23
OSTEOPOROSIS & OA CHELSEA PHINATHA

Osteoporosis & Oa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Osteoporosis & Oa

Citation preview

Page 1: Osteoporosis & Oa

OSTEOPOROSIS & OACHELSEA PHINATHA

Page 2: Osteoporosis & Oa

OSTEOPOROSIS• Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh

penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Page 3: Osteoporosis & Oa

Faktor Resiko1) Usia2) Jenis kelamin3) Ras4) Riwayat keluarga/keturunan5) Bentuk tubuh6) Tidak pernah melahirkan7) Merokok dan alcohol 8) Defisiensi vitamin dan gizi 9) Gaya hidup 10)Menopause dini

Page 4: Osteoporosis & Oa

Klasifikasi Osteoporosis• Osteoporosis primer• osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya. Dibagi menjadi 2 :

• Tipe 1 : disebut juga osteoporosis pasca menopause, disebabkan oleh defisiensi estrogen akibat menopause

• Tipe 2 : disebut juga osteoporosis senilis, disebabkan oleh gangguan absorpi kalsium di usus sehingga menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder yang mengakibatkan timbulnya osteoporosis

• Osteoporosis sekunder• Yaitu osteoporosis yang diketahui sebabnya, dapat disebabkan oleh penyakit-

penyakit tulang erosif dan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang

• Osteoporosis idiopatik• tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada : usia kanak-kanak

juvenile ; Usia remaja (adolesen) ; Pria usia pertengahan .

Page 5: Osteoporosis & Oa

Patofisiologi

Page 6: Osteoporosis & Oa

Manifestasi Klinis• Sering disebut sebagai silent disease karena proses kepadatan tulang

berkurang secara perlahan dan berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai adanya gejala.• Gejala-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti:

patah tulang, punggung yang semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan dan nyeri punggung.

Page 7: Osteoporosis & Oa

Diagnosis• Anamnesis

• Anamnesis diperlukan karena keluhan utama dapat langsung mengarah ke pada diagnosis, misalnya fraktur kolum femoris pada osteoporosis, kesemutan dan rasa kebal disekitar mulut, immobilisasi yang lama, pengaruh obat-obtan, alcohol, merokok. (De Jong, 2005).

• Pemeriksaan Fisik• Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada apsien osteoporosis, gaya berjalan,

nyeri spinal, sering ditemukannya kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan

• Pemeriksaan Biokimia Tulang• Pemeriksaan ini dilakukan prediksi kehilangan massa tulang, prediksi fraktur, evaluasi

efektivitas terapi. Meliputi hitung kalsium total kalsium dalam serum, ion kalsium, kadar fosfor dalam serum, kalsium urin, fosfat urin

Page 8: Osteoporosis & Oa

Radiologi • Dual Energy X-Ray Absorptimetry (DXA)• Hasil pengukurannya berupa densitas mineral tulang, kandungan mineral,

perbandingan hasil densitas mineral tulang. • Katagori Diagnostiknya :

• Normal untuk T-score >-1 • Osteopenia <-1 • Osteopororsis <-2,5 (tanpa fraktur) • Osteoporosis berat <-2,5 (dengan fraktur)

Page 9: Osteoporosis & Oa

Radiologi • Single-Photon Absorptimetry (SPA)• SPA digunakan unsure radioisotope I yang mempunyai energy photon rendah

dan digunakan hanya pada bagian tulang yang mempunyai jaringan lunak yang tidak tebal seperti distal radius dan kalkaneus.

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)• Metode ini mempunyai kelebihan berupa tidak menggunakan radiasi, aplikasi

ini dipakai untuk menilai tulang trabekula melalui dua langkah yaitu T2 sumsum tulang dapat digunakan untuk menilai densitas serta kualitas jaringan tulang trabekula dan kedua untuk menilai arsitektur trabekula

Page 10: Osteoporosis & Oa

Tatalaksana a. Dietb. Pemberian kalsium dosis tinggic. Pemberian vitamin D dosis tinggid.Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk mengurangi nyeri punggung

Page 11: Osteoporosis & Oa

• Prognosis : Tergantung dengan tindak pencegahan dini osteoporosis saat masih masa pertumbuhan sesuai pemenuhan kalsium tubuh, nutrisi, asupan, aktivitas fisik, dan pada masa menopause pemenuhan hormone estrogen.• Komplikasi : Dapat terjadi fraktur pada penderita, karena terjadinya

trauma-trauma ringan karena osteoporosis menyebabkan berkurangnya densitas massa tulang. (Rasjad,2005).

