Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SALINAN
P U T U S A N
Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang
memeriksa Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013 telah mengambil Putusan tentang dugaan
pelanggaran Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait dengan Jasa
Pemasangan Instalasi Listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan yang dilakukan oleh : ----
1) Terlapor I, PT Nusa Mandiri, yang beralamat kantor pusat di Jl. AKB sanipa RT 20
Nomor 69, Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur dan kantor
perwakilan d Jl. Pendidikan Nomor 62 RT 04, Nunukan, Kalimantan Utara; -------
2) Terlapor II, PT Sudi Indah, beralamat kantor pusat di Jl. Sebengkok AL RT VI Nomor
27, Tarakan Tengah, Kalimantan Utara 77114 dan kantor perwakilan di Jl. Ahmad Yani
Nomor 10 RT 07, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara; -----------------
3) Terlapor III, CV Citra Jananuraga, beralamat kantor pusat di Jl. Mulawarman RT 17
Nomor 05 Tarakan, Kalimantan Utara dan kantor perwakilan di Jl. Sanusi Blok III RT
06, Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara;
4) Terlapor IV, CV Merkah, beralamat kantor pusat di Jl. Durian II Nomor 27 Tanjung
Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan kantor perwakilan di Jl. Sanusi Blok
III RT 06, Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara
atau Jl. Fatahilah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara;
5) Terlapor V, CV Sumber Maju beralamat kantor di Jl. Tanjung, Kabupaten Nunukan,
Propinsi Kalimantan Utara; ------------------------------------------------------------------
6) Terlapor VI, CV Albar Jaya, beralamat kantor di Jl. RA. Kartini RT 07, Kabupaten
Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara 77482; --------------------------------------------
7) Terlapor VII, CV Putra Daerah, beralamat kantor pusat di Jl. Matahari Nomor 141 RT
63/50 Tarakan, Kalimantan Utara 77113 dan kantor perwakilan di Jl. Fatahillah RT
10/73 Nunukan, Kalimantan Utara; --------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 2 dari 74
8) Terlapor VIII, CV Alifah, beralamat kantor di Jl. Teuku Umar RT 12, Kabupaten
Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara; -----------------------------------------------------
9) Terlapor IX, CV Surya Agung, beralamat kantor di Jl. Tanjung Nomor 45, RT 02,
Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara; ---------------------------------------
10) Terlapor X, CV Wahyu Agung, beralamat kantor pusat di Jl. Durian III Gg. Haur
Gading Nomor 18, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur; ----------
11) Terlapor XI, CV Anugrah Prima Perkasa, beralamat kantor pusat di Jl. Pulau
Manimbora RT 03, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur 77311 dan
kantor cabang di Jl. Kampung Rambutan RT. 002 Nunukan Timur Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Utara dan Jl. Sedadap Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara;
12) Terlapor XII, CV Putra Borneo, beralamat kantor pusat di Jl. Yos Sudarso Nomor 19 RT
06, Lingkas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara 77100
dan kantor cabang di Jl. Gajah Mada RT 08, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan
Utara; --------------------------------------------------------------------------------------------
13) Terlapor XIII, CV Karya Jaya Mandiri, beralamat kantor pusat di Jl. Karang Balik RT
I/18, Tarakan, Propinsi Kalimantan Utara dan kantor cabang di Jl. Tanjung RT 002,
Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Propinsi
Kalimantan Utara; -----------------------------------------------------------------------------
14) Terlapor XIV, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Kontraktor Listrik dan
Mekanikal (AKLI) Nunukan, berkedudukan di Jl. Pendidikan Nomor 62 RT 04,
Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara; ---------------------------------------
15) Terlapor XV Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Kontraktor Listrik dan
Mekanikal (AKLI) Berau, berkedudukan di Jl. AKB Sanipa I Nomor 69, Kabupaten
Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara 77311 (samping percetakan Grafika Tanjung
Redeb); ------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------Majelis Komisi: ------------------------------------------
Setelah membaca Laporan Dugaan Pelanggaran; -----------------------------------------------
Setelah membaca Tanggapan para Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran; -----
Setelah mendengar keterangan para Saksi; -------------------------------------------------------
Setelah mendengar keterangan Ahli; --------------------------------------------------------------
Setelah mendengar keterangan para Terlapor; ---------------------------------------------------
Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; -------------------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; -------------------------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari para Terlapor; -----------------------
SALINAN
halaman 3 dari 74
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah menerima laporan tentang adanya dugaan
pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Jasa
Pemasangan Instalasi Listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan; ----------------------------
2. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi, laporan tersebut merupakan
kompetensi absolut KPPU, telah lengkap secara administrasi, dan telah jelas dugaan
pelanggaran pasal dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; -------------------------
3. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi tersebut, Sekretariat Komisi
merekomendasikan untuk dilakukan penyelidikan; ------------------------------------------
4. Menimbang bahwa setelah dilakukan pemberkasan, Laporan Hasil Penyelidikan tersebut
dinilai layak untuk dilakukan Gelar Laporan dan disusun dalam bentuk Rancangan
Laporan Dugaan Pelanggaran; ------------------------------------------------------------------
5. Menimbang bahwa dalam Gelar Laporan, Rapat Komisi menyetujui Rancangan Laporan
Dugaan Pelanggaran tersebut menjadi Laporan Dugaan Pelanggaran; -------------------
6. Menimbang bahwa selanjutnya Ketua Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor
32/KPPU/Pen/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Pemeriksaan Pendahuluan
Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013 (Vide Bukti bukti A2); ----------------------------------
7. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tersebut, Ketua
Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan Komisi Nomor
01/KPPU/Kep/I/2014 tanggal 7 Januari 2014 tentang Penugasan Anggota Komisi
sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 11/KPPU-
L/2013 (Vide Bukti bukti A1); ------------------------------------------------------------------
8. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013
menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 01/KMK/Kep/I/2014 tentang
Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013, yaitu dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 15 Januari
2014 sampai dengan 26 Februari 2014 (Vide Bukti bukti A8); -----------------------------
9. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan
Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan
Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan
Sidang Majelis Komisi I kepada para Terlapor (Vide Bukti bukti A9 s.d A39); ---------
SALINAN
halaman 4 dari 74
10. Menimbang bahwa pada tanggal 15 Januari 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi I dengan agenda Pembacaan dan Penyerahan Salinan Laporan Dugaan
Pelanggaran oleh Investigator kepada Terlapor (Vide Bukti bukti B1); -------------------
11. Menimbang bahwa Sidang Majelis Komisi I tersebut hanya dihadiri oleh Investigator,
(Vide Bukti bukti B1); ----------------------------------------------------------------------------
12. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi I, Investigator membacakan Laporan
Dugaan Pelanggaran yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (Vide Bukti
bukti B1,I2): ----------------------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa dugaan pelanggaran dalam perkara ini adalah dugaan pelanggaran Pasal 5
ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999 yang menyatakan:
Pasal 5 ayat (1)
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
2. Selanjutnya apabila dirinci unsur – unsur ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 5
Tahun 1999 tersebut maka dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1. Pelaku Usaha
(a) Pengertian pelaku usaha berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU Nomor 5
Tahun 1999 adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbadan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatan di dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi;
(b) Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah pelaku usaha
atau kelompok pelaku usaha termasuk asosiasi yang melakukan kesepakatan
dan/atau menfasilitasi terjadinya kesepakatan harga pemasangan instalasi
listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Perilaku (Kesepakatan Harga/Biaya
Pemasangan Instalasi Listrik).
(c) Bahwa berdasarkan eksistensinya dalam kegiatan usaha jasa pemasangan
instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
maka pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah sebagai berikut:
(1) PT Nusa Mandiri, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan
Akta Nomor 10 tanggal 8 November 2004 dan telah disahkan sebagai
badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
RI Nomor: C-01809 HT.01.01.TH.2005. Dalam prakteknya pada 3
SALINAN
halaman 5 dari 74
Oktober 2011, PT Nusa mandiri telah mendirikan cabang di wilayah
Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta Nomor 53 tanggal 31 Mei 2011
yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di Tanjung Redeb untuk
menjalankan kegiatan usaha elektrikal dan mekanikal (Vide Bukti, Bukti
B25)
(2) PT Sudi Indah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 3 tanggal 10 Januari 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di
Tanjung Redeb dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dan
selanjutnya berdasarkan Akta Nomor 20 tanggal 9 Maret 2007 yang
dibuat oleh Notaris Muchlis Tabrani di Tarakan ditingkatkan (didirikan)
menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Sudi Indah dengan kegiatan
usaha meneruskan kegiatan usaha CV Sudi Indah antara lain di bidang
konstruksi, perdagangan peralatan listrik serta industri peralatan listrik,
teknik dan mekanikal. (Vide Bukti, Dokumen Company Profile PT Sudi
Indah). Dalam prakteknya sejak tahun 1998 (sewaktu masih berbentuk
CV Sudi Indah) telah ditunjuk Sdr. Rudiansyah sebagai kepala
perwakilan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang kelistrikan dan
mengikuti tender di PLN (Vide Bukti, B38)
(3) CV Citra Jananuraga, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 14 tanggal 13
Desember 1995 dibuat oleh Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan
dengan kegiatan usaha antara lain instalasi listrik.
(4) CV Merkah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 41 tanggal 23 Oktober 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di
Tanjung Redeb dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dengan
kegiatan usaha di bidang instalatur listrik. Dalam prakteknya, CV
Merkah menunjuk Sdr. Rahmat Hasyim sebagai Kepala Perwakilan CV
Merkah di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
(5) CV Sumber Maju, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 2 tanggal 7
Juli 1984 yang dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb
dengan kegiatan usaha antara lain di bidang instalasi listrik.
(6) CV Albar Jaya, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer
(CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 8 Maret 2002
yang dibuat oleh Notaris Muchlis Tabrani, SH di Tarakan dengan
kegiatan usaha antara lain di bidang kontraktor umum (sipil) dan
kelistrikan
SALINAN
halaman 6 dari 74
(7) CV Putra Daerah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 35 tanggal 18
April 1983 yang dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb
dengan dengan kegiatan usaha antara lain di bidang perdagangan umum.
Dalam prakteknya pada tanggal 10 November 2004, CV Putra Daerah
memberikan kuasa usaha kepada Sdr. Wiyono untuk melaksanakan usaha
yang berhubungan dengan bidang kelistrikan di wilayah kerja PT PLN
Ranting Nunukan Propinsi Kalimantan Timur (Vide Bukti, Bukti Surat
Kuasa Usaha Nomor: 16/SKU/PD-TRK/XI/2004)
(8) CV Alifah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer
(CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 7 tanggal 3 Januari 2001
yang dibuat oleh Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan dengan
kegiatan usaha antara lain di bidang instalasi listrik.
(9) CV Surya Agung, merupakan badan usaha yang didirikan pada tahun
2005 dengan kegiatan usaha di bidang jasa pemasangan instalasi listrik
yang berkedudukan kantor pusat di Kabupaten Tarakan dan memiliki
kantor perwakilan di Kabupaten Nunukan propinsi Kalimantan Timur.
Akan tetapi dalam prakteknya kerja sama dengan PLN langsung
dilakukan oleh kantor pusat
(10) CV Wahyu Agung, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) dengan kegiatan usaha di bidang instalatur listrik
dimana dalam prakteknya pada tanggal 10 April 2008 telah mendirikan
cabang di Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta Nomor 18 tanggal 10
April 2008 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di Kabupaten Berau.
(11) CV Anugrah Prima Perkasa, merupakan badan usaha berbentuk
perseroan komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 20
tanggal 12 Juli 2004 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di Tanjung
Redeb dengan kegiatan usaha di bidang elektrikal. Dalam prakteknya
pada 3 Oktober 2011, CV Anugrah Prima Perkasa telah mendirikan
cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta Nomor 03
tanggal 3 Oktober 2011 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di
Tanjung Redeb.
(12) CV Putra Borneo, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 02 tanggal 20
Agustus 2007 yang dibuat oleh Notaris Yenni Agustinah, SH di Tarakan
dengan kegiatan usaha antara lain di bidang instalasi listrik. Dalam
prakteknya pada tanggal 21 Juni 2011, CV Putra Borneo mendirikan
SALINAN
halaman 7 dari 74
cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta Nomor 32
tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat oleh Notaris Rudi Limantara.
(13) CV Karya Jaya Mandiri, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 17 tanggal 30
Desember 1997 yang dibuat oleh Notaris Oeij Jian Hiap, SH di Tarakan
dengan kegiatan usaha antara lain di bidang jasa tehnik listrik.
(14) DPC AKLI Nunukan Propinsi Kalimantan Timur dan DPC AKLI Berau
Propinsi Kalimantan Timur
2.2. Membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas
suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada
pasar bersangkutan yang sama
(a) Bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis;
(b) Bahwa bentuk-bentuk kesepakatan penetapan harga yang termasuk ke dalam
aturan pelarangan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 antara lain:
a. Kesepakatan menaikan atau menurunkan harga;
b. Kesepakatan memakai suatu formula standar sebagai dasar perhitungan
harga;
c. Kesepakatan memelihara suatu perbandingan tetap antara harga yang
dipersaingkan dengan suatu produk tertentu;
d. Kesepakatan meniadakan diskon atau membuat keseragaman diskon;
e. Kesepakatan persyaratan pemberian kredit kepada konsumen;
f. Kesepakatan meniadakan produk yang ditawarkan dengan harga murah di
pasar sehingga membatasi pasokan dan memelihara harga tinggi.
g. Persetujuan kepatuhan pada harga yang diumumkan;
h. Kesepakatan tidak menjual bila harga yang disetujui tidak dipenuhi;
i. Kesepakatan menggunakan harga yang seragam sebagai langkah awal
untuk negosiasi.
(c) Bahwa tindakan kesepakatan harga/biaya jasa pemasangan instalasi listrik telah
dilakukan oleh: PT Nusa Mandiri, PT Sudi Indah, CV Citra Jananuraga, CV
Merkah, CV Sumber Maju, CV Albar Jaya, CV Putra Daerah, CV Alifah, CV
Surya Agung, CV Wahyu Agung, CV Anugrah Prima Perkasa, CV Putra
Borneo, dan CV Karya Jaya Mandiri dengan difasilitasi oleh DPC AKLI
Nunukan dan DPC AKLI Berau Propinsi Kalimantan Timur sebagaimana
diuraikan pada Bagian Perilaku (Kesepakatan Harga/Biaya Pemasangan
Instalasi Listrik).
SALINAN
halaman 8 dari 74
(d) Bahwa tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai “Tindakan Membuat
Perjanjian dengan Pelaku Usaha Pesaingnya untuk Menetapkan Harga atas
Suatu Jasa” karena para pelaku usaha tersebut memiliki kegiatan usaha yang
sama yaitu penyedia jasa pemasangan instalasi listrik atau dengan kata lain
memiliki profesi yang sama terbukti dari kesamaan dalam keanggotaan asosiasi
profesi yaitu Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI).
(e) Adapun jasa yang ditetapkan oleh para pelaku usaha tersebut adalah jasa
pemasangan instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi
Kalimantan Timur sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Perilaku
(Kesepakatan Harga/Biaya Pemasangan Instalasi Listrik) yang secara rinci
ditegaskan melalui pemberitahuan yang diterbitkan Koordinator DPC ALKI
Nunukan sebagai berikut:
1) Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik)
No Uraian Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Satuan
(Rp)
A Paket: Pemasangan + Material + Gambar Jaminan
1 Titik Lampu 4 titik 250.000 1.000.000
2 Stop Kontak 2 titik 200.000 400.000
3 Box Sekring 2 Group +
Pentanahan 1 Bh 250.000 250.000
4 Gambar Jaminan Instalasi 1 set 1.500.000 1.500.000
JUMLAH 3.150.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
2) Jika ada ‘Penambahan Titik’ maka harga disesuaikan dengan harga
TERLAMPIR
3) Jika instalasi listrik di rumah ‘Sudah Terpasang’, maka dikenakan:
Biaya Pengecekan & Biaya
Perbaikan 600.000
Gambar Jaminan Instalasi 1.500.000
JUMLAH 2.100.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
12.1 Bahwa harga yang telah disepakati tersebut selanjutnya dibebankan kepada
konsumen atau calon pelanggan listrik PLN di wilayah Kabupaten Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur padahal secara faktual saat ini terdapat sekitar 13.000
rumah yang belum dialiri listrik di wilayah tersebut.
SALINAN
halaman 9 dari 74
13. Menimbang bahwa oleh karena seluruh Terlapor tidak hadir dalam Sidang Majelis
Komisi I, Majelis Komisi mengirimkan Surat Panggilan II yang dilampiri dengan
Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran kepada para Terlapor tersebut untuk hadir dalam
Sidang Majelis Komisi II; ------------------------------------------------------------------------
14. Menimbang bahwa pada tanggal 24 Januari 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi II dengan agenda Penyerahan Tanggapan Terlapor terhadap Laporan
Dugaan Pelanggaran disertai dengan pengajuan alat bukti berupa nama saksi dan atau
nama ahli dan atau surat dan/atau dokumen yang mendukung: (Vide Bukti bukti B2);
15. Menimbang bahwa Sidang Majelis Komisi II tersebut dihadiri oleh Investigator,
Terlapor II, Terlapor III ,Terlapor XII, Terlapor XIV (Vide Bukti bukti B2); -----------
16. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi II, Terlapor II yang memberikan kuasa
kepada staffnya dan memberikan Tanggapan terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran
secara lisan sebagai berikut (Vide Bukti bukti B2): ------------------------------------------
16.1 Bahwa kuasa Terlapor II hanya ditugaskan oleh bos untuk menghadiri sidang ini,
dikarenakan bos berhalangan, untuk substansinya penerima kuasa kurang paham;
17. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi II, Terlapor III menyerahkan
Tanggapan terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran secara lisan sebagai berikut (Vide
Bukti bukti B2): -----------------------------------------------------------------------------------
17.1 Bahwa Terlapor III ingin menyampaikan bahwa saya adalah anggota AKLI
cabang Berau, dan DPC Berau dengan Tarakan menjadi satu. Sehingga saya bisa
menjadi perwakilan dari Terlapor XIV; ------------------------------------------------
17.2 Bahwa Saat rapat Terlapor III diminta mengikuti saja apa yang menjadi acuan di
propinsi,saat itu ada rapat. Rapatnya di samarinda, Rapat itu menentukan acuan
harga tertinggi (2009). Rapat itu dihadiri oleh Distamben Propinsi Kaltim, PLN,
Sekretaris Distamben (dirut ekonomi), Ketua PLN, wakil ketuanya Distamben,
dan anggota anggota DPC Samarinda, DPC AKLIndo Samarinda Kaltim, Lpk
Kaltim ,dan biro hukum. Membahas harga satuan. Mengingat saat itu membahas
harga yang terlalu tinggi, dikomplain oleh masyarakat, sehingga bersama-sama
membentuk harga tertinggi. Harga keputusan saat itu menjadi acuan harga
tertinggi;-------------------------------------------------------------------------------------
18. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi II, Terlapor XII menyerahkan
Tanggapan terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran secara lisan sebagai berikut (Vide
Bukti bukti B2): -----------------------------------------------------------------------------------
18.1 Yang Terlapor XII lihat ini terkait harga satuan. Kita melakukan pekerjaan untuk
masyarakat, kita ingin membantu masyarakat dengan harga satuan ini agar
masyarakat bisa teraliri listrik. Ada tri darma yang Terlapor pelajari , yakni
bagaimana mengabdi terhadap masyarakat. Intinya yang kita pahami kita tidak
SALINAN
halaman 10 dari 74
memahami ada permasalahan apa, kita hanya ingin membantu masyarakat dalam
rangka teraliri listrik; ----------------------------------------------------------------------
19. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi II, Terlapor XIV menyerahkan
Tanggapan terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran secara lisan sebagai berikut (Vide
Bukti bukti B2): -----------------------------------------------------------------------------------
19.1 Bahwa Saat rapat Terlapor XIV diminta mengikuti saja apa yang menjadi acuan di
propinsi,saat itu ada rapat. Rapatnya di Samarinda, Rapat itu menentukan acuan
harga tertinggi (2009). Rapat itu dihadiri oleh Distamben prop kaltim, pln,
sekretaris Distamben (dirut ekonomi), ketua pln, wakil ketuanya Distamben, dan
angota anggota DPC Samarinda, DPC AKLIndo Samarinda Kaltim, LPK Kaltim
,dan biro hukum. Membahas harga satuan. Mengingat saat itu membahas harga
yang terlalu tinggi,dikomplain oleh masyarakat, sehingga bersama-sama
membentuk harga tertinggi. Harga keputusan saat itu menjadi acuan harga
tertinggi;-------------------------------------------------------------------------------------
20. Menimbang bahwa oleh karena Terlapor I, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI,
Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI, Terlapor XV
kembali tidak hadir pada Sidang Majelis Komisi II, Majelis Komisi memanggil untuk
terakhir kalinya melalui Surat Panggilan III untuk hadir dalam Sidang Majelis Komisi
III (Vide Bukti bukti B2); ------------------------------------------------------------------------
21. Menimbang bahwa pada tanggal 5 Februari 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi III dengan agenda untuk Terlapor I, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor
VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI, Terlapor XV
yaitu Penyerahan Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran disertai
dengan pengajuan alat bukti berupa nama saksi dan atau nama ahli dan atau surat
dan/atau dokumen yang mendukung; ----------------------------------------------------------
