30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata pemerintahan sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud ataupraktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi, sehingga terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para investor, yang mengakibatkantidak ada investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut. artinya,bisa dikatakan jika perusahaan tersebut tidak menerapkan Corporate Governance dengan baik. Oleh karena itu, undang-undang ini menjadi acuan awal dalam penjabaran dan penciptaan GCG di berbagai negara. Good Corporate Governance dimaksudkan agar tata kelola perusahaan baik sehingga bisa meminimalisir praktek-prakter kecurangan. Joel Balkan (2002) mengatakan bahwa perusahaan (korporasi) saat ini telah berkembang dari sesuatu yang relative tidak jelas menjadi institusi ekonomi dunia yang amat dominan. Kekuatan tersebut terkadang mampu mendikte hingga ke dalam pemerintahan suatu negara, sehingga mejadi tidak berdaya dalam menghadapi penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang berpengaruh tersebut. Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis dan bahkan cenderung

Paper Cgc Dan Csr

  • Upload
    natasya

  • View
    24

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cost management

Citation preview

Page 1: Paper Cgc Dan Csr

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata

pemerintahan sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud ataupraktik

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi, sehingga terjadinya krisis

ekonomi dan krisis kepercayaan para investor, yang mengakibatkantidak ada

investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut. artinya,bisa dikatakan jika

perusahaan tersebut tidak menerapkan Corporate Governance dengan baik. Oleh

karena itu, undang-undang ini menjadi acuan awal dalam penjabaran dan

penciptaan GCG di berbagai negara. Good Corporate Governance dimaksudkan

agar tata kelola perusahaan baik sehingga bisa meminimalisir praktek-prakter

kecurangan.

Joel Balkan (2002) mengatakan bahwa perusahaan (korporasi) saat ini telah

berkembang dari sesuatu yang relative tidak jelas menjadi institusi ekonomi dunia

yang amat dominan. Kekuatan tersebut terkadang mampu mendikte hingga ke

dalam pemerintahan suatu negara, sehingga mejadi tidak berdaya dalam

menghadapi  penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang

berpengaruh tersebut. Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis dan bahkan

cenderung kriminal-yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang memang

dimungkinkan karena kekuatan mereka yang sangat besar disatu sisi, dan

ketidakberdayaan aparat pemerintah dalam menegakkan hukum dan pengawasan

atas perilaku para pelaku bisnis tersebut; disamping berbagai praktik tata kelola

perusahaan dan pemerintahan yang buruk.

Dalam corporate governance selalu ada dua hal yang perlu diperhatikan. Apakah

aturan atau sistem tata-kelola sudah ada secara jelas, lengkap, dan tertulis ? Apakah

aturan dan sistem yang sudah jelas tersebut dilaksanakan dengan konsisten atau tidak ?

Kedua hal tersebutlah yang menentukan apakah sudah ada good corporate governance

dalam suatu perusahaan.

Page 2: Paper Cgc Dan Csr

1.2  Rumusan Masalah

1. Pengertian GCG ?

2. Prinsip GCG ?

3. Manfaat GCG ?

4. GCG dan hukum perseroan di Indonesia ?

5. Organisasi khusus dalam penerapan GCG ?

6. GCG dalam pengawasan pasar modal ?

7. GCG perbankan Indonesia

8. CSR (Corporate Social Responsibility)

9. Hubungan CGC dan CSR

1.3  Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian GCG

2. Untuk mengetahui prinsip GCG

3. Untuk mengetahui manfaat GCG

4. Untuk mengetahui GCG dan hukum perseroan di Indonesia

5. Untuk mengetahui Organisasi khusus dalam penerapan GCG

6. Untuk Mengetahui GCG dalam pengawasan pasar modal

7. Untuk mengetahui GCG perbankan Indonesia

8. Untuk mengetahui mengenai CSR

9. Untuk mengetahui hubungan CGC dan CSR

1.4  Manfaat Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penulis atau kelompok yang membahas

tentang Good Corporate Governance (GCG) , berharap dalam makalah ini bisa

bermanfaat untuk jangka panjang maupun jangka pendeknya sebagai informasi yang

sangat berharga.

Dalam Good Corporate Governance (GCG) pun dapat diambil banyak manfaatnya,

dengan menata atau mengelola perusahaan dengan baik agar terhindar dari adanya

KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang dapat merugikan perusahaan.

Page 3: Paper Cgc Dan Csr

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian GCG

Pada awalnya, istilah “Corporate Governance” pertama kali dikenalkan oleh

Cadbury Committee di Inggris tahun 1922 yang menggunakan istilah dimaksud

dalam laporannya yang dikenal dengan Cadbury Report (dalam sukrisno Agoes,

2006). Berikut disajikan beberapa definisi “Corporate Governance” dari beberapa

sumber, diantaranya:

1. Cadbury Committee of United Kingdom

A set of rules that define the relationship between shareholders, managers,

creditors, the goverment, employees, and other internal and external stakeholders

in respect to their right and responsibilities, or the system by which companies are

directed and controlled.

2. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI-2006)

FCGI tidak membuat definisi sendiri, namun mengadopsi definisi Cadbury

Committee of United Kingdom dan menerjemahkan “Seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antar pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan

eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan”.

3. Sukrisno Agoes (2006)

Tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang mengatur

hubungan peran dewan komisaris, para direksi, pemegang saham, dan pemangku

kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu

proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan

penilaian kinerjanya.

Page 4: Paper Cgc Dan Csr

4. Organization for Economics Cooperation and Development (OECD)

(dalam Tjager dkk, 2004)

The structure through which shareholders, directors, managers, set of the

board objectives of the company, the means of attaining those objectives and

monitoring performance. [Suatu struktur yang terdiri atas para pemegang saham,

direktur, manager, seperangkat tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat

yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dan memantau kinerja.

5. Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes, 2006)

Mekanisme adninistratif yang mengatur hubungan-hubungan antara

manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok-

kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini

dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan (prosedur) dan sistem insentif

sebagai kerangka kerja (framework) yang diperlukan untuk mencapai tujuan

perusahaan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut, serta pemantauan atas

kinerja yang dihasilkan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, pada intinya konsep GCG

mengandung pengertian yang berintikan 4 point, yaitu:

1. Wadah

Organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan).

2. Model

Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk prinsip-prinsip, serta

nilai-nilai yang meladasi praktik bisnis yang sehat.

3. Tujuan

a. Meningkatkan kinerja organisasi,

b. Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan,

c. Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam

pengelolaan  organisasi,

d. Meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan tidak dirugikan.

Page 5: Paper Cgc Dan Csr

4. Mekanisme

Mengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran, wewenang, dan  tanggung

jawab :

a. Dalam arti sempit

Antar pemilik atau pemegang saham, dewan komisaris dan direksi.

b. Dalam arti luas

Antar seluruh pemangku kepentingan.

2.2 Prinsip GCG

Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakanprinsip-

prinsip yang berlaku secara internasional. Prinsip-prinsip dasar inidiharapkan menjadi

rujukan bagi para regulator (pemerintah) dalammembangun framework bagi

penerapan good corporate governance. Prinsip-prinsip Dasar penerapan good corporate

governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance in

Indonesia (2001: 31) adalah sebagai berikut :

Fairness (Perlakuan yang Setara)

Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak

stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.  Diharapkan

fairness dapat menjadi public pendorong yang dapat memonitor dan memberikan

jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan.

Transparency (Transparansi)

Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar

dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan

keputusan  mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan  turut

memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

Accountability (Akuntablitas)

Adalah Prinsip di mana para pengelola berkewajiban untuk membina system

akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan (financial statement )

Page 6: Paper Cgc Dan Csr

yang dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan penjelasan fungsi, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban setiap organ sehingga pengelolaan berjalan efektif.

Responsibility (Prinsip Tanggung jawab)

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh ubli dan

kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepemtingan dalam

menciptakan kesejahteraan.

Indepandency (kemandirian)

Sebagai tambahan prinsip dalam pengelolaan BUMN, artinya suatu keadaan

dimana para pengelola dalam mengambil suatu keputusan bersifat professional,

mandiri, bebas dari konflok kepentingan dan bebas dari tekanan / pengaruh dari

manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip –

prinsip pengelolaan yang sehat.

2.3  Manfaat GCG

Penerapan konsep GCG merupakan salah satu upaya untuk memulihkan

kepercayaan terhadap investor dan institusi terkait di pasar modal. Menurut Tjager dkk

(2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa mengapa penerapan

GCG itu bermanfaat, yaitu:

1. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company

menunjukkan bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan

terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.

2. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara

terjadinya krisis financial dan krisis berkepanjangan di Asia denngan

lemahnya tata kelola perusahaan.

3. Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar

modal menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.

4. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat

menjadi dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai

dengan lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.

Page 7: Paper Cgc Dan Csr

5. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Mas Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan

mekanisme penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten

dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh

pemegang saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).

Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan

terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang

ditempuh perusahaan.

2.4  GCG dan hukum perseroan di Indonesia

Definisi Perseroan Terbatas menurut Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor

40 Tahun 2007 (“UUPT”), berbunyi: “Perseroan Terbatas yang selanjutnya

disebut(“Perseroan”), adalah badan hokum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”

Dalam  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 dijelaskan

hokuml penggantian kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia yang didasarkan atas

hokum hokum Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 menjadi Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 adalah adanya perubahan dan

perkembangan yang cepat berkaitan dengan teknologi , ekonomi, harapan masyarakat

tentang perlunya peningkatan pelayanan dan kepastian hokum, kesadaran hokum dan

lingkungan, sertatuntutan pengelolaan usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pengelolaan perusahaan yang baik. Beberapa ketentuan lama yang masih relevan yang

terdapat dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 masih dipertahankan. Namun ada

beberapa ketentuan baru yang ditambahkan, antara lain:

Dimungkinkan mengadakan RUPS dengan memanfaatkan teknologi informasi yang

ada seperti: telekonferensi, video konferensi dan yang lainnya

Page 8: Paper Cgc Dan Csr

Kejelasan mengenai tata cara pengajuan dan pemberian pengesahan status badan

hokum dan pengesahan Anggaran Dasar Perseroan

Memperjelas dan mempeertegas tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan

Komisaris, termasuk mengatur mengenai komisaris independen dan komisaris

utusan

Kewajiban perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab hokum dan lingkungan

2.5  Organisasi khusus dalam penerapan GCG     

Meskipun ketentuan mangenai organ perseroan telah diatur dalam Undang-

Undang Perseroan Terbatas Nomor 47 Tahun 2007 dan selanjutnya dituang kembali di

dalanm Anggaran Dasar Perseroan, namun dalam praktiknya organ ini belum mampu

menjamin terselenggaranya tata kelola perusahaan yang sehat.

Indara Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) menyebutkan paling tidak diperlukan

empat organ tambahan untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu:

1. Komisaris Independen

2. Direktur Independen

3. Komite Audit

4. Sekretaris Perusahaan

Komisaris Direktur Independen

Indra Surya dan ivan Yustiavandana (2006) mengungkapkan ada dua pengertian

independen terkait konsep Komisaris Direktur Independen tersebut

Pertama, Komisaris dan Direktur Independen adalah seseorang yang ditunjuk untuk

mewakili pemegang saham independen (pemegang saham minoritas). Sebagaimana

diatur dalam Undang-undang Perseroan, anggota Direksi dan Komisaris diangkat dan

diberhentikan oleh RUPS, sedangkan keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan

atas perbandingan jumlah suara para pemegang saham Kedua, Komisaris dan Direktur

Independen adalah pihak yang ditunjuk tidak dalam kapasitas mewakili pihak manapun

dan semata-mata ditunjuk berdasarkan latar belakang pengetahuan, pengalaman dan

keahlian hokumlonal yang dimilikinya untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi

kepentingan perusahaan. Keberadaan Komisaris Independen telah diatur Bursa Efek

Page 9: Paper Cgc Dan Csr

Indonesia melalui peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001 mengenai beberapa hokuml

tentang Komisaris Independen adalah sebagai berikut:

Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan

pemegang saham Pengendali Perusahaan tercatat yang bersangkutan

sekurang-kurangnya enam bulan sebelum menunjukkan sebagai

direktur tidak terafiliasi.

Tidak memiliki hubungan afiliasi Komisaris  dan Direktur lainnya

dari perusahaan Tercatat yang bersangkutan.

Tidak bekerja rangkap sebagai direksi pada perusahaan lain

Tidak menjadi Orang Dalam pada lembaga atau profesi perpanjang

pada pasar modal yang jasanya digunakan oleh Perusahaan Tercatat

selama enam bulan sebelum penunjukan sebagai direktur

Komite Audit

Menurut Subur (2003) yang dikutip I Putu Sugiartha Sanjaya, syarat-syarat yang

harus dipenuhi untuk menjadi anggota Komite Audit adalah sebagaiberikut:

Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan keterampilan

dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas.

Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan hokumlonal.

Anggota Komite Audit harus memiliki integritas, dedikasi,

pemahaman yang baik mengenai organisasi, lingkungan bisnis serta

risiko dan hokuml.

Paling sedikit anggota komite audit harus memiliki pengertian yang

baik tentang analisa dan penyusunan laporan keuangan.

Ketua Komite Audit harus memiliki kemampuan untuk memimpin

dan terampil berkomunikasi dengan baik. Selain hal tersebut,

menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003

menambahkan bahwa anggota Komite Audit tidak merangkap

jabatan yang sama pada perusahaan lain pada periode yang sama.

Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE-

03/PM/2002 (bagi perusahaan publik) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor  KEP-

103/MBU/2002 (bagi BUMN). Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai

Page 10: Paper Cgc Dan Csr

oleh Komisaris Independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen

serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan. Dalam

pelaksanaan tugasnya, Komite Audit mempunyai fungsi membantu Dewan Komisaris

untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan

pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam

pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI)

maupun eksternal audit, serta (iv) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu DK,

sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada

DK), kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari DK,

misalmya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal, dan memimpin

suatu investigasi khusus. Peran dan tanggung jawab Komite Audit akan dituangkan

dalamCharter Komite Audit yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga bagian

besar, yaitufinancial reporting, corporate governance, dan risk and control

management.

Pada akhirnya, suatu Dewan Komisaris yang aktif, canggih, ahli, beragam dan yang

terpenting independen yang menjalankan fungsinya secara efektif dan dibantu oleh

Komite Audit adalah yang paling baik untuk ditempatkan dalam memastikan

implementasi Good Corporate Governance  berjalan dengan baik sehingga kecurangan

(fraud) maupun keterpurukan bisnis dapat dihindari. (Alison)

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

Jabatan sekretaris perusahaan menempati posisi yang sangat tinggi dan strategis

karena orang dalam jabatan ini berfungsi sebagai pejabat penghubung (liason officer)

tau semacam public relations/ investor relations antara perusahaan dengan pihak diluar

perusahaan.tugas utama sekretaris perusahaan antara lain menyimpan dokumen

perusahaan, Daftar Pemegang Saham, risalah rapat direksi dan RUPS, serta menyimpan

dan menyediakan informasi penting lainnya bagi kepentingan seluruh pemangku

kepentingan.

Page 11: Paper Cgc Dan Csr

2.6 GCG dalam pengawasan pasar modal di Indonesia

Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar dimana berbagai

instrument keuangan jangka panjang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

maupun modal sendiri, baik yang terbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.

Keberadaan pasar modal ditentukan oleh lembaga-lembaga penunjang pasar modal,

antara lain:

1. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;

2. Bursa Efek;

3. Lembaga Kliring;

4. Investor;

5. Akuntan public;

6. Notaris;

7. Konsultan hukum.

2.7 GCG perbankan Indonesia

Menyadari tata kelola perbankan di Indonesia masih lemah, dalam upaya

menata kembali manajemen dan kegiatan perbankan di Indonesia, Bank Indonesia

mengeluarkan peraturan No 8/4/PBI/2006 pada tanggal 30 januari 2006 tentang

implementasi GCG oleh Bank-bank komersial. Secara garis besar, peraturan ini

mengatur tentang:

a. Prosedur pengelolaan melalui penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas,

tanggung jawab,independensi dan kesetaraan

b. Tujuan implementasi GCG, minimal untuk merealisasikan:

Kejelasan tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris dan Dewan Dereksi

Kelengkapan dan implementasi tugas komite dan unit pelaksana fungsi

internal audit bank

Kinerja ketaan, fungsi auditor internal dan eksternal

Implementasi manajemen resiko termasuk system pengendalian internal

Ketentuan dalam pihak-pihak terkait dan dana dalam jumlah besar

Rencana strategi bank

Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan

Page 12: Paper Cgc Dan Csr

c. Jumlah komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris

d. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Dewan Direksi

e. Komite

f. Ketaatan, Fungsi Auditor Eksternal dan Internal

g. Implementasi Management Resiko

h. Ketentuan Dana

i. Rencana Strategis Bank

j. Aspek Transparansi Kondisi Bank

k. Konflik Kepentingan dan Pelaporan Internal

l. Laporan dan Asesmen Implementasi GCG

m. Implementasi GCG di Cabang Luar Negeri

n. Sanksi-sanksi

o. Ketentuan Peralihan

p. Ketentuan Penutup

2.8 CSR (Corporate Social Responsibility)

Adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa

tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana

perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk

anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,

sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah

fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan

dan kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan

sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar

profitability perusahaan.

Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan

karena :

Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran

lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan

masyarakat setempat.

Page 13: Paper Cgc Dan Csr

Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka

panjang.

Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan

kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.

Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu:

Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan

maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.

Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja

perusahaan.

Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan

sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan

konflik.

Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik

Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.

Manfaat CSR

Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat:

Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan

kelestarianlingkungan.

Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.

Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.

Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut berada.

Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan:

Meningkatkan citra perusahaan.

Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.

Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat.

Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya.

Memberikan inovasi bagi perusahaan.

Page 14: Paper Cgc Dan Csr

Faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility

Menurut Yusuf Wibisono dalam bukunya Membedah Konsep dan Aplikasi CSR

(2007:7), implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a.       Komitmen pimpinannya

Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial, jangan diharap

akan memedulikan aktivitas sosial

b.      Ukuran dan kematangan sosial

Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi member kontribusi ketimbang

perusahaan kecil dan belum mapan.

c.       Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah

Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil

ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada

masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak

yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk

berkontribusi kepada masyarakat.

2.9 Keterkaitan dan Hubungan CGC dan CSR

Meningkatnya tuntutan publik atas transparansi dan akuntabilitas perusahaan sebagai

wujud implementasi good corporate governance (GCG). Salah satu implementasi GCG

di perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility (CSR). Dalam era

globalisasi kesadaran akan penerapan CSR menjadi penting seiring dengan semakin

maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk (barang) yang ramah lingkungan.

CSR menurut World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) adalah

suatu komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis (behavioral ethics) dan

berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable

economic development). Komitmen lainnya adalah meningkatkan kualitas hidup

karyawan dan keluarganya, komunitas lokal serta masyarakat luas. 

Harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya dapat tercapai apabila

terdapat komitmen penuh dari top management perusahaan terhadap penerapan CSR

sebagai akuntabilitas publik. Salah satu prinsip GCG adalah masalah

pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan

Page 15: Paper Cgc Dan Csr

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi

yang sehat. Akhir-akhir ini terdapat tiga kepentingan publik yang oleh perusahaan

cenderung terabaikan. Pertama, perusahaan hanya bertanggung jawab secara hukum

terhadap pemegang sahamnya (shareholder), sedangkan masyarakat tempat di mana

perusahaan tersebut berdomisili kurang diperhatikan. Kedua, dampak negatif yang

ditimbulkan oleh perusahaan semakin meningkat dan harus ditanggung oleh masyarakat

sekitar. 

Sementara itu sebagian besar keuntungan manfaat hanya dinikmati oleh pemilik saham

perusahaan saja. Ketiga, masyarakat sekitar perusahaan yang menjadi korban sebagian

besar mengalami kesulitan untuk menuntut ganti rugi kepada perusahaan. Itu karena

belum ada hukum (regulasi) yang mengatur secara jelas tentang akuntabilitas dan

kewajiban perusahaan kepada publik. Selain tanggung jawab perusahaan kepada

pemegang saham tanggung jawab lainnya menyangkut tanggung jawab sosial

perusahaan (corporate social responsibility) dan tanggung jawab atas kelestarian

lingkungan hidup (sustainable environtment responsibility).

Page 16: Paper Cgc Dan Csr

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua

stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak

pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya

dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara

akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua

informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good

Corporate Governance, yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility.

Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good Corporate

Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan

dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan

laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan. 

Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa

pelaksanan Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama

disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum

sepenuhnya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari Corporate Governance.

Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita belum dikelola secara

benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum menjalankan governansi. 

3.2. Saran

Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu

memahami lebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana dapat

membantu kita membentuk perusahaan yang baik sesuai dengan tujuan yang

ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Oleh sebab itu, pembahasan ini dapat

membantu para pembaca untuk dapat dijadikan referensi yang mengacu pada tata

kelola perusahaan yang baik.  

Page 17: Paper Cgc Dan Csr

Daftar Pustaka

Arafat, Wilson, Mohamad Fajri MP, Smart Strategy for 360 degree GCG (Good Corporate

Governance) (October 2009). Skyrocketing Publisher. ISBN 978-979-18098-1-8

Arafat, Wilson, How To Implement GCG Effectively (July 2008). Skyrocketing

Publisher.

Becht, Marco, Patrick Bolton, Ailsa Röell, Corporate Governance and Control (October 2002;

updated August 2004). ECGI - Finance Working Paper No. 02/2002.

