Upload
tanisraaj-kanatasan
View
230
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gizi
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suplemen makanan adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang
mengandung satu atau lebih bahan makanan . Hal itu bisa berupa vitamin, mineral, atau bahan yang
berasal dari tumbuhan, asam amino atau bahan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG),
atau konsentrat, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan di atas. (Almatsier,2005)
Suplemen makanan umumnya berasal dari bahan-bahan alami tanpa tambahan zat-zat kimia
walaupun pada vitamin tertentu ada yang sintetis. Suplemen vitamin seperti asam folat dalam
bentuk sintetis memang lebih mudah terserap dalam tubuh, walaupun vitamin E dari bahan alami
jauh lebih baik penyerapannya daripada yang sintetis (Almatsier,2005) .
Suplemen makanan merupakan makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non gizi, bisa
dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap
kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap optimal. Sebagai
pelengkap, suplemen makanan bukan diartikan sebagai pengganti (substitusi) makanan kita sehari-
hari ( Depkes, 1996 )
Suplemen makanan digolongkan sebagai nutraceutical, sedangkan obat-obatan masuk golongan
pharmaceutical. Berbeda dengan obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis
mengikuti serangkaian prosedur, suplemen makanan itu khasiatnya tidak perlu dibuktikan melalui
uji klinis. Sampai saat ini pun jenis nutraceutical boleh dijual secara bebas, tapi tidak boleh diklaim
memiliki khasiat untuk mengobati penyakit, seperti halnya obat-obatan (Depkes,1996).
Kata nutraceutical merupakan kombinasi dari kata nutrition dan pharmaceutical, yang berarti
produk tersebut memiliki pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Nutraceutical
seringkali disebut sebagai functional foods atau makanan fungsional. Produk-produk makanan
tersebut dapat meningkatkan kesehatan dan juga mencegah terjadinya penyakit.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Food suplemen atau dietary suplemen adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau
lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat yang dikemas dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet,
bubuk atau cairan yang berfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat gizi dalam tubuh. Makanan
penunjang ini umumnya terbuat dari bahan-bahan alami yang diracik tanpa tambahan zat-zat kimia,
meskipun ada beberapa vitamin tertentu dibuat secara sintetis. Di Indonesia, makanan suplemen
digolongkan sebagai nutraceutical (masuk dalam golongan makanan). Itulah sebabnya oleh
pemerintah makanan suplemen boleh dijual secara bebas. Namun tidak boleh diklaim memiliki
khasiat untuk mengobati penyakit tertentu seperti halnya obat (Almasteir, 2005).
2.2 Penggolongan Suplemen Makanan
Menurut Masson, (2001), suplemen makanan dibagi menjadi enam kategori, yaitu :
1) Vitamin dan mineral, yang terbagi atas :
a) Vitamin dan mineral, yang biasanya mengandung hampir 100% dari asupan yang dianjurkan
untuk vitamin dengan variasi jumlah dari mineral dan trace element.
b) Vitamin tunggal dan mineral, yang biasanya mengandung dosis yang tinggi.
c) Kombinasi vitamin dan mineral, yang ditujukan untuk kelompok populasi tertentu seperti
anak-anak, atlet, wanita hamil, orang yang sedang diet, vegetarian, dan remaja.
d) Kombinasi vitamin, mineral dan substansi /zat gizi lain, seperti ginseng, evening primerose
oil .
2) Vitamin dan mineral unofficial, yaitu vitamin dan mineral yang kebutuhan dan akibat dari
kekurangannya sampai saat ini belum ditemukan. Contoh : kolin, silicon, inositol dan
germanium.
3) Minyak alami yang mengandung asam lemak yang terbukt bahwa zat tersebut berkhasiat.
Contoh: evening primerose oil dan minyak ikan.
4) Bahan-bahan alami yang mengandung zat-zat dengan aksi farmakologis yang diketahui
tetapi komposisi dan efeknya belum secara penuh ditemukan. Contoh: bawang putih, ginko
biloba dan ginseng.
