Upload
hoangnga
View
247
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN
BABINSA
PANEN DAN PENGELOLAAN
PASCAPANEN PADI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
Sesi 11: PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA PANEN PADI
Tujuan Berlatih :
Setelah selesai berlatih Peserta dapat :
1, Menjelaskan ciri – ciri tanaman padi siap di panen
2. Melaksanakan panen
3. Menjelaskan tahapan pasca panen
4. Melaksanakan pasca panen
Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)
Mutu dan produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh penanganan panen dan
pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat atau tidak
memenuhi syarat mengakibatkan mutu yang rendah dan kehilangan hasil,
sehingga produksi berkurang. Panen adalah suatu proses akhir dari tindakan
manusia dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya
akan terjadi perubahan secara fisiologis (contoh rasa, kandungan bahan kimia)
dan morphologis (contoh warna, ukuran, bentuk)..
Penanganan Pasca panen adalah tahapan/rangkaian kegiatan yang
dilakukan pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman
digunakan oleh konsumen dan atau diolalh lebih lanjut oleh industri
Kegiatan 1. Panen dan Pascapanen Padi
Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek panen (menentukan waktu
panen dan cara panen) dan pascapanen (tahapan pascapanen meliputi
perontokan, pengeringan, pembersihan, pengepakan, penyimpanan) dengan
hamper disetiap tahapan terdapat pengangkutan yang berpotensi kehilangan
hasil.
Kegiatan ini berkaitan dengan produksi dan mutu hasil.
Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah
3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih
ketua kelompok..
Langkah kegiatan
Langkah kegiatan
Uraian Alat bantu
1. Panen
Langkah 1
1. Ambil lokasi sesuai nomer kelompok.
2. Amati lahan pertanaman padi
3. Catat ciri-ciri tanaman padi siap panen
a. Bulir (90-95%) sudah menguning.
b. Usia sudah cukup berdasarkan deskripsi varietas
c. Kadar air bulir padi berkisar 21 % - 26%
4. Diskusikan hasil pengamatan ciri-ciri tanaman padi siap dipanen
Gambar 1 : Ciri- ciri tanaman padi siap panen
Langkah 2 1. Tentukan petakan yang siap dipanen
2. Tentukan alat panen yang akan digunakan
3. Tentukan teknik potong panen yang sesuai dengan teknik perontokan yang akan digunakan kelak ( potong atas, potong tengah atau potong bawah)
4. Lakukan pemanenan dengan benar, gunakan alas untuk tempat menumpuk padi yang belum dirontok.
Gambar 2. Alat panen
Gambar 3. Panen potong
Bawah
Gambar 4. Teknik mengumpulkan potongan jerami siap dirontok yang benar
1. Pascapanen
Langkah 3 1. Lakukan perontokan sesuai dengan teknik yang ditetapkan : Gebot, pedal thresher atau power thresher.
2. Apapun teknik yang diambil, lakukan dengan sebaik mungkin dengan dengan tujuan
menekan kehilangan hasil
Gambar 5. Teknik merontok “gebot”
Gambar 6. Merontok dengan power
thresher
Langkah 4 1. Lakukan pengeringan
gabah dengan benar
Gambar 7. Mengeringkan gabah di lantai
jemur
Langgkah 5 1. Lakukan pembersihan
gabah yang telah
dirontok baik secara
manual atau dengan
winower
Gambar 7. Membersihkan gabah dengan
winower
Langkah 6 1. Karungi gabah yang
telah bersih
2. Angkut dan simpan
dengan benar
Gambar 8. Karungi gabah, angkut dan
simpan
KEGIATAN 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga
memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut :
1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan keseluruhan praktek yang peserta
lakukan (masukkan dalam table 1)
2. Presentasikan hasil diskusi kelompok Simpulkan hasil presentasi
Tabel 1. Pengaruh panen dan pasca panen terhadap mutu dan produksi
No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi
Pengaruh terhadap mutu
Kesimpulan
I. Panen
1. Penentuan waktu panen
2. Melaksanakan panen
II Pascapanen
1. Perontokan
2. Pengeringan
3. Pembersihan dan Sortasi
4. Pengemasan
5. Penyimpanan
Kesimpulan panen dan pasca panen
Kegiatan 3. Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan panen dan
pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing
Langkah kegiatan
Langkah kegiatan Uraian Alat bantu
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang panen dan pengelolaan pascapanen
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi Tabel rencana aksi
perbaikan panen dan pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing
Rencana aksi perbaikan panen dan pengelolaan pascapanen di wilayah masing-masing
No Kegiatan yang akan
diperbaiki
Waktu Tempat Pelaksana Keterangan
I Panen :
1. Penentuan
saat panen
2. Panen
II Pascapanen
1. Perontokan
2
3.
