30
 0 PEMBELAJARAAN TEMATIK DI SD MERUPAKAN TERAPAN DARI PEMBELAJARAN TERPADU Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika Oleh: Dra. Sukayati, M. Pd. Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta ================================================================= DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU (PPPG) MATEMATIKA  YOGYAKA RTA 2004

Panduan Ramadhan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    1/30

    0

    PEMBELAJARAAN TEMATIK DI SD

    MERUPAKAN TERAPAN DARI PEMBELAJARAN

    TERPADU

    Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD

    Jenjang Lanjut

    Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004

    di PPPG Matematika

    Oleh:Dra. Sukayati, M. Pd.

    Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta

    =================================================================

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHPUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU (PPPG) MATEMATIKA

    YOGYAKARTA2004

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    2/30

    1

    DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

    C. Sasaran Penulisan ............................................................................. 1

    BAB II URAIAN MATERI ............................................................................... 2

    A. Arti Pembelajaran Terpadu ............................................................... 2

    B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu ................................................. 3

    C. Tujuan Pembelajaran Terpadu .......................................................... 4

    D. Manfaat Pembelajaran Terpadu ........................................................ 4

    E. Model-model Pembelajaran Terpadu ................................................ 5

    F. Strategi Pembelajaran Terpadu ......................................................... 6

    G. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu .................................. 7

    H. Pengelolaan Pembelajaran Tematik .................................................. 8

    BAB III CONTOH TERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/

    TEMATIK UNTUK KELAS III SD ..................................................... 10

    A. Model Hubungan/Terkait ................................................................. 10

    B. Model Jaring Laba-laba/Model Terjala ............................................ 17

    BAB IV CONTOH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK

    UNTUK KELAS II SD ......................................................................... 26

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 29

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    3/30

    2

    BAB II

    URAIAN MATERI

    Pendekatan pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum 2004 untuk kelas I dan II SD

    adalah pendekatan tematik. Menurut Siskandar (2003) bagi guru SD kelas rendah (kelas 1 dan 2)

    yang siswanya masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang

    secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan

    cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I dan II menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan

    sangat kontekstual dengan dunia anak anak.

    Berdasarkan hal di atas maka agar lebih memahami tentang pembelajaran dengan

    pendekataan tematik perlu kiranya diuraikan hal- hal yang berkaitan dengan teori mengenai

    pembelajaran terpadu.

    A. Arti Pembelajaran Terpadu

    Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara

    sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata

    pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan

    keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna

    disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami

    konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang

    menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika

    dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih

    menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif terlibat dalam

    proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan panduan KBK

    Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa menempati posisi

    penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut harus mampu

    merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Setiap siswa

    memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini

    diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman

    belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan

    untuk berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas

    dibanding hanya sekedar keterampilan.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    4/30

    3

    B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

    Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.

    1. Pembelajaran berpusat pada anak.

    Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena

    pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang

    memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa

    dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu

    pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

    2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

    Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang

    membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan

    berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata

    didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep

    lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal

    ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan

    perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam

    kehidupannya.

    3. Belajar melalui pengalaman langsung.

    Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada

    konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan

    kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai

    dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya.

    Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke

    arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan

    informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

    4. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata.

    Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan

    terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai

    dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadudilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga

    memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.

    5. Sarat dengan muatan keterkaitan.

    Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu

    gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang

    yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    5/30

    4

    pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif

    dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.

    C. Tujuan Pembelajaran Terpadu

    Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

    telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:

    1. meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

    2. mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.

    3. menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang

    diperlukan dalam kehidupan.

    4. menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,

    serta menghargai pendapat orang lain.

    5. meningkatkan gairah dalam belajar.

    6. memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

    D. Kemanfaatan Pembelajaran Terpadu

    Ada beberapa manfaat menggunakan pembelajaran terpadu.

    1. Banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan

    konsep dengan yang dipelajari siswa.

    2. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang

    dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.

    3. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan

    antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang

    sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.

    4. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis

    untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.

    5. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan

    jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.

    6. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasipembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.

    E. Model-model Pembelajaran Terpadu

    Menurut Fogarty (1991) bila ditinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep,

    keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    6/30

    5

    pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada

    kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.

    1. Model Hubungan/Model Terkait (Connected model)

    Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit didalam

    suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang

    lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke

    keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.

    Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar

    untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.

    Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara

    menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah

    karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus.

    Contoh.

    Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan

    konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, bunga.

    2. Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model)

    Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan pende-

    katan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai

    dengan menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan

    dapat dipilih antara guru dengan siswa atau sesama guru.

    Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan

    sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan antar

    mata pelajaran.

    Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.

    Keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah diperolehnya

    pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.

    Contoh.

    Siswa dan guru menentukan tema misal air. Maka guru-guru mata pelajaran dapat

    mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema, misal siklus air, kincir air, air waduk,air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran-mata pelajaran

    matematika, IPA, IPS, Bahasa.

    3. Model Terpadu (Integrated model)

    Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan

    antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara

    menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    7/30

    6

    menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan

    keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di

    dalam beberapa mata pelajaran.

    Pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang

    diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misal: matematika, IPS, IPA,

    dan bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang

    memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.

    Keuntungan dari model ini adalah siswa mudah menghubungkan dan mengaitkan materi

    dari beberapa mata pelajaran.

    F. Strategi Pembelajaran Terpadu

    Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu memadukan siswa dan

    memadukan materi-materi dari mata pelajaran-mata pelajaran.

