Upload
ifa-ipeeh-afganisme
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 1/10
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, ASAS ETIKA POLITIK
DAN ACUAN KRITIK IDEOLOGI
M. Sastrapratedja*
1. Pengantar
Sebagian besar dari kehidupan kita, termasuk kehidupan berbangsa dan
bernegara, atau kehidupan politik, kita lewatkan atas dasar “common sense” atau yang
kerapkali disebut sebagai “akal sehat”. “Common sense” adalah pengetahuan sehari-hari,
yang tidak kita pertanyakan kebenarannya, tetapi kita andaikan “benar”, taken for
granted . Tetapi salah satu ciri khas manusia adalah “mempertanyakan”. Ia tidak puas
dengan “common sense”, ia terdorong untuk mengangkat apa yang dialami menjadi
pertanyaan. egitu kita mengajukan “pertanyaan”, “interrogating” kita mengatasi
“common sense”.
!empertanyakan, interrogating adalah awal dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan "ilsa"at. Ilmu pengetahuan mempertanyakan segala sesuatu termasuk
manusia sampai batas tertentu atau dalam perspekti" tertentu, yaitu perspekti"
instrumental. Ilmu pemgetahuan mempertanyakan dan mencari jawaban atas
pertanyaannya untuk digunakan bagi kepentingan manusia.
#ilsa"at mempertanyakan segala sesuatu, khususnya yang menyangkut “nasib”
diri manusia, lebih jauh dari ilmu pengetahuan. !empertanyakan siapakah dan apakah
aku ini adalah awal dari "ilsa"at manusia, dimana manusia ingin memperoleh makna dari
dirinya. “$ahamilah dirimu” demikian kata Sokrates. !empertanyakan manusia berarti
mencari jalan bagaimana manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu semakin menjadi
manusiawi. %alam pengertian ini bila "ilsa"at harus mati, kemanusian akan meredup tak
lama kemudian. erhenti bertanya hanya akan berakibat kemandekan dan berhentinya
perkembangan. %alam kaitan ini "ilsa"at tidak hanya merupakan “disiplin &ilmu' yang
mempertanyakan”, tetapi juga (disiplin &ilmu' yang membebaskan”. %alam arti apa)
*
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 2/10
!anakala kita mengangkat pertanyaan, kita dibebaskan dari jawaban yang tidak
dipertanyakan, yaitu jawaban berdasarkan “common sense” semata, yang diandaikan
benar. %alam setiap pertanyaan kita mengatakan “tunggu sebenar”+ ada yang lebih dari
ini atau itu. ahkan ada “ekses” dari realitas, yang tidak tertampung dari suatu konsep
yang sekarang kita miliki, “ada yang lebih” yang terbelenggu oleh berbagai struktur yang
melilit kita.
2. Tiga Fungsi Fisa!at
da begitu banyak pengertian mengenai "ilsa"at dan cara ber"ilsa"at serta corak
"ilsa"at. %i depan sudah dikatakan bahwa "ilsa"at itu berkembang dengan
“mempertanyakan”, “interrogating”. %alam kaitan dengan $ancasila, ada sedikitnya tiga
"ungsi "ilsa"at, yang saling terkait satu dengan lainnya.
*' Pertama filsafat mempertanyakan dan mencari “dasar”. Sejak awal "ilsa"at unani
telah dipertanyakan apakah “dasar” dari dunia kita, apakah “dasar” dari perubahan,
apakah “dasar” dari persamaan dan perbedaan manusia, apakah “dasar” dari kebebasan
manusia, apakah “dasar” dari kehidupan suatu “polis”)
' Kedua, filsafat mempertanyakan, mencari dan menemukan makna dari realitas di
sekelilingnya, asal dan tujuan hidup manusia. Seringkali dikatakan bahwa "ilsa"at
mempertanyakan nilai dari suatu realitas dan tindakan manusia. !aka "ilsa"at dapat
mencerahi kehidupan manusia.
/ ) Ketiga, filsafat berfungsi pula sebagai kritik ideologi. #ilsa"at berusaha untuk
membuka selubung dari berbagai sistem pemikiran, yang membelenggu manusia,
terutama kebebasannya. $engetehuan dan kekuasaan saling berpautan. !ar0 telah
memberi contoh bagaimana melakukan suatu kritik ideologi terhadap ideologi kapitalis.
