40
HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM 1

Pandangan Manusia Menurut Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pandangan Manusia Menurut Hakikat Islam

Citation preview

Page 1: Pandangan Manusia Menurut Islam

HAKIKAT MANUSIA DALAM

PANDANGAN ISLAM

1

Page 2: Pandangan Manusia Menurut Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah

yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang

sekarang ini.

Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal dan

nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta memilih

jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada

kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama

manusia, yaitu hati.

Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun

sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan

ditinggikan oleh Allah SWT.

Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban. Kewajiban

yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan

manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.

Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai

khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.

Al-Qur’an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, untuk menjawab

pertanyaan siapakan manusia itu?. Dari ayat-ayat Qur’an tersebut, dapat disimpulkan bahwa

manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggungjawab. Pada surat al-Mu’minun ayat 115

Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut : “Apakah kamu mengira bahwa kami

menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”.

Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] Manusia

adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] Manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3]

Manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua

perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah

2

Page 3: Pandangan Manusia Menurut Islam

relisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.[1] Berdasarkan fakta dan paparan tersebut, maka

diperlukan adanya suatu pemahaman lebih lanjut tentang hakekat manusia menurut Islam.

3

Page 4: Pandangan Manusia Menurut Islam

BAB II

PERMASALAHAN

Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam

perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat

ini dinyakini oleh para filosof. Pemikiran tentang hakikat manusia sejak zaman dahulu kala

sampai sekarang belum juga berakhir dan memiliki kemungkinan hal tersebut tidak akan pernah

berakhir. Pada kenyataannya, orang menyelidiki manusia itu dari berbagai sudut pandang.

Banyak yang menyelidiki manusia dari segi fisik yaitu antropologi fisik, adapula yang

menyelidiki dengan sudut pandang budaya yaitu antropologi budaya, sedangkan yang

menyelidiki manusia dari sisi hakikatnya disebut antropologi filsafat. Memikirkan dan

membicarakan hakikat manusia inilah yang menyebabkan orang tak henti-hentinya berusaha

mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia itu

sendiri, yaitu apa dari mana dan mau kemana manusia itu. Manusia dalam perkembangannya

dipengaruhi lingkungan dan pembawaan dari orang tua mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain

pengertian atau definisi hakikat, pengertian manusia, asal usul kejadian manusia, penjelasan

mengenai proses penciptaan manusia menurut Al-Quran, fitrah kita sebagai manusia, fungsi,

peran, dan tujuan hidup manusia menurut islam, tanggung jawab manusia sebagai hamba dan

khalifah Allah SWT, dan penjelasan secara konkret hakikat manusia itu sendiri.

4

Page 5: Pandangan Manusia Menurut Islam

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala

sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa

sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu

sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu

muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat

jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.

B. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.

Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka

sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung

metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk

berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi

antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia

terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia

mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa

manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam

bawah sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis perilaku yang nampak saja.

Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran

terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

5

Page 6: Pandangan Manusia Menurut Islam

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).

Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif

pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat

yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi

peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta

kehidupan manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia,

akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : “innama anaa basyarun

mitlukum” (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu

dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr

: 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu “allamal

insaana maa lam ya’ ” (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep Islam

selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,

diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi

(becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 “walakad dlarabna linnaasi fii

haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-

quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai

makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan

sosial. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa

bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

6

Page 7: Pandangan Manusia Menurut Islam

3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat

dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu

potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan

bahwa manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah

makhluk sosial untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia

tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai

kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

C. Asal usul kejadian manusia

Di dalam al qur’an cukup banyak ayat yang menerangkan tentang kejadian manusia, antara lain:

1.     Firman allah, Artinya:”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang

Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut” (QS Al insan: 1)

2.     Firman allah,Artinya:”Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan      kamu dalam

beberapa tingkatan kejadian” (Qs. nuh: 14).

3.     Firman allah, Artinya:”dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya”

(QS nuh: 17).

4.     Firman allah, Artinya:”Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah

mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya

Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.(Qs as syafaat:11)

5.     Firman allah, Artinya:”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti

(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:

"Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia” (Qs. Ali imran:59).

6.     Firman allah, Artinya:”dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari

lumpur hitam yang diberi bentuk”(QS.al hijr:28)

7.     Firman allah, Artinya:”dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu

saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam

tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,

7

Page 8: Pandangan Manusia Menurut Islam

lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk

yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik” (Qs. Al mukminun:

12-14).

8.     Firman allah, Artinya:”Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah

meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan

bersujud”(Qs. Al hijr:29).