5) Bahan-bahan alami yang komposisi dan efeknya belum dengan baik ditemukan tetapi
dipasarkan karena dipercaya berkhasiat untuk kesehatan. Contoh: chorella,spirulina
3
6) Enzim-enzim dengan efek fisiologis yang diketahui tetapi memiliki manfaat diragukan
ketika dikonsumsi. Contoh: superoxide dismutase
2.3 Cakupan Suplemen
Cakupan food suplemen meliputi vitamin, mineral, enzim, asam amino, hormon, herba,
antioksidan dan probiotik ( Almatsier,2005 ).
1. Vitamin: Vitamin berfungsi membantu metabolisme tubuh dan produksi energi. Vitamin terdiri
dari vitamin larut lemak ( A, D, E, K ) dan vitamin tidak larut lemak ( B, C, asam folat, Biotin ).
2. Mineral: Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Mineral
dibagi dalam 2 kelompok yaitu mineral mikro (boron, kromium, kobalt, copper, flourida, iodin,
besi, mangan, molybdenum, selenium, silikon, vanadium, seng) dan mineral makro (kalsium, fosfor,
kalium, natrium klorida, magnesium, sulfur).
3. Enzim: Enzim berperan dalam proses metabolisme tubuh. Enzim banyak terdapat dalam makanan
segar karena enzim sangat sensitif terhadap panas dan akan rusak dalam proses pemasakan dan
pasteurisasi.enzim adalah biokatalisator spesifik yang bergabung dengan koenzim ( vitamin dan
mineral ) yang menjalankan roda kehidupan melalui metabolisme agar tubuh dapat berfungsi
dengan baik.
4. Asam Amino: Asam amino dapat didefinisikan sebagai kumpulan besar satuan organik, yang
mewakili produk akhir dari mata rantai protein. Pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi semuanya
bergantung pada protein, dan protein sangat bergantung pada tersedianya asam amino. Asam amino
terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu asam amino esensial (asam amino yang tidak bisa disintesa
oleh tubuh) dan asam amino non esensial (asam amino yang dapat disintesa olah tubuh).
5. Hormon: Hormon adalah suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara spesifik dan berperan
mengatur berbagai proses fisiologis tubuh yang menentukan siapa kita, dimulai dari pertumbuhan,
reproduksi metabolisme yang membuat kita tetap hidup. Hormon juga membedakan jeni kelamin
kita. Hormon dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu : (1) hormon seks (termasuk hormon
pertumbuhan dan penuaan), (2) hormon metabolisme (yang mengatur perubahan makanan menjadi
bahan bakar) dan (3) hormon stres (yang mengendalikan respon tubuh terhadap rangsangan yang
kita terima).
4
6. Herba: Pengobatan herba adalah cara pengobatan yang aman dan efektif dengan menggunakan
bahan – bahan dari tanaman. Pengobatan herba merupakan sistem pengobatan holistik yang
mengarah pada usaha mengembalikan mekanisme tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
7. Antioksidan: Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara
bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi (proses dimana terjadi pengurangan
atau pemindahan jumlah elektron dalam reaksi kimia). Jenis antioksidan yang beredar di pasaran
adalah vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, N-asetilsistein (NAC), dan beta karoten.
8. Probiotik: Probiotik membantu proses pencernaan dengan cara memecah makanan menjadi
komponen – komponen individualnya seperti lemak, asam amino, karbohidrat, vitamin, mineral
agar bisa diserap oleh tubuh. Probiotik juga meningkatkan penyerapan mineral, mensintesa
mikrontrien terutama vitamin B2, B6, B12, K, Biotin, dan Asam folat. Probiotik mengaktifkan
sistem kekebalan umum dan yang penting berperan dalam mencegah dan membatasi pertumbuhan
bakteri patogen yang jahat. (Vitahealth, 2006).
