Upload
jodi-prayuda
View
125
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pnpm mandiri pedesaan
Citation preview
1
KEBIJAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN/PERKOTAAN BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Jan 2008
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
2
Latar Belakang1. Kebijakan Pemerintah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPMM), dengan mensinergikan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Pada tahun2009, pelaksanaan PNPM Mandiri diharapkan dapat menjangkau seluruhkecamatan Indonesia yang mencapai 5.623 kecamatan, dimana 1.072 kecamatan diantaranya merupakan kecamatan perkotaan.
2. Dimulai sejak tahun 2007, PNPMM dilaksanakan dengan memperluas cakupanwilayah sasaran pelaksanaan P2KP dan PPK, dengan skema masing masingprogram, sebagai PNPMM Inti. Selanjutnya pada tahun 2008 mulai diterapkanPNPMM Perkotaan dan PNPMM Perdesaan.
3. PNPMM Perkotaan tahun 2008 akan dilaksanakan di 955 kecamatan perkotaanyang tersebar di 245 kota/kab dari 33 propinsi se Indonesia.
4. Proses Pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada fasilitasi penguatankelembagaan masyarakat tingkat basis kelurahan (BKM), fasilitasipengintegrasian program jangka menengah penanggulangan kemiskinantingkat kelurahan (PJM Pronangkis 3 tahun) sesuai kebutuhan masyarakatdengan perencanaan pemerintah, dan ekskalasi realisasi PJM Pronangkis.
3
GAMBARAN UMUM PNPM-MANDIRI
PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah gerakan dan Program nasional yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yang menjadi acuan pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, untuk memutuskan berbagai persoalan pembangunan yang dihadapinya dengan baik dan benar.
PNPM Mandiri membutuhkan harmonisasi kebijakan yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui perbaikan pemilihan sasaran (targeting) baik wilayah maupun masyarakat penerima manfaat, prinsip dasar, strategi, pendekatan, indikator, serta berbagai mekanisme dan prosedur yang diperlukan untuk mengefektifkan penanggulangan kemiskinan dan mempercepat tercapainya peningkatan kesejahteraanmasyarakat.
5
TAHAP PEMBELAJARAN (Tahun 2007-2009)
TAHAP KEMANDIRIAN (Tahun 2010-2013)
TAHAP KEBERLANJUTAN(Tahun 2014-2015)
TAHAPAN EXIT STRATEGY
(Tahun 2015)
REPLIKASI MANDIRI OLEH MASY & PEMDA
• Manajemen Pemb. partisipatif secara mandiri oleh Warga
• Fasilitasi & pembinaansepenuhnya olehpemerintah kota/kab
• Replikasi & pengemba-nganProgram lebih lanjutoleh pemda & Masyarakatnya
PHASE PNPMM PERKOTAAN
• PembelajaranPembangunan partisipatif
• BLM sbg Stimulan• Integrasi Perencanaan
partisipatif dg Sistem Pe-rencanaan pemb. regular.
• Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan/Desa tertinggal.
• Kemitraan Masyarakat, pemda dan Kelompok Peduli
• BLM sbg salah satu akses channelling program,
• Masyarakat mampu mengakses berbagai sumber dana yang ada (pemda, lembaga, swasta, dll)
• Perencanaan partisipatif sebagai peraturan daerah
• PNPM supervisi dan penguatan kapasitas untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat di wilayahnya
• Masyarakat mampu membangun kemitraan dg berbagai pihak.
• Kebijakan dan Penganggaran Pemda Pro poor
• Keberadaan fasilitator/konsultn atas permintaan masyarakat sesuai yang dibutuhkan.
• Kemitraan masyarakat, pemda dan kelompok peduli secara sinergis merupakan faktor utama penggerak pembangunan di wilayahnya
6
Strategi PelaksanaanPNPMM Perkotaan 2008
1. Melembagakan Pola Pembangunan partisipatif yang Pro-poor danberkeadilan, melalui :
Pembangunan lembaga masyarakat (BKM) yang representatif,akuntabel, dan mampu menyuarakan kepentingan masyarakatdalam proses-proses pengambilan keputusan;
Perencanaan Partisipatif dalam menyusun PJM-Pronangkis berbasis IPM-MDGs
2. Menyediakan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatanpenanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakatdan membuka kesempatan kerja, melalui :
Pembangunan ekonomi lokal Pembangunan sarana / prasarana lingkungan Pembangunan SDM (pelatihan2)
7
3. Memperkuat keberlanjutan program, dengan:
Menumbuhkan rasa memiliki dikalangan masyarakat melaluiproses penyadaran kritis dan pengelolaan hasil-hasilnya.
