Paparan Antara KASIBA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paparan Antara KASIBA.

Citation preview

  • Kementerian Perumahan Rakyat

  • Latar Belakang FGD Kebijakan Pengembangan Kasiba dan LisibaPermasalahan Emperik Pengembangan Kasiba dan LisibaRekomendasi Amandemen Kasiba dan Lisiba

    Sistematika Pembahasan

  • Pendahuluan

  • Sejak diterbitkannya PP No 80 Tahun 1999 tentang KASIBA dan LISIBA BS, telah ditetapkan sebanyak 112 Kasiba dan Lisiba BS melalui SK Walikota/Bupati, dan tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil monitoring, sebagian besar Kasiba dan Lisiba BS (bahkan dapat dikatakan semuanya) belum berjalan sebagaimana yang diharapkanfaktor yang menyebabkan belum berjalannya Kasiba dan Lisiba BS seperti yang diharapkan dalam PP No 80 tahun 1999 adalah Kondisi perekonomian Negara yang sangat menurun akibat krisis moneter 1998, mungkin merupakan salah satu penyebabnya, atau mungkin pembebasan tanah dalam skala besar yang sulit diwujudkan karena menyangkut keperluan penyediaan biaya yang tidak kecil, sehingga perlu dicari terobosan guna memungkinkan penyediaan lahan untuk pembangunan perumahan tanpa mengeluarkan biaya besar.

  • Maksud kegiatan ini terlaksananya Penyusunan Naskah Akademis Rancangan PP Amandemen PP 80/99 tentang Kasiba/Lisiba BS sesuai UU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai upaya dalam membantu pemerinah daerah dalam penetapan kasiba/lisiba bs agar sesuai dengan UU No. 1 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

    Tujuan tersedia bahan perumusan kebijakan dalam rangka pelaksanaan Kasiba yang telah disesuaikan dengan UU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersusunnya Naskah Akademik mengenai konsep Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Amandemen Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS.

  • Perumusan potensi dan permasalahan pelaksanaan Badan Pengelola di sasaran lokasi kegiatan serta pelaksanaan Kasiba/Lisiba BS sesuai dengan amanat UU No 1 tahun 2011Perumusan diskusi dan Focus group discussion (FGD)Melaksanakan diskusi dan FGD baik dengan aparatur pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkait dengan RPP Amandemen PP 80/99 tentang Kasiba/Lisiba BS sesuai UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.Merumuskan hasil diskusi/FGD mengenai RPP Amandemen PP 80/99 tentang Kasiba/Lisiba BS sesuai UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.Menyusun dokumen Penyusunan Naskah Akademis RPP Amandemen PP 80/99 tentang Kasiba/Lisiba BS sesuai UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.Penyusunan Naskah Akademis RPP Amandemen PP 80/99 tentang Kasiba/Lisiba BS sesuai UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  • Peraturan Pemerintah Amandemen PP Nomor 80 Tahun 1999 Tentang Kasiba/Lisiba BS Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUU 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalUndang-undang No 26 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah Daerah propinsi dan pemerintah Kabupaten dan Kota Permenpera No 2 Permen/M/2009 Tentang Tata Cara pelaksanaan Bantuan stimulant Prasarana dan utilitas perumahan dan permukimanPermendagri No 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahaan prasarana Sarana dan utilitas perumahan dan permukiman DaerahPermen No 10 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang

  • Kebijakan Pengembangan Kasiba dan Lisiba

  • Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman dengan melibatkan masyarakat (partisipatif) sebagai pelaku utamaMewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakatMewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan guna mendukung pengembangan jatidiri, kemandirian, dan produktivitas masyarakatKebijakan Dan Strategi Nasional Perumahan Dan Permukiman

  • Memberdayakan komunitas permukiman kumuh melalui pengembangan kegiatan permukiman yang sehat dan produktif,Meningkatkan kapasitas pengelolaan kawasan permukiman kumuh, dengan melibatkan dan memberdayakan pelaku-pelaku lokal seperti Pemerintah Daerah dengan segenap jajaran instansi teknisnya, LSM, Perguruan Tinggi, Kelompok Masyarakat dan Konsultan Pembangunan.Menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana dasar serta fasos dan fasum permukiman yang memadai untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh, sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas infrastruktur dan sistem penyediaannya.Memberdayakan sistem penyediaan perumahan sewa di lingkungan permukiman kumuh seiring dengan penataan permukiman kumuh.

