42
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 M mempunyai sistim kepercayaan bahwa segala sesuatu harus diterima sebagai suatu kebenaran berdasarkan mitos. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kepercayaan tersebut mulai hilang dengan munculnya para ahli pikir Yunani, yang pada akhirnya melahirkan peradaban Yunani yang mengalami kemegahan dan puncak kejayaannya. Akan tetapi, beberapa tahun kemudian mulai mengalami kemunduran dengan jatuhnya peradaban Yunani ke tangan kekaisaran Romawi, dan kekaisaran Romawi mengembangkannya sampai ke daratan Eropa yang ketika masih berada dalam masa kegelapan. A. Filsafat Eropa pada Abad Pertengahan Setelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Kemudian warisan peradaban Yunani jatuh ketangan kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi memperlihatkan kemegahan dan kekuasaannya hingga daratan Eropa (Britania). Dan akhirnya filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa , dan di sanalah ia

Orang Yunani Yang Hidup Pada Abad Ke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah fisika

Citation preview

Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 M mempunyai sistim kepercayaan bahwa segala sesuatu harus diterima sebagai suatu kebenaran berdasarkan mitos. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kepercayaan tersebut mulai hilang dengan munculnya para ahli pikir Yunani, yang pada akhirnya melahirkan peradaban Yunani yang mengalami kemegahan dan puncak kejayaannya. Akan tetapi, beberapa tahun kemudian mulai mengalami kemunduran dengan jatuhnya peradaban Yunani ke tangan kekaisaran Romawi, dan kekaisaran Romawi mengembangkannya sampai ke daratan Eropa yang ketika masih berada dalam masa kegelapan. A. Filsafat Eropa pada Abad PertengahanSetelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Kemudian warisan peradaban Yunani jatuh ketangan kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi memperlihatkan kemegahan dan kekuasaannya hingga daratan Eropa (Britania). Dan akhirnya filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa , dan di sanalah ia mendapatkan lahan baru untuk pertumbuhannya, karena bersamaan dengan agama Kristen, sehingga filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen, hingga membentuk suatu formulasi baru, dan muncullah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen[footnoteRef:1][1]. [1: [1]Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada, 2005), h. 64 ]

Filsafat Barat pada abad pertengahan juga dapat dikatakan sebagai abad gelap, pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja, karena pada saat ini, gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Di samping itu, para ahli pikir ketika itu tidak memiliki kebesan untuk berpikir, apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat[footnoteRef:2][2]. [2: [2] Ibid, h. 65]

Ciri-ciri filsafat pada abad pertengahan adalah:1. Cara berfilsafatnya dipimpim oleh gereja2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristotles3. Berfilsafat dengan pertolongan AugustinusMasa abad pertengahan juga dikatakan sebagai masa yang penuh menggiring manusia ke dalam kehidupan atau kepercayaan yang picik dan fanatik dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta, karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.Masa yang penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya membimbig ke arah hdup yang shaleh, tapi di sisi lain dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua, yaitu:a. Masa PatristikIstilah Patristik berasal dari kata latin yaitu pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja dipilih dari golongan atas dan golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya, mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain, seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun sudah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Jadi anggapan mereka ini adalah bahwa menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu dan tidak bertentangan dengan agama.Perbedaan pendapat ini terus berlanjut, sehingga orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan. Akhirnya muncullah upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para Apologis (pembela iman Kristen) dari serangan filsafat Yunani, seperti:1. Justinus MartirNama aslinya Justinus, kemudian nama Martir iambil dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya.Menurutnya, agama Kristen bukan agama baru, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal Musa hidupnya sebelum Socrates dan Plato, Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.2. KlemensIa juga termasuk pembela, akan tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani, sedangkan pokok-pokok pikirannya adalah:a. Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunanib. Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunanic. Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.3. TertullianusIa dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik dan menolak kehadiran filsafat Yunani, karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya wahyu Tuhan sudahlah cukup dan tidak ada hubungan antara teologi dan filsafat, antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), dan tidak ada hubungan antara gereja dengan akademi, antara Kristen dengan penemuan baru.Akan tetapi lama kelamaan, ia akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang rasional, alasannya bagaimanapun juga berpikir rasional diperlukan sekali, dan ia menerimanya sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran Tuhan beserta sifat-sifatnya.4. AugustinusSejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, seperti platonisme dan skeptisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada filsafat abad pertengahan, sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati, ia juga ahli dalam bidang teologi dan filsafat.Menurutnys, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tiada batasnya, yang bersifat kekal dan abadi. Sehingga pada akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa, karena ajarannya bersifat sebagai metode daripada system, sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik[footnoteRef:3][3]. [3: [3] Ibid]

b. Masa SkolastikIstilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school yang berarti sekolah. Jadi skolastik adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, yaitu: 1. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, karena skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religious.2. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab, dan lain-lain.3. Filsafat skolastik adalah suatu sisitim filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.4. Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja[footnoteRef:4][4]. [4: [4] Ibid, h. 70]

Adapun tumbuh dan berkembangnya Fisafat skolastik ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor religiousYang dimaksud faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan religius. Mereka beranggapan bahwa kehidupan di dunia ini adalah suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem. Dunia ini bagaikan negeri asing dan sebagai tempat pembuangan limbah air mata saja. Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga, dan manusia tidak akan sampai ke surga dengan kemampuannya sendiri, sehingga ia harus ditolong. Karena itu, manusia menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang diwariskan oleh Adam. Mereka juga berkeyakinan bahwa Isa adalah anak Tuhan yang berperan sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberi pengampunan sekaligus menolongnya. Maka, hanya dengan jalan pengampunan inilah manusia tertolong agar dapat mencapai tanah airnya (surga). Anggapan dan keyakinannya inilah yang menjadi dasar pemikiran filsafat.2. Faktor ilmu pengetahuanPada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja ataupun dari keluarga istana, dan kepustakaannya diambilkan dari penulis Latin, Arab (Islam) dan Yunani.Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu:a. Skolastik Awal (800-1200)Sejak abad ke-5 hingga ke 8 Masehi, pemikiran filsafat patristic mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 bisa dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan karena saat itu terjadinya serangan terhadap Romawi, sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad[footnoteRef:5][5]. [5: [5] Roma dirampok oleh kaum Visigot dibawah Atalarik I (tahun 410) sehingga kota tersebut kehilangan artinya dan menderita berat dalam perang terhadap orang-orang Germania dan Byzantium (kekaisaran Romawi lenyap).]