Miko Kamal, Undang Undang PT dan Harapan Implementasi GCG,www.alf.com,2008

http://gustiphd.blogspot.com/2011/10/sejarah-lahir-gcg-dan-perkembangannya.html

http://onvalue.wordpress.com/2007/10/09/sejarah-timbulnya-corporate-governance/

Page 18: Paper Cgc Dan Csr

STUDI KASUS

Kasus Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social

Responsibility (CSR)

PT Tambang samudra adalah sebuah perusahaan pertambangan emas (gold)

yang berkantor pusat di jakarta dan tengah melakukan operasi penggalian emas di

pedalaman aceh. Perusahaan telah beroperasi selama 6 tahun dan telah menunjukkan

kondisi perolehan keuntungan yang terus meningkat. Dalam kontrak kerja yang ditanda

tangani antara pemilik PT dengan pemerintah daerah provinsi aceh disepakati bahwa

40% karyawan yang bekerja disana harus ditempatkan penduduk asli yang berasal dari

aceh khususnya masyarakat sekitar beroperasinya perusahaan. Namun bagi pihak

manajemen perusahaan kualitas pendidikan masyarakat di sekitar keberadaan tambang

tersebut dianggan pendidikan atau kemampuan akademinya belum mencukupi untuk

bisa bekerja sebagai pegawa PT tambang samudra. Sementara selama ini sudah jumlah

pegawai yang berasal yang berasal dari masyarakat sekitar baru terpakai 15% artinya

masih 25% lagi belum mempergunakan tenaga lokal.

Kondisi ini telah menimbulkan protes dari masyarakat sekeliling, apalagi

banyak dari mereka yang bersatatus pekerja lepas artinya belum memiliki pekerjaan

tetap. Kondisi ini semakin diperparah ketika beberapa waktu lalu terjadi d emonstarasi

yang menyebabakan terbakarnya mobil keruk dan rusaknya pagar pintu masuk ke

perusahaan. Persoalan ini sudah sampai ke kantor pusat yang berada di jakarta, artinya

pembicaraan mulai serius dilakukan. Pihak komisaris perusahaan dan top manajemen

menugaskan kepala publik relation untuk mempelajari dan memberikan solusi atas

kasus ini.

Solusi

Adapun solusi yang dapat diberikan pada kasus ini adalah sebaiknya pihak

publik relation dari PT Tambang Samudra melakukan research dan kajian secara

komprehensif untuk mengetahui duduk permasalahan secara detail. Dengan mengetahui

setiap permasalahan secara detail terutama dengan melhatnya dari dua sisi yaitu pihak

Page 19: Paper Cgc Dan Csr

manajemen perusahaan dan masyarakat, maka diharapkan kesimpulan dan solusi akan

dapat diberikan secara sangat aspiratif. Pada prinsipnya pihak manajemen PT tambang

samudra bertanggung jawab untuk mewujudkan kesepakatan menerima 40% pegawai

yang berasal dari masyarakat sekitar keberadaan perusahaan. Jika atasan tidak bisa

menerima seluruhnya karena kompetensi akademik meraka yang masih rendah, maka

sudah menjadi kewajiban pihak manajemen perusahaan untuk mendidik atau memberi

pelatihan kepada setiap masyarakat yang nantinya akan diangkat menjadi pegawai di

PT tambang samudra.

Lebih jauh pihak manajemen perusahaan juga bisa memberikan pendidikan

beasiswa kepada anak-anak yang berada di kawasan aceh pedalaman tersebut untuk

sekolah ke jenjang universitas. Dan selanjutnya mereka diberikan kontrak jika selesai

kuliah nanti untuk mengabdikan dirinya pada perusahaan PT tambang samudra. Dana

untuk membiayai semua itu bisa diambil dari dana CSR yang teralokasi atau

dianggarkan untuk kepentingan CSR perusahaan. Dan kegiatan sperti ini bisa dianggap

bagian dari sikap CSR yang mengedepankan nilai-nilai etika bisnis. Tentunya sikap dan

keputusan CSR lainnya seperti melakukan acara sunatan masal, memberikan bantuan

bagi acara karang taruna masyarakat sekitar, membantu alat-alat gotong royong,

bantuan bagi acara keagamaan lainnya. Semua ini bertujuan untuk mendekatkan

perusahaan dengan masyarakat.

Page 20: Paper Cgc Dan Csr

MANAJEMEN BIAYA

GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY

Disusun oleh :

Kelompok 5

Adrian Hartomy (02)

Cindy Clarissa (06)

Karina Yolanda (19)

Natasya Viviana (29)

Rima Astriani (34)

ANGKATAN 34

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI BCA

JAKARTA, 2016