Page 12: Osteoporosis & Oa

OSTEOARTRITIS• Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan

dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena osteoarthritis. • Kelainan utama pada osteoartritis adalah kerusakan rawan sendi yang

dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.

Page 13: Osteoporosis & Oa

Klasifikasi • Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor genetik,

yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. • Osteoartritis sekunder adalah osteoartritis yang didasari kelainan

endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan sebagainya.

Page 14: Osteoporosis & Oa

Faktor Resiko• Umur• Jenis kelamin• Suku bangsa (Ras)• Genetik• Kegemukan dan penyakit metabolik• Cedera sendi (trauma)• Pekerjaan• Olahraga Berat

Page 15: Osteoporosis & Oa

Patofisiologi • Degradasi rawan

• Perubahan yang mencolok pada osteoartritis biasanya dijumpai di daerah tulang rawan sendi yang mendapatkan beban.

• Pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan osteoartritis permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertikal (fibrilasi).

• Dapat timbul daerah perbaikan fibrokartilaginosa, tetapi mutu jaringan perbaikan lebih rendah daripada kartilago hialin asli, dalam kemampuannya menahan stres mekanik.

• Proses degradasi yang timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi.

• Proses ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun, sedang yang lambat 20 – 30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi.

Page 16: Osteoporosis & Oa

• Osteofit• Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi. Reparasi

berupa pembentukan osteofit di tulang subkondral.

• Sklerosis subkondral• Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/

penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak).

• Sinovitis• Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder

degenerasi dan fragmentasi.

Page 17: Osteoporosis & Oa

Manifestasi Klinis• Nyeri sendi• Hambatan gerak sendi• Kaku• Krepitasi• Pembengkakan sendi • Tanda peradangan• Deformitas sendi yang permanen • Perubahan gaya berjalan

Page 18: Osteoporosis & Oa

Pemeriksaan Penunjang

Page 19: Osteoporosis & Oa
Page 20: Osteoporosis & Oa

Tatalaksana Nonfarmakologis• Edukasi• Fisioterapi • Penurunan berat badan

Page 21: Osteoporosis & Oa

Tatalaksana Farmakologis• Analgesic oral non opiat• Analgesik topical• OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)• Chondroprotctive Agent• Tetrasiklin dan derivatnya• Asam hialuronat• manfaatnya adalah memperbaiki viskositas cairan sinovial. Pemberian dilakukan

dengan intraartikuler. • memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui

agregasi dengan proteoglikan.

Page 22: Osteoporosis & Oa

• kondroitin sulfat• bekerja pada pasien osteoartritis dengan mekanisme anti inflamasi, efek metabolik terhadap sintesis

hialuronat dan proteoglikan, anti degradatif melalui hambatan proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif.

• glikosaminoglikan• menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam proses degradasi tulang rawan seperti hialuronidase,

protease, elastase, dan cathepsin B1 in vitro dan juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur jaringan sendi.

• Vitamin-C : diteliti mampu menghambat aktivitas lisozim sehingga bermanfaat untuk terapi OA.• Superoxide dismutase : mempunyai kemampuan menghilangkan superoxidase dan

hydroxil radicals. Radikal superoxide tersebut, secara in vitro, mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen peroxyde dapat merusak kondrosit secara langsung

• Steroid intra-artikuler

Page 23: Osteoporosis & Oa

Tatalaksana Bedah• Artroplasti: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru

yang terbuat dari bahan metal.• Arthroscopic debridement dan joint lavage: menggunakan alat kecil

yang dimasukan ke dalam rongga sendi untuk membersihkan tulang rawan yang rusak• Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang

sehingga posisi dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri pasien.