13
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pancasila adalah dasar filsafat negara kita, negara Republik Indonesia, yang menjadi landasan supremasi hukum di negara kita yang menjadi tolak ukur bagi perjalanan negara kita dari waktu disahkannya Pancasila sebagai dasar negara. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam intrepretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa. Di dalam sila yang pertama jelas sekali tersebut berbunyi “Ketuahanan Yang Maha Esa” yang begitu bermakna dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama. Kewajiban beragama bagi warga negara Indonesia adalah tiada adanya paksaan, boleh memilih sesuai hati nuraninya, karena dilindungi oleh UUD 1945. 1.2. Masalah Dalam masalah “Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa” ini, kami selaku penulis makalah ini akan membatasi permasalahan pada hal berikut: 1. Apakah nilai-nilai yang teradpat di dalam Pancasila ?

Panca Sila dasar negara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila

Citation preview

Page 1: Panca Sila dasar negara

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar belakang

Pancasila adalah dasar filsafat negara kita, negara Republik Indonesia,

yang menjadi landasan supremasi hukum di negara kita yang menjadi tolak ukur

bagi perjalanan negara kita dari waktu disahkannya Pancasila sebagai dasar

negara. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara

Republik Indonesia mengalami berbagai macam intrepretasi dan manipulasi

politik sesuai dengan kepentingan penguasa.

Di dalam sila yang pertama jelas sekali tersebut berbunyi “Ketuahanan

Yang Maha Esa” yang begitu bermakna dalam kehidupan kita sebagai bangsa

Indonesia yang beragama. Kewajiban beragama bagi warga negara Indonesia

adalah tiada adanya paksaan, boleh memilih sesuai hati nuraninya, karena

dilindungi oleh UUD 1945.

1.2. Masalah

Dalam masalah “Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa”

ini, kami selaku penulis makalah ini akan membatasi permasalahan pada hal

berikut:

1. Apakah nilai-nilai yang teradpat di dalam Pancasila ?

2. Isi dan makna sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

3. Kehidupan beragama di Negara Republik Indonesia?

 

Page 2: Panca Sila dasar negara

BAB II

PEMBAHASAN

A. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGI DASAR NEGARA

Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang hanya ada di

negara kita. Sebagai dasar negara, Pancasila merupkan hasil rumusan dari nilai-

nilai dan norma-norma yang berakar dan tumbuh dalam dan dari kepribadian

bangsa Indonesia yang dijiwai oleh agama yang hidup di negara ini. Dalam

Pancasila telah dijamin kebebasan hidup beragama terutama pada sila pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa. Isi Pancasila telah diterima oleh umat beragama di

Indonesia karena mengandung pengertian umum yang tidak bertentangan dengan

dasar keyakinan masing-masing agama. Yang menjadi keharusan ialah setiap

bangsa Indonesia mesti berketuhanan Yang Maha Esa.

Apakah perlunya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa?

Sesuai dengan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia

menyatakan kepercayaan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain

itu, kita manusia berada di dunia adalah ciptaan-Nya. Oleh karena itu, wajarlah

bila manusia bertakwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kita wajib mengakui dan meyakini, bahwa di luar alam semesta ini masih

ada zat yang sempurna, yaitu Tuhan pencipta. Tuhan pencipta alam semesta

sekaligus sebagai pengatur. Kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan dapat

dibuktikan melalui amal perbuatan kita. Yang paling utama dan pokok, yaitu

melaksanakan segala perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Misalnya,

sesuai agama yang kita anut dengan menjalankan ibadah sesuai dengan syariatnya.

Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, antara lain seperti mencuri,

membunuh, bohong, dan sebagainya. Apabila kita telusuri sebab segala kejadian,

kita akan sampai kepada kesimpulan, yaitu adanya penyebab pertama itu disebut

Causa Prima, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Dari uraian di atas, kita harus benar-benar yakin adanya Tuhan Yang

Maha Esa. Keyakinan itu harus benar-benar ditanamkan dalam diri masing-

masing. Kita manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan mempunyai suatu

Page 3: Panca Sila dasar negara

kewajiban. Kewajiban itu adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan sesuai

dengan agamanya masing-masing. Dalam kehiduppan sehari-hari, kita banyak

melakukan berbagai kegiatan. Kita banyak melakukan perbuatan yang

berhubungan dengan pekerjaan, seperti berdagang, bertani, guru, pengusaha, dan

sebagainya. selain itu, kita selalu mengadakan hubungan dalam bentuk

komunikaasi dengan orang lain.

