31
SIGIT SETYO ATMOKO PANDUAN PENULISAN BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS KESANTUNAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Panduan Penulisan Buku Santun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan Penulisan Buku Santun

SIGIT SETYO ATMOKO

PANDUAN PENULISAN BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS KESANTUNAN

UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

2009

Page 2: Panduan Penulisan Buku Santun

PRAKATA

Buku pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu sarana belajar peserta didik yang mempunyai kedudukan strategis. Sarana ini dipergunakan untuk pengembangan dan peningkatan keterampilan berbahasa. Untuk itu, sudah semestinya buku pelajaran Bahasa Indonesia perlu diprogram dan disusun secara optimal dengan memerhatikan aspek pengorganisasian, kelengkapan isi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, kegrafikaan, serta nilai-nilai edukasional yang terkandung di dalamnya.

Berpijak pada pemikiran di atas, perlu dikembangkan sebuah buku yang dapat mengintegrasikan dua target ketercapaian yaitu meningkatnya keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia dan sekaligus meningkatnya kesantunan berbahasa peserta didik. Berdasarkan konsep itulah, buku Bahasa Indonesia berbasis kesantunan sangat perlu dikembangkan. Akan tetapi, sebelum buku tersebut ditulis, perlu disusun buku panduan pengembangannya.

Penyusunan panduan ini berdasarkan pada telaah teoretis dan praktis. Buku yang telah ditelaah antara lain Buku Pedoman Penulisan Buku Pelajaran, Penjelasan Standar Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Selain itu juga didukung fakta-fakta hasil analisis kebutuhan peserta didik dan guru. Hasil upaya tersebut adalah prinsip dan kaidah pengembangan atau penulisan buku Bahasa Indonesia yang dilandasi nilai kesantunan.

Buku Panduan Penulisan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kesantunan ini berisi tentang panduan bagaimana mengolah materi atau bahan ajar dan media pembelajaran yang diintegrasi dengan konsep/strategi kesantunan para pakar. Sebagai pembeda, konsep atau teori kesantunan para ahli dipergunakan secara ekletik untuk dasar pengembangan buku agar buku hasil pengembangan mempunyai muatan nilai kesantunan.

Oleh karena itu, buku hasil penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan acuan dan pedoman penulisan buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia bagi penulis buku, guru, penerbit, penilai buku, maupun pengguna buku untuk SMP/MTs. Diharapkan buku hasil penulisan berdasarkan panduan ini dapat memenuhi standar mutu buku yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Namun demikian, penyusun menyadari bahwa karya ini terbuka untuk perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, saran dan sumbangan pemikiran demi kesempurnaan buku panduan ini penulis harapkan dari berbagai pihak.

Penyusun

2

Page 3: Panduan Penulisan Buku Santun

DAFTAR ISI

Prakata ..........................................................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................................

I. Rasional...................................................................................................................

II. Dasar Penyusunan ..................................................................................................

III. Tujuan Pengembangan Panduan Penulisan Buku Pelajaran ..................................

IV. Pengertian ...............................................................................................................

V. Prinsip-Prinsip Pengembangan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis

Kesantunan ............................................................................................................

Daftar Rujukan .............................................................................................................

