23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan hidup sejak zaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat yang diakui dan diterima oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu. Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagaia collection ideologis dari keseluruhan bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan Bangsa Indonesia (Panjaitan, 2003). Pancasila memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian- bagian, dimana bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi 1

pancasila sbg filsafat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila

Citation preview

Page 1: pancasila sbg filsafat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi nilai-nilai kebudayaan

bangsa Indonesia yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai

sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.

Hal tersebut dapat dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu

proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan

hidup sejak zaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila

yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat yang diakui

dan diterima oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Sistem yang

dimaksud dalam hal ini adalah satu kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu.

Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila adalah

filsafat negara yang lahir sebagaia collection ideologis dari keseluruhan bangsa

Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu realiteit atau

noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan Bangsa Indonesia (Panjaitan, 2003).

Pancasila memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, dimana bagian-

bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan

ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu

(tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila

menjadi landasan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan

Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu

negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara

Indonesia.

1.2 Tujuan

- Untuk memahami filsafat Pancasila dan hakikat sila-sila Pancasila.

- Untuk memahami filsafat Pancasila sebagai cara pandang dalam merespon

fenomena global

1

Page 2: pancasila sbg filsafat

1.3 Manfaat

- Mampu memahami filsafat Pancasila dan hakikat sila-sila Pancasila sebagai

cara pandang dalam merespon fenomena global.

- Mampu mengaplikasikan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

2

Page 3: pancasila sbg filsafat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat

Secara entimologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam,

sebanyak orang yang memberikan pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa

definisi tersebut :

Rapar menjabarkan beberapa pengertian filsafat dari beberapa beberapa

tokoh dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat, tokoh-tokoh tersebut

antara lain:

- Plato memiliki berbagai gagasan tentang filsafat. Antara lain, Plato pernah

mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih

kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, id juga mengatakan bahwa

filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling

akhir dari segala sesuatu yang ada.

- Aristoteles (murid Plato) juga memiliki beberapa gagasan mengenai

filsafat. Antara lain, ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan

penyebab-penyebab dari realitas ada. Ia pun mengatakan bahwa filsafat

adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku peri

ada”(being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” (being as such)

- William James, filsuf Amerika yang terkenal sebagai tokoh pragmatisme

dan pluralisme, filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk

berpikir yang jelas dan terang.

- Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato

Romawi merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang

maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya. ·

- Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat

adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki

hakikat yang sebenarnya.

3

Page 4: pancasila sbg filsafat

Pengertian filsafat menurut Imanuel Kant dalam buku karangan Lasiyo

dan Yuwono, 1985:6,  dan bahwa filsafat adalah pokok pangkal dari segala

pengetahuan yang didalamnya terdapat 4 persoalan yaitu apakah yang dapat kita

ketahui, apa yang boleh kita kerjakan, sampai dimana harapan kita, dan terakhir,

apa yang itu manusia? Metafisika akan menjawab pertanyaan pertama, etika

menjawab kedua, dan ketiga serta keempat dijawab oleh agama dan antropologi.

Harun Nasution dalam bukunya pada halaman 24 (1973), bahwa pengertian

filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat

pada tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam dalamnya, sehingga sampai

ke dasar dasar persoalan.

Dalam Bukunya Imam Barnadib (1982:11-12) bahwa filsafat sebagai

pandangan menyeluruh dan sistematis. Disebut meyeluruh, karena pandangan

filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan suatu pandangan yang dapat

menembus di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan seperti ini akan

terbuka kemungkinan untuk menemukan hubungan pertalian antara semua unsur

yang dipertinggi, dengan mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai

kebijakan. Dikataakan sistematis, karena filsafat menggunakan berpikir secara

sadar, teliti, teratur, sesuai dengan hukum hukum yang ada.

Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah suatu usaha untuk

mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang

diri sendiri. (Beerling, R.F. 1996)

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran

manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. (Meliono, 2007)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah

suatu pengetahuan yang berusaha untuk mencari prinsip-prinsip dan kebenaran

dari peristiwa-peristiwa yang ada dengan cara berpikir secara logika, jelas, dan

terang.

4

Page 5: pancasila sbg filsafat

2.2 Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran

yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat

Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional

tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan

tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan

menyeluruh. Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan

hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father

kita, yang dituangkan dalam suatu sistem. Filsafat Pancasila memberi

pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila

(Notonagoro,1984 )

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa

Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis,

fundamental, dan menyeluruh. Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan

yang bulat dan utuh, hirarkis dan sistematis. Dalam pengertian inilah maka sila-

sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Konsekuensinya kelima sila bukan

terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi

serta makna yang utuh (Kaelan, 2004). Pancasila adalah filsafat bangsa yang

sesungguhnya berhimpit pada jiwa bangsa. Pancasila dapat dikatakan Sebagai

Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan (theologi), nilai

manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang berhubungan dengan

pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan (Djanarko,

2010).

2.3 Hakikat sila-sila Pancasila

1. Hakikat Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Rumusan sila pertama merupakan gambaran realita hidup bangsa Indonesia

yang benar-benar yakin dan berimana kepada Allah sebagaimana yang telah ada

dalam keyakinan setiap agama masing-masing. Kata ‘Yang Maha Esa’ sesudah

kata ‘Ketuhanan’ dalam sila pertama jelas sekali menunjukkan konsep Ketuhanan

dalam pancasila bukanlah suatu fenomena sosiologis melainkan hasil dari ajaran

5

Page 6: pancasila sbg filsafat

tauhid. Dalam dunia filsafat terdapat beberapa masalah yang dapat dikategorikan

dengan sebutan ‘kepercayaan’ atau ‘belief’ dimana mereka mengakui bahwa akal

fikiran, betapapun kritisnya tidak lagi berkompeten untuk menjawab, khususnya

terhadap hal-hal  seperti adanya Tuhan, kekekalan nyawa dan kebebasan. Hal

inilah yang tidak dapat dicapai dengan akal manusia tetapi selalu dipercayai dalam

hati setiap pribadi manusia.

Tuhan yang digambarkan dalam  falsafah Pancasila ialah Tuhan yang aktif

dalam kehuidupan sehar-hari, Tuhan yang manusia dapat menyembahNya, Tuhan

yang senantiasa mencurahkan dan memberikan berbagai  macam kenikmatan

kepada hamba-Nya, memberikan barakah serta rahmat-Nya kepada umat manusia.

Sila pertama merupakan sila yang paling fundamental yang mendasari sila-sila

berikutnya karena dalam sila ini terdapat ajaran moral dasar untuk melakukan

kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan

bentuk dari rasa percaya dan taqwa bangsa Indonesia sebagai manusia terhadap

Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa :

Pengakuan adanya kuasa yang tidak terbatas yaitu Tuhan yang Maha Esa

Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agamanya.

Tidak memaksa warga negara untuk beragama.

Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.

Bertoleransi dalam beragama, beribadah menurut agamanya

Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman

warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

2. Hakikat Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Rumusan sila kedua mencerminkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap

hakikat sifat manusia sebagai makhluk sosial (homo socius). Dilihat dari segi

bahasa kata ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ menggambarkan sebuah

ungkapan yang mana mengisyaratkan satu ungkapan yang di dalamnya

terkandung sifat-sifat manusia yang luhur dan mulia. Prinsip kemanusiaan

6

Page 7: pancasila sbg filsafat

secara tegas mengandung arti adanya penghargaan & penghormatan terhadap

harkat dan martabat manusia yang luhur, tanpa harus dibeda-bedakan antara

satu sama lainnya dikarenakan adanya perbedaan keyakinan hidup, politik,

status sosial dan ekonomi, asal usul keturunan, dsb. Tuhan menciptakan umat

manusia dalam kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa ada yang

dilebihkan dan dianak emaskan.

Sila kedua dalam falsafah Pancasila memuat pengertian bahwa bangsa

Indonesia dalam merenungkan  hakikat hidupnya menyadari sepenuhnya,

bahwa dirinya adalah makhluk Tuhan, yang hidup bersama dengan 

sesamanya. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang menyadari bahwa dirinya

merupakan bagian tak terpisahkan dari umat manusia sesungguhnya

merupakan perwujudan konkrit dari hakekat sifat manusia sebagai mahluk

sosial, atau homo socius. Pancasila dengan pengertian sebagai suatu kesatuan

yang bulat (mono pluralis) maka tentu saja pengakuan terhadap hak-hak asasi

memiliki ciri-cirinya yang khas yang menjadikan paham humanisme pancasila

berbeda dengan humanisme barat.Pengakuan terhadap HAM menurut Filsafat

pancasila adalah sebatas hak-hak asasi yang bersesuaian dengan ajaran Tuhan.

Sementara apa yang terjadi di dunia barat penganut faham humanisme

antroposentris seperti aborsi tanpa sebab, perkawinan sejenis, dsbg semua itu

mereka anggap sebagai hak asasi manusia yang tidak semestinya orang ikut

campur terhadap urusan tersebut.Indonesia adalah suatun Negara yang sangat

memang teguh prinsip kemanusian yang berdasar pada Sila pertama, dimana

keduanya adalah merupakan dasar negara yang sangat tinggi kedudukanya.

Dan dalam sila kedua tersebut dapatlah diambil maknanya bahwa

sesungguhnya Indonesia adalah suatu Negara yang sangat mendukung

pengakuan HAM namun yang tidak menyalahi aturan agama. Dalam

kehidupan sekarang di Indonesia ini sila  kedua ini sudah mulai luntur seiring

dengan westernisasi masyarakat yang besar-besaran, dimana saat ini sudah

banyak orang melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar HAM

Indonesia.

7

Page 8: pancasila sbg filsafat

Kemanusiaan yang adil dan beradab menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani

membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat,

maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama dengan

bangsa –bangsa lain. Makna sila kemanusiaan yang adil beradab adalah

Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan

Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.

Mewujudkan keadilan dan peradaban yang kuat.

Menghargai setiap hak asasi manusia yang sudah tertuang dalam Undang

Undang Dasar 1945

3. Hakikat Sila Ketiga Persatuan Indonesia

Sila ketiga dari falsafah pancasila ialah Persatuan Indonesia. Sila ini

semula dalam konsepsi Bung Karno dinamakan Kebangsaan Indonesia atau

nasionalisme. Sila ini merupakan cerminan faham hidup yang dikenal dengan

faham individualisme, yaitu faham  yang manakla berdiri sendiri tanpa

didampingi oleh faham lainnya akan menjadi dasar titik tolak lahirnya faham

liberalisme. Sila ini semula dimaksudkan untuk menjadi pengimbang terhadap”

internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya

nasionalisme. Hakikatnya sifat manusia terdapat dua dorongan nafsu yang paling

utama yaitu ke-aku-an dan ke-kita-an. Kedua dorongan tersebut manakala salah

satunya terlalu dominan akan mengakibatkan munculnya penyimpangan psikologi

yang akan menganggu stabilitas kepribadiannya. Bila seseorang yang terlalu

didominasi oleh sifat ke-aku-an maka terjadi dorongan yang semata-mata hanya

mengabdi pada diri pribadinya sendiri akan melahirkan sikap ‘ego oriented’

segala sesuatu diukur dari kepentingan dirinya & segala sesuatu diabdikan untuk

dirinya sendiri,  walaupun itu merugikan pihak lain. Sebaliknya manusia yang

terlalu dikuasai oleh dorongan ke-kita-an akan melahirkan watak yang terlalu

berlebih-lebihan pengorbanannya untuk kepentingan orang lain, sementara

kepentingan pribadinya sendiri terabaikan. Kebangaan terhadap golongan atau

kelompoknya ini bagi suatu  bangsa bila terlalu berlebihan akan terlihat dalam

8

Page 9: pancasila sbg filsafat

bentuk rasa nasionalisme yang tidak sehat, yang lazim dikenal dengan istilah

Chauvinistik. Sebaliknya kalau suatu  bangsa telah kehilangan rasa bangga akan

dirinya sebagai suatu bangsa, telah kehilangan rasa bangga terhadap bangsa, maka

keadaan seperti ini  akan mengakibatkan timbulnya penyimpangan rasa

kebangsaan yang lazim disebut dengan kosmopolitanistik, yaitu suatu sikap yang

melihat yang melihat tidak ada artinya merasa bangga sebagai suatu bangsa.

Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan

persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas

kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka

Tunggal Ika, Makna Sila Persatuan Indonesia :

Nasionalisme.

Cinta bangsa dan tanah air.

Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.

Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Menghilangkan penonjolan kekuatan, keturunan dan perbedaan warna

kulit

4. Hakikat Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat ini mrupakan rumusan yang menegaskan tentang cara atau

langkah yang dipilih oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan tercapainya tujuan

hidup berbangsa dan bernegara. Sila kerakyatan diyakini sebagai salah satu

alternatif dari sekian alternatif keyakinan  yang dipilih oleh bangsa Indonesia.

Kerakyatan atau demokrasi di samping berfungsi sebagai alat untuk

mengantarkan bangsa Indonesia  mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara

bagi kita(demokrasi) bukan sekedar satu alat tehnis saja, tetapi suatu satu

keperjayaan dalam usaha mencapai bentuk masyarakat yang kita cita-citakan.

Istilah kerakyatan dalam filsafat mengandung pengertian adanya sifat-sifat dan

keadaan dati dan di dalam negara yang harus sesuai dengan hakekat rakyat, dan

semuanya adalah untuk kepantingan dan keperluan rakyat. Negara didasarkan atas

9

Page 10: pancasila sbg filsafat

rakyat, tidak pada golongan, tidak pula pada perseorangan. Demokrasi filsafat

Pancasila tidak semata-mata berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan,melainkan satu keyakinan. Dikatakan sebagai kepercayaan, sebagai

keyakinan karena hanya dengan:

1. Prinsip demokrasi sajalah yang diyakini sebagai satu-satunya alat yang

paling sesuai dengan hakekat manusia selaku mahluk Tuhan. Manusia

diciptakan dalam kedudukan dan martabat yang sama sederajat, tidak ada

yang berlebihan dan tidak ada yang kurang.

2. Prinsip demokrasi sajalah yang diyakini sebagai satu-satunya  alat yang

sesuai dengan hakekat manusia selaku mahluk sosial. Sebagai mahluk

sosial manusia wajib memperlakukan kepada sesamanya sebagai mahluk

yang menyandang kemuliaan dan kehormatan.

3. Prinsip demokrasi sajalah satu-satunya alat yang sesuai dengan hakekat

manusia selaku makhluk individu.

Masyarakat Indonesia menghayati dan menjunjung tinggi setiap hasil

keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus

menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung

jawab.Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan. Pembicaraan dalam

musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang

luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan

secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.Dalam melaksanakan

permusyawaratan,kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya.

Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan:

Hakikat sila ini adalah demokrasi.

Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat,

baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.

Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

5. Hakikat Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

10

Page 11: pancasila sbg filsafat

Sila kelima dari falsafah pancasila ini dilihat dari segi fungsinya dapat

dikatakan sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan pokok yaitu

mewujudkan suatu keadilan soaial bagi seluruh  rakyat Indonesia. Dengan

menunjuk sila kelima sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan berarti telah

sempurnalah unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk satu kesatuan

pandangan hidup. Apabila silapertama, kedua dan ketiga merupakan sila-sila yang

menggambarkan pandangan hidup yang diyakini bangsa Indonesia, sila keempat

menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan hidup yang

dicita-citakan, maka sila kelima menggambarkan tujuan hidup berbangsa dan

bernegara yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Keadilan adalah pengakuan dan

perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban, atau sikap yang mutlak untuk

meletakkan hak dan kewajiban secara proporsional, dan tidak merubah ketentuan-

ketentuan karena kasih sayang atau benci.

Aristoteles membedakan keadilan menjadi tiga macam, yaitu:

Keadilan Distributif (Distributive Justice), yang terwujud bilamana hal-

hal yang sama diperlakukan secara sama, dan hal-hal yang tidak sama

diperlakukan secara tidak sama. Keadilan disrtibutif ini dalam bentuk

konkritnya adalah sikap adilnya Negara terhadap seluruh warga negara,

atau Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganegaranya.

Keadilan Legal (legal Justice), yang terwujud bilamana setiap anggota

masyarakat melaksanakan fungsinya dengan baik sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Bentuk konkrtinya ialah sikap adilnya

warga masyarakat terhdap Negara. Keadilan ini disebut juga keadilan

bertaat, yaitu warga Negara bersikap adil dalam wujud mentaati segala

peraturan perundang-undangan & peraturan  lainya yg dikeluarkan

Negara.

Keadilan komunitatif (Communitative Justice), yaitu keadilan yang

berlangsung dalam bentuk timbal balik secara proposional dalam

kehidupan bersama.

Di samping pembagian macam keadilan seperti di atas, ada pula yang

membedakan keadilan menjadi enam macam, yaitu:

11

Page 12: pancasila sbg filsafat

Justitia Comunitative, memberikan kepada masing-masing haknya atas

dasar kesamaan, di mana prestasi seharga dengan kontra prestasi

Justitia Distributive, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas

dasar perbedaan, dimana diperhitungkan perbedaan kualita antara satu

dengan lainnya.

Justitia Vindicativa, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas

dasar proporsi, dimana berat ringanya hukuman disesuaikan dengan berat

ringanya pelanggaran hokum.

Justitia creative; memberikan kepada masing-masing bagian

kebebasannya untuk menciptakan sesuai dengan daya kreatifnya dalam

bidang kebudayaan .

Justitia Protectiva; keadilan yang berupa memberikan pengayoman

hukum kepada manusia.

Justitia Legalis; keadilan yang berupa kebajikan yang menyeluruh yang

mencakup semua kebajikan, kebajikan yang menyeluruh.

Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia

menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial

dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan

perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

gotong royong. Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia :

Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan

meningkat.

Kemakmuran yang merata di antara seluruh rakyat, dalam arti

kemakmuran yang bersifat dimanis, hidup & berkembang

Karta raharja atau makmur sejahtera, masyarakat yang

berkecukupan kebutuhan pokoknya

Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan

bersama menurut potensi masing-masing.

Melindungi yang lemah agar masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya.

12

Page 13: pancasila sbg filsafat

Perbedaan sosial dan ekonomi hendaknya diatur sedemikan

sehinggamemberikan manfaat yang terbesar bagi mereka yang

berkedudukan paling tak menguntungkan

Berbahagia semua orang

Tidak ada penghinaan

Tidak ada penindasan

Tidak ada penghisapan atau tidaka da eksploitasi

Masyarakat yang tentram

BAB III

13

Page 14: pancasila sbg filsafat

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai pengertian filsafat yang dikemukakan

oleh beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu

yang berusaha untuk mencari prinsip-prinsip dan kebenaran dari suatu peristiwa

yang ada. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Filsafat pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai

dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan

pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Hakikat sila pertama Pancasila mencerminkan gambaran realita hidup

bangsa Indonesia yang yakin dan beriman kepada Allah sebagaimana yang telah

ada dalam keyakinan setiap agama masing-masing. Rumusan sila kedua Pancasila

mencerminkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap hakikat sifat manusia

sebagai makhluk sosial. Rumusan sila ketiga dalam Pancasila merupakan

cerminan faham hidup yang dikenal dengan faham individualisme yaitu faham 

yang manakla berdiri sendiri tanpa didampingi oleh faham lainnya akan menjadi

dasar titik tolak lahirnya faham liberalisme. Sila keempat Pancasila merupakan

rumusan yang menegaskan tentang cara atau langkah yang dipilih oleh bangsa

Indonesia untuk mewujudkan tercapainya tujuan hidup berbangsa dan bernegara.

Dan tang terakhir adalah Sila kelima dari falsafah pancasila dilihat dari segi

fungsinya dapat dikatakan sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan pokok

yaitu mewujudkan suatu keadilan soaial bagi seluruh  rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: pancasila sbg filsafat

Anonymous, 2009. Hakikat Sila Sila Pancasila.

https://hengkikomarudin.wordpress.com diakses tanggal 22 Februari 2015

Beerling, R.F. 1996. Filsafat Dewasa Ini. Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 22

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode. Yokyakarta: Andi

Offet, 1994.

Djanarko, Indri. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Surabaya: Fakultas Ekonomi, Univ. Narotama.

Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Paradigma Offset.

Lasiyo dan Yuwono. Pengantar Ilmu Filsafat. Yokyakarta: Liberty, 1985.

Meliono, Irmayanti dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan

FEUI. hal. 1

Nasution,Harun. 1973. Falsafat dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan

Bintang

Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, hal. 15

Rosyidi, Abidarin. 2011. Makna Hakikat Pancasila. Yogyakarta : STMIK

Yogyakarta

15