21
ELEKTROKARDIOGRAFIE Adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mVolt. TERMINOLOGIE Aritmia : Irama Abnormal Baseline : Merupakan garis datar, lurus, garis isoelektrik Gelombang : Gerakan dari baseline, naik atau turun Segmen : Garis isoelektrik yang menghubungkan 2 gelombang Interval : Jarak satu gelombang plus satu segmen Kompleks : Kombinasi dari beberapa Gelombang (tidak usah terlalu dipikirkan nanti malah membikin tambah bingung) JENIS JENIS IRAMA : SA Node: Irama Sinus Menyebabkan irama reguler (normal), gelombang P yang bulat, dan kompleks QRS yang sempit (normal) Atria: Irama Atrial Menyebabkan gelombang P yang ireguler dan kompleks QRS masih normal AV Node: Irama Junctional Kompleks QRS normal, tanpa didahului gelombang P atau gelombang P terbalik atau gelombang P dibelakang kompleks QRS Purkinje Fibers: Irama Ventrikuler Tidak ada gelombang P, kompleks QRS melebar dan ireguler.

Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Citation preview

Page 1: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

ELEKTROKARDIOGRAFIE

Adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi

Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25 mm/detik dan defleksi 10

mm sesuai dengan potensial 1 mVolt.

TERMINOLOGIE

• Aritmia : Irama Abnormal

• Baseline : Merupakan garis datar, lurus, garis isoelektrik

• Gelombang : Gerakan dari baseline, naik atau turun

• Segmen : Garis isoelektrik yang menghubungkan 2 gelombang

• Interval : Jarak satu gelombang plus satu segmen

• Kompleks : Kombinasi dari beberapa Gelombang

(tidak usah terlalu dipikirkan nanti malah membikin tambah bingung)

JENIS JENIS IRAMA :

• SA Node: Irama Sinus

– Menyebabkan irama reguler (normal), gelombang P yang bulat, dan kompleks QRS yang sempit (normal)

• Atria: Irama Atrial

– Menyebabkan gelombang P yang ireguler dan kompleks QRS masih normal

• AV Node: Irama Junctional

– Kompleks QRS normal, tanpa didahului gelombang P atau gelombang P terbalik atau gelombang P

dibelakang kompleks QRS

• Purkinje Fibers: Irama Ventrikuler

– Tidak ada gelombang P, kompleks QRS melebar dan ireguler.

Page 2: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

MACAM SADAPAN (LEAD)

SADAPAN BIPOLAR ( extremitas) :

I : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan kiri

II : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan tungkai kiri

III : merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan tungkai kiri

SADAPAN UNIPOLAR

aVR : Sadapan lengan kanan yang diperkuat (augmented)

aVL : Sadapan lengan kiri yang diperkuat (augmented)

aVF : Sadapan tungkai kiri yang diperkuat (augmented)

SADAPAN PRECORDIAL :

V1 : Letaknya di ICS IV garis sternal kanan (pada laki – laki sejajar dng puting susu)

V2 : Letaknya di ICS IV garis sternal kiri (pada laki – laki sejajar dng puting susu)

V3 : Antara V2 dan V4

V4 : ICS V garis mid clavikula kiri.

V5 : Setinggi V4 garis axillaris anterior kiri.

V6 : Setinggi V4 garis axillaris media kiri.

Page 3: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Komponen Irama Sinus

Gelombang P

Aktivitas (depolarisasi) atrium

Nilai normal :

Tinggi dan lebarnya gelombang P kurang dari 2.5 kotak kecil.

Menunjukkan tanda – tanda Hyperthropie Atrium.

Gelombang Q

Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.

Nilai Normal :

Page 4: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Lebar dan dalamnya kurang dari 0.04 detik (1 kotak kecil) / 25%

Kepentingan : menunjukkan kepentingan adanya necrosis di myokard.

Gelombang R :

Defleksi positif pertama dari komplek QRS, menggambarkan depolarisasi dari Ventrikel.

Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie

Menunjukkan adanya Hyperthropie Ventrikel.

Menandakan adanya tanda – tanda B.B.B (Bundlle Branch Block).

Gelombang S :

Defleksi negatif setelah gelombang R

Fase Depolarisasi Ventrikel

Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie

Kepentingannya hampir sama dengan gelombang R.

Kompleks QRS :

Menggambarkan seluruh fase depolarisasi dari Ventrikel.

Gelombang T :

Menggambarkan fase Repolarisasi dari Ventrikel.

Arah normal : sesuai dng arah gelombang utama komplek QRS.

Amplitudo normal :

Kurang dari 10 mm di sadapan dada

Kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas

Minimal 1 mm.

Page 5: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Kepentingan :

Menandakan adanya iskemik / infark

Menandakan adanya kelainan elektrolit

Gelombang U

Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas dilihat di sadapan dada V1 – V4.

Kepentingan :

bila amplitudo U > T menandakan adanya Hypokalemia

Gelombang U yg terbalik terdpt pd Iskhemic + Hyperthropie.

Interval PR :

Adalah jarak antara awal gelombang P sampai dng awal gelombang Q

Nilai normal :

0.12 – 0.20 detik

Kepentingan :

Bila Interval PR < 0.12 terdpt adanya hantaran yg dipercepat (Syndroma WPW dan LGL)

Bila Interval PR > 0.20 terdapat adanya blok di AV

Interval QRS :

Adalah jarak antara awal gelombang Q s/d akhir gelombang S.

Nilai normal :

< 0.12 detik

Kepentingan :

untuk melihat block pada cabang berkas serabut HIS.

Interval QT :

Adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dng akhir gelombang T.

Nilai normal :

L : 0.42 dtk (10.5 ktk kecil) P : 0.43

Kepentingan untuk melihat adanya efek obat obatan + kelainan elektrolit.

Segmen ST :

Adalah jarak awal dari gelombang S sampai dengan awal gelombang T.

Nilai normal :

Isoelektris, berkisar antara – 0.5 s/d +2mm.

Kepentingan :

Untuk melihat adanya ischemik / infark myocard, pericarditis, aneurysma, efek digitalis.

Page 6: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Secara umum gambaran EKG adalah untuk mengetahui adanya :

a. Aritmia

b. Hyperthropie

c. PJK

d. Kelainan Elektrolit.

ARITMIA

Klasifikasi :

a. Gangguan Pembentukan Impuls

b. Gangguan penghantaran impuls

A. Gangguan Pembentukan Impuls :

1. Berasal dari Simpul SINUS

a. Takikardi Sinus :

Gelombang P-QRS-T normal

Rate >100x/mnt

Page 7: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

b. Bradikardi Sinus :

Gelombang P-QRS-T normal

Rate <60x/mnt

c. Aritmia Sinus :

terdpt irama sinus yg tdk teratur, yaitu menjadi lebih cepat, pada akhir inspirasi dan menjadi lambat pd

akhir ekspirasi.

Ciri ciri : Gelombang P-QRS-T normal

Interval P-P (R-R) berubah-ubah

d. Henti Sinus (Sinus Arrest)

Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali

SINUS NORMAL

Irama yg ditentukan oleh Nodus SA

Ciri – ciri :

Rate 60 – 100x/mnt.

Teratur

Setiap gelombang P selalu diikuti oleh komplek QRS-T

Page 8: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

2. Aritmia Atrial

a. Ekstrasistole Atrial :

Ciri – ciri :

Gelombang P abnormal dan timbul prematur.

Masa kompensasi tidak penuh.

b. Paroksismal Atrial Takhikardi

Terdpt sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut m- turut dan teratur.