2.4 Pembagian Jenis Suplemen
2.4.1 Vitamin (Bruyne, 2008)
a. Vitamin A (retinol)
Membantu daya penglihatan ( malam dan warna ), dan mempertahankan kesehatan kulit
dan rambut. Dosis RDA untuk pria 1000 IU dan wanita 800 IU sehari. Untuk mengatasi
ganggan penyakit tertentu, misalnya infeksi atau peradangan, digunakan dalam dosis
tinggi 5000 IU sehari selama infeksi, tetapi tidak lebih dari satu bulan pemakaian.
b. Vitamin B1 (thiamin)
Memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktifitas kognitif dan fungsi otak, membantu
proses metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan mengatur sirkulasi dan fungsi darah.
Dosis RDA 1 – 1,5 mg sehari, terapi 30 – 100 mg sehari.
c. Vitamin B2 (riboflavin)
Membantu mencegah katarak, gangguan pencernaan, kulit, dan depresi. Dosis RDA 1,7
mg sehari. Dosis terapi 25 mg sehari.
d. Niasin (vitamin B3 – asam nikotinat)
Membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan sistem susunan
saraf dan rambut. Dosis RDA 20 mg sehari.
e. Viamin B5 (asam pantotenat)
5
Membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan jaringan dan
rambut. Dosis RDA 10 mg sehari.
f. Vitamin B6 (piridoksin)
Berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, menguatkan kekebalan
tubuh, membantu transmisi impuls saraf, menjaga keseimbangan elektrolit tubuh (natrium
dan kalium), merangsang pertumbuhan sel darah merah, dan membantu sintesa DNA dan
RNA. Dosis RDA 2 mg sehari, terapi 25 – 100 mg sehari.
g. Vitamin B8 (biotin)
Mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Dosis RDA 300 mcg sehari.
h. Asam folat
Membantu pembentukan sel darah merah dan mempertahankan kesehatan sistem
pencernaan. Dosis RDA untuk pria 170 mcg dan wanita 150 mcg sehari. Ibu hamil
disarankan mendapat tambahan 400 mcg sehari.
i. Vitamin B12 (sianokobalamin)
Mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA,
mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Dosis RDA 6 mcg sehari, terapi
5 – 50 mcg sehari.
j. Kolin
Pelindung hati dan membantu pengontrolan kolesterol darah. Dosis RDA 1000 mg sehari.
k. Inositol
Dosis RDA 50 mg sehari, diberikan sebagai bagian multivitamin. Sedangkan untuk
mengatasi serangan panik, gunakan dosis terapi 1000 – 2000 mg sehari, atau dalam dua
atau tiga dosis sesuai dengan keperluan.
l. Vitamin C (asam askorbat)
Membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium, dan mempertahankan
kesehatan kulit dan jaringan. Dosis RDA untuk pria 60 mg sehari dan wanita 60 mg sehari.
Untuk terapi sebagai antioksidan digunakan dalam dosis tinggi 500 – 2000 mg sehari.
m. Vitamin D (kalsiferol)
Membantu pembentukan tulang dan gigi dan pembekuan darah. Dosis RDA 400 IU.
n. Vitamin E (tokoferol)
Mempertahankan kesehatan umum, kulit dan rambut. Dosis RDA 30 IU. Untk terapi
6
digunakan dosis 400 IU per hari.
o. Vitamin K (quinon)
Membantu proses pembekuan darah, membantu mengaktifkan osteocalcin, protein
pembangun tulang, untuk menjaga tulang dari kerapuhan yang terjadi pada usia tua.
Namun penggunaan vitamin K sebagai suplemen hanya digunakan dengan pengawasan
dokter.
2.4.2 Mineral (Lukaski, 2000)
a. Kalsium
Membantu pembentukan gigi dan tulang, pembekuan darah pada luka, dan
mempertahankan kesehatan fungsi saraf dan otot. Dosis RDA 1000 mg sehari.
b. Magnesium
Menjaga kesehatan jantung. Dosis 400 mg sehari.
c. Fosfor
Menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk otot, dan membantu sintesa
hormon testosteron. Dosis RDA 2 – 5 mg sehari.
d. Zat besi
Membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah dan mencegah anemia. Dosis
RDA 18 mg sehari.
e. Mangan
Dosis RDA 2 – 5 mg sehari dan sebagai antioksidan dosis 10 mg sehari.
f. Kalium
Mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh dan kesehatan fungsi saraf
dan otot. Dosis RDA 800 mg sehari.
g. Natrium
Mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh dan kesehatan fungsi saraf
dan otot. Dosis RDA 500 mg sehari.
h. Selenium
Dosis RDA 70 mcg sehari, sebagai antioksidan digunakan 150 – 300 mcg sehari.
i. Seng
Dosis RDA 15 mg sehari, sebagai antioksidan untuk meningkatkan imunitas dosis 25 mg
sehari.
j. Tembaga
Dosis RDA 1,5 mg sehari, sebagai antioksidan dosis 5 mg sehari.
