102

PANDUAN PELAKSANAAN LABORATORIUM INOVASI ADMINISTRASI …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1474476823_Panduan-Pelaksanaan... · Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan

  • Upload
    dangnhi

  • View
    233

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

PANDUAN PELAKSANAAN

LABORATORIUM INOVASI ADMINISTRASI NEGARA

Penerbit :

Gedung B. Lt 5 – Jl. Veteran No. 10 – Jakarta Pusat 10110

Telp. 021-3455021 – 25 Ext. 147 – 151 Fax : 0213668207

i

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

ii

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

KATA PENGANTAR

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, daya saing nasional, dan

meningkatkan kesejahteraan bangsa. Namun, posisi dan

keadaan inovasi di Indonesia tidaklah terlalu

menggembirakan. Dalam Global Innovation Index,

Indonesia menempati peringkat 87 dengan skor 31,8,

turun dari peringkat 85 dengan skor 31,95 pada tahun

2013. Peringkat ini berada di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN

seperti Vietnam (peringkat 71), Thailand (peringkat 48), Malaysia (peringkat 33),

dan Singapura (peringkat 7). Sementara itu, Laporan Daya Saing Global yang dirilis

World Economic Forum (2014) yang mensurvei 148 negara mennjukkan bahwa

Indonesia berada pada peringkat 38 dengan skor 4,53. Lagi-lagi, peringkat ini

berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 37), Brunei (peringkat

26), Malaysia (peringkat 24), dan Singapura (peringkat 2). Jika Indonesia tidak

berbenah secara cepat, maka kesulitan yang akan dialami Indonesia akan semakin

menghebat mengingat pada tahun 2015 sudah mulai akan diberlakukan

Masyarakat Ekonomi ASEAN, di mana barang, jasa, dan tenaga kerja akan

bersirkulasi bebas di antara negara-negara ASEAN. Inovasi yang rendah akan

berimplikasi pada daya saing yang rendah dan pada akhirnya Indonesia akan kalah

bersaing dengan negara-negara ASEAN.

Di antara sektor-sektor yang dituntut untuk melakukan inovasi secara akseleratif,

sektor publik merupakan salah satu sektor yang paling diharapkan, khususnya

sektor publik di daerah yakni pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Ini

karena titik berat pembangunan dan pelayanan publik kini berada di daerah seiring

dengan diberlakukannya otonomi daerah. Dengan sektor publik yang inovatif, maka

pelayanan publik menjadi semakin baik, masyarakat semakin berdaya,

pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Pada akhirnya, daya saing daerah dan

kesejahteraan warga pun semakin meningkat. Hal ini semakin diperkuat dengan

iii

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

ketentuan dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang

menyatakan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah, pemerintah daerah dapat melakukan inovasi, yang dipahami

sebagai semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah (lihat Pasal 386).

Sesungguhnya, telah terdapat beberapa pemerintah daerah yang dipimpin oleh

kepala daerah inovatif dan menghasilkan kebijakan-kebijakan inovatif, terbukti

dengan adanya beberapa best practices inovasi pemerintah daerah yang telah

didokumentasikan (lihat misalnya 99 Inovasi Pelayanan Publik terbitan Kemenpan-

RB). Namun, jika dibandingkan dengan total instansi di seluruh pemerintah daerah,

yakni terdapat 34 propinsi, 390 kabupaten dan 97 kota, jumlahnya masih terbilang

minor.

Atas dasar itulah, maka dirasakan perlunya peningkatan dan pengembangan

inovasi di lingkungan pemerintah daerah. Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada

tahun 2015 dan tahun 2016 telah menjalin kerjasama dengan beberapa

pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan, asistensi, dan fasilitasi

inovasi melalui program yang disebut dengan Laboratorium Inovasi. Laboratorium

Inovasi merupakan inovasi pada tataran kolektif dan organisasional, tercatat

sampai dengan tahun 2016 ini terdapat 12 daerah kabupaten dan Kota yang telah

dijadikan Laboratorium inovasi, dari 12 daerah tersebut telah dihasilkan 1.637 ide

inovasi, namun jika dibandingkan dengan jumlah daerah secara keseluruhan (521

daerah) yang meliputi 34 Propinsi, 390 Kabupaten dan 97 Kota, maka jumlah

daerah yang menjadi Laboratorium Inovasi tersebut masih tergolong kecil (2 %), oleh

sebab itu untuk mengakselerasi perkembangan inovasi di lingkungan pemerintah

daerah dipandang perlu menyusun panduan-panduan dalam rangka

Pengembangan Manajemen Laboratorium Inovasi Pemerintahan Daerah yang

meliputi : a) Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara; b)

Panduan Pelaksanaan Workshop Champion Innovation Pemerintah Daerah; c)

Manual Sistem Informasi Laboratorium Inovasi Administrasi Negara (SINOLA); d)

iv

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Aplikasi Sistem Informasi Laboratorium Inovasi Administrasi Negara; dan e)

Panduan Penilaian Innovation Readiness Level.

Diharapkan Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Adminstrasi Negara ini

dapat dijadikan acuan bagi instansi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan

Laboratorium Inovasi di daerahnya.

Kami menyadari, panduan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu masukan

dari berbagai pihak guna penyempurnaan Panduan Pelaksanaan Laboratorium

Inovasi Administrasi Negara, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para

Narasumber yang selama ini telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini.

Jakarta, Juli 2016

Deputi Inovasi Administrasi Negara

Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH. MA

v

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

vi

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Kata Pengantar iii

Daftar Isi vi

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Tujuan 3

Metode 4

Satu : Drum Up 6

Pengantar 6

Tujuan 8

Metode 8

Dua : Diagnose 9

Pengantar 9

Tujuan 11

Metode 12

Tiga : Design 14

Pengantar 14

Tujuan 16

Metode 17

Empat : Deliver 18

Pengantar 18

Tujuan 20

Metode 20

vii

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lima : Display 21

Pengantar 21

Tujuan 22

Metode 22

Enam : Penutup 23

Lampiran

Lampiran 1 – Persiapan Pra Laboratorium Inovasi 2

Lampiran 2 – Drum-Up 39

Lampiran 3 - Instrumen Penilaian Innovation

Readiness Level (IRL) 42

Lampiran 4 – Diagnose 66

Lampiran 5 – Design 75

Lampiran 6 – Deliver 85

Lampiran 7 – Display 89

viii

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Latar Belakang

Inovasi merupakan kunci untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

daya saing nasional, dan

meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Namun, posisi dan keadaan inovasi di

Indonesia tidaklah terlalu

menggembirakan. Dalam Global

Innovation Index (GII) tahun 2015,

Indonesia menempati peringkat 97

dengan skor 29,79, turun dari

peringkat 87 dengan skor 31,8 pada

tahun 2014. Peringkat ini berada di

bawah negara-negara tetangga lain di

kawasan ASEAN seperti Vietnam (peringkat 52), Thailand (peringkat 55), Malaysia

(peringkat 32), dan Singapura (peringkat 7). Seiring dengan GII, Laporan Daya Saing

Global yang dirilis World Economic Forum (2015) yang mensurvei 148 negara

menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 34 dengan skor 4,52. Lagi-

lagi, peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 31),

Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 20), dan Singapura (peringkat 2). Jika

Indonesia tidak mengakselerasi diri, maka tantangan dan hambatan Indonesia

semakin berat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari menghadapi perdagangan bebas

yang telah dimulai sejak akhir tahun 2015, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN,

INOVASI JALAN UTAMA

Inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi jalan utama yang harus ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa

1

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

di mana barang, jasa, dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara negara-

negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu tool dalam mengakselerasi peningkatan daya saing

Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, swasta, dan

masyarakat sipil harus melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi

pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga pemerintah non

kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sangat

penting karena dapat mengakselerasi inovasi swasta dan masyarakat dalam

meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung

tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan publik yang

inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan

ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing daerah yang

tinggi pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah dan

meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya juga merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi

dicanangkan untuk memperbaiki penyakit-penyakit di sektor publik melalui

pembaruan di 8 area sasaran (organisasi, tata laksana, peraturan perundang-

undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan

mindset serta cultural set aparatur). Inovasi menjadi katalisator untuk

mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, di mana banyak program inovasi

merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area tersebut. Lebih

jauh lagi, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi birokrasi

kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah diterbitkannya Undang-

Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan

peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya pada pasal 386

yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan 2

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang

dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan

efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik

kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka,

memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak

untuk kepentingan diri

sendiri.

Inovasi bukan lagi alternatif

tetapi menjadi jalan utama

yang harus ditempuh

meningkatkan daya saing.

Dengan pentingnya inovasi

tersebut, Pusat Inovasi Tata Pemerintahan (Pusat INTAN)-Deputi Inovasi

Administrasi Negara (DIAN)-Lembaga Administrasi Negara (LAN) menerbitkan buku

panduan yang dapat digunakan sebagai referensi oleh para fasilitator laboratorium

inovasi (champion innovation) dalam melakukan fasilitasi pelaksanaan

laboratorium inovasi di lingkungan pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Tujuan

Inovasi di sektor publik pada prinsipnya berisikan dimensi sikap (soft) dan dimensi

teknis (hard). Dimensi sikap berurusan dengan bagaimana menggugah pengambil

kebijakan untuk berinovasi, sedangkan dimensi teknis berurusan dengan

penguasaan pengetahuan teknis (manajerial dan substantif) yang dibutuhkan oleh

suatu inovasi. Oleh karena itu, buku panduan ini dimaksudkan untuk membekali

setiap fasilitator laboratorium inovasi (champion innovation) untuk mengelola

kedua dimensi ini dengan baik, yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam:

• Menginspirasi pengambil kebijakan untuk mau berinovasi dan mau menggalang

dukungan untuk berinovasi (drum up support)

Tujuan Champion Innovation

Mengispirasi, Menggalang Dukungan, Menggali Ide, Merancang Inovasi, Deliver dan Display Inovasi

3

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

• Mengukur Innovation Readiness Level atau tingkat kesiapan instansi

pemerintah dalam berinovasi dan menggali ide-ide inovasi baik yang berangkat

dari permasalahan yang dihadapinya maupun untuk mewujudkan visi atau

impiannya (diagnose)

• Merancang rencana aksi inovasi yang komprehensif (design)

• Melaksanakan inovasi secara fokus dan konsisten hingga tuntas (deliver)

• Menyampaikan progres dan manfaat inovasi kepada stakeholder atau

lingkungannya (display)

Metode

Untuk mewujudkan kedua dimensi (soft dan hard) yang disebutkan di atas, maka

model laboratorium inovasi dibagi ke dalam lima tahap yaitu Drum Up, Diagnose,

Design, Deliver dan Display atau disingkat 5D. Seperti pada Gambar 1.

Pada gambar sebelumnya, dimensi soft (mindset) yang berorientasi sikap lebih

terkonsentrasi pada tahap drum up, sedangkan dimensi hard (teknokratis) berada

pada diagnose, design, deliver dan display. Meskipun demikian, dalam praktek

dimensi soft tersebut perlu terus diikutkan agar keseluruhan proses inovasi

terlaksana dengan penuh semangat sehingga tujuan inovasi dapat dicapai dengan

baik.

4

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Drum Up merupakan tahapan pertama untuk menginspirasi dan menggugah

semangat berinovasi. Kesadaran dan kemauan untuk berinovasi ini menjadi kondisi

prasyarat sebelum inovasi dilakukan. Diagnose merupakan tahapan kedua untuk

mengukur tingkat kesiapan instansi pemerintah dalam berinovasi dan

mengidentifikasi serta menemukan ide inovasi. Tahap ini bertujuan untuk

memetakan tingkat kesiapan beinovasi masing-masing instansi pemerintah serta

memampukan untuk mendiagnosa masalah yang ada di organisasi, menentukan

prioritas masalah, dan menemukan ide untuk mengatasi masalah tersebut. Design

merupakan langkah ketiga untuk merancang desain/prototype inovasi secara lebih

detail dan siap untuk diimplementasikan. Pada tahap ini akan diberikan

pemahaman mengenai cara mendesain rencana kegiatan pelaksanaan inovasi,

identifikasi stakeholders, dan strategi komunikasi. Deliver adalah langkah keempat

yakni mengimplementasikan, memonitoring, dan mengevaluasi implementasi

inovasi. Pada tahap ini akan dilakukan proses monitoring terhadap inovasi yang

sedang dilaksanakan. Display merupakan tahap kelima untuk melakukan festival

dan promosi inovasi. Tahap ini bertujuan untuk menyebarluaskan kegiatan inovasi

yang telah dilakukan kepada stakeholder terkait termasuk kepada masyarakat luas.

5

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pengantar

Kata Drum Up dalam bahasa Inggris berarti menabuh genderang. Jika kata ini

digabung dengan kata support

sehingga menjadi Drum Up Support

maka akan berarti menggalang

dukungan.

Dalam pedoman ini, kata ini sengaja

dipergunakan untuk menunjukkan

bahwa inovasi di sektor publik

berawal dari adanya

perubahan mindset, adanya

kemauan dan kesadaran

untuk berinovasi.

Tahap drum up ini merupakan

tahapan awal yang sangat

penting dalam menentukan

keberhasilan pengelolaan laboratorium inovasi. Tingkat kemauan dan motivasi

untuk berinovasi pada setiap orang dan atau organsiasi sangat berbeda. Untuk itu,

drum up dibutuhkan untuk membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi. Tanpa

kesadaran kolektif, gagasan inovasi yang secara teknis bagus dan memiliki manfaat

yang luas tidak akan berarti. Gagasan tersebut pada akhirnya hanya tertuang dalam

rencana tanpa pernah dilaksanakan dengan baik, karena kesadaran kolektif belum

muncul untuk menerapkannya secara sungguh-sungguh.

Drum Up ............ membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi

6

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Untuk membangun kesadaran kolektif tersebut, maka peranan pimpinan puncak

(Bupati, Walikota, Gubernur, Pejabat Pimpinan Tinggi) adalah sangat strategis

karena kewenangan formal yang dimilikinya. Dengan kewenangan tersebut,

pimpinan puncak dapat menggerakkan bawahannya secara kolektif untuk

mendukung pelaksanaan inovasi selanjutnya.

Oleh karena itu, dalam rangka membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi ini,

maka seorang champion innovation perlu memastikan bahwa kesadaran,

kemauan, dan motivasi untuk berinovasi harus lahir dari pimpinan puncak terlebih

dahulu. Jika belum, maka sudah menjadi tugas seorang champion innovation untuk

terus menyusun strategi untuk mengubah sikap atau mindset mereka.

Dalam tahap drum up, champion innovation pada dasarnya bekerja dalam ranah

afektif atau sikap perilaku. Bahan-bahan yang dipergunakan lebih banyak

diarahkan untuk menginspirasi atau menggugah kesadaran untuk berinovasi.

Contoh-contoh best practice atau success story seseorang menjadi bahan yang

sangat penting untuk digunakan. Apalagi jika bahan tersebut mengandung efek

dramatis yang dapat menggugah perasaan.

Untuk meningkatkan penerimaan audience dalam suatu acara drum-up, seorang

champion innovation perlu mengontekstualkan bahan-bahan yang dimiliki.

Misalnya, jika akan melakukan drum up di kabupaten X, maka diupayakan menggali

informasi-informasi kontekstual dari Kabupaten X. Bahan-bahan drum up yang

mengandung prinsip-prinsip yang diuraikan di atas, dapat dilihat pada Lampiran 2.

Untuk dapat menginspirasi, kepada para practicioner innovation (calon inovator)

dalam suatu forum drum up, dapat diberikan beberapa pertanyaan yang mampu

mengungkit semangat inovasi seperti: Bagaimana perasaan Anda/instansi jika

menjadi model RB Nasional? Menjadi daerah termaju dan pusat pertumbuhan

ekonomi indonesia? Menjadi benchmark dan barometer pembangunan daerah?

Dan menjadi daerah yang menghasilkan inovasi terbanyak dan terbaik di

indonesia? Dan, selanjutnya diteruskan dengan pertanyaan inginkah, mungkinkah,

mampukah, maukah?

7

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Jawaban dari pertanyaan di atas sangat mungkin terbentur oleh adanya blockset

(hambatan/sumbatan) di antara para practicioner innovation dengan mitos inovasi

yakni bahwa inovasi itu mahal, inovasi itu sulit, tidak memiliki ide, dan tidak tahu

caranya berinovasi. Dalam menghancurkan blockset tersebut perlu ditunjukan

dengan menyajikan antonim mitos dengan menyajikan berbagai evidence bahwa

inovasi itu mudah, inovasi itu murah, banyak ide berinovasi, dan caranya sangat

sederhana untuk berinovasi seperti kreatif, berpikir berbeda, berbuat berbeda, dan

melakukan pembaharuan.

Tujuan

Tahapan drum up ini bertujuan untuk menginspirasi dan mengembangkan

semangat inovasi para practicioner innovation baik secara individu mapun kolektif.

Dengan demikian, willingness to innovate atau kemauan berinovasi terbentuk dan

merupakan modal awal untuk melanjutkan ke tahap-tahap pengelolaan

laboratorium inovasi berikutnya.

Metode

Mengingat fungsinya sebagai instrumen untuk menggugah semangat berinovasi,

maka drum up dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti sosialisasi, kuliah

umum, visitasi ke instansi yang telah berhasil berinovasi, dan lain sebagainya.

Selain berbagai metode tersebut, practicioner innovation dapat menggunakan

aplikasi SINOLA guna meningkatkan semangat berinovasinya secara swadaya.

Metode atau kombinasi metode apapun yang dipilih, pada gilirannya kompetensi

champion innovation memainkan peranan yang sangat signifikan.

8

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pengantar

Esensi inovasi administrasi negara adalah adanya kebaruan dalam pelaksanaan

suatu tugas di sektor publik. Kebaruan sering dimaknai sebagai sesuai yang bersifat

out of the box atau di luar kotak yang berarti sesuatu yang selama ini tidak pernah

dipraktekkan. Tentu saja kebaruan-kebaruan tersebut muncul dari ide-ide kreatif

dan proses berpikir kreatif, sehingga mampu meng-create, yaitu menciptakan

sesuatu yang baru.

Kemampuan suatu instansi

untuk menciptakan suatu

gagasan baru ditentukan

oleh tingkat kesiapan

instansi ini dalam berinovasi.

Hubungan antara tingkat

kesiapan organisasi

berinovasi dengan kualitas

gagasan inovasi yang dihasilkan sangat erat. Instansi pemerintah yang kurang siap

berinovasi dapat diprediksi bahwa kualitas gagasan inovasinya akan rendah.

Mengacu pada keterkaitan kedua hal di atas, maka penting bagi champion

innovation untuk terlebih dahulu mengetahui tingkat kesiapan suatu instansi

pemerintah dalam berinovasi. Untuk mengetahui tingkat kesiapan berinovasi ini,

terdapat 4 aspek yang perlu diukur secara akurat yaitu; (a) kepemimpinan,

organisasi, sumberdaya manusia, dan implementasi kegiatan. Indikator masing-

masing aspek ini dan tata cara mengukurnya dapat dilihat pada lampiran 3.

Diagnose ............ memunculkan ide / gagasan inovasi

9

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Oleh karena itu, tahap diagnose perlu dimaknai sebagai proses memfasilitasi calon-

calon inovator (innovation practicioner) dari instansi pemerintah yang siap untuk

berinovasi, untuk memunculkan ide-ide inovasi mereka. Pada tahap diagnose ini,

terdapat dua cara yang dapat ditempuh untuk membantu champion innovation

memunculkan potensi mereka dalam melahirkan ide-ide inovasi, yaitu berbasis

masalah dan berbasis non-masalah.

Pada cara yang berbasis masalah, seorang practicioner innovation menemukan ide

inovasi dengan berangkat dari adanya permasalahan yang ditemukan dalam

organisasinya. Cara ini dapat dianalogkan dengan seorang dokter yang melakukan

diagnose terhadap seorang pasien. Tentu dia terlebih dahulu harus menentukan

jenis penyakit dan kemudian menentukan tindakan yang harus dilakukan.

Kesalahan dalam mendiagnosa organisasi dapat mengakibatkan kesalahan dalam

menentukan penyakit organisasi yang berujung pada tindakan yang diambil juga

keliru sehingga membahayakan organisasi.

Cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dilakukan dengan tiga tahapan

kegiatan yang berurut, yaitu inovator terlebih dahulu harus mengendalikan dirinya,

atau menata niatnya bahwa ide inovasi yang akan dimunculkan sesungguhnya

untuk kepentingan publik dan bukan kepentingan dirinya atau kelompok tertentu,

kemudian menentukan tingkat kinerja organisasi, dan terakhir menentukan

intervensi atau tindakan yang akan diambil. Intervensi atau tindakan inilah yang

harus mengandung ide-ide kreatif yang memiliki unsur kebaruan.

Dalam menentukan tingkat kinerja organisasi diagnosa ini, practicioner innovation

perlu menentukan kesenjangan dengan mendeskripsikan kondisi saat ini dan

kondisi yang diharapkan. Kesenjangan-kesenjangan tersebut bisa ditemukan pada

unsur-unsur organisasi seperti output, proses, dan input organisasi. Berangkat dari

kesenjangan tersebutlah, dapat dimunculkan ide-ide kreatif untuk menutup

kesenjangan tersebut. Selain itu terdapat tools lain dalam mendiagnosa

permasalahan organisasi seperti; (a) Pohon Masalah, (b) SWOT and TOWS Analysis,

(c) Fishbone Diagram, (d) 5 Whys Analysis dan Force Field Analysis. Bahan-bahan

10

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

tentang cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dapat dilihat pada

Lampiran 4 bagian Substansi Paparan Diagnose.

Kedua adalah cara mendiagnosa organisasi yang berbasis non-masalah. Ide inovasi

dengan cara ini dimunculkan dengan menggunakan teknik atau template berpikir

kreatif. Dengan teknik ini, seorang practicioner innovation dapat menemukan ide

kreatif secara langsung. Oleh karena itu, seorang practicioner innovation perlu

menguasai teknik atau template tersebut. Beberapa template yang dapat

dipergunakan adalah innovation shopping, analisis morfologi, berpikir terbalik, dan

lain-lain. Pada Lampiran 4 bagian Substansi Paparan Diagnose, memperlihatkan

berbagai teknik dan template berpikir kreatif.

Ide-ide inovasi yang dihasilkan baik melalui teknik mendiagnosa organisasi maupun

melalui teknik template berpikir kreatif perlu dikomunikasikan dengan kepala

daerah atau pimpinan puncak tempat laboratorium inovasi dilaksanakan.

Persetujuan mereka terhadap ide-ide inovasi dibutuhkan untuk melanjutkan proses

inovasi ke tahap berikutnya yaitu tahap design. Seorang practicioner innovation

wajib menjadikan persetujuan pimpinan puncak sebagai persyaratan ke tahap

design.

Tujuan

Tahap diagnose ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan instansi berinovasi

dan memfasilitasi practicioner innovation untuk menemukan ide inovasi, yaitu

gagasan-gagasan yang mengandung unsur kebaruan. Oleh practicioner innovation,

ide inovasi ini diyakini dapat meningkatkan kinerja organisasinya.

11

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Metode

Untuk mencapai tujuan tahap diagnose, maka metode yang dipergunakan adalah

workshop. Dengan metode ini, practicioner innovation akan bekerja, menggali

potensi yang dimilikinya, dan mengerahkan segala kompetensinya untuk

menemukan ide-ide inovasi. Dalam workshop ini berbagai tool diperkenalkan untuk

dipergunakan. Pertama adalah beberapa tools dalam mendiagnosa permasalahan

dan yakni :

• Pohon Masalah

• SWOT and TOWS Analysis

• Fishbone Diagram

• 5 Whys Analysis dan Force Field Analysis

Selain itu terdapat beberapa teknik atau template berfikir kreatif yaitu:

• Organizational diagnosis

• Morphology analysis

• Template/Fast idea generation

• Innovation shopping

Setelah dilakukan workshop Diagnose oleh seorang champion innovation kepada

innovation practicioner, maka akan dilanjutkan dengan proses validasi ide inovasi.

Terdapat 2 pilihan metode validasi ide inovasi yakni;

1. Metode pertama adalah berupa kegiatan presentasi dan review ide inovasi

yang telah dibuat oleh practicioner innovation di hadapan champion

innovation, master innovation dan pejabat daerah terkait. Pada metode

pertama ini, seorang champion dapat menilai dan memberikan saran atas

ide inovasi yang dihasilkan oleh practicioner. 2. Metode kedua adalah berupa proses konsultasi (desk consultation) antara

practicioner innovation kepada para champion innovation dan master

innovation. Pada metode kedua ini, seorang practicioner innovation dapat

12

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

menerima masukan dari champion dan master secara tatap muka dan lebih

mendalam atas ide inovasi yang dihasilkannya.

Pada pelaksanaannya, seorang champion harus memilih salah satu metode

tersebut guna menilai dan memperbaiki kualitas ide-ide inovasi yang digagas oleh

practicioner innovation .

Selain workshop, terdapat metode lain yang dapat digunakan practicioner

innovation untuk meningkatkan kompetensinya dalam menciptakan ide inovasi.

Metode tersebut adalah dengan menggunakan aplikasi SINOLA. Melalui aplikasi

SINOLA, practicioner dapat mempelajari teknik mendiagnosa secara mandiri

melalui bahan-bahan yang disediakan. Selain itu, practicioner innovation dapat

menginput data ide inovasi sekaligus berkonsultasi dengan master dan champion

innovation terkait pembuatan ide inovasi.

13

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pengantar

Seperti halnya tahap diagnose, tahap design ini juga bersifat teknis, yaitu

bagaimana menuangkan ide inovasi ke dalam suatu rancangan rencana aksi yang

detail. Oleh karena itu, desain

inovasi sangat penting karena

akan mendetailkan langkah-

langkah mewujudkan ide inovasi

yang sudah diperoleh.

Penyusunan sebuah rencana aksi

diperlukan dalam merencanakan

inovasi yang yang ingin diimplementasikan. Rencana aksi inovasi mengandung

beberapa unsur yang kami rangkum dalam akronim ASKABB (Apa, Siapa, Kapan,

Apa, Bagaimana, dan Berapa sebagai berikut:

a) Apa saja langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi

yang diharapkan;

b) Siapa dan/atau dengan siapa langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;

c) Kapan langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;

d) Apa produk atau output pada setiap langkah/kegiatan tersebut;

e) Bagaimana cara atau metode yang digunakan untuk menghasilkan output

suatu kegiatan;

f) Berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan/langkah

tersebut dan dari manakah sumbernya

Tabel 1 di bawah ini dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk menyusun

rencana aksi inovasi.

DESAIN ............ MENYUSUN RENCANA AKSI INOVASI

14

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Tabel 1 Rencana Aksi Inovasi

NO TAHAP KEGIATAN PELAKSANA WAKTU OUTPUT METODE BIAYA

1 Perancangan

2 Pembuatan

3 Ujicoba

4 Implementasi

5 Monev

Terdapat 5 tahap dalam pengelompokkan kegiatan/ aktivitas dalam pelaksanaan

ide inovasi yakni (a) Perancangan Inovasi, (b) Pembuatan Inovasi, (c) Ujicoba

Inovasi, (d) Implementasi Inovasi hingga (e) Monitoring dan Evaluasi Inovasi.

Kegiatan yang masuk pada tahap Perancangan berisi berbagai kegiatan/ aktivitas

administratif dan perencanaan awal sebelum inovasi tersebut dibuat. Selanjutnya,

kegiatan yang masuk tahap Pembuatan Inovasi berisikan kegiatan/ aktivitas guna

membentuk produk, sistem atau mekanisme kerja inovasi. Kemudian pada tahap

Ujicoba dipaparkan segala kegiatan/aktivitas terkait pengujicobaan inovasi

terbatas pada beberapa lokus atau daerah terpilih. Tahap Implementasi berisikan

kegiatan/aktivitas dalam mengimplementasikan produk inovasi pada seluruh area

atau masyarakat penerima layanan. Sedangkan pada tahap monitoring dan

evaluasi berisikan kegiatan/aktivitas yang berfungsi memonitoring dan

mengevaluasi pelaksanaan inovasi. Contoh rencana aksi yang telah berisi kegiatan/

aktivitasnya dapat dilihat pada Lampiran 5 bagian Output Design.

Perlu diketahui oleh setiap champion innovation bahwa rencana aksi inovasi sarat

dengan pengetahuan teknis baik yang bersifat administratif atau manajerial

maupun yang bersifat substantif. Oleh karena itu, untuk memastikan keakuratan

dari rencana aksi ini, seorang practicioner innovation perlu didampingi oleh pihak

atau lembaga yang memiliki keahlian (expertise) di bidang substantif tersebut.

Misalnya, seorang practicioner innovation yang akan berinovasi di sektor pertanian

15

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

maka rencana aksinya perlu divalidasi oleh pihak atau lembaga yang memiliki

keahlian di bidang pertanian.

Di samping rencana aksi inovasi, seorang practicioner innovation perlu memetakan

stakeholder dan menyusun strategi komunikasi untuk stakeholder. Hal ini tidak

berlaku umum, namun hanya pada inovasi tertentu terutama yang memiliki

stakeholder eksternal atau yang di luar jangkauan kewenangan practicioner

innovation . Tujuan utama pemetaan stakeholder ini adalah sebagai alat bantu bagi

practicioner innovation dalam menyusun strategi komunikasi terutama kepada

stakeholder yang tidak diuntungkan oleh suatu inovasi. Stakeholder seperti ini

memiliki kecenderungan resistensi yang tinggi terhadap inovasi dan karena itu

kemungkinan besar akan menolak inovasi tersebut.

Oleh karena itu, seorang champion innovation perlu menguasai teknik membangun

koalisi yaitu kemampuan menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk

menggiring (framing) stakeholder tertentu yang menolak inovasi menjadi menerima

inovasi. Metode pemetaan stakeholder dapat dilihat pada Lampiran 5.

Rencana aksi inovasi dan pemetaan stakeholder (jika dibutuhkan) juga perlu terus

dikomunikasikan dengan pimpinan puncak (Bupati, Walikota, Gubernur, Jabatan

Pimpinan Tinggi) untuk mendapat persetujuan. Jika sudah disetujui, maka proses

inovasi dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap deliver atau pelaksanaan

inovasi.

Tujuan

Tahap design inovasi bertujuan untuk menghasilkan rencana aksi inovasi, termasuk

pemetaan stakeholder berikut strategi komunikasinya jika diperlukan.

16

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Metode

Untuk menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder, maka tahap

design inovasi ini menggunakan metode workshop. Dengan metode ini, practicioner

innovation lah yang akan bekerja membuat rencana aksi tersebut. Champion

innovation bertugas memfasilitasi mereka dengan pengetahuan yang dibutuhkan

untuk menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder.

Setelah dilakukan workshop Design oleh seorang champion innovation kepada

practicioner innovation, maka akan dilanjutkan dengan proses validasi rencana aksi

inovasi. Terdapat 2 pilihan metode validasi rencana aksi inovasi yakni;

1. Metode pertama adalah berupa kegiatan presentasi dan review ide inovasi

yang telah dibuat oleh practicioner innovation di hadapan champion

innovation dan pejabat daerah terkait. Pada metode pertama ini, seorang

champion dapat menilai dan memberikan saran atas ide inovasi yang

dihasilkan oleh practicioner innovation . 2. Metode kedua adalah berupa proses konsultasi (desk consultation) antara

practicioner innovation kepada para champion innovation. Pada metode

kedua ini, seorang practicioner innovation dapat menerima masukan dari

champion secra tatap muka dan lebih mendalam atas ide inovasi yang

dihasilkannya. Pada pelaksanaannya, seorang champion harus memilih salah satu metode

tersebut guna menilai dan memperbaiki kualitas rencana aksi inovasi yang

dirancang oleh practicioner innovation. Selain workshop, terdapat metode lain yang

dapat digunakan practicioner innovation untuk meningkatkan kompetensinya

dalam menciptakan rencana aksi inovasi. Metode tersebut adalah dengan

menggunakan aplikasi SINOLA. Melalui aplikasi SINOLA, practicioner dapat

mempelajari teknik membuat rencana aksi secara mandiri melalui bahan-bahan

yang disediakan. Selain itu, practicioner innovation dapat menginput data rencana

aksi inovasi sekaligus berkonsultasi dengan master dan champion innovation

terkait pembuatan rencana aksi tersebut.

17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pengantar

Tahap deliver atau tahap pelaksanaan inovasi merupakan tahap yang memiliki

waktu yang cukup panjang. Jumlah kegiatan/langkah dan lamanya waktu

pelaksanaan setiap kegiatan/langkah berkontribusi terhadap jangka waktu

pelaksanaan suatu inovasi. Mungkin ada inovasi yang membutuhkan waktu

beberapa bulan, satu tahun, bahkan beberapa tahun.

Seorang champion innovation perlu memahami bahwa waktu pelaksanaan suatu

inovasi tidak menjadi masalah. Practicioner innovation perlu diberi kebebasan

untuk menentukan waktu

penyelesaian pelaksanaan

rencana aksi sesuai

kebutuhan waktu yang

diperlukan.

Tahap deliver ini diawali

dengan pelaksanaan

launching atau peluncuran

pelaksanaan inovasi. Bentuk

kegiatannya bisa bersifat formal seremonial namun bisa juga bersifat informal. Jika

berbentuk formal seremonial, seorang champion innovation perlu memastikan

penanda apa yang dipergunakan untuk menyatakan bahwa inovasi sudah mulai

diluncurkan. Penandanya bisa bervariasi mulai dari pemukulan gong,

penandatanganan rencana aksi, pengetukan palu, dan lain-lain. Intinya adalah

DELIVER ............ menginformasikan kepada berbagai pihak bahwa inovasi sudah mulai dilaksanakan

18

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

acara tersebut menginformasikan kepada berbagai pihak bahwa inovasi sudah

mulai dilaksanakan.

Peluncuran inovasi ini dikaitkan dengan kinerja practicioner innovation sehingga

menjadi kontrak kinerja antara pimpinan puncak dengan practicioner innovation .

Dengan demikian, acara peluncuran inovasi berupa acara penandatangan kontrak

kinerja. Format kontrak kinerja yang dipergunakan hendaknya diserahkan kepada

pihak yang melaksanakan inovasi. Namun, apabila ingin mengetahui contoh format

kontrak kinerja dapat dilihat Lampiran 6.

Selain peluncuran inovasi, dalam masa deliver ini, seorang champion innovation

juga perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan setiap langkah/kegiatan.

Dengan menggunakan rencana aksi, seorang champion innovation perlu memantau

progres pelaksanaan dari masing-masing langkah/kegiatan. Tujuan utama kegiatan

monitoring ini adalah untuk memastikan inovator tetap disiplin melaksanakan

langkah-langkah yang sudah direncanakan. Instrumen monitoring menggunakan

instrumen rencana aksi yang sudah terisi lengkap sebagaimana terlihat pada Tabel

1 sehingga champion innovation cukup melakukan check dan recheck terhadap

implementasi rencana aksi tersebut.

Cara kedua dalam melakukan monitoring adalah dengan menggunakan form

monitoring laboratorium inovasi. Seorang champion dapat mengecek progress dari

pelaksanaan masing-masing langkah/kegiatan menggunakan form tersebut. Cara

ketiga dalam melakukan monitoring secara virtual melalui Sistem Informasi

Laboratorium Inovasi (SINOLA). Pada portal SINOLA ini, seorang champion dapat

mengecek progress dari pelaksanaan masing-masing langkah/kegiatan inovasi

melalui akun champion innovation yang mereka miliki. Segera setelah champion

masuk menggunakan akun mereka, mereka dapat melihat bukti-bukti rencana aksi

yang telah dikirim pada dalam panel history delivery1. Pada panel delivery tersebut

akan nampak berapa kegiatan yang telah diunggah evidence pelaksanaannya oleh

1 Penjelasan terkait penggunaan SINOLA dapat diihat pada Manual Penggunaan SINOLA

19

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

practicioner innovation. Evidence tersebut bisa berupa dokumen, foto kegiatan dan

foto produk output inovasi.

Setiap permasalahan yang menyebabkan perlambatan atau bahkan kemandekan

pelaksanaan inovasi perlu diatasi oleh champion innovation. Champion inovation

perlu menyadari bahwa pada umumnya permasalahan dapat bersumber dari

dimensi soft inovasi, yaitu willingness to innovate mengendor, sehingga semangat

untuk mengerjakan inovasi menjadi menurun. Di samping itu, permasalahan juga

bersumber dari ability to innovate yaitu inovator tidak memiliki pengetahuan

(manajerial atau substantif) yang cukup untuk melaksanakan inovasi. Melalui

kegiatan monitoring, champion innovation seyogianya dapat memahami sumber

permasalahan dan memberikan solusi yang tepat.

Kegiatan monitoring dapat dilakukan melalui pemantauan jarak jauh dengan

menggunakan teknologi informasi melalui situs inovasi Lembaga Administrasi

Negara. Jika diperlukan, pemantauan juga dapat dilakukan dengan memonitor

pelaksanaan inovasi secara langsung di lapangan.

Tujuan

Tahapan deliver bertujuan untuk melaksanankan inovasi sesuai dengan rencana

aksi yang telah didesain. Pelaksanaan inovasi diawali dengan peluncuran inovasi

dan dilanjutkan dengan monitoring untuk mengetahui berbagai kendala dan

hambatan dalam implementasi inovasi serta memastikan pelaksanaan inovasi

tetap berjalan hingga inovasi selesai.

Metode

Selama deliver terdapat dua kegiatan utama yaitu peluncuran pelaksanaan inovasi

dan monitoring inovasi. Peluncuran pelaksanaan inovasi dilakukan dengan acara

seremonial yang dapat bersifat formal maupun informal. Sedangkan monitoring

dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan antara

lain dengan observasi dan survei lapangan. Sedangkan monitoring secara tidak

langsung dengan menggunakan SINOLA atau berbagai media komunikasi online

lainnya. 20

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Pengantar

Untuk mengumumkan

kepada stakeholder

termasuk kepada

masyarakat, seorang

inovator perlu melaporkan

kegiatan inovasi yang telah

dilakukan. Kegiatan ini

disebut display dan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas inovator kepada

publik. Di samping itu, kegiatan display dimaksudkan sebagai ajang show off, blow

your own trumpet, pengumuman kepada dunia luar bahwa Anda sebagai

practicioner innovation sudah berbuat sesuatu untuk kepentingan publik.

Dalam kegiatan ini, inovator memamerkan proses inovasi yang dilakukan. Jika

memungkinkan, kegiatan ini juga memamerkan hasil inovasi apabila inovasi telah

selesai dilaksanakan. Kegiatan display dapat dilakukan dalam berbagai bentuk

kegiatan seperti pameran, talkshow, maupun seminar.

Lalu apa saja yang dipamerkan atau ditampilkan dan bagaimana cara

melakukannya? Seorang champion innovation perlu memastikan bahwa

practicioner innovation melakukan pendokumentasian yang lengkap terutama

dalam bentuk gambar atau foto. Inovator perlu memamerkan bagaimana kondisi

awal sebelum inovasi dilakukan, kondisi setelah inovasi dilakukan atau kondisi

DISPLAY ajang show off, blow your own trumpet, pengumuman .....

21

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

akhir setelah inovasi, dan milestones atau langkah yang ditempuh untuk

mewujudkan inovasi. Semua informasi tersebut dapat ditampilkan oleh practicioner

innovation dengan berbagai macam bentuk display yang informatif dan komunikatif,

misalnya; (a) brosur, (b) pamflet, (c) banner atau x-banner, (d) penayangan video

tentang inovasi, dan (e) bentuk media display lainnya. Tata-cara dan bentuk

pendokumentasian inovasi untuk kebutuhan display dapat dilihat pada Lampiran 7.

Untuk membuat kegiatan display lebih semarak, champion innovation dapat

menambahkan kegiatan penilaian hasil inovasi dengan menghadirkan juri yang

akan menentukan practicioner innovation mana yang menjadi pemenang. Dalam

penjurian ini, dua kriteria perlu dipertimbangkan yaitu kebaruan yang terkandung

dalam suatu inovasi dan keluasaan manfaat yang ditimbulkannya.

Efektivitas kegiatan display tentu ditentukan oleh banyak jumlah pengunjung dan

luasnya kegiatan tersebut diekspose di media. Oleh karena itu, inovator perlu

mengundang sebanyak mungkin stakeholder untuk mengunjungi kegiatan Display

ini, dan menghadirkan sebanyak mungkin media untuk meliputnya.

Tujuan

Tujuan dari display inovasi adalah untuk memperkenalkan, menyosialisasikan, dan

mendapatkan masukan stakeholders mengenai inovasi yang telah dilakukan

sehingga ke depannya, inovasi dapat dilanjutkan dan dikembangkan menjadi lebih

baik.

Metode

Kegiatan Display dilakukan dalam beragam bentuk misalnya melalui (a) pameran

inovasi, (b) talkshow inovasi, (c) seminar inovasi, atau gabungan dua atau ketiga hal

ini.

22

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Model berinovasi 5D yang berisi lima langkah dalam melaksanakan laboratorium

inovasi administrasi yaitu drum up, diagnose, design, deliver, dan display

merupakan model yang diperkenalkan oleh Lembaga Administrasi Negara dalam

berinovasi di sektor publik. Seorang champion innovation perlu menguasai model

ini terlebih dahulu sebelum turun ke lapangan melakukan fasilitasi atau

pendampingan ke instansi pemerintah (pusat dan daerah) untuk melaksanakan

kegiatan laboratorium inovasi.

Model berinovasi 5D ini adalah jawaban konkret untuk memecahkan dua tantangan

utama dalam berinovasi di sektor publik yaitu willingnes to inovate dan ability to

innovate. Model berinovasi 5D diyakini dapat membuat pejabat instansi pemerintah

dari tidak menyukai inovasi menjadi menyukai inovasi, melakukan inovasi, dan

memiliki inovasi di instansi yang dipimpinnya.

Untuk menjangkau pelaksanaan laboratorium inovasi ke seluruh instansi

pemerintah mulai dari kementerian, lembaga, provinsi, kota dan kabupaten,

kecamatan, bahkan kelurahan dan desa, Lembaga Administrasi Negara saat ini

sedang membangun sistem pengelolaan laboratorium inovasi dengan menjadikan

model berinovasi 5D sebagai inti yang akan menggerakkan sistem tersebut. Dimulai

dari Lembaga Administrasi Negara di mana para innovation master bekerja akan

membentuk tim champion inovation di setiap Pemerintah Provinsi, Kementerian,

dan Lembaga. Para champion innovation inilah yang akan menggunakan model

berinovasi 5D untuk membimbing para inovator (innovation practitioner) melakukan

inovasi di kabupaten/kota dan unit organisasinya masing-masing. Selain itu,

23

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara tengah mengembangkan sebuah Laboratorium

Inovasi Virtual atau yang disebut dengan Sistem Informasi Laboratorium Inovasi

Administrasi Negara (SINOLA). Melalui penggunaan SINOLA, penyelenggaraan

laboratorium inovasi mampu diakselerasi ke lebih banyak daerah secara online.

Dengan demikian, arus inovasi diharapkan akan lebih masif menjangkau seluruh

instansi pemerintah pusat dan daerah di Indonesia.

Tentu saja model berinovasi 5D beserta sistem pengelolaan laboratorium inovasi

tersebut perlu diperlakukan sebagai model berinovasi yang dinamis. Pandangan

kritis perlu terus diberikan agar kinerja model berinovasi ini dapat lebih di

tingkatkan lagi dimasa-masa mendatang. Oleh karena itu, segala jenis kritikan

konstruktif yang disampaikan akan kami apresiasi setinggi-tingginya.

24

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 1

PERSIAPAN PRA-LABORATORIUM INOVASI

Sebagaimana lazimnya penyelenggaraan suatu acara, laboratorium inovasi juga

membutuhkan beberapa langkah persiapan sebelum dimulai pelaksanaannya.

Persiapan ini cukup penting guna memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan

acara pada tiap tahap Laboratorium Inovasi. Persiapan laboratorium inovasi terdiri

atas 2 aspek yakni legal dan teknis. Persiapan dari sisi legalitas ini berupa

penyiapan dokumen yang bersifat legal-administratif sebagai basis kerjasama

antara lembaga pembina Laboratorium Inovasi dengan pemerintah daerah sebagai

penyelenggara Laboratorium Inovasi. Sedangkan persiapan secara teknis, berupa

pembentukan struktur tim pelaksana pada pemerintah daerah yang menjadi mitra

dalam penyelenggaraan Laboratorium Inovasi.

Persiapan Legalitas

Pada persiapan legalitas, perlu dibuat dokumen legal-administratif yang berfungsi

sebagai landasan hukum kerjasama penyelenggaraan laboratorium inovasi oleh

pemerintah daerah dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Dokumen yang

dimaksud adalah Memorandum of Understanding (MoU) dan Surat Perjanjian

Kerjasama (SPK) antara Pemerintah Daerah dengan LAN. Dokumen MoU menjadi

dasar yang legitimate bagi dua institusi, dalam hal ini LAN dan Pemerintah Daerah,

untuk melakukan kerjasama dalam berbagai core business yang ditangani LAN, di

antaranya diklat aparatur, kajian kebijakan, inovasi administrasi negara, dan

penyelenggaraan pendidikan tinggi ilmu administrasi. Namun, pembuatan MoU ini

tidak diperlukan apabila pemerintah daerah telah membuat MoU dengan LAN

sebelumnya dan masih berlaku hingga tercapai kesepakatan pelaksanaan

laboratorium inovasi.

25

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Contoh MoU Kabupaten Kutai Kartanegara

26

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

27

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

28

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Dokumen kedua yang diperlukan sebagai landasan hukum pelaksanaan

laboratorium inovasi adalah Surat Perjanjian Kerjasama (SPK). SPK merupakan

turunan dari MoU yang mengatur mengenai hal-ihwal mekanisme dan aturan main

kerjasama di antara dua institusi untuk suatu bidang atau program tertentu, yang

dalam hal ini laboratorium inovasi. Pembuatan SPK harus menyesuaikan dengan

rancang bangun kemitraan laboratorium inovasi yang akan dilakukan oleh

Pemerintah Daerah dengan LAN. Rancang bangun kemitraan tersebut sangat

dipengaruhi oleh mekanisme penganggaran dan pembagian tugas pada masing-

masing pihak dalam penyelenggaraan laboratorium inovasi. Sehingga dalam

pembuatan SPK perlu komunikasi intensif antara kedua belah pihak terkait

kontennya. Komunikasi ini dapat dibangun secara efektif sepanjang

penyelenggaraan laboratorium inovasi apabila telah dibangun sebuah tim

pelaksana laboratorium inovasi di daerah yang akan dijelaskan pada bagian

selanjutnya.

29

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Contoh Format Surat Perjanjian Kerjasama Lab Inovasi

30

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

31

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

32

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

33

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

34

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

35

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Persiapan Teknis

Aspek kedua yang perlu dipersiapkan dalam penyelenggaraan laboratorium inovasi

adalah pembuatan tim pelaksana laboratorium inovasi di daerah yang disebut

dengan Tim Daerah. Tim ini berperan sebagai sekretariat atau koordinator dalam

pelaksanaan laboratorium inovasi pemerintah daerah. Beberapa tugas yang

dilaksanakan oleh Tim Daerah antara lain;

1. Panitia penyelenggara acara setiap kali tim fasilitator LAN melakukan

Workshop laboratorium inovasi pada tahap Drum-Up, Diagnose, dan Design,

termasuk mengkoordinasikan peserta SKPD yang menjadi peserta

laboratorium inovasi

2. Tim Daerah juga bertugas mempersiapkan segala sesuatunya ketika tim

fasilitator LAN berkunjung ke lapangan dalam rangka Monitoring, atau

Display Inovasi, termasuk mengkoordinasikan peserta SKPD yang menjadi

peserta laboratorium inovasi;

3. Mengkoordinasikan pengumpulan semua dokumen yang diperlukan

sepanjang proses pelaksanaan laboratorium inovasi (termasuk MoU dan

SPK) ;

4. Sebagai Admin Daerah dalam portal Laboratorium Inovasi Virtual (SINOLA)2;

5. Sebagai pihak penghubung yang menjembatani SKPD peserta laboratorium

inovasi dengan LAN untuk segala urusan terkait penyelenggaraan

laboratorium inovasi

Tim Daerah sebaiknya dipilih berdasarkan unit atau SKPD pemerintah daerah yang

memiliki posisi cukup strategis dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

laboratorium inovasi. Bagian Organisasi Sekertariat Daerah merupakan salah satu

contoh unit pemerintah daerah yang cukup strategis dalam mengontrol

pelaksanaan laboratorium inovasi, terutama fungsi koordinasi peserta. Hal ini dapat

2 Penjelasan terkait peran Tim Teknis Daerah sebagai Admin Daerah SINOLA dapat dilihat pada manual penggunaan SINOLA 36

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

dilihat pada laboratorium inovasi Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2015, di

mana pihak yang berperan sebagai Tim Daerah adalah Bagian Organisasi, Setda

Kota Yogyakarta. Begitu pula dengan contoh pelaksanaan laboratorium inovasi di

kabupaten Majalengka tahun 2015 di mana bagian organisasi juga berperan

sebagai Tim Daerah.

Tim Daerah juga sebaiknya unit atau SKPD pemerintah daerah yang berisikan

individu-individu yang memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan inovasi. Hal ini

terlihat pada laboratorium inovasi Kabupaten Muara Enim tahun 2015, di mana

BAPPEDA yang bertindak sebagai Tim Daerah. BAPPEDA merupakan unit yang

cukup bersemangat dalam berinovasi sehingga mereka yang berperan sebagai

leading sector dalam pelaksanan laboratorium inovasi Muara Enim.

Selain itu, disarankan bahwa individu dalam Tim Daerah mengikuti Workshop

Champion Innovation atau pelatihan fasilitator laboratorium inovasi yang diadakan

LAN, sehingga dapat mendukung pelaksanaan laboratorium inovasi di daerahnya

dengan lebih optimal.

Unit atau SKPD yang menjadi Tim Daerah juga ikut serta sebagai peserta

laboratorium inovasi. Pada semua daerah laboratorium inovasi di tahun 2015 dan

2016, Tim Daerah mereka juga ikut sebagai peserta laboratorium inovasi daerah.

Posisi sebagai koordinator tidak lantas menghilangkan kesempatan unit atau SKPD

tersebut sebagai peserta laboratorium inovasi.

Tim Daerah juga sebaiknya mengandung cross-sector team berisikan individu-

individu lintas SKPD/ unit di pemerintah daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada

penyelenggaraan Laboratorium Inovasi Kebumen, Kupang, dan Tarakan di tahun

2016 di mana Tim Daerah berisikan individu lintas instansi. Penggunaan individu

lintas SKPD/ unit ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi Tim Daerah dalam

(a) mengundang SKPD/ unit peserta, (b) mengumpulkan dokumen, (c) membantu

fasilitator (champion) laboratorium inovasi dalam memvalidasi ide atau rencana

37

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

aksi inovasi, (d) membantu fasilitator memonitoring implementasi inovasi, serta (e)

kegiatan-kegiatan lainnya yang mungkin dbutuhkan.

Persiapan teknis lainnya yang dibutuhkan dalam persiapan laboratorium inovasi

adalah pertemuan awal antara pemerintah daerah yang ingin melaksanakan

laboratorium inovasi dengan LAN sebagai champion innovation (fasilitator).

Pertemuan ini dilakukan sebelum pelaksanaan laboratorium inovasi. Pertemuan

awal ini diperlukan guna membahas kerangka kerja pelaksanaan antara lain; (a)

pemahaman terkait penyelenggaraan laboratorium inovasi (b) skema anggaran, (c)

pembagian tugas antara fasilitator Laboratorium Inovasi dengan Tim Daerah, (d)

milestone jadwal pelaksanaan pada tiap tahap, (e) perancangan draft MoU dan SPK,

dan (f) persiapan teknis lainnya yang dibutuhkan.

38

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 2

DRUM-UP

Persiapan Teknis Penyelenggaraan

Tahap Drum-Up merupakan tahapan yang cukup penting dalam laboratorium

inovasi. Pada tahap ini diharapkan dapat memacu semangat berinovasi dari SKPD

peserta Laboratorium Inovasi. Pada tahap Drum-Up inilah biasanya dilaksanakan

penandatanganan MoU antara Kepala LAN3 dengan Kepala Daerah penyelenggara

Laboratorium Inovasi. Kehadiran Kepala Daerah sangat penting dalam tahapan ini

guna mendapatkan suntikan semangat berinovasi sekaligus mampu mengikat

komitmen jajaran SKPD di bawahnya sebagai calon inovator. Selain itu, pada tahap

ini juga dapat dilakukan penandatanganan komitmen berinovasi oleh Kepala

Daerah dan SKPD Peserta Laboratorium Inovasi.

Terdapat beberapa metode dalam Drum-Up antara lain sosialisasi, kuliah umum,

visitasi ke instansi yang telah berhasil berinovasi, dan lain sebagainya. Pemilihan

metode Drum-Up dapat didiskusikan terlebih dahulu antara Tim Daerah dengan

fasilitator LAN. Tim Daerah harus mempersiapkan segala sesuatunya terkait dengan

metode Drum-Up yang dipilih. Misalnya, apabila memilih metode visitasi ke

perusahaan swasta maka Tim Daerah harus mempersiapkan segala sesuatu terkait

visitasi baik biaya perjalanan peserta, surat-menyurat, dsb.

Penyelenggaraan tahap Drum-Up biasanya digabung dengan tahap Diagnose

dengan waktu pelaksanaan minimal 3 hari4. Pada rentang waktu tersebut, hari

pertama digunakan untuk workshop Drum-Up dan Diagnose, sedangkan hari

berikutnya digunakan untuk penyajian atau konsultasi ide inovasi yang telah dibuat

oleh peserta kepada fasilitator LAN.

3 Atau yang dapat menggantikannya seperti salah satu Deputi LAN 4 Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah

39

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Substansi Paparan Drum-Up

Apabila menggunakan metode kuliah umum, maka pada Fase Drum-Up Champion

Innovation (fasilitator LAN) perlu mengontekstualkan bahan-bahan yang dimiliki.

Misalnya, jika akan melakukan drum up di kabupaten X, maka diupayakan menggali

informasi-informasi kontekstual terkait prestasi dan potensi berinovasi dari

Kabupaten X. Berikut ini adalah beberapa slide contoh pemaparan informasi

kontekstual lokus laboratorium inovasi.

40

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

41

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 3

Instrumen Penilaian Innovation Readiness Level (IRL)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam percaturan global, posisi Indonesia belum menggembirakan. Pada berbagai indeks internasional seperti daya saing, efektifitas pemerintahan, inovasi, kemudahan berusaha, dan sebagainya, Indonesia masih menempati urutan yang rendah, bahkan di tingkat negara-negara Asia Tenggara sekalipun. Kinerja pemerintahan yang rendah ini menimbulkan permasalahan sosial yang memprihatinkan seperti jumlah penduduk miskin, pengangguran, kekurangan gizi, kematian ibu dan anak yang masih signifikan. Kondisi di atas ironis dengan potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk sejahtera, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan proses demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara inovatif oleh pemerintah. Instansi pemerintah belum mampu menghasilkan cara kerja dan produk yang inovatif yang mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat bangsa Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini, Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara kerja yang sifatnya business as usual, melainkan harus diganti dengan cara kerja yang inovatif, yaitu suatu cara kerja baru yang akan menghasilkan produk baru yang membawa manfaat yang dapat dirasakan secara lebih luas dan lebih cepat. Oleh karena itu, inovasi adalah satu-satunya pilihan untuk menjawab permasalahan ini. Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya urgensi inovasi di sektor publik. Pada Tahun 2013, Presiden menyetujui kelembagaan Lembaga Administrasi Negara yang mengusung inovasi dengan membentuk satu kedeputian baru yaitu Deputi Inovasi Administrasi Negara melalui Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013. Kemudian pada Tahun 2014, Undang-Undang 23 Tahun tentang Pemerintahan Daerah diterbitkan dengan salah satu fokusnya adalah inovasi daerah. Selanjutnya, di Buku RPJMN yang terbit

42

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

di Tahun 2015, inovasi merupakan esensi yang kerapkali disebut ketika dibutuhkan proses akselarasi dalam membangun sektor tertentu. Tentu semua pihak perlu menyadari bahwa inovasi yang unggul di sektor publik tentu tidak muncul begitu saja. Ibarat inovasi itu sebagai sebuah tanaman tentulah dibutuhkan lahan yang subur. Bibit inovasi tentulah sulit tumbuh dan berkembang di lahan tandus yang gersang dan berbatu-batu. Tingkat kesiapan instansi pemerintah dalam berinovasi perlu diketahui lebih terlebih dahulu sebelum organisasi ini diajak berinovasi di sektor publik. Oleh karena itu, pengukuran Innovation Readiness Level, yang selanjutnya disingkat IRL, atau pengukuran tingkat kesiapan instansi pemerintah dalam berinovasi menjadi sebuah kebutuhan. Pengukuran dilakukan dengan cara menilai kesiapan aspek organisasi seperti visi kepemimpinan, kemampuan organisasi berkolaborasi, budaya kerja sumberdaya manusia, dan keterukuran implementasi pelaksanaan kegiatan . Dengan memahami peta kesiapan masing-masing aspek ini, maka akan memudahkan instansi pemerintah tersebut dalam melaksanakan pembenahan-pembenahan internal menuju instansi pemerintah yang inovatif.

B. Tujuan Panduan IRL ini bertujuan untuk: 1. mengukur dan menentukan tingkat kesiapan suatu instansi pemerintah dalam

berinovasi; 2. mengidentifikasi aspek-aspek organisasi yang masih memerlukan penguatan

agar instansi pemerintah tersebut dapat lebih siap dalam berinovasi; 3. membantu instansi pemerintah dalam menyusun strategi peningkatan

kapasitas internalnya menuju instansi pemerintah yang siap berinovasi.

43

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

C. Manfaat Dengan tuntutan masyarakat yang begitu tinggi akan peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kualitas pelayanan publik, setiap instansi pemerintah dituntut untuk menjadi instansi pemerintah yang inovatif. Kehadiran Panduan IRL ini dapat membantu setiap instansi pemerintah untuk menyusun strategi pengembangan kapasitas menuju instansi pemerintah yang siap berinovasi, dan selanjutnya menjadi instansi pemerintah yang inovatif. Dengan demikian, Panduan ini berkontribusi dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

BAB II TINGKAT KESIAPAN BERINOVASI

A. Tingkat Kesiapan IRL adalah sebuah sistem pengukuran yang bertujuan untuk menentukan tingkat kesiapan suatu instansi pemerintah dalam melaksanakan inovasi administrasi negara. Panduan IRL ini menetapkan tingkat kesiapan suatu instansi pemerintah dalam berinovasi ke dalam empat tingkat atau level, yaitu:

Level 4, yaitu Sangat Siap, dengan rentang nilai 84 ≤ 100

Level 3, yaitu Siap, dengan rentang nilai 68 – 84

Level 2, yaitu Cukup Siap, dengan rentang nilai 51 – 67

Level 1, yaitu Kurang Siap, dengan rentang nilai ≤ 50

Instansi pemerintah yang IRL-nya berada pada level I dan 2 tidak kondusif untuk melaksanakan inovasi. Oleh karena itu, instansi pemerintah ini terlebih dahulu perlu mengembangkan kapasitas internalnya.

44

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

B. Deskripsi Tingkat Kesiapan Panduan IRL ini mengukur tingkat kesiapan instansi pemerintah dalam berinovasi dengan melakukan penilaian terhadap empat aspek yaitu: a) kepemimpinan dengan parameter visi kepemimpinan; b) organisasi dengan parameter kolaborasi organisasi dengan organisasi eksternal; c) sumber daya manusia dengan parameter budaya kerja; dan implementasi dengan parameter pengukuran kinerja. Dengan mengacu pada empat aspek tersebut, masing-masing level dapat dideskripsikan sebagai berikut:

INNOVATION READINESS LEVEL

DESKRIPSI

Level 4:

Sangat Siap

Organisasi sangat siap untuk berinovasi yang ditandai dengan adanya ambisi pemimpin untuk memberi manfaat kepada stakholder, kerjasama secara luas hingga internasional, adanya budaya kerja inovatif dalam pengelolaan sumberdaya manusia, dan pengukuran kinerja hingga outcome.

Level 3:

Siap

Organisasi siap untuk berinovasi yang ditandai dengan adanya ambisi pemimpin untuk memberi manfaat kepada organisasi, kerjasama secara luas hingga regional, adanya budaya kerja inovatif dalam pengelolaan sumberdaya manusia pada sebagian besar unit kerja, dan pengukuran kinerja hingga output.

Level 2:

Cukup Siap

Organisasi cukup siap untuk berinovasi yang ditandai dengan adanya kemauan pemimpin untuk memberi manfaat kepada sebagian besar unit kerja, kerjasama yang terbatas pada tingkat nasional, budaya kerja inovatif dalam pengelolaan sumberdaya manusia hanya pada sebagian kecil unit kerja, dan pengukuran kinerja hanya sampai proses.

Level 1:

Kurang Siap

Organisasi tidak siap untuk berinovasi karena pemimpin tidak memiliki visi; tidak ada kerjasama dengan organisasi lain, tidak ada budaya kerja inovatif, dan tidak ada pengukuran kinerja sama sekali.

45

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

BAB III ASPEK DAN INDIKATOR

A. Aspek Kesiapan Instansi Pemerintah

Untuk mengukur tingkat kesiapan instansi pemerintah dalam berinovasi, terdapat empat aspek atau unsur organisasi yang dinilai. Keempat aspek tersebut adalah:

1. Kepemimpinan, 2. Organisasi, 3. Sumberdaya Manusia, dan 4. Implementasi.

Untuk efektivitas penilaian, maka ditetapkan parameter untuk masing-masing aspek, yaitu:

1. Aspek kepemimpinan dengan fokus parameter pada visi, 2. Aspek organisasi dengan fokus parameter pada kolaborasi eksternal, 3. Aspek sumber daya manusia dengan fokus parameter pada budaya kerja,

dan 4. Aspek implementasi dengan fokus parameter pada keterukuran kinerja.

Dengan mengacu pada parameter tersebut, Panduan IRL ini menurunkan masing-masing aspek ke dalam empat level secara berjenjang mulai dari level sangat siap, siap, cukup siap, sampai pada level kurang siap. Keempat level ini mengikuti sistem level yang telah ditetapkan, sebagaimana diuraikan pada Bab II sebelumnya. Keterkaitan antara aspek dengan keempat level turunannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Aspek/Level Level 4: Sangat Siap

Level 3: Siap

Level 2: Cukup Siap

Level 1: Kurang Siap

Kepemimpinan dan Visi Organisasi dan Kolaborasi Sumberdaya Manusia dan Budaya Kerja

Implementasi dan Pengukuran

B. Indikator

46

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Dari setiap aspek, panduan IRL ini menurunkan sejumlah indikator. Indikator masing-masing aspek adalah sebagai berikut: 1. Indikator dari aspek kepemimpinan adalah:

a. Visi Indikator visi ini menilai sejauh mana ambisi pemimpin untuk membawa manfaat kepada stakeholder dan organisasinya.

b. Sinergi Internal Indikator sinergi internal menilai kemampuan pemimpin dalam mensinergikan unit-unit kerja dalam organisasinya.

c. Pelaku Inovasi Indikator pelaku inovasi ini menilai kemampuan pemimpin memfasilitasi lahirnya innovator-inovator di organisasinya.

2. Indikator dari aspek organisasi adalah: a. Kolaborasi dengan instansi pemerintah

Indikator ini menilai kemampuan organisasi dalam membangun kerjasama eksternal dengan instansi pemerintah.

b. Kolaborasi dengan swasta Indikator ini menilai kemampuan organisasi dalam membangun kerjasama eksternal dengan swasta.

c. Kolaborasi dengan perguruan tinggi Indikator ini menilai kemampuan organisasi dalam membangun kerjasama eksternal dengan perguruan tinggi.

d. Kolaborasi dengan masyarakat sipil Indikator ini menilai kemampuan organisasi dalam membangun kerjasama eksternal dengan masyarakat sipil.

3. Indikator dari aspek sumberdaya manusia adalah a. Keragaman sumber daya manusia

Indikator ini menilai keragaman sumber daya manusia dilihat dari disiplin ilmu, suku, agama, gender.

b. Kompetensi sumber daya manusia Indikator minilai intensitas pengembangan kompetensi yang dialami oleh sumberdaya manusia.

c. Pemberian reward Indikator ini menilai adanya reward yang diberikan kepada sumber daya manusia yang inovatif.

d. Komitmen sumber daya manusia

47

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Indikator ini menilai tingkat komitmen sumberdaya manusia terhadap pemecahan masalah organisasi.

4. Indikator dari aspek implementasi, adalah: a. Ketersediaan anggaran

Indikator ini menilai ketersediaan anggaran dalam suatu instansi pemerintah.

b. Ketersediaan fasilitas Indikator ini menilai ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan organisasi.

c. Jadwal pelaksanaan kegiatan Indikator ini menilai adanya perencanaan yang komprehensif sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.

d. Pengukuran kinerja Indikator ini menilai adanya sistem manajemen kinerja pada suatu instansi pemerintah.

Setiap indikator di atas juga diturunkan ke dalam empat level, mulai dari deskripsi indikator untuk level sangat siap (Level 4), siap (Level 3) , cukup siap (Level 2) sampai dengan deskripsi indikator untuk level kurang siap (Level 1).

Keterkaitan antara masing-masing indikator dengan ke empat level turunannya dapat dilihat pada tabel berikut

1. Aspek Kepemimpinan

Indikator/ Level

Level 4 Level 3 Level 2 Level 1

1. Visi Terdapat visi yang membawa manfaat bagi stakehol der

Terdapat visi yang membawa manfaat bagi organisasi

Terdapat visi yang membawa manfaat bagi sebagian besar unit organisasi nya

Terdapat visi yang membawa manfaat bagi sebagian kecil unit organisasi nya

2. Sinergi internal

Terdapat sinergi

Terdapat sinergi

Terdapat sinergi

Tidak terdapat

48

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

internal pada semua unit kerja.

internal pada sebagian besar unit kerja.

internal pada sebagian unit kerja.

sinergi internal.

3. Pelaku Inovasi

Inovasi dilakukan oleh semua unit kerja.

Inovasi dilakukan oleh sebagian besar unit kerja

Inovasi dilakukan oleh sebagian kecil unit kerja

Inovasi dilakukan individu.

2. Aspek Organisasi

Indikator/ Level

Level 4 Level 3 Level 2 Level 1

1. Kolaborasi dengan instansi pemerin tah

Terdapat kerjasama dengan instansi pemerintah dalam negara, regional, internasio

nal

Terdapat kerjasama dengan instansi pemerintah dalam negara, regional,

Terdapat kerjasama dengan instansi pemerintah dalam negara,

Tidak terdapat kerjasama dengan organisasi eksternal

2. Kolaborasi dengan pihak swasta

Terdapat kerjasama dengan pihak swasta dalam negara, regional, & internasio

Terdapat kerjasama dengan pihak swasta dalam negara, regional/

Terdapat kerjasama dengan pihak swasta dalam negara.

Tidak terdapat kerjasama dengan pihak swasta.

49

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

nal Internasio

nal.

3. Kolaborasi dengan perguruan tinggi

Terdapat kerjasama dengan perguruan tinggi dalam negara, regional,internasional

Terdapat kerjasama dengan perguruan tinggi dalam negara, regional.

Terdapat kerjasama dengan perguruan tinggi dalam negara.

Tidak terdapat kerjasama dengan perguru

an tinggi.

4. Kolaborasi dengan masyarakat sipil

Terdapat kerjasama dengan masyarakat sipil dalam negara, regional, internasio

nal

Terdapat kerjasama dengan masyarakat sipil dalam negara, regional.

Terdapat kerjasama dengan masyarakat sipil dalam negara.

Tidak terdapat kerjasama dengan masyara

kat sipil .

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Indikator/ Level

Level 4 Level 3 Level 2 Level 1

1. Keraga man sumber daya manusia

Terdapat keragaman discipline ilmu, suku, agama, gender, usia.

Terdapat keragaman discipline ilmu, suku, agama.

Terdapat keragaman discipline ilmu.

Tidak terdapat keragaman discipline ilmu, suku, agama,

50

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

gender, usia.

2. Kompe tensi sumber daya manusia

Pengembangan kompetensi pegawai 80 jam per tahun

Pengembangan kompetensi pegawai 40 jam per tahun

Pengembangan kompetensi pegawai 20 jam per tahun

Pengembangan kompetensi pegawai kurang dari 20 jam per tahun

3. Pemberian reward

Terdapat reward bagi innovator berupa sertifikat, kenaikan pangkat, dan insentif.

Terdapat reward bagi innovator berupa sertiifikat, kenaikan pangkat.

Terdapat reward bagi innovator berupa kenaikan pangkat.

Terdapat reward bagi innovator berupa sertifikat.

4. Komitmen sumber daya manusia

Terdapat pegawai pada seluruh unit kerja yang memberi

kan alternative solusi terhadap masalahan organisasi

Terdapat pegawai pada sebagian besar unit kerja yang memberi

kan alternative solusi terhadap masalahan organisasi

Terdapat pegawai pada sebagian kecil yang memberi

kan alternative solusi terhadap masalahan organisasi

Tidak terdapat pegawai yang memberi

kan alternative solusi terhadap masalahan organisasi

51

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

4. Aspek Implementasi

Indikator/ Level

Level 4 Level 3 Level 2 Level 1

1. Ketersediaan anggaran

Terdapat anggaran pelaksnaan kegiatan pada kesemua unit kerja

Terdapat anggaran pelaksana an kegiatan pada sebagian besar unit kerja

Terdapat anggaran pelaksaan kegiatan pada sebagian kecil unit kerja

Tidak terdapat anggaran pelaksana an kegiatan.

2. Ketersediaan Teknologi informasi

Terdapat teknologi informasi pada kesemua unit kerja

Terdpat teknologi informasi pada sebagian besar unit kerja

Terdapat teknologi informasi pada sebagian kecil unit kerja

Tidak terdapat teknologi informasi

3. Jadwal pelaksa naan kegiatan

Terdapat jadwal pelaksana an kegiatan pada semua unit kerja.

Terdapat jadwal pelaksana an kegiatan pada sebagian besar unit kerja.

Terdapat jadwal pelaksana an kegiatan pada sebagian kecil unit kerja

Tidak terdapat jadwal pelaksana an kegiatan.

4. Penguku ran kinerja

Terdapat penguku ran kinerja Input, proses, output, outcome.

Terdapat penguku ran kinerja Input, proses, output.

Terdapat penguku ran kinerja Input, proses.

Tidak terdapat penguku ran kinerja.

52

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

BAB IV MEKANISME PENILAIAN

A. Tim Penilai

Penilaian IRL dilaksanakan oleh sebuah Tim Penilai. Untuk menjaga obyektivitas, Tim

Penilai IRL berasal dari Lembaga Administrasi Negara dan Instansi Pemerintah yang

akan diukur IRL-nya. Pelibatan kedua unsur dalam Tim Penilai ini dapat

menghadirkan mekanis check and balance.

Tim Penilai dari instansi pemerintah yang akan dinilai IRL-nya bertugas untuk

mengumpulkan data dan evidence untuk masing-masing indikator aspek dan

memberikan penilaian yang bersifat self-assesment. Sedangkan Tim Penilai dari

Lembaga Administrasi Negara, bertugas menilai keabsahan data dan evidence,

memperhatikan nilai self-assesment, dan memberikan nilai final.

B. Tata Cara Penilaian

Penilaian IRL dilaksanakan secara berjenjang mulai dari penilaian indikator,

penilaian aspek, sampai kepada penilaian akhir atau penilaian IRL.

1. Penilaian Indikator

Penilaian setiap indikator didasarkan pada evidence atau bukti . Bukti

yang kuat adalah dokumen. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan lisan

dari responden pada akhirnya tetap harus dibuktikan dengan dokumen.

Berikut adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk menilai setiap

indikator:

53

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

a. Aspek Kepemimpinan dan Visi

Indikator Bukti Tata Cara Penilaian

1. Visi 1. Dokumen Renstra

2. Naskah Pidato

3. Transkrip Rekaman

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • terdapat visi yang secara tegas

menyatakan untuk peningkatan pelayanan kepada stakeholder/masyarakat

2. Organisasi berada pada level 3, apabila • terdapat visi secara tegas

menyatakan untuk pembenahan internal unit organisasi.

3. Organisasi berada pada level 2, apabila • Terdapat visi secara tegas

menyatakan untuk pembenahan internal sebagian besar unit kerja.

4. Organisasi berada pada level 1, apabila • Terdapat visi yang secara tegas

menyatakan untuk pembenahan internal sebagian kecil unit kerja.

2. Sinergi internal

1. Dokumen pelaksanaan kegiatan

2. Notulen Rapat

3. Foto pelaksanaan kegiatan

4. Video pelaksanaan kegiatan

5. Daftar hadir rapat

6. Transkrip rekaman

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat kegiatan yang

melibatkan seluruh unit kerja. 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila • Terdapat kegiatan yang

melibatkan sebagian besar unit kerja.

3. Organisasi berada pada level 2, apabila • Terdapat kegiatan yang

melibatkan sebagian kecil unit kerja

4. Organisasi berada pada level 1, apabila • Setiap unit kerja melaksanakan

tugasnya sendiri-sendiri tanpa sinergi dengan unit kerja lain.

54

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

3. Pelaku Inovasi

Dokumentasi inovasi

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat pelaku inovasi pada

seluruh unit kerja 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila • Terdapat pelaku inovasi pada

sebagian besar unit kerja 3. Organisasi berada pada level 2,

apabila • Terdapat pelaku inovasi pada

sebagian kecil unit kerja 4. Organisasi berada pada level 1,

apabila • Tidak ada pelaku inovasi.

b. Aspek Organisasi dan Kolaborasi

Indikator Bukti Tata Cara Penilaian

1. Kolaborasi dengan instansi pemerin tah

1. Memorandum Of Understan ding

2. Surat Perjanjian Kerjasama

3. Undangan untuk Kerjasama

4. Foto kegiatan 5. Video

kegiatan

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional • Internasional

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional

4. Organisasi berada pada level 1, apabila tidak terdapat kerjasama.

55

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

2. Kolaborasi dengan pihak swasta

1. Memorandum Of Understan ding

2. Surat Perjanjian Kerjasama

3. Undangan untuk Kerjasama

4. Foto kegiatan 5. Video

kegiatan

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional • Internasional

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional

4. Organisasi berada pada level 1, apabila tidak terdapat kerjasama.

3. Kolaborasi dengan perguru an tinggi

1. Memorandum Of Understan ding

2. Surat Perjanjian Kerjasama

3. Undangan untuk Kerjasama

4. Foto kegiatan 5. Video

kegiatan

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional • Internasional

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional

4. Organisasi berada pada level 1, apabila tidak terdapat kerjasama.

4. Kolaborasi dengan masyara kat sipil

1. Memorandum Of Understan ding

2. Surat Perjanjian Kerjasama

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional • Internasional

56

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

3. Undangan untuk Kerjasama

4. Foto kegiatan 5. Video

kegiatan

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional • Regional

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat kerjasama dalam skala: • Nasional

4. Organisasi berada pada level 1, apabila terdapat kerjasama dalam skala:

c. Aspek Sumber Daya Manusia dan Budaya Kerja

Indikator Bukti Tata Cara Penilaian

1. Keraga man sumber daya manusia

1. Data kepegawaian

2. Biodata pegawai

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat keragaman: • Discipline ilmu, • Suku, • Agama, • Gender, • Usia

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat keragaman: • Discipline ilmu, • Suku, • Agama,

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat keragaman • Discipline ilmu,

4. Organisasi berada pada level 1, apabila tidak terdapat keragaman: • Discipline ilmu, • Suku, • Agama, • Gender, • Usia

57

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

2. Kompe tensi sumber daya manusia

1. Surat penugasan mengikuti pelatihan;

2. Surat penugasan mengikuti rapat

3. Surat penugasan melaksanakan tugas pada instansi lain

4. Foto kegiatan rapat/berbagi pengetahuan

1. Organisasi berada pada level 4, apabila rata-rata alokasi waktu pengembangan kompetensi pegawai: • Sebanyak 80 jam pelajaran atau

lebih per tahun. 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila rata-rata alokasi waktu pengembangan kompetensi pegawai: • Sebanyak 40 jam pelajaran per

tahun. 3. Organisasi berada pada level 2,

apabila rata-rata alokasi waktu pengembangan kompetensi pegawai: • Sebanyak 20 jam pelajaranper

tahun. 4. Organisasi berada pada level 1,

apabila rata-rata alokasi waktu pengembangan kompetensi pegawai: • Kurang dari 20 jam pelajaran per

tahun. 3. Pemberi

an reward

1. Surat Keputusan;

2. Sertifikat 3. Bukti Insentif 4. Foto 5. Video

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat reward bagi innovator berupa: • Sertifikat • Kenaikan pangkat • Insentif finansial

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat reward bagi innovator berupa: • Sertifikat • Kenaikan pangkat

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat reward bagi innovator berupa: • Sertifikat

4. Organisasi berada pada level 1, apabila tidak terdapat reward sama sekali bagi innovator.

4. Komit men sumber

1. Telaahan staf 2. Notulen 3. Video

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat pegawai yang aktif

mengidentifikasi masalah dan/atau 58

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

daya manusia

memberikan solusi. Pegawai seperti ini terdapat pada semua unit kerja.

2. Organisasi berada pada level 3, apabila • Terdapat pegawai yang aktif

mengidentifikasi masalah dan/atau memberikan solusi. Pegawai seperti ini terdapat pada sebagian besar unit kerja.

3. Organisasi berada pada level 2, apabila • Terdapat pegawai yang aktif

mengidentifikasi masalah dan/atau memberikan solusi. Pegawai seperti ini terdapat pada sebagian kecil unit kerja

4. Organisasi berada pada level 1, apabila • tidak ada pegawai yang peduli

terhadap masalah organisasi.

d. Aspek Implementasi dan Pengukuran

Indikator Bukti Tata Cara Penilaian

1. Keterse diaan anggaran

Alokasi Anggaran 1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat anggaran pelaksanan

kegiatan pada semua unit kerja. 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila • Terdapat anggaran kegiatan pada

sebagian besar unit kerja. 3. Organisasi berada pada level 2,

apabila • Terdapat anggaran pelaksanaan

kegiatan pada sebagian kecil unit kerja.

59

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

4. Organisasi berada pada level 1, apabila • Tidak ada alokasi anggaran

pelaksanaan kegiatan sama sekali.

2. Keterse diaan Fasilitas

Daftar Inventaris Kantor

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat teknologi informasi pada

semua unit kerja. 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila • Terdapat teknologi informasi pada

sebagian besar unit kerja. 3. Organisasi berada pada level 2,

apabila • Terdapat teknologi informasi pada

sebagian kecil unit kerja 4. Organisasi berada pada level 1,

apabila • Tidak terdapat teknologi informasi

sama sekali.

3. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan.

1. Organisasi berada pada level 4, apabila • Terdapat jadwal pelaksanaan

kegiatan pada semua unit kerja. 2. Organisasi berada pada level 3,

apabila • Terdapat jadwal pelaksanaan

kegiatan pada sebagian besar unit kerja.

3. Organisasi berada pada level 2, apabila • Terdapat jadwal pelaksanaan

kegiatan pada sebagian kecil unit kerja

4. Organisasi berada pada level 1, apabila • Tidak terdapat jadwal pelaksanaan

kegiatan sama sekali.

60

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

4. Pengukuran kinerja

1. Hasil pengumpulan data

2. Hasil pengolahan data

3. Hasil pengukuran

1. Organisasi berada pada level 4, apabila terdapat pengukuran kinerja: • Input • proses • output • outcome.

2. Organisasi berada pada level 3, apabila terdapat pengukuran kinerja: • Input • proses • output

3. Organisasi berada pada level 2, apabila terdapat pengukuran kinerja: • Input • proses

4. Organisasi berada pada level 1, tidak terdapat pengukuran kinerja sama sekali.

2. Rekapitulasi Nilai Akhir

Untuk mendapatkan nilai akhir guna menentukan tingkat IRL, maka terlebih

dahulu nilai aspek ditentukan sebagai berikut:

a. Jumlah nilai akhir aspek kepemimpinan dihitung berdasarkan nilai total

atau keseluruhan indikator dibagi dengan jumlah indikator, dengan

menggunakan formulir berikut:

No Indikator Nilai

1. Visi

2. Sinergi Internal

3. Pelaku Inovasi

Total nilai indikator

Nilai akhir aspek

61

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

b. Jumlah nilai akhir aspek organisasi dihitung berdasarkan nilai total atau

keseluruhan indikator dibagi dengan jumlah indikator, dengan

menggunakan formulir berikut:

No Indikator Nilai

1. Kolaborasi dengan instansi pemerintah

2. Kolaborasi dengan pihak swasta

3. Kolaborasi dengan perguruan tinggi

4. Kolaborasi dengan masyarakat sipil

Total nilai indikator

Nilai akhir aspek

c. Jumlah nilai akhir aspek sumber daya manusia dihitung berdasarkan

nilai total atau keseluruhan indikator dibagi dengan jumlah indikator,

dengan menggunakan formulir berikut:

No Indikator Nilai

1. Keragaman sumberdaya manusia

2. Kompetensi sumberdaya manusia

3. Pemberian reward

4. Komitmen sumberdaya manusia

Total nilai indikator

Nilai akhir aspek

62

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

d. Jumlah nilai akhir aspek implementasi dihitung berdasarkan nilai total

atau keseluruhan indikator dibagi dengan jumlah indikator, dengan

menggunakan formulir berikut:

No Indikator Nilai

1. Ketersediaan anggaran

2. Ketersediaan Fasilitas

3. Jadwal pelaksanaan kegiatan

4. Pengukuran kinerja

Total nilai aspek

Nilai akhir aspek

Dengan mengacu pada nilai akhir aspek di atas, maka nilai akhir IRL dapat dihitung. Nilai

akhir IRL dihitung berdasarkan nilai total atau keseluruhan aspek dibagi dengan jumlah

aspek, dengan menggunakan formulir berikut:

No Aspek Nilai 1. Kepemimpinan

2. Organisasi

3. Sumberdaya Manusia

4. Implementasi

Total nilai IRL

Nilai akhir IRL

63

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

3. Penetapan Nilai Akhir

Berdasarkan Nilai Akhir IRL di atas, maka tingkat IRL suatu instansi

pemerintah dapat ditentukan, sesuai tingkatan level kesiapan berinovasi

berikut ini:

Level 4 - Sangat Siap : 84 ≤ 100

Level 3 - Siap : 68 - 84

Level 2 - Cukup Siap : 51 – 67

Level 1 - Kurang Siap : ≤ 50

BAB V PENUTUP

Hasil IRL yang memperlihatkan tingkat IRL menunjukkan tingkat kesiapan organisasi

dalam berinovasi. Organisasi yang IRL nya berada pada level rendah ( level 1 atau 2)

hendaknya memaknai hasil IRL tersebut sebagai peringatan bahwa organisasinya

belum siap berinovasi.

Oleh karena itu, organisasi seperti tersebut di atas memerlukan pengembangan

kapasitas internal yang maksimal. Sebaliknya, organisasi yang tingkat IRL nya tinggi

(Level 4 atau 3) berarti organisasi ini sudah siap berinovasi. Terdapat jaminan bahwa

ide inovasi yang digagasnya dapat dilaksanakan hingga inovasi menghasilkan manfaat

bagi stakeholdernya. Namun demikian, organisasi tetap perlu melaksanakan

pengembangan kapasitas internal, guna mengantisipasi perkembangan lingkungan

strategis yang sangat dinamis. Akan tetapi organisasi membutuhkan pengembangan

kapasitas yang relative lebih minimal.

64

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Skema pemanfaatan hasil IRL dapat disimpulkan pada diagram berikut:

Untuk meningkatkan IRL, setiap organisasi perlu memfokuskan pengembangan

kapasitasnya pada empat aspek IRL yaitu kepemimpinan, organisasi, sumberdaya

manusia, dan impelementasi. Pengembangan kapasitas hendaknya memperhatikan

parameter yang terkandung pada masing-masing indikator.

65

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 4

DIAGNOSE

Persiapan Teknis Penyelenggaraan

Tahap Diagnose merupakan tahapan yang berbentuk workshop yang akan

mengajarkan peserta Laboratorium Inovasi bagaimana menciptakan ide inovasi

melalui penggunaan berbagai metode berfikir kreatif. Pada tahap Diagnose akan

diberikan kesempatan bagi peserta Laboratorium Inovasi untuk kembali ke SKPD-

nya masing-masing, guna mendiskusikan Ide Inovasi yang telah coba dibuatnya

pada saat workshop, dengan atasan dan rekan kerja organisasinya. Diskusi ini

sangat diperlukan guna kelancaran pelaksanaan inovasi dan legitimasi inovasi dari

atasan. Diskusi ini dilakukan sebelum ide inovasi dipresentasikan atau

dikonsultasikan kepada fasilitator laboratorium inovasi.

Pada tahap ini Tim Daerah harus mempersiapkan apa saja kelengkapan yang

dibutuhkan dalam workshop Diagnose. Kedua, Tim Daerah harus mempersiapkan

dan mengkoordinasi acara presentasi atau konsultasi rancangan ide inovasi

peserta Laboratorium Inovasi. Ketiga, Tim Daerah harus mengumpulkan rancangan

Ide Inovasi yang telah disusun dan dipresentasikan/ dikonsultasikan oleh SKPD

peserta Laboratorium Inovasi. Ide-Ide inovasi inilah yang akan menjadi dasar

pembuatan Rencana Aksi yang akan disusun pada tahap Design.

Satu hal yang perlu diperhatikan yakni, apabila tim fasilitator memilih metode

presentasi guna penilaian ide inovasi peserta Laboratorium Inovasi maka tidak

diperlukan banyak personil dalam mengawal workshop Diagnose. Namun, Tim

Fasilitator dan Tim Daerah memilih metode konsultasi dalam menilai ide inovasi

peserta, maka diperlukan cukup banyak personil yang datang ke daerah5

5 Berdasarkan pengalaman Laboratorium Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh LAN bekerjasama dengan beberapa daerah pada tahun 2016, diperlukan minimal 5 orang fasilitator guna menilai ratusan ide inovasi. 66

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Penyelenggaraan tahap Drum-Up digabung dengan tahap Diagnose dengan waktu

pelaksanaan minimal 3 hari6. Pada rentang waktu tersebut, hari pertama digunakan

untuk workshop Drum-Up dan Diagnose, sedangkan hari berikutnya digunakan

untuk penyajian atau konsultasi ide inovasi yang telah dibuat oleh peserta kepada

fasilitator LAN. Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum

memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah.

Substansi Paparan Workshop Diagnose

Berikut ini terdapat beberapa Tools yang dapat digunakan practicioner innovation

(Innovation Practicioner) dalam mendiagnosa permasalahan dalam organisasinya.

1. Mendiagnosa berbasis Masalah

6 Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah

67

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

68

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

2. Pohon Masalah

3. SWOT dan TOWS Analysis

69

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

4. Fishbone Diagramme

5. Five Why`s Analysis

70

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

6. Force Field Analysis

71

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Kemudian terdapat beberapa teknik atau template berpikir kreatif yang berfungsi

mempermudah practicioner innovation dalam membuat ide inovasi. Berikut ini

dipaparkan beberapa Tools yang dapat digunakan practicioner innovation dalam

menciptakan ide inovasi .

1. Morphology Analysis

72

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

2. Template/Fast Idea Generation

73

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

3. Innovation Shopping

74

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 5

DESIGN

Persiapan Teknis Penyelenggaraan

Tahap Design merupakan tahapan yang berbentuk workshop, yang akan

mengajarkan peserta Laboratorium Inovasi bagaimana membuat secara detail

rencana kegiatan pelaksanaan dari ide inovasi yang telah dibuat sebelumnya.

Rencana kegiatan pelaksanaan ini disebut dengan Rencana Aksi Inovasi. Pada

tahap Design juga akan diajarkan bagaimana membuat pemetaan stakeholder

inovasi tersebut dan strategi komunikasinya. Pada tahap Design akan diberikan

kesempatan bagi peserta Laboratorium Inovasi untuk kembali ke SKPD-nya masing-

masing, guna mendiskusikan Rencana Aksi Inovasi yang telah coba dibuatnya pada

saat workshop, dengan atasan dan rekan kerja organisasinya. Diskusi ini dilakukan

sebelum ide inovasi dipresentasikan atau dikonsultasikan kepada fasilitator

laboratorium inovasi.

Pada tahap ini Tim Daerah harus mempersiapkan apa saja kelengkapan yang

dibutuhkan dalam workshop Design. Kedua, Tim Daerah harus mempersiapkan dan

mengkoordinasi acara presentasi atau konsultasi rancangan Rencana Aksi Inovasi

peserta Laboratorium Inovasi. Ketiga, Tim Daerah harus mengumpulkan rancangan

Rencana Aksi Inovasi yang telah disusun dan dipresentasikan/ dikonsultasikan oleh

SKPD peserta Laboratorium Inovasi. Rencana Aksi Inovasi inilah yang akan menjadi

dasar monitoring inovasi yang dilakukan oleh fasilitator Laboratorium Inovasi pada

tahap Deliver. Baik dokumen Rencana Aksi Inovasi maupun Ide Inovasi merupakan

berkas yang akan dilampirkan dalam Komitmen Kinerja SKPD dengan Kepala

Daerah pada saat acara Launching Inovasi atau titik awal pelaksanaan tahap

Deliver.

75

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh tim fasilitator. Pertama apabila

tim fasilitator memilih metode presentasi guna penilaian rencana aksi inovasi

peserta Laboratorium Inovasi maka tidak diperlukan banyak personil dalam

mengawal workshop Design. Namun, jika Tim Fasilitator dan Tim Daerah memilih

metode konsultasi dalam menilai rencana aksi inovasi peserta, maka diperlukan

cukup banyak personil yang datang ke daerah7. Kedua tahap Design tidak terlalu

membutuhkan kehadiran Kepala Daerah namun akan lebih baik jika beliau dapat

hadir.

Penyelenggaraan tahap Design dilaksanakan dalam waktu minimal 3 hari8. Pada

rentang waktu tersebut, hari pertama digunakan untuk workshop Design,

sedangkan hari berikutnya digunakan untuk penyajian atau konsultasi rencana aksi

inovasi yang telah dibuat oleh peserta kepada fasilitator LAN. Waktu

penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu

perjalanan fasilitator LAN ke daerah.

7 Berdasarkan pengalaman Laboratorium Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh LAN bekerjasama dengan beberapa daerah pada tahun 2016, diperlukan minimal 5 orang fasilitator guna menilai ratusan rencana aksi inovasi. 8 Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah 76

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Output Design

a. Rencana Aksi

Pada tahap Design, para inovator akan membuat sebuah rencana aksi dari setiap

ide inovasi yang mereka gagas pada tahap Diagnose. Rencana aksi inovasi

mengandung 6 poin utama yang disingkat menjadi ASKABB. Keenam poin tersebut

merupakan kolom pada tabel rencana aksi inovasi. Pada poin pertama yakni APA

berisikan step by step kegiatan/ aktivitas yang dilakukan dalam

mengimplementasikan ide inovasi sejak awal hingga evaluasi. Kegiatan tersebut

bisa berupa kegiatan dalam ranah administratif maupun teknis substantif. Kegiatan

tersebut bisa berbentuk diskusi dan perancangan sistem, koordinasi, konsultasi,

ujicoba, dan lain sebagainya.

77

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Poin kedua yakni SIAPA, yang berisikan keterangan mengenai aktor atau

stakeholder yang ikut melaksanakan tiap kegiatan atau langkah yang telah dibuat

sebelumnya. Pada poin kedua ini aktor pelaksana bisa berupa tim inovasi atau

SKPD yang bersangkutan, bisa juga pegawai atau pejabat tertentu, dan pihak

eksternal atau menggandeng kerjasama dengan pihak ketiga. Pada kolom SIAPA ini

apabila terdapat lebih dari 1 pihak pelaksana, maka harus dituliskan semuanya

beserta perannya masing-masing dalam kegiatan tersebut.

Poin ketiga adalah KAPAN, yang berisikan keterangan mengenai jadwal tiap-tiap

kegiatan tersebut dilakukan. Pada kolom ini diisikan rentang waktu pelaksanaan

kegiatan (misal: Minggu I Februari – Minggu II Februari) atau waktu pasti kegiatan

tersebut dilakukan (misal: 1 Januari 2016). Pengisian rentang waktu pelaksaanaan

ini disesuaikan dengan 1 tahun pelaksanaan kegiatan.

Poin keempat adalah APA, yang berisikan keterangan mengenai output dari masing-

masing kegiatan/ aktivitas. Output dari tiap-tiap kegiatan ini bisa berupa draft

kebijakan, konsep/ prototype sistem, SOP baru, Surat Keputusan, Notulensi Rapat,

dan berbagai bentuk produk (output) kegiatan lainnya.

Poin kelima adalah BAGAIMANA yang berisikan keterangan mengenai cara atau

metode yang digunakan dalam melaksanakan tiap-tiap kegiatan/ aktivitas. Pada

kolom ini diisi secara kongkrit metode teknis yang dilakukan dalam melaksanakan

suatu kegiatan/ aktivitas (misal : Komposting Sampah). Pada kolom ini juga dapat

diisi metode-metode lain pelaksanaan kegiatan seperti; Focus Group Discussion

(FGD), Penyuluhan, Rapat Teknis, dan bentuk teknis pelaksanaan kegiatan lainnya.

Poin keenam adalah BERAPA yang berisikan keterangan mengenai berapa besaran

biaya dan sumber anggaran pada masing-masing kegiatan/ aktivitas. Besaran biaya

dan sumbernya harus dituliskan apabila memang membutuhkan biaya dari

anggaran SKPD tersebut. Sementara apabila menggunakan anggaran dari SKPD

lain atau pihak ketiga maka tidak diwajibkan mencantumkan besaran biaya namun

tetap mencantumkan keterangan dari manakah sumber dananya.

78

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Keenam poin utama tersebut dapat dilihat pada gambar tabel rencana aksi di

bawah ini :

Gambar Tabel Rencana Aksi

Terdapat 5 tahap dalam pengelompokkan kegiatan/ aktivitas dalam pelaksanaan

ide inovasi yakni (a) Perancangan Inovasi, (b) Pembuatan Inovasi, (c) Ujicoba

Inovasi, (d) Implementasi Inovasi hingga (e) Monitoring dan Evaluasi Inovasi. Pada

tahap Perancangan berisi berbagai segala kegiatan/ aktivitas administratif dan

perencanaan awal sebelum inovasi tersebut dibuat. Kegiatan yang masuk pada

tahap ini biasanya adalah; (a) identifikasi permasalahan dan gagasan inovasi, (c)

pembentukan tim, (d) rapat atau koordinasi awal tim, (e) penganggaran, dan (f)

kegiatan-kegiatan lain yang sekiranya dilaksanakan sebelum inovasi tersebut

dibuat, baik produk, sistem atau mekanisme kerjanya.

Lalu, pada tahap Pembuatan Inovasi berisikan kegiatan/ aktivitas guna membentuk

produk, sistem atau mekanisme kerja inovasi. Kegiatan/ aktivitas yang termasuk

pada tahapan ini adalah; (a) penciptaan inovasi atau mekanisme pelaksanaan

inovasi, (b) pembuatan pedoman (SOP) pelaksanaan inovasi, (c) penciptaan

prototype inovasi (apabila inovasi berbentuk produk IT), dan (d) kegiatan lain yang

termasuk pembentukan inovasi sebelum diujicobakan.

Kemudian pada tahap Ujicoba dipaparkan segala kegiatan/aktivitas terkait

pengujicobaan inovasi terbatas pada beberapa lokus atau daerah terpilih.

Kegiatan/ aktivitas yang pada tahap ini biasanya berupa; (a) Sosialisasi, (b) Review

atas ujicoba inovasi. Sedangkan pada tahap Implementasi berisikan

79

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

kegiatan/aktivitas dalam melaksanakan inovasi pada seluruh area atau masyarakat

penerima layanan. Kemudian pada tahap monitoring dan evaluasi berisikan

kegiatan yang berfungsi memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan inovasi.

Berikut ini adalah contoh Rencana Aksi Inovasi dari sebuah inovasi berbentuk

sistem informasi yang tengah dikembangkan Pusat Inovasi Tata Pemerintahan LAN

bernama Sistem Informasi Laboratorium Inovasi (SINOLA). Inovasi ini berupaya

memberikan alternatif kedua dalam penyelenggaraan Laboratorium Inovasi dari

pelaksanaan secara konvensional menjadi secara virtual.

80

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

81

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

b. Pemetaan Stakeholder

Selain pembuatan rencana aksi, pada tahap Design, para inovator juga membuat

matriks pemetaan stakeholder pelaksana inovasi yang telah digagas..

Setelah dilakukan pemetaan dukungan stakeholder maka dirancang strategi

komunikasi kepada tiap stakeholder menggunakan matriks berikut.

82

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

83

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 6

DELIVER

Launching

Pada tahap Deliver, para inovator akan mulai mengimplementasikan ide inovasi

yang telah mereka buat rencana aksinya. Sebelum menjalankan ide inovasinya,

para inovator yang merupakan SKPD atau unit pemerintah daerah akan melalui apa

yang disebut dengan launching inovasi. Acara yang menjadi penanda awal

dimulainya pelaksanaan ide inovasi tersebut, berisikan kegiatan penandatangan

kontrak kinerja inovasi atau komitmen berinovasi antara inovator dengan Kepala

Daerah. Kehadiran Kepala Daerah sangat diperlukan pada acara launching guna

mengikat komitmen berinovasi

para peserta Laboratorium

Inovasi.

Kontrak Kinerja merupakan

lembar komitmen seorang

inovator dengan atasan

puncaknya guna

melaksanakan ide inovasi

yang telah digagasnya hingga

mencapai output dan

outcomenya. Kontrak kinerja

ini akan ditandatangani oleh

seluruh peserta Laboratorium

Inovasi pada acara launching

inovasi di hadapan Kepala

Daerah. Berikut ini adalah

contoh dari format Kontrak

Kinerja. 84

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Acara launching merupakan sebuah acara yang bersifat seremonial yang

diselenggarakan cukup dalam waktu 1 hari9. Pada acara ini, tim fasilitator

diharapkan membawa pejabat struktural yang bersama-sama Kepala Daerah dapat

menyaksikan proses penandatangan Komitmen Berinovasi. Selain itu, pada

Launching tidak diperlukan banyak personil dari fasilitator Laboratorium Inovasi10.

Suasana Acara Launching Inovasi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Muara Enim

9 Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah 10 Berdasarkan pengalaman acara Launching pada Laboratorium Inovasi kerjasama LAN dengan beberapa pemerintah daerah di tahun 2016, cukup 3 orang fasilitator yang dibutuhkan termasuk pejabat strukturalnya.

85

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Monitoring

Segera setelah launching inovasi dilaksanakan, maka secara resmi dimulai

pelaksanaan dari masing-masing ide inovasi yang telah digagas para inovator. Pada

titik waktu tertentu dalam implementasi inovasi tersebut, akan dilakukan

monitoring oleh fasilitator laboratorium inovasi. Proses monitoring bisa dilakukan

sepenuhnya oleh fasilitator laboratorium inovasi atau dengan bantuan Tim Daerah.

Penyelenggaraan monitoring inovasi biasanya dilakukan dalam rentang waktu yang

cukup lama minimal 4 hari kerja11. Rentang waktu yang cukup lama tersebut

diperlukan, dengan memperhitungkan banyak waktu yang dibutuhkan oleh

fasilitator dalam memonitoring ratusan inovasi yang telah diimplementasikan SKPD

peserta Laboratorium Inovasi. Sehingga juga diperlukan cukup banyak fasilitator

pada acara monitoring tersebut12.

Pada acara monitoring, kehadiran Kepala Daerah tidak begitu diperlukan. Tim

Daerah bertugas mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan proses monitoring

oleh fasilitator dan Tim Daerah sendiri. Berbagai kesiapan tersebut misalnya

penyiapan transportasi ke instansi yang akan dimonitoring, proses penjadwalan

monitoring dan pengkoordinasian instansi yang akan dimonitor.

Terdapat beberapa metode dalam memonitor pelaksanaan ide inovasi. Metode

pertama adalah dengan menggunakan rencana aksi dari tiap-tiap ide inovasi untuk

mengecek seberapa jauh pelaksanaan ide inovasinya. Selain itu juga digali apa saja

faktor pendukung dan penghambat (permasalahan) yang dihadapi dalam

implementasi ide inovasi. Metode kedua adalah penggunaan lembar monitoring

inovasi. Champion Innovation akan mengecek sejauh mana pelaksanaan ide

11 Waktu penyelenggaraan tersebut dengan catatan belum memperhitungkan waktu perjalanan fasilitator LAN ke daerah 12 Berdasarkan pengalaman Laboratorium Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh LAN bekerjasama dengan beberapa daerah pada tahun 2015 dan 2016, diperlukan minimal 5 orang fasilitator guna memonitoring ratusan inovasi. 86

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

inovasi dan apa saja faktor pendukung dan penghambatnya dengan menggunakan

lembar monitoring.

Pada lembar monitoring

terdapat beberapa tabel yang

harus diisi oleh Champion.

Kolom Pertama berisikan

identitas inovasi mulai dari;

(a) tempat dilaksanakan

laboratorium inovasi, (b)

nama instansi pengusung ide

inovasi, (c) judul inovasi, dan

(d) deskripsi singkat ide

inovasi.

Tabel kedua diisi dengan

indikator keberhasilan

pelaksanaan inovasi. Pada

tabel ini diisikan setidaknya 1

indikator yang mampu

menjadi tolok ukur

keberhasilan pelaksanaan

inovasi. Perlu juga dijabarkan kondisi indikator yang dimaksud pada kondisi

sebelum dilaksanakan dan setelah dilaksanakan inovasi yang digagas. Apabila

terdapat penjelasan lain terkait indikator tersebut, dapat dituliskan pada kolom

keterangan

Tabel ketiga merupakan tabel utama dari lembar monitoring. Tabel ini dibagi

menjadi 5 baris kotak sesuai dengan 5 tahapan kegiatan mulai dari perancangan

hingga monitoring dan evaluasi inovasi. Pada tiap tahap terdapat satu atau

beberapa kegiatan yang nantinya akan ditulis perkembangannya pada kolom

Aktivitas. Sedangkan pada kolom Keterangan diisi informasi tambahan seperti

87

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

faktor pendukung atau penghambat pelaksanaan kegiatan. Apabila kegiatan yang

dituliskan pada kolom keterangan sudah dilaksanakan, maka bisa diberi tanda

ceklist pada kolom Ceklist.

Tabel keempat merupakan isian daftar bukti dari pelaksanaan inovasi. Pada tabel

ini, akan diisi terkait bentuk-bentuk evidence apakah yang dimiliki oleh inovator

sebagai bukti telah dilaksanakannya kegiatan-kegiatan inovasi. Sementara tabel

kelima adalah tabel yang berisikan nama pemonitor, contact person inovator baik

berupa telpon dan email instansi, serta nomor halaman lembar monitoring. Kelima

tabel dalam form monitoring perlu diisi secara keseluruhan guna mempermudah

pemantauan Champion Innovation di kemudian hari. Selain itu, pengisian form

monitoring ini juga berfungsi sebagai data dasar bagi inovator untuk pembuatan

sebuah deskripsi atau storyline inovasi yang telah mereka laksanakan.

Metode ketiga monitoring inovasi, dilakukan dengan cara penggunaan Sistem

Informasi Laboratorium Inovasi (SINOLA). Para inovator yang dalam SINOLA disebut

dengan peserta SKPD/ Unit Lab Inovasi, menginput data yang menjadi evidence

pelaksanaan tiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Data tersebut diinput dalam

panel Deliver. Data yang diinput bisa berupa dokumen, atau gambar pelaksanaan

kegiatan. Terkait teknis pengisian data secara lebih rinci pada tahap deliver bisa

dilihat pada manual penggunaan SINOLA.

88

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Lampiran 7

DISPLAY

Pada tahap terakhir laboratorium inovasi ini, para inovator akan memamerkan

proses inovasi yang dilakukan pada sebuah Pameran Inovasi. Jika memungkinkan,

kegiatan ini sebaiknya memamerkan hasil inovasi yang telah selesai dilaksanakan.

Namun tidak menutup kemungkinan inovasi yang sedang berjalan dapat

dipamerkan pada acara Display Inovasi tersebut. Beberapa hal perlu diperhatikan

terkait Display antara lain; (a) kesiapan media promosi inovasi oleh inovator atau

instansi pengusung inovasi, (b) persiapan teknis penyelenggaraan pameran inovasi,

(c) kepanitian pameran inovasi, dan (d) jenis acara serta aktivitas dalam Pameran

Inovasi tersebut.

Poin Pertama, sang inovator harus mampu menampilkan sebuah media visual atau

audio-visual yang setidaknya memuat; (a) latar belakang munculnya inovasi atau

kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakan inovasi, (b) milestones atau strategi

yang ditempuh untuk mewujudkan inovasi, (c) apa dan bagaimana mekanisme

inovasinya (d) siapa stakholder pelaksana inovasi, (e) sumberdaya apa saja yang

diperlukan guna melaksanakan inovasi, (e) apa output inovasinya. Selain itu juga

dapat ditambahkan beberapa hal terkait; (f) apa kendala dalam pelaksanaan

inovasi, (g) apa dampak inovasi, dan (h) bagaimana kemungkinan replikasinya.

Semua informasi tersebut dapat ditampilkan oleh inovator dengan berbagai macam

bentuk media display yang informatif dan komunikatif, misal; (a) buku, (b) brosur,

dan pamflet, (c) banner atau x-banner, (d) penayangan video tentang inovasi, dan

(e) bentuk media display lainnya. Secara garis besar, bentuk media display dapat

dikategorikan menjadi 4 yakni; (a) printed information, (b) eletronic & digital display,

(c) printed product, dan (d) installationn and gimmick. Keempat kategori media

display tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

89

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Jenis-jenis media display

90

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Poin kedua adalah terkait persiapan penyelenggaraan Pameran Inovasi. Tempat

penyelenggaraan pameran sebaiknya luas dan cukup familiar di masyarakat.

Pemilihan tempat yang luas dan familiar akan menyedot pengunjung masyarakat

umum untuk melihat pameran inovasi tersebut. Berkaca pada pengalaman Labinov

Jogja 2015, mereka menggunakan lokasi Eduwisata Taman Pintar guna

melaksanakan Pameran Inovasi. Selain itu, pemilihan waktu penyelenggaraan yang

disesuaikan dengan peringatan hari khusus daerah tersebut akan semakin

91

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

meningkatkan jumlah pengunjung. Hari khusus tersebut bisa berupa hari Ulang

Tahun Daerah, atau hari-hari penting lainnya. Penyelenggaraan Pameran Inovasi ini

juga bisa dibarengkan dengan momen acara kemasyarakatan lainnya. Pada

pengalaman Labinov Muara Enim 2015, mereka mengadakan Pameran Inovasi

ketika ada acara Gebyar Pasar Tradisional yang lokasinya berdekatan. Sehingga

banyak masyarakat yang sebenarnya berkunjung ke Pasar Tradisional tertarik juga

untuk mengunjungi Pameran Inovasi Pemkab Muara Enim.

Suasana Display Inovasi di Laboratorium Inovasi Yogyakarta dan Majalengka

92

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara

Hal ketiga terkait dengan Kepanitiaan Pameran Inovasi. Tim Daerah akan berperan

sebagai panitia dalam Pameran Inovasi pemerintah daerah yang menjadi

penyelenggara Laboratorium Inovasi. Tugas Tim Daerah terkait dengan persiapan

penyelenggaraan Pameran Inovasi antara lain;

a. Pemilihan lokasi pameran inovasi dan waktu penyelenggaraan

b. Pembuatan rancangan acara pameran inovasi dan persiapan loading media

display inovasi.

c. Pengaturan lokasi pameran inovasi baik terkait tata letak booth pameran

maupun hal lainnya

d. Mengkoordinasi dan memantau para SKPD/ unit inovator dalam

penyediaan media display inovasi dalam pameran inovasi.

e. Mengundang stakeholder terkait sebagai pengunjung pameran inovasi.

f. Mengundang media massa sebanyak-banyaknya guna memperluas

publikasi Pameran Inovasi.

g. Mengundang Kepala Daerah untuk membuka dan menghadiri acara

Pameran Inovasi.

Hal keempat terkait dengan jenis acara dan aktivitas dalam Pameran Inovasi itu

sendiri. Tim Daerah dapat membuat sekreatif mungkin acara Pameran Inovasi

tersebut. Pengalaman Display Labinov Jogja 2015, selain menyediakan booth

pameran bagi SKPD/unit inovator, pemkot Yogyakarta juga membuat sebuah acara

Talkshow berjudul “Ngobras Inovasi Daerah” yang disiarkan oleh media televisi

lokal. Pemkot Yogyakarta juga mengundang para pelaku UMKM guna mengisi

booth-booth yang disediakan untuk display produk-produk kreatif mereka. Selain

itu, pemkot Yogyakarta juga mempertontonkan tari tradisional pada acara Talkshow

tersebut. Acara penjurian dan pemberian penghargaan kepada instansi dengan

inovasi terbaik juga dapat dilakukan pada acara tersebut. Kombinasi antara

pameran dan kegiatan-kegiatan lain yang cukup inovatif akan semakin

menyemarakkan penyelenggaraan Pameran Inovasi.

93

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara