididikan.

Bagi sekolah yang sudah beroperasi (sudah ada/berjalan) paling tidak adaenam langkah yaitu :

1) Evaluasi diri self assessment,

2) Perumusan visi, misi, dan tujuan,

3) Perencanaan,

4) Pelaksanaan evaluasi,

5) Evaluasi, dan

6) Pelaporan.32

Masing-masing langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Evaluasi diri self assesment

Evaluasi diri sebagai langkah awal bagi sekolah yang ingin,

atau akan melaksanaan manajeman mutu berbasis sekolah. Kegiatan

ini dimulai dengan curah pendapat brainstorming yang dikutip oleh

kepala sekolah, guru, seluruh staf, dan anggota komite sekolah.

Prakarsa dan pimpinan rapat adalah kepala sekolah. Untuk

memancing minat acara rapat dapat dimulai dengan pertanyaan

seperti: Perlukah kita meningktkan mutu? Seperti apakah kondisi

31 Nurkholis, Manajeman Berbasis Sekolah (MBS) Teori, Model dan Aplikasi,, (Jakarta:Grasindo, 2003), h. 132

32 Umaedi, Hadiyanto, dan Siswantari, Manajeman berbasis Sekolah, Universitasterbuka, cet Ke-1, h 625

28

Page 39: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

sekolah/madrasah kita dalam hal mutu pada saat ini? Mengapa

sekolah kita tidak/belum bermutu.

Kegiatan ini bertujuan:

a) Mengetahui kondisi sekolah saat ini dalam segala aspeknya

(seluruh komponen sekolah), kemajuan yang telah dicapai,

maupun masalah-masalah yang dihadapi ataupun kelemahan yang

dialami.

b) Refleksi atau Mawas diri, untuk membangkitkan kesadaran atau

keperhatinan akan penting dan perlunya pendidikan yang

bermutu, sehingga timbul komitmen bersama untuk

meningkatkan mutu sense of quality.

c) Merumuskan titik tolak point of departure bagi sekolah/madrasah

yang ingin atau akan mengembangkan diri terutama dalam hal

mutu. Titik awal ini penting karena sekolah yang sudah berjalan

untuk memperbaiki mutu, mereka tidak berangkat dari nol,

melainkan dari kondisi yang dimiliki.

2) Perumusan Visi, Misi, dan tujuan

Bagi sekolah yang baru berdiri atau baru didirikan, perumusan

visi dan misi serta tujuan merupakan langkah awal yang harus

dilakukan arah pendidikan yang ingin dituju oleh para

pendiri/penyelenggara pendidikan. Kondisi yang diharapkan,

diinginkan, dan diimpikan dalam jangka panjang itu, kalau

dirumuskan secara singkat dan menyeluruh disebut visi. Adalah suatu

inovasi di dalam dunia manajeman modern, teutama manajeman

strategi.33

33 Sudarman Danim, Visi Baru, Manajeman Sekolah, Unit birokrasi ke lembagaAkademik, (Bumi Aksara, 2007), hal 72

29

Page 40: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Sedangkan misi, merupakan jabaran dan visi atau merupakan

komponen-komponen pokok yang harus direalisasikan untuk

mencapai visi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, misi

merupakan tugas-tugas pokok yang harus dilakukan untuk

mewujudkan visi.34

Tujuan merupakan tahapan antara atau tonggak penting antara

titik berangkat (kondisi awal) dan titik tiba tujuan akhir yang

rumusannya tertuang dalam bentuk visi-misi. Tujuan-tujuan antara ini

sebagai tujuan jangka menengah kalau tiba saatnya berakhir (tahun

yang ditetapkan) akan disusul dengan tujuan berikuutnya, sedangkan

visi dan misi (relative/pada umumnya) masih tetap.

3) Perencanaan

Perencanaan pada tingkat sekolah adalah kegiatan yang

ditujukan untuk menjawab : apa yang harus dilakukan dan bagaimana

melakukanya untuk mewujudkan tujuan (tujuan-tujuan) yang telah

ditetapkan/disepakati pada sekolah yang bersangkutan, termasuk

anggaran yang diperlukan untuk membiayai kegiatan yang

direncanakan. Dengan kata lain perencanaan adalah kegiatan

menetapkan lebih dulu tentang apa-apa yang harus dilakukan

prosedurnya serta metode pelaksanaanya untuk mencapai suatu tujuan

organisasi atau satuan organisasi.

4) Pelaksanaan

Apabilah kita bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajeman yang

umumnya kata kenal sebagai fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan / pengerakkan atau pemimpin, dan kontrol/pengawasan

serta evaluasi, maka langkah pertama sampai dengan ketiga dapat

digabungkan fungsi perencanaan yang secara keseluruhan (untuk

sekolah) sudah dibahas. Di dalam pelaksanaan tentu masih ada

34 Husaini Usman, Manajemen, Teori, praktek, dan riset Pendidikan, (Bumi Aksara), h.500

30

Page 41: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

kegiatan perencanaan-perencanaan yang lebih mikro (kecil) baik yang

terkait dengan waktu (bulan, semesteran, bahkan mingguan), atau

yang terkait erat dengan kegiatan khusus, misalnya menghadapi lomba

bidang studi, atau kegiatan lainnya.

Tahap pelaksanaan, dalam hal ini pada dasarnya menjawab

bagaimana semua fungsi manajeman sebagai suatu proses untuk

mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan melalui kerjasama

dengan orang lain dan dengan sumber daya yang ada dapat berjalan

sebagaimana mestinya (efektif dan efisien). Pelaksanaan juga dapat

diartikan sebagai suatu proses kegiatan merealisasikan apa-apa yang

telah direncanakan.

Peran masing-masing itulah yang perlu disoroti di dalam manajeman

mutu berbasis sekolah.

a. Peran Kepala Sekolah/Madrasah

Dengan kedudukan sebagai manajer kepala

sekolah/madrasah bertanggung jawab atas terlaksananya fungsi-

fungsi manajeman. Sebagai perencana kepala sekolah

mengidentifikasi dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai

oleh sekolah dan mengidentifikasikan serta merumuskan cara-cara

(metode) untuk mencapai hasil yang diharapkan. Peran dalam

fungsi ini mencakup: penetapan tujuan, standar penentuan aturan,

prosedur kerja di sekolah/madrasah, dan pembuatan rencana, serta

peramalan apa yang terjadi untuk masa yang akan dating.

b. Peran Guru dan Staf Sekolah

Peran guru (staf pengajar) sebenarnya tidak jauh berbeda

dengan peran kepala sekolah, hanya lingkupnya yang berbeda.

Dalam lingkup yang lebih kecil (mikro) yaitu mengelola proses

pembelajaran sesuai kelompok belajar atau bidang studi yang

31

Page 42: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

dipegangganya, setiap guru memahami visi dan misi sekolah,

merencanakan proses pembelajaran, (mengorganisasikan bahan

siswa, mensinergikan dengan metode dan sumber belajar yang

tepat yang ia kuasai), menerapkan kepemimpinan yang demokratis

dan memberdayakan siswa dengan mengambil keputusan sesuai

kewenangan yang ia miliki dan menjalin hubungan komunikasi

yang baik dengan guru lain, dengan siswa, dengan kepala sekolah,

dan orang tua. Ia juga memonitor kemajuan siswa, serta melakukan

evaluasi perkembangan setiap anak sebagai masukan bagi

perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran secara terus menerus.

Guru juga member penghargaan bagi siswa yang menunjukan

kemajuan dalam belajar (berprestasi) serta memberikan

semangat/dorongan (motivasi) serta membantu siswa yang

berprestasinya kurang/belum memuaskan.

c. Peran Orang Tua Siswa dan Masyarakat

Peran orang tua dan masyarakat sudah lama dikenal sebagai

pusat-pusat pendidikan yang penting di dalam mengembangkan

anak (menjadi pribadi mandiri dengan segala ketrampilan

hidupnya) bersama-sama dengn sekolah sebagai institusi formal

yang terencana, terstruktur, dan teratur melaksanakan fungsi

pendidikan.

d. Peran Siswa

Siswa atau murid merupakan subjek utama dan konsumen

utama prime beneficiary dari segala upaya yang dilaksanakan oleh

penyelenggara satuan pendidikan bersama manajeman yang terlibat

didalamnya. Dalam posisinya yang menjadi subjek tujuan

pendidikan itu, maka keinginan dan harapan mereka, motivasi

mereka, serta komitmen keterlibatan mereka menjadi penting.

32

Page 43: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Salah satu cara untuk mengkomodasi kepentingan mereka

mendendengarkan suara mereka.

5) Evaluasi

Evaluasi sebagai salah satu tahapan dalam manajeman berbasis

sekolah (MBS) merupakan kegiatan yang penting untuk mengetahui

kemajuan ataupun hasil yang dicapi oleh kepala sekolah di dalam

melaksanakan fungsinya sesuai rencana yang telah dibuat sendiri oleh

masing-masing sekolah. Evaluasi pada tahap ini adalah evaluasi

menyeluruh, menyangkut pengelolaan semua bidang dalam satuan

pendidikan yaitu bidang teknis edukatif (pelaksanaan

kurikulum/proses pembelajaran dengan segala aspeknya), bidang

ketenagaan, bidang keuangan, bidang sarana prasarana, dan

administrasi ketatalaksanaan sekolah. Sungguhpun demikian, bidang

teknis edukatif harus menjadi sorotan utama dengan focus pada

capaian hasil (prestasi belajar siswa).

6) Pelaporan

Pelaporan disini diartikan sebagai pemberian atau

penyampaian informasi tertulis dan resmi kepada berbagai pihak yang

berkepentingan stakeholder mengenai aktifitas manajeman satuan

pendidikan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu

berdasarkan rencana dan aturan yang telah ditetapkan sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas tugas dan fungsi di dalam satuan pendidikan

tersebut.

Kegiatan pelaporan sebenarnya merupakan kelanjutan kegiatan

evaluasi dalam bentuk mengkomunikasikan hasil evaluasi secara

resmi kepada berbagai pihak sebagai pertanggung jawaban mengenai

apa-apa yang telah dikerjakan oleh sekolah beserta hasil-hasilnya.

Hanya perlu dicatat disini bahwa sesuai keperluan dan urgensinya

tidak semua hasil evaluasi masuk dalam laporan (pelaporan). Ada

hasil evaluasi tertentu yang pemanfaatanya bersifat internal (untuk

33

Page 44: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

kalangan dalam sekolah sendiri), ada yang untuk kepentingan ekternal

(pihak luar), bahkan masing-masing stakeholder mungkin

memerlukan laporan yang berbeda fokus pada laporan tertentu. Di

samping itu, sebagai dokumen terulis resmi yang menyangkut

pertanggungjawaban serta reputasi lembaga pendidikan, sungguhpun

isinya harus berdasarkan data dan informasi yang benar laporan

memiliki tujuan tertentu sesuai dengan peran institusi yang dikirimi

atau pembacanya.

34

Page 45: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

B. Kerangka Berfikir

Manajeman berbasis sekolah (MBS) atau “School based management

bukanlah sesuatu yang asli Indonesia, meskipun esensi tertentu sebenarnya sudah

berada (eksis) di Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka yang terbukti

dengan adanya berbagai lembaga pendidikan swasta (swadaya masyarakat),

bahkan sebagian besar berbentuk lembaga pendidikan “tradisional” baik yang

berlandasan agama maupun budaya. Diperkenalkannya manajeman berbasis

sekolah (MBS) di Indonesia cukup mendapat respon/tanggapan yang positif,

meskipun disana-sini ada pro kontra baik secara terang-terangan maupun secara

diam-diam. Baik yang antusias menerima, mereka ingin segera memperoleh

kepastian, ingin memperoleh pedoman, petunjuk dan sebagainy, bahkan menuntut

adanya definisi/batasan pengertian yang pasti.

Manajeman berbasis sekolah (MBS) bertujuan untuk meningkatkan semua

kinerja sekolah (efektif, kualitas/mutu, efisien, inovasi, relevansi, dan pemerataan

serta akses pendidikan). Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa mutu pendidikan

nasional kita saat ini sangat memperhatinkan sehingga memerlukan perhatian

yang lebih serius.

Terkait dengan desentralisasi, MBS dikembangkan untuk membangun

sekolah yang efektif. Hanya saja, konsep desentralisasi model MBS mengacu

kepada sekolah mandiri. Depdiknas merumuskan pengertian MBS sebagai model

manajeman yang member otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan partisipasi yang melibatkan warga sekolah. MBS

ditawarkan sebagai salah satu alternative jawaban pemberi otonomi daerah di

bidang pendidikan, mengigat prinsip dan kecenderungan yang mengembalikan

pengelolaan manajeman sekolah kepada pihak-pihak yang dianggap paling

mengetahui kebutuhan riel sekolah.

Untuk menjawab penelitian ini, terutama yang terkait dengan optimalisasi

manajemen berbasis sekolah, maka penelitian ini mengadopsi teori Nurcholis dalam

buku ” Manajemen Berbasis Sekolah, Teori dan Praktek” tentang tujuan optimalisasi

manajemen berbasis sekolah yang dirumuskan sebagai berikut:

35

Page 46: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

yang tersedia untuk memajukan sekolahnya, kedua, sekolah lebih mengetahui

kebutuhannya, ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam

pengambilan keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang

sehat. Dengan demikian sekolah dapat menyusun strategi dan langkah-langkah

dalam meningkatkan mutu sekolah, memperbaiki kelemahan dengan

mengoptimalkan sumberdaya manusia yang tersedia.

Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan

yang lebih besar dalam mengelolah sekolahnya, sehingga sekolah itu lebih

mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan

program-program yang tertentu saja, lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi

yang dimilikinya. Dengan fleksibilitas /keluwesanya, sekolah akan lebih lincah

dalam mengelolah dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal.

Demikian juga dengan partisipasi/pelibatan warga sekolah dan masyarakat secara

langsung dalam penyelenggaraan sekolah, maka rasa memiliki mereka terhadap

sekolah dapat ditingkatkan. Peningkatan rasa tanggung jawab akan meningkatkan

dedikasi warga sekolah dan masyarakat dalam pendidikan. Baik peningkatan

otonomi sekolah, fleksibilitas pengelola sumberdaya sekolah maupun partisipasi

warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah tersebut

kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan

pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

36

Page 47: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

GAMBAR KERANGKA FIKIR

kondisi Awal

Kekurangan

§ Kurangnya partisipasimasyarakat

§ Rendahnya kompetensi kepalasekolah

§ kurangnya pengelolaanpendidikan dalam peningkatanmutu sekolah

§ Rendahnya profesionalismeguru

§ Kurangnya pemahamanterhadap konsep danpelaksanaan MBS

Belum optimalnya pelaksanaanManajemen Berbasis Sekolah

(MBS)

Strategi

§ Pelatihan pelaksanaan MBS§ Melibatkan masyarakat melalui

komite sekolah§ Studi banding ke sekolah lain§ Meningkatkan akuntabilitas

kepada warga sekolah

Hasil

Penerapan MBS yang efektif atauoptimal

I

N

P

U

P

R

O

S

O

U

T

P

U

F

E

E

D

B

37

Page 48: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yapenda Jakarta utara mulai bulan

Mei 2010 mengenai Optimalisasi Pelaksanaan Manajeman Berbasis Sekolah

di SMA Yapenda Jakarta utara.

B. Pendekatan dan Metode

Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk metode

survei. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan

(Field research) dimana penulis mengumpulkan dan menganalisa data-data

yang berkaitan dengan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru,

sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat di buktikan relevansinya

C. Populasi dan Sample

a. Populasi

Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah

38 orang guru

b. Sampel

Sampel penelitian ini berjumlah 25 orang guru, hal ini disebabkan

kesibukan dan ketidaksediaan sebagian guru untuk menjadi sampel dalam

peneliatian.

38

Page 49: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi ini penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi; observasi yang dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah,

sarana dan prasarana serta data yang mendukung lainnya di SMA Yapenda

Jakarta utara.

2. Angket; yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan

disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang

digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk

pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban

yang telah tersedia. Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang

pendapat atau pandangan responden terhadap optimalisasi menajemen

berbasis sekolah

3. Wawancara; yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan Tanya

jawab antar peneliti dengan Kepala sekolah, Kepala Tata Usaha, dan

Komite Sekolah di SMA Yapenda yang berkaitan dengan masalah yang

dibahas dan diteliti.

E. Teknik pengolahan data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data

tersebut dapat dipahami bukan saja orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh

orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.

Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui pelaksanaan Manajeman

berbasis sekolahdi SMA yapenda, maka data yang penulis peroleh dari angket

yang disebarkan, diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut

39

Page 50: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

1. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah

editing yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan

penulisannya, dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

kelengkapan dan kebenarang pengisian dan kejelasan penulisannya.

2. Coding,

Memberikan code pada hasil angket yang telah disebarkan kepada

responden

3. Tabulating

Tabulating ini bertujuan mendapatkan frekuensi dalam tahap item

yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu table yang mempunyai

kolom pada setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden

yang satu dengan yang lain.

4. Presentase

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat

keberhasilan yang diperoleh Optimalisasi pelaksanaan manajeman berbasis

sekolah di SMA Yapenda. Angka presentase ini diperoleh dengan cara

frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus

statistik presentase sebagai berikut:

P = x 100

N

Keterangan:

P = Presentase

= Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah data responden

40

Page 51: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Kriteria Alternatif Jawaban

No Alternatif Jawaban Skor

1. Selalu 4

2. Sering 3

3. Kadang-Kadang 2

4. Tidak Pernah 1

Data Setiap quesioner disediakan alternatif jawaban dari setiap

pertanyaan diantaranya adalah :

SL : Selalu

S : Sering

KD : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

Dari data hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas

selanjutnya adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi masing-masing aspek yang diteliti, berdasarkan

jawaban responden. Untuk menentukan persentase, maka digunakan

perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus.

%100xNHNSP =

Dapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu table yang

didalam langsung dibuat frekuensi dan prosentase

41

Page 52: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang

bertujuan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan Manajeman berbasis

sekolah di SMA Yapenda. Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

memiliki empat pilihan alternatif jawaban yaitu selalu (SB), sering (B),

kadang-kadang (KB) dan tidak pernah (SKB).

Responden hanya memilih satu dari empat alternatif jawaban tersebut

sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket yang digunakan

terdiri dari 27 butir soal yang disebarkan kepada 25 orang guru.

No VARIABEL KOMPONEN INDIKATOR

1. Optimalisasi

Pelaksanaan

Manajeman

Berbasis

Sekolah (MBS)

1. Pelaksanaan

Kurikulum

Manajeman

Berbasis Sekolah

2. SDM

a. Kepala Sekolah

-Meningkatkan mutu pendidikan melalui

kemandirian dan inisiatif sekolah.

-Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

-Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada

orang tua masyarakat, dan pemerintah tentang

mutu pendidikan

-Mengoptimalkan suberdaya yang tersedia untuk

memajukan sekolah

-Pengambilan keputusan partisipatif

-Meningkatkan profesionalisme tenaga kerja

sekolah

-Meningkatkan kemandirian dan keterbukaan

manajeman sekolah

42

Page 53: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

b. Guru

c. TU

d. Kesiswaan

3. Komite Sekolah

dalam

pelaksanaan

manajeman

berbasis sekolah

-Optimalisasi proses pembelajaran

-Memiliki SDM yang kompeten

-Meningkatkan efektifitas dan efisien pengelolaan

pendidikan

-Meningkatkan prestasi siswa

-Kepemimpinan Kepala Sekolah yang demokratis

-Memiliki harapan prestasi yang tinggi

-Komite Sekolah mengadakan rapat rutin dengan

Kepala Sekolah dan Dewan Guru

-Komite sekolah bersama-sama merumuskan dan

menetapkan visi dan misi sekolah

-Komite sekolah bersama-sama sekolah menyusun

dan menetapkan rencana program sekolah tahunan

termasuk RAPBS

-Komite sekolah membantu kesejahteraan guru

-Komite sekolah bekerjasama dengan sekolah

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

-Komite sekolah memberikan respon terhadap

kurikulum yang ada

-Komite sekolah menghimpun dan menggali

sumber dana dari masyarakat

-Komite sekolah membantu Kepala sekolah dan

guru dalam menevaluasi program diakhir tahun

-Partisipasi dalam bentuk pemikiran

-Partisipasi dalam bentuk Materi/Barang

-Partisipasi dalam bentu uang untuk pembangunan

sarana prasarana

Page 54: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

4. Partisipasi orang

tua dan

masyarakat

dalam

pelaksanaan

MBS

5. Akuntabilitas

dalam

pelaksanaan

MBS

- -Mengadakan audit RAPBS

-Menyusun laporan pertanggung jawaban

pengguna dana

--Menghimpun dan memotivasi bentuk-bentuk

partisipasi masyarakat

44

Page 55: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMA Yapenda Jakarta Utara

SMA Yapenda didirikan pada tahun 1979 bertempat Jl. Sulawesi

Tj. Priuk Jakarta Utara. Pertama kali dibuka pada sekolah malam,

mayoritas yang sekolah orang-orang yang sudah bekerja. Pada tahun

pelajaran 1980-1981 dipindahkan ke jalan gotong royong lima No 10 Kel

Kebun Bawang Tj Priuk Jakarta utara. Kemudian dipindahkan pagi hari

dibuka secara umum, dengan jumlah siswa 85 siswa 2 kelas. Dengan 2

jurusan IPA dan IPS. Pada tahun 1983 izin oprasional dengan No Kep.

369/I/1.AI/A80-81. Pada tahun 1982-1983 ujian dilaksanakan dan

bergabung dengan SMA Negeri 40 Jakarta utara dengan status Diakui.

Dengan tingkat kelulusan 96%. Pada tahun 1983-1984 yang mendaftar

hingga lima kelas dengan status sekolah Diakui, dengan tingkat kelulusan

100%. Pada tahun 1985-1986 hasil akriditasi Disamakan dengan jumlah

siswa 7 kelas dengan ujian 100%. Kemudian pada tahun 1986-1987 jalan

gotong royong diganti jalan Swasembada timur V No 10 Kel Kebun

Bawang Tanjung Priuk Jakarta utara. Pada tahun 1986-2005 dengan

jumlah penerimaan 6 kelas dan tiap tahunnya 4-7 yang diterima di

perguruan negeri. Pada tahun 2005-2006 status Akreditasi”A” dengan nilai

(96,33), pada tahun 2006 hingga sekarang sekolah sudah menggunakan

45

Page 56: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

sistem pembelajaran SKS. Pada tahun 2007-2008 status sekolah meningkat

Akreditasi ”A” (97,28) dengan jumlah guru 47, kemudian pada tahun

2008-2009 dengan jumlah siswa 481 dengan jumlah guru 47, guru tetap

10, karyawan 13 pada tahun 2009-2010 jumlah siswa 318 jumlah guru 38

karyawan 10. Lokasi sekolah sangat strategis, karena mudah dijangkau

dari segala arah serta berada dipemukiman penduduk. SMA Yapenda

dibawah yayasan memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang cukup

memadai, ruang kelas dilengkapi Proyektor, Air condition (AC), dan

bahkan sudah menggunakan jaringan internet.

SMA Yapenda sebagaimana sekolah lain sebuah lembaga

pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan menerapkan disiplin yang tinggi, didukung oleh tenaga edukatif

yang profesional dan fasilitas yang memadai. SMA Yapenda secara

kontinu melaksanakan inovasi dibidang pendidikan.

2. Visi & Misi

Membangun Kecerdasan Spiritual, Emosional, dan Intelektual

Misi

• Meningkatkan sikap takwa kepada tuhan yang maha esa

• Menumbuh kembangkan sikap toreransi umat beragama

• Membangun sikap mandiri, santun, disiplin, dan bertanggung

jawab.

Tujuan

• Sekolah memiliki pencapaiaan standar isi kurikulum KTSP

berbasis kopetensi (KBK)

• Sekolah meningkatkan profesional guru

• Sekolah mengadakan monitoring & evaluasi terhadap kinerja guru

dan karyawan

• Sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif.

3. Keadaan Sekolah

46

Page 57: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

a. Sarana dan Prasarana

Salah satu hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga

pendidikan adalah dengan tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai yang terdiri dari gedung, ruang belajar, dan fasilitas lain.

Di SMA Yapenda kelengkapannya cukup memadai. Beberapa

ruangan dilengkapi komputer, AC, dan bahkan sudah

menggunakan internet.

Sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah cukup

memadai dan lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Selain sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar juga

diperlukan media pengajaran yang memadai agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Berikut ini media yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar di SMA Yapenda : Papan tulis,

Peta, Media LCD, dan Anatomi Manusia.

b. Keadaan Guru

Tenaga pendidik atau guru dalam suatu lembaga pendidikan

sangat berperan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru di SMA

Yapenda sebagian besar lulusan kependidikan, jadi memang sudah

benar-benar menguasai dalam bidang pendidikan. Kualitas

pengajaran dilengkapi dengan ruang multimedia. Tenaga pengajar di

SMA Yapenda berjumlah 38 guru terdiri dari 17 Perempuan dan 21

Laki-laki.

c. Tenaga Kependidikan

Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dibantu

beberapa karyawan di SMA Yapenda sebanyak 11 orang karyawan

terdiri dari urusan tata usaha, bagian keuangan, perpustakaan, bagian

kebersihan, dan keamanan.

4. Keadaan Siswa SMA Yapenda

47

Page 58: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Siswa adalah salah satu komponen dalam pendidikan yang

sangat penting. Ditinjau dari beberapa aspek, siswa Yapenda cukup

berarti dalam bidang eksakulikuler. Seperti Karate, Pramuka, dan

Marawis.

Siswa SMA Yapenda tahun pelajaran 2010 berjumlah 318 yang

terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Untuk

lebih lengkapnya lihat tabel di bawah ini.

Data Jumlah Siswa SMA Yapenda

Jumlah SiswaKelas Program Studi Rombongan Belajar

L P Jml

Kelas X 2 28 30 58

IPA 1 13 18 31

IPS 2 27 32 59

Kelas XI

BAHASA 1 11 9 20

IPA 2 27 30 57

IPS 2 31 36 67

Kelas XII

BAHASA 1 17 9 26

Total 154 164 318

5. Kegiatan Pembelajaran

SMA Yapenda memiliki waktu belajar dari hari senin sampai

hari jum’at. Kegiatan belajar mengajar menggunakan sistem pergantian

guru setiap mata pelajaran. Sedangkan kegiatan pembelajaran dimulai

pukul 07.00 WIB sampai 14.30 lebih jelasnya lihat lampiran 6.

48

Page 59: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

B. Analisis Data

1. Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini adalah melalui penyebaran angket kepada guru, adapun hasil perolehan

angket yang telah disebarkan kepada guru-guru SMA Yapenda ini diuraikan

dan tabulasikan menjadi distribusi frekuenssi seperti di bawah ini:

Tabel 1Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah.

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 13 52

2 SERING 12 48

3 KADANG-KADANG 0 0

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 1 responden yang menjawab selalu 52%, yang menjawab sering

48%, yang menjawab kadang-kadang 0%, dan yang menjawab tidak pernah 0%.

Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan dalam pelaksanaan MBS sekolah

mampu meningkatkan mutu melalui kemandirian, antara lain sistem pembelajaran

menggunakan sistem kredit semester (SKS), menggunakan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP), dan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

Tabel 2Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikanNO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 8 32

2 SERING 16 64

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 0 0

49

Page 60: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

JUMLAH 25 100

Dari tabel 2 responden yang menjawab sering 64%, yang menjawab

selalu 32%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang menjawab tidak

pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggarakan

pendidikan baik, antara lain tenaga, pikiran, dan undangan apabilah sekolah

mengadakan acara selalu menghadiri.

Tabel 3Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan

pemerintah tentang mutu pendidikan

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 11 44

2 SERING 12 48

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 3 responden yang menjawab sering 48 %, yang menjawab

selalu 44%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang menjawab tidak

pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan tanggungjawab

sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah siap

dipertanggungjawabkan. Tanggungjawab disini adalah memberikan

bimbingan kepada murid yang belum memahami pelajaran disediakan

remedial untuk mengulang pelajaran.

Tabel 4Mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 9 36

2 SERING 14 56

3 KADANG-KADANG 2 8

50

Page 61: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 4 responden yang menjawab sering 56%, yang menjawab

selalu 36%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang menjawab tidak

pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa didalam

penggunakan sumberdaya sering digunakan secara optimal ini terlihat dari

tabel di atas 56% menjawab sering dikarenakan guru wajib menggunakan

fasilitas sekolah di dalam pengajaran.

Tabel 5

Pengambilan keputusan partisipatif

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 10 40

2 SERING 14 56

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 5, responden yang menjawab sering 56 %, yang

menjawab selalu 40%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang

menjawab tidak pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa dalam pengambilan keputusan sering melibatkan warga sekolah

(kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staff tata usaha, guru, dan komite

sekolah), ini terlihat dari tabel di atas 56% menjawab sering.

51

Page 62: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 6Meningkatkan profesionalisme tenaga kerja sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 7 28

2 SERING 15 60

3 KADANG-KADANG 3 12

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 6, responen yang menjawab sering 60%, yang menjawab

selalu 28%, yang menjawab kadang-kadang 12%, dan yang menjawab tidak

pernah 0 %. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan para guru

sering mengikuti seminar tentang pendidikan dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga kerja ini terlihat dari tabel di atas menjawab sering

60% .

Tabel 7Meningkatkan kemandirian dan keterbukaan manajeman sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 7 28

2 SERING 16 64

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 7, responden yang menjawab sering 64 %, selalu 28%,

yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang menjawab tidak pernah 0 %.

Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan sekolah sering di audit oleh

intansi yang terkait ini terlihat dari tabel di atas yang menjawab sering 64%.

52

Page 63: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 8

Optimalisasi proses pembelajaranNO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 8 32

2 SERING 17 68

3 KADANG-KADANG 0 0

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari 8, responden yang menjawab sering 68 %, yang menjawab

selalu 32%, yang menjawab kadang-kadang 0 %, dan yang menjawb tidak

pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan pengawas

sering mendiskusikan metode-metode mengajar kepada guru.

Tabel 9

Memiliki SDM yang kompeten

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 11 44

2 SERING 13 52

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 9, responden yang menjawab selalu 44 %, yang menjawab

sering 52%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang menjawab tidak

pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan dalam

penerimaan SDM (guru, staff tata usaha) sering dilihat dari latar belakang

pendidikan terakhir ini terlihat dari tabel di atas.

53

Page 64: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 10

Meningkatkan efektifitas dan efisien pengelolaan pendidikan

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 7 28

2 SERING 16 64

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 10, responden yang menjawab sering 64 %,yang

menjawab selalu 28%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

pengawas sering memberikan bimbingan dan penilaian dalam penyusunan

satuan pembelajaran (RPP).

Tabel 11Meningkatkan prestasi siswa

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 8 32

2 SERING 15 60

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 11, responden yang menjawab sering 60%, yang

menjawab selalu 32%, yang menjawab kadang-kadang 4%dan yang

menjawab tidak pernah 4%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

guru sering memberikan bimbingan/informasi baru kepada siswa mengenai

mutu pendidikan.

54

Page 65: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 12

Kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 8 32

2 SERING 15 60

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 12, responden yang menjawab sering 60 %, yang

menjawab elalu 32%, yang menjawab kadang-kadang 8 %, dan yang

menjawab tidak pernah 0 %. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa kepala sekolah sering mendengarkan suara minoritas.

Tabel 13

Memiliki harapan prestasi yang tinggi

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 10 40

2 SERING 12 48

3 KADANG-KADANG 3 12

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 25 100

Dari tabel 13, responden yang menjawab sering 48 %, yang

menjawab selalu 40%, yang menjawab kadang-kadang 12 %, dan yang

menjawab tidak pernah 0%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

sekolah sering melakukan pengawasan terhadap siswa agar mampu

mencapai prestasi yang maksimal.

55

Page 66: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 14

Komite sekolah mengadakan rapat secara rutin dengan kepala sekolah dandewan guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 5 20

2 SERING 14 56

3 KADANG-KADANG 5 20

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 14, responden yang menjawab sering56%, yang

menjawab selalu 20%, yang menjawab kadang-kadang 20%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan komite sekolah sering mengadakan rapat dengan kepala sekolah

dan dewan guru.

Tabel 15Komite sekolah bersama-sama sekolah merumuskan dan menetapkan visi

dan misi sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 5 20

2 SERING 15 60

3 KADANG-KADANG 4 16

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 15, responden yang menjawab sering 60 %, yang

menjawab selalu 20%, yang menjawab kadang-kadang 16%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan komite sekolah ikut serta dalam merumuskan dan menetapkan

visi dan misi sekolah.

56

Page 67: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 16

Komite sekolah bersama-sama sekolah menyusun dan menetapkan rencanaprogram sekolah tahunan termasuk RAPBS

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 2 8

3 KADANG-KADANG 5 20

4 TIDAK PERNAH 15 60

25 100

Dari 16, responden yang menjawab tidak pernah 60%, yang

menjawab kadang-kadang 20 %, yang menjawab selalu 12%, dan yang

menjawab sering 8%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa komite sekolah tidak diikut sertakan dalam penyusunan dan

menetapkan RAPBS ini terlihat dari tabel diatas.

Tabel 17

Komite sekolah membantu meningkatkan kesejahteraan guru dan staff

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 2 8

3 KADANG-KADANG 3 12

4 TIDAK PERNAH 17 68

JUMLAH 25 100

Dari tabel 17, responden yang menjawab tidak pernah 68%, selalu

sebanyak 12 %, yang menjawab kadang-kadang 12 %, dan yang menjawab

sering 8%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa komite

sekolah tidak pernah membantu meningkatkan kesejahteraan guru dan staff.

57

Page 68: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 18

Komite sekolah bekerjasama dengan sekolah dalam rangka meningkatkanmutu pendidikan

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 4 16

2 SERING 17 68

3 KADANG-KADANG 3 12

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 18, responden yang menjawab sering 68%,

yangmenjawab selalu 16%, yang menjawab kadang-kadang 12%, dan yang

menjawab tidak pernah 4%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa komite sekolah sering bekerjasama dengan sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

Tabel 19Komite sekolah memberikan respon terhadap kurikulum yang

dikembangkan secara standar nasional maupun lokal

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 2 8

2 SERING 19 76

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 2 8

JUMLAH 25 100

Dari tabel 19, responden yang menjawab sering 76%, yang

menjawab selalu 8%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah 8%. Dari data diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa komite sekolah sering mengorganisasi dan bekerja dengan guru

dalam program revisi kurikulum.

58

Page 69: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 20

Komite sekolah menghimpun dan menggali sumberdana dari masyarakatuntuk meningkatkan kualitas pelayanan sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 18 72

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 2 8

JUMLAH 25 100

Dari tabel 20, responden yang menjawab sering 72 %, yang

menjawab selalu 12%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 8 %. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa komite sekolah sering memberikan bantuan pada guru

untuk meningkatkan pelayanan sekolah.

Tabel 21Komite sekolah membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi

program diakhir tahun

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 4 16

2 SERING 15 60

3 KADANG-KADANG 4 16

4 TIDAK PERNAH 2 8

JUMLAH 25 100

Dari tabel 21, responden yang menjawab sering 60 %, yang

menjawab selalu 16%, yang menjawab kadang-kadang 16%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 8 %. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa komite sekolah sering membantu kepala sekolah dan

guru dalam mengevaluasi program akhir tahun.

59

Page 70: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Tabel 22

Partisipasi dalam bentuk pemikiran seperti dalam bentuk usulan, saran,kritik, baik melalui media masa, elektronik ataupun langsung kepada

sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 19 76

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 2 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 22, responden yang menjawab sering 76%, yang

menjawab selalu 12%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa partisipasi orang tua dan masyarakat sering diberikan

didalam saran dan masukan tentang pembelajaran siswa.

Tabel 23Partisipasi dalam bentuk fisik (material/barang) untuk pembangunan sarana

dan fasilitas belajar mengajar di sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 4 16

2 SERING 18 72

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 23, responden yang menjawab sering 72 %, yang

menjawab selalu 16%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa partisipasi orang tua dalam pembangunan sarana dan

fasilita belajar mengajar sering diberikan pada waktu daftar ulang

60

Page 71: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

.Tabel 24

Partisipasi dalam bentuk uang untuk pembangunan sarana dan fasilitasbelajar mengajar di sekolah serta proses pembelajaran

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 20 80

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 24, responden yang menjawab sering 80%, yang

menjawab selalu 12%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan partisipasi orang

tua sering diberikan dalam bentuk uang untuk membangun sarana dan

prasarana.

Tabel 25Pertanggungjawaban program oleh sekolah kepada warga sekolah dan

masyarakat

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 6 24

2 SERING 17 68

3 KADANG-KADANG 1 4

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 25, responden yang menjawab sering 68 %, yang

menjawab selalu 24%, yang menjawab kadang-kadang 4%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data di atas penulis mengambil

61

Page 72: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

kesimpulan bahwa pertanggungjawaban program oleh sekolah kepada

warga sekolah sering diinformasikan.

Tabel 26Pertanggungjawaban keuangan sekolah kepada warga sekolah dan

masyarakat

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 5 20

2 SERING 16 64

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 2 8

JUMLAH 25 100

Dari tabel 26, responden yang menjawab sering 64 %, yang

menjawab selalu 20%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 8%. Dari data di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa pertanggungjawaban keuangan sekolah sering diaudit

oleh intansi terkait seperti Badan Pemeriksa Keuangan Negara.

Tabel 27Kepuasan warga sekolah/masyarakat/BP terhadap pertanggungjawaban

sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 12

2 SERING 19 76

3 KADANG-KADANG 2 8

4 TIDAK PERNAH 1 4

JUMLAH 25 100

Dari tabel 27, responden yang menjawab sering 76 %, yang

menjawab selalu 12%, yang menjawab kadang-kadang 8%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 4%. Dari data di atas penulis mengambil

62

Page 73: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

kesimpulan bahwa warga sekolah sering puas terhadap layanan yang

diberikan.

C. Interprestasi Data

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif, maka penulis

memberikan interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi

berikut:

1. Sangat Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 85-100%.

2. Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-84%.

3. Cukup; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55-69%.

4. Perlu Perbaikan; jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 54%.

5. Dari hasil penyebaran angket dengan 25 responden diperoleh data

mengenai Optimalisasi Pelaksanaan Manajeman Berbasis Sekolah di SMA

Yapenda. yang terdiri dari lima sub variabel, yaitu: Kurikulum

pelaksanaan MBS, Implikasi pelaksanaan MBS, Komite sekolah dalam

pelaksanaan MBS, Partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan

Akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS.

6.

Tabel 28

Perhitungan Nilai Rata-Rata

DimensiPenelitian

Skor Nilai Harapan(NH)

Nilai Skor (NS) (NS) KategoriNilai

ManajemenKurikulum

578 7 x 4 = 28 578/27 = 21,40 76,42% Baik

ManajemenKetenagaan

491 6 x 4 = 28 491/27 = 18,18 75,75% Baik

Komite SekolahDalam MBS

519 8x 4 = 24 519/27 = 19,22 60% Cukup

PartisipasiMasyarakat 222 3 x 4 = 12 222/27 = 8,22 68,51%

Cukup

AkuntabilitasdalamPelaksanaan MBS

228 3x 4 = 12 228/27 = 8,44 70,37%Baik

63

Page 74: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Rata-RataOptimalisasipelaksanaanManajemanBerbasis Sekolahdi SMA Yapenda

70,21%5

%37,,7051,68%60%75,7576,42%=

++++

Baik

Ket : NH = jumlah item pertanyaan x NS tertinggi

Berdasarkan analisis data yang penulis sajikan dalam bentuk tabel-tabel

distribusi frekuensi di atas bahwa Pelaksanaan MBS yang ada di SMA

Yapenda berjalan baik, Implikasi pelaksanaan MBS di dalam optimalisasi

proses pembelajaran berjalan sesuai aturan yang ada, usaha komite sekolah

dalam pelaksanaan MBS kurang optimal dalam meningkatkan sumberdaya

manusia, partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pelaksananaan MBS

sangat mendukung, dan akuntabilitas terhadap warga sekolah dapat

dipertanggung jawabkan.

Dengan pengertian diatas, maka sekolah memiliki kemandirian lebih

besar dalam mengelolah sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu,

menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan

mutu, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki

fleksibilitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan memiliki partisipasi yang

lebih besar dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.

Sekolah yang mandiri atau berdaya memiliki cirri-ciri sebagai berikut : tingkat

kemandirian tinggi, memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, gigih,

berani mengambil resiko, dan sebagainya). Bertanggung jawab terhadap

kinerja sekolah antara lain : memiliki Kontrol yang kuat terhadap input

manajeman dan sumberdayanya.

Dalam kerangka manajeman berbasis sekolah, MBS tampil sebagai

paradigma baru pengembangan pendidikan yang berorentasi pada kebutuhan

masyarakat sekitarnya. Dengan tekanan pada peningkatan mutu terpadu / total

64

Page 75: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

quality manajeman, MBS merupakan kebijakan sangat strategis dalam

implementasi pendidikan yang diprakasai oleh setiap sekolah, serta

ditindaklanjuti oleh setiap tingkatan manajeman di atasnya sampai tingkat

pusat.

Mengingat Manajeman berbasis sekolah merupakan paradigma

pendidikan baru, diperlukan berbagai sumber yang dapat membantu para

pelaksana pendidikan (kepala sekolah dan guru) dilapangan. MBS memberikan

peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi

dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan kurikulum, pembelajaran,

manajerial dan lainya sebagainya yang tumbuh dan dari aktivitas, kreativitas,

dan professionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam dewan

sekolah di bawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah untuk lebih

terbuka, demokratis, dan tanggung jawab.

MBS yang ditawarkan sebagai bentuk operasional desentralisasi

pendidikan, akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang

berjalan selama ini. Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai

sumber terutama para pelaksana di lapangan. Hal ini penting agar inovasi yang

ditawarkan tidak sebatas konsep, tetapi benar-benar dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien.

Usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan melalui

pelaksanaan manajeman berbasis sekolah di SMA Yapenda, sekolah sebagai

lembaga pengajaran harus memperhatikan apa yang menjadi pandangan

masyarakat tentang mutu pendidikan, maka dengan di laksanakan MBS sudah

terasa ada perubahan peningkatan mutu pendidikan, mulai dari proses belajar

mengajar, kemampuan dalam mengembangkan program, meningkatkan

disiplin, meningkatkan kinerja, sampai supervisi dan monitoring secara terus

menerus.

65

Page 76: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA

Yapenda Jakarta utara dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka

kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Kontribusi Pelaksanaan MBS dalam kemandirian, keterbukaan

manajeman sekolah, dan profesional sumberdaya manusia dalam

mengelola sekolah baik. Hal ini berdasarkan skor yang didapat yaitu

76.42%, artinya pelaksanaan telah berjalan baik dan mempunyai

kontribusi positif dalam kemandirian, keterbukaan manajeman

sekolah, dan profesional sumberdaya manusia dalam mengelola

sekolah.

2. Implikasi pelaksanaan MBS dalam pengambilan keputusan berada

dalam kategori baik, hal ini berdasarkan skor yang didapat yaitu

75.75%. artinya pelaksanaan MBS mempunyai implikasi dan

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

3. Usaha komite sekolah dalam Pelaksanaan MBS berada dalam kategori

cukup, berdasarkan hasil skor yaitu 60%. artinya usaha komite sekolah

belum optimal dalam pelaksanaan MBS.

66

Page 77: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

4. Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pelaksanaan MBS berada

dalam kategori cukup baik, berdasarkan hasil skor yang didapat yaitu

68,51%. artinya orang tua dan masyarakat telah berpartisipasi dengan

cukup baik dan mendukung pelaksanaan MBS.

5. Akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS berada dalam kategori baik,

hal ini berdasalkan skor yang dihaslkan yaitu 70.37%. artinya

akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS terhadap stekholder mampu

dipertanggung jawabkan kepada warga sekolah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan saran

kepada:

1. Orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan prestasi anak didik

hendaknya berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan juga supervisor

hendaknya lebih difungsikan dengan baik.

3. Staff Tata Usaha agar sarana prasarana yang telah ada, hendaknya

dipergunakan dengan baik dan dijaga dengan sebaik-baiknya.

4. Para guru harus selalu instropeksi diri dan terus berusaha

meningkatkan profesionalisme dengan berbagai ilmu pengetahuan,

baik yang bersifat teoritis maupun praktis, agar tugas yang dijalankan

lebih efektif dan efisien, sehingga prestasi belajar anak didik yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik dan sesuai target.

67

Page 78: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

DAFTAR PUSTAKA

Boedjo Sudanto,Dr, M.Pd, Manajeman Pendidikan Berbasis Sekolah, Model PengelolaanSekolah era Otonomi Daerah,2005

Departemant Pendidikan Nasional, Manajemen Berbasis Sekolah, 2007

E. Mulyasa, Dr, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, Implementasi, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003

Husaini Usman, Prof, M.Pd, M.T, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara

Nurkolis, Drs, M.M, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Gramedia Widia SaranaIndonesia, 2003

Nanang Fatah & Mochammad Ali, Manajeman Berbasis Sekolah, Universitas Terbuka,2007

Nanang Fattah,Dr, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Dari Unit Birokrasi Ke LembagaAkademik, Bumi Aksara 2008

PusDiklat, Pegawai Depdiknas, Manajemen Sekolah, 2005

Peter Salim & Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: ModernEnglis Press, 1999

Veithzal Rivai,Dr, & Sylviana Murni,Dr, Education Management, Analisis, Teori, danPraktek, Jakarta: Rajawali

Sudijiono Anas, Prof, Drs, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press

Thomas. F. Edgar & David Himmelbau, Optimizatio Of Chimical Process, Departemenof Chemical Enginnering of Texas at Autin

Undang-undang dan Peraturan RI, Tentang Pendidikan, Dirjen Pendidikan Islam 2006

Umaedi, Hadiyanto, dan Siswantari, Manajemen Berbasis Sekolah, Universitas Terbuka,2008

Page 79: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 1

d. Sarana dan Prasarana

Tabel. 1

KondisiNo Jenis Ruang Jumlah

Baik Rusak

1 Kepala Sekolah 1

2 Rapat 1

3 Tata Usaha 1

4 Guru 1

5 OSIS / UKS 1

6 BK / BP 1

7 Koperasi 1

8 Kelas 11

1. Peralatan 19 Laboratorium IPA

2. Praktikum 1

10 Laboratorium Komputer 1

11 Laboratorium Bahasa 1

12 Perpustakaan 1

13 Ketrampilan -

14 Kesenian -

15 Lapangan Olah Raga 1

16 Ibadah / AULA 1

Page 80: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

17 Kantin 1

18 Eksul Pramuka 1

19 Toilet / WC / Tempat Wudhu 5

20 Gudang 1

21 Rumah Penjaga Sekolah 1

22 Pos Satpam 1

23 Tempat Parkir 1

Jumlah Ruang 57

Sumber: Tata Usaha SMA Yapenda

Page 81: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 2

e. personil Sekolah Dilihat dari Tingkat Pendidikan

Tabel. 2

Guru Tata UsahaIjazah

TertinggiKasek

PNS NON PNS PNS NON PNSJumlah

S3 / S2 1 1 2

S1 34 1 35

D3 2 3 5

SLTA 4 4

SLTP 3 3

Jumlah 1 1 38 11 49

Sumber: Tata Usaha SMA Yapenda

Page 82: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 3

f. Data Tenaga Kependidikan

Tabel. 3

No Jabatan PNS Honorer Jumlah

1 Kepala Tata Usaha 1 1

2 Bendahara 3 3

3 Karyawan 2 2

4 Satpam 1 1

5 Kebersihan 2 2

6 Pustakawan 2 2

Jumlah 11

Sumber: Tata Usaha SMA Yapenda

Page 83: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 4

g. Kegiatan Extra Kulikuler

Tabel. 4

No Jenis Ekstra Kurikuler Keterangan

1 Pramuka Ada

2 Paskibra Ada

3 Palang Merah Remaja (PMR) Ada

4 Karya Ilmiyah Remaja (KIR) Ada

5 Kesenian / Marawis Ada

6 English Club Ada

7 Rohis Ada

6. Gambaran Umum Responden

Responden guru dalam penelitian ini berjumlah 25 guru dari 38 guru

secara keseluruhan yang mengajar dan yang berkaryawan pada tahun 2009-2010.

Jumlah tersebut didapat oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Mereka

merupakan para guru dan karyawan yang sampai saat ini masih aktif mengajar.

Page 84: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 5

Tabel. 5

Data Guru SMA Yapenda Jakarta utara

STATUS Pendidikan MataNo Nama Guru/Karyawan L/P

T TT Ijazah Pelajaran

1 Drs.M Bakri Siknun, MM L LPMI BP/BK

2 Drs. Muchromin Fadli L IKIP JKT Akutansi

3 Dra. Etty Jumaeti P IKIP JKT Sosiologi

4 Drs. Ode Suat Kab L UMJ JKT Sejarah

5 Dra. Suharmi . p IKIP Jogja Sejarah

6 Dra. Seni Asiati P IKIP Muhamadiyah B. Indonesia

7 Dra. Sri Rahayu P IKIP JKT Biologi

8 Dra. Sri Utami Mugiwati P IKIP Muhamadiyah B. Indonesia

9 Drs. Bayu Leksono Hariadi L IKIP JKT Kimia

10 Nita Yuwasiati, S.Pd P IKIP Menado Matematika

11 Dra. Rahima P IKIP Bandung Bhs. Arab

12 Drs. H. M Qosim Matdoan L IAIN JKT Agama Islam

13 Ir. Uloh L UPI “YAI” Komputer

14 Dra. Ruta Sugian P IKIP Bandung PPKN

15 Julianty Supandi, S.Pd P IKIP Manado Fisika

16 Drs. Rachimin L IAIN JKT Matematika

17 Sri Suhartati, SE P Univ Trisakti Ekonomi

18 Dra. Lulus Purwandari P Univ Taman Siswa BP/BK

19 Ir. Sudarman L STMIK Komputer

20 Muslim L Universitas JKT Geografi

21 Said Wahyu Falery, SE L Universitas Solo Komputer

22 Herlinda, SE P UNJ Ekonomi/ Akuntansi

Page 85: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

23 Eko Sri Sulistyowati, S.Pd P Universitas Veteran Matematika

24 Wahyu Dawam, S.Pd L STKIP Kusuma Negara Bahasa Inggris

25 Rahimudin, S.Pd L IKIP Ujung pandang Kimia

26 Drs. Ismail Ohoiulun L UHAMKA Sejarah/BP

27 Kardinata, SS L IAIN JKT Bahasa Arab

28 Defrizal, S.Sn L STSI Surakarta Kesenian

29 Yernelly, S.Pd P IKIP Bandung Kimia

30 Dwi Nurul Iman L Salahudin Al-Ayubi Agama Islam

31 Lisa Sufiani, S.Pd P IKIP Muhamadiyah Fisika

32 Casdulo L - IKIP JKT Penjasker

33 Sutarto, S.Kom L - BSI Jakarta TIK

34 Edy Sucipto, S.Pd L - Un. Indraprasta Bhs. Inggris

35 Huria Ahyani Fitri, SS P - Univ. Indonesia Bahasa Jepang

36 Anshari Hasan L - IKIP Muhamadiyah Fisika

37 Sholihati Utami, SS P - STBA LIA Bahasa Inggris

38 Ratna Dewi, S.Pd. P - UHAMKA Bahasa Indonesia

Sumber: Tata Usaha SMA Yapenda

Page 86: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru

Lampiran 6

Tabel. 6

Jam Pergantian Pelajaran SMA Yapenda

No Jam Ke Waktu

1 07.00-07.35

2 07.35-08.10

3 08.10-08.45

4 08.45-09.20

Istirahat 09.20-10.05

5 10.05-11.40

6 11.40-12.15

7 12.15-12.55

Istirahat 12.55-13.20

8 13.20-13.55

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11 9 13.55-14.30

Page 87: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 88: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 89: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru
Page 90: OPTIMALISASI PELAKSANAAN MANAJEMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk guru