Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    1/14

    Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    Fatkhul Muin

    Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten danMahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas

    Muhammadiyah Surakarta

    Email : [email protected] / Hp. 087808336837

    Abstrak

    Pancasila sebagai norma dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka

    tidak hanya dimaknai sebagai norma semata, tetapi jauh dari semua itu, Pancasila

    merupakan pemikiran yang dibangun oleh pendiri Negara atas dasar nilai-nilaiorisinalitas kehidupan bangsa Indonesia. Kehidupan bangsa Indonesia tidak

    terlepas dari Pancasila sebagai “sokoguru”, yang menjadi bandul nilai-nilai

    sebagai bangsa Indonesia, oleh karena itu makna yang hakiki dari Pancasila tidak

    dapat dimaknai sebagai dalam ruang-ruang yang berorentasi pada satu

     pemahaman, tetapi pada ruang-ruang yang memiliki pemahaman yang multi,

    sehingga dengan hal tersebut diatas, maka penguatan terhadap nilai-nilai

    kepancasilaan akan dibangun atas dasar keyakinan bahwa Pancasila sebagai nilai-

    nilai luhur bagi bangsa Indoensa dapat menyatukan berbagai hal yang dimiliki

    oleh bangsa Indonesia, karena itu semua menjadi perekat utama bagi bangsa

    Indonesia. Dalam persepktif empirisme, keberadaan Pancasila dalam masa kemasa memberikan tata nilai yang konkrit dalam kehidupan masyarakat Indonesia

    didalam system hukum Indonesia, dimana setiap produk hukum harus

     berlandaskan kepada nilai tersebut diatas, sehingga hal tersebut merupakan bagian

    yang harus menjadi kekuatan besar bagi bangsa Indonesia untuk membangun

    Indonesia berlandaskan Pancasila yang menrupakan nilai orisinalitas bangsa

    Indonesia.

    Kata Kunci : Pancasila, Nilai Orisisalitas dan Ke-Indonesiaan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    2/14

    A.  Pandahuluan

    Refleksi terhadap nilai Pancasila bukan sekedar terhadap nilai yang ada pada

     permukaan dan terlihat secara kasat mata saja, tetapi pada aspek kehidupan

     berbangsa dan bernegara, maka Pancasila menjadi fundamental berbangsa dan

     bernegara bagi bangsa Indonesia. Orentasi dalam memaknai kehidupan berbangsa

    dan bernegara dalam persepktif tersebut diatas, maka nilai-nilai yang menjadi

    konstruksi dalam pembangunannya adalah nilai-nilai yang hidup dan berkembang

    di masyarakat. Pada dimensi-dimensi tersebut, maka perlu digali lebih mendalam

    terhadap Pancasila dalam hakikat yang lebih tinggi lagi yang dapat dipahami

    sebagai nilai-nilai yang terintegralkan dalam kehidupan bangsa Indonesia dengan

    mendasarkan bukan dengan memaknai reaktualisasi saja, tetapi jauh dan lebih

    dari semua itu sebagai nilai-nilai dari berbagai persepktif kehidupan bangsa

    Indonesia.

    Apabila bangsa Indonesia mencoba melihat apa yang menjadi dasar arus utama

     pemikiran terhadap lahirnya Pancasila yang tidak hanya diartikan dalam nilai-

    nilai symbol, maka semua apa yang menjadi dasar kehidupan berbangsan dan

     bernegara Indonesia tentu tidak akan menjadi kesemuan belaka. Tafsir Pancasila

    sebagai sumber dari segala sumber hokum yang menjadi pedoman, maka hal

    tersebut tidak dapat dimaknai dalam kerangka yang sempit, tetapi diluar itu

     pemahaman Pancasila dalam orisinalitas nilai bagi bangsa Indonesia itulah bagian

    yang sangat penting untuk dikaji dalam dimensi-dimensi Pancasila dan

    orisinalitas keindonesiaan sebagai batu pijakan berfikir pembangunan sebuah

    nilai-nilai yang luhur bagi bangsa Indonesia.

    Sebagai nilai, Pancasila memuat suatu daya Tarik bagi manusia untuk

    diwujudkan, mengandung suatu keharusan untuk dilaksanakan. Nilai merupakan

    cita-cita yang menjadi motivasi bagi segala sikap, tingkah laku dan perbuatan

    manusia yang mendukungnya. Karena para pendiri Negara telah menggali,

    menemukan, dan melihat begitu pentingnya nilai-nila Pancasila, mereka berharap

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    3/14

    agar seluruh bangsa Indonesia yang telah memiliki kebebasaan untuk menentukan

    tujuan hidupnya dan mendukung terwujudnya niali-nilai Pancasila.1 

    Diskursus terhadap orisinalitas ke-Indonesiaan, memang saat ini menjadi salah

    satu studi yang tidak jarang menjadi kejian-kajian bagi para akademisi, praktisi

    dan penggiat-penggiat nilai dasar bernegara di Indonesai. Dari permukaan maka

    tampak sekali bahwa disaat kita mencoba untuk berbicari Pancasila dan

    orisinalitas Keindonesiaan, sesungguhnya kita mencoba untuk melihat lebih

    mendalam terhadap Indonesia dalam kacamata yang lebih substansial. Hal

    tersebut tentu menjadi dorongan dasar akan lahirnya ide-ide besar pendiri Negara

    yang mengkonstruksikan Pancasila dalam pesepktif orisinalitas nusantara.Kata kunci dasar dalam rumusan-rumusan untuk berfikri dan mengeluarkan ide

    dasar bagi lahirnya Pancasila yang menjadi rumusan-rumusan dasar dan

     berbasiskan kepada orisinalitas keindonesiaan.2 Tidak dapat dipungkiri disaat apa

    yang menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia

    mesti dipahami dalam kerangka yang lebih luas lagi, sehingga tidak terjadi

    kefakuman memahami Pancasila dan nilai-nilai Keindonesiaan yang lebih

    mendalam dan lebih berlandaskan kepada kehidupan asli bangsa Indonesia.

    Pancasila sebagai idelogi bangsa memiliki perbedaan yang mendasar dengan

    ideology kapitalisme-liberalisme maupun sosialisme-kapitalisme, dimana

    Pancasila mengakui hak-hak Individu dan masyarakat, baik dibidang ekeomi

    maupun politik.3  Perbedaan Pancasila dari ideology yang lainnya, maka inilah

    nilai Indonesia yang sesungguhnya dapat diartikan dalam ranah-ranah konsep

    1 Paulus Wahana, Filsafat Pancasila, Yogyakarta : Kanisius, 1993, hlm. 75. 2

     Kalimat Keindonesiaan dalam persepktif nilai-nilai sesungguhnya adalah upaya untuk melihatlebih mendalam terhadap nilai-nilai yang terdapat pada bumi nusatara, sehingga jikalau kita

    mencoba untuk menggali lebih dalam, maka makna materil dan makna formal dalamKeindonesiaan yang kemudian menjadi dasar Negara kehidupan berbangsa dan bernegara tentu

    terlihat dalam proses-proses perdebatan dalam berbagai sidang PPKI dan BPUPKI yang yang

    merumuskan dasar Negara menjadi formal sebagai tuntuta lahirnya Indonesia merdeka. 3 Jurnal Kajian Lemhanas RI, Edisi 14, Desember 2012, hlm. 98-99. 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    4/14

    dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersifat orisinal dari kehidupan

    masyarakat Indonesia.

    Dalam rumusan dan konsepsi dasar bernegara Indonesia, kesepakatan yang lahir

    diantara pendiri Negara adalah Pancasila yang lahir sebagai dasar Negara

    dikonstruksikan sebagai benteng utama dalam rangka penguatan NKRI sebagai

     pilar-pilar pemahaman kenusantaraan yang lahir dan berada dalam persepsi

     bernegara Indonesia yang tiadak hanya bertitik beratkan kepada nilai-nilai

    structural semata, tetapi lebih kepada kekuatan kehidupan berbangsa dan bernegra

    melalui transformasi yang bersifat universalitas.

    Keberadaan Pancasila lewat seperangkat etika tak bisa melepaskan dari konsepkebudayaan yang menurut Kluckhohn bukunya Koentjaraningrat antara lain

     bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan

    teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Pada

    akhirnya, penafsiran kembali etika Pacasila sebagai seperangkat sistem

    kebudayaan tak bisa dilepaskan dari frase “bangsa” sekaligus ikatan geopolitik-

    geohistoris, bahkan konsensus bersama yang menghasilkan kontrak politik.

    Dengan demikian, sintesa antara lima prinsip (nasionalisme, internasionalisme,

    demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ke-Tuhanan yang berkebudayaan) dalam

    Pancasila melahirkan kembali kesatuan dan kesadaran berbudaya dan ber-

     pengetahuan lewat bingkai etika Pancasila.4  Dalam hal tersebut, maka makna

    yang paling utama sebagai konsepsi Pancasila merupakan keutuhan pemahaman

    yang bersifat universalitas, dimana Pancasila mencakup berbagai aspek kehidupan

     berbangsa dan bernegara dengan lima prinsip dasar sebagai gorund dalam

     pembangunan Negara Indonesia yang merupakan gagasan terstruktur oleh pendiri

     bangsa dalam siding BPUPKI, yang berusaha untuk merumuskan dasar Negara

    4 Siti Shamsiaytun dan Nihayatul Wafiroh, Filsafat, Etika dan Kearifan Lokal Untuk Konstruksi Moral Kebangsaan, Globethics.net Focus 6 hlm. 23. 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    5/14

    yang tidak hanya bertujuan untuk Indonesia merdeka semata, tetapi menjadi dasar

     penguat dalam kehidupan bangsa Indonesia.

    B.  Pancasila Sebagai Batu Uji Kesesatan Konstitusi Indonesia

    Apabila kita mengikuti tentang sejarah pemikiran Pancasila, maka berbagai istilah

    dipakai unuk memberikan fungsi dan kualitas pada Pancasila, seperti Pancasila

    sebagai dasar Negara, Pancasila sebagai pandangan hidup, Pancasila sebagai

    ideology, Pancasila sebagai keperibadian bangsa, Pancasila sebagai falsafah dan

    lain-lain. Namun kala kita teliti pemakaian istilah-istilah itu, nampaknya orang

    tidak begitu tajam membedakannya. Istilah-istilah itu dipakai secara semrawut,

    sehingga sekan-akan menjadi sinonim, bahkan kabur ataupun semata-mata

    menjadi selogan yang tidak menunjukan arti. Kekaburan inilah yang akan

    menghambat usha memperdalam dan mempelajari Pancasila dan selanjutnya akan

    memberi kesan yang kurang baik terutama bagi generasi muada yang tidak

    mengalami sendiri sejarah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.5  Kesan

    tersebut tentu perlu menjadi bahan mendalam dalam upaya mengungkap nilai dan

    hakikat itu sendiri dari Pancasila sehingga tidak menimbulkan kekaburan terhadap

    substansi Pancasila itu sendir sebagai tiang Negara dalam pembangunan bangsan

    Indonesia dewas ini.

    Kalau kita mencoba untuk melihat pandangan Notonegoro, bahwa sesungguhnya

    didalam tiap sila Pancasila tersimpul sila-sila yang lainnya, sehinngga sebenarnya

    dan lengkapnya adalah sebagai berikut :

    1.  Sila ke-Tuhanan Yang Maha Esa adalah ke-Tuhanan Yang Maha Esa

    yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan

    Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

    5  Soerjanto Poespowardojo, Filsafat Pancasila Sebuah Pendekatan Sosio-Budaya, Jakarta :

    Garamedia Pustaka Utama, 1994, hlm. 3.

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    6/14

    kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan yang

     berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

    2. 

    Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah yang berke-Tuhanan

    Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang kerakyatan yang

    dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan

    dan yang berkadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

    3.  Sila persatuan Indonesia adalah yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa,

    yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang kerakyatan yang

    dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

     permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan social bagi seluruhrakyat Indonesia.

    4.  Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

     permusyawaran/perwakina adalah yang berke-Tuhanan Yang Maha

    Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkeadilan

    social bagi seluruh rakyat Indonesia.