Meningkatkan kemampuan perangkat pemerintah dlmperencanaan, penganggaran, dan pengembangan paska proyek.
Meningkatkan efektifitas perencanaan dan penganggaran yang lebih pro-poor dan berkeadilan.
Strategi PelaksanaanPNPMM Perkotaan 2008
8
Komponen Program
1. Komponen Pengembangan Masyarakat dan Peningkatan KapasitasPemerintah serta Kelompok Peduli Terkait (Training, Sosialisasi, Lokakarya, Monitoring, dll).
2. Komponen Bantuan Langsung Masyarakat :
BLM Kelurahan; Pagu maksimal per kelurahan/desa bervariasiantara Rp 150 juta, Rp 200 juta dan Rp 350 juta sesuai jumlahpenduduk dan KK Miskin di wilayahnya.
3. Komponen Dukungan Bantuan Teknis Untuk Pengelolaan danPengembangan Program (Fasilitator, Konsultan, dll)
9
Lokasi PNPMM PERKOTAAN TAHUN 2008
33Propinsi
245Kota/Kabupaten
955Kecamatan
8.813Kelurahan/Desa
JUMLAHWilayah
Sekitar 1.582 Desa/Kelurahan lokasi PNPMM Perkotaan Tahun 2008 adalahkategori Desa Tertinggal
10
Alokasi BLM dan Pencairan di 2008
Rp 100 jt untuk lokasi dg KK Miskin > 100 KK
Rp. 50 jt untuk lokasi dg KK Miskin < 100 KK
Lokasi Baru dg Tingkat Kemiskinan <10%
Rp 350 JtRp 200 JtRp 150 JtAlokasi BLM per Kelurahan
Besar(> 10.000 jiwa)
Sedang(3000 s/d 10 000 jw)
Kecil (<3.000 jiwa)
Kategori Lokasi
Catatan :
• Pencairan BLM ke rekening masyarakat dilaksanakan dalam 3 tahap, yaknitahap 1 = 30%, Tahap 2 = 50% dan Tahap 3 = 20%
• Untuk Lokasi Lama, Pencairan di Tahun 2008 sebesar 80% (2 tahap) daripagu BLM, sisanya sebesar 20% (tahap ke-3) dicairkan Tahun 2009
• Untuk Lokasi Baru, Pencairan di Tahun 2008 sebesar 30% (1 tahap) daripagu BLM, sisanya sebesar 70% (tahap ke-2 & ke-3) dicairkan tahun 2009.
11
Pemanfaatan BLM
Kegiatan
TRIDAYA
• Penyantunan kepada warga sangat miskin, yatim-piatu, jompo, dsb.
Kegiatan SOSIAL
Kegiatan Pembangunan Prasarana Lingkungan
• Jalan lingkungan
• Sarana air bersih
• MCK
• Drainase lingkungan, dsb.
