3
Nama : Palma Mohammad Ramdhani NPM : 170410110121 Jurusan : Ilmu Pemerintahan Mata Kuliah : Sistem Pemerintahan Daerah Dosen : Iyep Saefulrahman Etnosentrisme Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, yang terdiri dari Sabang sampai Merauke. Wilayah Indonesia yang luas dan terpisah-pisah dari satu pulau ke pulau lain menunjukkan keberagaman suku bangsa masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah yang berbeda tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda pula satu sama lainnya. Keberagaman suku bangsa, budaya, agama masyarakat Indonesia sering memicu terjadinya konflik sosial di Indonesia. Setiap suku bangsa, ras atau etnik tertentu memiliki ciri khas kebudayaannya sendiri yang sekaligus menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Seseorang dengan kebudayaan tertentu dalam kehidupannya sehari-hari akan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma atau nilai- nilai yang berlaku dalam budayanya tersebut. Misalnya, orang-orang Sunda dalam berbicara harus halus dan sopan karena norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya mereka mengajarkannya seperti itu, berbeda dengan budaya orang Batak yang suka berbicara keras. Perbedaan kebudayaan tersebut sering memicu terjadinya konflik sosial, karena adanya sikap etnosentrisme, yaitu sikap seseorang yang menganggap

Palma Mohammad Ramdhani - 170410110121 - Etnosentrisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Palma Mohammad Ramdhani - 170410110121 - Etnosentrisme

Nama : Palma Mohammad Ramdhani

NPM : 170410110121

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Mata Kuliah : Sistem Pemerintahan Daerah

Dosen : Iyep Saefulrahman

Etnosentrisme

Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, yang terdiri dari Sabang sampai Merauke. Wilayah Indonesia yang luas dan terpisah-pisah dari satu pulau ke pulau lain menunjukkan keberagaman suku bangsa masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah yang berbeda tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda pula satu sama lainnya. Keberagaman suku bangsa, budaya, agama masyarakat Indonesia sering memicu terjadinya konflik sosial di Indonesia.

Setiap suku bangsa, ras atau etnik tertentu memiliki ciri khas kebudayaannya sendiri yang sekaligus menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Seseorang dengan kebudayaan tertentu dalam kehidupannya sehari-hari akan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam budayanya tersebut. Misalnya, orang-orang Sunda dalam berbicara harus halus dan sopan karena norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya mereka mengajarkannya seperti itu, berbeda dengan budaya orang Batak yang suka berbicara keras.

Perbedaan kebudayaan tersebut sering memicu terjadinya konflik sosial, karena adanya sikap etnosentrisme, yaitu sikap seseorang yang menganggap bahwa suku bangsa, etnik, atau kebudayaannyalah yang terbaik dibandingkan dengan suku bangsa, etnik atau kebudayaan yang lainnya. Sikap etnosentrisme juga cenderung menjadikan kebudayaan sendiri sebagai tolak ukur bagi kebudayaan lainnya, sehingga akan sulit menerima hadirnya kebudayaan lain karena pastinya setiap budaya akan berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budayanya tersebut. Misalnya, orang Sunda yang beranggapan bahwa mereka halus, sopan dan menganggap orang Batak nekat, suka berbicara keras, pemberang, dan suka berkelahi. Tetapi bagi orang Batak, beranggapan bahwa sikap mereka itu pemberani, suka berterus-terang, kuat, tegar dan menganggap orang Sunda itu lemah dan tidak suka berterus-terang. Apa yang dianggap orang

Page 2: Palma Mohammad Ramdhani - 170410110121 - Etnosentrisme

Sunda kekasaran, bagi orang Batak justru kejujuran dan apa yang dianggap orang Sunda kehalusan, bagi orang Batak adalah kemunafikan dan kelemahan.

Etnosentrisme merupakan sikap yang tumbuh dalam diri setiap individu, maka dari itu etnosentrisme tidak akan bisa dihilangkan. Namun sikap etnosentrisme dapat diredam dengan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Etnosentrisme juga tidak selalu bersifat negatif, apabila kita dapat menempatkanya dengan tepat sebagai motivasi untuk lebih mencintai kebudayaan dan daerah kita sendiri, sehingga dapat turut serta berperan untuk melestarikan kebudayaan kita dan membantu pembangunan daerah. Maka dari itu prinsip negara, yaitu bhineka tunggal ika harus dapat benar-benar dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa, budaya dan agama. Sehingga dapat mencegah terjadinya konflik sosial yang sering terjadi di Indonesia.

Dengan adanya otonomi daerah di Indonesia, dimana setiap daerah diberikan wewenang yang luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dapat mendorong penguatan identitas daerah sehingga sikap etnosentrisme di masyarakat daerah juga akan menguat. Otonomi daerah mendorong agar setiap daerah dapat melakukan pembangunan sebaik-baiknya dengan sumber daya daerah yang tersedia. Maka dari itu otonomi daerah akan menghasilkan pembangunan daerah yang sesuai dengan karakter dan ciri khas daerah tersebut. Setiap daerah akan saling bersaing untuk dapat lebih maju dari daerah lainnya dengan memperlihatkan kekhasannya masing-masing.

Karena hal tersebutlah otonomi daerah dapat memperkuat sikap etnosentrisme di masyarakat Indonesia, namun sikap tersebut akan menjadi positif apabila setiap masyarakat diberikan pengertian sebaik-baiknya mengenai perbedaan suku, budaya yang ada di Indonesia, agar etnosentrisme yang ada tidak akan menimbulkan konflik sosial antar daerah atau suku tetapi akan lebih memotivasi masyarakat untuk ikut serta berusaha memajukan daerahnya dan lebih bangga akan kebudayaannya masing-masing, sehingga kebudayaan tersebut dapat terlestarikan.