64

OZIP Magazine | September 2010

  • Upload
    ozip

  • View
    560

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OZIP Magazine | September 2010
Page 2: OZIP Magazine | September 2010
Page 3: OZIP Magazine | September 2010
Page 4: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 20102

Page 5: OZIP Magazine | September 2010

3ozip.com.au Sep 2010

Page 6: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 20104

Page 7: OZIP Magazine | September 2010

5ozip.com.au Sep 2010

Page 8: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 20106

Page 9: OZIP Magazine | September 2010

7ozip.com.au Sep 2010

Page 10: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 20108

DISTRIBUTION POINTS

EDITORIAL

CONTRIBUTORS

DISCLAIMER

Article:Arya Sudma (Sydney)Jeffrey Sinardjo (LA)Kate Hill (IKAN)Kiki KusprabowoMario BlancoNugroho SoehendroRaudin Anwar (Canberra)Siska HermawanSugit Sanjaya ArjonSuhana LimSuria Paulus Tono SoetojoUntung Sarwono Yapit JapoetraZulfa Sakhiyya

Journalists:Cellini KamilCitra Ayu AmandaGitari KamakiniHarliza Keumala F

Column Writers:Andrie Wongso

Dirgayuza SetiawanJane Lim

Nuim KhaiyathNuni Berger

Priscilla HandokoDiana Setiyawati

Photographers:Ahmad Adityo

Aldi Pradhitya IrawanBagus NugrohoHarsya Pambudi

Janice ChanMario Blanco

Pratomo Setiaji KendartoRudy Lie

Ryan DionRendy Putra Mahardhika

Tyas Sudaryomo

The views and reviews expressed in this publication are not necessarily those of the OZIP Magazine and the publisher, nor do we endorse

the advertisements or the contents. Any materials (statements, views, opinions, articles, photographs,

advertisements) supplied to OZIP magazine by any contributor or advertiser are at their own risk or responsibility and do not necessarily represent the views of the publisher, OZIP magazine and its staff. As we accept no liability for any inaccuracy,

misstatement, misrepresentations or omissions. No part of this publication can be produced in whole

part or part without permission of OZIP.

Johannes Fattah JohanLydia JohanMelita RahmaliaLinda LimJohannes Fattah JohanYogi OeyonoLalu Rizki Rahman

Lydia Johan(0430 933 778)

EDITOR-IN-CHIEFEXECUTIVE EDITOR

EDITORASSISTANT EDITOR

CREATIVE & ART DIRECTORCHIEF DESIGNER

ADV. DESIGNERINFORMATION &

ADVERTISING MGR

OZIP MAGAZINE, Forsper Victoria Pty LtdP.O.Box 3211

Wheelers Hill, VIC 3150t. +613 9909 5268f. +613 9574 [email protected]

VICTORIA BORONIA: 777 Asian Grocery | BURWOOD: Chaddy Mart | BRUNSWICK: Mix Groceries, The Uleg Rest | CARLTON: Garage Café&Bar | CARNEGIE: Kimchi Grandma Rest | CAULFIELD: Nusantara Rest, Caulfield Grocery | CHADSTONE: Bamboe Café & Rest, Chaddy Mart | CITY: KJRI Melbourne, Es Teler 77, Laguna Oriental Market, Nelayan, Kantor Garuda Indonesia, Indo Rest | CLAYTON: Mix Oriental , Warung Gudeg | GLENHUNTLY: Indosari Rest | GLEN WAVERLEY: ABC Café, Star East Rest, New Royal Garden Rest | GEELONG: Geelong International Fellowship | HAMPTON PARK: Indah Asian Market | HAWTHORN: Indomart, Laguna, Nelayan Rest | HEIDELBERG: Java Jewellery | POINT COOK: Glory Asian Grocery, Point Cook Town Center | SOUTH MELBOURNE: Garamerica Rest, Meetbowl Rest | SUNSHINE: Cash Stop Financial Services Pty Ltd

SYDNEY CITY: Café Joy, H2O Toko Grocery, Exel Car Rental, Shalom Indo Rest | KINGSFORD: White Lotus Grocery, Rosebery Martabak Bakso’s House, Bakmi Pinangsia, Shalom Indo Rest, AyamGoreng 99 | MAROUBRA: KJRI Sydney, Betawi Indo Rest, Mie Kocok Bandung Rest | RANDWICK: Randwick Oriental Supermarket | ULTIMO: Shalom Indo Rest

CANBERRA Indonesian Embassy

It’s our Women Edition! Be excited, be very excited. This September edition is dedicated to women, in all their glory. We will show you their strengths (“Interview with Female Diplomats”, page 30) their hidden wants (“What Women Want”, page 24) and their struggles (“At Stake (Pertaruhan): A documentary”, page 40).

Surely, we have come a long way with equality and opportunities. Yet, these things (that some of us have taken for granted), are not enjoyed evenly. In some areas, for some women, life is still as bleak as ever. It is still a long way to go.

And, as women, some of us are still unwilling to actually express, to actually say to the world, what we want. I received an explicit advice twice from

two different friends, “You have to ask if you want to be given.” Both are male friends, not female friends.

In OZIP Women’s Survey to 60 Indonesian women, almost all who responded actually have something they want deep down that other people don’t really know about. Only one woman actually said that everyone she’s close with knows everything that she wants. This month, I wish for a world where women feel it’s safe to share and let the world know what they want deep down.

Some final words to celebrate the great work that women are (and not to diss men at all): God created men first because even He needs a rough draft before creating a masterpiece. Enjoy this issue!

Editor

YANG TETAP DI OZIP

12 Opini Nuim

32 Kolom Andrie Wongso: Wisdom and Motivation

34 Fakta

49 Percikan

52 Renungan Rohani by Diana Setiyawati

53 Renungan Rohani by Romo Waris

NEWS & FEATURES

9 Berita Internasional

10 Rangkuman Berita Nasional

14 Rumours

16 Business Profile: Stanley Atmadja

18 KBRI News: 17 Agustus di Canberra

20 Feature Article: Women’s Secret

24 Feature Article: What Women Want

30 Feature Article: The Secret Lives of Indonesian

Female Diplomats

40 Pertaruhan The Movie: A Documentary about

Women’s Lives & Their Bodies

42 Feature Article: A True Story of a Woman From

Drug Addicts to…

46 Travelogue Nuim: Catatan Perjalanan Ke Amerika Serikat

56 Gangsadewa Performance @ the Arts Centre Melbourne

58 Arts Profile: Jade Dewi the Dancing Queen

55 Behind the Cover Photo Shoot

57 KBRI News: Indonesian Cultural Night

59 Liputan Soundsekerta

60 Fashion Revealed

INFORMASI OZIP

28 Fengshui

31 OZIP Investasi

30 Migrasi

38 OZIP Komputer

48 Movies and Music Review

50 Health and Beauty

EDITOR’SLETTER 09/10

CONTENTS

OZIP WOMEN’S SECRET

MODEL: Citra Ayu Amanda

MAKE UP ARTIST: Karen Karly

HAIRSTYLIST: Agnes Chen

PHOTOGRAPHER: Rendy P Mahardhika

DRESS: Property of Karen Karly

Page 11: OZIP Magazine | September 2010

9ozip.com.au Sep 2010

Berita Internasional

Setelah 33 petugas pertambangan di Chili diketahui dalam keadaan baik dan tetap bertahan di bawah tanah ketika mereka terperangkap selama 17 hari, mereka harus menunggu empat bulan lagi untuk usaha penyelamatan. Empat bulan adalah waktu yang dibutuhkan untuk para insinyur Chili mem-bangun terowongan yang cukup lebar untuk membawa 33 para penambang tersebut keluar dari bawah tanah. Untuk sekarang ini, para penambang emas dan tembaga yang ter-perangkap di bawah tanah itu mendapatkan bantuan penyambung hidup mulai dari makanan, air minum, obat-obatan sampai komunikasi untuk mengetahui kondisi psikologis dan kesehatan jiwa mereka. Mereka juga diberikan mikrofon kecil sebagai alat berkomunikasi dengan keluarga mereka selama masa penan-tian tersebut, jelas Andre Sougarret, pemimpin usaha penyelamatan tersebut. Jaime Manalich, Menteri Kesehatan, menyatakan bahwa “kami butuh mengeta-hui kondisi psikologis mereka. Mereka perlu mengerti bahwa untuk mereka bisa melihat cahaya matahari lagi bisa membutuh waktu berminggu-minggu.” Para penambang yang sudah terperangkap sejak tanggal 5 Agustus ini mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan. Davitt McAteer, Asisten Sekretaris untuk Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan Departemen Buruh Amerika Serikat di kepresidenan Bill Clinton, menyatakan bahwa dengan bertahannya mereka selama 17 hari, hampir dapat dipastikan bahwa secara fisik mereka akan mampu bertahan sampai waktunya keluar dari pertambangan. “Resiko kesehatan untuk pertambangan emas dan tembaga cukup kecil kalau kebutuhan air minum, udara, dan makanan sudah terpenuhi,” jelas-

Kemacetan lalu lintas di jalan tol menuju Beijing mencapai 100 kilometer dan selama sembilan hari membuat para pengemudi disana frustrasi. Kemacetan tersebut disebabkan utamanya oleh perbaikan jalan, yang

diperkirakan tidak akan selesai sampai setidaknya satu bulan ke depan, begitu pemberitaan dari Xinhua, kantor berita negara RRC di situsnya.

Donasi dari masyarakat Inggris untuk membantu korban banjir di Pakistan mencapai 29 juta poundsterling pada hari Senin, 23/08, seperti dilaporkan oleh Disasters Emergency Committee (DEC). Brendan Gormley, CEO DEC, menyatakan bahwa itu adalah pertama kalinya dalam 45 tahun sejarah DEC bahwa donasi untuk sebuah musibah bertambah (biasanya menurun) di minggu kedua. “Masyarakat Inggris memimpin jalan pengumpulan donasi dan mempermalukan politisi lainnya dari berbagai belahan dunia,” ujarnya. “Kami menginginkan negara-negara lainnya mengikuti jejak Inggris, berkesinambungan dan berkelanjutan dalam memberikan donasi,” tegasnya lagi. Pakistan mengalami musibah banjir terburuk dalam dekade ini. Banjir tersebut telah membunuh lebih dari 1,500 orang dan mengakibatkan setidaknya 20 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka. Di Inggris, donasi untuk Pakistan (yang diumumkan sejak 5 Agustus) telah naik 18 % di minggu kedua dan belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun. (REUTERS/The Independent)

Chili Memulai Empat Bulan Penyelamatan 33 Petugas Tambang

Beijing Macet Sepanjang 100 km Selama Sembilan Hari

Inggris Memimpin Pengumpulan Donasi Dunia Barat Untuk Pakistan

nya. Walaupun begitu, McAteer juga menjelaskan, terperangkap di bawah tanah untuk waktu yang cukup lama bisa menimbulkan stress yang cukup berbahaya. Maka dari itu ia pun menekankan pentingnya mengadakan komunikasi dengan ahli psikologis untuk membicarakan hal tersebut dengan para penambang. Kelihatannya, komunikasi dua arah dapat membangun daya pikir positif para penambang. Dalam sebuah video yang direkam Minggu (22/08), para penambang terlihat cukup senang dan mampu tersenyum serta melambaikan tangan pada kamera. Tetapi mereka tidak bisa berbicara dan karena itu tidak ada kontak secara audio. Salah satu penambang tersebut, Mario Gomez, yang sudah berumur 63 tahun, sempat menulis sebuah catatan untuk istrinya. “Walaupun kita harus menunggu berbulan-bulan untuk berkomu-nikasi…saya ingin mengatakan pada semua orang bahwa saya dalam keadaan baik dan tentunya akan keluar dalam keadaan yang baik-baik saja. Kesabaran dan keimanan. Tuhan Maha Besar dan dengan bantuan Tuhan saya akan bisa mening-galkan pertambangan ini dengan tetap bertahan hidup.” Perusahaan yang memiliki pertambangan di San Jose tersebut tersebut, San Esteban dan the National Mining and Geology Services, telah sering menda-pat kritikan karena ketidakmampuan mereka memenuhi persyaratan regulasi. Liliana Ramirez, istri Gomez, menyatakan bahwa ia percaya suaminya akan kuat bertahan dan menjadi pemimpin bagi penambang lainnya. Apalagi, ia sudah sangat berpengalaman. Namun, begitu Gomez keluar, ia bersumpah tidak akan mengizinkan suaminya pergi ke bawah tanah lagi. (By Mauricio Cuevas, AP, taken from The Independent)

Para pengemudi yang kebanyakan membawa truk angkutan pengiriman barang, harus melewatkan waktu dengan bermain kartu. Mereka juga mengeluarkan keluhan bahwa masyarakat lokal berusaha mengambil kesempatan dari keadaan mereka dengan menjual makanan dan minuman dengan harga yang ditinggikan. Kemacetan tersebut mencapai provinsi terdekat Beijing, Hebei, dan Mongolia Dalam. Setelah sembilan hari, akhirnya situasi kembali normal dan aman terkendali. Sementara RRC menghabiskan milyaran dollar untuk infrastruktur seperti jalanan dan jalur kereta api, mereka masih belum dapat mengatasi problema yang muncul dalam sebuah ekonomi yang sedang berkembang pesat. Kemacetan lalu lintas pun menjadi hal yang lumrah. (REUTERS/David Gray, taken from The Independent)

Page 12: OZIP Magazine | September 2010

Berita Nasional August 2010

Pemerintah China mengundang Pemprov Jatim untuk menghadiri pertemuan bisnis sekaligus mengi-kuti ajang pameran di Ghuang-Ji, China, pada 20-24 Oktober 2010. Hal itu disampaikan Konsul

Jenderal China di Surabaya, Wang Huagen, kepada Gubernur Jatim Soekarwo, di kantor Pemprov Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (20/8/2010). Gubernur berjanji akan memenuhi undangan itu dengan menyuguhkan berbagai hasil kerajinan tangan, atraksi kesenian dan kebudayaan, serta promosi objek wisata Kawah Ijen dan Gunung Bromo.

Dalam kesempatan itu, Soekarwo mengatakan hubungan diplomatik Indonesia dengan China secara resmi baru terjalin selama 60 tahun. Namun, sebenarnya hubungan tersebut telah terjalin sejak 600 tahun silam, yang diawali dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho di Pulau Jawa. “Jatim memiliki ikatan emosional dengan China sejak ratusan tahun silam. Kerja sama ini perlu ditingkatkan pada berbagai sektor, seperti perdagangan, investasi, kebudayan,

Anda masih menyimpan uang pecahan Rp 20.000 dan Rp 50.000 lama? Silahkan disimpan saja sebagai koleksi. Mulai besok, pecahan kertas emisi 1992, 1993, dan 1995 itu tak bisa ditukarkan lagi. Ini terjadi karena masa penarikan sejumlah uang lama tahun emisi 1992, 1993, dan 1995 sudah habis hingga Jumat (20/8/2010), pukul 16.00 WIB. Mulai esoknya, uang-uang kertas tersebut sudah tidak bisa lagi ditukarkan dengan terbitan terbaru. Dengan kata lain, uang-uang itu sudah tidak dapat digunakan untuk segala transaksi.

dan pariwisata, serta pengembangan infrastruktur,” kata Gubernur. Menurut dia, China adalah mitra penting bagi Indonesia dan sahabat yang baik. Banyak hal yang dapat dipelajari dari China, mulai dari tingginya etos kerja dan ilmu pengetahuan. “Hubungan kerja sama ini dapat ditingkatkan lagi, baik di bidang pendidikan, budaya, agama, maupun perdagangan, dan investasi,” katanya.

Gubernur juga mengajak investor China menjadikan Jatim sebagai tujuan investa-sinya karena secara subjektif menunjukkan bahwa Jatim merupakan daerah yang aman, masyarakatnya menghargai adanya pluralisme, memiliki pemikiran yang terbuka, dan tidak ada diskriminasi. Konsul Jenderal China di Surabaya, Wang Huagen, menyambut positif ajakan Gubernur untuk meningkatkan hubungan kerja sama yang sudah terbina ini. Ia mengemukakan sejak hubungan diplo-matiknya dengan Indonesia terjalin pada 1950, telah banyak kerja sama yang dilakukan, baik tingkat provinsi maupun kota di kedua negara tersebut. Bahkan, kerja sama dengan Jatim terlihat semakin mesra sejak dibukanya Konjen China di Surabaya. “Selama dibukanya kantor Konjen di Surabaya hubungan kami dengan Jatim di berbagai sektor, utamanya pendidikan, perdagangan, ekonomi, budaya, dan politik telah mengalami perubahan pesat dan masih terus berlanjut,” katanya. Di bidang pendidikan, pihaknya dan Pemprov Jatim saat ini telah menjalin hubungan baik berupa pertukaran pelajar. Bahkan, saat ini banyak pelajar Jatim yang menempuh pendidikan di China, begitu pula sebaliknya, pelajar China juga banyak yang menimba ilmu di Surabaya. Wang berharap, kerja sama yang telah terjalin ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. kompas

Pecahan Rp.50,000 dan Rp.20,000 Tidak Laku

Pemerintah China Undang Pemprov Jatim

Bank Indonesia (BI) melalui peraturan BI No. 2/18/PBI pada tanggal 20 Juli 2000 mengatur tentang pencabutan dan penarikan dari peredaran uang dengan pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000 tahun emisi 1992, uang Rp 50.000 tahun emisi 1993 dan 1995, serta uang Rp 50.000 plastik tahun emisi 1993. Jangka waktu penukaran berlaku selama 10 tahun, mulai dari 21 Agustus 2000 hingga 20 Agustus 2010 di bank umum. Pada lima tahun pertama dan selanjutnya, penukaran langsung di BI. “Terakhir hari ini. Pengumuman sudah diberikan sejak 10 tahun lalu, dan kita rasa itu sudah cukup. Hingga hari terakhir ini paling hanya satu-dua yang menukarkan, sudah jarang yang punya,” kata Kepala Bagian Pere-daran Uang Bank Indonesia Ery Setiawan, Jumat (20/8/2010). Ery menjelaskan, umur sebuah cetakan uang biasanya 5-7 tahun. Setelah itu, BI akan mengeluarkan uang cetakan terbaru dan mulai menarik cetakan-cetakan lama tersebut. kompas

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, pemerintah sudah mengirimkan sejumlah nota protes kepada Pemerintah Malaysia terkait penahanan empat petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di wilayah per-batasan di kawasan Kepulauan Riau. Nota protes soal pelanggaran wilayah juga sudah dikirimkan.Sekilas, Marty mengakui usaha pemerintah tampak lambat. Namun, pemerintah sama sekali tak berniat mengompromikan permasalahan

kedaulatan. “Masalah kedaulatan tidak ada kompromi, sejengkal pun. Apakah batas laut, batas darat, batas udara, tidak ada sejengkal pun,” tuturnya seusai mengikuti acara buka puasa bersama di Istana Negara, Jumat (20/8/2010) malam.

Marty menjelaskan, kesan lambat yang ditangkap dari upaya pemerintah sebe-narnya adalah upaya pemerintah untuk mempersiapkan data yang akurat sebagai dasar pembuatan nota protes yang dilayangkan. “Kalau tidak, kita mengganggu keabsahan data berpuluh tahun yang selama ini kita sampaikan. Jadi kenapa Kemlu dinilai lama sekali, itu untuk memastikan data betul-betul akurat,” kata Marty. Saat ini, lanjutnya, pemerintah berupaya di segala lini, baik diplomasi maupun ketahanan, untuk melakukan perundingan dengan Malaysia. “Semua kita merasa terdorong untuk menyelesaikan. Saya mohon dengan segala hormat berikan kesempatan kepada kita untuk bekerja. Emosi mungkin ada, kegusaran ada. Tapi kan kita harus sampaikan dengan pas, tegas, dan terukur,” tandasnya. kompas

Menlu : Tak Ada Kompromi Soal Kedaulatan

ozip.com.au Sep 201010

Page 13: OZIP Magazine | September 2010

Harga emas di pasar internasional menyentuh level tertinggi dalam tujuh minggu terakhir,seiring buruknya data ekonomi Amerika Serikat dan anjloknya bursa saham Wall Street. Harga emas untuk pengiriman Desember menguat 4 dollar AS menjadi 1.235,40 dollar AS per ounce pada perdagangan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, Kamis (19/8/2010), waktu setempat. Sedangkan untuk harga emas pengiriman terkini, ditutup naik ke posisi 1.233,80 per ounce, dari 1.229,70 dollar AS.

Adapun pada perdagangan di Hongkong Jumat (20/8/2010) pagi, harga logam mulia ini dibuka naik ke level 1.231,00-1.232,00 dollar AS per ounce di bandingkan penutupan kemarin di posisi 1.229,50-1.230.50 dollar AS. Adapun di Indonesia, hari ini logam mulia mematok harga emas batangan Rp 361.000 per gram untuk setiap pembelian 1.000 gram alias 1 kilogram. kompas

Keynetic Hydrocarbons Pty Ltd, distributor eksklusif produk pelumas P.T. Pertamina Indonesia mengadakan seminar bisnis untuk mengenalkan perusa-haan ini sebagai salah satu pemain dalam pasar produk otomotif di Melbourne. Seminar yang diadakan di Westin Melbourne Hotel dari jam 10 pagi ini menar-getkan banyak pemilik toko-toko otomotif dan mekanik di Melbourne yang merupakan pelanggan dan calon-calon pelanggan produk Pertamina Lubricants.

Dalam presentasi yang dibawakan oleh Andianto Hidayat, Overseas Marketing Manager for Oil & Energy Industry P.T. Pertamina Indonesia, seminar ini menjelaskan kualitas produk, pangsa pasar Indonesia yang dipegang olehPertamina Lubricants, distribusi produk Pertamina di luar negeri (termasuk Pakistan, Myanmar, Arab Saudi, Australia, Uni Emirat Arab, dan akan segera memasuki Republik Rakyat Cina) dan keseriusan Pertamina dalam mengem-bangkan sayapnya untuk merambah pasar internasional termasuk dalam segi kontrol kualitas dan proses pembuatan.

Keynetic Hydrocarbons sendiri baru didirikan pada awal tahun 2010 ini sebagai distributor eksklusif produk Pertamina Lubricants di Victoria, Australia. Sekitar 30

Produk Pelumas Pertamina Telah Memasuki Pasar Melbourne

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi

undangan menghadiri acara yang juga diramaikan dengan kedatangan beberapa eksekutif P.T. Pertamina Indonesia, termasuk Dudhy Ch. P.A., Overseas & Sales Manager untuk Lubricants Business Unit.

Termasuk diantara hadirin antara lain Peter Blanshard dan Guy Panayotou dari Institute of Automotive Mechanical Engineers, pemilik Phoenix Lubricants, Sukendro Darmanto, Managing Director Indo Lubricants selaku distributor Pertamina Lubricants di Sydney, New South Wales, Craig Pereira dari Infomedia Ltd (pemasok katalog alat-alat elektronik untuk industri otomotif ), serta Fernando Ang, pemilik Blu Cacti Strategic Brand & Marketing, yang bekerjasama dengan Keynetic dalam masa launching perusahaan tersebut.

Ketika ditanya bagaimana tanggapannya akan presentasi dari Keynetic ini, salah satu tamu pemilik toko otomotif yang menghadiri acara tersebut mengatakan dirinya cukup antusias dengan produk Pertamina Lubricants dan ingin menjalin hubungan baik dengan Keynetic untuk ke depannya mempertimbangkan dengan serius penggunaan produk Pertamina Lubricants ke dalam bisnisnya.

11ozip.com.au Sep 2010

Page 14: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201012

Nuim Khaiyath penyiar Radio Australia

icara gigi, saya teringat kisah hikmah dari Cina.

Seorang lelaki mendatangi mantan gurunya (shinsei) untuk meminta petuah terakhir, karena sang guru sudah sangat uzur

dan berada di ambang akhir dari hidupnya.

Sang guru mengatakan sebenarnya segala ilmunya telah diturunkan kepada sang murid hingga rasanya tidak lagi ada yang dapat diberikannya. Setelah tafakur beberapa waktu, sang guru akhirnya mengangakan mulutnya dan bertanya kepada sang murid, “Apa yang engkau lihat di dalam mulutku?”

“Semua gigi telah lenyap, hanya tinggal lidah.”

