11
Panel Hubung Recloser (PBO) A. Pengertian Recloser Recloser adalah pemutus balik otomatis secara fisik mempunyai kemampuan sebagai pemutus beban yang dapat bekerja secara otomatis untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat. Recloser atau Penutup balik otomatis (PBO) digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer atau permanen dan membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan. Urutan operasi Recloser: 1. Pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir melalui Recloser sangat besar sehingga menyebabkan kontak Recloser terbuka (trip) dalam operasi cepat (fast trip) Saklar dan Pengaman. 2. Kontak Recloser akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk memberikan waktu pada penyebab gangguan agar hilang, terutama gangguan yang bersifat temporer. 3. Jika gangguan bersifat permanen, Recloser akan membuka dan menutup balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci).

Panel Hubung Recloser

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panel Hubung Recloser

Panel Hubung Recloser (PBO)

A. Pengertian Recloser

Recloser adalah pemutus balik otomatis secara fisik mempunyai

kemampuan sebagai pemutus beban yang dapat bekerja secara otomatis untuk

mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung

singkat.

Recloser atau Penutup balik otomatis (PBO) digunakan sebagai pelengkap

untuk pengaman terhadap gangguan temporer atau permanen dan membatasi luas

daerah yang padam akibat gangguan.

Urutan operasi Recloser:

1.   Pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir melalui Recloser sangat

besar sehingga menyebabkan kontak Recloser  terbuka (trip) dalam

operasi cepat (fast trip) Saklar dan Pengaman.

2.   Kontak Recloser akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose

sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk

memberikan waktu pada penyebab gangguan agar hilang, terutama

gangguan yang bersifat temporer.

3.   Jika gangguan bersifat permanen, Recloser akan membuka dan menutup

balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci).

4. Setelah gangguan dihilangkan oleh petugas, baru Recloser dapat

dimasukkan kesistem.

B. Pemeliharaan Recloser  Sebagai Upaya Untuk Meminimalisir Gagal

Kontrol.

Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan untuk

mencegah terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan  untuk mendapatkan jaminan

bahwa suatu sistem/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya

meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakat. Pemeliharaan

Recloser  sangat perlu dilakukan untuk tetap menjaga kondisi peralatan Recloser

Page 2: Panel Hubung Recloser

serta komponen-komponen pada RTU tetap baik dan berfungsi dengan optimal.

Untuk itu  pemeliharaan Recloser dilakukan sesuai SOP, jadwal dan berkelanjutan

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan dilakukan pemeliharaan

recloser diharapkan mampu meminimalisir gagal kontrol.

C. Tahapan Pelaksanaan Pemeliharaan Recloser

                 Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan agar peralatan instalasi tenaga

listrik dapat beroperasi dengan kehandalan yang tinggi dan menghasilkan mutu

listrik yang baik sehingga kontinuitas pelayanan penyaluran tenaga listrik dapat

dicapai.

Tahapan kegiatan pemeliharaan dimulai dari :

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan awal dari kegiatan yang kita lakukan. Sebelum

melakukan pemeliharaan harus dilakukan perencanaan kegiatan apa saja yang

akan dilakukan dan bagaimana cara melakukan pekerjan pemeliharaan. Dalam

perencanaan ditekankan penggunaan SOP agar dalam pelaksanaannya tidak

terjadi hal yang tidak diinginkan.

2.      Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan Recloser harus dilaksanakan sesuai SOP

yang disepakati dalam perencanaan, agar pemeliharaan dapat berjalan dengan

baik.

3.      Pengujian

Setelah dilakukan pelaksanaan pemeliharaan, harus dilakukan pengujian.

Tujuan pengujian ini untuk memastikan peralatan dapat bekerja dengan baik tanpa

terjadi kendala atau masalah setelah dilakukan pemeliharaan.

4.      Analisa

Setelah dilakukan pengujian, permasalahan yang ditemukan harus di analisa apa

penyebabnya agar permasalahan tersebut dapat diperbaiki.

5.      Penelitian dan Pengembangan

Page 3: Panel Hubung Recloser

Penelitian dan pengembanban ini dilakukan untuk memperbaiki atau

menyelesaikan permasalahan yang sudah di analisa atau ditemukan penyebabnya.

Dengan dilakukannya tahapan kegiatan pemeliharaan yang baik maka kendala-

kendala operasi dapat diperkecil

D. Penerapan K2/K3 Pada Pemeliharaan Recloser

           Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah segala upaya atau langkah-

langkah instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk

mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi

masyarakat sekitar, serta kondisi ramah lingkungan , dalam arti tidak merusak

lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik. 

            Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya atau pemikiran dan

penerapannya yang ditunjukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

mumnya.       

Jadi penerapan K2/K3 dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sangatlah

penting untuk menghindari terjadinya suatu kecelakaan bagi pekerja, peralatan

listrik itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar.

Adapun alat perlindungan diri serta alat yang perlu dipersiapkan dalam

pelaksanaan pemeliharaan Recloser  adalah sebagai berikut : helm, wear pack,

sepatu tahan bentur, kaca mata, sarung tangan, tester 20 KV.

E. Langkah Langkah Pemeliharaan Recloser :

1. Mendownload Setingan RTU dan Modem

Mendownload data setingan dan event pada RTU adalah untuk mengetahui

event event apa saja yang pernah terjadi pada RTU tersebut dan untuk

memastikan setingannya sudah sesuai. Setelah mendownload setingan dan event

pada RTU selanjutnya mendownload setingan pada modem untuk mengetahui

kartu provider yang dipakai dan memastikan mendapatkan sinyal yang baik. Bila

sinyalnya rendah atau kurang baik maka akan dilakukan penggeseran tempat

antena atau penggantian kartu provider agar sinyalnya kembali baik dan bisa

Page 4: Panel Hubung Recloser

mengirimkan status RTU ke HMI dan agar bisa lancar apabila dilakukan control

pada switching.

Apabila settingan RTU dan Modem sudah sesuai dan sinyal modem juga

sudah bagus, diharapkan nantinya dapat memperkecil terjadinya gagal kontrol.

2. Menjaga Kebersihan Sekitar RTU yang meliputi:

1.      Pembersihan lingkungan di sekitar box panel RTU.

Pembersihan ini meliputi pembersihan rumput-rumput liar atau tanaman yang

mengganggu box panel. Pembersihan kertas kertas iklan yang menempel pada box

panel RTU.

2.      Pembersihan di dalam box panel RTU dari kemungkinan hewan-hewan yang

mengganggu yang dapat menyebabkan short sirkuit pada rangkaian RTU yang

dapat menyebabkan kerusakan.

3. Pengamatan Visual dan Thermovision Pada Jumperan Bushing

Recloser.

Pengamatan visual ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kelainan kelainan pada terminal bushing pada Recloser  serta jumperan pada

arrester,  VT maupun Fuse Cut Out. Thermovision dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar suhu pada titik titik jumperan. Suhu yang diperbolehkan maksimal

40° C. Apabila ditemukan suhu melebihi 40° C akan dilakukan penjadwalan ulang

untuk melakukan penggantian terminating pada jumperan yang panas tersebut.

Karena apabila ada titik panas yang melebihi 40°C akan menyebabkan kerusakan

pada kabel tersebut atau putus dan bisa menyebabkan terjadinya flash over.

4. Pengukuran Tahanan Pembumian

Tahanan pembumian atau grounding bertujuan untuk melepas muatan tegangan

lebih akibat sambaran petir dan juga untuk mencegah timbulnya atau terjadinya

tegangan sentuh yang membahayakan manusia pada saat terjadi gangguan tanah.

Pengukuran grounding ini dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya nilai

resistansi pada suatu peralatan. Jumlah grounding yang digunakan sebanyak 4

Page 5: Panel Hubung Recloser

titik yaitu Pembumian pada Arrester Primer, Pembumian pada Arrester Sekunder,

Pembumian pada body Recloser  dan Pembumian untuk Box Control Panel.

5. Pengukuran Tegangan Battere

Pengukuran tegangan battere dilakukan untuk memastikan tegangan

battere masih normal (24 VDC)  fungsinya untuk memback up suplay RTU jika

tegangan dari AC tidak ada.

(Terminal Battere)

·         Pengukuran tegangan battere dilakukan dengan menggunakan AVO meter.

Untuk mengukur Tegangan Murni Batere, Lepas Soket Batere yang terhubung

dengan Rangkaian Kontrol, kemudian lakukan pengukuran dengan AVO meter.

Apabila didapat tegangan ≥24V maka kondisi batere dalam keadaan baik.

·        Pengukuran tegangan battere juga bisa dilakukan dengan cara mematikan/

mencabut soket suplay tegangan AC, kemudian ukur pada terminal battere.

F. Pemeliharaan dan pengujian fungsi RTU

Pemeliharaan dan pengujian fungsi RTU ini dilakukan untuk menjaga RTU

berfungsi secara optimal. Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini

adalah:

1.          Pengecekan supply tegangan AC maupun DC pada RTU.

Tegangan AC didapat dari VT yang menurunkan tegangan dari 20 KV ke

220 VAC ataupun 110 VAC. Kemudian diturunkan menjadi 24VDC melalui

converter yang berfungsi sebagai supply RTU dan charger battery. Untuk

tegangan modemnya memakai tegangan 12 VDC dan ada juga 24 VDC yang

tegangan 12 VDC diperoleh dari tegangan 24 VDC yang di turunkan melalui

converter 12 VDC.

2.      Pengecekan tegangan battery

Battery berfungsi sebagai back up suplay RTU apabila sumber AC dari VT

hilang. Battery akan dicharger dari out put RTU selama tegangan AC masih ada

agar tegangan battery tidak drop atau turun dari tegangan normalnya. Tegangan

Page 6: Panel Hubung Recloser

standar battery yang masih bisa menghidupkan RTU sebesar 22 VDC , apabila

tegangan battery dibawah 22VDC maka dilakukan penggantian battery.

3. Pengecekan dan pengujian telesignaling

Pengujian telesignaling ini berfungsi untuk mengetahui bekerja atau

tidaknya fungsi remote  pada RTU. Pengujian telesignaling ini meliputi pengujian

ACF, DCF, status local remote, status hot line tag, status CB. ACF alarm apabila

tegangan dari AC tidak ada maka pada HMI atau Master station akan muncul

indikasi ACF/AC Failure. Begitu juga untuk DCF, apabila tegangan DC dari

battery tidak ada maka akan muncul indikasi DCF alarm.

G. Fungsi Recloser

Pada suatu gangguan permanen, recloser berfungsi memisahkan

daerah atau jaringan yang terganggu sistemnya secara cepat sehingga dapat

memperkecil daerah yang terganggu pada gangguan sesaat, recloser akan

memisahkan daerah gangguan secara sesaat sampai gangguan tersebut akan

dianggap hilang, dengan demikian recloser akan masuk kembali sesuai

settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara otomatis.

Untuk lebih lengkapnya dibawah ini adalah beberapa setting waktu

pada gangguan yang terjadi (PT.PLN (Persero) Cabang Surakarta : Recloser) :

1) Setting recloser terhadap gangguan prmanen

Interval       1 st                  :   5 detik

2 nd                 : 10 detik

Lock out          : 3X trip (reclose 2X)

Reset delay      : 90 detik

2) Setting recloser terhadp gangguan sesaat sama dengan gangguan

permanen yang membedakan adalah tidak ada trip ke 3.

H. Cara Kerja Recloser

Page 7: Panel Hubung Recloser

Waktu membuka dan menutup pada recloser dapat diatur pada kurva

karakteristiknya. Secara garis besarnya adalah sebagai berikut (PLN (Persero)

1997 : PBO) :

1. Arus yang mengalir normal bila tidak terjadi gangguan.

2. Ketika terjadi sebuah gangguan, arus yang mengalir melalui recloser

membuka dengan operasi “fast”.

3. Kontak recloser akan menutup kembali setelah beberapa detik, sesuai

setting yang ditentukan. Tujuan memberikan selang waktu adalah memberi

kesempatan agar gangguan tersebut hilang dari sistem, terutama gangguan

yang bersifat temporer.

4. Apabila yang terjadi adalah gangguan permanen, maka recloser akan

membuka dan menutup balik sesuai setting yang ditentukan dan kemudian

lock out.

5. Setelah gangguan permanen dibebaskan oleh petugas, baru dapat

dikembalikan pada keadaan normal.