23
ORAL SURGERY "KISTA RAHANG" KELOMPOK III KETUA : HIRZI ATSARI RAMAFEBRI SEKRETARIS : MEGA RAHMAWATI MODERATOR : HELNI RAHMA YULIA PENYAJI : MEGA AFRIANI DOSEN PEMBIMBING : DRG. EFA ISMARDIANITA, M.KES.

Oral Surgery

  • Upload
    edo

  • View
    244

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS KELP 3 OS

Citation preview

Page 1: Oral Surgery

ORAL SURGERY"KISTA RAHANG"

KELOMPOK IIIKETUA : HIRZI ATSARI RAMAFEBRISEKRETARIS : MEGA RAHMAWATI

MODERATOR : HELNI RAHMA YULIAPENYAJI : MEGA AFRIANI

DOSEN PEMBIMBING : DRG. EFA ISMARDIANITA, M.KES.

Page 2: Oral Surgery

PENDAHULUAN

• Kista adalah suatu ruangan patologis yang berkapsul jaringan ikat berisi cairan kental, semi liquid atau darah, dan dapat berada dalam jaringan lunak atau keras.

Page 3: Oral Surgery

KLASIFIKASI (WHO 1992)

• BEREPITEL– Kista karena kelainan perkembangan

(developmental)• Berasal dari gigi (odontogenik)

– Kista dentigerous (folikular)– Kista erupsi– Kista primordial (keratokista)– Kista gingival pada bayi– Kista gingival pada orang dewasa– Kista odontogenik berkalsifikasi– Kista odontogenik glandular

Page 4: Oral Surgery

• Bukan berasal dari gigi (non odontogenik)–Kista globulomaksilaris–Kista nasolabialis–Kista median mandibular–Kista palatinus median–Kista duktus nasopalatinus

– Kista peradangan (Inflamasi)• Kista radikuler (apikal)• Kista residual• Kista paradental

• TIDAK BEREPITEL– Kista tulang sederhana (kista traumatic tulang,

kista hemorhagik tulang)– Kista tulang aneurisme

Page 5: Oral Surgery

PENATALAKSANAAN KISTA RAHANG

• ENUKLEASI– Merupakan proses pengangkatan seluruh lesi

kista tanpa terjadinya perpecahan pada kista.

• MARSUPIALISASI– Merupakan metode pembedahan yang

menghasilkan surgical window pada dinding kista, mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas antara kista dan rongga mulut, sinus maksilary atau rongga nasal.

Page 6: Oral Surgery

ENUKLEASI

• Indikasi– Pengangkatan kista pada rahang– Ukuran lesi kecil, sehingga tidak banyak

melibatkan struktur jaringan yang berdekatan– Letaknya jauh dari jaringan vital (sinus

maxillaris atau kanalis mandibularis)

Page 7: Oral Surgery

ENUKLEASI

• Keuntungan– Pemeriksaan patologi dari seluruh kista dapat

dilakukan – Pasien tidak dilakukan perawatan untuk

kavitas marsupialisasi dengan irigasi konstan – Jika akses flap mucoperiosteal sudah

sembuh, pasien tidak merasa terganggu lebih lama oleh kavitas kista yang ada

Page 8: Oral Surgery

ENUKLEASI

• KerugianJika beberapa kondisi diindikasikan untuk marsupialisasi, enukleasi bersifat merugikan seperti :

– Fraktur rahang– Devitalisasi pada gigi– Impaksi gigi– Banyak jaringan normal yang terlibat

Page 9: Oral Surgery

TEKNIK ENUKLEASI

Pengambilan kista keseluruhan• RO foto untuk mengetahui lokalisasi kista ini dan

hubungannya dengan jaringan sekitarnya• Anasthesi yang digunakan adalah anasthesi lokal

– Pleksus anasthesi– Blok anasthesi– Submukus infiltrasi anasthesi

• Anasthesi diberikan di kiri dan kanan secara infiltrasi dan jika ada gigi yang terlibat pada kista ini yang akan dicabut, dapat dilakukan bersamaan. Waktu anasthesi tidak boleh ditusuk kedalam kista karena– Menambah rasa sakit– Anasthesi tidak akan berguna

Page 10: Oral Surgery

• Lakukan insisi, berbentuk semi lunair atau trapesium, flep harus dibuat lebih besar dari luasnya kista.

• Pembukaan flep dengan respatorium, dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan :– Sobeknya dinding kista– Cairan kista akan keluar sehingga

menyulitkan memisahkan dinding kista dan mukosa

• Jika kista masih dibawah tulang maka tulang harus diambil bagian labial atau bukal dengan bur bulat. Jika kista sudah besar biasanya berada dekat dibawah mukosa (tulangnya tipis), tusuk dengan jarum untuk mengetahui lokasi yang tepat dari kista. Membuang tulang hanya secukupnya sampai kista dapat keluar melalui lubang.