Perbuatan-perbuatan yang kita lakukan tersebut, perlu dilandasi dengan

iman dan takwa yang kuat. Mengapa demikian? Sebab jika perbuatan itu tidak

dilandasi dengan iman dan takwa, manusia akan lepas kendali. Bila keadaannya

demikian, manusia cenderunng mempunyai sifat ingin mencari, berkuasa, dan

sombong. Contoh: Kita tahu, bahwa sekarang ini segala sesuatunya serba cangih.

Salah satunya adalah diciptakannya pesawat ulang-alik oleh bangsa Amerika.

Pesawat ini dapat pergi ke bulan dengan waktu yang singkat dan dapt ditumpangi

manusia. Dalam perbuatan dan penggunaan alat ini bila tidak dilandasi dengan

rasa iman dan takwa, manusia cenderung bersifat sombong. Bila sedang

mendaptkan musibah pun kita harus punya iman dan takwa. Sebab jika tidak

dilandasi iman dan takwa, sering timbul perasaan tidak puas terhadap Tuhan.

Seakan Tuhan tidak memperhatikan umat-Nya. Walaupun sedang mendapatkan

musibah, seperti sakit, bencana alam, masalah rezeki mestinya kita terima dengan

rasa syukur.

Jadi, apa pun yang kita hadapi, baik dalam keadaan suak atau duka harus

diterima dengan rasa iman dan takwa. Dengan cara mengucapkan syukur kepada

Tuhan. Pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebenarnya

telah dinyatakan pula dalam UUD 1945, baik pada bagian pembukaan maupun

pada bagian batang tubuhnya. Pada bagian pembukaan, terdapat dalam alinea ke-3

yang menyatakan bahwa “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…maka

rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Pada bagian Batang Tubuh, tercantum pada pasal 29 ayat 1 dan 2, sebagai

berikut:

1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Page 4: Panca Sila dasar negara

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memluk agama dan beribadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya itu.

Kehidupan beragama dalam ketetapan MPR RI terutama pada masa Orde

Baru dapat ditemukan pada ketetapan MPR tentang GBHN baik GBHN 1973,

GBHN 1978, GBHN 1983, maupun GBHN 1988. Di dalam GBHN tentang

Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sosial Budaya, antara

lain menyatakan bahwa “Kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun diantara

sesama umat beragama …”. pengaturan tentang agama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam ketetapan MPR, lebih tegas lagi di atur dalam

Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 ialah tentang Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Pancakarsa).

Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis diperkuat oleh

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagaimana tercantum pada:

Pasal 156 a, yang menegaskan “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya

lima tahun barang siapa dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan

atau melakukan perbuatan:

1. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau

penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.

2. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama

apapun juga yang tidak bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 175 menegaskan:

“Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan

merintangi pertemuan agama umum yang diizinkan atau upacara

penguburan mayat duhukum dengan hukuman penjara selama-lamanya

satu tahun empat bulan”.

 

Page 5: Panca Sila dasar negara

B. Mengembangkan Sikap yang Didasari Percaya dan Takwa Terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam Kehidupan Sehari-Hari

Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus benar-benar kita

tanamkan dalam hati sanubari. Selanjutnya, kepercayaan dan ketakwaan harus kita

wujudkan dalam perbuatan sehari-hari sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.

Contoh perwujudan ketakwaan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam

kehidupan sehari-hari ialah menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-

masing dengan sungguh. Kita jangan sampai salah mengerti akan arti beribadah.

Beribadah itu tidak hanya sekedar bersembahyang atau berdoa di tempat-tempat

ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, pagoda, atau pura. Melainkan harus diimbangi

dengan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan perintah Tuhan. Menjalankan

perintah-Nya, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

Perbuatan yang baik sesuai dengan perintah Tuhan, misalnya mengasihi

sesama manusia, suka memaafkan, sekalipun orang itu membenci kita, suka

menolong tanpa pamrih, jujur, rendah hati, menepati janji, mau berkorban untuk

orang lain, dan sebagainya.

Sungguh disayangkan, bila ada orang yang mengaku beriman dan

beragama, tetapi perbuatannya sehari-hari masih suka berjudi, menipu,

memfitnah, membunuh sesama manusia, mencuri, merampok, memperkosa, dan

sebagainya. untuk itu, kita harus mawas diri (intropeksi). Bila kita beragama dan

bertakwa kepada Tuhan, hendaknya perbuatan kita sesuai dengan tuntutan agama

kita masing-masing, yaitu perbuatan baik. Kita hendaknya menjauhi perbutan-

perbuatan yang dilarang oleh agama, seperti judi, mencuri, bohong, memfitnah,

dan sebagainya.

Untuk mengembangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa perlu adanya pembinaan. Pembinaan dapat dilakukan dengan cara-cara

berikut:

1. Keteladanan

Di dalam masyarakat kita, pemimpin, pemuka masyarakat, dan tokoh

agama mempunyai pengaruh terhadap perilaku masyarakat. Semua tindakan dan

Page 6: Panca Sila dasar negara

perilaku yang baik perlu kita teladani. Sebagai generasi muda khususnya pelajar,

kita harus mampu berbuat baik, yang didasari rasa iman dan takwa. Perbuatan

yang demikian merupakan teladan bagi adik-adik generasi penerus kita. Jadi,

segala perbuatan yang kita lakukan harus dilandasi iman dan takwa sebab

perbuatan ini akan diteladani oleh penerus kita.

2. Memberi bimbingan dan penyuluhan

Untuk mengembangkan sikap iman dan takwa kepada Tuhan dalam

kehidupan sehari-hari, diperlukan bimbingan. Bimbingan ini dapat dilakukan

dengan cara penyuluhan, penerangan, dan ceramah. Baik dari pemuka masyarakat,

pemimpin atau tokoh agama. Dalam memberikan bimbingan ini, terutama kita

harus berbuat baik. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-

Nya. Hal-hal yang diberikan dalam bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai

berikut:

1. Segala perbuatan yang kita lakukan, hendaknya berdasarkan iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kita harus menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing

3. Antar pemeluk agama hendaknya saling menghormati

4. Kita tidak boleh merusak alam dan lingkungan. Karena alam dan

lingkungan seperti gunung, hutan, laut, udara adalah ciptaan Tuhan

5. Sebagai manusia bertakwa, hendaknya selalu berusaha dan bekerja keras.

Tidak boleh malas dan menerima takdir Tuhan

6. Tidak dibenarkan penyebaran ajaran/paham ateis yang mengingkari adanya

Tuhan propaganda anti agama.

 

C. Mewujudkan Kehidupan yang Didasari Iman danTakwa Dalam

Kehidupan Keluarga dan Masyarakat

    Contoh-contoh perwujudan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam keluarga, kampus, dan

masyarakat.

Page 7: Panca Sila dasar negara

1. Keluarga

Dalam keluarga yang beragama islam pada waktu akan makan

mengucapkan doa. Demikian pula pada keluarga yang beragama lain sebelum dan

sesudah makan juga mengucapkan doa. Semua agama yang ada di negara kita

mengajarkan bahwa setiap anak selalu mematuhi nasihat orang tuanya.

2. Lingkungan kampus

Sebagai mahasiswa kita harus meningkatkan perbuatan iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya kita melakukan kegiatan kebersihan

lingkungan, karena kebersihan adalah sebagian daripada iman. Kita mengadakan

acara memperingati hari-hari besar agama. Sesama teman harus saling

menghormati. Dan juga kepada para dosen pengajar harus patuh dan juga

menghormati. Yang muda dihargai dan yang tua dihormati.

3. Masyarakat

Dalam hidup bermasyarakat harus dilandasi iman dan takwa. Mengapa

demikian? Karena kita hidup ini diciptakan Tuhan. Apa yang kita lakukan dalam

hidup ini semat-mata hanya karena Tuhan. Misalnya, kita harus tabah dalam

menghadapi cobaan. Dalam melakukan pekerjaan hendaknya tekun dan jujur. Bila

sedang menerima nikmat dari tuhan kita wajib bersyukur. Sebagai orang yang

bertakwa kita harus saling menghormati antar umat beragama. Hal-hal semacam

ini perlu kita hayati dan kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 8: Panca Sila dasar negara

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Bilamana dirinci maka hubungan negara dengan agama menurut negara

Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang

Maha Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk

dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

3. Tidak ada tempat bagi atheisme karena hakikatnya manusia berkedudukan

kodrat sebagai mahkluk Tuhan.

4. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter

pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

5. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil

paksaan bagi siapapun juga.

6. Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam

menjalankan agama dalam negara.

7. Segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai

dengan nilai–nilai Ketuhanan Yang Maha Esa terutama norma-norma

hukum positif maupun norma moral baik moral agama negara maupun

moral para penyelenggara negara.

Page 9: Panca Sila dasar negara

Daftar Pustaka

Oktadary, Astria. 2012. Hubungan Negara dengan Agama.

http://astriaoktadary.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 November

2012.

Setiawan. 2011. Sudahkah Indonesia Berketuhanan Yang Maha Esa.

http://research.amikom.ac.id. Diakses pada tanggal 15 November 2012.

Tv, Metro. 2010. Indonesia adalah Negara Berketuhanan.

http://metrotvnews.com. Diakses pada tanggal 15 November 2012.