10

Click here to load reader

Paper Gimul Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhuihihihj

Citation preview

Page 1: Paper Gimul Baru

JOURNAL READING

Penyakit Periodontal pada

Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular

(diambil dari: Fitzpatrick L., Periodontal Disease in Cardiovascular Risk

Assessment, TSMJ Volume 6: Feature Section – Screening)

DISUSUN OLEH:

NINA SARI RIZKI S. DEPARI : 10.100.1162

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. KUMPULAN PANE

TEBING TINGGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: Paper Gimul Baru

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas

berkat dan hidayah-Nya sehingga journal reading ini dapat kami selesaikan tepat

pada waktunya.

Pada makalah ini, kami menyajikan sebuah topik mengenai penyakit

periodontal pada penilaian penyakit kardiovaskular. Adapun tujuan penulisan

makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior pada

Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan journal reading ini masih belum

sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan paper ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari

berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih.

Semoga paper ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya kesehatan.

Medan, 9 Juli 2014

Penulis

ii

Page 3: Paper Gimul Baru

TSMJ Volume 6: Feature Section - Screening

Penyakit Periodontal padaPenilaian Risiko Kardiovaskular

Laura Fitzpatrick

ABSTRACTEvidence for a potential link between periodontal disease and coronary heart disease (CHD) has accummulated in recent years, suggesting that the chronic inflammatory component of periodontal disease may be a significant cardiovascular risk factor. Some researchers believe that the risk associated with periodontal disease may be comparable to that of cigarette smoking, hypercholesterolaemia and hypertension. Currently, the American Heart Association is developing a summary on the inclusion of periodontal screening with previously established measures for risk assessment of CHD. Establishment of a routine periodontal screening record, which accounts for various indicators of poor dental health, could alert clinicians to patients at increased risk of heart disease.Keywords: periodontal, cardiovascular, risk

ABSTRAKBukti adanya hubungan potensial antara penyakit periodontal dan penyakit jantung koroner (PJK) telah dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa komponen inflamasi kronis penyakit periodontal dapat menjadi faktor risiko yang signifikan dalam penyakit kardiovaskular. Beberapa peneliti percaya bahwa risiko yang terkait dengan penyakit periodontal mungkin sebanding dengan merokok, hiperkolesterolemia dan hipertensi. Saat ini, American Heart Association sedang mengembangkan penetapan skrining periodontal dalam penilaian risiko PJK. Hasil skrining rutin kesehatan periodontal yang buruk, dapat menjadi suatu informasi pada klinisi dalam identifikasi pasien yang memiliki peningkatan risiko untuk menderita penyakit jantung.Kata kunci: periodontal, kardiovaskular, risiko

Penyakit Periodontal pada Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular 1

Page 4: Paper Gimul Baru

TSMJ Volume 6: Feature Section - Screening

PENDAHULUANPenyakit periodontal adalah suatu respon inflamasi terhadap bakteri yang berada di jaringan gusi (ligamen periodontal) yang mengelilingi gigi, apabila tidak diobati akan menyebabkan resesi gusi, resorpsi tulang, pelonggaran gigi, dan akhirnya kehilangan gigi. Penyakit ini dihipotesiskan menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular yang selama ini diabaikan secara global. Hal ini dapat menjadi suatu argumen beralasan untuk memasukkan pemeriksaan kesehatan gigi rutin pada pemeriksaan-pemeriksaan kontrol yang dilakukan dalam konteks pemeliharaan kesehatan kardiovaskular yang optimal.

Sehubungan ditemukan adanya hubungan antara kesehatan gigi yang buruk dengan risiko penyakit kardiovaskular pada suatu survei yang disponsori pemerintah, grup peneliti Finlandia oleh Matilla, et al. meneliti lebih lanjut dan mendapatkan kesimpulan bahwa kesehatan gigi lebih buruk secara signifikan pada pasien dengan miokard infark dibandingkan dengan kontrol.1

Setelah melakukan kontrol terhadap faktor risiko konvensional seperti merokok, hipertensi, dan dislipidemia dalam penelitian, didapatkan bahwa penderita penyakit periodontal secara signifikan menunjukkan insidensi penyakit jantung koroner (PJK), stroke, dan kematian dini yang lebih tinggi.2

Kesehatan Periodontal dan Penyakit KardiovaskularFaktor risiko dapat didefinisikan sebagai karakteristik yang menempatkan seorang individu pada peningkatan risiko untuk menderita suatu penyakit. Faktor risiko konvensional atau kondisi yang didokumentasikan dalam literatur yang telah diketahui dapat mempercepat perkembangan aterosklerosis meliputi diabetes melitus, merokok, hipertensi, riwayat keluarga menderita penyakit jantung iskemik, hiperlipidemia, obesitas,

peningkatan kadar homosistein plasma, peningkatan kadar protein reaktif C (CRP, C-reactive protein), jenis kelamin laki-laki, menopause, sindroma nefrotik, dan hipotiroid. Namun, faktor-faktor risiko tersebut gagal untuk menjelaskan karakterisktik klinis dan epidemiologi penyakit jantung koroner.

Telah didokumentasikan bahwa CRP adalah suatu marker penting dalam penilaian risiko penyakit kardiovaskular.3,4

Penelitian terbaru pada 27.939 wanita sehat menunjukkan bahwa high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) lebih kuat memprediksi risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan low-density lipoprotein (LDL) dan hs-CRP memberikan informasi prognostik lebih banyak dibandingkan sistem skoring berdasarkan risiko-risiko tradisional.5 Selain itu, CRP ditemukan berkaitan erat dengan penyakit periodontal. Penelitian oleh Atherosclerosis Risk in Communities Study pada 5.552 subyek melaporkan ada hubungan bermakna antara penyakit periodontal dengan peningkatan CRP.6

Kadar CRP sekitar sepertiga lebih tinggi pada kelompok yang memiliki masalah berat pada gusi dibandingkan dengan kelompok yang tidak atau sedikit memiliki masalah pada gusi setelah mengontrol usia, jenis kelamin, penggunaan rokok, dan diabetes melitus. Protein CRP tampaknya memprovokasi kerusakan pada dinding pembuluh besar otak, jantung, kaki dan daerah tertentu yang lain termasuk pembentukan plak lemak. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah tersebut dan berlanjut pada infark miokard atau stroke. Para peneliti memperkirakan bahwa risiko kardiovaskular yang terkait dengan penyakit periodontal kurang lebih sama dengan obesitas dan yang menarik adalah dua faktor ini dapat muncul secara berkaitan.

Penelitian-penelitian besar dengan desain case-control telah menemukan adanya hubungan antara infeksi gigi, infark

Penyakit Periodontal pada Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular 2

Page 5: Paper Gimul Baru

TSMJ Volume 6: Feature Section - Screening

miokard akut, dan PJK kronik. Kaitan antara kehilangan gigi dengan PJK dapat dibuktikan pada penelitian pada 9.760 responden dengan follow-up 14 tahun yang menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan peningkatan insidensi PJK.1 Hipotesis patogenesis dan patofisiologi antara kedua penyakit ini adalah efek dari keterlibatan bakteri oral pada sel yang berperan dalam aterosklerosis and trombosis. Para peneliti di tempat lain juga menunjukkan peningkatan risiko PJK pada kelompok subjek pria dengan kurang dari sepuluh gigi sebagai akibat penyakit periodontal dibandingkan dengan kelompok dengan dua puluh lima gigi atau lebih.7 Para peneliti memperkirakan bahwa risiko kardiovaskular yang terkait dengan penyakit periodontal mungkin sebanding dengan merokok, hiperkolesterolemia, dan hipertensi.

Mikroba dan Penyebab InflamasiGigi yang baru saja dibersihkan akan segera dilapisi dengan lapisan glikoprotein saliva (pelikel). Bakteri gram positif dari saliva akan berikatan pada pelikel via molekul adhesin. Dalam beberapa hari, bakteri gram-negatif akan mengikuti pola yang sama dan berikatan erat dengan bakteri gram positif. Telah diketahui bahwa plak-plak ini memiliki seluruh karakteristik biofilm, suatu populasi bakteri tertutup matriks yang menempel baik satu sama lain maupun pada permukaan.8

Infeksi periodontal dan inflamasi disebabkan oleh sekelompok kecil dari kebanyakan bakteri gram negatif. Penyakit ini bermanifestasi sebagai inflamasi dari jaringan pendukung gigi yang mengakibatkan kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan pembentukan saku, resesi atau keduanya. Bakteri memegang peran penting tetapi itu saja tidak cukup untuk menyebabkan penyakit. Faktor penjamu yang rentan merupakan hal yang penting dan juga sangat menentukan.9

Pada individu yang tidak rentan terhadap penyakit di mana pertahanan tubuh cukup untuk melawan serangan patogen, epitel gingiva dan junctional mungkin tetap tidak terganggu. Namun, pada individu yang rentan atau yang tidak memiliki kebersihan oral yang cukup dapat menyebabkan biofilm dapat memasuki sulkus gingiva dan mengganggu keutuhan antara bagian koronal dari epitel junction dan gigi. Saku periodontal menjadi jelas sehingga memungkinkan akses lebih besar dari bakteri dan produk-produknya, seperti lipopolisakarida (LPS), ke jaringan ikat dan pembuluh darah. Sitokin pro-inflamasi ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada jaringan periodontal yang terinfeksi. Pembuluh darah kecil akan meradang, membesar dan sangat permeabel terhadap sitokin. Selanjutnya, periodonsium mungkin menjadi sumber peluapan mediator-mediator untuk masuk ke dalam sirkulasi. Hal ini memberikan asumsi bahwa kadar bakteri yang signifikan, LPS, dan bagian bakteri lain yang larut dapat memasuki jaringan ikat dan sirkulasi dengan relatif mudah.

Tingginya kadar sel radang bermigrasi secara kemotaktik melalui epitel junction dan saku epitel ke biofilm subgingiva. LPS dan zat lain yang dilepaskan dari biofilm, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mengaktifkan sel-sel epitel untuk melepaskan mediator inflamasi, seperti interleukin-8 (IL-8) nekrosis, IL-1β dan tumor necrosis factor-α (TNF-α). Pada gilirannya, TNF-α dan IL-1β akan merangsang pelepasan IL-6 yang kemudian akan meningkatkan produksi reaktan fase akut, khususnya CRP dan serum amyloid A (SSA) dari hati.10 Dengan demikian, CRP dan IL-6 telah ditemukan dalam patogenesis aterosklerosis, menjadi suatu jembatan hubungan antara penyakit periodontal dengan PJK.11

Interaksi antara bakteri dan faktor-faktor risiko pengubah berbagai penyakit menimbulkan gambaran klinis penyakit periodontal. Faktor-faktor risiko pengubah

Penyakit Periodontal pada Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular 3

Page 6: Paper Gimul Baru

TSMJ Volume 6: Feature Section - Screening

ini dapat berupa faktor keturunan atau lingkungan. Banyak yang telah terlibat, termasuk rokok, penyakit sistemik, stres, usia lanjut, etnis, jenis kelamin laki-laki, riwayat penyakit periodontal, sistem imun penjamu rendah, dan kebersihan oral yang buruk.12 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kehadiran bakteri sendiri menyumbang hanya sekitar 20 persen dari risiko penyakit periodontal berat dan risiko tunggal seperti merokok adalah sama atau lebih penting sebagai determinan penyakit.13

Penyakit periodontal seringkali merupakan infeksi bakteri kronis yang melibatkan proses peradangan, seperti penyakit kardiovaskular. Seperti yang telah dideskripsikan di atas, penyakit periodontal memicu pengeluaran mediator imunitas yang mempengaruhi sistem kardiovaskular. Kedua penyakit memiliki patogenesis dan patofisiologi yang sama di mana sangatlah wajar untuk mengasumsikan adanya interaksi antara keduanya. Hubungan ini mungkin dapat dimasukkan ke dalam konteks respon hiperinflamasi bawaan atau didapat yang menghasilkan respon inflamasi yang lebih kuat terhadap tantangan LPS dari infeksi periodontal. Respon hiperinflamasi ini dapat memicu pembentukan plak ateromatosa dan memicu pembentukan trombo-emboli.6

Gagasan tentang hubungan antara kesehatan periodontal dan kesehatan sirkulasi menimbulkan ide mengenai intervensi gigi yang memegang suatu peranan khusus yang menarik dalam mengurangi kematian terkait kardiovaskular, mengingat penyakit periodontal adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.14 Namun, telah dikatakan bahwa penyakit periodontal bukanlah sebuah faktor risiko tunggal. Seorang peneliti menunjukkan bahwa periodontal, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru memiliki efek adiktif secara keseluruhan.15 Kenyataan bahwa aterosklerosis lebih sering ditemukan pada sebagian besar individu menyiratkan bahwa

pembuktian penyakit periodontal sebagai faktor penyebab aterosklerosis mungkin kurang relevan daripada pembuktian hal itu menjadi faktor pelemahan dari penyakit yang telah ada.

KESIMPULANPeran penyakit periodontal sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular dan menjadi suatu pilihan baru untuk skrining dan penatalaksanaan penyakit kardiovaskular menjadi semakin jelas. American Heart Association saat ini sedang melakukan penelitian mengenai apakah kadar CRP harus diperiksa secara rutin sebagai skrining atau hanya untuk memantau penatalaksanaan PJK.

