27
 1  MODEL PENDIDIKAN KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Oleh Dra. Tedjawati Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008

Panduan rpp

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 1/27

  1

 

MODEL PENDIDIKAN KELAS AWAL

DI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

Oleh

Dra. Tedjawati

Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan

Badan Penelitian dan PengembanganDepartemen Pendidikan Nasional

Jakarta, 2008

Page 2: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 2/27

  2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang, Masalah, Tujuan, dan Metode

Pendidikan dasar dilaksanakan sebagai upaya untuk meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri,

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Upaya tersebut perlu dilakukan sejak dini

yaitu kelas 1, 2, dan 3 (usia sekitar 6-9 tahun).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 mengenai Standar

Isi menyatakan bahwa kurikulum SD kelas 1, 2, dan 3 menggunakan pendekatan

tematik.

Pembelajaran dengan pendekatan tematik mengandung unsur keaktifan siswa

dalam mengeksplorasi pengetahuan dari berbagai mata pelajaran yang

berhubungan dengan berbagai aspek dalam lingkungannya. Kegiatan

pembelajaran tersebut akan mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan

kemampuan untuk menyusun dan mengingat berbagai hubungan dalam

memecahkan masalah.

Belajar, 3 prinsip: (i) intelegensi merupakan fungsi dari pengalaman; (ii) belajar

merupakan hubungan yang tidak terpisahkan antara otak dan badan; dan (iii)

adanya kecerdasan jamak atau kecerdasan untuk memecahkan masalah dan atau

menghasilkan produk.

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP), pembelajaran diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk 

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreaktivitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik 

serta psikologis peserta didik.

Page 3: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 3/27

  3

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari penyelenggaraan pendidikan.

Kegiatan pembelajaran mengarah pada RPP. Kegiatan pembelajaran selama ini:

1) Dilakukan dengan lebih menekankan pada kegiatan mengajar; 2)

mengabaikan potensi yang ada pada peserta didik; 3) kurang memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk kegiatan eksplorasi dan eksperimen; 4)

kurang memperhatikan/memberi kesempatan kepada peserta didik untuk 

menggunakan kemampuan berpikir logis dan memanipulasi simbol-simbol secara

sistematis dengan menggunakan benda-benda konkrit; dan 5) potensi lingkungan

siswa, baik di sekolah maupun rumah, kurang mendapat perhatian dalam kegiatan

pembelajaran. Teori konstruktivisme yang sesuai dengan prinsip tersebut.

Dengan permasalahan pada pembelajaran tersebut, Puslitjaknov memandang perlu

adanya panduan pembelajaran tematik bagi guru, yang dikembangkan dengan

teori konstruktivisme dan kecerdasan jamak yang dimiliki anak. Panduan

tersebut sangat berguna bagi: 1) guru dalam menyusun RPP (harian) tematik 

yang sesuai dengan KTSP; dan 2) mengembangkan potensi peserta didik.

B. Tujuan

Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan model pembelajaran yang lebih

menitikberatkan pada proses pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa sendiri,

melalui interaksi dengan obyek, fenomena, dan lingkungannya, serta

mengembangkan kecerdasan jamak peserta didik yang menghasilkan: 

•  Model rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematis dengan

menggunakan teori konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak.

•  Panduan bagi guru untuk menyusun RPP berdasarkan dengan teori

konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak peserta didik yang

dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran.

•  Contoh RPP tematik dengan teori konstruktivisme dan pengembangan

kecerdasan jamak.

Page 4: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 4/27

  4

C. Disain

1.  Disain pengembangan model ini adalah panduan bagi guru untuk menyusun

RPP pembelajaran

2.  Sasaran adalah pendidik dan peserta didik di kelas 1, 2, dan 3 SD

3.  Pengembangan model dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang meliputi:

1) penyusunan model rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) – termasuk 

panduan RPP bagi guru dan contoh RPP – terlebih dahulu kemudian, 2)

melakukan perintisan model yang terdiri dari 3 tahap (adopsi, adaptasi, dan

penyusunan RPP sendiri) yang hasilnya digunakan untuk 3) menyempurnakan

model pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

Penyusunan:1. Model RPP2. Panduan RPP3. Contoh RPP

Perintisan:1. Adopsi2. Adaptasi3. Penyusunan RPP

oleh guru sendiri

Penyempurnaan:1. Model RPP2. Panduan RPP3. Contoh RPP

Gambar 1. Tahap pengembangan model

Page 5: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 5/27

  5

II. KAJIAN TEORI

Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggambarkan penjabaran

standar proses pada SNP dan pengembangan potensi peserta didik, maka landasan

teori yang digunakan adalah:

A.  Perkembangan anak di kelas 1, 2, dan 3 SD 

Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan dari orang-orang di

sekitarnya, termasuk guru dan teman-teman di sekolah. Rangsangan yang tepat

akan meningkatkan jumlah syaraf yang akan saling menyambung dengan cepat.

Oleh karena itu pendidikan awal di kelas 1, 2, dan 3, perlu memperhatikan faktor

tersebut agar syaraf pada otak menyambung secara maksimal.

Menurut Piaget, tokoh psikologi perkembangan dan sekaligus tokoh

konstruktivisme menyatakan bahwa anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun baru

mampu berpikir kongrit, belum mampu berpikir abstrak, sehingga layanan

pendidikan bagi peserta didik di kelas 1, 2, dan 3 harus mempertimbangkan faktor

tersebut sebagai dasar untuk menguasai kompetensi dasar di kelas selanjutnya,

yang sudah menggunakan berpikir abstrak.

B.  Konstruktivisme 

Konstruktivisme merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran berdasarkan

keyakinan bahwa belajar merupakan hasil dari pembentukan (konstruksi)

pengetahuan yang berlangsung dalam otak dengan cara membangun aturan-aturan

dan model-model mental, yang bersifat individual, untuk memahami pengalaman-

pengalamannya. Selanjutnya, belajar merupakan proses penyesuaian dari model-

model mental untuk mengakomodasi pengalaman baru.

Dalam penyusunan kegiatan pembelajaran di kelas, baik kegiatan guru maupun

kegiatan siswa digunakan lima tahap kegiatan pembelajaran dalam

Page 6: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 6/27

  6

konstruktivisme yang merupakan adaptasi dari model The Biological Science

Curriculum Study (BSCS) yang dikembangkan oleh ......................... Kelima tahap

kegitan tersebut yaitu engage (pelibatan), explore (eksplorasi), explain

(penjelasan), elaborate (elaborasi), dan evaluate (evaluasi).

1.  Pelibatan (to engage)

Pada tahap ini siswa menghadapi dan mengidentifikasi tugas-tugas

pembelajaran. Mereka mengaitkan pengalaman belajar yang sudah

dilakukannya dengan pengetahuan dan pengalaman belajar saat ini. Contoh:

Garam adalah benda padat, tetapi bila kena air akan mencair. Anak akan

menyimpan garam di tempat yang tidak dekat dengan air supaya tidak larut.

Mengingat proses pembelajaran siswa tersebut maka peran guru pada tahap ini

adalah sebagai berikut.

•  Merencanakan kegiatan-kegiatan secara terorganisir

•  Mendorong siswa untuk menafsirkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

untuk memperoleh pemahaman

•  Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang kemampuan

berfikir anak 

•  Menciptakan situasi problematis

•  Memfokuskan siswa terhadap tugas-tugas instruksional

 2.  Eksplorasi (to explore)

Pada tahap ini siswa terlibat dengan benda-benda (materials) dan gejala

(phenomena) sehingga mereka mempunyai pengalaman yang bersifat

mendasar dan langsung, khususnya pengalaman yang berkenaan dengan

gejala (phenomena). Contoh:

Page 7: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 7/27

  7

- tanaman memerlukan sinar matahari untuk fotosintensis. Maka anak-anak 

meletakkan tanaman yang ditanam di dalam pot pada tempat yang terkena

sinar matahari;

- tanaman memerlukan air supaya dapat tetap hidup maka anak akan

menyiram tanamannya setiap hari supaya tidak mati.

Pada tahap ini, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok sehingga mereka

memiliki pengalaman yang akan menjadi dasar dalam proses berbagi

pengalaman dan berkomunikasi. Selain itu siswa:

•  Menggunakan penyelidikan untuk mencari dan menyelidiki; untuk 

memuaskan keinginan tahuannya tentang konsep/topik yang dipilih•  Berpikir dengan bebas tetapi masih dalam batas kegiatan

•  Mengetes prediksi dan hipotesa

•  Membentuk prediksi dan hipotesa baru

•  Mencoba dengan alternatif dan diskusi dengan yang lain

•  Mencatat pengamatan dan ide-ide

•  Menggantungkan keputusan-keputusan

Berdasarkan pada tahap pembelajaran ini maka sebaiknya guru bertindak 

sebagai fasilitator, menyediakan bahan-bahan belajar yang diperlukan, dan

membimbing siswa untuk memusatkan perhatiannya dalam kegiatan. Guru

membantu siswa melaksanakan proses penyelidikan (inquiri). Selain itu guru:

•  Menganjurkan siswa bekerjasama minimal dengan supervisi

•  Mengamati dan mendengarkan siswa

•  Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan penyelidikan secara tidak 

langsung ketika dibutuhkan

•  Meluangkan waktu pada siswa apabila dalam bekerja menghadapi

permasalahan

•  Bertindak sebagai fasilitator

Page 8: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 8/27

  8

 

 3.  Penjelasan (to explain)

Pada tahap ini siswa mulai mendapat pengalaman menyusun ringkasan dalam

bentuk yang komunikatif. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat menimbulkan

motivasi untuk menulis urutan-urutan kejadian dalam satu tata urutan yang

logis. Komunikasi akan tampak diantara siswa dan guru. Siswa bekerja dalam

kelompok, dengan demikian setiap siswa dapat menyampaikan dukungan atau

penolakan terhadap pendapat siswa lain pada saat ia menyampaikan hasil

observasi, pendapat, pertanyaan, dan hipotesanya. Bahasa digunakan sebagai

alat untuk menyusun label-label yang komunikatif ketika anak menyusun

ringkasan akan memberikan makna ketika siswa saling berbagi pada saat

penyusunan abstrak tersebut.

Mengingat tahapan pembelajaran siswa tersebut maka peran guru pada tahap

ini adalah sebagai berikut.

•  Memberi penjelasan terhadap penemuan dan kejadian-kejadian yang

dialami siswa, dengan menggunakan nama-nama/kata-kata yang

berhubungan dengan hal-hal yang bersifat historis dan bahasa yang

standard. Contoh: seorang anak melalui eksplorasinya akan mengatakan

bahwa magnet cenderung untuk “melekat” pada obyek logam tertentu.

Guru, dalam diskusinya dengan anak, dan sesuai dengan tahap

perkembangan anak, dapat memperkenalkan istilah “gaya tarik”.

•  Memperkenalkan label pada anak akan lebih bermakna setelah anak 

memiliki pengalaman langsung daripada sebelum anak memilikinya. Pada

tahap ini guru dapat menentukan tingkat pemahaman siswa dan

kesalahpahaman yang terjadi pada siswa. Menulis, menggambar, merekam

dengan video adalah bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merekam

perkembangan anak, kemajuan dan pertumbuhannya.

Page 9: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 9/27

  9

 4.  Mengelaborasi (to elaborate)

Pada tahap ini siswa menggunakan konsep yang telah dipelajari,

menghubungkannya dengan konsep yang lain dan mengaplikasikan

pemahaman tersebut ke dalam lingkungannya. Penerapan dalam kehidupan

sehari-hari misalnya: (i) dimana posisi yang tepat menanam bunga agar

mereka menerima cahaya paling banyak pada siang hari, atau (ii) dimana

posisi yang tepat memasang payung pantai agar orang terhindar dari sinar

matahari. Kedua contoh tersebut merupakan aplikasi dari konsep bahwa

cahaya memiliki pola bergerak lurus.

Berdasar tahap pembelajaran siswa tersebut maka peran guru adalah memberi

penugasan kepada anak untuk mengekplorasi fenomena cahaya, agar mereka

dapat membangun sebuah pemahaman dari pola perjalanan cahaya di udara.

 5.  Menilai (to evaluate)

Tahap ini merupakan proses diagnostik sehingga pada tahap ini guru dapat

nenentukan apakah siswa telah memperoleh pemahaman tentang konsep dan

pengetahuan yang seharusnya dimiliki. Evaluasi dan penilaian dapat

dilakukan sepanjang proses pembelajaran.

C.  Pengembangan Kecerdasan Jamak

Seperti telah diketahui bersama, bahwa potensi peserta didik meliputi beberapa

kecerdasan, Gardner (Gardner sebagaimana dikutip oleh Colin Rose, 2007)

mengemukakan ada paling tidak 8 kecerdasan yang dimiliki manusia yaitu

cerdas berbahasa (verbal/linguistik ), cerdas matematika & logika (matematis-

logis), cerdas dalam hal kepekaan ruang (visual-spasial), cerdas musik (musical),

cerdas alam (natural), cerdas bergaul/sosial (interpersonal), cerdas diri

(intrapersonal), dan cerdas fisik (kinestetik ). Pada perkembangan lebih lanjut

menurut ahli psikologi ke 8 kecerdasan tersebut mengalami penambahan tiga

Page 10: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 10/27

  10

kecerdasan yaitu menjadi 11 kecerdasan, tiga kecerdasan tambahan cerdas

spiritual, cerdas eksistensial (exixtential), dan cerdas moralis (moralist ).

Page 11: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 11/27

  11

III. PENGEMBANGAN MODEL

A. Penyusunan model pembelajaran tematik dengan teori konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak

Model ini dikembangkan dengan kerangka Contexts Input-Process-Output-

Outcome (CIPOO). Input terdiri atas raw input (masukan mentah, yaitu peserta

didik) dan instrumental input (masukan pendukung). Masukan mentah meliputi

peserta didik di kelas I, II, dan III SD/MI. Masukan tambahan meliputi segala

masukan pendukung guru, kurikulum, RPP, yang digunakan dalam rangka

memproses raw input menjadi output . Process adalah kegiatan pembelajaran

tematik dengan teori konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak 

(multiple intellegence). Output (hasil jangka pendek) adalah tersusunnya

pedoman penyelenggaraan yang melibatkan interaksi dari raw input dan

instrument input pada kegiatan pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik 

kelas 1, 2, dan 3 yang berisi model-model rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang menggunakan kurikulum tematik, teori konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak. Outcome atau hasil jangka panjang adalah

ditetapkannya model ini sebagai salah satu model pembelajaran yang melengkapi

model-model yang sudah ada di sekolah.

Di dalam kegiatan pembelajaran pendidikan kelas awal yang menitikberatkan

pada pembelajaran tematik dengan menggunakan teori konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak (multiple intellegence), dilakukan kegiatan-

kegiatan yang merupakan pelaksanaan dari tahapan-tahapan pembelajaran tematik 

yang meliputi 5 tahapan kegiatan ini telah tercermin dari RPP yang disusun oleh

guru. Selain melakukan kegiatan pembelajaran melalui 5 tahapan, guru

selanjutnya melaksanakan pengembangan potensi kecerdasan jamak pada anak.

Pengembangan potensi anak tersebut juga selalu tercermin dari RPP yang disusun

oleh guru. Berdasarkan proses kegiatan pembelajaran di atas, akan dihasilkan

peningkatan prestasi belajar siswa dan kemampuan memecahkan masalah.

Page 12: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 12/27

  12

 

Raw Input: PesertadidikKelas I, II, dan III

SD/MIKBM tematik sesuai silabus& RPP untukmengembangkankecerdasan jamak denganpendekatan konstruktivisme

1. pelibatan,2. eksplorasi,3. penjelasan,4. elaborasi, dan5. evaluasi

1. Prestasibelajarmeningkat

2. Peserta didikmampumemecahkanmasalah

Instrumental Input: 1. Guru kelas2. KTSP: s.d. silabus &

panduan & contohRPP

3. Sarana & prasaranapenunjangpembelajaran (media,

alat peraga,lingkungan)

Input Proses Output

Gambar 2. Model pembelajaran tematik dengan teori

konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak 

A.1. Proses Penyusunan Panduan Bagi Guru

1. Model pengembangan pembelajaran tematik yang dikembangkan sesuai

dengan silabus dan RPP untuk mengembangkan kecerdasan jamak dengan

pendekatan konstruktivisme. Ada 5 tahap konstruktivisme yaitu pelibatan,

eksplorasi, penjelasan, elaborasi, dan evaluasi.

2.  Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan

pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa.

Page 13: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 13/27

  13

3.  Pemaduan materi pembelajaran dalam tema mempertimbangkan:

•  Urutan tingkat kesulitan: termudah ke tingkat tersulit

•  Urutan tingkat kesederhanaan: sederhana ke tingkat kompleks

•  Urutan kemudahan pemahaman oleh anak: kongkrit ke abstrak 

•  Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir siswa

•  Lingkup tema disesuaikan usia dan perkembangan siswa

Pendekatan konstruktivisme1. pelibatan, 4. elaborasi2. eksplorasi, 5. evaluasi3. penjelasan,

 

TemaTema

 Topik

Fakta/Indikator

 

Pengembangan Kecerdasan Jamak:

1. Kecerdasan Berbahasa (Verbal/Linguistik Intelegence )2. Kecerdasan Musik (Musikal/Ritme Intelegence )3. Kecerdasan Matematika (Logical/Mathematis Intelegence )4. Kecerdasan Dalam hal Kepekaan Ruang (Visual/Spasial 

Intelegence )5. Kecerdasan Fisik/Jasmaniah (Kinestetis Intelegence )6. Kecerdasan Diri (Intrapersonal Intelegence )7. Kecerdasan Bergaul/Sosial (Interpersonal Intelegence )8. Kecerdasan Alam (Naturalis Intelegence )9. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelegence )10 Kecerdasan Eksistensial (Existential Intelegence )11 Kecerdasan Moralis (Morale Intelegence )

Gambar 3. Proses pembelajaran

Page 14: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 14/27

  14

A.2. Panduan Penyusunan RPP tematik bagi guru berdasarkan teori

konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak

Langkah-langkah dalam penyusunan RPP tematik berdasarkan teori

konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak:

a.  Penentuan tema

Tema memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat

menggabungkan informasi dengan topik dalam rangkaian pengalaman

manusia. Merencanakan kurikulum dalam lingkup tema memberikan

kesempatan untuk melibatkan siswa dalam mensyukuri kehidupan,

percakapan mengenai makna hidup sebagai seorang manusia, dan kerjasama

dalam memahami seluk beluk kehidupan bersama gurunya.

b.  Penyusunan program pembelajaran semester

Setiap tema dialokasikan waktu berapa lama akan dipelajari siswa sehingga

dalam satu semester waktu pembelajaran dapat digunakan secara efektif.

Untuk itu guru harus menghitung minggu efektif dalam satu semester

berdasarkan Kalender pendidikan yang ditetapkan Depdiknas.

c.  Penyusuan program pembelajaran mingguan

Setelah program pembelajaran semesteran disusun, perlu disusun program

pembelajaran mingguan. Berdasarkan Program Pembelajaran Semesteran

yang meliputi tema-tema yang telah disusun dan alokasi waktu dari setiap

tema tersebut yang sudah terlihat dalam mingguan, dan Jaring-jaring Tema,

guru menyusun indikator dari KD setiap mata pelajaran. Selanjutnya,

guru mendistribusikan indikator dari masing-masing KD per mata pelajaran

ke dalam kegiatan pembelajaran harian selama satu minggu.

Page 15: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 15/27

  15

d.  Penyusunan program pembelajaran harian menggunakan 5 tahap

pembelajaran teori konstruktivisme dan pengembangan kecerdasan jamak.

Program Pembelajaran Harian yang biasa disebut dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran operasional dari

Program Pembelajaran Semesteran dan Mingguan. RPP inilah yang menjadi

pegangan guru dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran sehari-hari karena

dalam RPP inilah dapat diketahui bagaimana SK-KD dijabarkan dalam

berbagai bentuk kegiatan pembelajaran.

RPP disusun dalam bentuk tabel dalam format mendatar sehingga

penggunaan tahap-tahap pada kegiatan pembelajaran yang mengacu

pada teori konstruktivisme dan kecerdasan jamak dapat terlihat dengan 

 jelas. Dalam penyusunannya di dalam RPP, setiap indikator disusun sejajar

dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru agar terlihat dengan

gamblang kegiatan pencapaian indikator tersebut.

Komponen RPP tematik 

a.  kelas, tema dan topik, waktu, pertemuan, tanggal pelaksanaan,

b.  indikator pencapaian kompetensi, materi pokok,

c.  kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa, kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru,

d.  alokasi waktu,

e.  pendekatan konstruktivisme yg digunakan, pengembangan komponen

kecerdasan jamak yang dilakukan ,

f.  penilaian, sumber, alat, dan media.

Contoh RPP tematik bagi guru berdasarkan teori konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak 

Page 16: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 16/27

 

 

Page 17: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 17/27

 

Page 18: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 18/27

  18

Disusun berdasarkan Panduan Guru dalam Penyusunan RPP dan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dnegan panduan tersebut:

a. Contoh RPP di kelas 1

b. Contoh RPP kelas 2

c. Contoh RPP kelas 3

B. Perintisan Model

Model yang telah disusun Tim Pengembang diujicobakan oleh guru di kelas.

Ujicoba atau perintisan model ditujukan untuk mengetahui kelemahan model

konseptual yang telah dikembangkan agar selanjutnya model dapat diperbaiki

sehingga model yang diserahkan kepada penggunan betul-betul merupakan model

yang handal. Dalam perintisan model ini seharusnya Tim pengembang

mendampingi guru pelaksana perintisan selama perintisan dilaksanakan . Dalam

hal Tim pengembang tidak dapat melaksanakan tugasnya, perlu ada pihak di

daerah yang melaksanakan kewajiban Tim pengembang ini. Dalam hal

pengembangan model pembelajaran tematik ini wakil dari Tim pengembangan

adalah petugas LPMP. Alasan pemilihan petugas ini adalah LPMP merupakan

unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional yang bertugas untuk 

melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di provinsi

berdasarkan kebijakan nasional. Salah satu tugas LPMP adalah merancang model-

model pembelajaran di sekolah sesuai dengan kebutuhan daerah dan standar mutu

nasional.

Perintisan model pembelajaran tematik dengan pendekatan konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak ini dilaksanakan oleh guru melalui tiga tahap

yaitu

•  Adopsi (mencontoh apa yang ada pada Contoh RPP)

•  Adaptasi (merubah/menambah tema yang ada di Contoh RPP)

•  Menyusun sendiri (guru) RPP berdasarkan Panduan Penyusunan RPP buatan

Puslitjaknov

Page 19: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 19/27

  19

B.1. Perintisan model untuk kelas 1 dan kelas 3

Gambar 4 di bawah ini merupakan tema-tema dari buku Contoh RPP kelas I

dan III SD buatan Puslitjaknov. Dari gambar tersebut dapat dilihat kapan

tahap adopsi, adaptasi, dan penyusunan sendiri RPP oleh guru, dilaksanakan

sesuai dengan tema yang ada.

Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 Tema 5 Tema 6 Tema 7 Tem

Adopsi

Adaptasi

RPP buatan

sendiri

Langkah-

langkah

Adopsi

saja Adopsi sambil adaptasi

Penggunaan

hasil adaptasi

Adopsi sambil buat

sendiri tema 7 Pembelajaran

dengan RPP

buatan sendiri

Keterangan: = diperiksa dan disetujui oleh Tim/LPMP= melakukan adaptasi

= adopsi

= adaptasi

= menyusun RPP buatan guru sendiri

= RPP buatan guru sendiri

Gambar 4. Langkah perintisan model di kelas I dan III SD

Berikut penjelasan tahap perintisan model pada gambar 3:

1.  Guru melakukan ujicoba contoh RPP tema 1

2.  Pada saat melakukan tema 1 dan 2 dari contoh RPP yang dikembangkan

Puslitjaknov, guru sudah mulai mengadaptasi tema 4 (adaptasi bisa

merubah dari tema yang ada)

Page 20: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 20/27

  20

3.  Lalu hasil adaptasi tentang tema 4 tersebut diperiksa dan disetujui

Tim/LPMP

4.  Setelah itu guru melaksanakan pembelajaran tema 4 yang sudah

diadaptasi

5.  Pada saat adopsi tema 5 dan 6, guru menyusun sendiri RPP untuk tema 7

6.  Sebelum tema 7 dilaksanakan, tema 7 tersebut diperiksa dan disetujui

terlebih dahulu oleh Tim/LPMP. Setelah mendapat persetujuan dari

Tim/LPMP, guru dapat melaksanakan RPP buatan sendiri

B.2. Perintisan model kelas 2

Gambar 5 di bawah ini merupakan tema-tema dari buku Contoh RPP kelasII SD buatan Puslitjaknov. Dari gambar tersebut dapat dilihat kapan tahap

adopsi, adaptasi, dan penyusunan sendiri RPP oleh guru, dilaksanakan

sesuai dengan tema yang ada.

Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 Tema 5

Adopsi

Adaptasi

RPP

buatan sendiri

Adopsi saja

Adopsi

sambil

adaptasi

Penggunaan

hasil adaptasi

Adopsi sambil

menyusun

RPP sendiri

Pembelajaran

dgn RPP

buatan sendiri

Keterangan: = diperiksa dan disetujui oleh Tim/LPMP= Refleksi pelaksanaan pembelajaran 

= melakukan adaptasi

= adopsi

= adaptasi

= menyusun RPP buatan guru sendiri

= RPP buatan guru sendiri

Gambar 5. Langkah perintisan model di kelas II SD

Page 21: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 21/27

  21

Berikut penjelasan tahap perintisan model pada gambar 4:

1.  Guru melakukan ujicoba contoh RPP tema 1 dan 2

2.  Pada saat melakukan tema 2 dari contoh RPP yang dikembangkan

Puslitjaknov, guru sudah mulai mengadaptasi tema 3 (adaptasi bisa

merubah dari tema yang ada)

3.  Lalu hasil adaptasi tentang tema 3 tersebut diperiksa dan disetujui

Tim/LPMP

4.  Setelah itu guru melaksanakan pembelajaran tema 3 yang sudah

diadaptasi

5.  Pada saat adopsi tema 4, guru menyusun sendiri RPP untuk tema 7

6.  Sebelum tema 5 dilaksanakan, tema 5 tersebut diperiksa dan disetujui

terlebih dahulu oleh Tim/LPMP. Setelah mendapat persetujuan dari

Tim/LPMP, guru dapat melaksanakan RPP buatan sendiri

C. Hasil Perintisan Model

Sebagaimana telah dikemukakan, perintisan model dilaksanakan dalam tiga tahap,

yaitu adopsi, adaptasi, penyusunan sendiri. Perintisan pemanfatan model dimulai

dengan sekedar menggunakan saja Contoh RPP yang sudah disusun dalam bentuk 

Contoh RPP (tahap adopsi). Selanjutnya, guru diminta untuk mengubah atau

menyesuaikan Contoh RPP tersebut (adaptasi). Terakhir, guru diminta menyusun

sendiri RPP yang akan digunakannya.

1. Adopsi Contoh RPP

Pada tahap adopsi, guru sekedar menggunakan Contoh RPP yang disusun Tim

Pengembang dalam bentuk Contoh RPP. Contoh-contoh tersebut disusun

untuk seluruh KD yang ada pada satu semester secara penuh dalam rangka

mengantisipasi kecepatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Sehingga

sampai KD manapun guru telah melaksanakan pembelajarannya,

Page 22: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 22/27

  22

pengadopsian Contoh RPP tetap dapat dilaksanakan tanpa mengganggu

 jalannya proses pembelajaran.

Sebelum guru menggunakan Contoh RPP susunan Tim Pengembang untuk 

melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, guru diharapkan sudah

memperoleh pengetahuan awal tentang cara menyusun RPP dari: (i)

penjelasan Tim Pengembang, (ii) mempelajari Pedoman Penyusunan RPP dan

Contoh RPP, (iii) tanya jawab dengan anggota Tim Pengembang, dan (iv)

sekali lagi membaca untuk memahami cara menyusun RPP.

Ketika guru menggunakan langsung (mengadopsi) Contoh RPP, guru

diharapkan menghayati dan membandingkannya dengan Panduan Penyusunan

RPP. Dengan cara ini guru dapat memetik dua manfaat sekaligus. Manfaat

pertama, guru dapat membayangkan mengapa komponen RPP adalah

sebagaimana yang ada di Panduan dan Contoh RPP, dan mengapa komponen

tertentu disusun seperti itu. Manfaat kedua, guru dapat mengetahui

kekurangan RPP yang ada sehingga ketika ia memasuki langkah perbaikan

(adaptasi) RPP ia sudah mengetahui komponen-komponen yang memerlukan

perbaikan.

Pada akhir periode adopsi, yaitu setelah guru mengadopsi beberapa RPP,

untuk menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam konteks

penyusunan RPP dan komentar atau kekurangan terhadap Contoh RPP

didiskusikan oleh guru dengan pendamping dalam bentuk kegiatan refleksi.

Mengingat pelaksanaan perintisan di satu SD dilaksanakan di 3 kelas (yaitu

kelas I s.d. III) kiranya akan berdampak lebih positif apabila refleksi

dilaksanakan oleh ke-3 guru bersama ke-3 pendampingnya.

Berdasarkan tahap adopsi yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas,

ditemukan hasil bahwa:

Page 23: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 23/27

  23

a.  Semua guru mempelajari terlebih dahulu buku Panduan RPP bagi guru

buatan Tim Pengembang

b.  Pendampingan selama adopsi dilakukan minimal 2 kali setiap minggu

masing-masing selama 2 jam. Pendampingan dilakukan dengan tatap

muka dan pada waktu pembelajaran di kelas dimana pendamping datang

ke SD. Pada umumnya guru menyebutkan tema pembelajaran terlebih

dahulu. Selama pendampingan, proses penilaian dilakukan melalui

pemberian tugas dan pekerjaan rumah. Perangkat penilaian mengacu pada

indikator yang telah dilakukan.

c.  Guru mengerti tentang penetapan indikator, keterkaitan antara kegiatan

siswa dan guru dengan teori konstruktivisme dan pengembangan

kecerdasan jamak, penetapan waktu dan sumber alat dan bahan yang

ditentukan oleh guru, serta penilaian yang dilakukan oleh guru untuk 

mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

2. Adaptasi Contoh RPP

Tahap kedua, merubah atau menyesuaikan sedikit-sedikit contoh tersebut

(tahap adaptasi). Adaptasi ini dilaksanakan atas dasar Pedoman Penyusunan

dan Contoh RPP serta pelaksanaan pembelajaran atas dasar RPP yang sudah

disusun berupa Contoh.

Berbeda dengan tahap adopsi di mana guru hanya mempelajari Contoh RPP

dan melaksanakan pembelajaran atas dasar Contoh RPP tersebut, pada tahap

adaptasi ini guru melaksanakan tiga langkah kegiatan, yaitu:

a.  mempelajari RPP untuk KD yang akan diajarkan,

b.  atas dasar pengalaman mengadopsi RPP sebelumnya menemukan

kekurangan dari Contoh RPP susunan Tim Pengembang,

c.  memperbaiki kekurangan atau menyesuaikan RPP untuk KD tersebut, dan

kemudian

Page 24: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 24/27

  24

d.  mendiskusikan RPP yang sudah disesuaikan tadi dengan petugas

pendamping dari LPMP.

Apabila pendamping LPMP sudah menyetujui maka guru dapat menggunakan

RPP yang dirubahnya untuk melaksanakan pembelajaran. Apabila petugas

LPMP belum menyetujui, guru memperbaikan perubahan yang telah

dilakukannya terhadap Contoh RPP dengan bimpingan pendamping LPMP.

Selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RP yang

telah disesuaikannya. Sambil melaksanakan pembelajaran guru sekali lagi

menganalisis RPP yang telah diubahnya untuk memenukan kelamahan-

kelemahan yang masih bisa diperbaiki.

Berdasarkan tahap adaptasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas,

ditemukan hasil bahwa:

a.  Pada persiapan adaptasi guru membaca buku Panduan RPP dan Contoh

RPP terlebih dahulu. Pada tema yang diadaptasi, guru mempelajari dan

melakukan perubahan atau penambahan jika tema tersebut tidak sesuai.

Sebagai contoh pada tema ke 4 kelas I yaitu “Istana Ilmu” terjadi

perubahan pada:

1)  Kompetensi dasar “melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai

20” dimana indikator “menjumlah bilangan satu angka dengan satu

angka sampai angka 20” dirubah menjadi “menjumlah bilangan

sampai 20 tanpa teknik menyimpan”. Perubahan dilakukan karena

untuk menyesuaikan indikator pencapaian hasil belajar yang ada di

program

2)  Kegiatan siswa melakukan diskusi dalam kelompok tentang hasil

 pengamatannya, dan diubah menjadi siswa mengerjakan tugas di buku

tulisnya setelah mengamati “Istana Ilmu”. Perubahan dilakukan

karena anak belum bisa berdiskusi dalam kelompok.

Page 25: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 25/27

  25

b.  Refleksi terhadap pengalaman pelaksanaan adaptasi Contoh RPP dari

Puslitjaknov setelah adaptasi sudah dilaksanakan. Refleksi tersebut

dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan petugas LPMP. Dari proses

refleksi tersebut kemudian disusun oleh guru. Hasil yang diperoleh adalah

adanya perubahan dan penambahan beberapa indikator, materi ajar,

kegiatan siswa dan guru serta penilaian terhadap contoh RPP dari

Puslitjaknov karena disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya sekolah.

c.  Pendampingan yang dilakukan oleh petugas LPMP pada pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang menggunakan RPP buatan Puslitjaknov yang

telah diadaptasi oleh guru dilakukan selama proses adaptasi. Rata-rata

setiap kali pendampingan kegiatan tersebut selama lebih kurang dua jam.

Bila dalam pendampingan tersebut ditemukan ketidaksesuaian antara

kegiatan pembelajaran dengan contoh RPP yang sudah diadaptasi, maka

pendamping dalam hal ini petugas LPMP memberikan penjelasan untuk 

menyamakan persepsi dengan guru. Setiap kali ada masalah yang

dikemukakan oleh guru, selalu dipecahkan secara bersama-sama dengan

melakukan diskusi antara petugas LPMP dan guru untuk mencari solusi

dan menyamakan persepsi dengan sikap ilmiah.

d.  Pada dasarnya guru merasa terbantu dengan adanya RPP ini karena guru

dapat melihat aktivitas-aktivitas yang harus dilaksanakan dalam proses

pembelajaran, demikian pula dengan siswa. Ada guru mengadaptasi hanya

pada bagian tertentu saja karena pada umumnya, apa yang ditunjukkan

pada RPP buata Puslitjaknov sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa.

Sebagai contoh pada tema ke 5 di kelas I “Ceritaku”, kegiatan guru

membawa tanaman ke dalam kelas dan mempraktekan cara merawat

tanaman, dirubah menjadi siswa diajak membawa bunga atau tanaman

lainnya, kemudian siswa bercerita cara merawat tanaman di depan kelas.

Page 26: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 26/27

  26

e.  Kendala yang dihadapi selama adaptasi antara lain pada bagian

memunculkan pendekatan konstruktivisme dan kecerdasan jamak, karena

pada contoh RPP dari Puslitjaknov masih menggunakan bahasa atau kata-

kata yang kadang berbeda namun satu arti misalnya RPP 1 menggunakan

kata pelibatan sementara RPP 2 menggunakan kata engage. Untuk 

mengatasi masalah ini guru membuka kembali buku panduan penyusunan

RPP dari Puslitjaknov.

f.  Sumber alat dan bahan seringkali diganti oleh sebagian guru karena

sekolah tidak memiliki sumber alat seperti yang dituliskan dalam Contoh

RPP dan juga menyesuaikan kondisi lingkungan. Oleh karenanya guru

mengatakan perlu adanya penjelasan dalam Panduan RPP dan Contoh

RPP tentang kemungkinan alternatif sumber alat dan bahan yang

digunakan dalam pembelajaran di kelas.

3. Penyusunan RPP sendiri oleh guru

Berdasarkan pengalamannya melakukan adopsi RPP dan adaptasi RPP, hanya

sebagian guru yang dapat menyusun sendiri RPP pembelajaran tematik. Guru

mengikuti langkah-langkah penyusunan RPP berdasarkan Buku Pedoman

Penyusunan RPP dan Contoh RPP buatan Puslitjaknov, mulai dari penentuan

tema, KD-KD yang relevan dalam tema tersebut dan harus dikuasai siswa,

lalu penentuan indikator ketercapaian kompetensi yang juga harus dicapai

siswa, materi pokok yang akan dipelajari, sampai pada kegiatan yang

dilakukan siswa dan guru, termasuk waktu/lama kegiatan dilaksanakan serta

penilaian yang dilakukan guru.

Page 27: Panduan rpp

7/12/2019 Panduan rpp

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-rpp 27/27

  27

IV. SARAN

Model dan panduan RPP tematik bagi guru berdasarkan teori konstruktivisme dan

pengembangan kecerdasan jamak, yang sudah disempurnakan dapat menjadi buku

acuan bagi guru dalam penyusunan RPP.