5
PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda dapat menentukan orang tersebut sudah mati? Seseorang yang mengalami henti nafas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan kembali. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar, atau dalam istilah Inggris disebut BacisLife Support. Bantuan hidup dasar inilah yang harus dikuasai oleh masyarakat awam, karena bisa dilakukan sebelum korban sampai dirumah sakit. Waktu sangat penting dalam melakukan bantuan hidup dasar. Otak dan jantung bila tidak mendapat oksigen lebih dari 8-10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban tersebut dapat mati. Bantuan hidup dasar (BHD) dibagi menjadi 3 tahapan yaitu ABC yang dilakukan secara simultan. Sebelum melakukan tayhapan A (airway) terlebih dahulu dilakukan prosedur awal pada pasien/ korban, yaitu: 1. Memastikan keamanan lingkungan Aman bagi penolong maupun aman bagi korban itu sendiri. 2. Memastikan kesadaran korban Dalam memastikan kesadaran korban dapat dilakukan dengan menyentuh atau menggoyangkan bahu korban dengan lembut dan mantap, sambil memanggil namanya atau Pak!/ Buk!/ Mas!/ Mbak!, dll. 3. Meminta pertolongan Bila diyakini korban tidak sadar atau tidak ada respon segera minta pertolongan dengan cara: berteriak tolong! beritahu posisi dimana, pergunakan alat komunikasi yang ada, atau aktifkan bel/ sistem emergency yang ada (bel emergency di rumah sakit).

Panduan tentang bantuan hidup dasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan tentang bantuan hidup dasar

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau

seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda dapat

menentukan orang tersebut sudah mati? Seseorang yang mengalami henti nafas ataupun henti

jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan

tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan

kembali. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang

yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar, atau dalam istilah

Inggris disebut BacisLife Support. Bantuan hidup dasar inilah yang harus dikuasai oleh

masyarakat awam, karena bisa dilakukan sebelum korban sampai dirumah sakit. Waktu sangat

penting dalam melakukan bantuan hidup dasar. Otak dan jantung bila tidak mendapat oksigen

lebih dari 8-10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban tersebut dapat mati.

Bantuan hidup dasar (BHD) dibagi menjadi 3 tahapan yaitu ABC yang dilakukan secara

simultan. Sebelum melakukan tayhapan A (airway) terlebih dahulu dilakukan prosedur awal

pada pasien/ korban, yaitu:

1. Memastikan keamanan lingkungan

Aman bagi penolong maupun aman bagi korban itu sendiri.

2. Memastikan kesadaran korban

Dalam memastikan kesadaran korban dapat dilakukan dengan menyentuh atau menggoyangkan

bahu korban dengan lembut dan mantap, sambil memanggil namanya atau Pak!/ Buk!/ Mas!/

Mbak!, dll.

3. Meminta pertolongan

Bila diyakini korban tidak sadar atau tidak ada respon segera minta pertolongan dengan cara:

berteriak tolong! beritahu posisi dimana, pergunakan alat komunikasi yang ada, atau aktifkan

bel/ sistem emergency yang ada (bel emergency di rumah sakit).

Page 2: Panduan tentang bantuan hidup dasar

4. Memperbaiki posisi korban

Tindakan BHD yang efektif bila korban dalam posisi telentang, berada pada permukaan yang

rata/ keras dan kering. Bila ditemukan korban miring atau telungkup korban harus ditelentangkan

dulu dengan membalikan badan menjadi satu garis lurus untuk mencegah cedera/ komlikasi.

5. Mengatur posisi penolong

Posisi penolong berlutut sejajar dengan bahu korban agar pada saat memberikan bantuan nafas

dan bantuan sirkulasi penolong tidak perlu banyak pergerakan.

A (AIRWAY) Jalan Nafas

Pada korban yang tidak sadar akan terjadi relaksasi dari otot-otot di dalam mulut. Akibatnya

lidah akan jatuh ke belakang dari tenggorokan dan akan menutupi jalan napas. Akibatnya,

korban tidak dapat bernapas. Penutupan jalan ini juga dapat disebabkan oleh gigi palsu, sisa-sisa

muntahan, atau benda asing lainnya. Di sini penolong memeriksa apakah korban masih bernapas

atau tidak. Bila tidak bernapas akibat adanya sumbatan maka penolong harus membersihkan

jalan napas ini agar menjadi terbuka.

- Korban dibaringkan terlentang.

- Penolong berltuut di samping korban sebelah kanan pada posisi sejajar dengan bahu.

- Letakan tangan kiri penolong di atas dahi korban dan tekan kearah bawah dan tangan kanan

penolong mengangkat dagu korban ke atas. Tindakan ini akan membuat lidah tertarik ke depan

dan jalan napas terbuka serta akan membentuk satu garis lurus sehingga oksigen mudah masuk.

Dekatkan ajah Anda ke wajah korban, dengar serta rasakan hembusan napas korban sambil

melihat ke arah dada korban apakah ada gerakan kedada atau tidak. Bila korban masih bernapas

maka:

Page 3: Panduan tentang bantuan hidup dasar

Baringkan korban di tempat yang aman dan nyaman, jangan dikerumuni, berikan posisi

berbaring yang senyaman mungkin bagi korban.

- Bila Anda tidak dapat mendengar dan tidak merasakan napas korban serta adanya gerakan

dada, maka ia menunjukkan bahwa korban tidak bernapas. Setelah itu lakukan langkah kedua

B (BREATHING) Bantuan Napas

Ada dua macam pernapasan buatan, yaitu:

- Pernapasan buatan dari mulut ke mulut

- Korban dalam posisi terlentang dengan kepala seperti pada langkah pertama, yaitu kepala

mendongak.

- Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan jari telunjuk dan

ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban ke atas.

- Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke atas mulut

korban sampai menutupi seluruh mulut korban jangan sampai ada kebocoran, kemudian tiupkan

napas penolong ke dalam mulut korban secara pelan-pelan sambil memperhatikan adanya

gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas penolong. Gerakan ini menunjukan bahwa

udara yang ditiupkan oleh penolong itu masuk kedalam paru-paru korban dan ini juga berarti

oksigen telah masuk ke dalam paru-paru korban.

- Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung korban. Hal ini untuk

memberi kesempatan pada dada korban kembali ke posisi semula sebelum pernapasan buatan

berikutnya diberikan.

- Pernapasan Buatan dari Mulut ke Hidung

Page 4: Panduan tentang bantuan hidup dasar

- Sama dengan cara dari mulut, hanya bedanya penolong meniup napasnya melalui hidung

korban. Mulut korban harus menutupi seluruh hidung korban, sementara meniup napas, mulut

korban dalam keadaan tertutup.

- Setelah melakukan langkah ke-2 ini, penolong memeriksa denyut nadi korban melalui denyut

nadi yang ada di sebelah kanan dan kiri leher korban. Caranya:

a. Tentukan garis tengah leher yang melewati adam's apple (jakun).

b. Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan sejauh 2 jari. Di situlah tempat meraba denyut nadi

leher.

c. Raba denyut nadi leher tersebut dengan menggunakan 2 jari (ujari telunjuk dan jari tengah).

Apabila tidak teraba denyut nadi, ini menandakan bahwa jantung korban tidak berdenyut, maka

lanjutkan ke langkah 3.

C (CIRCULATION) Bantuan Sirkulasi

Tujuan dari langkah ke-3 ini adalah untuk membuat suatu aliran darah buatan yang dapat

menggantikan fungsi jantung sehingga oksigen yang diberikan dapat sampai ke organ-organ

yang membutuhkan. Adapun mekanismenya sebagai berikut:

- Bila dilakukan penekanan pada tulang dada di atas jantung maka darah akan terdorong keluar

jari jantung masuk ke jaringan tubuh.

- Bila penekanan tersebut dilepaskan maka darah akan terisap kembali ke jantung.

- Mekanisme ini sama dengan cara kerja dari jantung saat jantung memompa darah.

Page 5: Panduan tentang bantuan hidup dasar

Cara membuat peredaran darah buatan:

- Untuk menentukan letak tempat penekanan adalah dengan menelusuri tulang korban yang

paling bawah dari kiri dan kanan yang akan bertemu di garis tengah, dari titik pertemuan itu naik

2 jari kemudian letakkan telapak tangan penolong di atas 2 jari tersebut.

- Tangan penolong satunya diletakkan di atas dari telapak tangan di atas 2 jari tadi.

- Lakukan penekanan sedalam kira-kira 1/3 dari tingginya rongga dada korban dari atas korban,

biasanya antara 3-5 cm.

- Harus diingat, pada saat melakukan penekanan, siku penolong tidak boleh ditekuk.

Bantuan hidup ini dapat dilakukan oleh satu orang atau bisa juga dilakukan oleh dua orang

penolong. Kombinasinya antara pernapasan buatan dan peredarah darah buatan dilakukan

dengan frekuensi 15:2, artinya 15 penekanan dada diberikan 2 kali pernapasan buatan.

Lakukan terus kompresi dan pernapasan buatan sampai ditemukan adanya denyut nadi dan

pernapasan spontan dari penderita. Jika penderita masih terus mengalami henti napas dan henti

jantung, lakukan terus tindakan diatas sampai Anda merasa lelah dan bantuan dari petugas

kesehatan datang.