Gelombang P sering tdk terlihat

Rate : 140 – 250x/mnt

Page 9: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

c. Atrial Flutter :

Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur

Rate : 250 – 350x/mnt

d. Atrial Fibrilasi :

Gelombang P sukar dilihat, hanya berupa getaran pada grs dasar yg sering disebut gelombang f

Konduksi di AV disertai blok

Page 10: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

a. Ekstrasistole Junctional :

Fokus ectopik di AV junction.

Terdapat gelombang P yang abnormal yg bisa terletak di dpn, didalam, / dibelakang kompleks QRS.

Paroksismal AV Junctional Takhikardi

AV Junctionsl Escape Beat

4. Aritmia Ventricel :

a. Ekstrasistole Ventrikel (VES/VPB/VPC) :

Muncul gelombang QRS yang lebar setelah gelombang normal, bisa fokusnya sama / berbeda

Page 11: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

b. Takhikardi Ventricel :

Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan denyut Ventrikel

c. Fibrilasi Ventricel.

Terdapat defleksi yg sangat tdk teratur, kacau dengan bentuk, tinggi, lebar yang berbeda.

d. Ventrikel Escape Beat / Irama Idioventrikuler /PEA

Page 12: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

B. Gangguan Penghantaran Impuls

1. Blok :

a. Blok Sino-Atrial (SA)

Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dng jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk

terjadi aktivitas baik di atrium maupun ventricel.

Ciri – ciri :

Terdapat gap yg jaraknya adalah kelipatan dari interval normal.

b. Blok Atrio-Ventrikuler (AV)

Disini terdapat hambatan penyaluran impuls di batas atrium dan ventricel.

Klasifikasi AV Blok :

AV Blok derajad I / First degree AV Block :

Terdapat perlambatan hantaran impuls dari atrium ke Ventrikel : perpanjangan interval PR > 0.20 dtk

AV Blok derajad II

Mobitz type I (Wenckebach)

Disini masa refrakter relatif disimpul AV makin lama makin panjang sampai akhirnya simpul tdk dpt

dialirkan, setelah melalui masa istirahat, kecepatan konduksi menjadi normal dan kelainan ini terulang

lagi mulai awal.

Page 13: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Ciri – ciri :

PR Interval makin lama makin panjang.

Kadang terjadi dropped beat (gel P tidak diikuti QRS) kemudian siklus terulang lagi.

AV Blok derajad II

Mobitz type II

Hambatan di AV Junction adalah scr periodik dan tetap shg pada gambaran EKG terlihat interval PR

akan tetap, tetapi scr periodik terdpt impuls sinus (gel P) yg diblok, shg tidak diikuti oleh komplek QRS.

Ciri – ciri :

Penerusan rangsang ke Ventricel kadang gagal.

PR Interval selalu sama panjang.

Dengan teratur setelah jumlah atrium (gel P) tertentu Ventricel tidak berdenyut

AV Blok derajad III / Total AV Blok

Kegagalan konduksi di simpul AV yg bersifat total & permanen, akibatnya atrium dan ventrikel akan

berdenyut dng irama masing masing, dimana Atrium diaktifkan oleh Nodus SA dan Ventricel oleh Pace

Maker dibawah blok.

Ciri – ciri :

Denyutan atrium tdk berubah dan timbul scr teratur, sedg gambaran komplek QRS bisa normal kalau

Pace Maker berada di Berkas HIS, dan bisa menjadi lebar (notched & slurred, kalau Pace Maker berada

di Ventrikel.

PP Interval (jarak P ke P berikutnya) sama panjang dan normal ukurannya.

RR interval sama panjang.

Page 14: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Blok IntraVentriculer (BBB)

Secara anatomis berkas HIS bercabang dua (kanan & kiri)

Krn serabut otot jantung buksn penghantar impuls yg baik, shg impuls yg dihantarkan melalui otot

ventrikel memerlukan waktu yang lebih lama, akibatnya komplek QRS menjadi lebar (QRS komplek yg

normal sempit)

Ada 2 macam blok di Intra ventrikuler :

Right Bundlle Branch Block (RBBB)

Ciri – ciri :

Ada gambaran Rsr’ / rSR’ / RsR’ di V1 – V4

Terjadi perubahan segmen ST

Gel S yg lebar di I

Kalau komplek QRS > 0.12 berarti Komplet RBBB

Kalau komplek QRS < 0.12 berarti Inkomplet RBBB.

Page 17: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

HYPERTHROPIE

Right Atrium Hyperthropie / RAH

Ciri – ciri :

P yg tinggi dan tajam (tall&picked P)

Disebut juga P Pulmonal.

Left Atrium Hyperthropie / LAH

Ciri – ciri :

P yang lebar dan berlekuk (wide &notched)

Disebut juga P Mitral.

Right Ventricel Hyperthropie / RVH

Ciri – ciri :

Tinggi R di V1 > daripada dalamnya S di V1 (V1 +).

Perubahan Segmen ST dan gelombang T :

ST Depress + T inversi.

Page 18: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

Left Ventricel Hyperthropie / LVH

Ciri – ciri :

Tinggi R di V5 / V6 > 27 mm / 5.5 kotak besar.

Tinggi R di V5 / V6 + dalamnya S di V1 > 35 mm / 7 kotak besar.

R V6 > R V5

Perubahan Segmen ST dan gelombang T : ST Depress + T Inversi.

Page 19: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner ( PJK)

- Disebabkan Oleh Proses Ateroskrelosis A.Koronaria

- Terjadi Ketidakseimbangan Antara Kebutuhan Dan Masukan Oksigen Untuk Otot

Jantung/Miokard --> ISKHEMI SAMPAI INFARK MIOKARD --> PLAK ATEROSKLERORIS, EROSI ATAU

RUPTUR

Thromboemboli arteria Koronaria menyebabkan Obstruksi total atau sebagian yg mengakibatkan

suplai darah/oksigen ke miokard terganggu dan terjadi ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan yg akan mengakibatkan iskhemi sampai nekrosis miokard yang akhirnya akan

menyebabkan terjadinya SKA

MANIFESTASI KLINIK SKA :

Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS)

Non Stemi (Non St Elevasi Myocardial Infarction)

Stemi (St Elevasi Myocardi Infarction)

KRITERIA DIAGNOSIS :

INFARK MIOKARD AKUT (IMA)

- Nyeri Dada Kiri Khas Kardial

- Perubahan Ekg

- Kenaikan Enzym Kardial

Bila ada ciri ciri 2 dari 3 Hal Tersebut Diatas maka sudah bisa dikatakan / disebut IMA / ACS / SKA

Page 20: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

CIRI – CIRI EKG

STEMI

- ST ELEVASI > 1 mVOLT DARI 2 SADAPAN LEAD II,III,aVF dan I aVL,atau >2 mV di lead V1-V6

- RBBB ATAU LBBB BARU

NON STEMI

- Inversi T / depresi ST > 1mV dari 2 lead yg bersebelahan

PERUBAHAN EKG : TRANSIENT EVOLUSI

AMI ANTERIOR

AMI INFERIOR

Page 21: Panduan ELEKTROKARDIOGRAFIE

AMI INFERIOR WITH PRESENCE LBBB

PENINGKATAN ENZYM JANTUNG

ENZYM MENINGKAT PUNCAK NORMAL

CKMB 6 JAM 24 JAM 36 – 48 JAM

SGOT 6 – 8 JAM 48 – 72 JAM 48 – 96 JAM

LDH 24 JAM 48 – 72 JAM 7 – 10 HARI TROPONIN T / I

3 JAM 12 – 24 JAM 2 – 4 HARI

LOKASI :

Bila terjadi kelainan di lead II, III, aVF : Inferior

Bila terjadi kelainan di lead V1 – V6 : Anterior

Bila terjadi kelainan di lead I, aVL : Lateral Tinggi / High Lateral.

Bila di terjadi kelainan di lead V9 – V12 : Posterior