Paper Hak Paten

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    1/29

    HAK PATEN DI INDONESIA

    Oleh :

    Mutiara Ursula Puspita (12020049)

    Stefani Tri Okta (12020051)

    Heni Kristiati (12020052)

    KELAS SABTU

    DOSEN : AMANDA LUBIS

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

    MANAJEMEN BISNIS INDONESIA

    2012

    1

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    2/29

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala

    karunia dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis

    dapat menyelesaikan Tugas Aspek Hukum Dalam Bisnis yang berjudul Hak Paten

    di Indonesia ini, tepat pada waktunya.

    Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

    yang telah terlibat dalam membantu penulis dalam penyusunan Tugas Aspek

    Hukum Dalam Bisnis, khususnya kepada :

    1. Dosen Aspek Hukum Dalam Bisnis, Amanda Lubis yang telah

    membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas ini.

    2. Orang Tua Penulis yang senantiasa memberikan dukungan baik moral

    maupun material.

    3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Semoga kebaikan Bapak/Ibu mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan

    Yang Maha Esa. Amin.

    Penulis sadar bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya lebih baik

    lagi serta Tugas Aspek Hukum Dalam Bisnis ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua, khususnya bagi mahasiswa STIE MBI. Mohon maaf apabila terdapat

    kesalahan dalam penulisan.

    Jakarta,

    Penulis

    2

    vi

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    3/29

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .....................................................................................1

    KATA PENGANTAR ...................................................................................2

    DAFTAR ISI .................................................................................................3

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................4

    1.2 Alasan Pemilihan Objek .........................................................5

    1.3 Tujuan Dan Manfaat ..............................................................5

    1.4 Identifikasi/Perumusan Masalah ............................................6

    1.5 Metodologi Penelitian ............................................................6

    1.6 Sistematika Penulisan .............................................................7

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Hak Paten .............................................................9

    2.2 Undang undang Hak Paten ................................................10

    2.3 Invensi dan Inventor..............................................................11

    2.4 Hak Prioritas...........................................................................13

    BAB III ANALISA / PEMBAHASAN

    3.1 Paten Biasa dan Sederhana.....................................................16

    3.2 Prosedur Permohonan Paten..................................................17

    3.3 Pelanggaran dan Sanksi..........................................................18

    3.4 Pro dan Kontra Undang Undang Paten...............................27

    BAB IV PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ..........................................................................28

    3

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    4/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih

    merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam

    beberapa kasus hukum di sana, mengijinkan paten untuksoftware dan

    metode bisnis, sementara di Eropa,software dianggap tidak bisa dipatenkan,

    meski beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat

    dipatenkan.

    Paten yang berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang ditemukan

    di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga

    sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di berbagai

    negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan

    hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan,

    namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam prakteknya. Mengingat

    sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter wajib

    membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya.

    Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA)

    House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini.

    Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru (belumpernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak

    dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka

    waktu perlindungan untuk paten biasa adalah 20 tahun, sementara paten

    sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk

    memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan

    layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada

    beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat

    perlindungan paten, yaitu proses / produk yang pelaksanaannya

    bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum

    4

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    5/29

    atau kesusilaan; metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau

    pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan; serta teori

    dan metode di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua

    makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk

    produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses

    mikro-biologis.

    Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat

    dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan.

    Proses mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak

    (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin

    mencakup alat dan aparatus. Barang yang diproduksi mencakup perangkat

    mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-

    obatan, DNA, RNA, dan sebagainya. Khusus Sel punca embrionik manusia

    (human embryonic stem atau hES) tidak bisa dipatenkan di Uni Eropa.

    Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software

    yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat

    aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di Eropa).

    1.2 Alasan Pemilihan Objek

    Adapun manfaat dari penulisan ini adalah agar para pembaca pada

    khususnya kami yang menyusun makalah ini dapat mengetahui dan

    memahami lebih lanjut mengenai seluk beluk tentang hak paten,

    pengertian hak paten, pengertian invensi dan inventor serta prosedur

    permohonan pengajuan paten.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    1.3.1 Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan dalam penyusunan tugas ini adalah :

    1. Memahami lebih lanjut pengertian hak paten, invensi dan inventor.

    2. Mengetahui prosedur pembuatan paten.

    5

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    6/29

    3. Mempelajari Undang Undang atau dasar hukum yang digunakan

    dalam hal paten.