Baru pada abad ke-8 M, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742-814)[footnoteRef:6][6] baru dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang kesemuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan. [6: [6] Ia menyerbu Italia untuk membantu Paus (tahun 800)-Paus Leo III dinobatkan sebagai kaisar di Roma]

Pada saat inilah zaman baru bagi bangsa Eropa yang ditandai dengan skolastik yg di dalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah yang pertama kalinya timbul di biara Italia Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajarannya ketika itu meliputi studi duniawi atau artes liberals meliputi: tata bahasa, retorika, dialetika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu pengetahuan, perbintangan dan musik.Pengajaran di sekolah-sekolah dibagi menjadi tiga tingkaan. Tingkatan pertama adalah pengajaran dasar, yang merupakan pengajaran wajib bagi calon-calon pejabat agama dan terbuka juga bagi umum. Mata pelajaran yang diberikan ialah membaca dan menulis, dasar-dasar bahasa Latin, ulasan singkat tentang kitab suci dan buku-buku upacara agama. Tingkatan kedua, diajarkan tujuh ilmu bebas (liberal) yang dibagi menjadi dua bagian. Tingkatan ketiga adalah pengajaran uku-buku suci dengan terperinci[footnoteRef:7][7]. [7: [7] A. Hanafl, Filsafat Skolastik. ( Jakarta: Pustaka al Husna, 1983), h. 138-140]

Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas, Johannes, Scotes Eriugena, Peter Lembord, John Salisbury, Peter Abaelardus.

b. Skolastik Puncak (1200-1300)Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300, dan masa ini juga disebut masa berbunga, karena pada abad ke-12 ini filsafat di Eropa mengalami kemajuan yang luar biasa, karena berdirinya universitas-universitas dan perserikatan-perserikatan biarawan yang ikut serta menyelenggarakan ilmu. Jadi, filsafat menerima perhatian yang amat besar. Pada awal abad ke-13, di samping universitas-universitas timbullah dalam lingkungan katolik yang disebut ordo, yang merupakan kumpulan orang yang hendak mencapai kesempurnaan hidup di bawah pimpinan seorang pembesar. Mereka berkumpul dalam suatu biara, dan dalam biara itu diselenggarakan ilmu dan filsafat oleh para biarawan[footnoteRef:8][8]. [8: [8] Poedjawijatna, Pembimbing ke arah alam filsafat. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 83]

Ada beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya, yaitu[footnoteRef:9][9]: [9: [9] Asmoro Achmadi, Op.Cit, h. 73]

1. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12, sehingga abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.2. Tahun 1200 didirikan universitas almamater di Prancis. Universitas ini merupakan gabungan beberapa sekolah, almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya universitas di Paris, Okford, Mont Pellier, Cambridge, dan lain-lain.3. Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul, karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.

c. Skolastik akhir (1300-1450)Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham, Nicolas Cusasus.

Skolastik Arab (Islam)Dalam bukunya, Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah skolastik Arab jarang dipakai orang dalam kalangan umat Islam, tetapi yang biasa dipakai adalah istilah ilmu kalam atau filsafat Islam, sedangkan pembahasan ilmu kalam dengan filsafat Islam biasanya dipisahkan.Yang dimaksud dengan para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada masa skolastik), yaitu: al Farabi, Ibnu Sina, al Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan ahli pikir tersebut besar sekali, diantaranya:a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles, sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles saja.b. Apabila orang-orang Barat mengenal Aristoteles itu adalah berkat tulisan dari para ahli pikir Islam terutama dari Ibnu Rusyd[footnoteRef:10][10], sehingga dikatakan Ibnu Rusyd sebagai guru terbesar para ahli pikir Skolastik Latin. [10: [10] Ibnu Rusyd (Muhammad Ibnu Rusyd) dalam filsafat Barat dikenal dengan nama Avverroes. Lahir tahun 1126 di Cordova. Disamping sebagai ahli pikir , ia juga ahli hukum dan kedokteran. Hanya karena Ibnu Rusydlah universitas Cordova semakin terkenal. Ia meninggal di pengasingan (Maroko) tahun 1198. Ia telah banyak sekali memberikan tulisannya tentang ajaran Aristoteles. Dibandingkan dengan Ibnu Sina, ia lebih besar pengaruhnya terhada Skolastk Latin.]

c. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi para ahli pikir Islam tersebut memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli pikir Islam, Plato dan al Quran adalah benar, mereka mengadakan perpaduan antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar. Dengan demikian, dalam pembahasan Skolastik Islam terbagi menjadi dua periode, yaitu: Periode Mutakallimin (700-900) dan periode Filsafat Islam (850-1200)[footnoteRef:11][11]. [11: [11] Asmoro Achmadi, Op.Cit, h. 79]

Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan kemoderenan Barat.