7
k. Boron
Mengatasi osteoporosis diberikan dalam dosis 3 mg sehari, dikombinasi dengan kalsium
sitrat 800 – 1000 mg, magnesium sitrat 50 mg dan viamin K 1 mg.
l. Sulfur
Bahan pembentuk jaringan sendi, rambut, kuku, dan kulit. Sulfur juga menjadi komponen
dari enzim yang mengkatalisa reaksi oksigen untuk mengubah nutrisi menjadi energi yang
diperlukan dalam kegiatan otak.
m. Iodium
Membantu kesehatan metabolisme tubuh, mencegah GAKY. Dosis RDA 150 mcg sehari.
n. Molibdenum
Mengatasi asma akut gunakan dosis 75 – 250 mcg sehari.
o. Kromium
Berperan dalam pengaturan gula darah, menurunkan berat badan, menurunkan total
kolesterol dan trigliserid, menurunkan tekanan darah tinggi, membantu pertumbuhan, dan
memperkecil resiko kerusakan gigi.
p. Vanadium
Berfungsi mencegah serangan jantung, berperan pada aktifitas hormon, kolesterol, dan
metabolisme gula darah.
2.4.3. Asam Lemak Esensial (Mann,2007)
Omega 3, omega 6, omega 9, EPA, DHA, ALA, GLA
2.4.4. Asam Amino (Mann, 2007)
a. Arginin
Memperkuat sistem imun dosis 250 mg sehari.
b. Lisin
Membantu meningkatkan imunitas, diberikan sebagai senyawa turunan l-lisin HCl, dan
bagian dari multivitamin. Dosis RDA 25 mg sehari.
c. Metionin
Dosis RDA 10 mg sehari. Untuk detoksifikasi hati, dosis 200 – 1000 mg sehari.
d. Fenilalanin
Dosis RDA 16 mg sehari. Untuk diet dan menekan nafsu makan, diberikan bentuk
aktifnya sebagai l-fenilalanin dengan dosis 100 mg sehari, diminum 30 menit sebelum
makan.
e. Treonin
8
Dosis RDA 8 mg sehari. Untuk membantu pengembangan dan fungsi otak, terutama pada
masa pertumbuhan (anak-anak).
f. Triptopan
Dosis RDA 3 mg sehari. Untuk mengatasi gangguan sulit tidur (insomnia) dan
mengendalikan suasana hati buruk dosis 1000 mg sehari.
g. Valin
Dosis RDA 14 mg sehari. Untuk terapi insomnia dan gangguan mental diberikan sebagai
kombinasi dengan fenilalanin, metionin, dan triptopan.
h. Leusin
Dosis RDA 16 mg sehari, dan untuk terapi mencegah kehilangan protein setelah operasi,
dosisnya sesuai petunjuk dokter.
i. Isoleusin
Dosis RDA 12 mg sehari. Untuk membantu proses penyembuhan dari infeksi, dosis 240 –
360 mg sehari diberikan bersama valin.
j. Histidin
Mengatasi penyakit degeneratif pada usia tua, misalnya artritis reumatoid, dosis 1 – 6 g
sehari.
k. Taurin
Sebagai pemulih stamina dosis 1000 mg sehari.
l. L-karnitin
Meningkatkan kebugaran gunakan L-carnitine dalam dosis 250 mg dua kali sehari,
dikombinasikan dengan kolin 500 mg, dan vitamin B kompleks maing – masing 50 mg.
Sedangkan dosis atlet adalah 750 – 1000 mg sehari.
m. Sistein
Pembentukan sel darah putih.
n. GABA
Memperkuat daya ingat, meringankan gejala – gejala epilepsi dan menurunkan
ketegangan karena darah tinggi. Biasanya diberikan dengan resep dokter. Dosis 20 – 40
mg sehari.
o. Asam L-glutamat
Berperan sebagai pengendali neurotransmiter yang berpengaruh terhadap kemampuan
kognisi dan bermanfaat mencegah demensia serta meningkatkan daya ingat.
p. Glutation
Berperan dalam proses detoksifikasi hati dan untuk kesehatan saraf dan otak.
9
q. Lesitin
Berperan mengontrol kadar kolesterol darah dengan meningkatkan kolesterol HDL,
membantu meningkatkan daya ingat pada lansia yang mengalami penyempitan pembuluh
darah akibat kolesterol tinggi.
r. Glisin
Detoksifikasi senyawa racun dari tubuh.
s. Glutamin
Membantu penyembuhan luka dosis 500 mg tiga kali sehari.
2.4.5. Enzim (Mann,2007)
Asam hidroklorida,. Antasida,. Protease,. Amilase,. Lipase, Oksbile, laktase, sukrase,
maltase, Aspergilus, Bromelin, Papain, Probiotik, Prebiotik, FOS, Pektin, fiber
2.4.6 Herbal (Sediaoetma, 2006)
1. Antioksidan
Coenzim Q10, Melatonin, Glutatione, SOD, Katalase, Flavonoid, Silimarin, Luthein,
Antosianidin, Proantosianidin, Quersetin, Pignogenol, Hesperidin, Katecin, Tanin,
Kapsaisin, Limonen, Quinone, Karotenoid
2. Herba
Sistem imun (Echinacea, aloe vera, Atragalus, golden seal, Garlic, Ginseng, licorise),
untuk tonikum (Rosemary dan ginger), untuk anti kanker (Green tea, OPC, Maitake),
Untuk anti aging (mengkudu, pine bark, velvet anler), untuk menjaga kesehatan hati (milk
thistle dan dandelion), untuk anti radang dan reumatik (Black cohos, cayene, curcuma,
devil claw, fever few, wildyam), untuk sirkulasi darah (Ginkgo biloba, hawthron berry,
bilberry), untuk mengatasi problema wanita (EPO, Black current, Flaxid oils, Dong kuai,
Red clover, Alfalfa, Borage), Untuk saluran kemih (Saw palmeto, Netle, Pygeun,
cranberry), untuk depresi (ST Jhons wort), Untuk insomnia (Valerian, Camomile, kava-
kava), untuk pencernaan (psyllium sead husk, oat brand, Spirulina, wheat brand, kelp),
untuk vitalitas (Royal jelly, bee polen, Glucosamine, Colostrum, shark
cartilage).(VitaHealth, 2006)
2.5 Orang-orang yang Membutuhkan Suplemen
Masson (2001) mengemukakan bahwa suplemen makanan hanya dibutuhkan untuk
10
pencegahan defisiensi pada kelompok tertentu yang bersisko, yaitu :
Orang yang diet rendah kalori
Perokok berat
Wanita hamil dan menyusui
Manusia lanjut usia yang tidak mendapat cukup gizi
Interaksi obat dan zat gizi
Vegetarian
Setiap individu dapat memperoleh zat gizi dalam jumlah cukup yang didapatkan dari
mengonsumsi makan yang seimbang setiap hari. Tetapi ada beberapa kondisi yang
mengharuskan individu untuk mengonsumsi suplemen, yaitu : (Crowley, 2004)
Konsumsi asam folat untuk wanta hamil dan menyusui
Konsumsi beberapa vitamin untuk orang-orang dengan asupan kalori yang sangat
rendah
Konsumsi vitamin B12 untuk vegetarian
Konsumsi dosis tunggal vitamik K untuk bayi yang baru lahir agar mencegah
pendarahan yang abnormal
Konsumsi vitamin-vitamin tertentu pada pasien dengan penyakit atau dalam
pengobatan.
