Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN
BAHAN BAKU GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
SKRIPSI
MEGAWATI
H111 12 286
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN
BAHAN BAKU GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY
S K R I P S I
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada Departemen Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Makassar
MEGAWATI
H111 12 286
PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEOTENTIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sungguh-sungguh
bahwa skripsi yang saya buat dengan judul:
OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN
BAHAN BAKU GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
adalah benar karya saya sendiri, bukan hasil plagiat dan belum pernah
dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Makassar, 27 Februari 2018
MEGAWATI
NIM: H111 12 286
iv
OPTIMASI SISTEM PERSEDIAN
BAHAN BAKU GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
Disetujui oleh:
Pada Tanggal: 27 Februari 2018
Pembimbing Utama
Pembimbing Pertama
Prof. Dr. Hj. Aidawayati Rangkuti, M.S.
NIP. 19641231 199003 2 007
Dr. Hendra, S.Si, M.Kom.
NIP. 19700807 200003 1 002
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Megawati
NIM : H111 12 286
Program Studi : Matematika
Judul Skripsi : Optimasi Sistem Persediaan Bahan Baku Gula Pasir dengan
menggunakan Metode Economic Order Quantity
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Program Studi Matematika Departemen Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.
Dewan Penguji
1. Ketua : Prof. Dr. Amir Kamal Amir, M.Sc ( )
2. Sekretaris : Dr. Eng. Armin Lawi, S.Si, M.Eng ( )
3. Anggota : Jusmawati M. S.Si, M.Si ( )
4. Anggota : Prof.Dr. Hj. Aidawayati Rangkuti, M.S. ( )
5. Anggota : Dr. Hendra, S.Si, M. Kom ( )
Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 27 Februari 2018
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Tiada untaian kata yang lebih tinggi penulis haturkan selain
segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, Yang Maha Benar dan Maha Mulia atas
segala ilmuNya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Shallallahu ’Alaihi Wasallam yang telah memberikan cahaya kebenaran dan
petunjuk sehingga ummat manusia terbebas dari zaman jahiliyah.
Rasa syukur penulis yang sangat mendalam kepada Allah Yang Maha Kuasa
dengan segala kehendakNya dan Maha Indah atas segala rencana serta
ketetapannya sehingga dari proses yang panjang dan berbagai kendala yang
menghambat, sebagian kecil dari ilmu Allah, penulis rangkai sebagai skripsi dan
akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan tugas
akhir akademis untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, dengan
judul Optimasi Sistem Persediaan Bahan Baku Gula Pasir dengan
menggunakan Metode Economic Order Quantity.
Terkhusus penulis persembahkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Ayah dan Ibu tercinta, Aminsyah dan Satnawati atas segala kasih sayang,
pengorbanan dan doanya dalam membesarkan dan mendidik penulis hingga pada
saat ini. Serta kaka dan adik-adikku, Indrawati, Ahdan Amin dan Salwa atas
segala doa dan dorongan semangatnya.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tak lepas dari peranan dan dorongan
orang-orang disekitar penulis. Karena itu, patutlah kiranya penulis mengucapkan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Prof. Hj. Aidawayati Rangkuti, M.S selaku dosen pembimbing utama,
beliau dengan penuh kesabaran dan kebaikan hatinya senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan. Dan Bapak Dr. Hendra, S.Si, M.Kom. selaku
pembimbing pertama yang telah meluangkan waktunya yang juga
vii
mengajarkan, mengarahkan, dan memberi koreksi kepada penulis. Kepada
pembimbing, rasa hormat penulis yang setinggi-tingginya.
2. Bapak Prof. Dr. Amir Kamal Amir, M.Sc. selaku ketua Tim Penguji, bapak
Dr. Eng. Armin Lawi, M. Eng selaku sekretaris Tim Penguji dan ibu
Jusmawati M. S.Si, M.Si Drs selaku anggota Tim Penguji, yang telah
memberikan koreksi dan saran.
3. Teristimewa kepada Bribda Furqaan. Terimakasih telah membantu
mewujudkan mimpi melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin.
4. Saudara dan Saudari sekaligus teman hidup Sri Indrayani, S.Si, Andi
Hisrawahyuni, S.Hut, Hasriana Tamrin S.Si, Akmal Yunus, S.Si, Nazli
Suhayati Muhadu, Wismasari, S.Si, Athirah Nadhilah, S.Si, Ibnu
Winardy Khaerul, Nikma, S.Si, M. Si serta para grup pejuang skripsi
angkatan 2012 yang saya sayangi Mustika Azimah, Juliandi Wijaya,
Marwan Musa, Muh. Said Mashur, Wahyudi Usman dan Muh. Ichsan.
Terima kasih telah menemani dan mewarnai hari-hari penulis dimana kalian
kerap penulis repotkan tak terkecuali terkait dengan penyelesaian penyusunan
skripsi ini.
5. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah
berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangant jauh dari predikat sempurna,
sehingga kritik dan saran yang membangun akan penulis sambut dengan senang
hati. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, menjadi referensi bagi
keperluan akademis, dan menjadi sumber informasi bagi semua pembaca.
Makassar, 27 Februari 2018
P e n u l i s
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Hasanuddin, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Megawati
NIM : H 111 12 286
Program Studi : Matematika
Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Hasanuddin Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exklusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN
BAHAN BAKU GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Terkait dengan hal di atas, maka pihak
universitas berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Makassar pada tanggal 27 Februari 2018.