    1. Integrasi melalui pemaduan siswa

    Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi 1 kelas, sehingga 1 kegiatan pembelajaran

    diikuti oleh lebih dari satu tingkat usia siswa. Misalnya siswa kelas 1 dan 2 SD diajar

    matematika bersama-sama. Cara ini tentu memerlukan keahlian guru untuk memberikan

    tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari mulai yang mudah menuju ke tingkat

    yang lebih sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih

    pengetahuannya, sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan

    pengetahuannya kepada siswa yang lebih muda.

    2. Integrasi materi atau mata pelajaran

    Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan

    pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran

    misal: matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Cara ini biasanya dilakukan dengan

    memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik

    unit. Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar.

    Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswaberdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-

    materi yang ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan

    menjadi banyak tema yang disebut unit tema (sub tema).

    G. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

    Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus dilalui dalam prosedur pembelajaran terpadu

    yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan evaluasi.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    8/30

    7

    1. Tahap perencanaan pembelajaran terpadu

    Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian rencana yang memuat isi dan

    kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang akan digunakan

    sebagai pedoman bagi guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam

    pembelajaran terpadu perencanaan yang harus dilakukan seorang guru adalah sebagai

    berikut.a. Pemilihan tema dan unit-unit tema

    Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang

    studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah

    siswa menentukan unit temanya. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru

    dengan mengacu pada tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap mata

    pelajaran yang terdapat pada kurikulum. Tema dapat juga dipilih berdasarkan

    pertimbangan lain yaitu: tema yang dipilih merupakan konsensus antar siswa, misal

    dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-isu yang sedang beredar di masyarakat

    dengan mengingat ketersediaan sarana dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkatperkembangan siswa.

    1) Tema dasarunit tema

    Tema dapat muncul dari siswa, kemudian guru yang mengorganisir atau guru

    melontarkan tema dasar, kemudian siswa mengembangkan unit temanya.

    2) Curah pendapat

    Curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar kemudian

    dikembangkan menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka

    akan terbentuk jaring-jaring.

    Menurut Herawati (1998) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhidalam penentuan tema yaitu:

    (1) penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu

    maupun beberapa mata pelajaran.

    (2) tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu

    dalam materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman

    belajar oleh para siswa.

    (3) tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa SD sehingga asas

    perkembangan berpikir anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

    (4) tema harus bersifat cukup problematik atau populer sehingga membukakemungkinan luas untuk melaksanakan pembelajaran yang beragam yang

    mengandung substantif yang lebih luas apabila dibandingkan dengan

    pembelajaran yang biasa.

    Beberapa prosedur pemilihan/penentuan tema menurut Herawati (1998) adalah

    sebagai berikut.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    9/30

    8

    (1) Model ke 1. Pada model ini tema sudah ditentukan atau dipilih oleh guru

    berdasar pada GBPP beberapa mata pelajaran yang kemudian dapat

    dikembangkan menjadi sub-sub tema atau unit tema.

    (2) Model ke 2. Pada model ini tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa.

    Meskipun demikian tema tidak boleh lepas dari materi yang akan dipelajari.

    (3) Model ke 3. Pada model ini tema ditentukan oleh siswa dengan bimbinganguru.

    b. Langkah perencanaan aktivitas

    Langkah perencanaan aktivitas di sini meliputi: pemilihan sumber, pemilihan aktivitas

    dan perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran terpadu meliputi berikut ini.

    1) Jenis evaluasi yaitu evaluasi otentik.

    2) Sasaran evaluasi berupa proses dan hasil belajar siswa.

    3) Aspek yang dievaluasi

    Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi yaitu meliputi kognitif, afektif dan

    psikomotor.4) Teknik-teknik evaluasi yang digunakan meliputi:

    a) observasi (mengamati perilaku hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar

    cek, skala penilaian, catatan anekdot.

    b) wawancara guru dan siswa dengan menggunakan pedoman wawancara.

    c) evaluasi siswa

    d) jurnal siswa

    e) portofolio

    f) tes prestasi belajar (baku atau buatan guru)

    c. Kontrak belajarKontrak belajar ini akan memberikan arah dan isi aktivitas siswa dan merupakan suatu

    kesepakatan antara guru dan siswa.

    2. Tahap pelaksanaan pembelajaran terpadu dan evaluasi

    Pada tahap pelaksanaan ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini.

    a. Aktivitas siswa

    Aktivitas dapat berupa: pengumpulan informasi baik kelompok maupun individual,

    membaca sumber, wawancara dengan nara sumber, pengamatan lapangan, eksperimen,

    pengolahan informasi, dan penyusunan laporan.

    b. Kulminasi (sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak pembelajaran,dampak pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk memperoleh balikan)

    yaitu penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja, pameran, evaluasi.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    10/30

    9

    BAB III

    CONTOH TERAPAN

    MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK

    UNTUK KELAS III SD

    Telah disampaikan pada bab II bahwa ada 3 model pembelajaran terpadu yang telah

    dikenal oleh guru SD melalui peningkatan jenjang program D-II yang telah diikuti oleh sebagian

    besar guru SD. Tiga model tersebut adalah: (1) model hubungan/terkait (connected model);

    (2) model jaring laba-laba/terjala (webbed model); dan (3) model keterpaduan (integrated

    model). Pada kesempatan penulisan kali ini akan diberikan contoh terapan 2 model pembelajaran

    yaitu model terkait dan model jaring laba-laba.

    H. Model Hubungan/Terkait (Connected Model)

    Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan cara

    menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu

    keterampilan ke keterampilan yang lain tetapi masih dalam 1 mata pelajaran. MenurutHadisubroto (1998) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model

    terkait. Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau kemampuan yang

    ditumbuhkembangkan di dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dikaitkan

    dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan

    lain dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat diadakan secara spontan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    11/30

    10

    atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian kaitan pengalaman belajar yang

    bermakna ini akan menjadikan pembelajaran lebih tersambung dan efektif.

