Upload
doanliem
View
248
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PANDUAN PENILAIAN
KONDISI KETANGGUHAN DESA PESISIR
DIREKTORAT PESISIR DAN LAUTAN
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KRITERIA PENILAIAN KETANGGUHAN DESA
BAB III PROSEDUR PENILAIAN KETANGGUHAN DESA PESISIR
BAB IV PENUTUP
BAB V LAMPIRAN
3
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Kriteria Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
LAMPIRAN 2. Format Input Data dari Hasil Penilaian Menggunakan Data Sekunder
LAMPIRAN 3. Format Input Data dari Hasil Penilaian Focus Group Discussion (FGD)
LAMPIRAN 4. Berita Acara Pelaksanaan Penilaian dengan Data Sekunder
LAMPIRAN 5. Berita Acara Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
LAMPIRAN 6. Kuesioner Penilaian Ketangguhan Desa Pengembangan Desa Pesisir
Tangguh (PDPT)
LAMPIRAN 7. Format Input Data Kuesioner
LAMPIRAN 8. Contoh Diagram Hasil Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
4
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Kerangka Kerja Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
GAMBAR 2. Diagram Jaring Laba-laba Hasil Penilaian Ketangguhan Desa
GAMBAR 3. Grafik Nilai Ketangguhan Desa
iii
KATA PENGANTAR
Wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil merupakan wilayah yang dinamis dan sangat rentan
akan kerusakan lingkungan. Berbagai masalah mulai dari tingginya kerusakan sumberdaya
pesisir, kemiskinan masyarakat pesisir, dan minimnya sarana dan prasana yang menunjang
bergeraknya perekonomian diwilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan
kualitas masyarakat pesisir beserta wilayah pesisir, Kementerian Kelautan dan Perikanan
mulai menginisiasi kegiatan PDPT melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Kelautan dan Perikanan PNPM Mandiri pada tahun 2009. Implementasi kegiatan
PDPT dilaksanakan pada tahun 2012 di 48 (empat puluh delapan) desa pesisir dan pulau –
pulau kecil di 16 (enam belas) kabupaten/kota.
Kegiatan PDPT bertujuan meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap perubahan iklim,
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Keberhasilan
kegiatan tersebut dapat diukur melaui indikator outcome yaitu meningkatnya ketangguhan
masyarakat pesisir dan melaui beberapa indikator output diantaranya tersedianya rencana
pengembangan dan terbangunnya sarana dan prasarana sosial dan ekonomi. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut, maka perlu disusun suatu panduan
penilaian kondisi ketangguhan suatu desa akan perubahan iklim melalui sistem penilaian
indikator sebagaimana tertuang didalam panduan ini.
Akhir kata semoga panduan ini dapat diapakai sebagai acuan dalam menilai ketangguhan
suatu desa atas perubahan iklim dan memberikan manfaat bagi berbagai pihak dalam
melakukan penilaian ketangguhan suatu desa di wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil.
Direktur Pesisir dan Lautan
M. Eko Rudianto
i
KEPUTUSAN
DIREKTUR PESISIR DAN LAUTAN NOMOR: SK. /KP3K.3/VIII/2012
TENTANG PANDUAN PENILAIAN KONDISI KETANGGUHAN DESA PESISIR
DIREKTUR PESISIR DAN LAUTAN,
Menimbang : a. bahwa wilayah pesisir beserta masyarakat pesisir memiliki
kerentanan akan perubahan iklim dan bencana alam;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan ketangguhan suatu desa akan
perubahan iklim dan bencana, Kementerian Kelautan dan Perikanan
melaksanakan kegiatan PDPT di 48 Desa Pesisir dan Pulau – Pulau
Kecil di 16 Kabupaten/Kota.
c. bahwa dalam rangka memberikan panduan dalam penilaian
ketangguhan suatu desa terhadap perubahan iklim dan bencana
alam;
d. bahwa untuk itu perlu ditetapkan panduan penilaian kondisi
ketangguhan desa pesisir dalam menilai ketangguhan suatu desa
atas perubahan iklim dan bencana.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana diubah terakhir dengan
ii
Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
8. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi
Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen
Kelautan dan Perikanan;
11. Peraturan Direktur Jenderal KP3K Nomor : PER.04/KP3K/2012
tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
Tahun 2012.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR PESISIR DAN LAUTAN TENTANG
PANDUAN PENILAIAN KETANGGUHAN DESA PESISIR
PERTAMA : Pedoman sebagaimana dimaksud digunakan sebagai acuan bagi
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan stakeholder dalam melakukan
penilaian ketangguhan suatu desa pesisir akan perubahan iklim dan
bencana;
KEDUA : Ketentuan mengenai panduan penilaian ketangguhan desa pesisi
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan Direktur Pesisir dan Lautan ini.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : Agustus 2012
DIREKTUR PESISIR DAN LAUTAN
M. EKO RUDIANTO
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia mulai tahun 2009
telah menginisiasi program pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP).
Pada tahun 2012 PNPM Mandiri KP dilakukan melalui tiga komponen yaitu
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap, Perikanan
Budidaya dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; Pemberdayaan Usaha
Garam Rakyat (PUGAR); dan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT).
PDPT adalah kegiatan pembangunan wilayah desa pesisir berbasis
pemberdayaan masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pesisir dan kesiapan terhadap bencana dan perubahan
iklim. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh dalam pelaksanaannya memberikan
bantuan pengembangan manusia, sumber daya, infrastruktur/lingkungan, usaha,
dan siaga bencana dan perubahan iklim.
PDPT merupakan aksi yang menitikberatkan pada coastal village community
dimana partisipasi komunitas desa pesisir sangat menentukan keberhasilan dan
keberlanjutan program ini. Namun demikian, peran pemerintah (pusat maupun
daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan untuk mewujudkan desa pesisir
yang tangguh.
Keberhasilan program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh salah satunya
adalah dengan melihat indikator outcome yang dicapai yaitu meningkatnya
ketangguhan masyarakat pesisir pada 48 desa pesisir dan pulau-pulau kecil di 16
kabupaten/kota. Untuk itu maka perlu adanya sistem penilaian mengenai
ketangguhan desa pesisir. Penyusunan panduan penilaian ketangguhan desa
pesisir dimaksudkan sebagai panduan dalam menyusun dan melaksanakan
penilaian terhadap ketangguhan desa pesisir.
6
B. Tujuan
Tujuan penilaian kondisi ketangguhan Desa Pesisir adalah:
1. Mengumpulkan data dan informasi di desa mengenai fokus
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh yang meliputi Aspek bina manusia,
bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan/infrastruktur, dan bina
siaga bencana sebagai salah satu mekanisme monitoring program PDPT.
2. Mengetahui Kondisi desa pesisir berdasarkan aspek-aspek yang menjadi
fokus program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
3. Sebagai sarana penelitian formatif yang akan diperlukan untuk
menyempurnakan program PDPT, memberikan masukan untuk
pengelolaan program yang adaptif dan mengukur efektifitas upaya
pengelolaan program PDPT.
C. Sasaran
Sasaran penilaian kondisi ketangguhan desa pesisir adalah 48 (empat puluh
delapan) desa pesisir dan pulau-pulau kecil di 16 (enam belas)
kabupaten/kota yang masuk dalam program Pengembangan Desa Pesisir
Tangguh (PDPT) tahun 2102
D. Ruang Lingkup dan Sumber Data/informasi
Penilaian kondisi ketangguhan desa pesisir ini mencakup lima aspek yang
menjadi kriteria dengan 25 (dua puluh lima) variabel penilaian. Sumber data
dan informasi yang digunakan adalah sampling dengan kuesioner,
penggalian informasi dengan Focus Group Discussion (FGD), pengamatan
visual di desa, dan penggunaan data sekunder dari desa
E. Output
Output yang dihasilkan dari penilaian kondisi ketangguhan desa pesisir
adalah gambaran kondisi desa berdasarkan kriteria ketangguhan desa.
7
BAB II
KRITERIA PENILAIAN KETANGGUHAN DESA
A. Tinjauan Konsep
Keterpaparan, sensitivitas, dan daya adaptasi merupakan tiga hal penting yang
perlu dipahami dalam penilaian ketangguhan (resiliensi) atas bencana iklim.
Dengan diketahuinya kondisi tersebut akan dapat dinilai daya resiliensi atau
ketangguhan masyarakat desa.
Ketangguhan mengacu pada konsep Climate Disaster Resilient Village (CDRV)
dari hasil diskusi pakar yang merupakan sebuah gerakan pembangunan desa-
desa pesisir yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan mitigasi
dalam menghadapi berbagai bencana yang datang akibat perubahan iklim.
Berbagai indikator dalam konsep CDRV disusun berdasarkan konsep-konsep yang
telah ada sebelumnya mengenai desa tahan bencana dan penelitian-penelitian
yang berkaitan dengan kerentanan terhadap bencana dan perubahan iklim.
Indikator ini kemudian disesuaikan dengan kondisi desa pada program
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT).
B. Kriteria Ketangguhan Desa
Kriteria ketangguhan desa pada program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
(PDPT) dapat dilihat pada halaman Lampiran 1 yang mencakup lima aspek yaitu
aspek bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan/infrastruktur
dan bina siaga bencana. Kelima aspek tersebut kemudian dijabarkan dengan
variabel dalam konsep CDRV berupa Variabel Karakteristik Umum (tetap) dan
Variabel Karakteristik Khusus.
a. Variabel Karakteristik Umum (Tetap)
1. Ras dan Etnik
Ras dan etnik adalah penggolongan masyarakat berdasarkan bahasa yang
digunakan serta budaya yang melekat secara turun-temurun pada suatu
kelompok masyarakat di lokasi tertentu. Bahasa yang digunakan oleh
suatu kelompok ras ataupun etnik seringkali menjadi kendala dalam akses
informasi dan program yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga-
8
lembaga lainnya baik sebelum maupun sesudah terjadinya bencana.
Kelompok etnis yang menganut budaya tertentu dalam membangun
tempat tinggal serta penyesuaian diri terhadap kondisi alam yang
diterapkan pada berbagai aspek kehidupan juga dapat mempengaruhi
ketahanan kelompok tersebut dalam menghadapi, beradaptasi dan
memulihkan diri dari bencana.
Ras dan etnik dilihat dari 2 hal berikut, yaitu pola akulturasi etnik/ras di
desa dan kemampuan masyarakat berbahasa Indonesia.
2. Usia
Usia adalah lama hidup tiap individu dalam masyarakat. Tingginya
populasi usia lanjut dan anak-anak dalam suatu kelompok masyarakat
dapat menghambat proses evakuasi bencana. Anak-anak dan manula
(manusia usia lanjut) juga merupakan bagian masyarakat yang paling
rentan terhadap berbagai kondisi ekstrim akibat iklim dan bencana.
Usia diukur berdasarkan proporsi penduduk usia produktif dan non-
produktif.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sumber-sumber mata pencaharian yang menjadi
tumpuan utama perekonomian masyarakat. Masyarakat yang melakukan
pola-pola ekstraksi sumberdaya alam sebagai sumber matapencaharian
utamanya, cenderung lebih rentan terhadap bencana alam.
Pekerjaan diukur berdasarkan Proporsi penduduk yang bekerja pada
sektor pertanian dan perikanan dan keragaman usaha ekonomi
masyarakat
4. Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang sekolah yang dilalui oleh tiap-tiap individu
dalam masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah
cenderung mengalami kendala dalam memahami informasi mengenai
mitigasi bencana, serta mengalami kendala dalam mengakses informasi
pemulihan pasca-bencana.
Pendidikan diukur berdasarkan jumlah penduduk yang menyelesaikan
pendidikan SMP. Pendidikan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu (1)
9
mayoritas penduduk belum menyelesaikan pendidikan SMP, dan (2)
mayoritas penduduk sudah menyelesaikan pendidikan SMP
5. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi kuantitas dan kualitas pekerja medis dan
sarana medis yang terdapat di suatu lokasi. Ketersediaan puskesmas dan
pustu, posyandu, pos malaria, dokter, bidan ataupun mantri kesehatan
akan sangat mempengaruhi proses pemulihan pasca bencana.
6. Fungsi/disfungsi pemerintahan
Fungsi pemerintahan meliputi kepemimpinan, sistem dan lembaga yang
bertanggung jawab atas suatu daerah, melakukan perencanaan
pembangunan baik yang bersifat fisik maupun nonfisik sebagai upaya
antisipasi akan terjadinya bencana, memberikan perlindungan sosial serta
bertanggung jawab atas distribusi dan alokasi sumberdaya kepada pihak-
pihak yang berbeda pasca terjadinya bencana.
7. Finansial
Kemampuan finansial pemerintah maupun individu dapat mewakili
ketahanan masyarakat dalam menyerap kerugian dan percepatan masa
pemulihan diri pasca-bencana. Hal ini berkaitan dengan tersedianya
asuransi atau jaminan sosial, serta sumberdaya teknis dan keuangan
yang tersedia.
b. Variabel khusus:
1. Disaster preparedness
Disaster preparedness adalah berbagai persiapan yang dilakukan untuk
meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan jika terjadi bencana.
Disaster preparedness mencakup berbagai pelatihan dalam menghadapi
bencana, informasi publik dan penyuluhan, pemetaan wilayah resiko
bencana dan zonasi, perencanaan pembangunan retreat, dan relokasi
aset-aset dan kapital.
2. Instrumen peringatan dini
Instrumen peringatan dini merupakan serangkaian sistem informasi yang
berfungsi sebagai panduan evakuasi sesegera mungkin setelah
munculnya tanda-tanda bahaya. Tujuan utamanya adalah
10
mengakomodasi kepanikan masyarakat dan mencegah jatuhnya korban
akibat bencana.
3. Moral dan kemampuan menghadapi krisis
Moral dan kemampuan menghadapi krisis merupakan perwujudan dari
pengetahuan, kesiapan dan kapabilitas masyarakat dalam mencegah
dampak buruk yang terjadi akibat bencana, baik yang dilakukan sebelum
terjadinya bencana, ketika terjadinya bencana serta pasca terjadinya
bencana. Moral dan kemampuan menghadapi krisis ini meliputi
perencanaan evakuasi, pelaksanaan evakuasi, serta pemulihan dan
rehabilitasi.
4. Dukungan jaringan
Dukungan jaringan merupakan bentuk-bentuk relasi yang memungkinkan
individu/ keluarga ataupun suatu kelompok masyarakat memperoleh
bantuan dari pihak luar. Masyarakat yang memiliki dukungan jaringan
sosial yang kuat dapat mempersiapkan, tanggap dan kembali bangkit dari
bencana.
5. Proteksi
Proteksi adalah struktur fisik maupun sistemik yang berguna untuk
melindungi wilayah daratan dari berbagai terpaan yang dapat ditimbulkan
oleh perubahan ataupun ancaman alam yang berasal dari laut. Proteksi
ini dapat berbentuk Hard Structure (Struktur Keras), Soft Structure
(Struktur Lunak), dan Indigenous.
hard structure:
o Dam, tanggul, penahan banjir (floodwalls)
o Seawall, revetment
o Groin
o Detached breakwater
o Pintu air dan penahan pasut (tidal barriers)
o Penahan intrusi air laut
soft structure :
o pemeliharaan pantai (nourishment) secara periodik
o Perbaikan dan pembuatan sand dunes
11
o Perbaikan dan pembuatan wetland
indigenous :
o penghutanan kembali
o Penanaman mangrove
o dinding penahan dari kayu
o dinding penahan dari batu
6. Degradasi lahan
Degradasi atau penurunan produktivitas lahan merupakan suatu bentuk
kerusakan pada muka bumi berupa penurunan kualitas lahan ataupun
tingkat kesuburan tanah. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas sumber-sumber air serta dapat berakibat pada melemahnya
produksi pertanian, mempengaruhi ketersediaan stok makanan dan
perekonomian masyarakat.
7. Deforestasi
Deforestasi merupakan penurunan luasan, kondisi atau jumlah vegetasi
yang terdapat dalam hutan dan mempengaruhi keseimbangan ekologi di
sekitarnya. Deforestasi di wilayah hulu dapat menyebabkan terjadinya
banjir, erosi dan tanah longsor yang menyebabkan pendangkalan di
wilayah hilir. Deforestasi mangrove dapat berakibat pada meningkatnya
erosi pantai karena hilangnya peredam ombak, arus serta penahan
sedimen, meningkatnya pencemaran dari sungai ke laut karena tidak
adanya penyaring polutan, dan terganggunya habitat berbagai makhluk
hidup yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem mangrove.
8. Kondisi politik dan keamanan
Kondisi politik dan kemanan berkaitan dengan kemampuan pemerintah,
para pemegang kekuasaan dan wewenang pada suatu masyarakat untuk
mampu mempertahankan kondisi yang kooperatif di wilayahnya.
Terjadinya peperangan dan konflik berkepanjangan dapat menimbulkan
dampak kelaparan pada masyarakat serta melemahnya kemampuan
dalam mengantisipasi (mitigasi) bencana yang akan datang.
9. Sarana dan prasarana
12
Sarana dan prasarana adalah alat, fasilitas ataupun infrastruktur yang ada
pada suatu wilayah yang menunjang kehidupan masyarakat. Sarana dan
prasarana kesehatan, komunikasi, transportasi, serta shelter
penampungan merupakan serangkaian elemen penting yang mendukung
persiapan pra-bencana, mempengaruhi kesuksesan proses evakuasi, dan
pemulihan pasca bencana.
10. Sumber air bersih
Sumber air bersih mencakup kualitas dan kuantitas sumber-sumber air
yang digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya. Wilayah yang
cenderung gersang atau semi gersang, dan wilayah-wilayah yang sumber
airnya berasal dari sumur, digolongkan rentan karena sumber air yang
mereka miliki terbatas dan tidak ada sumber cadangan air apabila terjadi
intrusi air laut, kekeringan ataupun banjir.
11. Kondisi bangunan pemukiman
Kondisi bangunan pemukiman meliputi konstruksi bangunan serta letak
dan posisi bangunan tersebut. Banguna dengan konstruksi yang kuat
cenderung lebih tahan terhadap bencana, begitu pula dengan bangunan
yang memiliki banyak pintu. Bangunan yang terletak pada lokasi yang
lebih tinggi, lebih aman dari ancaman kenaikan muka air laut. Posisi
bangunan yang tegak lurus garis pantai lebih aman dari terjangan ombak
atau tsunami.
12. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jiwa yang menempati satu
satuan luas wilayah. Wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi
cenderung lebih rentan terhadap bencana akibat dibutuhkannya alokasi
sumberdaya yang lebih besar jika bencana terjadi pada wilayah tersebut.
13
BAB III
PROSEDUR PENILAIAN KETANGGUHAN DESA PESISIR
Meningkatnya ketangguhan desa pesisir menjadi indikator outcome program
PDPT, untuk itu perlu adanya penilaian awal mengenai status ketangguhan desa
pesisir. Hasil penilaian ini dapat digunakan untuk menyempurnakan program
PDPT, memberikan masukan untuk pengelolaan program yang adaptif dan
mengukur efektifitas upaya pengelolaan program Pengembangan Desa Pesisir
Tangguh yang memiliki bobot dan kualitas yang tinggi (output). Untuk itu
diperlukan adanya dukungan data dan informasi yang memadai (input) dengan
tata cara pengambilan data dan informasi dengan metode yang tepat, serta
pengolahan dan penganalisaan data dan informasi dengan menggunakan teknis
analisis yang baik (proses).
Proses penilaian ketangguhan desa pesisir mengacu pada kerangka kerja seperti
pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Kerangka Kerja Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
A. Metode Pengumpulan Data
Penilaian ketangguhan desa pesisir dilakukan sendiri oleh masyarakat desa
pesisir yang bersangkutan dengan bantuan dari tim tenaga pendamping atau
tim khusus yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk proses pengumpulan data
dilakukan oleh tenaga pendamping dengan menggunakan Tabel Kriteria
Ketangguhan Desa Pesisir (Lampiran 1) sebagai acuan kebutuhan
Data Sekunder
DESA
KETANGGUHAN
PESISIR
INPUT OUTPUT
ANALISIS DATA
PENILAIAN
KETANGGUHAN
DESA PESISIR
Kriteria Desa
Pesisir
Tangguh
KONDISI
Kuesioner Kompilasi Data Kuesioner
Data Hasil FGDl
14
data/informasi. Selain itu diperlukan data sekunder berupa Profil Desa, Potensi
Desa, dan dokumen lain yang berhubungan.
Pengumpulan data untuk penilaian ini akan dilakukan dalam tiga tahap yakni:
analisa data sekunder; Focus Group Discussion (FGD); dan wawancara
perorangan/survey dengan kuesioner.
Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Analisa data sekunder.
Analisis data sekunder yang dilakukan adalah mengumpulkan semua data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penilaian ketangguhan desa pesisir.
1) Masing-masing pendamping di desa mengumpulkan data terkini tentang
demografi di desa berupa:
a) Profil Desa,
b) Potensi Desa, serta
c) Berbagai dokumen yang diperlukan, dapat berupa laporan kegiatan
ataupun dokumen pendukung lainnya (contoh: Dokumen/ Laporan
kegiatan pelatihan yang pernah dilaksanakan di desa, Dokumen/
Laporan bantuan pengadaan alat tangkap dari lembaga/instansi lain).
2) Dari dokumen-dokumen tersebut masing-masing pendamping melakukan
penilaian sesuai dengan kebutuhan data yang ada pada kriteria penilaian
ketangguhan desa pesisir (Lampiran 1). Penilaian dilakukan secara
obyektif sesuai dengan kondisi desa yang dinilai dengan mengisi kolom
Hasil Penilaian Ketangguhan dengan angka Skor Penilaian:
Angka 1 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom rendah
Angka 2 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom sedang
Angka 3 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom tinggi
3) Hasil penilaian tertulis (Hardcopy) dengan menggunakan metode
pengambilan data sekunder berupa satu rangkap form (Lampiran 1) yang
telah terisi yang dituangkan ke dalam Berita Acara Pelaksanaan
Penilaian Dengan Data Sekunder Untuk Penilaian Ketangguhan
Desa Pesisir (Lampiran 4)
4) Selanjutnya dari hasil penilaian ketangguhan desa pesisir tersebut diinput
ke dalam format digital dengan menggunakan Microsoft EXCEL Workbook
15
sesuai dengan format input data yang telah disediakan (Lampiran 2.)
untuk selanjutnya dilakukan analisis.
b. Focus Group Discussion (FGD)
Pelaksanaan kegiatan FGD adalah sebagai berikut :
1. Partisipan yang diundang dalam FGD di desa, adalah perwakilan dari
semua pemangku kepentingan di desa yang akan dinilai. Jumlah
partisipan dibatasi minimal 20 orang dan maksimal sampai 30 orang.
2. Para pendamping berbagi peran, salah satunya berperan sebagai
Moderator, anggota tim yang lain membantu moderator dan
bertanggung jawab dalam dua hal, yaitu:
a) Merekam seluruh alur dan materi diskusi (diskusi tersebut juga
direkam ke dalam recorder dan Notulensi);
b) Mensuplai butir-butir pertanyaan kepada moderator agar
pembahasan semakin tajam dan tidak kehilangan arah. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut bisa dilemparkan langsung dalam diskusi.
Pertanyaan-pertanyaan utama yang dilemparkan ke forum
disesuaikan dengan sumber dan kebutuhan data pada kriteria
penilaian ketangguhan desa pesisir (Lampiran 1.).
3. Moderator harus memberikan kesempatan yang seimbang kepada seluruh
partisipan untuk mengekspresikan pandangan dan gagasannya, dan
terpenting moderator harus mampu memunculkan perdebatan di antara
partisipan tentang penilaian mereka terhadap ketangguhan desanya.
4. Hasil tertulis yang direkam dari FGD ditingkat desa ini akan digunakan
sebagai dasar untuk penilaian ketangguhan desa pesisir. Penilaian
dilakukan dengan menentukan skor penilaian ketangguhan pada masing-
masing daftar pertanyaan pada (Lampiran 1.) berdasarkan hasil FGD oleh
pendamping.
5. Penilaian dilakukan menggunakan tabel pada Lampiran 1 dengan
mengisi kolom Hasil Penilaian Ketangguhan dengan Skor Penilaian
Ketangguhan pada masing-masing daftar pertanyaan yang ada.:
Angka 1 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom rendah
Angka 2 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom sedang
16
Angka 3 jika sesuai dengan pernyataan pada kolom tinggi
6. Input Data
Data hasil FGD berupa data hasil penilaian ketangguhan desa pesisir
kemudian diinput ke dalam format digital dengan menggunakan Microsoft
EXCEL Workbook sesuai dengan format input data yang telah disediakan
(Lampiran 3) untuk selanjutnya dilakukan analisis.
7. Jika dari hasil FGD yang telah dilaksanakan masih ada list pertanyaan
pada tabel kriteria penilaian ketangguhan desa pesisir (lampiran 1) yang
tidak terjawab, maka perlu dilakukan FGD ulang khusus untuk
memperoleh jawaban yang dimaksud.
8. Hasil dari pelaksanaan FGD dituangkan ke dalam Berita Acara
Pelaksanaan FGD (Lampiran 5)
c. Wawancara perorangan dan Pengumpulan data dengan kuesioner
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner digunakan untuk melengkapi
kebutuhan data/informasi yang masih kurang untuk menjawab pertanyaan pada
Tabel Kriteria Ketangguhan Desa Pesisir (Lampiran 1.).
Proses pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
a) Menentukan pewawancara
Pewawancara adalah tenaga pendamping atau orang yang ditunjuk
khusus untuk melakukan wawancara; memiliki pengalaman dalam
menggunakan teknik wawancara dan mengetahui kondisi masyarakat
di desa tempat dia akan melakukan wawancara.
b) Menentukan responden
Responden ditentukan berdasarkan perwakilan dari semua pemangku
kepentingan di desa yang akan dinilai. Jumlah responden dibatasi
sampai 30 (tiga puluh) orang dan merupakan penduduk desa yang
akan dinilai.
c) Persiapan kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah Kuesioner Penilaian Ketangguhan
Desa Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) (Lampiran 5).
17
2. Tahap wawancara
a) Pewawancara wajib mengisi lembar identifikasi pada Kuesioner
Penilaian Ketangguhan Desa Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
(PDPT) tahun 2012.
b) Responden memberikan jawaban/mengisi kuesioner sesuai dengan
pengetahuan dan pemahamannya. Pewawancara tidak dibenarkan
mengintervensi atau mempengaruhi jawaban yang diberikan
oleh responden.
c) Penting bagi pewawancara untuk melaporkan hal-hal yang ditemui
secara obyektif jika menemukan berbagai isu ke dalam lembar catatan
pada kuesioner.
d) Pewawancara dan/atau Responden menandatangani lembar identifikasi
pada Kuesioner Penilaian Ketangguhan Desa Pengembangan Desa
Pesisir Tangguh (PDPT) tahun 2012.
3. Penyimpanan Kuesioner dan Pendokumentasian
a) Setelah semua kuesioner telah terisi dan mencapai target jumlah
responden, maka kuesioner tersebut dikumpulkan menjadi satu
bundel untuk masing-masing desa.
b) Kegiatan wawancara/pengisian kuesioner dilengkapi dengan foto
sebagai alat dokumentasi kegiatan.
c) Data dari lembar kuesioner diubah ke dalam format digital dengan
menggunakan format Microsoft EXCEL Workbook sesuai dengan format
input data yang telah disediakan (Lampiran 6) untuk selanjutnya
dilakukan analisis.