%ari uraian di atas, #ilsa"at $ancasila dapat dilihat pertama, sebagai eksplisitasi
secara "iloso"is $ancasila sebagai dasar 1egara2 kedua, "ilsa"at $ancasila sebagai etika
politik2 ketiga, "ilsa"at $ancasila sebagai kritik ideologi, termasuk kritik terhadap distorsi
dan penyalahgunaan $ancasila secara ideologis.
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 3/10
". Pan#asia se$agai Dasar Negara
#ungsi "ilsa"at yang pertama adalah mempertanyakan dan menjawab “apakah
dasar dari kehidupan berpolitik atau kehidupan berbangsa dan bernegara. Sangat lah
tepat pertanyaan yang diajukan oleh 3etua $4$3I, %r. 5adjiman 6ediodiningrat di
hadapan rapat $4$3I bahwa “1egara Indonesia yang akan kita bentuk itu apa
dasarnya”) Soekarno mena"sirkan pertanyaan itu sebagai berikut+ “!enurut anggapan
saya, yang diminta oleh $aduka tuan 3etua yang mulia ialah dalam bahasa elanda+
(philosophische grondlsag7 dari pada Indonesia !erdeka. Philosophische grondslag
itulah "undamen, "ilsa"at, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia !erdeka.”*' “%asar 1egara”
dapat disebut pula “ ideologi negara”, seperti dikatakan oleh !ohammad 8atta+
“$embukaan 44%, karena memuatnya di dalamnya $ancasila sebagai ideologi 1egara,
beserta dua pernyataan lainnya yang menjadi bimbingan pula bagi politik negeri
seterusnya, dianggap sendi daripada hukum tatanegara Indonesia. 4ndang-undang ialah
pelaksanaan daripada pokok itu dengan $ancasila sebagai penyuluhnya, adalah dasar
mengatur politik 1egara dan perundang-undangan 1egara, supaya terdapat Indonesia
merdeka seperti dicita-citakan+ merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”'
3alau seringkali dikatakan mengenai ideologi $ancasila, sebetulnya yang
dimaksudkan tidak lain adalah $ancasila sebagai dasar 1egara, sebagaimana dikatakan
ung 8atta, “ideologi 1egara”., yaitu prinsip-prinsip atau asas membangun 1egara. 9adi
$ancasila bukanlah suatu “doktrin” yang lengkap, yang begitu saja dapat dijabarkan
dalam tindakan, tetapi suatu orientasi, yang memberikan arah kemana bangsa dan negara
harus dibangun atau suatu dasar rasional, yang merupakan hasil konsensus mengenai
asumsi-asumsi tentang 1egara dan bangsa yang akan dibangun.
3arena masing-masing sila dari $ancasila akan diuraikan dalam rangkaian diskusi
dalam 3ongres ini, maka kami hanya akan memberikan catatan kecil saja+
*' Sila “3eruhanan ang !aha :sa” dirumuskan dalam konteks politik+ membangun
1egara dan bangsa Indonesia, maka merupakan suatu prinsip politik, bukan suatu
prinsip teologis. Implikasinya ialah bahwa 1egara mengakui dan melindungi
kemajemukan agama di Indonesia2 1egara tidak menilai “isi” dari suatu agama.
$enganut agama apapun wajib bersatu untuk membangun 1egara dan bangsa. 8al
/
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 4/10
ini sangat jelas dari ajakan Soekarno dalam pidato “;ahirnya $ancasila” untuk
bersama-sama membangun 1egara dan bangsa Indonesia
' Sila “$erikemanusiaan yang adil dan beradab”mengimplikasikan bahwa 1egara
memperlakukan setiap warganegara atas dasar pengakuan martabat manusia dan
nilai kemanusiaan yang mengalir dari martabatnya itu.9elaslah bahwa sila kedua
ini menolak kekerasan yang dilakukan terhadap warganegara baik oleh 1egara,
kelompok atau indi<idu. 3ekerasan yang paling keji adalah kekerasan yang
dilakukan terhadap inti martabat manusia sendiri, yaitu kebebasannya.”8ewan
mencari mangsanya. !angsa !anusia adalah kebebasan”./'. 3ekerasan pada
jaman sekarang kerapkali dikaitkan dengan identitas, religius atau etnik, yang
lebih banyak diproduksi daripada direproduksi
/' Sila “$ersatuan Indonesia” terkait dengan "aham kebangsaan. angsa bukan
sesuatu yang diwariskan dari masa lalu, tetapi suatu “proyek dan tantangan
bersama” bagi masa kini dan masa depan.='. >leh karena itu harus melibatkan
semua dan tak seorangpun warga yang dieksklusi"kan.