PenerjemahanSalah sati ciri fase pembentukan filsafat Skolastik ialah adanya penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat dari bahasa Arab atau Yunani ke dalam bahasa spanyol, kemudian ke dalam bahasa Latin atau langsung ke dalam bahasa Latin. Karangan-karangan filosof Islam merupakan sumber terpenting bagi kegiatan penterjemah buku-buku pada masa itu, salah satu faktor tersebut ialah adanya pusat-pusat kebudayaan Arab atau yunani di kota Toledo.Para penterjemah yang terkenal antara lain:1. Adelard of Bath, ia menterjemah buku tentang perbintangan karangan al Khawarizmi2. Costantine Afrika, ia banyak menterjemahkan buku-buku ketabiban karangan orang Islam, Yahudi dan Yunani.3. Gundissalinus, ia bekerjasama dengan yuhanna bin Dawud untuk menterjemahkan beberapa buku-buku Islam atau pun Yunani.4. Gerardof Cremona, ia juga banyak menterjemahkan buku-buku Arab dan Yunani, ia juga menterjemahkan buku Aristo yang sudah di Arabkan.Pada masa berikutnya yakni pada masa kejayaan filsafat skolastik, kegiatan penterjemahan lebih maju lagi, yakni dengan dibaginya penerjemahan ke dalam dua fase. Fase pertama penerjemahan dari buku-buku Arab lebih banyak daripada penerjemahan dari buku-buku Yunani. Fase kedua penerjemahan seluruhnya dari buku-buku Yunani[footnoteRef:12][12]. Pada masa ini juga banyak di jumpai tokoh-tokoh penterjemah dari kalangan Barat, seperti Michael Scoot, Herman, Gulliano Morbake, dan lain-lain. [12: [12] Hanafl, Op. Cit, h. 157]

Pusat-pusat penerjemah ketika itu adalah1. Spanyol, terutama kota Toledo yang merupakan pusat penerjemahan buku-buku Arab2. Inggeris, yaitu universitas Okspord yang merupakan pusat penerjemahan buku-buku Yunani.3. Italia, yaitu di istana Federik II yang merupakan tempat penerjemahan buku-buku Arab dan yunani.4. Vatican, yaitu istana paus5. Constatinovel

B. Perkembangan ilmu pada masa kejayaan Islamsejak awal kelahirannya, Islam memberikan penghargaan sangat besar kepada ilmu. kedatangan Nabi Muhammad SAW, yang kedatangannya bersama Islam memberikan cahaya kepada masyarakat yang hidup di zaman Jahiliyah yang penuh dengan keterbelakangan memasuki masyarakat yang berilmu dan beradab. Apabila ditelusuri, maka ilmu berkembang dengan munculnya Islam itu sendiri. Hal ini berdasarkan wahyu Allah pertama yang disampaikan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan beliau untuk membaca. Wahyu pertama ini menghendaki agar umat Islam senantiasa membaca yang dilandasi dengan bismi Rabbik, dalam arti hasil bacaan dapat bermanfaat bagi kemanusiaan[footnoteRef:13][13]. [13: [13] Aceng Rahmat dkk, Filsafat Ilmu Lanjutan. (Jakarta:Kencana, 2011), h. 119]

Pada masa kejayaan Islam, khusunya pada masa Dinasti Umaiyyah di Spanyol dan Dinasti Abbasiyah di bagdad, ilmu berkembang dengan pesat. Kemajuan ilmu membawa Islam pada masa keemasan, yang dalam masa yang sama di wilayah-wilayah yang jauh seperti di dunia Barat masih berada dalam abad kegelapan peradaban (dark age)[footnoteRef:14][14]. [14: [14] Ibid]

Dalam sejarah Islam, dikenal nama-nama seperti al Mansur, al Mamun dan Harun ar Rasyid yang memberikan perhatian besar pada perkembangan ilmu di dunia Islam.Pada masa pemerintahan al Mansur, proses penerjemahan karya-karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab berkembang dengan pesat. Pada zaman Harun ar Rasyid proses penerjemahan karya filsuf Yunani masih berlangsung, dan ia memerintahkan Yuhanna Ibn Mazawayh yang merupakan seorang dokter istana untuk menerjemahkan buku-buku kuno tentang kedokteran[footnoteRef:15][15]. Penerjemahan ilmu-ilmu lain seperti astronomi, antara lain Siddhanta, sebuah risalah India yang diterjemahkan oleh Muhammad Ibnu Ibrahim al Fazari pada tahun 806 M,, selanjutnya Siddhanta oleh al Khawarizmi dibuat dalam versi baru dan disertai dengan berbagai komentar[footnoteRef:16][16]. [15: [15] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu. (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2004), h. 40] [16: [16] Ibid]

Pada tahap selanjutnya, pemerintahan al Mamun yang berjasa mengembangkan ilmu di dunia islam, membangun baitul hikmah yang terdiri dari perpustakaan, sebuah observatorium dan sebuah depertemen penerjemahan. Orang penting dalam baitul hikmah adalah Hunain yang berjasa menerjemahkan buku-buku karya Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan Archimedes[footnoteRef:17][17]. [17: [17] Ibid]

Pada zaman keemasan Islam muncul ahli-ahli dalam berbagai bidang ilmu yang menaruh perhatian besar terhadap filsafat Yunani terutama Aristoteles, yang diikuti dengan munculnya filsafat Islam periode pertama yang ditandai dengan munculnya para filsuf muslim, yaitu: al Kindi, ar Razi, al Farabi, Ibnu Sina. Pada periode kedua filsafat Islam, muncul aliran Mutazilah. Selanjutnya, al Ghazali yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam, yang diberi gelar Hujjatul Islam (benteng Islam), merasa ketidakpuasan terhadap aliran filsafat Islam Rasionalisme dan beralih ke lapangan Tasawuf, ia mengarang buku yang berjudul Tahafut al falasifah (kerancuan para filsuf)[footnoteRef:18][18]. [18: [18] Aceng Rahmat dkk, Op. Cit, h. 121]