“Benar,” kata sang guru, yang melanjutkan, “kasat mata gigi terkesan jauh lebih tangguh, keras dan kuat dari lidah. Tulang ikan lumat dikunyahnya, kacang hancur luluh, kerak goreng beserpihan, sementara lidah kena air pa-nas sedikit saja sudah melepuh; makan cabai sedikit pedas, kewalahan. Gigi begitu ampuh hingga seseorang yang digigit manusia lain, akan menderita luka yang membahayakan. Sungguh gigitan anjing sekali pun tidaklah separah dan seberbahaya gigitan manusia.” Kecuali, tentunya, anjing gila.

Ternyata itulah hikmah pelajaran yang ingin diberikan sang guru kepada mantan muridnya itu: tidak selamanya yang kasat mata tangguh tidak rapuh, sementara tidak selamanya yang kasat mata lembut rentan.

Namun, biasanya manusia lebih tekun mengurus giginya dan jarang-jarang memperhatikan lidahnya. Dari waktu ke waktu gigi kita malahan menggigit lidah, hingga menimbulkan rasa sakit yang tidak terperikan. Mungkin gigi cemburu sama lidah - tidak bertulang, namun disebut harimau (dalam peribahasa Indonesia “Mulutmu harimaumu” yang dimaksud dengan harimau di sini bukanlah gigi melainkan lidah. Mak-sudnya berhati-hatilah ketika berbicara). Peribahasa “Gigi dan lidah ada kalanya bergigit juga” berarti suami-isteri atau sahabat karib atau sanak keluarga dan seterusnya terkadang bertengkar juga.

Seorang kawan saya di Melbourne ini, nampaknya memang lebih menjaga dan mengutamakan giginya. Seolah lidah tidak begitu diperdulikan. Baru-baru ini kawan saya yang sudah berusia 50 tahun itu menunjukkan kepada saya kawat yang dipasangkan dokter pada gigi rahang atasnya. Mengkilap!

Saya tentu agak terheran-heran karena menurut hemat saya pada usia setengah baya seharusnya seseorang tidak lagi perlu melakukan perawa-tan “kosmetika” yang begitu mewah dan mahal. Pada usia setengah abad, segala sesuatunya sudah terlanjur, terlambat.

Kawan saya itu ternyata ingin meyakinkan bahwa kawat yang akan menja-di sahabat setia mulutnya itu siang malam selama minimal 2 tahun - diba-wa tidur, dipakai untuk makan, bahkan ciuman dengan isterinya - bukanlah untuk aksi-aksian, untuk penampilan semata, melainkan ada khasiatnya.

Dari sakunya ia mengeluarkan diagnosa dalam bahasa Inggris yang diberi-kan dokter giginya, berbunyi, “Deep and impinging overbite; crowding in the maxillary arch; periodontal defects; cephalometric analysis showed moderate-severe retrognathic mandibular incisors.” Wah membaca diagnosa sehebat itu yang satu persen pun tidak saya pahami, saya hanya mengangguk-angguk saja.

Menurut kawan saya dokter giginya menjelaskan bahwa di rumah-rumah jompo di Australia ini banyak sekali penghuni yang hidungnya seakan telah pindah hingga ke dekat dagu. Ini dikarenakan struktur tulang pada wajah kita mulai mendoyot bersamaan dengan usia. Makanya perlu di-hindari agar gigi bagian atas jangan sampai menghunjam ke gusi bagian bawah pada usia yang sudah lanjut. (Waduh, kalau begitu barangkali, pikir

saya dalam hati, lebih baik pakai gigi palsu sajalah. Cuma kalau pakai gigi palsu, ketika isteri sewaktu hendak tidur mengeluh karena telinganya tidak lagi digigit-gigit tanda sayang, seperti dahulu, kita harus bangkit dari tempat tidur dan ambil gigi palsu yang direndam dalam gelas dan ditinggalkan di kamar mandi. Pernah dengar isteri yang menanyakan kepada suaminya kenapa dia begitu lama di kamar mandi? Sang suami bilang, “Saya lagi sikat gigi.” Lalu sang isteri bertanya, “Sikat gigi saja kok sampai begitu lama?” Jawab sang suami, “Ya saya ‘kan sikatin gigi kamu juga.”)

Menurut kawan saya itu, setelah dipasangi kawat yang mengingatkannya pada kawat berduri di peternakan-peternakan sapi di Australia ini, ia mulai peka kalau harus makan cabai, makanan kesayangannya. “Paling takut ada cabai yang lengket,” katanya. Adakah pemandangan yang lebih leceh dan memalukan daripada cabai atau bayam yang terselip di celah gigi? Bayangkan kawat lengkung yang laksana pukat harimau di dalam mulut, siap menjerat sambal dan lalap.

Cuma, katanya, ada juga hikmahnya. Sejak giginya dikawati, ia lebih sedikit makan. Rupanya agak susah mengunyah. Wah mereka yang selama ini gagal terus dalam berdiet, mungkin perlu memikirkan untuk mengawati gigi - cuma hati-hati kalau tersenyum di tengah-tengah sinar matahari - bisa terpantul cahaya kilat kemilau.

Suatu kali, katanya, ia duduk berhadap-hadapan di kereta api dengan seorang anak yang masih ABG - anak baru gede/ teenager - yang jelas sekali menampakkan ejekan biarpun sang anak itu sendiri juga dikawati giginya. Tidak tahan merasa diejek, kawan saya itu mengatakan kepada anak tadi, “Semoga kamu punya banyak kesabaran, karena kawat pada gigi saya ini pertama kali dipasang dokter gigi ketika saya seusia kamu.” Langsung air muka anak tersebut berubah, mencerminkan kengerian, kata kawan saya itu.

Baru-baru ini gigi palsu pemimpin Inggris dalam Perang Dunia II, Sir Winston Churchill, berhasil dilelang dengan harga 3 kali lebih tinggi daripada yang diharapkan semula. Alat pengunyah palsu itu dijuluki “gigi yang menyelamatkan dunia” (dari Nazi Jerman) - karena berkat gigi palsu itu Churchill mampu bicara alamiah ketika menyampaikan pidato-pidato yang menyemangati rakyat untuk melawan Jerman.

Seorang kawan lain dari Australia, ketika pertama kali ke Indonesia mengaku kagum melihat bahwa di Indonesia begitu banyak dokter bernama “Gigi” (ia menyebutnya dengan lafal Prancis, Jiji). Kawan yang bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia itu tertawa ketika saya jelaskan bahwa “dokter gigi” adalah dentist, bukan nama dokter.

Bagaimanapun semoga janganlah kita sampai laksana “Tinggal gigi dengan lidah” yang berarti sudah habis-habisan (bagaimana kalau gigi pun sudah ompong? Inilah barangkali yang dimaksud dengan “gigit jari”. Wallahu a’lam.)#

BDr. GIGIO

ZIP

Op

ini

text

: Nui

m K

haiy

ath

| ba

ckgr

ound

: sxc

.hu

Page 15: OZIP Magazine | September 2010

13ozip.com.au Sep 2010

text

: Nui

m K

haiy

ath

| ba

ckgr

ound

: sxc

.hu

Page 16: OZIP Magazine | September 2010

RUMOURS

ozip.com.au Sep 201014

Rocker Ozzy Osbourne Siap Pensiun Asal..

Rocker Ozzy Osbourne mulai memikirkan rencananya cuti dari dunia musik. Namun Ozzy punya satu syarat sebelum benar-benar turun dari panggung, yaitu reuni bareng band lawasnya, Black Sabbath. Satu rekaman album lagi bareng Black Sabbath dan Ozzy siap pensiun. Rocker berusia 61 tahun itu pun tidak main-main dengan rencananya. Ia sudah membicarakan rencana tersebut dengan sang drummer, Bill Ward. Ozzy pun berharap dua personel Black Sabbath lainnya, Tony Iommi dan Geezer Butler akan setuju.

Sekitar tahun 70-an terjadi konflik antara Ozzy dan para personel lainnya. Ozzy pun beberapa kali on-off dari band tersebut hingga akhirnya tahun 1980 dia resmi hengkang. Posisi vokalis kemudian digantikan Ronnie James Dio. Pada 16 Mei lalu, Ronnie menghembuskan nafas terakhirnya. “Saya ingin sekali membuat album mematikan dari Black Sabbath. Itu akan membuat hidupku dan segalanya berjalan sempurna untuk saya,” jelas Ozzy.

Setelah Mengaku Gay, Ricky Martin Tulis Biografi

Pelantun ‘Livin la Vida Loca’ siap merilis buku biografinya. Menurut Ricky, ia mulai menulis buku tersebut setelah menyatakan dirinya sebagai seorang gay. Buku biografi Ricky berjudul ‘Me” (versi Inggris) dan “Yo” (versi Spanyol), dan akan dirilis dalam dua bahasa, Inggris dan Spanyol pada 2 November 2010 di Amerika Serikat.

“Menulis buku ini membuatku melihat lebih jauh apa saja pengalaman hidupku yang membuatku seperti sekarang,” ujar penyanyi 38 tahun itu seperti dilansir Reuters, Jumat (20/8/2010). “Aku harus membuka lagi memoriku yang sebelumnya sudah aku hilangkan,” lanjut Ricky yang memiliki anak kembar dengan sistem ibu pengganti itu.

Lestarikan Keroncong, Ratna Listy Dapat Penghargaan

Penyanyi sekaligus presenter Ratna Listy mendapatkan penghargaan dari Indonesia Book of Record. Ratna dianggap peduli dan berdedikasi untuk melestarikan musik etnik atau keroncong Indonesia. Penghargaan itu diberikan oleh Ketua Indonesian Book of Record, Paul, kepada Listy di Kafe Jambodroe, Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2010).

“Saya rasa kami tidak salah memberikan penghargaan karena mba Ratna Listy terus melestarikan musik etnik, khususnya musik keroncong,” kata Paul. “Sekarang musik keroncong tidak terlalu diminati remaja, nah dari situlah awal mulanya saya berani memproduseri album ‘Laras Pesisiran’ milik saya dulu. Agar musik tetep lestari, karena kalau bukan kita siapa lagi, karena musik ini kan justru asli Indonesia,” jelas Ratna.

Sammy Ingin Bunuh Diri Ketika Ditahan di Polres

Awal Februari lalu, Sammy mendekam di Polres Jakarta Pusat karena tertangkap memakai shabu-shabu. Sammy pun mengaku ingin bunuh diri ketika itu. “Waktu di Polres, jujur saya mau bunuh diri,” ujar Sammy ketika berbincang dengan Rosiana Silalahi dalam rekaman yang ditayangkan di acara ‘Rossy’ di Global TV, Jumat (20/8/2010) malam.

Terlibat dengan narkoba diakui mantan vokalis Kerispatih itu sebagai kesalahan terbesarnya. Penyesalan terbesar Sammy karena pernah percaya narkoba bisa menolongnya keluar dari masalah. “Mungkin itu (narkoba) salah satu dosa terbesar saya. Saya pikir ini hanya kecil dibandingkan yang lain-lain, tapi ternyata efeknya besar. Terutama untuk keluarga, saya sangat mencintai keluarga saya,” terang Sammy. Kini Sammy terlihat jauh lebih optimis memikirkan masa depannya. Ia berjanji akan kembali ke dunia musik dan lebih baik lagi setelah keluar dari Rutan Salemba.

Kisah Sukses Google Menuju Layar Lebar

Hollywood sepertinya tengah tertarik dengan membuat film tentang kesuksesan situs-situs besar di internet. Setelah film soal Facebook, ‘The Social Network’, kini giliran Google yang akan meluncur ke layar lebar. Seperti dilansir dari Empire, Jumat (20/8/2010), produser film ‘Milk’, Michael London, tertarik untuk mengangkat kisah Sergey Brin dan Larry Page, dua pencipta Google ke layar lebar. Film tersebut rencananya akan diadaptasi dari buku karya Ken Auletta, ‘Googled: The End of the World As We Know It’.

Michael London mengungkapkan film tersebut akan menampilkan saat Google berubah menjadi salah satu perusahaan super besar di dunia. Perubahan dalam kehidupan Sergey dan Larry setelah memiliki uang dan kekuasaan akan menjadi fokus film tersebut. Sayangnya, Michael London tidak memberikan informasi siapa saja yang akan terlibat dalam film tersebut. Ia juga belum bisa memastikan kapan film Google dirilis.

Text: DetikHot | Pictures: Google

Page 17: OZIP Magazine | September 2010

15ozip.com.au Sep 2010

Page 18: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201016

o achieve success obviously takes more than mental intelligence. It also takes the right mental attitude. The fact that Stanley Atmadja’s company - Adira Dinamika Multi Finance Pty Ltd has become the biggest consumer finance company in Indonesia, with 18,000 employees and more than 350 branches located all over Indonesia, is proof of his refusal to be a mediocre President Director .

For this edition, OZIP got the chance to interview Stanley about the beginning and the achievements of Adira Finance; his work ethics and leadership, his motivation, and his obsession with collecting cars.

Stanley Atmadja is a constant figure in Adira Finance’s history. The company was established by Adi Rahmat (who is now deceased) with Stanley in 1991, and has gone through several leadership changes. When it was first established, the shareholders were Adi Rahmat and Stanley. After Adi Rahmat died, his position was filled by his son, Theodore Permadi Rahmat.

Stanley and Adi Rahmat identified the market potential and economic conditions in Indonesia in 1991. Indonesia had the third biggest population in the world and low consumption (Gross Domestic Product per capita was less than US$ 3000). They realized that there was an enormous need for a financing company which could increase the public’s consumption expenditure through the service of credit sales.

With this kind of opportunity, Adira Finance pioneers believed that a financing company could serve some important needs in Indonesia and at the same time could be a very promising business. Stanley summarized that “The first reason was that a finance company is one part of a non-banking financial institution that could be the backbone of the country’s economy”.

Other than the external reasons, there were internal reasons as well. Stanley admitted having an obsession to have his own company while he worked at Citibank for five years.

“When I got a chance to build this business with Mr Adi Rahmat, I decided to leave Citibank and established a business company under the Adira banner,” he revealed. Before he joined Adira, he was the Director of Citicorp Leasing Indonesia from 1988 to 1990 and before that held several other positions in Citibank from 1985 to 1988.

In 2008, all shares of Adira Dinamika Multi Finance were acquired by Temasek Singapore through Danamon Bank. Later on, Temasek Singapore also acquired through Danamon Bank; Adira Dinamika, Adira Quantum and Adira Insurance. Stanley still holds the position that he has been holding since 1991 as President Director of the Adira Finance Group.

Adira has nine companies under its holding group, from automotive products finance (Adira Dinamika Multi Finance), household products finance (Adira Quantum Multi Finance), general insurance (Adira Insurance), car rental and logistics (Adira Rental), Astra International dealership (Asco Automotive), print media and electronics (Asco Media), to properties (Asco Capital and Greedn Capital) and soil re-engineering (Green Planet Indonesia).

Adira Dinamika Multi Finance, was Adira’s first automotive product financing business. This company is targeting a total financing of 18 trillion rupiah in 2010, for both cars and motorcycle financing.

Stanley also has a short and long term plan to continue Adira’s improvements in quality, both internally (its relationship with its employees) and externally (customers).

“Our strategy is that we consistently expand our network across Indonesia. We have reached 350 branches and we will increase our point of sales and collection to 1000 branches in the next three years.

We also want to develop our company’s information technology system to include state of the art technology and give more training to all employees, whether for soft skills or hard skills development.

Adira also wants to increase its service to customers, including end users and dealers, through our CARE program - Cekatan, Antusias, Responsif, and Empatik (Quick, Enthusiastic, Responsive, and Empathic),” explained Stanley, who had his Master in Business Administration from the La Verne University in the United States.

T

Stanley SetiaAtmadjaPresident DirectorAdira Finance

Page 19: OZIP Magazine | September 2010

17ozip.com.au Sep 2010

Of course, Stanley realises that to motivate 18,000 Adira employees takes good and strong leader-ship. How are his visions and missions guiding Adira? He really understands the process of give-and-take that is required to motivate his employees.

“A company needs to facilitate the work/life balance of its employees. For example: their family life, their professional and social life and their spiritual life. When all needs are facilitated by the company, this creates a conducive work environment that encourages them to do their best and have high loyalty to the company,” said the man who was born on 24 August 1956.

How about Stanley? What does he need or usually do to motivate himself?

He admitted that he never finds any difficulty in motivat-ing himself. As an example, he usually spends about 12 hours in the office, from 9 am to 9 pm

- including business meetings and visits to Adira branches. Maybe it is because he really enjoys his job. He admitted that he feels happy everytime he goes to the office and is surrounded by people who work for him and his company.

“When it comes to motivation, I never have a problem motivat-ing myself. I see competition as a challenge. I really love all Adira people, they are like my extend-ed family who are spread around the islands of Indonesia. I love Adira’s business model. Most importantly, I always have a mind set: I refuse to be mediocre. I always benchmark to a better or best company around the globe and do continual improvements to achieve the best.”

He continued that he also took

inspiration and motivation from the people closest to him and a successful figure whom he admired. He admitted, “everyone always has people who inspire and motivate them. In my case, it’s my two lovely daughters, Alvina and Alicia. They are the people who always do that for me. I also admired Lee Kwan Yew from Singapore,

on how he transformed a small country to become like it is today.”

He added that he also got a lot of different advice. But there is one piece of advice that he will never forget. It was from his father, who always told him “not to walk on air.” More or less, it means that he should never let himself be too happy or proud lest he forget to be grounded or to be down to earth and to have a realistic mindset and attitude.

His own private and professional life also gave him a lot of impor-tant lessons. The three most im-portant lessons from his life have been: a) Don’t ever underestimate anyone b) Trust that dreams can come true and c) Success plus sharing equals happiness.

The third lesson was something that he actually implemented not just talked about. He is renowned as a socially conscious business-man who tries to help whenever he can. He sees this as a form of gratitude to God, who has given him so much.

A few charity events in Mel-bourne, for example, have been sponsored by Adira Finance. In Indonesia, he established the Increso Foundation as a part of Adira Finance. Each Adira branch has an Increso Foundation office. Increso aims to help patients with chronic diseases who have low economic status. This can be in the form of free medications, health counselling, help with medical bills; and by cooperating with health institutions, specialist doctors, hospitals, pharmacists, pharmaceutical companies, and health foundations.”

Increso activities and committees are organized by Adira’s own em-ployees, and have been reported in the Survei Magazine. This is a deliberate strategy by Stanley to form a company culture that he wanted to achieve: for each employee to feel the joy of sharing and compassion.

Stanley’s leadership prioritises work-life balance in professional, social, and personal life. No wonder then, that even though he never has problems in moti-vating himself, he also finds it easy to relax and rest.

His passion and hobbies are also not far from the automotive industry. He really likes cars. He reads automotive magazines, and looks for cars all around Indonesia. His car collections contain classic and exotic cars from around the world. They include a BMW 2002 made in the 1970s, Lotus Elan, AMG, Mercedes Benz, Viat Vicanto 1953, and Porsche 944. He really takes good care of his car collections and often drives his own cars, especially during office visits to Adira branches in many Indonesian provinces.

“For me, it is very important for anybody to have an interest or hobby, it helps a lot to have an enjoyable, relaxing time after a hard working day,” said the Chairman of Indonesia Classic Cars Owners Club (ICCOC). For Stanley Atmadja, whether he is working or relaxing, it is obviously important to do both with style!

“I refuse to be mediocre”

Adira Club Members Gold Launch

Page 20: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201018

he cold Canberra winter did not lessen the enthusiasm of the Indonesian Community in Canberra to attend the flag hoisting ceremony in commemoration of the 65th Anniversary of Indonesian Independence Day on 17 August 2010. The backyard of the Indonesian Embassy in Canberra which was decorated with red and white ornaments was

filled with around 250 people comprising of Embassy staffs and their spouses, Indonesian students, Indonesian Army and Police officers currently studying in Canberra, Australia Defence Force Academy students, six best students in learning bahasa Indonesia from Victoria accompanied by two teachers, and the Indonesian community in Canberra.

The ceremony went solemnly and the audience patriotically sang the Indonesian anthem ‘Indonesia Raya’ when the ‘Sang Saka Merah Putih’ flag was hoisted. After the

ceremony, the Ambassador of Indonesia for Australia and Vanu-atu, H.E. Mr. Primo Alui Joelianto, invited all the partici-pants to take pictures with him.

The merriment of the celebration of Indonesian Independence Day continued into the evening when the diplomatic reception was convened at the Ambassador’s residence. The diplomatic reception was marked by a toast between the Indonesian Ambassador and the Chief of Protocol of the Department of Foreign Affairs and Trade of Australia, Ms. Anne Plunkett. The guests joined the toast and sang ‘Indonesia Raya’ and ‘Advance Australia Fair.’ Tasty chicken satay and traditional Indonesian snacks also complemented the happiness of all the guests. Furthermore, every guest received a traditional Indonesian wayang book mark from leather distributed by the Embassy.

The enthusiasm of the Indonesian and Australian community in Canberra to commemorate the Indonesian Independence Day can be felt a month before. They were very eager to participate sports tournaments, such as tennis, badminton, table tennis, indoor soccer, and golf tournaments which were held since July to early August 2010. They were also excited to take part in a flurry of activities such as the karaoke and the gaple competition at the Embassy.

To complement the excitement of the Celebration of Independence Day, the Indonesian Embassy in Canberra will hold the Festival Indonesia on 18 September 2010. This Festival will showcase the amazing diversity of Indonesian dances, music, fashion and handicrafts. It will also offer authentic Indonesian food and drinks. This event is aimed at not only celebrating our Independence Day but also promoting the richness of Indonesian cultures and tourism to the Australian public.

PICTURES & TEXT: Raudin Anwar, Embassy of The Republic of Indonesia, Canberra

Indonesians Rejoice on Independence Day

T

Page 21: OZIP Magazine | September 2010

19ozip.com.au Sep 2010

Page 22: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201020

alking about women’s secret is endless. This topic will never go out of date and most importantly will always trigger people’s

curiousity. Simple question such as, “What do women want?” has infinite answers. Do women want a guy who resembles Richard Gere in the movie “Pretty Woman”, rich, dependable and calm? Or maybe, some women fantasize to date Fabio Lanzoni, the famous Italian model who posed for many romance novels throughout the 1980s and 1990s? But in turns out that women actually want a guy who has more than wealth and muscular body. We will share some of women’s secret with you.

Guys should know that women do not say what’s on their mind. One simple example that can be found in daily life is a scenario like this:

Guy : (checking out other girl) Hey, isn’t that chick pretty?Girl : Ummm, yea she is pretty.

A pretty simple conversation really, but what goes inside the girl’s head might not be that simple. While it seems like the girl is not jealous or angry at all, she has thousand questions running inside her head, “Am I pretty? What’s so pretty about that girl? Why didn’t he say the same thing to me? Am I as pretty as that girl?” and so on. However, there are some women who do not hold back to voice their anger. An example would be the

conversation below, similar but not the same:

Guy : (checking out other girl) Hey, isn’t that chick pretty?

Girl : Why are you looking at other girl??Guy : Why are you so angry? Are you jealous?

Things might not turn pretty after that. Guys, do you realise that some-

times you still compliment how good–looking other chicks are,

when you are dating us? You used to say how beautiful we are but things are definitely not the same anymore. Moreover, do you know that sometimes we try to dress up and look attractive for you? Yet, your sweet words go to other women. That’s one reason why we might get angry when we know that you are checking other girls out. Jealousy is not the only reason, but also the feeling of wanting you to look at us as an attractive woman. Our advice, the next time you feel like complimenting some other chicks, keep it to yourself or share it with your guy-friends.

Another thing is that it is women’s nature to change the guy they love. Maybe not every women desire to change their partner, BUT the majority will do it, realising it or not. It is a reality that not every change can be successfully carried out but at least we

WOMEN’S SECRET

Chuck Bass

T

Page 23: OZIP Magazine | September 2010

21ozip.com.au Sep 2010

tries. The most common example would be if our partner smokes or binge drink, our initial reaction would be advising them not to continue doing such bad habits. Unfortunately, those sweet advices are most likely to be ignored. Some guys even give ultimatum to their partner saying stuff like, “This is me! Smoking and drinking is a part of my life. Aren’t you supposed to accept me for who I am?”

The logic is, if the woman doesn’t like a smoking partner, might as well

find a new guy who fits her criteria. But unfortunately logic and emotions do not go together. Therefore, even after given such ultimatum or because we are tired from being ignored we choose to stay quiet. But does silence mean ignorance? Wrong. We still hope that you, our partner, will finally realise what you are do-ing is wrong and try to change.

