28
Pancasila sebagai Sistem Filsafat 1

Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

  • Upload
    vanliem

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1

Page 2: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA

Pengertian Filsafat

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanankata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yangberasal dari bahasa Yunani (philosophia).

Kata philosophia merupakan kata majemuk yangterususun dari kata philos atau philein yang berartikekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yangberarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.

2

Page 3: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Dengan demikian philosophia secara harafiah berartimencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintaipengetahuan.

Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkankebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macamyang berbeda satu dari yang lainnya.

Istilah philosophos pertama kali digunakan olehPythagoras.

• Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkauseorang yang bijaksana?

• Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘sayahanyalah philosophos, yakni orang yangmencintai pengetahuan’.

3

Page 4: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam artiproduk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.

Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi danperanan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari,dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagibangsa Indonesia.

4

Page 5: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isipembentukan ideologi Pancasila.

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagairefleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasarnegara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untukmendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasardan menyeluruh.

Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasilamerupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yangdilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkandalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertianilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).

5

Page 6: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistemfilsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif daninduktif.

Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasilaserta menganalisis dan menyusunnya secara sistematismenjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejalasosial budaya masyarakat, merefleksikannya, danmenarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejalaitu.

6

Page 7: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnyamerupakan sistem filsafat.

Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasamauntuk tujuan tertentu dan secara keseluruhanmerupakan suatu kesatuan yang utuh.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafatpada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis.Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan,saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila,yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungandengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama,dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itudimiliki oleh bangsa Indonesia.

7

Page 8: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafatmemiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme,idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dansebagainya.

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang

bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat danutuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisahmaka itu bukan Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat danutuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

8

Page 9: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari danmenjiwai sila 3, 4 dan 5;

Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari danmenjiwai sila 4, 5;

Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari danmenjiwai sila 5;

Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima

Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial

Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri

Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja samadan gotong royong

Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri danorang lain yang menjadi haknya.

9

Page 10: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Membahas Pancasila sebagai filsafat berartimengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasilayang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,melainkan juga bagi manusia pada umumnya.

Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspekpenyelidikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakupkesemestaan.

Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasanOntologis Pancasila, Epistemologis Pancasila danAksiologis Pancasila.

10

Page 11: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

1. Landasan Ontologis Pancasila

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yangmeyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinyadengan metafisika.

Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikatsesuatu itu? Apakah realitas yang ada tampak inisuatu realitas sebagai wujudnya, yaitu benda?Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu,sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup?Dan seterusnya.

Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yangada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda,alam semesta (kosmologi), metafisika.

11

Page 12: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafatdimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikatdasar dari sila-sila Pancasila.

Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlahmerupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkanmemiliki satu kesatuan dasar ontologis.

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia,yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, ataumonodualis, karena itu juga disebut sebagai dasarantropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-silaPancasila adalah manusia.

12

Page 13: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang BerketuhanYang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil danberadab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilansosial pada hakikatnya adalah manusia.

Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-silaPancasila secara ontologis memiliki hal-hal yangmutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga danjiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalahsebagai makhluk individu dan makhluk sosial sertasebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan YangMaha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasaridan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya. (lihatNotonagoro, 1975: 53).

13

Page 14: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Hubungan kesesuaian antara negara dan landasan sila-silaPancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat:

Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan,manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.

Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyatdan adil adalah sebagai sebab, dan negara adalah sebagai akibat.

14

Page 15: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

2. Landasan Epistemologis Pancasila Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki

asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmupengetahuan.

Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dansyarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmupengetahuan.

Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teoriterjadinya ilmu atau science of science.

Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yangmendasar dalam epistemologi, yaitu:

1. Tentang sumber pengetahuan manusia;

2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;

3. Tentang watak pengetahuan manusia.

15

Page 16: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafatdimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikatPancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.

Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya jugamerupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telahmenjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatuideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsurrasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistempengetahuan.

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapatdipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasarepistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengankonsep dasarnya tentang hakikat manusia.

16

Page 17: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan padahakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dansusunan pengetahuan Pancasila.

Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telahdipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsaIndonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausamaterialis Pancasila.

Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistempengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yangbersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silaPancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hirarkisdan berbentuk piramidal.

17

Page 18: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalamsusunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasilamendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila keduadidasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai silaketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dandijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari danmenjiwai sila keempat dan kelima, sila keempatdidasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga,serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelimadidasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dankeempat

Dengan demikian susunan Pancasila memiliki sistemlogis baik yang menyangkut kualitas maupunkuantitasnya.

18

Page 19: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:

1. Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-silaPancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehinggamerupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidangkenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasipraksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.

2. Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasilasebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesiaterutama dalam tertib hukum Indonesia.

3. Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isiarti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidangkehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit sertadinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40)

19

Page 20: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Menurut Pancasila, hakikat manusia adalah monopluralis,yaitu hakikat manusia yang memiliki unsur pokok susunankodrat yang terdiri atas raga dan jiwa. Hakikat raga manusiamemiliki unsur fisis anorganis, vegetatif, dan animal.Hakikat jiwa memiliki unsur akal, rasa, kehendak yangmerupakan potensi sebagai sumber daya cipta manusiayang melahirkan pengetahuan yang benar, berdasarkanpemikiran memoris, reseptif, kritis dan kreatif. Selain itu,potensi atau daya tersebut mampu meresapkanpengetahuan dan menstranformasikan pengetahuan dalamdemontrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi,inspirasi dan ilham.

Dasar-dasar rasional logis Pancasila menyangkutkualitas maupun kuantitasnya, juga menyangkut isiarti Pancasila tersebut.

20

Page 21: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasankebenaran pengetahuan manusia yang bersumber padaintuisi.

Manusia pada hakikatnya kedudukan dan kodratnyaadalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makasesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologiPancasila juga mengakui kebenaran wahyu yangbersifat mutlak. Hal ini sebagai tingkat kebenaran yangtinggi.

Dengan demikian kebenaran dan pengetahuanmanusia merupapakan suatu sintesa yang harmonisantara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal,rasa dan kehendak manusia untukmendapatkankebenaran yang tinggi.

21

Page 22: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan kelima, makaepistemologi Pancasila mengakui kebenaran konsensusterutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodratmanusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasilamendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuanpada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkanpada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitasreligius dalamupaya untuk mendapatkan suatu tingkatanpengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

22

Page 23: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

3. Landasan Aksiologis Pancasila Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu

kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatukesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kitamembahas tentang filsafat nilai Pancasila.

Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinyanilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikatnilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.

Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yangartinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujukpada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikansebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness).Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandungharapan akan sesuatu yang diinginkan.

23

Page 24: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang adapada suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionaryof sosiology an related science). Nilai itu suatu sifat ataukualitas yang melekat pada suatu obyek.

Ada berbagai macam teori tentang nilai. Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada

tingkatannya, dan dapat dikelompokkan menjadi empattingkatan, yaitu:

1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai yangmengenakkan dan nilai yang tidak mengenakkan, yangmenyebabkan orang senang atau menderita.

2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yangpenting dalam kehidupan, seperti kesejahteraan, keadilan,kesegaran.

3) Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilaikejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidak tergantung darikeadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam inimisalnya, keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yangdicapai dalam filsafat.

24

Page 25: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

4) Nilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat moralitas nilaiyang suci dan tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri darinilai-nilai pribadi. (Driyarkara, 1978)

Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusia kedalam delapan kelompok:

1) Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputisemua benda yang dapat dibeli.

2) Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi dankeindahan dari kehidupan badan.

3) Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggangyang dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.

4) Nilai-nilai sosial: berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatanmanusia.

5) Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dansosial yang diinginkan.

25

Page 26: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

6) Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.

7) Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajarankebenaran.

8) Nilai-nilai keagamaan

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu:1) Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.

2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapatmelaksanakana kegiatan atau aktivitas.

3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohaniyang dapat dibedakan menjadi empat macam:a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)

manusia.

b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsurperasaan (aesthetis, rasa) manusia.

c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak(will, karsa) manusia.

d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak.Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinanmanusia.

26

Page 27: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatannilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yangbersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perludipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilaikerakyatan, dan nilai keadilan.

Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosialdan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalamperaturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.

Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakandalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilaidasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalammasyarakat.

Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilaimoral merupakan nilai dasar yang mendasari nilaiintrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitaskehidupan masyarakat, berbansa, dan bernegara.

27

Page 28: Pancasila sebagai Sistem Filsafat - repository.unikom.ac.id sebagai Sistem...peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, ... berbangsa, dan bernegara bagi ... Dengan demikian

Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukungnilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitubangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yangberpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilaiPancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, danperbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifatkhas sebagai Manusia Indonesia

28