48

Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Panduan Teknis Pengembangan Muatan

Citation preview

Page 1: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar
Page 2: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar
Page 3: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

i Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

KATA PENGANTAR

Pada tahun 2013 Implementasi Kurikulum 2013, sesuai Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013, dilaksanakan secara bertahap.

Implementasi tersebut dilaksanakan pada 295 Kabupaten/Kota dengan sasaran sekolah

2.598 sekolah dasar. Pada tahun 2014 implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan di

semua sekolah dasar. Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini,

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan program pendampingan bagi guru di

sekolah dasar agar memiliki pemahaman, sikap, dan keterampilan yang sejalan dengan

Kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya, keberhasilan program pendampingan perlu

didukung oleh ketersediaan panduan yang secara teknis mampu membimbing dan

mengarahkan guru melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013

tersebut. Panduan teknis yang disusun adalah :

1. Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar

2. Panduan Teknis Memahami Buku Guru dan Buku Siswa Sekolah Dasar

3. Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah Dasar.

4. Panduan Teknis Pembelajaran dan Penilaian di Sekolah Dasar.

5. Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Rapor di Sekolah Dasar.

6. Panduan Teknis Pembelajaran Remedial dan Pengayaan di Sekolah Dasar

7. Panduan Praktis Orang Tua dalam Mendampingi Peserta Didik.

8. Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal di Sekolah Dasar.

9. Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar

10. Panduan Teknis Transisi KTSP ke Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

Panduan tersebut disusun sebagai acuan bagi guru, kepala sekolah, pengawas, para

pembina pada Dinas Pendidikan, orang tua, serta masyarakat dalam melaksanakan,

membina, dan memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Sesuai

engan dinamika yang ada, upaya perbaikan panduan ini perlu terus dilakukan. Oleh

karena itu saran dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan naskah ini kami

sampaikan terima kasih. Semoga Panduan Teknis ini bermanfaat dalam menyukseskan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar

Direktur Pembinaan SD

Ibrahim Bafadal

NIP196412281987011001

Page 4: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

ii Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 5: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

iii Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Landasan Hukum............................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................... 3

D. Pengertian..................................................................................... 3

E. Ruang Lingkup............................................................................... 3

BAB II PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL............................................... 5

A. Prinsip Pengembangan.................................................................... 5

B. Strategi Pengembangan Muatan Lokal.............................................. 5

C. Mekanisme Pengembangan Muatan Lokal......................................... 6

D. Rambu-rambu Pengembangan Muatan Lokal.................................... 7

BAB III PELAKSANAAN MUATAN LOKAL................................................... 9

A. Langkah-langkah Pelaksanaan Muatan Lokal.................................... 9

B. Daya Dukung Pelaksanaan Muatan Lokal.......................................... 9

C. Pihak Yang Terkait.......................................................................... 11

BAB IV PENUTUP...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15

LAMPIRAN.................................................................................................... 17

Page 6: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

iv Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 7: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

1 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman Multikultur di Indonesia (adat istiadat suku bangsa, tata cara,

bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah) merupakan ciri khas yang

memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman

tersebut harus selalu dilestarikan, dikembangkan, dan dipertahankan melalui upaya

pendidikan.

Kebijakan yang berkaitan dengan muatan lokal dilandasi kenyataan bahwa di

Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. Sekolah, tempat program pendidikan

dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan

di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan

yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada

peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya.

Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk

menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

Muatan lokal memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan dan keterampilan yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

Oleh karena itu, Muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan,

nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan

yang pada akhirnya mampu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal

dalam kehidupan (life skill).

Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam penjelasan atas Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian

yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di

daerah tempat tinggalnya.

Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan

bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses

Page 8: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

2 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan lokal dikembangkan dan

dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.

Selanjutnya, dalam Pasal 77 P antara lain dinyatakan bahwa, “(1) Pemerintah

daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada

pendidikan menengah; (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan

supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal

meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku

teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada

1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan

supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah

daerah provinsi”.

Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi

di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan,

dan keterampilan kepada peserta didik agar:

1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan

budayanya;

2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai

daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada

umumnya; dan

3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang

berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur

budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 9: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

3 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013

Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

Tentang Implementasi Kurikulum

C. Tujuan

Panduan teknis muatan lokal di sekolah dasar bertujuan sebagai acuan bagi

satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan komite sekolah) dalam

mengembangkan muatan lokal oleh masing-masing satuan pendidikan.

D. Pengertian

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam panduan teknis ini adalah sebagai

berikut.

1. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi

muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang

dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi

di daerah tempat tinggalnya.

2. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan berbagai perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.

3. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan berbagai perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

E. Ruang lingkup

Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut.

1. Lingkup keadaan dan program serta kebutuhan jangka panjang daerah.

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu

yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial

ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.

Page 10: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

4 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Program dan kebutuhan jangka panjang daerah adalah segala sesuatu yang

diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan

hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan

dengan potensi daerah yang bersangkutan, untuk

a. meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai

dengan program dan kebutuhan jangka panjang daerah, dan;

b. meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup isi/jenis muatan lokal.

Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa asing,

kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan

pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal

yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.

Page 11: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

5 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

BAB II

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

A. Prinsip Pengembangan

Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI perlu memperhatikan beberapa prinsip

pengembangan sebagai berikut.

1. Utuh

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis

kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.

2. Kontekstual

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi,

dan masalah daerah.

3. Terpadu

Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk

terpadu dengan dunia usaha dan industri.

4. Apresiatif

Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukan, lomba-

lomba, pemberian penghargaan) di tingkat satuan pendidikan dan daerah.

5. Fleksibel

Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya

bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.

6. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga

mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus-menerus.

7. Manfaat

Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan mengembangkan

budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.

B. Strategi Pengembangan Muatan Lokal

Penyelengaraan muatan lokal dilaksanakan dengan cara:

1. memperkaya aspek-aspek yang ada dalam kelompok mata pelajaran kelompok B

dengan konten-konten lokal.

2. Sebagai mata pelajaran tersendiri yang dikembangkan, dikoordinasikan, dan

disupervisi oleh daerah (kabupaten/kota).

3. Sebagai matapelajaran tersendiri yang dikembangkan oleh Satuan Pendidikan

dibawah koordinasi dan supervisi daerah.

Page 12: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

6 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

C. Mekanisme Pengembangan Muatan Lokal

1. Tahapan Pengembangan Muatan Lokal

Muatan lokal dikembangkan oleh daerah atau sekolah dengan cara sebagai

berikut ini:

a. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap lingkungan alam, sosial

ekonomi, dan sosial budaya sesuai dengan kebutuhan dan program jangka

panjang daerah

b. Memperkaya mata pelajaran Kelompok B. Melakukan identifikasi dan analisis

terhadap Kompetensi Dasar matapelajaran kelompok B.

c. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan.

Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan

persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio-budaya-politik),

kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan,

dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).

1) Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai

sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat

lokal.

2) Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup

pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan

kecakapannya.

3) Pendidikan lingkungan dan kekhususan lokal lainnya adalah mata

pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih

baik, mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan

mengembangkan potensi lingkungan.

4) Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra-vokasional,

lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat

menumbuhkan suatu kecakapan hidup.

d. Menentukan bahan kajian muatan lokal

Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai

kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai

dengan dengan keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan. Penentuan

bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:

1) kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;

2) kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;

3) tersedianya sarana dan prasarana;

4) tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;

5) tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;

6) kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;

7) karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;

Page 13: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

7 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

8) komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi,

keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);

9) mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi

inti;

10) menyusun silabus muatan lokal.

D. Rambu-rambu Pengembangan Muatan Lokal

Berikut ini rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan muatan

lokal.

1. Daerah maupun satuan pendidikan diharapkan mengembangkan muatan

lokal diawali dengan menetapkan kompetensi dasar dari kompetensi inti yang

sudah ada, selanjutnya satuan pendidikan mengembangkan silabus dan RPP.

2. Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang

mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

pembelajarannya diatur agar tidak memberatkan peserta didik.

3. Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan

peserta didik yang meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat

secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan

sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan

kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna

informasi sesuai dengan usia peserta didik. Untuk itu, bahan pengajaran

perlu disusun berdasarkan prinsip belajar, yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal

konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum

diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang

mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu, bahan

kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat

karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bahan kajian/pelajaran diharapkan dapat memberikan keluwesan bagi guru

dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan nara

sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat

mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi

di lingkungan satuan pendidikan, misalnya dengan memanfaatkan

tanah/kebun satuan pendidikan, meminta bantuan dari instansi terkait atau

Page 14: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

8 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain

itu, guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang

melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara

mental, fisik, maupun sosial.

5. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti

mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna

kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu

tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan

kelas VI. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan

hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun

ajaran.

6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu

memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran

muatan lokal pada setiap semester.

7. Beban belajar/waktu yang dialokasikan untuk mata pelajaran muatan lokal

baik berupa pengayaan kelompok mata pelajaran wajib B, mata pelajaran

hasil pengembangan daerah, dan atau mata pelajaran hasil pengembangan

satuan pendidikan sebanyak 2 jam/minggu. Daerah/satuan pendidikan dapat

mengembangkan dan melaksanakan lebih banyak dengan

mempertimbangkan kemampuan daerah/satuan pendidikan.

Page 15: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

9 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

BAB III

PELAKSANAAN MUATAN LOKAL

A. Langkah-langkah Pelaksanaan Muatan Lokal

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan

pendidikan.

1. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan

pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra

satuan pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.

2. Muatan lokal dapat dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau

bahan kajian yang memperkaya kelompok mata pelajaran B.

3. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih aspek bahan kajian mata

pelajaran muatan lokal.

B. Daya Dukung Pelaksanaan Muatan Lokal

Daya dukung pelaksanaan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap perlu dan

penting untuk mendukung keterlaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah kebijakan mengenai muatan

lokal, guru, sarana dan prasarana, dan manajemen sekolah.

1. Kebijakan Muatan Lokal

Pelaksanaan muatan lokal harus didukung kebijakan, baik pada level pusat,

provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Kebijakan diperlukan dalam

hal:

a. kerja sama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta;

b. pemenuhan kebutuhan sumber daya (ahli, peralatan, dana, sarana dan

lain-lain); dan

c. penentuan jenis muatan lokal pada level provinsi dan kabupaten/kota

sebagai muatan lokal wajib yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik daerah.

