osteomalasia susun

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    1/38

    ASUHAN KEPERAWATAN Tn. X

    DENGAN DIAGNOSA MEDIS GAGAL JANTUNG

    Disusun untuk memenuhi tugas Sistem Kardiovaskuler

    Oleh Ns. Bayu E. Purnomo S.Kep

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    2/38

    LAPORAN PENDAHULUAN

    A.

    Pengertian

    Menurut Helmi (2012), osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya

    mineralisasi tulang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah

    kadar diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio

    antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis

    dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak

    karena pertumbuhan tulang orang dewasa sudah lengkap.

    B.Etiologi

    Penyebab osteomalasia antara lain:

    1. Kekurangan vitamin D

    Tubuh membutuhkan asupan vitamin D untuk memproses kalsium. Osteomalasia

    dapat berkembang pada orang yang sedikit sekali terkena paparan sinar matahari,

    menggunakan tabir surya dengan perlindungan yang sangat kuat, menggunakan pakaian

    tertutup selama berada di luar, tinggal di daerah dengan sinar matahari yang sedikit,

    atau udara yang berkabut. Selain itu, menghapus sebagian atau seluruh bagian perut

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    3/38

    Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfatdalam darah. Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah dengan

    menghambat aksi perombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang menghancurkan

    matrix ekstraseluler.

    C.Patofisiologi

    Menurut Helmi (2012) patofisiologi osteomalasia sebagai berikut:Ada berbagai macam penyebab osteomalasia yang umumnya menyebabkan

    gangguan metabolisme mineral. Faktor berbahaya untuk perkembangan osteomalasia

    diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi

    antikonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital), dan insufisiensi vitamin D (diet,

    sinar matahari).

    Tipe malnutrisi (defesiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan

    kalsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan

    kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus.

    Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi

    kalsium atau kekurangan kalsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    4/38

    Penyakit hati dan ginjal menyebabkan kekurangan vitamin D, tetapi disisi lain

    organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam bentuk aktif. Terakhir, hiperparatiroidmenunjang terjadinya kekurangan pembentukan kalsium, dengan demikian osteomalasia

    menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.

    D.Pathway

    Terlampir

    E.

    Manifestasi Klinis1. Cara berjalan terhuyung-huyung

    2. Kejang pada tangan atau kaki

    3. Kelemahan otot

    4. Kerontokan bulu ketiak

    5.

    Mati rasa di sekitar mulut

    6. Mengalami kesulitan gerakan

    7. Nyeri tekan pada rahang

    8.

    Nyeri tulang yang meluas, khususnya di pinggul

    9. Patah tulang

    10.Ritme jantung yang tidak normal

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    5/38

    Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama

    pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.2.

    Pemeriksaan laboratorium

    Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan

    peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine

    rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.

    3.

    Pemindaian tulangTampak peningkatan ambilan difus menyeluruh. Kadang-kadang, zona looser tampak

    sebagai area multipel dengan ambilan meningkat.

    4. Histologi

    Terdapat bukti hiperparatiroidisme.

    HPenatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan medik

    a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D

    200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan

    1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.

    b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    6/38

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    7/38

    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    A.Pengkajian

    1. Identitas

    Di masa lanjut usia, ada peningkatan faktor resiko bagi mereka yang cenderung

    tinggal di dalam rumah dan menghindari susu oleh karena lactose intolerance. Orang

    berkulit gelap tidak menghasilkan vitamin dengan mudah. Orang gemuk juga

    disarankan meminum suplemen vitamin D, karena vitamin D bisa terkunci ke dalam sel

    lemak dan tidak dapat digunakan oleh tubuh..

    2.

    Keluhan utama

    Klien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang, nyeri tekan, fraktur

    patologis, kelemahan.

    3. Riwayat penyakit

    a.

    Riwayat penyakit terdahulu

    Pasien biasanya gagal ginjal kronik, gangguan gastrointestinal, celiac disease,

    obstroksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis, glumerulonefritis kronik,

    uropati obstruksi dan keracunan logam berat, hiperparatiroid.

    b.

    Riwayat penyakit sekarang

    P i bi t k b j l t h h k l h t t

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    8/38

    Pada klien biasanya ditemukan dispnea atau perasaan sulit bernapas, bila

    memiliki riwayat fraktur kosta.2)

    Blood

    Pada klien akan ditemukan adanya peningkatan/penurunan tekanan darah

    dan takikardia karena ritme jantung tak teratur dan stres.

    3)

    Brain

    Pada klien osteomalasia biasanya ditemukan nyeri tekan pada rahang dan

    nyeri tulang yang meluas, khususnya di pinggul karena kompresi tulang rahang

    dan vetebra

    4)Bleeder

    Pada klien biasanya ditemukan urine pekat karena asidosis (kalsium yang

    tersedia dalam tubuh digunakan untuk menetralkan asidosis, melepaskan

    kaslsium skelet terus-menerus mengakibatkan demineralisasi tulang) akibat gagal

    ginjal berat. Urine sulit keluar karena uropati (penyumpatan saluran kemih). Bila

    disebabkan glomeruloneftritis akan ditemukan hematuria.

    5)Bowel

    Klien biasanya ditemukan gangguan absorbsi lemak sehingga vitamin D

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    9/38

    d) Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang berlebihan.

    Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil)2.