    Berikut ini akan disajikan contoh terapan model terkait untuk mata pelajaran matematika di

    SD.

    1. Tahap perencanaan

    Pada tahap perencanaan ini guru perlu mencermati isi/materi pokok yang ada pada

    GBPP suatu mata pelajaran untuk menentukan keterkaitan antar materi/sub materi dalam

    satu tingkat kelas. Dengan mencermati materi/sub materi tersebut maka guru akan dapat

    menentukan atau menawarkan beberapa tema dasar kepada siswa yang akan diangkat

    dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk memberikan

    masukan usulan dengan cara curah pendapat sub-sub tema yang akan dipilih dalam

    pembelajaran dan guru mengarahkannya. Bila tidak memungkinkan untuk diadakannya

    curah pendapat karena keterbatasan kemampuan siswa, maka guru dapat langsung

    menentukan tema/sub tema yang disesuaikan dengan materi/sub materi yang ada pada

    GBPP suatu mata pelajaran.

    Contoh.

    Pada draf final GBPP matematika SD kurikulum 2004 untuk kelas III tercantum

    beberapa materi inti sebagai berikut.

    (1) Materi pokok: pengukuran

    a. Hasil belajar yang diharapkan

    - menentukan hubungan antar satuan

    b. Sub materi

    - menentukan hubungan antar satuan berat: kg, ons, dan gram

    - menggunakan satuan berat kg, ons, dan gram dalam masalah sehari-hari.

    (2) Materi pokok: operasi hitung bilangan

    a. Hasil belajar yang diharapkan

    - memecahkan masalah yang melibatkan uang

    b. Sub materi

    - mengenal berbagai nilai mata uang- jual beli kebutuhan sehari-hari

    (3) Materi pokok: operasi hitung bilangan

    a. Hasil belajar yang diharapkan

    - melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

    b. Sub materi

    - mengenal bilangan sampai ribuan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    12/30

    11

    - operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

    Dari ketiga materi pokok/sub materi yang ada tersebut maka guru dapat

    menentukan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan. Misalkan tema yang diambil

    adalah belanja. Dalam hal ini guru perlu menyusun dan merencanakan pembelajaran

    yang mengaitkan belanja dengan materi pokok/sub materi pokok yang ada di atas.

    Dengan demikian alternatif bagan dari tema dan sub tema yang diambil dapat disajikan

    sebagai berikut.

    Rincian bagan di atas sesuai dengan materi yang ada pada GBPP adalah sebagai berikut.

    Aktifitas yang akan dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali

    pertemuan yang meliputi 4 kegiatan. Dalam satu kegiatan dapat dilaksanakan beberapa

    kali pertemuan tergantung kepadatan dan ketuntasan dari materi yang ingin dicapai.

    Pada setiap kegiatan guru dapat melaksanakan penilaian baik proses maupun akhir

    kegiatan. Sebagai contoh dapat direncanakan sebagai berikut.

    Uang Barang

    Belanja

    Kalkulasi Harga

    Uang

    mengenal berbagai

    nilai mata uang

    pemanfaatan dalam

    jual beli

    Barang dalam pengukuran

    menentukan hubungan

    antar satuan berat kg dan

    ons

    menggunakan satuan

    berat kg dan ons

    Belanja

    Bilangan untuk kalkulasi harga

    mengenal bilangan sampai dengan ribuan

    operasi hitung penjumlahan dan

    pengurangan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    13/30

    12

    (1) Kegiatan 1

    Dalam kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan suatu

    bilangan yang meliputi ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan. Media yang harus

    disediakan antara lain kertas atau kayu yang berbentuk kubus untuk mewakili ribuan,

    petak 10 10 mewakili ratusan, karton petak 10 mewakili puluhan, dan petak satuan.

    Atau dapat pula menggunakan lidi atau sedotan yang diikat.

    Sedangkan untuk mengenalkan nilai tempat dapat menggunakan kantong nilai

    tempat dan sedotan.

    Kantong nilai tempat

    tempat

    ribuan

    tempat

    ratusan

    tempat

    puluhan

    tempat

    satuan

    Bilangan tersebut adalah 1301 atau seribu tiga ratus satu.

    Contoh kartu bilangan yang digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam

    menentukan pembacaan dan penulisan suatu bilangan.

    kartu bilangan

    4005 cara membacanya empat ribu lima.

    lima ribu lima cara menulis 5504.

    ratus empat

    Setelah siswa terampil membaca dan menuliskan bilangan sampai dengan ribuan

    maka dilanjutkan dengan menjumlah dan mengurangkan bilangan hanya terbatas

    ribuan

    bentuk kubus

    ratusan uluhan

    satuan

    ribuan ratusan puluhan satuan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    14/30

    13

    ribuan dan ratusan saja. Contoh 3.000 + 2.000 = 5.000; 2.500 + 2.500 = 5.000;

    5.000 2.000 = 3.000; 5.000 1.500 = 3.500.

    (2) Kegiatan 2

    Pada pembelajaran kegiatan 2 ini guru mengenalkan nilai berbagai mata uang;

    misal: lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan serta manfaat dari uang antara

    lain untuk jual beli. Media yang harus disiapkan ialah uang-uangan atau model

    peraga mata uang yang nilainya lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.

    Pada tahap ini dikenalkan pula nilai tukar mata uang. Contoh: 1 lembar lima

    ribuan ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar ribuan ditukar menjadi 2 lembar/ 2

    keping lima ratusan dan seterusnya.