2. Guru

Guru yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal adalah yang memiliki:

Page 16: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

10 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

a. Guru yang mengampu mata pelajaran muatan lokal hendaknya sesuai

dengan latar belakang ijazah yang dimilikinya. Apabila tidak terpenuhi maka

satuan pendidikan harus mengusahakan guru yang akan mengampu

memperoleh sertifikat pelatihan pada aspek mata pelajaran yang sesuai.

b. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal

dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.

c. Penambahan jumlah jam yang dilaksanakan melampaui jumlah yang ada di

struktur kurikulum nasional menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

d. Mata pelajaran yang dikembangkan sendiri oleh daerah menjadi tanggung

jawab pemerintah daerah. Apabila mata pelajaran tersebut dianggap sudah

tidak relevan, maka pemerintah daerah mengusahakan guru untuk

memperoleh sertifikat untuk mengampu mata pelajaran lainnya.

e. Mata pelajaran yang dikembangkan sendiri oleh satuan pendidikan menjadi

tanggung jawab satuan pendidikan. Apabila matapelajaran tersebut

dianggap sudah tidak relevan, maka satuan pendidikan mengusahakan

guru untuk memperoleh sertifikat untuk mengampu mata pelajaran lainnya.

f. Guru muatan lokal mendapatkan penghargaan yang sama dengan guru

mata pelajaran lainnya.

Guru muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan, seperti:

satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya, dan

lain-lain.

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal harus dipenuhi oleh satuan

pendidikan. Jika satuan pendidikan belum mampu memenuhi kebutuhan sarana

dan prasarana, maka pemenuhannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan

pihak tertentu atau bantuan dari pihak lain.

4. Manajemen Sekolah

Untuk memfasilitasi implementasi muatan lokal, kepala sekolah:

a. menugaskan guru, menjadwalkan, dan menyediakan sumber daya secara

khusus untuk muatan lokal;

b. menjaga konsistensi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip

pembelajaran umum dan muatan lokal khususnya; dan

Page 17: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

11 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

c. mencantumkan kegiatan pameran atau sejenisnya dalam kalender

akademik satuan pendidikan.

C. Pihak Yang Terkait

Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal,

antara lain:

1. Satuan Pendidikan

2. Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah/madrasah secara bersama-sama

mengembangkan materi/substansi/program muatan lokal yang sesuai

dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Bupati/walikota dan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan

pengembangan, supervisi, dan koordinasi pengelolaan muatan lokal pada

pendidikan dasar (SD dan SMP).

5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

6. melakukan pengembangan, supervisi, dan koordinasi pengelolaan muatan

lokal pada pendidikan dasar (MI dan MTs).

Page 18: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

12 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 19: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

13 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

BAB IV

PENUTUP

Pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal harus tetap sinergi dengan

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum pada satuan pendidikan. Keterlibatan

berbagai unsur, terutama di tingkat satuan pendidikan seperti: guru, kepala sekolah,

serta komite sekolah/madrasah diperlukan untuk mencapai tujuan muatan lokal. Di sisi

lain, pemerintah daerah beserta perangkat daerah yang melaksanakan pemerintahan

daerah di bidang pendidikan perlu mendukung dalam bentuk supervisi serta koordinasi

sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Page 20: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

14 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 21: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

15 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud RI Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Permendikbud RI Nomor 67 Tahun 2013 tentang Struktur dan Kerangka Dasar

Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah.

Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Muatan lokal Provinsi Jawa Barat

Page 22: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

16 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 23: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

17 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

LAMPIRAN

1. Langkah-langkah pengembangan muatan lokal sebagai pemerkaya aspek-

aspek yang ada dalam kelompok mata pelajaran kelompok B.

a. Identifikasi dan Analisis konteks.

Menelaah KI-KD Mata pelajaran kelompok B Sekolah Dasar

1) Seni Budaya dan Prakarya

2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

b. Penentuan Jenis Muatan Lokal.

Menentukan konten-konten lokal yang memperkaya 2 (dua) mata pelajaran

tersebut.

Contoh:

Muatan lokal SDN ... yang diintegrasikan ke dalam muatan pelajaran Seni Budaya

dan Prakarya adalah seni Karawitan, dan Muatan Lokal yang diintegrasikan pada

muatan pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga adalah Pencak Silat.

c. Pengembangan Kompetensi Dasar dan Silabus (termasuk alokasi waktu).

Menyusun KD dengan pola Kurikulum 2013 dengan konten-konten tersebut.

Menambahkan KD ke dalam 2 mata pelajaran tersebut.

Mengintegrasikan KD, Materi pokok, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Waktu

dan Sumber Pembelajaran muatan lokal ke dalam silabus tematik.

Contoh:

Pengembangan KD dan Silabus muatan lokal Karawitan yang diintegrasikan

ke dalam muatan pelajaran SBdP kelas 4.

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

Satuan Pendidikan : SD Kelas : IV (Empat)

Page 24: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

18 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

d. Program Pembelajaran dan Penilaian

Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam RPP (tematik)

Memperkaya kegiatan pembelajaran pada buku teks dengan kegiatan

pembelajaran dari KD muatan lokal

Melakukan penilaian autentik secara integratif pada pembelajaran tematik

yang sudah diperkaya dengan muatan lokal

NO KOMPETENSI

DASAR MATERI

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

PENI

LAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

1 1.1

Mengagumi alam ciptaan

Tuhan YME

2 1.2 Melestarikan

lingkungan

alam sekitar

3. 1.3

Mengapresiasi

karya seni musik daerah

Kawih

sunda

Mempelajari

lagu-lagu (kawih

sunda yang sesuai dengan tingkat

usia anak)

Sikap Disesuaikan

dengan muatan

SBdP yang diselenggarakan

melalui suatu pembelajaran

pada sub tema

/tema tertentu

Buku

kumpulan

kawih sunda

4. 1.4 Menyanyikan

lagu hasil karya seni

musik daerah sunda

Kawih sunda

Menyanyikan sebuah lagu

karya seni musik sunda (kawih

sunda)

Keteram

pilan

Page 25: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

19 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Contoh RPP Muatan lokal yang diintegrasikan ke dalam muatan pelajaran

kelompok mata pelajaran B

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda - benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan

tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator IPS

3.1. Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di

sekitarnya

4.3. Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis

disekitarnya

Indikator

Satuan pendidikan : SDN ....