=' $rinsip demokrasi yang dirumuskan sebagai “3erakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran?perwakilan”, menunjuk kepada
pembatasan kekuasaan 1egara dengan partisipasi rakyat dalam pengambilan
keputusan. “3ita dapat berbicara mengenai sistem demokratik, apabila unsur-
unsur konstitusi, hukum dan sistem parelemen menerapkan tiga prinsip+
pembatasan kekuasaan 1egara atas nama hak asasi, keterwakilan pelaku politik
dan kewarganegaraan.”@'
@' Sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” paling sedikit memuat unsur-
unsur+ pemerataan, persamaan dan kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri.
%. Pan#asia se$agai &asar eti'a ()iti'
%engan dipilihnya $ancasila sebagai dasar hidup bernegara dan berbangsa atau
sebagai dasar hidup berpolitik, maka politik tidaklah netral, tetapi harus dilandasi nilai-
nilai etis. Itulah salah satu tugas "ilsa"at politik+ mencerahi makna berpolitik dan
mengekplisitkan nilai-nilai etis dalam politik yang didasarkan atas $encasila.
=
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 5/10
da anggapan negati" dan sikap skeptik serta sinis terhadap politik. da
kecenderungan untuk menghindar dari politik. 1amun perlu dicattat beberapa hal+
pertama, mau tidak mau kita tidak dapat lepas dari politik. Segala kegiatan kita
mengandaikan kerangka 1egara dan masyarakat. Kedua, berbagai kesulitan yang
dihadapi dunia modern, seperti peningkatan kesejahteraan, lingkungan hidup,
kesenjangan sosial-ekonomi, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak dapat dipecahkan dengan meninggalkan politik, tetapi mengadakan trans"ormasi
politik sedemikian rupa, sehingga memungkin kita membentuk dan mengorganisir
kehidupan secara e"ekti". Ketiga, sikap sinis dan skeptik terhadap politik, bukan hal yang
tak terhindari. %engan membangun kredibilitas dan kelayakan suatu model alternati" dan
imaginati" institusi politik, ketidakpercayaan akan pilitik bisa diatasi.A'
%a<id 8eld mengartikan politik sebagai berikut+ “$olitik adalah mengenai
kekuasaan, yaitu mengenai kapasitas pelaku sosial dan institusi sosial untuk
mempertahankan atau mentrans"ormir lingkungannya, sosial dan "isik. $olitik
menyangkut sumber-sumber yang mendasari kapasitas ini dan mengenai kekuatan-
kekuatan yang membentuk dan mempengaruhi operasi dari kekuatan itu. >leh karena itu,
politik adalah suatu "enomena yang diketemukan di dalam dan di antara institusi dan
masyarakat, melintasi kehidupan publik dan pri<at. $olitik terungkap di dalam semua
akti<itas kerjasama, negosiasi dan perjuangan dalam penggunaan dan distribusi
sumberdaya. $olitik terlibat dalam semua relasi, institusi dan struktur yang melekat
dalam akti<itas produksi dan reproduksi dalam kehidupan masyarakat. $olitik
menciptakan dan mengkondisikan semua aspek kehidupan kita. $olitik berada pada inti
perkembangan permasalahan dalam masyarakat dan cara kolekti" penyelesaian masalah
tersebut.”B'
agi ristoteles manusia akan menjadi sempurna dan mencapai tujuan
kodratinya, kalau ia hidup dalam polis &negara-kota'. Suatu 1egara ada, demi hidup baik
dan bukan hanya untuk hidup saja. Seperti dikatakan 8. rend, “$olis sebenarnya
bukanlah 1egara-kota &city-state' dalam lokasi "iknya2 polis adalah organisasi masyarakat
yang muncul dari perbuatan dan pembicaraan bersama dan ruang yang sebenarnya
terletak di antara orang yang hidup bersama untuk tujuan itu, tak peduli dimanapun
terjadi.”' !aka istilah politik menunjuk kepada akti<itas dari polis, dimana