    5 lembar uang ribuan

    atau 5 keping uang ribuan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    15/30

    14

    (3) Kegiatan 3

    Pada kegiatan 3 ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan

    pengukuran berat yang berkaitan dengan cara menimbang, menimbang barang-

    barang yang beratnya 1 kg, 2 kg, 1 ons, 2 ons, 5 ons atau2

    1kg. Barang-barang yang

    ditimbang merupakan barang-barang yang dijumpai siswa dalam keseharian antara

    lain: gula, beras, terigu, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.

    Tahap selanjutnya guru mengaitkan hubungan antar satuan yaitu 1 kg = 10 ons,

    2 kg = 20 ons, 5 ons disebut2

    1kg dan seterusnya. Guru dapat pula memberi tugas

    kepada siswa untuk melakukan penjumlahan dari barang-barang yang ditimbang

    misal: 1 kg beras ditambah 2 kg beras atau 1 kg + 2 kg = 3 kg, 3 ons gula dan 4 ons

    gula atau 3 ons + 4 ons = 7 ons dan seterusnya.

    2. Tahap pelaksanaan

    Untuk contoh tahap pelaksanaan pada penulisan ini hanya akan dibahas mengenai

    kegiatan 4 saja yaitu kegiatan yang merupakan gabungan dari pengetahuan dan

    keterampilan pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap perencanaan yang dibahas di

    atas.

    a. Materi prasyarat

    Materi prasyarat dalam pembelajaran kegiatan 4 ini meliputi materi-materi

    yang telah dikenal siswa pada kegiatan 1 sampai dengan 3.

    - pengukuran berat kg dan ons; hubungan antar satuan berat yaitu 1 kg = 10 ons

    - mengenal nilai mata uang lima ribuan, ribuan, lima ratusan, ratusan

    - terampil operasi penjumlahan dan pengurangan untuk ribuan dan ratusan

    b. Media

    Media yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi:

    - timbangan

    - barang-barang yang dapat ditimbang misal beras, kacang hijau, gula, kedelai.

    Dalam hal ini penjual dapat menyiapkan untuk menimbang barang-barang

    terlebih dulu sebelum pembeli datang. Misal gula disiapkan dalam kantong-

    kantong yang beratnya4

    1kilogram,

    2

    1kilogram, 1 kilogram. Atau bila

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    16/30

    15

    dikehendaki dapat pula saat transaksi itu baru dilaksanakan pengukuran, agar

    pembeli juga ikut menyaksikan proses penimbangan

    - uang-uangan atau model peraga mata uang yang terdiri dari lima ribuan, ribuan,

    lima ratusan, ratusan.

    c. Metode/strategi

    Dalam pembelajaran terpadu diperlukan metode yang bervariasi atau multi

    metode. Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan

    pengalaman belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil

    belajar yang bervariasi. Pendekatan yang selama ini digunakan oleh guru yaitu

    pendekatan yang menekankan pada ceramah atau transfer ilmu, sudah harus

    dilengkapi dengan pendekatan-pendekatan lain yang beragam, menarik dan

    menyenangkan atau pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

    Menyenangkan).

    d. Skenario KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

    Dalam pembelajaran dengan tema belanja ini, skenario yang paling cocok

    adalah bermain peran. Dengan bermain peran siswa seakan-akan bermain, tetapi

    sebetulnya siswa juga berpikir dan bertindak, yaitu siswa melakukan penimbangan,

    penghitungan barang dan uang, berkomunikasi dengan orang lain, terampil menjadi

    pembeli dan penjual.

    Alternatif jalannya pembelajaran dapat disampaikan sebagai berikut.

    (1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri

    dari 4 sampai dengan 5 orang. Pembagian tugas setiap kelompok diatur sebagai

    berikut. Tiga orang sebagai pembeli, 1 orang sebagai penjual, dan 1 orang

    sebagai pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya jual beli

    barang-barang, penghitungan barang yang dibeli, penghitungan harga,

    pembayaran dan pengembalian. Mengingat tugas pengamat yang begitu penting,

    maka siswa yang ditunjuk sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan

    pengetahuan dan keterampilan dibanding teman yang lain. Siswa yang bertugas

    sebagai penjual dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual beli pada 1

    periode yang telah ditentukan sampai selesai.(2) Setiap siswa yang bertugas sebagai pembeli diberi sejumlah uang yang telah

    ditentukan misal Rp 5.000,00 untuk dibelikan sejumlah barang yang mereka

    inginkan, dan diharapkan uang yang dipunyai tidak dihabiskan atau masih ada

    uang kembali. Penjual juga diberi modal berupa barang-barang yang dijual dan

    mata uang yang bernilai kecil sebagai uang kembalian.

    (3) Bila transaksi periode 1 telah selesai maka dapat dilanjutkan ke periode 2,

    dengan cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    17/30

    16

    Sedangkan salah satu pembeli berganti peran menjadi penjual. Kegiatan ini

    diteruskan sehingga masing-masing siswa pernah bertugas sebagai pembeli

    maupun penjual.

    e. Penilaian

    Dalam pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama dengan pengamat untuk

    membantu individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Guru secaraterus menerus melakukan pengamatan dan penilaian baik secara individu maupun

    kelompok. Aspek-aspek penilaian dapat berupa: (1) partisipasi masing-masing siswa

    dalam kerja kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) produktivitas kelompok, (4)

    toleransi dan sikap, (5) penggunaan bahasa dalam komunikasi, (6) keterampilan

    menimbang dan menghitung uang. Teknik yang digunakan dalam menarik

    kesimpulan penilaian dapat beragam misalnya melalui: daftar check, pengamatan,

    penyajian laporan secara individu dari pengalaman siswa saat menjadi pembeli

    maupun penjual, maupun tes tertulis setelah proses pembelajaran selesai. Misal:

    operasi penjumlahan atau pengurangan bilangan, uang dan satuan berat, hubungan

    antar satuan berat.

    I. Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed Model)

    Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema

    yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran. Sehingga siswa memperoleh

    pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda.

    Menurut Tisno (1998) dalam pembelajaran terpadu model terkait, pelajaran dimulai dari

    suatu tema. Tema diramu dari pokok-pokok bahasan atau sub-sub pokok bahasan dari

    beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, keterampilan, atau kemampuan

    yang ingin dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas/sekolah/guru dan

    lingkungan. Keuntungan dari model ini antara lain siswa mempunyai motivasi tinggi karena

    pelajaran melalui tema ini akan memudahkan siswa dalam melihat bagaimana berbagai

    kegiatan dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus melihat batas-batas pemisah beberapa

    mata pelajaran.

    1. Tahap perencanaan.Pada contoh model terjala ini ditentukan guru yang memilihkan tema dengan cara

    melihat keterkaitan materi-materi yang ada pada draf GBPP kurikulum 2004 untuk

    beberapa mata pelajaran pada kelas III SD. Dari hasil telaah GBPP tersebut, maka dapat

    disampaikan beberapa materi/sub materi yang saling terkait yaitu uang.

    IPS

    Uang

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    18/30

    17

    - uang yang beredar di masyarakat

    - kegunaan uang

    - contoh cara mengelola uang yang baik

    - manfaat mengelola uang dengan baik

    Matematika

    Uang

    - mengenal berbagai nilai mata uang rupiah

    - menentukan kesetaraan nilai tukar mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya

    Bahasa Indonesia

    Berbicara

    - cerita tentang pengalaman yang lucu, menarik, atau mengesankan yang berkaitan

    dengan kegiatan sehari-hari

    Menulis

    - cerita tentang kegiatan sehari-hari mengenai pengalaman atau kejadian yang

    terjadi di lingkungan

    Sains

    Benda dan kegunaannya

    - contoh benda-benda yang banyak digunakan untuk tujuan tertentu misal: kayu,

    plastik, kertas, logam

    Dari keempat mata pelajaran tersebut disampaikan dalam bentuk bagan sebagaiberikut.

    Alternatif penjabaran antara tema dengan mata pelajaran tersebut adalah sebagai

    berikut.

    Matematika IPS

    Uang

    Sains Bahasa

    Indonesia

    Mengenal

    Nilai tukar Spesifikasi: macam, bentuk dan

    warna

    Kegunaan

    PengelolaanMatematika

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    19/30

    18

    Dari bagan di atas guru dapat menjabarkan dalam alternatif rancangan pembelajaran

    terpadu dengan tema uang. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam kegiatan

    pembelajaran tersebut meliputi:

    (a) kompetensi yang ingin dicapai untuk siswa

    (b) susunan materi

    (c) media

    (d) strategi

    (e) penilaian

    Uraian dari kelima komponen di atas adalah sebagai berikut.

    (a) Kompetensi dasar yang ingin dicapai antara lain:

    siswa dapat menyebutkan tentang manfaat atau kegunaan dari uang

    siswa dapat menyebutkan bentuk dan bahan pembuatan uang

    siswa dapat menyebutkan satuan nilai mata uang yang beredar di Indonesia

    siswa dapat menyebutkan paling sedikit 5 nama mata uang asing yang beredar

    di beberapa negara

    siswa dapat menyebutkan badan penyimpan uang dan nama atau jenis

    penyimpanannya

    siswa dapat menentukan nilai tukar mata uang

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    20/30

    19

    siswa dapat menyusun suatu karangan tentang pemanfaatan uang yang

    diketahui siswa dalam keseharian.

    (b) Susunan materi

    Alternatif materi-materi yang dapat disampaikan tersusun sebagai berikut.

    Sejarah dan manfaat atau kegunaan uang

    Pada kehidupan manusia primitif uang belum mereka kenal. Kehidupan

    mereka berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat lain untuk dapat

    menunjang kehidupannya. Karena itu sering terjadi perebutan dan perampasan

    antar kelompok atau suku untuk berebut daerah subur. Akal dan budaya belum

    maju, sehingga pola menukar untuk memenuhi kebutuhan tidak mereka kenal.

    Setelah peradaban lebih maju maka barang kebutuhan yang tidak mereka

    hasilkan sendiri diperoleh dengan cara tukar menukar (barter), misal menukar

    hasil buruan dengan makanan. Pada perkembangan berikutnya diciptakan alat

    tukar yang disetujui semua pihak, misal perak, emas. Selanjutnya karena

    membawa sejumlah logam dalam jumlah banyak dirasakan berat maka

    mulailah orang memikirkan membuat suatu alat tukar dari logam yang lebih

    praktis dengan bentuk, ukuran, dan gambar-gambar tertentu. Alat-alat tukar

    inilah yang merupakan cikal bakal dari uang logam yang ada sekarang ini.

    Menurut Abdullah (2000) uang adalah suatu benda/alat dengan satuan

    hitung tertentu yang dapat digunakan menjadi alat pembayaran yang sah dalam

    berbagai transaksi pada wilayah tertentu. Bentuk dan bahan pembuatan uang

    Mata uang yang beredar berbentuk persegipanjang dan bulat dengan bahan

    pembuatan yang berbeda yaitu:

    (1) uang kertas berbentuk persegipanjang terbuat dari kertas

    (2) uang logam berbentuk bulat pipih dengan pinggiran bergerigi,

    bergelombang atau rata

    (3) uang plastik berbentuk persegipanjang yang terbuat dari plastik

    Satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan asing.

    Satuan nilai (moneter) yang beredar dan berlaku di Indonesia ialah rupiah

    dengan pecahan mata uang 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500

    rupiah, 1000 rupiah, 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah dan 100.000

    rupiah. Mulai pecahan 25 rupiah sampai dengan 50.000 rupiah baik yang kertas

    maupun logam dicetak oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang

    Republik Indonesia) di Jakarta, sedangkan pecahan uang 100.000 rupiah yang

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    21/30

    20

    terbuat dari bahan plastik dicetak di Australia. Semua uang yang beredar di

    masyarakat dicetak atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral).

    Contoh.

    Bila kita perhatikan uang kertas yang beredar di Indonesia antara gambar

    utama muka dan belakang memiliki hubungan dari segi tema. Misal uang 1.000

    rupiah yang bergambar Pattimura pada bagian depan, maka pada bagian

    belakang bergambar pulau Maitara dan Tidore di Maluku, karena Pattimura

    berasal dari Maluku.

    Untuk mengamankan uang kertas yang dibuat (agar tidak mudah

    dipalsukan), maka ditanamlah benang pengaman dan tanda air. Benang

    pengaman letaknya membujur seperti garis lurus yang ditanam dalam kertas

    uang pada saat pembuatan kertas uang. Tanda air adalah gambar transparan

    yang biasanya diletakkan di sebelah kanan gambar muka uang. Gambar tanda

    air akan terlihat jelas bila orang menerawangkan uang ke arah cahaya lampu

    atau sinar.

    Satuan nilai mata uang yang beredar dibeberapa negara dapat dicontohkanuntuk negara-negara berikut.

    Negara Nama Satuan nilai

    Malaysia

    Singapura

    Filipina

    Jepang

    Thailand

    Arab Saudi

    Ringgit

    Dollar Singapura

    Peso

    Yen

    Baht

    Real

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    22/30

    21

    Inggris

    USA

    Belanda

    Jerman

    Kuwait

    India

    Australia

    ChinaPerancis

    Italia

    Poundsterling

    Dollar Amerika

    Gulden

    Mark

    Dinar

    Rupe

    Dollar Australia

    YuanFranc

    Lira

    Nilai tukar mata uang di Indonesia.

    Nilai tukar mata uang dapat dikenalkan setelah siswa mempelajari tentang

    nilai mata uang yang ada.

    Contoh.

    Badan pengelola uang dan bentuk penyimpanannya.

    Badan yang mengelola uang masyarakat disebut Bank, baik bank Negara

    maupun Bank Swasta. Bank Negara meliputi BNI, Bank Mandiri, BRI.

    Sedangkan Bank Swasta antara lain BCA, BII. Baik Bank Swasta maupun

    Bank Negara di bawah kendali Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Ada

    beberapa contoh penyimpanan uang masyarakat yang dikelola oleh bank yaitu

    berbentuk tabungan misal tabungan biasa, deposito (tabungan berjangka),

    tabungan perumahan, tabungan haji, dan lain-lain.

    (c) Media

    Media yang dapat disiapkan untuk kegiatan pembelajaran terpadu ini adalah

    sebagai berikut.

    Pecahan mata uang asli dan uang mainan atau model peraga mata uang

    25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 5.000rupiah, 10.000 rupiah, 20.000 rupiah, 50.000 rupiah, 100.000 rupiah.

    Kartu yang menggambarkan/mencantumkan nilai uang, baik yang berbentuk

    persegipanjang maupun lingkaran.

    Uang-uangan menggambarkan mata uang asing.

    (d) Metode/strategi

    atau

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    23/30

    22

    Dalam pembelajaran terpadu ini diperlukan metode yang bervariasi atau multi

    metode. Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kebermaknaan

    pengalaman belajar bagi siswa sehingga tercipta kesempatan memperoleh hasil

    belajar yang maksimal. Pendekatan PAKEM diharapkan benar-benar diterapkan

    dalam pembelajaran terpadu ini.

    (e) Penilaian

    Penilaian yang paling cocok dalam pembelajaran terpadu ini meliputi; tes,

    penilaian proses dalam kelompok, hasil lomba antar kelompok, dan hasil

    karangan siswa.

    2. Tahap pelaksanaan.

    Untuk tahap pelaksanaan akan dicontohkan secara singkat mengenai alternatif

    kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan

    tergantung pada kesiapan dan kondisi dari sekolah. Pada contoh ini pembelajaran

    dilaksanakan dalam 4 bagian kegiatan.

    a. Kegiatan ke-1 (1 kali pertemuan)

    Pembahasan pada kegiatan 1 ini meliputi materi-materi tentang: sejarah dan

    manfaat dari uang; nama satuan nilai uang yang beredar di Indonesia dan negara

    tetangga. Pembelajaran yang dilaksanakan bersifat klasikal dengan contoh-contoh

    keseharian dari manfaat uang yang dikenal siswa. Secara aktif siswa dapat dilibatkan

    untuk menceritakan tentang kegunaan dari uang yang mereka miliki dalam

    keseharian. Siswa juga dapat memperlihatkan uang saku atau uang yang mereka bawa

    dan mengatakannya pengelolaan/pemanfaatan dari uang saku tersebut.

    Selanjutnya guru dapat merangkum dan melengkapi cerita-cerita yang

    disampaikan siswa dan menyampaikan kembali dalam bentuk urutan materi ajar yang

    memang telah disiapkan untuk disampaikan sesuai dengan perencanaan yang ada.