Kelas/ Semester : IV/2

Tema/Sub Tema : Tempat tinggalku/Lingkungan tempat tinggalku

Pembelajaran ke : 1

Waktu : 1 Hari

Hari/Tanggal : ......

Page 26: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

20 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

4.3.1 Menjelaskan keadaan alam daerah Lembang di kabupaten Bandung Barat

4.3.2 Menjelaskan dampak keadaan dengan penduduk

Bahasa Indonesia 3.1. Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang

gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan

guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosakata baku

Indikator

3.1.1 Menjawab pertanyaan berdasarkan teks

4.1. Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil

pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan ca-

haya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

dan memilah kosakata baku

Indikator

4.1.1 Menyimpulkan isi teks yang disajikan

Matematika

4.8 Membuat peta posisi suatu tempat/benda tanpa menggunakan

skala dengan memperhatikan arah mata angin

Indikator

4.8.1 Menyebutkan arah utara, selatan, timur, dan barat suatu tempat

4.8.2 Menjelaskan letak suatu tempat berdasarkan arah mata angin

4.8.3 Berkreasi menjelaskan keadaan alam Lembang di Bandung

Barat.

SBDP

1.3 Menerima dan menghargai karya seni musik sunda

1.4 Menyanyikan lagu hasil karya seni musik daerah sunda

3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada

dengan gerak tangan

Page 27: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

21 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Indikator

3.3.1 Membedakan panjang pendek nada

4.6 Menyanyikan notasi lagu wajib dan lagu daerah yang harus

dikenal

Indikator

4.6.1 Menyanyikan lagu kawih sunda

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan pengamatan, Peserta didik mampu menjelaskan arah U, S, T,

dan B dengan benar.

2. Melalui kegiatan tanya jawab , Peserta didik mampu menjelaskan posisi suatu

tempat berdasarkan arah mata angin dengan benar.

3. Melalui kegiatan mengambar, Peserta didik mampu membuat daerah impian yang

dilengkapi dengan legenda, arah mata angin, batas-batas wilayah, dan

pertanyaan dengan benar.

4. Melalui kegiatan membaca teks Peserta didik mampu menjelaskan keadaan alam

Lembang yang berada di wilayah bandung Utara

5. Melalui kegiatan membaca teks Peserta didik mampu menjelaskan hubungan

keadaan alam dengan masyarakat daerah lembang dengan benar.

6. Melalui kegiatan membaca teks, Peserta didik mampu menjawab pertanyaan

berdasarkan teks dengan benar.

7. Melalui kegiatan membaca teks, Peserta didik mampu menyimpulkan isi teks

dengan benar.

8. Melalui kegiatan menyimak, Peserta didik mampu membedakan panjang pendek

bunyi.

9. Melalui kegiatan menyimak notasi, Peserta didik mampu menyanyikan lagu/

kawih dengan benar.

D. Materi Pembelajaran

1. Keadaan alam Lembang serta dampaknya terhadap penduduk

2. Teks bacaan

3. Menyimpulkan isi teks

4. Arah mata angin

Page 28: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

22 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

5. Letak suatu tempat berdasarkan arah mata angin

6. Menyanyikan lagu hasil karya seni musik daerah sunda

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Metode : ceramah, tanya jawab, unjuk kerja

F. Sumber dan Media 1. Peta Jawa Barat

2. Buku guru dan buku siswa didik kelas IV

3. Buku kumpulan kawih Sunda

4. Teks lagu kawih sunda

G. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Memulai aktivitas belajar dengan berdoa bersama

2. Mengkomunikasikan kehadiran Peserta didik

3. Apersepsi,dengan memberikan pertanyaaan sebagai berikut :

Di manakah letak pulau Provinsi Jawa Barat?

Guru memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk

menjawab pertanyaan di kertas kecil yang disediakan dan

menempelnya di papan tulis

4. Menyampaikan informasi tema dan subtema yang

akan disajikan

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan inti

1. Peserta didik duduk secara berkelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 5 Peserta didik. Secara individu Peserta didik

mengamati peta (mengamati)

2. Tanya jawab hasil pengamatan. (menanya)

3. Secara kelompok Peserta didik menuliskan batas-batas

Jawa Barat (mengumpulkan informasi)

4. Peserta didik mendiskusikan jawaban dalam kelompoknya.

(mengasosiasikan)

5. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan jawaban. (mengomunikasikan)

6. Peserta didik bereksplorasi mengenai arah (utara, selatan,

timur, dan barat).

7. Guru membawa kompas ke dalam kelas. (Jika tidak

mempunyai kompas, guru bisa meminta Peserta didik

melihat gambar kompas di buku Peserta didik).

