120

Panduan Tsunami

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan Tsunami

C

M

Y

CM

MY

CY

CMY

K

cover sunami copy.pdf 1/26/2005 3:50:37 PMcover sunami copy.pdf 1/26/2005 3:50:37 PM

Page 2: Panduan Tsunami

Diterbitkan oleh

Masyarakat Lingkungan BinaanuntukKomisi Darurat Kemanusiaanuntuk Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara

Januari 2005

MENGHADAPI TSUNAMITujuh Prinsip Perencanaan dan Perancangan

Page 3: Panduan Tsunami

Designing for Tsunamis: Seven Principles for Planning and Designing for Tsunami Hazards

Maret 2001

National Tsunami Hazard Mitigation Program (NOAA, USGS, FEMA, NSF, dan Negara BagianAlaska, California, Hawaii, Oregon, Washington)

Menghadapi Tsunami: Tujuh Prinsip Perencanaan dan Perancangan

Januari 2005

Masyarakat Lingkungan BinaanuntukKomisi Darurat Kemanusiaan untuk Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara

Jusnidar Rahman, Paul Augusta, Damar Juniarto, Gedsiri, Helly Minarti, Alex Supartono,Leili Huzaibah, Michael Rinaldo, Setianingsih Purnomo, Andrew Linggar, AndreasPurwanto, Setiaji, Cecil Mariani, Cherie Anisa Nuraini, Nukila Amal, Lisabona Rahman

Lisabona Rahman

Prathiwi Widyatmi, Isti Rahmadea Ishak, Cherie Anisa Nuraini

Tri Laksmana Astraatmadja

Cecil Mariani

JUDUL ASLI

PENERBIT ASLI

JUDUL INDONESIA

DITERBITKAN OLEH

DITERJEMAHKAN OLEH

EDITOR TERJEMAHAN

PENYELARAS AKHIR

TATA LETAK

DESAIN SAMPUL

Dicetak dengan bantuan PT Kompas Media Nusantara

BUKU INI TIDAK DIPERJUALBELIKAN. DAPAT DIPERBANYAK UNTUK DIEDARKAN CUMA-CUMA, DENGAN IZIN PENERBIT

Page 4: Panduan Tsunami

Designing for Tsunamis: Seven Principles for Planning and Designing forTsunami HazardsMaret 2001

Sebuah proyek penanggulangan bencana multinegara-bagian dari National Tsunami Hazard MitigationProgram (NTHMP)

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)U.S. Geological Survey (USGS)Federal Emergency Management Agency (FEMA)National Science Foundation (NSF)State of AlaskaState of CaliforniaState of HawaiiState of OregonState of Washington

Proyek ini didanai oleh the U.S. Department of Commerce and the National Oceanic and Atmospheric Administration(NOAA).

Opini dan rekomendasi yang terdapat dalam laporan ini tidak selalu mewakili pendapat badan-badan dalamthe National Tsunami Hazard Mitigation Program Steering Committee.

Page 5: Panduan Tsunami
Page 6: Panduan Tsunami

Halaman v

Daftar Isi

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

Pendahuluan

P•1

Ancaman Tsunami bagi Komunitas Pesisir ..................................................................................................... 1Tujuan dan Susunan Buku Panduan Ini .......................................................................................................... 2Konteks Hukum .................................................................................................................................................... 5

Sifat Alamiah Tsunami ........................................................................................................................................ 9Daya Rusak Tsunami ......................................................................................................................................... 13Menghadapi Tsunami ........................................................................................................................................ 15Pahami Risiko bagi Komunitas Anda .............................................................................................................. 15Proses Mendapatkan Informasi Bahaya Tsunami Lokal ............................................................................. 16Beberapa Strategi Penggunaan Informasi Tanda Bahaya untuk Mengurangi Kerugian pada Masa

Mendatang .................................................................................................................................................... 20Studi Kasus: Skenario Perencanaan untuk County Humboldt dan Del Norte ......................................... 24

Page 7: Panduan Tsunami

Halaman vi

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•3

Daftar Isi

Peran Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Mengurangi Risiko Tsunami ............................................ 27Proses Penerapan Strategi Perencanaan Tata Guna Lahan ......................................................................... 28Strategi Spesifik Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Mengurangi Risiko Tsunami .......................... 33

Peran Perencanaan Tapak dalam Mengurangi Risiko Tsunami ................................................................ 39Proses Penerapan Strategi Perencanaan Tapak ............................................................................................ 40Strategi Spesifik Perencanaan Tapak untuk Mengurangi Risiko Tsunami ............................................. 43Strategi Penanggulangan berdasarkan Tipe Pembangunan ....................................................................... 45Studi Kasus: Rencana Pembangunan Pusat Kota Hilo ................................................................................. 50

Page 8: Panduan Tsunami

Halaman vii

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

P•4

P•5

Daftar Isi

Peran Rancangan Konstruksi dalam Mengurangi Risiko Tsunami ........................................................... 51Proses Penerapan Strategi Rancangan Konstruksi ........................................................................................ 53Strategi Spesifik Rancangan dan Konstruksi untuk Mengurangi Risiko Tsunami ................................. 58

Peran Pembaruan dalam Mengurangi Risiko Tsunami ............................................................................... 63Proses Mengurangi Kerawanan Melalui Upaya Pembaruan ...................................................................... 64Strategi Spesifik Pembaruan untuk Mengurangi Risiko Tsunami ............................................................ 66

Page 9: Panduan Tsunami

Halaman viii

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Prinsip 7: Rencanakan Evakuasi

P•6

P•7

Daftar Isi

Peran Lokasi dan Rancangan Sarana-prasarana Penting yang Spesifik dalam Mengurangi RisikoTsunami ......................................................................................................................................................... 72

Proses untuk Menerapkan Strategi Penempatan dan Rancangan Sarana-prasarana Penting .............. 72Strategi Spesifik Lokasi dan Rancangan Sarana-prasarana Penting untuk Mengurangi Risiko Tsu-

nami ................................................................................................................................................................ 78

Peran Evakuasi Vertikal dalam Mengurangi Kerugian Tsunami .............................................................. 83Proses Pelaksanaan Suatu Strategi Evakuasi Vertikal ................................................................................. 84Strategi Spesifik Rencana Evakuasi Vertikal untuk Mengurangi Dampak Tsunami bagi Warga ....... 86Studi Kasus: Program-program Peringatan Bahaya Tsunami ..................................................................... 91

Page 10: Panduan Tsunami

Halaman ix

DAFTAR ISTILAH

SUMBER ACUAN

BIBLIOGRAFI

Daftar Isi

Daftar Istilah ............................................................................................................................................... 95

Sumber Pustaka untuk Pejabat Pemerintah Lokal dan Publik ...................................................... 99

Bibliografi ................................................................................................................................................... 103

Page 11: Panduan Tsunami

Halaman x

Page 12: Panduan Tsunami

Halaman xi

Kata Pengantar

Buku ini diterbitkan sebagai sumbangsih kecil untuk membantu pembangunan lingkungan yang tanggapterhadap tsunami. Karenanya, panduan ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berkepentingan denganproses tersebut: masyarakat, badan pemerintah daerah dan nasional, LSM, para profesional di bidang terkait,dan semua pihak yang dapat membantu menyebarkannya seluas mungkin.

Kami ucapkan terima kasih pertama-tama kepada para relawan penerjemah, penyunting, dan penyelarasyang selain menyumbangkan keahliannya juga telah melepaskan hak cipta atas buku ini. Juga disampaikanterimakasih yang besar kepada penerbit panduan asli versi bahasa Inggris yang telah mengizinkanpenerjemahan, penerbitan, dan penyiaran buku ini secara cuma-cuma.

PT Kompas Media Nusantara telah dengan dermawan menyumbangkan pencetakan buku ini, demikian jugatim Penerbit Buku Kompas dengan sabar membantu seluruh persiapan percetakan. Atas semua itu, kepadasegenap pemimpin dan tim kerja PT Kompas Media Nusantara dan Penerbit Buku Kompas, kamimenyampaikan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya.

Jakarta, 25 Januari 2005

Marco Kusumawijaya

Masyarakat Lingkungan Binaan

Jl. Lingkar Luar Barat, Perumahan Taman Kencana Blok D2/29. Jakarta Barat

Telepon: 021 55951515

Page 13: Panduan Tsunami

Halaman xii

Page 14: Panduan Tsunami

Halaman 1

“Seward…diserang gelombang tsunami utama… gelombang menyapusepanjang pantai, menyebarkan minyak terbakar… menyebabkankebakaran yang menelan pusat kota…sentakan tenaga menghancurkanrumah, dermaga, pabrik pengalengan makanan, dan perahu-perahu kecilpelabuhan…hampir seluruh pusat kota…hancur oleh api”.

Kesaksian tentang dampak gempa bumi yang diikuti tsunami di Seward,Alaska, tahun 1964 dalam terbitan Planning for Risk: ComprehensivePlanning in Tsunami Hazard Areas.

Tangki penyimpanan bensin yang terbakar disepanjang garis pantai Seward, Alaska, setelahtsunami dan gempa bumi tahun 1964. Sumber:Anchorage Museum of History and Art

Ancaman Tsunami bagi Komunitas Pesisir

Gelombang Tsunami akibat gempa bumi, letusangunung berapi, atau pergeseran lempeng bumi di bawah

permukaan air dapat mencapai ketinggian 15 meter atau lebih danmenghancurkan komunitas pantai. Dalam catatan sejarah, tsunami diseluruh dunia telah membunuh ratusan ribu orang. Sejak tahun 1946enam tsunami telah membunuh hampir 500 orang dan merusakratusan juta dolar properti di Alaska, Hawaii, dan sepanjang PantaiBarat Amerika Serikat.

Meskipun sangat jarang terjadi, dampak tsunami sangatlah merusak.Pada saat Hilo, Hawaii mengalami dampak cukup parah dari tujuhbadai tsunami pada abad lalu dan Crescent City di California

900 ribu orang di Alaska,California, Hawaii, Oregon, danWashington tinggal di daerahbahaya terpaan tsunamidengan ketinggian gelombang15 meter.

Pendahuluan

Page 15: Panduan Tsunami

Halaman 2

Pendahuluan

mengalami kerusakan dari dua amukan tsunami dalam rentang waktuempat tahun (1960 dan 1964), komunitas-komunitas berisiko diwilayah Pasifik tidak memiliki pengalaman tentang dampak tsunami.Ini barangkali karena kesadaran mereka tentang sistem pengamananbahaya kurang memadai.

Total 489 kota di negara bagian wilayah Pasifik: Alaska, California,Hawaii, Oregon dan Washington berisiko terserang tsunami; 900 ribupenduduk dari kota-kota tersebut dapat diterpa tsunami denganketinggian 15 meter .

Selain persiapan evakuasi dan keadaan darurat, komunitas pesisirdapat mengurangi risiko terpaan tsunami dengan mengubah prosedurperizinan perencanaan tata guna lahan dan pembangunan. Walaupunrencana menghadapi tsunami bukan prioritas utama bagi kebanyakankomunitas pesisir, usaha yang relatif sederhana untuk merencanakantindakan menghadapi bencana dapat meningkatkan keamanankomunitas secara nyata.

Tujuan dan Susunan Buku Panduan IniTujuan petunjuk ini adalah membantu komunitas pesisir di limanegara bagian wilayah Pasifik (Alaska, California, Hawaii, Oregon,dan Washington) untuk memahami bahaya tsunami, pengalaman dan

Kerusakan akibat bencana tsunami 1964 diKodiak, Alaska. Sumber: NOAA

Page 16: Panduan Tsunami

Halaman 3

Pendahuluan

kerawanan bencana, serta mengurangi risiko melalui perencanaan tataguna lahan, perencanaan tapak dan perancangan bangunan. Keadaandarurat dan evakuasi telah banyak dibahas dalam publikasi lainsedangkan yang akan dibahas dalam buku panduan ini berkaitandengan tata guna lahan, perencanaan tapak, perancangan bangunandan hal-hal yang berkaitan dengan konstruksi (lihat referensi padaakhir buku panduan ini sehubungan dengan tindakan darurat danrencana evakuasi untuk bencana tsunami).

Buku ini ditujukan bagi pejabat lokal yang dipilih atau ditunjuk danpetugas administrasi yang terlibat dalam perencanaan, pemintakatan(penetapan letak fungsi-fungsi yang dibutuhkan pada lahan) danperaturan bangunan, pembangunan kembali komunitas, dan tata gunalahan dan fungsi-fungsi pembangunan terkait dalam komunitaspesisir. Buku panduan ini juga untuk membantu pemerintah di tingkatlain (kecamatan, kabupaten/kota, propinsi atau negara) yang memilikitanggung jawab sama.

Buku panduan ini disusun menurut tujuh prinsip dasar:

Prinsip 1: Kenali risiko tsunami di daerah Anda: bahaya, kerentanandan kerusakan.

Prinsip 2: Hindari pembangunan baru di daerah terpaan tsunamiuntuk mengurangi korban pada masa mendatang.

Page 17: Panduan Tsunami

Halaman 4

Pendahuluan

Prinsip 3: Atur pembangunan baru di daerah terpaan tsunami untukmemperkecil kerugian pada masa mendatang.

Prinsip 4: Rancang dan bangun bangunan baru untuk mengurangikerusakan.

Prinsip 5: Lindungi pembangunan yang ada dari kerugian melaluipembangunan kembali, perencanaan dan proyek pemanfaatan kembalilahan.

Prinsip 6: Lakukan pencegahan khusus dalam menempatkan sertamerancang infrastruktur dan fasilitas penting untuk mengurangikerusakan.

Prinsip 7: Rencanakan evakuasi.

Pembahasan masing-masing prinsip mencakup latar belakang topik,rekomendasi urutan penerapan prinsip-prinsip tersebut dan strategiterapan yang spesifik. Beberapa studi kasus dalam buku panduan inimenggambarkan bagaimana komunitas-komunitas di negara bagianwilayah Pasifik menghadapi bahaya tsunami. Buku panduan ini jugaberisi referensi dan kontak untuk mendapat informasi lanjutan tentangrencana penanggulangan bahaya tsunami. Informasi yang lebih terincitentang tiap topik yang dibahas ada dalam kumpulan makalah yangdikumpulkan selama proses persiapan buku petunjuk ini.

Page 18: Panduan Tsunami

Halaman 5

Pendahuluan

Konteks HukumSemua pembangunan di wilayah pesisir harus diatur dengan aturandan kebijakan di tingkat negara dan tingkat lokal. Memahami kontekshukum merupakan hal penting untuk keberhasilan penerapanpenanggulangan bencana tsunami.

Peraturan Pembangunan Pemerintah Pusat dan DaerahSetiap komunitas pesisir di lima negara bagian wilayah Pasifikmemiliki rencana tata guna lahan dan proses hukum yang terkaitdengan mandat atau pedoman dari negara bagian yang bervariasi:

• Kelima negara bagian wilayah Pasifik mensyaratkan rencana tataguna lahan setempat dan semua negara tersebut kecuali Alaska,memiliki pedoman perencanaan yang meliputi seluruh negarabagian. Alaska memiliki pedoman perencanaan untuk wilayahpesisir.

• Oregon dan Washington mensyaratkan rencana lokal yang sejalandengan tujuan perencanaan negara bagian. California dan Hawaiimemiliki pedoman perencanaan yang berlaku di wilayah tersebutsebagai suatu masukan. Alaska mensyaratkan pemeriksaankonsistensi perencanaan area pantai dengan standar negara bagiandan perencanaan wilayah lain dalam negara bagian tersebut.

Page 19: Panduan Tsunami

Halaman 6

Pendahuluan

• California, Oregon dan Washington mensyaratkanpenanggulangan bahaya sebagai bagian dari proses perencanaanumum tata guna lahan. Alaska mensyaratkannya hanya untukwilayah pesisir saja. Hawaii hanya menyarankan agar topik inidiperhatikan.

• California, Oregon dan Washington mensyaratkan kesesuaiandengan hukum/undang-undang model pembangunan negaraberdasarkan Uniform Building Code (UBC). Alaska hanyamewajibkan adopsi hukum bahaya kebakaran dan Hawaii tidakmemiliki hukum pembangunan negara bagian. Semua county diHawaii dan kota-kota besar di Alaska mengadopsi salah satu versiUBC.

Rencana komprehensif bagi sebuah komunitas adalah prioritas utamaperencanaan pemanfaatan lahan/hirarki proses pengaturan. Sehari-harinya, rencana komprehensif diterapkan pada peninjauan proyekdan perizinan.

Pada umumnya, pemerintahan setempat mensyaratkan persetujuanformal untuk pembagian wilayah, pembentukan penggunaan wilayahbaru (penggunaan bersyarat) dan tata ruang fisik dari pembangunanbaru.

Page 20: Panduan Tsunami

Halaman 7

Pendahuluan

Peraturan Federal dan ProgramWalaupun pemerintah federal (tingkat negara) mendukungperencanaan di tingkat negara bagian dan tingkat lokal melaluisejumlah program selama beberapa tahun, tidak ada persyaratanfederal yang mencakupi seluruh negara bagian untuk perencanaantata guna lahan lokal. Walaupun begitu, ada dua program federal yangcukup penting untuk perencanaan tata guna lahan di wilayah pesisir.

Tahun 1972 Coastal Zone Management Act (CZMA/Undang-undangManajemen Zona Pesisir) membangun jaringan kemitraan sukarela diantara pemerintah federal, negara bagian wilayah pesisir danpemerintah lokal untuk membangun program terpisah di tiap negarabagian untuk pengaturan sumber daya pesisir. Komponen negarabagian terdiri dari Coastal Management Programs (CMPs/ProgramManajemen Pesisir) yang disetujui pemerintah federal di 32 negarabagian wilayah pesisir, termasuk lima negara bagian wilayah Pasifik.Tujuan dari CZMA adalah untuk memajukan pembangunan denganteratur dan melindungi sumber daya pesisir di negara ini.

The National Flood Insurance Program (NFIP/Program Asuransi BanjirNasional) yang dibentuk tahun 1968 adalah bagian dari pendekatankomprehensif untuk mengurangi kerusakan akibat banjir danmenghadapi ancaman banjir yang membahayakan. NFIP diatur olehFederal Insurance Adminstration (FIA/Administrasi Asuransi Federal),

Page 21: Panduan Tsunami

Halaman 8

Pendahuluan

salah satu komponen dari Federal Emergency Management Agency(FEMA/Agen Manajemen Keadaan Darurat Federal). NFIP menjadikanasuransi banjir yang didukung oleh pemerintahan negara ini tersediadi berbagai komunitas yang mengadopsi dan menetapkan hukum/ordonansi wilayah banjir untuk mengurangi kerugian banjir padamasa mendatang. NFIP mensyaratkan proyek-proyek yang dibangunditempatkan di atas batas ketinggian banjir atau wilayah terpaannyaselama 100 tahun terakhir.

Page 22: Panduan Tsunami

Halaman 9

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1Memahami tsunami di daerah anda, ancaman, kerentanan danmenghadapi serangan yang dapat menimbulkan kerusakan adalahpertimbangan-pertimbangan yang mendasari strategi-strategipembangunan dan pemanfaatan lahan untuk membantumenanggulangi risiko tsunami. Walau masih banyak yang belumdiketahui tentang tsunami; telah tersedia cukup pengetahuan,informasi teknis, dan keahlian untuk menilai bahaya dan risikotsunami pada semua komunitas pesisir.

Sifat Alamiah TsunamiTsunami adalah serangkaian gelombang tinggi yang disebabkan olehperpindahan sejumlah besar air laut secara tiba-tiba. Tsunamidisebabkan oleh gempa bawah laut, meletusnya gunung berapi dibawah laut, tanah longsor atau perpindahan tanah di bawah air,jatuhnya meteor, maupun tanah pesisir yang longsor ke dalam laut.

Kebanyakan tsunami terjadi di “Lingkaran Api” Pasifik, yangmerupakan tempat aktivitas terkait dengan gempa bumi yang palingsering terjadi. Tsunami biasanya diklasifikasikan menjadi tsunamilokal atau tsunami jauh. Tsunami lokal biasanya terjadi dalam waktuyang kurang untuk memberi peringatan, dan mungkin juga diiringikerusakan akibat gempa pemicu seperti tanah bergerak, surface faulting,liquefaction, atau tanah longsor. Tsunami jauh bisa berjalan selama

Tsunami adalah gelombang tinggi yangberuntun yang disebabkan oleh perpindahansejumlah besar air laut secara tiba-tiba.

P•1

Page 23: Panduan Tsunami

Halaman 10

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 berjam-jam sebelum melanda pesisir.

Di lautan terbuka, tinggi suatu tsunami bisa hanyabeberapa puluh centimeter, tapi mampu bergeraksampai 800 km/jam. Ketika tsunami memasukiperairan dekat pesisir, kecepatannya berkurang,panjang ombak berkurang, dan tinggi bertambahdrastis. Namun, ombak pertama biasanya bukanombak terbesar, beberapa ombak yang lebih besar danganas seringkali mengikuti ombak pertama. Walaukecepatan ombak tsunami biasanya berkurang saatmendekati pesisir, gelombang tetap berjalan lebih cepatdaripada kemampuan seorang pelari jarak jauholimpiade – lebih dari 24 km/jam.

Konfigurasi pesisir, bentuk dasar laut, sertakarakteristik dari gelombang yang mendekat,menentukan keganasan gelombang. Sebuah gelombangbisa jadi kecil di satu titik pada pesisir dan sangat besar di titik lain.Teluk, inlet, sungai, kali, perbukitan lepas pantai, pulau-pulau dankanal-kanal pengendalian banjir dapat mempengaruhi, terkadangdapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar dari yangdiperkirakan.

“Lingkaran Api” Pasifik merupakan tempat palingsering terjadi aktivitas yang berkaitan dengangempa di muka bumi. Ombak Tsunami akibatgempa dapat bergerak menyeberangi SamuderaPasifik secepat 800 km/jam, mengenai daerahpesisir jauh dalam waktu berjam-jam. Angkamenunjukkan perkiraan waktu perjalanan tsunamimenyebrangi Pasifik dari Alaska dan Chile.

Page 24: Panduan Tsunami

Halaman 11

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1Telah diperkirakan, sebagai contoh, bahwa suatu tsunami yangmemasuki California lewat kanal-kanal pengendalian banjir dapatmemasuki daratan sejauh 1,6 kilometer atau lebih, terutama jika terjadipada saat pasang. Perbukitan lepas pantai dapat memfokuskan energitsunami dan pulau-pulau dapat menyaring energi tersebut. Bentukpesisir menentukan apakah gelombang tersebut akan memukul pesisirsecara langsung atau apakah gelombang akan terbagi oleh bagianpesisir yang lain.

Tidak seperti gempa bumi yang dapat merusak wilayah luas –biasanya ribuan hektar – tsunami merusak sepanjang pesisir linear(garis lurus) dan biasanya mencapai daratan hingga jarak yang takterlalu jauh. Ketika mendarat di pesisir, gelombang akan terpantulkembali ke laut dan dapat kembali menyerang pesisir dalam bentukgelombang beruntun.

Indikasi kasat mata pertama dari datangnya tsunami adalah surutnyaair (drawdown) yang disebabkan oleh lembah gelombang yangmendahului bukit gelombang besar yang sedang menuju daratan.Drawdown yang cepat dapat menyebabkan arus kuat di ceruk-cerukpelabuhan dan kanal yang dapat mengakibatkan kerusakan besarpada bangunan-bangunan di pesisir. Efek kerusakan arus tersebutdiperkuat oleh adanya erosi di sekitar dermaga dan tiang-tiangdermaga. Seiring dengan menurunnya tingkat air, dermaga dapat jugadirusak oleh kapal-kapal yang menarik dan kadang memutuskan tali

Page 25: Panduan Tsunami

Halaman 12

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 tambat. Kapal-kapal tersebut kadang terbalik atau karam karena arus

kuat, tabrakan dengan benda lain, atau tabrakan dengan sisi bawahdermaga.

Sebaliknya, naiknya permukaan laut juga bisa menjadi salah satupertanda awal datangnya tsunami. Tsunami yang datang bisa sajaterlihat seperti arus kuat yang menaikkan permukaan laut seperti padawaktu pasang, tapi arus tsunami naik lebih cepat dan tidak berhenti digaris pesisir. Meskipun gelombang tak terlihat terlalu tinggi, misalnya90 hingga 180 cm, kekuatan arus yang mengikuti gelombang tersebutbisa mematikan. Ombak setinggi pinggang dapat menimbulkan arusyang mengapungkan mobil, bangunan kecil, ataupun puing-puing.Kapal-kapal dan puing-puing seringkali terbawa ke daratan oleh arusdan dibiarkan terlantar ketika arus surut.

Arus balik yang mengikuti terpaan juga mengakibatkan arus kencangyang menghancurkan bangunan dan menghajarnya dengan puing-puing, serta menyebabkan erosi pada pantai dan bangunan pesisir.Tsunami yang mendekat memiliki beberapa bentuk seperti ombak yangtingginya meningkat dengan cepat, gelombang yang menukik, atauombak yang berbentuk mata bor. Fenomena mata bor bersifat sepertitangga dalam perubahan level air yang meningkat dengan cepat (dari16 km per jam hingga 96 km per jam). Ombak mata bor normal yangterjadi di Teluk Fundy, Kanada, atau di Sungai Kuning, Chinamerupakan contoh-contohnya.

Page 26: Panduan Tsunami

Halaman 13

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1Kekuatan dan kehancuran yang disebabkan oleh tsunami tidak bolehdiremehkan. Pada beberapa lokasi, gelombang terdepan yangmendekat adalah bagian yang paling menghancurkan. Dalam keadaanlain, kerusakan terbesar dapat disebabkan oleh arus balik yangkembali ke laut di antara terpaan ombak, menyapu semua yangmenghalanginya serta merusak jalanan, gedung, kapal-kapal, sertabangunan lainnya. Arus balik ini dapat membawa serta puing-puingyang berukuran sangat besar dan mengakibatkan kerusakan lebihlanjut. Kapal besar dan kecil, jika tak dipindahkan dari pesisir, bisaterbanting ombak dan mengenai pelabuhan, dermaga, serta kapal-kapal lain dan dapat terdampar di darat setelah perginya air laut.

Daya Rusak TsunamiWalau jarang terjadi, tsunami adalah salah satu kejadian palingmengenaskan yang dapat dialami umat manusia. Dalam sejarahdunia, ratusan ribu orang telah meninggal akibat tsunami. Beberapaahli percaya bahwa sebuah tsunami yang berasal dari letupan gunungberapi Thera telah menghancurkan kebudayaan Minoa di Mediteraniapada tahun 1628 SM. Sejak 1946, enam tsunami telah memakan korbanlebih dari 500 nyawa dan mengakibatkan kerugian material senilairatusan juta dollar di Alaska, Hawaii dan sepanjang Pantai BaratAmerika. Daya rusak tsunami sangat terlihat pada gempa tahun 1960

Ketika tsunami mendekati pantai,kecepatannya berkurang dan tinggi bertambahdrastis.

Page 27: Panduan Tsunami

Halaman 14

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 di Chile dan gempa tahun 1964 di Alaska, dua dari gempa terbesar

yang pernah diukur. Gempa di pesisir Chile tahun 1960menghancurkan sebagian dari Chile dan menaikkan bongkahan tanahseukuran California dari bawah laut setinggi 9 meter. Gempa tersebutdiiringi oleh rentetan tsunami yang mengakibatkan kerugian lebihlanjut di berbagai pulau-pulau di Pasifik termasuk Hilo, Hawaii danJepang.

Lebih dari 2000 nyawa melayang, termasuk 61 orang di Hawaii dan122 di Jepang. Tsunami yang disebabkan oleh gempa ini terdaftar padaalat-alat pengukur pasang surut air laut di Pasifik selama berminggu-minggu setelah kejadian.

Tsunami akibat gempa tahun 1964 di Alaska juga menyebabkankerusakan hingga tepian Pasifik. Di Alaska saja, gelombang serta efekdari gempa dan tanah longsor bawah laut menghancurkan beberapapemukiman pesisir. Whittier kehilangan dermaga-dermaganya,fasilitas penambangan minyak, dan fasilitas rel kereta mereka dengankenaikan gelombang setinggi 32 m. Kodiak menurun ketinggiannyakarena gempa yang diikuti oleh tsunami yang menenggelamkanbeberapa daerah kota dan merusak hampir semua fasilitas dermagadan menyapu kapal-kapal serta puing-puing ke daratan. Valdezmengalami tanah longsor bawah laut yang memicu terjadinyagelombang setinggi 7 m, menghancurkan sebagian besar dari kotatersebut. Seward mengalami tsunami setinggi 9 - 12 m dan tanah

Page 28: Panduan Tsunami

Halaman 15

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1longsor di bawah air, yang mengakibatkan kerusakan pada dermaga-dermaga dan kebakaran di fasilitas penyimpanan minyak bumi.

Menghadapi TsunamiDaerah pesisir pantai selalu merupakan lokasi favorit pemukimanmanusia. Mengingat daya tarik daerah pesisir dan selang waktu yangpanjang antar terjadinya tsunami, komunitas pesisir terus berkembangseiring perkembangan perumahan, fasilitas maritim, danpembangunan tempat peristirahatan. Akibatnya, makin banyakmanusia dan fasilitas yang yang terancam daya rusak tsunami.Menurut salah satu perkiraan terkini, 489 kota di negara bagianAlaska, California, Hawaii, Oregon, dan Washington rentan diterpatsunami, dengan perkiraan bahwa sekitar 900.000 orang tinggal ataubekerja dalam wilayah yang dapat diterpa oleh tsunami setinggi 15meter.

Pahami Risiko bagi Komunitas AndaMemahami bahaya tsunami merupakan langkah pertama untukmengurangi potensi kerugian. Panduan berikut berulang kalimenekankan pentingnya mengumpulkan dan menerapkan informasiyang berkaitan dengan bahaya tsunami lokal.

Sumber: Tsuinfo Alert, v. 2, No. 2, March-April,2000. Terry Wallace, University of Arizona,Department of Geosciences.

arageNnaigaB

halmuJatoKnatneranekretimanust

halmuJkududneP

macnaretgnabmolegm51iggnites

aksalA 25 000,74

ainrofilaC 251 005,985

iiawaH 321 000,131

nogerO 06 005,13

notgnihsaW 201 000,69

latoT 984 000,598

Page 29: Panduan Tsunami

Halaman 16

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 Risiko tsunami merupakan fungsi dari tiga faktor: 1) sifat alami dan

tingkat bahaya tsunami; 2) tingkat kerentanan/ketahanan masyarakatdan fasilitas terhadap kerusakan; 3) jumlah hasil pembangunan/jumlah penduduk yang akan mengadapi bahaya.

Tidak ada apapun yang dapat menggantikan peran dan pentingnyaevaluasi lokal mengenai bahaya, tingkat kerentanan, dan pengalamanyang mungkin dihadapi oleh komunitas. Informasi yang diperolehakan membantu masing-masing komunitas dalam memahami sebabdan akibat dari tsunami guna merencanakan program dan besaranpencegahan kerugian yang terinci.

Proses Mendapatkan Informasi Bahaya Tsunami Lokal

1. Siapkan Studi-Studi mengenai Terpaan TsunamiLangkah pertama untuk memahami risiko komunitas Anda adalahdengan memperkirakan tingkat dan pola potensi komunitas Andaterhadap terpaan tsunami, frekuensi tsunami (interval kekerapan), dantingkat ketepatan perkiraan. Di semua negara bagian di wilayahPasifik, lembaga-lembaga pemerintah terus melaksanakan programpemetaan tsunami. Metodogi yang digunakan dan upaya mencakupwilayah geografis berbeda dari satu ke negara bagian lainnya. Secaraumum, program pemetaan merupakan kombinasi dari rekaan

Kerusakan di Crescent City, negara bagianCalifornia, akibat tsunami tahun 1964. Sekitar900,000 penduduk yang tinggal di lima negarabagian di wilayah Pasifik tinggal di zonaterpaan tsunami setinggi 15 meter.

Page 30: Panduan Tsunami

Halaman 17

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1komputer, riset sejarah, dan konfirmasi lapangan. Pemetaan wilayahterpaan tsunami utamanya dirancang untuk menyokong perencanaanevakuasi, namun sekaligus merupakan awal yang baik untukperencanaan penggunaan lahan.

Menimbang sering adanya penyederhanaan asumsi dalam beberapastudi di tingkat negara bagian, seyogianyalah para manajer yangbertanggung jawab terhadap tata guna lahan melakukan studi sendiripada skala lebih mikro yang menilai potensi terpaan tsunami. Setiaptingkatan dalam perencanaan penggunaan lahan, perencanaantempat, dan hierarki perencanaan gedung masing-masing akanmenuntut tingkat ketelitian dan informasi yang berbeda mengenaipotensi terpaan dan dampak kerusakan. Dalam banyak kasus, hanyainformasi seputar tsunami lokal yang akan diperoleh karena tsunamijauh lebih sulit diperkirakan.

Studi mengenai tsunami harus mencakup:

• Kajian ulang rekaman sejarah berikut deskripsi sumber potensitsunami lokal dan tsunami jauh

• Evaluasi potensi kegagalan di lapangan berikut dampak-dampakgeologis lainnya

• Perkiraan jumlah, tinggi, waktu terjadinya, dan kedalaman terpaangelombang

Page 31: Panduan Tsunami

Halaman 18

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 • Perhitungan kecepatan air dan beban puing-puing yang tersapu

• Perkiraan kemungkinan terjadinya tsunami dan tingkatkepastiannya

Biasanya, mempersiapkan studi-studi tersebut membutuhkan bantuankonsultan spesialis. Pemerintah lokal kadang bersedia membentukdewan penasihat yang beranggotakan perwakilan dari lembagapendidikan dan perguruan tinggi setempat, lembaga-lembagapemerintah, lembaga konsultan, serta organisasi sipil maupunprofesional.

2. Siapkan Studi-studi Skenario Kerugian Akibat TsunamiDengan berbekal pengetahuan mengenai tingkat dan pola terpaan,komunitas dapat memperkirakan potensi kerusakan akibat terpaanterhadap infrastruktur dan hasil pembangunan yang ada. Studiskenario yang didasarkan pada asumsi dan kondisi tertentu dapatmemberikan ilustrasi yang mendekati kenyataan mengenai apa yangdapat menimpa suatu komunitas selama dan sesudah terjadinyatsunami. Ada baiknya studi-studi tersebut juga mengkaji bahaya lainseperti gempa bumi lokal yang juga dapat menyebabkan kerusakanserupa pada saat yang bersamaan. Tsunami lokal menyebabkanmasalah yang unik bagi perencana keadaan darurat karena adakemungkinan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk

Gelombang yang ditimbulkan oleh tsunamitahun 1946 di wilayah Keaukaha di Hilo,Hawaii. Sumber: Pacific Tsunami Museum

Page 32: Panduan Tsunami

Halaman 19

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1evakuasi justru rusak akibat gempa bumi yang memicu tsunami.

Skenario tersebut biasanya juga memperhitungkan potensi kerugiandari struktur gedung-gedung penting, sistem transportasi, dan sistemsarana lain seperti listrik, air bersih dan komunikasi. Skenariokerugian akibat tsunami akan memberikan perkiraan untukmengurangi potensi kerugian. Harus selalu diingat bahwa hasil studitersebut adalah perkiraan terbaik yang dilakukan dalam keterbatasanpendanaan, waktu, dan pengetahuan. Mengingat keterbatasan yangterkait dengan studi kerugian, akan menjadi sangat penting bahwasemua yang terlibat untuk mencapai kata sepakat mengenai hasilstudi. Kesepakatan yang bulat akan menjamin adanya penerimaanpolitis dan penerimaan komunitas – kunci utama untuk memulaiperkiraan penanggulangan kerugian yang efektif. Meskipun demikian,ada kemungkinan sulit mencapai konsensus dalam studi-studi sepertiini, karena itu pemahaman atau kesimpulan perlu diidentifikasi dandidiskusikan.

Studi kasus pada Halaman 24 menjabarkan skenario gempa bumi dantsunami di pesisir Utara California, termasuk perkiraan kemungkinankerusakan dan perkiraan kerugian maupun kerusakan fasilitas,infrastruktur, dan pelayanan. Federal Emergency Management Agency(FEMA) telah mengembangkan sistem informasi geografis (GIS –Geographic Information System) yang didasarkan pada metodologiperkiraan kerugian akibat alam, yang disebut HAZUS, yang dapat

Page 33: Panduan Tsunami

Halaman 20

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 diadaptasikan untuk menghadapi bahaya tsunami dalam skenario

studi.

Penyebaran informasi tentang studi skenario kerugian selayaknyadibarengi dengan penjabaran oleh pemuka kelompok atau komunitas,media massa, pejabat yang ditunjuk maupun yang dipilih, sertapejabat lain yang penting peranannya dalam mengadopsi danmenerapkan ukuran penanggulangan kerugian.

Beberapa Strategi Penggunaan Informasi TandaBahaya untuk Mengurangi Kerugian pada MasaMendatang

Strategi 1: Sertakan Informasi Tanda Bahaya dalam ProsesPerencanaan Jangka Pendek dan Jangka PanjangSalah satu cara terbaik untuk mencegah kerugian akibat bencana alampada masa mendatang adalah memastikan bahwa persoalan inidiperhitungkan bersamaan dengan isu-isu lain dalam programkomprehensif perencanaan jangka pendek dan jangka panjang sertaevaluasi-evaluasi proyek. Beberapa wilayah hukum mengharuskanagar pertimbangan keselamatan publik dan bahaya-bahaya tertentuturut diperhitungkan. Informasi yang diperoleh lalu menjadi bagian

Page 34: Panduan Tsunami

Halaman 21

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1dari proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Kelengkapaninformasi mengenai tanda bahaya ini bergantung kepada besar ataukecilnya proyek tersebut, seperti misalnya perbaikan perencanaanmanajemen pertumbuhan kota, evaluasi ulang usulan pembangunan,atau modifikasi hukum pengaturan zona kota.

Informasi ini harus digunakan untuk mengevaluasi proposal-proposalpembangunan skala besar agar penanggulangan risiko turutdiperhitungkan dalam pengambilan keputusan, penyetujuan danperizinan.

Terlebih lagi, dengan mengetahui adanya kebutuhan informasimengenai bahaya, para pemilik dan pengembang perlu diwajibkanuntuk mencantumkan data-data rinci mengenai bahaya dan tindakanpenanggulangan sebagai bagian dari proposal mereka. Suatukomunitas harus memiliki prosedur administratif dan evaluasi untukmemastikan proses ini berjalan efektif.

Strategi 2: Gunakan Informasi Tanda Bahaya untuk MembangunDukungan Publik dan Politik terhadap Metode-MetodePenanggulangan BahayaInformasi mengenai bahaya, perkiraan kerugian, dan skenarioperencanaan adalah alat-alat yang sangat kuat untuk mencapaipemahaman dan komitmen terhadap aksi penanggulangan. Informasi

Page 35: Panduan Tsunami

Halaman 22

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 harus digunakan untuk menyadarkan masyarakat akan risiko dan

kelemahan mereka, membuat mereka mampu untuk mengambiltindakan-tindakan pencegahan, membangun konsensus politikmengenai aturan-aturan dan program pengurangan risiko yang bisaditerima, dan memperkuat persiapan darurat dan program-programperingatan.

Terlebih lagi, informasi mengenai bahaya, atau prosedur konsultasiinformasi, harus diikutsertakan dalam program-program dan proses-proses lainnya yang mempengaruhi pembangunan, baik yang sedangberjalan maupun yang akan datang. Dapat dipastikan bahwamanajemen risiko menjadi bagian rutin dari proses pengambilankeputusan yang akan menghasilkan komunitas yang berkelanjutandan lebih siap menghadapi bencana.

Strategi 3: Perkirakan Pengurangan Kerugian yang Akan Datangdengan Mengukur Efektifitas Tindakan Pencegahan KerugianSalah satu tantangan terbesar dalam mencegah kerugian akibatbencana alam, terutama untuk kejadian langka seperti tsunami, adalahmenunjukkan bahwa tindakan-tindakan penanggulangan berjalanefektif. Pada tingkat komunitas, nilai suatu langkah penanggulangandapat diperkirakan dengan menggunakan skenario-skenario dan petauntuk mengevaluasi aksi-aksi yang dilakukan untuk mengurangi

Page 36: Panduan Tsunami

Halaman 23

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1kerentanan suatu komunitas terhadap bahaya tsunami. Pertimbangan-pertimbangan yang akurat dapat dilakukan dengan cara menghitungkerugian yang mungkin terjadi bila langkah-langkah pencegahan tidakdiambil.

Strategi 4: Evaluasi Ulang Tingkat Kelemahan dan Kerentanan SuatuKomunitas Terhadap Bencana secara PeriodikBahaya tsunami tidak akan berubah dari waktu ke waktu, tetapikomunitas-komunitas selalu berubah. Proses dinamis ini akanmengubah tingkat kerentanan dan mudahnya suatu komunitas terkenabencana. Untuk memastikan bahwa tindakan-tindakanpenanggulangan tsunami berjalan efektif dalam jangka panjang, studi-studi mengenai kerugian harus selalu dievaluasi dan direvisi dariwaktu ke waktu - setidaknya setiap 5 tahun - untuk menimbang ulangperubahan pada pola-pola pembangunan dan demografi. Evaluasi danrevisi rutin akan memastikan bahwa informasi yang terbaru akandigunakan dan hal ini akan sangat mendukung efektifnya pencegahankerugian.

Jelas bahwa kelemahan komunitas harus dievaluasi kembali setelahterjadinya suatu bencana atau malapetaka lainnya denganmempertimbangkan juga kejadian-kejadian yang sebanding di tempat-tempat lain di Bumi.

Kerusakan akibat tsunami tahun 1960 di dareahWaiakea di Hilo, Hawaii. Meteran parkirmenjadi bengkok karena kekuatan gelombangyang penuh berisi reruntuhan bangunan.Sumber: US Navy

Page 37: Panduan Tsunami

Halaman 24

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•1 Studi Kasus: Skenario Perencanaan

untuk County Humboldt dan Del Norte

Pada tahun 1995, California Division of Minesand Geology menerbitkan Special Publication 115,

dengan judul Planning Scenario in Humboldt and DelNorte Counties, California for a Great Earthquake on theCascadia Subduction Zone. Laporan mengandungdeskripsi, lengkap dengan peta-peta pembantu,mengenai dampak-dampak potensial tsunami padakota Eureka (di daerah Humboldt County) danCrescent City (di daerah Del Norte County). Laporanini adalah contoh informasi bahaya dan risiko ditingkat lokal yang bisa digunakan untuk usaha-usaha penanggulangan.

Gempa dalam skenario ini diasumsikan akanmenyebabkan tsunami lokal yang sampai di daratanbeberapa menit setelah terjadi gempa. Peta-petatersebut menggambarkan potensi kerusakan saranadan prasarana serta menunjukkan lokasi-lokasi yangmungkin akan digenangi banjir karena tsunamiakibat gempa bumi berpotensi besar (8.4 skala Bagian dari Peta Skenario untuk Humboldt dan Del Norte Counties

Prinsip 1: Studi Kasus

Page 38: Panduan Tsunami

Halaman 25

Prinsip 1: Kenali Risiko Tsunami di Daerah Anda: Bahaya,Kerentanan dan Kerusakan

P•2P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•1Richter) yang terjadi di lepas pantai segmen Gorda dari CascadiaSubduction Zone.

Skenario perencanaan ini juga mengikutsertakan perhitungankemungkinan kerusakan dan penilaian untuk berbagai sarana,prasarana, dan layanan termasuk: sekolah dan universitas, jalan tol,bandar udara, fasilitas kelautan, rel kereta dan sarana tenaga listrik,gas alam, produk-produk migas, persediaan air, dan pembuangan airlimbah. Penilaian ini dimaksudkan untuk membantu komunitas-komunitas lokal dalam merencanakan usaha-usaha menanggapikeadaan darurat dan modernisasi sarana pra-bencana serta usaha-usaha penanggulangan risiko lainnya.

Prinsip 1: Studi Kasus

Page 39: Panduan Tsunami

Halaman 26

Page 40: Panduan Tsunami

Halaman 27

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2Bahaya tsunami secara efektif bisa ditanggulangi dengan

melindungi penduduk melalui rencana tata ruang. Sedapatmungkin pembangunan tidak dilakukan di daerah berisiko terkenatsunami. Bila pembangunan di daerah berisiko ini tidak dapatdihindari, intensitas pemanfaatan lahan, jumlah bangunan danpenggunaannya diusahakan sesedikit mungkin. Bila hal ini juga tidakmungkin, para perencana dan perancang harus mengusahakanpenanggulangan bahaya melalui teknik perencanaan lokasi yangdibahas dalam Prinsip 3 atau teknik konstruksi bangunan yangdibahas dalam Prinsip 4.

Peran Perencanaan Tata Guna Lahan dalamMengurangi Risiko TsunamiPerencanaan tata guna lahan membantu masyarakat dalammenentukan lokasi, tipe, dan intensitas pembangunan, dan oleh sebabitu bisa memperkecil kemungkinan persentuhan komunitas setempatdengan bahaya tsunami. Prinsip 2 mengupas masalah-masalahperencanaan pemakaian tanah skala besar yang berkenaan denganrencana-rencana yang komprehensif, hukum/ordonansi pembagiankawasan, dan aturan-aturan yang terkait. Hal ini mencakup tipe,bentuk, dan kepadatan penggunaan tanah yang diperbolehkan dalamarea yang berpotensi dilanda gelombang tsunami yang didasari

Pemandangan daerah kerusakan tsunami dangempa di Valdez, Alaska. Tampak daerah yangdigenangi di sepanjang pantai ketika gempaGreat Alaska tahun 1964. Pembangunan yangdipusatkan di daerah pantai bisa bertentangandengan tujuan-tujuan keamanan. Sumber: USDepartment of Interior

P•2

Page 41: Panduan Tsunami

Halaman 28

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•2

pertimbangan atas risikonya. Penting untuk diingat bahwa semakinkecil luas lahan pada daerah berisiko yang dibangun (Prinsip 2),semakin sedikit dibutuhkan rekayasa desain dan konstruksi (Prinsip 3dan 4).

Proses Penerapan Strategi Perencanaan Tata GunaLahanBerikut ini adalah garis besar langkah-langkah yang bisa diambilsewaktu merumuskan strategi tata guna lahan oleh komunitas untukpenanggulangan bahaya tsunami.

1. Pahami Konteks LokasiUsaha untuk mengurangi bahaya tsunami berbeda-beda tergantungpada kondisi lokal, sehingga tidak ada satu aturan seragam yang bisaditerapkan untuk semua. Ada atau tidak adanya pembangunan di areabahaya tsunami akan menentukan tipe pendekatan perencanaan yangbisa diterapkan. Misalnya, perubahan fungsi tanah kosong sepertiperluasan dari komunitas yang sudah ada atau penciptaan suatukomunitas baru akan membutuhkan strategi penanggulangan yangberbeda dari bentuk-bentuk pembangunan lainnya seperti

Page 42: Panduan Tsunami

Halaman 29

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2pemindahan, pembangunan kembali, pemakaian lahan kembali, atauperubahan-perubahan penghunian (lihat Prinsip 5).

2. Pahami Keuntungan dan KerugiannyaUsaha penanggulangan risiko berarti mempertimbangkan keuntungandan kerugian antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai terkait denganisu-isu perencanaan penggunaaan tanah dan bahaya tsunami. Sebagaicontoh, penekanan terhadap akses publik dalam program-rogramManajemen Daerah Pantai (CZM) menghendaki penyediaan lokasiuntuk pelayanan pengunjung di sepanjang pantai padahal akses iniberbenturan dengan tujuan keamanan publik yakni mengurangipembangunan baru di daerah terpaan tsunami.

Prasarana di daerah pantai seperti pelabuhan-pelabuhan kecilmaupun besar yang memang harus berlokasi di pantai, bisa jugaberbenturan dengan tujuan-tujuan keamanan. Tujuan-tujuanperencanaan lainnya seperti pusat kota yang padat juga bisameningkatkan risiko. Keuntungan dan kerugian ini harus dikenalipada saat proses perencanaan. Proses perubahan untuk rencana yangmenyeluruh adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkanpilihan-pilihan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang salingberbenturan.

Erosi di sepanjang pesisir Oregon.Penanggulangan kondisi-kondisi berbahayalainnya seperti erosi, banjir, angin topan,bahaya gempa bisa membantupenanggulangan risiko tsunami. Sumber:Oregon Department of Land Conservation andDevelopment

Page 43: Panduan Tsunami

Halaman 30

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•2

3. Tinjau Kembali dan Perbaharui Alat Pengaman yang Sudah AdaPerencanaan yang menyeluruh tentang alat pengaman bencana alamyang ada harus ditinjau ulang untuk menentukan apakah masih bisamendeteksi bahaya tsunami dengan baik dan bagaimana bahayadikendalikan ketika keputusan-keputusan dibuat.

Informasi berikut harus tercatat dan diperbaharui sesuai kebutuhan(lihat Prinsip 1)

• informasi teknis; seperti daerah terpaan

• informasi skenario kerugian

• tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan

Sebagai tambahan, harus dikenali bahwa bahaya tsunami seringdatang bersamaan dengan bahaya-bahaya lainnya dan bahwa usahapenanggulangan risiko dari kondisi-kondisi yang berbahaya lainnyabisa membantu pengurangan risiko tsunami. Bahaya-bahaya sepertiitu termasuk banjir, angin topan, tanah longsor, erosi pantai, dangempa bumi.

4. Tinjau Ulang dan Perbaharui Unsur Tata Guna Lahan danPerencanaan-perencanaan LainnyaUnsur tata guna lahan yang ada, unsur perencanaan yang menyeluruh

Page 44: Panduan Tsunami

Halaman 31

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2dan perencanaan-perencanaan khusus harus ditinjau kembali untukmemutuskan perubahan-perubahan apa yang perlu mendapatperhatian untuk mengatasi bahaya tsunami, dan diperbaharui sesuaikebutuhan.

Kebijakan tata guna lahan dan program-program lainnya harusmempertimbangkan bahaya tsunami sebagai bagian dari programpenanggulangan bahaya tsunami yang menyeluruh. Pembaruanseperti itu harus memperhatikan lokasi dan tingkat daya tahanterhadap kerusakan dari tata guna lahan terencana yang ada dikomunitas, termasuk:

• tempat tinggal

• pelayanan komersial dan pelayanan pengunjung

• industri (umum)

• industri (benda-benda berbahaya)

• fasilitas umum (transportasi dan sistem pengadaan/pembuanganair)

• sistem dan fasilitas penting (komunikasi, pelayanan darurat, tenagalistrik, penyediaan air, dan sistem gas alam).

Page 45: Panduan Tsunami

Halaman 32

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•2

5. Tinjau Kembali dan Perbaharui Pembagian Kawasan, SalingKeterkaitan, dan Aturan-aturan Lainnya yang AdaPembagian kawasan, sistem keterkaitan, dan aturan-aturan lainnyayang ada harus ditinjau ulang dan diperbarui dengan memberikanperhatian khusus kepada penanggulangan kerugian dari tsunamidimasa depan. Kebutuhan akan konsintensi antara perencanaan yangmenyeluruh dan pembagian daerah dan aturan-aturan yang terkaitberbeda di tiap negara bagian. Di California, sebagai contoh, sistemzona dianggap bagian dari program pesisir lokal (Local Coastal Pro-gram/LCP) untuk masyarakat pesisir dan harus sejalan denganperencanaan umum.

6. Perencanaan untuk Pembangunan Kembali Pasca TsunamiBencana memunculkan kesempatan untuk mengurangi pemakaian-pemakaian yang tidak perlu atau mengikat dan memperbaiki pola-polapembangunan yang ada untuk mengurangi kerugian pada masamendatang. Di lain pihak, bencana juga menimbulkan tekanan luarbiasa untuk membangun kembali komunitas dalam waktu singkatseperti sebelum bencana. Isu-isu pembangunan kembali ini harusdibicarakan pada saat proses perencanaan tata guna lahan sebelumbencana terjadi sehingga masyarakat dipersiapkan untuk berhadapandengan isu-isu pembangunan kembali pada saat terjadinya bencana.

Page 46: Panduan Tsunami

Halaman 33

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2Strategi Spesifik Perencanaan Tata Guna Lahan untukMengurangi Risiko TsunamiBerikut ini adalah rekomendasi strategi-strategi spesifik perencanaantata guna lahan tertentu yang bisa digunakan oleh suatu komunitasuntuk mengurangi bahaya tsunami.

Strategi 1: Peruntukkan Daerah Bahaya Tsunami untuk FungsiRuang TerbukaPeruntukan dan pengalokasian daerah tsunami atau daerah bencanaalam yang berbahaya untuk tujuan pertanian, taman dan tempatrekreasi dianjurkan sebagai strategi perencanaan tata guna lahanutama untuk dipertimbangkan. Strategi ini dirancang agarpembangunan di daerah berbahaya bisa seminimal mungkin. Hal inisangat efektif di daerah-daerah yang tidak mengalami tekananpembangunan. Jelas akan lebih sulit di daerah-daerah yang sebagiansudah dibangun atau mengalami tekanan-tekanan pembangunan.

Strategi 2: Ambil Alih Daerah Bahaya Tsunami untuk Fungsi RuangTerbukaStrategi kedua adalah mengambil alih daerah bahaya tsunami untukpenggunaan ruang terbuka. Pengambilalihan ruang terbuka memiliki

Taman di daerah pantai Hilo, Hawaii.Penggunaan ruang terbuka seperti taman-taman dapat membatasi pembangunan didaerah berbahaya seminimal mungkin. Sumber:County of Hawaii

Page 47: Panduan Tsunami

Halaman 34

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•2

beberapa kelebihan dibanding pendekatan aturan yang ketat sepertiperuntukan. Pengambilalihan ruang terbuka menjamin bahwa tanahakan dikontrol oleh publik atau badan-badan nirlaba, dan hal ini akanmenghindari kemungkinan peraturan pengambilan yang dipaksakan.Kelemahan yang utama dari pengambilalihan ruang terbuka iniadalah biaya.

Ada banyak pendekatan untuk mengambil alih ruang terbuka. Olehkarena pemilik tanah memiliki berbagai hak termasuk hak untukmenjual, menyewakan, dan membangun tanak miliknya, sebagian darihak-hak ini, seperti hak untuk membangun, bisa dijual terpisah dariproperti lainnya.

Sebagai contoh, program pembelian hak-hak membangun (PDR)didasarkan kepada hak pembelian untuk membangun tanah sebagaisalah satu dari beberapa hak atas tanah. Program pembelian hak-hakmembangun (PDR) termasuk pembelian hak pembangunan dariproperti pada umumnya, dengan syarat menyanggupi pengadaantempat konservasi, ruang terbuka, atau keringanan atas penyediaanpemandangan alam yang membatasi pemanfaatan sebuah properti.Program pembelian hak-hak membangun (PDR) bisa dikonstruksiuntuk membeli hak waris atas suatu properti dan menjualnya kembalidengan keringanan pembangunan masa depan yang terkontrol. Hasilyang sama bisa diperoleh melalui pembelian hak waris, lalu

Page 48: Panduan Tsunami

Halaman 35

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2menyewakan properti tersebut dengan pemakaian terbatas. Programpembelian hak-hak membangun (PDR) di mana tekanan terhadappembangunan belum menaikkan harga tanah lebih efektif untukmenyelematkan tanah dari pembangunan.

Strategi 3: Batasi Pembangunan Melalui Peraturan Tata Guna LahanDi daerah-daerah di mana tidak mungkin membatasi tata guna lahanhanya untuk ruang terbuka, peraturan-peraturan perencanaan tataguna lahan lainnya bisa dipakai. Termasuk pengaturan ketat terhadapjenis pembangunan dan tata guna lahan yang diizinkan di daerahbahaya, dan menghindari pemanfaatan nilai lahan yang tinggi dantingkat hunian yang tinggi.

Sebagai contoh, peruntukan perencanaan dan pengalokasian wilayahdapat memakai aturan kepadatan penduduk atau pengalokasianlahan yang sangat luas (seperti minimal 4 hektar) sehingga hanyafungsi hunian dengan kepadatan rendah saja yang boleh di daerahyang berbahaya. Satu cara lagi adalah dengan menghendakipengelompokan pembangunan di lokasi-lokasi yang berisiko rendah.

Peruntukan bidang tanah yang luas bisamenjamin bahwa hanya pemakaian untuktempat tinggal berkepadatan rendah yangdiperbolehkan di daerah-daerah yangberbahaya.

Pembangunan bisa dikelompokkan di tempat-tempat yang berisiko paling rendah.

Page 49: Panduan Tsunami

Halaman 36

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1

P•3

P•4

P•5

P•6

P•7

P•2

Strategi 4: Mendukung Perencanaan Tata Guna Lahan melaluiPerencanaan Peningkatan Modal dan AnggaranProses perencanaan peningkatan modal dan anggaran bisa dipakaiuntuk menerapkan kebijakan perencanaan tata guna lahan. Salah satufaktor penting dalam menentukan pola pembangunan masa depanadalah di mana daerah kekuasaan setempat menentukan sistemsaluran air, jalan-jalan, dan fasilitas publik. Keputusan-keputusan inibisa menghalangi atau mendorong pembangunan di daerah tsunamiatau di daerah berbahaya lainnya.

Pengurangan risiko bencana alam harus diintegrasikan dengankebijakan prasarana. Kebijakan prasarana saja tidak akanmenghalangi pembangunan di daerah-daerah tertentu melainkan bisamendesak perencanaan tata guna lahan dan bisa membentuk kekuatanpasar untuk mendorong pembangunan di daerah-daerah yang kurangberbahaya dengan cara tidak mensubsidi prasarana yang melayanidaerah dengan tingkat bahaya yang lebih tinggi.

Strategi 5: Sesuaikan Program-program Lain dan PersyaratannyaFaktor keamanan dari perencanaan yang menyeluruh dan pembagiankawasan, keterkaitan, dan program-program lainnya yang dirancanguntuk menerapkan perencanaan yang menyeluruh bisa terdiri dariperaturan-peraturan yang bisa diterapkan untuk penanggulangan

Page 50: Panduan Tsunami

Halaman 37

Prinsip 2: Hindari Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Mengurangi Korban pada Masa Mendatang

P•1P•3

P•4P•5

P•6P•7

P•2bahaya tsunami walaupun bahaya tsunami tidak secara jelasdisebutkan. Banyak program-program dan peraturan-peraturan inibisa disesuaikan dengan cukup mudah untuk tujuan bahaya tsunami.Misalnya, pengawasan daerah banjir, pengawasan tanah longsor dandaerah perbukitan, dan persyaratan perlindungan lingkungan,pemandangan alam, rekreasi dan perlindungan binatang liar bisa jugamencakup bahaya tsunami dan harus dimodifikasi untuk tujuantersebut.

Page 51: Panduan Tsunami

Halaman 38

Page 52: Panduan Tsunami

Halaman 39

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•3Ketika pembangunan dilakukan di daerah bahaya tsunami,

penataan fisik struktur dan penggunaannya dapat mengurangikemungkinan korban nyawa dan kerusakan material. Hal inimencakup struktur lokasi-lokasi strategis dan daerah-daerah terbuka,kaitan antara lahan yang diisi dan lahan yang dikosongkan,perencanaan lansekap (tata letak), dan mendirikan pembatas.

Peran Perencanaan Tapak dalam Mengurangi RisikoTsunamiDalam kerangka kerja lebih besar dari rencana menyeluruh,perencanaan wilayah menentukan lokasi, urutan penataan, kepadatanpembangunan di wilayah tertentu adalah alat untuk mengurangirisiko tsunami.

Pada tingkat perencanaan wilayah dalam hirarki perencanaan/peraturan, yang menjadi fokus biasanya suatu kelompok denganukuran tanah 0.8 sampai 90 hektar, di bawah kontrol pemilik tunggal.Skala perencanaan tidak mampu menolak 100% bahaya tsunami, tapidapat memberi kesempatan luas untuk merancang proyek yangmeminimalisasi kerusakan oleh tsunami.

Area batas air di Crescent City, California yangterendam air akibat tsunami tahun 1960.Sumber: USGS

P•3

Page 53: Panduan Tsunami

Halaman 40

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

Proses Penerapan Strategi Perencanaan TapakKerangka di bawah ini adalah langkah-langkah yang dapat diambilketika merumuskan strategi perencanaan wilayah untukmenanggulangi bahaya tsunami.

1. Buat Proses Peninjauan Proyek yang Kooperatif, Komprehensifdan TerpaduPerencanaan penataan wilayah paling efektif di daerah pesisirtermasuk proses peninjauan proyek yang dapat menunjukkankelemahan dan persentuhan dengan bahaya tsunami, dilakukandengan menimbang konteks kebijakan yang lebih luas dan peraturan,serta bagian dari strategi penanggulangan yang lebih besar.Perencanaan wilayah dan proses peninjauan yang interaktif dandiinformasikan dengan baik, dapat menghemat waktu sponsor proyekdan memberikan solusi-solusi penanggulangan yang lebih baik.

Komunitas-komunitas berinteraksi dengan pendukung proyek diberbagai tingkatan dalam persiapan dan peninjauan perencanaanwilayah. Tingkat peninjauan berkaitan dengan skala dan konteksproyek. Beberapa proyek menuntut peninjauan wilayah dan konsep,sedangkan yang lain menuntut peninjauan atas keseluruhanperencanaan yang dibuat. Peninjauan proyek tingkat komunitas dapatdilaksanakan bersamaan dengan proses perencanaan secara interaktif.

Page 54: Panduan Tsunami

Halaman 41

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•3Atau, peninjauan wilayah proyek dapat lebih bersifat menanggapiberdasarkan kriteria perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.

Beberapa komunitas mengadopsi kebijakan pembangunan menyeluruhdaerah tepian air untuk memastikan bahwa perencanaan wilayahadalah bagian dari proses peninjauan yang menerapkan rencanapenanggulangan yang lebih besar, tujuan-tujuan ekonomis dan konsepperancangan komunitas. Tanpa kerangka kerja yang lebih luas ini,tujuan-tujuan penanggulangan di tingkat komunitas bisa sajaterlewatkan dalam proses peninjauan perencanaan wilayah yangmelibatkan berbagai disiplin dan banyak departemen serta badan-badan pengambil keputusan.

2. Pahami Kondisi Wilayah SetempatPetugas perencanaan lokal dan sponsor proyek harus membangunstrategi penanggulangan yang mencerminkan karakter wilayah dankonteks darurat. Hal ini termasuk pemahaman bagaimana dampaktsunami di wilayah geografis yang berbeda, pemanfaatan lahan danjenis bangunan, juga pola pembangunan. Kedalaman banjir tsunami,kecepatan arus, ada atau tidaknya pecahan gelombang atau kondisimata bor, jumlah puing-puing yang dibawa gelombang tsunami danwaktu peringatan bisa sangat berbeda di setiap tempat.

Tahap analisa wilayah dapat digunakan untuk membangun parameter

Page 55: Panduan Tsunami

Halaman 42

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

rencana wilayah untuk penanggulangan tsunami. Banyak komunitastelah memetakan wilayah bahaya. Di wilayah ini, komunitas dapatjuga memiliki rencana yang lebih rinci yang mencakup analisiswilayah. Analisis biasaya termasuk kondisi geografis, prasaranapenting (lihat prinsip 6), jalan masuk dan keluar wilayah (lihat prinsip7), dan pola pembangunan yang sudah ada serta yang akan dilakukan.Analisis bisa juga mencakup kemungkinan ekonomi dan tujuanperencanaan komunitas.

Peta bahaya regional (kawasan) dapat mengidentifikasi banyak hal didaerah berisiko, tapi biasanya tidak mencerminkan bencana lainpenyerta tsunami yang jauh lebih hebat dampaknya. Selain terpaantsunami, kedekatan dengan titik pusat gempa dapat mengakibatkankehancuran dan kemungkinan menurunkan ketinggian seluruhwilayah dan menyebabkan banjir. Kebakaran, infrastruktur yangrusak, genangan air, arus lumpur, erosi dan kondisi-kondisi berbahayalainnya dapat menciptakan keadaan yang membuat komunitasmenjadi semakin rawan terhadap dampak gelombang tsunami. Karenaitu setiap penilaian wilayah harus mengidentifikasi kondisi berbahayalain disamping konfigurasi peninggian dan garis pantai.

3. Pilih Suatu Strategi Penanggulangan WilayahBanyak komunitas bekerja dengan sponsor proyek untuk memilihpendekatan penanggulangan selama proses perencanaan wilayah.

Page 56: Panduan Tsunami

Halaman 43

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•3Pada umumnya hal ini mencakup solusi penempatan yang dapatmenghindari, menurunkan, mengarahkan atau menghadanggelombang terpaan. Hal ini dapat digabung dengan rancangan gedungyang dapat menjadi cara kuat dan pasif dalam menangani kekuatantsunami (lihat prinsip 4)..

Strategi Spesifik Perencanaan Tapak untukMengurangi Risiko TsunamiAda 4 teknik dasar perencanaan wilayah yang dapat dipakai dalamproyek mengurangi risiko tsunami:

1. Menghindari daerah terpaan

2. Memperlambat arus air

3. Membelokkan kekuatan air

4. Menghambat terpaan air

Strategi dasar ini dapat dipakai secara terpisah atau dikombinasikandalam strategi yang lebih luas. Metodenya dapat dipakai secara pasifuntuk membuat tsunami melewati wilayah tanpa menyebabkankerusakan besar, atau dapat dipakai untuk memperkuat struktur dandiletakkan untuk menghadapi kekuatan tsunami. Efektifitas masing-masing teknik tergantung pada intensitas dari kejadian tsunami. Jika

Page 57: Panduan Tsunami

Halaman 44

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

bahaya tsunami yang lalu tidak terperhatikan dan tertangani,pembanguan di wilayah ini masih terbilang rentan terhadap kejadianbencana yang lebih besar.

Strategi 1: MenghindariMenghindari daerah bahaya tsunami, tentu saja, adalah metodepenanggulangan yang paling efektif. Pada perencanaan wilayah, halini mencakup penempatan bangunan dan infrastruktur di bagiantapak yang tinggi atau menaikkan struktur di atas ketinggian terpaantsunami atau memperkuat podium (tempat berpijaknya bangunan).

Strategi 2: MemperlambatTeknik memperlambat termasuk membuat penahan akan mengurangidaya hancur gelombang. Hutan buatan yang dirancang khusus,saluran air, kontur tanah, jalur hijau dapat memperlambat danmenahan arus dan puing yang dibawa ombak. Agar teknik ini efektifmaka harus ada perkiraan yang tepat dari terpaan yang dapat terjadi.

Strategi 3: MembelokkanTeknik pembelokan kekuatan tsunami, menjauh dari pendudukmaupun dari struktur yang lemah, dengan cara strategis, yaitu menatastruktur, melalui penggunaan tembok-tembok bersudut dan saluran

Menghindari

Memperlambat

Page 58: Panduan Tsunami

Halaman 45

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•3air, dan menggunakan permukaan dengan lapisan yang memudahkanjalannya aliran air.

Strategi 4: MenahanStruktur kokoh seperti tembok, terasering (penataan gundukan/tanahcuram berbentuk anak tangga) atau jalur hijau, struktur parkir dankonstruksi lain yang kokoh dapat menahan kekuatan gelombang.Menahan, bagaimanapun juga, dapat mengakibatkan peningkatantinggi gelombang balik atau mengarahkan tenaga gelombang ke daerahlain.

Strategi Penanggulangan berdasarkan TipePembangunanBerikut ini ada beberapa jenis model pembangunan baru yangkemungkinan tidak dapat terhindar dari kerusakan bila terjadi tsu-nami dan identifikasi strategi mitigasi bagi berbagai tipe pembangunanyang berbeda tersebut.

1. Infill HousingPada komunitas kecil, rumah-rumah tunggal dan infill housingmerupakan bentuk-bentuk pembangunan yang umum dilakukan.

Membelokkan

Menahan

Page 59: Panduan Tsunami

Halaman 46

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

Sering terjadi tekanan politis kuat yang tidak mengizinkanpembangunan keluar dari daerah yang terancam bahaya tsunami,sehingga membiarkan pembangunan sejumlah kecil wilayah tersebut.

Masyarakat dapat meminta proyek-proyek ini dibangun di atas batasketinggian genangan air dan memasukkan teknik ini dalamrancangannya. Bagaimanapun, perumahan tersebut masih rapuh,mudah hancur karena terbentur hantaman reruntuhan struktur lain.Pada banyak kasus, bangunan infill baru dapat didirikan pada areatertinggi suatu wilayah untuk menghindari hantaman reruntuhanstruktur lain.

2. Lingkungan Binaan Baru dan SubdivisiUntuk menghindari kerusakan tsunami, berikut ini adalah rancangansubdivisi baru pada area garis pantai:

• Menyediakan jarak ruang yang maksimum antar bangunan.

• Meninggikan bangunan di atas batas ketinggian terpaan banjir.

• Menempatkan rumah-rumah di belakang hutan pengontrol tsunamiatau bangunan-bangunan yang besar dan kuat.

• Menempatkan jalan-jalan akses utama di luar area banjir, dan jalan-jalan akses penunjang tegak lurus dengan tepi laut.

Page 60: Panduan Tsunami

Halaman 47

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•33. Bangunan Hotel Bertingkat TinggiHotel -hotel baru di pesisir merupakan jenis khas struktur rangka betonbertingkat tinggi. Bagian yang rendah pada bangunan-bangunan inidapat dirancang untuk area publik seperti lobi dan fungsi-fungsipenunjang bagi ruangan-ruangan di atasnya, seperti perparkiran. DiHawaii, misalnya, bagian rendah bangunan didesain untukmembiarkan ombak lewat, misalnya pada lantai parkir bawah, lobiserta ruang servis, agar bagian atas bangunan dan ruang-ruangpertemuan tidak hancur. Bangunan-bangunan ini didesain untukmenahan gangguan tsunami dan gempa.

4. Bangunan ResortTempat-tempat peristirahatan atau resort memiliki fasilitas danpelayanan yang luas, seperti rumah-rumah, penginapan berukurankecil, bangunan hotel yang relatif besar, lapangan tenis, kolam renang,golf dan rekreasi pantai. Perencanaan sebuah resort dapat berdasarkanberbagai macam metode penanggulangan, termasuk ruang terbuka danhutan tsunami, meninggikan atau menempatkan struktur di atas batasbanjir dan melindungi bangunan-bangunan kecil dengan hotel-hotelbesar dan bangunan-bangunan batas air lain.

Peninggian restoran di Hilo, Hawaii. Bagianbawah dirancang terbuka untuk gelombangyang lewat. Sumber: Mintier & Associates.

Page 61: Panduan Tsunami

Halaman 48

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

5. Komunitas KomersialDaerah pusat kota di komunitas pesisir berada berdekatan denganwilayah pantai dan dermaga. Akses-akses jalan utama secara tipikalmengikuti jalur pesisir dan sejajar dengan perusahaan komersial.Kedua pola pembangunan ini rentan hancur oleh tsunami.Menguatkan dan memperluas struktur pelabuhan dapat membantumelindungi wilayah komersial yang berdekatan. Tergantung padabesarnya tsunami, pecahan gelombang pada saat pasang naik dapatmengakibatkan banjir dan struktur tersebut menjadi tidak efektif.Bangunan-bangunan baru dapat ditinggikan di atas ambang batasbanjir atau diperkuat dan dirancang untuk menahan kekuatan tsu-nami.

6. IndustriDermaga, kilang minyak, bangunan pembangkit energi dan fasilitasindustri tepi laut lainnya harus mendapatkan perhatian khusus.Kerusakan jika terjadi banjir pada daerah fasilitas industri dapatmenambah dampak dimensi lingkungan lainnya pada bencanatsunami dengan adanya minyak yang terbakar, bahan-bahan kimiaberacun dan materi-materi berbahaya lainnya. Hempasan bangunan-bangunan terapung, puing-puing dan kapal-kapal dapat merusak pipadan tangki. Melindungi fasilitas industri dengan tembok danpenjangkaran yang kuat dapat membantu. Meskipun demikian,

Page 62: Panduan Tsunami

Halaman 49

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2P•1

P•4P•5

P•6P•7

P•3menempatkan penggunaan strategi jenis-jenis ini di luar wilayahterpaan adalah teknik penanggulangan yang paling efektif.

7. Fasilitas Penting dan VitalKantor pemadam kebakaran, sub-sub stasiun tenaga listrik, rumah-sakit, fasilitas pembuangan kotoran dan infrastruktur penting lainnyasecara umum seharusnya tidak ditempatkan di daerah terpaan.Relokasi jenis-jenis fasilitas ini keluar dari daerah banjir harus menjadibagian integral dari rencana penanggulangan tsunami. Jika sebagiandari pelayanan yang penting seperti kantor pemadam kebakaran ataukantor penjaga pantai permanen harus ditempatkan di wilayahbahaya tsunami, semestinya dirancang atau disesuaikan untukmenahan daya rusak tsunami. Topik in dibicarakan lebih detil padaPrinsip 6.

Kerusakan pada fasilitas pelabuhan di Seward,Alaska, akibat tsunami tahun 1964.Menempatkan fasilitas industri di luar wilayahterpaan adalah teknik penanggulangan yangpaling efektif. Sumber: U.S Army Corps ofEngineers.

Page 63: Panduan Tsunami

Halaman 50

Prinsip 3: Atur Pembangunan Baru di Daerah Terpaan Tsunamiuntuk Memperkecil Kerugian pada Masa Mendatang

P•2

P•1

P•4

P•5

P•6

P•7

P•3

Prinsip 3: Studi Kasus

Studi Kasus: Rencana PembangunanPusat Kota Hilo

Rencana Pembangunan Pusat Kota Hilo diadopsipada tahun 1974 untuk memandu usaha-usaha

pemulihan bagian-bagian penting pusat kota Hilo,Hawaii. Dengan rencana inilah dibangun wilayahyang disebut Safety District (Wilayah Aman)berdasarkan jalur terpaan tsunami tahun 1946 dan1960. Seluruh pembangunan ulang di daerah SafetyDistrict diarahkan pada standar desain kota danbangunan. Semua struktur di bawah ketinggian 20kaki pada garis permukaan laut dirancang untuk

menahan kekuatan besar tsunami. Dalam rencanaini, dirancang juga area parkir untuk kebutuhanbisnis kota. Struktur parkir ini akan berguna bagistruktur yang lebih jauh dari pantai sebagaipenghalang terpaan tsunami. Konstruksi fasilitasparkir ini telah disesuaikan dengan fungsiperlindungan tersebut.

Pada tahun 1985, Rencana Pembangunan Pusat KotaHilo dilimpahkan sepenuhnya pada the DowntownHilo Redevelopment Plan sesuai Pasal 27, Flood Control(Pengendalian Banjir) dalam The Hawaii County Code(Undang-Undang County Hawaii).

Gambar potongan tapak, bagian dari rencana pembangunan pusat kota Hilo

Page 64: Panduan Tsunami

Halaman 51

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•4Pada lokasi rawan tsunami, rancangan dan konstruksi bangunan

yang akan dibangun harus mempertimbangkan bahan-bahanbangunan, konfigurasi bangunan, dan rancangan khusus yang dapatmengurangi korban jiwa dan kerusakan harta benda.

Peran Rancangan Konstruksi dalam Mengurangi RisikoTsunamiSeperti dibahas pada prinsip 2 dan 3, dalam bagian tentang tsunamidan kerusakan yang diakibatkannya, penanggulangan yang palingefektif adalah dengan menempatkan bangunan-bangunan baru jauhdari wilayah yang potensial tersapu air. Bila tak mungkin menghindaripembangunan di wilayah terpaan, aspek rancangan dan konstruksiakan memainkan peran penting dalam kinerja struktur saat terjaditsunami.

Untuk mendapatkan bangunan dengan kinerja ideal yang diharapkanperlu diperhatikan beberapa faktor :

• lokasi bangunan tersebut,

• konfigurasinya (bentuk, ukuran, ketinggian, dan orientasinya)

• intensitas dan frekuensi ancaman tsunami di daerah tersebut

• standar-standar rancangan struktural dan non-struktural

Kerusakan pada gedung di Hilo, Hawaii, akibattsunami tahun 1960. Meskipun ada teknikpembangunan dan bahan-bahan yang bisadigunakan untuk menahan kekuatan tsunamidan terpannya, pada kasus tsunami yangbesar, teknik tersebut bisa memperkecilkerugian tapi tidak bisa mencegah kerusakanyang parah.

P•4

Page 65: Panduan Tsunami

Halaman 52

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2

P•3

P•1

P•5

P•6

P•7

P•4

• pilihan bahan bangunan inti dan pendukung

• bisa diandalkan atau tidaknya peralatan yang digunakan

• kemampuan profesional dari arsitek atau perancang bangunantersebut

• kualitas konstruksinya

• tingkat kepercayaan terhadap faktor-faktor tersebut

Rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, dan sekolah harusdibangun dengan standar lebih tinggi ketimbang akomodasipariwisata.

Potensi kerusakan akibat tsunami terhadap bangunan-bangunan bisadikurangi sejak tahap awal perancangan, saat diputuskan akansekokoh apakah nantinya bangunan itu dibangun, standar apa yangakan digunakan, dan bagaimana bentuknya. Keputusan-keputusan ituakan menentukan rancangan akhir bangunan dan proseskonstruksinya. Walaupun teknik-teknik rekayasa dan material khususbisa digunakan untuk menahan kekuatan tsunami dan banjirbandang, bila kenyataan yang dihadapai adalah tsunami yangdahsyat, semua itu akan mengurangi kerugian namun tetap tidakdapat mencegah kerusakan luar biasa yang mungkin muncul.

Page 66: Panduan Tsunami

Halaman 53

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•4Peraturan BangunanKonstruksi bangunan di Amerika Serikat diatur di tingkat lokal olehperaturan-peraturan bangunan yang berlaku. Peraturan-peraturanbangunan tersebut menetapkan syarat-syarat minimal yangdibutuhkan untuk melindungi kehidupan, mencegah kerusakan hartabenda, dan memelihara kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraanpublik dalam lingkungan pembangunan. Peraturan bangunan berlakubagi bangunan yang sedang dibangun, sedang dalam perbaikan,maupun yang sudah berdiri, ataupun bangunan yang berubahfungsinya sehingga menambah risiko atau melampaui kapasitaskekuatan struktur bangunan.

Proses Penerapan Strategi Rancangan Konstruksi

1. Terapkan Standar-standar Rancangan dan Peraturan Bangunanyang MemadaiSebagian besar peraturan bangunan daerah yang digunakan dinegara-negara bagian Pasifik didasarkan pada Uniform Building Code(UBC) yang disusun oleh International Conference of Building Officials(ICBO). Di California, Oregon, dan Washington, pemerintah setempatmewajibkan pemberlakuan kode-kode itu di tingkat daerah. Alaskahanya mewajibkan penggunaan peraturan kebakaran, dan Hawaii

Dampak tsunami pada struktur bangunan

Page 67: Panduan Tsunami

Halaman 54

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2

P•3

P•1

P•5

P•6

P•7

P•4

tidak mengamanatkan penggunaan kode yang dipercontohkan danmempersilahkan pemerintah daerah untuk menentukan sendiri sesuaidengan kondisi masing-masing. Semua daerah di Hawaii dan kota-kota besar di Alaska telah menerapkan versi terbaru UBC.Diwajibkannya penerapan UBC oleh negara memungkinkanpemerintah daerah menerapkan aturan yang lebih ketat daripada apayang dimandatkan.

UBC memuat syarat-syarat rancangan dan standar-standar kebakaran,angin, banjir, dan gempa bumi, namun tidak memuat standar-standarbangunan yang tahan tsunami. Meskipun sudah diterapkan padasejumlah komunitas, sebagian besar komunitas di pantai masih belummemberlakukan standar bangunan tahan tsunami. Kota dan wilayahHonolulu telah memberlakukan syarat khusus bagi banjir dan tsunamisebagai bagian dari pembaruan undang-undangnya. Penyesuaiandengan mempertimbangkan kondisi-kondisi setempat dapat dijadikansebagai model umum bagi negara-negara bagian dan wilayah lain.Panduan bagi para arsitek dan insinyur dalam bangunan tahantsunami sudah termasuk dalam Panduan Konstruksi Pesisir dariFEMA, atau juga dikenal sebagai FEMA 55. Panduan itu berisikanberbagai hal yang serupa dengan yang ada pada ordinansi Honolulusoal tsunami dengan lebih banyak memberikan informasi terbaru.

Page 68: Panduan Tsunami

Halaman 55

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•42. Pastikan Aturan-aturan dan Standar-standar Tersebut TelahMemperhatikan Seluruh Potensi AncamanMeskipun panduan ini lebih menekankan pada pencegahan kerugianakibat tsunami, namun ancaman bencana lainnya seperti gempa bumi,tentu saja juga harus diperhatikan dalam merancang bangunan-bangunan baru. Tanah longsor dan berbagai gangguan padapermukaan bumi adalah potensi-potensi masalah di banyak wilayahpesisir, seperti juga banjir musiman di daerah muara ketika arus besardari sungai memasuki laut. Upaya-upaya pencegahan kerugian telahbanyak diterapkan pada sebagian besar ancaman-ancaman itu, danpenting untuk mengenal hal tersebut dalam upaya mengurangikerugian langsung akibat tsunami.

3. Terapkan Informasi Setempat tentang Ancaman TsunamiBila telah ada suatu studi ancaman tsunami di daerah tertentu,informasi tersebut bisa digunakan untuk memutuskan apakah izinkonstruksi bisa diberikan pada lokasi tersebut. Jika suatu konstruksiakan diizinkan, rancangan bangunan harus memperhatikan kekuatan-kekuatan yang terkait tsunami, termasuk tekanan air, daya apung, arusdan gelombang, dampak reruntuhan, benturan dan api. Analisis-analisis itu akan berbeda-beda tergantung pada lokasi, ukuranbangunan, dan tipe konstruksinya, seperti beton, kayu, logam ringandan lain-lain.

Solusi desain atas dampak tsunami

Page 69: Panduan Tsunami

Halaman 56

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2

P•3

P•1

P•5

P•6

P•7

P•4

4. Tentukan Intensitas Tsunami sebagai Rujukan MerancangBangunanPenting dalam studi potensi ancaman bencana di suatu daerah untukmemperkirakan intensitas tsunami untuk berbagai interval gelombangyang akan terjadi. Tsunami kecil menimbulkan kerugian lebih ringan,namun itu terjadi lebih sering dibanding tsunami-tsunami besar.Tsunami kecil mungkin bisa dijadikan rujukan bagi merancangsebagian besar bangunan. Namun kejadian yang lebih besar denganbatas banjir yang lebih tinggi dan terpaan yang lebih kuat harusmenjadi dasar rancangan sarana-sarana penting, misalnya rumahsakit, kantor pemadam kebakaran dan pabrik-pabrik.

5. Rumuskan Tingkat Kinerja Bangunan yang DiinginkanTingkat kinerja bangunan menggambarkan harapan-harapan parapemilik, penghuni dan pemerintah atas jumlah bangunan yang bisabertahan dari tsunami dan kemampuan bangunan-bangunan tersebutuntuk tetap bisa digunakan sesuai tujuannya bila diterpa tsunami.Merancang sebuah bangunan untuk mencapai tingkat kinerja tertentumelibatkan sederet keputusan yang dimulai dengan menerapkan nilaipenting dan memahami konsekuensi-konsekuensi dari kerusakanbangunan.

Page 70: Panduan Tsunami

Halaman 57

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•4Ada 4 level kinerja yang bisa dipertimbangkan bagi bangunan-bangunan: tinggi minimum, keselamatan, keterhunian kembali, danoperasional.

Bangunan ditempatkan, dirancang dan dikonstruksi pada ketinggianminimum dan harus cukup kokoh bila diterjang air deras tanpaterangkat dari pondasinya dan hanyut, walaupun masih mungkinrusak, runtuh, terbanjiri, rusak lantai/permukaannya atau dampak-dampak lain.

Bangunan yang dikonstruksi pada level keselamatan harus mampumenahan terjangan air, dampak reruntuhan puing dan hempasanombak, goncangan gempa bumi, kerusakan lantai, dan api tanpakerusakan struktural yang signifikan. Penghuni yang ada dibangunan-bangunan tinggi harus bisa mengevakuasi/menyelamatkandirinya ke atas, lebih tinggi dari level gelombang tsunami yangmenghantam bangunan tersebut.

Bangunan yang dikonstruksi untuk level layak dihuni kembali harusmemenuhi semua persyaratan keselamatan, dan ada sejumlahperingatan tambahan yang harus diperhatikan agar bisa segera dihunikembali dalam hitungan hari atau minggu setelah dibersihkan, sedikitperbaikan, dan pemulihan berbagai fasilitas vital lainnya. Bangunandengan kriteria ini membutuhkan pemilihan lokasi yang lebih hati-hatidan menggunakan bahan baku yang tahan banjir.

Page 71: Panduan Tsunami

Halaman 58

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2

P•3

P•1

P•5

P•6

P•7

P•4

Akhirnya, bangunan dengan kriteria level operasional lebih banyakmenuntut persyaratan pada perancangan bangunannya. Bangunan-bangunan tersebut mampu menahan semua kekuatan dan risikoancaman yang mungkin dihadapi. Bangunan-bangunan itu juga harusmemiliki sistem dan fasilitas darurat cadangan yang bisa segeradigunakan setelah bencana terjadi.

Strategi Spesifik Rancangan dan Konstruksi untukMengurangi Risiko Tsunami

Strategi 1: Pilih Solusi Rancangan yang Sesuai Berdasarkan Dampakyang Diperkirakan.Rancangan dan konstruksi bangunan-bangunan baru harusmemperhatikan kekuatan-kekuatan yang berhubungan dengantekanan air, daya apung, arus dan gelombang, dampak reruntuhan,pergeseran dan api.

Pada dasarnya bangunan-bangunan dari beton, batu, dan kerangkabaja berat cukup kokoh menghadang tsunami, kecuali bila didahuluidengan gempa bumi. Bangunan berangka kayu, atau struktur rangkabesi ringan di daerah yang rendah dekat garis pantai pasti akanhancur diterjang tsunami. Tidak semua wilayah terpengaruh oleh

Kerusakan pada gedung di Hilo, Hawaii, akibattsunami tahun 1946. Sumber: Pacific TsunamiMuseum

Page 72: Panduan Tsunami

Halaman 59

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•4gelombang tsunami dan arus yang membawa kerusakan yangdihancurkannya. Bangunan-bangunan yang berada di area yang lebihtidak berisiko terendam air seharusnya dapat bertahan dengan tingkatkerusakan yang bisa diperbaiki bila dirancang dan dibangun denganbaik. Kekuatan arus dan pecahan gelombang, puing dan reruntuhanyang bergerak sangat cepat disapu air, serta arus yang mengikis bisamelampaui daya tahan sebagian besar bangunan kecuali bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan elemen-elemen rancangan danmaterial khusus.

Tabel pada Halaman 62 merinci dampak tsunami pada strukturbangunan (seperti genangan air, tekanan air, daya apung, dampakpuing dan reruntuhan, dan pengikisan pondasi) dan usulan solusirancangan bagi setiap potensi dampak (seperti meninggikan danmenjangkarkan bangunan-bangunan, perancangan denganmemperhatikan kekuatan air, tekanan dan dampak muatan yangdibawanya, serta penggunaan pilar-pilar atau dermaga-dermaga).Seperti tertulis di atas, adalah penting bahwa setiap upayaperancangan bangunan harus didasarkan pada studi sejarah bahayayang pernah dihadapi lingkungan setempat sehingga solusirancangan yang akan dipilih disesuaikan dengan kekuatan alam yangdiperkirakan akan dihadapi.

Page 73: Panduan Tsunami

Halaman 60

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2

P•3

P•1

P•5

P•6

P•7

P•4

Strategi 2: Hadirkan Arsitek dan Insiyur Berkualitas untukMerancang Bangunan-bangunan BesarRancangan bangunan diatur oleh prinsip-prinsip dan praktik-praktikrancang-bangun dan oleh peraturan bangunan yang menetapkanstandar-standar minimal yang berhubungan dengan kesehatan umumdan keselamatan. Bagaimanapun, hukum bukanlah pengganti bagikomponen-komponen rancang-bangun, rancangan, konstruksi danjaminan kualitas.

Kepakaran khusus seringkali dibutuhkan saat merancang danmembangun bangunan-bangunan yang berukuran besar, kompleks,atau memiliki bentuk yang tidak biasa. Masyarakat harusmengidentifikasi proyek-proyek yang diusulkan yang secara khususmembutuhkan profesional berkualifikasi dan berizin, memastikanbahwa pemilik atau organisasai pengembang mengamankan asistensiitu sejaki awal, saat fase perencanaan proyek, dan membantumenyediakan bantuan tenaga ahli yang dibutuhkan. Asosiasi profesibisa membantu para pejabat lokal menemukan ahli-ahli yangdibutuhkan seperti arsitek dan teknisi geoteknis, pesisir dan insinyurstruktur yang akrab dengan masalah-masalah rancangan dankonstruksi bangunan di daerah pesisir.

Di sejumlah wilayah hukum tertentu, para profesional dilibatkandalam perancangan bangunan dan disebutkan pada rencana dan

Page 74: Panduan Tsunami

Halaman 61

Prinsip 4: Rancang dan Bangun Bangunan Baru untuk MengurangiKerusakan

P•2P•3

P•1P•5

P•6P•7

P•4spesifikasi rancang bangunnya. Pemanfaatan para ahli itu khususnyapenting bila tidak ada atau kurang memadainya aturan dan standaratau bangunan yang diusulkan melampaui standar keselamatanminimal yang termuat pada aturan-aturan dan standar-standarumumnya.

Strategi 3: Awasi Pekerjaan Konstruksi untuk Memastikan SemuaPersyaratan DipenuhiInspeksi konstruksi penting untuk memastikan bangunan tersebutdibangun sesuai dengan standar-standar yang memadai. Pengawasindependen bisa diperoleh dengan sejumlah cara:

1) menggunakan agen perizinan yang bermutu, 2) menggunakan ahliteknis independen yang dipilih oleh pemerintah, atau 3)mengharuskan pemilik bangunan memanfaatkan ahli-ahli tersebutyang laporannya bisa disediakan bagi pemerintah untuk ditinjau dankeperluan proses perizinan. Di sejumlah wilayah, pengawas-pengawas konstruksi dan konsultan-konsultan rancang bangun yangberizin menyediakan layanan-layanan tersebut.

Page 75: Panduan Tsunami

Halaman 62

anemoneF kapmaD nagnacnaRisuloS

naapreT hanathawabgnauradapnagnaneGhawabiatnaladapnagnaneG

,lakirtkele,lakinakemnatalarepnadmetsisadapnagnaneG.isakinumoknad

gnarab-gnarab(aynisinadnanugnablairetamnakasureK)idabirpitreporp,siratnevni

naapretaeraadapriaaratnareprebnatulopisanimatnoK

iggnithibelgnayisakoladapnahalhiliPrianagnanegnaiggnitekiradiggnithibelnanugnabnaktapmeT

satabiradhadnerhibelgnayiatnaladapgnitnepgnaylakirtkelenadlakinakemnatalarepgnasamemuatanakkatelemnagnaJimanustnaapretnaiggnitek

imanustayahabaeraadapkatelretsurahgnayayahabrebnahabnanapmiynepsatilisafignudniLnanugnabmaladiggnithibelgnayisakoladaplakinakemnatalarepnadmetsis-metsisnaktapmeT

naapretanekretgnaynanugnabnaigabkutnuajabuatanotebnakanuGhunejisidnokadaphanatnahatayadisaulavE

tabikanaakumrepadapnanaket(sitatsordihayag-ayaG)nanawalrebgnayisisidrianamaladekadapnaapret

nagnanegnaiggniteksataidnanugnabnakiggniTaynisadnopadapnanugnabtaukreP

nanugnabmaladidnadraulidamasgnaynaiggnitekiapacnemtapadriaragapukucgnaynaakubnakaideSriasitatsnanaketipadahgnemkutnunaupmameknagnednanugnabniaseD

)sataekayagaynadatabikanagnupagnep(gnupaayaD nanugnabnakiggniTaynisadnopadapnanugnabtaukreP

nadnalibatskaditeknaktabikagnemhanatnahunejeKhanatnahatayadayngnalih

hunejisidnokadapluggnatnagnirimeknadnanugnabisadnopgnukudnemgnayhanatnataukeknadnahatayadisaulavEnaapretidajrettaaslibatskaditidajnemtapadgnaygnereliradkarajtaubuatairadniH

surA helonakbabesidnaketayag(simanidordihayag-ayaGkiratayagnadnanugnabianegnemgnayamatrepkabmonaratupatresnanugnabiratignemgnaynarilanakbabesid

)idajretgnay

nanugnabnakiggniTnanugnabnemelenadgnidnidadapsimanidordihayagnagnednakiausesidsurahnagnacnaR

aynisadnopadapnanugnabtaukreP

gniuPkapmaD nanugnabnakiggniTnakubmutnabebnagnednakiausesidsurahnagnacnaR

nasikigneP maladgnayagamreduataralip-ralipnakanuGisadnopratikesidnasikigneppadahretnagnudnilrepnakpaiS

kabmonasapmeHgnabmolegnad

robatam

simanidordiHayag-ayaG kabmonasapmehnataukeknagnednakiausesidsurahnagnacnaR

gniuPkapmaD nanugnabnakiggniTnakubmutnabebnagnednakiausesidsurahnagnacnaR

nasikigneP ralip-ralipnadisadnopratikesidhanatisorenadnasikignepnagnednakiausesidsurahnagnacnaR

riAaynturuS luggnaTnalibatskaditeK aynnapedidriaapnathunejgnayhanatnahanemtapadsurahtakesgnidnidnadriasatabgnidnidnagnacnaRiadamemgnayesaniardnakaideS

nasikigneP ralip-ralipnadisadnopratikesidhanatisorenadnasikignepnagnednakiausesidnagnacnaR

ipA rebmusnadriaaratnareprebgnayrakabrethadumlairetaMnanugnabadapipaalayn

ipanahatlairetamnakanuGayahabrebtagnashareadraulidrakabrethadumgnaylairetamnanapmiynepnaktapmeT

Page 76: Panduan Tsunami

Halaman 63

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

P•2P•3

P•4P•1

P•6P•7

P•5

Astoria, Oregon, di mulut Sungai Columbia.Banyak dari teknik penanggulangan risiko yangdigunakan untuk pembangunan baru, dapatditerapkan terhadap pembangunan yang sudahberdiri. Namun penerapan ini akan terbatasioleh kendala lokasi dan kondisi bangunan.Sumber: Army Corps of Engineers

Tantangan dalam melindungi pembangunan yang sudah ada dariancaman tsunami, banyak dan rumit. Bagi komunitas kawasan

pantai yang terbangun tahap demi tahap, melindungi pembangunanyang telah berdiri tampaknya satu-satunya pilihan yang mengurangidampak bencana. Betapapun, pemanfaatan lahan, bangunan danprasarana yang berubah seiring waktu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk meminimalkan tingkat kerugian-kehilanganakibat tsunami (dan bencana lain) untuk membantu komunitasmengurangi kerawanan hidupnya di masa depan.

Peran Pembaruan dalam Mengurangi Risiko TsunamiUpaya memperbarui masyarakat bisa beragam bentuknya, termasukmenentukan kembali pemakaian lahan, mengubah standar alokasikawasan, mengubah pemakaian dan penghunian bangunan,memperbaiki dan merehabilitasi bangunan, dan membangun kembaliwilayah guna mendongkrak daya ekonominya. Boleh jadi juga adapertimbangan khusus bagi kawasan rawan tsunami, misalnya untukmelindungi jejak dan struktur bersejarah, menciptakan hamparanpanorama indah, perbaikan akses demi kenyamanan kawasan pantai,perbaikan pelayanan, dan mengakomodasi kebutuhan perumahanserta aktivitas komersial.

Walaupun ada banyak teknik penanggulangan akibat tsunami yang

P•5

Page 77: Panduan Tsunami

Halaman 64

P•2

P•3

P•4

P•1

P•6

P•7

P•5

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

berupa pembangunan baru bisa diterapkan terhadap pembangunanyang sudah berdiri, penerapan ini pada gilirannya akan terbatasi olehkendala lokasi dan kondisi bangunan.

Proses rekonstruksi yang menyusul setelah bencana, menyediakansebuah kesempatan untuk menciptakan atau memodifikasipemanfaatan lahan, pelaksanaan rencana-rencana pembangunanulang, rehabilitasi bangunan, dan mengosongkan kawasan berbahaya-tinggi yang terancam tergerus habis dengan tujuan memperkecilkerugian pada masa mendatang.

Proses Mengurangi Kerawanan Melalui UpayaPembaruan

1. Lakukan Pendataan Wilayah dan Aset BerisikoJika belum tersedia, sebuah daftar sebaiknya dibuat meliputibangunan, fasilitas-fasilitas penting dan elemen infrastruktur diwilayah terpaan tsunami (lihat Prinsip 1 untuk lebih rincinya). Daftarini sebaiknya memperhitungkan jenis struktur, usianya, ukuran dankonfigurasi, material konstruksi dan kegunaannya.

Untuk maksud meringankan risiko, penting untuk menaksir kondisibangunan dan karakteristik konstruksinya. Penyusutan yang serius

Page 78: Panduan Tsunami

Halaman 65

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

P•2P•3

P•4P•1

P•6P•7

P•5bisa jadi menuntut dibongkar habis, namun untuk kasus-kasus lainmungkin lebih sesuai diperbaiki dan direhabilitasi.

Beberapa bangunan tampil rumit setelah dirombak atau diperluasbeberapa kali. Gambar persis dan asli dari bangunan-bangunan tua inijarang tersedia. Ini biasanya berarti membutuhkan studi rekayasateknik guna menentukan karakteristik aktual dari bangunan itu,sebelum proyek spesifik merehabilitasi dan memperbaiki bisadilaksanakan.

2. Evaluasi dan Revisi Perencanaan serta Pengaturan menujuPembangunan-ulang, Perbaikan dan Masalah Pemakaian UlangSecara periodik masyarakat melakukan pemeriksaan yang mendalamdan merevisi penggunaan lahan mereka, merencanakan manajemenpertumbuhan dengan komprehensif. Perbaikan perencanaan periodikmemberikan sebuah konteks yang luas bagi pengembanganpembangunan-ulang dan pembaruan kebijakan-kebijakan danrencana-rencana.

Aturan-aturan bangunan utama dibuat untuk konstruksi baru; padaumumnya hal itu tidak ditujukan untuk renovasi dan perbaikankomprehensif maupun terinci. Aturan-aturan bangunan lokalsebaiknya berubah untuk sepenuhnya ke arah peringanan risikodalam konteks renovasi bangunan. Sebagai titik mulai, ada beberapa

Baut jangkar. Standar-standar untuk bertahandari goncangan gempa bumi, sepertimenjangkarkan dan mengokohkan bangunan,juga dapat membantu mengurangi kerusakanakibat tsunami. Sumber: Northridge Collection,Earthquake Engineering Research Center,University of california, Berkeley.

Page 79: Panduan Tsunami

Halaman 66

P•2

P•3

P•4

P•1

P•6

P•7

P•5

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

contoh perubahan sekumpulan aturan bangunan yang berkaitandengan perbaikan bangunan-bangunan dalam menghadapi bencanagempa bumi yang bisa diadaptasi untuk menghadapi tsunami. FederalEmergency Management Agency (FEMA) atau kantor untuk manajemensituasi darurat tingkat negara bagian, telah mensponsori beberapa jilidpetunjuk mengenai rehabilitasi bangunan dalam menghadapi gempabumi. Beberapa negara bagian dan komunitas juga telah mengadopsihukum dan aturan yang mengawal perbaikan dan rehabilitasibangunan-bangunan yang telah berdiri guna mengurangi kerugianyang akan terjadi akibat gempa bumi.

Strategi Spesifik Pembaruan untuk Mengurangi RisikoTsunami

Strategi 1: Adopsi Program dan Peraturan Pembangunan KhususAda beragam program dan regulasi pembangunan spesifik yang bisaditerapkan oleh komunitas-komunitas lokal guna meminimalkan risikotsunami :

• merancang ulang dan mengalokasi ulang lahan di wilayah bahayatsunami sehingga pemanfaatannya yang berdasarkan perhitunganrisiko lebih berdaya guna

Petikan dari peta terpaan tsunami di HiloDowntown Development Plan (RencanaPembangunan Pusat Kota Hilo). Sumber:County of Hawaii

Page 80: Panduan Tsunami

Halaman 67

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

P•2P•3

P•4P•1

P•6P•7

P•5• membatasi pertambahan bangunan di wilayah bahaya tsunami

• membeli aset spesifik di wilayah bahaya tsunami danmemindahkan atau merelokasi bangunan

Strategi 2: Gunakan Strategi Pembangunan Ulang untuk MengurangiRisiko TsunamiMembangun ulang dan mengerahkan kekuatan pendanaan bisaditerapkan pada daerah berskala luas untuk menata kembali manfaatdan prasarananya, memperbaiki bangunan-bangunan spesifik, atausekaligus memindahkan bangunan di wilayah bahaya tsunami.

Strategi 3: Lakukan Pemberian Insentif dan Nilai Finansial Lainnyasebagai Dukungan Mengurangi KerugianSatu kunci ukuran keberhasilan pembangunan ulang danpembaharuan lainnya adalah dengan membantu pemilik bangunandalam menanggung biaya perubahan-perubahan yang diajukan. Adabanyak insentif yang lazim digunakan yang mendorong pembaharuan,seperti pengurangan pajak pemilikan, menghapus biaya izin danpemeriksaan, dan pinjaman berbunga rendah. Pejabat lokal harusmenjamin bahwa apa pun insentif yang diberikan untuk peringananrisiko adalah demi tujuan-tujuan yang memenuhi persyaratan.

Page 81: Panduan Tsunami

Halaman 68

P•2

P•3

P•4

P•1

P•6

P•7

P•5

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

Strategi 4: Adopsi dan Kuatkan Aturan Khusus untuk PerbaikanBangunanPerbaikan bangunan yang telah berdiri harus diutamakan jika upayatersebut akan memperbesar daya menghadapi tsunami sampai padatingkatan memadai untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikenali, atauuntuk meminimalkan hantaman puing-puing yang bisa merusakbangunan-bangunan di sekitarnya. Perbaikan bisa jadi diperlukanuntuk seluruh bangunan dalam zona bahaya, atau mungkin hanyadimandatkan jika modifikasi substansial sudah dilakukan padastruktur-struktur yang ada atau jika ada perubahan-perubahan dalampenghunian bangunan.

Kerumitan berkaitan dengan penguatan struktur-struktur yang adatampaknya membutuhkan pembangunan, pengadopsian, danpenerapan aturan-aturan khusus, standar-standar dan prosedur. Lebihjauh, boleh jadi perlu ada langkah-langkah tertentu untuk tujuankhusus, seperti aturan-aturan yang menuntun rehabilitasi bangunanbersejarah yang mungkin (dan mungkin juga tidak) mengandungpersyaratan perlindungan terhadap bencana. Agaknya, dibutuhkankelenturan untuk menjamin teknik-teknik peringanan bisa diterapkankepada aset-aset tertentu tanpa secara serius mencederai ciri aslinya.

Standar-standar untuk upgrading (peningkatan mutu) bangunanmelibatkan faktor-faktor yang sama sebagaimana mengkonstruksi

Page 82: Panduan Tsunami

Halaman 69

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

P•2P•3

P•4P•1

P•6P•7

P•5bangunan-bangunan baru; namun upgrading yang hendak mencapaitujuan terpilih akan lebih mahal penerapannya jika konstruksisebelumnya yang dituju sudah selesai dibangun. Berurusan dengankerawanan bangunan-bangunan yang telah berdiri memang sulit.Pasalnya, ada keterbatasan alternatif dan biaya perbaikan yang akanbertentangan dengan hidrodinamika (pergerakan air) dan dampakmuatan/bobot.

Standar-standar perbaikan menghadapi bencana-bencana lain yanglebih sering terjadi, sangatlah mungkin juga diterapkan untukmenghadapi tsunami. Ini melingkupi pendirian bangunan di atas titikketinggian dasar arus air, perbaikan fondasi untuk bertahan daripenggerusan dan erosi, menjangkarkan dan mengokohkan bangunanuntuk bertahan dari goncangan gempa bumi. Meskipun standar-standar ini bisa mengurangi kehancuran akibat tsunami; khususnyatsunami-tsunami kecil yang lebih sering dan pernah tercatat; itu tidakmenjamin bahwa bangunan tersebut mampu menghadapi gempuranhebat dari tsunami yang lebih besar.

Strategi 5: Hadirkan Insinyur dan Arsitek Teruji untuk MerancangLangkah-langkah Efektif untuk Melindungi Pembangunan yang AdaSebagaimana dibahas dalam prinsip 4, pakar harus diupayakanjasanya untuk membantu merancang standar-standar gunamenghindarkan kerugian yang bakal menimpa. Keahlian khusus ini

Page 83: Panduan Tsunami

Halaman 70

P•2

P•3

P•4

P•1

P•6

P•7

P•5

Prinsip 5: Lindungi Pembangunan yang Ada dari Kerugian melaluiPembangunan Kembali, Perencanaan dan ProyekPemanfaatan Kembali Lahan

penting perannya - manakala mempertimbangkan standar-standaruntuk memperkuat pembangunan yang telah berdiri - karenakerumitan yang berhubungan dengan proyek tertentu dan juga kianbesarnya kepercayaan kepada pengalaman dan penilaian. Paraprofesional di bidang perancangan dan insinyur yangmengkhususkan diri pada praktik rehabilitasi dan perbaikan bisadicari melalui asosiasi-asosiasi profesi dan kontak-kontak melalui parapraktisi lokal.

Page 84: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 71

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6Dalam proses perencanaan dan perancangan, beberapa sarana

umum masyarakat sepatutnya mendapatkan perhatian khususuntuk memperkecil kerusakan. Prasarana seperti sistem transportasibaik untuk manusia maupun barang, dan sistem seperti komunikasi,gas alam, persediaan air, pembangkit listrik, dan sistem pengiriman/penyaluran sangat penting untuk kelangsungan suatu masyarakatsetempat dan dibutuhkan untuk tetap berfungsi--atau setidaknyadengan mudah dan cepat dapat diperbaiki-seusai terjadinya suatubencana.

Sarana umum lain dapat dikategorikan penting karena penghuni danatau fungsi di dalamnya. Sarana tersebut meliputi:

1) Sarana pelayanan penting seperti pemadam kebakaran; 2) Saranarawan bahaya seperti pabrik kimia atau tangki penyimpanan bahanbakar; dan 3) Bangunan yang dihuni pekerjaan khusus seperti fungsipemerintahan untuk mempertahankan kelangsungan masyarakat,bangunan-bangunan padat penghuni atau bangunan-bangunan yangpenghuninya tidak mampu mengevakuasi dirinya dengan segera(seperti panti jompo dan fasilitas pengasuhan anak).

Gelombang mata bor yang bergerak melibasjembatan rel kereta di Sungai Wailuku, Hilo,Hawaii, pada tsunami tahun 1946. Sumber:Pacific Tsunami Museum

P•6

Page 85: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 72

P•2

P•3

P•4

P•1

P•5

P•7

P•6

Peran Lokasi dan Rancangan Sarana-prasaranaPenting yang Spesifik dalam Mengurangi RisikoTsunamiPrasarana dan sarana penting seringkali terletak pada tepian pantaidalam wilayah rawan tsunami. Dalam beberapa kasus, seperti pusatpemadam kebakaran, tidak ada pilihan lokasi lain untuknya selainwilayah rawan tsunami. Dalam kasus lain sarana ini bisa begitu sajaditempatkan di luar wilayah tersebut

Proses untuk Menerapkan Strategi Penempatan danRancangan Sarana-prasarana Penting

1. Pahami Tanggung Jawab Penanggulangan Bencana TsunamiMengelola risiko tsunami adalah tanggung jawab yang sama-samadipikul oleh pemerintah dan sektor swasta. Tergantung padakomunitasnya, sistem prasarana dan sarana penting bisa saja dimilikidan dikelola oleh kewenangan lokal atau negara, daerah khusus,perusahaan swasta, organisasi-organisasi nirlaba, departemen federaldan lembaga-lembaga, kewenangan gabungan, atau lainnya. Programpenanggulangan bencana membutuhkan keterlibatan semua pihak

Page 86: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 73

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6dalam proses perencanaannya.

2. Pahami serta Jabarkan Sifat dan Jangkauan Bahaya Tsunami bagiPrasarana dan Sarana PentingPrinsip 1 menyediakan informasi latar kajian risiko tsunami setempatdan skenario-skenario bahaya. Dalam kajian semacam ini, sangatpenting untuk memasukkan informasi mengenai prasarana dan saranakritis dan untuk mengidentifikasi penanggung jawab atas lokasi,rancangan, konstruksi, pengelolaan dan pemeliharaannya. Tugas inimencakup sebagai berikut :

• Mendefinisikan bahaya tsunami (lihat Prinsip 1) dan menguraikanintensitasnya (dampak-dampak yang diperkirakan) dankemungkinan-kemungkinan terjadinya.

• Mendaftar dan mengumpulkan data mengenai unsur prasaranadan sarana penting pada daerah yang berpotensi terkenakerusakan dan jabarkan mengapa fungsi-fungsinya menjadikanketahanan terhadap tsunami hal yang penting untuk masyarakatdan hal-hal yang membuat setiap sarana rentan terhadapkerusakan akibat tsunami.

• Identifikasi organisasi-organisasi yang terkait dan mengikutsertakan perwakilan mereka dalam proses penanggulanganbencana

Page 87: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 74

P•2

P•3

P•4

P•1

P•5

P•7

P•6

3. Terapkan Kebijakan Pengelolaan Risiko yang KomprehensifMasyarakat harus menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengelolarisiko tsunami dan mengintegrasikannya ke dalam program-programpengelolaan pesisir, perencanaan guna lahan, pemetaan daerah banjir,rencana-rencana penanaman modal, program-program penataanbangunan, dan prosedur-prosedur untuk mengatur penggunaan dankeamanaan sarana-sarana dekat garis pantai.

Sarana penting masyarakat harus dapat berfungsi selepas peristiwabencana. Konsep ini termuat dalam Data Standarisasi Bangunan (DSB)dan bisa disesuaikan untuk bahaya tsunami. DSB mensyaratkanperhitungan terhadap gempa dan kekuatan angin untuk perancanganyang lebih kokoh, dan pemeriksaan struktural yang lebih selamapembangunan sarana penting masyarakat. Dengan "faktorkepentingan" DSB menaikkan tingkat kekuatan 15 sampai 50 persendiatas perhitungan standar untuk kategori bangunan hunianumumnya untuk memastikan struktur yang lebih kuat dan kokoh.

4. Terapkan Rencana Sarana-prasarana Penting yang KomprehensifKomunitas harus meninjau kembali atau mengambil langkah-langkahyang berkaitan dengan prasarana baru maupun yang sudah ada,sarana penting, dan kegunaan yang bergantung pada lokasi tepiperairan sehubungan dengan bahaya-bahaya tsunami. Rencana-

Sebuah kapal tersapu 120 meter dari dermaga kedaratan pada tsunami tahun 1946 di Hilo, Hawaii.Sumber: Museum Tsunami Pasifik

Page 88: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 75

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6rencana prasarana dan sarana penting yang komprehensif harusmenentukan sasaran kinerja untuk beragam sarana komunitas yangakan dibangun maupun yang sudah ada. Menyiasatinya harustermasuk pemindahan atau, jika mungkin memperkuat prasarana dansarana penting yang sudah ada terhadap kekuatan tsunami. Harusjuga mencakup penyediaan sarana-sarana yang dibuat lebih dari satuuntuk dicadangkan dan langkah-langkah tindakan darurat untukmengurangi risiko kehilangan prasarana dan sarana penting.

Pengajuan rencana untuk pembangunan sarana penting danprasarana baru yang terletak di wilayah rawan tsunami, harusdipertimbangkan dengan seksama untuk memastikan bahwa standarkinerja bangunan yang diharapkan terpenuhi ketika langkah-langkahperancangan diterapkan. Pengajuan rencana untuk pembangunansarana penting dan prasarana baru harus dievaluasi dari segibertambahnya risiko karena adanya pertumbuhan. Sebagai contoh,pembangunan gedung dan sarana-sarana baru dapat disertaipengadaan air bersih atau pembuangan limbah baru di daerahbencana.

Prasarana dan sarana penting yang sudah ada seringkali problematis.Cukup sulit dan mahal untuk memperbaiki daya tahan prasarana dansarana penting yang sudah terlanjur ada terhadap tsunami, sementarapemindahan lokasi pada umumnya tidak praktis, terutama dalamjangka waktu dekat. Namun, memahami risiko yang dimiliki

Contoh Prasarana dan SaranaPenting

PRASARANA

Sistem transportasi• Jalan, jalan bebas hambatan, jembatan,

lahan dan gedung parkir, dan sistempengendalian lalu lintas

• Rel, jembatan dan area langsir kereta apiuntuk penumpang dan angkutan barang.

• Sistem transit (rel, troli, trem dangerbong), gudang dan fasilitas perawatan,pusat tenaga listrik dan gardu-gardunya,sistem kendali, jembatan, terowongandan lorong.

• Bandara udara dan menara kontrol.• Pelabuhan dan sistem kontrol lalu lintas

laut, terminal, fasilitas bongkar muat,fasiltas gudang, dok, tambatan kapal,dermaga, dinding laut dan dinding sekat.

(bersambung)

Page 89: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 76

P•2

P•3

P•4

P•1

P•5

P•7

P•6

prasarana dan sarana penting yang sudah ada ini sertamengantisipasi konsekuensi peristiwa tsunami bisa menunjangstrategi-strategi penanggulangan risiko dalam jangka panjang (lihatPrinsip 5 untuk pembahasan yang lebih rinci mengenai permasalahanbangunan-bangunan yang sudah ada).

Karena keberagaman sifat dan perbedaan kepentingan dari sistem-sistem prasarana dan sarana penting, harus diupayakan penyusunanurutan kepentingan-kepentingan relatifnya terhadap komunitas untukmenetapkan sasaran kinerja yang dapat mempermudah panduantidakan-tindakan penanggulangan bencana.

Tugas ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

• Menentukan tingkat kinerja yang memadai sebagai standar(misalnya, kondisi kerusakan yang wajar pada tingkat intensitaskemungkinan tsunami tertentu). Lihat Prinsip 4 untuk pembahasanmengenai tingkat kinerja ketahanan.

• Mengetahui sejauh apa setiap sistem dan sarana yang adamengantisipasi penanggulangan tsunami dan gempa bumitermasuk bahaya-bahaya alam penting lain, seperti potensi tanahlongsor atau keretakan tanah.

• Menetapkan skala kepentingan relatif untuk memfokuskan upaya-upaya penanggulangan bencana (misalnya mencegah rusaknya

Contoh Prasarana dan Sarana Penting(sambungan)

Sistem utilitas• Sistem generator, transmisi, pencabangan

dan distribusi listrik.• Sistem produksi, proses, penyimpanan,

transmisi, pompa dan distribusi gas alam.• Sistem komunikasi darat: stasiun

penyaluran hubungan komunikasi, jalurutama dan jalur data

• Sistem selular, stasiun penyaluranhubungan komunikasi, antena danmenara.

• Sistem kabel untuk televisi, radio dandata.

• Sistem satelit untuk televisi dan data.• Sistem air minum: sumur, sumber air,

gudang, pompa, sistem pengolahan airdan distribusi.

• Saluran air kotor, pompa, fasilitaspengolahan air kotor dan pembuangan.

(bersambung)

Page 90: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 77

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6sistem air bersih mungkin lebih penting daripada mencegahrusaknya sistem pelimbahan air)

• Menetapkan interval masa kelumpuhan yang masih bisaditoleransi dari setiap unsur sarana/prasarana (misalnya, rumahsakit umum harus paling tidak bisa berfungsi dalam jangka waktusatu jam selepas peristiwa bencana, sementara jalan utama bisadibiarkan tak berfungsi sementara selama 2 minggu)

• Untuk prasarana dan sarana penting baru, pastikan tingkatankinerja ketahanan yang memadai dan apakah kegunaannyabergantung pada lokasi tepi air.

Untuk prasarana dan sarana penting yang ada, pastikan pilihanpenanggulangan bencana atau kombinasi dari beberapa pilihan yangdapat mengurangi risiko dan apakah risiko kerusakan yang ada dapatditolerir.

Contoh Prasarana dan Sarana Penting(sambungan)

• Jalur pipa untuk oli, bahan bakar danproduk-produk minyak mentah lainnya.

• Fasilitas pembuangan air arus deras, paritdan jalur pipa.

SARANA

Jasa pelayanan utama

• Kantor polisi.

• Pemadam kebakaran.

• Rumah sakit dengan fasilitas bedah dangawat darurat.

• Fasilitas dan peralatan operasional dankomunikasi darurat.

• Garasi dan penampungan untukkendaraan dan pesawat darurat.

• Alat pembangkit listrik darurat bagi jasa-jasa pelayanan utama.

(bersambung)

Page 91: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 78

P•2

P•3

P•4

P•1

P•5

P•7

P•6

Strategi Spesifik Lokasi dan Rancangan Sarana-prasarana Penting untuk Mengurangi Risiko Tsunami

Strategi 1: Tentukan Lokasi atau Rancangan Sarana PrasaranaPenting yang Baru di Luar Area Bahaya Tsunami untuk MenangkalTerpaan Tsunami• Pelajari rencana prasarana dan sarana penting untuk melihat

apakah ada lokasi-lokasi, formasi dan rute-rute alternatif dengantingkat efisiensi yang setara. Kebanyakan sarana penting tidakharus berlokasi di daerah bahaya tsunami untuk dapat berfungsisesuai dengan tujuannya. Beberapa sarana utama mungkin perluditempatkan di daerah bahaya tsunami karena lokasi alternatiftidak dapat melayani kebutuhan harian komunitas.

• Lindungi lokasi-lokasi penampungan untuk prasarana dan saranapenting, baik di dalam maupun di luar daerah bahaya tsunami, dimana risiko dapat dikurangi dengan langkah-langkah yang mudahdan terukur.

• Cegah pembangunan sarana penting yang baru di daerah bahayatsunami, kecuali 1) Sarana tersebut sangat bergantung pada daerahpesisir dan risiko tingkat kerusakannya dapat dikurangi melaluirancangan dan spesifikasi teknis bangunan, sehingga dapat

Contoh Prasarana dan Sarana Penting(sambungan)

• Tangki air atau peralatan pemadam apilainnya untuk melindungi fasilitas-fasilitasutama atau khusus.

• Kantor permanen petugas keselamatan.

Fasilitas-fasilitas khusus

• Sekolah.

• Kampus dan universitas.

• Rumah-rumah perawatan dan pusatpemulihan.

• Komunitas jompo.

• Struktur hunian massal.

• Stasiun pembangkit listrik dan fasilitaspenunjang operasional lainnya.

(bersambung)

Page 92: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 79

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6berfungsi sesuai kebutuhan, 2) Risiko dapat dikurangi melaluilangkah-langkah penanggulangan dan rencana darurat, atau 3)Kebutuhan akan sarana tersebut lebih tinggi dibandingkonsekuensi dari hilangnya sarana tersebut akibat tsunami(misalnya, sebuah rumah sakit kecil yang terpencil, di daerahrawan tsunami, menjadi beralasan karena sangat dibutuhkanuntuk berada dekat dengan warga pada keadaan darurat).

• Cegah pengembangan prasarana yang dapat mendorongpembangunan sarana lain yang rentan terhadap bahaya tsunami.

• Pertimbangkan akibat dari prasarana baru terhadap intensitas dandistribusi bahaya. Sebagai contoh, apakah sarana baru ini akanmengakibatkan perubahan pola pembuangan air, meningkatkankemungkinan terpaan, atau arus saluran yang dapatmengakibatkan bertambahnya bahaya?

• Sediakan sarana dan prasarana lebih banyak atau berkapasitaslebih di luar daerah bahaya tsunami dengan kemampuan melayanidaerah-daerah berisiko tinggi.

• Pekerjakan tenaga ahli di bidang pesisir, konstruksi dan geoteknisdalam proyek-proyek prasarana dan sarana penting di daerahberisiko tinggi. Masyarakat harus memantau proposal proyek yangmenuntut terlibatnya tenaga profesional yang memenuhi syarat,melihat apakah organisasi pelaksana melibatkan tenaga ahli sejak

Contoh Prasarana dan Sarana Penting(sambungan)

Fasilitas Berbahaya

• Dok penyimpanan bahan bakar.

• Gudang penyimpanan limbah nuklir.

• Fasilitas penyimpanan bahan kimia.

• Kendaraan dan truk tangki bahan kimia.

• Gudang bahan peledak, dok bongkarmuat dan pelabuhan.

Page 93: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 80

P•2

P•3

P•4

P•1

P•5

P•7

P•6

awal proyek, dan menempatkan sumber-sumber tenaga ahli yangdapat dihubungi bilamana diperlukan.

• Bilamana penempatan prasarana dan sarana penting di luardaerah bahaya tsunami tidak praktis, pastikan bahwa mekanismeyang memadai tersedia agar dapat mengisolasi area yang rusak,seperti katup penutup, jalan putar dan lainnya.

Strategi 2: Lindungi atau Pindahkan Prasarana dan Sarana Pentingyang Sudah Ada• Cegah terjadinya pengembangan atau renovasi sarana yang sudah

ada di daerah bahaya tsunami tanpa mengambil langkah-langkahuntuk mengurangi risiko.

• Bangun struktur penghalang (dinding dan kolom beton bertulang)untuk memberi perlindungan terhadap terpaan dan pengikisan.

• Naikkan posisi sarana yang ada di atas batas ketinggian terpaanair.

• Pindahkan sebagian dari sarana-sarana yang berisiko.

• Manfaatkan kondisi ketidaklayakan sarana yang sudah adasebagai kesempatan untuk mengganti, memindahkan ataumenentukan standar rancangan baru yang mampu menghadapitsunami.

Page 94: Panduan Tsunami

Prinsip 6: Lakukan Pencegahan Khusus dalam Menempatkan sertaMerancang Infrastruktur dan Fasilitas Penting untukMengurangi Kerusakan

Halaman 81

P•2P•3

P•4P•1

P•5P•7

P•6Strategi 3: Rencana untuk Keadaan Darurat dan Pemulihan• Persiapkan rencana darurat untuk menghadapi situasi darurat dan

mempercepat pemulihan.

• Bilamana prasarana dan sarana penting yang bergantung padadaerah pantai tidak dapat diperbarui agar dapat menghadapitsunami, maka sarana tersebut harus diabaikan dan perludirencanakan langkah-langkah evakuasi, tindakan darurat,pemulihan dan sarana pengganti. Harus diingat bahwa akibattsunami sarana yang sudah kuno dapat mudah hancur danmenghantam orang dan struktur-struktur bangunan lainnya.Tangki minyak terbakar akibat tsunami pada

tahun 1964 di Highway 101 dekat CrescentCity, California. Sumber: Del Norte HistoricalSociety

Page 95: Panduan Tsunami

Halaman 82

Page 96: Panduan Tsunami

Halaman 83

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•7Strategi utama untuk segera menyelamatkan jiwa sebelum

gelombang tsunami datang adalah mengevakuasi penduduk dariwilayah bahaya. Dua metode yang umumnya diterapkan:

• evakuasi horisontal, yaitu memindahkan penduduk ke lokasi-lokasiyang lebih jauh atau ke dataran yang lebih tinggi

• evakuasi vertikal, yaitu memindahkan penduduk ke lantai-lantailebih tinggi di dalam bangunan-bangunan

Evakuasi horisontal dan tindakan darurat lainnya berada di luarlingkup panduan ini dan telah disinggung di dalam publikasi-publikasi lain (lihat Sumber Acuan dan Bibliografi di akhir panduan).Tetapi, evakuasi vertikal disinggung di dalam panduan ini sebabberkaitan dengan perihal pemanfaatan lahan, penempatan, danrancangan serta konstruksi bangunan.

Peran Evakuasi Vertikal dalam Mengurangi KerugianTsunamiMengevakuasi penduduk dapat menyelamatkan banyak jiwa danmengurangi cedera, tetapi efektivitasnya rendah dalam mengurangikerugian ekonomis dan properti. Pada wilayah-wilayah pesisir dengankepadatan bangunan dan penghuni tinggi; jalan, jembatan dan metodeevakuasi horisontal lain terbatas; atau waktu peringatan tak

Evakuasi vertikal dan horisontal

P•7

Page 97: Panduan Tsunami

Halaman 84

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•

2P•

3P•

4P•

1P•

5P•

6P•

7mencukupi, maka dibutuhkan evakuasi vertikal sebagai alternatif atautambahan bagi evakuasi horisontal. Perencanaan pemanfaatan lahan,perencanaan wilayah, dan rancangan bangunan yang telah dibahasdalam prinsip-prinsip sebelum ini, berperan penting dalamkemampuan sebuah komunitas penduduk untuk setidaknyamengandalkan evakuasi vertikal untuk melindungi penduduk.

Proses Pelaksanaan Suatu Strategi Evakuasi Vertikal

1. Daftar Bangunan-bangunan yang AdaPersediaan bangunan untuk evakuasi vertikal sangat bervariasi diantara berbagai komunitas. Maka, sebuah daftar dari penduduk dantaksiran bangunan-bangunan yang dapat difungsikan sebagai tempatpenampungan evakuasi vertikal, menjadi penting. Hal ini sukardilaksanakan jika informasi penting tentang bangunan-bangunan,misalnya gambar dan kalkulasi, bisa saja tak tersedia. Pembangunprofesional berperan penting dalam mengevaluasi kapasitas daristruktur bangunan untuk bertahan dari bencana yang diantisipasi,dan laporan-laporan mereka kerap membawa pada kerja rehabilitasidan pemantapan-ulang yang dirancang untuk memperkuat bangunan-bangunan. Topik ini dibahas lebih rinci dalam Prinsip 5.

Page 98: Panduan Tsunami

Halaman 85

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•72. Pastikan Penerapan Standar yang Cukup pada Bangunan-bangunan BaruBangunan-bangunan baru yang akan dipersiapkan sebagai tempatpenampungan evakuasi vertikal harus memiliki kekokohan strukturalyang cukup untuk menahan gelombang tsunami dan gempa bumi pra-tsunami lokal. Peraturan bangunan dan standar-standar terapan lainharus dapat memastikan kekuatan bangunan-bangunan baru tersebutterhadap tsunami dan gempa bumi. Standar-standar ini harusmelampaui kebutuhan minimum syarat keamanan dari peraturanbangunan yang sering dipakai secara lokal. Masyarakat dan pemilik-pemilik bangunan juga harus mendapatkan bantuan para profesionalyang memenuhi syarat dalam bidang-bidang geoteknik, pesisir danteknik struktural. Informasi lebih lanjut tentang penempatan bangunandan rancangan dapat dilihat dalam Prinsip 3, 4, 5 dan 6.

3. Siapkan Personil Pelayanan pada Keadaan Darurat untukMemimpin ProgramEvakuasi vertikal, meski keberhasilannya tergantung pada strukturbangunan, utamanya adalah sebuah kesiapan dalam keadaan daruratdan tindakan respon. Maka, penting bagi pejabat-pejabat komunitasyang bertugas menangani perencanaan dan pengelolaan program-program darurat dan operasi-operasinya, mengambil tanggung jawabpimpinan bagi perencanaan evakuasi vertikal. Sebagai pelengkap,

Page 99: Panduan Tsunami

Halaman 86

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•

2P•

3P•

4P•

1P•

5P•

6P•

7sangatlah penting untuk melibatkan para pemilik dan penyewabangunan dalam proses pengembangan program evakuasi vertikal.

4. Selesaikan Berbagai Perihal TerkaitAda berbagai perihal lain yang penting dalam evakuasi vertikal. Hal-hal ini beragam di antara komunitas penduduk atau negara bagian,tetapi termasuk di dalamnya adalah kebutuhan-kebutuhan kesiapandalam keadaan darurat, standar-standar penanggulangan bagimasyarakat yang melakukan evakuasi, akses kepada tempat-tempatperlindungan yang disiapkan, dan agen-agen publik dan pemilik-pemilik bangunan yang dapat bertanggung jawab.

Strategi Spesifik Rencana Evakuasi Vertikal untukMengurangi Dampak Tsunami bagi Warga

Strategi 1: Identifikasi Bangunan-bangunan Spesifik sebagai TempatPerlindungan VertikalBeberapa bangunan yang telah ada dapat digunakan sebagai tempatperlindungan vertikal dan bangunan-bangunan baru dapatditempatkan, dirancang, dan dikonstruksi dengan pertimbanganpenggunaan tersebut. Para petugas bangunan lokal dan konsultan

Rambu rute evakuasi tsunami di Crescent,City, California. Sumber: FEMA

Page 100: Panduan Tsunami

Halaman 87

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•7pembangun dapat membantu menyusun daftar bangunan-bangunanpotensial yang dimiliki masyarakat, mengevaluasi kemampuanketahanan bangunan-bangunan tersebut dari tsunami/gempa bumi,serta mengembangkan kriteria dan standar untuk rehabilitasi ataukonstruksi baru yang dapat menahan berbagai bahaya agar bangunantersebut dapat dipergunakan sebagai tempat perlindungan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelayakansebuah bangunan yaitu antara lain ukuran, jumlah lantai, akses, isibangunan, dan pelayanan yang tersedia di dalamnya. Hanyabangunan-bangunan yang diperkirakan mampu menahan bencanapotensial tsunami dan gempa bumi, serta memenuhi syarat hunian,yang sebaiknya disiapkan sebagai tempat perlindungan. Contohnya,jika taksiran ketinggian gelombang tsunami tak melebihi satu lantai(sekitar 3 meter), maka rancangan lantai-terbuka dapat diterapkan agargelombang dapat melintas dengan kerusakan minimal padabangunan. Informasi lebih jauh tentang evaluasi ketahanan tsunamibangunan-bangunan yang telah ada dibahas di dalam Prinsip 5.

Strategi 2: Buat Persetujuan dan Prosedur dengan PemilikBangunanPada umumnya, tempat perlindungan untuk evakuasi vertikaldisiapkan di dalam bangunan-bangunan yang kepemilikannyapribadi. Agar suatu program dapat berjalan efektif, maka persetujuan

Page 101: Panduan Tsunami

Halaman 88

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•

2P•

3P•

4P•

1P•

5P•

6P•

7yang tepat harus dinegosiasikan dengan para pemilik bangunan, danmereka baik pemilik maupun perwakilannya harus dilibatkan dalamperumusan dan pemeliharaan program. Meski berbeda-beda dalamberbagai komunitas penduduk dan negara bagian, umumnya perihalyang penting bagi para pemilik adalah yang menyangkutpemberitahuan, standar perawatan, kompensasi, lama penghunian,keamanan dan pertanggungjawaban.

Strategi 3: Pastikan Adanya Prosedur untuk Menerima dan MenyebarkanPeringatan BahayaBagi komunitas yang rentan terhadap tsunami, sangatlah pentinguntuk memiliki prosedur dan sistem yang memadai dalampemberitahuan resmi, agar langkah-langkah tepat dapat diambil,terkadang beberapa jam sebelum datangnya tsunami dari jauh. Tsu-nami lokal punya masalah khusus, sebab keterbatasan waktu takmemungkinkan diberikannya peringatan resmi. Beberapa komunitasmemberikan penerangan dan pelatihan bagi warga dan pendatanguntuk segera melakukan evakuasi kapan saja gempa bumi terasa. Jikatak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, maka orang-orang bisakembali setelah beberapa saat.

Page 102: Panduan Tsunami

Halaman 89

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•7Strategi 4: Terapkan Informasi yang Efektif dan Program-programPendidikanMasyarakat dapat menggunakan brosur, instruksi satu-lembar, uji cobasistem peringatan secara berkala, informasi media elektronik dan cetak,sinyal-sinyal, dan latihan-latihan respon keadaan darurat untuk terusmenjaga pemahaman dan menanamkan perilaku respon yang efektif.Beberapa informasi ini ditujukan bagi institusi-institusi sepertisekolah, rumah sakit, fasilitas perawatan-pemulihan, dan anggotakomunitas yang tidak bisa berbahasa Indonesia (misalnya berbahasadaerah atau bahasa etnis). Disebabkan adanya pariwisata musiman dibanyak komunitas daerah-daerah pesisir, maka beberapa informasiperlu dirancang khusus untuk para wisatawan/pendatang.Tergantung pada kebutuhan sebuah komunitas, upaya-upayainformasi dan pendidikan ini penting diadakan secara rutin,komprehensif, dan dibuat tersendiri untuk fasilitas dan populasikhusus.

Strategi 5: Pelihara Program dalam Jangka PanjangTsunami merupakan peristiwa langka, tetapi dampaknya padapenduduk di daerah pesisir bisa sangat merusak. Merupakan sebuahtantangan untuk dapat menjaga program-program kesiapan dalamkeadaan darurat berikut prosedurnya ketika ancaman tersebutdiperkirakan masih lama. Ukuran-ukuran evakuasi vertikal menjadi

Peta evakuasi tsunami diambil dari bukutelepon bagian pertahanan sipil kota Hilo,Hawai.

Page 103: Panduan Tsunami

Halaman 90

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•

2P•

3P•

4P•

1P•

5P•

6P•

7penting untuk diintegrasikan ke dalam rencana-rencana responpenduduk dan ditinjau ulang serta direvisi secara teratur. Karenakerjasama sangat dibutuhkan dalam hal ini, peninjauan ulang harusmengikutsertakan para pemilik bangunan dan pihak-pihak lain yangterkait dalam program. Simulasi berkala adalah latihan dan pelajaranyang berharga, juga material berkandungan informasi dan instruksiharus disediakan bagi para penduduk yang menghuni wilayah-wilayah potensial kerusakan tsunami.

Page 104: Panduan Tsunami

Halaman 91

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•7Studi Kasus: Program-program Peringatan BahayaTsunami

Berikut adalah sebuah deskripsi program peringatan bahayatsunami. Topik ini tidak terkait langsung dengan evakuasi vertikal,

tetapi memberikan informasi dasar yang berguna.

Sebagai bagian dari upaya kerjasama internasional untukmenyelamatkan jiwa dan melindungi properti, Administrasi Samuderadan Atmosfer Nasional bersama Pelayanan Cuaca Nasional (NationalOceanic and Atmospheric Administrations (NOAA) dan National WeatherService) mengoperasikan dua pusat peringatan bahaya tsunami. PusatPeringatan Tsunami Pesisir Barat dan Alaska (WCATWC) di Palmer,Alaska, berfungsi sebagai pusat peringatan bahaya tsunami regionaluntuk kawasan Alaska, British Columbia, Washington, Oregon, danCalifornia.

Pusat Peringatan Bahaya Tsunami (PTWC) di Pantai Ewa, Hawaii,berfungsi sebagai pusat peringatan bahaya tsunami untuk Hawaii,juga pada skala nasional/internasional yang bisa membahayakankawasan Pasifik. Upaya peringatan bahaya internasional ini adalahsebuah kesepakatan resmi dari tahun 1965 ketika PTWC menerimatanggung jawab bagi peringatan bahaya internasional dari SistemPeringatan Bahaya Tsunami Pasifik (PTWS). PTWS terdiri dari 26negara anggota yang dihimpun sebagai Grup Koordinasi Internasional

Prinsip 7: Studi Kasus

Logo zona bahaya tsunami

Page 105: Panduan Tsunami

Halaman 92

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•

2P•

3P•

4P•

1P•

5P•

6P•

7untuk Sistem Peringatan Bahaya Tsunami di Pasifik.

Kedua pusat peringatan bahaya tsunami mengkoordinasikaninformasi yang disebarluaskan. Tujuan pusat-pusat ini adalah untukmendeteksi, menetapkan lokasi, dan memastikan besaran gempa-gempa bumi yang potensial mengakibatkan tsunami (potentiallytsunamigenic earthquakes). Informasi gempa bumi diberikan oleh stasiun-stasiun pengamat gempa. Jika lokasi dan besaran sebuah gempa bumimemenuhi kriteria untuk menghasilkan tsunami, sebuah peringatanbahaya dikeluarkan untuk memperingatkan tentang bahaya tsunamiyang akan segera datang. Termasuk di dalam peringatan ini ialahwaktu tiba tsunami yang diramalkan tersebut di komunitas pesisirtertentu dalam wilayah geografis, yang ditentukan oleh jarak maksimalyang ditempuh tsunami dalam beberapa jam. Pemantauan tsunamidengan tambahan waktu kedatangan yang diramalkan, dikeluarkanuntuk kawasan geografis yang ditentukan oleh jarak tempuh tsunamidalam periode waktu kemudian.

Jika sebuah tsunami yang signifikan dapat terdeteksi oleh perangkatmonitor permukaan-laut, peringatan bahaya tsunami diperluas keseluruh Samudera Pasifik. Informasi permukaan-laut (atau pasangsurut) disediakan oleh National Ocean Service , NOAA, PTWC,WCATWC, jaringan pemantauan universitas, dan negara-negarapeserta PTWS. Pemantauan tsunami, peringatan bahaya, dan buletininformasi disebarluaskan kepada para petugas keadaan darurat yang

Prinsip 7: Studi Kasus

Page 106: Panduan Tsunami

Halaman 93

Prinsip 7: Rencanakan EvakuasiP•2

P•3P•4

P•1P•5

P•6P•7terkait dan masyarakat umum, melalui berbagai metode komunikasi:

• Pemantauan tsunami, peringatan bahaya, dan buletin informasiyang dikeluarkan oleh PTWC dan WCATWC; disebarluaskankepada pengguna di tingkat lokal, negara bagian, nasional daninternasional, serta media massa. Para pengguna ini, padagilirannya, menyebarluaskan informasi tsunami kepadamasyarakat, umumnya lewat radio dan saluran-saluran televisi.

• Sistem Radio Cuaca NOAA, yang berbasis pada lokasi-lokasipemancar VHF yang berjumlah banyak, memancarkan siaranlangsung tentang informasi tsunami kepada masyarakat.

• The U.S. Coast Guard juga menyiarkan peringatan mendesak yangberhubungan dengan kelautan dan informasi tsunami yang terkaitlainnya kepada pengguna di pesisir yang dilengkapi dengan radiofrekuensi menengah (FM) dan frekuensi sangat tinggi (VHF).

Pemerintah lokal dan pihak-pihak pengelola keadaan daruratbertanggung jawab dalam merumuskan dan melaksanakan rencanaevakuasi pada wilayah-wilayah yang diberi peringatan bahayatsunami. Masyarakat umum harus terus memantau siaran media lokaluntuk perintah evakuasi, jika ada peringatan bahaya yangdikeluarkan. Masyarakat tidak boleh kembali ke wilayah-wilayahdataran rendah hingga ancaman tsunami telah lewat dan pemerintahlokal mengumumkan keadaan “sudah aman.”

Page 107: Panduan Tsunami

Halaman 94

Page 108: Panduan Tsunami

Halaman 95

Daftar Istilah

Amplitudo (Amplitude):Naik atau turunnya tsunami di atas atau di bawahketinggian air di sekitarnya yang terbaca padaukuran ombak.

Mata Bor (Bore):Gelombang yang berjalan dengan sisi depan vertikalatau dinding air. Dalam kondisi tertentu, sisi luarterdepan suatu gelombang tsunami bisa membentukmata bor ketika mendekati dan berjalan di daratan.Mata bor bisa saja terbentuk ketika tsunamimemasuki kanal sungai dan mungkin berjalanmelawan arus menembus jarak yang jauh ke dalamdaratan dibanding terpaan banjir biasa.

Resonansi Pelabuhan (Harbor Resonance):Pantulan lanjutan dan interferensi (paduan dari duagelombang yang menghasilkan resultan danmengakibatkan penguatan atau penghilangan)gelombang dari sisi luar sebuah pelabuhan atauteluk sempit. Interferensi ini bisa menyebabkanamplifikasi ketinggian gelombang danmemperpanjang masa aktifitas gelombang sebuah

tsunami.

Jarak Terpaan Horizontal (Horizontal InundationDistance):Jarak suatu gelombang tsunami menembus ke dalamdaratan. Diukur secara horizontal dari angka tengahposisi tinggi permukaan laut dari sisi ujung luar air,biasanya sebagai jarak maksimum suatu segmentertentu sebuah pantai.

Terpaan (Inundation):Kedalaman air, relatif terhadap suatu tingkatpatokan yang dinyatakan, yang membanjiri suatulokasi.

Wilayah Terpaan (Inundation Area):Wilayah yang dibanjiri air.

Garis Terpaan (batas) (Inundation Line (limit)):Batas dalam daratan yang dibasahi, diukur secarahorizontal dari sisi luar pantai, didefinisikan olehangka tengah tinggi permukaan laut.

DAFTAR ISTILAH

Page 109: Panduan Tsunami

Halaman 96

Tsunami Lokal/Regional (Local/Regional Tsunami):Sumber tsunami berada dalam 1.000 km dalamwilayah yang dimaksud. Tsunami lokal atau dekat(nearfield) mempunyai waktu perjalanan sangatpendek (30 menit atau kurang), tsunami menengahatau regional berjalan sekitar 30 menit sampai 2 jam.

Catatan: tsunami "lokal" kadang-kadang digunakanuntuk menyebut tsunami yang disebabkan olehtanah longsor.

Periode (Period):Lama waktu antara dua puncak atau lembahgelombang yang susul menyusul. Bisa bervariasitergantung interferensi gelombang yang rumit.Periode tsunami biasanya berlangsung antara 5sampai 60 menit.

Kenaikan air (Run-up):Ketinggian air maksimum di daratan yang diamati diatas suatu patokan tinggi permukaan laut. Biasanyadiukur di batas terpaan horizontal.

Seiche (fluktuasi permukaan air):Gelombang yang bergerak bolak balik baik sebagianmaupun sepenuhnya terdiri dari kumpulan air.Mungkin disebabkan oleh gelombang seismik dalamperiode yang panjang, gelombang angin dan air, atautsunami.

Gelombang pasang (Tidal Wave):Istilah umum untuk tsunami yang digunakan dalamliteratur lama, deskripsi historis dan pembicaraanawam. Ombak yang disebabkan oleh tarikangravitasional matahari dan bulan, bisameningkatkan atau menurunkan dampak tsunami,tapi tidak berhubungan dengan kemunculan ataukeluasan penyebarannya. Meski demikian, sebagianbesar tsunami (awalnya) kelihatan seperti ombakyang naik atau terbentuk dengan sangat cepat saatmendekati pantai dan jarang sekali muncul hanyasebagai dinding air vertikal.

DAFTAR ISTILAH

Page 110: Panduan Tsunami

Halaman 97

Waktu Perjalanan (Travel Time):Waktu (biasanya diukur dalam jam) yangdibutuhkan tsunami untuk berjalan dari sumbernyamenuju lokasi tertentu.

Tsunami:Istilah berbahasa Jepang yang diambil dari karakter"tsu" yang berarti pelabuhan dan "nami" yang berartigelombang. Sekarang istilah ini diterima olehmasyarakat ilmiah internasional untukmenggambarkan serangkaian gelombang dalam airyang berjalan dan muncul akibat pergeseran dasarlaut yang berhubungan dengan gempa bawah laut,letusan gunung berapi atau tanah longsor

DAFTAR ISTILAH

Page 111: Panduan Tsunami

Halaman 98

Page 112: Panduan Tsunami

Halaman 99

SUMBER ACUAN

SUMBER PUSTAKA UNTUK PEJABATPEMERINTAH LOKAL DAN PUBLIKDikompilasi oleh Lee Walkling, Spesialis InformasiPerpustakaan, Departemen Sumber Daya Alam Washing-ton, Divisi Geologi dan Sumber Daya Bumi

BUKUAmerican Institute of Professional Geologist, 1993.The Citizens’ Guide to Geologic Hazards – A Guide toUnderstanding Geologic Hazards, Including Asbestos,Radon, Swelling Soils, Earthquakes, Volcanoes, Land-slides, Subsidence, Floods, and Coastal Hazards. Arvada,CO: American Institute of Professional Geologists.(Ulasannya baik dan penjelasannya gampangdimengerti)

Myles, Douglas, 1985. The Great Waves. New York:McGraw-Hill Book Company. (Untuk khalayakumum)

Mileti, Dennis S., 1999, Disasters by Design – A Reas-sessment of Natural Hazards in the United States. Wash-ington, D.C: John Henry Press. (Mengenai persiapan

dan mitigasi)

Atwater, Brian F.; Marco V. Cisternas; Joanne Bour-geois; Walter C. Dudley; James W. Hendley, II; PeterH. Stauffer, penyusun, 1999. Surviving a Tsunami –Lessons from Chile, Hawaii, and Japan. U.S. GeologicalSurvey Circular 1187.

U.S. Federal Emergency Management Agency, 1998.The Project Impact Hazard Mitigation Guidebook forNorthwest Communities – Alaska, Idaho, Oregon, Wash-ington. Washington, D.C: U.S. Federal EmergencyManagement Agency. (Memuat daftar tambahansumber-sumber pustaka yang baik berupa situs danbuku-buku di halaman appendix)

U.S. Federal Emergency Management Agency, 1993.Are You Ready? Your Guide to Disaster Preparedness.Washington, D.C: U.S. Federal Emergency Manage-ment Agency.

U.S. Federal Emergency Management Agency, 1998.Property Acquisition Handbook for Local Communities. 3Vol. Poster (FEMA 317). Washington, D.C: U.S.Federal Emergency Management Agency. (Untukinformasi lebih lanjut, klik ke http://www.fema.gov/

Sumber Pustaka Untuk Pejabat Pemerintah Lokal dan Publik

Page 113: Panduan Tsunami

Halaman 100

mit/handbook/)

U.S. Federal Emergency Management Agency, 2000.Coastal Construction Manual – Principles and Practices ofPlanning, Sitting, Designing, Constructing, and Main-taining Residential Buildings in Coastal Areas. 3rd. ed., 3vol. (FEMA 55) Washington, D.C: U.S. FederalEmergency Management Agency. (Untuk informasilebih lanjut, klik ke http://www.fema.gov/MIT/bpat/bpn0600e.htm)

SITUS ONLINE

http://www.geophys.washington.edu/tsunami/intro.htmlProgram Geofisik Universitas Washington – memuatbanyak link ke berbagai situs tsunami lain

http://www.fema.gov/library/tsunamif.htmFEMA lembar fakta tsunami dan link.

http://www.pmel.noaa.gov/tsunami/NOAA/PMEL Website, dengan link ke terpaan,pemetaan, modeling, peristiwa, ramalan, dan situs

National Tsunami Hazards Mitigation Program

http://www.pmel.noaa.gov/tsunami-hazard/links.htmlLink yang penting ke situs-situs tsunami

http://www.redcross.org/disaster/safety/guide/tsunami.htmlSitus tsunami Palang Merah, dengan ulasan, diskusitentang sistem tanda peringatan, dan informasi apayang perlu disiapkan.

http://www.geocities.com/CapeCanaveral/Lab/1029/The Tsunami Page of Dr.George P.C. (Pararas-Carayannis). Semua yang perlu diketahui tentangtsunami ada di situs ini!

http://www.fema.gov/mit/handbookProperty Acquisition Handbook for Local Communi-ties (FEMA 317).

SUMBER ACUAN

Page 114: Panduan Tsunami

Halaman 101

TERBITAN BERKALA

Natural Hazards Observer (versi cetak dan online)(http://www.colorado.edu/IBS/hazards/o/o.html)

Newsletter dua-bulanan dari Natural Hazards Center.Newsletter ini meliput isu-isu bencana terkini;pengelolaan bencana lokal, nasional daninternasional yang baru, mitigasi, dan programpendidikan; penelitian tentang bahaya;pembangunan kebijakan dan politik; sumberinformasi baru, konferensi mendatang; danpublikasi-publikasi terbaru.

Tsuinfo Alert NewsletterNewsletter dua-bulanan dari National Tsunami HazardsMitigation Program yang didistribusikan ke kuranglebih 250 emergency manager dari lima negarapantai di Pasifik. Versi onlinenya dapat dilihat di:http://www.wa.gov/dnr/htdocs/ger/tsuinfo/index.html

VIDEO

Forum: Earthquakes and Tsunami (2 jam)CVTV-23, Vancouver, WA (24 Januari 2000)

Dua pelajaran penting: Brian Atwatermenggambarkan kinerja detektif dan sumberinformasi mengenai gempa dan tsunami pada bulanJanuari 1700 di Cascadia. Walter C. Dudley berbicaratentang tsunami di Hawaii dan perkembangansistem tanda peringatan.

Tsunami: Killer Wave, Born of Fire (10 menit)NOAA/PMEL.

Gambaran kerusakan tsunami dan kebakaran diKepulauan Okushiri, Jepang: grafis yang baik,penjelasan, dan informasi keselamatan. Dinarasikanoleh Dr. Eddie Bernard (dengan subtitle BahasaJepang).

SUMBER ACUAN

Page 115: Panduan Tsunami

Halaman 102

Waves of Destruction (60 menit)WNET Video Distribution

Episode dari seri “Savage Earth”. Tsunami disepanjang Pacific Rim.

Disasters Are Preventable (22 menit)USAID

Cara-cara untuk mengurangi kerusakan dariberagam bencana lewat persiapan dan pencegahan.

Tsunami: Surviving the Killer Waves (13 menit)DOGAMI

Ada dua versi, salah satunya dengan jeda yang berisidiskusi.

Raging Planet; Tidal Wave (50 menit)Diproduksi oleh Discovery Channel tahun 1997,video ini menunjukkan kota di Jepang yangmembangun dinding terhadap tsunami,pembicaraan dengan ilmuwan tentang prediksitsunami dan berisi kisah dari mereka yang selamat.

SUMBER ACUAN

Page 116: Panduan Tsunami

Halaman 103

Bibliografi

BIBLIOGRAFI

American Farmland Trust. Saving the Farm: A Handbookfor ConservingAgricultural Land. San Francisco: AmericanFarmland Trust, January 1990.

American Society of Civil Engineers, Task Committee onSeismic Evaluation and Design of Petrochemical Facilitiesof the Petrochemical Committee of the Energy Division ofASCE. Guidelines for Seismic Evaluation and DesignofPetrochemical Facilities. New York: ASCE, 1997.

Berke, Philip R. “Hurricane Vertical Shelter Policy: TheExperience of Two States.” Coastal Management 17, (3)(1989): 193-217.

Bernard, E.N., R.R. Behn, et al., “On Mitigating RapidOnset Natural Disasters:Project THRUST,” EOS Transac-tions, American Geophysical Union (June 14, 1998): 649-659.

Bernard, E.N., “Program Aims to Reduce Impact ofTsunamis on Pacific States,”EOS Transactions, AmericanGeophysical Union Vol. 79 (June 2, 1998): 258-263.

Boyce, Jon A. “Tsunami Hazard Mitigation: The AlaskanExperience Since 1964,” Master of Arts thesis, Depart-ment of Geography, University of Washington, 1985.

Camfield, Frederick E. “Tsunami Engineering,” UnitedStates Army Corps of Engineers, Waterways ExperimentStation, Vicksburg, MS, Special ReportNo. SR-6 (February1980).

California Department of Real Estate. A Real Estate Guide.Sacramento, 1997. Center of Excellence for SustainableDevelopment (http://www.sustainable.doe.gov)

Community Planning Program, Municipal and RegionalAssistance Division, Department of Community andEconomic Development, State of Alaska(http://www.dced.state.ak.us/mra/Mradplan.htm)

Department of Community, Trade, and EconomicDevelopment, State of Washington (http://www.cted.wa.gov)

Dudley, Walt. Tsunamis in Hawaii. Hilo, HI: Pacific TsunamiMuseum, 1999.

Dudley, Walter C. and Min Lee. Tsunami! Honolulu:University of Hawai’i Press, 1998.

Earthquake Engineering Research Institute, “Reconnais-sance Report on the Papua New Guinea Tsunami of July17, 1998,” EERI Special Earthquake Report(January 1998).

Page 117: Panduan Tsunami

Halaman 104

Federal Emergency Management Agency (FEMA) (http://www.fema.gov/)

Federal Emergency Management Agency. Coastal Con-struction Manual—Principles and Practices of Planning,Siting, Designing, Constructing, and Maintaining ResidentialBuildings in Coastal Areas. 3rd ed., 3 vol. (FEMA 55)Wash-ington, D.C.: FEMA, 2000.

Federal Emergency Management Agency. Multi-HazardIdentification and RiskAssessment: A Cornerstone of theNational Mitigation Strategy. Washington, DC: FEMA, 1997.

Foster, Harold D. Disaster Planning: The Preservation of Lifeand Property. New York: Springer-Verlag New York, Inc.,1980.

Governor’s Office of Planning and Research, State ofCalifornia. General Plan Guidelines, 1998 ed. Sacramento,1998.

Hawaii Coastal Zone Management Program, Office ofPlanning, Department of Business, Economic Develop-ment and Tourism, State of Hawaii (http://www.state.hi.us/dbedt/czm/index.html)

Honolulu, City and County of: Revised Ordinances of theCity and County ofHonolulu, Article 11. RegulationsWithin Flood Hazard Districts and Developments Adja-cent to Drainage Facilities.(http://www.co.honolulu.hi.us/refs/roh/16a11.htm)

Institute for Business and Home Safety. Summary of StateLand Use Planning Laws. Tampa, April 1998.

International Conference of Building Officials, 1998California Building Code(1997 Uniform Building Code).Whittier, 1997.

Kodiak Island Borough (http://www.kib.co.kodiak.ak.us/)

Lindell, Michael K. and Ronald W. Perry. BehavioralFoundations of CommunityEmergency Planning. Washing-ton, DC: Hemisphere Publishing Corporation, 1992.

McCarthy, Richard J., E.N. Bernard, and M.R. Legg, “TheCape Mendocino Earthquake: A Local Tsunami WakeupCall?” Coastal Zone ’93, Proceedings, 8th Symposium onCoastal and Ocean Management, New Orleans, July 19-23, 1993.

BIBLIOGRAFI

Page 118: Panduan Tsunami

Halaman 105

Mileti, Dennis S. Disasters by Design: A Reassessment ofNatural Hazards in the United States. Washington, DC:Joseph Henry Press, 1999.National Academy of Sciences.Earthquake Engineering Research—1982.Washington, DC:National Academy Press, 1982.

National Coastal Zone Management Program, Office ofOcean and CoastalResource Management, NationalOceanic and Atmospheric Administration(http://wave.nos.noaa.gov/programs/ocrm.html)

National Research Council. Ocean Studies Board, Sciencefor Decision-Making:Coastal and Marine Geology at the U.S.Geological Survey. Washington, DC:National AcademyPress, 1999.

1960 Chilean Tsunami (http://www.geophys.washington.edu/tsunami/general/historic/chilean60.html)

Oregon Department of Land Conservation and Develop-ment. A Citizen’sGuide to the Oregon Coastal ManagementProgram. Salem, March 1997. Department of LandConservation and Development (DLCD), State ofOregon(http://www.lcd.state.or.us)

Pacific Marine Environmental Laboratory, TsunamiHazard Mitigation: A Report to the Senate AppropriationsCommittee(http://www.pmel.noaa.gov/~bernard/senatec.html)

Pacific Marine Environmental Laboratory (PMEL)Tsunami Research Program(http://www.pmel.noaa.gov/tsunami/)

People for Open Space. Tools for the Greenbelt: A Citizen’sGuide to ProtectingOpen Space. People for Open Space, SanFrancisco, September 1985.

Petak, William J. and Arthur A. Atkisson. Natural HazardRisk Assessment and Public Policy: Anticipating the Unex-pected. New York: Springer-Verlag New York Inc., 1982.

Ruch, Carlton E., H. Crane Miller, Mark Haflich, NelsonM. Farber, Philip R.Berke, and Norris Stubbs. The Feasibil-ity of Vertical Evacuation. Monograph No. 52. Boulder:University of Colorado, Natural Hazards Research andApplications Information Center, 1991.

San Francisco Bay Conservation and DevelopmentCommission(http://ceres.ca.gov/bcdc/)

BIBLIOGRAFI

Page 119: Panduan Tsunami

Halaman 106

Schwab, Jim et al., “Planning for Post-Disaster Recoveryand Reconstruction,” Planning Advisory Service ReportNumber 483/484. Chicago: American Planning Associa-tion for the Federal Emergency Management Agency,December 1998.

Spangle, William and Associates, Inc., et al., Land UsePlanning AfterEarthquakes. Portola Valley, CA: WilliamSpangle and Associates, Inc., 1980.

Spangler, Byron D. and Christopher P. Jones, “Evaluationof Existing andPotential Hurricane Shelters,” Report No.SGR-68. Gainesville: University ofFlorida, Florida SeaGrant College Program, 1984.

Sprawl Watch Clearinghouse (http://www.sprawlwatch.org)

State of California, Department of Conservation, Divisionof Mines and Geology. Planning Scenario in Humboldt andDel Norte Counties, California, for a Great Earthquake on theCascadia Subduction Zone. Special Publication 115.Sacra-mento, 1995.

State of California, Governor’s Office of EmergencyServices. Findings andRecommendations for Mitigating theRisks of Tsunamis in California. Sacramento, September1997.

_________. Local Planning Guidance on Tsunami Response.Sacramento, May 2000.

State of Oregon, Oregon Emergency Management andOregon Department of Geology and Mineral Industries.Draft Tsunami Warning Systems and Procedures: Guidancefor Local Officials. Salem, undated.

Steinbrugge, Karl V. Earthquakes, Volcanoes, and Tsunamis:An Anatomy of Hazards. New York: Skandia AmericaGroup, 1982.

University of Tokyo, “A Quick Look Report on theHokkaido-Nansei-Oki Earthquake, July 12, 1993,” SpecialIssue July 1993 INCEDE newsletter, International Centerfor Disaster Mitigation Engineering, Institute of IndustrialScience, Tokyo.

Urban Regional Research for the National ScienceFoundation, Land Management in Tsunami Hazard Areas.1982.

BIBLIOGRAFI

Page 120: Panduan Tsunami

Halaman 107

Urban Regional Research for the National ScienceFoundation, Planning forRisk: Comprehensive Planning forTsunami Hazard Areas. 1988.

United States Army Corps of Engineers, Coastal Engineer-ing Manual, (in publication). (http://chl.wes.army.mil/library/publications)

United States Army Corps of Engineers: Coastal Engineer-ing Technical Notes (http://chl.wes.army.mil/library/publications/cetn)

United States Army Corps of Engineers. Shore ProtectionManual. 4th ed. 2 vols.Washington, DC: US Army Engi-neer Waterways Experiment Station, Coastal EngineeringResearch Center, US Government Printing Office, 1984.

Wallace, Terry C., “The Hazards from Tsunamis,” TsuInfoAlert, V. 2, No. 2.(March - April 2000).

Western States Seismic Policy Council, Tsunami HazardMitigation SymposiumProceedings, Ocean Point Resort,Victoria, BC, November 4, 1997. SanFrancisco, 1998.

BIBLIOGRAFI