Kegiatan EKONOMI
• Pengembangan modal ekonomi keluarga
• Pelatihan dan praktek keterampilan bagi warga miskin dan penganggur untuk penciptaan peluang usaha
12
Ketentuan Pemanfaatan BLM
1. Prinsip Dasar Penggunaan/Pemanfaatan BLM adalah Open Menu Sesuaikebutuhan Masyarakat dengan harus memprioritaskan pada warga miskin diwilayahnya yang tercantum pada hasil Pemetaan Swadaya dan PJM Pronangkis yang disepakati Masyarakat
2. Dana BLM merupakan stimulan untuk media menggalang kepedulianbersama, solidaritas sosial, kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu, penggunaan dan pemanfaatan diprioritaskan pada program/kegiatan yang dilaksanakan dan/atau kemanfaatannya dirasakan masyarakat banyak(kepentingan umum)
3. Dana BLM, sesuai prinsip Tridaya, dapat digunakan/dimanfaatkan masyarakatuntuk membiayai sebagian kebutuhan program/kegiatan di bidang lingkungan(infrastruktur permukiman), ekonomi (termasuk revolving fund) dan kegiatansosial serta pengembangan kapasitas
4. Apabila terdapat kebutuhan masyarakat untuk Pinjaman Bergulir, Maksimaldana BLM yang dapat dialokasikan adalah 30%. Ketentuan mengenai hal iniakan ditetapkan secara khusus
13
Dana Daerah Untuk Program Bersama
Dana Daerah Untuk Program Bersama PNPMM pada komponen BLM
50% dari Total BLM di wilayahnyaSedang dan Tinggi
20% dari Total BLM di wilayahnyaRendah
Dana Daerah Untuk Program BersamaPNPM
Kapasitas Fiskal Pemda
Dana Daerah Untuk BOP PNPMM PERKOTAAN 2008
Sebesar Minimal 5% dari Pagu BLM diwilayahnya
Sebesar Minimal 1% dari Total Pagu BLM di wilayahnya
Pemerintah Kota/KabupatenPemerintah Propinsi
14
SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN PNPMM PERKOTAAN 2008
1
2
3
4
5
6
7
Sosmap & Sosialisasi Awal
RKM & PenggalanganRelawan
RefleksiKemiskinan
Kajian PemetaanSwadaya
Perencanaan PartisipatifPJM Pronangkis (orientasiIPM-MDGs)
Koordinasi & Integrasi PJM Pronangkis sbgProg.Kelurahan/Desa
4’
Tahapan AwalMembangun KSM
Pengajuan & AdministrasiPencairan dana BLM8
Pembangunan BKM
10Pelaksanaan Kegiatan
9Pencairan dana BLM & Pendampingan UsulanKegiatan KSM/Panitia
15
TAHAPAN KEGIATAN
2. REMBUG MASYARAKAT :
1. SOSIALISASI
Penyebarluasan informasi kepadamasyarakat mengenai pelaksanaankegiatan, sekaligus penyamaanpemahaman dalam proses dialog berbagai komponen masyarakat
Ajang pembelajaran masyarakat untukterbuka, melakukan diskusi konstruktif, menyusun langkah dan saling asah-asih-asuh, dalam rangka mencari solusi ataskemiskinan yang ada di wilayahnya.
16
3. PEMETAAN SWADAYA :
4. PEMBENTUKAN LEMBAGA KOMUNITAS
Proses pembelajaran identifikasi sebab-sebab kemiskinan, menyusun danmenyepakati tolok ukur kemiskinan, menyusun data dan peta kemiskinan, dan langkah-langkah penanggulangankemiskinan.
Pembentukan lembaga komunitas yang mengakar, representatif, dan akuntabelsebagai wadah menyuarakan aspirasimasyarakat dalam rangkapenanggulangan kemiskinan secaramandiri dan berkelanjutan.
17
Proses pembelajaran masyarakat untuk melaksanakan sebagian kegiatan tridaya yang sudah direncanakan dalam PJM Pronangkis sekaligus untuk membangun akuntabilitas dalam pemanfaatan dana BLM sebagai modaluntuk melakukan kemitraan dengan berbagai pihak.
6. PENYALURAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)
5. PEMBUATAN PJM PRONANGKIS
Proses pembelajaran masyarakat dalammenyusun program penanggulanganpenanggulangan kemiskinan secaramandiri dan berkelanjutan.
18
c. Lokasi Baru
b. Lokasi Lama (Sdh 100% di 2007)
a. Lokasi Lama (baru 20% di 2007)
PENCAIRAN BLM4
2009 201020082007
PELAKSANAAN
a. Pendampingan
b. Laporan Akhir/ICR
c. Closing Date
3
MOBILISASI
a. Lokasi Lama
b. Lokasi Baru
2
Penyiapan1
TahunKEGIATAN No
Jadwal Pelaksanaan PNPM 2008
Mrt
Jun
50% & 30%
30% & 50% 20%
30% 50% & 20%
19
Tim Koordinasi Propinsi& Tim Pengendali PNPM
KMWSNVT PBL
Prop
SNVT P2KP
KMP
KoordinatorKota/Kab
Tim Fasilitator 4-5 org utk 1 Kecamatan
BKM
PJOK Kec
LURAH
KSM
Relawan
Pusat
Tim Inter Departemen selaku Tim Koordinasi
Pusat dan Tim Pengendali PNPM
Propinsi
Tim Koordinasi Kota/Kab &Tim Pengendali PNPM.
Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil
Kota/Kab.
Bappeda Kota/Kab.
R & D/Advisory
Kecamatan
Garis pengendalianGaris fasilitasiGaris koordinasiGaris pelaporan
CAMAT
Kelurahan
Kabupaten/ Kota
Kepala PMU
DEPARTEMEN PU
Direktur PenataanBangunan dan
Lingkungan
Dirjen Cipta Karya
SATKER KOTA/KAB
Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil
Provinsi
Bappeda Provinsi
STRUKTUR ORGANISASI Pengelolaan PNPMM-Perkotaan
KE
20
33732305406BANTEN16
869286711627JAWA TIMUR15
16634132424D.I. YOGYAKARTA14
1883426145714435JAWA TENGAH13
1,653585106818725JAWA BARAT12
16035125436DKI JAKARTA11
533815103KEPULAUAN RIAU10
68155395BANGKA BELITUNG9
1444896184LAMPUNG8
1261111563BENGKULU7
28692194346SUMATERA SELATAN6
76175972JAMBI5
5953694RIAU4
3181461722310SUMATERA BARAT3
5001573435414SUMATERA UTARA2
329902392411NANGGROE ACEH DARUSSALAM1
TotalKel/Desa
Kel./DesaNon_P2KP
Kel./Ds P2KP
Jml KecJml
Kota/kabPropinsiN
o
Daftar Lokasi PNPMM Perkotaan 2008
21
8,8132,2926,521955245TOTAL
2214851IRIAN JAYA BARAT33
4134752PAPUA32
69591062MALUKU UTARA31
61115053MALUKU30
1601622SULAWESI BARAT29
7607672GORONTALO28
1051491134SULAWESI TENGGARA27
276821943013SULAWESI SELATAN26
58154352SULAWESI TENGAH25
242102140267SULAWESI UTARA24
952273146KALIMATAN TIMUR23
21494120159KALIMANTAN SELATAN22
3072352KALIMANTAN TENGAH21
653431115KALIMANTAN BARAT20
1372135129NUSA TENGGARA TIMUR19
14921128186NUSA TENGGARA BARAT18
1300130105BALI17
22
95,670.0 31,315 64,355.0 BANTEN16
200,140.0 75,180 124,960.0 JAWA TIMUR15
47,280.0 13,850 33,430.0 D.I. YOGYAKARTA14
390,810.0 95,265 295,545.0 JAWA TENGAH13
426,130.0 122,575 303,555.0 JAWA BARAT12
53,910.0 17,285 36,625.0 DKI JAKARTA11
9,950.0 2,985 6,965.0 KEPULAUAN RIAU10
13,860.0 4,930 8,930.0 BANGKA BELITUNG9
34,540.0 10,430 24,110.0 LAMPUNG8
24,170.0 9,575 14,595.0 BENGKULU7
66,240.0 21,580 44,660.0 SUMATERA SELATAN6
15,180.0 5,650 9,530.0 JAMBI5
12,350.0 3,705 8,645.0 RIAU4
55,780.0 20,710 35,070.0 SUMATERA BARAT3
115,470.0 42,985 72,485.0 SUMATERA UTARA2
53,400.0 16,020 37,380.0 NANGGROE ACEH DARUSSALAM1
Total BLM (Rp)APBD (Rp)PNPMM (Rp)PropinsiNo
Daftar Alokasi BLM PNPMM Perkotaan 2008
23
1,995,110.0 624,110.0 1,371,000.0 TOTAL
4,750.0 4,750 -IRIAN JAYA BARAT33
8,950.0 8,950 -PAPUA32
11,070.0 3,425 7,645 MALUKU UTARA31
12,310.0 3,175 9,135 MALUKU30
13,610.0 3,455 10,155 SULAWESI BARAT29
20,630.0 5,035 15,595 GORONTALO28
3,600.0 1,100 2,500 SULAWESI TENGGARA27
62,060.0 17,860 44,200 SULAWESI SELATAN26
12,510.0 4,320 8,190 SULAWESI TENGAH25
42,930.0 12,695 30,235 SULAWESI UTARA24
24,220.0 9,480 14,740 KALIMATAN TIMUR23
43,310.0 14,745 28,565 KALIMANTAN SELATAN22
6,050.0 1,985 4,065 KALIMANTAN TENGAH21
14,530.0 6,085 8,445 KALIMANTAN BARAT20
29,200.0 5,180 24,020 NUSA TENGGARA TIMUR19
37,780.0 8,380 29,400 NUSA TENGGARA BARAT18
32,720.0 19,450 13,270 BALI17
Total BLM (Rp)
APBD (Rp)PNPMM (Rp)PropinsiNo
24
Belum AdaAda Surat
6--6BANTEN16
27--27JAWA TIMUR15
4--4D.I. YOGYAKARTA14
35--35JAWA TENGAH13
21-425JAWA BARAT12
6--6DKI JAKARTA11
3--3KEPULAUAN RIAU10
2-35BANGKA BELITUNG9
2-24LAMPUNG8
3--3BENGKULU7
--66SUMATERA SELATAN6
2-22JAMBI5
3-14RIAU4
4-610SUMATERA BARAT3
12-214SUMATERA UTARA2
--1111NANGGROE ACEH DARUSSALAM1
TolakSetujuKota/kabPropinsiNo
STATUS SURAT KOMITMENT PEMDA DALAM PENDANAAN PNPMM-PERKOTAAN 2008-Per 26 January 2008
25
--22PAPUA32
--11IRIAN JAYA BARAT33
Belum AdaAda Surat
167-78245JUMLAH
1-12MALUKU UTARA31
--33MALUKU30
2--2SULAWESI BARAT29
1-12GORONTALO28
4--4SULAWESI TENGGARA27
8-513SULAWESI SELATAN26
2--2SULAWESI TENGAH25
1-67SULAWESI UTARA24
--66KALIMATAN TIMUR23
2-79KALIMANTAN SELATAN22
1-12KALIMANTAN TENGAH21
3-25KALIMANTAN BARAT20
3-69NUSA TENGGARA TIMUR19
5-16NUSA TENGGARA BARAT18
5BALI17
TolakSetujuKota/kabPropinsiNo
27
Struktur Organisasi PPIPPenyelenggaraan PPIP melibatkan instansi terkait dan komponen pelaksana mulai dari tingkat desa, kabupaten, propinsi sampai tingkat pusat, yaitu terdiri dari:
1. Tim Pelaksana Pusat
2. Satuan Tugas3. Konsultan
Manajemen Pusat
Pusat
1. Tim Pelaksana Propinsi
2. Satker Propinsi3. Tenaga Ahli
Majemen Propinsi (konsultan)
Propinsi
1. Tim Pelaksana Kabupaten
2. Satker Kabupaten
3. Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (konsultan)
Kabupaten
1. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)
2. Kelompok Pemanfaat Penerima
3. Kader Desa4. Aparat Desa5. Fasilitator
(konsultan)
Desa
Tahapan Pelaksanaan1. PERSIAPAN
Penyusunan Pedoman Sosialisasi
2. PERENCANAAN KEGIATAN Musyawarah Desa Untuk memilih OMS Identifikasi permasalahan Musyawarah Desa untuk menentukan prioritas dan jenis infrastruktur Penyusunan Usulan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Perencanaan Teknis dan RAB Musyawarah Desa untuk memilih KPP dan menetapkan Operasi-
Pemeliharaan
3. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Konstruksi Pengawasan
30
4. PASKA PELAKSANAAN Serah Terima Infrastruktur Terbangun Pengeloaan Infrastruktur Terbangun
5. PENGENDALIAN Pemantauan Monitoring Evaluasi Penanganan Pengaduan
Tahapan Pelaksanaan...lanjutan
31
1. PERSIAPAN
Penyusunan Buku Pedoman Umum dan Pedoman PPIP tahun 2008 dilaksanakan dengan melakukan penyempurnaan terhadap pedoman PPIP tahun 2007. Penyempurnaan tersebut berdasarkan pada hasil pembelajaran dari pelaksanaan program dan penerapan kebijakan PNPM Mandiri.
Desa sasaran PPIP 2008 ditetapkan melalui SK Menteri PU setelah dilakukan kesepakatan dengan DPR RI dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sosialisasi kegiatan dilaksanakan untuk menyebarluaskan konsep, mekanisme penyelenggaraan program dan menyatukan persepsi dalam pelaksanaan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan. Sosialisasi dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat propinsi, kabupaten dan desa sasaran.
32
2. PERENCANAANPerencanaan Partisipatif merupakanproses penyusunan rencanakegiatan dengan memberikan ruangyang seluas-luasnya kepadamasyarakat untuk menyampaikankebutuhan masyarakat, memberikangagasan, pengambilan keputusan, dan penyusunan rencana program.
Perencanaan dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat dengan didampingi oleh Fasilitator. Pada tahap ini pemerintah daerah berperan sebagai pendorong dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Sosialisasi Tingkat Desa
Identifikasi Permasalahan
Musyawarah Desa I
Rembug Desa
Penyusunan PJM
Musyawarah Desa II
Penyusunan RKM
Musyawarah Desa III
Tahapan Perencanaan
33
a. Sosialisasi Tingkat Desa
Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang perangkat desa, aparat kecamatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Kelompok/Organisasi Masyarakat, para kepala dusun serta anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan secara luas. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi tingkat desa adalah fasilitator dan Tim Pelaksana Kabupaten. Materi sosialisasi terdiri dari Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis.
Dalam sosialisasi juga membahas tentang kesiapan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan mekanisme dan prinsip-prinsip PPIP ini.
b. Musyawarah Desa I
Musyawarah Desa I dilaksanakan oleh Kepala Desa dengan dibantu olehFasilitator. Nara sumber dalam musyawarah desa adalah Satker TingkatKabupaten/Tim Pelaksana Kabupaten dan fasilitator.
Musyawarah Desa I bertujuan untuk membentuk kelembagaan pengelola program di tingkat desa yaitu memilih dan menetapkan OMS/Pokmas dan Kader Desa.
34
OMS/Pokmas/LKD dan KD dengan didampingi Fasilitator dan perangkat desa, langsung bertugas untuk mengidentifikasikan permasalahankemiskinan dan kebutuhan masyarakat desa serta mengidentifikasimasukan-masukan/data dari pemerintah kecamatan mengenai
permasalahan desa, termasuk dari hasil Musbangdes
c. Identifikasi Permasalahan
d. Rembug Desa
Rembug Desa dilaksanakan oleh kepala desa dengan dibantu oleh OMS, Kader Desa dan fasilitator. Rembug desa ini hadiri oleh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LSM dan wakil-wakil dari dusun di desa sasaran, serta masyarakat lainnya. Dalam rembug desa ini akan membahas tentang hasil identifikasi yang telah dilaksanakan dan membahas tentang upaya-upaya pemecahan permasalahannya serta penanganannya.
35
e. Penyusunan PJM
Program Jangka Menengah Desa disusun dengan jangka waktu 3 tahun(2008 2010). Penyusunan PJM ini didasarkan pada hasil identifikasi yang telah dibahas dalam rembug desa. Penyusunan PJM ini dilakukan oleh Kepala Desa dengan dibantu oleh fasilitator, OMS dan kader desa. Dalam penyusunan PJM ini, tugas fasilitator adalah memberikan bimbingan dan pendampingan selama penyusunan.
f. Musyawarah Desa II
Musyawarah Desa II bertujuan untuk menetapkan jenis dan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Musyawarah Desa II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka untuk merumuskan prioritas usulan yang ada dalam PJM. Prioritas pertama dari rumusan ini akan menjadi jenis kegiatan program pembangunan infrastruktur desa.
Kegiatan ini dipersiapkan oleh OMS/Pokmas/LKD dengan bantuan KD dan Fasilitator.
36
f. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
Penyusunan usulan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dilakukan oleh OMS/Pokmas/LKD dan KD dengan bimbingan Fasilitator. Usulan RKM disusun setelah jenis infrastruktur yang akan dilaksanakan sudahdisepakati dalam Mudes II. Usulan RKM akan memuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan infrastruktur, rencana operasi dan pemeliharaan, termasuk rencana Operasi dan Pemeliharaan.
Usulan RKM setelan setujui oleh Tim Pelaksana Kabupaten, akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Desain dan RAB.
Usulan RKM, Rencana Desain dan RAB akan menjadi dokumen Rencana Kerja Masyarakat dan menjadi lampiran dalam kontrak antara OMS dengan Satker PIP Kabupaten.
Musyawarah Desa tahap III bertujuan untuk menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur, pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), serta penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan.
g. Musyawarah Desa III
37
3. PELAKSANAAN FISIK Pelaksanaan fisik infrastruktur perdesaan dimulai setelah penandatanganan
kontrak antara OMS dengan Satker PIP Kabupaten. Proses pelaksanaan fisik meliputi beberapa kegiatan yang terkait di
dalamnya, seperti penyiapan lokasi, pengadaan material, pelaksanaankonstruksi, pengadaan barang, sewa alat, dan pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu pelaksanaan serta pengendalian pengeluaran dana.
Selama pelaksanaan fisik berlangsung, OMS harus menyampaikan informasi status pelaksanaannya dengan membuat papan informasi atau melaporkannya dalam rembug desa yang diselenggarakan secara rutin.
4. PASKA PELAKSANAAN FISIK
Setelah tahap konstruksi fisik selesai selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan dari OMS/Pokmas/LKD kepada Satker PIP Kabupaten.
Sebelum tahun anggaran 2008 berakhir, Satker PIP Kabupaten selanjutnya menyerahkan kepada Pemerintah Desa untuk dimanfaatkan, dikelola, dandilestarikan oleh masyarakat (KPP).
38
Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP 2008) sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan. Ppengendalian program dilakukan mulai dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Pengendalian dilaksanakan melalui pemantauan Internal dan eksternal: - Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program
pelaku di dalam sistem (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat desa sasaran) PPIP 2008;
- Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksanakegiatan (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa, dll.) Dalampengendalian program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan(monitoring) secara berjenjang oleh pelaku
5. PENGENDALIAN
39
Pendanaan
Penerima dana untuk pembangunan infrastruktur perdesaan adalah masyarakat desa yang nama desanya tercantum dalam Daftar Desa Sasaran yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan jumlah dana untuk tiap desa ditetapkan sebesar Rp. 250 juta.
Sumber Dana
Penerima Dana
Sumber dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) 2008 berasal dari dana APBN Tahun Anggaran 2008. Pemerintah Propinsi dan Kabupaten diminta untuk memberikan dukungan biaya operasional dalam menjalankan pendampingan, pengendalian dan pemantauan. Untuk Operasi dan Pemeliharaan dibiayai oleh masyarakat dan dukungan APBDes.
40
Tahapan Penyaluran Dana
Dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan untuk masing-masing Propinsi/Kabupaten disalurkan melalui dokumen anggaran/DIPA kepada Satker Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Propinsi dan Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten;
Penerima dana untuk pembangunan infrastruktur adalah masyarakat desa melalui OMS/Pokmas dengan penanggung jawab Ketua OMS/Pokmas/LKD yang disalurkan ke rekening masing-masing OMS/Pokmas;
Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam 3 tahap : i. Tahap I sebesar 40 % (100 juta rupiah) setelah perencanaan disetujui, ii. Tahap II sebesar 40% (100 juta rupiah) pada saat pencapaian pekerjaan
fisik mencapai minimal 36%, dan iii. tahap III sebesar 50 juta rupiah pada saat pencapaian pekerjaan fisik
mencapai minimal 72%;
Mekanisme Penyaluran Dana
41
Ketua OMS/Pokmas dan bendahara diwajibkan membuka rekening bantuan dana sosial di Bank Umum atas nama Rekening OMS/Pokmas/LKD Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten;
OMS/Pokmas mengajukan dokumen pencairan dana dengan dilampiri Kontrak Kerja, kuitansi tagihan/tanda terima bermaterai, rencanapenggunaan dana serta laporan kemajuan (khusus untuk tahap I dan II) kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Penguji Pembebanan/Penerbit SPM untuk diproses penerbitan SPM-nya;
Satker Kabupaten menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan yang berlaku kepada KPPN;
Khusus untuk OMS/Pokmas, proses pencairan dana ditandatangani oleh minimum 2 (dua) orang, yaitu Ketua OMS/Pokmas dan Bendahara OMS/Pokmas
Tata cara penyaluran dan pencairan dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ini, secara khusus akan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan.