5
Dampak pada kesehatan, pada obesitas ringan sampai sedang morbiditasnya kecil pada masa anak – anak. Namun bila obesitas masih berlangsung setelah dewasa, morbiditasnya maupun mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitasyang tinggi tersebut dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonuklear (PMN). Berikut beberapa kompilikasi yang telah di bagi menurut system dalam tubuh kita. Pada saluran pernapasan, pada bayi obesitas meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru – paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan apnea akibat dari obstruksi saluran napas (OSAS=Obstructive sleep apnea syndrome), sehingga terjadi anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis saluran pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid dapat menyebabkan gangguan tidur, gejala gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah napas pendek. Kulit , kulit sering lecet karena gesekan. Anaka merasa gerah/ panas, sering disertai miliaria, maupun infestasi jamur pada lipatan – lipatan kulit. Ortopedi , pergerakan anak terkena obesitas akan lebih lamban. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Long-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara. Efek psikologis, Kurang percaya diri. Pada masa remaja anak yang mengalami obesitas biasanya pasif dan depresif, karena sering kali mereka tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebanyanya. Gangguan kejiawaan juga bisa menajdi

P3 No 17 & 19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

P

Citation preview

Page 1: P3 No 17 & 19

Dampak pada kesehatan, pada obesitas ringan sampai sedang morbiditasnya kecil pada masa anak – anak. Namun bila obesitas masih berlangsung setelah dewasa, morbiditasnya maupun mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitasyang tinggi tersebut dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonuklear (PMN).

Berikut beberapa kompilikasi yang telah di bagi menurut system dalam tubuh kita.

Pada saluran pernapasan, pada bayi obesitas meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru – paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan apnea akibat dari obstruksi saluran napas (OSAS=Obstructive sleep apnea syndrome), sehingga terjadi anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis saluran pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid dapat menyebabkan gangguan tidur, gejala gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah napas pendek.

Kulit , kulit sering lecet karena gesekan. Anaka merasa gerah/ panas, sering disertai miliaria, maupun infestasi jamur pada lipatan – lipatan kulit.

Ortopedi , pergerakan anak terkena obesitas akan lebih lamban. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Long-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara.

Efek psikologis, Kurang percaya diri. Pada masa remaja anak yang mengalami obesitas biasanya pasif dan depresif, karena sering kali mereka tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebanyanya. Gangguan kejiawaan juga bisa menajdi penyebab obesitas karena pelampiasan stress yang dialaminya ke makanan.

Bila terus berlanjut sampai masa dewasa obesitas pad anak dampat mengakibatkan

- Hipertensi pada masa adolesensi - Hiperlipidemia, ateroskerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada dewasa

dan stroke.- Diabetes mellitus - Penyakit jantung empedu - Osteoarthritis - Sindrom Pickwickian: Pada org dewasa, gangguan pada jantung dan pernapasan serta

hipoventilasi dengan dengan manifestasi polisitemia, hipoksemia,sianosis, pembesaran jantung, gagal jantungkongestif dan somnolen . Kita harus berhati- hati terhadap pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada penderita ini.

- Maturitas seksual lebih awal, menstruasi sering tidak teratur - Penyakit kanker tertentu, seperti ovarium, payudara dan kolon

Page 2: P3 No 17 & 19
Page 3: P3 No 17 & 19

Liposuction merupakan teknik bedah untuk meningkatkan penampilan atau daerah tertentu dari tubuh seseorang dengan melakukan aspirasi lemak yang tidak hilang dengan diet dan aktivitas fisik. Liposuction tidak bertujuan untuk menurunkan berat badan seseorang. Teknik Illouz dengan menggunakan kanul untuk menyedot lemak telah digunakan selama hampir seperempat abad. Pada tahun 1977, muncul teknik tunneling untuk menghilangkan lemak di lokasi tertentu. Teknik yang digunakan saat ini adalah suction-assisted lipoplasty (SAL). Teknik tersebut menggunakan kanul dengan ujung tumpul yang dihubungkan dengan system penghisap tertutup. Selama bertahun-tahun, banyak dilakukan perubahan dan modifikasi terhadap teknik liposuction untuk memperkecil efek samping sekaligus meningkatkan hasil yang baik secara estetika. Jadi liposuction semata-mata tindakan untuk shaping, bukan untuk menurunkan berat badan atau menguruskan badan.

Seperti tindakan operasi pada kasus lainnya, beberapa penyakit dan keadaan di bawah ini perlu dilakukan tatalaksana terlebih dahulu hingga kembali normal atau dalam keadaan terkontrol, sebelum dilakukannya liposuction.8 Hal tersebut di antaranya:1. Riwayat masalah jantung2. Hipertensi3. Diabetes melitus4. Riwayat alergi5. Masalah pernapasan (sesak napas)6. Merokok, alkohol, dan penggunaan obatPasien di atas 40 tahun meskipun dalam keadaan sehat, perlu dikonsulkan ke bagian penyakit dalam untuk mengetahui ada tidaknya hal-hal di atas

Liposuction tidak akan membuat bentuk tubuh permanen. Penumpukan lemak dapat kembali terjadi jika pasien tidak diet dan berolahraga. Bila perlu sebaiknya pasien berkonsultasi dengan psikiater untuk meningkatkan motivasinya

Lemak berlebih di beberapa bagian tubuh bisa jadi tidak sepenuhnya hilang walau seseorang telah menjalani liposuction. Mereka yang menjalani operasi ini juga tidak boleh menjalani diet ketat, baik sebelum atau sesudahnya. Karena liposuctionbukan sebagai program weight loss, maka operasi ini tidak diperuntukkan bagi merekayang overweight dan memiliki timbunan lemak terlalu luas. Untuk pasien seperti ini, kemungkinan akan disarankan gastric bypass.

Siapa yang Boleh Menjalani Liposuction?- Mereka yang memiliki tubuh gemuk dan lembek di beberapa bagian karena timbunan lemak, misalnya pada lengan, perut, paha, dan leher.- Beberapa orang yang tetap mengalami kegemukan karena faktor keturunan, body chemistry, atau sebab lain walau sudah rajin olah raga.Pitman GH. Liposuction and body contouring. In: Aston SJ, Beasley RW, Thorne CHM. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. 5th ed. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers;1997.p.669-91.

Chalekson C. Liposuction, techniques. Available from URL: http:/ /www. emedicine.com/plastic/topic486.htm. Last updated on June2006.

Page 4: P3 No 17 & 19

Shelton R. Tumescent liposuction. Available from URL: http:// www.emedicine.com/derm/topic526.htm. Last updated on September2006

Maugh TH. Obesity surgery has other benefits, study finds it can alleviate diabetes, lower cholesterol. Los Angeles Times, October13,2004.

Freeman BG. Body contouring, abdominoplasty. Available from URL: http://www.emedicine.com/Plastic/topic12.htm. Last updatedon September 2003. Accessed October 14.2006.