15
Organisasi kemahasisw aan 1. Landasan Pengembangan Kemahasiswaan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0457/U/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Pola Pengembangan Kemahasiswaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Kelembagaan Dirjen Dikti, Depdiknas. Visi, Misi, dan Tujuan Unhas Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Hukum Unhas PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Usia seseorang saat menjadi mahasiswa, sering disebut sebagai usia emas (golden age). Hal tersebut disebabkan karena pada usia sekitar 20-an, prestasi kegiatan yang berkaitan dengan fisik, khususnya olahraga, mencapai saat-saat puncak. Atlet-atlet internasional, khususnya olahraga yang terukur, mencapai masa keemasannya pada usia-usia tersebut. Anonim (1993) menyebutkan bahwa sebagian besar atlit cabang olahraga mencapai puncak pada 18-25 tahun, kecuali untuk senam putri dan renang. Menyadari bahwa masa-masa puncak tersebut penting dan tidak boleh dilewatkan, maka Perguruan Tinggi di negara-negara maju mempunyai peran yang sangat penting dalam membina atlit-mahasiswanya. Penyediaan fasilitas yang memadai, program yang jelas dan terarah, tenaga kepelatihan yang handal, tenaga pembina yang memadai, atensi yang cukup besar dari instansi ybs, dll. merupakan sumberdaya yang perlu dioptimalkan dalam upaya mencetak atlit-atlit yang dapat membawa nama harum perguruan tinggi, daerah, dan bahkan negara dan bangsanya. Siregar (1997) menyebutkan bahwa beberapa faktor sukses dalam membina olahraga di perguruan tinggi adalah : (i) olahragawan, pelatih, dan

Organisasi kemahasiswaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Organisasi kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan

1. Landasan Pengembangan Kemahasiswaan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

0457/U/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi

Pola Pengembangan Kemahasiswaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Kelembagaan Dirjen Dikti, Depdiknas.

Visi, Misi, dan Tujuan Unhas Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Hukum Unhas

PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWAUNIVERSITAS GADJAH MADA

PENDAHULUAN

Usia seseorang saat menjadi mahasiswa, sering disebut sebagai usia emas (golden age). Hal tersebut disebabkan karena pada usia sekitar 20-an, prestasi kegiatan yang berkaitan dengan fisik, khususnya olahraga, mencapai saat-saat puncak. Atlet-atlet internasional, khususnya olahraga yang terukur, mencapai masa keemasannya pada usia-usia tersebut. Anonim (1993) menyebutkan bahwa sebagian besar atlit cabang olahraga mencapai puncak pada 18-25 tahun, kecuali untuk senam putri dan renang.Menyadari bahwa masa-masa puncak tersebut penting dan tidak boleh dilewatkan, maka Perguruan Tinggi di negara-negara maju mempunyai peran yang sangat penting dalam membina atlit-mahasiswanya. Penyediaan fasilitas yang memadai, program yang jelas dan terarah, tenaga kepelatihan yang handal, tenaga pembina yang memadai, atensi yang cukup besar dari instansi ybs, dll. merupakan sumberdaya yang perlu dioptimalkan dalam upaya mencetak atlit-atlit yang dapat membawa nama harum perguruan tinggi, daerah, dan bahkan negara dan bangsanya. Siregar (1997) menyebutkan bahwa beberapa faktor sukses dalam membina olahraga di perguruan tinggi adalah : (i) olahragawan, pelatih, dan pembina yang tersedia; (ii) manajemen yang baik; (iii) kepelatihan atas dasar IPTEK olahraga; (iv) program pertandingan yang teratur; dan (v) kesejahteraan / penghargaan; dan (vi) penelitian dan pengembangan.Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam pernyataannya beberapa waktu yang lalu telah mempertimbangkan mulai dimasukkannya mata kuliah olahraga dalam kurikulum perguruan tinggi. Walaupun dengan sistem yang berbeda, beberapa perguruan tinggi sudah memasukkan mata kuliah olahraga dalam kurikulumnya, dengan respon yang positif dari para mahasiswa serta sivitas akademika lainnya. Sidi (1997) menyebutkan bahwa strategi pengembangan olahraga prestasi di perguruan tinggi ialah : (i) mengembangkan mata kuliah olahraga menjadi mata kuliah wajib, (ii) mengembangkan pola penerimaan mahasiswa baru yang memperhatikan prestasi olahraga siswa, (iii) membentuk unit-unit olahraga mahasiswa, dan (iv) mengembangkan sistem perkuliahan yang terintegrasi dengan kegiatan ekstra. Gagasan yang cukup progresif ini belum dapat diujudkan di seluruh perguruan tinggi, karena jumlah mahasiswa yang demikian besar akan mengakibatkan tingginya biaya untuk pengadaan fasilitas.Atensi Universitas Gadjah Mada dalam mengakomodasikan keberadaan atlit-atlit mahasiswa