Women also love a guy who has a great sense of humour, interesting and have good knowledge. Nothing is worse than sitting on a dinner table and having a dry conversation. Even if you have cash and handsome face, but if you can’t make us laugh, we will not choose to be with you. Sounds impos-sible but that’s the truth. We also need you to stay romantic and caring, just like the first few weeks of our dates or mar-riage. Keeping the sparks alive is important. Do not downgrade the relationship we are having just because we have been together for so long and we have to accept you for who you are. That is not an excuse. People strive to be better, not worse. If your “who you are” equals dirty clothes on the floor, pay no attention to our interests and continue to forget impor-tant dates (anniversary, birthdays), maybe it would be easier to have our own separate ways.

Now, some of you, after read-ing all those lengthy paragraphs above might think, “I already know all these stuff! They are not really a secret anyway.” Here is the ultimate women’s secret. The most important thing that woman desire from men is not their wallet, sports car or big house, but the man’s character. Women

need the guy to be a leader and have a big heart. We don’t want to lead or dominate you, it would be wrong, your ego would be crushed and you won’t like it, right? “Behind every great man, there’s a great woman,” just like the United States President, Barrack Obama, who thanked his wife for all the support and encouragements she had given him throughout his election. We will support you, but you should be the one standing up on the stage, not us.

A perfect example would be Ivanka Trump. What else can a man asks from her? She is stunningly beautiful, smart, the Executive Vice President of Development & Acquisitions at The Trump Organization. Some people would say it would be impossible for her to find a guy who will suits her. But it was proven wrong when she got married to Jared Kushner on 25 October, 2009. When asked about her partner, Jared, she said “Jared and I are very similar in that we’re very ambitious. That’s what makes it so amazing to be in relationship with someone who is supportive of that.” (huffingtonpost, 2009). It was not Jared’s wealth that won Ivanka’s heart, but it was his charac-ter. The thing is, so what if we earn more cash than you or we have our own prop-erty when you don’t? A guy should not feel intimidated by those factors. All we want is someone who understands and cares about us.

At the end of the day, we are the only people who know what’s best for us. “Nothing is perfect”, but that does not mean we can’t find anyone close to perfect or perfect in our eyes. A little advice, girls should not keep too many se-crets, let guys know what you want. Too many secrets will get you nowhere. If you voice

your heart out, you are giving the guys a chance to know you better. Well, for guys, if you see a woman is hiding something, let your curiosity drives and help you to discover the hidden truth. What you have seen for all this time might only be the tip of an iceberg. Whether the explanations above on women’s secret is true or not, you can try asking your female friends. But remember, what they say might not be the truth. That remains as a secret.

George Clooney

Zac Efron

Richard Gere

Channing Tatum

Fabio

Page 24: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201022

Page 25: OZIP Magazine | September 2010

23ozip.com.au Sep 2010

Text: Tono Soetojo - Xynergy Realty Group | illustration: Corbis

XYNERGY REALTY GROUPInformasi diatas adalah panduan dan gambaran umum dalam bidang investasi properti, dan tidak untuk digunakan secara generalisasi. Xynergy Realty Group memberikan konsultasi individual untuk wealth creation strategy, property investment, dan home/commercial loan yang khusus didedikasikan bagi calon investor dan pembeli property

Tono Soetojo. Property & Finance consultant dari Xynergy Realty Group, dan juga anggota MFAA. Berbekal pengetahuan dan pengalaman di dunia finace dan properti market di Australia, Tono Soetojo berpotensi memberikan solusi terbaik sesuai kondisi financial Anda.

Tidaklah penting jika anda seorang pembeli atau penjual di dalam proses membeli properti. Real estate appraiser sangatlah penting untuk anda di dalam

melakukan transaksi tersebut. Biasanya property appraiser akan datang dan memerika rumah beserta isi dari rumah tersebut kemudian akan muncul dengan value rumah yang sebenarnya. Appraiser melakukan hal ini untuk melindungi para penjual, pembeli dan pemberi pinjaman (lender), pada dasarnya semua yang terlibat dalam pembelian rumah. Dengan kenetralan seorang appraiser dalam menilai value dari sebuah properti, semua pihak bisa mengharapkan untuk mendapatkan nilai properti yang sebenarnya bedasarkan dari harga pasar, lingkungan, perbaikan dan ukuran dari properti tersebut. Di bawah ini merupakan beberapa alasan mengapa property appraiser penting dalam transaksi jual beli rumah.

Apa Gunanya Bagi si Calon Pembeli?

Jika anda adalah calon pembeli, tentu saja anda ingin memastikan bahwa anda memperoleh sesuatu yang bernilai nyata untuk rumah baru anda. Dengan melakukan appraisal, anda dapat melihat jika harga properti tersebut adalah harga yang wajar dan sesuai dengan pasaran. Dari situ, anda dapat mengambil keputusan jika anda ingin membelinya. Jika tidak, anda dapat menawarkan harga yang anda inginkan dan bisa memutuskan untuk membatalkan transaksi.

Keuntungan Bagi si Penjual?

Tidak hanya untuk pembeli, seorang calon penjual juga ingin mengetahui nilai properti mereka agar dapat menetapkan harga jual yang benar dan wajar ketika properti mulai dipasar-kan. Jika value rumah anda rendah, anda dapat melakukan renovasi agar penampilan luar dan dalam tampak lebih baik. Dengan melakukan hal tersebut, anda dapat meningkatkan value rumah anda dan akan menarik calon pembeli lebih baik.

Apa yang didapat oleh Lender dengan melakukan Appraisal?

Sebagai para lender, biasanya bank akan membuat spekulasi dengan uang pinjaman kepada calon pembeli. Bagi para lender, menetapkan nilai sebuah rumah akan membantu mereka untuk mendapat-kan kontrak terbaik dengan pembeli. Ketimbang hanya memberikan pinjaman kepada calon pembeli, dengan mengetahui value keseluruhan dari rumah tersebut, lender dapat mengakses resiko-resiko yang mungkin muncul.

Dilihat dari keuntungan semua pihak, bisa dikata-

kan peran appraiser sangat penting karena tanpa adanya appraiser, value sebuah rumah tidak dapat diketahui, dan akan berdampak kepada si pembeli,penjual dan pemberi pinjaman.Untuk mengetahui nilai properti anda yang sebe-narnya, Xynergy Realty Group dapat melakukan property appraisal untuk memudahkan transaksi jual-beli rumah anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut di 1300 884 168.

Mengapa Property Appraiser Penting Dalam Proses Pembelian Rumah?

Page 26: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201024

What women want is… nurturing others

Out of the 17 women (of different ages) who answered the survey, almost all expressed a desire to be useful for others. Women relish the opportunity to share with others, and support others. This can be in the forms of wanting to have a family, wanting to help the unfortu-nate people, contributing something to the people of her country, or being their partner/children best friend.

What women want is… a good man

There is a book called Are Men Necessary? written by Maureen Dowd, a feminist who writes an opinion column on The New York Times. At least half of the women surveyed (8 out of 17, and mostly the not-yet-married ones) listed “love/loyal and caring husband” as one of their top three wishes, and almost all put them as their number one wish. This is where women differ greatly to men. Whereas men may put “finding love” as secondary to career success (which is so linked with their image as “the main breadwinner”) the majority of women find it natural to put connection with others or marriage above a career success. Evolutionary factor at play? Maybe.

Women’s wish for love, at least in the form of a caring and loyal husband, is definitely related to their need to share and nurture others. The women in their 40s and 60s said that to meet a good, hard working men were one of their wishes when they were younger. Even the married one expresses that to have a happy family is in their three top wishes.

What women want is… some balance

Women belong in the house... and the Senate. ~Author Unknown

One of my friends always said that when she’s being materialistic, she just comes from a place of being a principled woman. Since the beginning of time, women have learnt to equate money to independence. Unsur-prisingly, also almost all women who answered the sur-vey said that money/successful career/work/their own business/a sense of achievement or self-actualisation

are in the top three things that they want. Even though nurtur-ing their immediate family may be their top goals, Indonesian women are clearly not lacking ambitions. They are aiming for a sense of balance – wanting to have a good, happy family, and are also hungry to make it in the workplace, earn some money, and achieve some sense of independence. Although they crave connections and love, it should be obvious by now that women want – and need – respect too. A lot of it!

What women want is… less drama.

Surprisingly, the answer of “happiness” and “to live a peaceful life” come up frequently in the survey. Contrary to popular be-lief that women love a drama in their life, what they really don’t want is to be conflicted. Although these “peacefulness” and “happiness” can mean dif-ferent things to different women – for some it means contribut-ing and impacting their country in an important way, for some others a clean house and kitchen, and still for some others hap-piness is being able to balance being a devoted wife and mother and a successful career, it symbolises women’s need to be content with their life, to know what they have and what they want is aligned and to serve themselves and also serve others at the same time. Ironically, the way to achieve these “happiness” and “peacefulness” inevitably can be filled with many struggles. But there is no need to worry, women’s pain threshold is much higher than men, otherwise God wouldn’t make it their duty to give birth.

What women want is… being loved and accepted just the way they are.

There is a reason why Bruno Mars’ song “Just the Way You Are” is such a success at the moment. All women wish their man would dedicate that song for them. The thing is, all women hate being categorised, stereotyped, and asked to fit certain stereo-types. They are what they are, they are who they are, they want what they want, and they get offended when people assume they know better. All women want the right to be their true selves, and not having to compromise to people’s expectations.

RESULTS OF What Do Women Want Survey?

Ani, Single, 19Name top three things you want.1. Family (I want to dedicate myself to my children and my husband) 2. Having a career that I enjoy3. To become a superwoman, who can be successful career-wise and family-wise.

Can you name one thing that people constantly misunder-stand about women in general or you specifically? The sensitivity of a woman. Sometimes men don’t understand why women are so sensitive. Well, if we are not, we wouldn’t pay attention to them.

Also, about how women care so much about her appearance. Sometimes they don’t understand why women always want to

WHAT WOMEN WANTThere is a quote circulating at Twitter which says: “Women are not complicated at all. How hard is it to tell us that “you’re pretty” and buy us chocolate?”

But the reality is that, OZIP Survey has proven that what women want are not just chocolate and being told “you’re pretty”, although honestly, those are nice, too.

BACKGROUND IMAGE: sxc.hu

Page 27: OZIP Magazine | September 2010

25ozip.com.au Sep 2010

be slimmer, wear high heels, want to look fashionable, enjoy going to the salon for facial, manicure, pedicure…well, the bottom line is, they just want to look good and attractive. Sometimes guys don’t get it. But subconsciously, of course they also don’t like a woman who doesn’t look ‘cleaned up’.

KK, Single, 20Name top three things you want.1. Money 2. Being pretty3. A perfect guy. Perfect according to women: handsome, loyal, kind, and patient.

What is the one thing you want that people don’t know about?Hmm…let’s see…Well, like people said, sometimes women can say one thing and want another. So, there are quite a few things that other people don’t know about me…We also sometimes don’t want to say a thing, because we’re shy or we don’t want to look too eager. For myself, people know I want to be with a caring and gentle man. But people don’t usually understand, what is the definition of ‘caring’ and ‘gentleman’ for me. Caring is being attentive and romantic…Gentleman is when you deal with woman in a soft, polite way, and offer to help with carrying things and paying things too…hahaha…

Can you name one thing that people constantly misunder-stand about women in general or you specifically?Well, I think sometimes people think women like handsome, cute men. That is not really true…I don’t like guys that are too good looking. Sometimes they spell trouble. They may be a player, or there are just simply too many competition…too many other girls vying for his attention. Or maybe they take more time to get ready than their girls…er…that would suck…So, looks aren’t that important. Personality are.

NA, Single, 20Name top three things you want. 1. Loyal and caring husband2. A successful career3. Having three children and living in a quiet and peaceful city.

What is the one thing you want that people don’t know about?I want to travel the world before I get married.

Ayu, Single, 22Name top three things you want.1. Love 2. Money 3. Happiness

What is the one thing you want that people don’t know about?

People don’t really know that I want to be INDEPENDENT.

Can you name one thing that people constantly misunder-stand about women in general or you specifically? Tears are not a sign of weakness. Even though a majority of women, or at least myself, find it easy to cry, but we’re actu-ally stronger than what people think.

Agnes, Single, 22Name top three things you want. 1. Freedom2. To be able to see the world and have an adventure 3. To live a simple peaceful life

What is the one thing you want that people don’t know about?I want to serve the poor.

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically?People think that if women get pretty, that’s for men. It’s not true. First of all it’s for themselves, secondly for other women, and then thirdly it’s for men.

FN, Married with one child, 24Name top three things you want. 1. Spiritual tranquillity 2. Being surrounded by supportive, happy friends and family. 3. Sense of self-achievement/self-actualisation.

What is the one thing you want that people don’t know about? I don’t like being forced to fit into a certain standard.

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically? I still feel that even in modern era, some men still look at women as objects and don’t give women proper respect.

TN, Single, 25 Name top three things you want.1. Life partner and lovely children, I want to spend and share my life with someone.2. Being respected. 3. I want to have my own successful business at home, so that I can still take care of my family.

What is the one thing you want that people don’t know about?I want to be someone who is less serious in living life. Some-times I can be a perfectionist and I want everything to happen as I plan it…

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically?Things related to menopause and PMS…A lot of people think that if women have PMS, women get too emotional and

WHAT WOMEN WANT

Page 28: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201026

couldn’t do rational decision making properly. I don’t think that’s true.

Irine, Married, 25 Name top three things you want. Being good, lucky and happy in life.

What is the one thing you want that people don’t know about?I want to be Indonesia’s Minister of Women Empowerment one day.

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically?Sometimes people misunderstand about “a woman’s na-ture”. In my opinion, there are only two things that count as women’s nature. First is to get pregnant, and second is giving birth.

MPR, Single, 26 Name top three things you want.1. Peacefulness2. Happiness3. To become a good friend for everyone, partner, friends, parents, children if I have them one day…

What is the one thing you want that people don’t know about?Peacefulness

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically?That women are weak creatures. Actually we are stronger than what people (even women themselves) think…

IFA, Single, 26Name top three things you want. 1. Happy family, with caring husband and sweet kids… 2. Clean kitchen and house3. Flexible work, so that I can manage time for my career and my family What is the one thing you want that people don’t know about?I want to have a pious husband, but one who doesn’t look outwardly religious, haha…

Can you name one thing that people constantly misunderstand about women in general or you specifically?That women are slow.

NN, Single, 28 Name top three things you want. 1. To have a husband2. To have my own children 3. To go to heaven when I die.

What is the one thing you want that people don’t know about? I want to go on a pilgrimage to Mecca, I’ve just decided to start saving money for that. I’m sure people don’t know about that, because I just decided last night that I want to do it.

What is the one thing people constantly misunderstand about you as a woman specifically or about women in general?

People think I can do everything, and that’s not true. And people think women nowadays don’t need men…very wrong. Some of my close friends even asked me a few times, “Oh…so you do actually want to get married?” What kind of question is that, people…Of course I do!

NPH, Married with one child, 28Name top three things you want. 1. Happy family 2. Health3. Fantastic career

What is the one thing you want that people don’t know about? Nothing. If I want something I’ll share it with people who are close to me and I don’t think the rest of the world need to know.

Can you name one thing that people constantly misunder-stand about women in general or you specifically? People misjudge me quite often because of my quiet, tidy appearance. Just because I look like that, they thought I’m very diligent. But in reality, I am a crazy and very lazy person! You can ask anyone: my colleagues, college mates, my sisters. They know the real me. I’m quiet because I don’t know how to do small talk. But once I get to know people and recognise the people with the same types of craziness and wackiness, I can’t stop talking.

Leoni, Single, 28Name top three things you want. 1. Travel around the world 2. Establish my own company or business3. To achieve those two things and use it in a way that will serve the people of my country.

What is the one thing you want that people don’t know about? I want to be a filthy rich single mother with adopted children.

Can you name one thing that people constantly misunder-stand about women in general or you specifically?We as women are so blessed with wonderful body, appearance, and beauty to be used as a tool in seducingthe world, yeah you are right! But we also have this well-managed progesterone hormone that replaces the functions of man’s balls which works as their brain…hahaha…

Ratih, 30-somethingName top three things you want. 1. Being my children and my partner’s best friend. 2. To enjoy quality times with my loved ones.3. Live life fully and being true to myself.

What is the one thing you want that people don’t know about?Time and financial freedom to help other people and make this world a better place.

E, Married with two children, 47Name top three things you wanted when you were young.

BACKGROUND IMAGE: sxc.hu

Page 29: OZIP Magazine | September 2010

27ozip.com.au Sep 2010

1. I wanted to have a good husband. When you were single, you think who’s gonna be my partner…I just prayed that he would be a good person. I am lucky that my husband is a family man, family is number one for him and that he cares about our children, he’s responsible, smart, attentive, and also remember things like birthdays and anniversaries…2. I wanted security and a comfortable life. 3. I wanted to have a good career.

Now, what are the top things you want in life? Now, 90 per cent of my life is about my two teenage daugh-ters…What I want is that my children can be a good person, healthy, can finish their schooling and education, I want them to have a good partner and pray that I can have the good health and age to see them grown up. I just want to make sure my kids’ wellbeing, inside and outside. If they are happy, then I’m happy. Children are God’s gifts…I have to make sure they are okay…that they can survive here, become independent, and that one day they can contribute something for Australia.

What is one thing you want that you haven’t fulfilled yet? I still want to volunteer and help World Vision’s children, help-ing the unfortunate…maybe one day if I get the chance… But I’m content...I’m happy with what I have....I’m simple...as long as I don’t struggle in life...I just don’t want my kids starving...

What is the one thing about women that people often misunderstand? Sometimes people think that when women are just at home, taking care of kids…they don’t work as hard as men…but the reality is that women work harder than men…we have to look after the kids from 7 am to midnight…and women who are working, they have to do double function! Whereas for men, I mean, most men don’t get involved with kids as much as women do…Yes, men contribute sometimes…but not as much as women. I don’t like people saying, women who stay at home don’t work. That’s not true. You work hard from home…taking care of the whole family…Women have more strength in many ways.

What do you think matters the most after you’ve lived a 47 years? The most important thing in life is health...if you don’t have health, you have nothing. You’re helpless...I still go to the gym twice a week, my husband plays golf, and my daughters have swimming and ballet lesson every week.

What’s your advice for young women? You have to be smart…be independent, financially and emotionally…don’t just depend on your husband, or any men. You have to know that you’ll be able to survive if he ever left…Even though you have a husband, you have to earn your own money…If something ever happened to my marriage or my husband, I know that I can survive on my own. You never know whether your man would fool around...

NT, Married with 2 kids, 50As a woman, what are the top 3 things that you want when you were young? Study overseas, get a good job, and earn a good wage and share with your family.

Do you still have some things that you want to achieve? Career wise - satisfied but personal life, would like an extended family with grandchildren.

What are the top 3 things that you want now? Spend more time with parents who are getting oldSpend more time with my adult childrenDo more travelling

What do you think really matters the most in life? Being happy within yourself and be happy with the people around you

What is one thing that you want that you never talk about with other people? Be able to do more for my parents who are overseas

Can you talk about one thing that you think people constantly misunderstand about women? People might misunderstand that women are emotionally weak but women are very tough emotionally and they are able to put up with tough situations and get through them as well.

What is your advice for young women nowadays? Be happy with every path you choose and never have any regrets.

AIS, Married with 2 kids, 62Name top three things you want. I just want my children to be healthy and always have a job, so they can earn money.

What did you want when you’re young?I want to have a good husband, who is caring and are will-ing to work hard…because I don’t see the point of having a rich husband who is not willing to work hard…I want to have family and a successful career, and I want to balance career with family…

How did you balance family life and working life here? I was lucky…I found easy because I’ve got help...our parents are also in Melbourne with us.

After all of these times, what do you think matters most? I think that all couples need to understand that commu-nication is the most important thing. Without good com-munication, it’s hard to take care of the kids when you both are working, for example. My husband and I always talk and solve our problems before we go to sleep. If I don’t like something, I’d be honest with him. You have to let your partner know, what you like and don’t like. Sometimes with my husband, he’ll realise that he’s made a mistake and will apologise even before I talk about it. You have to be able to apologise to each other too. We’ve never had a huge fight since we moved to Australia (in 1984). And, after all these times, we still schedule talk time together at the end of the night.

What’s your advice for young women today? Don’t be too demanding of yourself and of others. Don’t make comparison and don’t be too competitive. Don’t want something just because other people have it too. Just live your life and forget about the rest. Just because they have the nicest things, go to the latest holiday spots, it doesn’t mean you have to buy and have those too. If I follow everyone…that would be hard…if I can afford it, then that’s great, but if I can’t… then I wouldn’t want to put unnecessary difficulties for myself.

Page 30: OZIP Magazine | September 2010

Judul : Cinderella in ParisPenulis : Sari Musdar Penerbit : Human Books Editor : Imran LahaTebal : 293 halaman + ix halaman

Untuk mendapatkan motivasi lebih banyak dan menarik secara rutin, ayo gabung di komunitas luar biasa Andrie Wongso! Ikuti program Share & Be Happy. Gratis kok! Kunjungi www.andriewongso.com danfacebook.andriewongso.com, lalu isi nama/email kamu di formulir yang telah tersedia.

aktanya, ada lebih dari 150.000 WNI yang mengadu nasib di Hong Kong. Mereka biasa disebut sebagai BMI (Buruh Migran Indonesia) dan bekerja di sektor-sektor informal (pembantu rumah tangga). Mereka tersebar di seluruh pelosok Hong Kong dan 95% di antaranya didominasi oleh kaum hawa.

Merasa senasib sepenanggungan, sebagai pahlawan devisa bangsa mereka tampak kompak dan akrab satu sama lain. Setiap Minggu pagi, ribuan BMI berkumpul di Victoria Park. Kesempatan itu mereka gunakan untuk saling bersilahturami, berkumpul, dan melakukan berbagaiaktivitas. Victoria Park memang sudah puluhan tahun lalu menjadi “base-camp” para BMI tersebut. Sebagai tambahan, para BMI ini, memperoleh hak libur 1 hari dalam seminggu dan kebanyakan jatuh di hari Minggu namun tidak sedikit yang jatuh di hari lain.

Mereka membentuk organisasi sesuai bidang mereka, mulai dari pengajian, seni, musik, dan pengem-bangan diri. Salah satunya adalah LSO (Lentera Sukses Organisasi) sebuah organisasi yang baru berumur 1 tahun dan mengkhususkan pada bidang pengem-bangan intelektual dan motivasi dari teman-teman BMI lainnya. Salah satu program kerja mereka adalah mengadakan sebuah pelatihan motivasi, yang mampu menjawab semua hambatan, halangan, dan tantangan yang dihadapi para BMI di Hong Kong.

Dan, mereka pun bersepakat untuk men-datangkan Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia ke Hongkong. Siang itu (Minggu, 8 Agustus 2010) lebih dari 300 BMI berkumpul di Islamic Kasim Tuet Memorial College 22 Tsui Wan Street Centre, Chaiwan. Suasana yang berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, mereka datang lebih awal hanya untuk dapat duduk di barisan paling depan. Mereka tak peduli walaupun setelahnya diminta panitia untuk pindah bangku, karena mereka menempati bangku untuk para undangan. Sungguh mengharukan melihat semangat mereka. Biarpun kebanyakan “hanya” pembantu rumah tangga, tapi mereka punya mental belajar yang LUAR BIASA!!

Dibuka oleh Ibu Cendrawati selaku perwakilan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI), acara dilanjutkan dengan penampilan dari Bp.Andrie Wongso. Beliau membagikan semua spirit, pengalaman hidup, dan motivasi kepada seluruh peserta yang hadir. Khususnya, 5 poin mental / karakter yang dapat digunakan sebagai modal dalam meraih kesuksesan.

“Lima poin yang saya bagikan ini merupakan sebagian kecil saja dari poin atau karakter yang harus kita miliki. Masih banyak yang perlu kita bina dalam hidup ini. Semua kembali pada kekayaan mental. Makin banyak kekayaan mental yang kita punyai maka semakin dekat pulalah kesuksesan tersebut!” demikian salah satu nasihat yang disampaikan oleh Bp. Andrie Wongso.

Di sesi kedua, giliran Ibu Lenny Wongso tampil. Dengan tampilan yang kalem, istri Motivator no.1 Indonesia tersebut lebih banyak sharing

mengenang kehidupan beliau dengan sang pujaan hati. Kiat-kiat dalam membina hubungan keluarga pun tak ketinggalan beliau bagikan. Menurut Bu Lenny, BMI sungguh luar biasa karena mereka harus mengadu nasib di tanah seberang. Sungguh, perlu keberanian dan perjuangan yang luar biasa.

Begitu acara ditutup, seluruh peserta pun langsung menyerbu untuk bisa berfoto dengan kedua sejoli idola mereka tersebut. Sebagai info, kedatangan Bp. Andrie Wongso tahun ini, merupakan yang kedua kalinya. Tahun lalu beliau juga hadir untuk memotivasi para BMI.

“Saya senang datang ke sini, membagikan ilmu, semangat bagi para teman-teman BMI di sini. Bukan untuk satu rupiah pun, namun saya sungguh tersentuh dan salut atas perjuangan dan semangat belajar mereka. Dan kapanpun mereka memerlukan saya, saya pasti akan datang kembali,” papar Bp. Andrie Wongso seusai acara.

Semoga aktivitas dan semangat belajar teman-teman kita, para BMI di Hong Kong, dapat menjadi teladan bagi teman-teman di negara lain. Tentu saja semuanya juga memerlukan perhatian dari pemerintah, mengingat semua yang mereka adakan ini berasal dari swadaya mereka sendiri. Ya, semoga ini merupaka awal kebangkitan dari kehidupan para BMI di seluruh pelosok dunia.

Untuk dokumentasi kegiatan selengkapnya ada di facebook. andriewongso.com dan www.andriewongso.com

KOMENTAR-KOMENTAR Peserta Seminar 5 Success Power (berdasarkan kuesioner yang diedarkan selama seminar)

* Semoga kehidupan saya menjadi lebih baik setelah mendengar motivasi dari Bpk.Andrie Wongso. Akan saya nantikan lagi kedatangannya!* Luar biasa…! Terus terang dari lubuk hati yang paling dalam, ini sesuai sekali buat saya, karena apa yang saya alami pada kehidupan saat ini membutuhkan motivasi yang handal. Maaf tak bisa mengungkap-kan dengan seribu bahasa.* Sangat luar biasa bisa belajar dari Bpk. Andrie untuk yang kedua kalinya, semakin membuat aku yakin dan optimis maenjalani hidup ini. Makasih. (Wahyu

Widiawati)* Luar biasa…! Sangat luar biasa, Pak Andrie adalah seorang yang sukses walau berpendidikan rendah.* Saya sangat termotivasi dengan Bpk.Andrie Wongso meskipun dia tidak tamat sekolah, dia begitu gigih dan semangat untuk sukses dan dengan susah payah. Yang ia jalani membuat ia sukses sampai sekarang ini..!!! Success is my right!* Pembelajaran yang luar biasa, semoga seminar seperti ini bisa berlanjut dan bisa mengubah banyak kesedihan orang orang lain. Terima kasih. Seminar selanjutnya kami tunggu. (Adita) * Tolong sering diadakan seminar seperti ini, untuk menyemangati dan memotivasi kita selama kerja di luar negeri.* Masukannya benar-benar menginspirasi dan berisi sekali, penuh seman-gat! Rupanya Pak Andrie Wongso orangnya biasa dan humoris, rileks banget memberi pelajaran. That is great great motivation…!! Thanks a lot… .

Liputan Seminar 5 Success Power di Hong Kong

F

ozip.com.au Sep 201028

Page 31: OZIP Magazine | September 2010

29ozip.com.au Sep 2010

Suhana Lim (+61422.212.567) Praktisi fengshui dan pakar kebudayaan Tionghoawww.suhanalimfengshui.com

“Melbourne DFO is under threat with a crippling $500million debt that could see ACCC chief Greame Samuel lose his $50m personal fortune.”

Begitulah isi salah satu berita aktual di berbagai media cetak dan elektronik belakangan ini. Pasalnya ada satu Direct Factory Outlet (DFO) di Melbourne yang sedang “sekarat.” DFO (Direct Factory Outlet) ini adalah salah satu dari beberapa DFO yang ada di berbagai kota di Aussie. South Wharf DFO kinerjanya tidak sebaik DFO-DFO yang lainnya. Dikhawatirkan gara-gara DFO South Wharf ini akhirnya akan membuat perusahaan induknya (Austexx Group) bangkrut. Pihak kreditor (konsorsium bank-bank besar) sudah “ancang-ancang” mengambil tindakan untuk menuntut balik modal mereka. Mereka sudah menyiapkan “tim penyelamat” untuk mengatasinya. Sampai saat artikel ini dibuat (19 Agustus), belum ada kesepakatan dan jalan keluar yang dicapai oleh pihak kreditor dan Austexx.

DFO pertama dimulai di kawasan Moorabbin Airport (Cheltenham) pada tahun 1997. Belakangan menyebar ke berbagai lokasi lainnya di Melbourne (Essendon dan South Wharf) dan kota-kota lainnya di seantero Aussie. Di Sydney ada DFO Homebush, di Canberra ada di Fyshwick, di Queensland ada di Brisbane Airport, Jindalee dan Cairns, di Tasmania ada di Hobart Airport.

Pertumbuhan yang pesat grup ini “tersandung” di DFO South Wharf, yang terus merugi. Pembangunan kompleks food court, cinema dan entertain-ment terbengkalai karena aliran dana sudah habis dan pihak kreditor tidak mau menambah kredit. Efek dominonya akan menyeret parent company dan DFO – DFO lainnya (karena menjadi jaminan kredit dalam pemba-ngunan DFO South Wharf.) Graeme Samuel yang juga adalah ketua ACCC sangat murka dan secara terbuka mengkhawatirkan harta keluarganya (via blind trust) sebesar $ 50 juta, yang ada di Austexx akan sirna.

Kegagalan DFO di South Wharf tentu saja karena kombinasi banyak faktor. Mulai dari kemampuan tim manajemen, strategi marketing, dan kondisi

makro ekonomi.. Dari sudut pan-dang feng shui, minimnya kin-erja South Wharf DFO tidak aneh. Secara kasat mata memang seakan berada in the center of everything and everyone, but unfortunately difficult to reach.

Lokasinya berada diantara Yarra River dan West Gate Freeway. Lihat link di http://www.dfo.com.au/southwharf/#/location Posisi Yarra River yang lengkungannya “memotong” ke arah DFO sangat tidak favorable. Lokasi yang di “rangkul” oleh aliran air lah yang favorable. Selain itu, freeway yang melintas tidak menguntungkan buat lokasi DFO. Ditambah lagi dengan beberapa jaringan jalan disekelilingnya, yang seperti labyrinth yang “mengurung” DFO. Dari kacamata feng shui, semua tadi adalah ciri-ciri lokasi yang unfavorable, terutama kalau dijadikan sebagai lokasi bisnis. Survival chance nya akan minimal sekali.

Satu contoh lagi betapa vitalnya peran faktor bumi a.k.a feng shui dalam make or break the business!

DFO South Wharf “Megap-Megap” dan Feng Shui

Page 32: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201030

They are strong, intelligent, and independent. But life as a female diplomat is not as exciting as it seems. Married female diplomats face an ultimate test of handling both family and career. OZIP inquired about their struggles.

Nurul Sofia, wanita kelahiran 3 Februari 1980, saat ini sedang meme-gang jabatan se-bagai Vice Consul for Consular Affair (Konsul Muda un-tuk Urusan Kon-suler) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Western Australia (Perth).

Dalam menjalani karirnya sebagai korps diplomatik, Sofi sangat me-nyadari bahwa sisi baiknya selalu

ditemani dengan sisi terburuknya.

“Hal yang terbaik dari pekerjaan

saya adalah bahwa saya bisa mendapat kesempatan pergi ke banyak negara, bertemu dengan orang-orang baru, dan membantu menyelesaikan masalah orang lain sekaligus berkontribusi, walaupun kecil, dalam kesuksesan diplomasi Indonesia. Hal yang terburuknya tentu saja jauh dari keluarga besar di Indonesia, seperti ayah, ibu, dan adik. Dalam peker-jaan, bagian yang paling tidak saya sukai adalah kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuang-kan kepentingan warga negara Indonesia, misalnya, namun hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ceritanya.

KJRI Perth adalah penempatan pertamanya semenjak bergabung dengan Kemlu. Suami Sofi, Dandy F. Soeparan, mempunyai profesi yang sama dengannya sebagai diplomat Indonesia, dan sekarang sedang ditugaskan di penempatan yang berbeda, tepatnya di KJRI Melbourne. Dan dua bulan yang lalu, Sofi baru saja melahirkan bayi kembar: Alif Narendra Soeparan dan Alina Khairunnisa Soeparan.

Di tengah kesibukan penempatan pertamanya, Sofi harus hidup mandiri tanpa suaminya dalam masa kehamilan dan setelah melahirkan.

Namun, menurut wanita lulusan Master of International Political Economy di Institut of Social Studies (ISS) di Belanda ini, hal tersebut sudah merupakan kompromi yang harus ia lakukan dalam menjalani karir dan kehidupan berumah tangga.

“Karena suami saya juga kalau ikut penempatan bersama saya, ia tidak boleh menerima gaji, walaupun boleh saja melakukan aktivitas pekerjaan sosial, seperti misalnya mengajar. Nah sebagai komprominya saya pun harus mandiri ketika ia ditempatkan di pos lain. Sejauh ini kami saling mendukung, karena saling mengerti bahwa inilah konsekuensi pekerjaan,” ujar Sofi yang karena memegang visa diplomatik, dibolehkan membawa seseorang dari Indonesia yang dapat membantu mengurus anaknya.

Namun, walaupun ia sudah mengerti konsekuensinya, dalam pelaksanaannya ia mengaku susah sekali mengatur hidupnya sebagai seseorang yang harus mengimbangi antara kehidupan berkeluarga dan menjadi bukan hanya seorang wanita karir, tetapi wanita karir nomaden (harus berpindah-pindah).

“Memang, itu susah sekali, dan pekerjaan kadang menun-tut pengorbanan waktu yang hampir 24 jam…tetapi hal itu harus diatur dengan baik. Ketika di rumah ya saya memainkan peran sebagai ibu dan istri yang baik, memak-simalkan waktu bersama keluarga, dan semaksimal mung-kin, saya tidak membawa pekerjaan pulang ke rumah.”

Seperti layaknya kehidupan berumah tangga yang lain, konflik pun tidak jauh dari kehidupan berkeluarga Sofi. Untungnya, kedewasaan dan sikap pribadi Sofi mampu menga-tasi tantangan

konflik tersebut. “Itu (konflik) adalah bagian integral dari kehidupan, namun yang penting adalah bagaimana caranya mengelola konflik tersebut. Intinya adalah mencari solusi atas suatu perbedaan atau persoalan dan mementingkan kesatuan keluarga di atas ego pribadi,” tegasnya.

Bagaimana biasanya Sofi menyikapi suami yang mungkin kadang-kadang sensitif atau egonya sedang tinggi? “Saya menahan diri dan memilih untuk mendiskusikan masalah tersebut ketika keadaan lebih tenang.”

Namun, ketika ditanya hal apa saja yang membantu pernikahannya untuk tetap langgeng, jawaban-jawaban Sofi pun cukup basic.

“Saling pengertian, menghormati pasangan, dan tetap saling menyayangi. Suami pasti meminta saya untuk kompromi juga, karena hidup itu adalah tentang take and give,” ujarnya.

Walaupun pengertian, penghormatan, dan kasih sayang adalah hal yang cukup dasar dan sepertinya semua orang

The Secret Lives of Indonesian Female Diplomats’

SOFI’S STORY

Page 33: OZIP Magazine | September 2010

31ozip.com.au Sep 2010

sudah mengerti tentang pentingnya hal tersebut dalam sebuah hubungan, sepertinya tidak gampang dalam men-jalaninya dan melakukannya. Tentu saja butuh waktu untuk dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan baik.

Maka dari itu, Sofi juga mengungkapkan bahwa seorang diplomat wanita yang ingin berkeluarga butuh suatu ingre-dient yang penting: seorang pria yang pengertian dan mau mendukung karir istrinya.

Setelah menyelesaikan tugasnya di bagian Pensosbud (Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan) KBRI Canberra, Andalusia Tribuana Tungga Dewi baru saja diangkat sebagai First Secretary for Consular Affairs ketika berbincang dengan OZIP.

Jalan karir yang cukup panjang telah dilalui oleh Andalu-sia, yang juga sempat bekerja sebagai staf Dino Patti Djalal, yang saat ini terpilih menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Padahal, tadinya Andalusia hanya ingin menjadi diplomat karena mengidolakan Keanu Reeves dan memimpikan bisa bertemu dengannya suatu hari!

Dengan antusias, di awal pertemuan Andalusia menjelaskan pencapaian terakhir bagian Konsuler KBRI Canberra ketika mendapat kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Namun, hal tersebut juga memberikan sedikit ilustrasi tentang dunia misi diploma-tik Indonesia: pencapaian ini terjadi setelah negosiasi yang berlangsung tiga tahun lamanya. Obviously, diplomacy is not for the impatient.

“Kita baru saja menandatangani ACNA (Arrangement on Con-sular Notification and Assis-tance) antara pemerintah Aus-tralia dan Republik Indonesia, dengan disaksikan oleh kedua Menlu dan Presiden pada saat kunjungan Presiden kesini. Dan kemarin, kita baru saja melaksanakan Rakor Konsuler untuk menindaklanjuti apa yang ada di dalam ACNA.”

“ACNA sebenernya adalah kerjasama antara Indonesia dan Australia mengenai penanganan Konsuler (intinya, perlindungan warga). Australia mempunyai Privacy Act, dan selama ini, hal itu yang menjadi hambatan buat kita untuk mengetahui informasi tentang warga negara kita yang

ditangkap. Kalau yang bersangkutan tidak mau (tidak mem-beri izin), kita tidak diberitahu.

“Nah dengan adanya ACNA ini, setidaknya Australia harus memberitahu kita bahwa ada warga yang ditangkap. Ini merupakan breakthrough ya…karena walaupun untuk detailnya memang harus seizin yang ditangkap dan juga bersangkutan dengan Privacy Act, tapi at least dengan adanya arrangement ini, ada satu goodwill dari pemerintah Australia untuk memberikan perlindungan kepada WNI. Memang perlindungan kepada WNI ini yang menjadi pri-oritas kebijakan Kemlu RI dan juga pemerintahan Pak SBY,” ujar Andalusia.

“Memang, tahun ini ditandatangi, namun we have been waiting since 2007, kita negosiasi terus. Alhamdulilah tahun ini terjadi penandatangan, pada saat kunjungan Presiden kemarin,” tegas wanita berdarah Padang ini.

Pada saat ini, Andalusia melanjutkan, people smuggling menjadi salah satu prioritas utama. Beberapa orang yang ditangkap karena terkena Criminal Act, dan dianggap mem-fasilitasi people smuggler, kebanyakan adalah merupakan korban. Mereka dijanjikan satu juta rupiah untuk membawa orang-orang ke Australia.

Sebelum memegang urusan Konsuler (perlindungan warga negara Indonesia), Andalusia bertugas di Direktorat Jen-deral Hubungan Ekonomi Luar Negeri, lalu ditempatkan di urusan Ekonomi ketika penempatan sebelumnya di Madrid, Spanyol.

“Untuk diplomat wanita yang sudah berkeluarga, ada dua pilihan. Suaminya bisa ikut, namun tidak bisa bekerja dengan menerima gaji untuk menghindari conflict of inter-est. Memang, ada juga beberapa negara yang membolehkan spouse dari corps diplomatic untuk bekerja, tetapi sebelum-nya harus ada perjanjian bilateral antara kedua negara. Tapi pilihan kedua, kalau kita sanggup sendirian, ya silahkan saja kalau pergi sendiri dan suami tetap di Indonesia. Tetapi, ya, hal itu juga ada konsekuensinya.

“Untuk aku sendiri, aku membawa ibuku, dan ada nanny juga. Anak saya sudah tiga. Yang paling gede 15 tahun, yang kedua 8 tahun, dan yang ketiga 3 tahun. Suami saya juga akhirnya keluar dari pekerjaan ketika harus menemani saya posting keluar negeri. Waktu kita di Madrid, Spanyol, ia sempat sekolah. Memang, suami dibolehkan sekolah, tetapi harus dengan biaya sendiri. Tetapi, biaya sekolah di Spanyol jauh lebih murah dari biaya di Australia.

“Walaupun sebelum saya menikah dengan dia, kita sudah membicarakan gambarannya, tetap saja untuk penempatan pertama cukup kaget juga. Dua bulan pertama mungkin suasananya masih enak, seperti cuti saja. Lewat dari 2 bulan, baru deh dia mulai kelihatan bosannya. Apalagi di Canberra, kalau nggak sekolah, nggak banyak hal lainnya yang bisa dilakukan. Tapi kayaknya suami aku juga nggak pengen sekolah lagi, lebih fokus mengumpulkan uang.

“Yang pasti, saya harus hati-hati dan sangat pengertian terhadap perasaannya. Kita harus bisa meredam, kita yang harus bisa jadi firefighter. Dan Alhamdulilah, saya mendapat pasangan yang sangat mengerti dan memberikan ruang seluas-luasnya untuk saya berkarir.”

Andalusia juga mengungkapkan bahwa kendala yang sama juga dialami oleh diplomat wanita yang berasal dari negara lainnya.

ANDALUSIA’S STORY

The Secret Lives of Indonesian Female Diplomats’

Page 34: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201032

“Pada akhirnya banyak yang akhirnya memilih nggak menikah, karena sudah terbiasa mandiri dan juga melihat kendalanya kalau berkeluarga seperti ini. Memang berat sekali, karena apalagi budaya kita kan suami sebagai kepala keluarga, lalu sekarang tidak bisa bekerja. Jelas berat.”

Pria seperti apa yang sanggup menemani seorang diplomat wanita menurut Andalusia?

“Kalau secara pekerjaan, mungkin idealnya, yang berpro-fesi sebagai seniman, konsultan, atau pengusaha. Intinya yang bisa freelance dan tidak terikat, bisa bekerja dari mana saja. Namun, suami harus mengerti dengan karir kita. Kalau nggak ngerti, bisa stress. Kita kan perannya sebagai a woman in a man’s world. Banyak ledekan-ledekan atau omongan rekan-kerja kita yang pria yang mungkin kurang enak didengar. Misalnya saja, dipanggil “Mr. Andalusia”….Nah itu kan sangat sensitif untuk seseorang yang memang lagi sensitif. Juga, kadang-kadang pekerjaan kita menuntut kita untuk available hampir 24 jam…untuk penjemputan di airport, misalnya. Hari libur juga bisa dipakai untuk bekerja. Nah, hal-hal sini bisa memacu kesensitifan pria. Tetapi ya Alhamdulilah…airport di Canberra hanya sampai jam 10 malam untuk pesawat terakhir untuk dijemput di airport. Kalau kita bertugas di negara lain, yang airportnya bisa 24 jam, kan lebih repot dan harus stand-by jam berapa saja,” ujarnya menjelaskan dengan panjang lebar.

Ia juga menambahkan, walaupun sudah berusaha untuk meredam emosi dan ego suaminya, kisah kehidupan rumah tangganya jelas bukan “a perfect story.”

“We’re just human beings…kadang kalau saya lagi capek, ya…seperti itu deh …” ujarnya dengan jujur, sambil tersenyum.

Merefleksikan pengalaman karirnya, Andalusia mengaku pekerjaannya memang sangat menantang. Tetapi, secara keseluruhan, juga sangat menarik. “I get a chance to think outside the box, melihat dunia lain, mengenal budaya lain, dan hal ini bisa memperkaya wawasan saat kita kembali ke Indonesia. Ini merupakan kesempatan yang langka karena tentu tidak bisa orang bisa mendapatkan pengalaman seperti ini,” ujar wanita yang akan bertempat di Canberra sampai awal tahun 2013 ini.

Berbeda dengan Sofi dan Andalusia, Basriana Basrul, Third Secretary for Economic Affairs di KBRI Canberra, tadinya lebih berniat untuk mendaftar dan berkarir di perusahaan swasta.

“Saya memang suka dengan semua hal yang berbau luar negeri. Tapi saya sebenarnya nggak terlalu tertarik untuik menjadi PNS. Buat saya sepertinya ada paradigma lama tentang PNS yang membuat saya menjadi lebih tertarik untuk mengembangkan diri saya di perusahaan swasta. Namun, saya juga melihat bahwa sepertinya Kemlu mempunyai culture yang berbeda dengan departemen yang lain,” aku wanita yang juga berdarah Padang ini.

Walaupun ia lulusan Ekonomi, Aan ditempatkan di bagian Lingkungan Hidup ketika pertama kali bergabung dengan Kemlu. Seperti yang ditegaskan oleh Sofi, bahwa seorang diplomat harus selalu mau belajar, hal itulah yang dialami oleh Aan. Ia pun harus memulai dari awal lagi karena tugasnya tersebut di suatu bidang yang belum pernah ia pelajari dan ia tidak mempunyai pengalaman apapun disana. Begitu juga ketika ia ditempatkan di luar negeri untuk pertamakalinya, di Canberra, pada tahun 2007, Aan tidak langsung ditempatkan di bagian Ekonomi melainkan sempat juga bertugas di bagian Penerangan.

Kalau Andalusia baru saja menandatangani ACNA, Aan mengaku bahwa saat ini prioritas target perdagangan dan investasi cukup menjadi perhatian KBRI Canberra. “Kita bekerja sama dengan perwakilan kita untuk melakukan promosi investasi dan perdagangan yang terpadu. Kita baru saja melakukan Rakor bulan April, bagaimana nih strateginya melakukan promosi investasi dan perdagangan, yang terpadu, dan nggak jalan sendiri-sendiri, bagaimana memberikan informasi tentang perdagangan dan investasi di Indonesia….Dan apalagi kita juga ada Atase Perdagangan disini…”

Salah satu prinsip Aan, dan juga Andalusia, dalam menjalani karir adalah berusaha sesedikit mungkin meminta dispensasi tugas. “Takutnya, hal itu bisa menjadi bahan ledekan, atau membuat seseorang berpikir bahwa wanita itu lemah, kurang bisa melakukan tugasnya. Nah, hal itu mungkin masih terjadi,” ujarnya.

Mengenai pernikahannya, Aan pun sangat jujur dengan jawabannya. Namun, terlihat juga bahwa ia pun khawatir tentang langkah-langkah kedepannya.

“Suami saya ikut ke penempatan di Canberra ini. Sebelum menikah, saya sudah bilang sama suami saya dari jauh-jauh hari, ini konsekuensi pekerjaan saya seperti ini. Dia tetap mau menikah. Dan ketika saya benar-benar harus pergi untuk penempatan pertama, kita omongin lagi secara serius. Dia coba tanya boleh cuti atau enggak, dan ternyata nggak bisa cuti dari perusahaannya. Dia lalu keluar dan ikut saya.

“Kita berdua sepakat bahwa kehadiran suami merupakan support yang luar biasa, bukan hanya saja untuk saya, tapi juga untuk kepentingan dia. Memang awalnya terasa sangat berat. Apalagi tahun pertama. Suami sebagai pria yang biasa sibuk, dan terbiasa dengan peran sebagai kepala keluarga, sekarang dia harus diam di rumah. Dia memang boleh kerja/sekolah, tapi dengan biaya kita. Kalau buat saya…Tapi yang penting dia nyaman, jadi nyaman untuk saya. Untuk ke depannya, saya nggak mau mikirin dulu. Karena ya memang semakin lama pasti semakin naik tantangannya,” ujarnya.

Sama seperti Andalusia, bila kadang-kadang timbul kesensitifan suami tentang masalah ini, ia pun harus berusaha meredamnya. “Kalau kita ikutin ego kita juga, ya nggak akan ketemu,” timpalnya dengan tegas.

AAN’S STORY

Page 35: OZIP Magazine | September 2010

33ozip.com.au Sep 2010

Migrasi | Yapit Japoetra MARN 0213101 - YNJ Migration Consultants

Pada tanggal 14 Juli 2010, Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia, Senator Chris Evans, telah menentukan prioritas proses yang baru untuk aplikasi visa skilled migration tertentu. Prioritas proses ini berlaku untuk aplikasi yang sudah dimasukkan tapi belum diselesaikan dan aplikasi baru yang akan dimasukkan.

Mulai 14 Juli 2010, prioritas proses adalah:1. Aplikasi dari aplikan yang disponsor melalui ENS atau RSMS;2. Aplikasi dari aplikan yang dinominasikan oleh agen pemerintah state atau teritori dengan nominasi pekerjaan yang dispefisikasikan dalam rencana migrasi dari state atau teritori ;3. Aplikasi dari aplikan yang nominasi pekerjaanya ada dalam Skilled Occupation List (SOL) –Schedule 3 per 1 Juli 2010 (http://www.immi.gov.au/skilled/general-skilled-migration/pdf/new-list-of-occupations.pdf atau http://www.immi.gov.au/skilled/_pdf/sol-schedule3.pdf )4. Aplikasi lainnya yang akan diproses berdasarkan tanggal aplikasi diterima.

Aplikasi yang terpengaruh prioritas proses di atas adalah:

• Skilled — Independent subclass 175• Skilled — Independent subclass 176• Skilled — Regional Sponsored subclass 475• Skilled — Regional Sponsored subclass 487• Skilled — Independent Regional subclass 495• Skilled — Designated Area-sponsored (Provisional) subclass 496• Graduate — Skilled subclass 497• Skilled — Onshore Independent New Zealand Citizen subclass 861• Skilled — Onshore Australian-sponsored New Zealand Citizen subclass 862• Skilled — Onshore Designated Area-sponsored New Zealand Citizen subclass 863• Skilled — Independent Overseas Student subclass 880• Skilled — Australian-sponsored subclass 881• Skilled — Designated Area-sponsored Overseas Student subclass 882• Skilled — Independent subclass 885• Skilled — Sponsored subclass 886

Artikel ini ditulis hanya sebagai informasi umum dari informasi yang ada sampai tanggal 9 Agustus 2010 dan bukan sebagai pengganti nasihat keimigrasian.

Prioritas Proses Aplikasi Skilled Migration (GSM) Mulai 14 Juli 2010

Aplikasi yang tidak terpengaruh prioritas proses di atas adalah:

- Skilled — Recognised Graduate subclass 476- Skilled — Graduate subclass 485- Skilled — Designated Area — Sponsored (Residence) subclass 883- Skilled — Regional subclass 887- Aplikasi yang diremisi ke DIAC oleh MRT - Aplikasi yang telah jelas tidak memenuhi criteria untuk di grant- Aplikasi dari subsequent entrants.

Dengan adanya perubahan prioritas ini ada sebagian aplikan yang dulunya tidak mendapatkan prioritas proses sekarang akan mendapatkan prioritas proses. Sebagai contohnya, aplikan yang sebelumnya menominasikan Accountant sebagai nominasi pekerjaan, tapi hanya mempunyai IELTS 6.0 sebelumnya tidak bisa mendapatkan prioritas proses, tapi sekarang mereka malah bisa mendapatkan prioritas proses.

Contoh lainnya adalah Mekanik, dulunya mekanik tidak mendapatkan prioritas proses, mereka sekarang malah mendapatkan prioritas proses.

Page 36: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201034

pa kabar buat semua pembaca setia Ozip? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat –lahir bathin – ya, baik untuk yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan ataupun yang tidak. Yang jelas sih, dengan cuaca yang tidak menentu saat winter ini banyak

yang mudah terserang penyakit. Tapi semoga cuaca tidak menghalangi kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari, terutama untuk mereka yang berpuasa semoga lancar dan berkah sampai akhir Ramadhan nanti. Saya berharap juga udara yang dingin dan sering hujan di bulan Agustus ini justru akan lebih menguntungkan untuk yang melakukan ibadah puasa.

Baiklah, kali ini saya sengaja menulis dengan tema gado-gado sesuai dengan judulnya karena memang ingin sekali mencurahkan segala uneg-uneg di artikel percikan kali ini. Maka tulisan yang muncul pun jadi seperti gado-gado alias macam-macam, mencakup berbagai isu terkini, walau tentunya tidak secara mendetail. Pembaca Ozip, ternyata dengan memiliki TV satellite alias parabola bikin kita selalu ‘aware’ dan ingin ‘tahu’ apa yang terjadi di Tanah Air. Kebetulan memang akhir-akhir ini beritanya cukup hangat dan ramai dengan aneka peristiwa yang menyedihkan, memprihatinkan atau menghibur.

Kaum ibu di Tanah Air –termasuk teman-teman di situs jejaring pertemanan FB – sering banget menuliskan complain mereka atau sekadar komentar tentang melambungnya harga-harga kebutuhan pokok yang gila-gilaan di pasar dan sudah mencuri start sebelum Ramadhan tiba. Katanya sih itu hal biasa menjelang Lebaran, tapi saya juga heran ya, sesuatu yang menyusahkan rakyat kok dibilang ‘biasa’.

“Duh sekarang ga bisa makan pedes-pedes lagi, harga cabai udah selangit,” tulis seorang teman di status FB-nya. Lalu saya tanya emang berapa sekilo-nya? Yang jelas kata dia beli cabai Rp 1.000 rupiah di abang tukang sayur cuman dapet 2-3 biji aja. Hah!!! Kaget juga saya, bayangin ibu saya yang harus setiap hari menyediakan sambel goreng atau sambel terasi untuk san-tapan keluarganya. Di Australia aja ga semahal itu ya, wah untung suami saya yang hobi berkebun peka sama kebutuhan istrinya yang doyan makan-makanan pedas, sehingga kalau butuh cabe rawit ya tinggal ke kebun aja.

Ngomong-ngomong soal harga-harga yang melonjak, konon bakal makin diramai-kan dengan isu redenominasi mata uang rupiah yang saat ini sedang menjadi buah bibir. Pemangkasan nol dalam mata uang rupiah itu di satu sisi memang disambut baik masyarakat karena alasan pragma-tis dan kemudahan lainnya, tapi apakah masyarakat lainnya juga siap? Yah isu-isu

hangat seperti ini yang belakangan sering saya ikuti di milis-milis, cyber media hingga di situs jejaring pertemanan.

Kemudian ada satu isu yang sangat memprihatin-kan banyak orang yakni soal ledakan tabung gas 3 kg yang belakangan makin marak terjadi. Lagi-lagi korbannya adalah wong cilik yang menerima ban-tuan tabung gas tersebut dari pemerintah. Jumlah korban kini terus meningkat baik yang tewas maupun yang luka-luka termasuk korban mate-rial. Mudah-mudahan pemerintah lebih ‘wise’ ya, segera menarik tabung-tabung berbahaya itu atau member solusi lainnya yang pro rakyat. Jangan malah mau menaikkan harga tabung gas yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Satu lagi berita menarik yang sering diperbin-cangan masyarakat lokal dan internasional adalah soal kelayakan bandara internasional di Cengkareng yang awal Agustus lalu sempat ‘kacau’ karena mengalami mati listrik untuk beberapa jam, akibatnya sistem check in dan security mengalami gangguan. Tahu sendiri akibatnya, puluhan jadwal penerbangan tertunda, penumpang pun menumpuk di bandara yang konon terkenal dengan ketidak ramahan lingkungannya.

Yah…ngomong-ngomong soal fasilitas bandara Sukarno-Hatta, saya juga hanya bisa ‘nelangsa’ karena setiap mudik ke Jakarta harus mengalami pengalaman tidak enak seperti toilet yang kotor dan berbau tak sedap serta tidak adanya fasilitas untuk ibu dan anak (bayi) seperti halnya yang selalu ada di negara-negara Barat pada umumnya termasuk Australia. Sudah pasti kritik membangun sudah sering dilakukan masyarakat, semoga kali ini pemerintah lebih peka terhadap kritikan masyarakat tersebut.

Lalu dari serangkaian kabar tidak enak tersebut apakah ada sedikit kabar baik? Mudah-mudahan harapan masyarakat terhadap pemerintah yang bersih terus menguat. Ada harapan di ujung terowongan sana ketika semua elemen masyarakat bersatu untuk masa depan kebangkitan Indonesia. Semoga harapan itu akan segera terwujud dengan sistem pemberitaan media di Indonesia yang makin berimbang, kritis dan pro pada kebenaran demi membangun masyarakatnya. Media yang ‘netral’ dan tidak diboncengi kepentingan apapun, sehingga liputannya berbobot, jernih dan mengupas segala kebobrokan dan ‘penyakit’ dalam masyarakat semoga bisa menjadi mediator untuk mencerdaskan rakyat.

A

Nuni BergerNuni Berger adalah writer dan kindergarten teacher

Gado-Gado Percikan OZIP

text

: Nun

i Ber

ger |

Imag

es: G

oogl

e, sx

c.hu

Page 37: OZIP Magazine | September 2010

35ozip.com.au Sep 2010

Page 38: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201036

MOVIE MUSIC

Kitty Galore, yang sebelumnya adalah seorang agen dari organisasi mata-mata MEOWS, menjadi licik dan menyusun rencana yang tidak hanya akan me-nekukkan lutut musuh-musuhnya, tetapi juga mengumpulkan serdadu untuk membuat dunia ini menjadi

miliknya. Dihadapi dengan ancaman yang sangat berbahaya ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah para anjing dan kucing bersatu untuk menyelamatkan diri mereka – dan tentunya manusia.

Buku ini diadaptasi dari salah satu buku karangan penulis terkenal di Australia, John Marsden. Tomorrow When The War Began adalah sebuah cerita dimana 7 orang remaja kembali dari kemah yang berlangsung selama seminggu, dan menemukan bahwa Australia telah

diokupasi oleh ribuan tentara dari negeri asing. Ellie dan teman-temannya tidak pernah menyangka hal seperti itu akan menimpa mereka, orang tua lenyap, komunikasi putus dan listrik pun tidak ada. Perang telah dimulai. Sekarang Ellie dan teman-temannya harus bersatu untuk tetap hidup dan melawan mereka!

Detektif Allen Gambel adalah seorang akuntan forensik yang lebih tertarik bekerja dengan berkas-berkas laporan daripada beraksi di jalanan. Detekfit Terry Hoitz adalah seorang pria yang memang dari dulunya adalah partner Allen, sejak perkelahiannya dengan

Derek Jeter yang sangat disesalkan. Allen dan Terry mengidolakan polisi-polisi top di kota mereka, Danson dan Highsmith. Akan tetapi, ketika munculnya kesempatan untuk para Other Guys untuk beraksi, rencana sepertinya tidak berjalan semulus yang direncanakan.

Tanggal Main : 16 September 2010Sutradara : Brad PeytonPemain : Christina Applegate, Michael C Duncan, Neil Patrick Harris, Sean Hayes, James MarsdenGenre : Family, AdventureDurasi : 85 Menit

Tanggal Main : 2 September 2010Sutradara : Stuart BeattiePemain : Caitlin Stasey, Rachel Hurd-Wood, Christopher Pang, Andrew Ryan, Deniz AkdenizGenre : Action, AdventureDurasi : 104 Menit

Tanggal Main : 9 September 2010Sutradara : Adam McKayPemain : Will Ferrell, Mark Wahlberg, Dwayne Johnson, Samuel L. Jackson, Steve CooganGenre : Action, ComedyDurasi : 107 Menit

(3D) Cats & Dogs 2 : Revenge Of Kitty Galore

Tomorrow When The War Began

The Other Guys

MAROON 5 – HANDS ALL OVER

/RIF – 7

Lagu terbaru mereka Misery mungkin sudah terdengar akrab di kuping kita semua yang sering mendengarkan radio. Lagu ini merupakan bagian dari album terbaru Maroon 5 yang akan dirilis tanggal 21 September 2010 mendatang. Di website mer-eka, album ini digambarkan sebagai “a killer hybrid of rock, pop, funk and R&B.”. Di dalam album ini juga Maroon

5 bekerjasama dengan artis-artis lain, seperti Lady Antebellum dalam lagu Out Of Goodbyes dan juga Sam Farrar (basis dari Phantom Planet) dalam lagu No Curtain Call. Untuk para penggemar Maroon 5 yang sudah tidak sabar dengan peluncuran album mereka, jangan khawatir karena it will all be worth it. Dengan produser sekelas Mutt Lange, dipastikan album mereka ini akan bisa memuaskan kerinduan para fans mereka setelah 3 tahun mereka tidak mengeluarkan album baru. Nanti-kan single kedua mereka “Give a Little More” yang pastinya akan segera menempel di telinga para pendengar.

Setelah 4 tahun meng-hilang dari dunia permusikan Indonesia, /rif kembali dengan sebuah album baru yang mereka beri nama 7. Album ini berisi-kan 7 buah lagu baru dan 1 buah lagu lama yang mereka produksi lagi dengan sebuah aransemen baru. Lagu berjudul “Fight” dipilih

menjadi single dari album terbaru ini. Sebuah lagu distortif bertempo cepat yang mengangkat tema perjuangan dalam menjalani kehidupan ini juga sudah selesai dibuat video klipnya. Album terbaru /rif ini hanya bisa dimiliki dengan cara memesan langsung ke pihak manajemen alias tidak ada di toko CD. Menurut Ovy kebijakan ini dilakukan karena mer-eka ingin mendedikasikan album ini untuk para penggemar yang sudah setia menunggu selama ini. Jadi, buat para penggemar /rif yang sudah menanti-nantikan album ini, segera hubungi manajemen mereka untuk memesan album terbaru mereka ini agar tidak kehabisan!

Sum

ber:

HO

YTS,

Pic

ture

: Goo

gle

Harliza Keumala Fuady

1. Crossfire - Brandon Flowers2. Tenderoni - Kele3. XXXO - MIA4. Satellite - Lena5. Hot-N-Fun - N.E.R.D feat Nelly Furtado

1. Terlalu - Maliq & D’essentials2. Manusia Biasa - Yovie & Nuno3. Datang dan Kembali - Vidi Aldiano4. Movin’ On - Andien5. Masih Adakah Cinta - ADA Band

TO

PFIVE

Harliza Fuady

Page 39: OZIP Magazine | September 2010

37ozip.com.au Sep 2010

Page 40: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201038

afeART kembali lagi tahun ini dengan acara yang lebih matang dan tentunya lebih seru.

Kebanyakan dari kalian tentunya pernah mendengar nama KafeART. Masih ingat acara yang diadakan oleh PPIA RMIT

University tahun lalu? Tahun lalu PPIA RMIT University mengadakan acara bertajuk ‘Artstract – Breakthrough of Expression’. Untuk tahun ini, PPIA RMIT University kembali mengadakan acara serupa bertajuk ‘KafeART 2010: A Decade of ART’.

Tahun ini merupakan ulang tahun ke-10 dari acara KafeART. Oleh sebab itu PPIA RMIT berusaha keras untuk mempersiapkan acara ini dengan lebih matang dan lebih seru dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

KafeART 2010 yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 September nanti kembali lagi menyediakan sarana bagi para mahasiswa-mahasiswi di Mel-bourne untuk mengembangkan kreatifitas dan bakat yang mereka miliki.

Bertempat di Melbourne City Town Hall, KafeART 2010 tidak saja berusaha menarik mahasiswa-mahasiswi untuk berkarya tapi juga mengembangkan rasa cinta akan tanah air kita sehubungan dengan ulang tahun Indonesia yang ke-65.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, KafeART akan mengadakan beberapa kompetisi men-jelang malam perayaan KafeART. Kom-petisi-kompetisi tersebut termasuk fashion, fotografi, dan band competitions. Meskipun tema-tema dari tiap kompetisi kedengaran berbeda, tetapi KafeART tahun ini membawa dan memperkenalkan tradisi dan budaya Indonesia melalui medium modern.

Untuk fashion competition misalnya, dengan tema ‘Recapturing Batik’ setiap kontestan di-wajibkan menggunakan batik sebagai bahan dasar dari baju yang akan mereka buat. Batik tersebut dapat dipadupadankan dengan bahan-bahan lainnya sesuai dengan kreatifi-tas dan imaginasi para kontestan. ‘Recaptur-ing Batik’ pada akhirnya mempunyai tujuan untuk memperkenalkan kain Batik tradis-ional dari Indonesia menjadi sebuah pakaian yang menarik, moderen, serta elegan.

Untuk band competition tahun ini mengusung tema ‘Old School’. Setiap band diminta untuk membawakan sebuah lagu dari era 80an atau 90an dengan aran-semen musik berdasarkan kreatifitas para pesertanya. Sama halnya dengan photography competition, bertemakan ‘Heritage of Indonesia’ para peserta kembali lagi ditantang rasa cinta akan tanah air dengan cara mengabadikan apa yang menjadi sebuah warisan tanah air bagi mereka dalam bentuk foto.

Kalau tahun-tahun sebelumnya acara KafeART hanya murni sebagai media bagi para mahasiswa-mahasiswi untuk memperlihatkan kreatifitas mereka, tahun ini PPIA RMIT ingin mempersembahkan sesuatu yang lebih bagi pengunjung malam perayaan nanti. KafeART tahun ini tentunya akan menjadi ajang yang sangat menarik. Tidak saja para hadirin akan dihibur oleh suara emas Tompi dan juga lagu-lagu dari Kahitna tetapi budaya tradisi Indonesia akan disanjung dalam acara KafeART. Dipilihnya Tompi dan Kahitna mengingat akan konsistensi dan eksistensi mereka di bidang tarik suara dalam belantika musik Indonesia. Hal tersebut dirasa sangat cocok dengan tema KafeART 2010 tahun ini.

Pihak PPIA RMIT ingin mempersembahkan sebuah acara yang bermakna bagi semua orang, bukan saja dalam hal hiburan yang ditawarkan tetapi dari segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan. Semua persiapan, waktu dan kerja keras setiap pihak dalam mempersiapkan acara ini dirasa sangat bermakna.

KafeART 2010 akan menjadi ajang dimana mahasiswa-mahasiswi Indonesia dapat melebarkan sayap mereka, mengembangkan kreatifitas dan imajinasi mereka serta men-gapresiasikan rasa cinta mereka akan tanah air Indonesia.

KafeART juga menjadi ajang bagi mahasiswa-mahasiswi Indonesia di RMIT University untuk mendapatkan pengalaman bermakna dalam proses persiapan acara.

Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk melihat budaya-budaya tanah air di persembah-kan di Melbourne. KafeArt akan dilaksanakan di Melbourne City Town Hall pada tanggal 17 September 2010. Acara akan di mulai pada pukul 18.00 AEST.

kafeART

K

Page 41: OZIP Magazine | September 2010

39ozip.com.au Sep 2010

kafeART

Page 42: OZIP Magazine | September 2010

ebuah film yang mengingatkan Indonesia bahwa cerita dan jalan perjuangan persamaan hak perempuan di negara kita masih panjang dan berliku.

Bicara tentang wanita, tidak boleh melewatkan pemba-hasan tentang isyu-isyu yang diangkat dalam empat film dokumenter pendek yang dibuat oleh lima sutradara muda

Indonesia yang pertama kali dirilis ke publik akhir tahun 2008 ini.

PERTARUHAN, judul antologi yang menyatukan keempat film dokumenter pendek tersebut, merupakan produksi kedua Kalyana Shira Foundation (setelah ‘Perempuan Punya Cerita’). Film ini mempu-nyai satu benang merah: mengupas hubungan antara perempuan dan tubuhnya – dan menyorot kenyataan bahwa perempuan Indonesia masih banyak yang belum bisa mendapat hak-hak dasar seperti mata pencaharian yang layak ataupun akses pemeriksaan kesehatan. Pada akhirnya, “Pertaruhan” berhasil menyajikan kekuatan visual yang ingin mengajak penontonnya untuk lebih aktif bertindak mengenai permasalahan perempuan di dalamnya.

Seperti dikatakan oleh produser “Pertaruhan”, Nia Dinata, dalam sambutannya tentang pembuatan film ini:

“Film dokumenter adalah salah satu cara yang jitu untuk mengangkat kenyataan ini. Film dokumenter harus berpihak dan tidak perlu objektif. Banyak pembuat film dokumenter berbakat di Indonesia, namun belum tentu semua paham akan permasalahan perempuan. Belum tentu semua sadar dan memiliki keberpihakan kepada perempuan. Dalam “Pertaru-han” kami berpihak kepada perempuan dan ini adalah upaya untuk dipahami bersama, agar perubahan bisa terlaksana.”

Film pertama yang disajikan dalam koleksi ini berjudul “Mengusahakan Cinta.”

Sutradaranya, Ani Ema Susanti, memilih bekerja di Hong Kong sebagai TKW selama empat tahun untuk mengumpulkan biaya pendidikan tingginya. Kini, wanita kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 itu sudah mempunyai gelar sarjana Psikologi dari Universitas Surabaya.

Berkisah tentang kehidupan percintaan dua orang tenaga kerja wanita Indone-sia yang berstatus sebagai migran di Hong Kong, Ruwati dan Riantini. Ruwati mendapati calon suaminya di Malang ragu-ragu atas keperawanan dirinya ketika mengetahui bahwa ia harus menjalani sebuah prosedur pemeriksaan karena penyakit miom yang dideritanya (yang mengharuskan dokter untuk memeriksa vaginanya dan beresiko kerusakan pada selaput daranya, yang seharusnya dipersembahkan untuk suaminya seorang).

Sementara itu Riantini, atau yang akrab dengan panggilan Ryan, punya alasan lain untuk menetap di Hong Kong selain mendapat penghidupan yang lebih baik daripada di Indonesia. Di Indonesia, ia tidak bebas mengakui pilihannya untuk berhubungan dengan sesama wanita.

“Aku sempat punya suami di kampung. Tapi aku dianggap seperti budaknya. Cuma mau kalau dia lagi butuh, kalau butuh aku disuruh kerja. Tapi kalau aku butuh, dia nggak mau. Lebih baik aku disini, jadi babu, dapat uang,” ujar Ryan setelah mengakui bahwa suami yang dijodohkan orangtua itu menceraikannya dan menuduhnya berselingkuh tanpa adanya bukti-bukti.

Namun Ryan tetap memperhatikan putrinya dari perkawinan tersebut, Tiwi, dengan baik. Menelepon sampai dua kali seminggu, dan juga membelikan barang, mulai dari sepatu sampai laptop.

Lebih lanjut Ryan juga mengungkapkan, “Aku lebih seneng sama cewek, karena aku pernah hubungan sama cowok… nggak puas. Hubungan sama cewek puas secara fisik dan hati juga senang. Aku suka cewek yang feminim, lugu, natural, halus, dewasa. Semenjak sama dia (kamera menunjukkan wanita pasangan Ryan) aku juga lebih dewasa.”

Film ini lantas mengajak kita berbicara dengan pemilik Toko Indonesia Abadi, suatu tempat di Hong Kong yang menjadi tempat menikahnya pasangan sesama jenis. Pemiliknya, mengaku telah menikahkan “28 pasangan sesama jenis selama ini. Namun, tentu saja tidak semua negara mengakui pernikahan sesama jenis.”

Ryan dan kekasihnya pun mengalami kebingungan untuk membawa hubungan mereka ke Indonesia. Saat ini, keduanya hanya menjalani hubungan mereka dengan tulus dan penuh kasih sayang sambil sama-sama bekerja di Hong Kong. Ryan terus terang betah di Hong Kong karena keterbukaan majikan-majikannya, yang membebaskan dirinya untuk

mengakui jati dirinya sebagai seorang pencinta sesama jenis. “Mereka bilang itu hak saya, asal saya bisa membe-dakan mana waktu kerja dan mana waktu pribadi,” ia menjelaskan.

Film kedua, ‘Untuk Apa?’ mengisah-kan tentang lemahnya dasar-dasar yang digunakan untuk menerapkan hukum sunat kepada wanita, dan perbedaan pendapat berbagai kalan-gan mengenai perlunya melakukan

S

ozip.com.au Sep 201040

movie: Mengusahakan Cinta

movie: Nona/Nyonya?

movie: Ragat’e Anak

Page 43: OZIP Magazine | September 2010

Seperti dijelaskan oleh salah satu dokter yang diwawancarai di film yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi ini, kadang ban-

yak staf yang belum bisa membedakan antara “sudah menikah” dan “aktif berhubungan seks.” Yang paling seru di film ini selain pengakuan berapi-api kisah nyata para perempuan yang sudah melakukan pap smear dan harus dikecewakan, adalah ketika dua orang wanita melakukan eksperimen memeriksakan diri ke dokter ahli kandungan, dengan mengaku sebagai “Nona” dan membawa kamera tersembunyi.

Mulai dari pertanyaan apakah orangtua mereka tahu ia sudah berhubungan seks karena “selama wanita belum menikah, berapapun umurnya, dalam budaya Timur, ia belum independen dan masih berada di bawah naungan orangtuanya”, sampai dibacakan doa “Bapa Kami” dalam bahasa Inggris dan diberitahu oleh dokter bahwa “apa yang kamu perbuat ini (seks di luar pernikahan) is evil…”, semuanya dialami oleh kedua perempuan terse-but. Dokter-dokter pria yang bertugas memberikan pelayanan pap smear kepada pasien malah berusaha menceramahi bahwa “kamu sebagai wanita harus menjaga kehormatan diri kamu.”

Namun, film keempat dan penutup benar-benar tragis dan merupakan emotional low point dari film ini. Ragat’e Anak, film arahan Ucu Agustin yang artinya “Biaya untuk Anak” ini, mengenalkan kita pada Nur dan Mira, buruh pemecah batu yang ditinggal suami dan harus membiayai anak-anak mereka. Keduanya juga bekerja pada malam hari sebagai pekerja seks komersial di daerah Gunung Bolo, Tulungagung. Prostitusi dilakukan mereka karena himpitan ekonomi, bukan kebobrokan moral. Para ibu ini melakukan semuanya demi anak mereka.

Gaji buruh pemecah batu yang hanya Rp 400,000 sebulan tidak cukup un-tuk membeli makan dan biaya sekolah anak-anak Nur. Oleh karena itulah ia juga melayani kebutuhan seks para lelaki di Bolo, yang membayar mereka Rp 10,000 per orang.

“Kalau saya sudah dapat duit, ya saya pulang. Kalau belum, ya saya pu-langnya lebih malam lagi. Saya ini harus dapat duit dulu. Saya bilang sama anak-anak saya kerja di supermarket.”

Nur juga mengaku kadang biaya anak-anak pun masih kurang atau tidak bisa tertutupi dengan dua pekerjaan. Belum lagi mantan suaminya kadang hanya membantu memberi dana sebesar Rp 4,000 seminggu.

Mira mengaku pernah melayani 18 orang dalam satu malam. “Ya…naman-ya lagi rezeki. Sakit pun saya tahan. Uangnya saya gunakan untuk beli obat besoknya.”

Sedihnya lagi, banyak lelaki-lelaki preman yang mengambil keuntungan dari sedikit uang ekstra yang dimiliki para pekerja di Gunung Bolo. Mereka meminta tips bahkan mencapai Rp 7,000. “Kalau tidak ada mbak-mbaknya ya preman disini tidak bisa hidup, nggak bisa beli rokok, minum, makan. Kalau ada mbak-mbaknya kan ngga harus kembali ke jalan, nggak usah keluar keringat banyak-banyak,” komentar salah satu preman yang mengancam para PSK ‘kalau ada masalah, jangan minta perlindungan kita kalau tidak mau membayar.’

Namun, kesemuanya itu tidak dapat menyaingi reaksi ketika muncul di film ini opini tentang “perempuan” dari salah satu lelaki preman tersebut. “Cewek? Cewek itu teman di tempat tidur. Pertama dilihat mukanya dulu, tapi nggak cuma dilihat saja, juga harus dirasain. Kalau enak ya lanjut.” Tetapi, satu hal yang begitu jelas dari film ini – kekuatan wanita untuk bertahan di tengah begitu banyak cobaan hidup. Women are very capable to just carry on with life and survive. Great strength comes with great pain, but it doesn’t have to always be like this. Hopefully, the movie inspires action and change.

sunat kepada anak perempuan. Dalam film yang disutradarai oleh dua orang pria ini (Iwan Setiawan dan Muhammad Ichsan), kita bertemu dengan Nong, wanita aktivis Jaringan Islam Liberal yang mengalami sendiri disunat ketika ia masih anak-anak. Na-mun, proses yang ia alami sangatlah tidak sakit dan begitu cepat, juga tanpa perayaan yang biasanya dilakukan setelahnya sunatnya anak laki-laki.

Di film ini Nong menanyakan pendapat Gus Dur tentang sunat perempuan, yang dijawab Gus Dur sebagai salah satu aspek kebiasaan lokal yang mengatasnamakan perintah agama. Ia juga menanyakan salah satu kyai pemimpin pesantren, yang menjawab bahwa ada hadits yang menyatakan bahwa terdapat suatu otot pada diri seorang wanita yang membuatnya mempunyai nafsu seksual yang sangat besar, dan biasanya lebih besar dari laki-laki. Tujuan sunat wanita adalah untuk sedikit meredam nafsu tersebut, “menstabilkan syahwat wanita, dan itu bermanfaat untuknya”. Namun, kyai yang sama juga menjelaskan bahwa tradisi sunat wanita di Indonesia pun baru dimulai setelah Islam tersebar melalui Wali Songo. Ujarnya lagi, memang sunat wanita dipertahankan supaya menyamakan hasrat wanita dan laki-laki.

Pendapat itu meneruskan dari penjelasan salah satu imam sebuah kampung yang disorot di film itu, bahwa kalau wanita tidak disunat, banyak keburukan yang akan terjadi: mulai dari mudah menyeleweng dari pasangan, kebiasaan seks yang tidak karuan, sampai gampang terbawa jika ada “angin” yang menghembus.

Kontras dengan opini seorang dokter yang muncul di film ini dengan menyatakan bahwa Departemen Kesehatan sendiri melarang keras melakukan khitan terhadap wanita.

Berbeda dengan ketiga film lainnya, film yang satu ini berakhir dengan nada yang positif dan optimis. Seorang wanita yang merasa terbebani dengan pernah disunat ketika ia masih kecil dan terbawa sampai ia dewasa, akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan khitan terhadap bayi perempuannya.

Di film ketiga, “Nona/Nyonya?”, perdebatan mengenai isyu kesehatan reproduksi wanita semakin mendalam. Inti yang diungkapkan dari film ini adalah bahwa wanita yang belum menikah – tetapi aktif melakukan hubungan seksual – seringkali mendapat pelayanan yang tidak memuaskan dari para pekerja kesehatan ketika memutuskan ingin melakukan pap smear – pengecekan kesehatan alat reproduksi wanita.

Mereka sering sekali terbentur pertanyaan, “Anda Nona atau Nyonya?”, dan jika dijawab “Nona” maka akan muncul pertanyaan berikutnya…”Kok masih Nona tapi mau melakukan pap smear?” Banyak pekerja kesehatan, baik suster atau dokter ataupun staf lainnya, yang langsung menjadi hakim moralitas para wanita berstatus nona yang berniat melakukan papsmear. Padahal, jika seorang wanita sudah pernah berhubungan seks – terlepas dari ia sudah menikah atau belum – ia harus rutin melakukan pap smear untuk memeriksakan kesehatannya.

Mereka sering kali mendengar perkataan, “Pap smear hanya untuk mereka yang sudah menikah.” Malah ada satu wanita yang diwawancarai pengalaman melakukan Pap Smear-nya, terpaksa harus mengatakan kepada sang resepsionis rumah sakit bahwa ia “sudah tidak perawan lagi!” di depan banyak orang lainnya yang sedang mengantri pendaftaran juga.

41ozip.com.au Sep 2010

movie: Ragat’e Anak

Page 44: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201042

ekitar 14 tahun yang lalu, Sekar Wulan Sari jatuh cinta kepada se-orang pria. Pria yang membawanya menuju ketergantungan heroin, dan juga pria yang akhirnya menuntunnya ke jalan hidupnya untuk mendirikan Yayasan STIGMA, yang mempunyai misi memper-juangkan hak-hak dan pemberdayaan mantan pengguna NAPZA di

Indonesia. Simak cerita Wulan dan perjuangannya untuk membebaskan diri dari ketergantungannya kepada heroin.

“Pada tahun 1996 itu, ketika saya masih seorang mahasiswa di sebuah universi-tas, saya jatuh cinta. Jatuh cinta pada seseorang yang sedang pada masa pemuli-han akan ketergantungan NAPZA-nya (Narkotika, Alkohol, Psikotropik dan Zat Adiktif lainnya). Ternyata, berhenti dari kecanduan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Dia relapse, dan selalu mengungkapkan jawaban yang sama ketika saya tanya…”kenapa kamu pakai lagi?” Dia akan jawab dengan, “karena kamu tidak tahu rasanya SAKAW.”

“Oke, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba dan ingin tahu rasanya SAKAW itu seperti apa. Setelah saya akhirnya merasakan apa itu sakaw, saya sungguh-sungguh tidak sanggup keluar dari lingkaran itu. Dan kami akhirnya menjadi pasangan yang jatuh cinta pada heroin. Tidak mudah menjalin relasi dengan pasangan yang ketergantungan NAPZA. Saya kerap kali mendapatkan kekerasan fisik dan verbal. Belum lagi di – ‘abuse’ untuk hal-hal lain. Tetapi seka-li lagi atas nama cinta, saya kuatkan untuk bertahan…dan hubungan itu menjadi seperti neraka. Kami berdua seperti pasangan yang sangat liar di alam absurd.

“Kadang, seorang wanita harus berjualan seks untuk mendapatkan obat, atau harus menjalani malam bersama sang dealer. Dan kadang-kadang sebagai wanita, ketika berada dalam sebuah hubungan yang melibatkan NAPZA, sering-kali wanitalah yang lebih rela dan siap untuk mengorbankan semuanya untuk bersama-sama menikmati NAPZA tersebut.

“Hingga akhirnya, di akhir tahun 1996 saya mendapat pencerahan. Saya memu-tuskan untuk berhenti menggunakan NAPZA. Setelah menjalani proses detoksi-fikasi kurang lebih dua minggu di RSKO (RS Ketergantungan Obat Fatmawati), saya jumpai dia kembali yang juga telah bersih saat itu dan mencoba kembali membangun hubungan dari nol.

“Tapi ternyata, di tengah jalan, dia kembali memakai. Kali ini saya hanya tanya, “kamu pilih saya atau putaw?” dan dia dengan mata nanar hanya menjawab, “saya belum ingin berhenti!”

“Oke, jawaban itu cukup untuk saya. Sejak itu saya pergi dari kehidupan dia. Dia telah wafat tahun 2005 karena sakit. Hingga detik ini saya masih mencin-tai almarhum. Tetapi jika boleh memilih, saya memilih diri saya sendiri untuk menikmati sisa hidup dengan hal-hal yang baik. Melepaskan dia dari hidup saya adalah pengorban terbesar untuk saya. “

Setelah sempat diusir dari rumah orangtuanya di tahun 1996 dan terpaksa harus tinggal di jalan beberapa saat, Wulan mendapat pencerahan di bulan Ramadhan.

Saat itu ia tengah menunggu seorang pengedar di sebuah pemberhentian bus. Di sampingnya, ada seorang pria yang menurutnya agak gila dan seorang pria pen-

ghuni jalanan. Di saat yang sama, beberapa pejalan kaki sedang membagi-bagi-kan sedekah. Pertama, mereka memberikan pada si pria penghuni jalanan, lalu kepada orang yang dianggapnya gila, dan akhirnya, pada dirinya. Ketika itulah ia mulai menyadari bagaimana persepsi masyarakat terhadap dirinya. Ia merasa bahwa, “Ini bukan saya. Ini bukan Wulan. Saya masih punya banyak mimpi.” Saat itulah ia langsung bertekad berhenti dari kecanduannya terhadap heroin dan juga bertekad untuk berubah dan menjadi sukses dalam kehidupannya.

Namun, walaupun tekadnya sangat kuat, perjalanan yang harus ia lalui tentu saja tidak terasa mudah.

“Tentang proses penyembuhan luka? Hmmm, pertanyaan yang sulit. Saya konsultasi ke psikologi dan hypnotherapist, cukup membantu, tetapi semua keputusan ada di saya.

“Satu hal saja, saya tidak pernah menyesal pernah menjalani kehidupan sebagai pecandu heroin, karena kehidupan itulah yang membuat saya belajar tentang hidup. Bahwa hidup adalah perjuangan. Sebagai perempuan, saya harus bisa mengambil keputusan untuk diri sendiri. Terutama yang menyangkut langsung pada tubuh dan diri. Luka buat saya itu seksi. Luka itu untuk dinikmati dan dihadapi. Karena LUKA yang memberikan warna pada hidup.

“Saya bangga melihat diri saya sendiri sekarang. Saya adalah seseorang yang sanggup belajar dari pengalaman. No need to be sorry for what happened.

“Untuk kedepannya, saya ingin berbuat baik saja, berusaha yang terbaik agar tidak ada lagi perempuan-perempuan Indonesia yang mengalami kejadian seperti apa yang saya alami beberapa tahun silam. Karena itu saya mendirikan Yayasan STIGMA.”

Tahun 2004, Wulan mendapatkan bantuan AusAid untuk mendirikan Yayasan STIGMA, organisasi komunitas yang menyediakan jejaring bantuan dan dukun-gan untuk para pemakai narkoba dan mereka yang ingin berhenti dari kecand-uannya. Sejak itu ia aktif melakukan perjalanan keliling dunia untuk berbicara mengenai kecanduan narkoba di Kanada, Meksiko, Polandia, dan Sri Lanka, ikut serta di berbagai seminar dan program pelatihan, konferensi di Indonesia dan di luar negeri, dan menghadiri pertemuan United Nations General Assembly Meet-ings di New York mewakili pemakai narkoba dari Indonesia.

“Saya ingin orang-orang menyadari bahwa mantan pemakai narkoba masih bisa menyumbangkan sesuatu yang positif kepada masyarakat luas,” tegasnya. Ap-proach yang dijalankannya berangkat dari pengertiannya yang dalam tentang pengalaman kecanduan.

“You have to understand addiction first. It is not easy to quit,” ujarnya. Bukan-nya menghukum, Wulan menyediakan para pemakai dengan jarum suntik yang steril. Hal yang disebutnya sebagai harm reduction ini dianggapnya sangat efek-tif untuk membantu dan mengajarkan para pemakai untuk mengurangi risiko yang mereka hadapi sampai akhirnya mereka benar-benar siap untuk berhenti. “Harm reduction saves lives. Giving needles saves lives,” ujarnya. “Indonesia tidak menyadari bahwa sebenarnya HIV/AIDS merupakan masalah yang cukup serius di negara ini,” tegasnya.

FROM DRUG ADDICT to EMPOWERING DRUG USERS: A TRUE STORY

S

Page 45: OZIP Magazine | September 2010

43ozip.com.au Sep 2010

Page 46: OZIP Magazine | September 2010

44

elum pernah ada yang menasihatkan “Lihatlah Los Angeles, baru mati”, seperti Napoli di Italia (See Naples and die). Namun rasanya sayang kalau sudah ke Pantai Timur AS tidak meringankan langkah ke Pantai Barat.

Bagaimanapun Los Angeles adalah bagian dari California, salah satu negara bagian yang paling terkenal di dunia. Ekonomi California dikatakan adalah salah satu dari 10 besar di dunia. Dan, konon, segala yang dimunculkan pertama kali di California lambat laun niscaya akan sampai ke tempat anda - misalnya Frisbee. Mungkin saja Frisbee ini diciptakan untuk menyaingi boomerang.

Perjalanan darat dari San Francisco ke Los Angeles memakan waktu sekitar 8 jam.

Terus terang, sebagian besar pemandangan di kiri kanan jalan memang sangat membosankan, karena terdiri dari hamparan-hamparan tandus. Cuma kalau kita mampu mengoperasikan kemampuan berimajinasi kita, maka pemandangan seperti itu dapat kiranya membasahkan kembali ingatan akan film-film cowboy masa lalu yang menggambarkan seorang manusia di atas kuda atau jalan dengan menarik kudanya, di tengah-tengah ketandusan mencari air.

Dan di mana ada air (irigasi) maka tanah tandus itu memang bersemarak dengan tanamam buah-buahan, terutamanya. Sungguh pemandangan yang aneh, karena di tengah-tengah ketandusan yang gersang ada bagian yang hijau pekat dan subur. Seperti wahah (oasis) di padang pasir. Hampir tidak masuk akal bahwa (di gurun Arabia, misalnya) di tengah-tengah hamparan pasir yang begitu kering kerontang, tahu-tahu ada suatu kawasan kecil yang penuh dengan berbagai tumbuh-tumbuhan di sekitar kolam alamiah (wahah) yang airnya kendati dapat diminum, na-mun terasa payau. (Kalau ingin mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai perjalanan di padang pasir, silahkan baca buku “The Empty Quarter” oleh Wilfred Thesiger - pasti mengasyikkan.)

Akan halnya Los Angeles, bersiap-siaplah untuk agak kecewa. Los Angeles bukanlah Hollywood seluruhnya - Hollywood adalah bagian kecil dari Los Angeles. Sebagaimana halnya dengan Rodeo Drive, Beverly Hills. Gembar-gembornya adalah “Rodeo Drive” where the stars shop” - namun yang lebih mungkin kita temukan adalah orang-orang berduit dari Timur Tengah yang mencari barang-barang bermerek, atau turis Melayu dari Australia yang ingin meresapkan suasana Rodeo Drive.

Dari kawasan “The Grauman Chinese Theatre” kita dapat ikut keliling dengan bis - hop-on, hop-off - yang akan membawa kita ke tempat-tempat yang dianggap menarik, termasuk rumah-rumah “mewah” yang

dihuni para bintang Hollywood, atau orang-orang kaya yang ingin bersentuhan bahu dengan para bintang. Pak supir akan memberi keterangan mengenai kapan rumah-rumah itu dibangun, sejarahnya, harganya atau sewanya. “There, there can you see it? Now Tom Cruise once rented that place for 90-thousand dollars a month! Can you believe it? Ninety thousand dollars a month!” Begitu excitednya sang supir. Dan jangan lupa pada akhir kunjungan untuk memberi persenan alias tip kepada Pak supir.

Salah seorang manajer bis turis ini adalah lelaki asal Menado. Namanya Robin. Ia gembira kalau bertemu dengan orang Indonesia, dan siapa tahu mungkin saja anda dapat diskon kalau ingin ikut tur.

Di The Grauman Chinese Theatre ini sudah pernah dilangsungkan penyerahan Hadiah Oscar. Selain merupakan kompleks bioskop, sarana ini juga sering disewa untuk pesta-pesta besar.

Dan ketika berada di depan dan sekitar The Grauman Chinese Theatre, kita akan menyaksikan banyak orang yang mengenakan kostum dari film-film seperti Batman, Superman, Pirates of the Caribbean, gentayangan untuk cari makan. Mereka bersedia untuk difoto bersama anda, asalkan....... diberi tip. Nothing is for free.

Jalan ini bernama Hollywood Boulevard, dan di atas kaki limanya, sepanjang sekitar 2 kilometer, terdapat apa yang dikenal sebagai Walk of Fame - yakni nama-nama para artis dari berbagai disiplin, dimaktubkan di atas kaki lima dikelilingi gambar bintang yang menyolok warna merah jambunya. Selain nama artis, seperti aktor/aktris, juga ada pesan dan kesan dari masing-masing “anggota” Walk of Fame. Salah satu kegiatan ketika berada di Walk of Fame ialah seraya menunduk kita berjalan perlahan-lahan dari satu nama ke nama lain - banyak yang sudah kita kenal ada pula yang masih asing bagi kita. Konon, saban tahun sekitar 10-juta pengunjung menziarahi Walk of Fame.

Di samping kaki lima dimaksud, di Hollywood Boulevard juga terdapat sejumlah “museum” yang menawarkan patung-patung dari lilin sebagai atraksi, mirip Madame Tusaud di London, kepada pengunjung. Untuk dapat foto bersama maka harus bayar tiket masuk, kecuali untuk berfoto bersama Marilyn Monroe - bintang genit dan montok yang pernah dipacari Presiden John Kennedy. Patung Marilyn Monroe dipajang di halaman sebuah museum, tidak jauh dari The Grauman Chinese Theatre. Sekiranya isteri/pacar anda tidak berkeberatan, anda boleh memeluk patung perempuan yang dianggap sangat menggiurkan di zamannya itu untuk diabadikan (difoto), sebagai oleh-oleh dan kenang-kenangan dari kunjungan ke Los Angeles.#

Travelogue / Catatan perjalanan dari Amerika Serikat

[Teks: Nuim Khaiyath

Los AngelesSister Cities of Los Angeles,

California (Jakarta included)

The famous sign of Rodeo Drive - Beverley Hills

B

ozip.com.au Sep 2010

Page 47: OZIP Magazine | September 2010

45ozip.com.au Sep 2010

Page 48: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201046

PIA Monash University terkenal dengan kemampuannya mem-buat dan mengeksekusi konsep acara yang menghibur, berani, mengundang bintang tamu dan MC yang cukup high profile, dan sedikit berbeda dengan lainnya. Begitu juga di tahun 2010 ini. Melanjuti tradisi acara Soundsekerta yang sebelumnya

mengundang Tukul dan Project Pop, PPIA Monash University kali ini menghadirkan MC Vincent dan Desta, Ello, dan Sheila on 7. A recipe for an entertaining night indeed.

Sebelum acara, Soundsekerta sudah menggebrak dengan video teasernya (yang digarap oleh Ikhsan) yang beredar di Youtube dan mendapat tang-gapan positif dari para mahasiswa Indonesia di Melbourne.

Soundsekerta Award, pemilihan Mas & Miss Soundsekerta (yang dime-nangkan oleh Pradipta “Ochrink” A.J. Prawiranegara dari RMIT Univer-sity dan Nitya Wityasmoro dari University of Melbourne), penampilan Indomonashis Band (yang juga memenangkan kategori “Best Group” Soundsekerta Award) menggunakan angklung dan melatih penonton bermain angklung, semuanya memberikan warna yang baru. Begitu juga dengan penggunaan video pengumuman nominasi (sebelum para nomi-nasi dipanggil ke panggung untuk diwawancarai MC), yang terinspirasi dari award shows pada umumnya. Kekreativitasan pembuat video patut mendapatkan acungan jempol.

Walaupun awalnya memang acara terasa agak lambat, Soundsekerta 2010 tidak mengecewakan. Apalagi semenjak penampilan Indomonashis Band plus penggunaan angklung yang cukup ‘menyihir’ penonton, dan juga mengajarkan penonton untuk mengiringi lagu Hey Jude dari The Beatles dengan angklung. Interaksi dengan penonton ini langkah pertama yang cukup bagus untuk mempromosikan sekaligus mengedukasi penonton yang hadir tentang salah satu alat musik tradisional Indonesia.

The real stars of the night were the MC, Vincent and Desta, who cracked the audience up with every joke and gesture. Sejak menit pertama mereka menyambut penonton, sampai humor-humor mereka ketika selesai bermain bersama Ello (“lagi? Wah…gue ditugasinnya MC aja nih…”) atau ketika mewawancarai nominasi Miss & Mas, chemistry mereka berdua mampu mengurangi sedikit kebosanan yang terasa di awal acara.

Tak ketinggalan juga pemilihan bintang tamu yang diundang ke acara ini, Ello dan Sheila on 7. Terutama Ello, yang membawakan lagu Gadis, Masih Ada, Selamat Tinggal, dan Wonderwall-nya Oasis. Walaupun tampil solo dengan gitarnya, ia mampu menunjukkan komitmen dan antusiasmenya, seratus persen berusaha tampil sebaik-baiknya dalam penampilan per-dananya di luar negeri. Usaha kerasnya untuk berinteraksi dan ‘ngobrol’ dengan penonton pun akhirnya terbayar ketika di lagu terakhirnya banyak yang langsung menyerbu area depan panggung. “Nah…gini kek dari tadi,” komentarnya.

Kejutan lainnya yang memancing antusiasme penonton adalah ketika Ello memainkan dua lagu bersama Desta (drum), Vincent (bass), dan Eros Sheila on 7 (gitar). Salah satu diantaranya adalah lagu Creep dari Radiohead, yang bisa dibilang sebagai “lagu wajib”-nya anak band.

Sheila on 7 sendiri mulai tampil sejak pukul 8.40 malam, dan tampil nonstop selama satu jam. Lagu-lagu yang dibawakan mulai dari lagu-lagu hits mere-ka yang sudah akrab di telinga penonton, sampai lagu-lagu yang lebih baru. Mulai dari Jadikan Aku Pacarmu, Bila Kau Tak Disampingku, Pengagum Rahasia, Itu Aku, Kita, Kisah Klasik untuk Masa Depan, Hari Bersamanya, sampai Melompat Lebih Tinggi sebagai lagu penutup. Dari momen lagu per-tama yang ditampilkan oleh SO7, para penonton (yang tidak hanya berasal dari Indonesia), banyak yang langsung menyerbu area depan panggung.