Dalam tahap kedua filsafat Islam, muncul ilmuwan muslim yang hidup di Eropa (Spanyol) yaitu pada zaman dinasti Umaiyyah, pada waktu itu Eropa berada dalam zaman kegelapan. Dengan tampilnya filsuf muslim di Eropa, maka ilmu dan peradaban mulai berkembang di Eropa dan terus meningkat. Pada waktu itu ilmuwan muslim yang dikenal adalah Ibnu Bajjah (1100-1138M) dan di Eropa dikenal dengan nama Avempace, Ibnu Thufail (1185M) yang dikenal di barat dengan nama Abubacer dan Ibnu Rusyd (1126-1198M) yang di barat dikenal dengan Avverocce. Ibnu Rusyd menunjukkan sikap pembelaan terhadap aliran rasionalisme dalam filsafat Islam dan ia menulis buku yag berkaitan dengan hal tersebut dengan judul Tahafut at Tahafut (kerancuan kitab). Nama-nama yang dituliskan di atas baru sebagian kecil saja dari para saintis dan juga filosof muslim yang memberikan sumbangan tak ternilai bagi kemajuan ilmu, selain mereka banyak lagi tokoh-tokoh filosof muslim.Selain adanya perkembangan ilmu yang dapat dikategorikan ke dalam bidang eksakta, matematika, fisika, kimia, geometrid dan lain sebagainya, sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu keislaman, baik dalam bidang tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih dan disiplin ilmu keislaman lainnya.Perkembangan ilmu tafsir dan ulum al Quran belum menemukan bentuknya yang konkrit sampai dengan abad ke-3 H, khusus dalam bidang ulum al Quran pembahasannya memperlihatkan dua bentuk, yaitu aspek juzi dan syamil. Dalam bidang hadis , perkembangan ilmu hadis dimulai sejak imam SyafiI menyusun kitabnya yang bernama ar Risalah., yang memuat problematika sanad dan matan, walaupun tidak demikian terperinci seperti yang dikemukakan oleh ulama sesudahnya. Pada perkembangan selanjutnya, ilmu hadis semakin diperluas dengan terbagi kedalam dua bentuk yaitu ilmu hadis Riwayah dan Dirayah. Selain dalam bidang al Quran dan Hadis, ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih juga mengalami perjalanan panjang hingga terbentuk seperti sekarang ini, seperti ilmu Fiqih menjadi sebuah disiplin ilmu dengan mengalami perjalanan beberapa tahun, mulai dari zaman Rasulullah sampai pada tahun kemunduran dengan jatuhnya Bagdad ke bangsa Tartar[footnoteRef:19][19]. [19: [19] Amsal bakhtiar, Op. Cit, h. 44]

