Upload
whyna-augsteen
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Cerita tentang deon yang tidak suka gamelan, tapi suatu hari menjadi pemain gamelan profesional menggantikan kakeknya
Citation preview
Berdikari, Kemandirian Bangsa Ala Bung Karno
Berkepribadian dalam kebudayaan. Indonesia sudah saatnya memiliki pemimpin yang bisa
memacu rakyatnya untuk memiliki kepribadian yang kuat, tidak mudah dipengaruh oleh
budaya asing dan justru harus bangga dengan budayanya sendiri. - See more at:
http://www.soekarno.net/berdikari-kemandirian-bangsa-ala-bung-karno/
#sthash.3JfNiXY5.dpuf
PLOT CERITA
Bidang: Animasi
Kisah ini bercerita tentang sebuah keluarga yang hanya terdiri dari
kakek dan cucunya. Sang kakek bernama “Darto” sedangkan cucunya
bernama “Deon”. Kakek Darto adalah seorang pemain musik tradisional
yang sejak masa mudanya telah mengudara di berbagai pagelaran seni
gamelan di seluruh wilayah Indonesia. Grup pagelaran seni gamelan yang
dikepalai kakek Darto begitu terkenal sehingga kakek Darto mendapat
penghargaan dari pemerintah sebagai pelestari budaya daerah. Namun
putrinya meninggal saat melahirkan Deon dan saat Deon menginjak kelas
4 SD, ayahnya meninggal karena suatu kecelakaan. Keluarga satu-
satunya yang dimiliki Deon saat ini hanyalah kakek Darto. Deon sangat
bergantung kepadanya, dan sangat menyayanginya.
Suatu hari, saat kakek Darto memainkan salah satu alat musik di
ruang musiknya, Deon merasa penasaran dan mengintip di balik pintu
memperhatikan apa yang dilakukan kakeknya. Kakek Darto yang
menyadarinya langsung melihat ke arah pintu, tersenyum dan
mengundang cucunya untuk masuk. Deon kemudian tersenyum lebar,
membuka pintunya dan berlari menuju pangkuan kakeknya. Setelah Deon
berada di pangkuan kakeknya, sang kakek memberikan alat pemukul
gamelan atau biasa disebut tabuh bonang kepada cucunya itu. Sang
kakek mengajarinya dengan bahagia dan mulai berharap agar suatu hari
nanti Deon dapat tetap melestarikan kesenian tersebut sekalipun ia telah
meninggal.
3 tahun berlalu, sang kakek dan cucunya sangat menikmati hari-
hari yang mereka habiskan bersama. Namun suatu ketika, sang kakek
jatuh sakit. Hal itu membuatnya harus menghabiskan waktunya di atas
tempat tidur. Deon yang cemas datang ke kamar kakeknya, memegangi
tangan kakeknya dengan harapan agar kakeknya dapat cepat sembuh.
Deon tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat berarti lagi. Hal itu
membuat Deon meneteskan air matanya. Kakek Darto yang menyadari air
mata Deon yang menetes di tangannya kemudian terbangun, tersenyum
memandangi cucunya dan kemudian mengusap air mata Dion. Senyuman
kakeknya secara tidak langsung telah memberikan harapan bagi Deon.
Deon kemudian meninggalkan kakeknya agar kakeknya dapat beristirahat
kembali, lalu beranjak menuju ruang musik kakek Darto dan memainkan
gamelan hanya untuk menghibur dirinya.
Hari demi hari berlalu, setiap harinya Deon selalu mengulangi
aktivitas yang sama. Namun, suatu ketika saat Deon memutuskan untuk
melihat kakenya lagi setelah dari ruang musik, dia mendapati kakeknya
dalam keadaan tak bernyawa. Secara refleks, Deon berteriak memanggil
“KAKEK..........”. Deon tertunduk, badannya ambruk tidak kuasa menerima
kenyataan ini. Samar-samar terlihat beberapa orang berlari masuk.
Deon pingsan begitu lama, saat ia terbangun pemakaman kakeknya
telah selesai dilaksanakan. Deon yang dibaringkan di kamar kakeknya
kemudian beranjak pergi menuju ruang musik. Setelah masuk, Deon
berdiri di depan pintu dan memandangi peralatan musik yang biasa
dimainkan kakeknya itu sembari mengingat bagaimana ia menghabiskan
waktunya bersama kakeknya. Ia pun kemudian berjalan menghampiri
gamelan yang biasa ia mainkan, dan mengambil tabuh bonang yang
berada di samping gamelan itu. Namun, saat ia mencoba untuk
memainkannya, tiba-tiba tangannya terasa berat karena mengingat
kakeknya telah meninggalkannya seperti ayah dan ibunya yang telah
meninggalkannya. Deon pun menjatuhan tabuh bonang dan kemudian
menangis sejadi-jadinya.
