89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI MEDIA CD INTERAKTIF DENGAN MACROMEDIA FLASH PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: OKTY IHWANTI X 3307029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI MEDIA CD INTERAKTIF DENGAN MACROMEDIA FLASH

PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X

SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI

KABUPATEN PURBALINGGA

TAHUN AJARAN

2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

OKTY IHWANTI

X 3307029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

STUDI KOMPARASI MEDIA CD INTERAKTIF DENGAN MACROMEDIA FLASH

PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X

SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI

KABUPATEN PURBALINGGA

TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh:

OKTY IHWANTI

X 3307029

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mengetahui,

Page 4: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : 16 Desember 2011

Page 5: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Okty Ihwanti

NIM : X3307029

Jurusan/ Prodi : P. MIPA/P. Kimia

Fakultas : FKIP

Judul Penelitian : Studi Komparasi Media CD Interaktif dengan Macromedia Flash

pada Metode Think-pair-Share (TPS) terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Semester I SMA

Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran

2011/2012.

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar hasil karya saya sendiri, bukan

jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan Kode Etik

Ilmiah.

Page 6: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Okty Ihwanti. X3307029. STUDI KOMPARASI MEDIA CD INTERAKTIF DENGAN

MACROMEDIA FLASH PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X

SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN

AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret. Desember. 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Prestasi belajar siswa pada

penggunaan media CD interaktif lebih tinggi dibandingkan Macromedia Flash pada metode

Think-Pair-Share (TPS) pada materi pokok Struktur Atom kelas X semester I SMA Negeri

1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga tahun ajaran 2011/2012”.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian

”Randomized Pretest Posttest Comparison Group Design”. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X-C dan X-E di SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga yang

diambil dengan teknik cluster random sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan tes

kognitif dan angket afektif. Teknik analisis data menggunakan Uji t-pihak kanan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada

materi pokok Struktur Atom kelas X semester I SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten

Purbalingga tahun ajaran 2011/2012 menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS) disertai

CD interaktif lebih tinggi daripada menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS) disertai

macromedia flash. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata selisih prestasi kognitif siswa kelas

eksperimen I (CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)) dan kelas eksperimen II

(macromedia flash pada metode Think-Pair-Share (TPS)) masing-masing sebesar 19,03

dan 13,57. Rata-rata prestasi afektif siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

masing-masing sebesar 79,53 dan 77,03. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan uji t-pihak kanan diperoleh thitung = 1,852 > ttabel = 1,645 untuk prestasi

belajar kognitif dan thitung = 1,769> ttabel = 1,645 untuk prestasi belajar afektif dengan taraf

signifikansi 5%.

Kata kunci : Studi komparasi, CD interaktif, macromedia flash, metode Think-Pair-Share

(TPS), struktur atom, prestasi belajar

Page 7: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Okty Ihwanti. X3307029. A COMPARATIVE STUDY BETWEEN INTERACTIVE CD

AND MACROMEDIA FLASH ON THINK-PAIR-SHARE (TPS) METHOD TO THE

STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT ON THE MAIN MATERIAL OF ATOMIC

STRUCTURE AT THE X GRADE OF FIRST SEMESTER OF SMA NEGERI 1

BOBOTSARI, PURBALINGGA REGENCY IN ACADEMIC YEAR OF 2011/2012.

Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University.

Desember. 2011.

The aim of this research is to know “the students learning achievement using

interactive CD is higher than the macromedia flash on Think-Pair-Share (TPS) method in

Atomic Structure at the X grade of the first semester of SMA Negeri 1 Bobotsari

Purbalingga regency in academic year of 2011/2012”.

This research used an experimental method with “Randomized Pretest Posttest

Comparison Group Design”. The sample of this research are the students on classX-C and

X-E of SMAN 1 Bobotsari, Purbalingga Regency.The sampling technique used was cluster

random sampling technique. The data is collected by using cognitif test and affective

questionnaire. Technique of analyzing the data used “t-test right side”.

Based on the result of the research, it can be concluded that the students learning

achievement in Atomic Structure main material at the X grade of first semester of SMA

Negeri 1 Bobotsari, Purbalingga regency in academic year 2011/2012 using interactive CD

on Think-Pair-Share (TPS) method is higher than the students learning achievement that

macromedia flash on Think-Pair-Share (TPS) method. This is shown by the differences

between students mean score of experiment class I (interactive CD on Think-Pair-Share

(TPS) method) and the students mean score of experiment class II (Think-Pair-Share (TPS)

with macromedia flash). That got 19,03 dan 13,57 for each. The affective achievement the

differences of between experiment class I and experiment class II is about 79,53 dan 77,03.

Whereas based on the result of t-test right side, it shows tcount = 1,852 > ttable = 1,645 for the

cognitive learning achievement and tcount= 1,769> ttable = 1,645 for the affective of learning

achievement with significance level is 5%.

Key word: Comparative study, interactive CD, macromedia flash, Think-Pair-Share (TPS)

method, atomic structure, achievement learning

Page 8: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Ketika Kumohon Kekuatan

Allah Memberiku Kesukaran Agar Aku Menjadi Kuat

Ketika Kumohon Kebijaksanaan

Allah Memberiku Masalah Untuk Dipecahkan

Ketika Kumohon Sebuah Cinta

Allah Memberiku Orang-Orang Bermasalah Untuk Kutolong

Ketika Kumohon Petunjuk

Allah Memberiku Kesempatan

Aku Tak Pernah Memperoleh Apa Yang Aku Inginkan

Tetapi Aku Menerima Apa Yang Aku Butuhkan

Apa Yang Diberikan Oleh Allah, Itulah Yang Terbaik!

Page 9: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Sebuah persembahan terindah untuk:

Bapak, Ibu serta kamasku tercinta yang senantiasa

memberikan dukungan, kasih sayang dan do’a restu

yang tulus (__maaf mungkin selama ini sering

mengecewakan__)

Sahabatku (ya2, Selly, dephy, pi2, eni & erni) yang

selalu memberiku semangat.

Class of 2007 makasih atas persahabatannya selama

ini.

Bapak ibu Suparlan dan mb dian yang selalu

memotivasiku.

Warga Bashiroh (Injani, Inchen, Desi, Pandan,

Dephita, Cindra, Puji, Nita) thanks buat segalanya.

Almamaterku..

Page 10: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat,

nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada waktu-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan

penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penyusunan skripsi.

2. Bapak Sukarmin, M.Si, P.hD selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah menyetujui

permohonan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang telah

memberikan pengarahan dan izin penulisan skripsi ini dan selaku Penguji II yang telah

memberikan masukan dan evaluasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. JS. Sukardjo, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

kebijaksanaan, kesabaran, bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Nanik Dwi N, S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang telah pula memberikan

kebijaksanaan, kesabaran, bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga

memperlancar penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sugiharto, Apt. MS selaku Penguji I yang telah memberikan masukan dan

evaluasi dalam penulisan skripsi ini.

Page 11: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

7. Bapak Drs. Djumadi, M.M selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bobotsari yang telah

memberikan izin serta fasilitas selama penulis mengadakan penelitian di SMA Negeri 1

Bobotsari.

8. Bapak Drs. Murdjito selaku guru kimia SMA Negeri 1 Bobotsari yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X-C dan X-E di SMA Negeri 1 Bobotsari. Terima kasih atas bantuan

dan kerjasamanya.

10. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Kimia’07.

11. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari

kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Surakarta, Desember 2011

Page 12: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...…… i

HALAMAN PENGAJUAN…………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv

PERNYATAAN………………………………………………………………... v

ABSTRAK………………………………………………………………...…… vi

ABSTRACT……………………………………………………………………. vii

MOTTO………………………………………………………………………... viii

PERSEMBAHAN……………………………………………………………… ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah…………………………………...……… 5

D. Rumusan Masalah……………………………………...……… 6

E. Tujuan Penelitian………………………………………………. 6

F. Manfaat Penelitian……………………………………...……… 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Kimia……………………………... 8

2. Studi Komparasi…………………………………………... 10

3. Metode Think-Pair-Share (TPS)………………………….. 11

Page 13: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

4. Media Pembelajaran……………………………………….

a. CD Interaktif………………………………………….

b. Macromedia Flash……………………………………

13

15

17

5. Prestasi Belajar……………………………………………. 19

6. Pokok Bahasan Struktur Atom……………………………. 21

B. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 42

C. Hipotesis………………………………………………………. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………. 44

B. Metode Penelitian……………………………………………… 45

C. Populasi dan Sampel…………………………………….…….. 46

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………….……. 46

E. Instrumen Penelitian…………………………………………… 46

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat……………………………………………..... 54

2. Uji Hipotesis……………………………………………… 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data…………………………………………………. 58

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas……………………………………………..

2. Uji Homogenitas………………………………………..…

61

62

C.

D.

Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji t-Pihak Kanan…………………………………...

2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian……………………...

Pembahasan…………………………………………………….

63

63

64

Page 14: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 71

B. Implikasi……………………………………………………… 71

C. Saran…………………………………………………………… 71

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 73

LAMPIRAN……………………………………………………………………. 76

Page 15: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sifat-sifat Partikel Sub Atom………………………………………..... 23

Tabel 2 Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen……………………………… 36

Tabel 3 Massa Beberapa Isotop……………………………………………….. 38

Tabel 4 Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum……………………………….. 39

Tabel 5 Daftar Rencana Kerja Penulisan Skripsi……………………………… 44

Tabel 6 Design Penelitian Perluasan “Randomized Pretest-Posttest

Comparison Group Design”………………………………………….. 45

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran Penilaian Kognitif……….... 47

Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Penilaian Kognitif..… 49

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif............. 50

Tabel 10 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif…….. 51

Tabel 11 Skor Penilaian Afektif………………………………………………… 51

Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif………… 53

Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji reliabilitas Instrumen Panilaian Afektif…….... 54

Tabel 14 Rangkuman Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan Prestasi

Belajar Afektif……………………………………………………........

58

Tabel 15 Perbandingan Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Belajar Kognitif

Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II…………………………

59

Tabel 16 Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II……….

59

Tabel 17 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Afektif

Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II………………....

60

Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Kognitif dan Afektif………….. 62

Tabel 19 Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Afektif…………………… 62

Tabel 20 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif…………...……………..... 63

Tabel 21 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif…………...……………..... 63

Page 16: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Pembelajaran Kimia………………………………………. 8

Gambar 2 John Dalton……………………………………………………….. 22

Gambar 3 Model Atom Dalton………………………………………………. 22

Gambar 4 J.J. Thomson……………………………………………………… 24

Gambar 5 Model Atom J.J. Thomson……………………………………….. 24

Gambar 6 Tabung Sinar Katoda……………………………………………... 25

Gambar 7 Robert A. Milikan………………………………………………… 26

Gambar 8 Percobaan Tetes Minyak Milikan………………………………… 26

Gambar 9 Rutherford………………………………………………………… 27

Gambar 10 Model Atom Rutherford………………………………………….. 27

Gambar 11 Penghamburan Sinar Alfa………………………………………… 29

Gambar 12 Neils Bohr……………………………………………………….... 30

Gambar 13 Model Atom Neils Bohr………………………………………….. 30

Gambar 14 Lintasan Atom……………………………………………………. 31

Gambar 15 Model Atom Mekanika Gelombang……………………………… 32

Gambar 16 Tabung Sinar Terusan…………………………………………….. 33

Gambar 17 Susunan Atom…………………………………………………….. 35

Gambar 18 Susunan Ion………………………………………………………. 37

Gambar 19 Persebaran Elektron Dalam Atom Hidrogen, Atom Helium, Atom

Litium, Atom Phosphor…………………………………………...

40

Gambar 20 Histrogram Perbandingan Selisih Prestasi Belajar Kognitif Siswa

Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II…………………….

60

Gambar 21 Histrogram Prestasi Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen I

dan Kelas Eksperimen II…………………………………………..

61

Page 17: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus………………………………………………………… 76

Lampiran 2 RPP………………………………………………………….... 77

Lampiran 3 Indikator Tes Prestasi Belajar Kognitif………………………. 97

Lampiran 4 Soal Tes Kognitif……………………………………………... 100

Lampiran 5 Jawaban Soal Tes Kognitif ………………………………....... 109

Lampiran 6 Lembar Jawab tes Kognitif …………………………………... 110

Lampiran 7 Indikator Tes Prestasi Belajar Afektif………………………... 111

Lampiran 8 Soal Try Out Afektif………………………………………….. 112

Lampiran 9 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf

Kesukaran Soal Tes Kognitif…………………………………. 116

Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Afektif……..………... 117

Lampiran 11 Data Induk Penelitian……………………………….………... 118

Lampiran 12 Normalitas Data Penelitian…………………………………… 119

Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Penelitian……………………... …….. 127

Lampiran 14 Uji Matching………………………………………………….... 131

Lampiran 15 Uji t-pihak kanan……………………………………………... 132

Lampiran 16 Print Out Media pembelajaran CD Interaktif………………… 134

Lampiran 17 Print Out Media Pembelajaran Macromedia Flash…............... 143

Lampiran 18 Validasi Media………………………………………………... 147

Lampiran 19 Daftar Nilai Siswa Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011…….. 149

Lampiran 20 Daftar Nilai Siswa Kelas Konvensional……………………… 156

Page 18: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang (Hasbullah, 2005: 4). Pendidikan dapat diperoleh melalui belajar baik di

lembaga formal, informal, ataupun nonformal. Pendidikan di Indonesia masih

menghadapi masalah yang cukup berat, salah satunya adalah masalah yang berkaitan

dengan kualitas pendidikan. Selain itu, dunia pendidikan juga senantiasa mengalami

perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk

mengatasi masalah tersebut secara berkesinambungan, termasuk di dalamnya

perubahan kurikulum.

Salah satu usaha pemerintah dalam rangka memperbaiki kurikulum

pendidikan Indonesia adalah dengan penggantian kurikulum KBK menjadi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pemerintah mengeluarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan dari kurikulum 2004

(Competency-based Curicullum), untuk diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah (Bambang Soehendro, 2006: 1).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kimia adalah salah

satu mata pelajaran yang ada di kurikulum SMA. Ilmu kimia pada hahekatnya

merupakan ilmu yang berdasarkan eksperimen dan akal sehat para ahli dan

peranannya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003:5).

Meskipun kimia sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak sedikit

siswa yang menganggap bahwa kimia merupakan ilmu yang sulit. Hal ini

dikarenakan ilmu kimia erat kaitannya dengan konsep atau materi yang berupa abstak

dan kompleks (Mulyati Arifin, 1995: 220). Sehingga untuk memahami konsep-

Page 19: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

konsep tersebut dibutuhkan penalaran yang tinggi. Kesulitan dalam memahami kimia

juga ditemukan pada peserta didik di SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten

Purbalingga khususnya pada materi pokok struktur atom. Hal ini dapat diketahui dari

banyaknya nilai yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang

diberlakukan yaitu 65. SMA Negeri 1 Bobotsari telah menerapkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sehingga guru dapat memodifikasi pembelajaran

agar siswa lebih memahami materi yang di ajarkan. Sarana dan prasarana SMA

Negeri 1 Bobotsari bisa dikatakan lengkap, dengan laboratorium komputer serta

penggunaan LCD di setiap kelas. Namun dalam proses pembelajaran kimia,

penggunaan metode dan media pembelajaran yang digunakan sering didominasi oleh

metode ceramah dan media power point, sehingga siswa menjadi pasif dikelas, proses

belajar mengajar menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan. Banyaknya

nilai siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) pada materi

struktur atom, dimungkinkan karena adanya metode dan media yang digunakan

kurang sesuai materi struktur atom sehingga perlu adanya pembaharuan mengenai

metode dan media pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembaharuan model pembelajaran. Beberapa ahli menyatakan

bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang

sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,

bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat

beberapa variasi metode yang dapat diterapkan, salah satunya adalah metode Think-

Pair-Share (TPS) yang memberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama

dengan orang lain. Keunggulan metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa yaitu

memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan

menuju partisipasi mereka dengan orang lain (Isjoni, 2010: 78). Metode Think-Pair-

Share (TPS) umumnya kelas dibagi menjadi pasangan-pasangan yang beranggotakan

Page 20: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2 orang atau disebut juga kelompok kecil. Kelompok kecil ini berhubungan positif

dengan prestasi belajar (Daniel Muijs & David Reynolds, 2008:82).

Selain metode pembelajaran, penggunaan alat bantu atau media juga sangat

membantu dalam proses pembelajaran terutama meningkatkan prestasi belajar

(Sudarwan Danim, 1995: 1). Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu

dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan

disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media dan

dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat

tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan

media (Syaiful dan Aswan, 2006: 120). Media yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran salah satunya adalah CD interaktif. Menurut Suzan Duygu Eristi (2008:

1-8), CD interaktif memiliki efek yang positif terhadap pembelajaran dan siswa lebih

termotivasi. Siswa yang termotivasi lebih memperhatikan pelajaran dengan

kesadarannya sendiri dan rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran

yang diberikan (Syaiful dan Aswan, 2006: 162-163). Media lain yang dapat

digunakan dalam pembelajaran adalah Macromedia Flash. Macromedia flash

mempunyai veriasi teknik penyajian yang menarik yaitu gambar terlihat lebih jelas

karena terlihat nyata dan bergerak serta memungkinkan adanya diskriminasi warna

sehingga pembelajaran tidak membosankan.

Materi pokok struktur atom merupakan salah satu materi kimia yang terdiri

dari perkembangan teori atom, orbital, dan konfigurasi elektron yang bersifat abstrak,

membutuhkan pemahaman (Depdiknas, 2003: 3) dan pada umumnya memerlukan

suatu motivasi lebih untuk mempelajari materi ini. Perlunya pemahaman dan

motivasi dalam mempelajari materi struktur atom menyebabkan perlunya penggunaan

metode dan media yang bervariasi karena dapat memotivasi dan membantu siswa

dalam menyerap bahan pelajaran (Syaiful dan Aswan, 2006:158-159). Keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran memberikan dampak positif yaitu memotivasi

Page 21: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2010: 13). Penerapan metode

ceramah dalam proses pembelajaran struktur atom yang menyebabkan ketidakaktifan

siswa perlu dirubah dengan menerapkan metode Think-Pair-Share (TPS). Menurut

Henry Suryo Bintoro (2009: 93-94), metode Think-Pair-Share (TPS) membuat siswa

lebih aktif dalam belajar mengajar karena selain menggali kemampuannya sendiri,

siswa juga diarahkan bekerja sama untuk memecahkan permasalahan meskipun

dalam kelompok kecil. Penerapan metode Think-Pair-Share (TPS) dalam materi

struktur atom, diharapkan mampu meningkatkan keaktifan, kerjasama dan lebih

memotivasi siswa dalam mempelajari materi struktur atom, sehingga prestasi belajar

siswa akan meningkat. Selain itu, penggunaan media CD interaktif dalam

pembelajaran struktur atom dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi

karena dalam CD interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik untuk

memunculkan informasi yang diinginkan oleh siswa. CD interaktif juga membantu

mempertajam materi struktur atom yang disampaikan yaitu dengan kelebihannya

yang menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara

pandangan, suara, dan gerakan. Penggunaan Macromedia Flash dalam pembelajaran

struktur atom juga diharapkan dapat menarik minat siswa karena materi struktur atom

yang bersifat abstrak, dapat disajikan dalam bentuk animasi dengan tampilan yang

lebih jelas. Adanya kemampuan diskriminasi warna dalam Macromedia Flash dan

variasi penyajian teknik yang menarik diharapkan dapat menciptakan pembelajaran

struktur atom yang lebih menyenangkan.

Dengan mempertimbangkan permasalahan, perlu dilakukan penelitian dengan

judul: “Studi Komparasi Media CD Interaktif dengan Macromedia Flash pada

Metode Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Stuktur Atom Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga

Tahun Ajaran 2011/2012”.

Page 22: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia khususnya materi pokok Struktur

Atom masih rendah.

2. Perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang sesuai pada materi Struktur

Atom kelas X SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga.

3. Perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang sesuai pada materi Struktur

Atom kelas X SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga.

4. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga belum

menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS).

5. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga belum

menggunakan media CD interaktif dan Macromedia Flash.

6. SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga belum menggunakan media CD

interaktif dan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) dalam

pembelajaran kimia khususnya materi Struktur Atom.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, dan tidak memungkinkan

setiap masalah yang ada untuk diteliti, maka penelitian ini hanya dibatasi :

1. Objek Penelitian

Siswa kelas X semester 1 SMA N 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga tahun

Pelajaran 2011/2012.

2. Metode dan Media Pembelajaran

Metode Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan media pembelajaran CD

interaktif (kelas eksperimen I) dan metode Think-Pair-Share (TPS) dengan

menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash (kelas eksperimen II).

Page 23: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Materi Pokok

Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada materi pokok struktur atom.

4. Penilaian

Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan adalah penilaian kognitif dan

afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah prestasi belajar siswa pada penggunaan media CD interaktif lebih tinggi

dibanding dengan penggunaan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share

(TPS) pada materi pokok Struktur Atom kelas X semester I SMA Negeri 1 Bobotsari

Kabupaten Purbalingga?“.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

“Prestasi belajar siswa pada penggunaan media CD interaktif lebih tinggi

dibandingkan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) pada materi

pokok Struktur Atom kelas X semester I SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten

Purbalingga tahun ajaran 2011/2012”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan khususnya teori

tentang penggunaan media CD interaktif dan Macromedia Flash pada metode

Page 24: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Think-Pair-Share (TPS) terhadap pencapaian prestasi belajar pada materi pokok

struktur atom.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada pengajar bidang studi kimia dalam pemilihan

media pembelajaran yang diharapkan lebih memberikan efektifitas

pembelajaran.

b. Sebagai referensi bagi peneliti yang mengadakan penelitian lanjutan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

c. Memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya

dalam proses belajar mengajar kimia.

Page 25: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Kimia

Ilmu kimia sebagai rumpun dari IPA merupakan ilmu yang diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban apa, mengapa dan

bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi struktur

dan sifat, transformasi, dinamika, dan energitika zat (Depdiknas, 2003: 1).

Konsep-konsep yang dipelajari dalam kimia diperoleh dari hasil-hasil

eksperimen dan penalaran. Dalam penalaran kimia, semua konsep tersebut disusun

dalam suatu urutan berjenjang yang sistematis dan saling berkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kimia tidak terlepas dari dua komponen pembelajaran yang saling

berkaitan yaitu proses belajar dan proses mengajar.

Pembelajaran kimia merupakan suatu siklus yang terdiri atas tiga tahap, yaitu :

a) perencanaan pelaksanaan pembelajaran kimia, b) pelaksanaan proses pembelajaran

kimia, dan c) penilaian hasil pembelajaran/ belajar kimia. Siklus tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus pembelajaran kimia

(Sukardjo dan Lis Permana Sari, 2007 : 4).

Standar kompetensi dalam mata pelajaran kimia dirumuskan atas dasar struktur

ilmu kimia dan keterampilan-keterampilan proses sains. Selanjutnya standar

Perencanaan

pembelajaran

kimia

Pelaksanaan

pembelajaran

kimia

Penilaian hasil

pembelajaran/

belajar kimia

Feedback Feedback

Page 26: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kompetensi dikembangkan menjadi kompetensi dasar. Materi pembelajaran kimia

adalah materi pelajaran atau bahan ajar yang harus dipelajari peserta didik sebagai

sarana untuk mencapai kompetensi dasar. Materi pembelajaran kimia dapat berupa

fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum-hukum kimia (Sutiman, 2004 : 40-41).

Adapun tujuan mata pelajaran kimia SMA yang telah dicantumkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu :

a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja

sama dengan orang lain.

c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan

atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan

merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan

dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga

merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya

mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya

dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan

teknologi.

Fungsi pembelajaran kimia yaitu :

a. Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Memupuk sikap ilmiah.

c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan

atau eksperimen.

Page 27: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

d. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga

merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya

mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

e. Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya

untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

f. Membentuk sikap yang positif terhadap kimia.

(Depdiknas, 2003)

Materi pembelajaran kimia yang dipakai dalam penelitian ini adalah materi

struktur atom. Pembahasan struktur atom mencangkup teori-teori perkembangan

atom, partikel penyusun atom, dan bagaimana partikel penyusun atom bergabung satu

sama lain untuk membentuk materi yang berukuran besar (Depdiknas, 2003: 2&5).

Konsep dalam struktur atom diperoleh para ahli dari hasil eksperimen dan penalaran

yang penting untuk dipahami karena peranannya diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Studi Komparasi

a. Studi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996: 708), studi berasal dari bahasa

Inggris to study yang berarti ingin mendapatkan atau mempelajari. Mempelajari

berarti ingin mendapatkan sesuatu yang khusus dengan didorong oleh rasa ingin tahu

terhadap sesuatu yang belum dipelajari dan dikenal.

b. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa Inggris to compare yang berarti

membandingkan paling tidak ada dua masalah dan ada faktor persamaan dan faktor

perbedaan. Komparasi adalah penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari

pemecahan melalui analisis hubungan sebab akibat yakni memilih faktor-faktor

tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan

membandingkan satu faktor dengan faktor lain (Winarno Surakhmad, 1986: 84).

Page 28: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan tentang benda-benda, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, dan kritik

terhadap orang (Suharsimi Arikunto, 2006: 267).

Dari berbagai pengertian di atas, maka studi komparasi adalah suatu bentuk

penelitian yang membandingkan antara variabel-variabel yang saling berhubungan

dengan menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis komparasi untuk menguji ada

tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Think-Pair-

Share (TPS) disertai CD interaktif dengan metode Think-Pair-Share (TPS) disertai

macromedia flash pada materi struktur atom kelas X SMA Negeri 1 Bobotsari

kabupaten Purbalingga.

3. Metode Think-Pair-Share (TPS)

Think–Pair-Share (TPS) merupakan salah satu metode pembelajaran

kooperatif yang sangat sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metode ini dikembangkan

oleh Frank Lyman dari University of Maryland (Slavin, 2008: 257). Teknik ini

memberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Keunggulan dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi

kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan

menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Isjoni, 2010: 78). Sedangkan

menurut N. Azlina Nik A. (2010: 6), Think-Pair-Share (TPS) adalah sebuah teknik

belajar kooperatif di mana siswa mendengarkan pertanyaan atau presentasi, punya

waktu untuk berpikir secara individu, berbicara dengan satu sama lain dalam

pasangan, dan akhirnya berbagi tanggapan dengan kelompok yang lebih besar.

Gagasan umum tentang Think-Pair-Share (TPS) adalah siswa berfikir secara mandiri

atau memecahkan masalah dengan tenang, kemudian berpasangan dan berbagi

pikiran mereka dengan seseorang di dekatnya. Teknik Think- Pair-Share (TPS) juga

Page 29: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa dan mereka memiliki cukup

waktu untuk mendiskusikan ide-ide mereka satu sama lain.

Dalam menggunakan tipe Think–Pair-Share (TPS), umumnya kelas dibagi

menjadi pasangan-pasangan yang beranggotakan 2 orang. Langkah-langkah

pembelajaran kooperatif metode Think-Pair-Share (TPS) dalam Slavin (2008: 257)

adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa duduk berpasangan

dengan timnya masing-masing.

b. Guru memberikan pertanyaan kepada kelas.

c. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah jawaban dari dari mereka sendiri, lalu

berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap

jawaban.

d. Guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati

dengan seluruh kelas.

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif dengan metode Think-Pair-Share (TPS), diantaranya :

a. Budi Handoyo (2006), dengan judul “Penerapan Think-Pair-Share Dalam

Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi”

b. Henri Suryo Bintoro (2009), dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran

Matematika Menggunakan Pendekatan Struktural Metode Think-Pair-Share

(TPS) Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Kreativitas

Belajar Matematika Siswa”

c. N. Azlina Nik A dengan judul “CETLs: Supporting Collaborative Activities

Among Students and Teachers Through the Use of Think-Pair-Share Technique”.

Menurut Budi Handoyo (2006: 3), aktivitas dan prestasi belajar siswa selama

penerapan metode Think-Pair-Share (TPS) didalam pembelajaran kooperatif

mengalami peningkatan. Adanya kerjasama secara berpasangan memberikan

kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berfikir dan saling bertukar

Page 30: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pendapat, menjawab pertanyaan untuk memecahkan masalah sehingga seluruh siswa

dapat aktif dalam proses pembelajaran.

4. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau kutub)

atau suatu alat. Media juga diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua

pihak, yaitu sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi (Sri Anitah, 2009:

1). Terdapat beberapa definisi media yang dikutip oleh Sri Anitah (2009: 1-2) antara

lain:

a. Asssociation for Educational Communications and Technology (AECT, 1977)

mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan

informasi.

b. Briggs (1985), mengatakan bahwa media pembelajaran pada hakekatnya adalah

peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.

Termasuk didalamnya, buku, videotape, slide suara, suara guru, tape recorder,

modul atau salah satu komponen dari suatu system penyampaian.

c. Gerlach & Ely (1980), media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat

mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau

visual.

Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Didalamnya

terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini

mungkin didapatkan dari buku-buku, internet, film, microfilm, dsb. Semua itu adalah

media pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada

pebelajar (Sri Anitah, 2009: 2).

Dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran

adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap (Sri Anitah,

Page 31: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2009: 2). Ada dua unsur yang terkandung di dalam media pembelajaran, yaitu: a)

pesan atau bahan/materi pembelajaran yang akan disampaikan, atau perangkat lunak

(software); dan b) alat penampil atau perangkat keras (hardware) (Suwarna dkk,

2006: 118).

Menurut Suwarna (2006: 118) dilihat dari jenisnya media pembelajaran dibagi

menjadi:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti radio, video-cassete, piringan audio.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media

visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film berangkai),

slides (film berangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi jenis

media auditif dan visual.

Media audiovisual ini dibagi lagi menjadi:

1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam

seperti film bingkai suara (sound slides), film bingkai suara, cetak suara, dan

2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar bergerak seperti film suara dan video-casette.

Nilai-nilai praktik media pembelajaran adalah:

a. Meletakan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat

mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme.

Misalnya, untuk menjelaskan bagaimana system peredaran darah pada manusia,

digunakan film.

b. Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa

kedalam kelas; misalnya pasar, pabrik, binatang-binatang yang besar dan alat

perang. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film, atau gambar.

Page 32: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang

lambat.

d. Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari satu sumber serta dalam

situasi dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman pengamatan dan

persepsi pada siswa.

e. Membangkitkan motivasi belajar siswa.

f. Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa.

g. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya

(sumber belajar).

h. Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk

digunakan pada saat yang lain.

i. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka seperti peristiwa gerhana

matahari total atau binatang yang hidup dikutub.

j. Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari

tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.

(Syaiful & Aswan, 2006: 138)

Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah untuk:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar.

d. Membangkitkan motivasi pada subjek belajar.

(Suwarna, 2006: 130)

a. CD Interaktif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “in-ter-ak-tif” mempunyai arti

bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Interaktif berarti hubungan timbal

balik, bukan hanya satu arah. CD interaktif merupakan salah satu media komputer

Page 33: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

interaktif yang di kemas dalam bentuk CD. Media CD interaktif adalah suatu media

yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke pengguna dan penerima

informasi dari pengguna. Media interaktif menciptakan lingkungan belajar

multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis komputer. Ini

merupakan suatu sistem penyajian pelajaran dengan visual, suara, dan materi video,

disajikan dengan kontrol komputer sehingga pebelajar tidak hanya melihat gambar

dan mendengar suara, tetapi juga memberi respon aktif (Sri Anitah, 2009: 64).

Komponen dasar CD interaktif termasuk interaktivitas tingkat tinggi,

antarmuka, grafis, audio, video, teks, grafik navigasi, komprehensif dan animasi. CD

interaktif juga efektif mendorong siswa untuk belajar mandiri. Komponen dari sebuah

CD pembelajaran interaktif memberikan fleksibilitas yang memungkinkan siswa

untuk belajar secara efektif. Komponen ini membuat belajar interaktif beradaptasi

untuk pengguna yaitu kecepatan individual, konten dan akses mudah. Selain itu, CD

interaktif memiliki efek yang positif terhadap pembelajaran dan siswa lebih

termotivasi (Suzan Duygu Eristi, 2008: 1-8).

Ada beberapa penelitian mengenai penggunaan CD interaktif, antara lain:

1) Tse-Kian Neo, Mai Neo and Belinda S.P. Teoh (2007) “Designing A CD

Based Learning Environment For A Multimedia Animation Course”

2) Tri Hartanto (2009) “Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Media

Komputer Dengan CD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Ditinjau Dari Motivasi Belajar SMA Kabupaten Sragen”

3) Indriyanto (2008) “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap

Hasil Belajar Fisika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas XII SMA

Kabupaten Sragen”

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tse-Kian Neo et al (2007: 757),

menyimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif meningkatkan skor belajar

sebesar 32,4%. Sedangkan menurut Tri Hartanto (2009: 79), siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan media komputer dengan CD interaktif memiliki

Page 34: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

prestasi belajar yang lebih baik karena memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara pengguna dengan materi serta memberikan umpan balik terhadap respon siswa

dengan segera. Selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan motivasi yang

tinggi, mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan motivasi yang rendah.

Sebagai media pembelajaran, CD interaktif mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan dari CD interaktif antara lain sebagai berikut:

1) Media ganda

Teks, audio, grafis, gambar diam, dan gambar hidup dapat dikombinasikan

dalam satu sistem yang mudah digunakan.

2) Fleksibilitas.

Pebelajar boleh memilih apa yang ingin dipelajari dari menu, memilih bidang

mana yang menarik, yang dapat memberikan jawaban secara logis.

3) Partisipasi pebelajar, karena memerlukan partisipasi pebelajar.

Kelemahannya :

1) Biaya

Keterbatasan yang paling signifikan untuk interaksi dengan video adalah

biaya.

2) Produksi yang mahal

Akan sangat mahal untuk produksi komersial seperti CD-ROM dan DVD.

3) Kekakuan

Disket komersial tidak dapat diubah sekali dibuat, karena itu materi menjadi

kadaluarsa.

Sri Anitah (2009: 65)

b. Macromedia Flash

Macromedia flash memberikan desain kemampuan membuat animasi web

dengan mudah dan nonteknis. Animasi berbasis vektor Flash lebih cepat, cantik dan

Page 35: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

berukuran jauh lebih kecil daripada film animasi yang lain, serta animasi flash lebih

cepat dibawa kemana-mana, dimasukan ke CD, dilampirkan di email, dikirimkan ke

orang lain yang tidak memiliki player/plugin Flash sekalipun

(http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe-Flash). Ariesto Hadi Sutopo (2003: 60)

mengemukakan bahwa “Macromedia flash adalah software aplikasi untuk animasi

yang digunakan untuk internet. Dengan macromedia flash, aplikasi web dapat

dilengkapi dengan beberapa macam animasi, audio, interaktif animasi dan lain-lain”.

Sedangkan menurut Rizky Rahman J. dkk (2008: 5), macromedia flash adalah

software yang dipakai luas oleh para profesional web karena kemampuannya yang

mengagumkan dalam menampilkan multimedia, menggabungkan unsur teks, grafis,

animasi, suara dan serta interaktivitas bagi pengguna program animasi internet.

Menurut Siti Mutmainah dkk (2002: 1-2), animasi dan gambar yang dibuat

dengan flash akan tetap terlihat bagus pada ukuran windows dan resolusi layar

berapapun. Hal ini disebabkan karena flash dibuat dengan teknologi vector graphic

yang mendeskripsikan gambar memakai garis dan kurva, sehingga ukurannya dapat

diubah sesuai kebutuhan tanpa mengurangi atau mempengaruhi kualitas dari gambar

tersebut. Waktu loading (kecepatan gambar atau animasi yang muncul) lebih cepat

dibanding dengan pengolahan animasi lainnya, seperti animated gifs dan java applet.

Macromedia flash juga mampu membuat website yang interaktif, karena user dapat

menggunakan keyboard atau mouse untuk berpindah ke bagian lain dari halaman web

atau movie, memindahkan objek, memasukkan informasi di form. Mampu

menganimasi grafis yang rumit dengan sangat cepat, sehingga membuat animasi layar

penuh bisa langsung disambung ke situs web.

Sebagai media pembelajaran, macromedia flash mempunyai beberapa

kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain:

1) Gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak,

sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat.

2) Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa.

Page 36: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.

4) Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,

karena disertai dengan bunyi/suara/lagu.

5) Dalam penyampaian di kelas, lebih menghemat tenaga dan waktu karena

dapat dipakai berulang-ulang.

6) Dapat menyajikan tampilan contoh-contoh gambar/foto secara nyata dan

menarik.

7) Sepenuhnya dibawah control guru.

Kelemahannya antara lain:

1) Memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik untuk mengajar

menggunakan macromedia flash.

2) Memerlukan perangkat pendukung antara lain, seperti komputer/laptop dan

LCD.

3) Pembuatan tampilan yang rumit cenderung membuat guru enggan untuk

membuatnya

5. Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga dan

pendidikan, khususnya pengajaran (Zainal Arifin, 1990: 2-3).

Menurut Bloom dalam A. Suhaenah S, (2001: 6) prestasi belajar dibagi

menjadi tiga kategori yang dikenal sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotorik. Yang dimaksud ranah-ranah ini oleh Bloom adalah perilaku-

perilaku yang memang diniatkan untuk ditunjukan oleh peserta didik dalam cara-cara

tertentu, misalnya, bagaimana mereka berfikir (ranah kognitif), bagaimana mereka

bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif), dan bagaimana mereka berbuat

(ranah psikomotorik). Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan

Page 37: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata lain prestasi belajar

merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat

diamati atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parenial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang sejarah rentang kehidupannya manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar

semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai beberapa fungsi

utama antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan

atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia

termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak

didik.

(Zainal Arifin, 1990: 3-4)

Sebagai mana yang dikemukakan oleh Cronbach (dalam Zainal Arifin, 1990:

4), kegunaan prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.

b. Untuk keperluan diagnostik.

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.

Page 38: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.

6. Pokok Bahasan Struktur Atom

a. Perkembangan Atom

Atom merupakan bagian yang sangat kecil dari suatu unsur yang masih

memiliki sifat unsur itu. Pada jaman dahulu tidak ada satupun alat yang mampu untuk

melihat bentuk dan susunan atom. Adapun model atom hanya merupakan rekaan para

ahli sebagai kesimpulan atas data eksperimen yang dilakukan dan untuk menjelaskan

keadaan suatu atom yang sebenarnya. Pandangan tentang atom oleh para ahli adalah:

1) Model Atom Yunani Kuno

a) Democritus (460-370 SM)

“Materi terbentuk oleh partikel yang sudah tak terbagi disebut dengan atom”.

b) Plato dan Aristoteles

“Materi terbentuk dari partikel yang dapat dibagi tanpa batas”.

c) Isaac Newton (1642-1727)

“Mengakui adanya keberadaan atom”.

d) Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)

“Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa (hukum kekekalan massa)”.

e) Joseph Louis Proust (1754-1826)

“Unsur-unsur bergabung dengan perbandingan tertentu”.

2) Model Atom Dalton

John Dalton merupakan perumus teori atom pertama (1803-1807) yang dikenal

dengan teori atom Dalton. Berikut adalah postulat-postulat dalam teori atom Dalton:

a) Suatu unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai atom.

b) Atom-atom dari suatu unsur adalah identik.

c) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, tidak dapat

dimusnahkan atau diciptakan.

Page 39: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d) Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung

dalam perbandingan tertentu.

Gambar 2. John Dalton

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, beberapa prostulat Dalton

ternyata kurang tepat, misalnya:

a) Ternyata atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari berbagai

partikel sub atom.

b) Meski mempunyai sifat-sifat yang sama, atom-atom dari unsur yang sama dapat

mempunyai massa yang berbeda. Atom-atom dari unsur yang sama, tetapi

mempunyai massa yang berbeda disebut isotop.

c) Melalui reaksi nuklir, atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur

lain.

d) Beberpa unsur tidak terdiri atas atom-atom melainkan molekul.

Gambar 3. Model Atom Dalton

Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga kini dapat

diterima yaitu:

a) Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi.

b) Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat

sama dengan unsurnya.

Page 40: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c) Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak dapat

diubah menjadi atom unsur lain.

Dalton menyimpulkan teori atomnya berdasarkan data eksperimen yang ada

pada massa itu. Dalton dan orang-orang setelahnya tidak pernah mengamati keadaan

atom. Jadi, teori atom Dalton hanyalah sebuah model untuk menggambarkan atom

yang sebenarnya yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Dewasa ini telah

tersedia alat yang dapat menunjukan keberadaan atom dipermukaan zat padat, yaitu

Scanning Tunneling Elektron Microscope (STEM). Jadi keberadaan atom sudah tidak

perlu diragukan lagi. Namun demikian, kesahihan teori terletak pada kemampuannya

menjelaskan fakta-fakta yang ada. Teori atom Dalton diterima karena dapat

menjelaskan dengan baik beberapa fakta eksperimen pada massa itu, diantaranya

Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap dengan baik. Namun

demikian. Teori tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:

a) Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur

yang lain.

b) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.

c) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.

Kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan di atas dapat terpecahkan

setelah percobaan-percobaan lebih lanjut yang dilakukan para ahli menunjukan

bahwa atom bukanlah sesuatu yang tidak dapat terbagi, melainkan terdiri atas

berbagai jenis partikel sub atom. Tiga diantaranya adalah proton, elektron dan

neutron.

Tabel 1. Sifat-sifat Partikel Sub Atom

Partikel Lambang Massa

Muatan Penemu gram sma

Proton p 1,6726231 x 10-24

1 +1 Goldstein/Rutherford

Elektron n 9,1093897 x 10-28

1/1840 -1 J.J. Thomson

Neutron e 1,672492716 x 10-24

1 netral J. chadwick

Page 41: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Model Atom J.J. Thomson

Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom yang menyerupai roti

kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya

tersebar elektron bagaikan kismis didalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom

bersifat netral. Model atom Thomson dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. J.J. Thomson

Gambar 5. Model Atom J.J. Thomson

a) Penemuan Elektron

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1900. Penemuan

elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui

tabung hampa. Pada tahun 1821, Sir Humphry Davy seorang ahli fisika dari Inggris

menemukan bahwa gas menjadi penghantar yang lebih baik pada tekanan rendah.

Sejak saat itu banyak dilakukan percobaan dengan tabung hampa atau tabung

pengawan muatan. Tekanan gas dalam tabung dapat diatur melaui pompa isap

(pompa vakum). Pada tekanan yang cukup rendah dan tekanan yang cukup tinggi gas

dalam tabung akan berpijar dengan cahaya yang warnanya tegantung pada jenis gas

Page 42: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(neon berwarna merah, sedangkan natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas

dikurangi maka daerah didepan katode akan menjadi gelap.

Gambar 6. Tabung Sinar Katoda

Berdasarkan besarnya simpangan sinar katoda dalam medan listrik, Thomson

dapat menentukan nisbah muatan terhadap massa (nilai e/m) dari partikel sinar katode

sebesar 1,76 x 108 C g

-1.

e/m = 1,76 x 108 C g

-1

Thomson menemukan bahwa partikel sinar katode (elektron) tidak bergantung

pada jenis katoda maupun jenis gas dalam tabung, sehingga dapat disimpulkan bahwa

elektron merupakan partikel dasar penyusun atom.

b) Pecobaan Tetes Minyak Milikan

Setelah harga e/m untuk elektron diketahui melalui percobaan yang dilakukan

oleh Thomson, selanjutnya diperlukan percobaan lain untuk menentukan nilai e atau

m. Pada tahun 1909, Robert Andreas Milikan dapat memecahkan dilema tersebut

melalui percobaan yang dikenal dengan percobaan tetes minyak, dengan percobaan

ini Milikan dapat menentukan muatan elektron, dimana muatan tetes minyak selalu

merupakan kelipatan bulat dari suatu muatan tertentu, yaitu 1,602 coulomb. Milikan

menyimpulkan bahwa muatan tersebut adalah muatan dari suatu elektron.

e = 1,62 x 10-19

coulomb

Dengan telah diketahuinya muatan elektron, maka massanya dapat dihitung

sebagai berikut:

Thomson : e/m = 1,76 x 108 C gram

-1

Milikan : e = 1,602 x 10-19

C

Maka massa elektron, m = 9,11 x 10-28

gram

Page 43: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 7. Robert A. Milikan

Percobaan tetes minyak yang dilakukan sebagai berikut:

(1) Dengan menggunakan alat semprot membentuk tetesan kecil-kecil.

(2) Dengan menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan

sehingga massa tetes minyak dapat diketahui.

(3) Radiasi sinar X akan mengionkan gas didalam silinder. Ionisasi akan

menghasilkan elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak

sehingga tetes minyak menjadi muatan negatif. Adapun yang menyerap satu,

dua, atau lebih elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potensial, tetes

minyak tetap jatuh karena pengaruh gravitasi.

(4) Jika pelat logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sehingga kutub

negatif, maka tetes minyak yang bermuatan negatif akan mengalami gaya tolak

listrik.

(5) Dengan mengetahui massa tetes minyak dan beda potensial yang digunakan

maka muatan tetes minyak dapat ditentukan.

Gambar 8. Percobaan Tetes Minyak Milikan

Page 44: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4) Model Atom Rutherford

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengemukakan teorinya yaitu:

a) Atom terdiri atas inti bermuatan positif.

b) Massa atom berpusat pada intinya.

c) Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada jarak tertentu.

d) Atom bersifat netral.

Gambar 9. Rutherford

Gambar 10. Model Atom Rutherford

Penemuan inti atom bermula dari penemuan keradioaktifan. Rutherford

menggunakan sinar radioaktif dalam percobaan yang menghantarkannya pada

penemuan inti atom.

(a) Penemuan Keradiokatifan

Pada tahun 1896, seoarang ilmuwan Perancis, Henri Becquerel (1852-1908),

menemukan keradioaktifan ketika mempelajari suatu batuan uranium yang disebut

pekblende. Becquerel menemukan bahwa batuan tersebut terus menerus

memancarkan radiasi. Pemancaran radiasi itu terjadi dengan sendirinya, bukan karena

pengaruh faktor luar. Fenomena ini disebut keradioaktifan atau radioaktivitas,

sedangkan zat yang bersifat seperti itu disebut zat radioaktif (radio = radiasi, aktif =

spontan). Sifat-sifat radioaktif antara lain:

(a) Mempunyai daya tembus yang tinggi.

Page 45: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

(b) Dapat mengionkan gas yang dilaluinya.

(c) Dapat memendarkan zat yang dilaluinya.

Menurut penelitian Ernest Rutherford tentang keradioaktifan, ada tiga jenis

sinar radioaktif yaitu sinar alfa, beta, dan sinar gama.

(b) Penemuan Inti Atom

Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans

Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui

lebih banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki lempeng emas yang sangat

tipis dengan partikel sinar yang berenergi tinggi.

Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus

lempeng emas tanpa pembelokan yang berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak

ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel

alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan beberapa diantaranya

dipantulkan.

Adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan lempeng emas tipis

dengan sinar alfa mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul itu pastilah

telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan

fakta yang dikemukakan J.J. Thomson, dimana atom yang digambarkan bersifat

homogeni dengan seluruh bagiannya (tidak mengindikasikan adanya bagian yang

lebih padat). Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa

dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar

dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang

selanjutnya disebut inti atom. Hal ini dapat diandaikan dengan sebuah roti kismis

yang dipres menjadi seukuran pasir halus. Tentu saja hasilnya menjadi sesuatu yang

sangat pejal atau massif. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat

jauh. Lintasan itu disebut kulit atom. Jarak dari inti hingga kulit atom disebut jari-jari

atom. Ukuran jari-jari atom adalah sekitar 10-8

cm, sedangkan jari-jari inti atom

adalah sekitar 10-13

cm. Jadi sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa. Bila

Page 46: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

diameter ini diibaratkan 1 cm maka penampang atom ibarat lapangan bulat dengan

diameter 1 km.

Dengan model seperti itu, penghamburan sinar alfa oleh lempeng emas tipis

dapat dijelaskan sebagai berikut:

(a) Sebagian besar partikel sinar alfa dapat tembus karena melalui ruang

hampa.

(b) Partikel alfa mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak

inti.

(c) Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan

positif dan sangat masif.

Gambar 11. Penghamburan Sinar Alfa

(c) Kelemahan Model Atom Rutherford

Salah satu kelemahan teori atom Rutherford adalah tidak menjelaskan

mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut hukum fisika klasik, gerakan

elektron mengintari inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi

elektromagnet. Jika demikian, maka energi elektron akan semakin berkurang

sehingga gerakannya akan lambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka

lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.

5) Model Atom Neils Bohr

Pada tahun 1913, seorang ahli fisika Denmark yang bernama Neils Bohr

memperbaiki model atom Rutherford dapat dinyatakan sebagai berikut:

Page 47: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a) Elektron tidak jatuh ke inti, elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan (n)

atau kulit atom yang berbentuk lingkaran.

b) Energi elektron pada lintasan dinyatakan tingkat energi.

c) Elektron dapat berpindah lintasan dari lintasan yang lebih tinggi kelintasan yang

lebih rendah atau sebaliknya.

Gambar 12. Neils Bohr

Gambar 13. Model Atom Neils Bohr

Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spektrum atom dari teori kuantum yang

dikemukakan oleh Max Planck, Neils Bohr mengajukan model atom hidrogen, yaitu

atom yang hanya mengandung satu elektron. Model atom hidrogen menurut Bohr

menyerupai sistem tata surya. Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat

energi tertentu. Artinya, elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja.

Lintasan yang diperbolehkan ini adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari

tertentu, yang disebut juga kulit atom. Tiap orbit ditandai dengan satu bilangan bulat

yang disebut bilangan kuantum (n), mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya yang

dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya.

Page 48: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 14. Lintasan Atom

Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat

energi terendah, yaitu kulit K. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground

state). Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau

penyerapan sejumlah tertentu energi. Perpindahan elektron ke kulit yang lebih luar

disertai penyerapan energi sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit yang lebih

dalam disertai pelepasan energi.

6) Model Atom Mekanika Gelombang

Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger seorang ilmuwan dari Austria

mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika kuantum atau mekanika

gelombang. Menurut teori atom mekanika kuantum, meski elektron mempunyai

tingkat energi tertentu, posisinya tidak dapat dipastikan. Yang dapat dikatakan

tentang posisi elektron adalah peluang untuk menemukannya disetiap titik disekitar

inti atom. Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut

disebut orbital.

Struktur atom menurut teori atom mekanika kuantum mempunyai kesamaam

dengan teori atom Neils Bohr dalam hal tingkat-tingkat energi dalam atom. Keduanya

menyatakan bahwa elektron dalam atom berada pada tingkat-tingkat tertentu.

Bedanya adalah dalam hal posisi elektron dalam atom tersebut. Menurut Bohr, posisi

elektron dipastikan yaitu berada pada orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari

tertentu. Dalam teori atom mekanika kuantum posisi elektron tidak pasti yang dapat

dikatakan hanya peluang untuk menemukannya, yaitu dalam orbital. Perhatikan

Page 49: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bahwa Bohr menggunakan istilah orbit, sedangkan mekanika kuantum menggunakan

orbital.

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern

atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat

pada gambar berikut ini.

Gambar 15. Model Atom Mekanika gelombang

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron.

Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi

yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit

bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit

dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi

orbitalnya belum tentu sama.

a) Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang

(1) Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya)

tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat

fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari

kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu

dalam suatu atom).

(2) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan

kuantumnya (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan

kuantum tersebut).

(3) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya

sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar.

Page 50: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b) Kelemahan Model Atom Modern

Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak

untuk partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.

b. Partikel Penyusun Atom

1) Proton

Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinat katoda ditemukan, Goldstein

melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katoda dan menemukan fakta

berikut. Apabila katoda tidak berlubang ternyata gas dibelakang katoda tetap gelap.

Namun, bila pada katoda diberi lubang maka gas dibelakang katoda menjadi berpijar.

Hal ini menunjukan adanya radiasi yang berasal dari anoda yang menerobos lubang

pada katode memijarkan gas dibelakang katoda itu. Radiasi itu disebut sinar anoda

atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukan bahwa sinar terusan

merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir) bermuatan positif (dalam medan

listrik dibelokkan ke kutub negatif).

Gambar 16. Tabung Sinar Terusan

Partikel sinar terusan ternyata bergantung pada jenis gas dalam tabung.

Partikel terusan terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Jika gas dalam tabung diganti,

ternyata dihasilkan partikel sinar terusan dengan ukuran yang berbeda. Partikel sinar

terusan ini kemudian disebut proton.

Massa 1 proton = 1,6726486 x 10-24

garam = 1 sma

Muatan 1 proton = +1 = +1,6 x 10-19

C

Page 51: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Muatan maupun massa partikel sinar terusan dari gas lain selalu merupakan

kelipatan bulat dari massa dan muatan proton sehingga diduga bahwa partikel itu

terdiri atas proton-proton.

Kemudian pada tahun 1919, Rutherford menemukan proton terbentuk ketika

alfa ditembakan pada inti atom nitrogen. Hal serupa juga terjadi pada penembakan

inti atom lain. Hal ini membuktikan bahwa inti atom terdiri atas proton sebagaimana

diduga oleh Goldstein.

2) Neutron

Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932, tetapi

keberadaanya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Aston menemukan bahwa

atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Fenomena

ini disebut isotop. Juga ditemukan bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama

dengan jumlah protonnya.

Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom

berilium dengan partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang mempunyai

daya tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi

tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama dengan massa proton.

Oleh karena sifat netral, partikel tersebut dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut

membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom.

Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24

gram = 1 sma

Neutron tidak bermuatan (netral).

3) Elektron

Elekton ditemukan oleh Josep John Thomson pada tahun 1900. Penemuan

elekton berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui

tabung hampa. Gas pada tekanan normal bukanlah penghantar listrik. Percobaan lebih

lanjut menunjukan bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel-partikel yang

bermuatan listrik negatif. Hakikat sinar katoda menjadi jelas setelah percobaan yang

dilakukan oleh J.J. Thomson mencapai puncaknya pada tahun 1897. Berdasarkan

Page 52: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

besarnya simpangan sinar katode dalam medan listrik, Thomson dapat menentukan

nisbah muatan terhadap massa (nilai e/m) dari partikel sinar katode sebesar

1,76 x 108 C g

-1.

c. Susunan Atom

Dengan penemuan struktur atom, perbedaan antar atom unsur dapat

dijelaskan. Pebedaan tersebut terletak pada jumlah partikel dasar penyusun atom serta

susunan partikel dasar tersebut. Pada bagian ini, kita akan melihat jumlah proton,

elektron, dan neutron dalam atom serta cara menyatakannya.

Gambar 17. Susunan Atom

1) Nomor Atom

Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton.

Jumlah proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama

mempunyai jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain. Nomor

atom unsur-unsur dapat dilihat pada tabel sistem periodik. Oleh karena suatu atom

bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Jadi, nomor atom

juga menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.

2) Nomor Massa

Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa yang sama,

yaitu masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073 sma; masssa neutron =

1,0087 sma), sedangkan massa sebuah elektron sangat kecil, yaitu 5,486 x 10-4

sma.

Oleh karena itu, massa sebuah atom praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan

Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

Page 53: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

neutronnya, sedangkan massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan

neutrin dalam suatu atom disebut nomor massa.

3) Notasi Susunan Atom

Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom ditunjukan dengan

lambang sebagai berikut:

XA

Z

X = lambang atom (=lambang unsur)

Z = nomor atom = nomor proton (p) = jumlah elektron (e)

A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n

Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. jadi, jumlah

neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor atomnya.

d. Isotop, Isobar, Isoton

1) Isotop

Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom sama), tetapi

berbeda massanya disebut isotop. Perbedaan massa terjadi karena perbedaan jumlah

neutron dalam atom.

Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 jenis isotop, yaitu H1

1 ; H2

1 ; dan H3

1 .

Susunan ketiga isotop itu adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen

Isotop Jumlah Proton Jumlah Elektrom Jumlah Neutron

H1

1 1 1 0

H2

1 1 1 1

H3

1 1 1 2

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron

Jumlah neutron (n) = A - Z

Page 54: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Isotop H1

1 biasa disebut hidrogen, isotop H2

1 disebut deuterium, sedangkan

isotop H3

1 disebut tritium (hidrogen satu-satunya unsur yang mempunyai nama

khusus untuk isotop-isotopnya).

Oleh karena isotop dari satu unsur mempunyai nomor atom sama, maka isotop

itu dapat dibedakan hanya dengan menyatakan nomor masssanya. Jadi, isotop-isotop

H dapat dinyatakan sebagai H-1, H-2, H-3.

2) Isobar

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi

mempunyai nomor massa sama disebut isobar.

Contoh : C14

6 dengan N14

7 , Na24

11 dengan Mg24

12

3) Isoton

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi

mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.

Contoh : C13

6 dengan N14

7

e. Susunan Ion

Susunan atom dapat kehilangan elektron atau mendapatkan elektron

tambahan. Atom yang kehilangan elektron akan menjadi ion positif, sedangkan atom

yang mendapat tambahan elektron akan menjadi ion negatif.

Atom Li Atom Li+ Atom Li

-

Gambar 18. Susunan Ion

Page 55: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

f. Satuan Massa Atom

Pada bagian dahulu telah disebutkan bahwa penggunaan massa satuan atom

(sma) untuk menyatakan massa partikel. Yang dimaksud dengan 1 sma adalah 121

dari masssa atom C-12. Dengan kata lain para ahli sepakat menetapkan massa 1 atom

C-12 adalah 12 sma.

Massa 1 atom C-12 = 12 sma

1 sma = 121 dari massa 1 atom C-12

1 sma = 1,66 x 10-24

gram

Tabel 3. Massa Beberapa Isotop (dalam sma)

Isotop Massa Isotop Massa Isotop Massa

H-1 1,00783 O-16 15,9949 Si-30 29,9738

H-2 2,02410 O-17 16,9991 Cl-35 34,9689

H-3 3,01605 O-18 17,9992 Cl-37 36,9659

C-12 12,00000 Si-28 27,9769 Ar-38 37,9627

C-13 13,00335 Si-29 28,9765 Ar-40 39,9624

g. Massa Atom Relatif

Massa atom relatif adalah perbandingan massa antara atom yang satu terhadap

atom yang lainnya. Massa pembanding yang telah disepakati adalah 121 dari massa 1

atom C-12. Oleh karena umumnya unsur terdiri dari beberapa isotop, maka pada

penetapan massa atom relatif digunakan massa rata-rata dari isotop-isotopnya.

Dengan demikian, massa atom relatif adalah perbandingan antara massa rata-rata dari

1 atom suatu unsur terhadap 121 massa 1 atom C-12.

Oleh karena 121 massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka definisi diatas dapat

ditulis sebagai berikut:

Ar unsur X =

Massa rata-rata 1 atom unsur X

121 massa 1 atom C-12

Page 56: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sehingga diperoleh:

Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma

h. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron menggambarkan susunan (persebaran) elektron dalam

atom. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, elektron berada dalam

orbital. Satu atau lebih orbital dengan tingkat energi yang sama atau bermiripan

menyusun kulit atom. Dengan kata lain, dalam teori atom modern, kulit merupakan

sekumpulan orbital. Sama seperti dalam model atom Bohr, kulit atom ditandai

dengan bilangan kuantum n = 1, 2, 3, 4, dan seterusnya, dan dinyatakan dengan

lambang K, L, M, N dan seterusnya sesuai abjad.