2.6 Suplemen untuk otak
Konsumsi suplemen ini dimaksudkan untuk membantu perkembangan atau kinerja otak.
Omega 3, banyak di jumpai dalam suplemen otak karena asam lemak essensial ini
merupakan zat yang berperan vital dalam proses pertumbuhan sel- sel neuron otak. Asam
alfa linoleat (LNA), etikosapentaeonat (EPA) serta dohosaheksaenoat (DHA) adalah tiga
bentuk asam omega 3 yang telah masuk dalam proses dipanjangkan dan deaturated (diubah
menjadi tidak jenuh). Omega 3 (EPA dan DHA ) masuk dalam golongan asam lemak
essensial dan tidak diproduksi secara alami oleh tubuh manusia. Karena itu, EPA dan DHA
harus diasup dari luar. Namun, kebutuhan akan EPA dan DHA sangat beragam, tergantung
akan tingkat kebutuhan masing-masing. WHO telah menetapkan rekomendasi tentang
asupan omega-3 untuk setiap orang, yaitu 0,2 – 0,5 g/hari (EPA+DHA ) dan 0,8 s/d 1,1 g/
hari (asam linoleat). Asam lemak ini dapat ditemukan pada biji labu, ikan laut, dan minyak
ikan yang sering dimasukkan sebagai kandungan utama dalam suplemen. Selain itu, vitamin
dan mineral lain juga sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi otak. Vitamin A, C, E
adalah antioksidan yang berfungsi untuk melindungi otak dari racun dan polusi. Masalah
11
sulit berkonsentrasi, ingatan yang lemah, dan depresi biasa dihubungkan dengan kurangnya
vitamin B. (Arisman, 2007; Masson 2001)
2.7 Suplemen peningkat daya tahan tubuh
Vitamin C sangat dibutuhkan sebagai peningkat daya tahan (imunitas) tubuh dan jaringan
penghubung bawah kulit, serta melindungi tubuh dari radikal bebas. Suplemen imunitas
yang beredar dipasaran biasanya bersifat imunomodulator. Artinya suplemen tersebut
bertugas mengatur, mengadaptasi dan mengendalikan sistem imun tubuh agar bekerja secara
optimal. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah suplemen ini dibutuhkan jika tubuh
mengalami gangguan daya tahan tubuh, bukan untuk kondisi sedang sehat. Orang tua perlu
mengenali indikasi gangguan kekebalan tubuh pada anaknya. Misalnya saat terserang flu,
anak diberi suplemen imunitas, agar sistem kekebalan tubuhnya meningkat. (Balluz, 2000)
2.8 Suplemen penambah nafsu makan
Anak dibawah 6 tahun seringkali kurang nafsu makan, sehingga orang tua merasa perlu
untuk mengatasinya dengan memberikan suplemen penambah nafsu makan. Suplemen jenis
ini umumnya memilki kandungan utama berbagai vitamin dan mineral. Beberapa
diantaranya adalah vitamin B1, B2 dan lisin. Vitamin B1 penting untuk menghasilkan energi
untuk sel- sel tubuh, mengubah gula darah menjadi energi untuk sel, mengkonversi asam
lemak dan asam amino menjadi hormon, protein dan enzim. Vitamin B2, penting untuk
pertumbuhan, metabolisme tubuh, protein, karbohidrat dan lemak serta replikasi DNA dan
pertumbuhan sel. Sementara lisin adalah asam amino essensial yang tidak bisa di produksi
sendiri oleh tubuh dan hanya bisa di dapat dari luar tubuh (makanan ). Kebutuhan lisin, yang
banyak terdapat pada daging, ayam , keju, ikan sardin, telur dan kacang hijau ini, pada anak-
anak mencapai 3-4 kali lebih besar dari pada orang dewasa. Lisin penting bagi tumbuh
kembang dan produksi energi, serta kesehatan tulang dan gigi. Kekurangan lisin dapat
ditandai dengan berkurangnya nafsu makan, mual, lesu. ( Bruyne, 2008)
2.9 Suplemen penambah darah
Penyebab anemia terbesar adalah kekurangan zat besi dengan gejala, mengalami lemah,
lesu., letih dan lalai. Anemia dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja otak dan
otot. Pelajar akan mengalami kesulitan belajar dan mengeksplorasi diri secara bebas. Karena
itu, kecukupan gizi dari makanan yang mengandung zat besi amat penting. Zat besi berperan
dalam pembentukan sel darah merah, diantarnya dapat mengikat oksigen untuk diberikan ke
seluruh tubuh, pada berbagai reaksi biokimia tubuh, serta pembentukan energi dan enzim.