Hari demi hari berikutnya, Deon hanya memandangi ruang musik
dan seluruh peralatan musik yang ada tanpa pernah memainkannya,
baginya hanya ada kesedihan jika ia terus memainkan musik itu karena ia
akan terus mengingat bahwa kakeknya, satu-satunya harapannya juga
telah pergi meninggalkannya. Tetapi Deon adalah sesorang yang memiliki
bakat bermusik yang tinggi, dia sangat mudah mempelajari alat musik
baru. Deon kemudian merasa tertarik untuk membeli sebuah gitar
akustik. Dia kemudian membawa gitar tersebut ke ruang musik kakeknya
dan belajar memainkannya setiap hari dan hanya memandang sekilas alat
musik peninggalan kakeknya itu.
Semakin ia beranjak dewasa, semakin banyak jenis alat musik
modern yang dibawanya, dan semakin pula ia menggeser peralatan musik
kakeknya agar dapat ditempati alat musik modernya. Setiap harinya, ia
berlatih musik bersama teman-temannya di ruaang musik tersebut. Genre
musik yang dimainkannya juga merupakan genre musik barat yang
sedang digemari banyak orang. Deon benar-benar tidak pernah ingin
mencoba lagi memainkan alat musik peninggalan kakeknya itu.
Namun, suatu hari setelah Deon dan teman-temannya selesai
berlatih, salah satu temannya merasa penasaran dan mencoba mengutak
atik peralatan musik tradisional kakek Darto. Deon yang menyadarinya
kemudian marah dan temannya yang merasa kaget atas reaksi Deon,
tidak sengaja menyenggol suatu alat musik dan mengakibatkan salah
salah satu gong terjatuh. Tidak diangka, dibalik gong tersebut terdapat
sebuah kotak yang diatasnya terdapat tulisan “Untuk Deon, cucuku
tersayang”. Deon yang penasaran segera membuka kotak tersebut dan
didapati beberapa kaset koleksi lagu yang biasa dimainkan kakek Darto
dan sepucuk surat. Surat tersebut berisi betapa bahagianya kakek Darto
memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama cucunya, serta
pesan bahwa kakek Darto ingin agar Deon dapat melestarikan budaya
musik tradisional gamelan jawa tersebut. Kakek Darto juga berpesan agar
Deon dapat mewujudkan mimpinya sendiri, tidak peduli akan jadi apa
Deon nanti, Kakek Darto hanya berpesan agar dimanapun dan dalam
posisi apapun Deon harus berusaha melestarikan budaya tersebut dengan
caranya sendiri, dengan begitu kakek Darto akan tetap hidup bersama
lestarinya budaya bangsa, karena budaya adalah jiwa dan raganya.
(teks surat menyusul)
Setelah membaca surat tersebut, tidak terasa, mata Deon telah
basah akan air mata. Ia merasa bersalah karena selama ini ia justru
berusaha melupakan kakeknya, bukannya melestarikan, Deon justru
berusaha menyingkirkannya. Dia kemudian memeluk kotak peninggalan
kakeknya tersebut.
Keesokan harinya, dia memutuskan bahwa ia akan memainkan
gamelan di pertunjukan sekolah, teman-temannya jelas menolak ide gila
Deon karena pertunjukan tinggal beberapa hari lagi. Teman-temannya
pun pergi begitu saja. Tetapi keesokan harinya, saat Deon duduk di depan
gamelan tiba-tiba teman-temannya datang dan tersenyum, mereka tidak
bisa meninggalkan Deon karena mereka telah bersahabat begitu lama.
Mereka sepakat akan membuat kolaborasi musik modern dan musik
tradisional yang akan menggemparkan semua orang. Dengan begitu
mereka dapat tetap memainkan alat musik modern namun tetap dapat
melestarikan kebudayaan tradisional bangsa.
Kisah ini diakhiri dengan genggaman tangan persatuan serta pesan
agar setiap orang dapat tetap melestarikan kebudayaan bangsa di masa
modern seperti sekarang.
TAMAT