Tabel 4. Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum

Nomor Kulit Nama Kulit Jumlah Elektron Maksimum

1 K 2 elektron

2 L 8 elektron

3 M 18 elektron

4 N 32 elektron

5 O 50 elektron

6 P 72 elektron

7 Q 98 elektron

Elektron-elektron akan menempati kulit elektron dimulai dari K sampai terisi

maksimum, kemudian kulit L sampai terisi maksimum, dan seterusnya. Penempaatan

elektron sampai penuh akan terjadi pada kulit K, L, M, sedangkan untuk kulit M

sudah terisi 8 elektron.

Pada atom K tidak membentuk konfigurasi 2, 8, 9 sebab mulai kulit ketiga

dan seterusnya jika sisa dari kulit L lebih dari 8 tetapi kurang dari 18 maka disisikan

8 saja dan elektron berikutnya akan menempati kulit N. Jumlah elektron yang

menempati kulit terluar disebut elektron valensi.

Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X

1 sma

Page 57: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1) Menuliskan Konfigurasi Elektron

Persebaran elektron dalam atom hidrogen, atom helium, atom litium, atom

phosphor sebagai berikut:

Kulit K Kulit K

Elektron elektron

1 proton

2 proton & 2 neutron

Atom Hidrogen Atom Helium

(1H1) (2He

4)

Kulit M Kulit K

Kulit L

Kulit K

Atom fosforus Kulit L Atom Litium

(15P31

) (3Li7)

Gambar 19. Persebaran Elektron Dalam Atom Hidrogen, Atom Helium,

Atom Litium, Atom Phosphor

2) Menentukan Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron ditentukan melalui percobaan. Berdasarkan data yang

diperoleh, ternyata konfigurasi elektron mengikuti pola (aturan) tertentu sehingga kita

Page 58: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan mudah menuliskan konfigurasi elektron berdasarkan nomor atom (jumlah

elektronnya).

a) Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n sama dengan 2n2 (n= nomor kulit

atau bilangan kuantum kulit yang bersangkutan).

Kulit K (n=1) maksimum 2 x 12 = 2 elektron

Kulit L (n=2) maksimum 2 x 22 = 8 elektron

Kulit M (n=3) maksimum 2 x 32 = 18 elektron

Kulit N (n=4) maksimum 2 x 42 = 32 elektron

Kulit O (n=5) maksimum 2 x 52 = 50 elektron

b) Pengisisn elektron dimulai dari kulit K, kulit L, kulit M, dan seterusnya.

c) Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8.

d) Untuk unsur golongan utama, konfigurasi elektron dapat ditentukan sebagai

berikut:

(1) Isi penuh sebanyak mugkin kulit.

(2) Tentukan jumlah elektron yang tersisa.

(3) Jika jumlah elektron yang tersisa > 32, kulit berikutnya diisi dengan 32

elektron.

Jika elektron yang tersisa < 32, kulit berikutnya terisi dengan 18 elektron.

Jika elektron yang tersisa < 18, kulit berikutnya terisi dengan 8 elektron.

Jika elektron yang tersisa < 8, tempatkan semua elektron tersisa pada kulit

berikutnya.

3) Elektron Valensi

Elektron valensi adalah elektron yang dapat digunakan untuk membentuk

ikatan kimia. Untuk unsur-unsur golongan utama, elektron valensinya adalah yang

terdapat pada kulit terluar. Misalnya, konfigurasi elektron aluminium dan bromium

adalah sebagai berikut:

13Al : 2. 8. 3 35Br : 2. 8. 18. 7

Maka elektron valensi aluminium = 3 dan bromin = 7

Page 59: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori, maka diperoleh kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Penggunaan media CD interaktif dapat menghasilkan prestasi belajar yang

lebih tinggi, karena adanya respon aktif siswa dalam penggunaan CD interaktif dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Sealain itu, siswa

juga bisa memilih materi apa yang menarik dan ingin dipelajari dari menu yang

tersedia, serta dapat memberikan jawaban secara logis (fleksibilitas) sehingga dapat

mendorong siswa untuk mempelajari materi struktur atom secara mandiri. Sedangkan

penggunaan media Macromedia Flash membuat proses pembelajaran yang

berlangsung tidak membosankan karena dapat menyajikan tampilan yang menarik.

Akan tetapi, tidak adanya respon aktif siswa dalam media Macromedia Flash

menyebabkan pemahaman siswa lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang

menggunakan media CD interaktif. Dengan didukung adanya penerapan metode

Think-Pair-Share (TPS) yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran, maka penggunaan CD interaktif diharapkan siswa lebih termotivasi

dalam mempelajari materi, lebih memudahkan siswa dalam memahami dan

memecahkan masalah.

Dari uraian di atas, diprediksi prestasi belajar siswa pada penggunaan media

CD interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan Macromedia Flash pada metode

Think-Pair-Share (TPS) pada materi pokok struktur atom.

SISWA

STRUKTUR ATOM

METODE Think-Pair-Share (TPS)

(Metode kooperatif dengan optimalisasi partisipasi siswa)

CD INTERAKTIF

- Respon aktif

MACROMEDIA FLASH

- Tidak terdapat respon aktif

Prestasi belajar lebih tinggi

Prestasi belajar lebih rendah

Page 60: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran,

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

“Prestasi belajar siswa pada penggunaan media CD interaktif lebih tinggi

dibandingkan dengan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) pada

materi pokok Struktur Atom”.

Page 61: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga, pada

kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tahap-tahap seperti berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal,

permohonan ijin survei, dan konsultasi instrumen penelitian pada pembimbing.

b. Tahap penelitian

Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan dilapangan yang

meliputi uji instrument dan penelitian. Waktu pelaksanaan dari bulan Juli sampai

September 2011.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan. Waktu

pelaksanaan dari bulan Oktober sampai Desember 2011.

Tabel 5. Daftar Rencana Kerja Penulisan Skripsi

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Try Out

4 PelaksanaanPenelitian

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

Page 62: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan bentuk perluasan dari Randomized Pretest-posttest Comparison

Group Design. Adapun rancangan penelitiannya seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Design Penelitian Perluasan “Randomized Pretest-posttest Comparison

Group Design”.

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen I T1 X1 T2

Eksperimen II T1 X2 T2

1. Variabel penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas`dalam penelitian ini adalah penggunaan CD interaktif dan

penggunaan Macromedia Flash.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada materi

pokok bahasan struktur atom yang diperoleh dari selisih nilai pretest-postest.

2. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai

berikut:

a. Melakukan observasi pada siswa SMA Negeri 1 Bobotsari, yakni meliputi obyek

penelitian, pengajaran dan fasilitas yang dimilki.

b. Melakukan uji coba pretes pada siswa kelas X untuk mengukur rata-rata

kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan.

c. Memberi perlakuan X1 kepada kelas eksperimen I, dan perlakuan X2 kepada kelas

eksperimen II.

d. Memberikan postest T2 pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk

mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan X1 dan X2.

Page 63: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

e. Memberi angket berisi kemampuan afektif kepada kelas eksperimen I dan

eksperimen II.

f. Melakukan uji statistika terhadap hasil dari masing-masing test.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA

Negeri 1 Bobotsari Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 8 kelas.

2. Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara cluster random

sampling yaitu menetapkan dua kelas dari delapan kelas X semester ganjil secara

acak sebagai kelas eksperimen I dan eksperimen II.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan berupa data tentang prestasi belajar siswa pada

pembelajaran kimia materi pokok Struktur Atom. Penilaian aspek kognitif dipeoleh

langsung dari siswa dengan menggunakan tes bentuk obyektif yang diberikan

sebelum dan sesudah proses pembelajaran materi Stuktur Atom dengan perangkat tes

yang sama. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan menggunakan angket terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan yang diisi langsung oleh siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu penilaian

kognitif dan afektif.

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum

digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tersebut diujicobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Uji coba soal ditunjukan untuk

Page 64: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mengetahui tentang taraf kesukaran, taraf pembeda item soal, validitas dan reliabilitas

dari suatu soal.

a. Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan Indeks

Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban

benar yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

IK = B

N x Skor maksimal

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item

N : Kelompok siswa

skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu

item

N x skor maksimal : Jumlah jawaban yang benar yang harus diperoleh dari suatu item

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,81 ─ 1,00 : Mudah Sekali (MS)

0,61 ─ 0,80 : Mudah (MD)

0,41 ─ 0,60 : Sedang/Cukup (Sd-C)

0,21 ─ 0,40 : Sukar (SK)

0,00 ─ 0,20 : Sukar Sekali (SS)

(Masidjo, 2010: 189-192)

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Item Kriteria

MS MD Sd-C SK SS

Tes Struktur Atom 30 13 11 3 3 -

Page 65: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Taraf Pembeda Suatu Item

Taraf pembeda soal adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban benar dari

siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai=upper group) berbeda dari siswa-

siswa yang tergolong kelompok bawah (bodoh=lower group) untuk suatu item

(Masidjo, 2010:196). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok atas

dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).

Keterangan :

ID : Indeks diskriminasi

KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok atas

KB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau

bawah

NKA atau NKB x Skor maksimal : Perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang

tergolong kelompok atas dan bawah yang

seharusnya diperoleh.

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

0,80 ─ 1,00 : Sangat Membedakan (SM)

0,60 ─ 0,79 : Lebih Membedakan (LM)

0,40 ─ 0,59 : Cukup Membedakan (CM)

0,20 ─ 0,39 : Kurang Membedakan (KM)

Negatif ─ 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)

(Masidjo, 2010: 196-201)

Hasil uji taraf pembeda soal instrumen penilaian kognitif yang di lakukan

terangkum dalam Tabel 8.

Page 66: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Item Kriteria

SM LM CM KM SKM

Tes Struktur Atom 30 10 15 5 - -

c. Validitas Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur dikatakan valid bilamana alat ukur tersebut isinya sesuai untuk

mengukur objek yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini

adalah validitas butir soal. Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan

mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian ini bentuk soal yang

digunakan adalah bentuk soal pilihan ganda. Untuk menghitung validitas butir soal

digunakan rumus product moment sebagai berikut :

22

YYNXXN

YX -XYN

22xyr

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

X : Hasil pegukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : Kriteria yang dipakai

(Masidjo, 2010: 246)

Koefisien korelasi biserial (rxy) menunjukkan validitas item dari suatu butir soal

yang selanjutnya disebut sebagai rhitung. Taraf signifikan yang dipakai dalam

penelitian ini adalah 5%. Item dikatakan valid bila harga rhitung ≥ rtabel.

Koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 2010: 243)

Page 67: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif yang di lakukan terangkum

dalam Tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Item Kriteria

Valid Tidak Valid

Tes Struktur Atom 30 26 4

d. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu

menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil.

Untuk menghitung koefisien realibilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus

KR 20 yaitu sebagai berikut :

2

S

pq2

S

1-n

nr

t

t

tt

Keterangan :

rtt : Koefisien reliabilitas

n : Jumlah item

S : Deviasi standar

p : Indeks kesukaran

q : ( q = 1 – p )

∑ pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

(Masidjo, 2010: 233)

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR) (Masidjo, 2010: 209)

Page 68: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Item Reliabilitas Kriteria

Tes Struktur Atom 30 0,847 Tinggi

2. Instrument Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa

angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus

menyediakan alternatif jawaban. Siswa memberikan jawaban yaitu dengan memilih

salah satu jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa

hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah

disediakan. Adapun acuan penilaian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang

dinilai

Nilai untuk item

mengarah jawaban

positif

Nilai untuk item

mengarah jawaban

positif

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

4

3

2

1

1

2

3

4

(Depdiknas, 2003: 91)

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tersebut

diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket.

a. Uji Validitas

Validitas instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep.

Validitas konstruksi adalah validitas yang menunjukan sampai dimana isi suatu tes

atau alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau

alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau

Page 69: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

alat pengukur tersebut. Validitas inipun akan mudah ditentukan pada tes hasil belajar

yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh seorang guru, khususnya

apabila ditaati langkah merumuskan tujuan instruksional dan visualisasi kisi-kisi

sebagai langkah-langkah perencanaan tes buatan guru. Apabila isi item-item yang

merupakan suatu kesatuan suatu tes benar-benar sesuai dengan suatu konsep atau

konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka dikatakan tes tersebut memiliki

validitas konstruksi yang tinggi (Masidjo, 2010: 144).

Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar sebagai berikut:

22

YYNXXN

YX -XYN

22xyr

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : Kriteria yang dipakai

(Masidjo, 2010: 246)

Taraf signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% instrumen

validitas suatu tes (rxy).

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 2010: 243)

Kriteria pengujian :

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel

Page 70: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui harga kritik (rtabel)

sebesar 0.304.

Hasil uji validitas instrumen penilaian afektif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 12.

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

Variabel Jumlah Item Kriteria

Valid Tidak Valid

Tes Struktur Atom 40 28 12

b. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang

sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak sama pada waktu yang

sama. Untuk mengetahui tingkat realibilitas suatu butir soal yang menghendaki

gradualisasi penilaian digunakan penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari

realibilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut :

2

2

11

t

i

ttS

S

n

nr

Keterangan :

rtt : Realibilitas instrumen

n : Jumlah item

ΣSi2 : Jumlah kuadrat S masing-masing

St2

: Kuadrat dari S total keseluruhan item

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 2010: 209 dan 238)

Page 71: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Hasil uji Reliabilitas instrumen penilaian afektif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 13.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Panilaian Afektif

Variabel Jumlah Item Reliabilitas Kriteria

Tes Struktur Atom 40 0,856 Tinggi

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t pihak kanan. Oleh karena

itu, perlu diuji persyaratan analisisnya, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan

adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode

Liliefors adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Tingkat Signifikasi : α = 0,05

3) Statistik Uji

L0 = Maks | F(Zi)-S(Zi) | ; 1,2,3

Keterangan :

F(Zi) : Peluang Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi {P( Zn ≤ Zi )}

S(Zi) : Proporsi cacah Zn lebih kecil terhadap seluruh Zi

Zi : Skor standar

Lo : Koofisien liliefors pengamatan

Zi : S

XX i , X : Nilai rata-rata

S : Standar deviasi

Page 72: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4) Daerah Kritis

DK = {L| L>Lα;n} dengan n adalah ukuran sampel.

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L DK atau H0 diterima jika L DK

(Budiyono, 2009: 170)

b. Uji Homogenitas

Untuk penggunaan statistik uji tertentu (misalnya analisis variansi)

dipersyaratkan agar populasi-populasi yang diperbandingkan mempunyai variansi-

variansi yang sama. Populasi-populasi yang mempunyai variansi yang sama disebut

populasi-populasi yang homogen. Uji untuk menguji apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak disebut uji homogenitas populasi (Budiyono,

2009: 174). Salah satu uji homogenitas untuk populasi adalah uji Bartlet dengan

rumus sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari variasi yang sama (Homogen)

H1 = Sampel berasal dari variasi yang tidak sama (sampel tidak homogen)

2) Taraf Signifikasi : α = 0,05

3) Statistik Uji

2S log 1n -RKG log f

2,3026

iic

X 2

Dengan :

X 2

X 2(k-1)

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk sj2; j = 1, 2, …, k;

f = N – k = 1

jf

jf = derajat kebebasab untuk RKG

c = 1 +

ffk j

11

)1(3

1

Page 73: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

RKG = rerata kuadrat galat =

j

j

f

SS

SSj = j

j

jn

XX

2

2)(

= (nj-1) s 2

j

4) Daerah Kritik

2 X

2X

2X DK -1k;-1

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika DK2

X atau H0 diterima jika DK2

X

(Budiyono, 2009: 176)

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian maka data yang diperoleh dalam

penelitian akan diolah dengan menguji selisih nilai pretest dan postest dari prestasi

belajar kognitif dan prestasi belajar afektif. Uji yang digunakan adalah Uji t pihak

kanan.

1) Menentukan Hipotesis

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan :

µ1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen I (media CD interaktif)

µ2 = Nilai rata-rata kelas eksperimen II (macromedia flash)

2) Taraf Signifikasi : α = 0,05

3) Statistik Uji

2nn

S 1nS 1ns

21

2

22

2

112

p

21

p

21

n

1

n

1s

XX

t

Page 74: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Keterangan :

S2 = Standar deviasi sampel kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

S12 = Standar deviasi kelas eksperimen I

S22 = Standar deviasi kelas eksperimen II

n1 = Banyaknya sampel pada kelas eksperimen I

n2 = Banyaknya sampel pada kelas eksperimen II

t = Nilai uji kesamaan

1X = Rata-rata nilai tes kelas eksperimen I

2X = Rata-rata nilai tes kelas eksperimen II

4) Daerah Kritik

DK = n1+n2 – 2

5) Keputusan Uji

H0 diterima jika t hitung < t tabel

H0 ditolak jika t hitung > t tabel

(Budiyono, 2009: 143-151)

Page 75: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian adalah nilai prestasi belajar pada materi

Struktur Atom. Prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif dan aspek afektif yang

diambil dari kelas eksperimen I (media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share

(TPS)) dan kelas eksperimen II (Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share

(TPS)). Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah 72 siswa dari kelas X-

C dan X-E SMA Negeri 1 Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Data rerata nilai

prestasi belajar kognitif dan afektif dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan Prestasi Belajar Afektif

Rerata Nilai Kelas

Eksperimen I Eksperimen II

Pretest Prestasi Belajar Kognitif 59,62 62,60

Postest Prestasi Belajar Kognitif 73,18 81,62

Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif 13,56 19,02

Nilai Prestasi Belajar Afektif 77,92 79,25

Untuk lebih memperjelas gambaran dari masing-masing data, maka disajikan

deskripsi data hasil penelitian sebagai berikut:

1. Prestasi Belajar Kognitif Pokok Bahasan Struktur Atom

Perbandingan distribusi mengenai nilai pretest dan posttest belajar kognitif

kelas eksperimen I (media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)) dan

kelas eksperimen II (media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS))

pada materi struktur atom disajikan dalam Tabel 15. Sedangkan Perbandingan

distribusi selisih nilai pretest dan posttest untuk masing-masing kelas eksperimen

pada materi struktur atom disajikan pada Tabel 16.

Page 76: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 15. Perbandingan Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Belajar Kognitif Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

No Interval Pretes

Interval Posttes

Eksp I Eksp II Eksp I Eksp II

1 34.62 - 42.91 3 2 50.00 - 58.33 2 4

2 42.92 - 51.21 6 6 58.34 - 66.67 6 6

3 51.22 - 59.51 4 9 66.68 - 75.01 2 12

4 59.52 - 67.81 9 11 75.02 - 83.35 5 8

5 67.82 - 76.11 11 7 83.36 - 91.69 10 2

6 76.12 - 84.41 3 1 91.70 - 100.03 11 4

Jumlah 36 36 Jumlah 36 36

Tabel 16. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif

Siswa Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II

No Interval Nilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksp I Eksp II Eksp I Eksp II

1 -7.70 - 1.92 -2.89 4 7 11.11 19.44

2 1.93 - 11.55 6.74 7 12 19.44 33.33

3 11.56 - 21.18 16.37 11 8 30.56 22.22

4 21.19 - 30.81 26.00 8 6 22.22 16.67

5 30.82 - 40.44 35.63 4 2 11.11 5.56

6 40.45 - 50.07 45.26 2 1 5.56 2.78

Jumlah - 36 36 100 100

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data pada

Tabel 16 dapat dilihat pada Gambar 20.

Page 77: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 20. Histrogram Perbandingan Selisih Prestasi Belajar Kognitif Siswa Kelas

Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

2. Prestasi Afektif Pokok Bahasan Struktur Atom

Perbandingan distribusi mengenai nilai prestasi belajar afektif kelas

eksperimen I (media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)) dan kelas

eksperimen II (media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS)) pada

materi struktur atom disajikan dalam Tabel 17.

Tabel 17. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa

Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

No Interval Nilai

Tengah

Frekuensi % Frekuensi

Eksp I Eksp II Eksp I Eksp II

1 67.00 – 71.30 69.15 2 8 5.56 22.22

2 71.40 – 75.70 73.55 5 7 13.89 19.44

3 75.80 – 80.10 77.95 18 9 50.00 25.00

4 80.20 – 84.50 82.35 4 8 11.11 22.22

5 84.60 – 88.90 86.75 4 1 11.11 2.78

6 89.00 – 94.30 91.65 3 3 8.33 8.33

Jumlah - 36 36 100 100

Page 78: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data Tabel 17, dapat

digambarkan seperti pada Gambar 21.

Gambar 21. Histrogram Prestasi Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas

Eksperimen II

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang akan dipakai untuk menguji hipotesis

dalam penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: uji normalitas

Lilliefors dan uji homogenitas varian Bartlett.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap nilai pretest, posttest dan selisih nilai prestasi belajar

kognitif dan afektif pada pokok bahasan struktur atom pada taraf signifikansi 5%

dapat dilihat pada Tabel 18. Perhitungan uji normalitas prestasi belajar kognitif secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12.

Page 79: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Kognitif dan Afektif

Kelompok

Siswa Parameter L0 Ltabel Kesimpulan

Kelas

Eksperimen I

Selisih Nilai Kognitif 0.1156 0,1477 Normal

Nilai Afektif 0,1395 0,1477 Normal

Kelas

Eksperimen II

Selisih Nilai Kognitif 0,1120 0,1477 Normal

Nilai Afektif 0,1179 0,1477 Normal

Tampak dalam Tabel 18 bahwa untuk setiap kelompok siswa diperoleh harga

L0 < Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians

antara dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II.

Hasil uji homogenitas nilai kognitif dan afektif menggunakan metode Barlett dengan

taraf signifikansi 0,05 dan dapat dilihat pada Tabel 19. Perhitungan uji homogenitas

nilai kognitif dan afektif secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 19. Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Afektif

No. Parameter 2

hitung 2 tabel Kesimpulan

1. Selisih Nilai Kognitif 0,017 3,841 Homogen

2. Nilai Afektif 1,443 3,841 Homogen

Dari Tabel 19, menunjukkan bahwa tiap variabel diperoleh harga statistik uji

yang kurang dari harga kritik (X2

hitung < X2

tabel). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi yang homogen.

Page 80: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji t-Pihak Kanan

Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan pengujian

hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak kanan pada

selisih nilai prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

a. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif.

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi kognitif siswa materi struktur atom pada

taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 20. Perhitungan Uji t-pihak

kanan dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 20. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif

Kelompok Belajar Variansi thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen I 153,76 1,852 1,645 H0 ditolak

Kelas Eksperimen II 160,19

b. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi belajar afektif siswa materi struktur

atom pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 21. Perhitungan Uji

t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 21. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif

Kelompok Belajar Variansi thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen I 28,71 1,769 1,645 H0 ditolak

Kelas Eksperimen II 43,28

2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Dari analisis terhadap prestasi belajar siswa pada materi struktur atom dan

diperoleh hasil seperti yang tercantum diatas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Page 81: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Prestasi belajar pada penggunaan media CD interaktif lebih tinggi

dibandingkan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) pada materi

pokok Struktur Atom dengan prestasi belajar siswa yang diukur adalah prestasi

belajar kognitif dan afektif. Untuk analisa hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak

kanan.

Dari hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif diperoleh harga

thitung = 1,852 > ttabel = 1,645 dengan dk = 70 pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan

untuk prestasi belajar afektif, diperoleh harga thitung = 1,769 dengan harga ttabel =

1,645 dan dk = 70 pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan uji t-pihak

kanan tersebut, baik untuk prestasi belajar kognitif maupun prestasi belajar afektif H0

ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif maupun prestasi

belajar afektif antara kedua kelas. Rerata selisih nilai prestasi belajar kognitif dan

afektif pada pokok bahasan struktur atom pada kelas eksperimen I (media CD

interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)) lebih tinggi daripada kelas

eksperimen II (Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS)).

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada

penggunaan media CD interaktif lebih tinggi dibandingkan Macromedia Flash pada

metode Think-Pair-Share (TPS) pada materi pokok Struktur Atom kelas X semester I

SMA Negeri 1 Bobotsari Kabupaten Purbalingga tahun ajaran 2011/2012. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X-E sebagai kelas eksperimen I

yang dikenai pembelajaran dengan media CD interaktif pada metode Think-Pair-

Share (TPS) dan kelas X-C sebagai kelas eksperimen II yang dikenai pembelajaran

dengan media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS).