12
(Arsisman, 2007)
.
2.10 Dampak Suplemen
Selain memiliki manfaat, suplemen juga memilki dampak. Diantaranya adalah mengonsumsi
suplemen vitamin dan mineral dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek samping yang
bervariasi, mulai dari muntah sampai efek samping serius seperti kerusakan ginjal (Crowley,
2004). Selain itu, banyak juga ibu yang tidak mengetahui efek jika mengkonsumsi vitamin
yang berlebih. Kelebihan vitamin yang larut air, seperti vitamin C, biotin, thiamin (B1),
riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), pyridoxine (B6), asam folat (B9) dan
cobalamin (B12) dapat membuat beban kerja ginjal berlebihan sehingga fungsinya
terganggu atau menyebabkan penumpukan dan muncullah batu ginjal. Sedangkan kelebihan
vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K ) bisa membebani hati yang bisa memicu
gangguan fungsi hati, problem pembekuan darah, serta keracunan vitamin ( Anggondawati,
2002 ). Selain itu, hasil penelitian American Academy Pediatrics (AAP) yang menyebutkan
pemberian suplemen vitamin terlalu dini, justru dapat meningkatkan risiko timbulnya alergi
dan asma pada anak. ( Balluz, 2000). Sedangkan, kelebihan asupan kalsium, akibat terlalu
banyak mengkonsumsi suplemen kalsium, maka hal itu justru bisa saja mengakibatkan
pengapuran jangka panjang. , tulang tubuhnya menjadi agak menonjol dan
keras(Anggondawati,2006).
13
BAB 3
KESIMPULAN
Ada beberapa manfaat yang diperoleh jika memberikan suplemen dalam kondisi yang tepat.
Setiap hari, tubuh memerlukan asupan nutrisi yang cukup agar bisa menjalankan fungsinya
dengan baik. Nutrisi bisa didapatkan dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
Namun, tidak semua orang dapat mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dengan baik. Oleh
karena itu, untuk menjaga tubuh tetap tercukupi kebutuhan nutrisinya, membutuhkan
bantuan suplemen. Akan tetapi, suplemen makanan tidak boleh diklaim dapat
menyembuhkan, mengobati, atau mencegah penyakit (Mann, 2007).
14
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Anggondowati, T. 2002. Gambaran Konsumsi Suplemen Vitamin dan Faktor-Faktor yang
Berhubungan pada Mahasiswa Program S-1 FKM UI Depok Tahun 2002. Skripsi. Depok:
FKM UI.
Balluz et al. 2000. Vitamin and Mineral Supplement Use in the United States Results From The
Third National Health and Nutrition Examination Survey Family Medical.
www.oxfordjournal.ord
Bruyne D, Kelly L. et al. 2008. Nutrition and Diet Therapy. 7th edition. USA: Thomson.
Crowley, J.J, Wall, C. 2004. The Use of Dietary Supplement in a Group of Potentially Elite
Secondary School Athletes. Asia Pac. Journal Clinical Nutrition.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1996. Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan mengenai Suplemen Makanan. Jakarta: Depkes RI.
Lukaski, Henry, C. 2000. Magnesium, Zinc And Chromium Nutriture And Physical Activity.
American Journal of Clinical Nutrition.
Mann, Jim, Truswell, A.S. 2007. Essentials of Human Nutrition. 3rd edition. New York : Oxford
University Press.
Masson, Pamela. 2001. Handbook of Dietary Supplements, Vitamins and Other Health
15
Supplements. 2nd edition. Australia : Blackwell Science Ltd.
Sediaoetama, A.D. 2006. Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta: Salemba Medika.