2

3

4

5

5

5

5

19

3

Page 4: Panduan Penulisan Buku Santun

PANDUAN PENULISAN BUKU PELAJARANBAHASA INDONESIA BERBASIS KESANTUNAN

UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I. RASIONAL

Buku pelajaran Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang strategis dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Artinya, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia buku pelajaran menjadi sarana yang sangat penting dalam upaya pengembangan dan pencapaian kompetensi berbahasa dan bersastra serta pengembangan sikap dan budi pekerti peserta didik. Bahkan, buku pelajaran sering dijadikan acuan sekaligus sumber belajar utama dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, buku pelajaran Bahasa Indonesia harus disusun dan dikembangkan berdasarkan pedoman penyusunan buku pelajaran dan kriteria penilaian buku. Pusat Perbukuan Depdiknas (2005:v) menyatakan bahwa sebagai sarana belajar di sekolah, buku pelajaran harus diprogram dengan baik dari segi kelengkapan, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta nilai edukasional materi. Selain itu, buku pelajaran juga diharapkan dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk belajar mandiri dan pengembangan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Namun, kondisi ideal itu masih belum semuanya terwujud. Dalam percakapan dan kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan anak-anak sekolah pada jenjang pendidikan dasar seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertutur kurang santun. Selain itu, berbagai anarkisme verbal berupa kata-kata umpatan, cemoohan, dan pelecehan sering mewarnai kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kondisi ini menjadikan salah satu keprihatinan insan pendidikan termasuk orang tua dan pendidik.

Berdasarkan ilustrsi di atas, peran dan tugas pendidikan di sekolah termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia semakin berat. Dalam konteks pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai kompetensi dasar berbahasa. Akan tetapi, pembelajaran bahasa Indonesia juga harus mampu mengembangkan sikap dan perilaku berbudi siswa di samping mereka mempunyai pengetahuan tinggi.

Berkenaan dengan hal di atas, dalam dunia pendidikan, perlu kiranya dirumuskan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi dua hal, yaitu (a) penyampaian substansi materi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan (b) sekaligus mampu menjadi wadah pengembangan nilai-nilai budi pekerti. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran pokok pada semua jenjang sekolah, saat ini juga harus mengemban kedua tugas itu. Adanya tambahan tugas tersebut, dirasakan semakin berat beban yang harus dipikul oleh para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum ada tambahan muatan pendidikan budi pekerti saja, kritikan terhadap ketidakberhasilan mata pelajaran Bahasa Indonesia banyak dilontarkan masyarakat maupun cendekia akademis. Untuk itu, perlu kiranya dirumuskan model pembelajaran dan sekaligus bahan ajar mata

4

Page 5: Panduan Penulisan Buku Santun

pelajaran Bahasa Indonesia berupa buku pelajaran yang mampu mengemban dua tugas tersebut.

Berdasarkan kondisi demikian, buku pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMP/MTs. yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai kesantunan perlu diupayakan. Upaya itu perlu dilakukan untuk mengurangi permasalahan kekhawatiran lunturnya nilai-nilai kesantunan dan moralitas peserta didik. Dengan adanya hasil pengembangan itu, kompetensi berbahasa dan bersastra peserta didik dapat dikembangkan. Juga dalam aspek kepribadiannya. Semakin banyak buku pelajaran yang di dalamnya mengandung nilai kesantunan, peserta didik semakin banyak peluang adanya peningkatan kepribadiannya.

II. DASAR2.1 Pedoman Penulisan Buku Pelajaran, Penjelasan Standar Mutu Buku Pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia.2.2 Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.2.3 Panduan Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar.2.4 Hasil Analisis Kebutuhan Guru dan Peserta didik dalam penyediaan buku pelajaran

Bahasa Indonesia.

III. TUJUAN PENGEMBANGAN PANDUAN PENULISAN BUKU PELAJARAN Tujuan disusunnya panduan penulisan buku pelajaran bahasa Indonesia ini untuk

menjadi acuan dan rambu-rambu bagi penulis buku atau guru mata pelajaran dalam penulisan dan pengembangan buku pelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis kesantunan untuk SMP/MTs.

IV. PENGERTIANBuku pelajaran adalah buku yang digunakan sebagai sarana belajar di sekolah

untuk menunjang program pelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik. Buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan ialah buku yang digunakan

sebagai sarana belajar bahasa Indonesia di sekolah yang ditulis, dikembangkan, dan disusun dengan memperhatikan muatan nilai kesantunan.

V. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN BUKU BAHASA INDONESIA BERBASIS KESANTUNAN

Pengembangan buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan mengacu pada standar mutu buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku pelajaran, yaitu prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran dalam buku pelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5

Page 6: Panduan Penulisan Buku Santun

Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Jika dalam setiap pelajaran telah ditetapkan komponen-komponennya, pada pelajaran lainnya juga mengacu pada komponen yang telah ditetapkan.

Prinsip kecukupan artinya buku pelajaran hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan dan meningkatkan derajat kesantunan. Materi dalam buku pelajaran tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Berdasarkan prinsip ini, ada lima aspek standar mutu buku pelajaran Bahasa Indonesia. Kelima aspek kelayakan buku itu antara lain kelayakan aspek pengorganisasian, pemilihan materi, penyajian materi, penggunaan bahasa dan keterbacaan, serta penentuan nilai edukasional yang tergambar dalam keempat aspek sebelumnya. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan memperhatikan nilai kesantunan diperlukan kelayakan petunjuk guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar peserta didik mempunyai budaya santun berbahasa. Untuk itu, kelima aspek itu belum cukup sehingga aspek keenam sebagai hasil pengembangan ini adalah kelayakan petunjuk guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang santun. Untuk membedakan dengan panduan Depdiknas, hasil pengembangan ini ditandai dengan tanda bintang kurung tutup ( *) )

Adapun rincian aspek pengembangan penulisan buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan untuk peserta didik SMP/MTs ini adalah sebagai berikut.

5.1 Pengorganisasian Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis KesantunanDalam aspek pengorganisasian buku, buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis

kesantunan terdiri atas bagian pendahuluan, isi buku, dan penyudah. Prinsip dan kaidah penulisan aspek ini disajikan seperti pada tabel berikut.

Subaspek Prinsip Kaidah1. Bagian Pendahuluan

Halaman judul (cover) disajikan dengan menarik, lengkap, dan santun.

Judul buku memuat nama mata pelajaran, kelas, dan tingkat satuan pendidikan mudah terbaca dengan jelas.Nama penulis ditulis jelas.Gambar ilustrasi sederhana terdapat ilustrasi atau gam-bar tokoh kebahasaan atau kesastraan, pensil, dan buku yang disajikan dengan war-na menarik*)

Informasi umum isi buku disajikan dengan bahasa yang baik dan benar.

Isi buku dimengerti pemakai dengan cepat*)

Informasi umum isi buku disajikan dengan bahasa yang jelas, baik, dan benar*)

Petunjuk penggunaan buku disajikan dengan bahasa yang

Petunjuk penggunaan buku dipahami pemakai buku

6

Page 7: Panduan Penulisan Buku Santun

jelas, baik, benar, dan santun. dengan cepat*)

Rumusan bahasa petunjuk penggunaan buku meng-gunakan bahasa yang baik, benar, dan santun*)

Bahasa prakata/ kata pengantar dirumuskan dengan bahasa yang baik, benar, dan santun.

Bahasa Prakata atau kata pengantar ditulis dengan bahasa yang benar*)Prakata atau kata pengantar ditulis dengan bahasa yang baik sesuai karakteristik peserta didik dan guru*)Prakata atau pengantar ditulis dengan bahasa yang santun sesuai dengan karakterisrik kesantunan peserta didik dan guru.*)

Daftar Isi disajikan dengan jelas memuat bagian dan nomor halaman

Keterbacaan penyajian daftar isi membantu pemakai menemukan informasi bagian dan letak halamannya dengan mudah*)

2. Bagian Isi Buku Buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan berisi materi pelajaran dengan komponen isi tersaji dalam uraian materi, penyajian materi, serta bahasa dan keterbacaan.

Isi buku pelajaran lengkap mengandung aspek uraian materi pelajaran.Penyajian isi dalam buku pelajaran sesuai dengan urutan kegiatan.

Isi buku pelajaran ditulis dengan penyesuaian bahasa dan keterbacaan serta tingkat perkembangan peserta didik

Buku dikembangkan dengan muatan pendidikan budi pekerti dan kesantunan yang termuat dalam gambar ilustrasi, kalimat kegiatan pembelajaran, uraian materi, teks bacaan/sastra, dan kalimat evaluasi/uji kompetensi*)

Gambar ilustrasi, kalimat kegiatan belajar, uraian materi, teks bacaan/sastra, dan kalimat evaluasi/uji kompetensi mengandung nilai kesantunan*)

3. Bagian Penyudah buku

Soal untuk ulangan/evaluasi akhir semester/tahun disajikan sesuai

Terdapat soal ulangan akhir semester/tahun sesuai

7

Page 8: Panduan Penulisan Buku Santun

dengan standar penilaian. dengan pedoman penilaian

Materi soal dalam ulangan/evaluasi akhir semester/tahun mencakup seluruh isi atau materi pelajaranBahasa soal ulangan/evaluasi akhir semester/tahun dirumuskan dengan modus kalimat yang sesuai karakteristik kesantunan peserta didik*)

Daftar pustaka disajikan dengan bahasa yang standar

Rumusan dan penulisan daftar pustaka mengacu pada pedoman umum penulisan daftar pustaka

Indeks buku dicantumkan berdasarkan urutan klasifikasi istilah/nama.

Indeks buku ditulis dengan benar dan lengkap.

Glosarium disajikan benar dan lengkap

Glosarium ditulis dengan ejaan yang disempurnakanKata dalam glosarium lengkap sesuai isi buku pelajaran

Biografi penulis buku disajikan menarik pada bagian akhir penyudah buku

Biografi penulis dirumuskan secara singkat dan komunikatif*)Foto berwarna penulis berpakaian sopan disertakan pada uraian biografi*)

5.2 Aspek Materi Buku PelajaranSesuai dengan standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, prinsip dan

kaidah yang terdapat aspek pemilihan materi seperti tampak pada tabel berikut ini. Subaspek Prinsip Kaidah

1. Kesesuaian materi dengan kurikulum

1) Bahan pembelajaran cocok dengan materi pokok yang tercantum dalam standar isi kurikulum yang berlaku

Bahan pembelajaran yang terdiri aspek kemampuan berbahasa dan bersastra sesuai standar isi (Permen 22/2005) *)

2) Keterpaduan materi Materi kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra dikembangkan secara terpadu dengan materi kebahasaan dan nilai

8

Page 9: Panduan Penulisan Buku Santun

kesantunan*)

Materi kemampuan berbahasa dan kemampuan bersstra diarahkan pada proses pembelajaran bukan pengetahuan

3) Kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum

Pengayaan materi yang dapat disajikan berupa penambahan materi pilihan yang sejenis, penyediaan konteks (konteks sosial budaya), dan perincian materi pokok seperti defini, uraian, dan contoh.Pengayaan materi difokuskan pada definisi, uraian, contoh penerapan prinsip/teori kesantunan*)

2. Kesesuaian Materi dengan Tujuan Pendidikan

Kesesuaian penggunaan kata/kalimat/wacana dengan tujuan pendidikan

Penggunaan kata/kalimat/wacana menimbulkan dorongan dan penghargaan terhadap salah satu tujuan pendidikan: menciptakan kebhinekaan dan kebersamaan, pengembangan budaya bangsa, pengembangan iptek dan seni, serta pengembangan kecerdasan berpikir, kehalusan perasaan, dan kesantunan individu dan sosial Isi Wacana mengacu pada berbagai segi kehidupan manusia (individu, masyarakat, bintang, tumbuhan, dan benda alam)Isi wacana sarat dan dimuat dengan kesantunan*)

3. Kebenaran materi dilihat dari segi ilmu bahasa dan sastra baik sebagai satu mata

1) Kebenaran dalam menerapkan prinsip kemampuan berbahasa berdasarkan teori berbahasa

Prinsip berbahasa diterapkan secara benar (disertai contoh) dan mengarah pada peningkatan

9

Page 10: Panduan Penulisan Buku Santun

pelajaran maupun sebagai dua mata pelajaran terpisah

kemampuan berbahasa

2) Kebenaran dalam menerapkan prinsip kemampuan bersastra berdasarkan teori bersastra

Prinsip bersastra diterapkan secara benar (disertai contoh) dan mengarah pada peningkatan kemampuan bersastra (apresiasi, ekspresi, dan kreasi)

3) Kebenaran dalam menerapkan prinsip kebahasaan berdasarkan ilmu bahasa berbahasa

Prinsip kebahasaan diterapkan secara benar (disertai contoh) dan mengarah pada peningkatan kemampuan berbahasa

4) Kebenaran dalam menerapkan prinsip kesastraan berdasarkan ilmu sastra

Prinsip kesastraan diterap-kan secara benar (disertai contoh) dan mengarah pada peningkatan kemampuan bersastra (apresiasi, ekspresi, dan kreasi)

5) Kesesuaian dalam menerapkan kesantunan berbahasa dan bersastra sesuai dengan prinsip dan teroi kesantunan*)

Prinsip dan teori kesantunan diterapkan secara tepat dengan contoh nyata dan mengarah pada peningkatan santun berbahasa/ bersastra.*)

6) Ketepatan penggunaan wacana berdasarkan konteks pembelajaran

Wacana yang digunakan sesuai dengan ciri-ciri jenis wacana (Contoh: wacana percakapan sesuai konteks percakapan, wacana puisi sesuai dengan hakikat puisi, dan lain-lain)

4. Kesesuaian materi dengan perkembangan kognitif peserta didik

1) Struktur kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan perkembangan kognitif peserta didik

Struktur kebahasaan dan kesastraan yang tersaji sesuai dengan pikiran, perasaan, etika, dan bahasa peserta didik.

2) Materi pelajaran mengandung unsur edukatif dan kesantunan

Bahan pembelajaran meng-gunakan laras edukatif dan kesantunan dengan cara penggunaan bahasa men-dorong peserta didik ke arah perbuatan baik, penggunaan bahasa mendorong peserta didik ke arah bepikir jernih, santun, dan berdaya cipta,

10

Page 11: Panduan Penulisan Buku Santun

dan penggunaan bahasa tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan nilai yang dijunjung oleh masyarakat beradab.

3) Materi pelajaran mengandung nilai kesantunan*)

Bahan pembelajaran yang dimuat dalam buku mengandung nilai kesantunan*)

5.3 Aspek Penyajian MateriSesuai dengan standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, prinsip dan

kaidah pengembangan aspek penyajian materi buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan seperti tampak pada tabel berikut ini.

Subaspek Kriteria Indikator1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dikemukan secara eksplisit.

Tujuan pembelajaran ditulis eksplisit dengan rumusan bahasa yang benar dan santun*)Rumusan tujuan pembelajaran mudah dibaca dan dipahami peserta didikRumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi, penyajian materi, latihan, dan soalnya.

2. Penahapan pembelajaran

Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan

Penyajian materi pembelajaran memperhatikan kerumitan kata dan kerumitan kalimat

Penahapan pembelajaran dilakukan dengan berlandaskan pendekatan kontekstual*)

Kegiatan pembelajaran dalam buku mencerminkan penerapan pembelajaran kontekstual dengan mengonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam komunitas belajar dengan sarana memper-tanyakan, menemukan model, me-refleksi, dan menilai secara nyata. *)Rumusan bahasa langkah pembelajaran menggunakan modus isyarat halus, isyarat kuat, persiapan pertanyaan, rumusan saran, pernyataan

11

Page 12: Panduan Penulisan Buku Santun

keinginan dan performatif berpagar secara variatif.*)

3. Penyajian yang menarik minat dan perhatian peserta didik

Penyajian materi pembelajaran membangkitkan minat dan perhatian peserta didik

Materi kemampuan berbahasa disajikan dengan melibatkan peserta didik ke dalam kegiatan berbahasa secara konkrit berupa aktivitas fisik dan psikis.

Materi kemampuan bersastra disajikan dengan melibatkan peserta didik ke dalam kegiatan bersastra secara konkrit berupa aktivitas apresiasi, ekspresi, dan kreasiMateri kebahasaan diarahkan pada kegiatan berbahasa secara konkret berupa aktivitas fisik dan psikis sesuai perkembangan kognitif peserta didikMateri kesastraan diarahkan pada kegiatan bersastra secara konkret berupa aktivitas apresiasi, ekspresi, dan kreasi.

4. Kemudahan bahan untuk dipahami peserta didik

Penyajian materi pembelajaran mudah dipahami anak-anak

Materi pembelajaran disajikan dengan memperhatikan kemudahan pemahaman peserta didik dalam hal: penjelasan, penggambaran, dan pengorganisasian disusun secara sistematis; pengungkapan dilakukan secara lugas tidak berbelit; istilah diberi penjelasan dan atau contoh; dan penggunaan kata atau istilah dalam bahasa asing dan atau daerah yang tidak relevan harus dihindari

12

Page 13: Panduan Penulisan Buku Santun

5. Keaktifan peserta didik

Penyajian mendorong keaktifan peserta didik untuk berpikir dan belajar

Penyajian materi pembelajaran mendorong keaktifan peserta didik untuk berpikir dan belajar dengan cara: bervariasi (kuis, ilustrasi, dll.), menantang peserta didik untuk mencari sumber belajar lain, dan diikuti dengan rujukan lengkap.

6. Hubungan antarbahan

Bahan kajian yang berkaitan dihubungkan satu sama lain sehingga saling memperkuat.

Bahan kajian yang berkaitan dihubungkan satu sama lain secara terpadu, baik intra-pelajaran maupun inter-pelajaran (contoh, wacana sastra digunakan untuk menjelaskan karangan, jenis karangan, ragam bahasa, dan lain-lain)Penempatan pelajaran dalam keseluruhan buku dilakukan secara tepat berdasarkan tema yang dipilih.

7. Latihan Latihan disusun pada setiap kompetensi dasar

Latihan disusun secara proporsional dilihat dari segi gradasi kerumitan, kognisi peserta didik, dan keragaman bentuk dan jenisnyaLatihan harus benar dilihat dari sudut konsep keilmuanKegiatan latihan juga menargetkan peningkatan derajat kesantunan peserta didik.*)Rumusan bahasa latihan santun sesuai karakteristik kegiatan dan kesantunan peserta didik dengan modus persiapan pertanyaan, isyarat kuat, isyarat halus, rumusan saran, pernyataan

13

Page 14: Panduan Penulisan Buku Santun

keinginnan atau performatif berpagar.*)

8. Soal Soal disusun pada setiap akhir pelajaran

Ada soal setiap akhir pelajaranSoal harus proporsional dilihat dari gradasi kerumitan, kognisi peserta didik, dan keragaman bentuk dan jenisnyaSoal harus benar dilihat dari sudut konsep keilmuan.Rumusan bahasa soal santun sesuai konteks dan karakteristik kesantunan peserta didik dengan menggunakan modus Performatif berpagar, pernyataan keinginan, dan persiapan pertanyaan. *)

5.4 Aspek Bahasa dan KeterbacaanSesuai dengan standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, prinsip dan

kaidah pengembangan aspek bahasa dan keterbacaan buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan seperti tampak pada tabel berikut ini.

Subaspek Prinsip Kaidah1. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Penyampaian bahan pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Bahasa Indonesia yang digunakan baik, yakni sesuai dengan keperluan komunikasi kegiatan pembelajaran

Bahasa Indonesia yang digunakan benar, yakni sesuai dengan kaidah kebahasaan.Bahasa Indonesia yang digunakan ragam formal/baku sesuai dengan suasana pembelajaran

2. Penggunaan bahasa yang dapat meningkat-kan daya nalar dan daya cipta peserta didik

Penggunaan bahasa laras keilmuan

Bahasa Indonesia laras keilmuan digunakan dengan cara: kata, kalimat, dan wacana tidak ambigu; kata, kalimat, paragraf dalam wacana berhubungan secara logis; wacana bersifat analitis dan eksplisit sehingga peserta didik dapat melakukan sintesis & inferensi,

14

Page 15: Panduan Penulisan Buku Santun

3. Penggunaan bahasa yang dapat meningkat-kan derajat kesantunan berbahasa dan budi pekerti peserta didik*)

Penggunaan bahasa Indonesia dengan santun sesuai konteks budaya*)

Semaksimal mungkin, Bahasa Indonesia dalam buku dirumuskan dengan kalimat-kalimat santun dan atau sangat santun *)Jika terpaksa terdapat kata atau kalimat kurang santun, guru menjelaskan kekurangsantunan dan menyajikan contoh alternatif kata/kalimat yang santun dalam petunjuk kegiatan guru.*)

4. Penggunaan struktur kalimat yang sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa dan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

1) Penggunaan kalimat dipertimbangkan dari segi gradasi kerumitan kalimat

Penyampaian bahan pembelajaran menggunakan kalimat yang dipertimbangkan dari segi gradasi kerumitan kalimat bagi siswa: kalimat sederhana, kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, kalimat yang pendek, kalimat lengkap, dan kalimat biasa.

2) Isi (pikiran, pendapat, perasaan, dan sebagainya) yang terkandung dalam kalimat sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik

Isi yang terkandung dalam kalimat sesuai dengan tingkat perkembangan pikiran, perasaan, dan etika peserta didik.

5. Penggunaan paragraf

Paragraf yang dikembangkan efektif

Penggunaan paragraf yang baik, yakni paragraf yang koheren dan kohesif.

6. Ilustrasi visual Kesesuaian ilustrasi visual Ilustrasi visual sesuai dengan informasi wacanaIlustrasi visual sesuai dengan materi keilmuan.Ilustrasi visual sesuai dengan kebenaran faktual

Kejelasan ilustrasi visual Ilustrasi visual berukuran besar sesuai perkembangan peserta didik.Ilustrasi visual ditunjang dengan foto nyata dengan ukuran yang sesuai dan jelas.

Kesantunan ilustrasi visual*) Ilustrasi visual tidak melecehkan,

15

Page 16: Panduan Penulisan Buku Santun

menyinggung, dan takmengan-dung pornografi/anarkisme.*)

5.5 Aspek Kegrafikaan Buku Bahasa Indonesia Berbasis KesantunanSesuai dengan standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, prinsip dan

kaidah pengembangan aspek kegrafikaan buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan seperti tampak pada tabel berikut ini.

Subaspek Prinsip Kaidah1) Ukuran buku Format, kulit buku, desain, tata

letak, tipografi, dan ilustrasi buku yang dibuat memperhatikan aspek kesantunan *)

Buku didesain secara santun dan menarik*)Buku diformat dengan ukuran kertas kuarto (A4) dengan panjang 215X297 mm atau 17,6 X 25 cm atau 20 X 28 cm*)Kulit buku kuat, tebal, dan ada ilustrasi gambar, judul buku, serta dijilid kuat*)Buku ditulis dengan alternatif huruf Georgia, Book antiqua, Times New Roman, atau Arial dengan ukuran huruf 11pt atau 12pt*)Ukuran ilustrasi disesuaikan dengan letak halaman dan tipografi wacana*)

2) Bagian isi Tata letak, tipografi, dan ilustrasi Letak ilustrasi mendukung dan mempermudah pemahaman peserta didik terhadap wacana.*)Sajian judul/subjudul, uraian wacana, latihan, dan soal uji kompetensi seimbang dengan memperhatikan keterbacaan dan kekomunikatifan*)

Sajian warna ilustrasi bervariasi*)

Ilustrasi gambar tersaji secara variatif dengan menampilkan ilustrasi gambar berwarna dikombinasi hitam putih*)

Warna tulisan dan latar tulisan bervariasi serta menarik*)

Warna huruf bervariasi (tidak hitam saja) disesuaikan dengan fokus komponen/bagian dalam

16

Page 17: Panduan Penulisan Buku Santun

buku.*)

Tulisan Judul atau subjudul ditulis dengan huruf berwarna dan atau diberi latar berbingkai*)

5.6 Aspek Petunjuk Kegiatan Guru dalam Buku Bahasa Indonesia Berbasis Kesantunan*)

Sesuai dengan standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, prinsip dan kaidah pengembangan aspek petunjuk kegiatan guru dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia berbasis kesantunan seperti tampak pada tabel berikut ini.

Subaspek Prinsip Kaidah1) Pengorganisasian Panduan/Petunjuk Kegiatan Guru*)

Dalam Petunjuk guru disajikan bagian pendahuluan *)

Bagian pendahulu pedoman kegiatan guru tersaji judul Panduan Kegiatan Guru, prakata dan atau kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran*)

Isi pokok dalam Petunjuk kegiatan guru adalah petunjuk pelaksanaan pembelajaran berupa petunjuk umum dan petunjuk khusus *)

Petunjuk umum berisi uraian kosep, teori/prinsip kesantunan, pendekatan pembelajaran, fungsi dan tujuan pelajaran Bahasa Indonesia, ruang lingkup dan standar isi pelajaran Bahasa Indonesia*)Petunjuk khusus berisi uraian petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pada setiap pelajaran yang disajikan dalam buku.*)

Lampiran disajikan pada penutup Petunjuk kegiatan guru *)

Dalam bagian penutup Petunjuk kegiatan guru tersaji lampiran bahan pembelajaran aspek mendengarkan dan berbicara yang dimuat dalam kaset/multimedia *)

2) Penyajian petunjuk kegiatan guru*)

Sajian setiap pelajaran dilengkapi dengan petunjuk kegiatan guru secara lengkap*)

Dalam setiap pelajaran tersaji uraian tentang judul pelajaran, pengantar, kegiatan belajar, pelatihan, tugas atau uji kompetensi,

17

Page 18: Panduan Penulisan Buku Santun

pedoman penilaian, dan kunci jawaban*)

Materi disajikan dengan bahasa santun*)

Materi yang disajikan diupayakan mengandung nilai kesantunan. *)Secara ekletik, fakta-fakta atau peristiwa dalam materi pelajaran dikaitkan dengan konsep/prinsip kesantunan. Jika terdapat kekurang-santunan, guru memberikan penjelasan kekurangsantun-an dan menyajikan alternatif kesantunannya*)

Tugas berisi kegiatan peningkatan keterampilan berbahasa dan kesantunan*)

Isi tugas mengarah pengembangan keterampilan berbahasa dan kesantunan berbahasa

3) Bahasa petunjuk kegiatan guru berbasis peningkatan kesantun-an peserta didik*)

Konsep santun berbahasa di-paparkan dalam petunjuk ke-giatan guru*)

Konsep santun berbahasa dipaparkan dalam panduan beserta contoh alternatif kalimat yang santun*)

Teori dan prinsip kesantunan di-sajikan secara ekletik berdasar-kan rumusan ahli pragmatik *)

Terdapat uraian teori/prinsip kesantunan yang dirumuskan para pakar untuk dasar kriteria kesantunan isi buku pelajaran*)

Ada penjelasan modus tindak tutur/kalimat*)

Terdapat uraian jenis dan modus tindak tutur sesuai pendapat ahli*).Terdapat uraian pengkategorian kesantunan setiap modus tindak tutur/kalimat*).

18

Page 19: Panduan Penulisan Buku Santun

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. 2005. Pedoman Penulisan Buku Pelajaran (Penjelasan Standar Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

________. 2005. Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Pusat Perbukuan.________. 2006. Pedoman Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

19