22. Menimbang bahwa Sidang Majelis Komisi III tersebut hanya dihadiri oleh Investigator.
Bahwa Terlapor I, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII,
Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI, Terlapor XV tidak menyerahkan Tanggapan
terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran. Sehingga hak Terlapor I, Terlapor IV, Terlapor
V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI,
Terlapor XV untuk memberikan tanggapan menjadi gugur (Vide Bukti bukti B3); -----
23. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Majelis Komisi
menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang disampaikan kepada Rapat
Komisi; ---------------------------------------------------------------------------------------------
24. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan
Pendahuluan, Rapat Komisi memutuskan untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan
terhadap Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013; --------------------------------------------------
SALINAN
halaman 11 dari 74
25. Menimbang bahwa berdasarkan Keputusan Rapat Komisi, selanjutnya Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 6/KPPU/Pen/II/2014 tanggal 25 Februari 2014
tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013 (Vide Bukti bukti
A92); ------------------------------------------------------------------------------------------------
26. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan
Keputusan Komisi Nomor 22/KPPU/Kep/II/2014 tanggal 25 Februari 2014 tentang
Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Lanjutan Perkara
Nomor 11/KPPU-L/2013 (Vide Bukti bukti A30); -------------------------------------------
27. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013
menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 07/KMK/KEP/II/2014 tentang
Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013, yaitu dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 6 Maret 2014
sampai dengan 5 Juni 2014; ---------------------------------------------------------------------
28. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan
Lanjutan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Surat Keputusan Majelis
Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan, dan Surat Panggilan Sidang
Majelis Komisi kepada para Terlapor; ---------------------------------------------------------
29. Menimbang bahwa pada tanggal 14 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Alat Bukti berupa Surat dan atau Dokumen
(Vide Bukti bukti B32);---------------------------------------------------------------------------
30. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti berupa surat dan
atau dokumen yang diajukan oleh pihak Investigator sebagai berikut; --------------------
30.1 Artikel Koran Kaltim tanggal 9 Januari 2012 (Jasa Perusahaan Diduga
Permainan Kontraktor PLN); ---------------------------------------------------------
30.2 Surat dari Ketua Umum AKLI DPD KALTIM kepada Ketua DPC AKLI
Samarinda, Balikpapan, Berau dan Bontang perihal surat pengantar; ----------
30.3 Artikel Koran Kaltim tanggal 21 Februari 2012 (Biaya Instalatur Listrik di
Nunukan Naik 90 Persen); ------------------------------------------------------------
30.4 Artikel Koran Kaltim tanggal 22 Februari 2012 (KPPU Tindaklanjuti Biaya
Kontraktor Listrik); --------------------------------------------------------------------
30.5 Artikel Koran Kaltim tanggal 27 Februari 2012 (LSM Minta KPPU Serius
Tangani Laporannya); -----------------------------------------------------------------
30.6 Artikel Koran Kaltim tanggal 8 Maret 2012 (KPPU Klarifikasi Keterangan
LSM Panjiku); --------------------------------------------------------------------------
30.7 Surat Keputusan Tentang Susunan Personalia Dewan Pengurus Cabang AKLI
Berau -------------------------------------------------------------------------------------
30.8 Daftar SNI wajib bagi peralatan listrik; ---------------------------------------------
SALINAN
halaman 12 dari 74
30.9 Kuitansi biaya instalasi listrik PT. Sudi Indah; ------------------------------------
30.10 Gambar Paket Penyambungan Listrik; ----------------------------------------------
30.11 Daftar peserta pelatihan dan sertifikasi AK3-Listrik; -----------------------------
30.12 Biaya keanggotaan AKLI; ------------------------------------------------------------
30.13 Daftar SNI lengkapan listrik; ---------------------------------------------------------
30.14 Gambar Instalasi listrik; ---------------------------------------------------------------
30.15 Daftar Instalatir Listrik di Kabupaten Berau; --------------------------------------
30.16 Pemberitahuan Pemasangan Baru Meter Prabayar 2 Amper / 450 VA dari
Koordinator AKLI Nunukan; ---------------------------------------------------------
30.17 Daftar Nama-Nama Instalatir Sah Yang Terdaftar di PLN Ranting Nunukan
dikeluarkan oleh AKLI Nunukan; ---------------------------------------------------
30.18 Daftar SNI Wajib Industri Elektronika dan Peralatan Listrik; -------------------
30.19 Nota Kesepahaman Antara PT. PLN (Persero) AKLI dan KONSUIL; --------
30.20 Naskah CD Wawancara dengan Koordinator AKLI Nunukan; -----------------
30.21 Informasi tambahan dari Kasat Reskrim Polres Nunukan; -----------------------
30.22 Form Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan instalasi listrik; ---------------------------
30.23 Daftar instalatir listrik di Kabupaten Berau, Harga satuan instalasi Kabupaten
Berau; ------------------------------------------------------------------------------------
30.24 Akta Perubahan Anggran Dasar CV. Albar Jaya; ---------------------------------
30.25 Kuitansi biaya instalasi listrik CV. Albar Jaya; ------------------------------------
30.26 Profil CV. Putra Daerah; --------------------------------------------------------------
30.27 Form Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan instalasi listrik; ---------------------------
30.28 Permohonan pasang baru ke CV. Putra Daerah; -----------------------------------
30.29 Akta CV. Alifah; -----------------------------------------------------------------------
30.30 Profil CV. Putra Borneo; --------------------------------------------------------------
30.31 Struktur Organisasi CV. Wahyu Agung; -------------------------------------------
30.32 Naskah CD Penyelidikan Lapangan tanggal 19 Juli 2012;-----------------------
30.33 Telaahan Staf Dinas Pertambangan Kaltim; ---------------------------------------
30.34 Analisa harga satuan per titik mata lampu instalasi 4 lampu 1 stop kontak daya
450 VA sampai dengan daya 2200 va (AKLI Samarinda); ----------------------
30.35 Daftar biaya pemasangan instalasi listrik daerah kabupaten/kota Kalimantan
Barat; -------------------------------------------------------------------------------------
30.36 Form Sertifikal Laik Operasi dari Konsuil Balikpapan; --------------------------
30.37 Prosedur pasang baru listrik; ---------------------------------------------------------
30.38 Pemberitahuan Pemasangan Baru Meter Prabayar 2 Amper / 450 VA dari
Koordinator AKLI Nunukan; ---------------------------------------------------------
30.39 Kartu gambar instalasi AKLINDO; -------------------------------------------------
SALINAN
halaman 13 dari 74
30.40 Surat dari PT. PLN Persero Kepada Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi
perihal permohonan ijin untuk mengatur penerbitan SLO; ----------------------
30.41 Surat dari Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi kepada Dirut PT. PLN
perihal SLO untuk perumahan Rusunawa dan Rusunami; -----------------------
30.42 Surat dari PT. PLN Wilayah kaltim kepada PT. PLN Cabang Samarinda,
Balikpapan, Berau, Bontang perihal SLO; -----------------------------------------
30.43 Dokumen Penyelidikan ; --------------------------------------------------------------
30.44 Akta Pendirian CV. Albar Jaya; -----------------------------------------------------
30.45 Surat Penetapan Penanggungjawab Teknik CV. Alifah; -------------------------
30.46 Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi CV. Alifah; ----------------
30.47 Sertifikat Keahlian atas nama Ahmad Yani; ---------------------------------------
30.48 Akta Perubahan Anggaran Dasar CV. Alifah; -------------------------------------
30.49 Surat Keputusan Nomor 006/SKEP/DPD AKLINDO.KALTIM/III/2012
tentang Dewan Pengurus Cabang Sementara Asosiasi Kontraktor
Ketenagalistrikan Indonesia Cabang Nunukan; -----------------------------------
30.50 Berita Acara Tanda Terima Dokumen; ---------------------------------------------
30.51 Risalah Rapat AKLI Nunukan;-------------------------------------------------------
30.52 Akta Turunan Pembukaan Cabang PT. Nusa Mandiri; ---------------------------
30.53 Profile Perusahaan CV. Albar Jaya; -------------------------------------------------
30.54 Profile Perusahaan CV. Anugrah Prima Perkasa; ---------------------------------
30.55 Profile Perusahaan CV. Wahyu Agung; --------------------------------------------
30.56 Profile Perusahaan CV. Merkah; -----------------------------------------------------
30.57 Profile Perusahaan CV. Anugrah Prima Perkasa; ---------------------------------
30.58 Dokumen CV. Wahyu Agung; -------------------------------------------------------
30.59 Dokumen CV. Citra Surya Kencana; ------------------------------------------------
30.60 Profil Perusahaan CV. Putra Borneo; -----------------------------------------------
30.61 Profil Perusahaan CV. Citra Jananuraga; -------------------------------------------
30.62 Profil Perusahaan PT. Sudi Indah; ---------------------------------------------------
30.63 Daftar Kontribusi Pemasangan Instalasi Listrik AKLI Berau; ------------------
30.64 Pemberitahuan Pemasangan Baru Meter Prabayar 2 Amper / 450 VA dari
Koordinator AKLI Nunukan; ---------------------------------------------------------
30.65 kuitansi pemasangan instalasi listrik CV. Karya Jaya Mandiri; -----------------
30.66 Akte CV. Sumber Maju; --------------------------------------------------------------
30.67 Akta CV. Karya Jaya Mandiri; -------------------------------------------------------
30.68 Susunan Personalia DPP AKLI 2012 -2016; ---------------------------------------
30.69 Surat Kuasa Perjanjian Kerja CV. Merkah; ----------------------------------------
30.70 Akta Pembukaan Cabang PT. Nusa Mandiri Nunukan; --------------------------
SALINAN
halaman 14 dari 74
30.71 Penunjukan Kepala Perwakilan PT Nusa Mandiri Nunukan; --------------------
30.72 Standar harga AKLI Nunukan Tahun 2011; ---------------------------------------
31. Menimbang bahwa seluruh Terlapor tidak mengajukan alat-alat bukti berupa surat dan
atau dokumen kepada Majelis Komisi; --------------------------------------------------------
32. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi, yang pada pokoknya Majelis Komisi
memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B4); -----------------------------
32.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Susilo Selaku General Manager PLN
Berau; ----------------------------------------------------------------------------------------
32.2 Bahwa saksi didampingi oleh Uris Madan selaku staff saksi dan Ampri selaku
Managaer PLN Rayon Nunukan dalam memberikan keterangan; ------------------
32.3 Bahwa saksi lahir di bantul , ditugaskan di Berau berdasarkan nota dinas direksi
PLN, 23 Agustus 2012, serah terima dilakukan pada akhir September 2012. Awal
Oktober tanggal 5 bekerja sebagai GM Berau, mengelola hingga Kalimantan
Utara, hingga malinau. Salah satu manager rayon saksi adalah Pak Uris di
Nunukan (sebelah saksi). Saksi tidak tahu duduk perkara secara detail seperti apa.
Karena perkara ini sejak tahun 2011, saksi masuk di Berau 2012. Namun saksi
bisa memberikan informasi mengenai pemasangan baru di PLN. Saksi
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, selain listrik yang selalu
menyala, namun juga transparansi biaya-biaya yang harus dikeluarkan pelanggan
saksi. Tarif untuk pemasangan baru mengikuti aturan pemerintah. Tarif listrik
bentuknya sudah sangan jelas. Untuk itu saksi mengumumkan melalui sosialisasi-
sosialisasi yag saksi lakukan. Akses untuk penyambungan baru hampir tidak
dilakukan lagi di kantor. Artinya pelanggan cukup menelpon ke PLN maka akan
terhubung, saksi menerima perintah kerja-perintah kerja ke lapangan. Selain itu
bisa juga lewat surat dan website. Terkait perkara ini pelanggan juga selain
membayar kepada PLN sesuai yang tertera. Jika seseorang menyambung baru,
penarikan rumah, maka akan saksi lakukan penyambungan rumah, kita tarik ke
dinding kwh pln berada, pasang disitu, pelanggan pada umumnya sudah
menyiapkan “kabel tanduk”, kabel itu sedemikian rupa disambung ke kabel saksi.
Saksi juga memperhatikan uu layak operasi, agar listrik di rumah pelanggan
berjalan baik. Alat pengukur dan pembatas saksi cantumkan stiker layak operasi.
Mengenai bagaimana kelistrikan di rumah pelanggan saksi, saksi tidak sampai
sana; -----------------------------------------------------------------------------------------
32.4 Bahwa Selama di PLN Berau, rekanan yang aktif keseharian jarang bertemu,
namun pernah kita kumpulkan sosialisasi anggota AKLI. Saat itu juga disaksikan
oleh kantor wilayah saksi. Di level manager rayon juga ada pertemuan yang
SALINAN
halaman 15 dari 74
menjelaskan seperti apa bagaimana melayani pelanggan. Untuk pertemuan satu
persatu dengan pelanggan tidak pernah. Yang sering berinteraksi adalah manager
rayon saksi; ---------------------------------------------------------------------------------
32.5 Bahwa Jika pekerjaan yang dilakukan instalatir kita tidak pernah melakukan
interaksi; ------------------------------------------------------------------------------------
32.6 Bahwa dalam melaksanakan penyambungan tenaga kerja pln terbatas, tenaga pln
tidak akan sanggup, maka di buat rekanan. Untuk kontraknya satu persatu dengan
instalatur. Di buat di tingkat regional. Kontraknya kontrak payung, artinya
memberikan penyambungan melalui perintah kerja, rekanan dibayar melalui
jumlah kerja. Yang mengeluarkan perintah kerja yaitu rayon; ----------------------
32.7 Bahwa tanggung jawab yang menerima Surat Perintah Kerja (SPK) yaitu datang
kelapangan dengan membawa material, sambungan rumah, juga meteran, rekanan
saksi naik ke tiang menyambung ke sambungan rumah, dan memasang meter; -
32.8 Bahwa yang tercantum dalam kontrak Yang tercantum adalah biaya satuan, biaya
satuannya Rp.60.000 per pelanggan untuk satu fasa; ---------------------------------
32.9 Bahwa Untuk penambahan daya dilakukan sendiri oleh petugas-petugas PLN
saksi sendiri, karena tugasnya mudah; --------------------------------------------------
32.10 Bahwa Konsumen membayar untuk menyambung baru, maka kita buka website,
kita isi menyambung baru, nanti akan keluar id, dari id itu akan keluar biaya yang
harus dibayar melalui atm; ---------------------------------------------------------------
32.11 Bahwa syarat menjadi rekanan PLN yaitu Berbadan hukum, punya kompetensi,
punya alamat di lokasi tersebut, kemudian mengajukan kepada pln untuk menjadi
instalatur. Ada sertifikat, bahwa instalatur menjadi rekanan PLN. Namun bukan
dari PLN sertifikatnya, yang mengeluarkannya yaitu Badan...(saksi lupa nama
badannya apa); -----------------------------------------------------------------------------
32.12 Bahwa Ada syarat-syaratnya, misalnya perusahaan instalatur tersebut yaitu
golongan tertentu. Yang menentukan golongan tersebut adalah pihak lain, bukan
PLN; -----------------------------------------------------------------------------------------
32.13 Bahwa Jika melakukan pemungutan maka akan kena sanksi. Saksi pernah
menemui 2 pelanggan, pelanggan tersebut membayar calo untuk pemasangan
listrik di rumahnya. Kisarannya 3 juta sampai 5 juta. Yang harusnya dibayarkan
ke PLN harusnya 1 jutaan saja. Yang kita tidak tahu instalasi listrik di rumahnya
seperti apa. Mengenai besaran untuk pemasangan listrik sebenarnya berbeda-beda,
karena rumahnya ada yang tingkat, ada yang sedang, tergantung jumlah titik yang
dipasang; ------------------------------------------------------------------------------------
32.14 Bahwa Untuk gambar jaminan instalasi yang melakukan adalah Instalatir pak,
GISTA. Tidak masuk dalam SPK; ------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 16 dari 74
32.15 Bahwa Untuk di PLN karena bekerjanya sampe KWh , saksi tidak ambil pusing
dengan instalasi di rumah. Untuk bisa mendapatkan sertifikat layak operasi,
biasanya dibuatkan gambar jaminan instalasi; ----------------------------------------
32.16 Bahwa Jika jaringan 350 meter lebih dari gardu terdekat, selain itu satu tiang
listrik penggunaan sambungannya 6-8 pelanggan. Jarak antar tiang 40-50 meter;
32.17 Bahwa PLN memberikan Surat Perintah Kerja kepada Instalatur (SPK); ---------
32.18 Bahwa yang ada dalam SPK yaitu Jenis kerja, volume dan syarat pekerjaan; ----
32.19 Pelanggan itu boleh minta listrik kepada PLN, nanti pelanggan yang meminta
kepada rekanan untuk memasang listrik; -----------------------------------------------
32.20 Setelah pelanggan membayar. Rekanan yang menunjuk kita, untuk pasang kabel
dari tiang sampai kepada meter; ---------------------------------------------------------
32.21 Bahwa penunjukkan spk Kita ada macam-macam, biasanya pake e proc; --------
32.22 Bahwa Jika kita turut menerapkan biaya tersebut, misalnya lampu pada
pemasangan ada yang murah ada yang mahal, begitu juga saklar. Biarkan saja
mekanisme pasar yang mengatur; -------------------------------------------------------
32.23 Bahwa Tidak ada penyetoran terhadap PLN dari Instalatur, hanya penyambungan
Rp.60.000 tadi. Untuk terkait perkara pada sekitar 2010an GM Berau mengetahui
hal itu yang lama yaitu pak Suyatmanto; ----------------------------------------------
32.24 Bahwa (pak amri) di Nunukan hanya perintah kerja harian, yang menunjuk yaitu
PLN Berau; ---------------------------------------------------------------------------------
32.25 Bahwa Perkumpulan perlindungan instalasi listrik nasional. Badan sertifikasi yang
didirikan pemerintah yang berhak mengeluarkan SLO (Sertifikat Layak Operasi);
32.26 Bahwa jika sebagai pelanggan SLO tidak kena biaya; -------------------------------
32.27 Bahwa Pelanggan bebas memilih, saksi hanya memberitahu bahwa ada asosiasi
instalatur listrik, bisa AKLI, AKLINDO, saksi berikan informasi asosiasinya; --
32.28 Bahwa Yang beroperasi di Berau untuk mengeluarkan SLO yaitu PPILN, di
Nunukan baru ada konsuilnya , Nunukan baru ada 2 bulan yang lalu kalau tidak
salah;; ----------------------------------------------------------------------------------------
32.29 Bahwa Terkait penyasangan baru instalasi listrik, ketika dibangun perumahan
PLN memberikan SPK kepada pihak ketiga untuk melakukan survey; -----------
33. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor I, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B5); -------------------
33.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Herwin R selaku Direktur PT Nusa Mandiri;
33.2 Bahwa Herwin R juga sebagai Sekretaris DPC AKLI Berau; ----------------------
33.3 Bahwa karena Herwin juga sebagai Terlapor XIV maka keterangannya akan
dibagi antara sebagai Terlapor I dan Terlapor XIV; ----------------------------------
SALINAN
halaman 17 dari 74
33.4 Bahwa pada saat itu tahun 2010an daya pembangkit di Nunukan, Berau sangat
berat, untuk masyarakat yang tidak bisa dilayani untuk memasang listrik mereka
memasang genset. Bahkan PLN membeli listrik dari swasta, PT Arena. Saat ini
prosesnya cepat untuk memasang listrik. Saat dauhlu pelanggan di survey dahulu,
pelanggan membayar dp nya, lalu pelanggan dipasang listriknya. Sehingga pada
masa itu untuk mendapat listrik sangat susah, daftar tunggu sangat panjang, harga
pasang listrik hingga mencapai 6 jutaan. Ada lsm panji melaporkan kepada AKLI
Nunukan dan dpc AKLI Nunukan melaporkan kepada AKLI Berau, bahwa
masyarakat untuk mendapat listrik sangat berat. 25 april 2011 Distamben Provinsi
Kaltim mengundang semua dinas tambang, pln dan semua asosiasi untuk
melakukan rapat di samarinda. Materi yang dibahas adalah pembahasan tarif
pemasangan konsumen tegangan rendah. Hasil rapat itu akan dibahas untuk
dijadikan peraturan gubernur Kalimantan Timur. Dari hasil rapat tersebut , harga
pemasangannya dapat dijadikan acuan dasar. Untuk menentukan pemasangan ada
beberapa item, 2 lantai atau lima lantai, sekring pembaginya ada berapa,
bagaimana pola pemasangannya, merk yang dipasang apa, berapa jauh dari pusat
kota, luar kota, pinggir kota. Jadi tetap harus survey. Sedangkan masyarakat
menanyakan berapa harganya , kita memberikan harga kisaran. Kita di asosiasi
memberikan harga acuan kepada masyarakat. Perlu Terlapor jelaskan struktur dpc
AKLI Nunukan tidak ada, hanya ada koordinator, dia tidak bisa membuat
ketetapan atau aturan, dia hanya korespondensi surat menyurat. Jadi secara
kelembagaan tidak ada DPC AKLI NUNUKAN. DPC AKLI Berau
mengkoordinasi DPC AKLI Nunukan. Mengenai harga acuan instalasi itu sifatnya
situasional, hanya berlaku pada saat-saat itu, kondisi ekonomi yang tidak
berimbang. Saat di Nunukan melakukan pertemuan direktur-direktur pelaku usaha
tidak diberitahu. Terlapor sudah menghubungi direktur-direktur tersebut yang di
Nunukan. Semua calon konsumen bebas memilih instalatur mana yang dia
senangi, dan bebas melakukan negosiasi.Asosiasi disini tidak orientasi kemana
mana, hanya kepada kebutuhan;
33.5 Bahwa PT Nusa Mandiri Terbentuk pada 2004 , Terlapor sebagai direktur utama,
ada direktur lainnya lagi Ibu Siti Maisaroh. Komisarisnya sufi ariyanti. Untuk
perwakilan di Nunukan namanya sirajuddin, perwakilan itu sebutannya Ka.