Page 11: Oral Surgery

• Setelah dinding kista terlihat, gunakan sendok granuloma atau sendok kista untuk melepaskan dinding kista dari tulang yang mengelilingi, dengan cara memasukkan sendok yang cekung ke arah tulang, lakukan hingga semua kapsul kista terlepas dari tulang, usahakan jangan sampai pecah karena munyulitkan pekerjaan

• Setelah kista keluar, rongga dibersihkan dan tulang tajam dihaluskan, lalu flep ditutup dan dijahit

• Berikan tampon untuk menekan pendarahan • Keseesokan harinya dilakukan kontrol untuk melihat

pendarahan• 5-6 hari jahitan dapat dibuka, dan jika ada gigi yang

ingin dicabut dapat dilakukan bersamaan• Penyembuhan mukosa & remodelling tulang, dimana

terbentuk jaringan granulasi pada dinding kavitas yang bertulang dalam waktu 3-4 hari. Dan remodelling tulang akan terjadi selama 6 – 12 bulan.

Page 12: Oral Surgery

MARSUPIALISASI

• Indikasi– Jumlah jaringan yang terlukaDekatnya kista dengan

struktur vital berarti keterlibatan jaringan tidak baik jika dilakukan enukleasi.

– Akses pembedahan. Jika akses untuk pengangkatan kista sulit, sebaiknya dilakukan marsupialisasi untuk mencegah lesi rekuren.

– Bantuan erupsi gigi. Jika gigi tidak erupsi (dentigerous cyst), marsupialisasi dapat memberikan jalur erupsi ke rongga mulut.

– Luas pembedahan. Untuk pasien dengan kondisi medik yang kurang baik, marsupialisasi merupakan alternatif yang tepat dibandingkan enukleasi, karena prosedurnya yang sederhana dan sedikit tekanan untuk pasien.

– Ukuran kista. Pada kista yang sangat besar, adanya resiko fraktur rahang selama enukleasi. Ini lebih baik dilakukan marsupialisasi, setelah remodelling tulang dapat dilakukan enukleasi.

Page 13: Oral Surgery

MARSUPIALISASI

• Keuntungan– Prosedur yang dilakukan sederhana– Memisahkan struktur vital dari kerusakan akibat

pembedahan

• Kerugian– Jaringan patologi kemungkinan masih tertinggal di

dalam kavitas – Tidak dapat dilakukan pemeriksaan histologi secara

teliti – Terselip debris makanan akibat adanya kavitas – Pasien harus irigasi kavitas beberapa kali setiap hari

Page 14: Oral Surgery

TEKNIK MARSUPIALISASI

Pengambilan sebagian dinding kista dengan membuat jendela pada dinding kista ini untuk mengurangi tekanan di dalam kista.

• RO foto untuk mengetahui luas daerah kista• Anasthesi diberi secara blok atau infiltrasi pada sekita

regio kista• Jika kista tebal, maka dinding kista langsung melekat

pada perios dan mukosa mulut, maka pisahkan dulu dengan menggunakan gunting tumpul

• Jika dinding kista masih ditutupi tulang, maka mukoperios plep harus dilepaskan dulu dari tulang dan flep diangkat. Tulang yang menutupi kista diambil dengan bur atau pahat atau tang pemotong tulang. Lalu permukaan tulang dilicinkan atau dihaluskan sehingga tidak ada iritasi terhadap jaringan lunak

Page 15: Oral Surgery

• Luas daerah tulang yang diambil dimaksudkan sebagai besarnya jendela yang akan dibuat. Sebaiknya jendela dibuat sebesar mungkin sehingga diharapkan penutupan jendela sesuai dengan penyembuhan kista. Atau luas jendela kira-kira 2/3 besar rongga kista

• Dinding kista dipotong dengan scalpel seluar jendela yang dibuat, dan cairannya dikeluarkan. Jika ada pendarahan diberi tampon padat yang dibasahi adrenalin.