Page 82: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Situasi Kegiatan Belajar Mengajar

Sebelum dilakukan pembelajaran materi struktur atom dengan menggunakan

media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS) untuk kelas eksperimen I

dan media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) untuk kelas

eksperimen II, masing-masing kelas diberikan pretest untuk mengetahui seberapa

jauh materi yang telah dikuasai siswa, sehingga dengan mengetahui materi yang telah

dikuasai dan belum dikuasai oleh siswa, guru dapat melakukan penekanan terhadap

materi terutama materi yang belum dikuasai siswa. Hasil dari pretest dapat digunakan

sebagai salah satu dasar pembentukan kelompok dalam pembelajaran materi struktur

atom menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS), dimana metode Think-Pair-

Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang termasuk

dalam pembelajaran kelompok (cooperative learning) yang heterogen. Dengan

kelompok yang heterogen diharapkan akan memberikan kesempatan saling mengajar,

saling mendukung, dapat meningkatkan relasi, interaksi antar ras, etnik, gender serta

memudahkan pengelolaan kelas karena masing-masing kelompok memiliki anak

yang berkemampuan tinggi yang dapat membantu teman lainnya dalam memecahkan

permasalahan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS) memiliki

tiga tahapan utama dalam pembelajaran, yaitu: think (berfikir), pair (berpasangan)

dan share (berbagi). Tahapan pertama yaitu think (berfikir) dimana guru

memerintahkan siswa mengerjakan soal. Tahap kedua yaitu pair (berpasangan)

dimana siswa diminta untuk mendiskusikan hasil dari jawaban soal yang telah

dikerjakan dengan pasangannya. Pada tahap ini, siswa akan terlatih menerapkan

konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk

mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Tahapan ketiga yaitu share

dimana siswa berbagi jawaban pasangannya dengan seluruh kelas.

Dalam penyajian materi atau konsep digunakan media CD interaktif dan

macromedia flash. CD interaktif digunakan oleh siswa pada kelas eksperimen I. CD

Page 83: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

interaktif merupakan suatu sistem penyajian pelajaran dengan visual, suara, dan

materi video, disajikan dengan kontrol komputer sehingga pebelajar tidak hanya

melihat gambar dan mendengar suara, tetapi juga memberi respon aktif. Setiap

kelompok yang terdiri dari dua orang siswa memegang satu komputer. Siswa diberi

kesempatan untuk mempelajari sendiri materi struktur atom dengan menggunakan

CD interaktif. CD interaktif memberikan fleksibilitas yaitu pebelajar boleh memilih

apa yang ingin dipelajari dari menu, memilih bidang mana yang menarik, yang dapat

memberikan jawaban secara logis sehingga memungkinkan siswa untuk belajar

secara efektif. Pada kelas eksperimen II, pembelajaran menggunakan media

macromedia flash yang dilengkapi dengan animasi-animasi sehingga materi yang

disajikan menjadi menarik.

Penerapan metode Think-Pair-Share (TPS) menghasilkan keadaan yang

sedikit berbeda selama berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen I

(media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)), metode Think-Pair-

Share (TPS) dapat berjalan lebih optimal. Adanya waktu berpikir (think time)

digunakan siswa secara maksimal untuk mengembangkan pemikirannya masing-

masing sehingga kualitas jawaban siswa juga dapat meningkat. Siswa lebih aktif

diskusi dengan pasangannya yaitu bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya

untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan permasalahan. Pada tahap

sharing, siswa secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya dan

bergiliran pasangan untuk mengemukakan jawabannya di depan kelas. Berbeda pada

kelas eksperimen II (media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share

(TPS)), tahap pair (berpasangan) dan share (berbagi) kurang optimal yaitu terdapat

beberapa kelompok yang tidak mendiskusikan jawabanya dengan pasanganya serta

adanya rasa sungkan ketika ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya

ke depan kelas.

Setelah pembelajaran selesai, dilakukan posttest untuk mengetahui perubahan

prestasi belajar kognitif dan afektif setelah diterapkannya penggunaan media CD

Page 84: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS) untuk kelas eksperimen I dan

penggunaan media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) untuk

kelas eksperimen II.

2. Penilaian Kognitif

Dari hasil analisis uji t-pihak kanan, prestasi belajar kognitif pada

pembelajaran struktur atom dengan media CD interaktif pada metode Think-Pair-

Share (TPS) lebih tinggi dari media Macromedia Flash pada metode Think-Pair-

Share (TPS). Hal ini dikarenakan thitung > ttabel, dimana thitung yaitu 1,852 lebih tinggi

dari ttabel 1,645.

Penggunaan media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)

memberikan hasil prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan media

Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS). Penerapan metode Think-

Pair-Share (TPS) dari masing-masing kelas sangat memberikan manfaat bagi siswa

karena mendorong siswa lebih aktif bertanya, mengungkapkan pendapat dan kreatif

dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilakukan juga

mengembangkan sistem diskusi antar siswa sehingga secara langsung mampu

mengembangkan kerjasama antar siswa dan partisipasi antar siswa dalam kelompok

dapat berjalan dengan optimal. Adanya penggunaan media yang berbeda dalam

proses pembelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar siswa terlihat bahwa kedua

kelas tersebut sama-sama menggunakan media animasi, akan tetapi terdapat

perbedaan cara siswa berkomunikasi dengan media.

Dalam kelas eksperimen I (media CD interaktif pada metode Think-Pair-

Share (TPS)), siswa dihadapkan pada “penemu” konsep. Ketika siswa memakai

media ini, siswa dipancing untuk berfikir terlebih dahulu sampai mereka menemukan

konsep materi. Penggunaan CD interaktif yang dilakukan oleh siswa memungkinkan

terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan materi yang diajarkan. CD

interaktif sebagai media dapat langsung menerima respon balikan dari siswa yang

Page 85: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

berbentuk jawaban dan langsung dianalisis oleh komputer sehingga menghasilkan

jawaban komputer yang berbeda dari siswa satu dengan yang lain sesuai jawaban

yang diberikan siswa. Materi pelajaran akan menjadi lebih menarik, karena siswa

menemukan keadaan yang berbeda dari pelajaran yang biasanya mereka langsung

mendapat konsep dari materi tanpa tahu penemuan konsep tersebut, sehingga siswa

menjadi lebih memahami konsep yang dapat mendorong prestasi kognitif siswa yang

baik. Berbeda dengan kelas eksperimen II yang menggunakan media Macromedia

Flash, mereka langsung diberi konsep. Oleh karena itu dalam kelas yang

menggunakan CD interaktif, siswa menjadi “penemu” konsep akan lebih mudah

memahami konsep dibandingkan dengan siswa yang diberi konsep.

3. Penilaian Aspek Afektif

Aspek afektif dalam pembelajaran ini mencakup watak, perilaku, sikap,

minat, nilai, konsep diri dan moral siswa. Seorang siswa akan sulit mencapai

keberhasilan studi secara optimal, apabila siswa tersebut tidak memiliki minat pada

pelajaran tertentu dalam hal ini adalah pelajaran kimia sehingga diketahui bahwa

kompetensi siswa pada aspek afektif menjadi penunjang keberhasilan untuk mencapai

hasil pembelajaran pada aspek kognitif.

.Dari analisis uji t-pihak kanan, prestasi belajar afektif siswa pada

pembelajaran struktur atom dengan menggunakan media CD interaktif pada metode

Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan media

Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS). Terlihat bahwa dari harga

thitung 1,769 lebih tinggi dari ttabel 1,645.

Antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama-sama menggunakan

metode pembelajaran yang sama yaitu Think-Pair-Share (TPS). Dalam Think-Pair-

Share (TPS), adanya tahap Thinking dapat melatih siswa dalam mengembangakan

keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Dengan demikian siswa dapat

belajar secara mandiri dan terbiasa memandang sesuatu dari sudut pandang disiplin

Page 86: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ilmu yang berbeda. Sedangkan tahap Sharing yang dimulai dengan bertukar ide

bersama pasangannya dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sebelum

mengungkapkan idenya ke kelompok yang lebih besar (kelas).

Meskipun sama-sama menggunakan metode pembelajaran yang sama, namun

menghasilkan prestasi belajar afektif yang berbeda. Pada kelas eksperimen I (media

CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)), siswa lebih termotivasi dalam

mengikuti pelajaran karena dalam pembelajarannya menggunakan CD interaktif,

siswa dari X-E belum pernah mendapatkan pembelajaran yang menggunakan CD

interaktif. Siswa mendapat keadaan yang berbeda dari pembelajaran yang biasanya.

CD interaktif memiliki komponen untuk memberikan fleksibilitas yang

memungkinkan siswa untuk belajar secara efektif. Komponen ini membuat belajar

interaktif beradaptasi untuk pengguna yaitu kecepatan individual, konten dan akses

mudah. Dengan dihadapkan pada sesuatu yang baru akan muncul rasa ingin tahu dari

siswa, sehingga pelajaran menjadi tidak membosankan, dapat menaikan minat siswa

terhadap pembelajaran, dan termotivasi untuk menekuni materi yang disajikan. Hal

ini didukung oleh Suzan Duygu Eristi (2008) yang menyatakan bahwa CD interaktif

memiliki efek yang positif terhadap pembelajaran dan siswa lebih termotivasi. Dalam

proses sharing, siswa sangat bersemangat untuk berdiskusi materi dan memecahkan

soal-soal yang disajikan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa sering

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam yang berhubungan dengan

materi dipelajari. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa dapat dijadikan sebagai

indikator tingkat pemahaman siswa atas materi yang diajarkan. Adanya pertanyaan

yang diajukan oleh siswa juga menandakan bahwa siswa memusatkan pikiran

terhadap suatu masalah, termotivasi untuk berpikir, mengembangkan minat dan

pengetahuan, dan mampu mengemukakan pendapat.

Berbeda dengan kelas eksperimen II (media Macromedia Flash pada metode

Think-Pair-Share (TPS)), meskipun menggunakan animasi yang bagus, akan tetapi

dalam proses diskusi sebagian siswa tidak semuanya aktif. Hal tersebut

Page 87: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dimungkinkan karena siswa sudah terbiasa bersikap pasif dalam proses pembelajaran

sebelumnya dan belum adanya penyesuaian terhadap metode pembelajaran yang baru

diterapkan, sehingga bagi siswa yang tidak aktif akan ketinggalan dengan siswa yang

aktif sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kurang berhasil. Dari

pembahasan dapat diketahui bahwa metode Think-Pair-Share (TPS) disertai CD

interaktif dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Oleh

karena itu prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia materi struktur atom dengan

menggunakan media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS) lebih tinggi

dibandingkan dengan penggunaan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share

(TPS).

Page 88: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang mengacu pada perumusan masalah, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada penggunaan media CD interaktif lebih

tinggi dibandingkan Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS) pada

materi pokok Struktur Atom. Hal ini terlihat dari rata-rata selisih prestasi kognitif

siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II masing-masing sebesar 19,03 dan

13,57. Sedangkan rata-rata prestasi afektif siswa kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II masing-masing sebesar 79,53 dan 77,03. Dari hasil perhitungan

menggunakan uji t-pihak kanan, prestasi belajar kognitif diperoleh thitung = 1,852 >

ttabel = 1,645 dan prestasi belajar afektif diperoleh thitung = 1,769 > ttabel = 1,645.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka

sebaiknya penggunaan media CD interaktif pada metode Think-Pair-Share (TPS)

diterapkan sebagai alternatif dalam pembelajaran kimia di SMA khususnya pada

pokok bahasan struktur atom sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

C. Saran

Bertolak dari kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru menggunakan media CD interaktif pada materi struktur atom,

karena hasil penelitian menunjukan prestasi belajar kognitif dan afektif dengan

menggunakan media CD interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan

Macromedia Flash pada metode Think-Pair-Share (TPS).

Page 89: PADA METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP …/Studi... · PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2. Dalam pembelajaran dikelas diperlukan penggunaan media atau metode yang

menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi

siswa untuk memahami materi yang diajarkan.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media CD interaktif

pada metode Think-Pair-Share (TPS) pada pokok bahasan lain yang bersifat

informatif.