    Arah Kebijakan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

  • Penanganan PSU di kawasan perumahan yang baru.Upaya keterpaduan preventif dilaksanakan seluruh pemangku kepentingan yang akan membuka kawasan perumahan baru, baik berskala besar (Kasiba, Lisiba dan Lisiba BS) maupun kawasan khusus, dengan fasilitasi pemerintah kabupaten/kota untuk menghindari permasalahan ketidakterpaduan PSU pada saat penghunian dan perkembangannya di masa yang akan datang.Keterpaduan secara preventif ini dilakukan secara berkelanjutan mulai sejak saat penentuan lokasi, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pengelolaan, dan pengendalian.Penanganan keterpaduan PSU kawasan ini juga dilaksanakan dengan memperhatikan kawasan disekitarnya.Penanganan keterpaduan PSU kawasan mengacu pada RTRWK, RP4D, Rencana Rinci Tata Ruang, Rencana Induk Sistem (masterplan) Keterpaduan kawasan dan kebijakan strategi pemerintah, serta koordinasi antar instansi terkait

  • Add Text Here

  • Badan pengelola Kasiba dan Lisiba

  • Persyaratan lokasi KasibaLokasi yang dalam rencana tata ruang wilayah diperuntukan bagi pembangunan perumahan dan permukiman. Tanah dapat menampung minimal 3.000 unit rumah dan maksimal 10.000 unit rumah, dan satu Lisiba dapat menampung 1.000 unit rumah sampai 3.000 unit rumah. Tersedia rencana rinci tata ruang. Tersedia data luas, batas dan kepemilikan tanah sesuai dengan tahapan pengembangan. Telah terbangun jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan, dan telah berfungsi minimal 25% luas Kasiba, dan minimal dapat melayani 1 (satu) Lisiba.Persyaratan Lokasi LisibaSesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); Kemungkinan adanya akses kekota; Kemudahan dalam penyediaan air bersih, listrik, dan telepon; Struktur tanah yang memenuhi syarat; Diutamakan pada tanah yang tidak produktif; Bukan di tanah sawah beririgasi teknis;

  • Badan Pengelola Kasiba.Kepada Badan Pengelola Kasiba diberikan hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Badan Pengelola wajib untuk menyelesaikan pengurusan hak atas tanah hasil konsolidasi tanah, atas nama peserta konsolidasi tanah dan menyerahkan sertifikatnya kepada peserta konsolidasi tanah.Penyelenggara Lisiba.Kepada Penyelenggara Lisiba diberikan hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan yang sudah diserahkan kepada pihak ketiga, maka hak pengelolaannya menjadi hapus, sejak didaftarkannya hak guna bangunan , hak pakai atau hak milik.

  • Penyelenggaraan perencanaan Kasiba adalah merupakan tanggung jawab dari Badan Pengelola Kasiba, dan perencanaan yang disusun tersebut meliputi:Rencana teknik ruang; Rencana tahapan perolehan tanah; Rencana tahapan pembangunan fisik; Rencana jadwal kerja.

    Penyelenggaraan Perencanaan Lisiba adalah merupakan tanggung jawab dari Penyelenggara Lisiba yang bersangkutan, dan perencanaan tersebut dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:Harus sesuai dan terintegrasi dengan rencana dan program Kasiba; Perencanaan yang disusun meliputi rencana teknik ruang, tahapan perolehan tanah, tahap pembangunan fisik, dan jadwal kerja;

  • Penetapan Lokasi dan Penyediaan Tanah Umum (Ps 8 Ps 9)Letak LokasiKriteria Penetapan dan PenyediaantanahKasibaLisibaDi Kawasan Perkotaan Di Kawasan PedesaanDi Kawasan Tertentu Dalam Satu Dati II atau DKI JakartaSesuai dengan RTRW

    Kawasan Permukiman Skala BesarKawasan Permukiman Skala KecilJumlah dan Tk kepadatan rendahTanah tdk ProduktifBukan Beririgasi TeknisKapasitas 3000-10000 unit rumah

    Dilayani Jaringan Primer dan sekunderDilayani Fasos, Fasum, FasekBukan Beririgasi TeknisKapasitas 1000-2000 unit rumah

    Penentuan Lokasi dan Luas dapat dilakukan dengar pendapat dr masyarakat

    Penyiapan Lokasi dalam rangka pengaturan kawasan permukiman sesuai dengan RencanaTata Ruang

  • Penetapan Lokasi dan Penyediaan TanahPenyediaan tanah (Ps 10 Ps 13)KEPUTUSANKRITERIA PENETAPANKASIBALISIBA BSKDH Tingkat II / DKI JakartaKDH Tingkat II / DKI Jakarta

    Badan Pengelola selanjutnya menetapkan Lokasi LISIBA sesuai dgn Rencana Umum Tata RuangDiatur Lebih Lanjut Oleh Menteri Yang Membidangi Urusan Tata RuangData Luas Kepemilikan sesuai dgn Tahapan PengembanganTelah dilayani oleh Jaringan Primer& sekunderPrasarana Lingkung-an Telah dilayani Fas sos, Fasum, Fasek skala Kec.Berdasarkan Rencana Rinci Tata RuangData Luas Tanah sesuai Tahapan PengembanganJaringan Primer/sekunser Prasarana Lingkungan Berfungsi minimal 25% Luas KASIBA

    Dilaksanakan dengan Bantuan Instasi Pertanahan/Agraria setempatMenye-rahkan LISIBA kpd BU Hasil Kom-petisi

  • Penetapan Lokasi dan Penyediaan TanahPenyediaan tanah (Ps 14 Ps 18)STATUS TANAHPEROLEHAN TANAHKASIBALISIBA BSTANAHNEGARATANAH HAKPerolehan tanahtidak memindahkan penduduk keluartidak adapemakainyaDikuasai Msy Hk adat sbg Hak UlayatBekas Tanah HakDikuasai PeroranganDikuasai Badan HukumLangsung Menga-jukan Permoho-nanMemberi Peng- gantian yg layakPenyelesaian sesuai peraturan pelalihanBadan pengelola/Penyelenggaraan mengadakan penyelesaian dengan pemegang hakKonsoli-dasi lahanJual Beli/ tukar menukar lahanPelepasan Hak

  • PEMERINTAH PUSAT Menteri bidang Pekerjaan Umum melakukan pembinaan teknis pembangunan fisik Menteri bidang pertanahan/agraria melakukan pembinaan teknis pertanahan/agraria Menteri bidang perumahan dan permukiman melakukan pembinaan koordinasi pembangunan perumahan dan permukiman Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan umum pemerintahan.PEMERINTAH DAERAH Memberikan pembinaan kepada Badan Pengelola Kasiba dan Penyelenggara Lisiba BSBersama Badan Pengelola Kasiba atau Penyelenggara Lisiba BS memberikan penyuluhan kepada masyarakat

    Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Kasiba/Lisiba

  • Belum maksimalnya pengelolaan Kasiba dan Lisiba oleh badan pengelola karena keterbatasan SDMPermasalahan utama di bidang perumahan rakyat adalah besarnya backlog perumahan nasional yang telah mencapai angka lebih dari 8 juta unit rumah,Lemahnya daya beli masyarakat (yang meningkatkan ketergantungan pada subsidi), minimnya dukungan perbankan, keterbatasan dukungan APBN,Kurangnya koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayah dalam menyiapkan infrastruktur pendukung, panjangnya birokrasi terkait perijinan perumahan.kondisi perekonomian Negara yang belum stabil ; pembebasan lahan dalam skala besar sulit diwujudkan, karena perlu penyediaan dana yang relatif cukup besar; menurunya kemampuan keuangan/financial dari BUMN yang semula diarahkan untuk menjadi Badan Pengelola Kasiba dan Lisiba BS;Belum ada badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang dapat ditugasi sebagai Badan Pengelola Kasiba dan Lisiba BS.

    Identifikasi Masalah Pengembangan Kasiba dan Lisiba

  • Hasil FGD Di Daerah

  • Amandemen PP 80 Tahun 1999 Kasiba dan lisiba mengacu pada hunian berimbang yang telah ditetapkan dalam Permenpera No 10 Tahun 2012Bentuk Insentif dan disinsentif bagi penyelenggaraan kasiba dan lisiba untuk pemerintah daerah dan Badan pengelolaAnalisis Dampak Lingkungan perumahan dan permukiman untuk luasan dan jumlah unit perlu ada penetapan dalam PP Amandemen No 80 Tahun 1999 Tentang Kasiba dan LisibaDalam PP Amandemen 80 tahun 1999 perlu memasukan konsep landbankingKonsep dan strategi dalam pengaplikasian PP Amandemen no 80 tahun 1999 tentang kasiba danm lisiba agar bisa di aplikasikan di seluruh Kabupaten/kota di IndonesiaKasiba dan Lisiba perlu adanya keselarasan dan singkronisasi dengan RTRW Kabupaten/Kota dari segi luasan dan pola ruang serta struktur ruang kota/kabupaten di Indonesia

  • Matriks Amandemen pengelolaan Kasiba dan Lisiba

  • NoAspek KajianMuatan PP 80/1999Muatan UU 1/2011Tanggapan dan Kesimpulan untuk Muatan amandemen PP 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba1Kasiba dan Lisiba meliputiAspek pengertianAspek BesaranAspek skalaKasiba sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebihPenetapan lokasi untuk Kasiba diselenggarakan dalam kawasan permukiman skala besar pada kawasan perkotaan dilakukan oleh Pihak Pemerintah dan pengembangKasiba yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta prasarana,sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan lingkungan hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruangPenyediaan Kasiba dengan hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang kawasan terkaitDari beberapa pengertian menganai kasiba dan lisiba yaitu Kasiba, sebidang tanah yang fisiknya telah disiapkan beserta ketersediaan sarana dan prasarana untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu Lisiba atau lebih, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan.Skala besaran Kasiba harus sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah terkait dan arahan dari Pemerintah kota/kab 2Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman : Perencanaan, Pembangunan, Pemanfaatan dan PengendalianPenyelenggaraan Lisiba yang berdiri sendiri dilakukan melalui perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan pengendalian pembangunan atau dengan badan usaha yang ditetapkan oleh Badan Pengelola untuk membangun LisibaMasyarakat pemilik tanah sebagai penyelenggara dapat melakukan penyelenggaraan Lisiba yang berdiri sendiri dengan membentuk usaha bersama yang anggotanya terdiri dari para pemilik tanah, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuPemerintah dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman mempunyai tugas dan wewenang dan menetapkan kebijakan dan strategi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman Pemerintah provinsi dalam melaksanakan pembinaan mempunyai wewenang melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan sosialisasi Penyelenggaraan pembangunan Kasiba dan Lisiba diperlukan adanya perencanaan yang matang, hal ini dimaksudkan agar rencana dan program Kasiba dan Lisiba dapat sesuai dan terintegrasi dengan program-program pembangunan daerah dan sektor Pengelolaan Kasiba dilakukan oleh Pemerintah yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Pengelola sehingga program kasiba dan lisiba dapat diterima di masyarakat dan peranan pemerintah yaitu mengawasi dan mengendalikan program Kasiba dan Lisiba dan Masyarakat pemilik tanah sebagai penyelenggara dapat melakukan penyelenggaraan Lisiba yang berdiri sendiri dengan membentuk usaha bersama yang anggotanya terdiri dari para pemilik tanah, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku3Pembinaan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan programRencana dan program penyelenggaraan Kasiba harus sesuai dan terintegrasi dengan program pembangunan daerah dan sektor mengenai prasarana lingkungan, sarana lingkungan serta utilitas umum di daerah yang bersangkutanPemerintah Daerah bersama-sama Badan Pengelola atau penyelenggara Lisiba yang berdiri sendiri, memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar tercipta suasana yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan Kasiba atau Lisiba yang berdiri sendiriNegara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah Dalam melaksanakan pembinaan Menteri melakukan koordinasi lintas sektoral, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan, baik vertikal maupun horizontalPembinaan perumahan dan permukiman serta penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah bertanggung jawab dalam penbinaan serta menfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada penyediaan perumahan dan permukiman .Pemerintah mempunyai wewenang dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman serta pengadaan lahan;Dalam pembinaan terhadap pelaku pembangunan (badan pengelola) kasiba , bersama pemerintah merumuskan dan menetapkan kebijakan pembangunan perrmukiman tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;

  • NoAspek KajianMuatan PP 80/1999Muatan UU 1/2011Tanggapan dan Kesimpulan untuk Muatan amandemen PP 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba4Penetapan Lokasi : persyaratan dan kriteria penetapan. Penyediaan Tanah : pada tanah hak dan negara, konsolidasi, pertukaran, hibahKonsolidasi tanah permukiman adalah upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan dan pemilikan tanah oleh masyarakat pemilik melalui usaha bersama untuk membangun Lisiba dan penyediaan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata. Penyelenggara Lisiba yang berdiri sendiri wajib segera mengurus hak atas tanah yang sudah diperolehnya dan tanah hak masyarakat peserta konsolidasi tanahPenyediaan tanah untuk perumahan dan permukiman adalah setiap kegiatan pemenuhan kebutuhan tanah untuk perumahan dan permukiman melalui penyelenggaraan pengelolaan Kasiba dan Lisiba yang berdiri sendiri Setiap orang dilarang menjual satuan lingkungan perumahan atau Lisiba yang belum menyelesaikan status hak atas tanahnya.Badan hukum yang belum menyelesaikan status hak atas tanah lingkungan hunian atau Lisiba, dilarang menjual satuan permukiman. Orang perseorangan dilarang membangun LisibaPenetapan lokasi persyaratan penyediaan tanah untuk pembangunan kasiba dan lisiba bahwa penyediaan tanah harus menyelesaikan status hak atas tanah lingkungan hunian atau lisiba serta perlu adanya penataaan kembali dalam penyelenggaraan kasiba dan lisibaSetiap penetapan lokasi pembangunan kasiba dan lisiba oleh badan usaha tidak selalu mencantumkan besaran dan skala prioritas pembangunan hal ini menjadi kendala dalam pengendalian oleh pemerintah5Kelembagaan dan pengelolaan Penyelenggaraan Kasiba dan LisibaPengelolaan Kasiba dilakukan oleh Pemerintah yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Pengelola.Pengelolaan dan penyelenggaraan Kasiba bertujuan agar tersedia 1 (satu) atau lebih Lisiba yang telah dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan, serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang wilayahPengelolaan Lisiba yang berdiri sendiri dilakukan oleh masyarakat pemilik tanah atau badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman sebagai penyelenggara Penunjukan penyelenggara untuk menyelenggarakan suatu Lisiba yang berdiri sendiri dilakukan oleh Kepala DaerahSemua kelembagaan yang perlu dibentuk untuk pengembangan perumahan dan permukiman serta kasiba dan lisiba atau yang perlu ditingkatkan statusnya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini sudah terbentuk paling lama 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini diundangkanPenyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpaduBelum terintergrasinya antara badan pengelola dengan pihalk pemerintah dalam penyelenggaraaan perumahan dan permukiman serta perencaaan pengadaan kasiba dan lisiba hal ini menimbulkan ketidakberjalaanan program-program pembangunan perumahan dan permukimanPemerintah harus menyusun dan membangun kelembagaan yang dibentuk untuk pengembangan perumahan dan permukiman serta kasiba dan lisiba atau yang perlu ditingkatkan statusnya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini sudah terbentuk paling lama 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini diundangkan6Insentif dan DisinsentifTidak memuat mengenai insentif dan disinsentifSetiap orang yang menyelenggaraan lingkungan hunian atau Kasiba yang tidak memisahkan lingkungan hunian atau Kasiba menjadi satuan lingkungan perumahan atau Lisiba akan dikenakan disinsentif berupa pidanaPemerintah perlu perumusan mengenai insentif dan disinsenti untuk pembangunan perumahan dan permukiman serta kasiba dan lisiba. Insentif dan disinsentif ini di berikan kepada badan pengelola agar program kasiba dan lisiba dapat berjalan dengan baik dan Pemerintah perlu merumuskan bentuk insentif dan disinsentif mengenai Kasiba dan Lisiba

  • Dalam penyelenggaraan Kasiba dan lisiba BS pemerintah daerah kurangnya koordinasi dengan pihak badan pengelola dan masyarakat yang mengakibatkan penyelenggaraan kasiba dan lisiba tidak dilalui oleh proses perencanaan, pelaksanaan, pembangunan dan pengendalianKurangnya pengawasan dan penertiban terhadap pembangunan fisik dan sarana lingkungan serta fasilitas penunjang oleh pemerintah daerah yang mengakibatkan berkurangnya kebutuhan lahan untuk pengembangan lingkungan Tidak sesuainya rencana dan program dalam pembangunan kawasan permukiman yang berskala besar (kasiba dan lisiba) sehingga tidak terintergrasinya dengan program pembangunan dengan rencana tata ruang wilayah yang mengakibatkan alih fungsi kawasanBelum maksimalnya pengelolaan Kasiba dan Lisiba oleh badan pengelola karena keterbatasan SDMBelum berjalannya badan pengelola Kasiba dan Lisiba BS di Kabupaten dan Kotamenurunya kemampuan keuangan/financial dari BUMN yang semula diarahkan untuk menjadi Badan Pengelola Kasiba dan Lisiba BSBelum bisanya badan pengelola bisa diterima di pasar dan perlu penanganan secara intensifBelum akuratnya penyediaan lahan sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang wilayah terkait Belum maksimalnya peranan pemerintah untuk merangsang penyediaan kasiba dan lisiba

  • Rumusan Rekomendasi Amandemen

  • Konsep Umum : pengertian, keterkaitan, lingkup besaran, skalaDari pengertian Kasiba dan lisiba dan rumusan amandemen muatan PP 80/1999 perlu Penyeragaman pengertian Kasiba dan LisibaPerlu kejelasan keterkaitan antara kasiba dengan jenjang permukiman. Kasiba merupakan bagian dari lingkungan binaanMencantumkan minimal besaran dan skala kasiba dan lisibaPenyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman: Perencanaan, Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengendalian Peningkatan peranan pemerintah untuk meransang penyediaan kasiba dan lisibaPerlunya koordinasi dengan pihak badan pengelola dan masyarakat dalam menyelenggarakan Kasiba dan LisibaPerlunya peningkatan pengawasan dan penertiban terhadap pembangunan fisik dan sarana lingkungan serta fasilitas penunjang oleh Pemerintah Daerah dalam mendukung pemenuhan kebutuhan lahan untuk pengembangan lingkunganIntergrasi rencana dan program dalam pembangunan kawasan permukiman berskala besar dengan program pembangunan rencana tata ruang wilayahOptimasi fungsi badan pengelola Kasiba dan Lisiba Kabupaten dan KotaPeningkatan kemampuan keuangan dari BUMN yang semula diarahkan untuk menjadi Badan Pengelola Kasiba dan Lisiba Peningkatan akurasi data penyediaan lahan sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah

  • Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman : Perencanaan, Pembangunan, Pemanfaatan dan PengendalianPerlunya Pemerintah Daerah dan Badan Pengelola berkoordinasi untuk proses pembebasan lahan dalam skala besar untuk penyelenggaraan perumahan dan permukimanPemerintah Daerah bersama-sama dengan badan pengelola dan masyarakat meningkatkan kapasitas pengelola kawasan permukiman kumuh, dengan melibatkan dan memberdayakan pelaku-pelaku lokal seperti Pemerintah Daerah dengan segenap instansinyateknisnya, LSM, Perguruan Tinggi, Kelompok Masyarakat dan Konsultan Pembangunan. Mendorong akses bantuan kepada masyarakat yang tertinggal di lingkungan permukiman kumuh meningkatkan kemampuan kelembagaan pemerintah pusat/daerah dan kelompok masyarakat di bidang perumahan dan permukimanPemerintah mendorong usaha produktif masyarakat melalui perkuatan jaringan kerja dengan mitra swasta dan dunia usahaMenempatkan masyarakat sebagai pelaku dalam penataan lingkungan permukiman kumuh, penyediaan Kasiba dan LisibaPenetapan Lokasi dan Penyediaan Lahan Perlunya pengendalian dalam penyelenggaraaan kasiba dan lisiba dalam menyiapkan penyediaan tanah dan perumahan dan permukiman

  • Kelembagaan Pengembangan Kasiba dan LisibaPembentukan badan pengelola untuk kasiba dan Lisiba dibentuk oleh pemerintah agar pengembangan perumahan terkoordinasi dan terpaduPembangunan koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayah dalam menyiapkan infrastruktur pendukung terkait dengan pengembangan perumahan dan permukiman Pemerintah daerah perlu mengevaluasi peraturan perundangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat daerah dan nasionalPemberian Insentif dan DisinsentifPemberlakuan insentif dan disinsentif bagi pengembang dalam menyelenggarakan Kasiba dan Lisiba untuk perumahan dan permukiman yang mempunyai skala besar dan sesuai dan terintergrasi dengan program pembangunan daerah dan sektor mengenai prasarana lingkungan, sarana lingkungan serta utilitas umum di daerah yang bersangkutan di bawah pengawasan daerahPemberian disinsentif untuk setiap orang yang menyelenggarakan lingkungan hunian atau Kasiba yang tidak memisahkan lingkungan hunian atau Kasiba menjadi satuan lingkungan perumahan atau Lisiba akan dikenakan hukuman berupa Denda atau pidanaMeningkatkan kesadaran hukum bagi aparat pemerintah Pusat/Daerah dan masyarakat memberdayakan pasar perumahan untuk melayani lebih banyak masyarakat

  • Hunian berimbangPenyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang harus memenuhi persyaratan lokasi dan komposisi. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang dilaksanakan di perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. Perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukimanKomposisi luasan lahan merupakan perbandingan luas lahan untuk rumah sederhana, terhadap luas lahan keseluruhan. Luasan lahan rumah sederhana, sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima perseratus) dari luas lahan keseluruhan dengan jumlah rumah sederhana sekurang-kurangnya sama dengan jumlah rumah mewah ditambah jumlah rumah menengah.Komposisi jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah, dan jumlah rumah mewah. Perbandingan jumlah rumah sekurang-kurangnya 3:2:1 (tiga berbanding dua berbanding satu), yaitu 3 (tiga) atau lebih rumah sederhana berbanding 2 (dua) rumah menengah berbanding 1 (satu) rumah mewah. (3) Dalam hal tidak dapat dibangun rumah sederhana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk rumah tunggal atau rumah deret dapat dibangun dalam bentuk rumah susun umum.

  • Pembagian peran dan fungsi setiap pelaku pembangunan perumahan dan permukiman, dirinci berdasarkan unsur-unsur stakeholder yang terlibat didalamnya, adalah sebagai berikut

  • *