    Pola aktivitas

    a. Pola Nutrisi dan Metabolisme

    Biasanya klien osteomalasia jarang atau tak pernah mengkonsumsi yogurt,

    susu, keju ikan sarden, telur (vitamin D terdapat dalam bagian kuning telurnya), ikan

    salmon, bayam, sereal, ikan tongkol, tuna atau lemak ikan lainnya, sawi hijau, dan

    jus jeruk. Selain itu, mengalami gangguan absorbsi lemak. Mati rasa di sekitar mulut

    dan nyeri tekan pada rahang sehingga menganggu proses ingesti makanan.

    b. Pola Eliminasi

    Biasanya klien osteomalasia mengalami urine pekat (karena terdapat kalsium),

    urine sulit keluar (karena uropati), dan hematuria (karena glomeruloneftritis).

    vitamin D diekskresikan dalam feses bersama asam lemak

    c. Pola Tidur dan Istirahat

    Pada klien osteomaasia ditemukan insomnia dan gelisah akibat nyeri sehingga

    mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien.

    d. Pola Aktivitas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    10/38

    Pada klien osteomalasia mengalami kesulitan gerakan terutama fraktur

    didaerah tertentu tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baikterutama frekuensi dan konsentrasi.

    j. Personal Hygiene

    Pada klien osteomalasia karena kelemahan otot dan nyeri tekan pada rahang

    sehingga dibantu oleh keluarga akibatnya klien membutuhkan bantuan untuk

    memenuhi personal hygienenya.

    3. Psikologi

    a. Data Psikologis

    Terdapat lima komponen dalam konsep diri, yaitu :

    a. Body Image / gambar diri

    Mencakup persepsi dan perasaan terhadap tubuhnya, fungsi penampilan dan

    potensi tubuh saat ini dan masa lalu pada klien osteomalasia, biasanya mengalami

    kegelisahan dengan bentuk, fungsi dan potensi tubuhnya karena klien mengalami

    keterbatasan dalam perawatan diri sendiri dan gangguan mobilitas, pada

    osteomalasia terdapat perubahan seperti kelemahan otot, deformitas dan

    ketidaksejajaran

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    11/38

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    12/38

    B.Diagnosa Keperawatan

    1. Ketidakefektifan pola napas b.d. sindrom hipoventilasi

    2. Ganggaun pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi-ventilasi

    3.

    Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d. gangguan aliran arteri

    4. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme

    5.

    Nyeri akut b.d. agen penyebab cedera kimia

    6. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan

    C.Intervensi Keperawatan

    Intervensi Keperawatan

    No.

    DxTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

    1.

    Pasien akan

    1. Menunjukan

    pernapasan optimal saat

    terpasang ventilator

    mekanis

    2.

    Mempunyai kecepatan

    dan irama pernapasan

    dalam batas normal

    3.

    Mempunyai fungsi paru

    dalam batas normal

    1. Pengkajian (NIC)

    a. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan

    upaya pernapasan

    b. Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisan,

    penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot

    supraklavikular dan interkosta

    c.

    Pantau pernapasan yang berbunyi seperti

    mendengkur

    d.

    Pantau pola pernapasan seperti bradipnea,

    takipnea, hiperventilasi, penapasan Kussmaul,

    1. Pengkajian

    a. Untuk mengetahui perkembangan

    kemampuan napas pasien

    b. Gangguan pola napas biasanya pergerakan

    dadanya tak stabil dan kesimetrisan dada

    sulit didapat terutama akibat fraktur iga.

    Pernapasan normal tak menggunakan otot

    bantu napas

    c.

    Bunyi mendengkur menandakan adanya

    sumbatan jalan napas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    13/38

    untuk pasien

    4. Meminta bantuan

    pernapasan saat

    dibutuhkan

    5.

    Mampu

    menggambarkan

    rencana perawatan di

    rumah

    6. Mengidentifikasi faktor

    memicu

    ketidakefektifan pola

    napas dan tindakan

    pencegahan

    pernapasan Cheyne-Stokes, dan pernapasan

    apneastik, pernapasan Biot, dan pola ataksit

    e.

    Perhatikan lokasi trakea

    f. Auskultasi suara napas, perhatikan area

    penurunan/tidak adanya ventilasi, dan adanya

    suara napas tambahan

    g.

    Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan

    lapar udara

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Informasikan kepada pasien dan keluarga

    tentang teknik relaksasi untuk memperbaiki

    pola napas

    b. Diskusikan perencanaan untuk perawatan di

    rumah meliputi pengobatan, peralatan

    pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang

    dapat dilaporkan, sumber-sumber komunitas

    c.

    Ajarkan teknik batuk efektif

    d. Instruksikan kepada pasien dan keluarga

    bahwa mereka harus memberitahu perawat

    pada saat terjadi ketidakefektifan pola

    pernapasan

    d. Pernapasan normal tak ada bradipnea,

    takipnea, hiperventilasi, penapasan

    Kussmaul, pernapasan Cheyne-Stokes, dan

    pernapasan apneastik, pernapasan Biot,

    dan pola ataksit

    e.

    Pernapasan normalnya vesikuler dan

    penurunan area napas menunjukan

    gangguan pengembangan paru

    f. Pasien trauma biasanya cemas dan karena

    kecemasan dapat meningkatkan kebutuhan

    oksigen

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a. Teknik relaksasi mengurangi kecemasan

    yang dapat memperparah gangguan pola

    napas

    b. Agar pasien merasa dilibatkan dan ikut

    andil dalam perencanaan perawatan

    c. Bantuk efektif akan mengurangi resiko

    luka pada area napas dan berfungsi sebagai

    pendorong bila ada benda masuk ke jalan

    napas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    14/38

    3. Aktivitas kolaboratif

    a. Konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan

    untuk memastikan keadekuatan fungsi

    ventilator mekanik

    b.

    Laporkan perubahan sensori, bunyi napas,

    pola pernapasan, nilai GDA, sputum, dan

    sebagainya, jika perlu atau sesuai protokol

    c.

    Berikan obat nyeri untuk mengoptimalkan

    pola pernapasan

    4.

    Aktivitas lain

    a.Hubungkan dan dokumentasikan semua data

    hasil pengkajian

    b. Bantu pasien menggunakan spirometer

    insentif, jika perlu

    c.

    Tenangkan pasien selama periode gawat

    napas

    d.