4
5
6
.........................: 2015
Penyusun
...........................................................................
Lembar Informasi
Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada
1. lembar informasi ini.
2. Vidio
Panen dan Pasca Panen Padi
Menentukan waktu panen.
Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan pemanenan padi
adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah
kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan menguntungkan
dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen
yang tidak tepat.
Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif, sedang saat
panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras. Panen harus dilakukan bila bulir
padi sudah cukup dianggap masak. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari
gabah maupun beras.
Adapun tanda-tanda padi siap panen adalah:
a. 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering
b. Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)
c. Kadar air berkisar 21 – 26 %
d. Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas malai dengan
tangan).
Gambar 1. Gambar padi siap panen
Peralatan panen padi.
Peralatan panen padi yang digunakan adalah :
• Ani-ani
• Sabit biasa
• Sabit bergerigi
• Mesin pemanen padi seperti Reaper
• Karung goni/ sak
• Tali
Gambar 2. Sabit biasa dan sabit bergerigi
Gambar 3. Gambar mesin pemanen (Reaper).
Cara panen.
Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.
• Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok dan
tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.
• Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong
atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.
• Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan cara
dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher.
• Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya
menggunakan mesin perontok.
Gambar 4. Panen potong bawah.
Potong dengan arit dengan ketinggian
20 cm dari permukaan tanah. Biasanya
digunakan bila menggunakan alat
perontok banting atau pedal tresher
dan postor tanaman rendah.
Gambar 5. Pemanenen dengan ani-ani
Ini biasa digunakan pada padi local
yang mempunyai postur tanaman tinggi
Mengumpulkan hasil panen padi ke tempat perontokan.
Padi setelah dilakukan pemanenen segera dilakukan pengumpulan ke suatu tempat yang dekat
dengan alat perontokan. Ditempat pengumpulan diberi alas dengan menggunakan terpal dengan
tujuan untuk menekan kehilangan hasil.
Gambar 6. Cara pengumpulan padi.
Gambar 7: Pengumpulan padi (Gambar kiri salah, Gambar kanan benar)
Perontokan Padi.
Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau memanen.
Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya. Pada saat dilakukan
perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan yakni:
a. Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen.
b. Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas, untuk alas
dapat dipakai plastic, anyaman bambu atau tikar.
Menurut Agus Andoko, 2002, setelah padi dipanen gabah harus segera dirontokkan malainya.
Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di halaman rumah. Perontokan ini dapat
dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan alat mesin.
Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan kontribusi cukup
berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan, untuk itu diperlukan suatu usaha
mencari alternative perontokan yang tepat sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah
bermutu dan kehilangan hasil yang kecil.
Berdasarkan hasil penelitian BPS ternyata besarnya kehilangan hasil selama perontokan
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain varietas padi, alat atau cara perontokan dan alas
perontokan, tempat perontokan serta pelaku prontokan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Pengaruh beberapa cara dan alat perontokan terhadap tingkat kehilangan hasil
No Kegiatan-kegiatan Tingkat Kehilangan hasil
1
2
3
4
5
6
Iles/injak-injak
Pukul/geding
Banting/gebat tanpa tirai
Banting/gebat dengan tirai
Pedal Tresher
Power Tresher
- TH-6-quick 1
- TH-6-quick 2
Modifikasi TH-6-Aceh 1
Modifikasi TH-6-Aceh 2
3,99 %
4,54 %
6,4 – 12,3 %
4,45 – 5,06 %
Belum ada data
0,84 %
1,54 %
0,34 %
0,64 %
Perontokan padi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin, sedangkan. Cara
perontokan padi yaitu (1) diiles/diinjak, (2) pukul (gedig), (3) banting (gebot), (4) pedal tresher/
mesin perontok/power tresher.
Perontokan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Cara perontokan dengan diinjak-injak/diiles
Untuk pekerjaan ini harus disediakan terlebih dahulu alas tikar (tikar atau lembar anyaman
bambu), tempatkan potongan-potongan tangkai gabah diatasnya. Selanjutnya diinjek-injak
(diiles) sehingga gabah-gabah terlepas dari tangkainya, tangkai kemudian dipisahkan dari
gabahnya. Dapat juga dibuat meja pengiles dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter,
bagian atasnya diberi lubang-lubang dan sisinya agak ditinggikan untuk menahan gabah
berjatuhan ke bawah sampai dibawah meja disiapkan tikar atau lembar anyaman bambu
sebagai penampung gabah-gabah yang berjatuhan melalui lubang-lubang tadi.
Potongan-potongan cabang padi ditempatkan di atas meja, lalu diinjak-injak atau diiles
sehingga gabah terlepas dan jatuh kebawah melalui lubang-lubang meja, dengan cara
demikian sekaligus dapat dipisahkan antara gabah-gabah dengan jerami/batang padi.
b. Cara perontokan dengan dipukul dan dibanting
Untuk pekerjaan perontokan dengan dipukul dan dibanting selain diberi pengalas tikar atau
lembar anyaman bambu, sekeliling alas itu dikelilingi lembaran plastic atau tikar. Dengan
demikian pada waktu pembantingan atau dipukulkan, jarang sekali bulir-bulir gabah yang akan
terlempar keluar pembatas, sehingga kehilangan gabah dapat ditekan/dicegah.
Gambar 8. Merontok padi dengan cara dipukul atau dibanting yang benar
c. Cara perontokan dengan menggunakan power tresher
Perontokan dengan tresher merupakan perontokan yang dilakukan secara mekanis. Tresher
dapat berupa tresher yang digerakkan dengan tenaga manusia dan digerakkan dengan
tenaga listrik atau combine. Dengan cara ini dapat mengurangi kehilangan hasil dan
meningkatkan mutu gabah dan tidak merusak gabah jika digunakan untuk benih. Setelah
gabah dirontokan segera dilakukan pembersihan untuk menghilangkan benda asing, bulir
hampa (kosong) dan kotoran lainnya sehingga dapat memperpanjang daya simpan, juga
mempertinggi efisiensi pengolahan hasil serta harga penjualan.
Pembersihan gabah
Pembersihan adalah proses pemisahan bahan dari benda asing, kotoran lainnya yang akan
merusak benih/gabah saat disimpan.
Maksud pembersihan.
a.. Memperkecil waktu dan biaya pengeringan
b. Menghindari memburuknya gabah selama penyimpanan
c. Menghindari bahan dari kerusakan conveying dan penggilingan
d. Menghindari bahan dari penurunan grade
e. Memperkecil kebutuhan penyimpanan
Gambar 9. Gumbaan Alat pembersih gabah
Pengeringan Gabah
Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha
mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen berkisar antara 20 – 25 %,
sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan cara pengeringan sampai gabah mencapai kadar
air maksimum 14 %.
Tujuan pengeringan adalah agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan, rendeman giling dan
mutu tetap baik. Untuk mencapai tujuan tersebut sebaiknya pengeringan dilakukan segera setelah
pemanenan dan perontokan untuk mencegah butir kuning.
Pengeringan gabah umumnya dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar matahari, tetapi jika
panen terjadi musim hujan disarankan menggunakan alat pengering buatan seperti mesin
pengering (drayer) atau silo pengering.
Sebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan bahwa tempat
penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari, bebas dari
genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya.
b. Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang.
c. Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 – 7 cm dan
dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu atau
bambu. Bila menggunakan alas jemur, jangan menggunakan terpal berbahan plastik
karena dapat mempengaruhi peningkatan kadar air.
d. Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 16.00
e. Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap dibiarkan diatas
jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan plastic, terpal, untuk menghindari
hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya
gabah diusahakan dalam ruangan dengan memakai alas tikar atau plastic.
Gambar 10. Tempat penjemuran gabah
Setelah dijemur selesai (pukul 16.00) gabah dapat dimasukkan ke karung dan disimpan dalam
ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika volumenya besar gabah dapat dibiarkan di luar,
tetapi harus ditumpuk dan ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan.
Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan diperoleh gabah
dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalu lama dapat berakibat gabah banyak
yang pecah saat penggilingan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan.
a. Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan
b. Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari gangguan
ayam atau unggas lainnya.
c. Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat dipanaskan pada
ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapat digunakan lampu petromaks
atau sumber panas yang lain. Tebal hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga
harus tetap dilakukan.
Penyimpanan Gabah
Tujuan penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penyediaan bahan pangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah:
a. Gabah yang disimpan dengan kadar air maksimum 14 % bersih dari kotoran, gabah
hampa maksimal 3 %.
b. Menggunakan wadah karung yang bersih dan bebas hama.
c. Gudang atau lumbung penyimpanan diusahakan agar dibangun memanjang dari arah
timur barat. Untuk menghindari luasnya dinding yang terkena sinar matahari terlalu lama,
sehingga gudang cukup sejuk.
d. Gudang atau lumbung harus dibersihkan dari hama gudang dan disemprot dengan
insektisida yang telah dianjurkan, termasuk dari serangan tikus.
e. Sirkulasi udara cukup baik guna menjaga kelembaban dan suhu yang seragam.
f. Jika lantai gudang dibuat dari semen, maka harus menggunakan alas kayu, guna
menghindari kontak langsung antara wadah gabah dengan lantai semen.
g. Dinding gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghindari hama bersembunyi.
Gabah yang akan disimpan harus memiliki kadar air maksimal 14 %. Gudang tempat penyimpanan
sebaiknya berlantai semen, kering serta diberi alas kayu dengan ketinggian kira-kira 15 cm. Jadi
karung tempat gabah tidak akan bersentuhan langsung dengan lantai, dan peredaranudara
dibawah karung dapat berlangsung dengan baik. Gudangpun harus memiliki lubang udara yang
cukup, sedangkan gabah yang akan digunakan sebagai benih harus dipilih yang benar-benar baik.
Kadar air perlu diturunkan lagi menjadi 11 % dengan cara dijemur lagi satu hari. Kemudian gabah
dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastic dengan ukuran kecil dan kantong ini dimasukkan ke
dalam blek atau kaleng, dan ditutup sampai kedap udara menggunakan lilin. Sedangkan
penyimpanan beras sebelum dikonsumsi atau dijual, beras disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Penyimpanan dengan teknik yang baik dapat memperpanjang daya simpan dan pencegahan
kerusakan beras. Penyimpanan beras umumnya menggunakan pengemas, yang berfungsi sebagai
wadah untuk melindungi beras dari kontaminasi, dan mempermudah dalam pengangkutan.
Penyimpanan dengan pengemas yang terbuat dari poli propilen dan polietilen densitas tinggi
memperpanjang daya simpan beras dan lebih baik dibanding karung dan kantong plastik.