Walaupun secara musikalitas, penampilan SO7 jelas tidak mengecewakan dengan playlist yang menampilkan lagu-lagu kesukaan fans mereka dan juga mampu menunjukkan mereka sebagai band yang sangat berpengala-man di panggung, interaksi langsung para personel SO7 kepada penonton sendiri terasa sedikit minimalis.

P

SOUNDSEKERTAPPIA MONASH UNIVERSITY 2010

Page 49: OZIP Magazine | September 2010

47ozip.com.au Sep 2010

Page 50: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201048

FAKTA

Jaring halus laba-laba yang dibuat sekitar 140 juta tahun lalu ditemukan terawetkan dalam batu ambar. Jaring yang ditemukan di Sussex, Inggris, itu terawetkan saat getah damar menggenanginya sebelum mengeras dan membatu. Dalam batu yang sama ditemukan juga sisa tanaman, kotoran serangga, dan mikroba purba.

“Ini adalah jaring laba-laba paling tua yang pernah ditemukan menurut catatan fosil kami,” ujar peneliti Martin Brasier dari Universitas Oxford, Sabtu (31/10). Brasier dan rekan-rekannya memanfaatkan teknik komputerisasi yang disebut confocal microscopy untuk merekonstruksi kembali dan meneliti jaring tersebut beserta simpulnya. Beberapa hal, termasuk simpul yang disambung menggunakan cairan lengket, menunjukkan bahwa jaring tersebut dibuat oleh laba-laba yang berkerabat dengan laba-laba kebun modern. Tahun 2006, para peneliti menemukan jaring laba-laba yang juga terawetkan dalam batu ambar. Usianya sekitar 136 juta tahun. kompas

Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membuktikan bahwa getah pisang bisa mempercepat proses penyembuhan luka. Dengan konsentrasi getah batang pisang 80 persen, luka lebih cepat tertutup 30-60%. Penelitian ini memenangkan medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa 2010 Kementerian Pendidikan Nasional pada Juli lalu, kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.

Salah satu mahasiswa peneliti, Rahma Ningsih (21), mengatakan, penelitian ini awalnya terinspirasi kebiasaan masyarakat di pedesaan Kandangan, Sayegan,

Kabupaten Sleman yang merawat luka dengan mengoleskan getah batang pisang. Menyesuaikan dengan jurusan, penelitian difokuskan pada penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan luka pasca pencabutan gigi perlu dipercepat karena berpotensi infeksi jika terlalu lama. Dalam penelitian ini, getah pisang raja (Musa sapientum) diolah menjadi salep dengan konsentrasi 80% dan diujicobakan pada marmut. Dengan salep, luka pencabutan gigi terbukti lebih cepat sembuh, dari 15 hari menjadi 5 sampai 10 hari. Khasiat diperkirakan akan sama pada luka di bagian tubuh lainnya karena proses penyembuhan luka pada dasarnya sama. kompas

Yang Mana Lebih Bagus, Intel atau AMD.

Seringkali kita mendapatkan pertanyaan, “CPU mana yang lebih bagus, Intel atau AMD?”. Tiga atau empat tahun yang lalu, AMD merajai pasar CPU karena Intel Pentium 4 dan Pentium D memiliki beberapa masalah, salah satunya adalah masalah temperature. Akan tetapi sekarang ini Intel CPU memiliki keunggulan-keunggulan yang lebih banyak dibanding AMD.

Temperature sudah tidak menjadi masalah karena mulai dari Core 2 duo release, arkitektur CPU Intel dirubah, yaitu dengan menggunakan power listrik yang lebih kecil untuk setiap Core CPU. Hal ini menyebabkan Intel CPU bekerja dengan listrik yang lebih sedikit dan jauh lebih rendah temperaturenya. Umumnya CPU Intel saat idle atau memproses standard aplikasi, temperature-nya sekitar 30-35 derajat Celsius.

Untuk performance, Intel CPU memiliki instruksi yang jauh lebih banyak yang menyebabkan semua appliaksi gaming, multimedia, video editing bahkan audio editing jauh lebih tinggi dibanding-kan dengan AMD. Sebagai buktinya, kalian bisa cek hasil-hasil dari benchmark di www.futuremark.com. Dari top ten result, enam yang pertama adalah Intel CPU.

Untuk harganya, Intel CPU yang paling basic mulai dari $55. Harga CPU Intel dan AMD sangatlah mirip. Ada beberapa Intel CPU yang harganya lebih rendah dari AMD, tapi tidak terlalu jauh. Ditimbang dari performance Intel, CPU Intel jauh lebih bagus dan cepat dibandingkan dengan AMD, baik untuk gaming, multimedia, architecture, video dan audio editing.

ADSL2+FAST STARTER 24000K / 1000K $29.99 12G (4G+8G) 256K / 256K 12 months (CC/DD)ADSL2+ FAST BASIC 24000K / 1000K $39.99 40G (20G+20G) 256K / 256K 12 months (CC/DD)ADSL2+FAST STANDART 24000K / 1000K $49.99 130G (70G+60G) 1Mbps / 1Mbps 12 months (CC/DD)ADSL2+ MEDIUM 24000K / 1000K $59.99 1400G (80G+60G) 1Mbps / 1Mbps 12 months (CC/DD)ADSL2+ HEAVY 24000K / 1000K $69.99 200G (100G+100G) 2Mbps / 1Mbps 12 months (CC/DD)ADSL2+ PREMIUM 24000K / 1000K $89.99 150G 4Mbps / 1Mbps 12 months (CC/DD)

* Provisioning Fee $59.95 for all the plan; ** Free provisioning for 18 months contract excluding ADSL1CC = Credit card DD= Direct Debit

ADSL2+ PACKAGE* PLAN and SPEED MONTHLY MONTHLY THROTTLING Minimum FEE DOWNLOAD Contract term

ADSL SPECIALS* MONTHLY MONTHLY PLAN FEE DOWNLOAD THROTTLING Contract term

256K $29.95 Unlimited 25G (10G+15G) 6 months (CC)ULTIMATE UNNLIMITED 256K $39.95 Unlimited UNLIMITED 6 months (CC)ULTIMATE 512K $39.95 Unlimited 60G (30G+30G) 6 months (CC)ULTIMATE 1500K $49.95 Unlimited 50G (25G+25G) 6 months (CC/DD)ULTIMATE 1500K $59.95 Unlimited 80G (40G+40G) 6 months (CC/DD)ULTIMATE 1500K $69.95 Unlimited 120G (60G+60G) 6 months (CC/DD)ULTIMATE PREMIUM 8000K $79.95 Unlimited 60G (30G+30G) 6 months (CC/DD)ULTIMATE PREMIUM PLUS 8000K $99.95 Unlimited 120G (60G+60G) 6 months (CC/DD)

OZIP Komputer | Suria Paulus

Suria Paulus, yang merupakan pemilik studentPC, toko komputer termurah di Melbourne, akan memberikan informasi seputar teknologi untuk para pembaca OZIP setiap bulannya. Bukan hanya itu, StudentPC juga akan memberikan paket-paket specaial, khusus untuk para pembaca OZIP.

PACKET ADSL2+ BARU UNTUK KALIAN YANG SUKA DOWNLOAD 130G $49.99/BLN.

Bagi kalian yang suka download di internet, TPG internet mengeluarkan paket baru dengan limit download 130G hanya $49.99/bulan. Ini adalah berita bagus buat kalian yang suka download drama Korea, Jepang, TV series, dan lain-lainnya. StudentPC yang adalah agent dari TPG, bisa mem-bantu kalian untuk memproses applikasi ADSL2+. TPG ADSL2+ sangat reliable dan cepat. Biayanya yang murah dibandingkan dengan ADSL provider lainnya, serta servis yang reliable menempatkan TPG sebagai ADSL provider favorite di StudentPC. Apabila kalian downloadnya melebihi quota, speed akan dilimit di 1 Mbps (wow, masih bisa download). Kami merekomendasikan TPG bukan karena komisi tapi karena kami sendiripun memakai product TPG dan sangat puas. Tidak semua suburb bisa mendapatkan packet ADSL2 TPG, untuk lebih pasti apakah nomor telepon kalian sudah bisa menggunakan ADSL2 , harap hubungi StudentPC di 03-96500216.

Berikut ini adalah packet ADSL2+ dari TPG. Jika kalian tertarik, daftar formulir aplikasi dapat diisi di StudentPC dan bawa fotocopy passport. Khusus bagi pembaca Ozip, untuk setiap pendaftaran TPG ADSL2+ di StudentPC dan applikasinya diapprove, kalian akan menerima 4G USB MEMORY. Bonus ini hanya tersedia di StudentPC. Kami dengan senang hati membagi komisi yang kami terima dari TPG kepada kalian. Setelah accountnya aktif, tolong bawa potongan kuponnya (berlaku 14 hari dari tanggal ADSL2+ active). Kalian yang masih memakai plan lama, bisa upgrade download for free di website TPG, sama jangka waktunya (perbulan) tapi lebih banyak downloadnya.

IMAGES: CORBIS

Getah Pisang Sembuhkan Luka

Jaring Laba-Laba Tertua

Page 51: OZIP Magazine | September 2010

49ozip.com.au Sep 2010

Jaring Laba-Laba Tertua

Page 52: OZIP Magazine | September 2010

BEAUTY

ozip.com.au Sep 201050

Seperti layaknya tanaman membutuhkan perawatan, matahari, air, anti hama, pruning untuk memacu pertumbuhan baru, demikian juga yang terjadi dalam tubuh kita. Tubuh juga membutuhkan perawatan

dari dalam maupun dari luar sehingga sel-sel kita selalu sehat dan baru

Apakah radikal bebas ?Ia adalah tidak stabilnya atom, molekul maupun ion. Contoh-contoh radikal bebas yang berbahaya adalah asap rokok, ultra violet, polusi, diet yang tidak benar, penyakit menahun, infeksi maupun stress. Kerusakan sel tubuh abikat radikal bebas antara lain termasuk kanker dan penuaan dini.

Tubuh kita memerlukan anti oksidan untuk melawan radikal bebas, begitu juga untuk menjaga agar sel-sel tubuh kita tidak rusak, kita sangat membutuhkan diet yang sehat, seimbang. Diet yang sehat dan seimbang sangat mempengaruhi kesehatan kulit, kecantikan serta kebugaran kita.

Anti Oksidan + Diet yang sehat + Olah Raga = kecantikan alami

Didalam tubuh kita juga terjadi produksi anti oksidan secara natural, tetapi dengan bertambahnya usia, maka produksi anti oksidan akan menjadi rendah, sehingga dibutuhkan pola diet yang banyak mengandung sumber anti oksidan, misalnya1. Buah-buahan kategori berries (strawberry, blueberry, dll) 2. Sayuran hijau, brokoli, bayam 3. Buah Prunes, Plums4. Cherri, anggur,5. Biji-bijian / legume 6. Ikan salmon, tuna7. Dark chocolate8. Green tea (teh hijau)Apabila konsumsi anti oksidan secara natural tidak mencukupi, maka dibutuh-kan suplemen / vitamin tambahan seperti Vitamin A, C, E.

Labu siam banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia, khususnya un-tuk jantung, menangkal kanker, menurunkan kolesterol dan mencegah hipertensi.

Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada tahun 1756. Jenis tan-aman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Meksiko, tanaman labu siam tidak hanya dimanfaatkan buahnya sebagai sayuran, umbinya juga sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.

Kaya SeratBuah labu siam memiliki kadar serat yang cukup baik. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus. Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak sempurna.

Serat pangan mampu mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang terjadinya kanker menjadi sangat kecil.

Turunkan Kolesterol dan cegah HipertensiBuah labu siam juga kaya akan Kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, membersihkan karbond-ioksida di dalam darah, serta memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar.

Makanan lain seperti Seafood juga kaya akan Selenium, suatu mineral komponen dari enzyme antioksidan. Selenium bisa didapat juga dari daging, biji-bijian, brazil nuts. Begitu juga dengan Zinc, mineral yang sangat diperlukan untuk kesehatan sel, bisa didapat dari dairy product maupun sereal.

Cobalah mengganti kebiasaan minum kopi dengan teh hijau, dan juga mengkon-sumsi porsi kecil dark chocolate ataupun segelas kecil red wine, yang akan sangat bermanfaat sebagai anti oksidan .

Pola makan sehat diimbangi dengan olah raga ringan serta tidur cukup juga akan sangat bermanfaat bagi kecantikan alami.

Salah satu manfaat terbesar labu siam adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu, labu siam juga diketahui memiliki efek diuretik, se-hingga mampu menurunkan kadar garam di dalam darah melalui pembuangan air seni. Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan

meringankan kerja jantung dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan menurun.

Labu siam juga sangat baik bagi penderita asam urat. Efek diuretik dari labu siam akan melancarkan pembuangan air kecil, sehingga kelebihan asam urat dapat segera dikeluar-kan dari dalam tubuh. Labu siam juga bagus untuk penderita diabetes karena ia memilki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga penderita diabetes tidak perlu mengkonsumsi makanan pokok secara berlebihan.

Kandungan airnya yang tinggi juga mem-buatnya sangat baik untuk menjaga keseha-

tan ginjal. Labu siam juga mengandung komponen saponin yang sangat bermanfaat bagi tubuh, yaitu untuk menghambat dan mencegah peny-erapan kolesterol di dalam darah. Namun, labu siam tidak cocok diberikan kepada penderita rematik karena sifat dinginnya dapat memicu munculnya gejala sakit.

Tunggu apalagi teman-teman, mari kita lebih banyak mengkonsumsi labu siam.

Kecantikan alami

Keuntungan makan Labu Siam

Priscilla HandokoBachelor of Science (Food Science & Technology)

Jane LIM (Yanti)Beauty Therapist & Paramedical AestheticsCantique Skin and Beauty Clinic

HEALTH

Page 53: OZIP Magazine | September 2010

51ozip.com.au Sep 2010

Kecantikan alami

Page 54: OZIP Magazine | September 2010

eorang kawan bercerita, calon suaminya yang European masih belajar puasa. Dia kuat tidak makan seharian, namun selalu menawar untuk diizinkan minum setiap 4 jam sekali. “Baginya tidak logis orang tidak minum selama 12 jam”, begitu kata kawan saya itu.

Seorang anak primary school protes kepada gurunya di TPA, saat sang guru bilang bahwa kita diberi Ramadhan karena Allah cinta pada kita. “jika Allah memang cinta kita, kita tidak perlu puasa, kita boleh makan apa saja, apa-apa yang disuka ……..”

Tidak mudah memang, menjelaskan ‘hanya ‘dengan logika tentang hubungan Ramadhan, Allah dan cinta. Cinta kadang dipahami sebagian orang lebih dari dimensi “menyenangkan yang kita cintai”, seperti pengertian seorang anak dalam contoh diatas, bahwa jika kita dicintai harusnya kita boleh makan apa saja, dan boleh menuruti keinginan kita. Namun kita lupa bahwa cinta juga sebenarnya mengandung dimensi “menghendaki kebaikan yang dicintai”. Misalnya kita ingin orang yang dicintai jadi orang yang bijaksana, kita ingin orang yang dicintai jadi orang yang lebih sabar, orang yang empatik terhadap orang lain, maka dalam dimensi ini, cinta dapat berwujud sebagai mendidik dan mengajarkan. Resikonya, pada dimensi ini cinta lebih sering disalahpahami. Kita melarang anak-anak makan permen, maka larangan itu rasanya berat dan seperti tidak mencintai, padahal jika di hari depan gigi si anak bolong, cinta itu baru ditemukan maknanya. Belum tentu apa-apa yang baik menurut kita, sebenarnya baik juga untuk hari depan kita, seperti kata Allah dalam Surat Al-Baqarah 216 berikut ini:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, pada-hal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Demikian pula Ramadhan, boleh jadi terasa berat, atau kadang-kadang tidak logis, padahal ini adalah sesuatu yang amat baik bagi kita. Potongan khutbah Rasulullah ini dapat menggambarkan sedikit dari rahasia cinta itu:

“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya……”

Ternyata kita bisa

Satu rahasia lagi yang kita temukan dari bulan Ramadhan ini. “Kemampuan kita ternyata melebihi apa yang sanggup kita perkirakan”.

Pada hari biasa kita sedikit-sedikit merasa haus, pada jam makan siang, selalu saja perut kita minta diisi. Lalu kita menurutinya, dan semua baik kembali, menjadi rutinitas yang tidak pernah dipikir-kan lagi. Namun pada bulan Ramadhan kita mendapat bukti bahwa ternyata kita bisa melebihi apa yang sanggup kita perkirakan.

Joseph Luft and Harry Ingham pada tahun 1955 membeberkan sebuah teori bahwa manusia memiliki empat buah jendela. Jendela-jendela tersebut kemudian dikenal dengan Johari Windows. Salah satu dari jendela itu adalah jendela “unknown”, yaitu bahwa dalam diri setiap manusia ada potensi yang dirinya sendiri tidak tahu, orang lain juga tidak dapat memberi masukan apakah potensi itu. Biasanya potensi ini muncul atau kemudian diketahui jika bertemu dengan tantangan, ujian, maupun kesempatan. Kita tidak tahu bahwa sebenarnya kita jago berenang, namun ketika bertemu kesempatan darurat menolong orang yang mau tenggelam, potensi itu muncul.

Demikian pula saat Ramadhan, kita diyakinkan bahwa kita mampu melebihi apa yang sanggup kita perkirakan. Harapannya, keyakinan tersebut dapat kita terapkan ke dalam hal-hal yang lebih luas dan membentuk sikap hidup kita. Kita melihat di sekeliling kita, jika diberi satu tugas yang sama ada orang yang bersemangat dan ada yang biasa-biasa saja. Ada orang yang optimis, namun ada juga yang sangat pesimis, tidak percaya dengan kemampuannya sendiri. Segala sesuatu sebenarnya berawal dari pikiran kita, keyakinan kita.

Saat kita berfikir bahwa kita bisa, maka kita akan berkata bahwa kita bisa, akan berperilaku seperti orang yang bisa, akan terbiasa bersikap positif dan akhirnya sikap positif itu menjadi karakter kita. Kepercayaan itu mahal, karena dari sana segalanya berawal. Rama-dhan mengajari kita untuk percaya bahwa kita mampu melakukan lebih dari yang kita kira. Mudah-mudahan kepercayaan itu tersisa, kita bawa terus dan menjadi sikap hidup kita.

ozip.com.au Sep 201052

S

Renungan akhir Ramadhan

Karena Kemampuan Kita Lebih Besar Dari Yang Kita Kira

Diana Setiyawati, psikolog dan staf pengajar Fakultas Psikologi UGM, mahasiswa PhD di University of Melbourne, ibu dari dua gadis kecil.

Page 55: OZIP Magazine | September 2010

Sahabat, saya adalah penggemar tram dan train. Entah mengapa saya menyukai dua alat transpor-tasi umum ini. Sebaliknya saya kurang menyukai bus. Setelah hampir 10 bulan tinggal di ‘tanah asing’ ini, saya baru naik bus sebanyak dua kali, selebihnya tiap hari saya naik tram dan hampir setiap minggu saya menikmati layanan train. Setiap hari saya juga menggunakan tram dari Port Melbourne ke Victoria Parade.

‘Simple’ tetapi ‘strong’

Ada banyak cerita di sana. Meski jalan yang saya lintasi selalu sama, terkadang bersama orang-orang yang sama, tetapi tetap saja selalu ada yang baru. Itu sungguh yang menghibur hati. Pagi hari di musim dingin, ketika dengus nafas berubah menjadi uap, dan tangan kaku gemeretak senantiasa datang, kami berjajar rapi menung-gu tram datang. Sore hari, setelah jam mendentang lima kali, gegas langkah itu kembali sama. Bahkan lebih banyak, lebih lelah juga. Tak jarang berjejal, asal badan bisa nyangkut di tram, itu cukup.

Tidak setiap hari seperti itu. Terkadang tram atau train itu begitu lega. Banyak tempat duduk kosong, lajunyapun perlahan. Dis-eling hembus angin semilir dan lambaian mentari yang cerah, hati ini terasa merekah. Sungguh, hari-hari seperti itu terasa indah. Tak sempat hati ini gelisah apalagi gundah.

Belum lagi kalau datang ibu dengan empat anaknya seperti kemarin lusa. Yang sulung belum genap 9 tahun, tetapi adiknya sudah tiga. Seperti-nya yang kedua dan ketiga kembar. Mereka ribut sekali, seperti bertengkar berebut mainan, tetapi lucu sekali. Apalagi diseling dengan celoteh si kecil dan dendang riang ibu muda itu. Tak terasa, tujuan datang dan aku harus turun.

Kerap juga pemandangan mengharukan ter-hampar. Dua orang nenek dengan ‘topi’ lucu membungkus mahkota yang memutih. Pikiran usilku langsung membayangkan topi badut di pasar malam beberapa tahun yang lalu. Dengan sepatu yang sepertinya kebesaran, dua orang nenek itu bergandeng tangan saling membantu dan mendukung.

Semuanya biasa tak ada yang istimewa. Tetpi semu membawa satu pesan berganda. Bahwa

yang sederhana itu sesungguhnya luar biasa. Saya tidak membutuhkan alat musik buatan untuk menghibur telinga, karena sesungguhnya Tuhan sudah menyajikan musik nan indah. Saya juga tidak perlu menyibukkan diri dengan mem-baca buku atau surat kabar di tengah himpitan penumpang, karena Dia juga menyajikan banyak pemandangan indah untuk menghibur mataku.

Setiap hari saya berjumpa dengan pengalaman baru. Semuanya sederhana, namun sekali lagi, itu penuh makna. Seperti udara yang biasa keluar masuk rongga nafasku. Itu biasa tetapi jika ber-henti selama lima menit saja akibatnya akan luar biasa. Sungguh, itulah kasih Tuhan yang saya rasakan setiap hari. Ia hadir biasa saja, namun

sesungguhnya mengandung kekuatan yang luar biasa. Jika kasih Tuhan itu berhenti mengalir sebentar saja, akibatnya akan luar biasa.

Melihat Kasih-Nya

Melihat yang biasa sebagai sesuatu yang luar biasa itu ternyata tidak mudah. Karena pada dasarnya indera ini senantiasa menghendaki apa-apa yang tidak biasa. Bahkan bukan hanya indera. Penampilan, cara pikir, tindakanpun bahkan diusahakan tidak biasa; agar menarik perhatian.

Untuk bisa melihat kasih Allah yang luar biasa, yang tertuang dalam berbagai peristiwa biasa, dibutuhkan hati yang sungguh terbuka. Bukan hanya hati yang terbuka, tetapi mata yang peka dan telinga yang penuh rona. Hati yang terbuka akan kasih Allah, mata yang peka dan telinga yang penuh hasrat untuk menangkap kehadiran yang Kuasa.

Jika masih penasaran untuk sungguh bisa merasakan, melihat, dan mendengar kasih Allah; beberapa langkah berikut kiranya akan mem-

bantu. Pertama, dimulai dari hati berupa tekad. Ada tekad yang layak untuk disematkan di sana; mengimani, mencintai, dan mengikuti. Ketika tekad sudah tersemat, berikutnya adalah usaha keras mewujudnyatakan.

Karena tekad ini berkaitan dengan Yang Kuasa maka langkah yang mengandalkan kekuatan diri sendiri mesti dikesampingkan. Iman itu pembe-rian Tuhan, cinta itu anugerah, dan kemampuan mengikuti itu hanya mungkin kalau kita dipang-gil. Maka setelah menyematkan tekad bulat dalam hati, disusul dengan memohon berkat atas tekad.Saya bagikan doa sederhana yang bisa kita lantunkan setiap saat. Doa itu bisa kita panjat-kan di akhir doa harian, atau bahkan menjadi rangkuman doa yang biasa sudah kita panjat-kan. Di awal hari, di tengah hari, atau bahkan di akhir hari, melantunkan satu pujian untuk bisa melihat-Nya lebih kuat.

Berikut ini doa tersebut.

Dari hari ke hari,Hanya ini yang kuminta dari pada-Mu ya TuhanMengimanimu lebih sungguhMencintai-Mu lebih mesraMengikuti-Mu lebih dekatDari hari ke hari. Amin

Sahabat, doa sederhana itu saya bagikan kepada kalian, agar kalian sungguh mampu menikmati cinta Allah yang luar biasa, yang kerap hadir dalam yang biasa. Saya biasa menaikkan doa ini sembari duduk di atas tram, sembari bergelan-tungan, terkadang dalam bekapan bau yang cam-pur aduk dari tubuh-tubuh yang lelah. Syukur kepada Allah, saya dibantu untuk melihat setiap peristiwa sebagai anugerah Tuhan. Karena Tuhan senantiasa membagi cinta-Nya di mana saja, termasuk di tas tram. Semoga mata kita mampu menangkap kehadiran-Nya.Tuhan memberkati.

