33
Penyakit Osteomielitis dengan Penatalaksanaannya Yunita 102012387 BP3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana e-mail: [email protected] Pendahuluan Sistem Muskuloskeletal merupakan gabungan dari sistem otot dan tulang. Kedua sistem ini berperan sangat penting bagi tubuh manusia, karena dua organ ini sangat erat kaitannya dalam fungsi keduanya yaitu dalam proses pergerakan. Adanya kelainan pada salah satu struktur ini akan berpengaruh kepada hemostasis tubuh manusia. Karena selain berdampak lokal juga dapat berdampak sistemik. Infeksi tulang dapat disebabkan infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah sekitar tulang dan bisa terbentuknya abses di jaringan sekitar. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut. Oleh karena itu, dianggap penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari dan memahami mengenai penyakit- penyakit infeksi pada sistem muskuloskeletal, sehingga 1

Osteomyelitis Yunita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah blok 14

Citation preview

Penyakit Osteomielitis dengan PenatalaksanaannyaYunita102012387BP3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

e-mail: [email protected] Muskuloskeletal merupakan gabungan dari sistem otot dan tulang. Kedua sistem ini berperan sangat penting bagi tubuh manusia, karena dua organ ini sangat erat kaitannya dalam fungsi keduanya yaitu dalam proses pergerakan. Adanya kelainan pada salah satu struktur ini akan berpengaruh kepada hemostasis tubuh manusia. Karena selain berdampak lokal juga dapat berdampak sistemik.Infeksi tulang dapat disebabkan infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah sekitar tulang dan bisa terbentuknya abses di jaringan sekitar. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Oleh karena itu, dianggap penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari dan memahami mengenai penyakit-penyakit infeksi pada sistem muskuloskeletal, sehingga kedepannya mahasiswa bisa memberikan penatalaksanaan yang tepat terhadap penyakit tersebut.Anamnesis Sebelum melangkah lebih lanjut sebaiknya dilakukan anamnesis pada pasien. Adapun beberapa hal yang ditanyakan oleh dokter kepada pasiennya yaitu:1 Identitas: nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah nyeri hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, dokter dapat menanyakan beberapa hal. Hal yang menjadi factor presipitasi nyeri adalah proses supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu factor predis posisi terjadinya osteomielitis hematogen akut. Rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan bersifat menusuk. Nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar. Nyeri yang dirasakan pasien secara subjek antara 2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4. Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah bentuk pada malam hari atau siang hari. Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma faktur terbuka (kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma, dan hubungan fraktur dengan dunia luar sehingga pada fraktur terbuka umumnya terjadi infeksi), riwayat operasi tulang dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal (invasi bakteri disebabkan oleh lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat sehingga memungkinkan terjadinya proses supurasi di tulang. Riwayat penyakit dahulu. Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes mellitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan, pengobatan dengan imunosupresif. Riwayat psikososial spiritual. Pada kasus osteomielitis akan timbul ketakutan terjadi kecacatan dan pasein harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulang. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup pasien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu mtabolisme kalsium, konsumsi alcohol yang dapat mengganggu keseimbangan, dan apakah pasien melakukan olahraga. Dampak yang timbul pada pasien ostiomielitis yaitu timbul ketakutan akan kecacatan akibat prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu melaksanakan aktifitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra diri).Pemeriksaaan Fisik Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokal). Keadaan umum meliputi:2 Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada keadaan pasien). Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus osteomielitis biasanya akut). Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan komplikasi septikimia.a. B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa pasien osteomielitis tidak mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara napas tambahan.b. B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan S1 dan S2 tunggal, tidak ada mundur. c. B3 (Brain). Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.d. Pemeriksaan reflex : Biasanya tidak terdapat reflex patologis.e. B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik dan berat jenis. Biasanya pasien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada sistem ini.f. B5 (Bowel). Inspeksi abdomen: bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi: turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: suara timpani, ada pantulan gelombang cairan. Auskultasi: peristaltik usus normal (20 kali/menit).g. B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik pasien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.h. Look. Secara umum, pasien osteomielitis kronis menunjukkan adanya luka khas yang disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening yang berasal dari tulang yang mengalami infeksi dan proses supurasi. Manifestasi klinis osteomielitis akibat fraktur terbuka biasanya berupa demam, nyeri, pembengkakan pada daerah fraktur, dan sekresi pus pada luka.i. Move. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (Mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. Pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguan/keterbatasan gerak sendi pada osteomielitis akut.j. Pola tidur dan istirahat. Semua klien osteomielitis merasakan nyeri sehingga dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur. Pengkajian yang dilakukan adalah lama tidur, suasana, kebiasaan, dan kesulitan serta penggunaan obat tidur.Pemeriksaan Penunjang