C. Masa peralihanSetelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio zaman modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanism dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16. KesimpulanAbad pertengahan di eropa juga disebut dengan abad kegelapan, karena pada waktu itu Eropa belum terlalu mengenal pengetahuan tentang filsafat, yang mana ketika itu Islam sudah mulai mengalami masa kemajuan seperti pada zaman dinasti Umaiyyah dan Abbasiyah. Yang pada akhirnya orang Eropa mulai mengenal filsafat atau keilmuan setelah mereka berinteraksi banyak dengan orang Islam. Karena orang Islam sudah terlebih dahulu memulai kegiatan penterjemahan dibanding dengan Barat. Sehingga boleh dikatakan orang Islam telah memberikan sumbangsih yang banyak terhadap kemajuan bangsa Eropa dalam bidang pengetahuan, tapi sayang mereka tidak mau mengakui hal tersebut dan sengaja menyembunyikannya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada. 2005Bakhtiar, Amsal. Filsafat Umum. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada. 2004Hanafl. Filsafat Skolastik. Jakarta: Pustaka al Husna. 1983Poedjawijatna. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1991------------------. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005Rahmat, Aceng dkk. Filsafat Ilmu lanjutan. Jakarta: kencana. 2011Salam, Burhanudin. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan telah melalui berbagai era yang berbeda, pada kesempatan ini kami akan mengulas mengenai perkembangan ilmu pada abad petengahan. Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi. Adanya larangan pengeksposan tubuh manusia dan hewan membuat kesenian menemukan teknik abstraksi yang memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya kehadiran bentuk realis.PENGERTIAN ABAD PERTENGAHANAbad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi. Adanya larangan pengeksposan tubuh manusia dan hewan membuat kesenian menemukan teknik abstraksi yang memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya kehadiran bentuk realis. Pada masa ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh pemerintahan Islam dari timur tengah. Seorang ksatria (crusade) harus selalu bersedia membela keyakinannya setiap kali terjadi pertempuran dalam perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian menjadi di bawah pengaruh keagamaan.SEJARAH ABAD PERTENGAHANZaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan sejarah bangsa-bangsa di benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu periode panjang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.Zaman Pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam lapangan ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologiae, abdi agama. Oleh karena itu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi Barat hingga kira-kira abad ke-10, di Eropa tidak ada kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan yang spektakuler yang dapat dikemukakan. Periode ini dikenal pula dengan sebutan abad kegelapan.Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tampak dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan tersebut antara lain pembaharuan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaharuan dalam bidang perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Alatalat navigasinya pun mendapat kemajuan pula. Kompas mulai digunakan orang di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal kapas. Kemajuan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh orang Islam ke Spanyol. Di samping itu orang juga telah mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak. Berbeda dengan keadaan di Eropa yang mengalami abad kegelapan, di dunia Islam pada masa yang sama justru mengalami masa keemasan ilmu pengetahuan dan teknologi.terutama pada zaman Bani Umayah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 M, delapan abad sebelum GalileoGalilei dan Copernicus melakukannya. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam juga dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani, dan bahkan khalifah Al Makmun telah mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) pada abad 9 M. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada dunia Islam tersebut dimungkinkan oleh adanya pengamatan yang terusmenerus dan pencatatam yang teratur serta adanya dorongan dan bantuan dari pihak para raja yang memerintah. Dengan demikian untuk pertama kalinya dalam sejarah, tiga faktor penting, yaitu politik, agama dan ilmu pengetahuan, berada pada satu tangan, raja atau sultan. Keadaan ini sangat menguntungkan perkembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Selama 600 700 tahun lamanya kemajuan kebudayaan dan ilmu pengetahuan tetap ada pada bangsa-bangsa yang beragama Islam.Menurut Slamet Iman Santoso (1997: 64) sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga hal, yaitu : (1) menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di dunia Barat sampai sekarang, (2) memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan, dan (3) menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar. Beberapa orang yang memberi sumbangan besardalam perkembangan pengetahuan dan teknologi di dunia Islam antara lain Al Khawarizmi, Omar Khayam, Jabir Ibnu Hayan, Al-Razi, Ali Ibnu Sina, Al-Idrisi dan Ibn Khaldun. Muhammad Ahmad Al-Khawarizmi menyusun buku Aljabar padatahun 825 M, yang menjadi buku standar beberapa abad lamanya di Eropa. Ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa (arithmetics). Buku tersebut menjadi pembuka jalan di Eropa untuk mempergunakan cara desimal, yang menggantikan penulisan dengan angka Romawi. Khawarizmi juga telah memperkenalkan persamaan pangkat dua dalam aljabar. Omar Khayam (1043-1132) seorang penyair, sekaligus ahli perbintangan dan ahli matematik telah menemukan pemecahanpersamaan pangkat tiga. Pemecahannya itu berdasarkan planimetri dan potongan-potongan kerucut. Jadi barangkali dengan cara grafik dan belum dapat menemukan semua akar dari persamaan pangkat tiga. Khayam juga menemukan suatu soal matematik yang belum terpecahkan sampai sekarang, yaitu bilangan A3 ditambah bilangan B3 tidak mungkin sama dengan bilangan C3. Penemuan ini pada abad ke-17 digeneralisasikan oleh Fermet (1601-1665) menjadi semua pangkat: Xn + Yn = Zn, dengan ketentuan n lebih besar dari 2 (Santoso, 1977: 62).Jabir Ibnu Hayan (720 800 M) banyak mengadakan eksperimen, antara lain tentang kristalisasi, melarutkan, sublimasi, dan reduksi. Di samping mengadakan eksperimen, ia juga banyak menulis antara lain tentang proses pembuatan baja, pemurnian logam, memberi warna pada kain dan kulit, cara membuat kain tahan air, dan pembuatan zat warna untuk rambut. Ia juga menulis tentang pembuatan tinta, pembuatan gelas, cara memekatkan asam cuka dengan cara destilasi. Mengenai unsure-unsur ia berpendapat bahwa logam atau mineral itu terdiri atas dua unsure penting yakni raksa dan belerang dengan berbagai macam susunan. Logam atau mineral berbeda karena susunan unsur-unsurnya berbeda. Dalam bidang kedokteran muncul nama-nama terkenal seperti : Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau di negara Barat dikenal dengan sebutan Razes (850-923 M) dan Ibn Sina atau Avicenna (980-1037 M). Razes sangat banyak menulis buku, diantaranya 100 buah buku tentang kedokteran, 33 buah buku tentang ilmu pengetahuan alam termasuk alkimia, 11 buah buku tentang matematika dan astronomi, dan lebih dari 45 buah buku tentang filsafat dan teologia. Salah satu hasilkaryanya tersebut adalah sebuah ensiklopedia kedokteran berjudul Continens. Sementara itu Ibn Sina juga menulis buku-buku tentang kedokteran yang diberi nama Al-Qanun. Buku ini menjadi buku standar dalam ilmu kedokteran di Eropa sampai tahun 1650. Buku tersebut ditulis dengan sangat sistematis dan teliti. Mungkin itulah sebabnya, buku tersebut dapat bertahan sekian lamanya (Santoso, 1997: 63). Selain itu Abul Qasim atau Abul Casis menulis sebuah ensiklopedi kedokteran, yang antara lain menelaah ilmu bedah serta menunjukkan peralatan yang dipakai masa itu ( tahun 1013). Ibn Rushd atau Averoes (1126-1198 M) seorang ahli kedokteran yang menerjemahkan dan mengomentari karya-karya Aristoteles. Dari tulisannya terbukti bahwa Ibn Rushd mengikuti aliran evolusionisme, yaitu aliran yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia tidak tercipta tiba-tiba dan dalam keadaan yang selesai, melainkan semuanya terjadimelalui perkembangan, untuk akhirnya menjelma dalam keadaan yang selesai.Tokoh lain yang juga turut berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, terutama dalam bidang geografi adalah Al- Idrisi (1100-1166 M). Ia telah membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada Raja Roger II dari kerajaan Sicillia.Dalam khasanah pengetahuan sosial, di Dunia Islam terdapat nama Ibn Khaldun (1332 1406 M), yang memiliki nama lengkap Abu Zaid Abdal-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Ia merupakan seorang ahli sejarah, politik, sosiologi, dan ekonomi. Ia sering dianggap sebagi perintis ilmu sosial dan peletak dasar sosiologi. Hasil karyanya yang termasyhur adalah sebuah buku berjudul Al-Muqaddimah. Dalam bukunya tersebut, ia membahas tentang perkembangan masyarakat dan perubahan dalam masyarakat. Sebagai penemu ilmu masyarakat yang baru, Ibn Khaldun berusaha keras agar objektif dalam memaparkan masyarakat ketimbang menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit masyarakat (Baali, 1989 : 191). Dalam pandangan Ibn Khaldun, gejala sosial mengikuti pola dan hukum tertentu, dan dengan sendirinya akan menghasilkan akibat-akibat tertentu pula. Dikatakan bahwa hukum-hukum sosial tidak hanyamengena pada perseorangan, tetapi pada semua orang. Hukum-hukum sosial akan berlaku sama bagi masyarakat, meskipun terpisah ruang dan waktu Oleh karena itu hukum-hukum ini tidak dipengaruhi oleh seseorang. Seorang pemimpin tidak dapat memperbaiki keadaan sosial, kalau tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Sebagai peletak dasar sosiologi, Ibn Khaldun mempergunakan banyak metode dan teori untuk menjelaskan faktor yang ada dalam masyarakat.PERKEMBANGAN ILMU PADA ABAD PERTENGAHANAkal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan jelas pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan terhadap akal muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad Pertengahan ini merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus persen pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua manusia. Filsafat rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha yang sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama sekali ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus mutlak, orang-orang yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus dimusuhi.Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu ajaran agama.Ciri khas dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal yang dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitucredo ut intelligam. Rumusan itu berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu. Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argument untuk memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu.Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah yang didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani. Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat Abad Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu pula maka menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah St. Anselmus.Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas Aquinas. Dia adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat filsafat Aristoteles sesuai dengan agama Kristen[1]Kita anggap ia menciptakan perpaduan hebat antara iman dan ilmu pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu ia hidup telah banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama.Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya. Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang : Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.TOKOH-TOKOH IMUWAN PADA ABAD PERTENGAHAN1. PLOTINUS ( 204-270 )Plotinus adalah filosof pertama yang mengajukan teori penciptaan alam semesta. Ia mengajukan teori emanasi yang terkenal itu. Teori ini diikuti oleh banyak filosof Islam. Teori itu merupakan jawaban terhadap pertanyaan Thales kira-kira delapan bad sebelumnya: apa bahan alam semesta ini. Plotinus menjawab: bahannya Tuhan. Filsafat Plotinus kebanyakan bernapas mistik, bahkan tujuan filsafat menurut pendapatnya adalah mencapai pemahaman mistik. Permulaan abad pertengahan barangkali dapat dikatakan dimulai sejak Plotinus. Karena pengaruh agama Kristen kelihatannya sangat besar; filsafatnya berwatak spiritual. Secara umum ajaran plotinus di sebut Plotinisme atau neoplatonisme. Jadi, ajaran plotinus tentulah berkaitan erat dengan ajaran PLATO. Pengaruhya jelas sangat besar, pengaruh itu ada pada teologi kristen, juga pada renaissance. Kosmologi Plotinus cukup tinggi, terutama dalam kedalaman spekulasinya dan daya imajinasinya.2. AUGUSTINUS ( 354 430 )a. Riwayat Hidup AugustinusAugustinus lahir pada tanggal 13 november 354 di Tagaska, Numidia (sekarang Algeria). Ayahnya Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya Monica (Monnica), adalah penganut Kristen yang amat taat.Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang Gramatika dan Aritmatika. Tatkala berumur sebelas tahun, ia dikirim kesekolah Madaurus, suatu tempat orang kafir (lingkungan kafir). Lingkungan itu telah mempengaruhi perkembangan moral dan agamanya sementara ibunya selalu mendoakan agar anaknya menerima ajaran Kristen.Pada tahun 370, karena bantuan kawannya ( Romanius ), ia pergi ke Kartago. Disana ia tinggal bersama guru wanita yang melahirkan anak untuknya yang bernama Adeodatus pada tahun 371. Disana ia menjadi seorang manichean, yaitu suatu ajaran agama yang mengajarkan bahwa Mani adalah Nabi yang terakhir. Benar-banar yang di jadikan juru selamat yang di janjikan oleh yesus Kristus.Pada tahun 373-374 ia mengajar di Tagaska, dan sembilan tahun berikutnya ia mengajar di Kartago. Kemudian ia pindah ke Roma, dan ia mendirikan sekolah retorika, dan ia meninggalkan ajaran Mani lalu menjadi skeptis. Lalu setahun kemudian ia mendirikan sekolah di Milan.Ada beberapa pengaruh yang di terimanya, diantaranya ialah dari Saint Ambrose, temannya Simplicianus, dan Neo-Platonisme. Dan semuanya itu mengiringnya untuk menerima gereja kristen. Tobatlah ia pada hari Paskah ( 25 april 378 ) beserta anaknya ( adeodatus ) dibaptiskan. Segera setelah itu ia dan keluarganya kembali ke Afrika. Dan di Ostia, pelabuhan Roma ibunya meninggal dunia setalah terjadi pembicaraan indah dengannya.Setelah Augustinus mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan melayani pengikut-pengikutnya. Setelah kembali ke Tagasta pada tahun 388, ia menjual seluruh harta warisannya dan hasil penjualan itu di berikan semuanya kepada fakir miskin. Yang tertinggal hanyalah sebuah rumah yang di ubahnya menjadi suatu tempat masyarakat biarawan. Ia sebenarnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 ia di tahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya didekat kota Hippo ( sekarang masuk wilayah Aljazair ).Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan lagi menjadi uskup di Hippo. Dan di tahun terakhir kehidupannya adalah tahun peperangan bagi Imperium Romawi. Di tengah penyerbuan Vandal yang mengepung Hippo pada tanggal 28 agustus 430, Augustinus meninggal dalam kesucian dan kemiskinan yang sudah lama dijalaninya. Setelah penaklukan itu orang Vandal menghancurkan semua yang di jumpai mereka kecuali Gereja dan perpustakaan Augustinus yang di biarkan tanpa di ganggu.3. BOETHIUSBoethius adalah philosof yang semasa dengan Augustinus dan memiliki gaya yang hampir serupa. Bukunya yang berjudul The Consolation of Philosophy, merupakan buku filsafat yang klasik. Selain buku itu ia juga menulis karya-karya yang berpengaruh pada abad pertengahan. Ia dikatakan sebagai penemu quadrium yang merupakan bidang studi poko pada abad pertangahan. Ia dianggap sebagai filosof skolastik yang pertama, karena ia berpandapat bahwa filsafat merupakan pendahulu kepada agama.Abad KegelapanSesudah boethius, eropa mulai mengalami depresi besar-besaran. Menurunnya kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama, munculnya feodalisme, invasi besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru, semuanya merupakan faktor yang dapat menghasilkan kekosongan intelektual. Semua para ilmuwan pada waktu itu lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan mereka mempertahankan dogma-dogma kristen.Asal istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun 1000-an, yaitu antara masa jatuhnya imperium Romawi dan Renaissance abad ke-15. Seorang tokoh yang terkenal abad ini adalah St. Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo ut intelligam yang dapat dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan. Sekalipun pada umumnya filosof abad pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal dan iman), Anselmulah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.4. ANSELMUS ( 1033-1109 )Anselmus, Uskup Agung Canterbury, lahir di Alpen, Italia, sekitar tahun 1033. Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karier di bidang politik dan mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Seperti anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung ke biara. Di biara Bec, Normandia, di bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc.Anselmus berpegang pada motto yang juga dipegang Agustinus, Saya percaya agar dapat mengerti. Yang ia maksudkan dengan pernyataan itu adalah bahwa tanpa wahyu, tidak ada kebenaran karena itu mereka yang mencari kebenaran harus beriman dahulu pada wahyu tersebut. Ia mengemukakan argumentasi ontologi (informasi yang dapat mengarah ke penemuan sesuatu yang penting) untuk percaya kepada Allah. Singkatnya, ia menyatakan bahwa rasio manusia membutuhkan ide mengenai suatu Pribadi yang sempurna (Allah), oleh sebab itu Pribadi tersebut harus ada. Ide ini telah menawan hati banyak filsuf dan teolog sepanjang masa.5. THOMAS AQUINAS (1225-1274)Hanya ada dua kekuatan yang menggerakkan gemuruhnya dunia: agama dan filsafat. Aquinas membicarakan kedua-duanya, hakikat masing-masing, serta hubungan kedua-duanya. Ketertarikan pemikirannya dengan Agustinus yang hidup hampir seribu tahun sebelumnya cukup jelas: Agustinus juga membicarakan agama dan filsafat, hakikat serta hubungan kedua-duanya.Bagi Aqinas, semua objek yang tidak dapat diindera tidak akan dapat diketahui secara pasti oleh akal. Oleh karena itu, kebenaran ajaran Tuhan tidak mungkin dapat diketahui dan diukur dengan akal. Kebenaran ajaran Tuhan diterima dengan iman. Sesuatu yang tidak dapat diteliti dengan akal adalah objek iman. Pengetahuan yang diterima atas landasan iman tidaklah lebih rendah daripada pengetahuan yang diperoleh dengan akal. Paling tidak, kebenaran yang diperoleh dengan akal tidak akan bertentangan dengan ajaran wahyu (Randal: 236-276).Berdasarkan uraian itu dapat diketahui dua jalur pengetahuan dalam filsafat Aquinas. Jalur itu ialah jalur akal yang dimulai dari manusia dan berakhir pada Tuhan, dan yang kedua ialah jalur iman yang dimulai dari Tuhan (wahyu), didukung oleh akal.DAFTAR PUSTAKATafsir, Ahmad Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capr), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990.http://id.wikipedia.org/wiki/Anselmushttp://irwan-cahyadi.blogspot.com/2012/06/tokoh-tokoh-filsafat-abad-pertengahan.html________Oleh: Budi Pranoto(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.)Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda yang ada di sekitarnya. Rasa ingin tahu ini mendorong munculnya ilmu pengetahuan. Ilmu dan filsafat adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Dimana filsafat memegang peranan penting dalam suatu keilmuan. Filsafat adalah The mother of science, filsafat adalah induk dari banyak pengetahuan. Di Yunani filsafat mampu mengubah pola pemikiran manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Alam yang semula ditakuti mulai didekati. Perubahan pola pemikiran tersebut juga menyebabkan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik di dalam jagad raya (makro kosmos) maupun alam manusia (mikro kosmos).Ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini tidak muncul dengan sendirinya dan terjadi secara bertahap. Adapun perkembangan ilmu tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern, dan post modern (kontemporer).Pada abad pertengahan filsafat barat mengalami kegelapan. Namun Islam justru mengalami kebangkitan. Dengan berkembanganya pengaruh Islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan ilmu.Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa terdapat empat periodesasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, yaitu zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern, dan kontemporer. Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai perkembangan ilmu pada masa abad pertengahan.Perkembangan Ilmu pada Zaman Abad PertengahanZaman abad pertengahan sering kita kenal dengan nama Middle Age. Zaman ini terjadi pada abad 6 Masehi sampai sekitar abad 14 Masehi. Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di bidang ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan.Ketika bangsa Eropa mengalami kegelapan, Islam justru mengalami kebangkitan yang dimulai dari lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW pada abad ke 6 Masehi. Pada zaman Bani Umayyah, Islam telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, dan pada abad 8 Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi serta Islam telah memperluas pengamatan terhadap ilmu kimia, obat-obatan, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Islam juga telah mendirikan penerjemahan berbagai karya Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat pada masa keemasannya serta menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.Perkembangan ilmu pengetahuan di beberapa wilayah kekuasaan Islam juga sudah maju. Di India telah dibangun sekolah-sekolah yang mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti ilmu logika, geometris, geografi, politik, dan matematika.Tokoh-Tokoh Ilmuwan yang Berperan dalam Perkembangan IlmuDengan berkembanganya pengaruh Islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan yang berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut:1. Al Farabi (870 M-950 M).Beliau adalah seorang komentator filsafat Yunani yang berkontribusi dalam bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Beliau telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik yaitu kitab Al-musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-fadhilah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum ilahian Islam.2. Al-Khawarizmi (780 M 850 M),Hasil pemikirannya berdampak besar dalam bidang matematika yang terangkum dalam buku pertamanyanya yaitu Al-jabar. Selain itu karyanya adalah Al-kitab Al-mukhtasar fi hisab Al-jabr waal-muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat Al-ard (Pemandanganan Bumi).3. Al-Kindi (801 M 873 M)Al-Kindi bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidang goemetri , astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik.4. Al-Ghazali (1058 M 111 M)Beliau adalah seorang filsuf dan teolog muslim dari Persia. Karya beliau berupa kitab-kitab, antara lain kitab Al-munqidih min adh-dalal, Al-risalah al-quadsiyyah, dan mizan al-Amal.5. Ibnu Sina ( 980 M 1037 M ).Beliau adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau adalah bapak pengobatan. Karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.6. Ibnu Rusyd (1226 M 1198 M)Beliau adalah filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume.7. Ibnu Khaldun (1332 M 1406 M)Beliau adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah ( pendahuluan ).8. Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert ( 721 M 815 M )Beliau adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.9. Al-Razi ( 856 M 925 M )Beliau lebih dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian Al-kimi atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.1. Ibnu HaitamBeliau dikenal dalam kalangan cerdik pandai di barat, dengan nama Alhazen. Beliau adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.1. AlBattani (850 M 929 M)Beliau memberikan kontribusi dalam bidang astronomi dan matematika. Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.2. Imam Hanafi ( 699 M 767 M ), Imam Malik ( 712 M 798 M ), Imam SyafiI (767 M 820 M ) dan Imam Hanbali ( 780 M 855 M ) adalah orang-orang yang besar dengan kitab masing-masing dalam bidang fikih.3. Yaqut bin Abdullah al Hamawi ( 1179 M 1229 ), yang mengarang kitab Mujam al-buldan (kamus Negara) adalah nama-nama ilmuwan yang berperan terhadap perkembangan di bidang sosial.4. Ibnu Yunis, Umar Al- khayyam , Will Durant, Feilding H. Gorrison, dan Abu Rayhan al-Biruni merupakan para ilmuwan di bidang sains dan antropologi.5. Shen Kou ( 1031 M 1095 M )Beliau adalah seorang ilmuwan Cina yang pertama kali menggambarkan magnet jarum-kompas yang digunakan untuk navigasi.6. Su Song (1020 M 1101 M)Beliau adalah seorang astronom yang menciptakan langit bintang pada Atlas.7. Jamal Al-dinBeliau adalah tokoh yang mendirikan observatorium ikhtiar Al-din yang merancang pembangunan istana raja di laut utara.Periode-Periode Abad Zaman PertengahanPada filsafat zaman Abad Pertengahan dibagi menjadi dua periode sebagai berikut:1. Periode PatristikPetristik berasal dari kata latin yaitu patres yang berarti bapa-bapa Gereja. Mereka adalah ahli-ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen.2. Periode SkolastikPada periode ini dibagi menjadi dua periode yaitu periode skolastik Kristen dan periode skolastik Islam.1. Periode Skolastik KristenPeriode ini dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga tahap:1) Periode skolastik AwalMasa ini terjadi pada abad ke-9 sampai abad ke-12 Masehi. Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran dari kungkungan gerejawan yang telah membatasi berfilsafat, karena berfilsafat sangat membahayakan bagi agama Kristen. Dalam periode ini yang ditonjolkan adalah hubungan antar agama dan filsafat karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi dalam masa ini filsafat masih bertumpu pada alam fikiran dankarya-karya Kristiani.2) Periode Skolastik KeemasanPada masa ini Skolastik mengalami kejayaan yang berlangsung pada tahun 1200 1300 Masehi. Ada beberapa faktor yang membuat masa-masa ini mengalami keemasan, diantaranya adalah pengaruh Aristoteles dan ahli fikir Islam sejak abad ke-12 sehingga pada abad ke-13 telah tumbuh ilmu pengetahuan yang luas. Kemudian pada masa ini telah berdiri beberapa universitas dengan fakultas-fakultas seperti Fakultas Teologia, Fakultas Kedokteran serta Fakultas Sastra. Munculnya ordo-ordo yang membawa dorongan kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13 juga merupakan faktor yang membuat masa ini mengalami keemasan.3) Periode Skolastik TerakhirMasa ini berlangsung pada tahun 1300 1450 Masehi. Masa ini ditandai dengan masa kemalasan berfilsafat. Nicolous Cusanus adalah tokoh yang terkenal pada masa ini dan sebagai tokoh pemikir yang terakhir pada masa Skolastik. Menurut pendapatnya terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu melewati indera, akal, dan lewat intusi.KESIMPULANPada pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada zaman abad pertengahan, pengaruh Islam sangat menonjol dalam perkembangan pengetahuan. Terbukti dengan banyaknya ilmuwan-ilmuwan Islam yang ikut andil dalam perklembangan tersebut. Selanjutnya, pada masa abad pertengahan terdapat dua periode, yaitu Periode Patristik dan Periode Skolastik yang terdiri dari Periode Skolastik Awal, Periode Skolastik Keemasan,dan Periode Skolastik Terakhir.DAFTAR PUSTAKAJamaludin Cool. 2011. Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu, http://jamaludinassalam.wordpress.com, diakses pada 29 Maret 2014.Anonim. 2013. Filsafat Periode Pertengahan (sosiologi online), http: //asyarisajadakwah.blogspot.com, diakses pada 14 April 2014.___________Tri Yulianingsih, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas B. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas individu pada mata kuliah Filsafat Ilmu tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.