53ozip.com.au Sep 2010

Cinta di atas Tram

Romo Paulus Waris Santoso, O.Carm

Pastor Keluarga Katolik Indonesia di Melbourne ([email protected])

Image: Corbis

Page 56: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201054

Page 57: OZIP Magazine | September 2010

55ozip.com.au Sep 2010

Behind the Photo ShootKetika diumumkan bahwa konsep “whimsical” menjadi tema untuk pemotretan cover OZIP kali ini, lokasi yang langsung terpikir di benak Rendy, sang fotografer, adalah sebuah taman di Dandenong yang pernah ia kunjungi. “Tamannya indah banget,” ujarnya meyakinkan anggota tim lainnya. “Begitu sampai disana, pasti rasanya hati tenang…”

Nggak salah memang komentarnya Rendy. Lihat saja pemandangan taman Cloudehill Garden di bawah ini!

Cloudehill Nursery and Gardens89 Olinda Monbulk RoadOlinda, Victoria, Aus. Photos by: koleksi pribadi

THE PLACE

THE PEOPLE

Citra Ayu Amanda, Model, 21Walaupun sempat nervous untuk bergaya di depan kamera di depan pengunjung yang lalu lalang di Cloudehill Garden, Dandenong, yang paling mengesankan dari Manda adalah kerelaannya untuk

memakai gaun terbuka di tengah cuaca yang cukup dingin menusuk! Model

OZIP untuk edisi ini sebenarnya adalah salah satu jurnalis OZIP yang pernah meliput beberapa acara OZIP termasuk acara Alun-alun dari PPIA Victoria tahun ini dan konser Saratus Persen yang diadakan oleh Paguyuban Pasundan di KJRI Melbourne. Lulusan Bachelor of Arts in Media and Communication dari Deakin University tahun 2009 ini sekarang tengah bekerja di sebuah perusahaan online business, dan salah satu hobinya adalah berlama-lama shopping sendirian! “Lebih bebas, dan bisa menghabiskan waktu di satu toko selama yang aku pengen, nggak ada yang bawel nunggu,” ujarnya.

Karen Karly, Make-up Artist, 20

Cewek kelahiran Makassar yang dibesar-kan di Surabaya ini ingin membuka salon sendiri

jika sudah punya cukup pendidikan dan pen-

galaman. Saat ini, Karen masih mencoba mengumpulkan ilmu dan pengalaman tersebut. Selain mengambil Certificate III and IV in Hairdressing dan Diploma of Salon Manage-ment di Pivot Point Hairdressing Academy di Melbourne, ia juga pernah bekerja di sebuah salon di Port Melbourne sebagai hairdresser. Ia juga sudah pernah melakukan hair and make up untuk acara pernikahan, fashion show (di Watermark Bar), dan beberapa photo shoots. Baju yang dipakai oleh Manda di halaman cover adalah hasil rancangan dan kary-anya sendiri untuk salah satu tugas sekolahnya. Ia harus menyiapkan sebuah outfit untuk fashion show dengan tema “Cabaret.”

Aditya Dwianto, Rendy’s friend & car owner

Yang jelas, tanpa kebaikan Adit, tidak mungkin tim pemotretan OZIP bisa sampai ke Cloudehill Garden di hari

itu. Adit juga sudah dengan baiknya membantu set-up alat-alat fotografi

Rendy. Thanks Adit!

Agnes Chen, Hairstylist, 22

Sebelumnya, wanita yang satu ini pernah menjadi hairstylist untuk Fashion

Show ARTStract PPIA RMIT tahun 2009. Bulan Juni tahun

ini, Agnes baru saja menyelesaikan Diploma of Hairdressing dari Cambridge International College. Ia juga pernah mendapatkan akreditasi kursus Puspita Martha Hairdressing di Bandung, Indonesia tahun 2008, bekerja selama setahun di Scissors in the City, sebuah salon di Melbourne, dan pernah juga bek-erja sebagai hairstylist untuk photo shoot di Candybox Photography dan acara pernikahan. “Sisanya, saya hanya banyak-banyak cari pengalaman dari menjadi penata rambut pribadi teman-teman dekat, haha…,” ujar Agnes. Sama seperti Karen, setelah mendapat diplomanya ia pun ingin segera mencari banyak pengalaman kerja di salon sebagai professional hairdresser, sebelum membuka salonnya sendiri suatu hari, di Indonesia ataupun di Australia.

Rendy Putra Mahardhika, Photographer, 21

“OZIP memberi kesempatan buat gue menyalurkan ide-ide gila gue yang kadang terlalu banyak di kepala!”

ujarnya. Sebelum memotret Cover OZIP September, Rendy sebelumnya sudah pernah memotret untuk Satay

Festival dan cover OZIP Mei edisi “Intelligence and Intellects”. Sekarang, ia sedang menikmati pendidikan

Advanced Diploma of Applied Photography di RMIT, yang menurutnya banyak mengenalkannya pada fotografer-fotografer ternama dan berpengalaman, serta memberinya banyak kesempatan untuk langsung mempraktekkan ilmu fotografi. Selain bergabung dengan OZIP, Rendy juga bergabung dengan sebuah agensi fotografer untuk melakukan freelance work.

Page 58: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201056

inggu, 1 Agustus 2010, Melbourne kedatangan kelompok musik Gangsadewa yang dibentuk oleh Memet Chairul Slamet.

Kelompok musik yang sebagian besar anggotanya adalah lulusan Institut Seni Yogya-karta ini datang ke Melbourne untuk mempromo-sikan komposisi musik mereka yang terinspirasi dari berbagai tradisi musik etnis Indonesia, dan

dikombinasikan oleh melodi dari organ modern, bas gitar, dan gitar elektrik. Alat-alat musik seperti drum, boning (dari Padang), bongo (dari Papua), ke-tipung, sitar, Bansi, sarunai, flute, genggong (Jawa), taganing (Batak), rindik (Bali), kendang, gong, semuanya digunakan malam itu.

Bertempat di Fairfax Studio, The Arts Centre, Gangsadewa tampil dengan membawakan komposisi musik yang semuanya ditulis oleh Memet Chairul Slamet, salah satu master flute terkenal di Indonesia.

“Terus terang apresiasi untuk musik Gangsadewa sangatlah minim di Indonesia. Kebanyakan di Indonesia, yang lebih disukai adalah musik pop komersil yang banyak berkiblat ke musik barat,” ujar Heriyana, salah satu anggota Gangsadewa, yang pada malam itu sempat mengobrol dengan OZIP sambil sedikit curhat.

“Kesempatan kami untuk menampilkan musik seperti ini hanyalah di berba-gai festival musik, seperti misalnya kami pernah tampil di Solo International Performing Arts. Kalau di luar negeri, apresiasinya sangatlah jauh dibanding di Indonesia. Mulai dari hal-hal kecil seperti sound check dan instrument saja, kami merasa sangat dihormati dan diberi perhatian sekali,” lanjutnya.

Selain berkunjung ke Melbourne, Gangsadewa juga berkunjung ke Canber-ra, Sydney, dan Perth sebagai bagian dari kunjungan tur Australia mereka, sebagai bentuk promosi kebudayaan Indonesia di Australia.

Gangsadewa sendiri mempunyai dua arti. Dewa Gansa sendiri adalah “Dewa Musik”, sementara itu alamat tempat mereka berlatih di Yogya ada-lah di Gang Sadewa.

Beranggotakan sembilan orang yang terdiri dari Memet Chairul Slamet, Putri, Heri Susilo, Heriyana, Irvaq, Felix, Agung, Ike Kusumawati (yang merupakan istri dari Memet), and Anon Suneko, yang paling berkesan ada-lah kebolehan mereka untuk bergantian memainkan alat-alat musik yang berbeda. Jadi, sepertinya setiap anggota Gangsadewa mampu memainkan lebih dari satu alat musik. Putri, anggota termuda dari Gangsadewa, malah lebih multitalenta lagi. Ia juga menyanyi untuk beberapa lagu.

Gangsadewa tidak hanya menampilkan kebolehan mereka, tetapi juga mengundang para penonton untuk ikut bermain bersama di panggung. Kebanyakan mereka yang dengan cepat langsung maju ke panggung justru mereka yang bukan orang Indonesia, namun keakraban mereka dengan alat-alat musik tradisional yang digunakan oleh Gangsadewa pun tidak kalah mengesankan.

Sayangnya, masih banyak sebenarnya yang ingin maju merasakan bermain beberapa instrument yang ada di panggung. Namun, kesempatan hanya diberikan sekali (just one round) oleh Gangsadewa. Termasuk yang ingin maju ke depan namun tidak mendapatkan kesempatan pada malam itu adalah Liza, kolumnis OZIP Musik.

M

Go International for AppreciationGangsadewa

Page 59: OZIP Magazine | September 2010

musical and dance show packed in an ‘Indonesian Cultural Evening’ has stunned the Australian public in Canberra. Gang-sadewa musical group and Citra Nusantara dancing

group entertained 300 persons of audience at the Q Queanbeyan Performing Art Centre, near Can-berra on 4 August 2010. The performance which was co-organized by the Indonesian Embassy in Canberra and Ministry of Culture and Tourism aimed at promoting the rich blend of Indonesian art, culture and tourism and also strengthening people-to-people links between Australia and Indonesia. Apart from Canberra, the groups were also performing in Melbourne, Perth and Sydney.

The cultural evening with the ‘Spirit of Indone-sia’ theme was attended by government officials, diplomatic corps, travel agents, journalist, Indone-sianists, Australian and Indonesian community in Canberra and was preceded by a cocktail recep-tion. In this reception, the Embassy distributed many brochures of Indonesian tourism in line with the promotion of Visit Indonesia Year.

The cultural event was then officially opened by the Deputy Chief of Mission of the Indonesian Embassy, Mrs. Wiwiek Setyawati Firman repre-senting H.E. Mr. Primo Alui Joelianto who was in his official visit to Vanuatu. In her remarks, Mrs. Firman said it is an honour for the Indonesian Embassy to present the rich of Indonesian culture by bringing the musician and artist directly to the Australian public and this cultural performance is just a glimpse of the richness of the Indonesia’s art and culture. In response to Mrs. Firman’s remark, Acting Director of Cultural Promotion of the Indo-nesian Ministry of Culture and Tourism, Mr. Jordi Paliama, expressed his gratefulness for the oppor-tunity given to the groups to perform in Canberra.

The show featured ‘milangkori sound of the archipelago’ comprising of 10 music compositions with 25 ethnic instruments, such as a Sundanese kecapi, a Maduranese thok thok and a Balinese flute. These instruments explored the combination between tradition and modernity and produced a harmonic meditative atmosphere to the whole theatre. The audience was also enchanted by the dance performance presenting Lenggang Nyai Dance from Jakarta and Giring Giring Dance from Central Kalimantan. To spice up the evening, a lucky draw was held in which the winners re-ceived with a free return ticket from Sydney to Jakarta, sponsored by Garuda Indonesia.

The enthusiasm of Australian public to the Indo-nesia’s art and culture hopefully could further enhance the tourist flow to Indonesia. Based on the survey, there were 248, 000 Australian tourists coming to Indonesia from January to May 2010. This demonstrated a 10 % increase of the visit for the same period last year. It is expected that by the end of 2010, more than 600,000 Australians will visit Indonesia. The art and cultural show is indeed an effective ‘soft power diplomacy’ in strengthening people-to-people links at the grass root level and in promoting Indonesian tourism.

A“INDONESIAN CULTURAL EVENING” ASTONISHED AUSTRALIAN COMMUNITY IN CANBERRA

57ozip.com.au Sep 2010PICTURES & TEXT: Raudin Anwar, Embassy of The Republic of Indonesia, Canberra

Page 60: OZIP Magazine | September 2010

ade Dewi mesmerises the audience as she performs a dance choreography of her own called “Opal Vapour”, created in collaboration with Paula van Beek and Ria Soemardjo, at the Arts Center’s Fairfax Studio as an opening act of Gangsadewa show, Sunday 1 August.

In person, she is warm, friendly, intelligent, speaks with precise articulation and plenty of passion about subjects near and dear to her, and has a wide

disarming smile that instantly puts you at ease.

OZIP caught up with her in Melbourne’s Spencer Street, just an hour before she had to go to the airport. She was going on a trip to Iceland, Holland, Belgium, France, England, and Spain in the name of research for her solo performance work at the Victoria University’s Solo Residency Program.

An accomplished professional dancer and choreographer, Jade has learnt to dance in class since she was five years old. Standing and sitting still had never been her style. She was always moving about and made motions every time she heard music in shops, on the streets, and around the house. Her mother’s friend made a comment that it might be good to put her in a dance class, for fear that she might break things in the house.

Jade never looked back. She used to go to class once a week at first. The frequencies kept increasing. “By the time I was eight, I went twice a week. Then when I was 14, I went every day.”

Being active is just something that comes naturally to her. She seems extraordinarily blessed with what people called bodily-kinesthetic intelligence, an ability to express oneself fluently through the movements of the physical body. She doesn’t just do a lot of dance (from ballet, jazz, contemporary, improvisation), but she also does a lot of sports from early years, such as swimming, hockey, softball and netball.

She did her HSC at the Newton High School of the Performance Arts in Sydney, and she was awarded an Australian Students Prize for her dance and theatre studies. She won first in dance and ballet for New South Wales. She continued her dance education with a scholarship from New World School of the Arts in Miami, United States and underwent several dance training in the US. In 2000, she graduated with Bachelor of Fine Arts Dance with Honours from Florida University.

It was in the United States that she started to learn modern dance with more rigour and detail. Comparing both the ballet tradition and the contemporary dance style that she has both learned in depth, she is careful not to elevate one style from the other. Instead, she chooses to muse on the strength of each dance style.

“Ballet is very beautiful, it takes discipline and poise. When dancing ballet, it is very much about trying to defy gravity- you aim to fly, spin and balance in the air…you work on mastering a movement and trying to perfect it. By routinely continuing this you develop virtuosity, artistry and the appearance of ease…but in modern dance, there is a more noticeable relationship with the earth, playing with the extensive movement in the spine, and falling and catching your body weight.”

“Contemporary dance can work with gravity or against it. It’s related to sport, martial arts, as well as all styles of traditional and social dances. The music is diverse and varied, there’s a lot that you can do with it. In contemporary dance, you could be anything. Alertness and perception of your body is key, you have to be ready to be anything ….”

From 2003, she received Dharmasiswa scholarship to train and research traditional Indonesian dance and music in Yogyakarta Institute of Arts, and then awarded another scholarship to train in Vienna. Last year, she gained her Masters of Choreography from Victorian College of Arts and Music, Melbourne University.

Currently she is doing Victoria University’s Solo Residency program, in which she focuses on developing her professional ability in solo performance making and her understanding of its process.

The travel to Europe was her research to explore the experience of extreme weather in natural environment, which she plans to translate to her current dance work.

With all that travel, has it ever affected her personal life? “Of course…I miss my family terribly…I have to live away from them, so I can’t be with them…” It seems that she is particularly really close with her family, and within an hour of interview with OZIP, she got calls from her two sisters.

But Jade is also quick to show that she is not one to dwell on sacrifices. She pointed out that all that travel and being away from her family has led her to wonderful places and experiences that in turn inspire, inform and influence her work, and to meet groups of people that she bonded with through work, who have become like her own family.

“When you’re creating an art, it’s a long, tiring process. It is so complex that you can’t help being really close and form a bond with people you work with, because you’ve been through so much together,” she said.

JJa

de

Dew

i

Ph

oto

gra

ph

y: D

amia

n V

incen

zi, D

WV

Ph

oto

gra

ph

y

ozip.com.au Aug 201058

Page 61: OZIP Magazine | September 2010

“Opal Valour” is an exploration of the Wayang Kulit experience. She first saw wayang kulit show when she was five in Yogyakarta (her father is originally from there).

“When I saw the wayang kulit for the first time I thought it was enthralling, and I was amazed…it was just so…multidimensional.”

“I love that its hollowness and emptiness can be filled with your imagination…I love how the music marries the sound, and how everything is happening together…The code is something really known, but still feels very exciting. I was just overwhelmed, coming from Australia…to see all those activity and how it was so busy at night time there…” And as she spoke of that, her eyes wandered to the ceiling of the restaurant where we sit, and she had a smile on her face. Must have been a memorable experience indeed!

Later in life, Jade also stayed in Yogya for several years when she got Dharmasiswa scholarship there.

That experience was partly why Jade decided to look at the concept of Javanese Shadow Puppet closely when she was invited by the Mix It Up! program, an ongoing initiative between Multicultural Arts Victoria and the Arts Centre, to explore her Indonesian heritage to dance at the Gang-sadewa show. Andrea Markis, MAV’s Operations and Events Coordina-tor, explained that the program was designed to engage with and reflect the cultural diversity of Victoria, which include providing opportunities for local artists like Jade and her collaborators Ria Soemardjo and Paula van Beek to develop their work professionally.

Inevitably, her impression of Shadow Puppet tradition in Yogyakarta translates to and informs the “Opal Vapour” dance.

“The dance mixes elemental components: water, light, sounds, and shows how the dhalang manipulates and stimulates the audience. A dhalang has to be juggling a few tasks…It’s about storytelling, the codes and beliefs (of the wayang kulit) as rituals, and that how one person is the mastermind. It’s also an acknowledgement of the power of nature to create and destroy energy.”

Watching the complex and multidimensional choreography of the dance, one has to wonder did she ever afraid that she will forget a step or how was her state of mind when she was performing. The key for her is that she keeps practicing and repeating the steps so that she is fully aware of every movement in the dance and what her body is doing. In short, she really became fully tuned in to the moment. She definitely does not memorise steps, she simply aim to be fully aware during the performance, so she is completely in full control of her body movement.

The dance also inspires her curiosity to know more about its subject, and became a part of her solo residency project. “That performance is part of a bigger process,” she concludes her explanation about Opal Vapour.

Working full time as dancer/choreographer, Jade admitted that hersuccess – and her ability to maintain her reputation, were all down to family support, encouraging teachers and really using her education as a leverage to further her experience, qualifications and opportunities.

Jade also talked fondly about time spent in Yogya, where she felt like she belongs there.

“I mean, here people would ask me, where do you come from? Whereas people in Yogya don’t question where I am from because it seems like I am from there…so in a way it feels very familiar for me…But when the women in the bus started talking to me in Bahasa Jawa, I can’t understand, I have to say, ‘Maaf Ibu…kurang mengerti…’ “ said Jade, laughing. She expressed her desire to improve her Bahasa Indonesia.

Suggesting the solutions to bridge the gap of cultural awareness and understanding between Indonesia and Australia, Jade commented that ultimately, “it is the cultural makers who need to find ways of connecting the cultural elements. For business relationships, it is quite straightforward, whereas with arts, it is more intangible…and not enough continuity.”

Whereas the cultural aspects of Indonesia and Australia may not be as close as Australia to European, Jade suggested that looking at the similarities between Aboriginal and Indonesian culture.

“Contemporary Indigenous arts could be the bridge because both have strong relations with the land and the natural environment,” said Jade, herself a very strong advocate of respecting the natural environment. Jade then explained her irritation to the way nuclear power has been taken by the world.

She made a point that it is still not necessarily a green power because “it’s still mined and not sustainable…it’s still taken from the Earth and we still dump it after it’s been used. We are constantly bombarded by radiation as parts of the defense and the security system…All this time we’ve been living in a world where every time we feel pain, we are encouraged to take Panadol… I am very interested in emotion, connection, and healing (in a natural way) and I think the environment and the arts can contribute to that. I want to examine human corruption in the planet and my own hypocrisy in lifestyle choices.”

No wonder then, that the next performance Jade will do in Melbourne will involve exposing the audience to the dance…and is very possibly will involve a lot of interaction with and participation from the audience.

“It is called Intimate Exposure and it is on the Melbourne Fringe Festival in Newport. It will be on this old substation which has just been renovated, and they have this beautiful art gallery space under the substation,” Jade ex-plained. Jade mentioned that she will be back from her travelling just in time for the Melbourne Fringe Festival, which will be held from 22 September to 10 October this year.

59ozip.com.au Sep 2010

Page 62: OZIP Magazine | September 2010

ozip.com.au Sep 201060

he inaugural Melbourne Spring Fashion Week will come to life once more for the 16th time. This year, organised by Alive Group for the 3rd year, Fashion Revealed will once again reveal unique and established designers in the fashion industry from the Asia Pacific region.

The Spring Summer 2011 Collection with a fantastic line-up of designers all selling in Melbourne includes Bangs Boutique and international designers such as Lolaraine from the US and Korea, Full House and Wati Brady Fashion from Malaysia and Sleep Couture, a Chinese-born Melbourne designer.

This year’s launch will predominantly focus on mens and womens wear, denim jeans followed by middle and upmarket cocktail dresses and couture sleep wear.

Entertainment for the night (4 September 2010) will include The Salsa Crew, a group of talented salsa dancers and accompanied by Melbourne’s DJ Ninja whom performed for 10 years.

Limited VIP tickets are available for $25 which includes a catwalk seat. Tickets can be purchased from fashion revealed organisers. General admission tickets can be purchase online or at Nectar Lounge, 228 Flinders Lane, Melbourne, 3000. For buyer enquires, contact Alive Group at www.alivegroup.com.au

Wati Brady

Wati Brady Fashion is founded on the idea that modesty, style and high quality go well together. Our clothing line consists of simple, classic and traditional designs using mod-ern fabrics with handmade embroidery/crystal beads and finishing techniques tailored to your specifications.

Whatever your lifestyle, you will find Wati Brady Fashiondesigns, high in quality and a fashion direction that will easily take you from home, to the office and elsewhere in style. At WATI BRADY, We are Modern and Modest… “Dress To Impress “.

Lolaraine

Playful yet elegant cocktail and formal wear that fits females who love to socialize and have a good night out. Having elegantly designed clothes to suit many occasions, Lolaraine is an appealing label that thrills the younger generation whom are always looking for something different and cool.

The clothing are mostly designed from the US, Korea and Japan and have distinctive fusion asian and western outlooks. From formal dresses to cocktail, Lolaraine is a label on Bourke Street that has been verypopular and have vastly appealed to Melbournians and internationals.

Full House

Full House brings in opulent and carefully designed pieces that brings out the feminine figure. Full house is designed by a team of Malaysian designers in Kuala Lumpur and are sold in 5 lifestyle shops which includes a restaurant and cafes.

The label is made and sold in Korea as well and many of the designs portray the Asian celebrity lifestyle image which caters to the younger market who seek a difference in image and style.

Fashion Revealed Asia Pacific Fashion @ MelbourneT

Full House

Page 63: OZIP Magazine | September 2010

61ozip.com.au Sep 2010

Sleep Couture

Sleep couture is a new Sleep wear brand designed by Lorraine Henrietta Lau whom first got her business inspiration to start the label on one of her shopping trips where she discovered that not all sleep wear in the com-mercial market suits every person based on style and size.

Therefore Sleep couture was founded with its first sleepwear range being animalistic inspired. The range based on its theme have leopard prints, zebra prints, giraffe prints etc all in all brings about an appearance of cutesy and sexy. Sleep Couture has been showcased at Fashion Exposed in Melbourne and have drawn numerous interests in the label.

Bangsboutique Denim Label

Bangsboutique, named after the restored horse stables in Melbourne, Aus-tralia, where it resides, was born in 2004, as a creative outlet and vision for its New Zealand born designer and founder Drew Sinclair.

Fashion Revealed Asia Pacific Fashion @ Melbourne

Drew’s vision has been to develop a fashion label based on one his favourite mediums, denim, with it’s roots deeply planted in modern creative culture and reflecting on the trends of surfing, skateboarding, photography, sculpture and alternative music that have influenced him throughout the years.

Developing the art of design to pattern to cutting, sewing, construction and fit, “Bangs” has always been about the human form and the science of denim. Moulding an industrial type fabric with the qualties of denim begins in the design room, but the customer then living in the jeans tells the rest of the story.

Seasonal ranges for both men and women are now part of the Bangs-boutique repertoire but to express the artistic levels of fashion design that he has been developing since 2004, Drew is now creating a bespoke, concept couture series showcasing technical finishing of denim and design.

BangsboutiqueDenim Label

Page 64: OZIP Magazine | September 2010