RadiografiDalam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiografi polos dan scintigrafi tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak akan muncul sampai kira-kira dua minggu setelah onset dari infeksi.3,4 Kuman biasanya bersarang dalam spongiosa metafisis dan membentuk pus sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada tempat-tempat tertentu membentuk fokus skunder. Nekrosis tulang yang timbul dapat luas dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian akan membentuk tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di dalam tulang itu sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks, sehingga tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang dibentuk di bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan disebut involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat pus keluar, yang disebut kloaka.4Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian terlihat daerah-daerah yang berdensitas lebih rendah pada tulang yang menunjukkan adanya dekstruksi tulang, dan disebut rarefikasi.4Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu abses, dikenal dengan brodies abscess akan terlihat sebagai daerah lusen yang dikelilingi area sklerotik.4, 5Gambar 1 Scintigrafi tulang

Untuk pencitraan nuclir, Technetium Tc-99m metilen difosfonat adalah agen pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama dan sama sekali tidak spesifik.3 MRI (Magnetic resonance imaging)

Magnetic resonance imaging (MRI) sangat membantu dalam mendeteksi osteomielitis. MRI lebih unggul jika dibandingkan dengan radiografi, CT scan dan scintigrafi tulang MRI memiliki sensitifitas 90-100% dalam mendeteksi osteomielitis. MRI juga memberikan gambaran resolusi ruang anatomi dari perluasan infeksi.5Gambar 2 Ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan

Pemeriksaan ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan dapat membantu menegakkan diagnosa osteomielitis. USG dapat menunjukkan perubahan sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala. USG dapat menunjukkan ketidakabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau penumpukan cairan (seperti abses) dan elevasi periosteal.5 USG juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan aspirasi. Tapi, USG tidak digunakan untuk mengevaluasi cortex tulang.CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal, osifikasi dan ketidaknormalan intrakortikal. CT scan mungkin dapat membantu dalam mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area dengan anatomi yang kompleks, contohnya pelvis, sternum, dan calcaneus.5

Gambar 3Manifestasi klinis Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitan mendadak, sering terjadi dengan manifetasi klinis septikema (misalnya : menggigil, demam tinggi, tachycardia dan malaise umum). Gejala sistemik pada awalnya dapat menutupi gejala local secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai posterium, dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak, dan sangat nyeri tekan.6Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah terinfeksi membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan.6Pada pasein dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.6Working Diagnosis

Gambaran klinis osteomielitis akut sedikit berbeda dengan osteomielitis kronis. Pada osteomielitis akut, gejala-gejala yang dapat dijumpai antara lain: 5,7,8 Demam tinggi (pada neonatus hanya 50%) Iritabilitas Kelemahan Malaise Pseudoparalisis (pada neonatus) Nyeri pada daerah yang terkena Edema lokal dan eritema pada daerah yang terkena Gangguan pergerakan

Pada osteomielitis kronis, gejala-gejala yang dapat dijumpai antara lain:8 Ulkus yang tak sembuh-sembuh, disertai pus Kelemahan kronis Malaise Nyeri dan sulit menggerakkan daerah yang terkena Demam pada beberapa kasus Berbagai gejala klinis di atas perlu ditanyakan dalam anamnesis. Selain itu, dari pemeriksaan fisik mungkin didapatkan tanda-tanda sebagai berikut:8 Demam Edema Hangat pada tungkai yang terlibat Nyeri tekan Fluktuasi Luas gerak sendi berkurang Fistula dengan pengaliran pus

Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan: 5,81. Pemeriksaan darah rutin: leukosit meningkat, menandakan adanya infeksi, tetapi mungkin pula nilai leukosit tetap normal shift to the left C-reactive protein umumnya meningkat, tetapi hasil ini tidak spesifik LED 90% mengalami peningkatan, tetapi hasil ini juga tidak spesifik2. Kultur: kultur darah untuk menentukan jenis bakteri positif pada 50% penderita osteomielitis hematogen, kemudian diikuti dengan uji sensitivitas kultur/aspirasi dari lokasi infeksi (pada 25% kasus normal)

Dari pemeriksaan radiologis, didapatkan:51. Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama biasanya tidak ditemukan kelainan radiologis yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak. Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah lewat sepuluh hari (2 minggu) berupa proses osteolitik dan osteosklerotik, reaksi periosteal, pembentukan sekuester dan involukrum, disertai pembengkakan jaringan lunak.2. Pemeriksaan radioisotop dengan 99mtechnetium akan memperlihatkan adanya penangkapan isotop pada daerah lesi.3. Pemeriksaan ultrasonografi memperlihatkan adanya efusi pada daerah sendi. Kriteria diagnosis yang umum digunakan di Indonesia ialah:5,8 1. Didapatkan pus pada aspirasi2. Kultur darah atau tulang positif3. Temuan pemeriksaan fisik klasik berupa nyeri tekan pada tulang dengan eritema dan edema jaringan lunak4. Hasil pencitraan positif

Diagnosis osteomielitis sudah dapat ditegakkan bila didapatkan positif 2 dari 4 kriteria di atas.Differential DiagnosisSoft Tissue Infection

Infeksi bakteri pada kulit dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Infeksi bakteri primer biasanya disebabkan oleh satu spesies bakteri dan daerah melibatkan kulit yang sehat pada umumnya (misalnya, impetigo, erisipelas). Infeksi sekunder, bagaimanapun, mengembangkan di daerah-daerah yang sebelumnya rusak kulit dan sering polymicrobic. Kondisi yang dapat mempengaruhi pasien untuk pengembangan infeksi jaringan lunak dan kulit meliputi:9 Dengan konsentrasi tinggi bakteri

Kelembaban kulit yang berlebihan Suplai darah yang tidak memadai Ketersediaan nutrisi bakteri, dan Kerusakan pada lapisan kornea memungkinkan untuk penetrasi bakteri.

Sebagian besar infeksi jaringan lunak dan kulit disebabkan oleh organisme gram positif dan secara kurang umumnya,-negatif bakteri gram hadir pada permukaan kulit. Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes account bagi mayoritas infeksi jaringan lunak dan kulit.9 1. ErisipelasErisipelas adalah suatu infeksi pada lapisan dangkal kulit dan kulit limfatik. Infeksi ini hampir selalu disebabkan oleh -hemolityc streptokokus, dengan S. pyogenes (Group A streptokokus) bertanggung jawab untuk sebagian besar infeksi. Para ekstremitas bawah adalah situs yang paling umum untuk erisipelas. Pasien sering mengalami seperti gejala flu (demam dan malaise) sebelum tampilan lesi. Daerah yang terinfeksi itu menyakitkan, seringkali rasa sakit seperti terbakar. Erisipelas lesi yang terang merah dan pembengkakan dengan limfatik melesat dan jelas batas-batasnya margin terangkat.92. ImpetigoImpetigo adalah infeksi kulit dangkal yang terlihat paling sering di anak-anak. Hal ini sangat menular dan menyebar melalui kontak dekat. Kebanyakan kasus disebabkan oleh S. pyogenes, namun S. aureus baik sendiri atau dalam kombinasi dengan S. pyogenes telah muncul sebagai penyebab utama dari impetigo.93. SelulitisSelulitis adalah proses penyebaran infeksi akut,yang awalnya mempengaruhi epidermis dan dermis dan selanjutnya dapat menyebar dalam fasia dangkal. Proses ini ditandai oleh peradangan, tetapi dengan sedikit atau tanpa nanah atau nekrosis jaringan lunak. Selulitis paling sering disebabkan oleh S. pyogenes atau oleh Staphylococcus aureus. Selulitis akut dengan flora aerobik-anaerobik dicampur umumnya terjadi di diabetes, di mana kulit dekat situs traumatik atau sayatan bedah, di situs dari insisi bedah pada perut atau perineum, atau ketika pertahanan tuan rumah dikompromikan.9