    1.3.2 Manfaat Penulisan

    Adapun manfaat dari penulisan ini adalah membuat masyarakat

    Indonesia secara umum dan khususnya mahasiswa STIE MBI, untuk

    lebih familiar dengan istilah istilah hak paten seperti Invensi,

    Inventor Sistem File to File serta prosedur bagaimana seseorang dapat

    mengajukan paten atas invensinya.

    1.4 Identifikasi Masalah

    Agar lebih mempermudah pembahasan dalam pencapaian sasaran yang

    dituju, maka penulis mengindetifikasikan permasalahan yang dibahas pada :

    1. Pengertian Hak Paten, Invensi dan Inventor ;

    2. Undang Undang sebagai dasar hukum dalam paten ;

    3. Prosedur Permohonan Paten ;

    1.5 Metodologi Penulisan

    Dalam pembuatan Tugas ini, penuis membutukan data-data yang

    berhubungan dengan kajian penulis, yaitu bersumber dari :

    1. Studi Lapangan (Field Research)

    Merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung datang ke

    perusahaan yang dijadikan objek kajian. Dalam mengumpulkan

    data yang diperlukan penulis memakai teknik observasi /

    pengamatan secara sistematik. Dimana data-data tersebut

    mempunyai kebenaran/keabsahan sehingga penulis dapat

    mempertanggung-jawabkan penulisan ini.

    2. Studi Pustaka (Library Research)

    6

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    7/29

    Merupakan pengumpulan data-data dengan cara mempelajari

    berbagai bentuk bahan-bahan tertulis seperti berbagai buku yang

    menunjang kajian maupun referensi-referensi lain yang bersifat

    tertulis dan dapat menunjang kajian.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Dalam menyusun Tugas ini, pembahasaan penganalisaannya

    diklasifikasikan secara sistematik ke dalam 4 (empat) bab, yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini penulisan mengutarakan tentang latar belakang

    masalah, alasan pemilihan objek, tujuan dan manfaat

    penulisan, identifikasi / perumusan masalah, pembatasan

    masalah dan metodologi penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini penulis mengutarakan berbagai

    referensi/tinjauan pustaka yang mendukung kajian/anallisa

    yang penulis sampaikan, seperti : pengertian hak paten,

    invensi dan inventor, langkah dan prosedur pengajuan paten

    serta dasar hukum yang digunakan dalam pengaturan hak

    paten di Indonesia.

    BAB III : ANALISA / PEMBAHASAN

    Dalam bab ini penulis mencoba untuk menguraikan kajian /

    analisis terhadap materi yang penulis bahas sesuai dengan

    judul yang disajikan.

    BAB IV : PENUTUP

    7

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    8/29

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan kajian dan saran-saran

    yang mungkin berguna bagi pembaca sebagai masukan dalam

    meningkatkan perekonomian Indonesia.

    8

    8

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    9/29

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Hak Paten

    Pengertian hak paten telah diatur dalam Undang Undang No 14 Tahun 2001

    tentang paten. Dalam undang-undang ini diatur mengenai syarat paten,

    jangka waktu berlakunya paten, hak dan kewajiban inventor sebagai penemuinvensi, tata cara permohonan hak paten, pegumuman dan pemeriksaan

    substansif dll. Dengan adanya undang-undang ini maka diharapkan akan ada

    perlindungn terhadap kerya intelektual dari putra dan putri Indonesia.

    Pengertian hak paten menurut Undang-undang Pasal 1 ayat 1 Nomor 14

    Tahun 2001, Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara

    kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu

    tertentu. Seorang inventor dapat melaksanakan sendiri invensinya atau

    memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

    Syarat mendapatkan hak paten ada tiga yaitu :

    1. Penemuan tersebut merupakan penemuan baru.

    2. Penemuan tersebut diproduksi dalam skala massal atau industrial. Suatu

    penemuan teknologi, secanggih apapun, tetapi tidak dapat diproduksi

    dalam skala industri (karena harganya sangat mahal / tidak ekonomis),

    maka tidak berhak atas paten.

    3. Penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga

    sebelumnya (non obvious). Jadi bila sekedar menggabungkan dua

    benda tidak dapat dipatenkan. Misalnya pensil dan penghapus menjadi

    pensil dengan penghapus diatasnya. Hal ini tidak bisa dipatenkan.

    Prosedur pengurusan Hak Paten:

    1. Melampirkan Syarat syarat ciptaan berupa contoh

    9

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    10/29

    2. Melampirkan Permohonan pengajuan Ciptaan

    3. Melampirkan identitas / Surat Legalitas Perusahaan

    4. Mengecekan di HKI

    5. Pendaftaran Hak Paten

    6. Proses klarifikasi Hak Paten selama 1,5 Tahun

    7. Penerbitan Hak Paten

    Syarat pendaftaran / Registrasi Hak Paten :

    1. KTP Pemohon, apabila pendaftaran Hak Paten atas nama pribadi

    2. Akte Perusahaan dan KTP Direktur apabila pendaftaran Hak Paten atas

    nama badan usaha.

    3. Bukti hasil ciptaan (bisa berbentuk file, buku, patung atau media lain)

    4. Contoh tanda tangan pemohon atau direktur

    Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan

    administratif dan substantif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

    Paten (UUP).

    2.2 Peraturan Perundang Undangan yang Mengatur tentang Paten

    Peraturan perundang-undangan yang mengatur Paten antara lain :

    Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP);

    Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Agreement Establishing

    the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi

    Perdagangan Dunia);

    Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan PCT and

    Regulations under the PCT;

    Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 tentang Pengesahan

    Paris Convention for the Protection of Industrial Property;

    Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara

    Permintaan Paten;

    10

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    11/29

    Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1991 tentang Bentuk dan Isi

    Surat Paten; Keputusan Menkeh Nomor M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Paten

    Sederhana;

    Keputusan Menkeh Nomor M.02-HC.01-10 Tahun 1991 tentang

    Penyelenggaraan Pengumuman Paten;

    Keputusan Menkeh Nomor M.04-HC.02.10 Tahun 1991 tentang

    Persyaratan, Jangka Waktu, dan Tata Cara Pembayaran Biaya Paten;

    Keputusan Menkeh Nomor M.06-1-1C.02.10 Tahun 1991 tentangPelaksanaan Pcngajuan Permintaan Paten;

    Keputusan Menkeh Nomor M.07-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Bentuk

    dan Syarat-syarat Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten;

    Keputusan Menkeh Nomor M.08-HC.02.10 Tahun 1991 tentang

    Pencatatan dan Permintaan Salinan Dokumen Paten;

    Keputusan Menkeh Nomor M.04-PR.07.10 Tahun 1996 tentang

    Sekretariat Komisi Banding Paten; Keputusan Menkeh Nomor M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Tata

    Cara Pengajuan Permintaan Banding Paten;

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2004 tanggal

    5 Oktober 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Paten Olch Pemerintah;

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4

    Januari 2005 tentang Konsultan Hak Kekayaan Intelektual.

    2.3 Invensi dan Inventor

    Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan

    pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk

    atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

    Michael H. Jester (2004 : 175) mengartikan seorang penemu sebagai berikut

    : "A inventor is one who makes a positive contribution to at least one claim

    of the patent application."

    11

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    12/29

    Persyaratan dasar untuk mendapatkan paten menurut H. Jackson Knight

    (2002 : 7), penemuan (inventions) harus :

    be new, not previously publicly known;

    be a nonobvious extension or technical advance over previous

    inventions.

    have industrial use or real-world utility.