Cabang.Tugas kepala cabang mengerjakan instalasi, dan administrasi; -----------
33.6 Bahwa bergabung dengan AKLI Berau tahun 2010; ---------------------------------
33.7 Bahwa tanggung jaawb cabang Nunukan (PT Nusa Mandiri) Secara laporan
berkala tidak ada, hanya terkadang dia melaporkan seara lisan apa yang dia
kerjakan disana. Namun secara administrasi , laporan tertulis tidak ada ; --------
SALINAN
halaman 18 dari 74
33.8 Bahwa untuk arus kas disana memiliki rekening sendiri; ----------------------------
33.9 Bahwa Untuk pekerjaan yang dilakukan pak sirajudin, kita selaku direktur tidak
memonitor item peritem seperti jumah pelanggan; -----------------------------------
33.10 Bahwa Kondisi sekarang kita tidak melar jadi rekanan, ketika badan usaha masuk
di eproc kita jadi rekan bisnis. Rekanan itu sebelum jaman e-proc; ---------------
33.11 Bahwa kita memnuhi SPK sejak sejak tahun 2009; ----------------------------------
33.12 Bahwa Untuk menjadi rekanan, di sisi elektrikal, kita harus punya SPJT. Kita
mempunyai Badan hukum dengan segala perijinan dari pemerintah belum bisa
efektif tanpa sertifikasi di bidangnya. Nusa mandiri bergerak di bidang elektrikal,
kita harus lulus uji kompetensi bidang elektrikal, untuk ijasah minimal SMK, tapi
Nusa Mandiri sudah D3. Asosiasi Profesi Elektikal Indonesia (APEI) yang
memberikan sertifikasi bidang elektrikal.Lembaga pengembangan Jasa Kontruksi
nasional menerbitkan sertifikasi usaha; ------------------------------------------------
33.13 Bahwa Kalau dulu untuk menjadi rekanan harus mengirimkan dokumen
kelengkapan; -------------------------------------------------------------------------------
33.14 Bahwa teknis untuk memasangkan listrik ke pelanggan Setelah membayar DP,
tiga hari kemudian meter akan dipasang. Setelah itu harus mengurus SLO.
Berdasarkan acuan tadi satu titik pasti 300 ribu. Kami juga memperhitungkan
jarak. Dan ada negosiasi; -----------------------------------------------------------------
33.15 Bahwa tidak ada perbedaan dengan di pemasangan di Berau dengan Nunukan; -
33.16 Bahwa tidak ada sanksi jika tidak sesuai harga dari instalatur; ---------------------
33.17 Bahwa muncul harga standar ini yaitu Kita mundur cerita pada tahun 2012, saat
itu PLN Nunukan nyala bergiliran, dan PLN menyewa PT Arena. Karena ada
lebih beban maka PLN membuka instalasi baru. Makanya teman-teman LSM
melaporkan ke DPC AKLI. Maka kita buat acuan dasar; ----------------------------
33.18 Bahwa pertemuan di Samarinda Saat itu dipimpin oleh kepala bidang dan dihadiri
sesuai dengan yang ada di undangan; ---------------------------------------------------
33.19 Bahwa harga 3 Jutaan ini adalah harga acuan dasar yang tidak dipatok mati; ----
33.20 Bahwa fakta di lapangan Harga bisa turun atau naik, tapi dari pengalaman biasa
sering turun; --------------------------------------------------------------------------------
33.21 Bahwa sikap kami setelah rapat di Samarinda Sebenarnya tidak masalah, karena
praktenya hampir sama dengan yang kami lakukan sehari-hari; -------------------
33.22 Bahwa Dalam prakteknya harga dasar yang di Nunukan itu menjadi acuan. Kita
membuat acuan ini agar harga turun, tahun 2011 itu harga pemasangan sangat
tinggi. Kalau tidak ada acuan, harga bisa tinggi. Ini tidak berlaku dalam
prakteknya, kalau tidak percaya bisa disurvey; ---------------------------------------
SALINAN
halaman 19 dari 74
33.23 Bahwa untuk harga Nusa Mandiri di Nunukan yang mengetahuinya adalah Sdr.
Sirajuddin di Nunukan; -------------------------------------------------------------------
33.24 Bahwa hubungan Herwin dengan Sdr Sirajuddin secara bisnis Memang ada target,
per pelanggan Terlapor dapat 250 ribu, tapi sekarang tidak begitu. Hanya kalau
perlu Terlapor saja menelepon ke Pak Sirajuddin; ------------------------------------
33.25 Bahwa Apa yang timbul ini adalah efek dari aduan masyarakat termasuk aduan
masyarakat, bapak Mansyur Rincing, dan Terlapor undang wartawan-wartawan
dan Terlapor hadirkan kepala PLN. Disitu Terlapor menjabarkan ke anggota
untuk analisa harga. Kami juga ingin mengajak Pemerintah untuk menetapkan
peraturan Gubernur. Secara redaksi memang iya ada penetapan harga, tapi secara
praktek tidak ada; --------------------------------------------------------------------------
34. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor IV, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B9); -------------------
34.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa H. Basuni selaku Direktur CV.Merkah; -----
34.2 Bahwa yang menjadi perwakilan di Nunukan adalah Rahmat Hasyim; -----------
34.3 Bahwa terkait aktifnya CV Merkah di Nunukan Terlapor tidak tahu mengenai hal
itu, karena tidak ada kontak sama sekali dengan cabang Nunukan; ----------------
34.4 Bahwa saya sudah lama tidak aktif/ melakukan pekerjaan dalam instalasi, sejak
2007; -----------------------------------------------------------------------------------------
34.5 Bahwa Terlapor merasa CV Merkah di Nunukan liar adanya; ----------------------
34.6 Bahwa untuk tahun 2014 melayani Instalasi rumah-rumah saja, tidak ikut tender
proyek pemerintah; ------------------------------------------------------------------------
35. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor X, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B7); -------------------
35.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sutikno selaku Direktur CV Wahyu Agung;
35.2 Terlapor sebagai direktur CV Wahyu Agung, berdiri 16 Juni 2004. Pengalaman
kita mulai Terlapor sebagai tukang jaringan listrik sampai Terlapor membuat cv
sendiri; ---------------------------------------------------------------------------------------
35.3 Bahwa Terlapor merantau sekitar tahun 90an, Terlapor mulai dari Tarakan, dulu
ikut di CV Merkah. Tukang listrik, jaringan tekanan tinggi, keahlian Terlapor
manjat tinggi. 220 volt, tegangan menengah;------------------------------------------
35.4 Bahwa Terlapor baru mendapat sertifikasi anggota AKLI, dan untuk sertifikat ahli
beum mendapatkan; -----------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 20 dari 74
35.5 Bahwa Terlapor bikin cabang Nunukan, buka cabang disana. Baru tahu akhir-
akhir ini dapat undangan. Terlapor hal-hal seperti ini kurang paham. Karena
banyak surat panggilan di rumah barulah Terlapor hadir; ---------------------------
35.6 Bahwa koordinator CV Wahyu Agung di Nunukan yaitu Sdr. Bapak Alihudin.
Disana sejak 10 April 2008; --------------------------------------------------------------
35.7 Bahwa Terlapor pernah ke kantor cabang di Nunukan; ------------------------------
35.8 Bahwa untuk pekerjaan instalasi listrik Kita mencari keliling, ke rumah-rumah
menanyakan apakah ingin memasang listrik atau tidak, setahu Terlapor tidak ada
SPK. Untuk 2011 daftar masing-masing, kita punya peanggan didaftarkan ke
PLN, nanti izin pendaftaran keluar dari PLN. Setelah surat izin keluar dari pln kita
bayar ke PLN; ------------------------------------------------------------------------------
35.9 Bahwa Yang ada spk itu yang pemasangan di luar, bukan di dalam rumah; -----
35.10 Bahwa untuk menetapkan harga instalasi Acuannya harga pasaran, misal harga
kabel berapa, kita pasang kenakan berapa, tergantung negosiasi, banyaknya titik
yang dipasang; -----------------------------------------------------------------------------
35.11 Bahwa tidak ada acuan harga dari AKLI Berau; --------------------------------------
35.12 Bahwa harga instalasi untuk 450 ampere Sekitar Rp.1.500.000an. dulu di Berau
pernah 4-5 juta. Sekitar 2010-2011; ----------------------------------------------------
35.13 Bahwa Terlapor pernah mendapat acuan harga dari AKLI Berau; -----------------
35.14 Bahwa alamat terbaru Terlapor Jl. Durian 3 Gang Haur Gading Nomor 27, dulu
nomor 18; -----------------------------------------------------------------------------------
35.15 Bahwa terkait Terlapor diduga melakukan kesepakatan harga instalasi listrik
benar atau tidaknya Terlapor tidak tahu karena tidak ada laporan dari Aliyudin;
Bahwa hak dan kewajiban aliyudin adalah Menjalankan ad/art cv wahyu agung di
Nunukan; ------------------------------------------------------------------------------------
36. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XI, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B8); -------------------
36.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdri. Yuliani selaku direktur CV Anugrah
Prima Perkasa; -----------------------------------------------------------------------------
36.2 Bahwa Perwakilan Terlapor IX di Nunukan adalah Buyung Ismunandar; --------
36.3 Bahwa jika ingin membuka perwakilan harus ada rekomendasi dari AKLI; -----
36.4 Bahwa Terlapor XI menjadi anggota AKLI sejak 3 Oktober 2011; ----------------
36.5 Bahwa Terlapor XI tidak mengetahui terdapat kesepakatan tarif instalasi listrik di
Nunukan dan Berau; -----------------------------------------------------------------------
36.6 Bahwa tahun 2012 Terlapor XI mengirim surat untuk dibekukan cabang Nunukan,
Karena tidak pernah diberikan laporan pekerjaan disana; ---------------------------
SALINAN
halaman 21 dari 74
36.7 Bahwa Perjanjian Terlapor XI dengan Buyung Ismunandar adalah Perjanjiannya
jika ada pemasangan di Nunukan maka ada upeti, pernah sekali memberi , namun
setelahnya tidak pernah ada laporan lagi; ----------------------------------------------
37. Menimbang bahwa pada tanggal 6 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XV, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B6); -------------------
37.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Herwin selaku sekretaris DPC AKLI
Berau; ----------------------------------------------------------------------------------------
37.2 Bahwa Terlapor menjelaskan Setelah PT Arena masuk, baru PLN sedikit berubah,
tapi tetap ada pemadaman. Dari situ timbul pemasangan baru, tapi kondisinya
tidak seperti sekarang. Pelanggan di survey terlebih dahulu, disampaikan ke
pelanggan baru membayar DP nya Sehingga pada waktu itu untuk mendapat
listrik sangat mahal. Berdasarkan aduan yang menyebutkan biaya pemasangan
sampai 5 juta. Koordinasi AKLI Nunukan bertanya ke Berau, bahwa masyarakat
merasa harga pemasangan terlalu tinggiKondisi listrik di Nunukan dan
Kalimantan Timur. Tahun 2012, dinas pertambangan energi Propinsi Kaltim
mengundang ketua asosiasi, pengusaha tambang, instatalatur untuk membahas;
37.3 Bahwa struktur AKLI Cakupannya di Berau, Tarakan, bulungan , malinau dan
termasuk KTT, kabupaten tanah tidung, susunan pengurusnya keuta, ak ariwanto,
wakilnya pak arji santoso, sekretaris Terlapor pak erwin, bendahara pak albert
christian, wk bendahara pak satrio. AKLI Berau terbentuk 2010; ------------------
37.4 Bahwa tujuan dibentuk AKLI Berau Supaya dapat membantu anggota-anggota
AKLI untuk melakukan kegiatan baik secara admnistrasi perusahaan atau secara
eksternal dan internal; ---------------------------------------------------------------------
37.5 Bahwa di struktur AKLI tidak ada sanksi dan secara garis organisasi tidak ada;
37.6 Bahwa di AD/ART di ad itu filosofinya, di art itu hanya syarat” menjadi
pengurus, kapan harus mengadakan musyawarah; -----------------------------------
37.7 Bahwa tidak ada pengeenaan iuran ke anggota; ---------------------------------------
37.8 Bahwa AKLI menghidupi organisasi dari pengeenaan jasa untuk izin; -----------
37.9 Bahwa Pak sirajudin tidak memasang harga ini dalam pengumuman resmi; -----
38. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor VII, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B11); --------------------
38.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Wiyono selaku kepala perwakilan CV
Putra Daerah di Nunukan; ----------------------------------------------------------------
38.2 Bahwa Terlapor ditawari dari CV Putra Daerah pada tahun 2005 dan melengkapi
surat-suratnya; ------------------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 22 dari 74
38.3 Bahwa Terlapor bekerja di area Nunukan, fee dibagi berdua. Untuk jasa instalasi
listrik biayanya 750ribu, dibagi 2 300 untuk pusat, dan 45ribu untuk Terlapor; -
38.4 Bahwa saat itu Terlapor mengakui pernah ada rapat mengenai harga listrik dari
DPC AKLI Berau; -------------------------------------------------------------------------
38.5 Bahwa jasa perusahaan 1.5 juta untuk pemasangan listrik; -------------------------
38.6 Bahwa harga pertitik tidak bisa ditetapkan di Nunukan, namun tetap menjadi
acuan; ----------------------------------------------------------------------------------------
38.7 Bahwa dalam rapat tersebut semua peserta memberikan masukan; ----------------
38.8 Bahwa harga pemasangan instalasi menurut Terlapor dibawah harga 3 juta, ada
subsidi silang
38.9 Bahwa Terlapor tidak menggunakan kuitansi dalam instalasi listrik; --------------
38.10 Bahwa harga bawah untuk instalasi adalah 2.750.000; ------------------------------
38.11 Bahwa menurut Terlapor yang tidak bisa berubah itu adalah jaminan gambar
instalasi pemasangna baru maupun gambar jaminan instalasi dan jasa, masing-
masing 1.5 juta; ----------------------------------------------------------------------------
38.12 Bahwa ada kewajiban untuk jaminan gambar; ----------------------------------------
38.13 Bahwa yang dijamin itu adalah apa yang digambar di kertas, menjamin instalasi;
38.14 Bahwa sekarang tidak ada jaminan , sekarang adanya jasa perusahaan dan
administrasi yang nilainya 1.150.000; --------------------------------------------------
38.15 Bahwa Terlapor tidak mempunyai sertifikat instalator; ------------------------------
39. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor III, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B12); --------------------
39.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Amir Hidayat selaku perwakilan CV
Jananuraga di Nunukan; ------------------------------------------------------------------
39.2 Bahwa Sdr. Amir hadir sedangkan disurat panggilan adalah Sdr. Rani Terlapor
menerangkan bahwa Sdr. Rani adalah anak buah Terlapor; -------------------------
39.3 Bahwa Sekitar 2010 jadi cabang di Nunukan, sekitar 2005 itu perwakilan; ------
39.4 Bahwa perbedaan perwakilan dan cabang menurut Terlapor dulu CV yang masuk
PLN hanya menunjuk perwakilan, sekarang harus ada Kuasa Hukum dari
Induknya. Harus ada surat kuasa yang ditandatangani notaris. Disini sudah
menjadi direktur cabang. Itu diberikan posisi dari pusat; ----------------------------
39.5 Bahwa pemilik CV ini adalah H.Suprapto; --------------------------------------------
39.6 Bahwa terkait kesepakatan harga Terlapor menjelaskan dari Berau (AKLI) sudah
ditentukan harganya, kita sebagai anggota tidak bisa mengubahnya, namun ke
konsumen kita bisa mengubahnya, tergantung negosiasi; ---------------------------
SALINAN
halaman 23 dari 74
39.7 Bahwa Terlapor ikuti ketentuan yang ada, konsumen minta pasang 4 titik
harganya 3.150, konsumen minta nego, bisa kita kasih 3 juta rupiah; -------------
39.8 Bahwa pada tahun 2011 Dulu ada gambar jaminan instalasi dan jasa administrasi;
40. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor IV, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B13); --------------------
40.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Rahmat Hasyim selaku kepala perwakilan CV
Merkah di Nunukan; ----------------------------------------------------------------------
40.2 Bahwa Terlapor menjadi perwakilan sejak tahun 2010; -----------------------------
40.3 Bahwa dalam rapat penetapan harga tersebut Terlapor hadir dan ikut
menandatangani kesepakatan tersebut; -------------------------------------------------
40.4 Bahwa menurut Terlapor untuk 4 titik harganya sangat tergantung dari kondisi
rumah, bisa lebih dari 250ribu per titik, dan ada tawar menawar dengan
konsumen; ----------------------------------------------------------------------------------
40.5 Bahwa untuk biaya jaminan instalasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh AKLI
Berau; ----------------------------------------------------------------------------------------
40.6 Bahwa untuk gambar jaminan instalasi Terlapor mendapatkannya dari AKLI
arakan atau AKLI Berau, tiap lembar 45ribu untuk tiap formulirnya; -------------
41. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor IX, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B14); --------------------
41.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr.Slamet Supriyadi selaku kepala perwakilan
CV. Surya Agung Nunukan; -------------------------------------------------------------
41.2 Bahwa Terlapor menjadi perwakilan di Nunukan sejak tahun 2005; --------------
41.3 Bahwa bagi hasilnya yaitu 60% Nunukan, 40% ke pusat (Tarakan); --------------
41.4 Bahwa saat rapat penetapan harga ada orang PLN yaitu Sdr. Suryatmanto,
Manager Nunukan saat itu, dia memberikan masukan; ------------------------------
42. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor V, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B15); --------------------
42.1 Bahwa Majelis Komisi memanggil Sdr. Gopran Umar selaku direktur CV.
Sumber Maju, namun yang hadir dan diwakili oleh Sdri. Nurhayati selaku staff
Terlapor V; ---------------------------------------------------------------------------------
42.2 Bahwa Sdri. Nurhayati menjelaskan ia adalah karyawan di CV Karya Jaya
Mandiri (Terlapor XIII); ------------------------------------------------------------------
42.3 Bahwa CV Sumber Maju pusatnya di Tarakan dimiliki oleh Sdr. Gunawan Umar
(ayah dari Gopran Umar); ----------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 24 dari 74
42.4 Bahwa majelis mengambil kebijakan karena Sdr. Gopran Umar yang hadir dalam
kesepakatan harga maka Gopran Umar akan dipanggil kembali; ------------------
43. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XII, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B16); --------------------
43.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Yusuf Kenni selaku perwakilan CV Putra
Borneo Nunukan; --------------------------------------------------------------------------
43.2 Bahwa majelis mengubah status Terlapor XII menjadi saksi dari CV Kansa,
karena pada saat pertemuan kesepakatan Terlapor menjadi perwakilan dari CV
Kansa; ---------------------------------------------------------------------------------------
43.3 Bahwa pada saat itu saksi mewakili CV Kansa untuk membahas harga instalasi
listrik di Nunukan; -------------------------------------------------------------------------
43.4 Bahwa saksi hanya mengikuti AKLI Brau, namun tidak dapat menerapkan di
lapangan, kalau harga yang 1.5 juta bisa saksi terapkan, namun titik tadi harganya
dibawah harga yang ditetapkan; ---------------------------------------------------------
43.5 Bahwa pembagian 1.5 juta yaitu 800 untuk pak Ambok dan saksi mendapat 700;
------------------------------------------------------------------------------------------------
43.6 Bahwa saksi mengakui tidak ada paksaan untuk penetapa harga tersebut;--------
43.7 Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang dimaksud mitra dalam dokumen
kesepakatan tersebut; ----------------------------------------------------------------------
43.8 Harga pemasangan instalasi sekitar 2.8 juta; ------------------------------------------
43.9 Bahwa saksi pindah ke CV Borneo karena harus menggunakan surat kuasa untuk
legalitas instalatur; -------------------------------------------------------------------------
43.10 Bahwa terkait ada yang keberatan itu maksudnya keberatan penggantian
koordinator AKLI; -------------------------------------------------------------------------
43.11 Bahwa 1.5 juta tidak bisa diganggu gugat, karena jika tidak pakai harga itu, maka
saksi tidak dapat apa-apa; ----------------------------------------------------------------
44. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor X, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B17); --------------------
44.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Sunari selaku kepala perwakilan CV.
Wahyu Agung di Nunukan; --------------------------------------------------------------
44.2 Bahwa dalam membagi keuntungan kepada pusat Terlapor memberikan fee
250ribu; -------------------------------------------------------------------------------------
44.3 Bahwa untuk jaminan gambar pelaksanaan mendapatkan dari AKLI Berau dengan
cara membeli seharga Rp. 350.000 di tahun 2013 untuk 2 lembar gambar; ------
44.4 Bahwa terkait kesepakatan harga Terlapor turut hadir; ------------------------------
SALINAN
halaman 25 dari 74
44.5 Bahwa tidak ada iuran rutin ke AKLI;--------------------------------------------------
44.6 Bahwa benar Terlapor benar membayar konstribusi sebesar Rp.65.000 ke AKLI
Berau melalui pak sirajuddin; ------------------------------------------------------------
44.7 Bahwa dalam melakukan gambar jaminan instalasi yang melakukan Bisa siapa
saja yang bisa gambar. Kadang – kadang adik Terlapor, aliyudin namanya; -----
44.8 Bahwa Terlapor beli gambar Itu dari AKLI Berau. Dari pak amir. Itu beli
blangkonya saja. Itu yang baru yakni tahun 2013; ------------------------------------
45. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor VII, namun yang bersangkutan
tidak hadir tanpa alasan yang jelas (Vide Bukti bukti B18); ----------------------------------
46. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XI, namun yang bersangkutan tidak
hadir tanpa alasan yang jelas (Vide Bukti bukti B19); -----------------------------------------
47. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor V, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B20); --------------------
47.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Gopran Umar selaku direktur CV Sumber
Maju; ----------------------------------------------------------------------------------------
47.2 Bahwa keterangan Terlapor sama dengan keterangan yang diberikan pada
Terlapor XIII; ------------------------------------------------------------------------------
48. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XIII, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B21); --------------------
48.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Gopran Umar selaku perwakilan CV.