    Informasikan kepada pasien sebelum memulai

    prosedur, untuk menurunkan ansietas dan

    meningkatkan perasaan kendali

    e. Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan

    pernapasan

    d. Penanganan tepat dan cepat mengurangi

    damapak penyakit yang ditimbulkan

    3.

    Aktivitas kolaboratif

    a. Ventilator mekanik sebagai alat bantu

    napas harus bekerja efektif

    b.

    Misalnya bunyi napas ronki perlu

    penambahan penanganan

    c.

    Rasa nyeri membuat pasien meminimalkan

    pengembangan paru saat bernapas

    4.

    Aktivitas lain

    a. Untuk menarik kesimpulan terahadap

    tindakan yang akan dilakukan

    b. Spirometer digunakan untuk mengukur

    kemampuan napas pasien

    c.

    Kegelisahan dan ansietas akan menguras

    energi pasien yang seharusnya untuk

    bernapas

    d. Ansietas dapat menganggu dan

    mempengaruhi tindakan yang akan

    dilakukan

    e. Posisi nyaman akan mempermudah proses

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    15/38

    f. Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien

    dan kecepatan ventilasi

    bernapas

    f. Kecepatan ventilasi yang tak sesuai pola

    napas pasien akan menguras energi

    2. Pasien akan

    1. Mempunyai fungsi paru

    dalam batas normal

    2. Memiliki ekspansi paru

    yang simetris

    3. Tak menggunakan

    pernapasan bibir

    mencucu

    4.

    Tak mengalami napas

    dangkal atau ortopnea

    5.

    Tak menggunakan otot

    aksesoris untuk

    bernapas

    NIC

    1. Pengkajian

    a. Auskultasi bunyi jantung

    b. Pantau dan dokumentasikan frekuensi, irama,

    dan denyut jantung

    c. Pantau alat pacu jantung, jika sesuai

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga (Non-NIC)

    a.

    Ajarkan kepada pasien teknik bernapas dan

    relaksasi

    b.

    Jelaskan kepada pasien dan keluarga alasan

    pemberian O2dan tindakan lannya

    3. Aktivitas kolaboratif

    Berikan obat antiaritmia, jika perlu

    4. Aktivitas lain

    Atur posisi pasien ke Trendelenburg, jika perlu

    1.

    Pengkajian

    a. Bunyi jantung menggambarkan keadaan

    jantung

    b. Irama dan denyut jantung pada IMA

    cenderung tak stabil

    c. Pacu jantung dapat memkembalikan listrik

    jantung sampai tindakan yang lebih baik

    dilakukan

    2.

    Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Teknik napas dan relaksasi dapat

    membantu pemenuhan O2

    b. Pemenuhan O2 tak dapat dilakukan

    mandiri

    3. Aktivitas kolaboratif

    Obat antiarimia membantu menstabilkan

    ritme jantung yang menyebabkan gangguan

    pemenuhan O2oleh paru

    4.

    Aktivitas lain

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    16/38

    Posisi trendelenburg akan mempermdah darah

    mengalir kembali ke jantung

    3. Pasien akan

    1.

    Menunjukan fungsi

    sensori motor kranial

    yang baik

    2. Menunjukan fungsi

    otonom yang ututh

    3. Mempunyai pupil sama

    besar dan reaktif

    4.

    Terbebas dari aktivitas

    kejang

    1. Pengkajian

    a.

    Pantau hal-hal berikut ini:

    1)Tanda vital

    2)Tingkat kesadaran dan orentasi

    3)Curah jantung

    4)Tonus otot, pergerakan motorik, gaya

    berjalan, dan kesesuaian

    b. Pemantauan tekanan intakranial (NIC)

    1)

    Pantau TIK dan respon neurologis pasien

    terhadap aktivitas keperawatan yang

    diberikan

    2)

    Perhatikan perubahan pasien sebagai

    respon terhadap stimulus

    2.

    Aktivitas kolaboratif

    a. Pertahankan parameter hemodinamika

    (misalnya tekanan arteri sistemik)

    b.

    Berikan loop diuretik dan osmotik, sesuai

    program

    3.

    Aktivitas lain

    1. Pengkajian

    a.

    Pemantauan

    1)Tanda vital seperti frekuensi napas dan

    denyut nadi abnormal dapat

    menganggua distribusi dan pemen uhan

    O2ke otak

    2)Klien dengan gagal jantung akan

    mengalami kesulitan dalam distribusi

    O2sehingga kesadarnnya bisa menurun

    dan tak fokus

    3)

    Curah jantung mempengaruhi distribusi

    O2

    4)Tonus otot, pergerakan motorik, dan

    gaya berjalan berubah sesuai dengan

    tingkat kesadaran

    b. Pemantauan TIK

    1)

    Pasien sinkop setelah pemberian

    aktivitas keperawatan menunjukan

    peningkatan kesadaran

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    17/38

    Pemantauan tekanan intrakranial

    Minimalkan stimulus lingkungan

    2)Seharusnya ada perubahan bermakna

    setelah pemberian stimulus

    keperawatan

    2. Aktivitas kolaboratif

    a.

    Hemodinamika misalnya tekanan arteri

    sistemik dapat menggambarkan CO

    dikeluarkan jantung keseluruh tubuh

    termasuk otak

    b. Diuretik dan osmotik digunakan untuk

    mengatur keseimbangan cairan

    3. Aktivitas lain

    Klien sinkop akan lebih merasa terbebani

    dengan stimulus lingkungan yang tak

    mendukung

    4. Pasien akan

    1.

    Menyatakan secara

    verbal pemahaman

    tentang pembatasan

    cairan diet

    2. Menyatakan secara

    verbal pemahaman

    NIC

    1.

    Pengkajian

    a. Timbang BB tiap hari dan pantau

    kencenderungannya

    b.

    Pertahankan catatan asupan dan haluaran

    akurat

    c.

    Pantau indikasi kelebihan atau retensi cairan

    1. Pengkajian

    a.

    Retensi cairan otomatis akan

    meningkatkan BB secara signifikan

    b. Asupan cairan dan elektrolit harus sesuai

    kebutuhan dan haluaran

    2. Penyuluhan

    Pasien yang tahu penyebab dan cara

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    18/38

    tentang obat yang

    diprogramkan

    3.

    Mempertahankan tanda

    vital dalam batas

    normal

    4.

    Tidak mengalami napas

    pendek

    2. Penyuluhan (Non-NIC)

    Ajarkan pasien tentang penyebab dan cara

    mengatasi edema, pembatasan diet, dan

    (penggunaan, dosis, dan efek samping) obat

    yang diprogramkan

    3.

    Aktivitas kolaboratif

    a.

    Konsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala

    kelebihan volume cairan menetap atau

    memburuk

    b.

    Berikan diuretik, jika perlu

    4. Aktivitas lain

    Distribusikan asupan cairan selama 24 jam, jika

    perlu

    mengatasi edema, pembatasan diet, dan

    (penggunaan, dosis, dan efek samping) obat

    dapat mengatur pola hidupnya

    3. Aktivitas kolaboratif

    a.

    Dokter akan melakukan tindakan medis

    segera

    b.

    Obat diuretik akan membantu mendorong

    pengeluaran cairan berlebih

    4. Aktivitas lain

    Asupan cairan teratur akan mencegah

    terjadinya gangguan cairan

    5. Pasien akan:

    1. Memperlihatkan teknik

    relaksasi secara

    individual yang efektif

    untuk mencapai

    kenyamanan

    2. Melaporkan nyeri

    kepada penyedia

    NIC

    1. Pengkajian

    a.

    Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif

    meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan

    durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau

    keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya

    b. Observasi isyarat nonverbal

    ketidaknyamanan, khususnya pada mereka

    1.

    Pengkajian

    a. Untuk mengetahui perkembangan nyeri

    b.

    Untuk mengetahui tingkat kenyamanan

    pasien

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Dengan informasi nyeri pasien dapat

    menghindari terulangnya nyeri dan

    menentukan sikap untuk mempertahan

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    19/38

    layanan kesehatan

    3. Menggunakan tindakan

    meredakan nyeri

    dengan analgetik dan

    nonanalgetik secara

    tepat

    4.

    Tidak mengalami

    gangguan dalam

    frekuensi pernapasan,

    frekuensi jantung, atau

    tekanan darah

    5. Mempertahankan selera

    makan dengan baik

    6.

    Melaporkan pola tidur

    yang baik

    yang tidak mampu berkomunikasi efektif

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Berikan informasi tentang nyeri seperti

    penyebab nyeri, berapa lama berlangsung, dan

    antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur

    b.

    Ajarkan penggunaan teknik nonfarkologis

    sebelum, setelah, dan jika memungkinkan,

    selama aktivitas yang menimbulkan nyeri,

    sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan

    bersama penggunaan tindakan peredaran

    nyeri yang lain

    3. Aktivitas kolaboratif

    a. Gunakan tindakan pengendalian nyeri

    sebelum nyeri menjadi lebih berat

    b.

    Laporkan kepada dokter jika tindakan tak

    berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan

    perubahan yang bermakna dari pengalaman

    nyeri pasien masa lalu

    4.

    Aktivitas lain

    a. Libatkan pasien dalam modalitas peredaan

    nyeri, jika memungkinkan

    kenyamanan

    b. Teknik nonfarkologis untuk membantu

    mengatasi nyeri akan membuat pasien tak

    ketergantungan dengan obat anti nyeri

    3.

    Aktivitas kolaboratif

    a.

    Bila terlanjur para akan lebih membebani

    pasien sehingga akan berpotensi

    menghambat kesembuhan pasien

    b. Dokter mempunyai wewenang utama

    dalam hal medik dan penyakit pada pasien

    termasuk nyeri bila menjadi tanda suatu

    penyakit.

    2. Aktivitas lain

    a.

    Pasien akan tahu tindakan pertama bila

    nyeri timbul kembali

    b. Pasien dengan nyeri hebat, emosionalnya

    lebih labil sehingga bila ada gangguan

    seperti keributan akan mengganggu

    kenyamanan pasien

    c. Agar prosedur dilakukan tak terganggu

    dengan rasa nyeri yang pasien keluhkan

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    20/38

    b. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat

    memengaruhi respon pasien terhadap

    ketidaknyamanan

    c. Pastikan pemberian analgesia terapi atau

    strategi nonfarmakologis sebelum melakukan

    prosedur yang menimbulkan nyeri

    6.

    Pasien akan:

    1. Berpartisipasi dalam

    aktivitas fisik yang

    dibutuhkan dengan

    peningkatan normal

    denyut jantung,

    frekuensi pernapasan,

    dan tekanan darah serta

    memantau pola dalam

    batas normal

    2. Menampilkan aktivitas

    kehidupan sehari-hari

    dengan beberapa

    bantuan

    NIC

    1. Pengkajian

    b. Tentukan penyebab keletihan

    c. Pantau respon oksigen pasien terhadap

    aktivitas perawatan diri atau aktivitas

    keperawatan

    2.

    Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Ajarkan kepada pasien dan orang terdekat

    tentang teknik perawatan diri yang akan

    meminimalkan konsumsi oksigen

    b. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan

    teknik manajemen waktu untuk mencegah

    kelelahan

    3. Aktivitas kolaboratif (non-NIC)

    a.

    Kolaboratif dengan ahli terapi okupasi, fisik,

    1. Pengkajian

    a. Dengan mengetahui penyebab keletihan

    akan bisa mencegah penyebab keletihan

    atau kelemahan

    b.

    Oksigen berperan dalam metaboisme

    dipergunakan untuk aktivitas termasuk

    aktivitas perawatan diri atau aktivitas

    keperawatan

    2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

    a.

    Teknik perawatan diri minim konsumsi

    oksigen akan mengurangi keletihan atau

    kelemahan sebagai dampaknya

    b.

    Pengaturan waktu dan aktivitas yang baik

    akan membuat tubuh pasien tak terlalu

    dipaksakan melakukan aktivitas yang

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    21/38

    atau rekreasi untuk merencanakan dan

    memantau program aktivitas, jika perlu

    b.

    Rujuk pasien ke pelayanan kesehatan rumah

    untuk mendapatkan pelayanan bantuan

    perawatan rumah, jika perlu

    4.

    Aktivitas lain

    a.

    Bantu pasien mengidentifikasi pilihan

    aktivitas

    b. Rencanakan aktvitas pada periode saat pasien

    memiliki energi paling banyak

    c. Bantu dengan aktivitas fisik teratur, jika perlu

    d. Batasi rangsangan lingkungan untuk relaksasi

    bertumpuk

    3. Aktivitas kolaboratif

    a.

    Pemantauan dan perencanaan program

    aktivitas dilakukan bersama ahli terapi

    lebih efektif

    b.

    Ketidakmampuan pasien melakukan

    aktivitas sehingga memerlukan pelayanan

    bantuan perawatan rumah untuk

    meringankan tugas aktivitas

    4.

    Aktivitas lain

    a. Kemampuan pasien terbatas atau kurang

    sehingga aktivitasnya untuk disesuaikan

    kemampuan pasien

    b.

    Saat pasien memiliki energi paling banyak,

    pasien lebih memungkinan melakukan

    aktivitas diharapkan

    c.

    Aktivitas teratur membuat energi yang

    dikeluarkan pasien stabil dan pasien bisa

    beradaptasi

    d. Rangsangan lingkungan yang memaksa

    aktivitas berlebih menyebabkan keletihan

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    22/38

    KASUS:

    Tn. X mengeluh berjalan terhuyung-huyung, kelemahan otot, mengalami kesulitan gerakan,nyeri tulang yang meluas, khususnya di pinggul. Pada pemeriksaan fisik terdapat murmur,

    peningkatan tekanan vena jugularis,oedema terutama pada ekstermitas, penurunan kekuatan

    tonus otot, dan kulit tidak dapat kembali dalam waktu kurang dari 3 detik. TD: 140/90

    mmHg, nadi : 115 x /mnt, suhu : 36,5 derajat celsius, RR: 36 x/mnt. Foto toraks menunjukan

    kardiomegali dan kongesti pulmonal. Ketika sakit selalu di tempat tidur dan semua kebutuhan

    klien dipenuhi keluarga

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A.Pengkajian

    1. Identitas

    a.

    IdentitasPasien

    Nama : Tn. X

    Umur : 47Tahun

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    k j S

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    23/38

    Tn. X dibawa ke Rumah Sakit Sultan Imanudin tanggal 22 desember 2013

    oleh istrinya dengan keluhan sesak napas yang bertambah saat batuk, terlentang dan

    beraktivitas. Klien juga mengatakan cepat lelah saat beraktivitas, dan semua

    kebutuhan dipenuhi keluarga. Hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD: 140/90

    mmHg, nadi : 115 x /mnt, suhu : 36,5 derajat celsius, RR: 36 x/mnt.

    c.

    Riwayatpenyakitkeluarga

    Keluarga mengatakan tak memiliki penyakit yang sama baik penyakit

    menular, menurun dan menahun.

    d. Riwayat perawatan

    Tn. X mendapatkan penanganan pertama kali di RSUD Imamudin dan

    sebelumnya belum diberikan perawatan apapun

    4.

    Pemeriksaan fisik

    a. KeadaanUmum :

    Kesadaran baik atau composmentis (eye 4, verbal 5, motorik 6)tetapi

    mengalami kelemahan/kegelisahan.

    b. TandaTanda Vital

    TD: 140/90 mmHg, nadi :115 x /mnt, suhu : 36,50C, RR: 36 x/mnt,

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    24/38

    e. Pencernaan

    Abdomen simestris, datar, dan warna sama dengan kulit sekiarnya.

    Perislatik 5-12x/mnt.

    f. Muskulskeletal

    Oedema terutama pada ekstermitas, penurunan kekuatan tonus otot, dan

    kulit tidak dapat kembali dalam waktu kurang dari 3 detik.

    5. Pola aktivitas

    Aktivitas sehar i-

    hari

    Pre-masuk rumah sakit Di rumah sakit

    Makan dan minum

    1)Nutrisi

    2)Minum

    Pola makan teratur 3x sehari 1

    porsi habis (diet tinggi garam

    dan kolestrol LDL (daging-

    daging merah)

    Minum air putih dengan jumlah

    cukup hingga 6-7 gelas/ hari.

    Polamakan menghabiskan

    porsi (diet rendah garam,

    tinggi serat dan kolestrol

    HDL (kacang-kacangan)

    Minum air putih 6-7

    gelas/hari

    / h i k i i

    BAB 1x/ hari konsistensi

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    25/38

    dapat melakukan hubungan

    suami-istri terutama karena

    nyeri dada dan sesak yang

    meningkat karena aktivitas

    hubungan suami-istri

    Sensori dan kognitif Pasien merasa tenangPerubahan stress dengan

    penyakitnya

    Mekanisme kopingPasien selalu bercerita pada

    keluarga dan sahabat

    Pasien kesulitan atau

    mengalami keterbatasan

    untuk bercerita ke keluarga

    atau sahabat karena terbatas

    waktu besuk dan merasa

    gelisah

    Nilai dan

    kepercayaan

    Pasien selalu shalat 5 waktu dan

    baca Al-Quran 3x sehariHanya shalat 5 waktu

    Mandi 3x sehari ganti pakaian

    Mandi dibantu petugas, dan

    menggosok gigi dilakukan

    di tempat tidur. Hambatan

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    26/38

    D.Data Fokus

    DS DO

    Klien mengatakan sesak napas(bertambah

    saat batuk, terlentang dan beraktivitas),

    cepat lelah saat beraktivitas, dan tak bisa

    memenuhi kebutuhan secara mandiri.

    Dispnea atau perasaan sulit bernapas,

    batuk dan RR: 36 x/mnt, TD: 140/90

    mmHg, nadi :115 x /mnt, peningkatan

    tekanan vena jugularis, murmur, cemas

    dan gelisah, dan oedema terutama pada

    ekstermitas

    E.Analisa Data

    Etiologi Problem

    DS:Klien mengatakan sesak napas(bertambah saat batuk, terlentang dan

    beraktivitas)dan lemas

    DO:Dispnea atau perasaan sulit bernapas,

    ortopnea, dan RR: 36 x/mnt.

    HiperventilasiKetidakefektifan pola

    napas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    27/38

    G.Intervensi dan Rasional

    IntervensiKeperawatan

    No.

    DxTujuandanKriteriaHasil Intervensi Rasional

    1.

    Pasien akan:

    1. Menunjukanpernapasa

    n optimal

    saatterpasang

    ventilator mekanis

    2.

    Mempunyaikecepatan

    daniramapernapasand

    alambatas normal

    3. Mempunyaifungsiparu

    dalambatas normal

    untukpasien

    4. Memintabantuanperna

    pasansaatdibutuhkan

    5.

    Mampumenggambark

    anrencanaperawatan

    di rumah

    6. Mengidentifikasi

    1.

    Pengkajian (NIC)

    a. Pantaukecepatan, irama, kedalaman,

    danupayapernapasan

    b. Perhatikanpergerakan dada, kesimetrisan,

    penggunaanotot-otot bantu,

    sertaretraksiototsupraklavikulardaninterkosta

    c. Pantaupolapernapasansepertibradipnea,

    takipnea, hiperventilasi, penapasanKussmaul,

    pernapasanCheyne-Stokes,

    danpernapasanapneastik, pernapasanBiot,

    danpolaataksit

    d. Auskultasisuaranapas, perhatikan area

    penurunan/tidakadanyaventilasi,

    danadanyasuaranapastambahan

    e.

    Pantaupeningkatankegelisahan, ansietas,

    danlaparudara

    1.

    Pengkajian

    a. Untukmengetahuiperkembangankemampu

    annapaspasien

    b. Gangguanpolanapasbiasanyapergerakanda

    danyatakstabildankesimetrisan dada

    sulitdidapatterutamaakibatfrakturiga.

    Pernapasan normal takmenggunakanotot

    bantu napas

    c. Pernapasan normal takadabradipnea,

    takipnea, hiperventilasi,

    penapasanKussmaul, pernapasanCheyne-

    Stokes, danpernapasanapneastik,

    pernapasanBiot, danpolaataksit

    d.

    Pernapasannormalnyavesikulerdanpenurun

    an area

    napasmenunjukangangguanpengembangan

    paru

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    28/38

    faktor

    memicuketidakefektif

    anpolanapasdantindak

    anpencegahan

    2. Penyuluhanuntukpasien/keluarga

    a.

    Informasikankepadapasiendankeluargatentang

    teknikrelaksasiuntukmemperbaikipolanapas

    b.

    Diskusikanperencanaanuntukperawatan di

    rumahmeliputipengobatan,

    peralatanpendukung,

    tandadangejalakomplikasi yang

    dapatdilaporkan, sumber-sumberkomunitas

    c.

    Instruksikankepadapasiendankeluargabahwa

    merekaharusmemberitahuperawatpadasaatterj

    adiketidakefektifanpolapernapasan

    3. Aktivitaskolaboratif

    a.

    Konsultasikandenganahliterapipernapasanunt

    ukmemastikankeadekuatanfungsi ventilator

    mekanik

    b.

    Laporkanperubahansensori, bunyinapas,

    polapernapasan, nilai GDA, sputum,

    dansebagainya, jikaperluatausesuaiprotokol

    e. Pasien trauma

    biasanyacemasdankarenakecemasandapat

    meningkatkankebutuhanoksigen

    2. Penyuluhanuntukpasien/keluarga

    a.

    Teknikrelaksasimengurangikecemasan

    yang

    dapatmemperparahgangguanpolanapas

    b.

    Agar

    pasienmerasadilibatkandanikutandildalamp

    erencanaanperawatan

    c. Penanganantepatdancepatmengurangidama

    pakpenyakit yang ditimbulkan

    3. Aktivitaskolaboratif

    a.

    Ventilator mekaniksebagaialat bantu

    napasharusbekerjaefektif

    b. Misalnyabunyinapasronkiperlupenambaha

    npenanganan

    4. Aktivitas lain

    a.

    Untukmenarikkesimpulanterahadaptindaka

    n yang akandilakukan

    b. Spirometer

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    29/38

    4. Aktivitas lain

    a. Hubungkandandokumentasikansemua data

    hasilpengkajian

    b. Bantu pasienmenggunakan spirometer

    insentif, jikaperlu

    c.

    Aturposisipasienuntukmengoptimalkanpernap

    asan

    d.

    Sinkronisasikan antara

    polapernapasankliendankecepatanventilasi

    digunakanuntukmengukurkemampuannapa

    spasien

    c.

    Posisinyamempermudah proses bernapas

    d. Kecepatanventilasi yang

    taksesuaipolanapaspasienakanmengurasene

    rgi

    2. Pasien akan:

    1.

    Mempunyai indeks

    jantung dan fraksi

    injeksi dalam batas

    normal

    2. Mempunyaiwarna

    kulit yang normal

    3. Pantau haluaran urine,

    berat jenis urine,

    blood urea nitrogen

    (BUN), dan kreatinin

    plasma dalam batas

    1. Pengkajian (NIC)

    a.

    Pantau fungsifacemaker, jika perlu

    b.

    Pantau pengisian ulang kapiler, denyut

    perifer, suhu, dan warna ekstrimitas

    c.

    Pantauasupan dan haluaran, haluaran urine,

    dan berat badan, jika perlu

    d.

    Auskultasi suara paru terhadap bunyi krackle

    atau suara napas tambahan lainnya

    e. Pantau dan dokumentasikan frekuensi

    jantung, irama, dan nadi

    1. Pengkajian

    a.

    Rasa sesak mengganggu oksigenasi

    sehinggga perlu bantuan untuk oksigenasi

    b.

    Sianosis tampak sebagai akibat pemenuhan

    oksigenasi terganggu.

    c. Gangguanaliranmasukkedalamdan balik

    ventrikelsehingga mengganggu

    pengantaran nutrisi

    d. Gangguan sirkulasi darah ke paru dapat

    mempengaruhi keadaan paru

    e. Gagal jantung biasanya frekuensiya

    terganggu dan iramanya tak teratur

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    30/38

    normal

    4. Mengggambarkan

    diet, obat, aktivitas,

    dan batasan

    diperlukan

    5.

    Mengidentifikasi

    tanda dan gejala

    pemburukan kondisi

    yang dapat dilaporkan

    2. Penyuluhanuntukpasien/keluarga

    a. Jelaskan tujuan pemberian oksigen per kanula

    atau sungkup

    b. Instruksikan mengenai pemeliharaan

    keakuratan asupan dan haluaran.

    c.

    Ajarkanpenggunaan, dosis, frekuensi, dan

    efek samping

    d.

    Instruksikanpasien dan keluarga dalam

    perencanaan untuk perawatan di rumah

    meliputi pembatasan aktivitas, pembatasan

    diet, dan penggunaan alat terapeutik.

    e.

    Ajarkan kebutuhan untuk menimbang BB

    setiap hari

    3.

    Aktivitaskolaboratif

    a.

    Lakukan perujukan ke perawat praktisi

    lanjutan untuk tindak-lanjut, jika diperlukan

    b.

    Pertimbangkan perujukan ke petugas sosal,

    manajer kasus, atau layanan kesehatan di

    rumah

    c. lakukan perujukan ke pusat rehabilitasi

    jantung, jika perlu

    2. Penyuluhanuntukpasien/keluarga

    a. Meningkatkan pemahaman terhadap

    oksigenisasi pasien

    b. Asupan harus sesuai kebutuhan dan tak

    bertentangan dengan penyakit

    c.

    Beberapa pengobatan menimbulkan efek

    samping (mis. digitalis

    menyebabkanbradikardi)

    d. Aktivitas dan konsumsi garam berlebih

    menyebabkan gagal jantung kambuh

    e. BB berlebih menambah beban jantung

    3.

    Aktivitaskolaboratif

    a. Perujukan dilakukan untuk perawatan

    lanjutan di rumah

    b.

    Pasien tak nyaman dirawat dirumah sakit

    dan memilih di rumah

    c.

    Rehabilitasi akan mengetahui kinerja

    jantung dan memperbaiki bila terjadi

    keparahan

    4. Aktivitas lain

    a. Stresor seperti stres dapat memicu gagal

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    31/38

    4. Aktivitas lain (NIC)

    a. Minimalkan atau hilangkan stressor

    lingkungan

    b. Pasang kateter urin, bila perlu

    c.

    Jangan mengukur suhu dari rektum (Non-

    NIC)

    d.

    Aturposisipasienuntukmengoptimalkanpernap

    asan

    jantung

    b. Pasien dalam kondisi lemah dan hanya

    terbaring di tempat tidur

    c. Rangsangan pada rektum meningkatkan

    adrenalin yang memperberat kinerja

    jantung

    d.

    Posisinyamanakan mempermudah proses

    bernapas

    H.Implementasi

    No.

    Dx

    Tgl Jam Implementasi Respon TTD

    1.Selasa,

    24/12/ 201307.07

    1.

    Memantau kecepatan irama, kedalaman,

    dan upaya pernapasan

    2. Memperhatikan pergerakan dada,

    kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu,

    serta retraksi otot supraklavikular dan

    interkosta

    3. Memantau pernapasan yang berbunyi

    seperti mendengkur

    4. Memantau peningkatan kegelisahan,

    ansietas, dan lapar udara

    O:irama dan upaya napas stabil,

    kedalaman cukup

    O:Pergerakan dada simetris dan

    penggunaan otot bantu minimal

    O:Suara dengkur terulang 5 kali

    O: kegelisahan berkurang

    Riky

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    32/38

    08.08

    1. Mengauskultasi suara napas sambil

    memperhatikan area penurunan/tidak

    adanya ventilasi, dan adanya suara napas

    tambahan

    2.

    Menginformasikan kepada pasien dan

    keluarga tentang teknik relaksasi untuk

    memperbaiki pola napas

    3.

    Mendiskusikan perencanaan untuk

    perawatan di rumah meliputi pengobatan,

    peralatan pendukung, tanda dan gejala

    komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-

    sumber komunitas

    4. Menginstruksikan untuk memberitahu

    perawat saat terjadi ketidakefektifan pola

    napas

    5. Memberikan obat bronkodilator sesuai

    kebutuhan pasien

    6. Menghubungkan dan dokumentasikan

    semua data hasil pengkajian

    S:klien mengatakan masih sesak napas

    O:ada penurunan ventilasi tetapi

    berkurang

    S:keluarga mengatakan akan mencari

    tahu lebih lanjut

    S:klien mengatakan berkeinginan

    perawatan di rumah

    O: gejala resiko komplikasi menurun

    S: klien/keluarga akan melakukannya

    S:klien mengatakan lebih lega

    O:dapat bernapas dengan nyaman

    O:irama dan upaya napas stabil,

    kedalaman cukup, pergerakan dada

    simetris dan penggunaan otot bantu

    minimal, suara dengkur terulang

    Riky

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    33/38

    beberapa kali, kegelisahan

    berkurang, dan ada penurunan

    ventilasi berkurang

    11.00

    1.

    Mengkonsultasikan dengan ahli terapi

    untuk memastikan keadekuatan fungsi

    ventilator mekanik

    2. Melaporkan perubahan sensori, bunyi

    napas, pola pernapasan, nilai GDA,

    sputum, dan sebagainya

    O:Ventilator mekanik akan adekuat

    bila sesuai kemampuan

    pengembangan paru

    O:Kegelisahan menurun, pola napas

    lebih tenang

    Riky

    17.01

    1. Membantu pasien menggunakan

    spirometer insertif

    2.

    Mengatur posisi pasien untuk

    mengoptimalkan pernapasan

    3.

    Mensinkronisasikan antara pola

    pernapasan klien dan kecepatan ventilasi

    O:...atm

    S:klien mengatakan lebih lega

    O:klien nyaman dengan posisi fowler

    S:klien mengatakan bisa bernapas

    tenang

    O:kecepatan ventilasi dan pola

    pernapasan stabil

    Joko

    2.

    11.00

    1.

    Memantau fungsifacemaker

    2.

    Memantau pengisian ulang kapiler, denyut

    perifer, suhu (oral), dan warna ekstrimitas

    O:facemaker terpasang benar dan

    oksigen berjalan lancar

    O:warna ekstrimitas pucat, denyut

    nadi : 115 x /mnt, suhu :

    Joko

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    34/38

    3. Memantauasupan dan haluaran, haluaran

    urine, dan berat badan, jika perlu

    4.

    Mengauskultasi suara paru terhadap bunyi

    krackle atau suara napas tambahan lainnya

    36,5 celsius

    O:asupan rendah garam, 1,25 /hari,

    dan BB :67 Kg

    O:Adanya suara kardi

    17.33

    1. Memantau dan mendokumentasikan

    frekuensi jantung, irama, dan nadi

    2. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen per

    kanula atau sungkup

    3. Memasang kateter urin, bila perlu

    4. Mengatur

    posisipasienuntukmengoptimalkanpernapa

    san ke semi fowler

    O:HR: 69-71x/mnt,

    iramatakstabildandenyutnadi : 115

    x /mnt

    S:klien mengatakan

    mengertidanpaham

    S:klien mengatakan

    lemasdantakberdaya

    O:hanya bisaberbaring di tempattidur

    S:klien mengatakan lebihlega

    O:pengembangan dada lebihstabil

    Rabu,

    25/12/ 201307.07

    7. Menginstruksikan mengenai pemeliharaan

    keakuratan asupan dan haluaran.

    8.

    Mengajarkanpenggunaan, dosis, frekuensi,

    dan efek samping

    S:keluarga klien mengatakan akan

    melakukannya

    O:pembuatan daftar menu makanan

    rendah garam

    S: klien mengatakan paham

    O:klien minum obat sesuai aturan

    dokter

    amas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    35/38

    9. Mengajarkan kebutuhan untuk

    menimbang BB setiap hari

    10.Meminimalkanataumenghilangkan

    stressor lingkungan

    S: keluarga klien mengatakan akan

    melakukannya

    O:laporan BB/2 hari dari klien

    O:lingkungan lebih tenang dan

    kondusif

    08.00

    1.

    Menginstruksikanpasien dan keluarga

    dalam perencanaan untuk perawatan di

    rumah meliputi pembatasan aktivitas,

    pembatasan diet, dan penggunaan alat

    terapeutik.

    2.

    Melakukan perujukan ke perawat praktisi

    lanjutan untuk tindak-lanjut, jika

    diperlukan

    3. Mempertimbangkan perujukan ke petugas

    sosal, manajer kasus, atau layanan

    kesehatan di rumah

    4.

    Melakukan perujukan ke pusat rehabilitasi

    S:keluarga klien mengatakan akan

    melakukannya

    O:keluarga membuat perencanaan

    perawatan di rumah bersama

    perawat

    S:keluarga pasien mengatakan akan

    meminta perawat melakukan

    perawatan di rumah

    S:klien mengatakan terus minta pulang

    O:keadaan pasien hampir tak lemas,

    frekuensi suara krackle dan suara

    kardi menurun, HR: 70-71x/mnt,

    iramamulaistabildandenyutnadi : 97

    x /mnt

    S:keluarga pasien mengatakan akan

    segera melakukannya

    amas

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    36/38

    jantung, jika perlu

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    37/38

    I. Evaluasi

    No.

    DxHari/tgl/jam Evaluasi TTD

    1.

    Selasa,

    24/12/2013

    14.00

    S:Klien mengatakan napas lebih lega

    meskipun terkadang masih sesak

    O:Pengembangan dada lebih stabil dengan

    penggunan otot bantu minimalA:Masalah teratasi sebagian

    P:Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, 5, 11, 12,

    dan 14

    Joko

    2.

    Rabu,

    25/12/2013

    S: Klienmengatakan sudah tak terlalu

    lemas dan ingin cepat pulangO:Pucat ekstrimitas menurun, dalam posisi

    semi fowler pengembangan dada lebih

    stabil, lebih bisa melakukan perawatan

    diri bersama keluarga dan/atau perawat,

    frekuensi kardi menurun, HR:70-Riky

  • 8/10/2019 osteomalasia susun

    38/38

    Lampiran