    Yang menjadi obyek hak paten ialah temuan (invention) yang secara praktis

    dapat dipergunakan dalam bidang perindustrian. Itulah sebabnya Hak Patentermasuk dalam jenis hak milik perindustrian, yang membedakannya dengan

    Hak Cipta. Penemuan yang dapat diberikan hak paten hanyalah penemuan

    baru di bidang teknologi. Penemuan dimaksud, bisa berupa teknologi yang

    ada dalam produk tertentu maupun cara yang dipakai dalam proses

    menghasilkan produk tertentu. Sehingga hak paten bisa diberikan pada

    produk maupun teknologi proses produksi.

    Yang dimaksud dengan Inventor (sebutan bagi penemu paten) adalah

    seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama

    melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan

    invensi. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak

    yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang mene-

    rima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten.

    Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai

    kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau

    komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten

    sederhana. Dalam permohonan paten dapat diajukan satu invensi, atau

    beberapa invensi akan tetapi harus merupakan satu kesatuan invensi. Satu

    kesatuan invensi yang dimaksud adalah beberapa invensi yang memiliki

    keterkaitan antara satu invensi dengan invensi yang lain, misalnya suatu

    invensi berupa alat tulis yang barn beserta tinta yang baru. Alat tulis dan

    12

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    13/29

    tinta tersebut merupakan satu kesatuan, karena tersebut khusus untuk

    digunakan pada alat tulis baru tersebut.

    Yang tidak dapat diberi paten adalah invensi tentang :

    a. proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau

    pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan

    yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan ;

    b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembcdahan

    yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan ;

    c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; atau

    i. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik;

    ii. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau

    hewan kecuali proses non biologis atau proses mikrobiologis.

    Dalam permohonan paten dapat diajukan satu invensi, atau beberapa invensi

    akan tetapi harus merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi

    yang dimaksud adalah beberapa invensi yang memiliki keterkaitan antara

    satu invensi dengan invensi yang lain, misalnya suatu invensi berupa alat

    tulis yang barn beserta tinta yang baru. Alat tulis dan tinta tersebut

    merupakan satu kesatuan, karena tersebut khusus untuk digunakan pada alat

    tulis baru tersebut.

    Untuk mengetahui apakah permohonan paten untuk suatu invensi sudah

    diajukan atau belum, dapat dicek atau ditelurusi di Ditjen HaKI atau lewat

    internet ke kantor-kantor paten luar negeri seperti United States Patent and

    Trademark Office, Japan Patent Office, European Patent Office dan lain-

    lain.

    2.4 Hak Prioritas

    Hak prioritas adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang

    berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention fin. Protection

    of Industrial Property atau Agreement Esialp lishing the World Trade

    13

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    14/29

    Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di

    negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota

    salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan

    dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention

    tersebut.

    Hakyang dimiliki oleh pemegang paten adalah :

    a. Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang

    dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya : dalam hal paten produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa,

    menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan

    atau diserahkan produk yang diberi paten;

    dalam hal paten proses : menggunakan proses produksi yang diberi

    paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana

    yang dimaksud dalam huruf a.

    b. Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain

    berdasarkan surat perjanjian lisensi;

    c. Pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri

    setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak

    melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas;

    d. Pemegang paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa

    hak melanggar hak Pemegang Paten dengan melakukan salah satu

    tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas.

    Kewajiban pemegang paten adalah :

    a. Pemegang paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut

    biaya tahunan ;

    14

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    15/29

    b. Pemegang paten wajib melaksanakan patennya di wilayah Negara

    Republik Indonesia, kecuali apabila pelaksanaan paten tersebut secara

    ekonomi hanya layak bila dibuat dengan skala regional dan ada

    pengajuan permohonan tertulis dari pemegang paten dengan disertai

    alasan dan bukti-bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang dan

    disetujui oleh Ditjen HKI.

    Sistem first-to-file adalah suatu sistem pemberian paten yang menganut

    mekanisme bahwa seseorang yang pertama kali mengajukan permohonan

    dianggap sebagai pemegang paten, bila semua persyaratannya dipenulii.

    Sistem paten yang diterapkan di Indonesia menganut sistem first-to-file,

    dalam Pasal 34 UUP disebutkan "Apabila untuk satu invensi yang sama

    ternyata diajukan lebih dari satu permohonan paten oleh pemohon yang

    berbeda, hanya permohonan yang diajukan pertama atau terlebih dahulu

    yang dapat diterima".