Karya Jaya Mandiri; -----------------------------------------------------------------------
48.2 Bahwa Sdr. Gopran Umar terlibat dalam 2 perusahaan yaitu sumber maju dan
karya jaya mandiri, yang punya orang tua yaitu sumber maju; ---------------------
48.3 Bahwa peran di kedua perusahaan tersebut Di Sumber Maju sebagai kuasa saja ,
yang punya sendiri di Karya Jaya Mandiri; --------------------------------------------
48.4 Bahwa kehadiran Gopran umar mewakili kedua perusahaan tersebut; ------------
48.5 Bahwa Terlapor menjelaskan pada saat tahun perkara tersebut di 2011 ibu
nurhayati yang banyak mengetahui; ----------------------------------------------------
48.6 Bahwa pada pertemuan tersebut Terlapor diwakili waktu itu dan saya setuju saja
dengan kesepakatan tersebut; ------------------------------------------------------------
48.7 Bahwa terkait jaminan gambar Itu menurut Terlapor sudah merupakan
pengecekan dan biaya lain-lainnya. Dan itu merupakan jaminan selama 4 tahun.
SALINAN
halaman 26 dari 74
Namanya barang sekarang ada saja perbaikannya. Di lapangan jika sudah rusak
dengan langganan A maka dia hanya cari orang A saja; -----------------------------
48.8 Bahwa Terlapor tidak mengeluarkan jaminan / garansi kepada konsumen; ------
48.9 Bahwa Terlapor mengenakan harga Sekitar Rp. 2.700.000 untuk 4 titik; ---------
49. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor VIII, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B22); --------------------
49.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Idham selaku Direktur CV Alifah; ------
49.2 Bahwa Terlapor merasa kesepakatan itu bukanlah kesepakatan harga, karena pada
saat itu CV Alifah sudah tutup. Saat itu hadir karena diundang oleh AKLI; -----
49.3 Bahwa Terlapor membayar iuran yang sebesar Rp.65.000; -------------------------
49.4 Bahwa jika sudah ada instalasi yang terpasang maka konsumen masih membayar
Rp.1.500.000 -------------------------------------------------------------------------------
49.5 Bahwa untuk pemasangan listrik mengenakan tarif 2.5-3 juta; ---------------------
49.6 Bahwa yang menentukan jaminan gambar 1.5 juta adalah AKLI; -----------------
49.7 Bahwa untuk pemasangan listrik tidak mungkin dibawah 2 juta; ------------------
50. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor II, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B23); --------------------
50.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr.Rusdiansyah selaku kepala perwakilan PT
Sudi Indah di Nunukan; -------------------------------------------------------------------
50.2 Bahwa tanggapan Terlapor terhadap tarif gambar sebesar Rp 1.500.000 adalah
Pada waktu itu memang membuat kesepakatan seperti itu,. Ada acuan harga dari
DPC AKLI Berau mengenai pemasangan instalasi listrik. Disitu tertera
Rp.1.500.000. kita lihat kondisi pelanggan kita. Dalam menghadapi konsumen
baik yang mampu ataupun yang tidak mampu, memang itu harga yang kita
terapkan. Saya juga mewakili kantor pusat sudi indah di Tarakan. Kami tidak tahu
ada undang-undang yang melarang kesepakatan ini. Kami masih awam pak.
Masalah undan-undang kita belum pernah disampaikan seperti ini, baik dari DPC
AKLI maupun AKLI Berau. Setelah kita diperiksa di Polres Nunukan,
ditunjukkan buku mengenai aturan instalasi listrik. Dalam tahun 2014 ini jangan
lagi ada kata-kata jaminan instalasi listrik itu disampaikan pak sihombing dari
dinas esdm. Saya memohon berbesar hati, kalau kita tahu ada undang-undang
yang melarang tindakan kesepakan itu kita mohon maaf; ---------------------------
50.3 Bahwa ketika ada pelanggan yang tidak mampu Terlapor mengenakan tarif sekitar
2jutaan untuk instalasi;--------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 27 dari 74
50.4 Bahwa Mengenai kontribusi Rp.65.000 pemanfaatannya disalurkan ke DPC AKLI
Berau; ----------------------------------------------------------------------------------------
50.5 Bahwa Terlapor diangkat menjadi perwakilan di Nunukan pada tahun 2014;----
51. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor I, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B24); --------------------
51.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Sirajuddin selaku perwakilan PT Nusa
Mandiri Nunukan didampingi oleh Sdr. Herwin; -------------------------------------
51.2 Bahwa keterangan yang diberikan Terlapor sama dengan keterangan pada
pemeriksaan Terlapor XIV; --------------------------------------------------------------
52. Menimbang bahwa pada tanggal 10 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor XIV, yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B25); --------------------
52.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Sirajuddin selaku perwakilan DPC AKLI
Berau Koordinator Nunukan didampingi oleh Sdr. Herwin; ------------------------
52.2 Bahwa di AKLI sekarang sebagai mantan koordinator; -----------------------------
52.3 Bahwa Terlapor sebagai kepanjangan tangan AKLI Berau terkait kesepakatan,
Terlapor menjadikan acuan dan membahas dengan teman-teman AKLI; ---------
52.4 Bahwa terkait setoran dari anggota Terlapor mengakui untuk konsumsi rapat,
fotocopi, dan sisanya disetor; ------------------------------------------------------------
52.5 Bahwa Terlapor sebagai penyedia formulis gambar instalasi, dan blangkonya
disediakan oleh AKLI Berau; ------------------------------------------------------------
52.6 Terkait mitra, Terlapor tidak tahu; ------------------------------------------------------
52.7 Bahwa Terlapor mengakui punya stok formulir dan harganya 45ribu perlembar;
------------------------------------------------------------------------------------------------
52.8 Bahwa uang 45ribu tersebut dikirim ke Berau (AKLI); -----------------------------
52.9 Bahwa terkait harga Terlapor mengakui membicarakannya dan mengacu dari
AKLI Berau; --------------------------------------------------------------------------------
52.10 Bahwa Terlapor menjadi koordinator pada tahun 2011-2012; ----------------------
52.11 Bahwa terkait acuan harga Terlapor mengakui dijadikan acuan tertinggi, dan
merasa tidak ada masalah terkait hal itu; -----------------------------------------------
52.12 Bahwa Terlapor mengatakan untuk yang mengaudit AKLI sesama anggota; ----
53. Menimbang bahwa pada tanggal 2 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi DPD AKLI yang pada pokoknya
Majelis Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B26);--------
53.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Giman Santoso selaku ketua DPD AKLI
Kalimantan Timur dan didampingi oleh Nixon Butar-Butar dan M.Ridwansyah;
SALINAN
halaman 28 dari 74
53.2 Bahwa struktur organisasi AKLI dari pusat di Jakarta sampai di Kabupaten-
kabupaten; ----------------------------------------------------------------------------------
53.3 Bahwa untuk Tarakan dan Nunukan Itu cabang dari AKLI Berau, akan tetapi
kesepakatan harga perkara ini kesepakatan dari mereka, sebenarnya dasar harga
dari cabang Berau itu hasil rujukan dari pemerintah daerah (Dinas Pertambangan
Kaltim) dan AKLI maupun AKLINDO. Dinas Pertambangan membuat harga
analaisa sekatar 3,5 Juta. Itu merupakan harga yang murah; ------------------------
53.4 Bahwa terkait harga sebenarnya mengikuti harga pasar setempat, kita mempunyai
batasan untuk tidak diatas harga yang diberikan AKLI sebagai acuan. Dari DPD
tidak menginstruksikan, karena organisasi memerlukan biaya; ---------------------
53.5 Bahwa terkait sanksi Kalau untuk harga tidak akan ada sanksi, namun untuk
pelanggaran terhadap aturan organisasi bisa diberikan sanksi; ---------------------
53.6 Bahwa harga 3.150.000 Kesepakatan bersama dari AKLI maupun AKLINDO
yang disetujui Dinas Pertambangan. AKLI Dan AKLINDO diundang oleh Dinas
Pertambangan untuk membahas rencana Pergub Sesuai AD/ART telah diatur
mengenai pembentukan DPC diatur untuk terbentuknya DPC minimal 10 Badan
Usaha, yang meliputi Kalimantan Utara.PLN Menginiasi untuk membahas harga
instalasi listrik. Saksi diundang oleh Distamben untuk membahas harga
pemasangan instalasi listrik yang wajar. Dasar; ---------------------------------------
53.7 Bahwa yang menginiasi pertemuan terasebut adalah Dinas Pertambangan di
Samarinda, yang hadir adalah AKLI Kalimantan Timur, dalam pertemuan itu
dibahas secara khusus tentang harga pemasangan intalasi listrik, saksi diberikan
formula tentang harga eceran tertinggi maupun harga eceran terndah. Saksi dari
AKLI sudah mebuat analisa. Posisi saksi sebagai mitra pemerintah yang punya
tanggung jawab moral, saksi dimintai pandangan dan saksi memberikan analisa
harga satuan; --------------------------------------------------------------------------------
53.8 Bahwa masing-masing sudah mempunyai konsep, karena saksi akan dimintai
standar harga yang wajar, analisa saksi mulai dari harga masing-masing
komponen untuk pemmasangan instalasi listrik. Pada saat itu saksi mulai rapat
kurang lebih 3 jam, dalam diskusi itu memang terbentuk tim perumus dan follow
upnya tidak ada karena Pergub tidak terbit. Rumusan ini samapai ke Sdr Erwin
karena saksi menganjurkan untuk menaati hal itu dengan harapan kita seara
konsisten untuk menaati kesepakatan itu; ----------------------------------------------
53.9 Bahwa harga 3,15 juta itu untuk menghargai pertemuan dan menjadikan pijkan
dalam pengerjaan Instalasi Listrik. Tidak ada resume resmi dalam rapat tersebut;
53.10 Bahwa Saksi tidak pernah mengeluarkan table tarif, yang saksi sampaikan analisa
yang terdiri material dan keuntungan; --------------------------------------------------
SALINAN
halaman 29 dari 74
53.11 Bahwa Karena yang mengundang adalah pemerintah, jadi hasil rapat itu saksi
anggap harus dilakukan untuk melindungi konsumen. Dalan rangka memberikan
harga yang normal, pada saat itu harga bisa mencapai 5 -10 juta. Dengan adanya
harga yang wajar ini, saksi diteror oleh banyak pihak, saksi ingin melindungi
konsumen untuk melindungi konsumen di Kalimantan Timur Tujuan Saksi untuk
memberikan harga yang wajar kepada masyarkat; -----------------------------------
53.12 Bahwa Saat ini harga sudah tidak 3,15 juta tapi 2,1 juta; ----------------------------
53.13 Bahwa Setiap ada raker kita sudah menyampaikan bahwa tidak ada lagi gambar
instalasi, harga gambar itu termasuk dalam per titik lampu. Setiap cabang
mempunyai pertimbangan lain seperti transportasi yang menambah harga; ------
53.14 Bahwa Pengumuman mengenai tariff itu tadi hanya diketahui sampai DPC; ----
53.15 Bahwa dalam pertemuan itu ada anjuran dari pimpinan sidang (Pak Vinsen) dan
kemudian diganti oleh bapak David karena Pak Vinson, bukan merupakan
perintah; -------------------------------------------------------------------------------------
53.16 Bahwa terkait analisa harga Saksi minta masukan dari masing-masing DPC, saksi
juga ada masukan untuk transportasi karena Itemnya kabel pudding, box sekring,
klem, elbo, fiting, saklar tunggal saksi hitung berdasarkan harga pasar. Untuk
lebih jelasnya saksi akan mengirimkan analisa harga yang sudah saksi buat; ----
53.17 Bahwa dalam rapat tidak ada komponen jaminan gambar instalasi; ---------------
53.18 Bahwa semua yang diundang memberikan konsep dan di ketik, semua pihak
memberikan masukan. Analisa tidak hanya daari AKLI, tapi dari asosiasi sejenis
yang meemberikan usul ke pemerintah. Dalam pertemuan itu ada DPR, Pak
Sukamto; ------------------------------------------------------------------------------------
53.19 Bahwa AKLINDO juga hadir, yaitu ketua DPD H kamarudin dan ketua DPC
Samarinda Sukamto; ----------------------------------------------------------------------
53.20 Bahwa Ada dokumen kontribusi pemasangan alat listrik, senilai Rp 10.000 dan
saksi tidak tahu menahu mengenai dokumen tersebut; -------------------------------
53.21 Bahwa dalam ad/art AKLI tidak ada membahas mengenai harga, saksi sangat
peduli dengan hal ini karena saksi pelaku pemasangan instalasi listrik. Saksi
merasa punya kewajiban untuk melindungi konsumen dengan berusaha
memberikan harga rendah. Saksi juga menginstruksikan ke anggota kalau harga
maksimal itu 3,15 juta sesuai dengan rapat di Distamben pada tahun 2011; -----
53.22 Bahwa AKLI mempunyai tujuan menghimpun anggota yang bergerak dibidang
kelistrikan, AKLI mengatur struktur organisasi di Pusat sampai daerah, jjuga
mengatur soal hak dan kewajiban anggota, tingkatan pengambilan keputusan,
sumber pendapatan resmi, mekanisme pengambilan keputusan, serta klausul-
klausul Munas Luar Biasa; ---------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 30 dari 74
53.23 Bahwa AKLI tidak pernah mendapat proyek, yang mendapat proyek itu anggota.
Hal itu bukan kegiatan organisasi; ------------------------------------------------------
53.24 Bahwa pendapatan DPD bersumber dari DPC, DPC dari anggota (badan Usaha).
Dari iuran KTA yang diperpanjang atau pembuatan baru; --------------------------
Bahwa Tidak ada instruksi dari DPD untuk menempelkan harga di PLN, itu
merupakan kreatifitas untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat; -------
54. Menimbang bahwa pada tanggal 2 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi (PLN), yang pada pokoknya Majelis
Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B27); --------------------
54.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Sdr. Sutono mewakili GM PLN Kalimantan
Timur; ---------------------------------------------------------------------------------------
54.2 Bahwa untuk harga instalasi di setiap daerah berbeda, pernah kita sampaikan ke
pemprov kaltim, saat itu ada daerah di sulsel menerapkan harga tertinggi, kita
pernah studi banding kesana. Terakhir saya dapat informasi dari pemprov hal itu
diserahkan ke daerah masing-masing. Untuk penetapan dari pemerintah sampai
saat ini belum ada; -------------------------------------------------------------------------
54.3 Bahwa dalam Rapat dengan Distamben yang membahas tarif instalasi harga listrik
PLN Kaltim dihadiri oleh Sutono; ------------------------------------------------------
54.4 Bahwa dasar mengadakan rapat tersebut karena ada pengaduan dari masyarakt
mengenai pemasangan instalasi listrik yang mahal; ----------------------------------
54.5 Bahwa (penentuan) Tarif Instalasi listrik bukan kewenangan PLN; ---------------
54.6 Bahwa Biaya PLN dan biaya pemasangan berbeda, jadi proses bisnisnya lain; -
54.7 Bahwa dalam rapat tersebut membahas batasan harga maksimum; ----------------
54.8 Bahwa dalam rapat tersebut dihadiri oleh PLN, AKLI, DPD, AKLINDO,
pemprov kaltim diwakili oleh pak Vincent dari Distamben Kaltim; ---------------
54.9 Bahwa menanggapi mahalnya instalasi listrik tersebut PLN melakukan sosialisasi
kepada masyarakat. Misal jika membangun jaringan baru, kita memberitahukan
harga-harganya untuk instalasi. Harga instalasinya akan berbeda beda, tergantung
berbagai hal; --------------------------------------------------------------------------------
54.10 Bahwa tidak ada instruksi tertentu kepada unit di daerah-daerah untuk melakukan
sesuatu kerjasama dengan instalatur dari PLN; ---------------------------------------
54.11 Bahwa syarat nyambung adalah wajib menyampaikan SLO (sertifikat layak
operasi) 2011 ada SLO, namun ada beberapa unit yang belum menerapkan; ----
54.12 Bahwa Walaupun gedungnya tidak ada SLO PLN tetap menyambung namun tidak
boleh menyalakan; -------------------------------------------------------------------------
54.13 Bahwa PLN tidak mensyaratkan jaminan gambar untuk pemasangan; ------------
54.14 Bahwa tidak boleh menempel harga dari salah satu asosiasi di kantor PLN; ----
SALINAN
halaman 31 dari 74
55. Menimbang bahwa pada tanggal 2 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi, yang pada pokoknya Majelis Komisi
memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B28); ---------------------------
55.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa saksi Vincentius Y Tarukan mewakili Kepala
Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Timur; ----------------------
55.2 Bahwa Saksi mengetahui ada Peraturan Gubernur Sulawaesi Selatan mengenai
pemasangan instalasi listrik; -------------------------------------------------------------
55.3 Bahwa Saksi mengadakan rapat di Seor Mahakam dengan PLN Kalimantan Timur
dan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) untuk membahas tarif
instalasi listrik; -----------------------------------------------------------------------------
55.4 Bahwa Mekanisme rapat tersebut sudah dikonsultasikan dengan beberapa pihak
dan sudah mempunyai draft dari distaamben untuk dibahas; -----------------------
55.5 Bahwa ada surat pengajuan dari gubernur ke DPRD mengenai Konsep Peraturan
Gubernur tapi tidak ada rekomendasi dari DPRD sehingga Gubernur tidak tanda
tangan dalam Draft Peraturan Gubernur ini; -------------------------------------------
55.6 Bahwa Bahwa Peraturan Gubernur mengenai pemasangan instalasi listrik tidak
jadi dibuat karena menurut Saksi yang memberikan ijin adalah Kabupaten /Kota
berdasarkan Peratuan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1962; --------------------------
55.7 Bahwa nilai tarif listrik sudah disiapkn oleh AKLI dan AKLINDO untuk dibahas
dalam rapat tersebut; ----------------------------------------------------------------------
55.8 Bahwa saksi mengetahui terdapat jasa gambar instalasi listrik; --------------------
55.9 Bahwa terdapat kesimpulan mengenai tarif pemasangan instalasi listrik yang
distujui oleh peserta rapat; ----------------------------------------------------------------
56. Menimbang bahwa pada tanggal 2 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Saksi (AKLINDO), yang pada pokoknya
Majelis Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B29);--------
56.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa saksi H. Ishak selaku Ketua Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia (AKLINDO) Kalimantan Timur; --------------------
56.2 Bahwa saksi ditanya mengenai pertemuan pada tanggal 26 April 2014 di
Samarinda; ----------------------------------------------------------------------------------
56.3 Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai pertemuan tersebut, yang mengetahuinya
yaitu Sdr. Komaruddin; -------------------------------------------------------------------
56.4 Karena saksi tidak ikut dalam pertemuan tersebut maka Majelis Komisi tidak
melanjutkan persidangan dan berencana untuk memanggil Sdr.Komaruddin; ---
57. Menimbang bahwa pada tanggal 14 Mei 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Ahli , yang pada pokoknya Majelis Komisi
memperoleh informasi sebagai berikut (Vide Bukti bukti B30); ---------------------------
SALINAN
halaman 32 dari 74
57.1 Bahwa Majelis Komisi memeriksa Dr. Eng. F. Danang Wijaya, S.T., M.T. selaku
kepala jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; --------------------------------------------------
57.2 Bahwa Ahli menjelaskan Saya sekarang ini bekerja di Teknik elektro UGM, saya
ketua Program Studi Elektro, saya bergabung di Elektro tahun 1998, Tahun 2006
Lulus dari Jepang dalam beberapa pekerjaan kami memberikan konsultasi terkait
ketenagalistrikan; --------------------------------------------------------------------------
57.3 Bahwa Dalam ilmu teknik ada gambar yang menjadi bagian teknisi dalam acuan
kerja, hal itu akan menjadi arsip ketika instalasi sudah dipasang, dari gambar
dapat dilihat ketika ada kesalahan. Tapi untuk komponen biaya biasa melekat
dengan apa yang dikerjakan; -------------------------------------------------------------
57.4 Bahwa Kalau untuk Jawa Timur ada AKLI AKLIndo dan PAKLIna yang sudah
menyatakan dalam web, Biaya-biaya nya untuk tiap titik lampu minimal 6 titik
akan mereka kerjakan. Titik instalasi itu terdiri arde, sekring. AKLIndo tiap titik
155 ribu, 3 titik lampu, 1 pembumian. PAKLIna hampir sama dengan AKLIndo,
tapi untu diatas 8 titik akan diberi diskon. Di Jogja ada komponen harga dengan
mencantumkan biaya paket instalasi dengan 450ribu untuk 900 VA, untuk
pemasangan 250ribu, biaya administrasi TDL 250ribu, ada biaya gambar listrik
419 ribu. Di Yogyakarta ada biaya tetap dengan biaya paket Instalasi, ada
perbedaan dalam biaya gambar yaitu Rp 454 ribu. Untuk Kalimantan Timur, CV
tridaya listrik, biayanya 1,75 Juta dengan spesifikasi, dalam paket tersebut ada
jaminan instalasi. Ini yang saya dapatkan; ---------------------------------------------
57.5 Bahwa untuk Kalimantan Timur jaminan instalasi sudah termasuk harga ang Rp.
1,435.000; -----------------------------------------------------------------------------------
57.6 Bahwa Seharusnya harga tersebut sudah menjadi bagian jasa instalasi. Prosedur
PLN harus menyerahkan Sertifikat Layak Operasi (LSO) yang diperiksa oleh
konsuir dimana akan diperiksa instalasi dan gambarnya; ----------------------------
57.7 Bahwa tahun 2012 mereka (para Terlapor) mengenakan fee jasa perusahaan untuk
pemasangan listrik. Yang saya tahu misalnya untuk pemasangan listrik gedung,
dimana biaya pemasangan listrik instalasi jasanya termasuk kedalam harga
pertitik pemasangan -----------------------------------------------------------------------
57.8 Untuk AKLI Nunukan mengenakan harga 250 ribu pertitik sudah termasuk
keuntungan dan biaya-biaya pendukung lainnya; -------------------------------------
57.9 Bahwa Sekarang ini, SLO sekarang ada tambahan selain konsuir, dan sekarang
terdapat tambahan biaya setelah instalatur selesai, ketika tidak ada konsuir.