Page 2: Organisasi kemahasiswaan

tersebut dituangkan dalam bentuk program Penjaringan Bibit Atlit Daerah (PBAD) yang telah dimulai tahun 1996/1997. Program yang sekarang disebut Pejaringan Bibit Olahraga dan Seni (PBOS) tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi siswa SMA yang potensial dalam bidang olahraga untuk menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada. Keberadaan mahasiswa PBOS tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan atmosfir kegiatan olahraga di kampus, meningkatkan prestasi atlit ybs, serta membawa nama harum Universitas Gadjah Mada dan daerah.Menyadari pentingnya pembinaan olahraga bagi atlit-mahasiswa, terutama dengan semakin banyaknya mahasiswa PBOS, maka pembinaan olahraga bagi atlit-mahasiswa di Universitas Gadjah Mada harus dilakukan dengan jelas, mantap, dan terarah agar potensi mahasiswa yang ada bisa dioptimalkan. Bagaimanapun juga pembinaan olahraga di perguruan tinggi dihadapkan oleh banyak kendala, antara lain: (i) minimnya pemahaman, apresiasi terhadap peran olahraga dalam pendidikan dan dalam kehidupan di kampus, (ii) sarana dan prasarana yang terbatas, (iii) minimnya tenaga pembina dan pelatih, (iv) kegiatan akademis, terutama jadual yang tidak mendukung, dan (v) atlit yang kurang all-round (Sidi, 1997). Menyadari hal tersebut, maka pembinaan olahraga harus dapat dilakukan dengan benar, sesuai dengan prinsip yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan, dengan tujuan agar pembinaan olahraga mahasiswa dapat diarahkan ke olahraga prestasi.

TUJUAN PEMBINAAN

Secara umum pembinaan olahraga mahasiswa Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk melakukan: pengelolaan (perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pemantauan serta penilaian) terhadap program olahraga mahasiswa, demi tercapainya peningkatan kegiatan olahraga di kampus dan tercapainya puncak prestasi atlit-mahasiswa yang membawa nama universitas, daerah, dan bangsa serta negara. Lebih lanjut, dengan diselenggarakannya kegiatan olahraga di Kampus Universitas Gadjah Mada, nilai-nilai dan karaketr-karakter yang ada di dalam olahraga (sportivitas yang rinciannya antara lain fair play, jujur, tidak curang, senantiasa menyiapkan diri, teamwork, serta belajar atau berlatih terus menerus, berstrategi, disiplin, dan semangat juang) dapat diserap dan diamalkan oleh mahasiswa UGM.

UNSUR-UNSUR PEMBINAAN

Unsur-unsur pembina olahraga bagi atlit-mahasiswa Universitas Gadjah Mada terdiri atas Wakil Rektor Senior I UGM yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Pembina yang bertugas untuk membantu Direktur Kemahasiswaan UGM dalam pembinaan olahraga mahasiswa, Pelatih yang bertugas meningkatkan ketrampilan teknis atlit-mahasiswa, dan lembaga olahraga mahasiswa yang merupakan wadah bagi atlit-mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannyya, serta lembaga-lembaga mahasiswa di fakultas.

