29
AKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASING Page iii PAPER AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II “AKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASING” Halaman Judul Kelompok : B12.6.5 Disusun Oleh Kelompok 2: 1. Yuni Widiyasari B12.2012.02208 2.Munika Sari B12.2012.02218 3. Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.02233 4. Aisya Nuraida B12.2012.02234 5. Novia Ratna P. B12.2012.02241 6. Siti Septiani B12.2012.02254

Paper Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 : BAB 11 AKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASING

Citation preview

PAPER AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IIAKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASING

Halaman JudulKelompok : B12.6.5Disusun Oleh Kelompok 2:1. Yuni Widiyasari B12.2012.022082. Munika SariB12.2012.022183. Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.022334. Aisya Nuraida B12.2012.022345. Novia Ratna P.B12.2012.022416. Siti Septiani B12.2012.02254

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG2015KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan alam beserta hukum-hukumnya, melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan pertolongan-Nya penyusun dapat meyelesaikan paper ini. Sholawat serta salam penyusun sanjungkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti ajarannya. Penyusunan paper ini berjudul AKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASING. Paper ini telah selesai disusun guna memenuhi tugas matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Penyusun menyadari dalam penyusunan paper ini terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan juga pengalaman yang penyusun miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu penyusun harapkan demi kesempurnaan paper ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Semarang, 10 Maret 2015

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiBAB 1 PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Ruang Lingkup1BAB 2 PEMBAHASAN32.1.Pengertian32.2.Transaksi Mata Uang Asing42.3.Pergerakan Nilai Valuta Asing82.4Konsep Nilai Pertukaran92.4.1Definisi92.4.2.Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing92.4.3.Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar: Spot, Forward, atau Swap.92.5.Metode Untuk Mencatat Translasi Mata Uang Asing102.5.1.Metode current/non current102.5.2.Metode monetary/non monetary102.5.3.Metode temporal112.5.4.Metode current rate112.6.Akuntansi Untuk Mata Uang Asing Derivatif112.6.1.Definisi112.6.2.Alasan penggunaan derivatif, antara lain :112.6.3.Intrumen derivatif122.6.4.Kegunaan derivatif132.7.Lindung Nilai (Hedging)142.7.1.Definisi142.7.2.Unsur aktivitas hedging142.7.3.Catatan untuk pengukuran efektivitas lindung nilai152.8.Illustration Accounting For A Foreign Currency15

AKUNTANSI DAN TRANSAKSI ATAS PENJABARAN MATA UANG ASINGPage iii

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBanyak perusahaan, baik besar maupun kecil, bergantung pada pasar internasional dalam kegiatan jual beli produk dan jasa mereka. Setiap hari media massa memuat berita mengenai dampak kegiatan ekspor dan impor pada perekonomian Indonesia serta pengaruh dari aliran modal antar-negara besar di dunia. Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh risiko bisnis normal, seperti kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri, unjuk rasa buruh, dan transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan luar negeri. Selain itu, perusahaan juga dapat mengalami risiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang lain. Sebagai contoh, bila sebuah perusahaan Indonesia memperoleh mesin secara kredit dari produsen di Swiss, perusahaan Swiss tersebut mungkin mengharuskan pembayaran dalam franc Swiss. Ini berarti perusahaan Indonesia tersebut terkadang harus menggunakan pedagang mata uang asing atau bank utnuk menukarkan rupiah ke franc Swiss untuk membayar mesin yang dibeli. Selama proses tersebut, perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan atau kerugian kurs dari fluktuasi dalam nilai rupiah relative terhadap franc Swiss.

1.2 Ruang Lingkup 1. Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing.2. Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge. Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.3. Pernyataan ini tidak mengatur tentang penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri untuk tujuan konsolidasi, atau konsolidasi parsial, atau melalui penerapan dengan metode ekuitas (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing). 4. Pernyataan ini tidak mengatur penyajian laporan arus kas tentang arus kas yang bersumber dari transaksi valuta asing (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 tentang Laporan Arus Kas).