Selulitis ditandai dengan eritema dan edema pada kulit. Lesi, yang mungkin bisa bertambah luas, sangat menyakitkan dan nonelevated dan membentuk margin yang buruk. Tender limfadenopati terkait dengan keterlibatan limfatik adalah umum. Malaise, demam, dan menggigil juga sering hadir. Biasanya ada sejarah pendahuluan luka dari trauma minor, maag, atau operasi. Sebuah Gram noda Pap diperoleh dengan injeksi dan aspirasi dari 0,5 mL saline (menggunakan-gauge jarum kecil) ke tepi maju dari eritematosa lesi dapat membantu dalam membuat diagnosis mikrobiologis, tetapi sering menghasilkan hasil negatif. Darah budaya berguna sebagai bakteremia mungkin ada dalam 30% dari kasus.9Septic Arthritis

Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur dapat menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain.10Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu.10Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati dalam seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar pulih. Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan sendi yang terkena. Tanda dan gejalanya antara lain:101. Demam

2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi

3. Pembengkakan sendi yang terkena

4. Hangat di daerah sendi yang terkenaPada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan kaki, terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena. Anak-anak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya dalam posisi yang sama dan mencoba menghindari perputaran sendi.10 Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar melalui aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan di dekat sendi juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi.10 Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah mencapai sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang rawan. Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan reaksi tubuh terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi.10 Sejumlah strain bakteri dapat menyebabkan septic arthritis. Jenis yang paling sering menyebabkan septic arthritis adalah Staphylococcus aureus (Staph), bakteri yang biasa ditemukan pada kulit dan dalam hidung. Virus juga dapat menyerang sendi (artritis virus), meskipun biasanya gangguan ini sembuh sendiri dan meninggalkan sedikit kerusakan sendi. Infeksi sendi juga dapat disebabkan oleh jamur (artritis jamur). Tipe arthritis lain yang bisa menular adalah artritis reaktif yang menyebabkan nyeri sendi dalam menanggapi infeksi di bagian lain tubuh meskipun sendi itu sendiri tidak terinfeksi.10Tuberkulosis Tulang

Tuberkulosis sebagai suatu penyakit sistemik yang dapat menyerang berbagai organ termasuk tulang dan sendi. Lesi pada tulang dan sendi hampir selalu disebabkan penyebaran hematogen dari kompleks primer pada bagian tubuh lain. Biasanya tejadi 6 36 bulan setelah infeksi primer, tetapi dapat saja timbul bertahun tahun kemudian. Faktor predisposisi tuberkulosis adalah:111. Nutrisi dan sanitasi yang jelek

2. Ras: banyak ditemukan pada orang orang Asia, Meksiko, Indian dan Negro

3. Trauma pada tulang dapat merupakan lokus minoris

4. Umur: terutama ditemukan setelah umur satu tahu, paling sering pada umur 2 10 tahun

5. Penyakit sebelumnya, seperti morbili dan varisella dapat memprovokasi kuman

6. Masa pubertas dan kehamilan dapat mengaktifkan tuberkulosis

Patologi:11 Kompleks Primer

Lesi primer biasanya pada paru paru, faring atau usus dan kemudian melalui saluran limfe menyebar ke limfonodulus regional dan disebut primer kompleks.

Penyebaran Sekunder

Bila daya tahan tubuh penderita menurun, maka terjadi penyebaran melalui sirkulasi darah yang akan menghasilkan tuberkulosis milier dan meningitis. Keadaan ini dapat terjadi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian dan bakteri dideposit pada jaringan ekstra pulmoner.

Lesi Tersier

Tulang dan sendi merupakan tempat lesi tersier dan sebanyak 5 % dari tuberkulosis paru akan menyebar dan akan berakhir sebagai tuberkulosis sendi dan tulang. Pada saat ini kasus kasus tuberkulosis paru masih tinggi dan kasus tuberkulosis tulang dan sendi juga diperkirakan masih tinggi.

Predileksi:11Tuberkulosis sendi dan tulang terutama mengenai daerah tulang belakang (50 70 %) dan sisanya pada sendi sendi besar seperti panggul, lutut, pergelangan tangan, sendi bahu dan daerah persendian kecil.Tumor Tumor tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang membentuk tulang. Lebih dari 2,000 orang-orang didiagnosis di Amerika setiap tahun dengan suatu tumor tulang. Tumor-tumor tulang terjadi paling umum pada anak-anak dan remaja-remaja dan lebih kurang umum pada orang-orang dewasa yang lebih tua. Tumor yang melibatkan tulang pada dewasa-dewasa yang lebih tua adalah paling umum akibat dari penyebaran metastasis dari tumor yang lain.12Gejala dapat bervariasi berdasarkan jenis tumor tulang, tetapi rasa sakit (nyeri) adalah gejala yang paling sering dialami. Tumor tulang yang paling sering terjadi adalah pada tulang panjang dari tubuh (lengan dan kaki), jadi ini adalah tempat yang paling umum untuk nyeri. Perlu diingat bahwa tidak semua tumor bersifat kanker tulang, ada beberapa yang jinak. Gejala lain dari tumor tulang meliputi:12 Peradangan sendi

Patah tulang karena kelemahan tulang. Gejala tidak spesifik seperti demam, penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, dan anemia juga bisa gejala kanker tulang. Beberapa kondisi turun temurun dapat meningkatkan risiko tumor tulang. Contoh kondisi turun-temurun yang dapat meningkatkan risiko tumor tulang meliputi:12 Multiple exostoses Rothmund-Thomson syndrome Hereditary retinoblastoma Li-Fraumeni syndrome Pengobatan terapi radiasi sebelumnya telah dikaitkan dengan tumor tulang. Hubungan ini kuat jika terapi radiasi yang diberikan selama masa kanak-kanak. Namun bukan berarti bahwa terapi radiasi sebagai pengobatan tumor berbahaya atau tidak aman. Bagi kebanyakan orang yang memiliki tumor, manfaat terapi radiasi memiliki risiko yang jauh melebihi apapun.12Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari tumor tulang. Tumor-tumor tulang yang paling umum termasuk osteosarcoma, Ewing's sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.12Osteosarcoma adalah tumor tulang ganas utama yang paling umum. Tumor ini paling umum mempengaruhi laki-laki yang berumur antara 10 dan 25 tahun, namun dapat lebih kurang umum mempengaruhi dewasa-dewasa yang lebih tua. Seringkali terjadi di tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki pada area-area dari pertumbuhan yang cepat sekitar lutut-lutut dan bahu-bahu (pundak) dari anak-anak. Tipe tumor ini seringkali adalah sangat agresif dengan risiko penyebaran ke paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari lima tahun adalah kira-kira 65%.12 Ewing's sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orang-orang yang lebih muda yang berumur antara 4-15 tahun. Ia adalah lebih umum pada laki-laki dan adalah sangat jarang pada orang-orang yang berumur lebih dari 30 tahun. Tumor ini paling umum terjadi pada pertegahan dari tulang-tulang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki. Angka kelangsungan hidup tiga tahun adalah kira-kira 65%, namun angka ini adalah jauh lebih rendah apabila telah menyebar ke paru-paru atau jaringan-jaringan lain dari tubuh.12Chondrosarcoma adalah tumor tulang yang paling umum kedua dan bertanggung jawab pada kira-kira 25% dari semua tumor-tumor tulang yang ganas. Tumor-tumor ini timbul dari sel-sel tulang rawan (cartilage cells) dan dapat tumbuh dengan sangat agresif atau relatif perlahan. Tidak seperti banyak tumor-tumor tulang lain, chondrosarcoma adalah paling umum pada orang-orang berumur diatas 40 tahun. Tumor ini sedikit lebih umum pada laki-laki dan dapat secara potensial menyebar ke paru-paru dan simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma paling umum mempengaruhi tulang-tulang dari pelvis dan pinggul-pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun untuk bentuk yang agresif adalah kira-kira 30%, namun angka kelangsungan hidup untuk tumor-tumor yang tumbuhnya perlahan adalah 90%.12Fibrosarcoma adalah jauh lebih jarang daripada tumor-tumor tulang lainnya. Tumor ini paling umum pada orang-orang yang berumur 35-55 tahun. Umumnya mempengaruhi jaringan-jaringan lunak dari kaki dibelakang lutut. Sedikit lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita.12Sebagai tambahan pada tumor tulang, ada beragam tipe-tipe dari tumor-tumor tulang yang jinak. Ini termasuk osteoid osteoma, osteoblastoma, osteochondroma, enchondroma, chondromyxoid fibroma, dan giant cell tumor (yang mempunyai potensi untuk menjadi ganas). Seperti dengan tipe-tipe lain dari tumor-tumor jinak, ini tidak bersifat kanker. Ada dua tipe lain dari tumor yang relatif umum yang berkembang didalam tulang-tulang: lymphoma dan multiple myeloma. Lymphoma, suatu tumor yang timbul dari sel-sel sistim imun, biasanya mulai di simpul-simpul getah bening namun dapat mulai di tulang. Multiple myeloma mulai di tulang-tulang, namun biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu tumor tulang karena ia adalah suatu tumor dari sel-sel sumsum tulang dan bukan dari sel-sel tulang.12PatofisiologiStaphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya sering dijumpai pada osteomielitis meliputi Proteus, Pseudomonas dan Ecerichia coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negatif dan anaerobic. Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan stadium I) dan sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superfisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.6Respons inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan peningkatan dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya, kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan terbentuk abses tulang.6Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.6Klasifikasi Klinis

Osteomielitis secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinis, yaitu osteomielitis akut, sub akut, dan kronis. Hal tersebut tergantung dari intensitas proses infeksi dan gejala yang terkait.11 Osteomielitis Akut Nyeri daerah lesi Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka Pembengkakan local Kemerahan Suhu raba hangat Gangguan fungsi Anemia, leukositosis

Osteomielitis SubakutDibandingkan dengan oseomyelitis hematogenous akut, osteomielitis subakut memiliki onset yang lebih mendadak dan kurang memiliki gejala yang jelas, sehingga membuat diagnosis menjadi sulit. Osteomielitis subakut ini cukup sering ditemukan. Jones et al melaporkan bahwa 35% pasien mereka dengan infeksi tulang memiliki osteomielitis subakut. Osteomielitis Kronis Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri Gejala-gejala umum tidak ada Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur LED meningkatEpidemiologi

Anak laki-laki menderita tiga kali lebih banyak dari pada anak perempuan. Tulang panjang yang sering terkena infeksi adalah femur, tibia, humerus, radius ulna, fibula, dan daerah yang terkena adalah daerah metafise. Hal ini mungkin disebabkan keunikan pembuluh darah dan aliran darah yang lambat pada daerah tersebut selama masa anak-anak.7Pada awal era penggunaan terapi dengan antibakteri, terdapat penurunan yang tajam dari insiden penyakit ini, dan beberapa klinisi optimis penyakit ini akan musnah, akan tetapi insiden penyakit ini kembali ke level sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh timbulnya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotic ( khususnya staphylococcus ) dan kegagalan banyak klinisi untuk mengerti dan menggunakan prinsip-prinsip terapi bedah dan antibakteri pada infeksi tulang dan sendi.7Etiologi

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).7Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (mis. Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang.7Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.7Komplikasi

Komplikasi osteomielitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi osteomielitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomielitis adalah sebagai berikut:71. Kematian tulang (osteonekrosis)Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas, kemungkinan harus diamputasi untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.2. Arthritis septicDalam beberapa kasus, infeksi dalam tulang bisa menyebar ke dalam sendi di dekatnya.3. Gangguan pertumbuhanPada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada daerah yang lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada lengan dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.4. Kanker kulitJika osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yang menyebabkan keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkena karsinoma sel skuamosa.

Dalam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomielitis juga dapat menimbulkan komplikasi berikut ini :

1. Abses tulang

2. Bakteremia

3. Fraktur

4. Selulitis

Prognosis

Setelah mendapatkan terapi, umumnya osteomielitis akut menunjukkan hasil yang memuaskan. Prognosis osteomielitis kronik umumnya buruk walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi mungkin dibutuhkan, khususnya pada pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah. Pada penderita yang mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu prostetik perlu dilakukan monitoring lebih lanjut. Mereka perlu mendapatkan terapi antibiotik profilaksis sebelum dilakukan operasi karena memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan osteomielitis.7Farmakologi dan Non FarmakologiDaerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran daerah.13Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi, Kultur darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan oleh lebih dari satu patogen. Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka terhadap penisilin semi sintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah mengontrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat terjadinya trombosis.13 Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu sangat penting untuk mencapai kadar antibiotika dalam darah yang terus menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif terhadap organisme penyebab yang diberikan bila telah diketahui biakan dan sensitivitasnya. Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3 bulan. Untuk meningkatkan absorpsi antibiotika oral, jangan diminum bersama makanan.13Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Tetapi antibiotika dianjurkan.13Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan ajuran terhadap debridemen bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya supaya ahli bedah dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan pengangkatan tulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization). Semua tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang permanen.13Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini. Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang, kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang.13Edukasi Sasaran utamanya adalah pencegahan osteomielitis. Penanganan infeksi lokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan lunak pada mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan perhatian terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.7Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat pembedahan dan selama 24 jam sampai 48 jam setelah operasi akan sangat membantu. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik akan menurunkan insiden infeksi superfisial dan potensial terjadinya osteomielitis.7Kesimpulan

Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik.

Pada dasarnya, semua jenisorganisme,termasuk virus, parasit,jamur, dan bakteri,dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkanoleh bakteripiogeniktertentu dan mikobakteri. Penyebab osteomielitis pyogenik adalah kuman Staphylococcus aureus (70-80%), Proteus, Pseudomonas dan Ecerichia coli. Infeksi dapat mencapaitulangdengan melakukan perjalananmelalui aliran darah atau menyebar darijaringan di dekatnya. Osteomielitisjuga dapat terjadi langsung pada tulangitu sendiri jika terjadicedera yang mengekspostulang, sehingga kuman dapat langsung masuk melalui luka tersebut.

DAFTAR PUSTAKA1. Sudoyo AW, Setiyohadi D, Alwi I, dkk. Buju ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.2445-9.2. Schwartz MW. Pediatri. Jakarta: EGC; 2007.h.195-7.

3. Jong W, Sjamsuhidayat R. Infeksi muskuloskeletal. Edisi II. Jakarta: EGC;2005.h.903 10.

4. Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi tulang dan sendi. Jakarta; 1995.h.62-72.5. Rasjad C. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi III. Jakarta: 2007.h.132- 41, 150-7.6. Suratun, Heryati, Manurung S, dkk. Klien gangguan muskuloskeletal. Jakarta: EGC: 2008.h.104, 105-6.7. Siregar, Pahurum UT. Osteomielitis. Jakarta: Binarupa Aksara; 2008.h.122-30.8. Cierny G., Mader JT. Ortopedi. Jakarta: 2006.h.1557-62. 9. Muliawan SY. Bakteri anaerob yang erat kaitannya dengan problem di klinik. Jakarta: EGC; 2009.h.30-2.10. Yatim F. Penyakit tulang dan persendian. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2006.h.66-9.

11. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2000.h.127-33.

12. Baughman DC, Hackley JC. Keperawatan medikal- bedah. Jakarta: EGC; 2000.h.550-3.13. Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. Farmakologi dan toksikologi. Jakarta: EGC; 2008.h.533-4.1