8. Guru menunjukkan posisi benda sesuai dengan arah mata

angin. Jika tidak mempunyai kompas guru bisa

145 menit

Page 29: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

23 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

menggunakan cara berikut!

9. Guru meminta Peserta didik mengikuti instruksi berikut!

Keluar dari kelas pada pagi hari

Berdiri menghadap ke arah matahari. Berada di sebelah

manakah bayanganmu? Matahari terbit dari arah timur, jadi

bayanganmu pasti berada di sebelah barat.

Rentangkan tanganmu. Tentukan U, S, T dan B

10. Berdasarkan mata angin, ke arah manakah tangan kirimu

menunjuk?

11. Berdasarkan mata angin, ke arah manakah tangan

kananmu menunjuk?

12. Guru menguatkan bahwa matahari terbit dari sebelah

timur. Bayang pasti berada di barat. Jika kalian menghadap

matahari dan kalian membentangkan tangan. Maka tangan

kanan sebelah selatan dan tangan kiri sebelah utara. U S T

B

13. Peserta didik menuliskan benda-benda yang ada di arah

Utara, Selatan, Timur, dan Barat dari posisinya. Peserta

didik menulis hasil pekerjaannya pada tabel yang ada di

buku Peserta didik.

14. Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya di

depan kelas. Pada saat mempresentasikan, Peserta didik

bisa memperagakan dengan cara membentangkan tangan.

Setelah beristirahat, Peserta didik masuk lagi ke dalam kelas,

guru mengkondisikan kembali Peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran.

Memberikan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pelajaran

berikutnya.

15. Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok

16. Peserta didik mengamati gambar peta Jawa Barat.

17. Peserta didik mencari Kota Bandung dan melingkarinya,

serta memberikan batas – batasnya.

18. Di bawah bimbingan guru peserta didik berdiskusi hasil

pengamatan.

19. Guru merangsang peserta didik agar mau bertanya hal –

hal yang tidak dipahami pada waktu melakukan

pengamatan.

20. Peserta didik menjawab pertanyaan guru

21. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang legenda pada

peta yang dibaca

22. Peserta didik mengamati peta dan legendanya dengan

cermat.

23. Peserta didik mengamati posisi tempat yang ada di peta.

24. Peserta didik membuat peta daerah impian mereka. Peta

yang dibuat dilengkapi dengan:

Page 30: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

24 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

gunung, kota dan pantai.

dengan legenda

arah mata angin

batas-batas wilayah.

25. Peserta didik membuat tiga pertanyaan tentang posisi

daerah impian yang dibuatnya.

26. Peserta didik membanca dalam hati teks tentang kehidupan

daerah lembang.Peserta didik menjawab pertanyaan

berdasarkan teks

27. Peserta didik menyimpulkan hal-hal berikut :

a. Kondisi alam daerah lembang.

b. Dampak kondisi alam dengan kehidupan daerah

Lembang.

28. Peserta didik mempresentasikan hasil kesimpulannya di

depan kelas.

29. Masing–masing peserta didik menceritakan lingkungan

tempat tinggalnya dan menceritakan kepada kelompoknya

30. Teman dalam kelompok mengomentari cerita yang

disampaikan oleh temannya.

31. Peserta didik menyimak penjelasan guru bahwa Jawa barat

memiliki lagu khas daerah yang disebut kawih sunda.

32. Guru memperkenalkan salah satu jenis lagu kawih sunda

yang berjudul “Bandung Lembang’

“Bandung lembang”

Bandung Lembang puser kaendahan

Dilriung ku gunung- gunung

Gunung sasakala sunda

Sunda Jaya nu baheula.

Pangjugjugan, paniisan, pangbeberah nu keur susah

Panyinglar sungkawa manah musnah ku hawana gunung

33. Peserta didik membaca syair lagu tersebut

34. Peserta didik mengapresiasi isi syair lagu tersebut

35. Peserta didik dibimbing guru menyanyikan lagu Bandung

Lembang

36. Peserta didik menyanyikan lagu Bandung Lembang.

Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada pertemuan hari itu.

2. Guru memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik

untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran

yang telah diikuti.

3. Guru melakukan penilaian

4. Peserta didik ditugaskan mencari informasi dari orangtua

tentang kondisi di daerahnya.

5. Guru menyampaikan pesan moral agar manusia mau

15 menit

Page 31: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

25 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

menghargai serta cinta terhadap lingkungan tempat tinggal

6. Salam dan doa penutup.

H. Penilaian

1. Penilaian Sikap dan penilaian keterampilan menyanyikan lagu

Diketahui, Kepala Sekolah

Bandung, ___________

Guru Kelas IV

( )

( )

2. Langkah–langkah pengembangan muatan lokal sebagai mata pelajaran

tersendiri yang dikembangkan, dikoordinasikan, dan disupervisi oleh

kabupaten/kota yaitu :

a. Identifikasi dan Analisis Konteks.

Pemerintah Daerah Tingkat 1,kabupaten/kota menelaah dan mendata berbagai

keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat

diperoleh dari berbagai pihak yang terkait. Keadaan daerah itu dapat ditinjau

dari potensi sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam.

Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari hal-hal sebagai berikut.

1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas

pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan

jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan.

2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan-kemampuan dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan.

3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan

daerahnya, konservasi alam, dan pemberdayaannya

Page 32: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

26 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

b. Penentuan Jenis Muatan Lokal.

Contoh Penentuan Jenis mata pelajaran muatan lokal tersendiri yang

dikembangkan, dikoordinasikan, dan disupervisi oleh Pemerintah

Provinsi,kabupaten/kota.

Pada tahap ini pemerintah daerah sudah memiliki bahan kajian muatan lokal

yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan

pendidikan di daerahnya

Pemerintah Provinsi menetapkan mata pelajaran muatan lokal Bahasa Sunda,

sebagai mata pelajaran di sekolah dasar untuk seluruh Daerah Jawa Barat yang

diterbitkan dan disahkan dengan Peraturan Nomor 423/2372/Set-disdik

tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah

pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. perlu dipertimbangkan

pengelompokan keadaan (kategorisasi lokal), baik di wilayah pemakaian bahasa

Sunda maupun wilayah yang memiliki dialek bahasa Sunda atau bahasa daerah

lain seperti Melayu-Betawi di daerah Depok dan Bekasi serta Bahasa Cirebon di

wilayah Cirebon dan Indramayu. Bahasa-bahasa tersebut termasuk bahasa

daerah yang hidup di Propinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan Daerah Jawa

Barat No. 5/2003 tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah

Muatan Lokal yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat itu untuk

memberikan pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya,

sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan

keterampilan kepada peserta didik agar:

1) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan

budayanya;

2) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai

daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada

umumnya; dan

3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan

yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-

nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan

nasional.

Page 33: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

27 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

c. Pengembangan Kompetensi Dasar dan Silabus (termasuk alokasi

waktu)

Langkah berikut pemerintah kabupaten/kota mengembangkan Kompetensi

Dasar pada mata pelajaran muatan lokal yang ditetapkan, dan selanjutnya

mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal yang telah ditetapkan itu.

Komponen silabus terdiri atas: kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan

pembelajaran, penilaian, sumber belajar, dan alokasi waktu. Waktu yang

diperlukan untuk mata pelajaran muatan lokal antara 2 – 4 jam pelajaran per

minggu.

Contoh pengembangan silabus Muatan Lokal yang dikembangkan,

dikoordinasikan, dan di supervisi oleh Pemerintahan Provinsi, kabupaten/kota

yaitu :

SILABUS BAHASA SUNDA

Satuan Pendidikan : SDN Kelas/semester : IV (Empat) / II ( Dua)

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang dijumpainya di rumah

dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

PENILA

IAN

ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

3.6. Menggali isi

teks kawih

tentang cinta

tanah air

Kawih (Tanah

Sunda)

Menyimak lagu

/kawih Tanah

Sunda yang

1.

Unjuk

kerja

1 x

pertemuan

Buku

Kumpulan

Kawih

Sunda

Page 34: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

28 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

(negeriku)

melalui kegiatan

mengapresiasi

dan

mengeksprasikan

kawih. (Tema 6)

4.6.Melantunkan

teks kawih

tentang cinta

tanah air (negeri

ku, Tema 6)

Kawih (Tanah

Sunda)

dilantunkan guru

(melalui radio

kaset,VCD player

LCD)

Membaca teks

lagu Tanah Sunda

Memparafrase

teks lagu

Berlatih

melantunkan

kawih Tanah

sunda secara

kelompok

Berlatih

melantunkan

kawih Tanah

sunda secara

individu.

2.

Penugas

an

Karangan

Mang

Koko

d. Program Pembelajaran dan Penilaian.

Guru yang mengampu mata pelajaran muatan lokal menyusun rencana

pembelajaran dan penilaian yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP). Komponen RPP, sebagaimana tercantum dalam

Permendikbud 81A mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan

kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,

KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode

Diketahui,

Kepala Sekolah

Bandung, __________2014

Guru Kelas

( )

( )

Page 35: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

29 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran; dan (7) penilaian.

Proses pembelajaran mengacu pada Standar Proses, dengan menerapkan

pendekatan ilmiah (scoientific approach). Sedangkan penilaian mengacu pada

Standar Penilain, dengan menerapkan penilaian autentik yang meliputi penilaian

sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

Contoh RPP Muatan lokal yang dikembangkan, dikoordinasikan, dan di supervisi

oleh kabupaten/kota yaitu :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Kelas/ Semester : 1V/ 2 Mata Pelajaran : Bahasa Sunda Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 Menit) Hari/ Tanggal :

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.6. Menggali isi teks kawih tentang cinta tanah air (negeri ku) melalui kegiatan mengapresiasi dan mengeksprasikan kawih. (Tema 6)

3.6.1. Menghayati isi teks lagu/kawih sunda 4.6. Melantunkan isi teks kawih tentang cinta tanah air (negeri ku)

(Tema 6)

Page 36: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

30 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

4.6.1 Melantunkan lagu/kawih Tanah sunda.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan Menyimak lagu /kawih Tanah Sunda peserta didik dapat menghayati isi teks.

2. Melalui kegiatan Membaca teks lagu Tanah Sunda peserta didik dapat memahami isi teks.

3. Melalui kegiatan menulis, peserta didik dapat memparafrasekan lagu tanah sunda.

D. Materi Pembelajaran

Lagu/ kawih sunda

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Metode : ceramah, diskusi , tanya jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Buku Bahasa Sunda kelas 4

2. Kumpulan Kawih Sunda karangan mang Koko

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Memulai aktivitas belajar dengan berdoa bersama

2. Mengkomunikasikan kehadiran siswa 3. Apersepsi:

4. Tanya jawab yang ada hubungannya dengan pelajaran yang akan diajarkan

5. Bagaimana keadaan alam Indonesia?

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit

Kegiatan inti

1. Secara klasikal peserta didik menyimak lagu /kawih

Tanah Sunda yang dilantunkan guru (melalui radio

kaset,VCD player, LCD) 2. Secara klasikal Membaca teks lagu Tanah Sunda :

Tanah Sunda

Tanah sunda wibawa Gemah ripah tur endah, nungumbara suka betah

Urang sunda sawawa, sing toweksa perceka Nyangga darma anu nyata

Seuweu pajajaran, muga tong kasmaran, sing tulaten jeung rumaksa ,miara pakaya, memang sawajibna,geten titen

rumawat tanah pusaka.

40 menit

Page 37: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

31 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

3. Secara indiviu peserta didik memparafrase teks lagu

4. Secara klasikal peserta didik berlatih melantunkan lagu/kawih Tanah Sunda.

5. Secara kelompok peserta didik berlatih melantunkan

lagu/kawih Tanah Sunda 6. Secara individu peserta didik berlatih melantunkan

lagu/kawih Tanah Sunda.

Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari itu.

2. Guru memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran

yang telah diikuti. 3. Siswa ditugaskan menceritakan hal yang dipelajari hari ini

kepada orang tuanya dengan menggunakan kalimah

wawaran yang baik. 4. Guru menyampaikan pesan moral agar kita mau

menghargai dan tetap melestarikan/ngamumule bahasa daerah.

15 menit

H. Penilaian

a. Unjuk kerja b. Penugasan

3. Langkah-langkah pengembangan muatan lokal sebagai mata pelajaran

tersendiri yang dikembangkan oleh Satuan Pendidikan di bawah

koordinasi dan supervisi kabupaten/kota.

a. Identifikasi dan Analisis konteks

Satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal sebagai mata pelajaran

yang ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan identifikasi dan analisis

konteks yang dilakukan oleh satuan pendidikan di bawah koordinasi dan

supervise kabupaten.

Diketahui, Kepala Sekolah

Bandung,___________ Guru Kelas

( )

( )

Page 38: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

32 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Contoh Analisis Konteks yang dibuat sekolah

NO

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL (ALI )

Kekuatan Kelemahan

1 Sekolah Ssudah menggunakan

kurikulum 2013

Guru belum semua memahami

Kurikulum 2013

2 Sekolah strategis karena berada

dipinggir jalan raya.

Kurang kondusif karena kebisingan

kendaraan,sekolah jauh dari

lingkungan alam yang asri( lingkungan

gersang)

3 Sekolah sangat diminati masyarakat Luas sekolah tidak sesuai dengan

perbandingan jumlah murid.

4 Jumlah Peserta didik banyak Peserta didik masih ada yang belum

peduli terhadap kebersihan lingungan

KEKUATAN KELEMAHAN

1 Kerjasama orang tua dan sekolah

sudah terjalin

Orang tua belum sepenuhnya

mendukung program sekolah

2 Seluruh anggaran kegiatan didanai dari

pemerintah melalui pemberian BOS

Kebijakan kadang kurang sesuai

dengan kebutuhan sekolah

3 Berada di lingkungan masyarakat Masyarakat belum peduli terhadap

lingkungan Sekolah.

b. Penentuan Jenis Muatan Lokal.

Contoh Penentuan Jenis Muatan Lokal Yang dikembangkan sendiri Oleh Sekolah.

Dari hasil analisis konteks, sekolah menetapkan mata pelajaran muatan lokal,

lingkungan hidup, sebagai Muatan Lokal yang dikembangkan oleh sekolah.

Penetapan ini dengan pertimbangan agar peserta didik memiliki sikap, wawasan,

dan keterampilan berkenaan dengan mata pelajaran muatan lokal Lingkungan

Hidup. Mata pelajaran muatan lokal ini ditetapkan dengan harapan dapat

memenuhi kebutuhan diri, dan masyarakat berdasarkan nilai- nilai atau norma

yang berlaku di daerahnya.

c. Pengembangan Kompetensi Dasar dan Silabus (termasuk alokasi

waktu).

Langkah berikut sekolah mengembangkan Kompetensi Dasar pada mata

pelajaran muatan lokal yang ditetapkan itu.

1) mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai siswa, meliputi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Page 39: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

33 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

2) Kompetensi sikap mengacu pada standar kompetensi lulusan:

menerima

menanggapi

menghargai

menginternalisasi

mengaktualisasi.

3) Kompetensi Pengetahuan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan:

mengingat

memahami

menerapkan

menganalisis

mengevaluasi

Mencipta

4) Kompetensi Keterampilan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan:

mengamati

menanya

mengumpulkan informasi

mengasosiasi

mengkomunikasikan.

Sekolah selanjutnya mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal yang telah

ditetapkan itu. Komponen silabus terdiri atas: Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Sumber belajar, dan Alokasi waktu. Waktu yang

diperlukan untuk mata pelajaran muatan lokal antara 2 - 4 jam pelajaran per minggu.

CONTOH PENGEMBANGAN KI, KD KE DALAM SILABUS

Satuan Pendidikan : SDN ....

Kelas / semester : I (satu) / II ( Dua)

Kompetensi inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

Page 40: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

34 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ten tang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang dijumpainya di rumah dan

di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

PEMBELAJA

RAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

PENILA

IAN

ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

1.1 Mengagumi

lingkungan ciptaan Tuhan

2.1 Memiliki

perilaku peduli terhadap

lingkungan 3.1 Mengenal

lingkungan

rumah, sekolah, dan

masyarakat sekitar

4.1

Mempraktikkan cara

membersihkan lingkungan

rumah, sekolah, dan

masyarakat

sekitar

Menjelaskan

cara-cara

membersihkan lingkungan`

Membersihkan

lingkungan sekolah

1.Tanya jawab cara

membersihkan lingkungan sekolah

2. Menyebutkan contoh sampah

basah dan sampah kering

4.Membersihkan lingkungan sekolah

dengan tertib

5. Melaporkan hasil

kegiatan membersihkan

lingkungan

Observa

si, tes tertulis

1 x

pertemuan (2 jam

pembelaja

ran)

Buku PLH

4

Kantong

plastik warna

Sampah

Lingkung

an

sekolah

Diketahui, Kepala Sekolah

Bandung, 16 April 2014 Guru Kelas

( )

( )

Page 41: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

35 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

d. Program Pembelajaran dan Penilaian.

Guru yang mengampu mata pelajaran muatan local menyusun rencana

pembelajaran dan penilaian yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP). Komponen RPP, sebagaimana tercantum dalam

Permendikbud 81A mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan

kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,

KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode

pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran; dan (7) penilaian.

Proses pembelajaran mengacu pada Standar Proses, dengan menerapkan

pendekatan ilmiah (scoientific approach). Sedangkan penilaian mengacu pada

Standar Penilain, dengan menerapkan penilaian autentik yang meliputi penilaian

sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

Contoh RPP

Muatan Lokal yang dikembangkan sendiri oleh satuan pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup Waktu : 2 x 35 menit Hari/ Tanggal : .........................................

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ten tang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Page 42: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

36 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi lingkungan ciptaan Tuhan

2.1 Memiliki perilaku peduli terhadap lingkungan

3.1 Mengenal lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar

4.1 Mempraktikkan cara membersihkan lingkungan rumah, sekolah, dan

masyarakat sekitar

Indikator

3.1.1Menyebutkan cara membersihkan lingkungan sekolah

4.1.1Mempraktikkan membersihkan lingkungan sekolah

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui tanya jawab Peserta didik dapat menyebutkan cara membersihkan

lingkungan sekolah dengan percaya diri

2. Melalui kegiatan bekerja sama, Peserta didik dapat mempraktikkan membersihkan lingkungan sekolah dengan penuh tanggung jawab

D. Materi Pembelajaran

Membersihkan lingkungan sekolah

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Metode : permainan, ceramah, tanya jawab, demonstrasi

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran a. Kantong plastik warna b. Sampah c. Lingkungan sekitar sekolah d. Buku PLH

G. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Memulai aktivitas belajar dengan berdoa bersama

2. Mengkomunikasikan kehadiran Peserta didik

3. Apersepsi : menyanyikan lagu:

Sekolah bersih siapa yang punya 3 X

Yang punya kita semua

Sekolah sehat siapa yang punya 3 X

15 menit

Page 43: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

37 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Yang punya kita semua

Tanya jawab tentang lagu:

Apa yang harus anak-anak lakukan supaya sekolah

selalu bersih?

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti 1. Peserta didik mengamati gamba lingkungan sekolah

yang bersih (mengamati ).

2. Peserta didik tanya jawab cara – cara

membersihkan lingkungan sekolah dan cara

memilah sampah(menanya)

3. Menyebutkan contoh sampah basah dan sampah

kering (mengumpulkan informasi )

4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok

yang terdiri 5 atau 4 orang, setiap kelompok diberi

dua buah kantong plastik (plastik keresek) yang

berwarna. Satu untuk sampah basah dan satu lagi

untuk sampah kering.

5. lalu membersihkan lingkungan sekolah dengan

mengumpulkan dan memilah sampah berdasarkan

jenisnya (mengumpulkan informasi )

6. Peserta didik kembali ke dalam kelas sesuai dengan

waktu yang ditentukan, untuk mendiskusikan hasil

pekerjaannya (mengasosiasikan)

7. Perwakilan kelompok ke depan melaporkan hasil

kegiatan memilah sampah dengan menyebutkan

sampah sesuai jenisnya (mengkomunikasikan )

8. Peserta didik menyimak penjelasan guru bahwa

mereka harus memiliki kebiasaan mengambil atau

mengumpulkan, sampah di lingkungan kelas,

halaman sekolah, karena akan tercipta lingkungan

sekolah yang sehat dan bersih.dan diingatkan

bahwa kebersihan sebagian dari iman.

40 menit

Penutup 1. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan

2. Guru melakukan tindak lanjut.

3. Guru menyampaikan pesan moral agar kita harus

mencintai lingkungan dengan selalu menjaga

kebersihan

4. Peserta didik dan guru berdoa untuk mengakhiri

pembelajaran

15 menit

Page 44: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

38 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

H. Penilaian

1. Sikap Tehnik : Observasi

1. Project

Mengetahui Kepala Sekolah

( )

Bandung, ___________ Guru Kelas

( )

Page 45: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

39 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 46: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

40 Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar

Page 47: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar
Page 48: Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar