Upload
ngulya-imroatul
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
1/13
Pengelolaan lingkungan tidak hanya merupakan tugas
pemerintah saja, akan tetapi merupakan kewajiban kita
semua. Negara mempunyai kekuatan dan wewenang untuk
memberikan cap legal atau illegal dan juga kekuatan
pemaksa untuk mengatur kebijakannya. Akan tetapi,
kebijakan tentang lingkungan akan selalu mempunyai
dillema pada pelaksanaannya di lapangan. Pada satu sisi
kegiatan ekonomi harus terus berjalan dan pada sisi lain
lingkungan harus tetap dilestarikan. Senada dengan hal
tersebut, kasus industri tapioka di Kecamatan Gumelar,
Kabupaten Banyumas dapat menjadi bahan pertimbangan.
Kecamatan Gumelar merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Banyumas yang berbatasan dengan Kabupaten
Bumiayu di Proinsi !awa "engah. Kecamatan Gumelar
terdiri dari sepuluh desa dan beberapa diantaranya
tersebar beberapa industri tapioka guna menopang kegiatan
ekonomi di Kecamatan Gumelar. Sampai dengan tahun #$$%,
paling tidak ada &' perusahaan industri tapioka yang
tersebar pada % desa di Kecamatan Gumelar. (ntuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut)
Tabel 1. Sebaran Industri Tapioka di Kecamatan Gumelar
No. Nama Desa Jumlah Industri Tapioka Jumlah IndustriTapioka per Desa
'.
#.
*.
Kedung (rang
+. $&-+". $'
ihonje+. ''-+". $'
+.$*-+" $', $#
ilangkap
+.$*-+". $#,
$*, $/
+. $#-+". $%
'
'
#
&
'
'
*
/
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
1
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
2/13
0anjutan tabel ' 1
No. Nama Desa Jumlah Industri
Tapioka
Jumlah Industri
Tapioka per Desa&.
/.
2.
%.
"laga
+. $'-+". $'
+. $3- +". $',
$*
Samudra Kulon
+. $*-+". $*,
$&
+. $&-+". $/,
$2
+. $/- +". $*,
$&, $2
Samudra
+. $%-+". $#,
$%
Gumelar
+. '-+". $/, $2
+. $#-+". $',
$#, $/, $4, '$
+. $*-+". $*
+. $&-+". $2
+. $/-+". $'
+. $%-+". $',
$#, $*
'
*
#
#
&
#
#
3
'
*
'
*
&
3
#
'3
"otal &' &'
Sumber: Surat Sekretaris Daerah, tanggal ! "ebruari ##$, Nomor
%%#.&'11$('##$.
"abel ' di atas menunjukkan bahwa dari &' industri
tapioka yang tersebar pada tujuh kecamatan di Kecamatan
Gumelar, '3 industri tapioka berada di 5esa Gumelar yang
merupakan desa yang mempunyai sebaran industri tapioka
yang terbesar. Selain itu, 5esa Samudra mempunyai 3
industri tapioka yang merupakan terbesar kedua setelah
5esa Gumelar.
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
2
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
3/13
6ndustri tapioka yang tersebar di beberapa desa
tersebut menghasilkan tepung tapioka yang digunakan untuk
bahan dasar untuk keperluan industri makanan, industri
7armasi, industri tekstil, industri perekat dan
sebagainya. Selain itu, industri ini menyumbangkan berkah
tersendiri bagi masyarakat sekitarnya atau berdampak
ekonomis yaitu memperluas kesempatan kerja bagi
masyarakat dan menambah pendapatan masyarakat. Berikut
tabel yang menjelaskan tentang kapasitas produksi dan
tenaga kerja yang terserap dari industri tapioka di
Kecamatan Gumelar)
Tabel Kapasitas "roduksi dan Tenaga Ker)a Industri Tapioka diKecamatan Gumelar
No. Nama Desa Kapasitas "roduksi*Kg'hari+
Jumlah Tenaga Ker)a
'.
#.
*.
&.
/.
2.
%.
5esa Kedung
(rang
5esa
ihonje
5esa
ilangkap
5esa "laga
5esa
Samudra
Kulon
5esa
Samudra
5esa
Gumelar
*$$
'3$$
3$$$
3/$$
&/$$$
&$$$
'$*$$$
&
'#
#*
'3
'#$
'$
*$*
Total '%$2$$ &4$
Sumber: Surat Sekretaris Daerah, tanggal ! "ebruari ##$, Nomor
%%#.&'11$('##$.
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
3
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
4/13
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
5/13
beban pengelolaan limbah yang dapat mengurangi keuntungan
para pengusaha kecil ini.
alaupun demikian, industri tapioka di Kecamatan
Gumelar berdampak ekologis yaitu pencemaran air dan udara
di lingkungan sekitarnya. :al tersebut dijelaskan pada
tabel berikut)
Tabel & "embuangan dan Dampak Industri Tapiokadi Kecamatan Gumelar
No. Nama Desa 4olum
e /ir2imbah*m&'hari+
/da'T
idakI"/2
/ir
2imbahdiman5aat kanuntuk
/ir 2imbah
dibuang ke
Dampak
'.
#.
*.
&.
/.
5esa
Kedung
(rang
5esa
ihonje
5esa
ilangkap
5esa "laga
5esa
Samudra
Kulon
'
&,/
#&
#/,/
'*/
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
5ibuang
5ibuang
5ibuang
5ibuang
5ibuang
Kali Arus
Kali Karang
5awa
Kali itawali
Kali iwaru
Kali "ajum
Kali itawali
Kali Gumelar
Kali Sawangan
"idak
terjadi
kon7ik
sosial
"idak
terjadi
kon7ik
sosial
"idak
terjadi
kon7ik
sosial
"idak
terjadi
kon7ik
sosial
"elah
terjadi
kon7iksosial antar
masyarakat
akibat
pembuangan
air limbah
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
"
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
6/13
0anjutan tabel * 1
No. Nama Desa 4olum
e /ir2imbah*m&'hari+
/da'T
idakI"/2
/ir
2imbahdiman5aat kanuntuk
/ir 2imbah
dibuang ke
Dampak
2.
%.
5esa
Samudra
5esa
Gumelar
'#
*$4
Ada
Ada
5ibuang
5ibuang
Kali "ajum
Kali Bujil
Kali ipandan
Kali ibusung
Kali itawali
Kali Sompak
"idak
terjadi
kon7ik
sosial
"elah
terjadi
kon7ik
sosial antar
masyarakat
akibat
pembuangan
air limbah
Total /''
Sumber: Surat Sekretaris Daerah, tanggal ! "ebruari ##$, Nomor
%%#.&'11$('##$.
"abel * menunjukkan bahwa semua industri tapioka di
Kecamatan Gumelar mempunyai 6PA0 86nstalasi Pembuangan
Air 0imbah9 dan juga tidak meman7aatkan air limbah
tersebut. Selain itu semua industri tapioka di Kecamatan
Gumelar membuang air limbahnya ke sungai. Pembuangan air
limbah tersebut menyebabkan dampak yaitu berupa kon7lik
sosial di beberapa desa yaitu 5esa Samudra Kulon dan 5esa
Gumelar.
5ari kajian tersebut di atas, dapat dilihat bahwakebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah 5aerah dalam
hal ini Bupati dalam bentuk Peraturan Bupati dalam
pengelolaan lingkungan pada kegiatan industri tidak
berjalan e7ekti7. Sehingga dalam makalah yang pendek ini,
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
6
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
7/13
penulis akan membidik pokok bahasan tentang =mengapa
kebijakan pengelolaan lingkungan pada kegiatan industri
dalam bentuk Peraturan Bupati tentang !enis (saha 5an
Atau Kegiatan >ang ajib 5ilengkapi 5engan (paya
Pengelolaan 0ingkungan :idup 8(K09 5an (paya Pemantauan
0ingkungan :idup 8(P09 tidak e7ekti7?@
Ketidake5ekti5an Kebi)akan
Pada dasarnya, industri merupakan usaha-kegiatan
untuk ekonomi demi mendapatkan keuntungan melalui proses
produksi, konsumsi dan distribusi. Produksi sendiri
bertujuan untuk menghasilkan barang-jasa. Akan tetapi.
Ketika produksi tersebut dikaitkan dengan lingkungan
sekitarnya, kegiatan produksi tidak hanya menghasilkan
barang-jasa tetapi juga menghasilkan limbah yang
dikeluarkan dari proses tersebut.
Kebijakan politik seharusnya menjadi penghubung
dalam mengkerangkai 7enomena ekologis dan ekonomi. :al
ini dapat dilihat pada gambar berikut)
5alam gambar tersebut menjelaskan bahwa politik yang
dapat berupa perilaku maupun kebijakan pemerintah sebagaijembatan yang menghubungkan dua logika serta 7enomena
yang berbeda yakni ekologi dan ekonomi. Kebijakan
seharusnya dijadikan acuan agar kedua 7enomena tersebut
tidak saling berbenturan atau merugikan satu sama
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
#
JEMBATAN (Politik)Ekologi Ekonomi
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
8/13
lainnya. Apabila politik yang berupa kebijakan pemerintah
dapat menjadi penghubung dua 7enomena atau logika
tersebut, maka kebijakan tersebut dapat dikatakan
e7ekti7.