Menurut UU tidak bisa, sehingga harus ada pihak yang menilai di luar pihak
instalatur. Sehingga pemeriksaan itu benar-benar independen dan objektif; -----
SALINAN
halaman 33 dari 74
57.10 Bahwa menurut Undang-undang pasal 4 ayat (4) (ahli menyebutkan isi UU)
sehingga yang memasang harus Instalatur dan yang memeriksa harus lembaga
diluar instalatur tersebut; -----------------------------------------------------------------
57.11 Bahwa dalam UU kita tahun 2009, dan kemungkinan listrik di rumah sudah
dipasang sebelum tahun UU dikenakan, dan ada kemungkinan belum mempunyai
SLO sehingga ketika peraturan dari AKLI ini dijalankan maka harus dipatuhi; -
57.12 Bahwa Secara teknis harus ada arsip gambar instalasi, dimana arsip tersebut
digunakan apabila terjadi kesalahan (kebakaran) sehingga bisa dilihat dimana
posisi kesalahan tersebut; -----------------------------------------------------------------
57.13 Bahwa Konsuir berfungsi untuk menghindari short sircuit, sehingga instalasi
tersebut harus aman; -----------------------------------------------------------------------
57.14 Bahwa Ya instalasinya bukanlah gambarnya. Dalam pelaksanaan yang benar
konsuir akan mengecek secara teknis hubungan instalasi dalam rumah, dimana
dicek kemungkinan terjadi konslet atau terjadi kebocoran; -------------------------
57.15 Bahwa Secara berurutan begitu seluruh komponen terstandarisasi SNI, itu sudah
terjamin layak dan aman untuk digunakan. Mengenai gambar tidak menjamin
melainkan komponen yang dipasang yang dijaminkan; -----------------------------
57.16 Bahwa yang dimaksud tenaga ahli bersertifikat adalah Sekarang ini ada uji
kompetensinya untuk Instalatur, sehingga apabila layak maka dia bisa melakukan
instalasi tersebut. Dalam dunia pendidikan pemerintah mendorong Komite
kompetensi nasional Indonesia, sehingga nantinya semua lulusan akan
mempunyai sertifikat melakukan pekerjaan instalasi atau pekerjaan lainnya selain
ijazah; ----------------------------------------------------------------------------------------
57.17 Bahwa Saat ini sedang transisi sehingga sedikit berat dan harusnya ada tahapan-
tahapan yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat tersebut; ------------------
57.18 Bahwa Jadi harga instalasi sebenarnya ditentukan 2 hal, yang pertama adalah
material kemudian jasa. Komponen jasa dipengaruhi oleh apakah instalatur
bersertifikat atau tidak; --------------------------------------------------------------------
57.19 Bahwa Untuk harga yang berbeda kemungkinan di harga material, untuk jasa
sebenarnya relative; -----------------------------------------------------------------------
57.20 Bahwa mengenai jasa pemasangan contohnya untuk arsitek, mereka menggambar
saja dan memang dibayar untuk menggambar, namun untuk teknik sipil adalah
sebagai pelaksana dimana gambar tersebut harus sudah ada sebelum bangunan
tersebut dibangun. Begitu juga dengan instalasi listrik; ------------------------------
57.21 Bahwa Gambar instalasi ini menjadi dokumen wajib; -------------------------------
57.22 Bahwa Untuk prosedur PLN calon pelanggan menyerahkan copy dari SLO atau
nomor pelanggan; --------------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 34 dari 74
57.23 Bahwa Gambar teknik misalnya saya yang menggambar maka nama saya akan
ada di bagian gambar sebelah kanan bawah; ------------------------------------------
57.24 Bahwa Majelis merekomendasi ke PLN dimana harus memberikan peraturan
bahwa untuk menunjuk instalatur yang bersertifikat, dan menjamin seluruh
konsumen untuk merasakan listrik tersebut; -------------------------------------------
57.25 Bahwa Apabila Negara ini benar, seharusnya alat yang beredar di pasaran sudah
berSNI, dan seharusnya produk yang dipakai juga SNI karena produk tersebut
sudah dijamin dan layak untuk digunakan, seperti di Jateng dan Jatim seluruh
komponen yang dipasang sudah menggunakan produk SNI; -----------------------
57.26 Bahwa Seharusnya instalatur, namun ketika dites pasti ketahuan bu terjadi
kebocoran. Sebagai info kebakar bisa terjadi ketika instalasi sudah benar namun
penggunaannya yang tidak benar misal 1 stop kontak di tambal dengan 10 stop
kontak lainnya. Selain itu terdapat penggunaan komponan SNI Aspal, dan itu
terjadi di Indonesia. secara investigasi harus dilihat terlebih dahulu darimana
secara SLO sudah dikeluarkan maka instalasi tersebut dijamin aman; ------------
57.27 Bahwa Memang di websitenya itu (PLN) menjadi tautan, namun menurut teman
saya di PLN, PLN juga menjadi korban sewaktu pelanggan memasang baru yang
dideklarasikan kepada PLN adalah hanya biaya penyambungan namun diluar hal
tersebut bukan wilayahnya PLN, sehingga PLN ingin menyebutkan diluar biaya
penyambungan itu merupakan biaya yang ada di tautkan di website sehingga
untuk memudahkan pelanggan untuk memilih dan pemasangan instalasi bukanlah
bagian dari PLN; ---------------------------------------------------------------------------
57.28 Bahwa SLO dites setelah dipasang sehingga seharusnya sudah aman; ------------
57.29 Bahwa dalam persidangan ini Saudara Ahli tidak mendapatkan tekanan baik dari
Majelis Komisi, Investigator, Terlapor maupun pihak lain; -------------------------
43. Menimbang bahwa pada tanggal 5 Juni 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang
Majelis Komisi dengan agenda Penyerahan Kesimpulan Hasil Persidangan yang diajukan
baik dari pihak Investigator maupun pihak Terlapor (Vide Bukti bukti B32); -------------
44. Menimbang bahwa Investigator menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang pada
pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (Vide Bukti bukti I4): ---------------------------
Obyek Perkara & Dugaan Pelanggaran
A. Objek Perkara ini adalah penetapan harga dan penetapan biaya produksi dalam jasa
pemasangan instalasi listrik baru dan pemasangan jaringan listrik PLN di Kabupaten
Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
SALINAN
halaman 35 dari 74
B. Dugaan Pelanggaran: Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999.
Pasal 5 ayat (1)
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus
dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
Latar Belakang
A. Latar Belakang
Latar belakang dari perkara ini adalah terkait dengan laporan masyarakat mengenai
tingginya biaya pemasangan instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi
Kalimantan Timur.
Tingginya biaya pemasangan instalasi listrik tersebut dikarenakan adanya kebijakan
pemasangan baru meter pra-bayar 2 ampere (450VA) dari Asosiasi Kontraktor Listrik
dan Mekanikal Indonesia (“AKLI”) wilayah Nunukan Propinsi Kalimantan Timur.
Kondisi tersebut diperberat karena tidak adanya pilihan konsumen yang memadai
dimana secara faktual jasa pemasangan instalasi listrik tersebut hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan yang tergabung dalam AKLI Nunukan Propinsi Kalimantan Timur.
Terlebih lagi dalam melakukan kegiatan usahanya, para anggota AKLI Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur melakukan kesepakatan harga terkait dengan jasa
pemasangan instalasi listrik kepada para konsumen (calon pelanggan PLN) bahkan
termasuk untuk jasa – jasa instalasi terkait dengan penambahan daya listrik.
Pasar Bersangkutan
3. Bahwa Pasar Bersangkutan menurut ketentuan pada Pasal 1 angka 10 UU No 5 tahun
1999 adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh
pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang
dan atau jasa tersebut.
4. Pasar Produk,
Pasar Produk dalam perkara ini adalah Pasar Jasa Pemasangan Instalasi Listrik, dimana
secara prosedur layanan pemasangan listrik baru yang pada pokoknya dapat digambarkan
dalam skema berikut:
SALINAN
halaman 36 dari 74
Keterangan Gambar:
(a) Calon pelanggan melakukan pendaftaran dengan menyerahkan kelengkapan
administrasi:
- Fotocopi KTP atau kartu identtas lainnya;
- Sket lokasi bangunan yang akan dilistriki;
- Data dari salah satu pelanggan terdekat dengan lokasi bangunan (misal: copy
rekening)
(keterangan: Sebagai bukti pendaftaran, calon pelanggan menerima 1 (satu) lembar
formulir pendaftaran (TUL I-01) yang telah tervalidasi)
(b) Petugas survey PLN melakukan survey lapangan untuk mendapatkan data teknis,
berupa:
- Jarak antara bangunan yang akan dilistriki dengan jaringan atau dengan rumah
Calon Pelanggan mendaftar di LOKET (TUL I-
01)
survey
Terbit Jawaban Persetujuan
Permohonan (TUL I-03)
Kelengkapan Berkas
Bayar Biaya Penyambungan & Uang
Jaminan Listrik (TUL I-06)
Tanda Tangan SPJBTL
Penyambungan
ditangguhkan, apabila:
1. Trafo overload
2. SR overload
3. Tidak ada jaringan
4. Alamat tidak ditemukan
5. Drop tegangan ujung tinggi
Pemasangan dan Rehab oleh Instalatir
Sertifikat Laik Operasi oleh KONSUIL atau
lembaga yang berwenang
SALINAN
halaman 37 dari 74
terdekat dari salah satu pelanggan;
- Data teknis trafo terdekat untuk mengetahui beban trafo dan tegangan ujung.
Selanjutnya petugas yang mensurvei melakukan analisa dan hasilnya dipakai untuk
mengetahui kelayakan teknis atas permohonan tersebut
(c) PLN menerbitkan surat untuk disampaikan kepada calon pelanggan berupa:
- Surat Ijin Penyambungan (SIP), bila hasil survey diperoleh analisanya adalah
LAYAK dan surat ini bisa diambil oleh calon pelanggan setelah calon
pelanggan mendapatkan informasi via SMS/email dari Account Officer PLN;
- Surat Penolakan, bila bila hasil survey diperoleh analisanya adalah TIDAK
LAYAK dan calon pelanggan dimasukkan dalam daftar tunggu perlu
perluasan. Surat Penolakan ini akan dikirimkan kepada calon pelanggan ke
alamat esuai identitasnya via pos/kurir atau via sms
(d) Selanjutnya, dalam hal calon pelanggan telah menerima Surat Ijin Penyambungan
maka calon pelanggan dapat melakukan persiapan atau tindakan sebagai berikut:
- Melakukan pemasanga instalasi yang dilakukan oleh Biro Jasa Instalatir yang
sah;
- Mengajukan permintaan pemeriksaan instalasi kepada Lembaga Sertifikasi dan
hasil kelulusan atas pemeriksaan tersebut calon pelanggan akan memperoleh
Serifikat Laik Operasi (SLO);
- Bisa melakukan pembayaran Biaya Penyambungan di loket PLN dengan
menunjukan SIP dan sebagai bukti pembayaran calon pelanggan menerima 1
(satu) lembar kuitansi (TUL I-06)
- Calon pelanggan menerima draft Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(SPJBTL), bila setuju dengan seluruh klausul yang ada pada perjanjian
tersebut, calon pelanggan dapat membubuhkan tanda tangannya pada
perjanjian tersebut di atas materai dan menerima 1 (satu) rangkap SPJBTL
tersebut;
- Setelah itu, PLN melakukan penyalaan listrik
5. Pasar Geografis
Pasar Geografis dalam perkara ini adalah pasar di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi
Kalimantan Timur
6. Bahwa dengan demikian pasar bersangkutan dalam perkara ini adalah pasar jasa
pemasangan instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur.
SALINAN
halaman 38 dari 74
Struktur Pasar
1. Sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 11 UU Nomor 5 Tahun 1999 bahwa struktur pasar
didefinisikan sebagai keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang
memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar, antara lain
jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem
distribusi, dan penguasaan pangsa pasar.
2. Pangsa pasar pemasangan jasa instalasi listrik di Kabupaten Nunukan Propinsi
Kalimantan Timur dikuasai oleh instalatir listrik yang tergabung di dalam Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Koordinator Nunukan dibawah koordinasi DPC
AKLI wilayah Berau Kalimantan Timur
3. Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa penyedia jasa pemasangan instalasi listrik di
wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur tergabung dalam 2 (dua)
asosiasi, yaitu:
1.1 Asosisasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesia (AKLINDO) Cabang Nunukan
(a) Pada tanggal 27 Maret 2012, DPD AKLINDO Kalimantan Timur telah
membentuk DPC AKLINDO Cabang Nunukan melalui Surat Keputusan
Nomor: 006/SKEP/DPD AKLINDO.KALTIM/III/2012;
(b) Akan tetapi untuk wilayah Kabupaten Nunukan tersebut, eksistensi DPC
AKLINDO Cabang Nunukan belum efektif beroperasi karena
kepengurusannya masih dijabat sementara dalam rangka pembentukan
organisasi dan personalia DPC AKLINDO Nunukan Propinsi Kalimantan
Timur.
(c) Selain itu berdasarkan alat bukti diketahui bahwa saat ini DPC AKLINDO
Cabang Nunukan juga sedang dalam proses pengajuan perijinan untuk
melakukan kegiatan usaha terkait dengan ketenagalistrikan di wilayah
Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
1.2 Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Nunukan Propinsi
Kalimantan Timur
(a) Secara legal formal, eksistensi AKLI Nunukan memang belum sepenuhnya ada
karena sebenarnya AKLI Nunukan merupakan kepanjangan tangan DPC AKLI
Berau dimana sebagian besar anggotanya merupakan perwakilan dari
perusahaan yang induknya atau kantor pusatnya berada di Kabupaten Berau.
SALINAN
halaman 39 dari 74
(b) Bahwa selanjutnya DPC AKLI Berau menunjuk Saudara Sirajuddin untuk
menjadi Koordinator AKLI Nunukan untuk memudahkan koordinasi dalam
rangka menyebarluaskan regulasi DPC AKLI Berau
(c) Struktur organisasi AKLI Nunukan Propinsi Kalimantan Timur ini baru
dibentuk pada tanggal 1 Oktober 2011 melalui rapat yang dihadiri oleh: (Vide
Bukti, Daftar Hadir Rapat Pembentukan Struktur Organisasi AKLI Nunukan
tanggal 1 Oktober 2011 dan tanggal 4 Oktober 2011)
No Nama PT/CV Wakil
1. PT Sudi Indah Rudiansyah, AH
2. CV Sumber Maju Gopran Umar
3. CV Tehnik Unggul Said Umar
4. CV Citra Jananuraga Rani
5. CV Merkah Rahmat Hasyim
6. CV Albar Jaya Ahmad S
7. CV Alifah Idham, SH
8. CV Surya Agung Slamet
9. CV Putra Daerah Yono
10. CV Kansa Yusuf
11. CV Wahyu Agung Pa’ Nari
12. PT Nusa Mandiri Sirajuddin
(d) Bahwa sebagian besar perusahaan tersebut sebenarnya merupakan perusahaan
cabang yang berinduk atau berkantor pusat di Kabupaten Berau Propinsi
Kalimantan Timur.
(e) Bahwa secara faktual instalatir yang sah yang terdaftar di PT PLN (Persero)
Ranting Nunukan adalah sebagai berikut:
1. PT Nusa Mandiri
Kepala Cabang : Sirajuddin
Alamat : Jl. Pendidikan RT 04 Nomor 62
Nunukan
SALINAN
halaman 40 dari 74
2. PT Sudi Indah
Kepala Cabang : Rudiansyah
Alamat : Jl. A. Yani RT 07 Nomor 10
Nunukan
3. CV Tehnik Unggul
Kepala Cabang : Said Umar
Alamat : Jl. Tanjung RT 02 Nunukan
4. CV Citra Jananuraga
Kepala Cabang : Rani
Alamat : Jl. Sanusi Blok III RT 06 Nunukan
5. CV Sumber Maju
Kepala Cabang : Gopran Umar
Alamat : Jl. Tanjung Nunukan
6. CV Merkah
Kepala Cabang : Rahmat Hasyim
Alamat : Jl. Fatahillah Nunukan
7. CV Albar Jaya
Wakil Direktur : Ahmad S.
Alamat : Jl. RA. Kartini RT 07 Nunukan
8. CV Putra Daerah
Kepala Cabang : Miswan
Alamat : Jl. Fatahillah Nunukan
SALINAN
halaman 41 dari 74
9. CV Alifah
Direktur : Idham, SH
Alamat : Jl. Teuku Umar RT 12 Nunukan
10. CV Surya Agung
Kepala
Perwakilan
: Slamet
Alamat : Jl. Tanjung RT 02 Nomor 4
Nunukan
11. CV Kansa
Kepala
Perwakilan
: Yusuf
Alamat : Jl. Sedadap Nunukan
12. CV Wahyu Agung
Kepala Cabang : Sunari
Alamat : Sei Bilal Nunukan
13. CV Anugrah Prima Perkasa
Kepala Cabang : Buyung Ismunanda
Alamat : Sedadap Nunukan
14. CV Karya Jaya Mandiri
Kepala Cabang : Goestianto Umar
Alamat : Jl. Tanjung
15. CV Abugrah Prima Perkasa
Kepala Cabang : Buyung Ismunanda
SALINAN
halaman 42 dari 74
Alamat : Jl. Kampung Rambutan
16. CV Putra Borneo
Pengurus
Cabang
: Yusuf Kenni
Alamat : Jl. Gajah Mada RT 08 Nunukan
Tengah
Keterangan:
Berdasarkan keterangan dari Saudara. Buyung Ismunanda (CV
Anugrah Prima Perkasa) bahwa terdapat kesalahan dalam input
data anggota AKLI Nunukan dimana CV Abugrah Prima
Perkasa sebenarnya tidak ada dan yang dimaksud adalah hanya
CV Anugrah Prima Perkasa saja
Kesepakatan Harga/Biaya Pemasangan Instalasi Listrik
(Perilaku)
1 Pada tanggal 4 Oktober 2011, AKLI Nunukan mengadakan rapat untuk membahas biaya
terkait jasa pemasangan baru listrik para-bayar 2a (450va) yang dihadiri oleh: (Vide Bukti,
Daftar Hadir Rapat Pembentukan Struktur Organisasi AKLI Nunukan tanggal 4 Oktober
2011)
No Nama PT/CV Wakil
1. PT Sudi Indah Rudiansyah, AH
2. CV Sumber Maju Gopran Umar
3. CV Tehnik Unggul Said Umar
4. CV Citra Jananuraga Rani
5. CV Merkah Rahmat Hasyim
6. CV Albar Jaya Ahmad S
7. CV Alifah Idham, SH
SALINAN
halaman 43 dari 74
8. CV Surya Agung Slamet
9. CV Putra Daerah Yono
10. CV Kansa Yusuf
11. CV Wahyu Agung Pa’ Nari
12. PT Nusa Mandiri Sirajuddin
2 Dalam rapat tanggal 4 Oktober 2011 tersebut disepakati bahwa biaya jasa perusahaan, jasa
teknisi dan biaya gambar revisi instalasi listrik untuk pemasangan baru para-bayar 2a (450
va) sebesar Rp. 2.100.000,-
3 Bahwa untuk menegaskan kesepakatan tersebut maka pada tanggal 4 Oktober 2011,
Koordinator AKLI Nunukan menerbitkan pemberitahuan terkait harga/biaya pemasangan
baru meter para-bayar 2 ampere/450 va yang pada pokoknya berisi:
i. Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik), dikenakan Rp. 3.150.000,-
(dengan daya 2 ampere/450 va) belum termasuk biaya penyambungan kwh meter);
ii. Jika ada ‘penambahan titik’, maka harga disesuaikan dengan harga instalasi yang
berlaku sekarang;
iii. Jika instalasi listrik di rumah ‘sudah terpasang instalasi listrik’, maka dikenakan
biaya jasa teknisi, dan biaya gambar revisi di bawah 10 titik mata lampu dan stop
kontak harga Rp. 2.100.000,- (belum termasuk kwh para-bayar 2 ampere/450 va)
4 Bahwa selanjutnya pada tanggal 10 Januari 2012, Koordinator AKLI Kabupaten Nunukan
menerbitkan kembali pemberitahuan mengenai biaya pemasangan instalasi listrik yang
pada pokoknya berisi sebagai berikut:
1) Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik)
No Uraian Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Satuan
(Rp)
A Paket: Pemasangan + Material + Gambar Jaminan
1 Titik Lampu 4 titik 250.000 1.000.000
2 Stop Kontak 2 titik 200.000 400.000
SALINAN
halaman 44 dari 74
3 Box Sekring 2 Group +
Pentanahan 1 Bh 250.000 250.000
4 Gambar Jaminan Instalasi 1 set 1.500.000 1.500.000
JUMLAH 3.150.000
Note : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
2) Jika ada ‘Penambahan Titik’ maka harga disesuaikan dengan harga TERLAMPIR
3) Jika instalasi listrik di rumah ‘Sudah Terpasang’, maka dikenakan:
Biaya Pengecekan & Biaya Perbaikan 600.000
Gambar Jaminan Instalasi 1.500.000
JUMLAH 2.100.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
5 Bahwa penetapan harga tersebut mengacu pada kebijakan DPC AKLI Berau kecuali untuk
harga gambar jaminan instalasi dan pengecekan serta perbaikan yang disepakati oleh para
anggota AKLI Nunukan
6 Bahwa secara faktual kesepakatan tersebut dilaksanakan oleh para anggota AKLI
Nunukan Propinsi Kalimantan Timur atau setidak-tidaknya berdasarkan alat bukti telah
dilakukan oleh PT Nusa Mandiri, PT Sudi Indah, CV Citra Jananuraga, CV Merkah, CV
Sumber Maju, CV Albar Jaya, CV Putra Daerah, CV Alifah, CV Surya Agung, CV
Wahyu Agung, CV Anugrah Prima Perkasa, CV Putra Borneo, dan CV Karya Jaya
Mandiri;
7 Bahwa hal tersebut ditaati oleh para perusahaan penyedia jasa pemasangan instalasi listrik
di wilayah Nunukan karena apabila terdapat perusahaan anggota AKLI Nunukan yang
tidak mengikuti harga kersepakatan tersebut maka akan diberi sanksi oleh DPC AKLI
Fakta Persidangan
A. Kesepakatan harga/biaya pemasangan instalasi listrik di Kabupaten
Nunukan Kalimantan Timur
1. Pada tanggal 4 Oktober 2011, AKLI Nunukan mengadakan rapat untuk membahas biaya
terkait jasa pemasangan baru listrik para-bayar 2a (450va) yang dihadiri oleh: (Vide Bukti,
SALINAN
halaman 45 dari 74
Daftar Hadir Rapat Pembentukan Struktur Organisasi AKLI Nunukan tanggal 4 Oktober
2011)
No Nama PT/CV Wakil
1. PT Sudi Indah Rudiansyah, AH
2. CV Sumber Maju Gopran Umar
3. CV Tehnik Unggul Said Umar
4. CV Citra Jananuraga Rani
5. CV Merkah Rahmat Hasyim
6. CV Albar Jaya Ahmad S
7. CV Alifah Idham, SH
8. CV Surya Agung Slamet
9. CV Putra Daerah Yono
10. CV Kansa Yusuf
11. CV Wahyu Agung Pa’ Nari
12. PT Nusa Mandiri Sirajuddin
2. Dalam rapat tanggal 4 Oktober 2011 tersebut disepakati bahwa biaya jasa perusahaan, jasa
teknisi dan biaya gambar revisi instalasi listrik untuk pemasangan baru para-bayar 2a (450
va) sebesar Rp. 2.100.000,-
3. Bahwa untuk menegaskan kesepakatan tersebut maka pada tanggal 4 Oktober 2011,
Koordinator AKLI Nunukan menerbitkan pemberitahuan terkait harga/biaya pemasangan
baru meter para-bayar 2 ampere/450 va yang pada pokoknya berisi:
(a) Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik), dikenakan Rp. 3.150.000,-
(dengan daya 2 ampere/450 va) belum termasuk biaya penyambungan kwh meter);
(b) Jika ada ‘penambahan titik’, maka harga disesuaikan dengan harga instalasi yang
berlaku sekarang;
(c) Jika instalasi listrik di rumah ‘sudah terpasang instalasi listrik’, maka dikenakan
biaya jasa teknisi, dan biaya gambar revisi di bawah 10 titik mata lampu dan stop
kontak harga Rp. 2.100.000,- (belum termasuk kwh para-bayar 2 ampere/450 va)
SALINAN
halaman 46 dari 74
4. Bahwa selanjutnya pada tanggal 10 Januari 2012, Koordinator AKLI Kabupaten Nunukan
menerbitkan kembali pemberitahuan mengenai biaya pemasangan instalasi listrik yang
pada pokoknya berisi sebagai berikut:
1) Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik)
No Uraian Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Satuan
(Rp)
A Paket: Pemasangan + Material + Gambar Jaminan
1 Titik Lampu 4 titik 250.000 1.000.000
2 Stop Kontak 2 titik 200.000 400.000
3 Box Sekring 2 Group +
Pentanahan 1 Bh 250.000 250.000
4 Gambar Jaminan Instalasi 1 set
1.500.00
0 1.500.000
JUMLAH 3.150.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan PLN
2) Jika ada ‘Penambahan Titik’ maka harga disesuaikan dengan harga TERLAMPIR
3) Jika instalasi listrik di rumah ‘Sudah Terpasang’, maka dikenakan:
Biaya Pengecekan & Biaya Perbaikan 600.000
Gambar Jaminan Instalasi 1.500.000
JUMLAH 2.100.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
5. Bahwa penetapan harga tersebut mengacu pada kebijakan DPC AKLI Berau kecuali untuk
harga gambar jaminan instalasi dan pengecekan serta perbaikan yang disepakati oleh para
anggota AKLI Nunukan
6. Bahwa secara faktual kesepakatan tersebut dilaksanakan oleh para anggota AKLI
Nunukan Propinsi Kalimantan Timur atau setidak-tidaknya berdasarkan alat bukti telah
dilakukan oleh PT Nusa Mandiri, PT Sudi Indah, CV Citra Jananuraga, CV Merkah, CV
Sumber Maju, CV Albar Jaya, CV Putra Daerah, CV Alifah, CV Surya Agung, CV
SALINAN
halaman 47 dari 74
Wahyu Agung, CV Anugrah Prima Perkasa, CV Putra Borneo, dan CV Karya Jaya
Mandiri;
7. Bahwa hal tersebut ditaati oleh para perusahaan penyedia jasa pemasangan instalasi listrik
di wilayah Nunukan karena apabila terdapat perusahaan anggota DPC AKLI Nunukan
yang tidak mengikuti harga kersepakatan tersebut maka akan diberi sanksi oleh DPC
AKLI
8. Bahwa tarif pemasangan instalasi listrik di Kabupaten Nunukan sebesar Rp. 3.150.000
merupakan tariff kesepakatan bersama antara instalatir listrik yang tergabung di dalam
koordinator AKLI Nunukan. Tariff tersebut merupakan tariff acuan dari AKLI Berau yang
telah disepakati dalam rapat oleh Perusahaan yang tergabung dalam koordinator AKLI
Nunukan. (BAP SMK Terlapor II, BAP SMK Terlapor III, BAP SMK Terlapor V, BAP
SMK Terlapor X, BAP SMK Terlapor XII).
9. Bahwa kesepakatan tariff pemasangan jasa instalasi listrik merupakan hal yang salah,
karena seharusnya tidak ada komponen jaminan gambar instalasi dan fee jasa perusahaan.
Seharusnya keuntungan perusahaan sudah langsung masuk di dalam tariff pemasangan
instalasi listrik (BAP SMK Saksi Ahli)
B. Rapat Penetapan Harga Instalasi Listrik
1. Bahwa telah diadakan rapat pada tanggal 25 April 2011 bertempat di Dinas
Pertambangan dan Energi (Distamben) Propinsi Kaltim yang bertempat di Samarinda
membahas mengenai tarif pemasangan konsumen tegangan rendah yang dihadiri oleh
Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim, PLN Kaltim, AKLI dan AKLINDO (BAP
SMK Terlapor I, BAP SMK Saksi DPD AKLI Kaltim)
2. Bahwa agenda rapat intinya adalah untuk menyambung listrik ada flowchart.
3. Bahwa yang memilih perusahaan instalatur listrik adalah masyarakat , bukan PLN. Dan
kita ingin tidak ada mafianya dalam instalasi listrik. Agar masyarakat tahu berapa harga
eceran tertingginya. (BAP SMK Saksi Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim)
4. Bahwa di AKLI sudah ada mekanisme harganya. Dan itu kita bahas/konsultasikan. Dan
inilah draft yang kita bahas. (BAP SMK Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim)
5. Bahwa harga Rp. 3.150.000 merupakan harga yang disepakati dan tidak boleh
mematok harga lebih dari harga tersebut (BAP SMK Saksi DPD AKLI Kaltim)
6. Bahwa nantinya hasil rapat tersebut akan dijadikan Peraturan Gubernur (Pergub)
Propinsi Kalimantan Timur (BAP SMK Terlapor I, BAP SMK Saksi DPD AKLI
Kaltim)
7. Bahwa Peraturan Gubernur (Pergub) Propinsi Kalimantan Timur (Pergub Kaltim) tidak
jadi ada karena belum ditandatangani oleh Gubernur
SALINAN
halaman 48 dari 74
8. Bahwa formula harga pemasangan jasa instalasi listrik sebesar Rp. 3.150.000 yang
dibahas di dalam rapat tersebut adalah insiatif dari DPD AKLI Kaltim (BAP SMK
Saksi Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim)
9. Bahwa Distamben KALTIM sebelum rapat telah mengadakan rapat dengan DPD AKLI
Kaltim dan memperoleh masukan mengenai harga sebesar Rp. 3.150.000 (BAP SMK
Saksi Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim)
10. Bahwa hasil rapat resmi tidak ada namun Distamben Kaltim mempersilahkan instalatir
listrik menerapkan harga dan tidak boleh melebihi dari harga yang telah disepakati
(BAP SMK Saksi DPD AKLI Kaltim)
C. Gambar Jaminan Instalasi
1. Bahwa gambar jaminan instalasi adalah komponen harga dari jasa pemasangan
instalasi listrik yang dikenakan kepada pelanggan yang memasang instalasi listrik
2. Bahwa besarnya gambar jaminan instasi yang dikenakan kepada pelanggan yang akan
memasang instalasi listrik sebesar Rp. 1.500.000 (BAP SMK Terlapor X)
3. Bahwa form gambar jaminan instalasi didapatkan dari AKLI Berau dengan membayar
Rp. 350.000 (BAP SMK Terlapor X)
4. Bahwa Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim tidak mengetahui perihal
gambar jaminan instalasi (BAP SMK Saksi Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim)
5. Bahwa pembagian tarif gambar jaminan instalasi adalah 500.000 untuk Kantor pusat
dan 1.000.000 untuk kantor cabang di Kabupaten Nunukan (BAP SMK Terlapor III)
Analisa Investigator
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Dugaaan Pelanggaran Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 Dalam penetapan harga dan penetapan biaya produksi dalam jasa
pemasangan instalasi listrik baru dan pemasangan jaringan listrik PLN di Kabupaten Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur adalah dugaan pelanggaran Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 1999
dimana dalam ketentuan Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 1999 tersebut dinyatakan:
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya
untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
Mengacu pada Pedoman Pasal 5 analisa pasal dapat dijabarkan dalam unsur sebagai
berikut :
SALINAN
halaman 49 dari 74
I. Pelaku usaha
a. Pengertian pelaku usaha berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU Nomor 5 Tahun
1999 adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum
atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
di dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian, menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi;
b. Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah pelaku usaha atau
kelompok pelaku usaha termasuk asosiasi yang melakukan kesepakatan dan/atau
menfasilitasi terjadinya kesepakatan harga pemasangan instalasi listrik di wilayah
Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur sebagaimana telah diuraikan pada
Bagian Perilaku (Kesepakatan Harga/Biaya Pemasangan Instalasi Listrik).
c. Bahwa berdasarkan eksistensinya dalam kegiatan usaha jasa pemasangan instalasi
listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur maka pelaku usaha
yang dimaksud dalam perkara ini adalah sebagai berikut:
i. PT Nusa Mandiri, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 10 tanggal 8 November 2004 dan telah disahkan sebagai badan hukum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: C-01809
HT.01.01.TH.2005. Dalam prakteknya pada 3 Oktober 2011, PT Nusa mandiri
telah mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta
Nomor 53 tanggal 31 Mei 2011 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di
Tanjung Redeb untuk menjalankan kegiatan usaha elektrikal dan mekanikal
ii. PT Sudi Indah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan Akta Nomor
3 tanggal 10 Januari 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb
dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dan selanjutnya berdasarkan Akta
Nomor 20 tanggal 9 Maret 2007 yang dibuat oleh Notaris Muchlis Tabrani di
Tarakan ditingkatkan (didirikan) menjadi perseroan terbatas dengan nama PT
Sudi Indah dengan kegiatan usaha meneruskan kegiatan usaha CV Sudi Indah
antara lain di bidang konstruksi, perdagangan peralatan listrik serta industri
peralatan listrik, teknik dan mekanikal. (Vide Bukti, Dokumen Company Profile
PT Sudi Indah). Dalam prakteknya sejak tahun 1998 (sewaktu masih berbentuk
CV Sudi Indah) telah ditunjuk Saudara Rudiansyah sebagai kepala perwakilan
untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang kelistrikan dan mengikuti tender di
PLN
SALINAN
halaman 50 dari 74
iii. CV Citra Jananuraga, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer
(CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 14 tanggal 13 Desember 1995
dibuat oleh Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan dengan kegiatan usaha
antara lain instalasi listrik.
iv. CV Merkah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 41 tanggal 23 Oktober 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung
Redeb dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dengan kegiatan usaha di
bidang instalatur listrik. Dalam prakteknya, CV Merkah menunjuk Saudara.
Rahmat Hasyim sebagai Kepala Perwakilan CV Merkah di Kabupaten Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur
v. CV Sumber Maju, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer (CV)
yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 2 tanggal 7 Juli 1984 yang dibuat oleh
Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb dengan kegiatan usaha antara lain di
bidang instalasi listrik.
vi. CV Albar Jaya, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer (CV)
yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 8 Maret 2002 yang dibuat
oleh Notaris Muchlis Tabrani, SH di Tarakan dengan kegiatan usaha antara lain di
bidang kontraktor umum (sipil) dan kelistrikan
vii. CV Putra Daerah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer (CV)
yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 35 tanggal 18 April 1983 yang dibuat
oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb dengan dengan kegiatan usaha
antara lain di bidang perdagangan umum. Dalam prakteknya pada tanggal 10
November 2004, CV Putra Daerah memberikan kuasa usaha kepada Saudara.
Wiyono untuk melaksanakan usaha yang berhubungan dengan bidang kelistrikan
di wilayah kerja PT PLN Ranting Nunukan Propinsi Kalimantan Timur (Vide
Bukti, Bukti Surat Kuasa Usaha Nomor: 16/SKU/PD-TRK/XI/2004)
viii. CV Alifah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer (CV) yang
didirikan berdasarkan Akta Nomor 7 tanggal 3 Januari 2001 yang dibuat oleh
Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan dengan kegiatan usaha antara lain di
bidang instalasi listrik.
ix. CV Surya Agung, merupakan badan usaha yang didirikan pada tahun 2005
dengan kegiatan usaha di bidang jasa pemasangan instalasi listrik yang
berkedudukan kantor pusat di Kabupaten Tarakan dan memiliki kantor
SALINAN
halaman 51 dari 74
perwakilan di Kabupaten Nunukan propinsi Kalimantan Timur. Akan tetapi
dalam prakteknya kerja sama dengan PLN langsung dilakukan oleh kantor pusat
x. CV Wahyu Agung, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer
(CV) dengan kegiatan usaha di bidang instalatur listrik dimana dalam prakteknya
pada tanggal 10 April 2008 telah mendirikan cabang di Kabupaten Nunukan
berdasarkan Akta Nomor 18 tanggal 10 April 2008 yang dibuat oleh Notaris Sony
Thio, SH di Kabupaten Berau.
xi. CV Anugrah Prima Perkasa, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 20 tanggal 12 Juli 2004
yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di Tanjung Redeb dengan kegiatan usaha
di bidang elektrikal. Dalam prakteknya pada 3 Oktober 2011, CV Anugrah Prima
Perkasa telah mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan
Akta Nomor 03 tanggal 3 Oktober 2011 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH
di Tanjung Redeb.
xii. CV Putra Borneo, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer (CV)
yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 02 tanggal 20 Agustus 2007 yang dibuat
oleh Notaris Yenni Agustinah, SH di Tarakan dengan kegiatan usaha antara lain
di bidang instalasi listrik. Dalam prakteknya pada tanggal 21 Juni 2011, CV Putra
Borneo mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan Akta
Nomor 32 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat oleh Notaris Rudi Limantara
xiii. CV Karya Jaya Mandiri, merupakan badan usaha berbentuk perseroan komanditer
(CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 17 tanggal 30 Desember 1997 yang
dibuat oleh Notaris Oeij Jian Hiap, SH di Tarakan dengan kegiatan usaha antara
lain di bidang jasa tehnik listrik.
xiv. Koordinator AKLI Nunukan Propinsi Kalimantan Timur dan DPC AKLI Berau
Propinsi Kalimantan Timur
xv. DPC AKLI Berau Propinsi Kalimantan Timur
II. Membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas
suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan
a. Sesuai dengan Pasal 1 angka 7 dalam ketentuan umum UU No. 5 Tahun 1999, pelaku
usaha adalah “Perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk
SALINAN
halaman 52 dari 74
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik
tertulis maupun tidak tertulis
(f) Bahwa bentuk-bentuk kesepakatan penetapan harga yang termasuk ke dalam
aturan pelarangan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 antara lain:
j. Kesepakatan menaikan atau menurunkan harga;
k. Kesepakatan memakai suatu formula standar sebagai dasar perhitungan harga;
l. Kesepakatan memelihara suatu perbandingan tetap antara harga yang
dipersaingkan dengan suatu produk tertentu;
m. Kesepakatan meniadakan diskon atau membuat keseragaman diskon;
n. Kesepakatan persyaratan pemberian kredit kepada konsumen;
o. Kesepakatan meniadakan produk yang ditawarkan dengan harga murah di pasar
sehingga membatasi pasokan dan memelihara harga tinggi.
p. Persetujuan kepatuhan pada harga yang diumumkan;
q. Kesepakatan tidak menjual bila harga yang disetujui tidak dipenuhi;
r. Kesepakatan menggunakan harga yang seragam sebagai langkah awal untuk
negosiasi.
(g) Bahwa tindakan kesepakatan harga/biaya jasa pemasangan instalasi listrik telah
dilakukan oleh: PT Nusa Mandiri, PT Sudi Indah, CV Citra Jananuraga, CV
Merkah, CV Sumber Maju, CV Albar Jaya, CV Putra Daerah, CV Alifah, CV
Surya Agung, CV Wahyu Agung, CV Anugrah Prima Perkasa, CV Putra Borneo,
dan CV Karya Jaya Mandiri dengan difasilitasi oleh DPC AKLI Nunukan dan
DPC AKLI Berau Propinsi Kalimantan Timur sebagaimana diuraikan pada Bagian
Perilaku (Kesepakatan Harga/Biaya Pemasangan Instalasi Listrik).
(h) Bahwa tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai “Tindakan Membuat
Perjanjian dengan Pelaku Usaha Pesaingnya untuk Menetapkan Harga atas Suatu
Jasa” karena para pelaku usaha tersebut memiliki kegiatan usaha yang sama yaitu
penyedia jasa pemasangan instalasi listrik atau dengan kata lain memiliki profesi
yang sama terbukti dari kesamaan dalam keanggotaan asosiasi profesi yaitu
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI).
(i) Adapun jasa yang ditetapkan oleh para pelaku usaha tersebut adalah jasa
pemasangan instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan
SALINAN
halaman 53 dari 74
Timur sebagaimana telah diuraikan pada Bagian Perilaku (Kesepakatan
Harga/Biaya Pemasangan Instalasi Listrik) yang secara rinci ditegaskan melalui
pemberitahuan yang diterbitkan Koordinator DPC ALKI Nunukan sebagai berikut:
4) Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 = 6 titik)
No Uraian Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Satuan
(Rp)
A Paket: Pemasangan + Material + Gambar Jaminan
1 Titik Lampu 4 titik 250.000 1.000.000
2 Stop Kontak 2 titik 200.000 400.000
3 Box Sekring 2 Group +
Pentanahan 1 Bh 250.000 250.000
4 Gambar Jaminan Instalasi 1 set 1.500.000 1.500.000
JUMLAH 3.150.000
Note : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
5) Jika ada ‘Penambahan Titik’ maka harga disesuaikan dengan harga
TERLAMPIR
6) Jika instalasi listrik di rumah ‘Sudah Terpasang’, maka dikenakan:
Biaya Pengecekan & Biaya
Perbaikan 600.000
Gambar Jaminan Instalasi 1.500.000
JUMLAH 2.100.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
(j) Bahwa harga yang telah disepakati tersebut selanjutnya dibebankan kepada
konsumen atau calon pelanggan listrik PLN di wilayah Kabupaten Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur padahal secara faktual saat ini terdapat sekitar
13.000 rumah yang belum dialiri listrik di wilayah tersebut.
SALINAN
halaman 54 dari 74
III. Pasar Bersangkutan yang sama
a. Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 10 UU No. 5 Tahun 1999 Pasar Bersangkutan adalah
pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku
usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang
dan atau jasa tersebut.
b. Bahwa dalam perkara pasar bersangkutan adalah sebagai berikut :
i. Pasar Produk, adalah Pasar Jasa Pemasangan Instalasi Listrik, jasa yang
dihasilkan dari perusahaan instalatir listrik ini memiliki kemiripan yang cukup
tinggi sehingga dapat semakin mudah melakukan penetapan harga dalam pasar
bersangkutan. Selain itu keterbatasan penyedia jasa instalasi listrik di Kabupaten
Nunukan Kalimantan Timur memudahkan para pelaku usaha untuk memainkan
dan menetapkan harga sehingga konsumen tidak memiliki pilihan lain
ii. Pasar Geografis adalah di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur
45. Menimbang bahwa seluruh Terlapor menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang
pada pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (Vide Bukti bukti T1): --------------------
45.1 Bahwa kami selaku Terlapor Is/d Terlapor XV tidak memiliki kemampuan
finansial untuk biaya transportasi dan akomodasi ke Jakarta, maka bersama sama
kami menyampaikan kesimpulan secara tertulis ke Majelis Komisi berdasarkan
fakta kronologis, fakta pernyataan Terlapor I s/d Terlapor XV dan pernyataan
saksi-saksi yang disampaikan dalam sidang pemeriksaan Majelis Komisi; ------
45.2 Bahwa Terlapor I s/d Terlapor XX tidak dalam posisi bersepakat untuk
menciptakan harga satuan baru pemasangan instalasi listrik di kabupaten
Nunukan. Karena itu adalah domain pemerintah. Dalam pertemuan mengenai
tingginya harga di Nunukan, seluruh Terlapor setuju untuk menerima saran dari
DPC AKLI Berau untuk menerapkan harga satuan instalasi listrik propinsi untuk
dijadikan acuan harga di Kabupaten Nunukan; ---------------------------------------
45.3 Bahwa penyebab timbulnya kesepakatan ini adalah. Pertama adanya permintaan
dari masyarakat Kabupaten Nunukan, melalui LSM Panjik, wartawan media serta
permintaan dari Manager PLN Rayon Nunukan, agar harga bisa rendah dana
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua adanya sumber data berupa
“Harga Satuan Instalasi Listrik Provinsi” dari Dinas Pertambangan dan Energi
Propinsi Kalimantan Timur. Maka seluruh Terlapor secara Gentlement Agreement
menerapkan harga tersebut, dan ebranggapan bahwa tindakan tersebut tidak salah
dengan alasan berpijak pada sumber acuan harga dari Pemerintah Daerah dalam
hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Timur; -------------
SALINAN
halaman 55 dari 74
46. Menimbang bahwa setelah berakhirnya jangka waktu Pemeriksaan Lanjutan, Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 31/KPPU/Pen/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014
tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013 (Vide Bukti bukti
A138);
47. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 78/KPPU/Kep/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014
tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Musyawarah Majelis
Komisi Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013 (Vide Bukti bukti A140); ------------------------
48. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan Musyawarah
Majelis kepada para Terlapor (Vide Bukti bukti A141 s.d. A156); --------------------------
49. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Majelis Komisi
menilai telah memiliki bukti dan penilaian yang cukup untuk mengambil putusan; ------
SALINAN
halaman 56 dari 74
TENTANG HUKUM
Setelah mempertimbangkan Laporan Dugaan Pelanggaran, Tanggapan masing-masing
Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran, keterangan para Saksi, keterangan Ahli,
keterangan para Terlapor, surat-surat dan atau dokumen, Kesimpulan Hasil Persidangan yang
disampaikan baik oleh Investigator maupun masing-masing Terlapor, Majelis Komisi menilai,
menganalisis, menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup
tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 yang dilakukan oleh para Terlapor dalam Perkara Nomor 11/KPPU-L/2013.
Dalam melakukan penilaian dan analisis, Majelis Komisi menguraikan dalam beberapa
bagian, yaitu: --------------------------------------------------------------------------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran dan Objek Perkara; ------------------------------------
2. Tentang Para Terlapor; --------------------------------------------------------------------
3. Tentang Pendekatan Rule of Reason dan Per Se Illegal; -----------------------------
4. Tentang Pasar Bersangkutan; -------------------------------------------------------------
5. Tentang Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing; ------------------------------------
6. Tentang Perjanjian Penetapan Harga; ---------------------------------------------------
7. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999; ---------------
8. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi; -------------------------------------------------
9. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; -------------------------
10. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. -------------------------------------------------
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; ---------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran dan Objek Perkara; ------------------------------
1.1 Menimbang bahwa Dugaan Pelanggaran Investigator menyampaikan terdapat
bukti pelanggaran Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999, yang dilakukan oleh
para Terlapor yaitu Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V,
Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI,
Terlapor XII, Terlapor XIII, Terlapor XIV, dan Terlapor XV dalam bentuk
kesepakatan penetapan tarif Jasa Pemasangan Instalasi Listrik Pra-bayar yang
pada pokoknya menyepakati tarif jasa perusahaan, jasa teknisi dan biaya gambar
revisi instalasi listrik untuk pemasangan instalasi listrik di wilayah Kabupaten
Nunukan; -----------------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 57 dari 74
1.2 Bahwa yang menjadi Objek Perkara ini adalah penetapan harga dan/atau
penetapan biaya produksi dalam jasa pemasangan instalasi listrik baru dan
pemasangan jaringan listrik PLN di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan
Timur; --------------------------------------------------------------------------------
2. Tentang Para Terlapor; -----------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai para Terlapor adalah sebagai berikut: ----
2.1 Terlapor I, PT Nusa Mandiri, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan
Akta Nomor 10 tanggal 8 November 2004 dan telah disahkan sebagai badan
hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: C-
01809 HT.01.01.TH.2005. Dalam prakteknya pada 3 Oktober 2011, PT Nusa
mandiri telah mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan berdasarkan
Akta Nomor 53 tanggal 31 Mei 2011 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di
Tanjung Redeb untuk menjalankan kegiatan usaha elektrikal dan mekanikal;
2.2 Terlapor II, PT Sudi Indah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan
Akta Nomor 3 tanggal 10 Januari 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di
Tanjung Redeb dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dan selanjutnya
berdasarkan Akta Nomor 20 tanggal 9 Maret 2007 yang dibuat oleh Notaris
Muchlis Tabrani di Tarakan ditingkatkan (didirikan) menjadi perseroan terbatas
dengan nama PT Sudi Indah dengan kegiatan usaha meneruskan kegiatan usaha
CV Sudi Indah antara lain di bidang konstruksi, perdagangan peralatan listrik
serta industri peralatan listrik, teknik dan mekanikal. (Vide Bukti, Dokumen
Company Profile PT Sudi Indah). Dalam prakteknya sejak tahun 1998 (sewaktu
masih berbentuk CV Sudi Indah) telah ditunjuk Saudara Rudiansyah sebagai
kepala perwakilan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang kelistrikan dan
mengikuti tender di PLN; ----------------------------------------------------------
2.3 Terlapor III, CV Citra Jananuraga, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 14 tanggal 13
Desember 1995 dibuat oleh Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan dengan
kegiatan usaha antara lain instalasi listrik; --------------------------------------
2.4 Terlapor IV, CV Merkah, merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan
Akta Nomor 41 tanggal 23 Oktober 1985 dibuat oleh Notaris Abdul Halim di
Tanjung Redeb dengan bentuk perseroan komanditer (CV) dengan kegiatan usaha
di bidang instalatur listrik. Dalam prakteknya, CV Merkah menunjuk Saudara.
Rahmat Hasyim sebagai Kepala Perwakilan CV Merkah di Kabupaten Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur; -------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 58 dari 74
2.5 Terlapor V, CV Sumber Maju, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 2 tanggal 7 Juli 1984
yang dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb dengan kegiatan usaha
antara lain di bidang instalasi listrik; ---------------------------------------------
2.6 Terlapor VI, CV Albar Jaya, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 8 Maret
2002 yang dibuat oleh Notaris Muchlis Tabrani, SH di Tarakan dengan kegiatan
usaha antara lain di bidang kontraktor umum (sipil) dan kelistrikan; -------
2.7 Terlapor VII, CV Putra Daerah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 35 tanggal 18 April
1983 yang dibuat oleh Notaris Abdul Halim di Tanjung Redeb dengan kegiatan
usaha antara lain di bidang perdagangan umum. Dalam prakteknya pada tanggal
10 November 2004, CV Putra Daerah memberikan kuasa usaha kepada Saudara.
Wiyono untuk melaksanakan usaha yang berhubungan dengan bidang kelistrikan
di wilayah kerja PT PLN Ranting Nunukan Propinsi Kalimantan Timur; -
2.8 Terlapor VIII, CV Alifah, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 7 tanggal 3 Januari
2001 yang dibuat oleh Notaris Darmawin Dahram, SH di Tarakan dengan
kegiatan usaha antara lain di bidang instalasi listrik; --------------------------
2.9 Terlapor IX, CV Surya Agung, merupakan badan usaha yang didirikan pada tahun
2005 dengan kegiatan usaha di bidang jasa pemasangan instalasi listrik yang
berkedudukan kantor pusat di Kabupaten Tarakan dan memiliki kantor perwakilan
di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur. Akan tetapi dalam prakteknya
kerja sama dengan PLN langsung dilakukan oleh kantor pusat; -------------
2.10 Terlapor X, CV Wahyu Agung, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) dengan kegiatan usaha di bidang instalatur listrik dimana dalam
prakteknya pada tanggal 10 April 2008 telah mendirikan cabang di Kabupaten
Nunukan berdasarkan Akta Nomor 18 tanggal 10 April 2008 yang dibuat oleh
Notaris Sony Thio, SH di Kabupaten Berau; -----------------------------------
2.11 Terlapor XI, CV Anugrah Prima Perkasa, merupakan badan usaha berbentuk
perseroan komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 20 tanggal
12 Juli 2004 yang dibuat oleh Notaris Sony Thio, SH di Tanjung Redeb dengan
kegiatan usaha di bidang elektrikal. Dalam prakteknya pada 3 Oktober 2011, CV
Anugrah Prima Perkasa telah mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan
SALINAN
halaman 59 dari 74
berdasarkan Akta Nomor 03 tanggal 3 Oktober 2011 yang dibuat oleh Notaris
Sony Thio, SH di Tanjung Redeb; -----------------------------------------------
2.12 Terlapor XII, CV Putra Borneo, merupakan badan usaha berbentuk perseroan
komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 02 tanggal 20 Agustus
2007 yang dibuat oleh Notaris Yenni Agustinah, SH di Tarakan dengan kegiatan
usaha antara lain di bidang instalasi listrik. Dalam prakteknya pada tanggal 21
Juni 2011, CV Putra Borneo mendirikan cabang di wilayah Kabupaten Nunukan
berdasarkan Akta Nomor 32 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat oleh Notaris Rudi
Limantara; ---------------------------------------------------------------------------
2.13 Terlapor XIII, CV Karya Jaya Mandiri, merupakan badan usaha berbentuk
perseroan komanditer (CV) yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 17 tanggal
30 Desember 1997 yang dibuat oleh Notaris Oeij Jian Hiap, SH di Tarakan
dengan kegiatan usaha antara lain di bidang jasa tehnik listrik; -------------
2.14 Terlapor XIV, AKLI Koordinator Nunukan Propinsi Kalimantan Timur beralamat
di Jl. Pendidikan Nomor 62 RT 04, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan
Utara; ---------------------------------------------------------------------------------
2.15 Terlapor XV, DPC AKLI Berau Propinsi Kalimantan Timur beralamat di Jl. AKB
Sanipa I Nomor 69, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara 77311
(samping percetakan Grafika Tanjung Redeb); --------------------------------
3. Tentang Pendekatan Rule of Reason dan Per Se Illegal; -------------------------
3.1 Bahwa pendekatan per se illegal maupun rule of reason telah lama diterapkan
untuk menilai apakah suatu tindakan tertentu dari pelaku usaha melanggar
undang-undang hukum persaingan usaha; --------------------------------------
3.2 Bahwa menurut Andi Fahmi Lubis dkk dalam bukunya yang berjudul “Hukum
Persaingan Usaha Antara Teks & Konteks” (hal. 55), pendekatan rule of reason
adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh lembaga otoritas persaingan usaha
untuk membuat evaluasi mengenai akibat perjanjian atau kegiatan usaha tertentu,
guna menentukan apakah suatu perjanjian atau kegiatan tersebut bersifat
menghambat atau mendukung persaingan. Sebaliknya, pendekatan per se illegal
adalah menyatakan setiap perjanjian atau kegiatan usaha tertentu sebagai ilegal,
tanpa pembuktian lebih lanjut atas dampak yang ditimbulkan dari perjanjian atau
kegiatan usaha tersebut. Kegiatan yang dianggap sebagai per se illegal biasanya
meliputi penetapan harga secara kolusif atas produk tertentu, serta pengaturan
harga penjualan kembali. Pemeriksaan terhadap perjanjian Penetapan Harga
(Pasal 5) dianggap menggunakan pendekatan per se illegal; ----------------
SALINAN
halaman 60 dari 74
3.3 Bahwa menurut Ningrum Natasya Sirait, dalam bukunya yang berjudul “Asosiasi
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat” (hal. 139), penetapan harga (price fixing)
dalam hukum persaingan ditetapkan sebagai perbuatan yang diklasifikasikan
sebagai per se illegal dan secara universal dalam hukum persaingan di seluruh
dunia, penetapan harga dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang bersifat per se
illegal; --------------------------------------------------------------------------------
3.4 Bahwa penerapan pendekatan rule of reason dapat dilihat dari ketentuan pasal-
pasalnya, yakni pencantuman kata-kata “yang dapat mengakibatkan” dan atau
“patut diduga”, seperti pada Pasal 11 (Kartel) dan Pasal 17 (Praktek Monopoli).
Kata-kata tersebut menyiratkan perlunya penelitian secara lebih mendalam,
apakah suatu tindakan dapat menimbulkan praktek monopoli yang bersifat
menghambat persaingan, sedangkan penerapan pendekatan per se illegal biasanya
digunakan dalam pasal-pasal yang menyatakan istilah “dilarang” tanpa anak
kalimat “…yang dapat mengakibatkan…”, seperti pada Pasal 5 (Penetapan
Harga); -------------------------------------------------------------------------------
3.5 Bahwa berdasarkan konsep per se illegal dan rule of reason, maka Pasal 5 UU
No. 5 Tahun 1999 dirumuskan secara per se illegal, yang artinya penegak hukum
dapat langsung menerapkan pasal ini kepada pelaku usaha tanpa harus mencari
alasan pelaku usaha melakukan perbuatan tersebut atau tidak perlu melakukan
pembuktian apakah perbuatan tersebut menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat; ----------------------------------------------------------------------------------
3.6 Bahwa Majelis Komisi menilai dalam menganalisis dugaan pelanggaran Pasal 5
ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 sudah tepat menggunakan pendekatan per se
illegal, sehingga Majelis Komisi dapat langsung menerapkan pasal tersebut
kepada pelaku usaha tanpa harus mencari alasan pelaku usaha melakukan
perbuatan atau tidak perlu melakukan pembuktian apakah perbuatan
tersebut menimbulkan dampak persaingan usaha tidak sehat atau tidak;
4. Tentang Pasar Bersangkutan; ---------------------------------------------------------
4.1 Bahwa dalam kesimpulannya, Investigator menyampaikan pasar bersangkutan
menurut ketentuan Pasal 1 angka 10 UU No. 5 tahun 1999 adalah pasar yang
berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha
atas barang dan/atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang
dan/atau jasa tersebut; --------------------------------------------------------------
4.2 Bahwa dalam kesimpulannya, Investigator menyampaikan pasar bersangkutan
dapat dipenuhi oleh dua faktor definisi suatu pasar bersangkutan yaitu definisi
jenis produk dan definisi geografis. Pasar produk dalam perkara a quo adalah
SALINAN
halaman 61 dari 74
Pasar Jasa Pemasangan Instalasi Listrik dan Pasar Geodrafis dalam perkara ini
adalah wilayah Kabupaten Nunukan. Dengan demikian pasar bersangkutan dalam
perkara a quo adalah pasar jasa Pemasangan Instalasi Listrik di Wilayah
Kabupaten Nunukan; ---------------------------------------------------------------
4.3 Bahwa Majelis Komisi berpendapat; --------------------------------------------
4.3.1 Yang pertama kali harus dilakukan untuk membuktikan dua atau
lebih pelaku usaha melakukan perjanjian penetapan harga adalah,
apakah pelaku usaha tersebut berada dalam pasar bersangkutan
yang sama; ---------------------------------------------------------
4.3.2 Berdasarkan fakta persidangan terbukti bahwa jasa yang harganya
disepakati dalam perkara a quo adalah jasa Pemasangan Instalasi
Listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan; ----------------------
4.3.3 Majelis sependapat dengan kesimpulan Investigator bahwa benar
yang menjadi pasar produk/bersangkutan dalam perkara a quo
adalah jasa Pemasangan Instalasi Listrik di Wilayah Kabupaten
Nunukan; -----------------------------------------------------------
5. Tentang Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing; -------------------------------
5.1 Menimbang bahwa yang dimaksud pelaku usaha sesuai dengan Pasal 1 Angka 5
dalam Ketentuan Umum UU No. 5 Tahun 1999 adalah setiap perorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi;
5.2 Menimbang bahwa yang dimaksud pelaku usaha pesaing sesuai dengan Pedoman
Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 adalah pelaku usaha lain dalam pasar bersangkutan
yang sama; ---------------------------------------------------------------------------
5.3 Menimbang bahwa kolusi merupakan bentuk peniadaan persaingan antara
perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Tanpa adanya kolusi, perusahaan-
perusahaan tersebut merupakan pesaing atau kompetitor bagi perusahaan lainnya.
Oleh karena itu, pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 hanya terjadi jika
terdapat perjanjian penetapan harga antara pelaku-pelaku usaha yang berada di
dalam pasar bersangkutan yang sama; -------------------------------------------
5.4 Bahwa dalam kesimpulannya, Investigator menyampaikan pelaku usaha yang
dimaksud dalam perkara a quo adalah pengusaha/pemilik Jasa Pemasangan
Instalasi Listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan, Koordinator AKLI Nunukan
Propinsi Kalimantan Timur, dan DPC AKLI Berau Propinsi Kalimantan Timur;
SALINAN
halaman 62 dari 74
5.5 Bahwa dalam kesimpulannya, Investigator menyampaikan PT Nusa Mandiri, PT
Sudi Indah, CV Citra Jananuraga, CV Merkah, CV Sumber Maju, CV Albar Jaya,
CV Putra Daerah, CV Alifah, CV Surya Agung, CV Wahyu Agung, CV Anugrah
Prima Perkasa, CV Putra Borneo, CV Karya Jaya Mandiri, merupakan pelaku
usaha yang berada dalam satu pasar bersangkutan yang sama, yang seharusnya
bersaing satu sama lain; ------------------------------------------------------------
5.6 Bahwa Majelis Komisi berpendapat; --------------------------------------------
5.6.1 Definisi mengenai asosiasi menurut Ningrum Natasya Sirait,
dalam bukunya yang berjudul “Asosiasi dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat. Asosiasi merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk
untuk kepentingan anggotanya yang merupakan pesaing satu
dengan yang lainnya yang bertujuan untuk membantu kemajuan
dan kepentingan anggotanya secara bersama-sama dan lebih
memfokuskan pada tujuan ekonomi dibandingkan dengan
kepentingan individual; ------------------------------------------
5.6.2 Terlapor XIV dan Terlapor XV merupakan suatu asosiasi yang
menaungi pelaku usaha instalasi listrik yang berorientasi pada
profit di Wilayah Kabupaten Nunukan, sehingga Terlapor XIV dan
Terlapor XV dapat dikategorikan sebagai pelaku usaha; ---
5.6.3 Untuk menguatkan pendapat mengenai konsep Asosiasi di atas,
Majelis Komisi merujuk pada Putusan KPPU No. 53/KPPU-L/2008
sebagaimana telah dikuatkan dalam Putusan Mahkamah Agung No.
32/K/Pdt.Sus/2010 tanggal 11 Februari 2010; ----------------
5.6.4 Yang dimaksud dengan pelaku usaha dan pelaku usaha pesaing
dalam perkara a quo adalah Terlapor I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, XI, XII, XIII, XIV, yang satu sama lain saling bersaing
dalam pasar bersangkutan yang sama dalam perkara a quo;
5.6.5 Terlapor XIV dan Terlapor XV bukanlah pelaku usaha pesaing dari
Terlapor I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XII
5.6.6 Karena sifat asosiasi yang tidak berorientasi pada profit (nirlaba),
maka seharusnya asosiasi tidak ikut serta dalam penetapan harga;
6. Tentang Perjanjian Penetapan Harga; ----------------------------------------------
6.1 Menimbang bahwa yang dimaksud perjanjian dalam pasal 1 angka 7 Undang-
Undang Nomor 5/1999 adalah suatu perbuatan untuk mengikatkan diri terhadap
satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak
tertulis; -------------------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 63 dari 74
6.2 Menimbang bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999,
mengatur mengenai perilaku yang dilarang berupa penetapan harga yang
dilakukan oleh para pelaku usaha di Indonesia yang saling bersaing (price fixing);
6.3 Menimbang bahwa yang dimaksud dengan penetapan harga adalah sebuah
perilaku yang sangat terlarang dalam perkembangan pengaturan persaingan. Hal
tersebut disebabkan penetapan harga selalu menghasilkan harga yang senantiasa
berada jauh di atas harga yang bisa dicapai melalui persaingan usaha yang sehat,
sehingga harga yang tinggi menyebabkan terjadinya kerugian bagi masyarakat
baik langsung maupun tidak langsung; ------------------------------------------
6.4 Menimbang bahwa penilaian dan analisis Majelis Komisi terkait dengan
perjanjian penetapan harga yang dilakukan oleh para Terlapor adalah sebagai
berikut; -------------------------------------------------------------------------------
6.4.1 Tentang perjanjian penetapan harga yang dilakukan oleh Terlapor I, II, III,
IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV dan XV; ------------
6.4.1.1 Tentang perjanjian penetapan tarif Jasa Pemasangan Instalasi
Listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan pada Tanggal 4 Oktober
2011; --------------------------------------------------------------
i. Pada tanggal 4 Oktober 2011, DPC AKLI Nunukan
mengadakan rapat untuk membahas biaya terkait jasa
pemasangan baru listrik para-bayar 2a (450va) yang
dihadiri oleh: (Vide Bukti, Daftar Hadir Rapat
Pembentukan Struktur Organisasi AKLI Nunukan
tanggal 4 Oktober 2011); ------------------------
No Nama PT/CV Wakil
1. PT Sudi Indah Rudiansyah, AH
2. CV Sumber Maju Gopran Umar
3. CV Tehnik Unggul Said Umar
4. CV Citra Jananuraga Rani
5. CV Merkah Rahmat Hasyim
6. CV Albar Jaya Ahmad S
7. CV Alifah Idham, SH
8. CV Surya Agung Slamet
9. CV Putra Daerah Yono
10. CV Kansa Yusuf
11. CV Wahyu Agung Pa’ Nari
12. PT Nusa Mandiri Sirajuddin
b. Bahwa dalam rapat tanggal 4 Oktober 2011 tersebut
disepakati bahwa biaya jasa perusahaan, jasa teknisi
dan biaya gambar revisi instalasi listrik untuk
SALINAN
halaman 64 dari 74
pemasangan baru para-bayar 2a (450 va) sebesar Rp.
2.100.000,-; -----------------------------------------
c. Bahwa untuk menegaskan kesepakatan tersebut maka
pada tanggal 4 Oktober 2011, Koordinator AKLI
Nunukan menerbitkan pemberitahuan terkait
harga/biaya pemasangan baru meter para-bayar 2
ampere/450 va yang pada pokoknya berisi: ---
i. Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 =
6 titik), dikenakan Rp. 3.150.000,- (dengan daya
2 ampere/450 va) belum termasuk biaya
penyambungan kwh meter);
ii. Jika ada ‘penambahan titik’, maka harga
disesuaikan dengan harga instalasi yang berlaku
sekarang;
iii. Jika instalasi listrik di rumah ‘sudah terpasang
instalasi listrik’, maka dikenakan biaya jasa
teknisi, dan biaya gambar revisi di bawah 10 titik
mata lampu dan stop kontak harga Rp.
2.100.000,- (belum termasuk kwh para-bayar 2
ampere/450 va)
d. Bahwa selanjutnya pada tanggal 10 Januari 2012,
Koordinator AKLI Kabupaten Nunukan menerbitkan
kembali pemberitahuan mengenai biaya pemasangan
instalasi listrik yang pada pokoknya berisi sebagai
berikut: ----------------------------------------------
i. Biaya ‘Pemasangan Baru’ (instalasi listrik 4 + 2 =
6 titik)
No Uraian Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Satuan
(Rp)
A Paket: Pemasangan + Material + Gambar Jaminan
1 Titik Lampu 4
titik 250.000 1.000.000
2 Stop Kontak 2
titik 200.000 400.000
3 Box Sekring 2 Group +
Pentanahan 1 Bh 250.000 250.000
4 Gambar Jaminan Instalasi 1 set 1.500.000 1.500.000
JUMLAH 3.150.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
SALINAN
halaman 65 dari 74
ii. Jika ada ‘Penambahan Titik’ maka harga
disesuaikan dengan harga TERLAMPIR
iii. Jika instalasi listrik di rumah ‘Sudah Terpasang’,
maka dikenakan:
Biaya Pengecekan & Biaya Perbaikan 600.000
Gambar Jaminan Instalasi 1.500.000
JUMLAH 2.100.000
Nota : Belum termasuk biaya penyambungan
PLN
e. Bahwa harga yang dibayar oleh konsumen akibat
adanya penetapan tarif jasa Pemasangan instalasi
listrik adalah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat
oleh para Terlapor pada tanggal 4 Oktober 2011;
f. Bahwa seluruh Terlapor menyatakan tidak dalam
posisi bersepakat untuk menciptakan harga satuan baru
pemasangan instalasi listrik di kabupaten Nunukan
karena itu adalah domain pemerintah, dalam
pertemuan itu Terlapor I s/d Terlapor XIV bersepakat
menerima harga satuan instalasi listrik Propinsi dari
Dinas Pertambangan Dan Energi Propinsi kaltim
untuk dijadikan acuan harga di kabupaten Nunukan;
g. Bahwa seluruh Terlapor menyampaikan .penyebab
timbulnya kesepakatan ini karena adanya permintaan
masyarakat Kab. Nunukan melalui LSM Panjiku,
wartawan serta permintaan Manager PLN Rayon
Nunukan agar harga bisa rendah dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, kedua adanya sumber data
berupa “Harga Satuan Instalasi Listrik Propinsi” dari
Distamben Propinsi Kaltim, dan seluruh Terlapor
secara Gentlement Agreement menerapkan harga
tersebut , dan beranggapan bahwa tindakan tersebut
tidak salah dengan alasan berpijak pada sumber acuan
harga dari pemerintah daerah dalam hal ini Distamben
Propinsi Kaltim; -----------------------------------
SALINAN
halaman 66 dari 74
h. Bahwa berdasarkan fakta persidangan dari keterangan
saksi Sdr. Vicentius Y Tarukan selaku pejabat
Distamben Propinsi Kaltim menyatakan ; -----
i. Bahwa pada tahun 2011 terdapat gejolak harga
yang sangat mahal untuk pemsangan/instalasi
listrik di daerah Kalimantan Timur. Untuk itu
Distamben mengadakan rapat pada tanggal 26
April 2011 di Gedung PLN Cabang Samarinda
untuk membahas mengenai rumusan harga satuan
instalasi listrik yang dihadiri oleh Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten/kota se
Kalimantan Timur, PLN Wilayah Kaltim, Manager
area se Kaltim, ketua-ketua DPD asosiasi
kelistrikan kaltim, ketua ketua dpc asosiasi
kelistrikan kaltim, dan ketua Lembaga
Perlindungan Konsumen;
ii. Bahwa dari rapat tersebut menghasilkan
kesepakatan mengenai harga instalasi listrik yang
disebut HARGA SATUAN INSTALASI LISTRIK
PROPINSI dengan pemasangan 4 titik cahaya + 2
KKB dan 1 pembumian dengan harga
Rp.3.150.000. Dan kesepakatan tersebut
rencananya akan dijadikan Peraturan Gubernur
Propinsi Kalimantan Timur;
iii. Bahwa hingga saat ini acuan tersebut belum
dijadikan Peraturan Gubernur Propinsi Kalimantan
Timur;
i. Bahwa fakta persidangan yaitu keterangan Ahli
Danang Wijaya menyatakan (Vide Bukti B30) ;
i. Dalam instalasi listrik ada gambar yang menjadi
bagian teknisi dalam acuan kerja, hal itu akan
menjadi arsip ketika instalasi sudah dipasang, dari
gambar dapat dilihat ketika ada kesalahan. Tapi
untuk komponen biaya biasa melekat dengan apa
yang dikerjakan; -------------------------------
SALINAN
halaman 67 dari 74
ii. Komponen Jaminan Gambar Instalasi seharusnya
sudah menjadi bagian jasa instalasi (Vide Bukti
B30);
6.5 Bahwa Majelis Komisi berpendapat ; --------------------------------------------
6.5.1 Kesepakatan tersebut terjadi berawal dari rencana Pemerintah
Daerah Propinsi Kalimantan Timur akan mengeluarkan Peraturan
Gubernur mengenai tarif instalasi listrik untuk meredam gejolak
harga (Vide Bukti B6, B26, B28); ------------------------------
6.5.2 Kesepakatan tarif instalasi listrik sebagai hasil rapat pada tanggal
26 April 2011 belum ditetapkan melalui Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur. Maka dianggap belum ada dasar hukum bagi
seluruh Terlapor untuk menerapkan tarif; ---------------------
6.5.3 Berdasarkan fakta persidangan dari keterangan Terlapor XIII Sdr.
Gopran Umar menyatakan untuk pemasangan 4 titik mengenakan
harga Rp.2.700.000 (Vide Bukti B21); ------------------------
6.5.4 Berdasarkan fakta persidangan seluruh Terlapor mengakui
mengenakan harga Rp.1.500.000 untuk gambar jaminan instalasi
yang merupakan bagian dari kesepakatan harga instalasi listrik di
Nunukan (Vide Bukti B10 s.d B25); ---------------------------
6.5.5 Berdasarkan fakta persidangan diketahui dari keterangan Terlapor
XIII dan barang bukti kuitansi terdapat pembayaran yang
dilakukan oleh konsumen kisaran Rp 2.700.000 hingga Rp
3.150.000 kepada Terlapor (Vide Bukti C9, C20, B21); ----
6.5.6 Berdasarkan pedoman Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 menyatakan
bahwa pelanggaran terhadap Pasal 5 tersebut terjadi apabila
terdapat kesepakatan menggunakan harga yang seragam sebagai
langkah awal untuk melakukan negosiasi kepada konsumen dan
terdapat suatu formula standar sebagai dasar perhitungan harga;
6.5.7 Negosiasi kepada konsumen yang terjadi adalah berkisar harga Rp
2.700.000 hingga Rp 3.150.000 sesuai pengakuan di persidangan
dan barang bukti kuitansi (Vide Bukti C9); -------------------
6.5.8 Berdasarkan bukti dokumen yang diajukan oleh Investigator,
diantaranya perjanjian kesepakatan tarif yang ditandatangani oleh
para Terlapor pada tanggal 4 Oktober 2011, pemberitahuan terkait
harga/biaya pemasangan baru meter pra-bayar 2 ampere/450 VA
pada tanggal 4 Oktober 2011, pemberitahuan terkait harga/biaya
pemasangan baru meter pra-bayar 2 ampere/450 VA pada 12 Januari
SALINAN
halaman 68 dari 74
2012 telah menguatkan pelanggaran Pasal 5 ayat (1) UU No. 5
Tahun 1999 (Vide Bukti C51); ----------------------------------
6.5.9 Dengan demikian kesepakatan harga tersebut telah terjadi dan
efektif/dijalankan; -------------------------------------------------
6.6 Bahwa selain itu Majelis Komisi berpendapat telah terjadi penetapan harga yang
bersifat Excessive (berlebihan) dengan alasan sebagai berikut; ------------------
6.6.1 Dalam komponen harga instalasi listrik terdapat istilah “gambar
jaminan instalasi”, istilah tersebut tidak tepat digunakan, dan
berakibat mengelabui konsumen. Pada kenyataannya yang
dimaksud “Gambar Jaminan Instalasi” adalah jasa pemasangan dan
keuntungan yang diperoleh para Terlapor; --------------------
6.6.2 Dengan dimasukkannya komponen Gambar Jaminan instalasi
sebesar Rp 1.500.000 tersebut mengakibatkan Excessive Price
(tingkat harga yang berlebihan) ; -------------------------------
6.6.3 Pendapat Majelis Komisi di atas diperkuat dengan keterangan ahli
yang menyatakan harga gambar jaminan instalasi seharusnya
sudah menjadi bagian jasa instalasi (Vide Bukti bukti B30);
6.6.4 Berdasarkan alat bukti berupa Daftar Kontribusi Pemasangan
Instalasi Asosiasi Kontraktor Listrik Dan Mekanikal Indonesia
Dewan Pengurus Cabang Berau Korda Malinau Dan Nunukan
Majelis Komisi berpendapat komponen-komponen dalam daftar
tersebut turut mengakibatkan Excessive Price (tingkat harga yang
berlebihan) (Vide Bukti C51); -----------------------------------
7. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999; ---------
7.1 Menimbang bahwa Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 menyebutkan sebagai
berikut: -------------------------------------------------------------------------------
“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya
untuk menetapkan harga atas suatu barang dan jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama” ---------
7.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran
Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi mempertimbangkan
unsur-unsur sebagai berikut: ------------------------------------------------------
7.2.1 Unsur pelaku usaha; ---------------------------------------------------
7.2.1.1 Bahwa menurut Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999, yang
dimaksud pelaku usaha adalah orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
SALINAN
halaman 69 dari 74
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian,
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi; -----------------------------------------------------
7.2.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara a quo
adalah khusus pengusaha/pemilik jasa Pemasangan Instalasi
listrik di Wilayah Kabupaten Nunukan (Terlapor I, II, III, IV,
V, VI, VII, VIII, IX X, XI, XII, XIII), koordinator AKLI
Nunukan (Terlapor XIV) dan DPC AKLI Berau Propinsi
Kalimantan Timur (Terlapor XV); -----------------------
7.2.1.3 Bahwa para Terlapor dalam perkara a quo adalah, PT Nusa
Mandiri selaku Terlapor I, PT Sudi Indah selaku Terlapor II,
CV Citra Jananuraga selaku Terlapor III, CV Merkah selaku
Terlapor IV, CV Sumber Maju selaku Terlapor V, CV Albar
Jaya selaku Terlapor VI, CV Putra Daerah selaku Terlapor
VII, CV Alifah selaku Terlapor VIII, CV Surya Agung selaku
Terlapor IX, CV Wahyu Agung selaku Terlapor X, CV
Anugrah Prima Perkasa selaku Terlapor XI, CV Putra Borneo
selaku Terlapor XII, CV Karya Jaya Mandiri selaku Terlapor
XIII, koordinator AKLI Nunukan Propinsi Kalimantan Timur
selaku Terlapor XIV dan DPC AKLI Berau Propinsi
Kalimantan Timur selaku Terlapor XV, sebagaimana
dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum angka 2.1. sampai
dengan 2.15 di atas; ----------------------------------------
7.2.1.4 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi;
7.2.2 Unsur membuat perjanjian ; -----------------------------------------
7.2.2.1 Bahwa menurut Pasal 1 angka 7 UU No. 5 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau
lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau
lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis
maupun tidak tertulis; --------------------------------------
7.2.2.2 Bahwa menurut Pedoman Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999,
unsur membuat perjanjian tersebut dapat berupa: -----
a. Kesepakatan menaikan atau menurunkan harga; -
b. Kesepakatan memakai suatu formula standar sebagai
dasar perhitungan harga; ----------------------------
SALINAN
halaman 70 dari 74
c. Kesepakatan memelihara suatu perbandingan tetap
antara harga yang dipersaingkan dengan suatu produk
tertentu; -------------------------------------------------
d. Kesepakatan meniadakan diskon atau membuat
keseragaman diskon; ----------------------------------
e. Kesepakatan persyaratan pemberian kredit kepada
konsumen; -----------------------------------------------
f. Kesepakatan meniadakan produk yang ditawarkan
dengan harga murah di pasar sehingga membatasi
pasokan dan memelihara harga tinggi; ------------
g. Persetujuan kepatuhan pada harga yang diumumkan;
h. Kesepakatan tidak menjual bila harga yang disetujui tidak
dipenuhi; ------------------------------------------------
i. Kesepakatan menggunakan harga yang seragam sebagai
langkah awal untuk negosiasi. -----------------------
7.2.2.3 Bahwa terdapat perjanjian penetapan tarif jasa pemasangan
instalasi listrik tanggal 4 Oktober 2011 yang dilakukan oleh
Terlapor I,II, III, IV,V, VI, VII, VIII,IX,X, XI,XII, XIII, XIV,
XV; -----------------------------------------------------------
7.2.2.4 Bahwa berdasarkan analisis tentang perjanjian penetapan
harga sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang Hukum
butir 6, perjanjian penetapan harga yang dilakukan oleh
Terlapor I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII,
XIV, dan XV memenuhi unsur membuat perjanjian, karena
terbukti adanya perjanjian yang ditandatangani oleh satu atau
lebih pelaku usaha, yang saling mengikatkan diri terhadap
satu atau lebih pelaku usaha lain, untuk menetapkan
tarif/harga Jasa Pemasangan Instalasi Listrik di wilayah
Kabupaten Nunukan; ---------------------------------------
7.2.2.5 Bahwa dengan demikian unsur membuat perjanjian
terpenuhi; ---------------------------------------------------
7.2.3 Unsur pelaku usaha dan pelaku usaha pesaingnya; ------------
7.2.3.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999,
yang dimaksud dengan unsur pelaku usaha pesaingnya adalah
pelaku usaha lain dalam pasar bersangkutan yang sama;
7.2.3.2 Bahwa yang dimaksud dengan pelaku usaha dan pelaku usaha
pesaingnya dalam perkara ini adalah PT Nusa Mandiri selaku
SALINAN
halaman 71 dari 74
Terlapor I, PT Sudi Indah selaku Terlapor II, CV Citra
Jananuraga selaku Terlapor III, CV Merkah selaku Terlapor
IV, CV Sumber Maju selaku Terlapor V, CV Albar Jaya
selaku Terlapor VI, CV Putra Daerah selaku Terlapor VII, CV
Alifah selaku Terlapor VIII, CV Surya Agung selaku Terlapor
IX, CV Wahyu Agung selaku Terlapor X, CV Anugrah Prima
Perkasa selaku Terlapor XI, CV Putra Borneo selaku Terlapor
XII, CV Karya Jaya Mandiri selaku Terlapor XIII, merupakan
pelaku usaha yang berada dalam pasar jasa pemasangan
instalasi listrik di wilayah Kabupaten Nunukan, yang
seharusnya bersaing satu sama lain; ---------------------
7.2.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha dan pelaku usaha
pesaingnya terpenuhi. -------------------------------------
7.2.4 Unsur menetapkan harga atas suatu barang dan jasa; ---------
7.2.4.1 Bahwa menurut Pedoman Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999,
yang dimaksud dengan harga adalah biaya yang harus dibayar
dalam suatu transaksi barang dan/atau jasa sesuai kesepakatan
antara para pihak di pasar bersangkutan;----------------
7.2.4.2 Bahwa menurut Pasal 1 angka 16 UU No. 5 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan barang adalah setiap benda, baik berwujud
maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,
atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha;
7.2.4.3 Bahwa menurut Pasal 1 angka 7 UU No. 5 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan jasa adalah setiap layanan yang berbentuk
pekerjaan atau prestasi yang diperdagangkan dalam
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku
usaha; ---------------------------------------------------------
7.2.4.4 Bahwa Terlapor I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII,
XIII, membuat penetapan harga jasa Pemasangan Instalasi
Listrik pada 4 Oktober 2011 yang difasilitasi oleh Terlapor
XIV dan XV sebagaimana dijelaskan bagian tentang hukum
butir 6; --------------------------------------------------------
7.2.4.5 Bahwa dengan demikian unsur menetapkan harga atas suatu
barang dan jasa terpenuhi. -------------------------------
7.2.5 Unsur dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar
bersangkutan yang sama; ---------------------------------------------
SALINAN
halaman 72 dari 74
7.2.5.1 Bahwa menurut Pasal 1 angka 15 UU No. 5 Tahun 1999 yang
dimaksud dengan konsumen adalah setiap pemakai dan/atau
pengguna barang dan/atau jasa baik untuk kepentingan diri
sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain; ---------
7.2.5.2 Bahwa menurut Pasal 1 angka 10 UU No. 5 Tahun 1999 yang
dimaksud dengan pasar bersangkutan adalah pasar yang
berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu
oleh pelaku usaha atas barang dan/atau jasa yang sama atau
sejenis atau subtitusi dari barang dan/atau jasa tersebut;
7.2.5.3 Bahwa pasar bersangkutan di dalam perkara a quo dapat
dipenuhi oleh dua faktor definisi suatu pasar bersangkutan
yaitu definisi jenis produk dan definisi geografis. Pasar
produk dalam perkara a quo adalah jasa pemasangan instalasi
listrik dan pasar geografis dalam perkara a quo adalah
wilayah Kabupaten Nunukan sebagaimana diuraikan dalam
bagian tentang hukum butir 4; ----------------------------
7.2.5.4 Bahwa dengan demikian pasar bersangkutan dalam perkara a
quo adalah pasar jasa pemasangan Instalasi listrik di wilayah
Kabupaten Nunukan; ---------------------------------------
7.2.5.5 Bahwa konsumen dalam perkara a quo adalah pemilik barang
yang menggunakan jasa pemasangan instalasi listrik di
Wilayah Kabupaten Nunukan; ----------------------------
7.2.5.6 Bahwa konsumen membayar jasa instalasi listrik yang
berpedoman pada tarif kesepakatan menggunakan harga yang
seragam sebagai langkah awal untuk melakukan negosiasi,
yaitu sesuai tarif kesepakatan antara Terlapor I, II, III, IV, V,
VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, yang difasilitasi oleh
Terlapor XIV dan XV; -------------------------------------
7.2.5.7 Bahwa dengan demikian, unsur dibayar oleh konsumen atau
pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama terpenuhi;
8. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi; ---------------------------------------------
Menimbang bahwa sebelum memutus, Majelis Komisi memandang perlu memberikan
rekomendasi kepada: ----------------------------------------------------------------------
8.1 Kepada Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
untuk menerbitkan peraturan mengenai Tarif Satuan Instalasi Listrik; -----
SALINAN
halaman 73 dari 74
8.2 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian BUMN
untuk memberikan pembinaan kepada Perusahaan Listrik Negara untuk tidak
memfasilitasi kesepakatan harga yang dilakukan oleh asosiasi ataupun pelaku
usaha; ---------------------------------------------------------------------------------
9. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; -------------------
Menimbang bahwa sebelum memutus, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut; -----------------------------------------------------------------------------
9.1 Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagi
Terlapor yaitu Terlapor I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII,XIII,XIV,
XV, telah bersikap baik dan kooperatif selama proses pemeriksaan; -------
9.2 Bahwa seluruh Terlapor telah mengakui perbuatannya; ----------------------
10. Tentang Diktum Putusan dan Penutup; ---------------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta, penilaian, analisis dan kesimpulan di atas,
serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) UU No. 5 Tahun 1999, Majelis Komisi:
MEMUTUSKAN
1. Menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor
V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor
XI, Terlapor XII, Terlapor XIII, Terlapor XIV, dan Terlapor XV terbukti secara
sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999; -----------------------------------------------------------------------------------------
2. Membatalkan kesepakatan harga instalasi listrik tanggal 4 Oktober 2011 yang
dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V,
Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI,
Terlapor XII, Terlapor XIII, Terlapor XIV, dan Terlapor XV; ---------------
3. Menghukum Terlapor XV denda sebesar Rp.1.000.000.000 (Satu Miliar Rupiah)
dan disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di
bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha
melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda
Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ----------------------------------------
4. Menetapkan denda tersebut tidak perlu dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada
putusan Komisi yang menentukan lain dan/atau karena Terlapor XV sebelum
lewat masa percobaan selama 2 (dua) tahun melakukan perbuatan yang dapat
dihukum; -----------------------------------------------------------------------------------
SALINAN
halaman 74 dari 74
Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi yang
terdiri dari Kamser Lumbanradja,M.B.A. sebagai Ketua Majelis Komisi;
Dr.Sukarmi.,S.H.,M.H., Dr.Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D. masing masing sebagai
Anggota Majelis Komisi pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2014 dan dibacakan di muka
persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 12 Juni 2014
oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Kamser Lumbanradja,M.B.A. sebagai Ketua Majelis
Komisi; Dr.Sukarmi.,S.H.,M.H. sebagai anggota Majelis Komisi dan Dr.Syarkawi Rauf,S.E.,
M.E. sebagai Anggota Majelis Komisi Pengganti, dengan dibantu oleh Ratmawan Ari
Kusnandar, S.H. dan Jafar Aly Barsyan, S.H., masing-masing sebagai Panitera. -------
Ketua Majelis Komisi,
t.t.d.
Kamser Lumbanradja,M.B.A.
Anggota Majelis Komisi,
t.t.d.
Dr.Sukarmi.,S.H.,M.H.
Anggota Majelis Komisi,
t.t.d.
Dr. Drs. Chandra Setiawan,M.M.,Ph.D
Panitera,
t.t.d.
Ratmawan Ari Kusnandar, S.H.
t.t.d.
Jafar Aly Barsyan, S.H.
Salinan sesuai dengan aslinya,
SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Direktur Persidangan
A. Junaidi, S.H., M.H., LL.M., M.Kn.