Sebuah rekam medis skrining rutin periodontal yang menemukan kesehatan periodontal yang buruk dapat membantu klinisi dalam mengidentifikasi pasien berisiko tinggi untuk menderita penyakit kardiovaskular dan memungkinkan peluang-peluang baru untuk mengedukasi mereka tentang hubungan penyakit periodontal dengan penyakit kardiovaskular.

Para peneliti belum dapat mengambil suatu keputusan pasti apakah penyakit periodontal adalah suatu faktor inisiasi dalam patogenesis ateroskleroris atau hanya suatu faktor pemicu progresivitas aterosklerosis. Bahkan jika penyakit periodontal tidak memicu secara langsung, tetapi hanya memperburuk komponen mediator inflamasi yang telah ada, hubungannya dengan risiko kardiovaskular tetap menjadi suatu masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan. Aterosklerosis dianggap sebagai penyebab 50 persen kematian di negara maju dan bertanggung jawab untuk sebagian besar masalah klinis pada orang dewasa. Walaupun kekuatan asosiasi antara penyakit periodontal dan kardiovaskular belum sepenuhnya ditentukan, penyakit ini hendaknya menjadi suatu hal yang harus diperhatikan dalam perawatan pasien dan diteliti lebih lanjut

Penyakit Periodontal pada Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular 4

Page 7: Paper Gimul Baru

TSMJ Volume 6: Feature Section - Screening

untuk mendapatkan suatu terapi yang aplikatif dalam peningkatan kepentingan kesehatan masyarakat.

REFERENSI1. Mattila KJ. Dental infections as a risk factor for acute

myocardial infarction. Eur Heart J 1993;14(Suppl K):51-3.

2. Morrison HI, Ellison LF, Taylor GW. Periodontal disease and the risk of fatal coronary heart and cerebrovascular diseases. J Cardiovascular Risk 1999;6(1):7-11.

3. Pai JK, Pischon T, Ma J, et al. Inflammatory markers and the risk of coronary heart disease in men and women. N Engl J Med 2004;351(25):2599-610.

4. Shah SH, Newby LK. C-reactive protein: a novel marker of cardiovascular risk. Cardiol Rev 2003;11(4):169-79.

5. Ridker PM, Rifai N, Rose L, et al. Comparison of Creactive protein and low-density lipoprotein cholesterol levels in the prediction of first cardiovascular events. N Engl J Med 2002;347(20):1557-65.

6. Slade GD, Ghezzi EM, Heiss G, et al. Relationship between periodontal disease and C-reactive protein among adults in the Atherosclerosis Risk in Communities study. Arch Intern Med 2003;163(10):1172-9.

7. Joshipura KJ, Hung HC, Rimm EB, et al. Periodontal disease, tooth loss, and incidence of ischemic stroke. Stroke 2003;34(1):47-52.

8. Darveau RP, Tanner A, Page RC. The microbial challenge in periodontitis. Periodontol 2000 1997;14:12-32.

9. Page RC, Offenbacher S, Schroeder HE, et al. Advances in the pathogenesis of periodontitis: summary of the developments, clinical implications and future directions. Periodontol 2000 1997;14:216-46.

10. Pearson TA, Mensah GA, Alexander RW, et al. Markers of inflammation and cardiovascular disease: application to clinical and public health practice: A statement for healthcare professionals from the Centers for Disease Control and Prevention and the American Heart Association. Circulation 2003;107(3):499-511.

11. Yudkin JS, Kumari M, Humphries SE, et al. Inflammation, obesity, stress and coronary heart disease: is interleukin-6 the link? Atherosclerosis 2000;148(2):209-14.

12. Page RC, Beck JD. Risk assessment for periodontal diseases. Int Dent J 1997;47(2):61-87.

13. Grossi SA, Zambon JJ, Ho AW, et al. Assessment of risk for periodontal disease. Risk indicators for attachment loss. J Periodontol 1994;65(3):260-7.

14. Meyer DH, Fives-Taylor PM. Oral pathogens: from dental plaque to cardiac disease. Curr Opin Microbiol 1998;1(1):88-95.

15. Ide M, McPartlin D, Coward M, et al. Effect of treatment of chronic periodontitis on levels of serum markers of acute-phase inflammatory and vascular responses. J Clin Periodontol 2003;30(4):334-40.

Penyakit Periodontal pada Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular 5