• Luka dicuci dengan larutan garam fisiologis atau aquades steril

• Flep yang diangkat dipotong sebesar jendela dan bagian tepinya diikat kedalam kista, agar terjadi pertautan antara mukoperios dengan dinding epitel kista kemudian dijahit

• Jika ada bagian tulang yang sukar ditembus jarum maka tulang dibor dulu dengan bur kecil

Page 16: Oral Surgery

• Jika ada gigi yang ingin dicabut, dapat dilakukan segera dan luka bekas pencabutan dijahit dengan jahitan yang tidak rapat

• Bersihkan luka atau kantong kista• Kedalam kantong kista dimasukkan

jodoform kasa atau kasa yang diberi terra cortril, atau dalam kantong dibubuhi trisulfa atau jodoform tepung, kemudian diatasnya diberi tampon padat sebagai pencegahan pendarahan

• Untuk mengurangi absorpsi dari cairan mulut terhadap jodoform, kasa tadi dapat diberi campuran zinc oxyd eugenol

Page 17: Oral Surgery

KESIMPULAN

• Kista adalah suatu ruangan patologis yang berkapsul jaringan ikat berisi cairan kental, semi liquid atau darah, dan dapat berada dalam jaringan lunak atau keras.

• Pada umumnya perawatan kista ada dua cara yaitu enukleasi dan marsupialisasi. Enukleasi adalah pengambilan kista secara keseluruhan, dan marsupialisasi adalah pengambilan sebagian dinding kista dengan membuat jendela pada dinding kista untuk mengurangi tekanan di dalam kista.

Page 18: Oral Surgery

PERTANTAAN

• SERA– Macam2 kista, 2 teknik, perbedaan teknik pengambilan masing2

kista• DIANG

– Macam2 kista, kelompokkan kista pada tiap2 teknik pembedahan

• DINDA– Faktor2 penyebab kista rekuren, perbedaan bedah kista kecil

dan besar• REZKI

– Bisa rekuren? Tindakan agar tidak rekuren?• QADAFI

– Cara menegakkan diagnosa? Ciri klinis kista• NIWA

– Kista rekuren ex:dentigerus, pecah, menyebabkan rekuren, tindakan saat kista pecah.

Page 19: Oral Surgery

SERA DAN DIANG

• Jika kista kecil dan jauh dari jaringan vital, maka dilakukan enukleasi

• Dan jika kista berukuran besar atau dekat dengan jaringan vital, maka dilakukan marsupialisasi

• Dan untuk OKC yang memiliki babycyst yang bersifat rekuren, sebaiknya dilakukan enukleasi dengan sangat hati-hati dan dilanjutkan dengan kuretase.

Page 20: Oral Surgery

DINDA

• Penyebab kista rekuren :– Lapisan epitel OKC tipis, lembut dan mudah berpisah

dengan dinding kista. Susah memastikan apakah enukleasi sempurna

– Adanya babycyst pada OKC,– Kadar aktifitas mitosis lapian epitelium OKC yang agak

tinggi– Potensi rekuren OKC adalah potensi ekstrinsik– Tingginya resiko rekuren pada OKC– Dan dilakukan kuret setelah dilakukan enukleasi dengan

cara mengangkat 1-2mm tulang atau jaringan sekitar• Perbedaan kista kecil dan besar

– Pengambilan kista kecil : enukleasi. Pengambilan kista besar : marsupialisasi

– Kista kecil sulit dipalpasi sehingga dibutuhkan RO, kista besar teraba saat dipalpasi

Page 21: Oral Surgery

REZKI

• Kista yang memungkinkan untuk rekuren adalah kista yang memiliki babycyst yaitu OKC,

• Tindakan agar tidak rekuren ; Bekerja dengan hati-hati dan sesuai prosedur agar saat memisahkan dinding kista dengan jaringan mukosa, dinding kista tidak pecah.

• Instruksi pasca bedah– Pemberian medikamentosa amoksisilin trihidrat injeksi

3x1g– ramadol injeksi 3x100mg dan povidon iodin kumur, – diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) cair bertahap bila

pasien telah sadar penuh, – untuk pasien agar menjaga kebersihan mulut dengan

menyikat gigi dan berkumur dengan povidon iodin

Page 22: Oral Surgery

NIWA

• Jika saat pembedahan atau pengangkatan kista, kista pecah, langsung lakukan penyedotan, karena jika kista pecah akan menyulitkan pengerjaan, dan terutama untuk kista yang memungkinkan untuk rekuren seperti OKC yang memiliki babycyst.

Page 23: Oral Surgery

QADAFI• Diagnosa didapatkan dari

– Riwayat penyakit (history)– Pemeriksaan klinis– Punksi (aspirasi biopsi)– Rontgen foto– Pemeriksaan histopatologi

• Ciri klinis kista dirongga mulut– Gigi mobiliti– Test perkusi +– Palpasi : benjolan untuk kista besar, untuk kista kecil harus dilihat

dengan RO– Pada batas pembengkakan : palpasi ada bagian yang rusak karena

tekan (ekspansi) krepitasi– Jaringan lunak : mudah teraba lunak, pingpong sensasi

• Riwayat history kista– Trauma– Gigi impaksi– Supernumerary teeth impaksi– Karies yang tidak dirawat– Kista rekuren