    5.  Sila keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah yang berke-

    Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan

     beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkerakyatan yang

    dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

     permusyawaratan/perwakilan.6 

    Keterkaitan satu sama lainnya dalam Pancasila merupakan gambaran nilai yang

    dikonstruksikan atas dasar nilai-nilai yang saling mengisi satu sama lainnya

    sehingga tidak menimbulkan kekaburan terhadap Pancasila. Memang diskursus

    diatas tentang kedudukan Pancasila telah terjadi yang pada akhirnya mengalami

    kekaburan terhadap Pancasila itu sendiri, oleh karena itu keberadaan makna

    Pancasila yang bersimpul satu dengan yang lainnya, maka memposisikan bahwa

    6 Notonegoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer , Jakarta : Bina Aksara, 1983, hlm. 10. 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    7/14

    Pancasila bukan sekedar selogan belaka yang dipoularitaskan pada tataran-tataran

    yang bersifat abstarak saja pada masyarakat Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu

    maka harus dimaknai bahwa Pancasila sebagai saripatih kehidupan bernegara

    Indonesia yang secara keseluruhan.

    Selain itu, Pancasila, Pembukaan, Pokok Pikiran, UUD 1945 adalah suatu

    strukturisasi sekematis, jejaring formal (network). Ia perlu direalisasikan dalam

    realita, dunia ajang hidup (lebenswelt).7 Keterkaitan dari semuanya, maka tidak

    Pancasila sebagai pondasi struktur kehidupan bangsa Indonesia yang selanjutnya

    diturunkan secara sistematis melalui Pembukaan, Pokok Pikiran dan UUD 1945.

    Ini artinya bahwa dari aspek formal, menunjukan Pancasila dalam strukturkehidupan masyarakat Indonesia hakikatnya dapat menjadi dasar batu uji terhadap

    setiap amandemen Indonesia yang tidak melatarkan Pancasila sebagai pondasi

    struktur dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

    Ketika berbicara Pancasila sebagai basis pembangunan bangsa Indonesia, maka

    turunan terhadap Pancasila adalah konstitusi yang dibangun berdasarkan kepada

    nilai-nilai luhur Pancasila dan menghidari adanya sebuah kesesatan terhadap

    konstitusi Indonesia. Dalam persepktif yang lebih jauh, kata kesesatan konstitusi

    memang dapat ditarik kesimpulan yang lebih sederhana yaitu adanya

    ketidaksesuaian nilai-nilai konstitusi yang dikonstruksikan dengan nilai-nilai

    dasar yang diyakini sebagai bangunan pokok konstitusi itu sendiri. Kalau kita

    mencoba melihat lebih mendalam terhadap Indonesia yang dalam beberapa

     priodesasi telah mengalami perubahan konstitusi, terutama yang begitu Nampak

    adalah proses amandemen terhadap UUD 1945, tentu ini menunjukan bahwa

     proses amandemen terhadap UUD 1945 perlu dikaji apakah bertentang dengan

    nilai-nilai konstitusi Indonesia. Selain itu, dari persepktif yang lebih luas apabila

    kita mencoba melihat kepada satu contoh yang lebih konkrit, yaitu ketika

    7 Moertono, Filsafat Pancasila, P-4 dab Aspek Pengalamannya, GBHN, Filsafat Manusia, Filsafat

    Huku, Seri 3. Yogyakarta : Liberty, hlm. 71. 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    8/14

    terjadinya pertentangan diantara substansi pasal 33 UUD 1945, dimana dalam

     pasal tersebut ada 4 ayat yang kemudian menghasilkan dua pemahaman besar,

    yaitu pemahaman tentang arti pengelolaan sumber daya alam yang harus dikelola

    oleh Negara, dimana hal tersebut terdapat dalam ayat 1-3 dan ayat 4 berorenatasi

    kepada pemahaman neolibelarisme dengan memasukan kalimat yang berorentasi

    kepada demokratisasi ekonomi Indonesia.

    Dari hal tersebut diatas, pertentangan keduanya menunjukan bahwa Pancasila

    telah diabaikan, sehingga mengakibatkan arah pemahaman terhadap Pancasila

    yang diturunkan oleh konstitusi menjadi kabur. Oleh karena itu, yang perlu

    dipahamin seperti yang diungkapkan oleh Prof. Jimmly Assidiqie

    8

    , bahwahubungan antara Pancasila dan UUD 1945 itu dapat digambarkan seakan-akan

    sebagai hubungan antara roh dengan jasad. Pancasila adalah rohnya, sedangkan

    UUD 1945 merupakan jasadnya. UUD 1945 merupakan bentuk hukumnya,

    sedangkan Pancasila adalah esensi nilai atau substansinya. Pendek kata, keduanya

    tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena itu, jika pun kita hendak

    mendirikan suatu lembaga baru yang akan diberi tugas dan tanggungjawab

    melakukan pembudayaan nilai-nilai Pancasila ini, maka sebaiknya nama lembaga

    tersebut sekaligus dikaitkan dengan UUD 1945, sehingga menjadi lembaga

     pembudayaan Pancasila dan UUD 1945.

    C.  Aktulisasi Pancasila Sebagai Orisinalitas Keindonesiaan

    Di era reformasi dan era global ini kita menyaksikan seakan-akan Pancasila

     begitu ‘hilang dari peredaran, padahal ia sesungguhnya merupakan ideologi

     bangsa/negara Indonesia yang terwujudkan sebagai pandangan hidup bangsa

    Indonesia, dasar negara kesatuan Republik Indonesia, dan tujuan negara/bangsa

    8  Jimmly Assidiqie,  Membudayakan Nilai-Nilai Pancasila Dan Kaedah-Kaedah Undang-

    Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, disampaikan pada Kongres Pancasila III, diselenggarakan

    atas kerjasama Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan Universitas Airlangga, di Surabaya, 1

    Juni, 2011, hlm. 5 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    9/14

    Indonesia. ‘Kehilangan’ ini tampak pada adanya dua fenomena, sebagai contoh,

     berikut:

    1. 

    Dalam berpraktek politik kenegaraan, yang menonjol kini adalah

    aktualisasi ideologi-ideologi-aliran/ideologi-ideologi partisan yang

    ditunjukan oleh pribadi- pribadi, partai-partai politik, ormas-ormas,

    daerah-daerah, dan lain sebagainya. Mereka cenderung mendahulukan

    kepentingan pribadi, kelompok, golongan, atau daerah daripada

    kepentingan bangsa dan negara untuk bersama-sama mengatasi krisis

     bangsa yang multidimensional.

    2. 

    Dalam berpraktek ekonomi nasional, yang menonjol kini adalahaktualisasi jual- beli uang, lobi bisnis politik-uang, perebutan jabatan

     publik ekonomis, dan lain sebagainya yang ditunjukan oleh para

    konglomerat, para pialang saham (baik pemain domestik maupun

    internasional), para politisi/partisan partai politik, atau yang lainnya yang

    seringkali mengabaikan kepentingan yang lebih luas, lebih besar, dan

    lebih jauh ke depan untuk kepentingan bangsa dan negara. Fenomena

    seperti itu, kemudian mengundang kita untuk berpikir: Bagaimana

    mengatasinya? Secara ideologis, jawabannya adalah dengan cara

    reinterpretasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.9 

    Pancasila pada dasarnya jangan dianggap semata-mata sebagai replica bagi

     bangsa Indonesia yang tidak memiliki makna apa-apa, sehingga disaat Pancasila

    tidak memiliki makna apa-apa, maka Pancasila hanya akan menjadi bahan yang

    dianggap pemersatu tetapi roboh didalamnya. Dalam sejarah Indonesia,

    keberadaan Pancasila yang terus berada dalam kesepakatan bangsa Indonesia,

    tetapi ini pada akhirnya akan menjadi goyah apabila nilai-nilai orisinilitas ke-

    Indoesiaan tidak dipertahankan.

    9  Pipin Hanafiah, Pancasila Sebagai Paradigma, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

    content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdf . Diunduh pada tangal 12 September 2015.

    http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdf

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    10/14

    Menurut Prof. Sunaryati Hartono10

    , bahwa dengan timbulnya tekad untuk

    mensosialisasikan kembali Pancasila itu untuk kehidupan berbangsa dan

     bernegara di abad globalisasi ini, kiranya filsafat apa saja yang tersimpul di dalam

    masing-masing sila dari Pancasila, yang harus menjadi Pedoman Hidup atau

    Weltanschauung bagi bangsa dan negara kita, dan akan menghasilkan Volksgeist

    Oiwa dan budaya bangsa) Indonesia dari masa ke masa. Dengan melihat dan

    mempelajari kecenderungan-kecenderungan di abad globalisasi dalam abad ke-21

    ini, bahkan sangat mungkin nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila itu justru

    menghasilkan Volksgeistdan sikap/perilaku bangsa Indonesia yang cocok untuk

    maju pesat di abad ini.Agar reinterpretasi dan reaktualisasi Pancasila itu tepat yang pada akhirnya akan

    dapat memahami UUD 1945 secara benar, diperlukan pemahaman Pancasila:

    1.  Yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan empiris dan objektif dari sejarah

    nilai- nilai budaya bangsa Indonesia sejak budaya suku-suku asli sampai

    dengan saat- saat menjelang tanggal 18 Agustus 1945 ketika Pancasila

    disahkan oleh PPKI.

    2.  Ini diperlukan untuk lebih meyakini bahwa Pancasila itu milik bangsa

    Indonesia sejak dahulu kala; yang lahir dan berkembang di dalam sejarah

    manusia dan bangsa Indonesia.

    3.  Yang diyakini bahwa ideologi Pancasila itu berguna dalam menjawab dan

    mengatasi permasalahan bangsa Indonesia di masa kini dan mendatang,

    yaitu terutama permasalahan kemasyarakatan, kebangsaan, dan

    kenegaraan: (1) yang tidak terjawab oleh masing-masing agama di

    Indonesia, (2) yang tidak terjangkau oleh masing-masing budaya-lokal,

    10  Sunaryati Hartono,  Mencari Makna Nilai-Nilai Falsafah Dl Dalam Pancasila SebagaiWeltanschauung Bangsa Dan Negara Republik Indonesia, Disampaikan dalam Forum Dialog

     Nasional Bidang Hukum dan Non Hukum yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum

     Nasional Kementenan Hukum dan Hak Asasi Manusia Rl pada tanggal 5-7 Oktober 2011 di Hotel

    Bidakara Jakarta, hlm. 41. 

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    11/14

    oleh ideologi-ideologi partisan di Indonesia, atau oleh ideologi-ideologi

    global di dunia, (3) yang tidak terakomodasi oleh ilmu pengetahuan dan

    teknologi, (4) yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan/pemimpin/ tokoh

     bangsa di Indonesia, dan (5) yang belum teralami oleh hidup

    manusia/masyarakat Indonesia.

    4.  Yang sedang ditantang oleh globalisasi ilmu pengetahuan dan informasi,

    liberalisasi ekonomi/perdagangan, globalisasi politik dan hukum/HAM

    yang liberal (west-vision), standardisasi kualitas lingkungan hidup (yang

    ramah lingkungan) global, dan seterusnya.11

     

    Pemahaman tersebut diatas tentu harus dilandaskan kepada cara berfikir bangsa Indonesia yang dirumuskan dari hulu ke hilir dalam memahamai

    Pancasila baik secara tekstual dan kontekstual. Hal tersebut tentu memiliki

    korelasi besar dengan interprestasi Pancasila sesuai dengan dasar-dasar

     pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dirumuskan dalam

     proses rumusan dasar Negara.

    Selain itu menurut Winarno, bahwa dari perspektif teori fungsionalisme

    struktural, sebuah negara bangsa yang majemuk seperti Indonesia

    membutuhkan nilai bersama yang dapat dijadikan nilai pengikat integrasi

    (integrative value), titik temu (common denominator), jati diri bangsa

    (national identity) dan sekaligus nilai yang dianggap baik untuk diwujudkan

    (ideal value). Nilai bersama ini tidak hanya diterima tetapi juga dihayati.

    Dalam pandangan teori kewarganegaraan communitarian, sebuah komunitas

     politik bertanggung jawab memelihara nilai-nilai bersama (common values)

    tersebut dalam rangka mengarahkan individu.12

     

    11 Pipin Hanafiah. Ibid . 12  Murni Naiborhu, Pembudayaan Nilai-Nilai Luhur Pancasila Melalui Pendidikan

    Kewaganegaraan, Jurnal Dermaagung, hlm. 85. Diakses melalui

    http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2011%20-%20Murni%20Naiborhu1.pdf .  Pada tanggal 12 Juli

    2015. 

    http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2011%20-%20Murni%20Naiborhu1.pdfhttp://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2011%20-%20Murni%20Naiborhu1.pdfhttp://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2011%20-%20Murni%20Naiborhu1.pdf

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    12/14

    D.  Kesimpulan

    Pancasila dan nilai-nilai ke-Indonesiaan merupakan pilar utama dalam

    oreantasi pembangunan Indonesia saat ini dan mendatang. Memaknai

    Pancasila dan orisinalitas ke-Indonesiaan, maka yang harus menjadi dasarnya

    adalah bahwa Pancasila yang lahir sebagai dasar Negara dan fundamental

    norma bagi bangsa Indonesia harus menjadi wadah dan arus utama bagi

    formulasi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu turunan Pancasila

    yang secara hirarkhis dibangun harus saling keterkaitan, seperti yang

    diungkapkan oleh Prof Jimmly, ketiaka merumuskan hubungan antara

    Pancasila dan UUD 1945 itu dapat digambarkan seakan-akan sebagai

    hubungan antara roh dengan jasad. Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD

    1945 merupakan jasadnya. UUD 1945 merupakan bentuk hukumnya,

    sedangkan Pancasila adalah esensi nilai atau substansinya. Pendek kata,

    keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena itu, jika pun

    kita hendak mendirikan suatu lembaga baru yang akan diberi tugas dan

    tanggungjawab melakukan pembudayaan nilai-nilai Pancasila ini, maka

    sebaiknya nama lembaga tersebut sekaligus dikaitkan dengan UUD 1945,

    sehingga menjadi lembaga pembudayaan Pancasila dan UUD 1945. Maka hal

    tersebut harus menjadi dasar dan arus utama bagi bangsa Indonesia.

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    13/14

  • 8/18/2019 Pancasila dan Orisinalitas Keindonesiaan

    14/14

    Biod t diri

    F tkhul Muin

    , lahir pada tanggal 28 Novermber 1983, pendidikan

    sarjana ditempuh pada Fakultas Hukum Universitas Pancasila Jakarta, endidikan

    strata dua ditempuh pada Faculty of Law National University of Malaysia, dan

    saat ini sedang menlanjutkan strata tiga Program Doktor Ilmu Hukum (S3)

    Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sejak 2008 mulaimengajar pada Fakultas Hukum Universitas Islam Sykh Yusuf Tangerang dan

     pada tahun 2009 diangkat sebagai dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas

    Sultan Ageng Tirtayasa. Selain itu, sebagai anggota Majlis Pengawas NotarisKota Serang Priode 2012-2015. Adapun beberapa tulisan yang pernah

    dipublikasikan Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga Negara (Jurnal

    Supermasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Sykh Yusuf Tangerang, Volume8 No. 2 Juli 2012), Penyelenggaraan Otonomi Desa Dalam Kerangka Otonomi

    Daerah (Jurnal Jure Humano Volume 3, Nomor 7 November 2012), Peran Majlis

    Permusyawaratan Rakyat (Dalam Mengubah Undang-Undang Dasar (Suatu

    Tinjauan Terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaAmandemen Ke-IV), (Jurnal Jure Humano Volume 4, Nomor 8 Oktober

    2013),Asuransi TKI Dalam Rangka Perlindungan TKI (Prosiding Konfrensi

     Nasional Ketenagajerjaan dan Hubungan Industrial), (Pusat PengembanganHubungan Ketenagakerjaan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang,

    2013), Urgensi Sinergi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Menuju Komonitas

    Asean 2015 (Prosiding SNIT Bina Sara Informatika 2014), Penyelenggaraan

    Pemerintahan di Indonesia Dalam Persepektif Negara Kesatuan dan OtonomiDaerah (Penerbit Deepublish Yogyakarta, 2015), Ikhtisar Dalam Memahami

    Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Penerbit Deepublish Yogyakarta,2015), Penalaran Hukum : Politik Hukum Terhadap Legislasi Hukum Islam di

    Indonesia (Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Epistimologi Ilmu

    Hukum, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015).