@
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 6/10
kesejahteraan bersama dideliberasikan dan keputusan yang secara kolekti" mengikat
dibuat. 9adi politik muncul dari tindakan bersama, “sharing o" words and deeds”. da
hal-hal yang dapat kita petik dari kehidupan politik pada jaman unani itu, meskipun
harus diakui bahwa ada contoh yang jelek yang terjadi pada waktu itu, misalnya wanita
dan budak tidak termasuk dalam warganegara. da anggapan pada waktu itu bahwa
mereka yang berhasil dalam kehidupan politik, yaitu hal-ihwal kehidupan dalam 1egara,
akan mencapai kebaikan tertinggi. 3ehidupan bersama dalam 1egara (polis' akan
mencapai kebaikan yang lebih besar, karena dilakukan bersama. !aka kehidupan
bersama dalam 1egara tidak hanya akan melindungi indi<idu dan hak miliknya
&sebagaimana jaman sekarang dituntut oleh liberalisme', tetapi harus menciptakan
keunggulan manusiawi &arte'. 3odrat manusia mendorong, agar 1egara berperan dalam
mengembangkan potensi manusia, mengajarkan kita untuk mencintai yang baik dan
membuat warganegara menjadi lebih baik dengan menciptakan kebiasaan yang baik
&inilah arti utama dari “pendidikan politik”'. !aka dapat dikatakan bahwa bagi
ristoteles, 1egara atau polis adalah “perkumpulan teman-teman yang saling
mempro<okasi untuk berbuat kebajikan. $olitik adalah suatu akti<itas etis, yaitu
bersangkut paut dengan masalah bagaimana kita harus hidup dalam suatu masyarakat
politik.
!ichel #oucault mengatakan bahwa politik pada masa ini ditandai oleh
“pendisiplinan” dan “penundukan” yaitu pemaksaan agar manusia berperilaku tertentu.
Ini disebut “biopower”. $olitik adalah pengaturan dan penguasaan hidup dan biopower
ini secara "undamental modern, yaitu manakala kehidupan manusia dipertaruhkan oleh
strategi politiknya sendiri. %engan lain perkataan, kehidupan manusia menjadi objek
politik itu sendiri. Ini yang menjadi ciri dari politik modern, berbeda dari politik di masa
lalu.
erbeda dari #oucault, Diorgio gamben dalam !omo "acer# "o$ereign Po%er
and &are 'ife,E' berpendapat bahwa tidak benar kehidupan manusia selalu menjadi objek
dari politik. Ia mengingatkan bahwa dalam uku $ertama Politics &*..' ristoteles
membedakan antara “kehidupan yang begitu saja” atau “kehidupan biologis
semata”&bare life, nuda $ita, kehidupan telanjang, kehidupan biologis, to en' dan “hidup
yang baik” &eu en'. 3ehidupan politik mengatasi kehidupan “yang biologis melulu”
A
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 7/10
menjadi “sesuatu yang lebih”, yaitu lebih manusiawi. ang menjadi ciri politik adalah
perwujudan kemampuan manusia untuk menstrukturkan suatu kehidupan bersama dalam
komunitas yang tidak memaksa, yang mampu melakukan re"leksi deliberati" atas
pertanyaan apakah keadilan itu dan sarana konkrit apa untuk mencapainya) “3eadilan
melekat dalam polis2 karena keadilan, yang adalah penentuan apa yang adil, adalah
pengaturan persekutuan politik” & Politics *..AA'. gamben menarik perhatian kita pada
apa yang dikatakan oleh ristoteles mengenai bahasa dalam Politics *..*A+ gar
menjadi benar-benar manusiawi orang harus menjadi anggota polis, karena hanya
dengan begitu, ia dapat berbicara. “!engeluarkan suara ber"ungsi untuk menunjukkan
kesenangan atau kesakitan, dan ini suatu kemampuan yang dimiliki hewan pada
umumnyaF.. Tetapi bahasa ber"ungsi untukF..menyatakan apa yang adil dan tidak
adil”. %isini kehidupan di lihat tidak hanya sebagai suatu "akta, tetapi suatu capaian.
Capaian itu adalah kebudayaan. gamben menyebut kehidupan biologis semata sebagai
“inklusi" eksklusi" &un esclusione inclusi$e'. !aksud dari pernyataan itu ialah bahwa
kehidupan yang baik &eu en' bukan kehidupan biologis semata, namun kehidupan yang
baik juga merupakan perkembangan dari kehidupan biologis semata. $olitik seolah-olah
merupakan tempat dimana kehidupan harus mengalami trans"ormasi menjadi kehidupan
yang baik. Tetapi ini bukan suatu capaian dari ufhebung dari kehidupan biologis semata.
ufhebung politik tidak pernah tercapai, identitas tak pernah selesai7
%engan ditetapkannya $ancasila sebagai dasar negara, kehidupan politik
memiliki dimensi etis, bukan sesuatu yang netral. 1ilai-nilai yang terkandung dalam
$ancasila mendorong warganegara untuk berperilaku etis dalam politik.
pabila nilai-nilai $ancasila itu dapat ditrans"ormasikan ke dalam ethos
masyarakat, maka akan menjadi pandangan hidup atau +eltanschauung . $andangan
hidup dapat dilihat sebagai suatu cultural soft%are, suatu perangkat lunak budaya.
$andangan hidup adalah suatu cara memahami dunia dan kehidupan sosial, suatu
kosmologi masyarakat. Sebagai perangkat lunak budaya pandangan hidup berperan
dalam mengkonstruksikan dunia sosial dan politik. Tetapi pandangan hidup itu selalu
berada dalam kontestasi dan negosiasi dengan pandangan hidup lainnya. ultural
soft%are dikopi dalam setiap indi<idu melalui sosialisasi, interaksi dan komunikasi.
#ungsi cultural soft%are mirip dengan apa yang disebut Dadamer “tradisi”+ tradisi
B
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 8/10
melengkapi kita dengan pra-pemahaman yang memungkinkan kita membuat penilaian
mengenai dunia sosial Sejauh masyarakat memiliki kopi yang kurang lebih sama, maka
pemahaman budaya mereka adalah pemahaman budaya bersama.*G'.
*. Pan#asia Se$agai A#uan Kriti' I&e))gi
gnes 8eller membedakan “yang politik” dengan “politik” & politics). Istilah
“yang politik” menunjukkan domain, atau lingkup dimana deliberasi terjadi, Sedangkan
istilah “politik” & politics', merujuk kepada akti<itas yang terjadi dalam lingkup itu.**' Ini
mempunyai implikasi pada masalah sejauh mana (ruang lingkup politik” &pakah batas
kekuasaan politik), Siapa memiliki hak untuk melaksanakan kekuasaan politik itu) Isu-
isu apa yang rele<an bagi politik 3alau dalam masa unani kuno “yang sosial” dan
“yang politik” terjadi tumpang tindih, sementara dalam modernitas hal itu tidak terjadi.
$ara “"ounding "athers” sejak awal telah melakukan suatu “kritik ideologi”,
meskipun pada jaman itu model alternati" terhadap ideologi-ideologi besar &liberalisme
dan sosialisme' masih terbatas. da dua tradisi mengenai konsepsi mengenai “yang
sosial” dan “yang politik” dan interaksi antara keduanya. $olitik di dalam demokrasi
liberal kapitalis didasarkan pada premis konsepsi mengenai indi<idu sebagai unit utama
moral dan politik. 3arenanya hak dan kebebasan dide"inisikan lebih dalam kerangka
indi<idual. 8ak-hak ini memberikan prioritas kepada kepentingan pribadi indi<idual di
atas kepentingan umum. sumsinya ialah bahwa indi<idu dengan usahanya sendiri dapat
memenuhi kebutuhannya tanpa terlalu banyak inter<ensi dari 1egara. 1amun dengan
berkembangnya demokrasi dan kewarganegaraan, model liberal dianggap tidak memadai.
3ritik terhadap ideologi demikian pada abad ke *E dilontarkan oleh !ar0, yang
menyatakan bahwa kewarganegaraan modern lebih menguntungkan indi<idu dari kelas
borjuis. $ada abad ke G negara-negara modern telah menyesuaikan diri dengan kritik ini
dengan memperluas “hak-hak sosial” pada kesehatan, kesejahteraan dan jaminan sosial.
1amun 1egara haruslah berinter<ensi dalam ekonomi dan masyarakat, lebih dari masa
sebelumnya .*H %engan demikian “yang politik” lebih masuk ke dalam “yang sosial.
Inilah salah satu makna “akhir dari ideologi”, seperti dikemukakan oleh %aniel ell. Tak
ada lagi ideologi yang murni, melalu “liberal” atau melulu “sosialis”. $ancasila dan
44% *E=@ mencari keseimbangan dan perpaduan antara keduanya.
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 9/10
%inamika $ancasila terletak dalam ketegangan antara “ideologi” dan “utopia”.
$ancasila sebagai ideologi memberi arah pembangunan sistem sosial dan politik. Sistem
yang dibangun tidak pernah merupakan perwujudan utuh dari $ancasila, maka selalu bisa
dikritik. isa terjadi juga $ancasila $ancasila sebagai “ideologi” membenarkan dan
meneguhkan sistem yang dibangun untuk kepentingan kelompok tertentu, sehingga
menjadi mandeg. !aka atas dasar $ancasila itu pula dapat dilakukan kritik. !ungkin
dapat dikatakan dari perspekti" ini $ancasila merupakan “utopia”. 4topia dapat bersi"at
“sub<ersi"”, menggoncangkan sistem-sistem yang dibangun berdasarkan orientasi
ideologi. 4topia dapat menciptakan kreati"itas dengan imaginasi sosialnya. *'
Sebagai kesimpulan, $ancasila dapat dikembangkan menjadi "ilsa"at dalam tiga arah+
*' Sebagai “#ilsa"at $ancasila”, yang merupakan re"leksi kritis atas dasar hidup
bernegara.' Sebagai “:tika $olitik” yang merupakan re"leksi kritis atas nilai-nilai etis yang
terkandung dalam $ancasila./' Sebagai “3ritik Ideologi” yang merupakan re"leksi kritis dalam menge<aluasi
berbagai ideologi lainnya.
E
7/23/2019 Pancasila Sebagai Dasar Negara Asas Etik
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-dasar-negara-asas-etik 10/10
Catatan
*. Soekarno, “;ahirnja $antja Sila” dalam+ amkan Panta "ila. %epartemen$enerangan 5.I, *EA=.
. !ohammad 8atta, $engertian $ancasila. 9akarta+ Idayu $ress, *EBB, h. *,
sebagaimana dikutip oleh Todung !ulya ;ubis “$ancasila, Dlobalisasi, dan 8ak sasi !anusia, “dalam+ /estorasi Pancasila. 0endamaikan Politik 1dentitas dan
0odernitas. $enyunting, Ir"an 1asution dan 5onny gustinus, 9akarta+
$erhimpunan $endidikan %emokrasi, GGA, h. //../. 9.-!. %omenach, “The 4biuity o" Jiolence,” 1nternational "ocial "cience
2ournal , /G &*EB', h.B*E..
=. . 5. >7D.,nderson, “ Indonesian 1ationalism Today and in the #uture,”
1ndonesia AB &pril *EEE'.@. lain Touraine, +hat is 3emocracy” oulder, Colorado+ 6est<iew $ress, *EEB,
h. B.
A. %a<id 8eld, 0odels of 3emocracy. Cambridge+ $olity $ress, *EE, h. E@-EB.
B. %a<id 8eld, 1bid., /G. 8. rend, he !uman ondition. Chicago and ;ondon+ The 4ni<ersity o"
Chicago $ress, *EE, h. *E.E. Diorgio gamben, !omo "acer# "o$ereign Po%er and &are 'ife. Stand"ord+
Stand"ord 4ni<ersity $ress,*EE. 4raian mengenai pandangan gamben, kami
ambil dari+ ndrew 1orris, “Diorgio gamben and the $olitics o" the ;i<ing%ead”, 3iacritics, Jol./G, 1o. = &winter, GGG', h. /-/E
*G. ;ihat mengenai ini+ 9.!.alkin, ultural "oft%are. heory of 1deology. 1ew
8a<en K ;ondon+ ale 4ni<ersity, *EE.
**. 9ames !artin, “The Social and the $olitical”, dalam+ #idelma she, et alii,ontemporary "ocial 4 Political heory. uckingham, $hiladelphia+ >pen
4ni<ersity $ress, *EEE, h.*@A
*. 9ames !artin, op.cit ., h.*A*-*A.*/. ;ihat #red %allmayr, 3ialogue mong i$iliation. "ome 56emplary 7oices. 1ew
ork+ $algra<e !acmillan, *GA-**.
*G