SEJARAH

UKM ini terbentuk pada tanggal 1 Oktober 1950 oleh Dewan Mahasiswa UGM, bahkan sebagai UKM tertua di UGM. Dalam perkembangannya dengan metode latihan dari instruktur yang handal menjadikan UKM ini sebagai unit strategis yang berperan penting dalam mensuplai

Page 3: Organisasi kemahasiswaan

pemain–pemain, baik untuk klub – klub profesional di sekitar DIY maupun pihak-pihak yang sifatnya membawa nama DIY semisal PON maupun POMNAS.

Selain Sepakbola, pada tanggal 10 Oktober 2005 unit ini juga menangungi jenis olahraga baru yaitu Futsal. Olahraga Futsal sendiri tidak berdiri sendiri sebagai unit kegiatan mahasiswa namun menjadi sub unit dari UKM sepakbola karena olahraga ini juga diadopsi dari olahraga Sepakbola. Sub divisi Futsal sendiri didirikan oleh Bowo Widianto selaku Ketua UKM pada waktu itu, dimana atas dorongan senior–senior bahwa dirasa perlu untuk membentuk wadah yang menaungi olahraga Futsal karena semakin populernya olahraga ini. Sebagai olahraga baru Futsal belum begitu populer dikalangan mahasiswa UGM maupun Yogyakarta, atas dasar ini UKM Sepakbola terpanggil untuk menjadi pioner dalam mengembangkan olahraga ini. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan event rutin ditingkat kampus serta penyelenggaraan event Futsal nasional pertama tingkat mahasiswa pada tahun 2006.

PROGRAM

1. Menyediakan instruktur dan pelatih yang berkompeten.2. Menyediakan peralatan & perlengkapan latihan yang memadai.3. Menyelenggarakan latihan yang mengacu pada IPTEK4. Menyelenggarakan event sebagai tolak ukur latihan–latihan dan pengorganisasian.5. Membina dan mengembangkan pengelolaan unit kegiatan yang bertanggung jawab.6. Membentuk relasi dan menjalin kerjasama anatara sesama mahasiswa/mahasiswi, dosen, dan alumni serta masyarakat sebagai sumber untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman.

SUSUNAN PENGURUS

Pembina UKM : drh.SudarmintoKetua UKM : KevinderSekretaris : MarliansyahBendahara : Bonang Adi SaputraPengurus harian :- Koordinator Sepakbola1. Bidang Internal : Tonny Wijaya2. Bidang Eksternal : Herlambang Raditya Putra- Koordinator Futsal1. Bidang Internal : Akbar Rahmatullah2. Bidang Eksternal : Teguh PribadiDivisi Khusus :- Divisi :1. Divisi Litbang:a. Andi Irawanb. Aminda Aditya Rachman2. Divisi Danus :a. I Gede Widiartab. Dedi Agung Putra jaya3. Divisi Humas :

Page 4: Organisasi kemahasiswaan

a. Chris Valdanob. Burhan Baskoro4. Divisi kreatif :a. Oki Abriawanb. Danar Miftah Wicaksono5. Divisi grafis :a. Anggorob. Lucky Husaeni Hartanto

SEKRETARIATUKM Sepakbola & Futsal.lantai 2 sayap selatan, Gelanggang Mahasiswa UGM, Jl. Pancasila No. 01 , Bulaksumur, Yogyakarta 55281

E-MAIL : [email protected]

WEBSITE : http://www.sepakbola.ukm.ugm.ac.id

BLOG : http://www.sepakbolafutsal-ugm.blogspot.com

Sriwijaya Football Club (disingkat Sriwijaya FC) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Palembang, Sumatera Selatan.

Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini merupakan tim yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setelah terjadi penjualan opsi kepemilikan dari Persijatim Jakarta Timur.

Tim ini memiliki dua kelompok suporter (S-Mania, Singa Mania) yang kemudian digabung menjadi Sumselmania.

Meski terbilang tim baru dari segi usia, namun prestasi yang ditorehkannya cukup luar biasa yakni setelah mereka tampil sebagai juara Liga dan Copa Indonesia 2007, yang membuat mereka menjadi pusat perhatian publik sepakbola nasional.

DATA KLUB:

Nama lengkap : Sriwijaya Football ClubJulukan : Laskar Wong KitoDidirikan : 1976 (sebagai Persijatim Jakarta Timur)Stadion : Gelora Jakabaring, Palembang (Kapasitas: 40.000)Kostum: Kuning-Kuning (kandang), Hijau-Hijau (tandang)Alamat: Komp. Palembang Square, Jl. Angkatan 45 / Jl. POM IX No.R-130 IndonesiaTelpon: +62 (0) 711 380130Presiden Klub: Dodi Reza AlexManajer: Hendri ZainuddinPelatih : Rahmad Darmawan

SKUAD 2009-2010:

Page 5: Organisasi kemahasiswaan

Kiper:1 Andi Irawan12 Ferry Rotinsulu26 Andritany Ardhiyasa34 Hendro Kartiko

Bek:2 Imam Suprapto3 A.A Ngurah Wahyu Trisnajaya4 Charis Yulianto5 Bobby Satria19 Ambrizal20 Precious Emuejeraye22 Slamet Riyadi24 Marthen Christian Warobay25 Isnan Ali28 Sulaiman Alamsyah Nasution

Gelandang:6 Tony Sucipto7 Mohammad Nasuha10 Zah Rahan Krangar11 Ponaryo Astaman14 Arif Suyono15 Amirul Mukminin18 Oktavianus

Penyerang:8 Rachmat M. Rivai9 Anoure Richad Obiora17 Keith Jerome Kayamba Gumbs27 Mustopa Aji

PRESTASI

Liga Indonesia- 2005: Peringkat ke-9, Wilayah Barat- 2006: Peringkat ke-6, Wilayah Barat- 2007: Juara- 2008: Peringkat kelima Superliga

Copa Indonesia- 2007: Juara- 2008: Juara

Page 6: Organisasi kemahasiswaan

Ketulusan Dalam Membangun Klub Sepakbola

Sebuah klub sepakbola pada dasarnya adalah sebuah "perusahaan" , dimana pemain adalah sebagai karyawannya. Dimana yang sedikit membedakan dengan perusahaan biasa adalah tidak ada status "karyawan tetap" bagi para pemain. Selain itu sumber pemasukan perusahaan sangat tergantung dengan sponsor, penjualan pemain, ticket pertandingan dan penjualan aksesoris klub. Untuk klub besar di luar negeri seperti Manchester United, sumber pemasukan sudah bukan masalah lagi, terutama dari hasil penjualan ticket, hak siar TV, merchandiser dan sponsor.

Bagaimana dengan Klub sepakbola di Indonesia ? Seperti kita ketahui di negeri tercinta ini sejak dulu banyak klub sepakbola yang mewakili daerah masing-masing, seperti Persebaya, Persija, Persib atau juga SFC. Sumber pendanaan mereka selama ini sebagian besar berasal dari dana APBD masing-masing. Namun tidak semua provinsi atau daerah yang mampu konsisten membiayai karena keterbatasan dana APBD mereka, sehingga tidak heran jika banyak klub yang tak mampu membayar gaji pemainnya bahkan hingga harus meminjam (berhutang) pada pihak lain. Kesalahannya adalah karena dana APBD tersebut bukan dijadikan modal awal tapi dijadikan sebagai salah satu "sumber pemasukan".

Untuk itulah sebelum kompetisi ISL 2009/2010 lalu, PT Liga Indonesia (PT LI) mewajibkan bagi klub yang akan ikut harus memenuhi 5 aspek berikut, yaitu:

1. Aspek Legal, merupakan pernyataan tentang bentuk badan hukum.2. Aspek Sporting, merupakan program pengembangan pemain usia muda3. Aspek Infrastruktur, merupakan ketersediaan stadion untuk kompetisi4. Aspek Personil dan Administrasi, merupakan sekretariat klub dan ofisial tim5. Aspek Finansial, merupakan laporan keuangan klub dan keuangan masa depan.

Kelima aspek itu adalah standarisasi sebuah klub profesional. Artinya bila benar-benar diterapkan dengan "baik" dan "benar" dapat memecahkan masalah sumber pemasukan klub. Sehingga klub sepakbola di negeri kita ini mampu "mandiri" dan memiliki "nilai jual".

Tapi ada satu masalah yang bisa menganggu stabilitas bahkan "keberadaan" klub sepakbola di suatu daerah, yaitu ketika terjadi pergantian pemimpin daerah tersebut. Sudah bukan rahasia lagi jika "keberadaan" klub sepakbola yang mewakili daerah tertentu tidak terlepas dari "siapa" yang memimpin daerah tersebut.

Diakui atau tidak, Klub sepakbola yang mewakili daerah tertentu bisa jadi "alat"promosi atau tolak ukur keberhasilan "kepemimpinan" seorang kepala daerah :). Artinya "kinerja" manajemen klub sepakbola daerah bisa sangat tergantung masa periode jabatan sang pemimpin hehehe. Bayangkan jika orang tersebut tidak terpilih lagi, apakah mereka akan tetap bekerja maksimal membangun klub tersebut ?

Kita memang tidak boleh berburuk sangka, tapi kenyataannya sudah banyak terjadi dan ini salah satu masalah yang harus diselesaikan dan dipertegas seberapa besar "komitmen" manajemen suatu klub dalam membangun klub mereka untuk menjadi "besar" dengan

Page 7: Organisasi kemahasiswaan

"ketulusan" :). Kalau semua ini masih tergantung dengan hal-hal tersebut, tak akan pernah klub di negeri ini bisa jadi "real company" atau bisa sebesar MU dan Real Madrid :).

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

 

Pelaksanaan pembinaan kegiatan kemahasiswaan di UNCP diwadahi dalam berbagai organisasi yang diharapkan dapat menampung seluruh aktivitas kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan terdiri atas organisasi di tingkat universitas dan organisasi di tingkat fakultas dan program studi.  Organisasi kemahasiswaan yang telah terbentuk adalah: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Perwakilan Mahasiswa

(Maperwa), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Organisasi kemahasiswaan ini melakukan berbagai macam kegiatan seperti lomba matematika, english speech contest, lomba komputer, seminar, bakti sosial, pameran, dan mengikuti berbagai kegiatan regional dan nasional.

 

UNIT KEGIATAN MAHASISWA

Kegiatan mahasiswa disesuaikan dengan bakat dan minat serta orientasi karir di masa depan. Untuk itu, pada setiap penerimnaan mahasiswa baru, dilakukan kegiatan orientasi bakat dan minat mahasiswa. Melalui kegiatan ini mahasiswa diperkenalkan organisasi kemahasiswaan, sistem pembinaan kemahasiswaan, dan unit kegiatan kemahasiswaan. Selain itu kegiatan ini menciptakan suasana yang akrab diantara mahasiswa, perubahan sikap mental dan kedisiplinan, memberikan motivasi mahasiswa dalam menjalani susana akaedmik di perguruan tinggi. Unit kegiatan mahasiswa UNCP terdiri unit kreativitas mahasiswa, unit kegiatan olahraga, unit kegiatan seni, dan unit kegiatan khusus.

Uni Kreativitas Mahasiswa

Untuk  meningkakan kualitas intelektual dan karakter serta membuka akses pengembangan dan bakat serta daya nalar mahasiswa maka program kreatifitas dan penelitian mahasiswa merupakan salah satu program yang mendapat perhatian  di UNCP sehingga kegiatan pembinaan mahasiswa bidang pengembangan karya alternatif dan penelitian  mahasiswa  diprogramkan tiap tahunnya. Kegiatan pembinaan kreativitas mahasiswa meliputi: program kreativitas mahasiswa (PKM), program kewirausahaan mahasiswa, pelibatan mahasiswa dalam penelitian dosen, dan penulisan proposal dan penelitian mahasiswa untuk lomba dan tugas akhir.

Unit Kegiatan Olahraga

Page 8: Organisasi kemahasiswaan

Kegiatan mahasiswa di bidang olahraga dilakukan melalui lembaga yang berbentuk unit sesuai dengan bakat dan minat mahasiswa yang dibina oleh dosen dan profesional. Dalam melakukan kegiatan tersebut ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. UKM olahraga adalah beladiri taekwondo, pencak silat, karate, sepak bola, tenis, panjat tebing, pecinta alam (Mapato), catur. Hasil kegiatan ini diantaranya adalah diikutkannya mahasiswa sebagai atlet daerah maupun mewakili universitas dalam berbagai kegiatan olaharaga.

Unit Kegiatan Seni

Kegiatan pengembangan seni  difasilitasi dengan membentuk wadah untuk menyalurkan bakat dan minat tersebut yang dibina oleh dosen dan profesional. Kegiatan pengembangan seni merupakan  program kegiatan yang banyak diminati oleh mahasiswa. Hal ini ditandai dengan terbentuknya unit yang mewadahi bidang seni seperti sanggar seni (S2UNCP), teater, musik, dan fotografi. Beberapa kegiatan seni  telah dilaksanakan dan keikutsertaan mahasiswa dalam berbagai pagelaran seni baik internal maupun eksternal universitas.

Unit Kegiatan Khusus

Unit kegiatan khusus dibentuk berdasarkan apsirasi dan kebutuhan mahasiswa dalam pengembangan kegiatan dan kualitas diri. Unit kegiatan khusus di UNCP diantaranya adalah: Resimen Mahasiswa (Menwa), Pramuka Racana UNCP, kegiatan keagamaan, KSR-PMI, pers kampus (imeca), forum kajian, dan study club.

Untuk pengembangan kewirausahaan dilakukan kerjasama dengan Pemda, Kopertis, dan beberapa perusahaan. Program kewirausahaan berupa magang kewirausahaan, kuliah kewirausahaan, kegiatan kewirausahaan mahasiswa, dan inkubator bisnis.

ARTI PENTING SEPAK BOLA/FUTSAL (calcetto) DALAM

PEMBINAAN SOFT   SKILLS

Posted on Februari 22, 2008 by awangmaharijaya

Awang Maharijaya 

Tulisan ini saya tujukan terutama bagi rekan-rekan baru saya di Wageningen dan

saya rasa (secara pribadi) cukup memancing gairah dan bagi saya sangat berguna

untuk segera dapat masuk dalam pergaulan dan kehidupan saya di Wageningen. 

Awal mulanya, begitu susah bagi saya untuk menemukan sarana yang tepat untuk

segera akrab dengan seluruh komunitas Wageningen apalagi untuk mengenal satu

Page 9: Organisasi kemahasiswaan

persatu, oleh sebab itu ketika ada sedikit sentilan dari Pak Bessy mengenai Sepak

Bola, langsung saya tanggapi.

Saat itu saya teringat dengan kegiatan pengembangan softskill yang pernah saya

lakukan di Indonesia dalam berbagai bentuk. Saya teringat salah satu survey yang

saya lakukan untuk memetakan softskill apa yang kurang menurut lulusan kita. 

Survey tersebut kemudian iseng-iseng saya lempar juga kepada rekan-rekan di

intermilan fans club (sebuah klub sepak bola kebanggaan kami).  Saya sangat

surprise bahwa input dari rekan-rekan saya di milist intermilan sangat bagus dan

cerdas.   Bahan itulah yang kemudian saya kirim di milist PPI-Wageningen untuk

memeriahkan suasana dan memancing rekan-rekan untuk segera berolahraga.

]

Mengenai softskill sendiri, saya teringat dari sebuah materi yang diberikan

oleh Dr. Ilah Sailah, ketika tim IPB akan menyusun proposal pembinaan

softskill mahasiswa. Ada suatu pelajaran menarik yang dapat diambil dari sebuah

buku berjudul ‘Lesson from the top’ karangan Neff dan Citrin (1999). Penulis buku

tersebut membuat survey kepada 500 CEO berbagai perusahaan, LSM, pemimpin

perguruan tinggi, dan berbagai institusi untuk memberikan nominasi orang sukses

di dunia. dari pertanyaan tersebut terpilih 50 orang macam Jack Welch (GE), Bill

Gates (Microsoft), Andy Grove (Intel), Michael Eisner (Walt Disney), dan lain-lain

sampai Howard Schultz (Starbucks).Berikutnya tokoh-tokoh tersebut ditanya

mengenai sifat apa yang harus muncul untuk menjadi orang sukses. Ternyata 10

sifat terpilih tidak memunculkan keterampilan hardskill, jadi mayoritas softskills.

Yaitu:

Passion, Intelligence and clarity of thinking, great communication skills, high energy level, egos in check, inner peace, creative and innovative,

Page 10: Organisasi kemahasiswaan

strong familiy lives, positive attitude dan focus on ‘doing the right things right’.

Berikutnya, hal tersebut saya sambungkan dengan permainan sepakbola/futsal. 

Yang saya analogikan dengan sebenarnya gak cukup cuma skill yang yahud dan

fisik yang prima aja. tapi harus ada softskill yang mendukung: misalnya kesetiaan,

komitmen, daya juang tinggi, kerjasama (team work), setia kawan, dan tidak

ketinggalan adalah kedewasaan.  Akan menjadi kontraproduktif jika punya skill

bagus tapi mainnya manja, suka trik (curang), diving, gampang emosi, dan lain-

lain. Namun demikian bukan berarti hardskill (skill menggiring, skill tendangan,

dan lain-lain) tidak penting.

Berikut adalah gambaran betapa banyaknya softskill yang dapat kita latih dalam

permainan sepak bola/futsal (dibantu oleh Adit, seorang rekan di milist Inter

milan):

1. Aggression: Keagresifan, inisiatif untuk melakukan sesuatu.

2. Anticipation: Skill dalam mengantisipasi berbagai kondisi.

3. Bravery: Keberanian bertindak.

4. Composure: Ketenangan dalam melakukan sesuatu.

5. Concentration: Konsentrasi.

6. Creativity: Kreativitas, pola pemikiran kreatif.

7. Decisions: Kemampuan untuk mengambil keputusan.

8. Determination: Keseriusan, ketekunan dalam melakukan sesuatu.

9. Flair: Kontrol, pengolahan diri

10.Influence: Jiwa kepemimpinan.

11.Off the Ball: Kemampuan menempatkan diri tanpa harus memegang object,

feeling

Page 11: Organisasi kemahasiswaan

12.Positioning: Kemampuan menempatkan diri.

13.Teamwork: Keinginan/Passion untuk bekerja sama.

14.Work Rate: Daya kerja, kemampuan untuk mengorbankan tenaga, stamina,

waktu, dll untuk apa yang ditekuninya.

Berikutnya dari rekan yang lain juga memberikan sifat-sifat lain seperti sebagai

seorang kapten tim harus bisa mengemong, sabar, dan flair.

Serta satu yang penting dari  diri Moratti (presiden tim): kesabaran, kecintaan,

kesetiaan yang tinggi serta kejujuran.

Sebagai pentutup, hal yang terpenting adalah kegiatan sepakbola telah berjalan,

dan dengan cepat saya menjadi akrab dengan cukup banyak rekan baru di

Wageningen

Wageningen, 22 Februari 2008