Panduan Penyusunan Naskah Publikasi

Embed Size (px)

Citation preview

PANDUAN PENYUSUNAN NASKAH PUBLIKASIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO2013

I. ACUAN UMUM

1. Panjang naskah, tanpa gambar dan tabel, berkisar 2500 5000 kata atau sekitar 8 12 halaman.2. Artikel disusun dengan struktur:a. Judulb. Abstrakc. Kata Kuncid. Pendahuluane. Metodef. Hasilg. Pembahasanh. Kesimpulan dan Sarani. Daftar singkatan (jika ada)j. Daftar pustaka3. Naskah berupa ketikan komputer, menggunakan perangkat lunak MS Word. Naskah diketik dengan spasi 1.5 cm pada ukuran kertas A4 menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 pts.4. Naskah disertai abstrak menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, tidak lebih dari 250 kata. Urutan penulisan mulai dari latar belakang/background, metode/methods, hasil/result, kesimpulan/conclusion. Dan disertai dengan kata kunci (keywords) minimal 4 kata. Abstrak menggunakan spasi 1.0 cm, ukuran huruf 12 pts.5. Nama pengarang tidak disertai gelar, disertai asal instansi. 6. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang cukup. Judul tabel diletakkan di atas tabel (posisi di tengah). Judul gambar dibawah gambar (posisi di tengah).7. Naskah publikasi dijilid dengan cover berwarna putih (softcover) sebanyak 3 rangkap, 1 untuk perpustakaan fakultas, dan 2 untuk masing-masing pembimbing. Naskah publikasi juga dikumpulkan dalam bentuk softcopy (CD) sebanyak 1 buah ke perpustakaan fakultas. File disimpan dalam bentuk PDF (sudah tertera tanda tangan pembimbing).

II. FORMAT PENULISAN KEPUSTAKAANMenggunakan sistem penulisan referensi Vancouver.Buku dengan 1 6 pengarang1. Moore KL, Delley AF, Agur AM. Clinically oriented anatomy. 6th ed. Maryland : Lippincott Williams & Wilkins;20092. RohenJW, Lutjen-Drecoll E, Yokochi C. Color atlas of anatomy: a photographic study of the human body. 7th ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins; 2010Buku dengan > 6 pengarang3. Phillips H, Rogers B, Bernheim KL, Liu H, Hunter PG, Evans J,et al. Community medicine in action. New York: Eastern Press;2005.e-Book4. Field T.Amirican Psychological Association. Complementary and alternative therapies research (Internet). Washington, D.C.: American Psychological Association;2009[cited 2010 mar 3]. Available from;American Psychological Association.5. Dempsey J, French J, Hillege S, Wilson V, Taylor CR, Lillis C, et al. Fundamendals of nursing and midwifey:a person-centered approach to care[Internet]. 1th ed. Broadway (NSW): Lippincoot Williams & Wilkins;2009[cited 2009 Sep 18].Available from : Books@Ovid

Bab atau Bagian dari Buku atau editored book Setiap bab atau bagian harus ditulis secara terpisah, jika dari satu buku mengambil dari beberapa bab atau bagian yang berbeda. Ditulis dengan cara menuliskan penulis dan judul bab atau bagian yang diacu diikuti In: dan informasi keseluruhan buku Dibelakang nama-nama editor ditulis kata editor(s) Aturan terkait dengan jumlah pengarang , sumber berasal dari material nom cetak mengikuti aturan umumBab dengan pengarang6. Curtis TC. The nervous system. In: rubin R, Strayer DS, editors. Rubins pathology: clinic pathologic foundations of medicine. 5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincoot Williams & Wilkins ;2007.Bab tanpa pengarang7. Normal anatomy of the chest. In: Collins J, Stern EJ, editors. Chest radiology:the essentials[Internet]. 2nd ed. Philadelphia (PA): Lippincott Williams & Wilkins; 2008 [cited 2009 Apr 6]. Available from:Books@OvidJurnal Petunjuk Umum1. Aturan penulisan nama sama dengan aturan dalam penulisan dalam penulisan nama dibagian BUKU2. Judul artikel jurnal tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memeng diatur untuk menggunakan huruf kapital, contoh: Adenoidectomy in children with recurrent upper respiratory infections3. Judul jurnal harus disingkat, daftar singkatan jurnal dapat dilihat di www.nlm.nih.ov/tsd/serials/Iji.htmIatau http://www.bioscience.org/atlases/jourabbr/list.htm dan tidak dimiringkan. Tata cara penyingkatan nama jurnal dapat diakses di http://www.nlm.nih.gov/pubs/facsheets/constructitle.htmI4. Penulisan halaman yang berurutan dapat dituliskan dengan memotong bagian yang sama, contoh:halaman 81 89 ditulis 81-9, 1120 1145 ditulis 1120 455. Perhatikan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antar informasi:a. Nama pengarang diikuti dengan titik ( . )b. Judul artikel diikuti dengan titik ( . )c. Judul jurnal diikuti dengan titik ( . )d. Tahun atau periode penerbitan diikuti dengan titik ( ; )e. Volume dan edisi jurnal ditulis tanpa spasi, isu ditulis dalam tanda kurung ( () ), diikuti dengan tanda titik dua ( : )f. Halaman diikuti dengan tanda titik ( . )g. Informasi media dan tanggal akses untuk sumber non cetak ditulis didalam tanda []6. Untuk e-journal dituliskan tanggal aksesnya dengan aturan [cited tahun bulan (singkatan 3 huruf awal) tanggal], contoh e-journal diakses tanggal 22 oktober 2010 ditulis[cited 2010 Ok=ct 22]