(ntuk meminimalkan dampak kerusakan ekologis dari
industri, diperlukan pengawasan dari berbagai pihak,
terutama negara. Kebijakan yang dikeluarkan oleh negara
seharusnya juga melihat prinsip ekologis dalam
pelaksanaannya. "erkadang birokrasi pemerintahan tidak
bias diandalkan untuk diperankan sebagai instrumen
pengelolaan lingkungan hidup karena system nilai yang ada
di dalam birokrasi pemerintahan tersebut tidak sensitie
terhadap premispremis ekologis.*
5i dalam Peraturan Bupati Banyumas nomor *' "ahun
#$$2 yang menggunakan logika besaran-skala penggunaan
produksi per industri tidak serta merta mengurangi dampak
negati7 ekologis. Ketika produksiproduksi industri
tapioka yang tidak sesuai dengan skala yang ditentukan
terakumulasi dalam satu kawasan malah mengakumulasikan
limbah itu sendiri. emang, kebijakan pemerintah daerah
tersebut sangat pro dengan industri kecil. (ntuk tidak
memberikan beban kepada industri kecil, pemerintah
membuat peraturan yang ditetapkan berdasarkan
besaran-skala. Berarti, hanya perusahaanperusahaan besar
yang diwajibkan untuk mengelola lingkungan dengan
melengkapinya dengan (P0 dan (K0. !ika industri kecil
diperketat dengan pengelolaan limbah, maka industri kecil
3 Pur$o Santo%o& Ph'() *+akalah, Environmental Governance - .ilo%oi ltrnati ntuk Berdamai
(engan Lingkungan Hidup) halaman 1#'
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
9/13
tersebut akan bangkrut. !adi, industri kecil dibebaskan
dari pengelolaan lingkungan yang akan menambah beban
produksi. Akan tetapi, pada kenyataannya, hal tersebut
tidak serta merta menyelamatkan lingkungan, malah ikut
menimbulkan dampak lingkungan yang negati7. :anya karena
yang kecil 8industri kecil9 ini tidak dianggap berbahaya,
system perijinan hanya peduli pada satupersatu industri.
Padahal dari satupersatu industri tersebut akan
terakumulasi di satu kawasan dan menyebabkan carrying
capacity 8batas kemampuan alam untuk merecoery diri
setelah mendapat CatCat yang masuk dari luar9 pada
aliran pembuangan limbah tersebut tidak terjangkau. 5alam
proses pembuangan limbah ke sungai yang dilakukan oleh
pengusaha tapioka, dengan menggunakan logika carrying
capacity, limbah cair tapioka dalam kondisi normal dapat
larut dalam air sungai pada kadar yang seimbang dengan
kemampuan air sungai dalam merecoery diri. Ketika
akumulasi limbah tersebut bertambah dan terusmenerus
terjadi, maka akhirnya sungai tidak bisa merecoery
dirinya sendiri. Kebijakan Pemda Banyumas yang berdimensi
Politically correct yakni dalam bentuk diskriminasi
sasaran kebijakan yang bersi7at positi7 yang diberikan
kepada industri kecil untuk tidak mengelola limbah
akhirnya berdampak pula terhadap ekologi dan sosial.
5ampak ekologi berupa pencemaran dan dampak sosial berupa
kon7lik.
5i samping itu, dalam kasus industri tapioka di
Kecamatan Gumelar, untuk mengurangi pencemaran, para
pengusaha sudah membuat 6nstalasi Pembuangan Air 0imbah
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
10/13
86PA09 yang ber7ungsi untuk mengendapkan limbah cair
sebelum dibuang ke sungai. :asil endapannya disebut
lindur atau elot yaitu pati yang kualitasnya jelek.
0ogika end of pipe& dalam bentuk 6PA0 tersebut bukan
mengurangi masalah pencemaran, malah membuat masalah baru
bagi masyarakat sekitar. asalah pencemaran yang timbul
karena 6PA0 tersebut adalah pencemaran udara 8bau tidak
sedap9, pencemaran sungai 8dari pembuangan air limbah ke
sungai9dan pencemaran tanah 8air resapan warga berbau
seperti bau air limbah tapioka9. "eknologi sederhana yang
dilakukan para pengusaha tapioka tersebut harganya murah,
tetapi dampak ekologis terabaikan.
Persoalan limbah merupakan pemindahan resiko. +esiko
yang dipindahkan oleh industri tapioka kepada masyarakat
sekitar. 0imbah merupakan buangan yang dihasilkan dari
proses produksi baik industri maupun domestik 8rumah
tangga9, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki ekonomis./ Ada dua kemungkinan dari pembuangan
limbah, pertama, tidak ada orang lain yang terganggu, dan
kedua, ada orang lain yang terganggu. Persoalan politik
muncul manakala limbah mengganggu orang lain.2
Solusi
(ntuk mengurangi dan meminimalisir dampak negati7
dari limbah industri tapioka tersebut, limbah dikelola
!End of pipemun4ul dari kon%ep limah parik yaitu erakhirnya ma%alah pen4emaran pada 5alur
yang paling akhir'"(iperoleh dari http-//id'$ikipedia'org/$iki/Limah6terin%pira%i dari tuli%an Pur$o Santo%o& Ph'( tentang Pendekatan Politi% dalam +ere%pon Per%oalan
Sampah& yang penuli% kaitkan dengan limah'
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
10
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
11/13
dengan prinsip internalisasi eksternalitas yaitu dengan
cara meminimalkan limbah pada internal kegiatan produksi
sebelum akhirnya dibuang dengan cara melihat produksi
dari hulu ke hilir. Semua 7ase pengelolaan-pengolahan
produksi diminimalisir dari resiko lingkungan dengan cara
mengurangi olume limbah, yang biasa disebut dengan clean
production.
5alam kegiatan pengendalian pencemaran limbah, tidak
hanya dilakukan pengelolaan limbah saja, namun kegiatan
untuk mengurangi jumlah limbah yang keluar dari industri
juga merupaka suatu langkah yang akan membantu menurunkan
beban pencemaran. Penanganan limbah tersebut sudah harus
dimulai dari tahap pemilihan bahan baku hingga akhir
proses produksi, di samping itu pengendalian dampak
setelah proses produksi juga merupakan hal yang penting.
Karenanya, dibutuhkan in7ormasi pemilihan bahan baku yang
bersih dari bahan pencemar, teknologi proses yang ramah
lingkungan dan teknologi daur ulang yang sangat
diperlukan.%
(ntuk meman7aatkan limbah industri tapioka, diawali
dengan awal proses produksinya. Proses pengupasan ketela
pohon dari kulitnya yang berupa limbah padat berupa
kotoran dan kulit, dapat diman7aatkan untuk makanan
ternak. Sedangkan limbah padat hasil endapan berupa
lindur atau elot yang merupakan pati yang kualitasnya
jelek dapat digunakan sebagai pupuk, bahan campuran saus,
sirup glukosa dan obat nyamuk bakar. 0ain pula dengan
#(ikutip dari %trak Ha%il Penelitian Pulika%i .eruari 200# oleh amadhani Sari& S'7'P) (r' Eng'
din Ha%anudin & +'7) (r' Ir' Suharyono S& +'S'
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
11
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
12/13
limbah cair yang dikeluarkan dari industri tapioka yang
biasanya dibuang ke sungai, dapat diman7aatkan menjadi
minuman nata de cassaa.3
5i samping pengelolaan limbah yang dapat dilakukan
oleh pengusaha tapioka, pemerintah juga dapat menitik
beratkan kebijakannya agar bernuansa ekologis. Pemerintah
seharusnya mengintegrasikan pengelolaan limbah
berdasarkan kawasan sehingga limbah dapat dikelola oleh
setiap perusahaan tapioka berdasarkan satu kawasan
tertentu. Selain itu, pemerintah dapat menggunakan
subsidi silang bagi industri kecil tapioka. 5imana pajak
dari industri besar digunakan untuk membantu pengelolaan
limbah di Kecamatan Gumelar baik dengan teknologi, maupun
pelatihanpelatihan untuk mendaur ulang.
Bahan Bacaan)
Nurha%an dan Bamang Pramudyanto&) 16) Buku Panduan Pengendalian (ampak Lingkungan
Indu%tri 7apioka di Indone%ia) Badan Pengendalian (ampak Lingkungan yang dikuti dariIbid.
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
12
7/23/2019 pabrik di ajibarang dengan ipal dan tanpa ipal
13/13
'. Purwo Santoso, Ph.5D 8akalah9 Environmental
Governance ) Eiloso7i Altrnati7 (ntuk Berdamai
5engan 0ingkungan :idup.
#. Purwo Santoso, Ph.5D 8akalah9 Pendekatan Politis
dalam Merespon Persoalan Sampah.
*. Abstrak :asil Penelitian Publikasi Eebruari #$$%
oleh +amadhani Sari, S.".PD 5r. Fng. (din
:asanudin , ."D 5r. 6r. Suharyono AS, .S.
&. Surat Sekretaris 5aerah, tanggal #3 Pebruari #$$%,
Nomor 22$.*-''%&-#$$%.
Sumber 0ain)
http)--id.wikipedia.org-wiki-0imbah
Benny Nuggraha/Politik Ekonomi Lingkungan Hidup/S2 Ilmu Politik 06
13