9.     Firman allah, Artinya: “ yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya

dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari

saripati air yang hina. kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh

(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu

sedikit sekali bersyukur” (Qs. As sajdah: 7-9)

Dari ungkapan al qur’an itu di jelaskan bahwa manusia berasal dari zat yang sama yaitu tanah.

Pada kesempatan lain al qur’an mengatakan bahwa manusia di ciptakan dari air, air(mani) yang

terpancar dari tulang sulbi(pinggang) dan tulang dada, begitu juga segala sesuatu (alam) yang

hidup di ciptakan oleh allah berasal dari air. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan ini tidak

terlepas dari air, artinya air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini.

Al qur’an yang mengungkapkan proses kejadian itu di antaranya terdapat dalam surat al

mu’minun yaitu ayat 12-14 secara ringkas adalah sebagai berikut:

1.     Di ciptakan dari sari pati tanah (sulatin min tiin)

2.     Air mani (nuthfah)

3.     Segumpal darah (alaqah)

4.     Segumpal daging (mudhghah)

5.     Tulang belulang (‘idhaman)

6.     Di bungkus dengan daging (lahman)

7.     Makhluk yang berbentuk atau janin

Menurut hadis bukhari-muslim, proses manusia adalah sebagai berikut:

8

Page 9: Pandangan Manusia Menurut Islam

1.     40 hari sebagai nutfah

2.     40 hari sebagai ‘alaqah

3.     40 hari sebagai mudhghah

4.     Malaikat meniupkan ruh

Dari ungkapan al qur’an dan al hadits yang di kutip di atas, kita dapat mengetahui bahwa ketika

masih berbentuk janin sampai berumur empat bulan, embrio manusia belum mempunyai ruh.

Ruh itu baru di tiupkan ke dalam janin setelah janin itu berumur 4 bulan (3 x 40hari). Namun,

dari nash itu dapat di pahami kalau orang mengatakan bahwa kehidupan itu sudah ada sejak

manusia berada dalam bentuk nuthfah.

Dari proses kejadian dan asal manusia menurut al qur’an itu, Ali syari’ati, sejarawan dan ahli

sosiaologi islam, yang di kutip oleh Muhammad daud ali, mengemukakan pendapat berupa

interpretasi tentang hakikat penciptaan manusia. Menurut beliau ada simbolisme dalam

penciptaan manusia dari tanah dan dari ruh (ciptaan)allah. Makna simbolisme adalah manusia

mempunyai dua dimensi ketuhanan dan dimensi kerendahan ataukehinaan. Makhluk lain

mempunyai satu dimensi saja (uni dimensional). Dalam pengertian simbolis, lumpur (tanah)

hitam, menunjuk pada keburukan, kehinaan yang tercermin pada dimensi kerendahan. Selain itu,

dimensi lain yang di miliki manusia adalah dimensi keilahian yang tercermin dari perkataan ruh

(ciptaan)nya itu. Dimensi ini menunjukan pada kecenderungan manusia untuk mendekatkan diri

kepada allah, mencapai asal ruh (ciptaan) allah dan atau allah sendiri.

Karena hakekat penciptaan inilah maka manusia pada suatu saat dapat mencapai derajat yang

tinggi, tetapi pada saat lain dapat meluncur ke lembah yang dalam, hina,dan rendah. Fungsi

kebebasan manusia untuk memilih, terbuka baik kejalan tuhan maupun sebaliknya. Kehormatan

dan arti penting manusia dalam hubungan manusia  terletak dalam kehendak bebas (free will)nya

untuk menentukan arah hidupnya.

Hanya manusialah yang dapat menentukan tuntunan dan sifat nalurinya, mengendalikan,

Kebutuhan dan keinginan fisiologisnya untuk berbuat baik ataupun jahat, patuh atau tidak patuh

terhadap hukum tuhan.

Ali syari’ati lalu memberikan rumusan tentang manusia sebagai berikut:

9

Page 10: Pandangan Manusia Menurut Islam

1.     Manusia tidak saja sama, tetapi bersaudara. Perbedaan antara persamaan dan persaudaraan

adalah jelas. Persamaan menunjuk pada istilah hukum, sedangkan persaudaraan menunjuk pada

arah esensi yang identik pada diri seluruh umat terlepas dari latar belakang ras, jenis kelamin dan

warna kulit.persaudaraan berarti seluruh umat manusia berasal dari asal usul yang sama.

2.     Terdapat persamaan antara pria dan wanita, karena mereka berasal dari sumber yang sama,

yakni tuhan, sekalipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan perbedaan (karena qadratnya

ataupun bawaan sejak lahir). Ali syar’ati tidak dapat memberikan penafsiran yang mengatakan

bahwa hawa diciptakan dari tulang rusuk(kiri) adam. Menurut ali syari’ati wanita diciptakan dari

esensi (hal pokok) yang sama dengan pria. Beliau mengutip firman tuhan dalam surat al

qiyamah: 37-39 yang artinya“Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam

rahim). kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan

menyempurnakannya. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan?”.

