11
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Page 2: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

PENGERTIAN BUMI

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yg ada di bawahnya, meliputi tanah dan perairan pedalaman (tambak, rawa-rawa) serta laut wilayah RI

Bangunan adalah konstruksi teknik yg ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan

Page 3: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

YANG TERMASUK BANGUNAN Jalan lingkungan dalam satu kesatuan

dengan komplek bangunan Jalan tol Kolam renang Pagar mewah Tempat olahraga Galangan kapal, dermaga Taman mewah Fasilitas lain yang memberi manfaat

Page 4: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek menurut ketentuan Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak. Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan SPPT berdasarkan SPOP.

Page 5: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

OBJEK PAJAK 1. Klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-

faktor sebagai berikut: Letak Peruntukan Pemanfaatan Kondisi lingkungan dan lain-lain2. Klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-

faktor sebagai berikut: Bahan yang digunakan Rekayasa Letak Kondisi lingkungan dan lain-lain

Page 6: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

BUKAN OBJEK PAJAK Digunakan semata-mata untuk melayani

kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan

Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu

Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak

Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan atas perlakuan timbal balik

Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

Page 7: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NJOPTKP)Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan untuk masing-masing Kabupaten/Kota dengan besar setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak.

Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu ojek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.

Page 8: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

Seorang wajib pajak mempunyai objek pajak berupa bumi dan bangunan di Desa A dan Desa B dengan nilai sebagai berikut:

1. Desa A: NJOP Bumi Rp 13.000.000,00 NJOP Bangunan Rp 9.000.000,00

2. Desa B: NJOP Bumi Rp 8.000.000,00 NJOP Bangunan Rp 10.000.000,00

NJOPTKP untuk objek pajak di wilayah tersebut adalah Rp 10.000.000,00

 

Page 9: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

Desa A: NJOP Bumi Rp 13.000.000,00 NJOP Bangunan Rp 9.000.000,00 NJOP sebagai dasar pengenaan PBB Rp 22.000.000,00 NJOPTKP Rp 10.000.000,00 NJOP untuk perhitungan PBB Rp 12.000.000,00   Penghitungan PBB-nya: Desa B: NJOP Bumi Rp 8.000.000,00 NJOP Bangunan Rp 10.000.000,00 NJOP sebagai dasar pengenaan PBB Rp 18.000.000,00 NJOPTKP 0 NJOP untuk perhitungan PBB Rp 18.000.000,00  

Page 10: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

Tarif Pajak

Tarif Pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5%

Dasar Pengenaan Pajakbesarnya persentase untuk menentukan besarnya

NJKP, yaitu:1. Sebesar 40% dari NJOP untuk: Objek Pajak perkebunan Objek Pajak kehutanan Objek Pajak lainnya, yang Wajib Pajaknya perorangan

dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp 1.000.000.000,00

2. Sebesar 20% dari NJOP untuk: Objek Pajak pertambangan Objek Pajak lainnya yang NJOP-nya kurang dari Rp

1.000.000.000,00

Page 11: PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.ppt

CARA MENGHITUNG PAJAK PBBBesarnya pajak terutang dihitung dengan cara

mengkalikan tarif pajak dengan NJKP= Tarif Pajak x NJKP= 0,5% x  Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)

Contoh:Wajib pajak A mempunyai sebidang tanah dan

bangunan yang NJOP-nya Rp 20.000.000,00 dan NJOPTKP untuk daerah tersebut RP 12.000.000,00, maka besarnya pajak yang terutang adalah:

PBB = 0,5% x 20% x ( Rp 20.000.000,00 – Rp 12.000.000,00)

= Rp 8.000.000,-