12
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH Disusun oleh: Andi Suhendri Cevi Nugraha Hendi Kurnia Permana Made Yana Muhamad Ilham Rizky Pratama Putra Windi Dwi Perkasa

Pajak Dan Retribusi Daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang Perbedaan Pajak dan Retribusi

Citation preview

Page 1: Pajak Dan Retribusi Daerah

PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Disusun oleh: Andi Suhendri Cevi Nugraha Hendi Kurnia Permana Made Yana Muhamad Ilham Rizky Pratama Putra Windi Dwi Perkasa

Page 2: Pajak Dan Retribusi Daerah

Pajak dan Retribusi Daerah sebagai Sumber Pendapatan Daerah

Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah. Diantaranya dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

Page 3: Pajak Dan Retribusi Daerah

Prinsip dan Kriteria Perpajakan Daerah

Prinsip-prinsip umum perpajakan daerah :1. Prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan elastis,

artinya dapat mudah naik turun mengikuti naik/turunnya tingkat pendapatan masyarakat.

2. Adil dan merata secara vertikal artinya sesuai dengan tingkatan kelompok masyarakat dan secara horizontal, artinya berlaku sama bagi setiap anggota kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak.

3. Administrasi yang fleksibel artinya sederhana, mudah dihitung, memuaskan bagi wajib pajak.

4. Secara politis dapat diterima oleh masyarakat sehingga timbul motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar pajak.

5. Nondistorsi terhadap perekonomian: implikasi pajak atau pungutan yang hanya menimbulkan pengaruh minimal terhadap perekonomian.

Page 4: Pajak Dan Retribusi Daerah

Prinsip dan Kriteria Perpajakan Daerah

Untuk mempertahankan prinsip-prinsip tersebut, perpajakan daerah harus memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Pajak daerah secara ekonomis dapat dipungut, berarti perbandigan antara penerimaan pajak harus lebih besar dibandingkan ongkos pemungutannya.

2. Relatif stabil, artinya penerimaan pajaknya tidak berfluktuasi terlalu besar, kadang-kadang meningkat secara drastis dan ada kalanya menurun secara tajam.

3. Tax base-nya harus merupakan perpaduan antara prinsip keuntungan dan kemampuan untuk membayar.

Page 5: Pajak Dan Retribusi Daerah

Fungsi Pajak Daerah

•Funsi budgeter, yaitu apabila pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. •Fungsi regulator, yaitu apabila pajak dipergunakan sebagai alat mengatur untuk mencapai tujuan, misalnya pajak minuman keras dimaksudkan agar rakyat menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras, pajak ekspor komoditas tertentu dalam rangka menghindari kelangkaan produk tersebut dalam negeri.

Page 6: Pajak Dan Retribusi Daerah

Ketentuan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 dan peraturan pemerintah pendukungnya yaitu PP Nomor 65 tahun 2001 tentang pajak daerah dan PP Nomor 66 tahun 2001 tentang retribusi daerah menjelaskan perbedaan antara jenis pajak daerah yang di pungut oleh provinsi dan jenis pajak yang dipungut oleh kabupaten/kota.

Pajak provinsi ditetapkan sebanyak empat jenis,yaitu:1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (PKB dan

KAA)2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

(BBNKB dan KAA)3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan

permukaan (P3ABT dan AP)

Jenis pajak provinsi bersifat limitatif

Page 7: Pajak Dan Retribusi Daerah

PAJAK KABUPATEN / KOTA

Sementara itu, pemerintah daerah kabupaten/kota diberi kewenangan untuk memungut tujuh jenis pajak, yaitu:

a. Pajak hotel;b. pajak restauran;c. pajak hiburan;d. pajak reklame;e. pajak penerangan jalan;f. pajak pengambilan bahan galian golongan C;g. pajak parkir.

Jenis pajak kabupaten/kota tidak bersifat limitatif

Page 8: Pajak Dan Retribusi Daerah

PAJAK KABUPATEN / KOTA

Selain yang ditetapkan secara eksplisit dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, kabupaten dan kota dapat menetapkan sendiri pajak yang bersifat spesifik dengan memerhatikan kriteria sebagai berikut:

1. Bersifat pajak dan bukan retribusi;2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah kabupaten/kota yang

bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat diwilayah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan;

3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum;

4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan/atau objek pajak pusat;

5. Potensinya memadai;6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif;7. Memerhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat;dan8. Menjaga kelestarian lingkungan.

Page 9: Pajak Dan Retribusi Daerah

Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah

oPenggalian sumber-sumber keuangan daerah khususnya yang berasal dari pajak daerah pada dasarnya perlu memerhatikan dua hal, yaitu dasar pengenaan pajak dan tarif pajak. oPemerintahan daerah cenderung menggunakan tarif yang tinggi agar memperoleh total penerimaan pajak daerah yang maksimal. Pengenaan tarif pajak yang lebih tinggi, secara teoritis tidak selalu menghasilkan total penerimaan maksimum. Hal ini bergantung pada respon wajib pajak, permintaan, dan penawaran barang yang dikenakan tarif pajak lebih tinggi. Formulasi model ini dikenal sebagai Model LeviathanoPajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah ini merupakan sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembanguna daerah.

Page 10: Pajak Dan Retribusi Daerah

Kendala Dalam Pungutan Pajak Daerah

Pungutan pajak dan retribusi daerah masih belum dapat diandalkan oleh daerah sebagai sumber pembiayaan desentralisasi, karena:

1. Relatif rendahnya basis pajak dan retribusi daerah

2. Perannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah

3. Kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah

4. Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah

Page 11: Pajak Dan Retribusi Daerah

Optimalisasi Pungutan Pajak dan Retribusi Daerah

Secara umum, upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui optimalisasi intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dengan cara-cara berikut:

1. Memperluas basis penerimaan 2. Memperkuat proses pemungutan3. Meningkatkan pengawasan4. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan

biaya pemungutan.5. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui

perencanaan yang lebih baik

Page 12: Pajak Dan Retribusi Daerah

Optimalisasi Pungutan Pajak dan Retribusi Daerah

Secara umum, upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui optimalisasi intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dengan cara-cara berikut:

1. Memperluas basis penerimaan 2. Memperkuat proses pemungutan3. Meningkatkan pengawasan4. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan

biaya pemungutan.5. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui

perencanaan yang lebih baik