Dan di dalam al qur’an surat an nisa ayat 1 bahwa laki laki dan perempuan di ciptakan dari satu

nafs (nafsin waahidatin): jenis yang satu dan sama. Karena itu kedudukanya sama: yang satu

tidak memiliki keunggulan terhadap yang lain.

Dalam hubungan ini perlu di catat bahwa al qur’an tidak menyebut dengan jelas penciptaan hawa

(perempuan) dari tulang rusuk adam(laki laki). Dalam ayat yang di kutip diatas al qur’an

menyatakan kedudukan perempuan sama dengan laki laki. Akibatnya, hak dan kewajiban

perempuan sama atau seimbang dengan laki laki.

3.     Manusia mempunyai derajat lebih tinggi di bandingkan dengan malaikat karena

pengetahuan yang di milikinya. Yang dimaksud adalah pengetahuan tentang nama nama. Allah

telah mengajarkan tentang nama nama kepada manusia dan dengan demikian manusia memberi

nama pada (benda) di dunianya, menyebutkan sesuatu dengan tepat. Tuhanlah yang menjadi guru

pertama manusia, dan pendidikan manusia pertama bermula dengan menyebutkan nama nama.

Dengan kemampuan menyebut nama nama itu dan dengan keberhasilan manusia menjawab

pertanyaan tuhan terbukti bahwa manusia lebih unggul dari malaikat dan dari ciptaan tuhan

lainnya.

10

Page 11: Pandangan Manusia Menurut Islam

Ilmu pengetahuanlah yang menjadi sumber keunggulan manusia dan karena itu pula manusia

mendapat amanah menjadi khalifah. Oleh karena pengetahuan itulah maka malaikat bersujud

kepada adam(manusia) kecuali iblis.

4.     Manusia mempunyai dualistis: terdiri dari tanah dan ruh (ciptaan) tuhan. Karena fenomena

dualistis itu manusia bebas untuk memilih, tetapi harus mempertanggung jawabkan pilihannya

itu. Manusia adalah satu satunya makhluk yang bertanggung jawab terhadap masa depannya,

baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Manusia adalah pembuat sejarah.

Dalam perjalanan sejarah, karena itu manusia sealalu bergerak ke spectrum yang mengarah ke

jalan tuhan, di pihak lain manusia mengarah juga ke spectrum sebaliknya, yaitu jalan syetan.

Dalam tarik menarik mengenai arah yang di tuju itu, manusia harus menentukan pilihannya.

Dengan akal yang merupakan anugrah dari tuhan kepadanya, manusia dapat memilih apakah ia

akan terbenam ke lumpur kehinaan ataukah ia akan mengangkat dirinya menuju ke kutub mulia

yaitu kearah allah.

Dalam menentukan pilihan itulah, manusia memerlukan petunjuk. Petunjuk yang benar terdapat

dalam agama allah yang menciptakan manusia itu sendiri yaitu agama islam.Mengapa agama

islam?

Sebabnya, karena agama islam tidak hanya berorientasi kepada dunia ini saja tetapi kepada

keseimbangan antara keduanya. Hanya dengan agama yang mengajarkan pemeliharaan

keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai dua dimensi atau bi-

dimensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung jawabnya di

dunia ini dan di akhirat kelak. Dan memang, seperti yang di utarakan dalam al qur’an, agama

yang benar di sisi allah hanya satu yaitu  islam. Seperti firman allah surat ali imran ayat 19 yang

berbunyi

Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah islam.

                Al qur’an adalah sumber agama islam, menagandung berbagai ajaran termasuk tentang

kehidupan manusia. Melalui al qur’an, manusia mengetahui siapa dirinya, dari mana ia berasal,

dimana ia berada (sekarang) dan kemana ia akan pergi.

11

Page 12: Pandangan Manusia Menurut Islam

Berangkat dari kalimat tersebut terakhir ini, pada uraian berikut akan di jelaskan perjalanan

hidup manusia yang di mulai dari-nya.

Manusia, kalau di amati perjalanan hidupnya, tanpa kecuali, melalui beberapa tahap, tahapan

tahapan itu ialah:

1.     Manusia hidup dan berada di alam ghaib (para ahli ilmu kalam memyebutnya alam ruh). Di

mana alam ghaib tidak ada manusia yang mengetahuinya dengan pasti.

2.     Pada tahapan ini manusia sudah dapay diketahui dengan pasti yakni dalam kandungan

seorang wanita, lamanyapun hidup dalam rahim dapat di perkirakan sekitar Sembilan bulan

sepuluh hari.

3.     Merupakan tahapan kehidupan manusia yang sangat menentukan masa depan tahapan

berikutnya. Yang menarik adalah setiap bayi normal yang sehat akan menangis begitu keluar dari

kandungan ibunya, sedangkan keluarga yang menanti kehadirannya semua tertawa. Maka

simbolis tangis seorang bayi itu adalah manusia yang baru lahir kea lam dunia merasakan

tantangan yang akan di hadapinya berupa romantika hidup baik berupa suka duka, romantisme

silih berganti dalam kehidupan tahap ke tiga nanti.

Islam mengajarkan, bila setiap manusia yang baru lahir di adzankan pada telinga kanannya, dan

iqamat pada telinga kirinya.

Manusia yang hidup di alam dunia akan menghadapi berbagai ujian. Untuk menghadapi ujian

yang di iringi dengan tarik menarik antara bisikan syetan dan malaikat, manusia diberi oleh allh

akal untuk menimbang dan agama sebagai pedoman.

Dan setelah sampai waktunya, ruh (ciptaan) allah yang merupakan hakekat manusia itu

dipisahkan malaikat izrail (malaikat maut) dari tubuh manusia, terjadilah kematian.

Kematian pada hakekatnya adalah perpisahan antara ruh dengan jasad yang bersatu pada diri

manusia selama waktu tertentu, setelah ruh berpisah dengan tubuh, jasad manusia yang berasal

dari tanah, di besarka dengan makanan yang tumbuh di tanah, dan dikubur kedalam tanah.

Sedangkan ruh di tempatkan di alam barzah (tempat antara masa kehidupan dunia dan akhirat).

Masuklah kehidupan manusia ke tahap ke empat.

4.     Alam ruh menunggu sampai dunia kiamat.

12

Page 13: Pandangan Manusia Menurut Islam

5.     Setelah itu, semua manusia yang pernah hidup di dunia dibangkitkan (di hidupkan kembali)

untuk di periksa, di hitung (di hisab), selama amal perbuatannya selama kehidupan tahap ke tiga

di suatu tempat di suatu tempat yang di sebut padang mahsyar (tempat semua manusia

dikumpulkan seperti manusia berkumpul di suatu tempat saat ibadah haji di padang arafah).

Berdasarkan keimanaan dan ketaqwaannya, amal saleh atau amal salah yang di lakukan manusia

baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah, selama hidup di dunia ditentukanlah nasib manusia

itu. Yang beriman dan taqwa, mengikuti pedoman yang diberi allah dan melaksanakannya,

dimasukkannya kedalam jannah yang di sebut syurga yaitu alam akhirat tempat (ruh) manusia

mengenyam kebahagiaan sempurna sebagai balasan pahala amal salehnya selama hidup di dunia.

Sebaliknya, jika manusia tidak beriman dan tidak bertaqwa selama hidupnya di dunia, maka ia

akan di masukkan kedalam nar atau neraka yaitu tempat penyiksaan dengan api yang menyala

nyala. Dan pada tahap kelima ini ruhmanusia akan hidup abadi selama lamanya.

Dari uraian tersebut di atas dapatlah di simpulkan bahwa manusia adalah mahluk ciptaan allah

yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud fisik, dan ruh (ciptaan) allah. Sebagai mahluk ilahi,

hidup dan kehidupannya melalui lima tahap, masing masing tahap di sebut “alam” yaitu:

1.     Alam gaib (alam ruh/arwah)

2.     Alam rahim

3.     Alam dunia (alam fana)

4.     Alam barzah

5.     Alam akhirat (alam yang terakhir hidup dan kehidupan ruh manusia)

Dari ke lima tahapan kehidupan manusia itu tahap kehidupan ke tiga yakni kehidupan dunia

merupakan tahap kehidupan yang menentukan (melelui iman, taqwa, amal dan sikap) nasib

manusia dalam tahap- tahap kehidupan selanjutnya dan tempat di akhirat nanti.

D. Proses penciptaan manusia

Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia

pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala

karakter kemanusiaannya.

13

Page 14: Pandangan Manusia Menurut Islam

Dalam logika sederhana, dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan manusia

adalah sang pencipta itu sendiri, Allah merupakan sang maha pencipta. Jadi Allah yang lebih

memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses

penciptaan manusia, antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14.

ط�ين� م�ن� ة� الل س� م�ن� ان �س اإلن ا ق�ن ل خ قد� .ول

مك�ين� ار� قر ف�ي �ط�فة ن اه� �ن جعل �م& .ث

اه� ن� أ �ش ن أ �م& ث ح�م ا ل �ع�ظام ال ا و�ن س فك ع�ظام ا �م�ض�غة ال ا ق�ن ل فخ م�ض�غة قة �عل ال ا ق�ن ل فخ قة عل 5ط�فة الن ا ق�ن ل خ �م& ث

�ق�ين ال �خ ال ن� ح�س أ &ه� الل ك ار ب فت آخر �ق ا ل .خ

Artinya:

12.  Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

13.  Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh

(rahim).

14.  Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu

kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka

Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Ayat tersebut menjelaskan tentang asal pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati tanah)”.

Kata sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari sesuatu yang di sarikan,

sedangkan thinberarti tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah berproses manjadi nuthfah (air

mani).

Pada ayat 14 di jelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah nuthfah, perubahan nuthfah

secara berturut menjadi alaqah, mudhghah, izham dan khalqan akhar (makhluk lain). Alaqah

memiliki dua pengertian, pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari nuthfah oleh ke

dua sesuatu yang menempel di dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah daging yang merupakan

proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham (tulang-belulang) selanjutnya di

balut dengan lahm (daging). Pada fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk

14

Page 15: Pandangan Manusia Menurut Islam

manusia yang disebut dengan khalqon akhar, berarti ciptaan baru yang jauh berbeda dengan

keadaan dan bentuk sebelumnya.

Selanjutnya Al-Qur’an juga mengatakan dalam beberapa ayatnya bahwa manusia berasal dari air

( Q.S al-furqan 25: 54).

= ان 5ك وك ب اKKKK ر ر ي� وه�و ي�قد�ي ذ� �� ل ق ا ل مآء�K م�ن خ ا يال ر ش هF ب عل ب ا فج س اKK و& ن ي�ص�هر

Artinya:

54.  Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya)

keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa air (yang menjadi asal manusia) itu adalah air

hina (mani ) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi (pinggang) dan tulang dada (Q.S af-tariq

86:6-7)

م&آء�داف�ق� ق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�نق�خ�ل�قم�ن ن

KKK�ج &خر� ني  ي�ي ن�KK ذ� ي �Nب� يالص5لب�KKKKK ي�ب آٮ &ر  والت

Artinya:

6.Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,

7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Pada ayat lain Allah menyebutkan bahwa segala yang hidup di ciptakan Allah dari air (Q.S Al-

anbiya 21).

Menurut ajaran Islam, manusia di banding makhluk lain, mempunyai berbagai ciri, antara lain

ciri utamanya adalah :

1.      Makhuk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling

sempurna. ”sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya

(Q.S At-tin 95).

2.      Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di kembangkan ) beriman

kepada Allah.

15

Page 16: Pandangan Manusia Menurut Islam

3.      Manusia di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

4.      Manusia di ciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.

5.      Di samping akal, manusia di lengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.

6.      Secara individual manusia bertanggug jawab atas segala perbuatannya.

7.      Berakhlak.

Di dalam Al-Qur’an juga di kenal beberapa istilah lain yang mengungkapkan tentang asal

kejadian manusia antara lain sebagai berikut :

1.      Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam surat al khalfi (18) :37.

2.      Tiin yaitu tanah lempung sebagaimana firman Allah dalam surat as sajada (32) :7.

3.      Tiinul laazib yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana di sebut dalam surat Asb-

shaffaat (37) :11.

4.      Shalshalun, yaitu lempeng yang dikatakan kalfakhar (seperti tembikar).

5.      Shalshalin min hamain masnuun  ( lempeng dari lumpur yang di cetak/diberi bentuk)

sebagai mana dalam surat Al-hijr (15) :26.

6.      Sulalatun min tiin, yaitu dari sari pati lempung, sulalat berarti sesuatu yang di sarikan dari

sesuatu yang lain.

7.      Air yang di anggap sebagai asal-usul seluruh kehidupan sebagaimana di sebut  dalam Q.S

(251) :54.

Tentang Ruh dan Nafas

Ruh adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia. Ruh

merupakan getaran ilahiyah atau sinyal ketuhanan sebagai mana rahmat , nikmat dan hikmah

yang kesemuanya sering terasa sentuhannya, tetapi sukar di pahami hakekatnya. Sentuhan

getaran ilahiyah itu menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran,

kebenaran, keadilan dan sebagainya. Istilah nafs banyak di sebutkan dalam Al-Qur’an , meski

termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar di pahami, istilah nafs memiliki pengertian yang

sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan menyebar keseluruhan

16

Page 17: Pandangan Manusia Menurut Islam

bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan kumpulan dari bermilyar -milyar sel

hidup yang saling berhubungan.

Hubungan antara nafas dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk diketahui dengan

pasti bagai mana hubungan itu berjalan , dua hal yang berbeda , mental dan fisik, dapat menjalin

interaksi sebab akibat.

Firman Allah itu menyatakan bahwa masalah ruh adalah urusan Tuhan sendiri dan akal manusia

terlalu picik untuk memikirkan serta memahami kenyataan yang gaib mutlak itu. Penelitian

tentang ruh telah pernah dilakukan secara ilmiah, namun sampai saat ini mereka yang penelitian

itu masih belum dapat mengetahui hakikat ruh itu.

E. Fitrah manusia

Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan seimbang. Kata fitrah dalam

arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik dalam konotasi nilai.

Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukan pada Al-araf (7): 172.

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah

Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya

kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia.

Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di kelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik

dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia telah di jelaskan pada bagian yang lalu sedangkan

potensi rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti

pikiran/rasio.

Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu menahan dan orang

akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat mengambil sikap dan

tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang di hadapinya).

Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:

17

Page 18: Pandangan Manusia Menurut Islam

1. kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.

2. Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek secara

mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah tertentu.

3. Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap pengaruh luar yang

meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan intuisi.

F. Fungsi, peran dan tujuan hidup manusia menurut Islam

1. Fungsi manusia

Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil,

pengelola dan pemelihara. Khalifah Allah berarti wakil Allah, manusia dibekali dengan profesi

untuk memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam ciptaan-Nya. Dengan

pemahaman terhadap kebenaran tersebut manusia dapat menyusun konsep dan melakukan

rekayasa. Pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang baru dalam perkembangan manusia

yang dinamis.

Segala yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah di landasi dengan ketundukan

dan ketaatan kepada Allah SWT.

Ketundukan dan ketaatan ini tidak lain adalah refleksi dari fungsi penciptaan sebagai khalifah di

berikan oleh Allah dan akan di pertanggung jawabkan oleh manusia.

Kesatuan wujud manusia antara pisik dan psikis serta didukung oleh potensi-potensi yang ada

membuktikan bahwa manusia sebagai ahsan al-taqwin dan menempatkan manusia pada posisi:

a. Manusia sebagai hamba Allah(‘abd Allah) Musa asy’arie mengatakan bahwa esensi dari ‘abs

adalah ketaatan,ketundukan dan kepatuhan yang semuanya itu hanya layak diberikan kepada

Allah SWT. Sebagai hamba (‘abd), manusia tidak bisa terlepas dari kekuasaan-Nya karena

manusia mempunyai fitrah (potensi) untuk beragama. Mulai dari manusia purba sampai manusia

modern sekarang, mengakui bahwa diluar dirinya ada kekuasaan transendental (Allah). Hal ini

disebabkan karena manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk beragama sesuai

dengan fitrahnya. Pada masa purba, manusia mengasumsikannya lewat mitos yang melahirkan

agama animisme dan dinamisme,meskipun dengan pemikiran dan kondisi yang sederhana.

18

Page 19: Pandangan Manusia Menurut Islam

Manusia dahulu (purba) mengaplikasikan apa yang mereka yakini dengan berbagai bentuk

upacara ritual seperti pemujaan terhadap batu besar, gunung, matahari dan roh nenek moyang

mereka. Kesemuanya itu menjadi bukti bahwa ia adalah mahkluk yang memiliki potensi untuk 

beragama. Firman Allah dalam surat ar-ruum : 30 yang artinya ”Maka hadapkanlah wajahmu

dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui” [1168]

[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri

beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah

wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

b.    Manusia sebagai khalifah Allah (khalifah Allah fi al-ardhi) Menurut Quraish Shihab istilah

khalifah dalam bentuk mufrad (tunggal) yang berarti penguasa politik yang hanya digunakan

untuk nabi-nabi yang dalam hal ini nabi Adam AS. Sedangkan untuk manusia pada umumnya

bisa digunakan khala’if yang didalamnya mengandung arti luas yaitu bukan hanya sebagai

penguasa politik tetapi juga penguasa dalam berbagai bidang kehidupan.pendapat demikian tidak

ada salahnya karena dalam kata khala’if sudah mengandung makna khalifah, yang mempunyai

fungsi menggantikan orang lain dan menempati tempat serta kedudukan-nya. Untuk lebih

menegaskan fungsi kekhalifahan manusia dialam ini, dapat dilihat dalam QS al an ‘am:165 yang

artinya “dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan

sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa

yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan

Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Diterangkan juga dalam QS Fathir:39 yang artinya “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-

khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya

sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan

pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah

kerugian mereka belaka.” Dan surah Al-a’raf:69

yang artinya “Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari

Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu?

dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti

(yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan

19

Page 20: Pandangan Manusia Menurut Islam

perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.”

Ayat- ayat diatas menjelaskan kedudukan manusia dalam raya ini sebagai khalifah dalam arti

yang berbeda juga memberi isyarat tentang perlunya moral dan etika yang harus ditegakan dalam

melaksanakan fungsi kekhalifahannya. Quraisy Shihab mengatakan bahwa hubungan manusia

dengan alam atu hubungan dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk

dengan ditaklukan,atau dengan tuan dengan hambanya. Tetapi hubungan kebersamaan dalam

ketundukan kepada Allah SWT. Karena kalaupun mampu mengelola (menguasai) namun hal

tesebut bukan dari akibat kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat tuhan menundukannya untuk

manusia.

Selanjutnya Ahmad hasan Firhat, membedakan kedudukan kekhalifahan manusia pada dua

bentuk:

1.khalifah kauniyah, dimensi ini mencakup wewenang manusia secara umum yang telah

dianugrahkan Allah SWT untuk mengatur dan memanfaatkan alam beserta isinya. Pemberian

wewenang Allah SWT kepada manusia dalam konteks ini meliputi makna yang bersifat umum

tanpa dibatasi oleh oleh agama apa yang mereka yakini. Artinya label kekhalifahan yang

dimaksud diberikan kepada semua manusia sebagai penguasa alam. Bila dimensi ini dijadikan

standar dalam melihat predikat manusia sebagai khalifah Allah Fi-Al-ardh, maka akan

berdampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia dan alam semesta.manusia dengan

kekuatannya akan mempergunakan alam semesta sebagai konsekuensi kekhalifahan tanpa

kontrol dan melakukan penyimpangan dari nilai Ilahiah, akibatnya keberadaan manusia dimuka

bumi bukan lagi sebagai pembawa kemakmuran, namun cenderung berbuat kerusakan  dan

merugikan makhluk Allah lainnya. Ketiadaan kontrol inilah yang dikhawatirkan malaikat tatkala

Allah menciptakan manusia.

2. Khalifah sysr’iyat. Dimensi ini wewenang Allah yang diberikan kepada manusia untuk

memakmurkan alam semesta. Hanya saja untuk melakukan tugas dan tanggung jawab ini

predikat khalifah secara khusus ditujukan kepada orang mukmin. Hal ini dimaksudkan, agar

dengan keimanan yang dimilikinya mampu menjadi pilar dan kontrol dalam mengatur

mekanisme alam sesuai dengan nilai-nilai ilahiah yang telah digariskan Allah lewat ajaran-Nya.

Dengan prinsip ini manusia akan senantiasa berbuat kebaikan dan memanfaatkan alam semesta

20

Page 21: Pandangan Manusia Menurut Islam

demi kemaslahatan umat manusia, dengan persepsi terkait dengan hal-hal diatas dapat

disimpulkan manusia berpotensi menjadi pendidik dan peserta didik dengan mengadopsi ilmu

pendidikan Islam yang ideal.

2. Peran Manusia

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di

antaranya adalah:

1. Belajar

2. Mengajarkan ilmu

3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan

hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada

masyarakat, pada Allah SWT.

3. Tujuan hidup manusia

Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman dalam surah Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) :

“dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah  kepada-Ku.” Awal

ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat Allah Sebenarnya bertafakur satu

jam lamanya adalah lebih baik dari pada beribadah selama satu tahun. Sebaik-baiknya Ibadah

adalah bertafakur tentang Allah dan kekuasaan- Nya.  Tafakur merupakan kunci untuk membuka

pintu Ma’rifat dan mempelajari Rohani yang tersembunyi. Arti ibadah : Ketahuilah bahwa bebas

dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang

luang dan hati yang masih kosong dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam ibadah,

yang tanpa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi dan ibadah yang dilakukan tanpa

kehadiran hati tidak ada nilainya.

Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki waktu yang luang dan hati

yang masih belum disibukan oleh apapun. Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati

21

Page 22: Pandangan Manusia Menurut Islam

memahami penting ibadah yang dimaksud waktu luang adalah kita harus menyisihkan waktu kita

khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata untuk ibadah tanpa di

ganggu pemikiran atau kesibukan lain. Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan

ini.

Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam keadaan apapun.

Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat, yang merupakan tindakan ibadah yang

penting dan  melaksanakannya,  dengan sebaik-baiknya. Tidak memikirkan pekerjaan lain

selama waktu-waktu itu. Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau

asal-asalan saja, karena menganggap ibadah sebagai menghalangi apa yang dibayangkannya

sebagai tugas penting. Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak memiliki kecemerlangan

spiritual, namun juga patut mendapat murka Allah. Orang-orang seperti itu adalah orang-orang

yang meremehkan shalat dan mengabaikannya. Aku berlindung kepada Allah dari meremehkan

Shalat dan dari tidak  memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.

G. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT

1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan

manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan

dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah

dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan

dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas

kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah

memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan

22

Page 23: Pandangan Manusia Menurut Islam

manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang

ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.

Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja

keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.

Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar,  beribadah kepada tuhan

dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :

Tahap I. Bekerjalah untukku.

Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia ini hal itu telah

terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah penguasa tertinggi di Dunia.

Al-Insaan (76 Ayat 30 ):

“Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang di kendaki Alloh.

Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Tahap II. Semata-mata demi aku.

Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu sendiri. Siapakah

engkau sebenarnya ?  Tuhan berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku ini timbul

dari yang Esa, dari roh itu sendiri.  “Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku,

demi Aku.  Kerjakanlah semua atas nama-KU.

Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan hanyalah demi Aku.

Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan roh, bukan badan Jasmani.

Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku

Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa. Emosi yang dinamakan

taqwa memancar dari roh. Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah sebutan untuk roh.

Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan,perkataan dan

pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala sesuatu yang kau lakukan,

katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan

23

Page 24: Pandangan Manusia Menurut Islam

berbagai kegiatan dalam kehidupan

sahari-hari kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari roh.

Al-An’aam (6 ayat 162)  Katakanlah, “Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku

(hanyalah) untuk Allah, Tuhan semesta alam”.

Jadi seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja, belajar,  shalat,

mati dan semuanya hanyalah untuk Allah. Dan semua itu memang milik Allah semata.

H. Hakikat manusia sebagai khalifah

Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas

memilih dan bertanggung jawab.

1. Makhluuq (yang diciptakan)

a)       Berada dalam fitrah Fitrah dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati nurani

dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]

b)       Lemah Sebagai makhluk, manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan dengan

keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]

c)      Bodoh, Beban amanat yang begitu besar dari Allah, diterima oleh manusia, disaat makhluk

lainnya tidak menyanggupi amanat tersebut karena beratnya amanat tersebut. [QS Al Ahzab;72]

d)   Memiliki kebutuhan Sebagai makhluk yang terbatas secara fisik dan kemampuan. Maka

sangat mungkin manusia memiliki kebutuhan atau kehendak kepada Allah. [QS Faathir:15]

2. Mukarram (yang dimuliakan)

a)  Ditiupkan ruh  [QS As Sajdah:9]

b)  Diberi keistimewaan  [QS Al Isra:70]

c)   Ditundukkan alam untuknya. Semua alam ini termasuk dengan isinya ini Allah peruntukkan

untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]

3. Mukallaf (yang mendapatkan beban)

24

Page 25: Pandangan Manusia Menurut Islam

a)  Ibadah Manusia secara umum diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagai konsekuensi

dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS Adz Dzaariyaat:56]b.       Khilafah Allah mengetahui

siapa sebenarya manusia, sehingga Allah tetap menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi

walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al Baqarah:30]

4. Mukhayyar (yang bebas mamilih)

Manusia diberi kebebasan memilih untuk beriman atau kafir pada Allah. [QS Al kahfi :29]

5. Majziy (yang mendapat balasan)

a) Surga Manusia diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya,  Allah

menyediakan surga untuk mereka yang beriman dan beramal soleh yaitu mereka yang

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. [QS As Sajdah:19, Al Hajj:14]

b) Neraka Balasan di akhirat terhadap perbuatan manusia adalah bentuk keadilan yang Allah

berikan di akhirat. Mereka yang tidak menjalankan perintah Allah mendapatkan hukuman yang

setimpal yaitu dimasukkan ke dalam neraka. [QS As Sajdah:20]>

Adapun Hakikat manusia, selain daripada yang di atas adalah sebagai berikut : : 

1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual

dan sosial.

3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan

mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai

selama hidupnya.

5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan

dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

25

Page 26: Pandangan Manusia Menurut Islam

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia

dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa melakukan apa

saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak ketimbang

makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap

sesama manusia, saling memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang

menyombongkan diri karna kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan,

derajat kita sama.

Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan oleh Allah

dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan aturan-Nya.

Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW dengan terus

belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.

Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam

keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke negara kita. Sehingga

banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk

mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai khalifah perlu melakukan tarbiyah.

26

Page 27: Pandangan Manusia Menurut Islam

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta :

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2001.

Hamdan Mansoer, dkk. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Direktorat

Perguruan Tinggi Agama Islam. 2004.

Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013.

http://asnirasyid.blogspot.co.id/2013/10/makalah-agama-hakikat-manusia-dalam_7.html (Sabtu,

3 Oktober 2015, 10.30 WIB)

https://sukirman722.wordpress.com/2014/05/23/makalah-hakikat-manusia-dalam-islam/ (Sabtu,

3 Oktober 2015, 14.29 WIB)

http://citaeducations.blogspot.co.id/2014/02/manusia-dalam-perspektif-islam.html (Sabtu, 3

Oktober 2015, 12.34 WIB)

27