B. ANALISIS DATA
Proses analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap analisis data hasil
kuesioner dan analisis Ketangguhan Desa Pesisir.
a. Analisis Data Kuesioner
1. Data hasil kuesioner yang telah diinput kemudian dianalisis dengan
melibatkan manipulasi data, variabel dan perhitungan dengan
menggunakan format Microsoft EXCEL Workbook yang telah disediakan.
18
2. Proses analisis data dalam format Microsoft EXCEL Workbook tersebut
berdasarkan jawaban-jawaban dari kuesioner sehingga dapat diperoleh
nilai skor masing-masing kriteria pada tabel kriteria penilaian
ketangguhan desa pesisir yang ada.
3. Kesalahan dalam proses input data kuesioner yang mungkin terjadi dapat
merusak proses analisis data.
b. Analisis Data Ketangguhan Desa
1. Analisis data ketangguhan desa pesisir melibatkan hasil analisis data
sekunder, data dari hasil Focus Group Discussion dan data hasil survey
dengan menggunakan kuesioner.
2. Data-data yang telah diinput ke dalam format Microsoft EXCEL Workbook
yang telah disediakan akan langsung memproses data dengan kros
tabulasi data untuk mengecek ketidak konsistenan data dan memenuhi
standar kualitas data yang diinginkan.
3. Skor masing-masing kriteria yang telah ada dari hasil analisis data
sekunder, FGD dan Kuesioner akan saling melengkapi sehingga semua
kebutuhan data terpenuhi untuk masing-masing kriteria. Selanjutnya,
dilakukan proses normalisasi data agar nilai dari setiap aspek penilaian
memiliki bobot yang sama.
4. Hasil akhir dari analisis data Ketangguhan Desa Pesisir ini berupa nilai
kondisi ketangguhan desa yang disajikan dalam Grafik Kekuatan Aspek
Ketangguhan Desa (Gambar 2/Lampiran 7) dalam bentuk Diagram Jaring
Laba-Laba. Diagram jaring laba-laba ini menggambarkan tingkat
ketangguhan desa pesisir yang telah dinilai.
19
Gambar 2. Diagram Jaring Laba-laba Hasil Penilaian Ketangguhan Desa
Kondisi ketangguhan masing-masing aspek/ kriteria, dapat dilihat dari
panjang jari-jari jaring laba-laba (dengan melihat skala nilai yang
ditunjukkan pada masing-masing jaring).
Sebagai contoh, dari gambar diatas dapat dilihat kondisi ketangguhan
Desa AAAA dimana aspek/kriteria lingkungan/infrastruktur menunjukkan
skala nilai tertinggi pada jaring laba-laba. Sebaliknya, Desa AAAA memiliki
kondisi ketangguhan paling rendah dari aspek siaga bencana dan
perubahan iklim. Dengan demikian, sebagai tindak lanjut berikutnya maka
dapat direkomendasikan kepada berbagai pihak untuk lebih
memperhatikan aspek siaga bencana dan perubahan iklim dalam
pelaksanaan pembangunan di desa AAAA.
20
Gambar 3. Grafik Nilai Ketangguhan Desa
Selanjutnya, kondisi ketangguhan desa dapat dilihat dari grafik di atas
(Gambar 3). Dari Grafik Nilai Ketangguhan Desa tersebut, dapat diketahui
total nilai kondisi ketangguhan desa secara keseluruhan.
C. PELAPORAN
Setelah semua proses penilaian ketangguhan desa dilaksanakan, maka tahapan
berikutnya adalah pembuatan Laporan Hasil Penilaian Ketangguhan Desa
dengan bentuk Hardcopy dan Softcopy. Laporan ini terdiri dari Berita acara
kegiatan yang memuat Grafik Kekuatan Aspek Ketangguhan Desa dan Grafik
Nilai Ketangguhan Desa dengan melampirkan:
1. Berita Acara Pelaksanaan Penilaian dengan Data Sekunder (Lampiran 4)
2. Hasil Penilaian dari Data Sekunder (dari Lampiran 1)
3. Berita Acara Pelaksanaan FGD (Lampiran 5)
4. Hasil Penilaian dari FGD (dari Lampiran 1)
5. Bundel Kuesioner masing-masing Desa yang Telah Terisi
Laporan Hardcopy dikirimkan ke:
Subdirektorat Mitigasi Bencana Lingkungan
Direktorat Pesisir dan Lautan
Direktorat Jenderal KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari 2, Lantai 7
21
Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Jakarta Pusat
Laporan Softcopy dengan disertai Data Digital Excel Workbook dikirimkan melalui
e-mail ke [email protected]
22
BAB IV
PENUTUP
Penyusunan panduan penilaian ketangguhan desa pesisir ini dimaksudkan
sebagai panduan dalam menyusun dan melaksanakan penilaian terhadap
ketangguhan desa pesisir bagi seluruh pihak terkait. Penilaian ketangguhan desa
pesisir diperlukan sebagai langkah awal penentuan arah program pengembangan
desa untuk pengelolaan program yang adaptif dan atau digunakan sebagai alat
monitoring/evaluasi untuk mengukur efektifitas upaya pengelolaan program
menuju desa pesisir yang tangguh.
Demikian Panduan penilaian ketangguhan desa pesisir ini disusun untuk
mempermudah dalam melakukan penilaian ketangguhan desa pesisir.
23
Lampiran 1. Kriteria Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
Provinsi : ……………
Kabupaten : ……………
Desa : ……………
Metode Pengambilan Data* : Data Sekunder/FGD
Tanggal Pengambilan data : …………/………/ 20…
Kriteria Variabel Pertanyaan
Skor Penilaian Ketangguhan Sumber
Data Data
Hasil Penilaian**
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
1. Aspek Manusia
1. Ras dan Etnik
1. Pola akulturasi etnik/ras di desa
Sering terjadi konflik/persaingan
Tidak ada yang mencolok
Terjadi harmonisasi FGD, Kuesioner #D.17, #D.18
Konflik SARA dalam 6 bulan terakhir
2. Kemampuan berbahasa Indonesia
Mayoritas penduduk tidak dapat memahami bahasa Indonesia
Mayoritas penduduk hanya bisa berbicara bahasa Indonesia secara lisan
Mayoritas penduduk dapat berbahasa Indonesia dengan baik, dan bisa membaca dan menulis
Profil Desa, Potensi Desa, Survei singkat, Kuesioner #B.8
Jumlah penduduk Buta Aksara, Tingkat Pendidikan
2. Pengetahuan, Kesiapan dan Kemampuan Menghadapi Krisis
3. Pengetahuan Masyarakat dalam mengenali ciri-ciri akan terjadinya bencana, pencegahan, penanganan dan rehabilitasi pasca-bencana
Masyarakat belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang perubahan iklim, gejala akan terjadi bencana, strategi pencegahan dan rehabilitasinya
Sebagian Masyarakat sudah memiliki pengetahuan dan informasi tentang perubahan iklim, ciri-ciri akan terjadi bencana, pencegahan, pengendalian, dan rehabilitasinya
Mayoritas pemimpin dan Masyarakat di desa/kelurahan telah mempunyai pengetahuan yang sangat lengkap dan bagus tentang perubahan iklim, gejala bencara, strategi pencegahan dan rehabilitasinya.
FGD, Kuesioner #E.13
Pengetahuan Masyarakat tentang perubahan iklim, gejala bencara, strategi pencegahan dan rehabilitasinya
24
4. Kesiapan Masyarakat dalam evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca-bencana
Masyarakat belum memiliki perencanaan, prosedur, dan atau pengalaman tentang evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca bencana
Masyarakat sudah mulai mengembangkan prosedur terkait evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca bencana, namun belum dalam bentuk aturan tertulis
Masyarakat sudah memiliki dokumen atau prosedur tentang evakuasi bencana , rehabilitasi pasca bencana, dan diketahui oleh warga
Wawancara dan review dokumen, Kuesioner #E.14, #E.15
Dokumen atau prosedur tertulis tentang evakuasi bencana , rehabilitasi pasca bencana
5. Kemampuan Masyarakat dalam evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca-bencana
Belum ada pengalaman empirik yang dialami oleh Masyarakat terkait evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca bencana
Masyarakat memiliki pengalaman empirik dalam evakuasi dan rehabilitasi panca bencana, namun masih terbatas dan belum melibatkan jaringan yang luas
Masyarakat sudah memiliki kapasitas yang tinggi dalam evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca-bencana, dan telah melibatkan peran pemerintah dan swasta dengan dukungan yang jelas
Wawancara dan review dokumen, Kuesioner #E.16
Pengalaman Masyarakat dalam pelaksanaan evakuasi dan rehabilitasi panca bencana
3. Kepadatan Penduduk
6. Kepadatan pemukiman penduduk di desa
Tingkat kepadatan ≥ (melebihi batas toleransi, melebihi 1500 jiwa/km2 )
Penduduk tersebar merata
Tingkat kepadatan normal di bawah (batas toleransi, bekisar 1500 jiwa/km2 )
Profil Desa, Monografi Desa dan Survey singkat
Data jumlah jiwa, luas wilayah pemukiman, data kepadatan penduduk
4. Komposisi Usia
7. Proporsi penduduk usia produktif dan non-produktif
Proporsi penduduk usia produktif > penduduk usia non-produktif
Proporsi penduduk usia produktif = penduduk usia non-produktif
Proporsi penduduk usia produktif < penduduk usia non-produktif
Profil Desa Data Jumlah jiwa usia produktif 15 - 65 Tahun
5. Tingkat Pendidikan Penduduk
8. Jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan SMP
Mayortitas penduduk belum menyelesaikan pendidikan SMP
Sebagian penduduk sudah menyelesaikan pendidikan SMP
Mayoritas penduduk sudah menyelesaikan pendidikan SMP
Profil Desa, Kuesioner #B.8
Data Tingkat Pendidikan Penduduk
6. Penyuluhan
9. Ada-tidaknya penyuluhan tentang siaga bencana dan perubahan iklim
Tidak terlihat adanya kegiatan penyuluhan mengenai siaga bencana dan perubahan iklim
Sudah mulai terlihat kegiatan penyuluhan mengenai siaga bencana dan perubahan iklim namun belum tersosialisasi dengan
Terdapat kegiatan penyuluhan mengenai siaga bencana dan perubahan iklim serta tersosialisasi dengan baik
Wawancara, Kuesioner #E.1, #E.5
Persentase jawaban responden
25
baik
10. Kemampuan pemerintah untuk mempertahankan sikap kebersamaan, seperti: gotong-royong
Pemerintah tidak mampu berkoordinasi dengan tokoh setempat untuk mempertahankan sistem kebersamaan di masyarakat
Pemerintah sudah mulai membangun hubungan dengan tokoh setempat untuk mempertahankan sistem kebersamaan di masyarakat
Pemerintah sudah mampu berkoordinasi dengan tokoh setempat untuk mempertahankan sistem kebersamaan di masyarakat secara serempak
Wawancara dan review dokumen, FGD
Koordinasi pemerintah dengan tokoh masyarakat
Kriteria Variabel Pertanyaan
Skor Penilaian Ketangguhan Sumber
Data Data
Hasil Penilaian**
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
2. Aspek Usaha
7. Pekerjaan 11. Proporsi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan
Proporsi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan ≥ 50%
Mata pencaharian penduduk beragam
Proporsi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan < 50%
Monografi Desa dan Profil Desa, Kuesioner #B.9, #C.1
Persentase Mata pencaharian penduduk
12. Jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan tambahan/sampingan
Jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan tambahan/sampingan < 50%
Rata-rata memiliki pekerjaan sampingan
Jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan tambahan/sampingan ≥ 50%
Monografi Desa dan Profil Desa, Kuesioner #B.10
Persentase jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sampingan
13. Jumlah penduduk yang tidak memiliki pendapatan dalam 6 bulan terakhir
Jumlah penduduk yang tidak memiliki pendapatan dalam 6 bulan terakhir ≥ 50%
Jumlah penduduk yang tidak memiliki pendapatan dalam 6 bulan terakhir 10 - 50%
Jumlah penduduk yang tidak memiliki pendapatan dalam 6 bulan terakhir < 10%
Monografi Desa dan Profil Desa, Kuesioner #B.9
Persentase jumlah penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan
14. Keragaman usaha ekonomi masyarakat
Penduduk hanya memiliki satu sumber usaha dan sulit berkembang
Penduduk memiliki beberapa pilihan usaha dengan perkembangan cukup bagus
Penduduk memiliki beragam usaha dan kreativitas tinggi dalam pengembangan usaha
Monografi Desa dan Profil Desa, Kuesioner #B.9, #C.2
Persentase Mata pencaharian penduduk
26
8. Pengelolaan usaha oleh desa
15. Frekuensi institusi luar desa yang memberikan bantuan ke desa
Tidak pernah ada institusi luar desa memberikan bantuan modal usaha ke desa
Desa hanya sekali memperoleh bantuan modal usaha dalam satu tahun terakhir
Desa memperoleh bantuan modal usaha lebih sekali dari berbagai pihak dari luar desa dalam satu tahun terakhir
Profil Desa, FGD, Kuesioner #C.3, #C.4, #C.5
Nama kegiatan di desa, Pelaksana kegiatan, sumber dana kegiatan, laporan kegiatan
16. Pengelolaan aset usaha yang dimiliki oleh desa
Tidak ada aset usaha yang dimiliki oleh desa
Ada aset usaha yang dimiliki desa tapi hanya dikelola oleh perorangan
Ada aset usaha yang dimiliki desa yang dikelola dengan baik dan dilakukan secara berkelompok di desa
Profil Desa, FGD, Kuesioner #C.10, #C.11
17. Keberadaan kelompok usaha ekonomi masyarakat
Tidak ada kelompok usaha ekonomi masyarakat
Ada kelompok usaha ekonomi masyarakat namun tidak berkembang
Ada kelompok usaha ekonomi masyarakat dan berkembang dengan baik
Profil Desa, FGD,
Persentase Mata pencaharian penduduk
9. Kemiskinan
18. Jumlah rumah tangga sasaran program pengurangan kemiskinan
jumlah rumah tangga sasaran program pengurangan kemiskinan ≥ 50%
jumlah rumah tangga sasaran program pengurangan kemiskinan 30 - 50%
jumlah rumah tangga sasaran program pengurangan kemiskinan < 30%
Profil desa dan FGD,
10. Fasilitas Ekonomi
19. Keberadaan lembaga keuangan/koperasi/dan yang sejenis
Tidak ada Ada namun belum berjalan sesuai yang diharapkan
Ada dan masih berjalan dengan baik
Profil desa dan FGD, Kuesioner #C6, #C.7
Persentase jawaban responden
11. Kewirausahaan
20. Frekuensi kegiatan peningkatan kapasitas kewirausahaan masyarakat
Tidak pernah ada pelatihan kewirausahaan di desa dalam satu tahun terakhir
Pernah ada pelatihan kewirausahaan di desa dalam satu tahun terakhir
Pernah ada pelatihan kewirausahaan di desa dan ada pekerjaan alternatif baru yang muncul
Profil desa dan FGD, Kuesioner #C8, #C.9
Kriteria Variabel Pertanyaan
Skor Penilaian Ketangguhan Sumber
Data Data
Hasil Penilaian**
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
3. Aspek Sumberdaya
12. Kondisi Ekosistem Pesisir
21. Kondisi vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/Terumbu karang/Lamun di desa pesisir
tidak ada vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/ Terumbu Karang/ lamun di desa pesisir kecil/ rendah
Ada vegetasi mangrove (vegetasi pantai) / Terumbu karang/ Lamun di desa pesisir tetapi dalam kondisi yang rusak
Ada vegetasi mangrove/ mangrove (vegetasi pantai)/ Lamun di desa pesisir besar/ dengan kondisi yang baik
Survey Singkat, Kuesioner #D.1, #D.4
Persepsi penilaian masyarakat terhadap kondisi ekosistem
27
22. Kecenderungan kondisi vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/Terumbu karang/Lamun di desa pesisir 5 tahun terakhir
Kondisi vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/Terumbu karang/Lamun di desa pesisir 3 tahun terakhir lebih buruk
Kondisi vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/Terumbu karang/Lamun di desa pesisir 3 tahun terakhir sama saja
Kondisi vegetasi mangrove (vegetasi pantai)/Terumbu karang/Lamun di desa pesisir 3 tahun terakhir lebih baik
Survey Singkat, Kuesioner #D.2, #D.5
Profil Desa dan Wawancara
23. Jenis sumberdaya alam yang diusahakan di desa
Lebih berfokus pada sumber daya yang tak dapat pulih seperti tambang dan belum ada inisiasi pemulihan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan sehingga rentan terjadi bencana
Jenis sumber daya alam beragam dan sudah ada upaya konservasi dan pengendalian pemanfaatan
Sumber daya alam beragam dan didukung oleh pengawasan atas pengelolaan, ada lembaga yang memantau kondisi sumberdaya alam
Monografi Desa, observasi, dan review dokumen
Persentase Mata pencaharian penduduk
13. Pemeliharaan Sumberdaya
24. Penanaman/ perawatan/ perusakan mangrove
Tidak ada penanaman dan perawatan mangrove
Ada penanaman mangrove namun tidak ada perawatan mangrove
Penanaman dan perawatan mangrove terkoordinasi dengan baik
Survey Singkat, Kuesioner #D.6, #D.7
data penanaman mangrove
25. Adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun)
Tidak adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun)
Adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun) dan tidak berjalan efektif
Adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun) dan berjalan efektif
survey singkat, Kuesioner #D.3
data program, aktivitas
26. Adanya aktivitas konservasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun)
Tidak adanya aktivitas konservasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun) dan tidak berjalan efektif
Adanya aktivitas konservasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun) dan tidak berjalan efektif
Adanya aktivitas konservasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/ lamun) dan berjalan efektif
survey singkat, Kuesioner #D.8
data program, aktivitas
14. Kelompok Masyarakat
27. Adanya kelompok pengelolaan ekosistem pesisir (terumbu karang/ mangrove, dll)
tidak ada pengelolaan terumbu karang/ mangrove
Ada kelompok pengelolaan terumbu karang/ mangrove namun tidak berjalan dengan baik
Ada Kelompok pengelolaan terumbu karang/ mangrove dan berjalan efektif
Survey singkat, wawancara, FGD, #D.9, #D.11
Data kelompok dan data aktivitas kelompok
28
28. Adanya kegiatan pemantauan kondisi ekosistem pesisir
tidak pernah dilakukan kegiatan pemantauan/monitoring kondisi ekosistem pesisir
Pernah dilakukan kegiatan pemantauan/monitoring kondisi ekosistem pesisir namun masyarakat tidak terlibat
Pernah dilakukan kegiatan pemantauan/monitoring kondisi ekosistem pesisir dan melibatkan banyak pihak
Survey singkat, wawancara, FGD, #D.10
15. Penyediaan sarana informasi sumberdaya pesisir
29. Adanya sarana informasi mengenai potensi sumber daya pesisir
tidak ada sarana informasi mengenai potensi sumberdaya pesisir
Terdapat sarana yang menyediakan informasi mengenai potensi sumber daya pesisir namun kondisinya tidak baik dan tidak dapat dibaca
Terdapat sarana yang menyediakan informasi mengenai potensi sumberdaya pesisir yang lengkap dan mudah dibaca
Survey lokasi, Profil desa, Kuesioner #D.16
papan informasi potensi dan data potensi sumber daya
30. Akses/jarak ke sumberdaya alam – ekonomi
Sulit, rusak, dan belum ada infrastruktur dan sarana transportasi publik
Masih dapat dilalui kendaraan dengan infrastruktur yang sudah dibangun namun belum ada layanan transportasi publik
Sarana dan prasarana transportasi mudah, ada infrastruktur yang mendukung layanan transportasi, serta ada layanan transportasi publik yang rutin, aman, dan terjangkau
Profil desa, observasi
Kondisi jalan, Sarana transportasi publik,
Kriteria Variabel Pertanyaan
Skor Penilaian Ketangguhan Sumber
Data Data
Hasil Penilaian**
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
4. Lingkungan dan infrastruktur
16. Ketersediaan Fasilitas
31. Kondisi jalan Akses jalan ke desa tidak beraspal/beton
Akses jalan ke desa hanya beton saja
Akses jalan ke desa beraspal/beton
Profil Desa
32. Ketersediaan listrik Pelanggan listrik > 80 %
Pelanggan listrik 50 -80 %
Pelanggan listrik < 50 %
Profil Desa
17. Kondisi Bangunan Pemukiman
33. Kondisi bangunan pemukiman penduduk (permanen/semi-permanen)
Persentase rumah semi permanen > persentase rumah permanen
Persentase rumah semi permanen = persentase rumah permanen
Persentase rumah semi permanen < persentase rumah permanen
Profil Desa
29
34. Persentase rumah-rumah penduduk yang melintang dengan garis pantai
Persentase rumah-rumah penduduk yang melintang dengan garis pantai > 70%
Persentase rumah-rumah penduduk yang melintang dengan garis pantai berkisar antara 50 – 70 %
Persentase rumah-rumah penduduk yang melintang dengan garis pantai < 50%
Profil Desa, Suvey singkat
35. Persentase rumah-rumah penduduk yang berada di lokasi bukit
Persentase rumah-rumah penduduk yang berada di lokasi bukit > 70%
Persentase rumah-rumah penduduk yang berada di lokasi bukit berkisar antara 50–70 %
Persentase rumah-rumah penduduk yang berada di lokasi bukit < 50%
Profil Desa
18. Sumber Air Bersih
36. Jumlah jenis sumber air bersih yang digunakan penduduk (seperti: PAM, mata air, air sumur, dll)
Hanya terdapat 1 jenis sumber air bersih yang digunakan penduduk
Jumlah dan jenis sumber air bersih yang digunakan penduduk > 1
Jumlah dan jenis sumber air bersih yang digunakan penduduk > 2
Profil Desa
19. Pencemaran
37. Adanya pencemaran
Hampir seluruh wilayah tercemar
Sebagian wilayah tercemar
Tidak ada wilayah yang tercemar
Survey Singkat / Kuesioner #D.15
Luasan wilayah tercemar, persepsi masyarakat mengenai luasan wilayah tercemar
20. Pelayanan Kesehatan
38. Jumlah posyandu di desa
Tidak ada posyandu di desa
Hanya ada satu posyandu dalam satu desa
Banyaknya posyandu di setiap desa > 1
Profil Desa
39. Jumlah tenaga medis di desa
Tidak ada tenaga medis, bidan ataupun mantri kesehatan
Ada tenaga medis di desa (ada dokter atau mantri kesehatan atau bidan desa)
Jumlah tenaga medis sangat mencukupi kebutuhan (ada minimal 1 dokter, bidan desa atau mantri kesehatan)
Profil Desa
21. Tanggung jawab Pemerintah
40. Tanggung jawab pemerintah terhadap perencanaan pembangunan baik yang bersifat fisik maupun nonfisik
Pemerintah belum memiliki rencana pembangunan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik
Pemerintah sudah memiliki rencana pembangunan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik namun belum terimplementasi dengan baik
Pemerintah sudah memiliki rencana pembangunan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik dan sudah terimplementasi dengan baik
FGD, Kuesioner #D.12, #D.13
Rencana pembangunan Desa (RPD)/ RPJM Daerah
30
Kriteria Variabel Pertanyaan
Skor Penilaian Ketangguhan Sumber
Data Data
Hasil Penilaian**
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
5. Aspek siaga bencana dan perubahan iklim
22. Sistem Peringatan Dini
41. Ada tidaknya sistem peringatan dini terhadap bencana di desa
Belum terdapat sistem peringatan dini terhadap bencana di desa
Sudah terdapat sistem peringatan dini namun belum diupayakan simulasi evakuasi bencana di desa
Sudah terdapat sistem peringatan dini dan sudah diupayakan simulasi evakuasi bencana di desa
FGD, Wawancara, laporan kegiatan, rencana kerja desa, Kuesioner #E.4, #E.5
Sirine, Sistem peringatan tradisional, dll.
42. Ada tidaknya kearifan lokal yang dimanfaatkan untuk usaha-usaha pengurangan resiko kebencanaan
Tidak ada kearifan lokal yang ditemukan di masyarakat
Terdapat kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat namun belum berjalan dengan efektif
Terdapat kearifan lokal yang dianut di masyarakat dan dimanfaatkan secara efektif untuk usaha-usaha pengurangan resiko bencana
FGD, Wawancara, Kuesioner #E.6
informasi kearifan lokal, kebijakan pemerintah
23. Bangunan Fisik
43. Ada tidaknya struktur pelindung pantai
Belum ada struktur pelindung pantai sebagai upaya pencegahan bencana
Sudah ada struktur pelindung pantai namun dalam kondisi yang rusak
Sudah ada struktur pelindung pantai dengan kondisi yang baik
Profil desa, Wawancara, dan Survey lapangan, Kuesioner #E.7
Struktur pelindung pantai, kondisi struktur pelindung pantai
24. Ketersediaan Fasilitas
44. Ada tidaknya sarana informasi bencana
Tidak ada sarana informasi bencana sama sekali
Sudah ada sarana informasi bencana tapi tidak berfungsi
Sudah ada sarana informasi bencana dan berfungsi dengan baik
Profil Desa dan survey lapangan, Kuesioner #E.2
Papan informasi bencana, radio komunitas, Poster, dll.
45. Ketersediaan shelter penampungan
Belum tersedia shelter penampungan sebagai tempat evakuasi bencana
Sudah tersedia shelter penampungan sebagai tempat evakuasi bencana namun kondisinya tidak baik
Sudah tersedia shelter penampungan dengan kondisi yang baik sebagai tempat evakuasi bencana
Profil Desa, survey lapangan, Kuesioner #E.8
Bangunan Shelter dan sarana pendukungnya
46. Ada tidaknya cadangan strategis desa menghadapi bencana
Tidak adanya cadangan strategis desa menghadapi bencana
Adanya cadangan strategis desa menghadapi bencana namun tidak berjalan
Adanya cadangan strategis desa menghadapi bencana dan berjalan efektif
Profil Desa, survey lapangan, Kuesioner
Data kelompok dan data aktivitas kelompok
31
#E.9
47. Ketersediaan jalur evakuasi bencana
Belum tersedia jalur evakuasi bencana
Sudah tersedia jalur evakuasi bencana namun kondisi jalur belum memadai
Sudah tersedia jalur evakuasi bencana yang mudah diakses oleh korban bencana
Profil Desa, survey lapangan, Kuesioner #E.10
Rambu-rambu jalur evakuasi bencana, Peta/sketsa jalur evakuasi
48. Adanya kelompok siaga bencana
tidak ada kelompok siaga bencana
Adanya kelompok siaga bencana namun tidak berjalan
Adanya kelompok siaga bencana dan berjalan efektif
Survey singkat, wawancara, FGD, Kuesioner #E.11, #.12
Data kelompok dan data aktivitas kelompok
25. Tanggung jawab Pemerintah
49. Tanggung jawab pemerintah terhadap upaya antisipasi terjadinya bencana dan perubahan iklim
Pemerintah belum memiliki rencana dan upaya antisipasi terjadinya bencana dan perubahan iklim
Pemerintah sudah mulai mengembangkan rencana dan upaya antisipasi terjadinya bencana dan perubahan iklim
Pemerintah sudah memiliki rencana dan upaya antisipasi terjadinya bencana dan perubahan iklim yang didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang memadai
FGD, Kuesioner #E.17, #E.18
26. Peraturan terkait siaga bencana
50. Ada tidaknya peraturan di tingkat desa yang tekait dengan siaga bencana
tidak adanya peraturan di tingkat desa yang tekait dengan siaga bencana
Adanya peraturan di tingkat desa yang tekait dengan siaga bencana namun tidak berjalan
Adanya peraturan di tingkat desa yang tekait dengan siaga bencana dan telah berjalan efektif
Profil desa, Kuesioner #E.20
Data kebijakan/peraturan desa
Keterangan: * Coret yang tidak perlu
** Diisi dengan angka Nilai Skor Penilaian Ketangguhan sesuai dengan kondisi desa
32
Lampiran 2. Format Input Data dari Hasil Penilaian Menggunakan Data Sekunder
Format isian input data di atas dapat diunduh di http://www.forumPDPT2012.wordpress.com
CONTOH
Diisi dengan huruf Kapital/ Huruf Besar (Sesuai dengan Format)
Diisi dengan memilih Nilai Skor untuk setiap pertanyaan
Klik di sini TIDAK BOLEH DILAKUKAN PERUBAHAN
Input Data dari Hasil Penilaian dengan Menggunakan Data
Sekunder pada WorkSheet Form_Input_DataSekunder
33
Lampiran 3. Format Input Data dari Hasil Penilaian Focus Group Discussion (FGD)
Format isian input data di atas dapat diunduh di http://www.forumPDPT2012.wordpress.com
CONTOH Diisi dengan huruf Kapital/ Huruf Besar
(Sesuai dengan Format)
Diisi dengan memilih Nilai Skor untuk setiap pertanyaan
Klik di sini TIDAK BOLEH DILAKUKAN PERUBAHAN
Input Data dari Hasil Penilaian dengan FGD pada WorkSheet
Form_Input_FGD
34
Lampiran 4. Berita Acara Pelaksanaan Penilaian dengan Data Sekunder
BERITA ACARA
PELAKSANAAN PENILAIAN DENGAN DATA SEKUNDER
UNTUK PENILAIAN KETANGGUHAN DESA PESISIR Pada hari ini .........Tanggal ...............Bulan .............Tahun ............., yang bertanda
tangan di bawah ini : 1. Nama ..............................Jabatan ............................ 2. Nama ..............................Jabatan ............................
3. Dst ..................................Jabatan .............................
Telah melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Penilaian dengan Data Sekunder untuk menilai
ketangguhan desa pesisir, dengan hasil penilaian sebagaimana daftar kriteria penilaian terlampir untuk Desa……………………… Kecamatan…………………………… Kabupaten/Kota…………………………
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tim Pemberdayaan Desa :
Kades/Lurah : Nama ....................... Tandatangan ...............
Motivator 1 : Nama ........................ Tandatangan ............... Motivator 2 : Nama ........................ Tandatangan ...............
Tenaga Pendamping :
Tenaga Pendamping 1 : Nama ....................... Tandatangan ............... Tenaga Pendamping 2 : Nama ....................... Tandatangan ...............
Tenaga Pendamping 3 : Nama ....................... Tandatangan ...............
35
Lampiran 5. Berita Acara Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
BERITA ACARA
PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
UNTUK PENILAIAN KETANGGUHAN DESA PESISIR Pada hari ini .........Tanggal ...............Bulan .............Tahun ............., yang bertanda
tangan di bawah ini : 4. Nama ..............................Jabatan ............................ 5. Nama ..............................Jabatan ............................
6. Dst ..................................Jabatan .............................
Telah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk menilai ketangguhan
desa pesisir, dengan hasil penilaian sebagaimana daftar kriteria penilaian terlampir untuk Desa……………………… Kecamatan…………………………… Kabupaten/Kota…………………………
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tim Pemberdayaan Desa :
Kades/Lurah : Nama ....................... Tandatangan ...............
Motivator 1 : Nama ........................ Tandatangan ............... Motivator 2 : Nama ........................ Tandatangan ...............
Tenaga Pendamping :
Tenaga Pendamping 1 : Nama ....................... Tandatangan ............... Tenaga Pendamping 2 : Nama ....................... Tandatangan ...............
Tenaga Pendamping 3 : Nama ....................... Tandatangan ...............
36
Lampiran 6. Kuesioner Penilaian Ketangguhan Desa Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
(PDPT)
KUESIONER PENILAIAN KETANGGUHAN DESA
PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH PDPT TAHUN 2012
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PERORANGAN
A. IDENTIFIKASI
1. NOMOR IDENTIFIKASI
2. PROVINSI
……………………………………………….…..……………
3. KABUPATEN
……………………………………………….…..……………
4. KECAMATAN
……………………………………………….…..……………
5. DESA
……………………………………………….…..……………
6. TANGGAL WAWANCARA
2 0 1 2
TANGGAL BULAN
TAHUN
7. NAMA RESPONDEN/TANDA TANGAN
…………………………………………………/….…..……………
8. ALAMAT RESPONDEN
…………………………………………………….…..……………
7. NAMA PEWAWANCARA/TANDA TANGAN …………………………………………………/….…..……………
Petunjuk Pengisian 1. Isilah jawaban sesuai dengan pilihan Anda
2. Isilah pada kolom/ pilihan jawaban yang telah disediakan 3. Beri tanda silang (x) pada jawaban yang Anda anggap benar
37
B. LATAR BELAKANG RESPONDEN 1. Jenis kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan 2. Berapa tahun usia anda?
Usia : ………… Tahun 3. Apa suku anda?
Suku : ………… 4. Apa agama anda?
Agama : ………… 5. Apa status perkawinan anda?
a. Belum menikah c. Duda/Janda b. Menikah
6. Apakah anda lahir di desa ini?
a. Ya b. Tidak, lahir di desa lain
7. Sudah berapa lama anda tinggal di desa ini?
a. Kurang dari 1 tahun c. 3 sampai 5 tahun b. 1 sampai 3 tahun d. Lebih dari 5 tahun
8. Jika anda pernah bersekolah, sampai pada tingkatan apa sekolah yang terakhir anda masuki?
a. Tidak sekolah e. Tamat SMU b. Tidak tamat SD f. Tamat akademi c. Tamat SD g. Sarjana S1 ke atas d. Tamat SMP
9. Apa pekerjaan utama anda dalam enam bulan terakhir ini? a. Petani k. Buruh perusahaan
b. Buruh tani l. PNS
c. Nelayan m. TNI/Polri d. Buruh nelayan n. Pengrajin e. Petambak o. Pengusaha f. Buruh tambak p. Ibu rumah tangga g. Peternak q. Masih sekolah/ Mahasiswa h. Pedagang r. Lainnya, sebutkan ___________________ i. Karyawan swasta s. Tidak bekerja
j. Petani rumput laut 10. Apakah anda punya pekerjaan sampingan?
a. Ya, Sebutkan ___________ b. Tidak ada
C. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG KEGIATAN USAHA 1. Menurut pendapat anda, berapa persen jumlah penduduk di desa anda yang berusaha di
sektor perikanan dan pertanian?
a. kurang dari 50% c. Tidak yakin/tidak tahu b. Lebih dari 50%
2. Menurut anda, apakah ada pilihan usaha lain (selain di sektor perikanan dan pertanian) yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di desa?
38
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
3. Jika ada bantuan permodalan yang masuk di desa anda dalam setahun terakhir ini, dari mana sajakah bantuan permodalan tersebut berasal?
a. Pemerintah e. LSM
b. Lembaga keuangan/perbankan f. lainnya, sebutkan__________
c. Pihak Swasta/Perusahaan g. Tidak ada bantuan modal
d. Rentenir/tengkulak h. Tidak yakin/tidak tahu
4. Jika ada, berapa kali desa anda mendapat bantuan permodalan dalam setahun terakhir ini?
a. Satu kali c. lebih dari tiga kali
b. 2 - 3 kali d. Tidak yakin/ tidak tahu
5. Jika ada bantuan permodalan yang masuk di desa anda dalam setahun terakhir ini, menurut anda apakah bantuan tersebut dapat dikelola dengan baik?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
6. Adakah lembaga keuangan/koperasi/sejenisnya yang masih bekerja dalam 6 (enam) bulan terakhir ini di desa anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
7. Apakah lembaga keuangan/koperasi/sejenisnya tersebut masih berjalan untuk membantu meningkatkan perekonomian (pendapatan) masyarakat di desa anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
8. Pernahkah anda mendengar ada kegiatan atau pelatihan pengembangan usaha masyarakat desa anda oleh lembaga yang berasal dari luar desa dalam satu tahun terkhir?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
9. Jika pernah, apakah ada anggota masyarakat yang mengembangkan usaha alternatif baru dari hasil pelatihan tersebut?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
10. Apakah di Desa anda ada aset usaha yang dimiliki oleh desa?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
11. Jika ada aset usaha yang dimiliki oleh desa anda, bagaimana pengelolaannya?
a. Dikelola oleh satu orang saja
b. Dikelola secara bersama-sama dalam kelompok
c. Tidak ada yang mengelola
d. Tidak yakin/ tidak tahu
D. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SUMBERDAYA DI DESA 1. Bagaimana penilaian anda terhadap kondisi terumbu karang di desa anda?
a. Ada Terumbu karang dan dalam kondisi bagus
b. Ada Terumbu karang tetapi dalam kondisi rusak
c. Tidak Ada
d. Tidak yakin/tidak tahu
2. Dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun yang lalu, bagaimana penilaian anda terhadap kondisi terumbu karang di desa anda saat ini?
a. Lebih bagus c. Sama saja
b. Lebih buruk d. Tidak yakin/tidak tahu 3. Jika anda pernah mendengar adanya kegiatan untuk memperbaiki (rehabilitasi)kondisi
ekosistem di desa anda, apakah dapat berjalan efektif?
39
a. Efektif c. Tidak ada kegiatan konservasi
b. Tidak efektif d. Tidak yakin/tidak tahu
4. Bagaimana penilaian anda terhadap kondisi ekosistem Mangrove atau tumbuhan pantai di desa anda?
a. Ada mangrove dan dalam kondisi bagus
b. Ada mangrove tetapi dalam kondisi rusak
c. Tidak Ada
d. Tidak yakin/tidak tahu
5. Dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun yang lalu, bagaimana penilaian anda terhadap kondisi ekosistem Mangrove atau tumbuhan pantai di desa anda saat ini?
a. Lebih bagus c. Sama saja
b. Lebih buruk d. Tidak yakin/tidak tahu 6. Jika anda pernah mendengar adanya kegiatan penanaman Mangrove atau tumbuhan pantai
di desa anda, apakah ada masyarakat yang ikut terlibat?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
7. Setelah kegiatan penanaman mangrove selesai, apakah ada yang merawat tumbuhan tersebut?
a. Ya, sebutkan siapa saja _____________ b. Tidak ada c. Tidak yakin/tidak tahu
8. Jika di desa anda ada kegiatan Konservasi ekosistem (terumbu karang/mangrove/lamun), apakah dapat berjalan efektif?
a. Efektif c. Tidak ada kegiatan konservasi b. Tidak efektif d. Tidak yakin/tidak tahu
9. Pernahkah Anda mendengar keberadaan kelompok/organisasi yang mengurusi pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem di desa Anda dalam 6 bulan belakangan ini?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
10. Siapakah yang memantau kondisi sumberdaya alam di desa anda? (JAWABAN ANDA BOLEH LEBIH DARI SATU)
a. Masyarakat desa g. LSM /Organisasi Selain Pemerintah
b. Pemerintah nasional h. Penegak hukum (Polisi/TNI/Jagawana)
c. Bupati i. Lainnya, sebutkan________________
d. Kepala desa j. Tidak ada
e. Instansi teknis pemerintah k. Tidak tahu/tidak yakin
f. Pihak swasta
11. Menurut anda apakah pihak/lembaga yang bertugas mengawasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di desa anda dapat berjalan secara efektif?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
12. Menurut anda apakah Pemerintah sudah memiliki rencana pembangunan yang bersifat fisik maupun non-fisik?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
13. Menurut anda apakah Pemerintah sudah mengimplementasikan/melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana pembangunan desa yang ada?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
40
14. Pernahkah Anda berbicara dengan teman atau anggota keluarga tentang pencemaran yang terjadi di desa Anda dalam 6 bulan belakangan ini?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
15. Berapa luas pencemaran yang terjadi di desa anda?
a. Hampir seluruh wilayah tercemar c. Tidak ada pencemaran
b. Sebagian wilayah tercemar d. Tidak yakin/tidak tahu
16. Apakah di desa anda terdapat papan informasi potensi desa yang mudah dibaca?
a. Ada mudah dibaca c. Tidak ada
b. Ada tapi tidak dapat dibaca d. Tidak yakin/tidak tahu
17. Dalam 6 (enam) bulan terakhir ini, berapa kali terjadi koflik yang dilatarbelakangi oleh SARA (Suku, Agama dan Ras) di desa anda?
a. Lebih dari 3 kali c. Tidak pernah
b. 1 - 3 kali d. Tidak yakin/tidak tahu
18. Kegiatan sosial yang menonjol di dalam masyarakat desa, adalah:
a. Gotong royong d. Tidak ada
b. Arisan e. Tidak yakin/ tidak tahu
c. Lainnya, sebutkan _________
E. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG KEBENCANAAN DAN PERUBAHAN IKLIM 1. Pernahkah anda mendengar istilah siaga bencana dan Perubahan Iklim?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
2. Dari mana anda mendengar istilah siaga bencana dan Perubahan Iklim?
a. Teman f. Tokoh agama/tokoh adat
b. Keluarga g. Peyuluhan oleh LSM/lembaga lain
c. Radio/televisi h. Lainnya, sebutkan_________________
d. Poster/Selebaran i. Tidak ada/tidak tahu
e. Penyuluhan oleh aparat pemerintah
3. Bencana alam apa yang pernah terjadi di desa anda dalam 5 (lima) tahun terakhir? (JAWABAN ANDA BISA LEBIH DARI SATU)
a. Gelombang pasang h. Tsunami
b. Gempa i. Kebakaran hutan
c. Letusan gunung api j. Rob
d. Erosi pantai k. Lainnya, sebutkan _________________
e. Angin puting beliung/angin kencang l. Tidak pernah
f. Tanah longsor m. Tidak yakin/tidak tahu
g. Banjir
4. Apakah yang digunakan sebagai sistem peringatan jika terjadi bencana di desa anda?
a. Sirine d. Lainnya, sebutkan _________________
b. Pentungan e. Tidak ada
c. Pengeras suara f. Tidak yakin/tidak tahu
5. Pernahkah anda mengikuti atau mendengar kegiatan penyuluhan/simulasi/praktek evakuasi bencana di desa anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
6. Adakah kearifan lokal/budaya yang masih dianut oleh masyarakat dan dipercaya dapat mencegah terjadinya bencana di desa anda?
41
a. Ada, sebutkan ______________
b. Ada, namun tidak ada kaitan dengan pencegahan bencana
c. Tidak ada
d. Tidak yakin/tidak tahu
7. Jika di desa anda terdapat struktur/bangunan pelindung pantai, bagaimana kondisinya?
a. Baik c. Tidak ada
b. Rusak d. Tidak yakin/tidak tahu
8. Jika di desa anda terdapat shelter/tempat penampungan sementara pada saat terjadi bencana, menurut anda bagaimana kondisinya?
a. Layak c. Tidak ada
b. tidak layak d. Tidak yakin/tidak tahu
9. Apakah sampai saat ini masih ada lumbung pangan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dapat digunakan di desa anda?
a. Ada dan masih berjalan efektif c. Tidak ada
b. Ada tapi sudah tidak berjalan d. Tidak yakin/tidak tahu
10. Jika di desa anda sudah terdapat jalur evakuasi bencana, menurut anda bagaimana kondisi jalur tersebut?
a. Mudah diakses c. Tidak ada
b. Sulit diakses d. Tidak yakin/tidak tahu
11. Apakah di desa anda terdapat lembaga/kelompok siaga bencana?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
12. Menurut anda, lembaga/kelompok siaga bencana tersebut sudah berjalan efektif?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
13. Menurut anda apakah pemimpin dan Masyarakat di desa/kelurahan telah mempunyai pengetahuan yang sangat lengkap dan bagus tentang perubahan iklim, gejala bencara, strategi pencegahan dan rehabilitasinya?
a. Ya c. Beberapa saja
b. Tidak ada d. Tidak yakin/tidak tahu
14. Menurut anda, apakah pemerintah/Masyarakat sudah memiliki dokumen atau prosedur tentang evakuasi bencana , rehabilitasi pasca bencana di desa anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
15. Apakah ada aturan tertulis tentang prosedur evakuasi bencana dan rehabilitasi pasca bencana di desa anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
16. Jika di desa anda pernah terjadi bencana, apakah masyarakat melakukan evakuasi dan rehabilitasi panca bencana sendiri (tanpa melibatkan bantuan dari luar)?
a. Ya, mandiri c. Tidak pernah terjadi bencana
b. Ya, dibantu Pemerintah dan pihak luar
d. Tidak yakin/tidak tahu
17. Apakah di desa anda terdapat peralatan dan perlengkapan yang memadai dan dapat segera digunakan jika terjadi bencana?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
18. Menurut anda apakah Pemerintah di desa anda sudah memiliki rencana dan upaya antisipasi terjadinya bencana dan perubahan iklim
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
42
19. Menurut anda apakah Pemerintah sudah memiliki sistem dan mekanisme distribusi sumberdaya/bantuan kepada penduduk pasca bencana?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
20. Menurut apakah Pemerintah bisa mengkoordinasikan dengan baik distribusi sumberdaya / bantuan kepada penduduk pasca bencana?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin/tidak tahu
21. Jika saat ini di desa anda sudah ada peraturan untuk mengantisipasi terjadinya bencana, menurut anda apakah peraturan tersebut sudah berjalan efektif?
a. Ya c. Tidak ada peraturan
b. Tidak efektif d. Tidak yakin/tidak tahu
43
Lampiran 7. Format Input Data Kuesioner
Format isian input data kuesioner di atas dapat diunduh di http://www.forumPDPT2012.wordpress.com
CONTOH No. 1 – No. 30
Diisi dengan huruf Kapital/ Huruf besar (Sesuai dengan Format)
Diisi dengan memilih jawaban yang telah tersedia
Pada Kolom yang tidak terdapat pilihan jawaban, diisi dengan mengetik manual dengan
menggunakan huruf kapital
Klik di sini Diisi sampai nomor
terakhir (E.20)
44
Lampiran 8. Contoh Diagram Hasil Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir
CONTOH
45