BAB 2PEMBAHASAN

PengertianValuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Uang selain di gunakan sebagai alat pembayaran yang sah, juga mempunyai fungsi-fungsi lainnya antara lain sebagai tolak ukur kekayaan sesorang, tingkat daya beli seseorang, danjuga sebagai alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang. Dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan.

Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing. 2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu. 3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex, faximile, internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan. 4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.

Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dalam dua cara, yaitu:1. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas, sedangkan definisi dari mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi.2. Memiliki kegiatan usaha luar negeri. Definisi dari kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata uang selain mata uang entitas pelapor. Transaksi Mata Uang AsingTransaksi dalam mata uang asing yang diatur dalam PSAK No. 10 tentang Transaksi Mata Uang Asing adalah transaksi yang didominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan, seperti:a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing;b. Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing;c. Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; ataud. Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Dalam PSAK 10 Transaksi Dalam Mata Uang Asing meliputi :i. Pengakuan awal(26)Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi.ii. Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya(27)Pada setiap tanggal neraca, meliputi :(a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca(b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi(c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukaniii. Pengakuan Selisih Kurs(28)Kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam paragraf 31 dan 32, selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.iv. Transaksi Valuta Berjangka(29a)Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu.(29b)Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging hutang adalah sebagai berikut: Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka . Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan. Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos tersebut.v. Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing(30)Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat PSAK No.11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing).(31)Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan {disposal) investasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat PSAK No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing).vi. Perlakuan Alternatif yang Diijinkan(32)Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang di mana tidak mungkin dilakukan hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aktiva yang harus dibayar dalam suatu mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva yang bersangkutan dengan pengertian nilai tercatat yang disesuaikan tersebut tidak melampaui jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang mungkin diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.vii. Pengungkapan(33)Perusahaan harus mengungkapkan : Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode tersebut; Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 32.

Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:1. Pengakuan awalTransaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunakan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat diandalkan.2. Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya Pada setiap tanggal neracaa) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif.b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.3. Pengakuan Selisih KursSelisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Pergerakan Nilai Valuta Asing Pergerakan nilai valuta asing yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu karena hukum demand dan supply selalu melibatkan berbagai pelaku pasar yang mempunyai berbagai kepentingan. Pelaku pasar tersebut antara lain adalah :1) Perusahaan. Kegiatan impor. Eksplorasi market untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa yang telah di produksi oleh perusahaan tersebut2) Masyarakat atau perorangan. Kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan. Konsumsi pada saat berada di luar negeri.3) Bank Umum. Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya kedalam bentuk mata uang lain. Untuk memenuhi kewajibannya dalam bentuk valuta asing.4) Broker. Broker adalah perusahaan yang menjadi perantara terjadinya transaksi valuta asing. Mereka membantu kita untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.5) Pemerintah. Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang lokal.6) Bank Sentral. Di banyak negara bank sentral adalah lembaga independent yang bertugas menstabilkan mata uangnya. Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai tukar mata uangnya yang biasa disebut dengan kegiatan intervensi.

2 2.1 2.2 2.3 2.4 KONSEP NILAI PERTUKARAN2.4.1 Definisi Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.

2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.4.1. 2.4.2. Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:1. Mencatat transaksi mata uang asing2. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan3. Berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

METODE UNTUK MENCATAT TRANSLASI MATA UANG ASINGMetode Current/non currentMetode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua aset dan kewajiban lancar dari cabang-cabang perusahaan dilaporkan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang aset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent), seperti biaya depresiasi, dilaporkan pada kurs historis, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang lokal akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negatif dinilai dalam mata uang lokal berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.5.1. 2.5.2. Metode Monetary/non monetary Aset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) ditranslasikan pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, ditranslasi pada kurs historis.Pos-pos dalam laporan laba/rugi ditranslasi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan ditranslasi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja ditranslasi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mentranslasi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.

2.5.3. Metode TemporalDengan metode temporal, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungannya saja. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjadi dasar perhitungan awal. Secara spesifik, asset yang dihitung harga peroleannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

2.5.4. Metode Current RateMetode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi ditranslasikan pada kurs saat ini. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian.2.6. AKUNTANSI UNTUK MATA UANG ASING DERIVATIF2.6.1. DefinisiDerivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product) daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.2.6.2. Alasan penggunaan derivatif, antara lain : Peralatan untuk mengelola risiko Pencarian untuk hasil yang lebih besar Biaya pendanaan yang lebih rendah Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok pengguna Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang Mengambil posisi-posisi risiko pasar Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar

2.6.3. Intrumen Derivatif1. Forward Contract, Menurut Siahaan (2008) definisi dari forward contract atau kontrak penyerahan kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak diwajibkan menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang dikenakan atas asset pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak, forward contract diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Tujuan dari kontrak ini adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai asset yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran yang dilakukan.2. Future Contract, Menurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Future contract berbeda dengan forward contract dimana future contract bentuknya sudah standard (sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di pasar tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.3. Kontrak Opsi, dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki hak membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaiknya pembeli puts atau pemilik puts memiliki hak menjual asset tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada kontrak disebut maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi eropa dapat diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan opsi Amerika dapat diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.4. Swaps Contract, Merupakan kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk saling mempertahankan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Kesepakatan ini ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak). Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.

3 Karakteristik instrumen derivatif Instrumen derivatif, adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik berikut ini :a) Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan sering disebut dengan variabel yang mendasari/underlying, antara lain suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak b) Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar.c) Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.

2.6.4. Kegunaan derivatif1. Asuransi dan lindung nilaiSalah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko. Contohnya, petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator sebelum panen dilakukan. Si petani melakukan lindung nilai atas risiko naik atau turunnya harga panenan dan si spekulator menerima pengalihan risiko ini dengan harapan imbalan yang besar. Sipetani mengetahui secara pasti nilai jual hasil panen yang akan diperolehnya kelak dan si spekulator akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami kenaikan namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami kerugian.2. Spekulasi dan arbitrasiArbitrasi atau juga dikenal dengan istilah asing "arbitrage" ini bisa diartikan sebagai suatu tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan antara satu aset acuan dan aset acuan lainnya.Spekulator dapat bertransaksi dengan spekulator lainnya juga dengan orang yang membutuhkan lindung nilai (hedger). Pada umumnya transaksi pasar pasar derivatif lebih didominasi oleh perdagangan spekulatif daripada perdagangan lindung nilai dalam artian yang sesungguhnya.

2.7. LINDUNG NILAI (HEDGING)2.7.1. DefinisiLindung Nilai (Hedging) adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging : Fair value hedges, atau lindung nilai wajar. Cash flow hedges, atau lindung arus kas Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.

2.7.2. Unsur Aktivitas Hedging 1) Instrumen hedging, mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.2) Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.

2.7.3. Catatan Untuk Pengukuran Efektivitas Lindung NilaiPSAK 55 menyatakan bahwa, pada setiap awal transaksi lindung nilai, perusahaan harus mendefinisikan metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas lindung nilai. Efektivitas berarti akan terdapat penghapusan, dalam kisaran 80% sampai 125%, dari perubahan nilai wajar arus kas dan perubahan nilai wajar risiko yang dilindung nilai. Efektivitas harus dinilai paling tidak setiap tiga bulan dan pada saat perusahaan melaporkan laporan keuangan atau laba. Perusahaan dapat memutuskan untuk memilih dari beberapa pengukuran yang berbeda untuk menilai efektivitas lindung nilai.

2. 2.7. 2.8. ILLUSTRATION ACCOUNTING FOR SALES AND PURCHASES DENOMINATED IN A FOREIGN CURRENCYThe following entries illustrate the method requied by the IASB dan FASB. Assume that a U.S firm imports equipment from Germany on March 1 for 200,000 when the exchange rate is $ 1.3112 per euro. Payment in euro does not have to be made until April 30. Assume that on March 31, the exchange rate is $ 1.3500 and on April 30 is $ 1.3300. Also, assume that the firms books areclosed at the end of the calender quarter.

ANSWER :March 1 Purchases 262,240 Accounts Payable 262,240 ( 200,000 x 1.3112)March 31 Foreign Exchange Loss 7,760 Account Payable 7,760 ( 200,000 x (1.3112-1.3500))April 30 Account Payable 270,000 Foreign exchange gain 4,000 Cash (200,000 x 1.3300) 266,000