Yang menyatakan,
( Megawati )
ix
ABSTRAK
Masalah Optimasi sistem persediaan bahan baku adalah salah satu masalah yang
sering dihadapi oleh perusahaan manufaktur. Dalam skripsi ini dilakukan penelitian
dengan menggunakan data persediaan bahan baku produksi gula pasir tahun 2011-
2015. Tujuan penulisan skripsi adalah untuk membandingkan kebijakan yang
digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan model persediaan bahan baku
produksi gula pasir yang telah diterapkan sebelumnya dengan model persediaan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Dari hasil perhitungan dan
analisis, menunjukkan bahwa terjadi penghematan pada total biaya persediaan
bahan baku produksi gula pasir dibandingkan dengan kebijakan yang diterapkan
oleh perusahaan.
Kata Kunci: Optimasi, persediaan, Model EOQ
x
ABSTRACT
The problem Optimization of raw material inventory system is one of the problems
often faced by manufacturing companies. In this study conducted research by using
raw material inventory data of sugar production year 2011-2015. The aim of this
study was to compare the policy that company usedwith controlling model of raw
material inventory of sugar production that has been applied before with inventory
control model using Economic Order Quantity (EOQ) method. The results of
calculations and analysis show that, there is a savings on the total cost of raw
material inventory of sugar production compared to policies implemented by the
company.
Keywords: Optimization, inventory, EOQ Model
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEOTENTIKAN ........................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................ ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
I.2 Rumusan masalah ........................................................................... 2
I.3 Batasan masalah ............................................................................. 3
I.4 Tujuan penulisan ............................................................................. 3
I.5 Manfaat penulisan ........................................................................... 3
I.6 Sistematika penulisan ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
II.1 Optimasi ....................................................................................... 5
II.2 Persediaan ..................................................................................... 5
II.3 Komponen Biaya Persediaan (Inventory) ..................................... 6
II.3.1 Biaya Pengadaan .................................................................. 6
II.3.2 Biaya Pembuatan .................................................................. 7
II.3.3 Biaya Penyimpanan .............................................................. 8
II.3.4 Biaya Kekurangan ............................................................... 9
II.4 Model Persediaan .......................................................................... 11
II.5 Model Economic Order Quantity .................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 15
xii
III.1 Sumber Data.................................................................................. 15
III.2 Variabel yang digunakan .............................................................. 15
III.3 Metode Analisi Data .................................................................... 15
III.4 Alur Kerja ..................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 17
IV.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 17
IV.2 Analisis Pengolahan Data ............................................................ 18
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 25
V.1 Kesimpulan .................................................................................... 25
V.2 Saran............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
LAMPIRAN ....................................................................................................... 27
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik biaya pemesanan
Gambar 2.2 Grafik biaya penyimpanan
Gambar 2.3 Pesanan per periode waktu
Gambar 2.4 Hubungan antara tingkat persediaan dan total biaya
Gambar 2.5 Variasi Komponen Biaya
Gambar 2.6 Model Persediaan Barang
Gambar 2.7 Model Pemesanan Barang
Gambar 2.8 Model Pemesanan Barang ketika terjadi kerugian
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Persediaan bahan baku produksi gula pasir
periode tahun 2011-2015
Tabel 4.2 Total Biaya persediaan bahan baku produksi gula
pasir periode 2011-2015
table 4.3 Tabulasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba. Dalam
proses pencapaian tujuan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu
faktor itu ialah kelancaran produksi. Pencapaian tujuan perusahaan akan
menghadapi kendala tertentu sehingga perusahaan harus memiliki manajemen yang
baik. Pada dasarnya manajemen yang baik memiliki fungsi yang sangat penting
dalam perusahaan guna melakukan pemilihan keputusan serta sebagai kontrol
dalam kegiatan perusahaan supaya berjalan secara efektif dan perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal. Salah satu cara agar perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal adalah menerapkan suatu kebijakan manajemen
dengan memperhitungkan persediaan yang optimal. Dengan persediaan yang
optimal perusahaan mampu menentukan seberapa besar persediaan bahan baku
yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan pemborosan biaya karena mampu
menyeimbangkan kebutuhan bahan baku yang tidak terlalu banyak maupun
persediaan yang tidak terlalu sedikit. Persediaan optimal mampu mengefisiensikan
biaya pengeluaran perusahaan seperti pemesanan dan biaya penyimpanan bahan
baku. Sehingga kebijakan manajemen tentang persediaan akan membantu
perusahaan (Fajrin, 2015).
Sekarang ini masih banyak perusahaan melakukan persediaan tanpa
memperhitungkan perencanaan sehingga dapat mempengaruhi biaya operasional.
Hal tersebut akan berpengaruh terhadap total biaya yang dikeluarkan untuk
mengadakan persediaan. Akibat dari persediaan yang belum berjalan secara optimal
adalah terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika persediaan kelebihan
(persediaan terlalu besar), maka akan mengakibatkan biaya penyimpanan
persediaan bahan baku akan menjadi tinggi, tertahannya modal, dan berkurangnya
dana untuk investasi dalam bidang lain. Jika persediaan kekurangan (persediaan
terlalu kecil), maka akan mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan untuk
proses produksi, sehingga proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar, dan
frekuensi pembelian bahan baku menjadi tinggi (Sutjiadi, 2014).
2
Untuk meminimumkan biaya persediaan dapat digunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang
paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Metode EOQ
berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan
mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ dalam suatu perusahaan akan
mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses
dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh
perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku didalam perusahaan
yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan
akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk
ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang
dapat timbul karena persediaan yang ada digudang. Metode EOQ merupakan salah
satu pilihan sebagai perbandingan antar kebijakan yang telah dilaksanakan.
Sehingga perusahaan dapat memilih kebijakan mana yang lebih efisien dalam hal
pengeluaran biaya persediaan atau total biaya persediaan (Karuniawan, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka pada skripsi ini akan dibahas dengan judul:
Optimasi Sistem Persediaan Bahan Baku Gula Pasir dengan menggunakan
Metode Economic Order Quantity
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa jumlah per pesanan persediaan bahan baku gula pasir (tebu) dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)?
2. Berapa total biaya persediaan bahan baku gula pasir (tebu) yang optimal
dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)?
I.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
3
a. Bahan baku produk dengan jumlah terbesar dalam komposisi dan
menyerap biaya yang besar, yang secara signifikan sangat berpengaruh
dalam sistem persediaan bahan baku perusahaan, dalam hal ini bahan
baku yang diteliti adalah tebu.
b. Data yang diambil dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
c. Metode yang digunakan adalah model persediaan yang telah diterapkan
oleh perusahaan dan metode Economic Order Quantity (EOQ).
I.4 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Menganalisis total biaya persediaan bahan baku gula pasir (tebu) yang
optimal.
2. Solusi optimal dari perencanaan persediaan bahan baku gula pasir (tebu)
dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat
digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh total biaya persediaan
bahan baku yang minimal.
I.5 Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan
sumber dana dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang ekonomis
dengan total biaya persediaan bahan baku yang efisien.
2. Sebagai bahan kajian untuk mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian.
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
4
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan maslah,
batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas mengenai optimasi, persediaan, komponen biaya
persediaan, model persediaan dan model Economic Order Quantity.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai sumber data, variable yang digunakan,
metode analisis data serta alur kerja.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai pengumpulan data, analisis pengolahan
data menggunakan model Economic Order Quantity.
BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan yang telah
dilakukan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Optimasi
Optimasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik. Jadi
optimasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan
yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan.
II.2 Persediaan
Persediaan dalam konteks produksi dapat diartikan sebagai sumber daya
menganggur atau idle resource. Sumber daya menganggur ini belum digunakan
karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur; kegiatan
pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi; ataupun kegiatan konsumsi
seperti pada sistem rumah tangga.
Keberadaan persediaan atau sumber daya menganggur dalam suatu sistem
mempunyai tujuan tertentu. Alasan utamanya karena sumber daya tertentu tidak
bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan, sehingga untuk
menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yang siap
digunakan ketika dibutuhkan (Ramadhan, 2014).
Menurut Rangkuti (2013) persediaan adalah sumberdaya yang menganggur
untuk menunggu proses lebih lanjut, seperti suatu kegiatan produksi pada sistem
manufaktur dan kegiatan pemasaran dalam sistem distribusi. Selain itu dikatakan
juga sebagai barang yang disimpan dan akan digunakan untuk memenuhi suatu
tujuan tertentu, misalnya barang proses produksi, barang dijual kembali, dan barang
suku cadang dari suatu peralatan. Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri atas
tiga jenis yaitu: (1) bahan baku adalah bahan input awal yang digunakan dalam
proses menjadi suatu produk; (2) barang setengah jadi adalah bentuk peralihan
antara bahan baku dengan produk setengah jadi; (3) barang jadi adalah hasil akhir
proses yang siap dipasarkan kepada konsumen. Persediaan diakibatkan dari ketiga
kondisi yaitu: (1) mekanisme pemenuhan atas permintaan (transaction motive); (2)
adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian (precautionary motive) seperti:
6
(a) adanya permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun
kedatangan; (b) waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan terhadap suatu
produk; (c) waktu ancang-ancang (lead time)yang cenderung tidak pasti karena
berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya; (d) keinginan
melakukan spekulasi (speculation motive) yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikan harga barang dimasa mendatang.
II.3 Komponen Biaya Persediaan (Inventory)
Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan saat mengevaluasi
masalah persediaan, antara lain:
II.3.1 Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan adalah semua pengeluaran yang timbul sebagai akibat
pembelian barang dari luar. Biaya ini teridiri atas pemasok (supplier), pembeliaan
barang pengetikan pesanan, biaya dokumen, surat-menyurat, biaya telepon, teleks,
materai, gaji pegawai, revarasi, membeli alat baru, instalasi, biaya pengangkutan,
biaya penerimaan, dan sebagainya. Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis yaitu:
(a) biaya pemesanan/pembelian (ordering cost/purchasing cost) jika barang yang
diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier), perhatikan Grafik 2.1.
dimana
BP : Biaya Pesan
D : Jumlah persediaan tahunan
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesan
S : Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap kali pesan
Q
B
BP = D
Q S
Gambar 2.1 Grafik Biaya Pemesanan
7
Maka BP = D
Q S
II.3.2 Biaya pembuatan
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya terdiri atas biaya menyusun peralatan
produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja, dan sebagainya.
Perhatikan Grafik 2.2.
dimana
BS : Biaya simpan
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesan
H : Biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit persediaan
Maka BS = Q
2 H
Apabila pesanan tetap sebesar Q, maka persediaan awal adalah Q dan
persediaan akhir adalah nol ketika persediaan habis dipakai, sehingga jarak waktu
antara dua pesanan (persediaan rata-rata) adalah Q−0
2=
1
2Q, dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
B BS =
Q
2
Q
Gambar 2.2. Grafik Biaya Penyimpanan
Q
Q/D 2Q/D t 3Q/D
Gambar 2.3. Pesanan Per Periode Waktu
Biaya Tetap Persediaan = BP + BS
8
Maka BTP = D
QS +
Q
2H
II.3.3 Biaya Penyimpanan (Holding Cost/Carring Cost)
Carring Cost adalah biaya yang harus ditanggung oleh industri sebagai
akibat menyimpan persediaan. Biaya ini terdiri atas biaya memiliki persediaan
(biaya modal) barang yang tersimpan di gudang membutuhkan modal, dimana
modal perusahaan mempunyai biaya (expence) yang dapat diukur dengan suku
bunga bank. Biaya persediaan diukur dari persentase nilai persediaan untuk periode
waktu tertentu. Adapun jenis biaya persediaan adalah: (1) biaya gudang yaitu
apabila barang yang disimpan membutuhkan tempat penyimpanan, jika perusahaan
mempunyai gudang sendiri maka biaya yang dipakai disebut biaya depresiasi,
sebaliknya jika tidak mempunyai gudang maka dikenakan biaya sewa; (2) biaya
kerusakan dan penyusutan adalah apabila barang yang disimpan di dalam gudang
mengalami kerusakan dan penyusutan maka beratnya akan berkurang dan
jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya
diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya. Adapun biaya kerusakan dan
penyusutan adalah: (a) biaya kadaluarsa adalah apabila barang yang disimpan
mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi dan model maka biaya
kadaluarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang
tersebut; (b) biaya asuransi adalah apabila barang yang disimpan diasuransikan
untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran; (c) biaya
administrasi dan pemindahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi
persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan, maupun
penyimpanan barang, serta biaya untuk memindahkan barang dari dan kedalam
tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling; (d) biaya
pajak dari merek barang; dan (e) fluktuasi harga. Adapun rumus yang digunakan
dari biaya penyimpanan adalah: H =BS
D
dimana :
BS : Biaya Simpan
H : Biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit persediaan
D : Jumlah persediaan tahuanan
9
II.3.4 Biaya kekurangan (Stockout Cost/Shortage Cost)
Jika perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan, maka keadaan ini
akan menimbulkan kerugiaan karena proses produksi akan terganggu, tentunya
akan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan serta kehilangan konsumen
pelanggan karena merasa kecewa sehingga beralih ketempat lain. Apabila
pelanggan itu sabar untuk menunggu maka biaya itu disebut biaya waktu tenggang
(lead time cost). Biaya kekurangan dapat diukur dari kuantitas yang tidak dapat
dipenuhi biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat
memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi.
Kondisi ini disebut sebagai biaya penalti (p) atau hukuman kerugian bagi
perusahaan, sehingga perusahaan menyiapkan: (a) waktu pemenuhan yaitu lamanya
gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya perusahaan
tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu yang menganggur tersebut dapat
diartikan sebagai uang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan
waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan; (b) biaya
pengadaan darurat yaitu agar konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan
pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari
pengadaan normal.
Sebagai ilustrasi Gambar 2.4, yaitu hubungan antara tingkat persediaan dan
total biaya.
Tingkat Persediaan (Q)
Gambar 2.4 Hubungan antara Tingkat Persediaan dan Total Biaya
Holding Cost
Pesanan Optimum 0
Total Inventory Cost
Total Biaya
Minimum
Biaya (Rp)
10
Gambar 2.4 menunjukkan bahwa jika Q semakin besar, berarti pemesanan
akan semakin jarang dilakukan, sehingga biaya pemesanan (ordering cost) yang
menjadi beban juga akan semakin kecil. Sebaliknya jika Q semakin kecil, berarti
pemesanan akan semakin sering dilakukan, sehingga biaya pemesanan yang
dikeluarkan juga akan semakin besar. Akibatnya jika Q semakin besar (bergeser
kekanan), maka kurva ordering cost semakin menurun.
Biaya penyimpanan (holding cost) digambarkan sebagai sebuah garis lurus
yang dimulai pada tingkat persediaan nol (Q = 0). Biaya ini disebabkan karena
secara langsung tergantung pada tingkat persediaan rata-rata. Semakin besar jumlah
barang yang dipesan maka akan mengakibatkan semakin besar tingkat persediaan
rata-rata, sehingga biaya penyimpanan akan semakin besar. Akibatnya semakin
besar tingkat persediaan rata-rata, maka grafik holding cost semakin meningkat.
Pada Gambar 2.4 juga dapat dilihat bahwa antara holding cost dan ordering
cost berhubungan terbalik dimana jumlah keduanya akan menghasilkan kurva total
inventory cost yang convex. Jadi, jarak kurva total inventory cost pada setiap titik
Q merupakan hasil jumlah jarak kedua komponen biaya tersebut secara tegak.
Solusi optimal dari fungsi tujuan akan ditemukan pada saat total inventory cost
minimal. Biaya total dari sebuah model persediaan adalah
(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
) = (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛) + (
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛
) + (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛) + (
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
)
Biaya pembelian menjadi suatu faktor penting ketika harga unit komoditas
tergantung pada ukuran pesanan, kondisi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
pemotongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar (Quantity discount) atau
price break, dimana harga per unit barang menurun sementara jumlah yang dipesan
meningkat. Biaya persiapam mewakili biaya tetap yang dikeluarkan ketika sebuah
pesanan diajukan. Biaya penyimpanan seperti bunga atas modal yang ditetapkan,
biaya penyimpanan, penanganan, penyusutan, dan pemeliharaan umumnya
meningkat bersamaan dengan tingkat persediaan. Biaya kekurangan adalah pinalti
yang ditanggung ketika kehabisan persediaan untuk sebuah barang yang
diperlukan. Biaya ini umumnya mancakup biaya yang disebabkan oleh hilangnya
11
kepercayaan pelanggan, disamping hilangnya pendapatan yang potensial.
Selanjutnya perhatikan Gambar 2.5 Variasi komponen biaya.
Gambar 2.5 mengilustrasikan bahwa variasi dari keempat komponen biaya
dalam model persediaan umumnya sebagai fungsi dari tingkat persediaan. Tingkat
persediaan optimal bersesuaian dengan biaya total minimal dari keempat komponen
tersebut. Tetapi tidak semua model persediaan harus mencakup keempat jenis biaya
tersebut, akan tetapi beberapa biaya dapat diabaikan sehingga menyebabkan fungsi
biaya total dapat diabaikan.
II.4 Model Persediaan
Pada model persediaan memiliki tujuan yaitu menentukan berapa
persediaan yang harus disediakan bahan-bahannya dan bagaimana menentukan
pemasarannya. Perhatikan Gambar 2.6 Model persediaan barang.
Persediaan jenis barang
Barang dipesan kembali
m1
t1 T (waktu)
N
Gambar 2.6 Model Persediaan Barang
Gambar 2.5 Variasi Komponen Biaya
Tingkat Optimal
Biaya minimum
Biaya Total per Tahun
Biaya Persiapan
Biaya Total
Biaya Kekurangan
Biaya Pembelian
Biaya Penyimpanan
12
Dalam model persediaan ini, ada beberapa biaya yang harus diketahui yaitu:
C1 : Biaya untuk mempunyai satu satuan barang dalam satu satuan waktu, dalam
hal ini C1 = persatuan barang (harga)/waktu
C1 : Biaya untuk setiap penambahan persediaan atau pemesanan
N : Jumlah persediaan barang selama satu satuan waktu
T : Satuan waktu
Td : Waktu yang diperlukan untuk menghabiskan
D : Jumlah persediaan tahunan
m : Banyak kali pesanan dalam satu satuan waktu
t : Banyaknya pesanan dalam satu satuan T
Berikut Gambar 2.7 yaitu bagaimana model pemesanan barang.
Gambar 2.6 menunjukkan bagaimana biaya yang diderita pada saat ada
permintaan tetapi persediaan barang tidak ada (habis). Jika persediaan lebih sedikit
dibanding permintaan maka akan menyebabkan kekurangan persediaan (stock out)
yang berakibat proses produksi terhenti, tertundanya keuntungan, bahkan dapat
berakibat hilangnya konsumen.
Grafik selanjutnya menunjukkan bahwa pada saat td1 seharusnya pihak
perusahaan menyiapkan barang tetapi karena tidak ada maka disinilah terjadi
kerugian. Perhatikan Gambar 2.8 berikut.
N
Barang dipesan kembali
Persediaan habis pada saat td1
td1 td2
td3
T (waktu)
Gambar 2.7 Model Pemesanan Barang
13
II.5 Model Economic Order Quantity (EOQ )
Model persediaan Economic Order Quantity (EOQ) ini adalah model
persediaan (inventory) dasar yang memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Kebutuhan/permintaan terhadap barang/bahan per periode diketahui (tertentu).
2. Jika suatu pesanan misalkan sebesar Q unit, maka biaya pemesanan yang terjadi
adalah sebesar S .
3. Tidak ada waktu tenggang untuk setiap pesanan
4. Barang/bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia
5. Biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit persediaan per tahun
adalah H.
Dengan 5 asumsi ini, model EOQ menentukan kebijakan pemesanan yang
meminimalkan jumlah biaya pemesanan, biaya pembelian dan biaya penyimpanan
tahunan.
Nilai Q optimal diperoleh dengan meminimalkan Q. Jadi, dengan asumsi
bahwa Q adalah sebuah variabel kontinu maka diperoleh:
(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
) = (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛) + (
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑛
) + (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛) + (
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
)
Misalkan C (Q) menyatakan biaya persediaan total
H (Q) menyatakan biaya pembelian
R (Q) menyatakan biaya penyimpanan
P menyatakan biaya persiapan + biaya kekurangan
Terjadi kerugian
T (waktu) t1
N
Gambar 2.8 Model Pemesanan Barang
14
Diperoleh bahwa:
C(Q) = H(Q) + R(Q) + P ; dimana Q adalah variabel kontinu.
=
(
Jumlah pertambahanpersediaan setiap
kali pesanan)(
Biaya yang harusdikeluarkan untuk setiap kali pesanan
)
Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat
+
(
Jumlah barang yang dipesan setiap kali
pesanan dibuat)(
Biaya yang dikeluarkanuntuk menyimpan setiap
unit persediaan )
2+ P
C(Q) = D
Q . S +
Q
2 . H + P
C (Q) = D. S. Q−1 +Q
2 . H + P
C′ (Q) = −1. D. S. Q−2 +1
2 . H
Mencari nilai kritis, hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai Q yang optimal
C′ (Q) = 0
0 = −D. S. Q−2 +1
2 H
D. S. Q−2 =1
2 H
D. S =1
2H . Q2
2 D. S = H . Q2
2 D. S
H= Q2
Q∗ = √2 D. S
H
dimana:
S : Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap kali pesan
D : Jumlah persediaan tahunan
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesan
H : Biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit persediaan
Q∗ : Jumlah pesanan yang optimal setiap kali pesan
15
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Sumber Data
Data yang akan digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Pabrik
PTP. Nusantara XIV Gula Takalar. Dalam penelitian ini digunakan data persediaan
bahan baku gula pasir (tebu) selama 5 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun
2015.
III.2 Variabel yang digunakan
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah:
S : Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap kali pesan
D : Jumlah persediaan tahunan
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesan
H : Biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit persediaan
Q∗ : Jumlah optimal barang yang dipesan setiap kali pesan
III.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
persediaan yang diterapkan oleh perusahaan dan model persediaan dengan
menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ).
III.4 Alur Kerja
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1:
16
Gambar 3.1: Alur kerja Optimasi Sistem Persediaan Bahan Baku Gula Pasir
dengan menggunakan Metode EOQ
DATA KEBUTUHAN BAHAN BAKU
GULA PASIR
Penerapan Model Persediaan
Dengan Economic Order Quantity
(EOQ)
KESIMPULAN
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pengumpulan Data
Berdasarkan yang dikemukakan dalam uraian batasan masalah, bahwa
bahan baku gula pasir (tebu) dengan jumlah terbesar dalam komposisi dan
menyerap biaya yang besar, secara signifikan sangat berpengaruh dalam sistem
persediaan perusahaan. Maka dalam penelitian kali ini bahan baku yang akan
diteliti adalah tebu. Karena tebu merupakan bahan baku yang memiliki jumlah
terbesar dan juga menyerap biaya yang besar dalam proses produksi.
Data yang diperoleh dari perusahaan antara lain, Lihat Tabel.
Tabel 4.1 : Data Persediaan bahan baku Gula Pasir (tebu) periode Tahun 2011-2015
Sumber: Data diolah, tahun 2018
No. Uraian Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tebu Rayoon I
6.865,3
5.817,9 3.580,7 4.714,6 3.348,6
2 Tebu Rayoon II
26.018,4
44.728,5 46.009,3 34.196,2 30.815,0
3 Tebu Rayoon III 28.712,1 15.938,4 8.926,4 3.296,1 4.295,4
4 Tebu Rayoon IV 69.746,1 95.046,6 73.019,4 59.257,3 44.229,9
Total 131.341,9 161.531,4 131.535,8 101.464,2 82.688,9
18
Tabel 4.2 : Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku Gula Pasir (Tebu) selama
Tahun 2011-2015
No Jenis Biaya 2011 2012 2013 2014 2015
1. Biaya listrik 1.942.045.000 2.029.205.750 2.794.331.750 3.013.865200 4.062.024.600
2.
Biaya
Pemeliharaan Gudang
207.959.000 291.224.000 280.447.000 266.627.000 353.896.150
3. Penyusutan
Gudang 165.343.577 450.480.060 213.740.017 224.764.178 253.259.073
Total Biaya Simpan 2.315.347.577 2.770.909.810 3.228.518.767 3.505.256.378 4.669.179.823
Sumber : Data diolah, tahun 2018
IV.2 Analisis Pengolahan Data
Penggunaan Model Persediaan
1. Tahun 2011
Karena pemesanan bahan baku dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
Maka jumlah pesanan untuk setiap kali pesan adalah:
Q = D
4=
131.341,9 ton
4= 32.835,475 ton
Pemesanan tebu dilakukan di 4 Perkebunan yang berbeda dan biayanya
dihitung per ton. Tiap ton biayanya adalah Rp. 8.000,. Maka biaya pesannya adalah:
S = Q
4 x Rp. 8.000 =
32.835,48 ton
4 x Rp. 8.000/ton = Rp. 65.670.950 /pesanan
H = Total biaya simpan
D=
2.315.347.577
131.341,9= Rp. 17.628,40
Dengan menggunakan EOQ dioeroleh
Q∗ = √2. S. D
H
= √2. (Rp. 65.670.950 /pesanan)(131.341,9ton)
Rp. 17.628,40/ton = √978.574.033,61 = 31.282 ton
19
Dengan demikian, jumlah pemesanan bahan baku gula pasir yang optimal pada
tahun 2011 dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 31.282 ton.
Total biaya persediaan yang diperoleh perusahaan adalah:
TC(Q) =D
QS +
Q
2H
=131.341,9 𝑡𝑜𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
32.835,48 𝑡𝑜𝑛/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛(𝑅𝑝. 65.670.950/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛) +
32.835,48 𝑡𝑜𝑛/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
2 (𝑅𝑝. 17.628,40/𝑡𝑜𝑛)
= Rp.262.683.800 + Rp.289.418,82
= Rp.552.102.287,82 pesanan/tahun
Total biaya persediaan dengan menggunakan EOQ adalah:
TC(Q∗) =D
Q∗S +
Q∗
2H
=131.341,9 𝑡𝑜𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
31.282 𝑡𝑜𝑛/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛(𝑅𝑝. 65.670.950/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛) +
31.282 𝑡𝑜𝑛/𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
2 (𝑅𝑝. 17.628,40/𝑡𝑜𝑛)
= Rp.275.728.767,34 + Rp.275.725.804,4
= Rp.551.454.571,74 pesanan/tahun
2. Tahun 2012
Karena pemesanan bahan baku dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
Maka jumlah pesanan untuk setiap kali pesan adalah:
Q = D
4=
161.531,4 ton
4= 40.382,85 ton
Pemesanan tebu dilakukan di 4 Perkebunan yang berbeda dan biayanya dihitung
per ton. Tiap ton biayanya adalah Rp. 8.000,. Maka biaya pesannya adalah:
S = Q
4 x Rp. 8.000 =
40.382,85 ton
4 x Rp. 8.000/ton = Rp. 80.765.700 /pesanan
H = Total biaya simpan
D=
2.315.347.577
161.531,4= Rp. 17.154
Dengan menggunakan EOQ dioeroleh
Q∗ = √2. S. D
H
20
= √2. (Rp. 80.765.700/pesanan)(161.531,4 ton)
Rp. 17.154/ton = √1.521.067.575,26 = 39.000,87 ton
Dengan demikian, jumlah pemesanan bahan baku gula pasir yang optimal pada
tahun 2012 dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 39.000,87 ton.
Total biaya persediaan yang diperoleh perusahaan adalah:
TC(Q) =D
QS +
Q
2H
=161.531,4 ton/tahun
40.382,85 ton/pesanan(Rp. 80.765.700/pesanan) +
40.382,85 ton/pesanan
2 (Rp. 17.154/ton)
= Rp.323.062.810,08 + Rp.346.363.704,45
= Rp.669.426.514,53 pesanan/tahun
Total biaya persediaan dengan menggunakan EOQ adalah:
TC(Q∗) =D
Q∗S +
Q∗
2H
=161.531,4 ton/tahun
39.000,87 ton/pesanan(Rp. 80.765.700/pesanan) +
39.000,87 ton/pesanan
2 (Rp. 17.154/ton)
= Rp.334.510.409,64 + Rp.334.510.461,99
= Rp.669.020.871,63 pesanan/tahun
3. Tahun 2013
Karena pemesanan bahan baku dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
Maka jumlah pesanan untuk setiap kali pesan adalah:
Q =D
4=
131.535,80 ton
4= 32.883,95 ton
Pemesanan tebu dilakukan di 4 Perkebunan yang berbeda dan biayanya dihitung
per ton. Tiap ton biayanya adalah Rp. 8.000,. Maka biaya pesannya adalah:
S =Q
4=
32.883,95 ton
4x Rp. 8000 = Rp. 65.767.900
H = Total biaya simpan
D=
3.288.518.767
131.535,80= Rp. 25.000,94
Dengan menggunakan EOQ diperoleh
Q∗ = √2. S. D
H
21
= √2. (Rp. 65.767.900/pesanan)(131.535,80 ton)
Rp. 25.000,94/ton = √692.040.620,58 = 26.306,66 ton
Dengan demikian, jumlah pemesanan bahan baku gula pasir yang optimal pada
tahun 2013 dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 26.306,66 ton.
Total biaya persediaan yang diperoleh perusahaan adalah:
TC(Q) =D
QS +
Q
2H
=131.535,80 ton/tahun
32.883,95 ton/pesanan(Rp. 65.767.900/pesanan) +
32.883,95 ton/pesanan
2 (Rp. 25.000,94/ton)
= Rp.263.071.598,76 + Rp.411.064.830,46
= Rp.674.136.429,22 pesanan/tahun
Total biaya persediaan dengan menggunakan EOQ adalah:
TC(Q∗) =D
Q∗S +
Q∗
2H
=131.535,80 ton/tahun
26.306,66 ton/pesanan(Rp. 65.767.900/pesanan) +
26.306,66 ton/pesanan
2 (Rp. 25.000,94/ton)
= Rp.328.845.748,57 + Rp.328.845.614,13
= Rp.657.691.362,7 pesanan/tahun
4. Tahun 2014
Karena pemesanan bahan baku dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
Maka jumlah pesanan untuk setiap kali pesan adalah:
Q =D
4=
101.464,2 ton
4= 25.366,05 ton
Pemesanan tebu dilakukan di 4 Perkebunan yang berbeda dan biayanya dihitung
per ton. Tiap ton biayanya adalah Rp. 8.000,. Maka biaya pesannya adalah:
S =Q
4=
25.366,05 ton
4x Rp. 8000 = Rp. 50.732.100
H =Total biaya simpan
D=
3.505.256.378
101.464,2= Rp. 34.546,73
Dengan menggunakan EOQ diperoleh
Q∗ = √2. S. D
H
22
= √2. (Rp. 50.732.100/pesanan)(101.464,2 ton)
Rp. 34.546,731/ton = √298.001.683,57 = 17.262,73 ton
Dengan demikian, jumlah pemesanan bahan baku gula pasir yang optimal pada
tahun 2014 dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 17.262,73 ton.
Total biaya persediaan yang diperoleh perusahaan adalah:
TC(Q) =D
QS +
Q
2H
=101.464,2 ton/tahun
25.366,05 ton/pesanan(Rp. 50.732.100/pesanan) +
25.366,05 ton/pesanan
2 (Rp. 34.546,731/ton)
= Rp.202.928.398,39 + Rp.438.157.052,94
= Rp.641.085.451,33 pesanan/tahun
Total biaya persediaan dengan menggunakan EOQ adalah:
TC(Q∗) =D
Q∗S +
Q∗
2H
=101.464,2 ton/tahun
17.262,73 ton/pesanan(Rp. 50.732.100/pesanan) +
17.262,73 ton/pesanan
2 (Rp. 34.546,731/ton)
= Rp.298.185.275,45 + Rp.298.185.444,82
= Rp.596.370.720,27 pesanan/tahun
5. Tahun 2015
Karena pemesanan bahan baku dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
Maka jumlah pesanan untuk setiap kali pesan adalah:
Q =D
4=
82.688,9 ton
4= 20.672,23 ton
Pemesanan tebu dilakukan di 4 Perkebunan yang berbeda dan biayanya dihitung
per ton. Tiap ton biayanya adalah Rp. 8.000,. Maka biaya pesannya adalah:
S =Q
4=
20.672,23 ton
4x Rp. 8000 = Rp. 41.344.450
H =Total biaya simpan
D=
4.669.179.823
82.688,9= Rp. 56.466,827
Dengan menggunakan EOQ diperoleh
Q∗ = √2. S. D
H
23
= √2. (Rp. 41.344.450/pesanan)(82.688,9 ton)
Rp. 56.466,827/ton = √121.087.983,22 = 11.003,99 ton
Dengan demikian, jumlah pemesanan bahan baku gula pasir yang optimal pada
tahun 2015 dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 11.003,99 ton.
Total biaya persediaan yang diperoleh perusahaan adalah:
TC(Q) =D
QS +
Q
2H
=82.688,9 ton/tahun
20.672,23 ton/pesanan(Rp. 41.344.450/pesanan) +
20.672,23 ton/pesanan
2 (Rp. 56.466,827/ton)
= Rp.165.377.760,41 + Rp.583.647.617,55
= Rp.749.025.377,96 pesanan/tahun
Total biaya persediaan dengan menggunakan EOQ adalah:
TC(Q∗) =D
Q∗S +
Q∗
2H
=82.688,9 ton/tahun
11.003,99 ton/pesanan(Rp. 41.344.450/pesanan) +
11.003,99 ton/pesanan
2 (Rp. 56.466,827/ton)
= Rp.310.680.680,37 + Rp.310.680.199,82
= Rp.621.360.880,19 pesanan/tahun
24
Tabel 4.3 Tabulasi
Sumber : Data diolah, tahun 2018
Dapat dilihat variasi komponen biaya pada grafik berikut:
Grafik 4.1 Variasi komponen biaya
Tahun Q S H Q* TC (Q) TC (Q*)
2011 32.835,475 ton Rp.65.670.950 Rp.17.628,40/ton 31.282 ton Rp.552.102.287,82 Rp.551.454.571,74
2012 40.382,85 ton Rp.80.765.700 Rp.17.154/ton 39.000,87 ton Rp.669.426.514,53 Rp.669.020.871,63
2013 32.883,95 ton Rp.65.767.900 Rp.25.000,94/ton 26.306,66 ton Rp.674.136.429,22 Rp.657.691.362,7
2014 25.366,05 ton Rp.50.732.100 Rp.34.546,73/ton 17.262,73 ton Rp.641.085.451,33 Rp.596.370.720,27
2015 20.672,23 ton Rp.41.344.450 Rp.56.466,827/ton 11.003,99 ton Rp.749.025.377,96 Rp.621.360.880,19
0
200000000
400000000
600000000
800000000
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5
BIA
YA
TAHUN
VARIASI KOMPONEN BIAYA
Biaya Total Persediaan Perusahaan EOQ Biaya Penyimpanan Biaya Pembelian
25
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya total biaya persediaan bahan baku (tebu) yang digunakan oleh
perusahaan selama 5 tahun adalah sebesar Rp.3.285.776.060,86, sedangkan
dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) menghasilkan
total biaya persediaan bahan baku (tebu) sebesar Rp.3.095.898.406,53. Efisiensi
yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode Economic Order Quantity
(EOQ) adalah sebesar Rp.189.877.654,33.
2. Jumlah rata-rata bahan baku (tebu) yang dipesan setiap kali pesanan dari tahun
2011-2015 berbeda-beda, dimana pada tahun 2015 jumlah rata-rata pesanan
bahan baku paling sedikit yaitu 20.672,23 ton dan pada tahun 2012 jumlah
rata-rata pesanan bahan baku paling banyak yaitu 40.382,85 ton.
3. Bentuk ini hanya dapat digunakan apabila asumsi barang yang disimpan tidak
melebihi batas waktu yang ditentukan.
V.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, diberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perusaan meramalkan kebutuhan bahan baku yang akan digunakan,
sehingga dapat menekan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
2. Sebaiknya menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam
melakukan persediaan bahan baku gula (tebu), karena dengan menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ) diperoleh total biaya persediaan yang
lebih rendah dibandingan dengan total biaya persediaan yang harus dikeluarkan
perusahaan selama ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Fajrin, Eldwidho Hanarista. 2015. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
dengan menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada
Perusahaan Roti Bonansa. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Karuniawan, Cahya. 2013. Optimasi Sistem Pesediaan Bahan Baku Kain
menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Studi Kasus pada PT.
New Makmurtex. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Mariani, Andi. 2011. Aplikasi Model Pengendalian Persediaan dalam
Perencanaan Optimalisasi Produksi Bahan Baku. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Ramadhan, Fahmi. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan
menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada CV. Sulawesi
Trans Mandiri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Rangkuti, Aidawayati. 2013. 7 Model Riset Operasi & Aplikasinya. Penerbit
Brillian Internasional. Hal. 250-258, Surabaya.
Sutjiadi, Siska Tristanti. 2014. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti di UD.
Minang Jaya. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yolanda, Yuannida S. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tebu
di Pabrik Gula Gondang Baru Kabupaten Klaten. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Darmawan,Gede Agus, Wayan Cita dan Ni Nyoman Yulianthini. 2013. Penerapan
Economic Order Quantity (EOQ) dalam Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
Tepung pada usaha Pia Ariawan di Desa Banyuning Tahun 2013. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
27
LAMPIRAN