    Penilaian pada kegiatan 1 ini berbentuk penilaian proses, yaitu saat siswa berceritadan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

    b. Kegiatan ke-2 (2 kali pertemuan)

    Kegiatan belajar mengajar pada bagian 2 ini membahas tentang pecahan mata

    uang yang beredar di Indonesia dan nilai tukar mata uang. Dengan menggunakan

    media uang yang sesungguhnya guru memberi tugas kepada siswa secara

    berkelompok untuk mengamati ciri-ciri uang yang beredar, yaitu mengenai bentuk,

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    24/30

    23

    bahan, gambar, tulisan-tulisan yang ada, benang pengaman pada uang kertas maupun

    gambar tanda air yang ada. Siswa melaporkan hasil pengamatannya melalui wakil

    dari kelompoknya dapat secara lisan maupun tertulis. Guru dapat melengkapi hasil

    laporan kelompok tersebut dalam bentuk uraian materi secara urut dan lengkap.

    Pembahasan dilanjutkan dengan mengenalkan nilai tukar mata uang dalam

    bentuk kegiatan klasikal yang melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menunjuk

    beberapa siswa yang telah mampu melakukan penukaran pecahan mata uang yang

    satu ke yang lain, untuk disampaikan atau dicontohkannya kepada temannya. Dengan

    menggunakan media uang-uangan guru mengulang dan melengkapi contoh-contoh

    yang disampaikan oleh siswa.

    Untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam menentukan nilai tukar

    mata uang, maka pada pertemuan berikutnya guru dapat melakukan lomba antar

    kelompok dengan media uang-uangan dari kertas. Setiap kelompok mendapat

    beberapa pecahan mata uang yang telah ditentukan. Dengan menyebut nilai mata

    uang yang dipegangnya, guru menyuruh kelompok siswa mencari nilai tukar mata

    uangnya. Sehingga dapat terjadi antar kelompok menyatakan jawaban yang berbeda.

    Contoh.

    Untuk mata uang 5.000 rupiah dapat ditukar dengan beberapa pecahan mata uang

    yang berbeda.

    Kelompok 1 menjawab 5 lembar uang kertas 1.000 rupiahan.

    Kelompok 2 menjawab 5 keping uang logam 1.000 rupiahan.

    Kelompok 3 menjawab 10 keping uang logam 500 rupiahan.

    Kelompok 4 menjawab 10 lembar uang kertas 500 rupiahan dan sebagainya.

    Jawaban dari kelompok 1.

    kartu 5.000

    Jawaban dari kelompok 3.

    5.000 1.000 1.000

    1.000

    1.000

    5.000

    500 500 500 500 500

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    25/30

    24

    Penilaian pada kegiatan 2 ini dapat dilakukan saat proses pembelajaran maupun

    kegiatan lomba secara kelompok.

    c. Kegiatan ke-3 (2 kali pertemuan)

    Pembahasan pada kegiatan 3 ini meliputi materi tentang lembaga atau badan

    usaha yang mengelola uang baik milik negara maupun Swasta di antaranya Bank.

    Dengan strategi tanya jawab guru dapat melibatkan siswa secara aktif untuk

    membahas materi tentang tugas dan kewenangan dari Bank yang berhubungan

    dengan penerbitan uang dan pengelolaan uang yaitu tabungan. Dengan menggunakan

    metode tanya jawab guru membahas tentang penerbitan uang yang dilakukan oleh

    PERURI atas pesanan Bank Indonesia (Bank Sentral). Guru juga menerangkan

    tentang gerakan menabung bagi siswa yang mempunyai uang dan cara-cara

    menabung di Bank. Guru menyiapkan siswa dalam kegiatan berikutnya yaitu

    mengunjungi Bank terdekat dalam kegiatan praktek menabung dan menukar mata

    uang serta poin-poin penting dalam pembuatan laporan individual setelah selesai

    kunjungan.

    Pada pertemuan berikutnya guru mengajak siswa untuk praktek menabung di

    Bank yang terdekat. Bila keadaan memungkinkan setiap siswa dapat menabung atas

    nama diri sendiri, atau atas nama kelas bila uang yang ditabung merupakan iuran dari

    siswa. Guru dapat meminta petugas Bank untuk melayani dan menerangkan tata cara

    menabung dan tugas Bank yang lain yaitu tempat penukaran mata uang, baik mata

    uang rupiah maupun mata uang asing. Guru memberikan bimbingan pembuatan

    laporan kunjungan. Penilaian pada kegiatan ini adalah penilaian proses dan hasil

    laporan.

    d. Kegiatan ke-4 (1 kali pertemuan)Pada kegiatan 4 ini guru menugaskan beberapa siswa menyampaikan laporan

    kunjungannya. Guru memilih hasil laporan beberapa siswa yang menemuhi kriteria

    baik, untuk ditempelkan pada papan tempel.

    500 500 500 500 500

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    26/30

    25

    BAB IV

    CONTOH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU/TEMATIK UNTUK KELAS II SD

    Pada tahap ini guru perlu mencermati isi/materi pokok dan kompetensi dasar untuk

    beberapa mata pelajaran dalam kelas dan semester sama yang pembelajarannya akan

    dipadukan misal matematika dan bahasa Indonesia. Pilihlah suatu tema yang dapat

    mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut.

    Bahasan Indonesia Matematika

    Kompetensi dasar

    Membaca bersuara Komunikasi

    Materi

    Teks pendek Membaca teks pendek dengan

    pelafalan dan intonasi yang

    tepat sehingga mudah dipahami

    orang lain.

    Setelah jaringan topik/tema terwujud maka susunlah rencana pembelajaran sesuai dengan

    alokasi waktu yang telah disusun dalam silabus.

    Kompetensi dasar

    Melakukan operasi hitung

    bilangan dengan mengguna-

    kannya dalam pemecahan

    masalah Materi

    Operasi hitung bilangan

    Hasil belajar

    Melakukan penjumlahan dan

    pengurangan bilangan

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    27/30

    26

    Contoh rencana pembelajaran.

    Tema : komunikasi

    Mata pelajaran : matematika dan bahasa Indonesia

    Kelas/waktu : II/1

    Waktu : 1 pertemuan (2 jam pelajaran @ 35 menit)

    Kompetensi dasar : - melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam

    pemecahan masalah.

    - membaca bersuara

    Materi : - operasi hitung bilangan

    - teks pendek

    Uraian mataeri : - operasi penjumlahan

    - membaca teks pendek

    Hasil belajar : - melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

    - membaca teks pendek dengan memperhatikan pelafalan dan

    intonasi yang tepat sehingga mudah dipahami orang lain.

    Langkah pembelajaran.

    1. Kegiatan awal.

    a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang dibahasakan dengan bahasa

    anak agar mudah dipahami.

    b. Pemberian motivasi belajar kepada anak misal dengan memberikan semangat dan

    pujian.

    c. Apersepsi dengan cara mengulang materi prasyarat antara lain fakta dasar

    penjumlahan dan penjumlahan 2 bilangan tanpa menyimpan yang telah dipelajari

    siswa di kelas 1.

    2. Kegiatan inti.

    a. Masing-masing siswa menyimak teks yang diberikan guru dengan judul

    Berkunjung ke rumah paman

    (lihat lampiran 1)

    b. Seorang siswa diberi tugas untuk membaca teks dan teman lainnya menyimak

    c. Guru membetulkan lafal dan intonasi dari bacaan siswa yang kurang

    d. Tanya jawab tentang isi bacaan (lihat lampiran 2)

    e. Siswa diberi tugas untuk menentukan hasil penjumlahan dari soal yang diberikan

    guru secara individu (lihat lampiran 3)

    3. Kegiatan akhir

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    28/30

    27

    a. Guru memberi tugas beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya

    b. Guru memberi PR matematika tentang penjumlahan

    Sumber bahan.

    buku paket matematika jilid 2A

    buku bahasa Indonesia

    GBPP matematika kurikulum 2004

    GBPP bahasa Indonesia kurikulum 2004

    Penilaian.

    penilaian proses (saat membaca teks dan tanya jawab)

    penilaian tertulis (saat mengerjakan soal-soal penjumlahan)

    Lampiran 1.

    Berkunjung ke rumah Paman

    Dhika dan Dhiar berkunjung ke rumah paman di desa.

    Di perjalanan mereka melihat sawah yang terbentang luas.Terlihat pak tani menggembala kambing.

    Sampai di rumah paman, hari sudah sore.

    Kebetulan paman sedang memberi makan itik dan ayamnya.

    Dhika bertanya: Berapa ekor itiknya paman?

    Lima puluh tiga ekor,jawab paman.

    Dhiar bertanya: Berapa ekor ayamnya paman?

    Dua puluh lima ekor,jawab paman.

    Dhika menyela, Berapa banyak telurnya sehari paman?

    Wah, kalau itik telurnya hanya empat puluh lima butir dan ayam telurnya dua puluh butir,

    jawab paman sambil tersenyum.

    Paman, bolehkah ayamnya dipotong?tanya Dhiar.

    O tidak. Ayam petelur hanya boleh dipotong kalau sudah tidak bertelur lagi,jelas paman.

    Ayo anak-anak, kita naik ke rumah. Bibi telah menunggu dan menyediakan makanan untuk

    kalian!ajak paman.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    29/30

    28

    Lampiran 2.

    Tanya jawab isi teks.

    1. Siapa yang berkunjung ke rumah paman?

    2. Apa yang dilihat Dhika dan Dhiar dalam perjalanan?

    3. Berapa ekor banyaknya itik paman?

    4. Berapa ekor banyaknya ayam paman?

    5. Berapa ekor jumlah binatang peliharaan paman?

    6. Berapa butir banyaknya telur itik paman sehari?

    7. Berapa butir banyaknya telur ayam paman sehari?

    8. Berapa butir jumlah telur itik dan ayam paman sehari?

    Lampiran 3.

    Tulislah lambang bilangan dan tentukan hasilnya.

    1. Dua puluh lima ditambah empat belas

    2. Tiga puluh dua ditambah dua belas

    3. Tujuh belas ditambah dua puluh dua

    4. Empat puluh empat ditambah dua puluh dua

    5. Tujuh ditambah empat puluh dua.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, Solichan. 2000. Aritmetika Sosial (Paket Pembinaan Penataran).

    Yogyakarta: PPPG Matematika.

    Fogarty, R. 1991. Constructing Knowledge Together Classroom as Center of Inquiry and

    Literacy. Portsmoth. NH: Heineman.

    ----------------, 1991. How To Integrate The Curricula. Palatine, Illinois: IRI/Skylight

    Publishing, Inc.

    Hadisubroto, Tisno. 1998. Buku Materi Pokok Pembelajaran Terpadu Modul 1 sampai

    dengan 6. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Jacobs, H. 1989. Interdiciplinary Curriculum: Design and Implementation. Alexandria: VA.

    Olivia, P.F. 1997. Developing the Curriculum. Third Edition. New York, NY: Harper Collins

    Publishers, Inc.

    Siskandar. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Dekdiknas.

  • 5/28/2018 Panduan Ramadhan

    30/30

    29

    Sukayati. 1998. Pembelajaran Terpadu (Ringkasan dan Refleksi). Makalah tidak dipubli-

    kasikan. Malang: Program Pasca Sarjana IKIP Malang.

    Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit

    Kanisius.

    Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan

    Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Tim. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional.

    Tim. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Sains SD/SMP/SMA. Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional.

    Tim. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika SD/SMP/SMA.

    Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    Tim. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional.