18
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi 11: PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA PANEN PADI

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI . PANEN DAN PENGELOL… · pelatihan teknis budidaya padi bagi penyuluh pertanian dan babinsa panen dan pengelolaan

Embed Size (px)

Citation preview

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI

BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN

BABINSA

PANEN DAN PENGELOLAAN

PASCAPANEN PADI

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SDM PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

2015

Sesi 11: PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA PANEN PADI

Tujuan Berlatih :

Setelah selesai berlatih Peserta dapat :

1, Menjelaskan ciri – ciri tanaman padi siap di panen

2. Melaksanakan panen

3. Menjelaskan tahapan pasca panen

4. Melaksanakan pasca panen

Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)

Mutu dan produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh penanganan panen dan

pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat atau tidak

memenuhi syarat mengakibatkan mutu yang rendah dan kehilangan hasil,

sehingga produksi berkurang. Panen adalah suatu proses akhir dari tindakan

manusia dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya

akan terjadi perubahan secara fisiologis (contoh rasa, kandungan bahan kimia)

dan morphologis (contoh warna, ukuran, bentuk)..

Penanganan Pasca panen adalah tahapan/rangkaian kegiatan yang

dilakukan pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman

digunakan oleh konsumen dan atau diolalh lebih lanjut oleh industri

Kegiatan 1. Panen dan Pascapanen Padi

Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek panen (menentukan waktu

panen dan cara panen) dan pascapanen (tahapan pascapanen meliputi

perontokan, pengeringan, pembersihan, pengepakan, penyimpanan) dengan

hamper disetiap tahapan terdapat pengangkutan yang berpotensi kehilangan

hasil.

Kegiatan ini berkaitan dengan produksi dan mutu hasil.

Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah

3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih

ketua kelompok..

Langkah kegiatan

Langkah kegiatan

Uraian Alat bantu

1. Panen

Langkah 1

1. Ambil lokasi sesuai nomer kelompok.

2. Amati lahan pertanaman padi

3. Catat ciri-ciri tanaman padi siap panen

a. Bulir (90-95%) sudah menguning.

b. Usia sudah cukup berdasarkan deskripsi varietas

c. Kadar air bulir padi berkisar 21 % - 26%

4. Diskusikan hasil pengamatan ciri-ciri tanaman padi siap dipanen

Gambar 1 : Ciri- ciri tanaman padi siap panen

Langkah 2 1. Tentukan petakan yang siap dipanen

2. Tentukan alat panen yang akan digunakan

3. Tentukan teknik potong panen yang sesuai dengan teknik perontokan yang akan digunakan kelak ( potong atas, potong tengah atau potong bawah)

4. Lakukan pemanenan dengan benar, gunakan alas untuk tempat menumpuk padi yang belum dirontok.

Gambar 2. Alat panen

Gambar 3. Panen potong

Bawah

Gambar 4. Teknik mengumpulkan potongan jerami siap dirontok yang benar

1. Pascapanen

Langkah 3 1. Lakukan perontokan sesuai dengan teknik yang ditetapkan : Gebot, pedal thresher atau power thresher.

2. Apapun teknik yang diambil, lakukan dengan sebaik mungkin dengan dengan tujuan

menekan kehilangan hasil

Gambar 5. Teknik merontok “gebot”

Gambar 6. Merontok dengan power

thresher

Langkah 4 1. Lakukan pengeringan

gabah dengan benar

Gambar 7. Mengeringkan gabah di lantai

jemur

Langgkah 5 1. Lakukan pembersihan

gabah yang telah

dirontok baik secara

manual atau dengan

winower

Gambar 7. Membersihkan gabah dengan

winower

Langkah 6 1. Karungi gabah yang

telah bersih

2. Angkut dan simpan

dengan benar

Gambar 8. Karungi gabah, angkut dan

simpan

KEGIATAN 2. Refleksi Kegiatan Praktek

Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga

memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut :

1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan keseluruhan praktek yang peserta

lakukan (masukkan dalam table 1)

2. Presentasikan hasil diskusi kelompok Simpulkan hasil presentasi

Tabel 1. Pengaruh panen dan pasca panen terhadap mutu dan produksi

No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi

Pengaruh terhadap mutu

Kesimpulan

I. Panen

1. Penentuan waktu panen

2. Melaksanakan panen

II Pascapanen

1. Perontokan

2. Pengeringan

3. Pembersihan dan Sortasi

4. Pengemasan

5. Penyimpanan

Kesimpulan panen dan pasca panen

Kegiatan 3. Rencana Aksi

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan panen dan

pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing

Langkah kegiatan

Langkah kegiatan Uraian Alat bantu

Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang panen dan pengelolaan pascapanen

Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi Tabel rencana aksi

perbaikan panen dan pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing

Rencana aksi perbaikan panen dan pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing

No Kegiatan yang akan

diperbaiki

Waktu Tempat Pelaksana Keterangan

I Panen :

1. Penentuan

saat panen

2. Panen

II Pascapanen

1. Perontokan

2

3.

4

5

6

.........................: 2015

Penyusun

...........................................................................

Lembar Informasi

Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada

1. lembar informasi ini.

2. Vidio

Panen dan Pasca Panen Padi

Menentukan waktu panen.

Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan pemanenan padi

adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah

kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan menguntungkan

dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen

yang tidak tepat.

Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif, sedang saat

panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras. Panen harus dilakukan bila bulir

padi sudah cukup dianggap masak. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari

gabah maupun beras.

Adapun tanda-tanda padi siap panen adalah:

a. 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering

b. Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)

c. Kadar air berkisar 21 – 26 %

d. Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas malai dengan

tangan).

Gambar 1. Gambar padi siap panen

Peralatan panen padi.

Peralatan panen padi yang digunakan adalah :

• Ani-ani

• Sabit biasa

• Sabit bergerigi

• Mesin pemanen padi seperti Reaper

• Karung goni/ sak

• Tali

Gambar 2. Sabit biasa dan sabit bergerigi

Gambar 3. Gambar mesin pemanen (Reaper).

Cara panen.

Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.

• Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok dan

tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.

• Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong

atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.

• Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan cara

dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher.

• Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya

menggunakan mesin perontok.

Gambar 4. Panen potong bawah.

Potong dengan arit dengan ketinggian

20 cm dari permukaan tanah. Biasanya

digunakan bila menggunakan alat

perontok banting atau pedal tresher

dan postor tanaman rendah.

Gambar 5. Pemanenen dengan ani-ani

Ini biasa digunakan pada padi local

yang mempunyai postur tanaman tinggi

Mengumpulkan hasil panen padi ke tempat perontokan.

Padi setelah dilakukan pemanenen segera dilakukan pengumpulan ke suatu tempat yang dekat

dengan alat perontokan. Ditempat pengumpulan diberi alas dengan menggunakan terpal dengan

tujuan untuk menekan kehilangan hasil.

Gambar 6. Cara pengumpulan padi.

Gambar 7: Pengumpulan padi (Gambar kiri salah, Gambar kanan benar)

Perontokan Padi.

Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau memanen.

Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya. Pada saat dilakukan

perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan yakni:

a. Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen.

b. Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas, untuk alas

dapat dipakai plastic, anyaman bambu atau tikar.

Menurut Agus Andoko, 2002, setelah padi dipanen gabah harus segera dirontokkan malainya.

Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di halaman rumah. Perontokan ini dapat

dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan alat mesin.

Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan kontribusi cukup

berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan, untuk itu diperlukan suatu usaha

mencari alternative perontokan yang tepat sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah

bermutu dan kehilangan hasil yang kecil.

Berdasarkan hasil penelitian BPS ternyata besarnya kehilangan hasil selama perontokan

dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain varietas padi, alat atau cara perontokan dan alas

perontokan, tempat perontokan serta pelaku prontokan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Pengaruh beberapa cara dan alat perontokan terhadap tingkat kehilangan hasil

No Kegiatan-kegiatan Tingkat Kehilangan hasil

1

2

3

4

5

6

Iles/injak-injak

Pukul/geding

Banting/gebat tanpa tirai

Banting/gebat dengan tirai

Pedal Tresher

Power Tresher

- TH-6-quick 1

- TH-6-quick 2

Modifikasi TH-6-Aceh 1

Modifikasi TH-6-Aceh 2

3,99 %

4,54 %

6,4 – 12,3 %

4,45 – 5,06 %

Belum ada data

0,84 %

1,54 %

0,34 %

0,64 %

Perontokan padi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin, sedangkan. Cara

perontokan padi yaitu (1) diiles/diinjak, (2) pukul (gedig), (3) banting (gebot), (4) pedal tresher/

mesin perontok/power tresher.

Perontokan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Cara perontokan dengan diinjak-injak/diiles

Untuk pekerjaan ini harus disediakan terlebih dahulu alas tikar (tikar atau lembar anyaman

bambu), tempatkan potongan-potongan tangkai gabah diatasnya. Selanjutnya diinjek-injak

(diiles) sehingga gabah-gabah terlepas dari tangkainya, tangkai kemudian dipisahkan dari

gabahnya. Dapat juga dibuat meja pengiles dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter,

bagian atasnya diberi lubang-lubang dan sisinya agak ditinggikan untuk menahan gabah

berjatuhan ke bawah sampai dibawah meja disiapkan tikar atau lembar anyaman bambu

sebagai penampung gabah-gabah yang berjatuhan melalui lubang-lubang tadi.

Potongan-potongan cabang padi ditempatkan di atas meja, lalu diinjak-injak atau diiles

sehingga gabah terlepas dan jatuh kebawah melalui lubang-lubang meja, dengan cara

demikian sekaligus dapat dipisahkan antara gabah-gabah dengan jerami/batang padi.

b. Cara perontokan dengan dipukul dan dibanting

Untuk pekerjaan perontokan dengan dipukul dan dibanting selain diberi pengalas tikar atau

lembar anyaman bambu, sekeliling alas itu dikelilingi lembaran plastic atau tikar. Dengan

demikian pada waktu pembantingan atau dipukulkan, jarang sekali bulir-bulir gabah yang akan

terlempar keluar pembatas, sehingga kehilangan gabah dapat ditekan/dicegah.

Gambar 8. Merontok padi dengan cara dipukul atau dibanting yang benar

c. Cara perontokan dengan menggunakan power tresher

Perontokan dengan tresher merupakan perontokan yang dilakukan secara mekanis. Tresher

dapat berupa tresher yang digerakkan dengan tenaga manusia dan digerakkan dengan

tenaga listrik atau combine. Dengan cara ini dapat mengurangi kehilangan hasil dan

meningkatkan mutu gabah dan tidak merusak gabah jika digunakan untuk benih. Setelah

gabah dirontokan segera dilakukan pembersihan untuk menghilangkan benda asing, bulir

hampa (kosong) dan kotoran lainnya sehingga dapat memperpanjang daya simpan, juga

mempertinggi efisiensi pengolahan hasil serta harga penjualan.

Pembersihan gabah

Pembersihan adalah proses pemisahan bahan dari benda asing, kotoran lainnya yang akan

merusak benih/gabah saat disimpan.

Maksud pembersihan.

a.. Memperkecil waktu dan biaya pengeringan

b. Menghindari memburuknya gabah selama penyimpanan

c. Menghindari bahan dari kerusakan conveying dan penggilingan

d. Menghindari bahan dari penurunan grade

e. Memperkecil kebutuhan penyimpanan

Gambar 9. Gumbaan Alat pembersih gabah

Pengeringan Gabah

Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha

mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen berkisar antara 20 – 25 %,

sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan cara pengeringan sampai gabah mencapai kadar

air maksimum 14 %.

Tujuan pengeringan adalah agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan, rendeman giling dan

mutu tetap baik. Untuk mencapai tujuan tersebut sebaiknya pengeringan dilakukan segera setelah

pemanenan dan perontokan untuk mencegah butir kuning.

Pengeringan gabah umumnya dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar matahari, tetapi jika

panen terjadi musim hujan disarankan menggunakan alat pengering buatan seperti mesin

pengering (drayer) atau silo pengering.

Sebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan bahwa tempat

penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari, bebas dari

genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya.

b. Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang.

c. Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 – 7 cm dan

dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu atau

bambu. Bila menggunakan alas jemur, jangan menggunakan terpal berbahan plastik

karena dapat mempengaruhi peningkatan kadar air.

d. Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 16.00

e. Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap dibiarkan diatas

jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan plastic, terpal, untuk menghindari

hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya

gabah diusahakan dalam ruangan dengan memakai alas tikar atau plastic.

Gambar 10. Tempat penjemuran gabah

Setelah dijemur selesai (pukul 16.00) gabah dapat dimasukkan ke karung dan disimpan dalam

ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika volumenya besar gabah dapat dibiarkan di luar,

tetapi harus ditumpuk dan ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan.

Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan diperoleh gabah

dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalu lama dapat berakibat gabah banyak

yang pecah saat penggilingan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan.

a. Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan

b. Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari gangguan

ayam atau unggas lainnya.

c. Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat dipanaskan pada

ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapat digunakan lampu petromaks

atau sumber panas yang lain. Tebal hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga

harus tetap dilakukan.

Penyimpanan Gabah

Tujuan penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penyediaan bahan pangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah:

a. Gabah yang disimpan dengan kadar air maksimum 14 % bersih dari kotoran, gabah

hampa maksimal 3 %.

b. Menggunakan wadah karung yang bersih dan bebas hama.

c. Gudang atau lumbung penyimpanan diusahakan agar dibangun memanjang dari arah

timur barat. Untuk menghindari luasnya dinding yang terkena sinar matahari terlalu lama,

sehingga gudang cukup sejuk.

d. Gudang atau lumbung harus dibersihkan dari hama gudang dan disemprot dengan

insektisida yang telah dianjurkan, termasuk dari serangan tikus.

e. Sirkulasi udara cukup baik guna menjaga kelembaban dan suhu yang seragam.

f. Jika lantai gudang dibuat dari semen, maka harus menggunakan alas kayu, guna

menghindari kontak langsung antara wadah gabah dengan lantai semen.

g. Dinding gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghindari hama bersembunyi.

Gabah yang akan disimpan harus memiliki kadar air maksimal 14 %. Gudang tempat penyimpanan

sebaiknya berlantai semen, kering serta diberi alas kayu dengan ketinggian kira-kira 15 cm. Jadi

karung tempat gabah tidak akan bersentuhan langsung dengan lantai, dan peredaranudara

dibawah karung dapat berlangsung dengan baik. Gudangpun harus memiliki lubang udara yang

cukup, sedangkan gabah yang akan digunakan sebagai benih harus dipilih yang benar-benar baik.

Kadar air perlu diturunkan lagi menjadi 11 % dengan cara dijemur lagi satu hari. Kemudian gabah

dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastic dengan ukuran kecil dan kantong ini dimasukkan ke

dalam blek atau kaleng, dan ditutup sampai kedap udara menggunakan lilin. Sedangkan

penyimpanan beras sebelum dikonsumsi atau dijual, beras disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Penyimpanan dengan teknik yang baik dapat memperpanjang daya simpan dan pencegahan

kerusakan beras. Penyimpanan beras umumnya menggunakan pengemas, yang berfungsi sebagai

wadah untuk melindungi beras dari kontaminasi, dan mempermudah dalam pengangkutan.

Penyimpanan dengan pengemas yang terbuat dari poli propilen dan polietilen densitas tinggi

memperpanjang daya simpan beras dan lebih baik dibanding karung dan kantong plastik.

Gambar : 11 : Penyimpanan gabah/beras

SELAMAT MENIKMATI VIDIO

PANEN DAN PENGELOLAAN

PASCA PANEN PADI