Pola umum

Atrtikel jurnal cetak1 6 pengarang1. Resch KD. Postmortem Inspection for neurosurgery: a training model for endoscopic dissection technique. Neurosung Rev. 2002;25(1-2):79-88.>6 pengarang2. Bermudez JR, Buess G, Waseda M, Gacek I, Garcia FB, Manukyan GA, et al. Laparoscopic intracorporal colorectal sutured anastomosis using the Radius Surgical in a phatom model. Surg Endosc. 2009;23(7):1624-32.Tanpa pengarang3. Pelvic floor exercise can reduce stress incontinence. Health News. 2005 Apr;11(4):11.

3

1

CONTOH NASKAH PUBLIKASINaskah PublikasiANALISIS FAKTOR RISIKO UTAMA TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUD UNDATA PALU PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

diajukan oleh:Triwahyuni Purwaningsih BasukiG 50109036

Kepada Program STUDI PENDIDIKAN DOKTERFakultas Kedokteran DAN ILMU KESEHATANUniversitas TADULAKOPALU2013

Naskah Publikasi

ANALISIS FAKTOR RISIKO UTAMA TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUD UNDATA PALU PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Dipersiapkan dan disusun olehTriwahyuni Purwaningsih Basuki

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Materi

dr. Indah P. Kiay Demak, MMedEdTanggal 18 Agustus 2011

Pembimbing Metodologi

dr. Vera Diana TowidjoyoTanggal 18 Agustus 2011

ANALISIS FAKTOR RISIKO UTAMA TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUD UNDATA PALU PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Triwahyuni Purwaningsih Basuki*, Indah Puspasari Kiay Demak**, Vera Diana Towidjojo***

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako**Medical Education Unit, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako***Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRACTBackground. Premature ruptures of membranes (PROM) cause the triad of complications to mother such as infection, trauma and bleeding. It is a primary cause of the most maternal death. The effects in neonates due to PROM are prematurity, intrauterine infection, trauma, asphyxia and even death. Some of literature reported that the incidence of PROM is about 8-10% of all pregnancies. Many factors affected the incidence of PROM which can increase the incidence of PROM itself. It becomes the reason why the author prefers to discuss about primary risk factors in the PROM occurrence to aterm pregnancy at RSUD Undata Palu.Methods. The research design was cross-sectional with 221 people who become the sample. It was obtained from medical records of RSUD Undata Palu in 2012 that met the inclusion criteria and did not meet the exclusion criteria. Sampling was done by purposive sampling.Results. Statistical test using Chi square test with SPSS version 17. The results showed that there is a relationship between the location of the fetus (p = 0.00), fetal weight (p = 0.00), number of fetuses (p = 0.00), and the number of parity (p = 0.001) with the incidence of PROM. Besides that, there was no correlation between maternal age (p = 0.068) with the incidence of PROM at term pregnancy. In addition, by using the multiple logistic regression, the backward wald method showed that the location of the fetus becomes the main risk for the occurrence of PROM (Wald = 38.070).Conclusion. Location of the fetus, fetal weight, number of fetuses and the number of parity have a significant relationship with the occurrence PROM and one variable does not have a relationship that is the age of the mother. Location of the fetus is a primary risk factor in the PROM occurrence.

Keywords: Primary risk factors, PROM.

ABSTRAK

Latar Belakang. Ketuban Pecah Dini (KPD) menimbulkan trias komplikasi pada ibu yaitu infeksi, trauma tindakan dan perdarahan. Hal tersebut merupakan penyebab utama kebanyakan kematian ibu. Sedangkan dampak yang timbul pada neonatus akibat KPD adalah prematuritas, infeksi intrauterin, trauma tindakan persalinan, asfiksia bahkan sampai kematian. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian KPD, yang kemudian dapat meningkatkan angka kejadian KPD. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian terkait faktor risiko utama terjadinya KPD pada kehamilan aterm di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu periode Januari-Desember 2012. Metode. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 221 orang yang diperoleh dari data rekam medis RSUD Undata Palu tahun 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.Hasil. Uji statistik menggunakan uji Chi square dengan program SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara letak janin (p = 0,00), berat janin (p = 0,00), jumlah janin (p = 0,00), dan jumlah paritas (p=0,001) dengan kejadian KPD dan tidak terdapat hubungan usia ibu (p = 0,068) dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm. Selanjutnya dengan menggunakan uji regresi logistik berganda metode backward wald didapatkan hasil bahwa faktor letak janin merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD (wald = 38,070). Kesimpulan. Terdapat empat variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian KPD, yaitu letak janin, berat janin, jumlah janin dan jumlah paritas serta satu variabel tidak mempunyai hubungan yaitu usia ibu. Letak janin merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD.

Kata kunci : Faktor risiko utama, KPD.

PENDAHULUANWorld Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2010 kematian maternal secara global mencapai 287.000 jiwa. Diperkirakan sekitar 800 wanita meninggal tiap harinya karena komplikasi kehamilan dan kelahiran bayi, termasuk perdarahan, infeksi, gangguan hipertensi dan aborsi. Sedangkan angka kematian bayi secara global mencapai 3,1 juta dan sekitar 40 % dari keseluruhan kematian terjadi pada periode neonatus (< 28 hari). Diperkirakan 50 % kematian terjadi pada 24 jam pertama kehidupan dan sekitar 75 % terjadi pada minggu pertama kehidupan.[1]

Menurut Manuaba[2], Penyebab kematian langsung pada ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsia, emboli air ketuban, trauma anestesi dan lain-lain. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebanyak 65% adalah karena Ketuban Pecah Dini (KPD) yang banyak menimbulkan infeksi pada ibu dan bayi.Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda- tanda persalinan dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses persalinan sebagaimana mestinya. KPD dapat menimbulkan trias komplikasi pada ibu yaitu infeksi, trauma tindakan dan perdarahan. Hal tersebut merupakan penyebab utama kebanyakan kematian ibu. Sedangkan dampak yang timbul pada neonatus akibat KPD adalah prematuritas, infeksi intrauterin, trauma tindakan persalinan, asfiksia bahkan sampai kematian. Dari beberapa literatur melaporkan bahwa insidensi KPD mencapai sekitar 810 % dari seluruh kehamilan.[2-3]Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, kejadian KPD mengalami peningkatan. Selama tahun 2011 ditemukan sebanyak 108 kasus dan pada tahun 2012 meningkat sebanyak 185 kasus KPD.[4] Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini, yang kemudian dapat meningkatkan angka kejadian ketuban pecah dini. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian terkait faktor risiko utama terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) pada kehamilan aterm di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. Penulis memilih RSUD Undata Palu sebagai tempat penelitian karena dari data yang diperoleh kasus KPD cukup tinggi.

METODEPelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan etika dalam melakukan penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, besarnya sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 221 orang yakni 91 orang mengalami KPD dan 130 orang non KPD. Terdapat 2 variabel penelitian yakni faktor risiko berupa Infeksi Saluran Kemih (ISK), letak janin, berat janin, jumlah janin, usia ibu dan jumlah paritas sebagai variabel bebas dan kejadian KPD sebagai variabel terikat.Olahan data ini dilakukan dengan cara editing, coding, entry dan tabulating, dengan penggunaan software SPSS versi 17. Uji hipotesis atau analisis bivariat menggunakan uji chi square dan untuk mendapatkan faktor risiko utama kejadian KPD maka digunakan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan metode backward wald. Waktu pelaksanaan penelitian ini yakni selama 3 minggu terhitung tanggal 6 Februari 2013 sampai dengan 27 Februari 2013. Tempat penelitian ini diadakan di RSUD Undata Palu.

HASIL

Tabel 1. Distribusi Faktor Risiko KPD pada sampel penelitian

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang mengalami KPD pada kehamilan Aterm di RSUD Undata Palu sebanyak 91 orang dan Non KPD sebanyak 130 orang. Secara keseluruhan kejadian ISK tidak ditemukan dalam sampel penelitian baik pada kejadian KPD maupun non KPD sehingga tidak dapat dianalisis dalam SPSS. Kejadian letak janin normal ditemukan sebanyak 177 orang (80.1 %) dan letak janin tidak normal sebanyak 44 orang (19.9 %) sedangkan pada variabel faktor berat janin, ditemukan sebanyak 186 orang (84.2 %) dengan berat janin tidak berisiko dan 35 orang (15.8 %) dengan berat janin berisiko. Selanjutnya pada variabel jumlah janin, ditemukan jumlah janin tungal sebanyak 200 orang (90.5 %) dan sebanyak 21 orang (9.5 %) dengan jumlah janin ganda. Pada variabel faktor usia ibu ditemukan ibu dengan usia ideal sebanyak 171 orang (77.4 %) dan sebanyak 50 orang (22.6 %) dengan usia tidak ideal. Dan pada variabel faktor jumlah paritas, ditemukan sebanyak 166 orang (75.1 %) dengan jumlah paritas tidak berisiko dan sebanyak 55 orang (24.9 %) dengan jumlah paritas berisiko.Secara keseluruhan jika diamati dari tiap variabel faktor risiko terjadinya kejadian KPD, dapat disimpulkan bahwa jumlah paritas merupakan faktor risiko KPD yang dominan dialami pada kejadian KPD yakni jumlah paritas berisiko sebanyak 55 orang (24.9 %). Selanjutnya variabel faktor usia ibu tidak ideal sebanyak 50 orang (22.6 %), letak janin tidak normal sebanyak 44 orang (19.9 %), faktor berat janin berisiko sebanyak 35 orang (15.8 %) dan faktor jumlah janin ganda sebanyak 21 orang (9.5 %).

Tabel 2. Hubungan letak janin dengan kejadian KPD

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square antara variabel letak janin dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm keduanya memiliki hubungan bermakna secara statistik dimana nilai p atau nilai signifikansi ((Asymp. Sig. (2-sided)) yang diperoleh sebesar 0,00. (jika faktor peluang kurang dari 5 % atau p value < nilai ; =0,05 maka hasil tersebut bermakna ), sehingga faktor letak janin berhubungan dengan kejadian KPD atau dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima.

Tabel 3. Hubungan berat janin dengan kejadian KPD

Tabel 3 menunjukkan, bahwa hasil analisis bivariat uji Chi-square antara variabel berat bayi dengan kejadian KPD keduanya bermakna secara statistik (nilai p =0,00 ; p< 0,05), dan hipotesis alternatif Ha dapat diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel faktor berat janin mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian KPD pada kehamilan Aterm.

Tabel 4. Hubungan jumlah janin dengan kejadian KPD

Tabel 4 menunjukkan, bahwa hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square antara variabel jumlah janin dengan kejadian KPD keduannya bermakna secara statistik yakni nilai p atau nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,00. Telah diketahui bahwa jika diperoleh nilai p kurang dari nilai yakni 5 %, maka hasil tersebut bermakna. Disimpulkan bahwa hipotesi alternative dapat diterima atau jumlah janin memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata.

Tabel 5. Hubungan usia ibu dengan kejadian KPD

Tabel 5 menunjukkan, bahwa hasil analisis bivariat dengan Chi-square Test antara variabel usia ibu dengan kejadian KPD keduannya tidak bermakna secara statistik karena faktor peluang atau nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari 5 % atau 0,05 (diperoleh nilai p = 0,068 ; p > 0,05), sehingga faktor usia ibu tidak berhubungan dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu periode Januari sampai Desember 2012 atau dengan kata lain hipotesis ditolak.Tabel 6. Hubungan jumlah paritas dengan kejadian KPD

Tabel 6 menunjukkan, bahwa hasil analisis bivariat dengan Chi-square Test antara variabel jumlah paritas dengan kejadian KPD menunjukkan keduannya bermakna secara statistik (diperoleh nilai p= 0,001 ; p < 0,05), sehingga faktor jumlah paritas berhubungan dengan kejadian KPD.

Tabel 7. Hasil uji regresi logistik ganda dengan metode Backward Wald beberapa variabel yang berhubungan dengan kejadian KPD

Nilai wald merupakan nilai penting dalam uji regresi logistik dimana nilai ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi secara statistik dari tiap-tiap parameter. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai wald dari masing-masing variabel yakni letak janin (wald= 25,904), berat janin (18,256), dan jumlah paritas (6,004). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor letak janin memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu dimana memiliki nilai wald yang paling besar yaitu 25,904.

PEMBAHASANHasil akhir analisis multivariat dengan regresi logistik ganda dengan metode Backward Wald menunjukkan bahwa secara statistik variabel kelainan lebtak janin merupakan variabel dengan nilai wald paling besar yakni 25,904 yang berarti memiliki hubungan sangat signifikan dengan KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu periode Januari sampai Desember 2012. Dapat disimpulkan bahwa faktor letak janin memiliki faktor risiko tertinggi atau sebagai faktor risiko utama terjadinya KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu periode tahun 2012. Dengan kata lain, peningkatan kelainan letak janin dapat memberikan peluang peningkatkan kejadian KPD pada kehamilan aterm.Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yakni berupa kelainan letak janin sebagai faktor risiko utama terjadinya KPD pada kehamilan aterm berbeda jika dibandingkan secara teori dan penelitian sebelumnya. Berdasarkan teori bahwa infeksi akan menghasilkan sitokin dan prostaglandin (E2 & F2), melalui kaskade tertentu maka terjadi peningkatan produksi Matrix Metalloproteinases, yang dapat meningkatkan Collagenolysis (degradasi kolagen pada membran) sehingga memicu terjadinya pecah ketuban.[5] Dalam Penelitian Karat[6] diperoleh hasil bahwa faktor risiko eksogen seperti Infeksi Saluran Kemih, Bacterial Vaginosis, E. Coli dan S. Aureus memiliki hubungan yang signifikan dan menjadi penyebab langsung terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD). Dalam studi klinik Fathima,[7] Infeksi juga menjadi faktor risiko utama terjadinya KPD. Infeksi merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD, karena mekanisme langsung infeksi dalam merusak kekuatan membran amnion. Mikroorganisme penyebab infeksi ini mampu menghasilkan bakterial kolagenase yang menyebabkan kekuatan dan elastisitas membran menurun dan memicu terjadinya pecah selaput korioamnion. Penelitian ini tidak sejalan dengan teori dan penelitian yang menyatakan bahwa infeksi merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD, disebabkan karena faktor ISK yang memang tidak ditemukan dalam sampel penelitian. Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan karena informasi atau data terkait riwayat pemeriksaan ANC (Antenatal Care) yang tidak lengkap dan keterbatasan dalam melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium berupa kultur urin yang penting dalam menegakkan diagnosis ISK. Selain itu hal ini mungkin dapat terjadi karena gejala ISK yang kurang dikeluhkan oleh masyarakat atau ibu hamil saat kunjungan ANC.Pada penelitian ini, ditemukan bahwa faktor letak janin merupakan faktor yang paling berisiko atau dengan kata lain menjadi faktor risiko utama terjadinya KPD dengan ditemukan jumlah letak tidak normal berupa letak sungsang dan lintang pada kategori ibu hamil KPD sebanyak 34 kasus sedangkan pada kategori non KPD sebanyak 10 kasus. Secara keseluruhan kelainan letak terbanyak berupa kelainan letak sungsang presentase bokong. Penelitian ini sejalan dengan hasil studi klinik Fathima[7] yakni sebanyak 7 % malpresentasi dengan presentase bokong pada kejadian ketuban pecah dini dan hanya 2 % yang mengalami ketuban pecah dini dengan presentase transversal (letak lintang). Dalam penelitian tersebut infeksi urogenital masih merupakan faktor risiko utama terjadi KPD, selanjutnya malpresentasi bokong, faktor servik dan terakhir adalah faktor malpresentasi letak lintang. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Swati[8] yang juga menemukan bahwa kelainan letak merupakan penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan presentasi letak bokong sebanyak 9 % dan 2 % dengan kelainan letak lintang. Mekanisme kelainan letak janin merupakan faktor risiko peningkatan insidensi KPD, karena peregangan membran dan aktivitas uterus yang berulang menyebabkan penipisan fisik, degradasi epitel dan kelemahan membran amnion. Sehingga lama kelamaan menyebabkan hilangnya membran fosfolipid yang melumasi antara permukaan amnion dan korion sehingga gesekan semakin besar dan terjadi ruptur selaput ketuban yang mengarah pada kejadian ketuban pecah dini.[8]KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan infeksi saluran kemih, letak janin, berat janin, jumlah janin, usia ibu dan jumlah paritas dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu tahun 2012 serta untuk Mengetahui faktor risiko utama terjadinya KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu tahun 2012, maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan letak janin, berat janin, jumlah janin, jumlah paritas dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm di RSUD Undata Palu periode Januari-Desember 2012 & tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian KPD pada kehamilan aterm. Selanjutnya letak janin merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD pada kehamilan aterm. Variabel ISK tidak dapat diteliti karena tidak ditemukannya data ibu hamil dengan diagnosis ISK selama kehamilan dalam rekam medis atau sampel penelitian. Saran untuk peneliti lain yaitu dapat melakukan penelitian terkait KPD dengan diteliti kembali variabel-variabel yang lain untuk lebih mengakuratkan penelitian sebelumnya sehingga dapat memberikan hasil yang lebih sempurna. Dan bagi aspek pelayanan masyarakat (RSUD Undata Palu) hendaknya tenaga medis dapat memberikan penyuluhan dan menyarankan kunjungan prenatal yang baik dan teratur untuk mencegah terjadinya KPD dalam rangka mengurangi angka kejadian KPD di RSUD Undata Palu agar insidensinya tidak terus mengalami peningkatan. Serta mengupayakan penanganan segera secara aktif dan tepat pada kasus KPD sehingga dapat memperkecil komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin.

DAFTAR PUSTAKA

1.World Health Organization. Trends in maternal mortality: 1990 to 2010. Geneva: WHO Press. 2012.

2.Manuaba IBG, Manuaba IAC & Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. 2007.

3.Messidi AE & Cameron A. Diagnosis of Premature Rupture of Membranes: Inspiration From the Past and Insights for the Future. 2010 [Cited 2012 Des 20]. Available From: http://www.jogc.com//201006_Obstetrics_4.pdf.

4.Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. Profil RSUD Undata Palu. RSUD. Palu: Undata. 2011.

5.Mohr T. Premature rupture of the Membranes. 2009 [Cited 2012 Des 15] Available From: Akademos Wissenschaft sverlag.

6.Karat C, Madhivanan P, Krupp K, Poornima S, Jayanthi NV. The clinical and microbiological correlates of premature rupture of membranes. Indian Journal of Medical Microbiology. 2006; 24(4): 283-85.

7.Fathimah M. Clinical Study of Preterm Premature Rupture Of Membranes and Maternal and Fetal Outcome. 2005 [Cited 2013 Apr 13]. Available from: http://119.82.96.198:8080/jspui/bitstream/123456789/2267/1/CDMOBGY00022. Pdf

8.Swati P & Dave. Maternal and fetal outcome in cases of preterm premature rupture of membranes. Journal of obstetrics and Gynaecology of India. 2000: 50-63.

Sheet1NoFaktor RisikoKPD Kejadian%1ISKISK--Non ISK--TOTAL--2Letak JaninNormal17780.1Tidak normal4419.9TOTAL 2211003Berat JaninTidak Berisiko18684.2Berisiko3515.8TOTAL2211004Jumlah JaninTunggal20090.5Ganda219.5TOTAL2211005Usia IbuIdeal17177.4Tidak Ideal5022.6TOTAL2211006Jumlah ParitasTidak Berisiko16675.1Berisiko5524.9TOTAL221100

Sheet1Letak JaninKPD Total (N)Nilai Nilai p

KPD (N)Non KPD (N)

Normal571201770,050,00Tidak normal341044Total91130221

Sheet1Berat JaninKPD Total (N)Nilai Nilai p

KPD (N)Non KPD (N)

Tidak Berisiko651211860,050,00Berisiko26935Total91130221

Sheet1Jumlah JaninKPD Total (N)Nilai Nilai p

KPD (N)Non KPD (N)

Tunggal741262000,050,00Ganda17421Total91130221

Sheet1Usia IbuKPD Total (N)Nilai Nilai p

KPD (N)Non KPD (N)

Ideal76951710,050,068Tidak Ideal153550Total91130221

Sheet1Jumlah ParitasKPD Total (N)Nilai Nilai p

KPD (N)Non KPD (N)

Tidak Berisiko79871660,050,001Berisiko124355Total91130221

Sheet1Variabel Koefisien regresi (B)Nilai Signifikansi (Sig)WaldLetak janin-2.11325.9040Berat janin-1.89718.2560Jumlah paritas0.9726.0040.014