    15

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    16/29

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Paten Biasa dan Paten Sederhana

    Berdasarkan pasal 8 undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang paten,

    Jangka waktu antara paten biasa dengan paten sederhana memiliki

    perbedaan, diantaranya yaitu :

    No. KETERANGAN PATENPATEN

    SEDERHANA

    1. Jumlah Klaim

    1 invensi atau lebih

    yang merupakan

    satu kesatuan

    invensi

    1 invensi

    2.

    Masa perlindungan20 th (sejak tgl

    penerimaan

    permohonan paten)

    10 th (sejak tgl

    penerimaan

    permohonan paten)

    3. Pengumuman

    permohonan18 bln setelah

    tanggal penerimaan

    3 bulan setelah tanggal

    penerimaan

    4. Jangka waktu

    mengajukan keberatan

    6 bulan terhitung

    sejak diumumkan

    3 bulan terhitung sejak

    di umumkan

    5.

    Yang diperiksa dalam

    pemeriksaan subtantif

    Kebaruan

    (Novelty), langkah

    inventif, dapatditerapkan dalam

    industri

    Kebaruan (Novelty),

    dapat diterapkan dalamindustri

    6.

    Lama pemeriksaan

    subtantif

    36 bln terhitung

    sejak tgl

    penerimaan

    permohonan

    pemeriksaan

    subtantif

    24 bln terhitung sejak

    tgl penerimaan

    permohonan

    pemeriksaan subtantif

    7. Obyek paten Produk atau proses Produk atau alat

    3.2 Prosedur Permohonan Paten

    16

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    17/29

    Prosedur permohonan paten dapat digambarkan sebagai berikut :

    17

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    18/29

    Langkah awal seorang inventor mengajukan paten :

    Searching

    Analisa ciri khusus

    Mengambil keputusan ya atau tidak

    Tahap yang harus dilalui adalah sebagai berikut :

    Mengajukan permohonan

    Pemeriksaan administratif

    Pengumuman permohonan paten

    Pemeriksaan subtantif

    Pemberian atau penolakan

    Mengajukan permohonan

    Pemeriksaan administratif

    Pengumuman permohonan paten

    Pemeriksaan subtantif

    Pemberian atau penolakan

    3.3 Pelanggaran & Sanksi

    Pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak

    Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi barangsiapa yang dengan

    sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang Paten dengan melakukan

    salah satu tindakan yaitu membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,

    menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan

    atau diserahkan produk yang diberi Paten dan menggunakan proses produksi

    yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya.

    Pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak

    Rp 250.000.000,00 (dua ratus juta lima puluh juta rupiah) bagi barangsiapa

    yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten

    Sederhana dengan melakukan salah satu tindakan yaitu membuat,

    menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau

    18

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    19/29

    menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang

    diberi Paten dan menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk

    membuat barang dan tindakan lainnya.

    Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001

    Tentang Paten :

    Pasal 33

    Apabila seluruh persyaratan dengan batas jangka waktu sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 32 tidak dipenuhi, Direktorat Jenderal

    memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon bahwa Permohonan

    dianggap ditarik kembali.

    Pasal 42

    1) Direktorat Jenderal mengumumkan Permohonan yang telah memenuhi

    ketentuan Pasal 24.

    2) Pengumuman dilakukan :

    a. dalam hal Paten, segera setelah 18 (delapan belas) bulan sejak

    Tanggal Penerimaan atau segera setelah 18 (delapan belas) bulan

    sejak tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak

    Prioritas; atau

    b. dalam hal Paten Sederhana, segera setelah 3 (tiga) bulan sejak

    Tanggal Penerimaan.

    3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat

    dilakukan lebih awal atas permintaan Pemohon dengan dikenai biaya.

    Pasal 45

    2) Dalam hal terdapat pandangan dan/atau keberatan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), Direktorat Jenderal segera mengirimkan sal

    inan surat yang berisikan pandangan dan/atau keberatan tersebut kepada

    Pemohon.

    19

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    20/29

    3) Pemohon berhak mengajukan secara tertulis sanggahan dan penjelasan

    terhadap pandangan dan/atau keberatan tersebut kepada Direktorat

    Jenderal.

    4) Direktorat Jenderal menggunakan pandangan dan/atau keberatan,

    sanggahan, dan/atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayal (1)

    dan ayat (3) sebagai tambahan bahan pertimbangan dalam tahap

    pemeriksaan substantif.

    Pasal 48

    1) Permohonan pemeriksaan substantif diajukan secara tertulis kepada

    Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya.

    2) Tata Cara dan syarat-syarat permohonan pemeriksaan substantif

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

    Keputusan Presiden.

    Pasal 49

    2) Apabila permohonan pemeriksaan substantif tidak diajukan dalam batas

    waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau biaya untuk itu tidak

    dibayar, Permohonan dianggap ditarik kembali.

    Pasal 53

    Apabila setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat

    (1) Pemohon tidak memberikan tanggapan, dan tidak memenuhi

    kelengkapan persyaratan, atau tidak melakukan perbaikan terhadap

    Permohonan yang telah diajukannya dalam waktu yang telah ditentukan

    Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2),

    Permohonan tersebut dianggap ditarik kembali dan diberitahukan secara

    tertulis kepada Pemohon.

    Pasal 54

    Direktorat Jenderal berkewajiban memberikan keputusan untuk menyetujui

    atau menolak Permohonan :

    20

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    21/29

    Paten, paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal

    diterimanya surat permohonan pemeriksaan substantif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48, atau terhitung sejak berakhirnya jangka waktu

    pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) apabila

    permohonan pemeriksaan itu diajukan sebelum berakhirnya jangka waktu

    pengumuman tersebut,

    Paten Sederhana, paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak Tanggal

    Penerimaan.

    Pasal 55

    1) Apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilaporkan oleh Pemeriksa

    menyimpulkan bahwa Invensi tersebut memenuhi ketentuan dalam

    Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5, dan ketentuan lain dalam Undangundang ini,

    Direktorat Jenderal memberikan Sertifikat Paten kepada Pemohon atau

    Kuasanya.

    2) Apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilaporkan oleh Pemeriksa

    menyimpulkan bahwa Invensi tersebut memenuhi ketentuan dalam

    Pasal 3, Pasal 5, Pasal 6, dan ketentuan lain dalam Undang-undang ini,

    Direktorat Jenderal memberikan Sertifikat Paten Sederhana kepada

    Pemohon atau Kuasanya.

    3) Paten yang telah diberikan dicatat dan diumumkan, kecuali Paten yang

    berkaitan dengan pertahanan dan keamanan Negara.

    4) Direktorat Jenderal dapat memberikan salinan dokumen Paten kepada

    pihak yang memerlukannya dengan membayar biaya, kecuali Paten

    yang tidak diumumkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46.

    Pasal 56

    1) Apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilaporkan oleh Pemeriksa

    menunjukkan bahwa Invensi yang dimohonkan Paten tidak memenuhi

    ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5, Pasal

    6, Pasal 35, Pasal 52 ayat (1), Pasal 52 ayat (2) atau yang dikecualikan

    berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7, Direktorat Jenderal menolak

    21

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    22/29

    Permohonan tersebut dan memberitahukan penolakan itu secara tertulis

    kepada Pemohon atau Kuasanya.

    2) Direktorat Jenderal juga dapat menolak Permohonan yang dipecah jika

    pemecahan tersebut memperluas lingkup Invensi atau diajukan setelah

    lewat Batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) atau

    Pasal 36 ayat (3).

    3) Apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh Pemeriksa

    menunjukan bahwa Invensi yang dimohonkan Paten tidak memenuhi

    ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2), Direktorat Jenderal menolak

    sebagian dari Permohonan tersebut dan memberitahukannya secara

    tertulis kepada Pemohon atau Kuasanya.

    4) Surat pemberitahuan penolakan Permohonan harus dengan jelas men-

    cantumkan alasan dan pertimbangan yang menjadi dasar penolakan.

    Pasal 60

    1) Permohonan banding dapat diajukan terhadap penolakan Permohonan

    yang berkaitan dengan alasan dan dasar pertimbangan mengenai hal-hal

    yang bersifat substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)

    atau Pasal 56 (ayat 3).

    2) Permohonan banding diajukan secara tertulis oleh Pemohon alma

    Kuasanya kepada Komisi Banding Paten dengan tembusan yang

    disampaikan kepada Direktorat Jenderal.

    3) Permohonan banding diajukan dengan menguraikan secara lengkap

    keberatan serta alasannya terhadap penolakan Permohonan sebagai

    hasil pemeriksaan substantif.

    4) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak merupakan alasan

    atau penjelasan barn sehingga memperluas lingkup Invensi

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35.

    Cara mengajukan permohonan paten tertulis dalam bahasa Indonesia ke

    Dirjen HaKI dengan menggunakan formulir permohonan paten yang

    memuat :

    22

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    23/29

    Tanggal, bulan dan tahun permohonan

    Alamat lengkap dan alamatjelas pemohon paten

    Nama lengkap dan nama inventor

    Nama lengkap dan alamat kuasa

    Surat kuasa

    Penyataan permohonan untuk dapat diberi paten

    Judul invensi

    Klaim yang terkandung dalam invensi

    Deskripsi tentng invensi (memuat keterangan cara melaksanakan

    invensi)

    Gambar (untuk memperjelas invensi, jika ada)

    Abstrak invensi (dokumen deskripsi, klain, abstrak, gambar =

    spesifikasi paten)

    Berikut adalah contoh Form Pengajuan Paten : (halaman berikutnya)

    23

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    24/29

    dibuat rangkap 4

    DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA R.IDIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

    Formulir Permohonan Paten

    Mengajukan permohonan paten/paten sederhana [ ]

    Yang merupakan permohonan patenInternasional/PCT dengan nomor :

    (74) melalui/tidak melalui *) Konsultan Paten

    Nama Badan Hukum 3) :

    Alamat Badan Hukum 2) :

    Nama Konsultan Paten :

    Alamat 2) :

    Nomor Konsultan Paten :

    Telepon / fax :

    [ ]

    (54) dengan judul invensi : [ ]

    Permohonan Paten ini merupakan pecahan

    dari permohonan paten nomor :

    [ ]

    (72) Nama dan kewarganegaraan para inventor : Diisi oleh petugas

    24

    Dengan ini saya/kami 1) :

    (71) Nama :Alamat 2) :

    Warga Negara :

    Telepon :

    NPWP :

    Diisi oleh petugas

    Tanggal Pengajuan :

    Nomor permohonan :

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    25/29

    ........................warga negara..................................

    ........................warga negara..................................

    ........................warga negara...................................

    ........................warga negara...................................

    [ ]

    (30) Permohonan paten ini diajukan dengan/tidak dengan *)

    Hak prioritas 4)

    Negara Tgl. Penerimaan permohonan No prioritas

    ............ ............................................... ..................

    ............ ............................................... ..................

    ............ ............................................... ..................

    ............ ............................................... ..................

    ............ ............................................... ..................

    ............ ............................................... ..................

    [ ]

    Bersama ini saya lampirkan 5) :

    1 (satu) rangkap :

    [ ] surat kuasa[ ] surat pengalihan hak atas penemuan

    [ ] bukti pemilikan hak atas penemuan

    [ ] bukti penunjukan negara tujuan (DO/EO)

    [ ] dokumen prioritas dan terjemahannya

    [ ] dokumen permohonan paten internasional/PCT

    [ ] sertifikat penyimpanan jasad renik dan

    terjemahannya

    [ ] dokumen lain (sebutkan) :

    Dan 3 (tiga) rangkap invensi yang terdiri dari :

    [ ] uraian ................................. halaman

    [ ] klaim .................................. buah

    [ ] abstrak

    [ ] gambar ............................... buah

    [ ][ ]

    [ ]

    [ ]

    [ ]

    [ ]

    [ ]

    [ ]

    Saya/kami usulkan, gambar nomor ..............................

    dapat menyertai abstrak pada saat dilakukan pengumumanatas permohonan paten (UU No. 14 Tahun 2001)

    [ ]

    25

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    26/29

    Demikian permohonan paten ini saya/kami ajukan

    Untuk dapat diproses lebih lanjut

    Pemohon,

    (.........................................................) 6)

    Keterangan :

    1. Jika lebih dari satu orang maka cukup satu saja yang dicantumkan dalam

    formulir ini sedangkan lainnya harap ditulis pada lampiran tambahan.

    2. Adalah alamat kedinasan/surat-menyurat.3. Jika konsultan Paten yang ditunjuk bekerja pada Badan Hukum tertentu yang

    bergerak dibidang konsultan paten maka sebutkan nama Badan Hukum yang

    bersangkutan.

    4. Jika lebih dari ruang yang disediakan agar ditulis pada lampiran tambahan.

    5. Berilah tanda silang pada jenis dokumen yang saudara lampirkan.

    6. Jika permohonan paten diajukan oleh :

    Lebih dari satu orang, maka setiap orang ditunjuk oleh kelompok /group

    Konsultan Paten maka berhak menandatangani adalah konsultan yang

    terdaftar di Kantor Paten.

    *) Coret yang tidak sesuai.

    Form No. 001/P/HKI/2000

    Tidak boleh diperbanyak dengan foto copy.

    26

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    27/29

    3.4 Pro dan Kontra Undang Undang Paten

    Pihak yang pro adanya Undang-undang Paten mengajukan alasan-alasan

    berikut :

    Paten mendorong semangat inovasi;

    Paten mendorong arus investasi modal asing, memberi jaminan kerja

    tenaga kerja lokal dan adanya alih teknologi ke dalam negri;

    Paten memicu alih teknologi;

    Prinsip-prinsip Undang-undang Paten Indonesia adalah :

    Paten wajib dilaksanakan di Indonesia;

    Importasi tidak dianggap sebagai pelaksanaan paten;

    Mekanisme lisensi wajib (compulsory license);

    Paten mendukung industrialisasi;

    Paten sebagai sumber informasi teknologi : mendorong kemajuan

    teknologi;

    Fasilitas riset dan pengembangan.

    Sedangkan Pihak yang menentang (kontra) Undang-undang Paten

    mengemukakan alasan-alasan berikut :

    Paten mempromosi faham individualisme;

    Paten mengembangkan prinsip-prinsip monopoli;

    Harga naik

    Industri dikuasai asing;

    Biaya membangun sistem mahal;

    Tidak bisa mencuri teknologi;

    Manfaat lebih dinikmati asing;

    27

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    28/29

    BAB IV

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari tugas ini adalah sebagai berikut :

    Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada Investor

    (seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-

    sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang

    menghasilkan Invensi ) atas hasil Invensinya (ide Inventor yang

    dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik

    di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau

    penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses ) di bidang

    teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

    Invensi nya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain

    untuk melaksanakannya.

    Permohonan paten diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

    kepada Direktorat Jenderal dan harus memuat :

    tanggal, bulan, dan tahun Permohonan;

    alamat lengkap dan alamat jelas Pemohon;

    nama lengkap dan kewarganegaraan Inventor;

    nama dan alamat lengkap Kuasa apabila Permohonan diajukan

    melalui Kuasa;

    surat kuasa khusus, dalam hal Permohonan diajukan oleh Kuasa;

    pernyataan permohonan untuk dapat diberi Paten;

    judul Invensi;

    klaim yang terkandung dalam Invensi;

    deskripsi tentang Invensi, yang secara lengkap memuat keterangan

    tentang cara melaksanakan Invensi;

    28

  • 7/28/2019 Paper Hak Paten

    29/29

    gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk

    memperjelas Invensi; dan abstrak Invensi (dokumen deskripsi, klain, abstrak, gambar=

    spesifikasi paten).

    Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengajuan permohonan

    diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Hak paten berbeda dengan Hak Cipta. Karena Hak cipta adalah hak

    untuk memperbanyak ciptaannya, sedangkan hak paten adalah